101
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejak berdirinya PT. BIC. di Batam, perusahaan ini memiliki data statistik yang cukup membanggakan, dan memiliki tingkat pertumbuhan sangat baik. Sebelum terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 jumlah tenaga kerja dalam kawasan industri ini berjumlah sekitar 85.000 jiwa, yang bekerja pada sekitar 95 perusahaan asing (Multi National Company). Hampir sebagian besar karyawan yang bekerja di Batam terutama pada perusahaan ini adalah pendatang dari luar pulau Batam, seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau- pulau lainnya dari hampir seluruh penjuru tanah air. Umumnya memiliki tingkat produktivitas dan motivasi kerja yang cukup baik, hal ini dapat diukur dari tidak adanya pemogokan atau demonstrasi yang dilakukan oleh karyawan, serta rasa hormat (repect) karyawan terhadap atasan atau sebaliknya dapat dibanggakan. Hal ini mungkin disebabkan oleh dapat terpenuhinya kebutuhan primer ataupun sekunder karyawan. Dilihat dari tingkat kehadiran yang tinggi dan

Usulan Update)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Usulan Update)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejak berdirinya PT. BIC. di Batam, perusahaan ini memiliki data statistik

yang cukup membanggakan, dan memiliki tingkat pertumbuhan sangat baik.

Sebelum terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 jumlah tenaga

kerja dalam kawasan industri ini berjumlah sekitar 85.000 jiwa, yang bekerja

pada sekitar 95 perusahaan asing (Multi National Company). Hampir sebagian

besar karyawan yang bekerja di Batam terutama pada perusahaan ini adalah

pendatang dari luar pulau Batam, seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,

dan pulau-pulau lainnya dari hampir seluruh penjuru tanah air. Umumnya

memiliki tingkat produktivitas dan motivasi kerja yang cukup baik, hal ini dapat

diukur dari tidak adanya pemogokan atau demonstrasi yang dilakukan oleh

karyawan, serta rasa hormat (repect) karyawan terhadap atasan atau

sebaliknya dapat dibanggakan. Hal ini mungkin disebabkan oleh dapat

terpenuhinya kebutuhan primer ataupun sekunder karyawan. Dilihat dari tingkat

kehadiran yang tinggi dan tingkat keterlambatan kerja yang rendah. Tingkat

kriminalitas yang sangat rendah dan tingkat keamanan yang tinggi dapat

mendukung kehidupan bermasyarakat yang baik, serta dapat menjaga

kestabilan jiwa pekerja. Hal ini juga dapat menjaga tingkat motivasi kerja

karyawan.

Setelah krisis ekonomi melanda hampir diseluruh dunia di tahun 1997,

yang diikuti dengan krisis politik dan keamanan maka mengakibatkan kondisi

ekonomi, sosial dan politik menjadi tidak menentu. Didorong lagi dengan

anjloknya nilai tukar rupiah hingga beberapa kali lipat. Hal ini mengakibatkan

Page 2: Usulan Update)

redahnya daya beli karyawan/masyarakat. Dengan rendahnya daya beli

masyarakat maka mengakibatkan turunnya semangat dan motivasi kerja

karyawan didalam melakukan tugas sehari-hari. Dengan turunnya semangat

atau motivasi kerja karyawan maka pada akhirnya tingkat kinerjapun ikut

merosot. Dengan merosotnya kinerja karyawan maka menimbulkan inefisiensi

atau menurunnya keuntungan perusahaan.

Disisi lain dengan menurunnya daya beli mengakibatkan menurunnya tingkat

kesejahteraan karyawan. Maka munculah keluhan-keluhan akan ketidak puasan

karyawan terhadap Upah Minimum Regional (UMR) atau bahkan timbul

keresahan-keresahan disana-sini. Akibat banyaknya gejolak yang timbul dari sisi

tenaga kerja maka banyak perusahan yang merelokasikan perusahaannya

kenegara lain, akibatnya saat ini perusahaan yang masih tinggal dalam kawasan

industri ini hanya tinggal sekitar 86 perusahaan, dengan jumlah karyawan

menjadi sekitar 65.000 jiwa, atau terjadi penurunan sekitar 20.000 tenaga kerja.

Kemajuan sebuah organisasi / perusahaan, baik yang bergerak di sektor

swasta maupun pemerintah sangat tergantung pada cara mengelola dan

perilaku organisasi, termasuk unsur, struktur, maupun manajemen sumber daya

manusianya. Perusahaan yang melakukan kajian secara tajam, mendalam dan

berkesinambungan untuk memutuskan hal-hal strategis mengenai perilaku

organisasinya akan dapat beroperasi secara lebih effektip dan effesien.

Sumber daya manusia terampil, profesional, dan berprestasi tinggi adalah

dambaan semua perusahaan dan organisasi termasuk negara. Jepang dan

Singapura telah membuktikan bahwa pembangunan sebuah negara tidak

tergantung pada kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Kualitas sumber

daya manusia yang dimilikinya telah menjadikan Jepang dan Singapura menjadi

Page 3: Usulan Update)

negara yang termaju ekonominya di Asia Tenggara. Ada indikasi umum bahwa

untuk bisa selamat dalam era persaingan bebas sekarang ini kualitas dan

produktivitas sumber daya manusia sungguh sangat menentukan.

Dari sekitar 6 (enam) divisi atau 11 (sebelas) departemen yang ada

dalam lingkungan PT. BIC. hampir semua divisi mengalami masalah ini,

walaupun ada beberapa divisi yang cukup stabil, didalam menghadapi krisis

tersebut. Krisis memaksa masyarakat untuk dapat bertahan pada kondisi

keterpurukan, dan ketidak pastian, namun pertahanan tampaknya memiliki

keterbatasan, hal ini ditunjukan dengan merosotnya semangat atau motivasi

kerja serta menurunnya kinerja karyawan, dalam lingkungan PT. BIC ditunjukkan

oleh rendahnya tingkat produktivitas karyawan.

Untuk meningkatkan kembali motivasi kerja dan kinerja karyawan, perlu

diadakannya suatu sistem penghargaan (kompensasi/insentip) yang

proporsional meliputi kenaikan gaji, pemberian bonus, pemberian saham,

pemberian penghargaan tertulis seperti sertifikat/surat keterangan penghargaan

pemansangan foto karyawan terbaik, peningkatan karier atau golongan, atau

sangsi-sangsi. Tujuan sistem penghargaan ini untuk mendorong atau

meningkatkan motivasi kerja dan kinerja karyawan. Dengan meningkatnya

motivasi karyawan pada gilirannya diharapkan kinerja karyawan di PT. BIC akan

lebih baik. Kondisi yang demikian itu akan dapat membawa suasana kerja yang

favorable sehingga mendorong minat investor untuk menanamkan modalnya di

PT. BIC.

Pada akhirnya dengan banyaknya investor yang kembali menanamkan

modalnya di kawasan PT. BIC, diharapkan penerimaan perusahaan akan

meningkat, yang pada gilirannya juga diharapkan laba perusahaan akan

Page 4: Usulan Update)

meningkat, dengan miningkatnya laba perusahaan maka diharapkan bonus dan

insentip yang diberikan kepada karyawan akan lebih baik. Sehingga hal ini akan

dapat menjaga semangat (motivasi) kerja dan lebih meningkatkan kinerja

Karyawan. Disisi lain dengan semakin bertambahnya investor yang tertarik dan

berminat menanamkan modalnya di PT. BIC, akan meningkatkan kembali

suasana kerja yang menyenangkan di kawasan industri ini.

Macam-macam kompensasi / insentip yang diberikan oleh PT. BIC antara lain :

a. Kompensasi / insentip keuangan (financial).

1. Kenaikkan gaji, bonus produksi dan bonus tambahan atas prestasi

kerja.

2. Pemberian saham, asuransi jiwa .

b. Kompensasi / insentip non keuangan (non financial).

1. Ucapan terima kasih dalam bentuk oral maupun tulisan ( surat

penghargaan, sertifikat, piagam) dan lain sebagainya.

2. Peningkatan karier (golongan atau jabatan)

3. Sangsi-sangsi/teguran.

Kompensasi/insentip tambahan lainnya :

1. Kegiatan perayaan hari kemerdekaan RI

2. Rekreasi/outbond

3. Sarana olahraga dan kesenian

4. Makan malam/siang bersama

5. Koperasi

6. Pembuatan passport secara cuma-cuma

7. Training/seminar/menghadiri pameran di Singapura atau di tempat lain

8. Pemberian parsel lebaran.

Page 5: Usulan Update)

Dalam kondisi krisis yang berkelanjutan dan keadaan daya beli

karyawan yang rendah mengakibatkan merosotnya semangat kerja

(motivasi kerja) karyawan. Untuk meningkatkan kembali motivasi kerja

karyawan dalam lingkungan PT. BIC maka perlu diambil suatu tindakan

yang sesuai, dengan kebutuhan pada saat itu. Selanjutnya diharapkan

akan dapat meningkatkan semangat untuk pencapaian tujuan, semangat

untuk mencapai prestasi kerja, rasa tanggung jawab, etos kerja dan disiplin

kerja.

Demikian pula peningkatan motivasi kerja karyawan diperkirakan

berdampak pada peningkatan produktivitas , effisiensi, effektivitas dan

kwalitas kerja karyawan. Sehingga diharapkan sistem penghargaan

(kompensasi) dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan yang pada

gilirannya akan meningkatkan kinerja karyawan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasakan latar belakang sebagaimana telah diuraikan diatas maka

rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah sistem penghargaan dapat mempengaruhi secara signifikan

terhadap kinerja karyawan.

2. Apakah Sistem penghargaan dapat mempengaruhi secara signifikan

terhadap motivasi kerja karyawan.

3. Apakah motivasi kerja dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap

kinerja karyawan.

Page 6: Usulan Update)

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1. Melakukan kajian terhadap peningkatan motivasi kerja dan kinerja

karyawan seoptimal mungkin dengan cara menerapkan konsep-konsep

manajemen Sumber daya manusia, dan Perilaku organisasi. pada paska

krisis ekonomi 1997.

2. Untuk menganalisis sejauh mana motivasi kerja dan kinerja karyawan

dapat di capai apabila sistem penghargaan diterapkan oleh perusahaan.

3. Untuk merumuskan pemikiran bagi pertimbangan manajemen PT. BIC

didalam usahanya untuk selalu melihat pada upaya-upaya peningkatan

kinerja karyawan berdasarkan pada efesiensi dan efektivitas biaya

operasi perusahaan.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat bagi manajemen. Hasil penelitian ini akan memberikan

informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan didalam

menentukan kebijakan perusahaan ditahun-tahun yang akan datang.

2. Manfaat bagi penulis merupakan kesempatan untuk menerapkan teori-

teori yang diperoleh selama mengikuti program pendidikan kedalam

praktek sesungguhnya, khususnya pada perusahaan dimana peneliti

bekerja.

3. Manfaat bagi Dunia Akademik, untuk dapat mengembangkan dan

melengkapi ilmu dan pustaka tentang informasi mengenai Manajemen

Sumber Daya Manusia serta perilaku Organisasi dalam dunia bisnis

dan industri, serta sumbangan pemikiran atas usaha-usaha didalam

meningkatkan kemampuan kompetitip suatu perusahaan.

Page 7: Usulan Update)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1. Definisi

Menurut Hani Handoko (1999; 4) manajemen sumberdaya

manusia adalah proses penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan,

dan pengunaan sumberdaya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan

individu maupun organisasi.

Sumber : Handoko (1999; 4)

Gambar 2.1. Proses manajemen sumber daya manusia.

Menurut Gary Dessler (Benyamin Molan; 2) manajemen sumberdaya

manusia merujuk kepada kebijakan dan praktek yang dibutuhkan

sesorang untuk menjalankan aspek orang dan personil dari jabatan

manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan,

dan penilaian. Cascio (Husein Umar; 2) menggabung-gabungkan

pengertian manajemen sumberdaya manusia menjadi :

“MSDM merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan,

kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan

Penarikan

Seleksi

Pengembangan

Pemeliharaan

Penggunaan Fungsi-

fungsi personalia

Page 8: Usulan Update)

kerja dengan maksud untuk pencapaian tujuan organisasi perusahaan

secara terpadu.”

2.1.2. Model Proses

2.1.2.1. Analisis pekerjaan

Pekerjaan nerupakan komponen dasar suatu struktur organisasi

dan alat untuk mencapai tujuan organisasi. Analisis pekerjaan

merupakan suatu proses untuk menentukan isi suatu pekerjaan

sehingga dapat dijelaskan kepada orang lain. Isi suatu pekerjaan

merupakan hasil analisis pekerjaan, dan sering juga disebut sebagai

deskripsi pekerjaan (jobdescription), suatu pekerjaan akan dapat

dikerjakan oleh orang yang tepat, maka diperlukan syarat-syarat yang

harus dipenuhi oleh orang tersebut.

2.1.2.2. Perencanaan Sumber daya manusia

Perencanaan tenaga kerja merupakan suatu cara untuk

menetapkan keperluan mengenai tenaga kerja pada suatu periode

tertentu, secara kualitas dan kwantitas dengan cara-cara tertentu.

Perencanaan ini harus disusun agar perusahaan dapat terhindar dari

kelangkaan sumberdaya manusia pada saat dibutuhkan maupun

kelebihan sumberdaya manusia pada saat kurang dibutuhkan.

Keperluan tenaga kerja dapat ditentukan melalui suatu proses

perencanaan yang terdiri atas tiga macam model pendekatan, yaitu :

Perencanaan dari atas kebawah

Page 9: Usulan Update)

Model ini adalah menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan

pada setiap area, dengan menyesuaikan rencana keseluruhan

perusahaan untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

Peningkatan biaya untuk tenaga kerja dapat disimulasikan untuk melihat

pengaruhnya terhadap laba perusahaan.

Perencanaan dari atas kebawah

Proses penggunaan model ini adalah bermula dari kelompok kerja

terkecil yang menghasilkan taksiran kebutuhan pegawai (headcount)

untuk tahun berikutnya dalam rangka mencapai target kerja yang telah

ditetapkan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan dapat diketahui

setelah tenaga kerja yang ada dihitung kapasitas kerja maksimalnya.

Persetujuan akhir tentang jumlah tenaga kerja yang diperlukan

dilakukan antara perusahaan dengan divisi yang membutuhkan tenaga

kerja (pegawai). Kesepakatan ini harus dipegang teguh agar tidak

mengalami hambatan-hambatan baru pada saat realisasi pekerjaan

tahun depan.

Ramalan

Cara yang jelas untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja adalah

dengan meningkatkan pendayagunaan orang-orang saat sekarang.

Masalahnya adalah persediaan tenaga kerja tidak pernah statis,

sehingga akan tetap dipengaruhi arus masuk (seperti rekrutmen, dan

transfer masuk), dan arus keluar (seperti : penyusutan dan transfer

keluar) serta penumpukan pegawai dengan kwalitas kerja yang tidak

juga tidak statis. Untuk mengetahui catatan akurat tentang tenaga kerja

yang ada, maka perlu diketahui status pegawai yang akan pensiun atau

Page 10: Usulan Update)

mengundurkan diri, yang akan dipromosikan, yang akan melahirkan,

yang akan cuti panjang dan sebagainya.

2.1.2.3. Rekrutmen, seleksi dan orientasi

Rekrutmen merupakan kegiatan untuk mencari calon tenaga

kerja sebanyak-banyaknya sesuai dengan lowongan yang tersedia.

Sumber-sumber tenaga kerja dapat dicari melalui bermacam-macam

sumber, misalnya lembaga pendidikan, departemen tenaga kerja, biro-

biro konsultan, iklan di media masa, dan tenaga kerja dari dalam

organisasi sendiri.

Proses seleksi pada dasarnya merupakan usaha sistematis,

untuk lebih menjamin bahwa mereka yang diterima adalah mereka yang

dianggap tepat dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan sesuai

dengan jumlah yang telah ditetapkan serta jumlah yang dibutuhkan.

Usaha-usaha sistematis tersebut misalnya melakukan tahapan-tahapan

sebagai berikut :

Seleksi dokumen

Psikotes (atitude)

Tes intelegensi (knowledge)

Tes kepribadian (atitude)

Tes bakat dan kemampuan (knowledge)

Tes kesehatan dan

Tes wawancara (skill)

Setelah proses seleksi selesai para pelamar yang telah lulus

diangkat menjadi calon pegawai, semua calon pegawai masuk kedalam

Page 11: Usulan Update)

proses orientasi selam 3 bulan, sebelum diangkat menjadi pegawai

tetap perusahaan. Proses orientasi dimaksudkan untuk

memperkenalkan pegawai baru dengan situasi kerja dan kelompok

kerjanya yang baru. Proses ini juga merupakan proses sosialisasi untuk

pemahaman sikap, nilai dan pola perilaku yang baru, selain itu juga

proses bagi kedua belah pihak yaitu karyawan dan perusahaan untuk

saling menjajagi dan menyesuaikan diri terhadap situasi dan kondisi

dari kedua belah pihak.

2.1.2.4. Pelatihan dan pengembangan

Program pelatihan (training) bertujuan untuk memperbaiki

penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu

untuk kebutuhan sekarang. Sedangkan pengembangan bertujuan untuk

menyiapkan pegawai untuk memangku jabatan tertentu dimasa yang

akan datang. Pengembangan bersifat lebih luas karena menyangkut

banyak aspek, seperti peningkatan ilmu pengetahuan (knowledge),

kemampuan (skill), sikap, dan kepribadian (atitude). Program pelatihan

dan pengembangan bertujuan untuk menutupi celah (gap) antara

kecakapan karyawan dengan permintaan jabatan, juga untuk

meningkatkan efesiensi dan efektivitas kerja karyawan untuk memenuhi

sasaran kerja. Untuk dapat melaksanakan program pelatihan dan

pengembangan, sebaiknya manajemen melakukan analisis tentang

kebutuhan, tujuan dan sasaran serta materi dan prinsip belajar agar

hasil pelaksanaan tidak menyimpang jauh dan menjadi sia-sia. Prinsip

belajar sebaiknya digunakan sebagai pedoman cara belajar, misalnya

program bersifat partisipatip, relevan, terjadi pemindahan keahlian,

Page 12: Usulan Update)

serta memberikan umpan balik (feedback) mengenai kemajuan peserta

latihan.

Dilain pihak pengembangan SDM jangka panjang banyak

mengandung manfaat, misalnya mengurangi ketergantungan kepada

penarikan karyawan baru, memberikan kesempatan pada karyawan

lama, mengantisipasi keusangan karyawan dan perputaran tenaga kerja

(turnover). Pelatihan dapat terlaksana disebabkan beberapa hal,

menurut Barry (Husein Umar 2003; 9) karena perubahan staf,

perubahan teknologi, perubahan pekerjaan, perkembangan ekonomi,

perubahan peraturan, hukum, pola baru pekerjaan, tekanan pasar,

kebijakan sosial, aspirasi pegawai, variasi kinerja, dan kesamaan dalam

kesepakatan.

Dilihat dari tempatnya pelatihan dibagi menjadi dua, yaitu

pertama pelatihan ditempat kerja (on the job training atau on site

training) antara lain demonstrasi praktek menyelesaikan sesuatu dalam

rangka meningkatkan kemampuan kerja (skill) karyawan, melatih

dengan mengerjakan sendiri, serta rotasi kerja. Kedua pelatihan diluar

tempat kerja (out of site jobtraining), antara lain mengikuti seminar,

ceramah, studi kasus, permainan peran, diskusi kelompok, dan

pelatihan ditempat terbuka (outbond) dan lainnya.

2.1.2.5. Prestasi kerja

Page 13: Usulan Update)

Manajemen maupun karyawan perlu umpan balik atas kerja

mereka. Hasil penilaian atas prestasi kerja (performance appraisal)

karyawan dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan

memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja

mereka. Agar pelaksaan penilaian prestasi kerja dapat dilaksanakan

dengan baik, maka perlu dipersiapkan. Sistem-sistem penilaian harus

mempunyai hubungan dengan pekerjaan, praktis memiliki standar-

standar, dan menggunakan ukuran yang dapat diandalkan. Penilaian

juga perlu dipersiapkan. Penilaian sering gagal untuk tidak melibatkan

emosi dalam menilai karyawan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa

macam faktor, yaitu hallo effect, enggan menilai hal-hal yang ekstrim

walau seharusnya secara obyektif bernilai ekstrim, menilai terlalu lunak

atau terlalu keras, prasangka / sentimen pribadi, serta menilai

berdasarkan data atau fakta dari waktu yang paling akhir saja. Metode-

metode penilaian yang berorientasi pada masa lalu, mempunyai

kelebihan dalam perlakuan terhadap prestasi kerja yang telah terjadi

yang dapat diukur. Sehingga para karyawan paling tidak mempunyai

umpan balik mengenai usaha mereka. Teknik-teknik penilaian ini

misalnya evaluasi kelompok. Sedangkan metode penilaian yang

berorientasi masa depan memusatkan prestasi kerja diwaktu yang akan

datang melalui penilaian potensi karyawan atau melalui penetapan

sasaran prestasi dimasa datang.

2.1.2.6. Perencanaan karier

Page 14: Usulan Update)

Menurut Handoko (1999; 121) karier adalah merupakan suatu

pekerjaan atau jabatan seseorang yang telah maupun sedang dijalani.

Karier juga merupakan seluruh pekerjaan (jabatan) yang ditangani atau

dipegang selama kehidupan kerja seseorang. Pekerjaan-pekerjaan ini

dapat merupakan realisasi dari rencana-rencana hidup seseorang atau

mungkin hanya sekedar nasib.

Konsep dasar perencanaan karier :

Karier sebagai suatu urutan promosi atau pemindahan

(transfer) kejabatan-jabatan yang lebih menuntut tanggung jawab atau

kelokasi-lokasi yang lebih baik dalam atau menyilang hirarki

hubungan kerja selama kehidupan kerja seseorang. Promosi

juga merupakan suatu penghargaan yang dapat digunakan untuk

menghargai prestasi jangka panjang seorang karyawan.

Karier merupakan penunjuk pekerjaan-pekerjaan yang

membentuk suatu pola kemajuan yang sistematik dan jelas

(membentuk jalur karier).

Karier sebagai sejarah pekerjaan seseorang atau serangkaian

posisi yang dipegang selama kehidupan kerja.

2.1.2.7. Pemberhentian

Pemberhentian atau disebut juga pemisahan atau pemutusah

hubungan kerja (PHK) dari suatu organisasi terhadap karyawan.

Pemberhentian karyawan dapat disebabkan oleh beberapa hal,

misalnya :

Peraturan perundang-undangan yang berlaku

Page 15: Usulan Update)

Keinginan perusahaan

Pensiun

Berakhirnya masa kontrak kerja

Kesehatan karyawan

Meninggal dunia dan

Perusahaan dilikuidasi.

Dengan terjadinya pemberhentian maka dapat menimbulkan kerugian

bagi salah satu pihak (karyawan atau perusahaan) atau kedua belah

pihak (karyawan dan perusahaan.

2.2. Konsep Perilaku Organisasi

2.2.1. Definisi

Menurut Keit Davis et.al.(Husien Umar 2003; 14) Perilaku

organisasi sebagai suatu telaah dan penerapan pengetahuan tentang

bagaimana orang-orang bertindak didalam organisasi. Perilaku

organisasi adalah sarana manusia untuk keuntungan manusia.

Menurut Miftah Thoha (2000;4) perilaku organisasi adalah suatu studi

yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu

organisasi atau suatu kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang

ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula

aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi.

Menurut Robbins(1996; 9) Perilaku Organisasi (Organsation

Behavior ) adalah suatu bidang studi yang menyelidiki dampak

perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi

dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk

Page 16: Usulan Update)

memperbaiki keefektipan organisasi. Perilaku organisasi dapat pula

dipengaruhi oleh karakter atau gaya seorang pimpinan didalam

mengambil suatu keputusan.

2.2.2. Model Perilaku Organisasi

Menurut Keith Davis et.al. (Husein Umar 2003; 14), perilaku

organisasi adalah sarana manusia untuk keuntungan manusia. Secara

definisi perilaku organisasi sebagai suatu telaah dan penerapan

pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak didalam organisasi.

Selanjutnya perilaku organisasi dapat di bedakan dalam beberapa

model :

Tabel 2.1. Model Perilaku Organisai. Autokratis Kustodial Suportif Kolegial

Dasar model Kekuasaan Sumberdaya ekonomi

Kepemimpinan Kemitraan

Orientasi manjemen

Wewenang Uang Dukungan Kerja tim

Orientasi pegawai

Kepatuhan Rasa aman Prestasi kerja Tanggung jawab

Dampak psikologis bagi pegawai

Bergantung Bos

Bergantung pada organisasi

Keikutsertaan Disiplin diri

Kebutuhan pegawai yang terpenuhi

Nafkah hidup Rasa aman Status dan pengakuan

Perwujudan diri

Hasil prestasi

Minimum Kerja sama Penyadaran Antusiasme moderat

Sumber : Husein Umar (2003;14 )

Menurut David A. Nadler (Miftah; 9) perilaku individu adalah merupakan fungsi

interaksi antara seorang individu dengan lingkungan.

Page 17: Usulan Update)

P = f(I,L) (2-1)

dimana : P adalah perilaku,

I adalah individu dan

L adalah lingkungan.

Ini berarti bahwa seorang individu dengan lingkungannya menentukan

perilaku keduanya secara langsung seperti dapat dilihat pada gambar 2-2.

Sumber : Miftah Toha (2000;31)

Gambar 2.2 : Model Umum Perilaku dalam Organisasi

2.2.3. Unsur Perilaku Organisasi

Unsur pokok perilaku organisasi adalah orang, struktur dan

lingkungan tempat organisasi beroperasi. Jika orang-orang bergabung

Perilaku individu dalam organisasi

Karakteristik Individu

KemampuanKebutuhan Kepercayaan PengalamanPengharapanDan lainnya

Karakteristik Organisasi

Hirarkhi Tugas-tugasWewenang Tanggung-jawabSystem rewardSystem controlDan lainnya

Page 18: Usulan Update)

dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan, diperlukan jenis organisasi

tertentu. Orang-orang juga menggunakan teknologi untuk membantu

menyelesaikan pekerjaan. Jadi ada interaksi antara orang, struktur, dan

teknologi. Disamping itu, unsur-unsur tersebut dipengaruhi oleh unsur luar.

penilaian penilaian.

2.3. Fasilitas-fasilitas Kesejahteraan Sosial

2.3.1. Kompensasi /insentip

Suatu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi kerja

dan kepuasan kerja para karyawan adalah melalui kompensasi atau

penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.

Menurut Husein Umar (2003;11) Kompensasi adalah segala sesuatu

yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.

Menurut Robbins (1999;343) Kompensasi adalah sistem pembayaran

dengan memberi imbalan bagi ketrampilan-ketrampilan (skill) dan

keahlian-keahlian kerja (expertise) yang dapat mereka perlihatkan.

Menurut Handoko (1999;156) tujuan-tujuan kompensasi adalah :

(a) Memperoleh karyawan yang berkualitas

(b) Mempertahankan para karyawan yang ada saat ini.

(c) Menjamin keadilan.

(d) Menghargai perilaku yang diinginkan

(e) Mengendalikan biaya.

(f) Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku

Dan hal-hal yang mempengaruhi kompensasi :

(a) Suplai dan permintaan tenaga kerja

Page 19: Usulan Update)

(b) Serikat pekerja

(c) Produktivitas

(d) Kesediaan untuk membayar

(e) Kemampuan untuk membayar

(f) Kebijakan pengupahan dan penggajian

(g) Kendala-kandala pemerintah.

Menurut Riduwan (2004; 266) insentif adalah suatu yang dapat

memotivasi (merangsang) bahwa dengan hadiah (imbalan) kepada

mereka yang berprestasi diatas prestasi standard. Dengan demikian

semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia

senang menerima yang baik-baik saja.

Sistem insentip finansial dapat menunjukan hubungan yang paling

jelas antara kompensasi dengan prestasi kerja. Istilah insentip umumnya

digunakan untuk menggambarkan rencana-rencana pembayaran upah

untuk dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan berbagai

standar produktivitas karyawan atau profitabilitas organisasi. atau kedua

kriteria tersebut. Insentip memiliki pengertian yang terbatas, karena tidak

mencakup banyak jenis perangsang yang ditawarkan kepada para

karyawan yang akan melaksanakan kerja yang sesuai atau lebih tinggi

dari standar-standar yang telah ditetapkan. Beberapa bentuk insentip

untuk tenaga-tenaga manajerial:

(a) Bonus dalam bentuk kas diberikan atas besar laba atau evaluasi

prestasi kerja individual, ini adalah bentuk insentip paling umum bagi

para eksekutip.

Page 20: Usulan Update)

(b) Stock options, yaitu hak untuk membeli saham perusahaan pada

harga tertentu selama jangka waktu (periode) tertentu diwaktu yang akan

datang.

(c) Stock appreciation right, adalah sama seperti stock options, tetapi

manajer dapat melepas hak untuk membeli saham dan mengambil bonus

kas sebesar nilai saham dalam rentang waktu tertentu.

(d) Phantom stock plans, dimana manajer tidak benar-benar

mendapatkan saham, tetapi hanya dicatat pada rekening pemilikan

saham perusahaan pada harga pasar.

(e) Sasaran-sasaran prestasi kerja dapat ditetapkan untuk eksekutip

dan bonus dialokasikan menurut derajat prestasi.

Menurut Husein Umar (2003; 10) kompensasi dapat didefinisikan

sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja

mereka. Sebelum kompensasi diberikan terlebih dahulu dilakukan proses

kompensasi, yaitu suatu jaringan berbagai sub-proses untuk memberikan

balas jasa kepada karyawan bagi pelaksanaan pekerjaan dan untuk

memotivasi mereka agar mencapai tingkat prestasi yang diinginkan.

Menurut Gary Dessler (Benyamin Molan; 85) kompensasi karyawan

adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada

karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu.

Menurut Nelson (2001 ; 1) salah satu motivator yang paling berpengaruh

terhadap kinerja karyawan adalah penghargaan pribadi yang spontan

datang dari pimpinan (manajer) mereka, yang meliputi :

Ucapan selamat secara pribadi atas keberhasilan karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Page 21: Usulan Update)

Menuliskan pesan pribadi atas kinerja karyawan.

Menggunakan kinerja sebagai kriteria promosi.

Mengumumkan kinerja karyawan kepublik.

Menyelenggarakan pertemuan pengembangan moril untuk

merayakan keberhasilan.

Ada dua komponen kompensasi, yaitu :

1. Berbentuk finansial dan dibayarkan langsung seperti upah, gaji,

insentip, komisi, dan bonus, premi, biaya pengobatan, dan ada

pembayaran yang tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan

seperti asuransi, dan uang liburan yang dibayarkan majikan.

2. Berbentuk nonfinansial berupa tunjangan dan layanan-layanan

seperti penyelenggaraan program-program pelayanan bagi karyawan

untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan, seperti

program rekreasi, kafetaria, makan malam bersama, tempat ibadah.

2.3.2. Lingkungan kerja

Organisasi tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari suatu

system yang lebih besar dan memuat banyak unsur. Suatu organisasi

tidak dapat terhindar dari pengaruh lingkungan luar yang sifatnya dinamis.

Lingkungan luar akan mempengaruhi sikap orang-orang, mempengaruhi

kondisi kerja, dan menimbulkan persaingan untuk memperoleh

sumberdaya dan kekuasaan. Oleh karena itu lingkungan luar harus

dipertimbangkan untuk menelaah perilaku manusia dalam organisasi.

Selain itu lingkungan dalam yang dinamis dan berkembang hendaknya

diantisipasi organisasi.

Page 22: Usulan Update)

2.3.3. Keselamatan dan kesehatan kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja perlu terus dibina dan dijaga

agar dapat terus meningkatkan kualitas keselamatan dan kesehatan kerja

karyawan. Menurut buku pedoman keselamatan kerja PT. Indosemen

Tunggal Prakarsa (1992; 3) pengertian secara formil keselamatan kerja

adalah upaya-upaya yang ditunujkan atau untuk menjamin :

Tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada ditempat kerja

selalu dalam keadan selamat dan sehat.

Setiap sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efektip

dan efesien.

Proses produksi/usaha dapat berjalan lancar.

Pengertian secara Dewan Standar Nasional adalah kondisi yang bebas

dari bahaya atau hal-hal yang dapat merugikan manusia, harta benda,

dan lingkungan.

Menurut Lester (Husein Umar 2003;12) untuk menjaga dan

meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja harus :

Tanamkan dalam diri karyawan suatu keyakinan bahwa

mereka adalah fihak yang paling menentukan dalam

pencegahan kecelakaan.

Tunjukkan pada karyawan bagaimana cara

mengembangkan perilaku kerja yang aman.

Berikan teknik pencegahan kecelakaan secara spesifik.

Buat contoh-contoh berperilaku yang baik.

Tegakkan standar keselamatan kerja yang tegas.

Page 23: Usulan Update)

Kesehatan kerja meliputi kesehatan fisik dan mental. Kesehatan

karyawan dapat terganggu karena penyakit, stress, maupun

kecelakaan. Program kesehatan kerja, dapat menjadikan pekerja lebih

produktip, misalnya menjadi jarang absen. Oleh karena itu, gangguan-

gangguan penglihatan, pendengaran, kelelahan, lingkungan kerja

(misalnya suhu udara dan kelembaban), dan lainnya perlu dihilangkan

atau diperkecil seminim mungkin.

2.4. Motivasi dan Etos kerja

2.4.1 Motivasi

Menurut Suroso (1999; 18) Motivasi bekerja adalah karena Allah,

dan mencari keberuntungan dunia akhirat.

Menurut Winardi (417) istilah motivasi berhubungan dengan ide

gerakan, dan apabila kita menyatakan secara amat sederhana, maka

sebuah motif merupakan suatu hal yang mendorong atau menggerakan

kita untuk berperilaku dengan cara tertentu. Hal ini yang merangsang

seseorang untuk maju kemuka untuk mencapai tujuannya.

Murti Sumarni et.al. (1999; 152) mendefinisikan motivasi ialah

proses pemberian motif (penggerak) kepada karyawan untuk dapat

bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi secara effesien

dapat tercapai. tujuannya.

Menurut C.B. Chapman et. All (1987; 24) : “motivation is the

degree to wich an individual wants and chooses to engage in certain

specified behaviour”. “motivasi adalah tingkat keadaan dimana

Page 24: Usulan Update)

seseorang berkeinginan dan pilihan-pilihan dalam suatu kebiasaan yang

spesifik”

Murti Sumarni et.al. (1999; 152) membagi motivasi kedalam 2 (dua)

jenis yaitu : motivasi positip, dan motivasi negatip, yaitu :

1. Motivasi positip yaitu merupakan proses untuk mempengaruhi

orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat

kepuasaan tertentu misalnya dengan memberikan promosi,

tambahan penghasilan, menciptakan kondisi kerja yang nyaman

dan lain sebagainya.

2. Motivasi negatip yaitu merupakan proses untuk mempengaruhi

orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu secara terpaksa. Misalnya

memberikan gambaran akan diberi teguran, peringatan, diturunkan

pangkatnya, dipotong gajinya, ataupun dipecat dari jabatannya.

Keith Davis et.al.(Hasein Umar 2003;17) mendefinisikan motivasi

sebagai suatu kekuatan dorongan untuk melakukan suatu tindakan.

Setiap orang cenderung mengembangkan pola motivasi tertentu

sebagai hasil dari lingkungan budaya tempat orang itu hidup.

Menurut Sukanto Reksohadiprojo et.al. (2001;252) motivasi adalah

keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu

untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu

tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu

perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan.

Menurut Robbins (1996; 198) motivasi adalah kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan-tujuan

Page 25: Usulan Update)

organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi

sesuatu kebutuhan individual.

Menurut Abraham Maslow (Miftah 2000; 193) nampaknya ada

semacam hirarki yang mengatur dengan sendirinya kebutuhan-

kebutuhan manusia ini, seperti dilukiskan pada gambar 2-3 dibawah ini.

Sumber : Winardi (429)

Gambar 2-3 Hirarki Motivasi Kerja

Husein Umar (2003; 17) membagi motivasi kedalam empat pola

yaitu : motivasi prestasi, motivasi afiliasi, motivasi kompetensi, dan

motivasi kekuatan.

1. Motivasi Prestasi (achievment motivation)

Adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk mengatasi

segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan.

Beberapa karakteristik yang menunjukkan seorang pegawai yang

berorientasi prestasi adalah mereka yang bekerja keras apabila

penyelia mereka menilai secara rinci tentang perilaku kerja mereka.

Fisik, misalnya gaji, upah, honorarium, bantuan pakaian, sewa perumahan, uang transport dan lain-lainnya.

Keamanan misal : jaminan masa pension, santunan kecelakaan, jaminan asuransi

kesehatan dan lainnya

Sosial atau afiliasi misal: kelompok formal atau informal, menjadi ketua yayasan, ketua

organisasi olah raga, dan sebagainya

Penghargaan, misalnya : status, titel, simbol-

simbol, promosi, perjamuan, dlsb

Aktualisasi Diri

Page 26: Usulan Update)

Sebagai manajer, mereka cenderung mempercayai bawahan mereka,

mau berbagi dan menerima gagasan secara terbuka, menetapkan

tujuan cukup tinggi, dan mengharapkan pegawainya juga akan

berorientasi prestasi. Bawahan akan dipilih berdasarkan kemampuan

teknis.

Faktor- faktor yang mendukung prestasi kerja :

Sasaran (goal) yang jelas

Kemampuan teknis (expertise)

Kerja keras (kemauan untuk mencapai sasaran)

Kepercayaan atasan (trust)

Penghargaan (reward)

2. Motivasi Afiliasi (affiliation motivation)

Adalah dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang atas

dasar sosial. Orang-orang yang bermotif sosial seperti ini akan bekerja

lebih baik lagi apabila mereka dipuji atas sikap dan kerja sama mereka

yang menyenangkan. Dalam memilih pembantu-pembantunya akan

cenderung memilih orang-orang disekitar mereka.

Faktor-faktor yang mendukung motivasi afiliasi adalah :

Kerja sama (teamwork)

Pujian dan dorongan

Suasana yang menyenangkan

Sikap menghargai (respect)

Page 27: Usulan Update)

3. Motivasi Kompetensi (competence motivation)

Adalah dorongan untuk mencapai keunggulan kerja,

meningkatkanketerampilan pemecahan masalah, dan berusaha keras

untuk inovatif. Umumnya, mereka cenderung melakukan pekerjaan

dengan baik karena kepuasan batin yang mereka rasakan dari melakukan

pekerjaan dan penghargaan yang diperoleh dari orang lain.

Faktor-faktor yang mendorong Motivasi Kompetensi adalah

adanya :

Keinginan menjadi yang terbaik

Kemampuan berfikir inovatif

Kepuasan batin

Pujian / penghargaan

4. Motivasi Kekuasaan (power motivation)

Adalah dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan mengubah

situasi. Orang-orang seperti ini ingin menimbulkan dampak pada organisasi

dan mau memikul resiko untuk melakukan hal itu. Menurut Robbins

(1999;47) Motivasi adalah kesediaan untuk melakukan tingkat-tingkat

usaha yang tinggi guna mencapai sasaran-sasaran organisasi sebagai

mana dipersyaratkan oleh kemampuan usaha tersebut untuk memuaskan

sejumlah kebutuhan individu.

Faktor-faktor yang mendorong Motivasi Kekuasaan adalah :

Dapat mempengaruhi orang

Dapat mengubah situasi

Berani ambil resiko

Page 28: Usulan Update)

Menurut Douglas Mc Gregor (Miftah 2000; 211) dengan teori X dan teori

Y, teori X yaitu menyatakan bahwa sebagian besar dari orang ini lebih suka

diperintah, dan tidak tertarik dengan rasa tanggung jawab, serta

menginginkan keamanan atas segalanya. Dengan kata lain teori X

mengasumsikan bahwa orang-orang X pada hakekatnya adalah :

Tidak suka bekerja

Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan

lebih menyukai diarahkan atau diperintah

Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi

masalah-masalah organisasi

Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.

Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mencapai

tujuan organisasi

Untuk menyadari kelemahan dari asumsi teori X tersebut Mc Gregor

memberikan alternatip lain yang dinamakan teori Y, asumsi ini

menyatakan bahwa hakekatnya orang-orang tidak malas, dan

dapat dipercaya, tidak seperti yang dijelaskan dalam teori X. secara

umum asumsi teoriY adalah sebagai berikut:

Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan

kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan

aktivitas-aktivitas fisik dan mental. Sehingga diantara keduanya

tidak ada perbedaan, jika semua keadaan sama-sama

menyenangkan.

Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak

dapat dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Page 29: Usulan Update)

Kemampuan untuk beraktivitas didalam memecahkan persoalan-

persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh

karyawan.

Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan sosial,

penghargaan, dan aktualisasi diri, tetapi juga pada tingkat

kebutuhan-kebutuhan fisiologis dan keamanan.

Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatip dalam bekerja

jika dimotivasi secara tepat.

2.4.2 Etos Kerja.

Etos kerja merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh karyawan /

manusia yang menyadari adanya tuntutan untuk berusaha

meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan semangat kerja keras

yang dilandasi oleh norma-norma kebenaran dan keadilan atau nilai-

nilai agama.

Menurut Suroso (1999;14) “Manusia diturunkan kebumi sebagai Khalifatullah baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat ataupun bangsa. Dengan nilai-nilai / norma-norma agama Islam yang bersumber dari Al’ Quran dan Hadits, manusia sebagai mahluk yang sempurna dengan bekal akal / fikiran yang diberikan oleh Allah diperintahkan untuk menjadi insan yang berakhlak, bertaqwa, tidak berbuat kerusakan. Umat Islam (manusia) dituntut bekerja keras dalam hal : Memerangi kebodohan, memerangi kemiskinan, memerangi kesakitan, memerangi kebathilan”.

Manusia dituntut untuk bekerja keras meliputi beberapa hal yang antara

lain adalah memerangi kebodohan, memerangi kemiskinan, memerangi

kesakitan dan memerangi kebatilan.

Dengan perkataan lain umat Islam (manusia) mempunyai tugas :

Page 30: Usulan Update)

Menuntut ilmu untuk dirinya sendiri dan mengamalkannya untuk

semua manusia

Mencari nafkah/harta dan mengeluarkan zakat

Menjaga kesehatan lahiriyah dan batiniyah untuk dirinya

sendiridan keluarga maupun masyarakat sekelilingnya,serta

menegakan keadilan dan kebenaran dalam dalam

bermasyarakat.

Faktor-faktor yang membangkitkan etos kerja:

Visi dan misi yang jelas

Berakhlak dan kepribadian yang baik

Disiplin

Semangat kerja

2.5. Kinerja (performance)

2.5.1. Kinerja (performance)

Menurut Prawirosentono (Riduwan ; 231) mengatakan

kinerja atau Performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai

dengan wewenang atau tanggung jawab masing-masing, dalam rangka

upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan yang legal dan

tidak melanggar hukum serta sesuai dengan moral maupun etika.

Menurut Husein Umar (2003;168) ada tiga model kwantitatip untuk

menilai prestasi kerja karywan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Model Vroomian

Page 31: Usulan Update)

Prestasi kerja seseorang tergantung dari motivasi dan kemampuan

kerja (ability) –nya, dimana factor motivasi terdiri dari komponen

nilai-nilai (values), peralatan (instrumentality) dan harapan.

Rumus P = M x A atau P = V x I x E x A (2-2)

Dimana : P = prestasi I = peralatan

M = Motivasi E = Harapan

A = kemampuan kerja V = nilai-nilai

2. Model Lawler dan Porter

Prestasi kerja seseorang karyawan tergantung dari usaha / energi

yang dikeluarkan (effort), kemampuan (ability) yang dimiliki serta

kesesuaian antara effort yang dilakukan dengan pandangan

atasan langsung tentang job requirment-nya (role perceptions).

Rumus : P=E x A x R (2-3)

Dimana; P = prestasi A = kemampuan

E = usaha R = role perception

3. Model Anderson dan Butzin

Fp = PP + (M x A) (2-4)

Dimana ; FP = future performance M = motivasi

PP = past performance A = ability

Kinerja yang akan datang merupakan cerminan kinerja masa lalu

ditambah dengan kemampuan yang didorong oleh motivasi kerja.

Sehingga nampak kemampuan dan motivasi merupakan faktor yang

dinamis (dapat berkembang).

Page 32: Usulan Update)

2.5.2. Produktivitas (productivity), efisiensi, efektivitas dan kualitas.

a. Produktivitas (productivity).

Secara umum seperti terdapat dalam buku-buku teks, produktivitas

adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan

keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input). Dengan kata lain,

produktivitas memiliki dua dimensi, yakni efektivitas dan efisiensi.

b. Efektifitas

Suatu usaha yang mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang

maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kwalitas,

kwantitas, dan waktu. Efektifitas merupakan ukuran yang memberikan

gambaran seberapa jauh target dapat dicapai. Apabila efesiensi

dikaitkan dengan efektifitas, maka meskipun terjadi peningkatan

efektifitas belum tentu efesiensi meningkat.

c. Efisiensi

Perbandingkan antara masukan dengan realisasi penggunaan atau

bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Jadi, efisiensi merupakan

suatu ukuran dalam membandingkan masukan (input) yang direncakan

dengan sebenarnya. Apabila masukan yang sebenarnya digunakan

semakin besar penghematannya maka tingkat efesiensinya semakin

tinggi, tetapi semakin kecil masukan yang dapat dihemat akan semakin

rendah tingkat efisiensi.

Secara matematis produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut :

Page 33: Usulan Update)

Efektivitas menghasilkan keluaran Produktivitas = (2-

5) Efisiensi menggunakan masukan

Menurut Dale Timpe (Husein Umar 2003;8), cirri-ciri karyawan yang

produktif adalah sebagai berikut:

Cerdas dan dapat belajar dengan relatif cepat

Kompeten secara professional

Kreatif dan inovatif

Memahi pekerjaan

Belajar dengan cerdik, menggunakan logika, efisiensi,

dan tidak mudah menyerah dalam pekerjaan.

Selalu mencari perbaikkan-perbaikkan, dan tahu kapan

harus berhenti.

Dianggap bernilai oleh atasannya

Memiliki catatan prestasi yang baik

Selalu meningkatkan kwalitas diri.

d. Kwalitas

Kata kwalitas memiliki banyak pengertian atau difinisi yang

berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional hingga yang lebih

strategik menurut Gaspersz(1997;4) : Definisi konvensional dari

kwalitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu

produk seperti : performansi (perfomance), keandalan (reliability),

mudah dalam penggunaan (ease to use), estetika (esthetics), dan lain

sebagainya.

Page 34: Usulan Update)

Definisi Strategik menyatakan bahwa : kwalitas adalah segala

sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan

(meeting the needs of customers).

Page 35: Usulan Update)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 KERANGKA KONSEPTUAL

penelitian ini akan ditulis disusun dan dikembangkan berdasarkan

kerangka proses berfikir seperti yang dijelaskan dalam latar belakang masalah

dan ditunjukkan pada gambar 3.1 dibawah ini.

Gambar 3.1 : Kerangka Proses Berfikir

Berdasarkan kerangka proses berfikir seperti yang dituangkan dalam

gambar 3.1 maka di buatlah Kerangka konseptual penelitian seperti

InternalKaryawanManajemenLingkungan

ExternalUUPerpu-kepmenPerusahaan lainLapangan kerja

STUDI TEORITIS SDM Perilaku Organisasi Motivasi Kinerja Kompensasi Insentip (penghargaan)

Test Kwantitatip/ Statistik

TESIS

STUDI EMPIRISPenghargaan / promosiPujianDorongan moralNasihatTeguranPeringatan

HIPOTESIS

H1. Sistem penghargaan dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja karyawan.H2. Sistem penghargaan dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap motivasi karyawan. H3. Motivasi dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Page 36: Usulan Update)

terlihat pada gambar 3.2. Gambaran pertama adalah kerangka

konseptual Sumberdaya manusia, yaitu bagaimana perusahaan

melakukan proses penarikan, penempatan, pemeliharaan,

pengembangan dan pemberhentian karyawan secara professional. Kedua

kerangka konseptual perilaku organisasi yang diterapkan pada

perusahaan atau pada masing-masing divisi dalam lingkungan PT. BIC.

Gambar 3.1 menunjukan model konseptual pengaruh system

penghargaan terhadap motivasi dan kinerja karyawan.

H1

H2 H3

Gambar 3.1 KERANGKA KONSEPTUAL

Kesemua variabel-variabel ini dapat terukur atau disebut juga variabel-

variabel observasi, Indicator variables atau manifest variables. Variabel ini

mempunyai data yang harus dicari melalui penelitian.

Peneliti menghipotesiskan sebuah model kausalitas mengenai pengaruh

sistem penghargaan terhadap motivasi dan kinerja karyawan berdasarkan

Insentip

Penghargaan tertulis

KR

MTV

Produktivitas

e1

d1

e2

e3

e5

Karier

Pencapaian tujuan

Semngt/prestasi

Etos kerja/disipli

Effisiensi

Effektivitas

S P

e6

e7

e8

e9

e

Kwalitas e

Sangsi- sangsi

e4

Page 37: Usulan Update)

tiga konstruk sebagai berikut : sistem penghargaan

(kompensation/insetip), motivasi kerja (MTV), dan kinerja (KR). Seperti

ditunjukkan pada model yang diajukan pada gambar 3.1 diatas. Dimana

model tersebut menghipotesiskan sebagai berikut :

1. Derajat Sistem Penghargaan yang dikembangkan sebagai kebijakan

manajemen yang diharapkan dapat mempengaruhi secara signifikan

terhadap kinerja karyawan. Semakin tinggi derajat sistem

penghargaan, semakin tinggi kinerja karyawan yang dicapai.

2. Sistem penghargaan yang bermakna pada persepsi karyawan akan

dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap motivasi karyawan.

Sehingga akan dapat meningkatkan semangat kerja atau motivasi

kerja karyawan.

3. Motivasi yang diperoleh akibat adanya pengaruh dari sistem

penghargaan dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap

peningkatan kinerja karyawan.

Semakin tinggi motivasi kerja karyawan maka akan semakin

tinggi pula kinerja karyawan. kinerja karyawan yang dihasilkan pada suatu

saat dapat dipandang sebagai prestasi jangka pendek karyawan yang

dipresentasikan dengan produktivitas, efisiensi, efektivitas dan kualitas.

Tinggi rendahnya kinerja jangka pendek karyawan merupakan instrument

untuk mengembangkan keunggulan bersaing berkelanjutan. Semakin tinggi

kinerja karyawan semakin tinggi tingkat keunggulan perusahaan.

Bangunan model yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang

relevan dalam bidang manajemen sumberdaya manusia akan diuji lebih

Page 38: Usulan Update)

lanjut dalam praktek manajemen yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk

itu pengujian atas model yang dikembangkan tersebut akan dilakukan

dengan Structural Equation Model dan dengan langkah-langkah yang akan

diuraikan pada analisis data pada bab 4.

3.2 HIPOTESIS

Dari latar belakang masalah dan landasan teori yang telah diuraikan

diatas dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut :

H1. Sistem penghargaan dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap

kinerja karyawan.

H2. Sistem penghargaan dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap

motivasi karyawan.

H3. Motivasi dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap

kinerja karyawan.

BAB IV

Page 39: Usulan Update)

METODE PENELITIAN

Untuk menguji model yang diajukan diatas, dilakukan penelitian

empiris terhadap sejumlah karyawan PT. BIC untuk mendapatkan data

primer dan mengadakan wawancara dengan manajemen PT. BIC untuk

mendapatkan data, selanjutnya data tersebut akan dianalisis dengan

rancangan penelitian yang menggunakan metode kuantitatip

multivariat ,menggunakan SEM (structural equation modeling). Analisis

dengan menggunakan SEM ini dimaksudkan untuk menggambarkan dan

menguji hubungan (korelasi) sistem penghargaan, motivasi kerja dan kinerja

karyawan yang berlangsung saat ini dalam lingkungan karyawan PT. BIC.

4.1Rancangan penelitian yang digunakan

Untuk mewujudkan pencarian dan analisis data dalam rangka

mencapai tujuan dan pengujian hipotesis, diperlukan sebuah

perencanaan tindakan, atau rancangan penelitian. Penelitian ini

menggunakan metodi kuantitatip explanatory. Untuk menerapkan metode

ini dilakukan berdasarkan data yang diperoleh secara langsung dengan

menggunaan kuesioner yang menyangkut tentang persepsi motivasi,

sistem penghargaan dan kinerja. Sehingga analisis dari penelitian ini

merupakan analisis persepsi dan bukan analisis yang didasarkan pada

data sekunder atau pengukuran langsung berdasarkan angka-angka.

Selanjutnya perlu dikemukakan bahwa penelitian ini akan dilaksanakan di

PT. BIC Batam, yang secara keseluruhan memiliki 6 Divisi dan 11

departemen, dengan keseluruhan karyawan berjumlah sekitar 650 orang

karyawan. Dengan latar belakang pendidikan dan budaya yang beraneka

Page 40: Usulan Update)

ragam. Sehubungan seluruh karyawan yang ada di BIC datang dari

seluruh penjuru tanah air. Data akan diperoleh berdasarkan kwalitas dan

persepsi dari responden.

4.2Populasi, sampel, besar sampel (sample size), dan teknik

pengambilan sampel.

Penelitian dilakukan pada tingkatan karyawan non eksekutip,

eksekutip, dan senior staff (manager). Meliputi karyawan produksi,

administrasi, keamanan, dan sekretariat. Dari eselon VII sampai dengan

eselon I serta dari golongan 1 sampai dengan golongan 14, pada masing-

masing divisi. Populasi penelitian ini adalah karyawan PT. Batamindo

Investment Cakrawala dari divisi-divisi yang ada, dan telah bekerja minimal

1 tahun dalam perusahaan tersebut berjumlah 650 orang karyawan. Dari

jumlah karyawan tersebut akan diambil sebesar 200 orang Sampel yang

diambil dengan metode Sampling Acak Berstrata (Stratified Random

Sampling) dan memberi peluang kepada setiap anggota populasi pada

masing-masing strata karyawan untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Mengingat tiap departemen pada tiap divisi tidak memiliki jumlah karyawan

yang sama, maka sampling diambil dengan Sampling Acak Berstrata

Nonproporsional.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode angket dalam hal ini dengan

menggunakan kuesioner atau pertanyaan. Data akan diperoleh

berdasarkan kwalitas dan persepsi (pendapat) dari responden.

Page 41: Usulan Update)

4.3 Variabel penelitian meliputi klasivikasi variabel dan definisi

variabel operasional.

4.3.1 Klasivikasi variabel

a. Variabel Sistem Penghargaan (SP) merupakan variabel laten

bebas dalam penelitian ini disebut (X1).

b. Variabel Motivasi (MTV) merupakan variabel laten intervening

dalam penelitian ini disebut (X2)

c. Variabel Kinerja Karyawan (KR) merupakan variabel laten tidak

bebas dalam penelitian ini disebut (Y)

4.3.2 Definisi operasional variabel

Berdasarkan klasifikasi variabel selanjutnya akan diutarakan

definisi operasional masing-masing variabel dengan maksud

menjabarkan konsep masing-masing variabel sehingga dapat diukur

(measurable).

1. Variabel Sistem Penghargaan (SP) merupakan variabel laten bebas

(X1). adalah Suatu cara manajemen untuk meningkatkan motivasi

dan kinerja karyawan memiliki indikator-indikator insentip,

penghargaan tertulis, pengembangan karier (golongan/jabatan),

dan sangsi-sangi.

Insentip adalah suatu hadiah (imbalan) yang dapat

memotivasi (merangsang) karyawan untuk berprestasi

diatas prestasi standard. Insentip akan diukur dengan skala

Likert

Page 42: Usulan Update)

Penghargaan tertulis adalah suatu bentuk insentif

nonfinancial, dapat berupa sertifikat atau piagam

penghargaan, pemampangan foto bagi karyawan yang

berprestasi sangat baik. Penghargaan tertulis akan diukur

dengan skala Likert

Karier adalah merupakan suatu pekerjaan atau jabatan

seseorang yang telah, sedang maupun akan dijalani.

Pekerjaan-pekerjaan ini dapat merupakan realisasi dari

rencana-rencana hidup seseorang atau mungkin hanya

sekedar nasib. Karier akan diukur dengan skala Likert.

Sangsi-sangsi adalah teguran atau peringatan, skorsing

atau bahkan pemutusan hubungan kerja, diberikan kepada

karyawan yang melakukan kesalahan atau melakukan

tindakan indisipliner. Karier akan diukur dengan skala

Likert. Sangsi-sangsi akan diukur dengan skala Likert.

2. Variabel Motivasi (MTV) merupakan variabel latenintervening (X2)

adalah dorongan yang kuat atau kesediaan untuk mengeluarkan

tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan-tujuan organisasi, yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi sesuatu

kebutuhan individual, dapat berkaitan dengan semangat

pencapaian tujuan, prestasi kerja, dan etos kerja.

Semangat kerja adalah dorongan dari dalam diri seseorang

untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam

upaya mencapai tujuan. Semangat kerja diukur dengan

skala Likert

Page 43: Usulan Update)

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam kurun waktu tertentu, yang dituanglkan

dalam penilaian kerja. Prestasi kerja diukur dengan skala

Likert

Etos kerja merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh

karyawan / manusia yang menyadari adanya tuntutan untuk

bekerja keras meliputi beberapa hal yang antara lain adalah

memerangi kebodohan, memerangi kemiskinan, memerangi

kesakitan dan memerangi kebatilan, yang dilandasi oleh

norma-norma kebenaran atau nilai-nlai agama. Akan diukur

dengan skala likert.

3. Variabel Kinerja Karyawan (KR) merupakan variabel laten tidak

bebas (Y) dapat berkaitan dengan produktivitas (jumlah out put),

effesiensi (kemampuan teknis), effektivitas (job perception dan

faktor-faktor lingkungan) serta kwlitas kerja.

Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai

(output) dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan

(input). Dengan kata lain, produktivitas memiliki dua

dimensi, yakni efektivitas dan efisiensi. Produktivitas akan

diukur dengan skala Likert

Efisiensi adalah Perbandingkan antara masukan dengan

realisasi penggunaan atau bagaimana pekerjaan tersebut

dilaksanakan. Jadi efesiensi merupakan suatu ukuran dalam

membandingkan masukan (input) yang direncakan dengan

sebenarnya. Efisiensi akan diukur dengan skala Likert

Page 44: Usulan Update)

Efektivitas adalah suatu usaha yang mengarah pada

pencapaian unjuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian

target yang berkaitan dengan kwalitas, kwantitas, dan

waktu. Efektifitas merupakan ukuran yang memberikan

gambaran seberapa jauh target dapat dicapai. Efektivitas

akan diukur dengan skala Likert

Kwalitas definisi konvensional dari kwalitas biasanya

menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk

seperti : performansi (perfomance), keandalan (reliability),

mudah dalam penggunaan (ease to use), estetika

(esthetics), dan lain sebagainya. Definisi Strategik

menyatakan bahwa : kwalitas adalah segala sesuatu yang

mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan

(meeting the needs of customers). Kwalitas akan diukur

dengan skala Likert.

4.4 Instrumen penelitian

Instrument yang digunakan adalah angket atau kuesioner dan

wawacara, yang didisusun berdasarkan kisi-kisi teoritik dalam bentuk skala

Likert’s. Pertimbangan menggunakan kuesioner adalah bahwa pada

penelitian survey, penggunaan kuesioner merupakan hal yang pokok untuk

mengumpulkan data. Hasil kuesioner tersebut akan diterjemahkan kedalam

angka, table-tabel, analisis statistik, dan uraian serta kesimpulan hasil

penelitian. Dibuat dalam skala Likert dengan menggunakan derajat 5 (lima

tingkat) keadaan.

Page 45: Usulan Update)

4.5Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di PT. Batamindo Investment

Cakrawala yang berlokasi di kawasan industri BIP di pulau Batam provinsi

Kepulauan Riau Indonesia. Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 2

(dua) bulan yaitu pada bulan September dan Oktober pada tahun 2004.

4.6Prosedur pengambilan dan pengumpulan data.

Pengambilan data akan dilakukan dengan cara mengumpulkan

semua responden dalam kelas yang dibagi dalam waktu tertentu, dengan

memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai maksud dan tujuan

pengisian kuisener. Selanjutnya semua kertas jawaban akan langsung di

kumpulkan untuk selanjutnya diolah dan dianalisis. Penelitian dilakukan

pada tingkatan karyawan noneksekutip, eksekutip, dan senior staff

(manager). Meliputi karyawan produksi, administerasi, keamanan, dan

sekretariat. Dari eselon VII sampai dengan eselon I serta dari golongan 1

sampai dengan golongan 14, pada masing-masing divisi.

4.7 Analisis data.

Data akan dianalisis dengan menggunakan metode SEM

(Structural Equation Modeling), yaitu suatu metode analisis multivariate

yang menggunakan Measurement Model dan Structural Model.

Measurement Model atau model pengukuran ditujukan untuk

mengkonfirmasi dimensi-dimensi yang dikembangkan pada sebuah faktor.

Sedangkan Structural Model adalah model mengenai struktur hubungan

yang membentuk atau yang menjelaskan kausalitas antara faktor.

Page 46: Usulan Update)

Dari pengaruh sistim penghargaan terhadap motivasi dan kinerja karyawan

dengan objek karyawan dan pimpinan PT. BIC pada analisis sikap yang

menyangkut hubungannya antara sistem penghargaan (kompensation/

insetip), motivasi kerja (MTV), dan kinerja (KR). Dapat diuraikan langkah-

langkah pemodelan SEM sebagai berikut:

Laingkah 1 : Pengembangan Model Teoritis.

Langkah pertama adalah pengembangan Model SEM yaitu pencarian atau

pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang

kuat, untuk dilakukan validasi secara empirik melalui pemrograman SEM.

Pengembangan model untuk tesis ini adalah sebagai berikut :

Menurut Husein Umar (2003;10), menurut Robbins (1999;343), dan

menurut Handoko (1999;156), Suatu cara manajemen untuk meningkatkan

prestasi kerja, motivasi kerja dan kepuasan kerja para karyawan adalah

melalui kompensasi. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima

para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Tujuan-tujuan

kompensasi adalah memperoleh karyawan yang berkualitas,

mempertahankan para karyawan yang ada saat ini, menjamin keadilan,

menghargai perilaku yang diinginkan, mengendalikan biaya, memenuhi

peraturan-peraturan yang berlaku. Hal-hal yang mempengaruhi

kompensasi antara lain : suplai dan permintaan tenaga kerja, serikat

karyawan, produktivitas, kesediaan untuk membayar, kemampuan untuk

membayar, kebijakan pengupahan dan penggajian, kendala-kandala

pemerintah.

Sehingga dua golongan komponen kompensasi, yaitu :

Page 47: Usulan Update)

1. Berbentuk finansial dan dibayarkan langsung seperti upah, gaji,

insentip, komisi, dan bonus, premi, biaya pengobatan, dan ada

pembayaran yang tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan

seperti asuransi, dan uang liburan yang dibayarkan majikan.

2. Berbentuk nonfinansial berupa tunjangan dan layanan-layanan

seperti penyelenggaraan program-program pelayanan bagi

karyawan untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang

menyenangkan, seperti program rekreasi, kafetaria, makan malam

bersama, tempat ibadah.

Untuk meningkatkan kembali kinerja dan motivasi kerja karyawan, perlu

diadakannya suatu sistem penghargaan (kompensasi/insentip) yang

proporsional meliputi kenaikan gaji, pemberian bonus, pemberian saham,

pemberian penghargaan tertulis seperti sertifikat/surat keterangan penghargaan

pemansangan foto karyawan terbaik, peningkatan karier atau golongan, atau

sangsi-sangsi. Sistem penghargaan ini untuk mendorong atau meningkatkan

motivasi kerja dan kinerja karyawan.

Oleh karena itu penulis memperoleh justifikasi teoritis bahwa dimensi-dimensi

sistem penghargaan yang dapat mempengaruhi kinerja dibentuk dari :

o Insentip

o Penghargaan tertulis

o Karier / jabatan

o Sangsi-sangsi

Page 48: Usulan Update)

Langkah 2 : pengembangan diagram alur (path diagram)

Pada langkah kedua model teoritis yang telah dibangun pada langkah

pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagram seperti gambar 3-

1. Diagram ini akan mempermudah dalam melihat hubungan-hubungan

kausalitas yang ingin diuji. Dan selanjutnya path diagram ini akan

dikonversi gambar menjadi persamaan, dan persamaan ini akan menjadi

estimasi. Atas dasar model teoritis yang telah diuraikan pada langkah

pertama diatas, dapat dibedakan dalam dua kelompok konstruk, yaitu

konstruk eksogen dan konstruk endogen.

o Konstruk eksogen (Exogenous Construct). Konstruk ini dikenal

sebagai independent variables atau source variables yang tidak

diprediksi oleh variabel lain dalam model. Secara diagramatis

konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan

satu ujung panah.

o Konstruk endogen (Endogenous Construct). Adalah faktor-faktor

yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk

endogen dapat diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk

endogen lainnya. Tetapi konstruk eksogen hanya dapat

berhubungan kausal dengan konstruk endogen. Dalam kajian

teoritis seperti pada gambar 3-1 dapat ditentukan bahwa SP (Sistem

Penghargan) merupakan konstruk Eksogen. Sedangkan motivasi

dan kinerja merupakan konstrak endogen.

Page 49: Usulan Update)

Langkah 3 : konversi diagram alur kedalam persamaan

Setelah teori / model teoritis dikembangkan dan digambarkan dalam

sebuah diagram alur, maka dapat dimulai mengkonversi spesifikasi model

tersebut kedalam rangkaian persamaan, dibangun dengan terdiri dari

model persamaan-persamaan struktural (structural equations model) yang

dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai

konstruk adalah sebagai berikut :

Sistem Penghargaan X1 = β 12 X2 + β11 Y

Motivasi Kerja X2 = β12 X2 + ζ21 Y

Kinerja Karyawan Y = β11 X2 + ζ21 X1

Spesifikasi terhadap model pengukuran adalah sebagai berikut :

INSTP = SP + ε1

PEGH.TTL = λ1 SP + ε2

KARR = λ1 SP + ε3

SNGSI = λ1 SP + ε4

PECP.TUJ = λ2 MTV + ε5

PRES.KJ = λ2 MTV + ε6

ETS.KJ = λ2 MTV + ε7

PROD = λ3 KR + ε8

EFF.CY = λ3 MTV + ε9

EFF.TY = λ3 MTV + ε10

KWLTY = λ3 MTV + ε11

Page 50: Usulan Update)

o Persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model).

Persamaan ini untuk menentukan variabel mana yang akan

mengukur konstruk mana, serta untuk menentukan matrik yang

menunjukkan korelasi yang dihipotesiskan antar konstruk atau

variabel.

Langkah 4 : Memilih Matrik Input dan Estimasi Model

Langkah ini adalah untuk menentukan penggunan matriks

varians/kovarians atau matriks korelasi sebagai data input untuk

keseluruhan estimasi yang dilakukan. Dengan menggunakan observasi

individual input-input akan dikonversikan kedalam bentuk matriks kovarians

atau matriks korelasi sebelum estimasi dilakukan. Juga ditentukan ukuran

sampel untuk menentukan keberhasilan estimasi dan interpretasi hasil-hasil

SEM. Setelah data dikembangkan maka ditentukan dan input data dipilih ,

maka ditentukan program komputer yang akan digunakan untuk

mengestimasikan model. Dalam hal ini akan digunakan Program AMOS

4.0 atau LISREL.

Langkah 5 : kemungkinan munculnya masalah identifiksi

Pada program komputer yang digunakan untuk estimasimodel kausalitas

ini, salah satu masalah yang akan dihadapi adalah masalah identifikasi

(identification problem). Problem ini pada prinsipnya adalah ketidak

mampuan dari model yang dikembangkan menghasilkan estimasi yang

unik. Gejala-gejala problem identifikasi adalah :

o Standard error untuk satu atau beberapa koefesien sangat besar.

Page 51: Usulan Update)

o Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang

seharusnya disajikan

o Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varian error yang

negatif

o Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefesien estimasi yang

didapat (misalnya lebih dari 0.9)

Hal ini akan diujidengan cara : Model diestimasi berulang kali, dan

setiap kali dilakukan dengan menggunakan “starting value” yang

berbeda. Jika hasilnya belum memuaskan atau tidak dapat konvergen

maka perlu pengamatan identifikasi yang lebih dalam pada indikasi

yang kuat terjadinya problem ini. Yang kedua dengan cara

mengestimasi model, lalu mencatat angka koefesien dari salah satu

variabel. Lalu koefesien itu ditentukan sebagai suatu yang fix pada

faktor atau variabel itu, kemudian lakukan estimasi ulang. Jika hasil

estimasi ulang ini overall fit Index nya berubah total dan berbeda sangat

besar dari sebelumnya, maka boleh diduga bahwa terdapat problem

identifikasi.

Langkah 6 : Evaluasi Kriteria Goodness-of-fit

Langkah ini untuk mengevaluasi kesesuaian model melalui telaah

terhadap berbagai kriteria goodness-of-fit. Oleh hal itu tindakan utama yang

harus dilakukan adalah mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat

memenuhi asumsi-asumsi SEM. Jika asumsi-asumsi ini telah dipenuhi ,

maka model dapat diuji dengan menggunakan beberapa cara asumsi, yaitu

adalah pertama ukuran sampel minimal 100, dengan pengembangan

Page 52: Usulan Update)

model hingga 20 kali. Kedua normalitas dan linearitas dengan menganalisis

sebaran data untuk melihat apakah asumsi normalitasnya terpenuhi

sehingga data dapat diolah lebih lanjut. Normalitas dapat diuji dengan

melihat gambar histogram data atau dengan metode statistik. Dan yang

ketiga adalah Outliers, yaitu observasi yang muncul dengan nilai-nilai

ekstrim, empat kategori outlier yang dapat muncul yaitu :

karena kesalahan prosedur, karena keadaan yang benar-benar khusus,

karena adanya suatu alasan yang tidak diketahui sebabnya atau tidak ada

penjelasan, dan karena muncul dalam range nilai yang ada.

Tabel 4-1Goodness-of-fit Indices

Kriteria Kriteria ‘fit’ Hasil Evaluasi ModelX² - Chi- squareySignificaned ProbabilityRMSEAGFIAGFICMIND/DFTLI

Diharapkan kecil≥ 0.05≤ 0.0≥ 0.0≥ 0.0≥ 0.0≤ 0.0≥ 0.0

--------

Baik / Kurang baikBaik / Kurang baikBaik / Kurang baikBaik / Kurang baikBaik / Kurang baikBaik / Kurang baikBaik / Kurang baikBaik / Kurang baik

Page 53: Usulan Update)

Penelitian ini menghipotesiskan sebuah model kausalitas mengenai

pengaruh sistem penghargaan terhadap motivasi dan kinerja karyawan

berdasarkan tiga konstruk sebagai berikut : sistem penghargaan

(kompensation/insetip), motivasi kerja (MTV), dan kinerja (KR).

Model diajukan seperti pada gambar 3.1 diatas. Dimana model tersebut

menghipotesiskan sebagai berikut :

1. Sistem penghargaan dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap

kinerja karyawan.

2. Sistem penghargaan dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap

motivasi karyawan.

3. Motivasi dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap

kinerja karyawan.

Untuk menguji model dan hipotesis diatas, penelitian ini dilakukan dengan

mengembangkan berbagai konstruk seperti disajikan dalam gambar 3.1

diatas. Untuk menjelaskan contoh pertanyaan yang menguraikan faktor-

faktor penghargaan, faktor-faktor kinerja dan faktor-faktor motivasi

penelitian ini menggunakan instrumen yang diturunkan oleh Frone, Russel

& Cooper (1992) dan digunakan oleh Gutek, Searlet, dan Klepa (1991),

seperti dapat dilihat pada tabel 4.1.

Data atas model yang dikembangkan diatas akan dianalisis dengan

menggunakan program AMOS 4.0 atau LISREL untuk mendapatkan hasil

analisis yang optimal.

Selanjutnya perlu dibuat Teoritical Mapping yang menyangkut :

Page 54: Usulan Update)

a. Sistem penghargaan

b. Motivasi kerja dan

c. Kinerja karyawan.

Kuesioner dengan skala Likert yang berlaku dan implementasi variabel-

variabel dan idndikator-indikator

5 ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1 Data penelitian

5.2 Analisis dan hasil penelitian

6 Pembahasan

7 Kesimpulan dan Saran

7.1 Kesimpulan

1. Bahwa tingkat motivasi dan kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh

insentip yang diberikan oleh perusahaan .

2. Motivasi dapat meningkatkan efesiensi.

3. Efesiensi dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

4. Insentip dapat mempengeruhi tingkat keuntungan perusahaan.

7.2 Saran

RINGKASAN

ABSTRACT

Tabel 4.1. Konstruk dan Indikator

KONSTRUKSI PERNYATAAN/PERTANYAAN

JUMLAH ITEM

Page 55: Usulan Update)

Insentip macam-macam insentip yang diberikan perusahaan/

Penghargaan tertulis

pemberian pujian, penghargaan tertulis, sertifukat, pemampangan karyawan terbaik /teladan.

Karier Promosi kenaikan jabatan atau golongan.Sangsi-sangsi Pemberian sangsi bagi karyawan yang

melanggar atau bertindak indisipliner.Pencapaiantujuan

Adanya semangat atau dorongan bagi karyawan untuk dapat mencapai tujuan kerja.

Semangat / prestasi kerja

adanya semangat atau dorongan yang dapat memacu prestasi kerja karyawan.

Etos kerja / disiplin

Adanya komitmen didalam melaksanakan tugas dan dan bersikap tanggung jawab dan disiplin.

Produktivitas Pelatihan yang penah diikuti, productivity Effesiensi Tingkat efesiensi yang dapat dicapai, potensial

kerugian-kerugian yang dapat timbul Effektivitas Tercapainya sasaran dengan baik dan biaya dan

waktu terrendahKwalitas Dapat memuaskan pelanggan (user)

tingkat keadaan yaitu sebagai berikut :

1. sangat tidak memuaskan.

2. tidak memuaskan.

3. kurang memuaskan.

4. agak memuaskan.

5. memuaskan.

6. sangat memuaskan.

Page 56: Usulan Update)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Model Perilaku organisai………………………………………………21

Tabel 4-1 Goodness-of-fit Indices……… ………………………………………51

Page 57: Usulan Update)

DAFTAR GAMB ARHalaman

Gambar 2.1. Proses manajemen sumber daya manusia…………………………8

Gambar 2.2 : Model Umum Perilaku dalam Organisasi……..……………….…..22

Gambar 2-3 Hirarki Motivasi Kerja……………………..……..…………………….31

Gambar 3.1 Structural Equation Model Pengaruh Sistem Penghargaan terhadap Motivasi Dan Kinerja Karyawan……………………..……………….37

Page 58: Usulan Update)

DAFTAR PUSTAKA

Agusty Ferdinand, DR., MBA. Structural Equation Model Dalam Penelitian Manajemen, Badan penerbit Universitas Diponegoro ISBN979- 9156-75-0.

Bob Nelson. 1001 Ways to Reward Employees. Edisi bahasa Indonesia penerbit Delapratasa Jakarta 2001.

C.B. Chapman et. All, Management for Engineers, John Wiley & Sons Chichester. Newyork. Brisbane. Toronto. Singapore 1987.

Dessler, Gary. Human Resourse Management 7e (edisi Indonesia Manajemen Sumberdaya Manusia edisi 7e), Penerbit Prenhallindo, Jakarta 1997.

Gasperz, Vincent. Manajemen Kualitas Penerapan Konsep-konsep dalam Manajemen Bisnis Total, diterbitkan atas kerja sama antara

Yayasan Emas dan PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta 1997.

Husein Umar. Metode Riset Perilaku Organisasi , penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta 2003.

Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, penerbit PT. Raja Grafido Persada, Jakarta 2001.

Indriyo Citosudarmo, Drs., M. Com (Hons). Pengantar bisnis edisi ke 2. penerbit BPFE Yogyakarta 2001.

Sarmanu Prof. Dr, et all. Materi Pelatihan Structural Equation Modeling (permodelan persamaan Struktural) angkatan III Lembaga

penelitian Airlangga Surabaya 2003.

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep dasar dan Aplikasiya, Manajemen PT Raja Grafindo Persada Jakarta 2000.

Murti Sumarni, Dra., MM dan John Soeprihanto, Drs., MIM. Pengantar Bisnis(Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan) edisi kelima penerbit Liberty Yogyakarta 1999.

Muhammad Zainuddin, DR., Apt. Metode Penelitian. Literatur kuliah Universitas Airlangga Surabaya.

Riduwan, Drs.,MBA. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Penerbit Alfabeta Bandung 2004.

Schuler, Randall S. dan Jackson Susan E. Manajemen Sumberdaya Manusia menghadapi abad ke 21 edisi keenam (Indonesia), penerbit Erlangga 1999.

Page 59: Usulan Update)

Stephen P. Robbins. Perilaku Organisasi – Konsep – Kontroversi – Apliksi, Edisi bahasa Indonesia diterbitkan oleh PT Prenhallindo, Jakarta 1996.

Stephen P. Robbins. Manajemen edisi ke 6, Edisi bahasa Indonesia diterbitkan oleh PT Prenhallindo, Jakarta1999.

Sukanto Reksohadiprodjo, Prof. DR. dan T. Hani Handoko, DR.Organisasi Perusahaan, teori struktur dan perilaku edisi 2,

penerbit BPFE Yogyakarta 2001.

Suroso Imam Zadjuli, Prof. DR. SE. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya 1999.

T. Hani Handoyo, DR Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, cetakan ke 13, penerbit BPFE Yogyakarta 1999.

Winardi, DR., SE. Pengantar manajemen (Suatu Pendekatan System), penerbit Nova. Bandung.

Page 60: Usulan Update)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN

DI PT. BIC BATAM

BRAHIM ABDULLAH

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA2004

Page 61: Usulan Update)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN

DI PT. BIC BATAM

BRAHIM ABDULLAH

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

Page 62: Usulan Update)

2004

Lembaran pengesahan

USULAN PENELITIAN TESIS YANG TELAH DIUJIPADA TANGGAL, 18 AGUSTUS 2004

Oleh

Promotor

Prof. Dr. H. Effendie, SE

Nip …………….

Page 63: Usulan Update)

Usulan penelitian Tesis ini telah diuji dan dinilai

Oleh panitia penguji pada

Program Pascasarjana Universitas Airlangga

Pada tanggal, Agustus 2004

Panitia Penguji,

1. Prof Dr Suroso Imam Zadjuli, SE.

2. Prof. Dr…. ………………………

3. Prof . Dr.………...……………….

4. Prof. Dr ….………………………

5. Prof. Dr..Dr ………………………

Page 64: Usulan Update)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah yang Maha Pengasih

lagi Penyayang atas segala rakhmat dan karuniaNya sehingga Usulan Penelitian ini

dapat diselesaikan.

Terima kasih tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya

ucapkan kepada Profesor Doktor H. Effendi, SE. Pembimbing yang dengan penuh

perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan dan sarannya.

Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Manajemen PT.

Batamindo Investmen Cakrawala cq General Manager Corporate melalui program

beasiswan dan tempat dimana penulis melaksanakan tugas sehari-hari dan mengadakan

penelitian ini.

Dengan selesainya Usulan Penelitian (tesis) ini, perkenankanlah saya

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

Rektor Universitas Airlangga Prof H Soedarto, dr, DTMH, PhD atas kesempatan dan

fasilitas yang diberikan kepada saya untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

program Magister.

Direktur Program Pascasarjana Universitas Airlangga yang dijabat oleh Prof Dr.

H. Muhammad Amin, dr. Serta Prof. Dr. H. Suroso Imam Zadjuli, SE. atas kesempatan

untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas

Airlangga.

Semua fihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Akhir kata semoga Usulan Penenelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua amin , ya

Robbal alamin.

Batam 2004

Penulis

Page 65: Usulan Update)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul ………………………………………………………………………ii

Lembar pengesahan……………………………………………………………....iii

Lembaran panitia penguji………………………………………………………….iv

Ucapan terima kasih………………………………………………………………..v

Daftar isi………………………………………………………………………...…..vi

Daftar gambar………………………………………………………………..……..ix

Daftar tabel…………………………………………………………………..………x

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………….……………………..1

1.1Latar Belakang Masalah………………………….……………………1

1.2Rumusan Masalah……………………………………..……………….5

1.3Tujuan Penelitian………………………………………………………..6

1.4Manfaat Penelitian………………………………………………………6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………..………7

2.1 Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia………………..……….. 7

2.1.1 Definisi……………………………………………….……...…… 7

2.1.2 Model Proses…………………………………………….……….8

2.2 Konsep Perilaku Organisasi……………………………..….……….15

2.2.1 Definisi………………………………………………....…………15

2.2.2 Model Perilaku Organisasi……………………….…………….16

2.2.3 Unsur Perilaku Organisasi………………………………...……18

2.3 Fasilitas-fasilitas Kesejahteraan Sosial……………………..……….18

2.3.1 Kompensasi / insentip…………………………………………..18

2.3.2 Lingkungan Kerja………………………………………….…….21

Page 66: Usulan Update)

Halaman

2.3.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja………………….………..22

2.4 Motivasi dan Etos kerja…………….………………………………….23

2.4.1 Motivasi……………………………………………………………23

2.4.2 Etos Kerja…………………………………………………………29

2.5 Kinerja (Performance)………………………………….………………31

2.5.1 Definisi………………………………………………………..…..31

2.5.2 Produktivitas (productivity), efisiensi, efektivitas dan

kwalitas…………………………………………………………………..32

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESISI PENELITIAN……….. 35

3.1 Kerangka Konseptual…………………………………………………...35

3.2 Hipotesis………………………………………………………………….37

BAB 4 METODE PENELITIAN……………………………… ……………….……38

4.1Rancangan Penelitian Yang digunakan…………………………….38

4.2Populasi, Sampel, besar sampel (sample size), dan teknik

pengambilan sampel…………………………………………………...39

4.3Variabel penelitian meliputi klasifikasi variabel dan definisi

operasional variabel…………………………………………………...40

4.3.1 Klasifikasi variabel……… ………………………………………..40

4.3.2 Definisi operasional variabel………….…………………………..40

4.4 Instrumen penelitian……………………………… ……………….....43

4.5Lokasi dan Waktu penelitian……………………… ………………....44

4.6Prosedur pengambilan dan Pengumpulan data……………….……44

4.7Analisis data….…………………………………………………….…..44

Page 67: Usulan Update)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I : Dokumentasi

Lampiran II : Theoritical mapping

Lampiran III : lain- lain

Lembar pertanyaan

Page 68: Usulan Update)

RENCANA DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul

Lembar pengesahan

Lembaran panitia penguji

Ucapan terima kasih

Daftar isi

Daftar gambar

Daftar tabel

BAB I PENDAHULUAN

1.5Latar Belakang Masalah

1.6Rumusan Masalah

1.7Tujuan Penelitian

1.8Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia

2.1.1 Definisi

2.1.2 Model Proses

2.2 Konsep Perilaku Organisasi

2.2.1 Definisi

2.2.2 Model Perilaku Organisasi

2.2.3 Unsur Perilaku Organisasi

2.3 Fasilitas-fasilitas Kesejahteraan Sosial

2.3.1 Kompensasi / insentip

2.3.2 Lingkungan Kerja

Page 69: Usulan Update)

2.4 Motivasi dan Etos kerja

2.4.1 Motivasi

2.4.2 Etos Kerja

2.5 Kinerja (Performance)

2.5.1 Definisi

2.5.2 Produktivitas (productivity), efisiensi, efektivitas dan

kwalitas

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESISI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

3.2 Hipotesis

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1Rancangan Penelitian Yang digunakan

4.2Populasi, Sampel, besar sampel (sample size), dan teknik

pengambilan sampel

4.3 Variabel penelitian meliputi klasifikasi variabel dan definisi

operasional variabel

4.3.1 Klasifikasi variabel

4.3.2 Definisi operasional variabel

4.4 Instrumen penelitian

4.5 Lokasi dan Waktu penelitian

4.6 Prosedur pengambilan dan Pengumpulan data

4.7 Analisis data

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

Page 70: Usulan Update)

5.1 Data penelitian

5.2 Analisis dan hasil penelitian

5.3 Pembahasan

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I : Dokumentasi

Lampiran II : Theoritical mapping

Lampiran III : lain- lain

Lembaran pertanyaan

Page 71: Usulan Update)

LAMPIRAN-LAMPIRAN