11
V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT INDONESIA 5.1 Pemanfaatan Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang multi guna, karena seluruh bagian tanaman tersebut dapat dimanfaatkan dalam bidang pangan dan non pangan. Bagian utama dari tanaman sawit yang dimanfaatkan adalah buah kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa sawit, tempurung dan serat. Pulp dan biji merupakan bagian dari biji kelapa sawit yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Bagian ini mempunyai kandungan minyak yang tinggi. Kandungan minyak yang terdapat pada pulp mencapai 56%, sedangkan pada inti sebesar 44% (Pasaribu, 2004). Hasil ekstraksi mesokarp (bagian dari serabut buah) akan menghasilkan minyak yang berwarna kemerahan yang disebut minyak sawit kasar/crude palm oil (CPO), dan inti sawit menghasilkan minyak yang tidak berwarna yang disebut inti sawit/palm kernel oil (PKO). CPO dalam pengolahan selanjutnya dapat dipisahkan dalam berbagai fraksi yang menghasilkan berbagai jenis asam lemak antara lain olein (fraksi cair) dan stearin (fraksi padat). Sedangkan PKO akan menghasilkan asam laurat dan miristat. Olein sebagai produk turunan utama CPO merupakan bahan baku dalam industri minyak goreng, sedangkan stearin terutama digunakan dalam industri margarin. CPO dan PKO juga dapat menghasilkan asam lemak bebas (free fatty acid/FFA) yang dapat diolah menjadi berbagai produk oleokimia. Industri oleokimia berbahan baku CPO di Indonesia belum berkembang sebesar industri minyak goreng sawit. Dari 10 produk turunan utama dari CPO selain olein dan asam lemak, baru 5 produk yang sudah dihasilkan di dalam negeri (Kemenperin, 2011). Tingginya produksi CPO Indonesia merupakan potensi untuk mengembangkan industri hilir kelapa sawit di luar industri minyak goreng sawit. Gambaran rinci mengenai produk-produk turunan kelapa sawit dapat dilihat dalam Gambar 15.

V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59087/8/BAB V... · kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa

  • Upload
    vudang

  • View
    216

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59087/8/BAB V... · kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa

55

V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT INDONESIA

5.1 Pemanfaatan Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang multi guna, karena

seluruh bagian tanaman tersebut dapat dimanfaatkan dalam bidang pangan dan

non pangan. Bagian utama dari tanaman sawit yang dimanfaatkan adalah buah

kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa sawit,

tempurung dan serat.

Pulp dan biji merupakan bagian dari biji kelapa sawit yang mempunyai nilai

ekonomis yang tinggi. Bagian ini mempunyai kandungan minyak yang tinggi.

Kandungan minyak yang terdapat pada pulp mencapai 56%, sedangkan pada inti

sebesar 44% (Pasaribu, 2004). Hasil ekstraksi mesokarp (bagian dari serabut

buah) akan menghasilkan minyak yang berwarna kemerahan yang disebut minyak

sawit kasar/crude palm oil (CPO), dan inti sawit menghasilkan minyak yang tidak

berwarna yang disebut inti sawit/palm kernel oil (PKO).

CPO dalam pengolahan selanjutnya dapat dipisahkan dalam berbagai fraksi

yang menghasilkan berbagai jenis asam lemak antara lain olein (fraksi cair) dan

stearin (fraksi padat). Sedangkan PKO akan menghasilkan asam laurat dan

miristat. Olein sebagai produk turunan utama CPO merupakan bahan baku dalam

industri minyak goreng, sedangkan stearin terutama digunakan dalam industri

margarin. CPO dan PKO juga dapat menghasilkan asam lemak bebas (free fatty

acid/FFA) yang dapat diolah menjadi berbagai produk oleokimia.

Industri oleokimia berbahan baku CPO di Indonesia belum berkembang

sebesar industri minyak goreng sawit. Dari 10 produk turunan utama dari CPO

selain olein dan asam lemak, baru 5 produk yang sudah dihasilkan di dalam negeri

(Kemenperin, 2011). Tingginya produksi CPO Indonesia merupakan potensi

untuk mengembangkan industri hilir kelapa sawit di luar industri minyak goreng

sawit. Gambaran rinci mengenai produk-produk turunan kelapa sawit dapat

dilihat dalam Gambar 15.

Page 2: V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59087/8/BAB V... · kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa

56

Gambar 15 Pohon industri kelapa sawit

(Sumber : Kemenperin, 2011)

5.2 Profil Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia

Kelapa sawit merupakan tanaman asli benua Afrika yang dibawa oleh

pemerintah Hindia Belanda ke Indonesia pada tahun 1848. Sebagai negara yang

beriklim tropis, Indonesia dinilai sangat cocok sebagai tempat budidaya kelapa

sawit. Pada tahun 1911 dimulailah penanaman kelapa sawit pada areal yang

cukup luas di wilayah Sumatera Utara.

Pertumbuhan pasar kelapa sawit baik di dalam maupun di luar negeri

mendorong pembukaan dan perluasan areal kelapa sawit yang begitu ekstensif

antara lain melalui program PIR (Perkebunan Inti Rakyat) yang dilaksanakan

sejak tahun 1979 serta keikutsertaan pihak swasta di dalam industri kelapa sawit

yang mendapatkan dukungan perbankan pada era 80-an. Sejak saat itulah luas

Tandan Buah Segar (TBS)

Crude Palm Oil (CPO)

Palm Kernel Oil (PKO)

Olein Amino Acid

Carotene Vit A,E PFAD Single Cell Protein

Stearine Gliserida Es Krim Lipase Es Krim Soap Chip

Fatty Acid

Cooking Oil

Salad Oil

Shortening Metil Ester

Wash Soap

CBS Fat Powder

Margarin

Cosmetics

Shortening

Soap

Vegetable Ghee

Vanaspati

CBS

Food Emulsifier

Fatty Alcohol

Glicerol Oxygenater FA/Ester

Polyethoxylate Derivatives

Fatty Amine Ester Asam Lemak

Metalic Salt

Page 3: V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59087/8/BAB V... · kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa

57

perkebunan kelapa sawit mengalami perkembangan yang pesat. Dalam 32 tahun,

luas areal berkembang dari 105 ribu hektar (tahun 1967) menjadi 7,8 juta hektar di

tahun 2009 (Gambar 15). Perluasan areal juga memberikan dampak yang besar

terhadap produksi CPO Indonesia. Pada tahun 1980, produksi CPO Indonesia

tercatat 721.172 ton dan dalam 3 dekade (tahun 2010) meningkat 26,4 kali lipat

menjadi 19.760.011 ton (angka perkiraan).

Keterangan : **) Perkiraan

Gambar 15. Perkembangan luas areal kelapa sawit (--) dan produksi minyak sawit (...

(Sumber : Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, 2011) ) di indonesia

Ditinjau dari pola pengusahaannya, perkebunan kelapa sawit di Indonesia

dijalankan oleh tiga pihak yaitu perkebunan besar negara, perkebunan besar

swasta dan perkebunan rakyat. Pada awalnya pengusahaan perkebunan kelapa

sawit didominasi oleh perkebunan negara, namun perannya semakin kecil dan

tertinggal oleh perkebunan rakyat dan swasta. Perkebunan negara yang hingga

saat ini mengelola perkebunan kelapa sawit adalah PTPN I sampai VIII, PTPN

XIII dan PTPN XIV. Seluruh perusahaan perkebunan milik negara tersebut

mempunyai unit pengolahan CPO dan PKO, tetapi yang memiliki pabrik

pengolahan minyak goreng sawit (RBD Olein) hanya dua, yaitu PTPN II dan

PTPN IV yang terletak di Sumatera Utara.

Perkebunan rakyat mulai tumbuh pesat sejak dilaksanakannya program

PIR yang memungkinkan petani untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas.

Dalam perkembangan selanjutnya perkebunan swasta mempunyai peranan yang

Page 4: V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59087/8/BAB V... · kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa

58

lebih besar dalam perluasan areal dan produksi minyak sawit. Pada tahun 2009,

luas areal perkebunan kelapa sawit yang dimiliki perusahaan swasta, baik nasional

maupun asing yang beroperasi di Indonesia adalah 4.181.369 hektar di seluruh

Indonesia, atau mencapai 53 persen dari luas total areal kelapa sawit di Indonesia

(Gambar 16)

Gambar 16 Perbandingan luas areal perkebunan kelapa sawit menurut

pengusahaan tahun 2011 (Sumber: Ditjenbun, 2011)

Hingga saat ini areal kelapa sawit telah tersebar di 20 propinsi. Sebagai

tempat awal perkembangan perkebunan kelapa sawit, pulau Sumatera mempunyai

areal kelapa sawit terbesar dengan luas mencapai 66% dari total luas areal kelapa

sawit di Indonesia. Pembukaan hamparan dalam skala luas di kawasan barat

Indonesia saat ini mulai sulit dilakukan, sehingga investasi perkebunan kelapa

sawit mulai mengarah ke kawasan timur Indonesia.

Tabel 4 Persebaran areal kelapa sawit menurut pengusahaan tahun 2009

Wilayah Luas Areal (Ha)

Perkebunan Rakyat

Perkebunan Negara

Perkebunan Swasta

Sumatera 2 481 347 509 866 2 230 611 Jawa 6 795 17 079 3 289 Bali, NTB dan NTT 0 0 0 Kalimantan 468 008 62 874 1 824 648 Sulawesi 79 510 15 766 116 103 Maluku 0 0 0 Papua dan Papua Barat 25 753 24 927 6 718 INDONESIA 3 061 413 630 512 4 181 369 Sumber : Ditjenbun (2011), diolah

Page 5: V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59087/8/BAB V... · kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa

59

Dari tabel 4 terlihat investasi perkebunan yang dilakukan pihak swasta baik

nasional maupun asing banyak dilakukan di Kalimantan dan Sulawesi namun

belum banyak dilakukan di Papua dimana kepemilikan perkebunan kelapa sawit

di Papua maupun Papua Barat masih didominasi oleh perkebunan negara.

Ditinjau dari sisi pemasarannya, dari ketiga pelaku perkebunan kelapa sawit

hanya perkebunan rakyat yang menjual produksinya dalam bentuk TBS,

sementara perkebunan negara dan perkebunan swasta telah terintegrasi dengan

unit usaha pengolahan minyak sawit yang dimiliki masing-masing perusahaan.

Pengolahan TBS dari perkebunan rakyat di luar program PIR harus dikumpulkan

terlebih dahulu melalui agen sebelum dapat diolah di pabrik pengolahan kelapa

sawit karena pada umumnya produksi dari masing-masing kebun petani

jumlahnya tidak banyak.

--- Rantai nilai ; __

Gambar 17 Rantai Pasok dan Rantai Nilai Kelapa Sawit

Rantai pasok

Perkebunan Rakyat

Perkebunan Besar Negara

Perkebunan Besar Swasta

Agen

PPKS PTPN PPKS Swasta

KPB-PTPN Divisi Marketing

Perusahaan Trading

Konsumen Domestik

Konsumen Luar Negeri

Kelapa Sawit

CPO

Minyak Goreng Oleokimia Bioetanol

dll

Page 6: V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59087/8/BAB V... · kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa

60

Rantai pasok CPO menampilkan Pabrik pengolahan Kelapa Sawit mengolah

TBS menjadi minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). CPO

yang diproduksi oleh perkebunan negara dipasarkan melalui Kantor Pemasaran

Bersama (KPB-PTPN) melalui sistem lelang, sementara pemasaran CPO pada

perusahaan perkebunan swasta dilakukan oleh divisi pemasaran masing-masing

perusahaan. Di dalam negeri, industri minyak goreng sawit merupakan konsumen

terbesar disamping industri lain, seperti biofuel dan oleokimia. Sementara ekspor

CPO juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan berbagai industri turunan kelapa

sawit di berbagai negara importir (Gambar..)

5.2 Profil Industri Pengolahan CPO

Industri pengolahan kelapa sawit merupakan subsistem dalam agribisnis

kelapa sawit yang mempunyai peranan penting pada tahap pasca panen. Hal ini

terkait dengan sifat kelapa sawit yang mudah mengalami penurunan mutu setelah

di panen. Standar mutu kelapa sawit antara lain ditentukan oleh kadar asam

lemak bebas (ALB) yang akan sangat berpengaruh terhadap mutu CPO yang

dihasilkan. ALB merupakan hasil dari reaksi hidrolisa minyak. Kadar ALB akan

semakin meningkat jika jangka waktu antara pemanenan dengan pengolahan juga

semakin lama. Kenaikan kadar ALB akan menurunkan mutu minyak yang

dihasilkan. Oleh karena itu tandan buah segar harus sesegera mungkin dibawa dan

diolah di pabrik pengolahan minyak sawit.

Industri perkebunan kelapa sawit yang dimiliki perusahaan besar negara dan

perusahaan besar swasta sudah terintegrasi dengan pabrik pengolahan minyak

kelapa sawit sehingga perdagangan kelapa sawit pada kedua perusahaan ini

dilakukan dalam bentuk CPO dan atau PKO. Kondisi ini berbeda dengan

perkebunan rakyat. Tandan buah segar dari perkebunan rakyat dipasarkan melalui

pengumpul sebelum dapat diproses pada unit pengolahan minyak sawit yang

dimiliki perusahaan besar negara atau perusahaan besar swasta.

Perkembangan luas areal kelapa sawit di Indonesia juga diikuti oleh

perkembangan industri pengolahan minyak kelapa sawit. Jumlah industri

pengolahan kelapa sawit terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004,

Page 7: V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59087/8/BAB V... · kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa

61

terdapat 320 industri pengolahan minyak sawit dengan total kapasitas 13.520 ton

TBS/jam yang tersebar di 19 propinsi di Indonesia (Ditjenbun, 2004). Pada tahun

2008, jumlah ini mengalami kenaikan hampir dua kali lipatnya menjadi 608 unit

dengan total kapasitas mencapai 34.280 ton TBS/jam dan telah tersebar di 22

propinsi (Tabel 5).

Tabel 5 Jumlah Industri Pengolahan Kelapa Sawit (CPO dan PKO) Tahun 2008

No Propinsi Jumlah PPKS Kapasitas (ton TBS/jam)

1 NAD 25 980 2 Sumatera Utara 92 3 815 3 Sumatera Barat 26 1 645 4 Riau 140 6 660 5 Kepulauan Riau 1 40 6 Jambi 42 2 245 7 Sumatera Selatan 58 3 555 8 Kepulauan Bangka Belitung 16 1 235 9 Bengkulu 19 990 10 Lampung 10 375 11 Jawa Barat 1 30 12 Banten 1 60 13 Kalimantan Barat 65 5 475 14 Kalimantan Tengah 43 3 100 15 Kalimantan Selatan 15 770 16 Kalimantan Timur 29 1 545 17 Sulawesi Tengah 7 590 18 Sulawesi Selatan 2 150 19 Sulawesi Barat 6 260 20 Sulawesi Tenggara 3 260 21 Papua 3 140 22 Papua Barat 4 360 TOTAL 608 34 280 Sumber : Dewan Kelapa Sawit

Jumlah PPKS di tiap wilayah berbanding lurus dengan luas areal kelapa

sawit yang ada. Ditinjau dari persebarannya, sekitar 71% industri pengolahan

minyak sawit berada di Sumatera, 25% berada di Kalimantan dan sisanya tersebar

di Jawa, Sulawesi dan Papua. Industri pengolahan minyak sawit di wilayah

Sumatera telah tumbuh cukup lama sejalan dengan pertumbuhan areal kelapa

sawit di wilayah ini, terutama di Riau dan Sumatera Utara. Sementara itu, sejalan

dengan investasi perkebunan kelapa sawit yang banyak dilakukan di kawasan

timur Indonesia juga diikuti pembangunan industri pengolahan kelapa sawit di

Page 8: V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59087/8/BAB V... · kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa

62

kawasan ini. Meskipun jumlah industri pengolahan yang dibangun di Kalimantan,

Sulawesi dan Irian belum sebanyak yang ada di Sumatera, tetapi pabrik

pengolahan minyak sawit di ketiga wilayah ini rata-rata mempunyai kapasitas

produksi yang lebih besar dengan rata-rata kapasitas produksi setiap pabrik adalah

68,7 ton TBS/jam, sementara rata-rata kapasitas produksi pabrik pengolahan

minyak sawit di Sumatera adalah 51,3 ton TBS/jam.

5.3 Profil Industri Minyak Goreng di Indonesia

Agroindustri minyak goreng sawit merupakan industri yang mempunyai

kedudukan penting untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng domestik, baik

untuk kebutuhan masyarakat maupun industri pangan. Seiring dengan pergeseran

pola konsumsi minyak nabati masyarakat Indonesia dari minyak kelapa ke minyak

sawit, maka perkembangan industri minyak goreng sawit juga menjadi semakin

penting. Sejak Pelita I hingga tahun 1974, industri minyak goreng nasional masih

menggunakan kopra sebagai bahan baku. Pada era tersebut pangsa pasar minyak

goreng kelapa pada pasar minyak goreng domestik mencapai 90% sementara

minyak goreng sawit hanya sekitar 10% (Amang, 1996). Selain didorong oleh

peningkatan produksi CPO di Indonesia, perkembangan industri minyak goreng

sawit juga disebabkan biaya produksi minyak goreng sawit yang lebih rendah

dibandingkan minyak goreng kelapa.

Industri minyak goreng sawit telah berkembang lama di beberapa wilayah di

pulau Sumatera seperti di Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Selatan. Produksi

CPO di ketiga wilayah ini mencapai lebih dari 11 juta ton pada tahun 2009 (Tabel

6) dengan jumlah industri minyak goreng sawit sebanyak 26 unit pabrik pengolah

minyak goreng sawit. Di wilayah pulau Kalimantan juga mulai tumbuh sentra-

sentra industri minyak goreng sawit, terutama di Kalimantan Tengah dan

Kalimantan Barat. Namun demikian produksi CPO di wilayah ini belum terlalu

tinggi karena usia perkebunan kelapa sawit yang relatif masih muda sehingga

belum berproduksi secara maksimal. Pembangunan industri minyak goreng di

wilayah yang juga sentra kelapa sawit merupakan salah satu bentuk efisiensi

karena dapat menekan biaya transportasi bahan baku.

Page 9: V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59087/8/BAB V... · kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa

63

Dalam perkembangan selanjutnya, industri minyak goreng sawit mulai

banyak berdiri di luar sentra kelapa sawit seperti di propinsi DKI Jakarta, Jawa

Barat dan Jawa Timur. Ketiga wilayah ini mempunyai sarana pelabuhan yang

sangat diperlukan dalam pengangkutan bahan baku CPO ke industri pengolahan.

Meskipun bahan baku harus didatangkan dari wilayah Sumatera yang berarti

adanya biaya transportasi, pendirian industri minyak goreng di ketiga wilayah ini

dapat menekan biaya pemasaran karena pasar minyak goreng di pulau Jawa

merupakan pasar terbesar, terkait dengan jumlah penduduknya yang tertinggi di

Indonesia.

Tabel 6 Sebaran industri minyak goreng sawit di Indonesia tahun 2011

No Propinsi Jumlah Pabrik (Unit)

1 NAD 2 2 Sumatera Utara 13 3 Sumatera Barat 3 4 Riau 8 5 Jambi 2 6 Sumatera Selatan 5 7 Lampung 4 8 DKI Jakarta 8 9 Jawa Barat 8 10 Jawa Tengah 5 11 Jawa Timur 9 12 Banten 1 13 Kalimantan Barat 11 14 Kalimantan Timur 2 15 Sulawesi Utara 5 16 Sulawesi Tengah 1 17 Sulawesi Selatan 5 18 Gorontalo 1 19 Papua Barat 1 TOTAL 94 Sumber : Kemenperin (2011)

Karakeristik industri minyak goreng adalah industri berskala besar dan

menggunakan teknologi tinggi dalam proses produksinya. Pada umumnya

industri minyak goreng sawit juga terintegrasi secara vertikal dengan industri

hulu. Menurut KPPU (2010), 68% industri minyak goreng sawit terintegrasi, dan

hanya 32% yang tidak terintegrasi. Kondisi ini merupakan faktor-faktor yang

Page 10: V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59087/8/BAB V... · kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa

64

berpengaruh terhadap struktur pasar industri minyak goreng sawit. Skala usaha

yang tergolong besar serta penggunaan teknologi tinggi secara tidak langsung juga

menjadi rintangan masuk (barrier to entry) bagi pemain baru dalam industri ini.

Empat pelaku usaha terbesar dalam industri minyak goreng sawit di Indonesia

adalah Wilmar Group, Musim Mas, Sinar Mas dan Indofood dengan total pangsa

pasar keempat kelompok perusahaan tersebut 57,3% (Tabel 7).

Tabel 7 Pangsa Pasar 10 perusahaan terbesar dalam Industri Minyak Goreng Sawit di Indonesia

No. Pelaku Usaha (Group) Jumlah Perusahaan

Kapasitas Produksi (Ton/thn)

Pangsa Pasar

1 Wilmar Group 6 3930000 25.47% 2 Musim Mas 6 2490000 16.14% 3 Sinar Mas 5 1380000 8.94% 4 Indofood 3 800000 5.18% 5 Permata Hijau Group 4 720000 4.67% 6 PT Agro Jaya Perdana 1 480000 3.11% 7 Pacific Interlink Sdn Bhd 1 420000 2.72% 8 PT Bina Karya Prima - 370000 2.40% 9 Duta Palma Group - 360000 2.33% 10 PT Tunas Baru Lampung

(Sungai Budi Group) - 355940 2.31%

11 Lain-lain - 4124060 26.73%

TOTAL

15430000 100.00%

Keterangan : (-) Tidak ada data, Sumber : Kemenperin (2011), KPPU (2010)

Berbagai penelitian terkait struktur pasar CPO dan minyak goreng sawit

domestik dari tahun 1993 hingga 2010 memperlihatkan kondisi struktur pasar

minyak goreng sawit di Indonesia yang berbeda. Penelitian yang dilakukan

Erdiman (1998) menyimpulkan bahwa struktur pasar CPO domestik selama kurun

waktu 1993-1997 mendekati pasar persaingan sempurna, dengan hasil

perhitungan CR-4 sebesar 10,0-20,0. Hal ini menandakan tidak ada produsen

CPO yang mendominasi pasar. Hal yang berbeda terjadi pada pasar minyak

goreng, dimana struktur pasar industri minyak goreng sawit di Indonesia

terkonsentrasi cukup tinggi, dengan nilai CR-4 mencapai 65,0-80,0.

Susanto (2000) juga melakukan analisis dengan penghitungan CR-4 dan

HHI sebagai ukuran konsentrasi industri dan menyimpulkan bahwa struktur

Page 11: V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59087/8/BAB V... · kelapa sawit yang terdiri dari daging kelapa sawit (mesokarp), biji kelapa

65

industri minyak goreng sawit terkonsentrasi tinggi (tight oligopoly), yang

ditunjukkan dari nilai HHI sebesar 2203,67. Konsentrasi industri juga

mengindikasikan adanya kekuatan pasar yang dimiliki oleh beberapa perusahaan

yang bersifat dominan. Dari penghitungan CR-4 diperoleh hasil sebesar 64,22,

yang berarti empat perusahaan terbesar menguasai 64,22 persen dari pangsa pasar

minyak goreng sawit di dalam negeri.

Struktur industri minyak goreng sawit mengalami perubahan drastis

setelah satu dekade. Dari kajian mengenai yang dilakukan KPPU (2010)

diperoleh hasil nilai HHI sebesar 662,4 dan CR-4 sebesar 42,60 persen yang

berarti struktur pasar industri minyak goreng sawit di Indonesia memiliki

karakteristik oligopoli longgar (loose oligopoly).