Vaksin Edit Jadi Print hhh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hgrjhmvghjrhgcghsdghjk;jkiy bkjtknhnjfth fyuegbvbk,h bjktgjk

Citation preview

FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

VAKSIN

Tingkat 1A

Disusun oleh

Ayu WulandariP17320312015

Ersa FauziP17320312024

Rosa Lutfi Yulia P17320312015

Okky RiskyP17320312054

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

Kampus : Jl. Dr. Semeru No. 116 Telp. (0251) 8325063/8326587

Bogor 1611

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan karunianyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah Farmakologi dengan judul Farmakokinetik Dan Farmakodinamik Vaksin . ini telah penyusun selesaikan tepat pada waktunya. Pembuatan makalah ini tidak lepas dari kerjasama yang baik antar sesama kelompok dan bimbingan dari dosen mata kuliah Agama .

Penyusun menyadari banyak terdapat kekurangan di dalam isi maupun penjelasan di makalah ini , maka dari itu Kritik dan saran serta permohonan maaf bila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Demikian semoga makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi tentang Vaksin.

Akhir kata penyusun ucapkan terimakasih dan jangan lupa berdoa pada Allah S.W.T.

Bogor, April 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HYPERLINK \l "_Toc354993040" KATA PENGANTAR2

HYPERLINK \l "_Toc354993041" DAFTAR ISI3

HYPERLINK \l "_Toc354993042" BAB I HYPERLINK \l "_Toc354993043" PENDAHULUAN4

HYPERLINK \l "_Toc354993044" A.Latar Belakang4

HYPERLINK \l "_Toc354993045" B.Rumusan masalah4

HYPERLINK \l "_Toc354993046" C.Tujuan5

HYPERLINK \l "_Toc354993047" 1.Tujuan umum5

HYPERLINK \l "_Toc354993048" 2.Tujuan khusus5

HYPERLINK \l "_Toc354993049" D.Metode Pengumpulan Data5

HYPERLINK \l "_Toc354993050" BAB II6

HYPERLINK \l "_Toc354993051" TINJAUAN TEORI6

HYPERLINK \l "_Toc354993052" A.Pengertian6

HYPERLINK \l "_Toc354993053" B.Farmakokinetik6

HYPERLINK \l "_Toc354993054" C.Farmakodinamik7

HYPERLINK \l "_Toc354993055" D.Interaksi Farmakodinamik dan Interaksi Farmakokinetik7

HYPERLINK \l "_Toc354993056" E.Jenis-Jenis Vaksin7

HYPERLINK \l "_Toc354993057" F.Kegunaan vaksin10

HYPERLINK \l "_Toc354993058" G.Perbedaan antara vaksin hidup yang dilemahkan dan vaksin mati10

HYPERLINK \l "_Toc354993059" H.jenis vaksin yang sedang dalam proses penelitian12

HYPERLINK \l "_Toc354993060" F.Efek samping vaksinasi13

HYPERLINK \l "_Toc354993061" BAB III15

HYPERLINK \l "_Toc354993062" PEMBAHASAN15

HYPERLINK \l "_Toc354993063" Beberapa contoh Vaksin dan penjelasannya15

HYPERLINK \l "_Toc354993064" BAB IV28

HYPERLINK \l "_Toc354993065" PENUTUP28

HYPERLINK \l "_Toc354993066" A.Kesimpulan28

HYPERLINK \l "_Toc354993067" B.Saran28

HYPERLINK \l "_Toc354993068" DAFTAR PUSTAKA29

HYPERLINK \l "_Toc354993069" LAMPIRAN30

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejak ditemukannya vaksin pada abad ke 18, maka tehnologi pembuatan vaksin dan ilmu ppengetahuan tentang vaksin telah maju dengan sangat pesatnya, dan hal positif yang kita lihat dan kita rasakan dari vaksin, adalah bahwa dunia kedokteran saat ini telah berhasil mengeliminasikan beberapa jenis penyakit infeksi yang dahulu kala sangat mematikan, misalnya penyakit cacar air, yang setiap kali terjadi wabah akan membawa korban meninggal yang cukup banyak, penyakit polio dibeberapa bagian dunia ini, dan beberapa penyakit infeksi lain yang bisa diatasi dengan pemberian vaksin yang tepat dan vaksinasi.

Dengan kemajuan teknologi pembuatan vaksin, maka kita juga telah mengenal banyak jenis vaksin yang tersedia untuk berbagai macam penyakit infeksi yang bisa dicegah dengan vaksin, saat ini telah tersedia sekitar 23 jenis vaksin, dan masih banyak vaksin baru lain yang sedang dalam proses penelitian dan pengembangan, misalnya vaksin HIV AIDs, vaksin demam berdarah dengue, vaksin malaria, vaksin TBC baru. Vaksin dan tindakan Vaksinasi diakui sebagai suatu penemuan dan terobosan terbesar bidang kesehatan dari umat manusia pada abad ke 20 ini selain telah tersedianya air yang bersih dan aman untuk dipergunakan dan diminum oleh hampir semua bagian dunia. Lebih dari 3 juta nyawa telah diselamatkan setiap tahun diseluruh dunia oleh vaksin, namun diseluruh dunia masih terdapat sekitar 3 juta kematian pertahun akibat penyakit infeksi yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin.

Banyak bayi anak orang dewasa dan usia lanjut yang telah diselamatkan oleh vaksin yang diberikan untuk mencagah penyakit infeksi yang bisa dicegah dengan vaksin dan vaksinasi.

Rumusan masalah

Apa pengertian vaksin?Bagaimana Interaksi Farmakodinamik dan Interaksi FarmakokinetikBagaimana cara kerja vaksin?Apa jenis-jenis vaksin?Apa kegunaan vaksin?Apa perbedaan vaksin hidup dan vaksin mati?Bagaimana jenis vaksin yang dalam proses penelitian?Apa efek samping vaksinasi?

Tujuan

Tujuan umum

Penulisan makalah ini secara umum bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dokumen Keperawatan, sehingga mahasiswa tidak hanya mengetahui tentang Vaksin dan kegunaannya akan tetapi dapat memahami materi tersebut sehingga diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan khusus

Untuk mengetahui pengertian obat, vaksin, farmakokinetik, farmakologiUntuk mengetahui Interaksi Farmakodinamik dan Interaksi FarmakokinetikBagaimana cara kerja vaksinUntuk mengetahui jenis-jenis vaksinUntuk mengetahui perbedaan vaksin hidup dan vaksin matiUntuk mengetahui jenis vaksin yang dalam proses penelitianUntuk mengetahui Efek samping vaksin

Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada makalah ini yaitu dengan mencari sumber referensi baik dari buku sumber maupun internet dalam menunjang penyususnan makalah ini.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Pengertian

Obat adalah zat kima yang di gunakan untuk pengobatan, mengurangi sakit,dan untuk menyembuhkan penyakit.Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi)

Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.

Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).Farmakokinetik merupakan istilah yang menggambarkan bagaimana tubuh mengolah obat, kecepatan obat itu diserap (absorpsi), jumlah obat yangdiserap tubuh (bioavailability), jumlah obat yang beredar dalam darah(distribusi), di metabolisme oleh tubuh, dan akhirnya dibuang dari tubuh(Eksresi )Farmakodinamik menggambarkan bagaimana obat bekerja danmempengaruhi tubuh, melibatkan reseptor, post-reseptor dan interaksikimiaFarmakokinetik dan farmakodinamik membantu menjelaskan hubunganantara dosis dan efek dari obat

Farmakokinetik

Fase Absorpsi,Dimana fase ini merupakan fase penyerapan obat pada tempat masuknya obat selain itu faktor absorpsi ini akan mempengaruhi jumlah obat yang harus diminum dan kecepatan perjalanan obat didalam tubuh

Fase Distibusimerupakan fase penyebaran atau distribusi obat didalam jaringan tubuh. Faktor distribusi ini dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk obat yang digunakan, komposisi jaringan tubuh, distribusi obat dalam cairan atau jaringan tubuh, ikatan dengan protein plasma dan jaringan.

Fase Biotransformasi,fase ini dikenal juga dengan metabolisme obat, diman terjadi proses perubahan struktur kimia obat yang dapat terjadi didalam tubuh dan dikatalisis olen enzim.

Fase Ekskresi,merupakan proses pengeluaran metabolit yang merupakan hasil dari biotransformasi melalui berbagai organ ekskresi. Kecepatan ekskresi ini akan mempengaruhi kecepatan eliminasi atau pengulangan efek obat dalam tubuh.

Farmakodinamik

Cabang ilmu yang mempelajari efek biokimia dan fisiologi obat serta mekanisme kerjanya disebut farmakodinamik. ( pengaruh obat terhadap organ-organ tubuh )ini tidak berlaku bagi terapi gen )Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah untuk :1. meneliti efek utama obat2. mengetahui interaksi obat dengan sel3. mengetahui respon khas yang terjadi.

Interaksi Farmakodinamik dan Interaksi Farmakokinetik

Interaksi farmakodinamik,merupakan suatu interaksi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja, atau sistem fisiologik yang sama. Interaksi ini bisa menimbuolkan efek yang sinergistik, atau antagonistik. Interaksi farmakodinamik ini biasanya dapat diramalkan (misalnya: pengelompokan obat antihipertensi yang dapat saling sinergik menurunkan tekanan darah).Interaksi farmakokinetik, jika salah satu obat memengaruhi absorpsi, distribusi, biotransformasi (metabolisme), dan ekskresi obat yang lain. Ini dapat mengakibatkan kadar plasma obat lain menurun atau justru meningkat. Akibatnya, toksisitas dapat terjadi, atau mungkin penurunan efektivitas obat tersebut.

Jenis-Jenis Vaksin

1.Live attenuated vaccine

Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulang-ulang, namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah. Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu :

Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkan respon imun sehingga diberikan dalam bentuk dosis kecil antigenRespon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak perlu dosis bergandaDipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek netralisasi jika waktu pemberiannya tidak tepat.Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenikDapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiahMempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan keefektifan mencapai 95%Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh, meningkatkan dosisi asli dan berperan sebagai imunisasi ulangan

Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam tifoid, vaksin campak, gondongan, dan cacar air (varisela)

2. Inactivated vaccine (Killed vaccine)

Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu :

Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat dimasukkan dalam bentuk antigenRespon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan hanya sedikit atau tidak menimbulkan imunitas selulerTiter antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga diperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan system imun, respon imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua dan ketigaTidak dipengaruhi oleh circulating antibodyVaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenikTidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah

Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid.

3. Vaksin Toksoid

Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman. Hasilpembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoidyang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan imunogenesitasnya. Contoh : Vaksin Difteri dan Tetanus

4. Vaksin Acellular dan Subunit

Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib) dan vaksin Influenza.

5.Vaksin Idiotipe

Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen.Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor presel B.

6. Vaksin Rekombinan

Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yangpatogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi selpenerima vaksin.

7.Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)

Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya.

Kegunaan vaksin

Untuk memberi kekebalan pada tubuh

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu,

Untuk mengurangi kemungkinan serangan penyakit tertentu,

Untuk mencegah terjangkitnya suatu penyakit sesuai dengan vaksin yang diberikan,

Untuk meningkatkan kesehatan tubuh

Perbedaan antara vaksin hidup yang dilemahkan dan vaksin mati

Kita bisa membedakan antara vaksin mati dan vaksin hidup yang dilemahkan dengan melihat kelebihan dan kekurangan antara kedua jenis vaksin ini.

Kelebihan dan Kelemahan Vaksin Mati :Kelebihannya :

Keuntungan vaksin mati adalah bisa dipergunakan untuk semua orang, termasuk untuk wanita hamil, mereka yang mengalami kelainan sistim imunologi/sistim pertahanan tubuh, misalnya penderita penyakit HIV AIDs, orang yang dicangkok organ tubuh, pasien ginjal yang melakukan dialisis (cuci) darah, atau pasien yang mendapat pengobatan kortiosteroid. Karena hanya mengandung bakteri atau virus mati, tidak ada lagi kemungkinan mutasi genetik dari bibit penyakit kembali menjadi ganas, sehingga aman bagi pemakai vaksin tersebut. Cara menyimpan vaksin mati ini juga lebih mudah daripada vaksin hidup, cukup disimpan dalam suhu 2 - 8 derajat Celsius.

Kelemahannya :

Kelemahannya adalah karena bakteri atau virus penyebab penyakitnya telah dimatikan, maka reaksi perangsangan terhadap sistim imunologi tubuh lebih lemah, sehingga untuk mendapatkan hasil proteksi yang optimal, dan berlangsung lama, diperlukan pengulangan vaksinasi, yang disebut dosis booster / dosis penguat ulangan.

Catatan: dalam penelitian vaksin, ditemukan bahwa vaksin mati lebih baik dipakai untuk mencegah penyakit infeksi karena bakteri daripada penyakit infeksi karena virus

Contoh Vaksin Mati (Killed Vaccines / Inactivated Vaccines) :

Vaksin Polio Inactivated (IPV),Vaksin DPT,Vaksin Hepatitis A dan B,Vaksin Pneumonia,Vaksin Meningitis,Vaksin Hib dan Vaksin Influenza,Vaksin Human Papiloma Virus,Vaksin Demam Typhoid

Kelebihan dan Kelemahan Vaksin Hidup yang Dilemahkan :

Kelebihanannya :

Karena mengandung bibit penyakit hidup yang dilemahkan, sehingga menimbulkan reaksi rangsangan yang sangat kuat terhadap sistim imunologi tubuh kita untuk memproduksi zat antibody, dan reaksi ini bertahan cukup lama bahkan seumur hidup, sehingga kita tidak memerlukan mengulang vaksinasi atau dosis booster.

Kelemhannya:

Kelemahanya adalah karena ini mengandung bakteri yang hidup meski telah dilemahkan, sehingga vaksin jenis ini tidak boleh diberikan untuk wanita hamil, mereka yang mengalami kelainan sistim imunologi /sistim pertahanan tubuh, misalnya penderita penyakit HIV AIDs, orang yang dicangkok organ tubuh, pasien ginjal yang melakukan dialisis (cuci) darah dan penderita yang diobati dengan kortikosteroid. Karena bibit penyakit masih hidup meskipun telah dilemahkan, masih ada kemungkinan terjadi mutasi genetik, dimana bibit penyakit menjadi ganas kembali, sehinggga menimbulkan penyakit bagi penerima vaksin tersebut. Juga dikatakan bahwa kemungkinan efek samping lebih banyak ditemukan dengan vaksin hidup yang dilemahkan daripada dengan vaksin mati Karena mengandung bibit penyakit yang masih hidup, maka dalam penyimpanan vaksin ini diperlukan suhu rendah untuk menyimpannya, biasanya adalah suhu minus 20 derajat Celsius.

Catatan : dalam penelitian vaksin, ditemukan bahwa vaksin hidup lebih baik dipakai untuk mencegah penyakit infeksi karena virus daripada penyakit infeksi karena bakteri

Contoh vaksin hidup yang dilemahkan (Live Attenauted Vaccines) :

Vaksin MMR, Vaksin Oral Polio (OPV), Vaksin Varicella, Vaksin Yellow Fever / Demam Kuning, Vaksin Rotavirus

jenis vaksin yang sedang dalam proses penelitian

Saat ini ada beberapa jenis vaksin yang sedang dalam proses penelitian dan pengembangan, antara lain :

Vaksin HIV AIDs

Sejak merebaknya kasus HIV AIDs beberapa decade yang lalu, hingga sekarang vaksin anti virus HIV ini masih dalam tahap penelitian yang intensif, namun belum juga berhasil menemukan vaksin yang benar benar memuaskan dan efektif untuk menangkal dan mengobati infeksi virus HIV AIDs ini.

Vaksin Malaria,

vaksin ini telah diteliti sejak beberapa puluh tahun yang lalu, dan saat ini telah mulai memberikan harapan dan hasil hasil uji klinik yang menjanjikan.

Vaksin demam berdarah dengue

vaksin ini juga telah diteliti sejak beberapa puluh tahun yang lalu, saat ini uji klinik fase 3 sedang dilakukan secara intensif untuk membuktikan bahwa vaksin ini aman untuk digunakan, dan efektif untuk menangkal infeksi virus demam berdarah dengue yang banyak beredar dinegara subtropis dan tropis seperti Indonesia

Vaksin untuk penyakit non infeksi

seperti vaksin untuk tumor otak (Glioblastoma), vaksin utk penyakit Alzheimer (penyakit gangguan daya ingat orang tua), vaksin untuk penyakit Atherosclerosis (penyakit kelainan pembuluh darah), vaksin untuk multiplesclerosis, vaksin untuk pengobatan kecanduan zat nikotin, kecanduan obat /drugs abuse, vaksin untuk alergi, vaksin kanker Prostate, vaksin utk diabetes dll

Vaksin untuk pengobatan penyakit (Vaccine for Treatmet)

Nanti kita akan mempunya vaksin yang dipergunakan untuk mengobati penyakit bukan hanya untuk mencegah penyakit infeksi seperti yang kita kenal dan pergunakan saat ini.

Efek samping vaksinasi

Seperti halnya obat, tidak ada vaksin yang bebas dari risiko efek samping. Namun keputusan untuk tidak memberi vaksin juga lebih berisiko untuk terjadinya penyakit atau lebih jauh menularkan penyakit pada orang lain. Risiko komplikasi serius dari vaksin selalu jauh lebih rendah daripada risiko jika anak Anda jatuh sakit dengan salah satu penyakit.

Alergi terhadap vaksin kejadiannya jarang. Vaksin terhadap difteri, tetanus, batuk rejan, polio dan Hib dapat menyebabkan area merah dan bengkak di tempat vaksinasi. Hal ini akan hilang dalam beberapa hari. Anak mungkin mendapatkan demam pada hari suntikan dan hingga 10 hari kemudian.Vaksin MMR dapat menyebabkan reaksi singkat yang dapat dimulai dari beberapa hari sampai tiga minggu setelah vaksinasi. Anak Anda mungkin mendapatkan gejala-gejala ringan seperti penyakit yang sedang divaksinasi terhadap, misalnya dingin, reaksi kulit, demam atau kelenjar ludah membengkak.

Vaksin meningitis C mungkin mempunyai efek sebagai berikut. Bayi: beberapa pembengkakan dan kemerahan di tempat suntikan diberikan. Balita selama 12 bulan: beberapa pembengkakan dan kemerahan di tempat suntikan diberikan. Sekitar satu dari empat anak mungkin telah terganggu tidur. Sekitar 1 dari 20 anak mungkin mengalami demam ringan Anak-anak Pra-sekolah: sekitar 1 dalam 20 mungkin memiliki beberapa bengkak di tempat suntikan. Sekitar 1 dalam 50 mungkin mengalami demam ringan dalam beberapa hari vaksinasi. Anak-anak dan remaja: sekitar satu dari empat mungkin memiliki beberapa pembengkakan dan kemerahan di tempat injeksi. Sekitar 1 dalam 50 mungkin mengalami demam ringan. Sekitar 1 dari 100 mungkin mengalamisakit pada lengan yangdiinjeksi, yang bisa berlangsung satu atau dua hari.

BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab ini kami akan membahas mengenai vaksin secara terperinci

Beberapa contoh Vaksin dan penjelasannya

Vaksin BCG

DeskripsiVaksin BCG adalah vaksin yang berisi Mycobacterium bovis (Bacillus Calmette-Guerin) yang dilemahkan, Paris strains.

IndikasiImunisasi aktif terhadap TBC.

PenyimpananVaksin harus disimpan pada suhu antara +2 C dan +8 C. Terlindung dari cahaya. Pengencer harus disimpan pada suhu kamar. Tanggal kadaluwarsa 1 tahun.PenyajianBox @ 5 ampul vaksin BCG + Box @ 5 ampul pengencer (4 mL)Box @ 10 ampul vaksin BCG + Box @ 10 ampul pengencer (4 mL)KomposisiTiap ampul (20 dosis) vaksin mengandung: Bacillus Calmette-Guerin 1,5 mg yang dilemahkan (1,5-6.000.000 partikel culturable), Monosodium glutamat 7,5 mg. Setiap 1 mL pengencer terdiri dari: Natrium Klorida 9 mg, Air untuk iklan injeksi 1 mL.pelaksanaan 0,05 mL vaksin (yang dilarutkan dengan 4 mL pengencer) diberikan intradermal, untuk bayi di bawah usia 1 tahun.

NATRIUM KLORIDA

Klasifikasi

Elektrolit (larutan pengganti).Abortipasien

Kategori Kehamilan Tidak Diketahui

Indikasi

IV : Hidrasi dan penambahan natrium klorida dalam keadaan defisiensiRumatan status cairan dan elektrolit dalam keadaan dimana terjadi kehilangan yang sangat hebat (dieuresis hebat atau pembatasan garam secara berlebihan) Larutan 0,45 % (Salin setengah normal) adualah yang paling sering digunaka untuk hidrasi dan pengobatan diabetes hiperosmoraLarutan 0,9 % (Salin normal) digunakan untuk :

Pengganti

Mengobati alkalosis metabolik

Cairan awal pada hemodialisis

Untuk memulai dan mengakhiri transfusi

0,9 % dan 0,45% Dapat dipakai sebagai larutan irigasi

Volume kecil natrium klorida 0,9% (Bebas pengawet atau bakteriostatik) digunakan

untuk mengencerkan dan melarutkan obat

Larutan hipertonis (3%, 5% ) diperlukan pada keadaan dimana penggantian natrium secara cepat perlu dilakukan

HiponatremiaGagal Ginjal

Gagal jantungHipokloremia

PO : Pencegahan atau penatalaksanaan deplesi volume sehubungan dengan retriksi garam atau berada dalam panas dengan keringat berlebihan selama pajana suhu tinggi.

Nasal : Larutan 0,4-0,75% Digunakan untuk melembabkan mukosa hidung

yang kering atau teriritasi, yang dapat terjadi akibat demam, alergi, salah pengguanaan dokongestan , pembedahan intranasal, atau prosedur lain.

Kerja Obat

Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstrasel dalam bantu mempertahankan distribusi air, keseimbangan cairan dan elektrolit , keseimbangan asam basa , dan tekanan osmotikklorida adalah anion utama dalam cairan ekstrasel dan terlibat dalam mempertahanka keseimbangan asam basa, larutan natrium klorida serupa dengan cairan ekstrasel. Efek Terapeutik

Penggantian pada keadaan defisiensi dan mempertahankan homeostatis.

Farmakokinetik

Absorpsi

Diabsorpsi dengan baik pemberian oral. Larutan pengganti natrium klorida hanya diberikan secara IV

Distribusi

Distribusi secara cepat dan luas.

Metabolisme Dan Eksresi

Dieksresi terutama oleh ginjal.

Waktu Paruh : Tidak diketahui

Kontraindikasi Dan Perhatian

Kontraindikasi pada :

Larutan IV : Larutan hipertonis (3%, 5%) tidak boleh diberikan kepada pasien yang natrium serumnya meningkat, sedikit menurun, atau nomal.Retensi cairan atau hipernatremia.Gunakan secara hati-hati pada :

IV : pasien yang peka terhadap abnormalitas metabolik, asam basa, atau cairan dan elektrolit, termasuk : penambahan elektrolit)

Natrium klorida yang diawetkan dengan benzil alkohol tidak boleh digunakan dengan Neonatus. PO : Hidrasi yang tidak adekuat (air dan elektrolit lain harus ganti).

Reaksi Merugikan Pada Efek Samping

KV: edema, gagal jantung kongesti,edama paru.

C dan E:hipokalemia, hipervolemia, hipernatremia.

Lokal: ekstravasasi, iritasi pada tempat penyuntikan IV.

Interaksi

Obat-obat :

Natrium klorida dalam jumlah berlebihan dapat mengantagonis sebagai efek obat

antihiperhistamin.

penggunaan bersamaan glukokortikoid dapat menyababkan kelebihan retensi natrium.

Rute Dan Dosis

Natrium klorida 0,9 % (isotonik)

IV (Dewasa) : 1 liter (mengandung 150 mEq natrium perliter), Kecepatan dan jumlahnya ditentukan berdasarkan keadaan yang diatasi.

Natrium klorida 0.45% (hipotonik)

IV (Dewasa) : 1-2 liter (mengandung 75 mEq natrium perliter) kecepatan dan

jumlahnya ditentukan berdasarkan keadaan yang sedang diatasi.

Natrium klorida 3%,5% (hipertonik)

IV (Dewasa) : 100 mlselama 1jam (3% mengandung 50 mEqnatrium per 100 ml ; 5% mengandung 83,3 , mEq natrium per 100 ml)

Pengganti Oral

PO (Dewasa) : 1-2 g 3 hqri sehari

Pelembab hidung

Nasal (Dewasa dan anak-anak ) : digunakan sesuai dengan kebutuhan .

Sediaan

Larutan IV : 0,45%, 0,9%, 3%, 5% Dalam kombinasi dengan : dekstora , elektrolitPelarut :0,9 %Konsentrat untuk pengenceran : 14,6%, 23,4%, Tablet lepas lambat : 600 mgLarutan Nasal : 0,4%, 0,6%, 0,65%, 0,75%.

Waktu/ Profil Kerja Obat (PO, IV= elektrolit , intraamniotik= saat absorpsi)

Awitan

puncak

DURASI

PO

IV

Intra amniotik

Tidak diketahui

Cepat ( min)

12-24 Jam

Tidak diketahui

Di akhir infus

Tidak diketahui

Tidak diketahui

Tidak diketahui

36 Jam

Vaksin Campak

DeskripsiVaksin campak merupakan vaksin hidup yang dilemahkan. Ini adalah vaksin beku-kering kekuningan di botol kaca, yang harus dilarutkan hanya dengan pelarut disediakan secara terpisah oleh PT Bio Farma. Vaksin ini disiapkan untuk injeksi.IndikasiImunisasi aktif terhadap infeksi campak.

Pelaksanaan0,5 mL vaksin (yang dilarutkan dengan pengencer yang disediakan oleh PT Bio Farma), diberikan subkutan untuk bayi 6-9 bulan.PenyimpananVaksin harus disimpan pada suhu antara +2 oC dan +8 oC, terlindung dari cahaya. Pengencer harus disimpan pada suhu kamar. Tanggal kadaluwarsa 2 tahun.Penyajian Box: 10 vial vaksin @ 10 dosis + pengencer @ 10 ampul @ 5 ml Box: 10 vial vaksin @ 20 dosis + pengencer @ 10 ampul @ 10 mL

Komposisi

Setiap dosis (0,5 ml) vaksin dilarutkan mengandung:Bahan aktif: Campak Virus CAM 70 regangan tidak kurang dari 1.000 CCID50 (kultur sel infektif dosis 50)Eksipien: Kanamisin sulfat tidak lebih dari 100 mcg, Eritromisin tidak lebih dari 30 mcg.

KANAMISIN

Klasifikasi

Antiinfeksi (Aminoglikosida)

Indikasi

Pengobatan infeksi Basilergram negatif dan infeksi akibat stafilokokus bila penisilin atau obat yang kurang toksik lainnya dikontroindikasikan Pengobatan infeksi berikut ini yang disebabkan oleh organisme yang rentan :Infeksi tulangInfeksi saluran pernafasanInfeksi kulit dan jaringan lunakInfeksi AbdomenInfeksi saluran kemih berkomplikasi

Kerja Obat

Menghambat sintesis protein pada bakteri di tingkat ribosom 30S

Efek Terapeutik

Keja bakterisidal terhadap bakteriayang rentan.

Spektum

pseudomonas aeroginaso

klebsella pneumoniae

escherichia coli

Proteus

Serratia

Acenitobacter.

Farmakokinetik

Absorpsi

Absorpsinya buruk setelah pemberian obat oral. Diabsorpsi dengan baik setelah pemberian IM. Absorpsi sedikit terjadi setelah pemberian instalasi intraperitoneal.

Distribusi

Distribusi secara luas ke cairan ektrasel setelah pemberian IM atau IV. Menembus plasenta. Penetrasi buruk kedalam SPP.

Metabolisme Dan Eksresi

Ekresi terutama di ginjal ( >90% ). Jumlah minimal dimetabolisme oleh hati.

Waktu Paruh 2-4 jam (meningkatkan pada keruskan ginjal ).

Kontradikasi Dan Perhatian

Kontradikasi pada :

HipersensitivitasSensitivitas silang dengan aminoglikosida lainHipersensitivitas terhadap bisulfit (hanya parenteral).

Gunakan secara hati-hati pada :

Kerusakan ginjal (perlu penyesuaian dosis)Kehamilan dan laktasi (keamanan penggunaan belum ditetapkan)Penyakit neuromuskuler, seperti miastenia gravis

Reaksi Merugikan Dan Efek Samping

Mata dan THT: Ototoksisitas (vestibuler dan koklear)

GU: Nefrotoksisitas

Neuro: Peningkatan blok neuromuskuler.

Lain-lain: reaksi hipersensitivitas

Interaksi

Obat-obat :

Dinaktivitas oleh penisilin jika diberikan secara bersamaan pada pasien yang menderita

insufisiensi ginjal

Kemungkinan paralis pernafasan setelah inhalasi anestetik (eter, siklopropan , haloten atau nitros oksida) atau penyekat neuromuskuler (tubokuraranin, suksinil kolin, dekametonium ).Peningkatan insidens ototoksisitas bila digunakan bersama dieuretik loop (asam eta krinik, furosemid )Meningkatkan insidens nefrotoksisitas bila digunakan bersama obat nefrotoksik lainnya

Rute Dan Dosis

Tidak lebih dari 1,5 g/hari pada setiap rute.IM, IV (Dewasa dan Anak-anak, Bayi ) : 15 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6-12 jam.PO (Dewasa) : 4-6 g/hari dalam dosis terbagi untuk antisepsis intestinal praoperasi; 8-12 g/hari dalam dosis terbagi untuk ensepalopati hepatik.

Sediaan

Kapsul : 500 mgInjeksi: 75 m/3 ml, 500 mg/2 ml , 1 g/3 ml.

Waktu/ Profil Kerja Obat (Kadar Darah)

Awitan

Puncak

IM

IV

Cepat

Cepat

0,5-2 jam

Di akhir infus

ERITROMISIN

Klasifikasi

anti infeksi (Makrolida) Katagori kehamilan B

Indikasi

PO .: Pengobatan infeksi berikut yang ini disebabkan oleh organisme yang rentan :

Infeksi saluran pernapasan atas dan bawah

Otitis media (dengan sulfonamid) Infeksi kulit dan struktur kulit

pertusis DifteriaPenyakit Legionaire

Eritrasma Amebiasis intestinal

Penyakit inflamasi pelvisDemam reumatik

Uretritis non- gonokokusSifilis

Kerja Obat

Menekan sintesis protein pada tingkat ribosom bakterial 50SEfek terapeutik :

Bakterio- statik melawan bakteri yang rentan.

Spekrtum :

aktiv dalam melawan bakteri kokus gram positif termasuk :

Sterptokokus

Stafilokokus

Basil gram positif, termasuk :

Cloustridium

Cory-nebacterium

Farmakokinetik

Absorpsi

Diabsorpsi dengan baik dari duadenum setelah pemberian oral. Absorpsi minimal dapat terjadi setelah pemberian topikal atau oftalmic

Distribusi

Didistribusi secara luas. Petrasi minimal ke CSS. Menembus palsenta dan masuki ASI.

Metabolime dan Eksresi

Sebagian dimetabolisme oleh hati, disekresi terutama empedu dalam bentuk yang tida berubah. Sejumlah kecil dieksresikan melalui urine dalam bentuk yang tidak berubah. Waktu Paruh : 1,4-2 jam

Kontraindikasi Dan Perhatian

Dikontaindikasi pada :

HipersensitivitasDisfungsi hepatik (garam estolat)Kehamilan (garam estolat)

Gunakan secara hati-hati pada :

Penyakit hatiGaram selain estolat dapat digunakan pada kehamilan untuk mengatasi infeksiChlamydia atau sifilisensitivitas terhadap tartrazin (beberapa produk yang mengandung tartrazin-pewarna kuning FDC #5).

Reaksi Yang Merugikan Dan Efek Samping

GI: mual, muntah,diare,nyeri abdomen,kram,hepatitis.

Mata dan THT:ototoksisitas.

Drem:ruam.

Lokal:flebilitis pada tempat penyuntikan IV.

Lain-lain:reaksi alergi.

Interaksi

Obat-obat :

Meningkatkan aktivitasdan resiko toksisitas alfentalin,astemizol,bromo-kiptrin, teofilin, karbamazeptin, siklosporin, disopiramid, alkaloid ergot, antikoagulan oral, metilprednisolon, terfanadin, atau triazomolam.dapat meningkatkan kadar digoksin dalam serum pada sejumlah kecil pasien

Rute Dan Dosis

250 mg basa eritromisin, estolat atau sreatar = 400 mg eritromisin etilsuksinat.

PO (Dewasa): Base, estolat, stearat-250 500 mg tiap 6-12 jam

(sampai 100 mg kg /hari).

PO (Anak anak): 30-50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 6-12 jam

Sediaan

Eritromisin Basa

Tablet salut enterik : 250 mg, 333 mgTablet dengan partikel salut polimer 333 mg, 500 mg Tablet salut film : 500 mgKapsul lepas lambat:{125 mg}, 250 mgSalep topikal:2% Gel topikal: 2% Salep oftalmik : 5 mg/g.

Eritromisin Estolat

Tablet: 500 mgKapsul: 250 mgSuspensi oral: 125 mg/5 ml,250 mg/5 ml

Eritromisin Strearat

Tablet salut film : 250 mg, 500 mg

Eritromisin Etilsukinat

Tablet Kunyah :200 mgTablet :400 mgSuspensi Oral : 200 mTetes : 100 mg

Eritromisin Laktobionat

Injeksi :500 mg, 1 mg

Waktu/ Profil Kerja Obat (Kadar Darah)

Awitan

Puncak

PO

IV

1 jam

Cepat

1-4 jam

Di akhir infus

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar. Dengan kemajuan teknologi pembuatan vaksin, maka kita juga telah mengenal banyak jenis vaksin yang tersedia untuk berbagai macam penyakit infeksi yang bisa dicegah dengan vaksin, saat ini telah tersedia sekitar 23 jenis vaksin, dan masih banyak vaksin baru lain yang sedang dalam proses penelitian dan pengembangan, misalnya vaksin HIV AIDs, vaksin demam berdarah dengue, vaksin malaria, vaksin TBC baru. Vaksin dan tindakan Vaksinasi diakui sebagai suatu penemuan dan terobosan terbesar bidang kesehatan dari umat manusia pada abad ke 20 ini selain telah tersedianya air yang bersih dan aman untuk dipergunakan dan diminum oleh hampir semua bagian dunia. Lebih dari 3 juta nyawa telah diselamatkan setiap tahun diseluruh dunia oleh vaksin, namun diseluruh dunia masih terdapat sekitar 3 juta kematian pertahun akibat penyakit infeksi yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin.Farmakokinetik merupakan istilah yang menggambarkan bagaimana tubuh mengolah obat, kecepatan obat itu diserap (absorpsi), jumlah obat yangdiserap tubuh (bioavailability), jumlah obat yang beredar dalam darah(distribusi), di metabolisme oleh tubuh, dan akhirnya dibuang dari tubuh(Eksresi )Farmakodinamik menggambarkan bagaimana obat bekerja dan mempengaruhi tubuh, melibatkan reseptor, post-reseptor dan interaksikimia Farmakokinetik dan farmakodinamik membantu menjelaskan hubungan antara dosis dan efek dari obat

Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan tidak hanya mengetahui tentang vaksin dan kegunaannya akan tetapi dapat memahami materi tersebut sehingga diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Father rohman. 2012. Pengobatan Alternative. Surabaya : indah Surabaya

James alson. 2003. Belajar Mudah Farmakologi. Jakarta : EGC

Judith Hoper Deglin Pharmd. 2005. Pedoman Obat Untuk Perawat. Jakarta : EGC

Yohana Arisandi dan yovita andriani. 2003. Terapi Herbal Pengobatan Berbagai Penyakit. Eska Media

http/www: scribd. Vaksin/2012/net.com

www. health vaksin. net

LAMPIRAN

Gambar vaksin

TT Vaccine DT Vaccine

DTP VaccineTd Vaccine

BCG VaccineHepatitis B Vaccine

Influenza HA VaccineOral Polio Vaccine

Measles Vaccine