22

Click here to load reader

jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

  • Upload
    vokhanh

  • View
    220

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

STATUS KEBERLANJUTAN TERIPANG PASIR (Holothuria scraba) DARI KAJIAN DIMENSI EKOLOGI DIDESA PENAGA KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN

RIAU

SukirmanMahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Dr. Ir. Hj. Khodijah, M.SiDosen Manajemen sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Tengku Said Raza’I, S.Pi. MPDosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH.

ABSTRAK

Teripang pasir merupakan salah satu hasil tangkapan perikanan yang bernilai ekonomis sehingga permintaan tinggi dan penangkapan secara terus-menerus meningkat. Desa penaga merupakan wilayah pesisir dimana sepanjang pantai terdapat lamun sebagai daerah penangkapan teripang pasir (Holothuria scraba) bagi masyarakat sekitar. Kondisi lingkungan yang ada ditepi pantai terdapat aktifitas pemukiman dan jalur transportasi nelayan sehingga akan menggangu kehidupan biota yang hidup dilingkungan tersebut. Tujuan penelitian untuk menganalisis kondisi lingkungan perairan, substrat, ukuran penangkapan dan teknik penangkapan dan menganalisis status keberlanjutan kehidupan teripang pasir. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2014 sampai April 2014. Metode penelitian yang digunakan mengunakan metode survey, sedangkan pengumpulan data dilapangan disetiap stasiun menggunakan metode purposive sampling data yang dikumpulkan adalah kondisi perairan, ukuran penangkapan, teknik penangkapan dan substrat sebagai tempat hidup teripang pasir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perairan, substrat, teknik penangkapan di Desa Penaga cukup baik yaitu dengan nilai skor 2,00-3,00 karena disetiap stasiun berbeda kondisi perairannya, sedangkan untuk ukuran penangkapan dengan nilai skor 1,00 yang artinya buruk untuk kehidupan teripang pasir disebabkan penangkapan yang dilakukan masyarakat dari ukuran yang kecil sampai besar sehingga dapat menggangu ekosistem maupun pertumbuhan teripang pasir yang ada di perairan Desa Penaga. Hasil penelitian dari analisis keberlanjutan teripang pasir yang sangat keberlanjutan adalah parameter teknik penangkapan yaitu dengan nilai indeks 88,89 hal ini disebabkan penangkapan yang dilakukan masyarakat Desa Penaga menggunakan cara menguntil atau mengambil dan menyelam sehingga tidak merusak habitat atau ekosistem yang ada di area penangkpan teripang pasir, sedangkan untuk parameter ukuran penangkapan mendapat nilai indeks 11,11 yang artinya ukuran penangkapan dikategorikan tidak keberlanjutan karena masyarakat melakukan penangkapan dari ukuran yang sangat kecil, apabila penangkapan yang ukuran sangat kecil ditangkap secara terus-menerus akan mengalami kepunahan untuk kehidupan teripang pasir. .

Kata kunci : ekologi, Status keberlanjutan, Teripang pasir

Page 2: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

ABSTRACT

Sea cucumbers sand is one of the catch fisheries economic value so that the high demand and the arrest of continuously increasing. Penaga Village is the coastal areas along the coast where therehave a seagrass as sand sea cucumber fishing area (Holothuria scraba) to the surrounding community. Environmental conditions that exist on the edge of the beach there is a settlement activities and the transport path so that fishermen would disrupt the lives of the organisms that live in the environment. The aim of research to analyze the condition of the aquatic environment, the substrate, the size of the capture and arrest techniques and analyze the status of sustainable life sand sea cucumbers. The study was conducted in January 2014 through April 2014. The method used the method of the survey, while the collection of field data at each station using purposive sampling method collected data is the condition of the waters, the size of the arrest, arrest techniques and substrate as a place to live sand sea cucumbers. The results showed that the water conditions, substrated, fishing techniques in the Penaga Village is good enough with a score of 2.00 to 3.00 because of the different conditions in each station waters, while the size of the arrest with a score of 1.00, which means bad for the life of sea cucumbers sand caused arrests made public from size small to large so as to disturbed the ecosystem and growth of existing sand sea cucumbers in the penaga village’s waters. The results of the analysis of the sustainability of sea cucumber sand very sustainability of fishing techniques that are parameters with an index value of 88.89 this is due to arrests made Penaga Village community use and how to dangle or take a dive so as not to damage habitat or ecosystems in the sand sea cucumber fishing areas , while for the arrest size parameter gets the value of the index 11.11, which means the size of the captured of sustainability is not categorized as public arrests of a very small size, when catching the extremely small size captured on an ongoing basis will experience the extinction of life sand sea cucumbers. ,

Keywords: ecology, sustainability status, sand Teripang

Page 3: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

I. PENDAHULUAN Wilayah pesisir merupakan ruang

pertemuan antara daratan dan lautan,

karenanya wilayah ini merupakan suatu

wilayah yang unik secara geologis, ekologis,

dan merupakan domain biologis yang sangat

penting bagi banyak kehidupan di daratan

dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah

pesisir juga unik dari segi ekonomi karena

wilayah ini menyediakan ruang bagi

aktivitas manusia yang menghasilkan

manfaat ekonomi yang besar. Selain itu,

Wilayah pesisir merupakan wilayah yang

terdapat ekosistem dan sumberdaya yang

sangat beragam sehingga pesisir merupakan

wilayah yang strategis bagi kondisi ekonomi

dan kesejahteraan sosial serta pembangunan

negara (Cincin-Sain and Knecht, 1998

dalam Rahmawaty, 2004).

Desa Penaga merupakan salah satu

wilayah Provinsi Kepulauan Riau yang kaya

akan ekosistem laut dengan kondisi

lingkungan perairan yang sangat baik untuk

kegiatan perikanan tangkap dan budidaya.

Adapun salah satu potensi perikanan

tangkap yang mulai berkembang kearah

perikanan budidaya di pesisir. Desa Penaga

adalah daerah yang memilki sumberdaya

perikanan yang baik. Kegiatan penangkapan

teripang dapat kita temukan di kawasan

perairan desa Teluk Bintan Kabupaten

Bintan.

Dalam beberapa tahun terakhir ini

bentuk pemanfaatan teripang pasir melihat

dari potensi sebagai pembuatan minyak dan

konsumsi teripang, sehingga produktifitas

teripang penting mendapat perhatian agar

dapat menjadi sumber pendapatan

masyarakat secara berkelanjutan. Sedangkan

produktifitas teripang pasir tersebut

dipengaruhi faktor lingkungan dan

kehidupannya seperti bergantung pada

perairan dan habitatnya.

Adapun tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Menganalisis kondisi perairan, substrat,

ukuran penangkapan dan teknik

penangkapan untuk kehidupan Teripang

Pasir (Holothuria scraba) di Desa

Penaga.

Page 4: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

2. Menganalisis status keberlanjutan

kehidupan teripang pasir (Holothuria

scraba) pada dimensi ekologi di Desa

Penaga.

Manfaat dari hasil penelitian ini

diharapkan :

1. Memberi informasi dan pengetahuan

mengenai keberlanjutan kehidupan

teripang pasir (Holothuria scabra) pada

dimensi ekologi khususnya diperairan

Teluk Bintan.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menjadi bahan masukan dan

pertimbangan pengambilan dalam

perencana pengelolaan pemanfaatan

Teripang Pasir (Holothuria scabra)

yang berkelanjutan.

II. METODE PENELITIAN

A. Waktu tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari

bulan January 2014 sampai April 2014 yang

meliputi studi literatur, survei awal lokasi,

pengambilan data lapangan, pengolahan

data dan penyusunan laporan akhir.

Pengukuran dan pengambilan data lapangan

yang berlokasi di desa Penaga Kecamatan

Teluk Bintan Kabupaten Bintan, Provinsi

Kepulauan Riau. Dan Laboratorium FIKP

UMRAH.

Berikut merupakan peta lokasi penelitian

gambar 1.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

B. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

No. Alat dan bahan Kegunaan

1. Multi Tester Pengukur suhuPengukur oksigen terlarut

2. Saltmeter Pengukur salinitas3. Sheccidisk Pengukur kecerahan

perairan4. Sekop Pengambilan sampel

substrat5. GPS Penentuan titik stasiun6. Alat tulis Mencatat hasil data7. Turbidimeter Pengukur kekeruhan8. Kantong plastik Tempat substrat9. Penggaris Ukuran penangkapan10. Aquades Kalibrasi

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan

adalah metode survei yakni pengamatan

Page 5: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

langsung terhadap kondisi lapangan. Data

yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini

adalah data primer dan sekunder. Data

primer merupakan data dimensi ekologis

yaitu kondisi perairan, substrat, dan

kelimpahan yang di ambil dari survei

lapangan. Data sekunder antara lain adalah

studi pustaka, laporan penelitian terdahulu

dan literatur yang berkaitan dengan

penelitian.

D. Prosedur Penelitian

Penentuan stasiun penelitian dilakukan

dengan Purposive Sampling yakni teknik

pengambilan sampel secara sengaja dan

sudah ditentukan atas pertimbangan tertentu,

namun ingin diteliti dapat terwakili. Stasiun

pengamatan berada di wilayah pesisir Desa

Tanjung Pisau (Penaga) yang terdiri dari 3

stasiun yang merupakan daerah yang

menjadi habitat teripang pasir dan

merupakan daerah penangkapan teripang

pasir.

1. Stasiun 1 :Terletak pada titik

koordinat N 1o1’41.00”– E 104023’52.16”

Stasiun ini adalah daerah yang airya tenang

atau daerah yg belum terpengaruhi berbagai

aktifitas apapun.

2. Stasiun 2 terletak pada titik koordinat

N 1o1’44.34” – E 104o23’52.25”. yaitu

bagian tengah perairan yang dekat dengan

aktifitas domestik atau perumahan.

3. Stasiun 3 : terletak pada titik

koordinat N 1o1’53.83” – E 104o24’12.65”.

yaitu bagian muara perairan dengan kondisi

lingkungan sebagai jalur transportasi

pelayaran kapal-kapal nelayan.

E. Analisa data

Analisis data ini menggunakan metode

deskriptif kuantitatif sesuai dengan konteks

permasalahan, dengan pembobotan dan

skoring menurut kisaran toleransi.

Pembobotan dan skoring ditetapkan pada

setiap parameter yang berpengaruh besar

terhadap kehidupan teripang pasir.

Pembobotan pada setiap faktor pembatas

ditentukan berdasarkan pada dominannya

parameter tersebut terhadap kehidupan

teripang pasir. Adapun tahapan-tahapan

analisis sebagai berikut :

Page 6: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

1. Penetapan variabel pengamatan,

yaitu dilakukan dengan cara mengacu dari

beberapa sumber literatur yang terkait

dengan parameter yang dianggap penting

bagi kehidupan teripang pasir meliputi :

Kondisi lingkungan perairan (Suhu, pH,

salinitas, DO, kecerahan, kekeruhan dan tipe

substrat) pada tabel 2.

2. Adapun pembobotan dari setiap

parameter ditentukan besar kecilnya nilai

tersebut tergantung pada seberapa pentingya

parameter-parameter tersebut bagi

kehidupan teripang pasir menurut sumber

literatur yang dijadikan pedoman.

Bobot 1 : Untuk parameter yang penting

terhadap kehidupan teripang pasir.

Bobot 2 : Untuk parameter yang sanagat

berpengaruh pada parameter lainnya

terhadap kehidupan Teripang pasir.

3. Sedangkan untuk teknik skoring,

masing-masing parameter memiliki peran

yang berbeda sehingga penskoran

berdasarkan kisaran toleransi untuk teripang

pasir mulai dari buruk, cukup dan baik. Pada

tahap ini hasil pemberian bobot dan skor

kemudian dianalisis secara manual

menggunakan program Microsoft Excel.

Skor 1 : Diluar dalam kisaran toleransi

(buruk)

Skor 2 : Terletak di batas kisaran

toleransi (cukup)

Skor 3 : Masih dalam kisaran toleransi

(baik)

4. Pengkategorian tingkat

keberlanjutan

pengkategorian tinngkat keberlanjutan

bertujuan untuk mengetahui tingkat

keberlanjutan total dari seluruh variabel.

Kategori tingkat keberlanjutan terletak

antara 0 – 100, Kemudian hasil nilai skor

rata-rata dari hasil perkalian antara bobot

dan skor yang diperoleh dianalisis

menggunakan perhitungan indeks

keberlanjutan. Adapun tahapan perhitungan

analisis secara manual menggunakan

program Microsoft Excel 2010. Cara

penilaian terhadap hasil yang diperoleh

mengacu pada rumus (Khodijah, 2014).

Tahap pertama menghitung nilai rata-rata

Page 7: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

skor dari beberapa variabel yang diteliti

dengan pernyataan rumus :

X rata-rata skor atribut = Σ(Bobot x Skor)N

Keterangan :

Σ (Bobot x Skor): Jumlah skor yang

diperoleh

N : Jumlah variabel

pengamatan

Selanjutnya dilakukan perhitungan

indeks keberlanjutan dengan cara

normalisasi data menggunakan rumus :

Indeks keberlanjutan =

(X Rata−rata−Skor Minimum)(Skor Maksimum−Skor Minimum)

x 100

Hasil normalisasi yang diperoleh

merupakan nilai indeks keberlanjutan

lingkungan perairan teripang pasir di Desa

Penaga. Posisi kategori tingkat

keberlanjutan terletak antara 0-100.

Table 2. kategori keberlanjutanNo. Indeks Tingkat

Keberlanjutan 1 00,00 – 25,00 Tidak Keberlanjutan

2 25,01 – 50,00 Kurang Keberlanjutan

3 50,01- 75, 00 Cukup Keberlanjutan

4 75,01 – 100,0 Sangat Keberlanjutan

Sumber : Wahyudi, 2009 dan Khodijah,

2014

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi lingkungan perairan teripang

pasir

a. Stasiun 1

Berdasarkan pengamatan penelitian

dilapangan dapat dilihat kondisi lingkungan

perairan yang ada di stasiun 1. Stasiun I

berada didaerah yang alami sehingga

kondisi dalam kondisi baik bagi kehidupan

teripang pasir.

phsalinitas

SUHU

KEKERUHAN

KECERAHANDO

UKURAN TANGKAP

TEKNIK PENANGKAPAN

SUBSTRAT

0

2

42 2

2

3221

3

2

stasiun I

Gambar 2. Hasil pengukuran stasiun I

Berdasarkan hasil pengukuran pH dari

stasiun I mendapat skor 2, skor 2 dapat

diartikan hasil yang cukup baik untuk

kehidupan teripang pasir. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh radjab

(1994), ditemukan bahwa teripang pasir

hidup dengan kisaran pH 7-8.

Page 8: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

Dari hasil pengukuran salinitas

diperairan Desa Penaga menunujukkan

dalam kondisi cukup baik yaitu dengan

mendapatkan skor 2, hal ini dikarenakan

pada stasiun I masih alami sehingga

perairan pada stasiun I dalam keadaan baik.

Berdasarkan hasil pengukuran suhu

perairan distasiun I yaitu mendapatkan skor

2, dari hasil tersebut dapat diketahui suhu

cukup baik untuk kehidupan teripang, hal ini

dikarenakan pada stasiun I berhadapan

langsung dengan laut dan langsung terkena

cahaya matahari. Kisaran suhu perairan

yang sesuai untuk pertumbuhan teripang

adalah 20 – 25 0C (Badan penelitian dan

pengembangan pertanian, 1993).

Dari hasil pengukuran kekeruhan

perairan di Desa Penaga mendapat skor 3,

yang artinya skor 3 kekeruhan diperairan

dalam keadaan baik bagi kehidupan teripang

pasir. Kekeruhan adalah kondisi perairan

yang menggambarkan sifat optik air yang

ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya

yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-

bahan yang terdapat didalam air.

Berdasarkan hasil pengukuran

kecerahan perairan pada stasiun I yaitu

mendapat skor 2, skor 2 yaitu menunjukkan

kecerahan perairan cukup baik untuk

kehidupan teripang pasir.

Dari hasil pengukuran DO perairan di

Desa Penaga pada stasiun 1 yaitu

mendapatkan skor 2, yang dimaksud skor 2

adalah dimana DO perairan menunjukkan

dalam kondisi cukup baik. Kondisi ini baik

untuk pertumbuhan teripang pasir sehingga

dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan

baik diperairan Desa Penaga.

Dari hasil tangkapan di Desa Penaga

didapat ukuran tangkap dengan skor 1 yaitu

menunjukkan penangkapan teripang pasir

dengan ukuran yang tidak baik atau buruk,

hal ini dikarenakan penangkapan teripang

pasir dengan ukuran yang kecil juga

ditangkap ini mengkhawatirkan akan

berdampak buruk terhadap kehidupan

teripang pasir apabila penangkapan dengan

ukuran yang kecil masih dilakukan terus

menerus akan berdampak kepunahan

teripang pasir.

Page 9: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

Berdasarkan hasil pengamatan selama

penelitian teknik penangkapan mendapatkan

skor 3 yaitu menunjukkan teknik

penangkapan teripang pasir baik untuk

lingkungan dan kehidupan teripang pasir.

Hal ini dikarenakan penangkapan teripang

pasir dengan cara mengambil atau

mengutip, teknik penangkapan ini sangat

baik dan tidak merusak lingkungan.

Dari hasil pengukuran dilaboratorium

substrat mendapat skor 2 yaitu menunjukkan

kondisi substrat cukup baik, arti cukup baik

substrat yaitu kondisi substrat masih baik

untuk kehidupan teripang pasir.

b. Stasiun II

Berdasarkan hasil pengamatan

penelitian yang ada di stasiun II berada

didaerah dekat perairan pemukiman ataupun

perumahan yang terdapat limbah domestik,

adanya pemukiman pada stasiun II akan

mengakibatkan terganggunya lingkungan

sekitar sehingga akan berdampak pada

kehidupan teripang pasir. Dibawah ini dapat

dijelaskan perparameter hasil pengukuran

dari kualitas perairan di Desa Penaga.

phsalinitas

SUHU

KEKERUHAN

KECERAHANDO

UKURAN TANGKAP

TEKNIK PENANGKAPAN

SUBSTRAT

0

2

4

22 2

122

13

2

Stasiun II

Gambar 3. Hasil pengukuran stasiun II

Berdasarkan hasil pengukuran pH dari

stasiun II mendapat skor 2, skor 2 dapat

diartikan hasil yang cukup baik untuk

kehidupan teripang pasir. Berdasarkan

pengamatan yang ada diperairan Desa

Penaga dalam kondisi yang cukup baik

sehingga kehidupan teripang pasir tidak

akan terganggu. Namun perlu dilakukan

pengecekan secara berkala untuk kualitas air

yang ada di Desa Penaga karena kondisi

perairan sewaktu-waktu akan berubah.

Dari hasil pengukuran salinitas

diperairan Desa Penaga menunujukkan

dalam kondisi cukup baik yaitu dengan

mendapatkan skor 2, pengamatan yang

dilakukan diperairan Desa Penaga bahwa

salinitas yang ada diperairan baik untuk

kehidupan teripang pasir dan dari hasil yang

didapat sangat bagus, pada umumnya

Page 10: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

teripang pasir dapat menyesuaikan diri

terhadap perubahan salinitas sampai batas

tertentu.

Berdasarkan hasil pengukuran suhu

perairan distasiun II yaitu mendapatkan skor

2, dari hasil pengamatan yang dilakukan

diperairan Desa Penaga dapat diketahui

bahwa suhu cukup baik untuk kehidupan

teripang pasir. Namun perlu adanya

pengecekan secara berkala untuk

mengetahui suhu yang baik untuk kehidupan

teripang pasir.

Dari hasil pengukuran kekeruhan

perairan di Desa Penaga mendapat skor 1,

yang artinya skor 1 kekeruhan diperairan

dalam keadaan buruk bagi kehidupan

teripang pasir. Kekeruhan yang ada

diperairan Desa Penaga buruk karena

adanya pemukiman di dekat perairan

sehingga menimbulkan dampak bagi

kekeruhan perairan.

Berdasarkan hasil pengukuran

kecerahan perairan pada stasiun II yaitu

mendapat skor 2, skor 2 yaitu menunjukkan

kecerahan perairan cukup baik untuk

kehidupan teripang pasir.

Dari hasil pengukuran DO perairan di

Desa Penaga pada stasiun II yaitu

mendapatkan skor 2, yang dimaksud skor 2

adalah dimana DO perairan menunjukkan

dalam kondisi cukup baik.

Dari hasil tangkapan di Desa Penaga

didapat ukuran tangkap dengan skor 1 yaitu

menunjukkan penangkapan teripang pasir

dengan ukuran yang tidak baik atau buruk.

Berdasarkan hasil pengamatan selama

penelitian teknik penangkapan mendapatkan

skor 3 yaitu menunjukkan teknik

penangkapan teripang pasir baik untuk

lingkungan dan kehidupan teripang pasir.

Dari hasil pengukuran dilaboratorium

substrat mendapat skor 2 yaitu menunjukkan

kondisi substrat cukup baik, arti cukup baik

substrat yaitu kondisi substrat masih baik

untuk kehidupan teripang pasir.

c. Stasiun III

` Berdasarkan hasil pengamatan yang ada

diperairan Desa Penaga pada stasiun III

yaitu daerah dekat dengan transpotasi kapal-

Page 11: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

kapal nelayan. Dibawah ini dijelaskan

parameter yang diamati didalam melakukan

penelitian. Transpotasi kapal-kapal nelayan

akan menggangu kehidupan teripang pasir.

phsalinitas

SUHU

KEKERUHAN

KECERAHANDO

UKURAN TANGKAP

TEKNIK PENANGKAPAN

SUBSTRAT

0

2

42

22

3221

32

Stasiun III

Gambar 4. Hasil pengukuran stasiun III

B. Nilai skor keseluruhan

Pada penelitian keberlanjutan populasi

teripang pasir melalui dimensi ekologi ini

terdapat 9 atribut yang dianalisis yaitu

kondisi perairan yang meliputi salinitas,

suhu, DO, pH, Kecerahan, Kekeruhan,

Substrat, ukuran tangkap dan teknik

penangkapan. Visualisasi dari keseluruhan

atribut tersebut dapat dilihat pada gambar.

phsalinitas

SUHU

KEKERUHAN

KECERAHANDO

UKURAN TANGKAP

TEKNIK PENANGKAPAN

SUBSTRAT

0.00

2.00

4.00

2.002.00

2.00

2.332.002.00

1.00

3.00

2.00

Total keseluruhan

Gambar 5. Total keseluruhan parameter

C. Status keberlanjutan teripang

Hasil analisis yang didapat dari indeks

keberlanjutan masing – masing variable

penelitian yang mempengaruhi

keberlanjutan populasi kehidupan teripang

pasir di Desa Penaga. Keberlanjutan

teripang pasir dapat dilihat pada 9 variabel

yang dianalisis untuk kehidupan teripang

pasir di Desa Penaga. Indeks masing -

masing variable divisualisasikan dengan

diagram radar dapat dilihat pada gambar.

Page 12: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

suhu

Ph

salinitas

substrat

ukuran penangkapanteknik penangkapan

kecerahan

kekeruhan

DO

0

50

10077.78

55.5644.44

66.6711.11

88.89

50

66.67

66.67

Status keberlanjutan

Gambar 6. Status keberlanjutan teripang

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dapat disimpulkan

bahwa indeks keberlanjutan lingkungan

perairan, substrat, teknik penangkapan dan

ukuran penangkapan secara keseluruhan dari

setiap stasiun. Dari parameter suhu dengan

nilai indeks 77.78 yang dikategori sangat

keberlanjutan dan parameter salinitas

dengan nilai indeks 44.44 yang terkategori

kurang berkelanjutan sehingga tidak baik

untuk kehidupan teripang pasir disetiap

stasiun, sedangkan parameter pH dengan

nilai indeks 55.56, susbtrat dengan nilai

indeks 66,67, kekeruhan dengan nilai indeks

66,67, parameter DO dengan nilai indeks

66,67 yang terkategori cukup berkelanjutan

untuk kehidupan teripang pasir dan teknik

penangkapan dengan nilai indeks 88.89

dengan kategori sangat keberlanjutan untuk

kehidupan teripang pasir, hal ini

dikarenakan pada setiap stasiun memiliki

lingkungan yang berbeda-beda dan dapat

berubah sewaktu-waktu. Dari parameter

ukuran penangkapan dengan nilai indeks

11,11 yang terkategori tidak berkelanjutan

untuk kehidupan teripang pasir, hal ini

karena adanya penangkapan dengan ukuran

yang kecil sehingga akan merusak

pertumbuhan untuk teripang pasir. dari

parameter kecerahan dengan nilai indeks

50,00 yang terkategori kurang berkelanjutan

untuk kehidupan teripang pasir hal ini

dikarenakan pada setiap stasiun memiliki

kondisi lingkungan dan aktifitas yang

berbeda.

B. Saran

Perlu dilakukan sosialisasi tentang

ukuran penangkapan teripang pasir yang ada

di Desa Penaga, karena untuk menjaga

kelestarian dan pertumbuhan teripang pasir.

Perlu adanya kajian mengenai sosial

Page 13: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

ekonomi untuk melihat kehidupan teripang

pasir. Diharapkan kepada masyarakat di

Desa Penaga untuk tetap menjaga

lingkungan perairan dari sampah-sampah

rumaha tangga/ sampah domestic agar biota

diperairan dapat hidup dengan baik dan

dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

V. DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air, Jakarta: kanisius, Hal 258.

Dahuri R. 2005. Menggali Bahan Baku Obat di dalam Laut. Departemen Perikanan dan Kelautan. http://www/dkp.go.id (14 Januari 2014).

Gultom, C.P.W , 2004. Laju Pertumbuhan dan Beberapa Aspek Bio-ekologi Teripang Pasir (Holothuria scraba) Dalam Kolam Pembesaran di Laut Pulau Kongsi, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Institut Pertanian Bogor. Bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/16082/C04cpg. pdf di akses pada tanggal 8 Januari 2014.

Kangkan, A, L. 2006. Penetuan Lokasi Untuk Pengembangan Budidaya Laut Berdasarkan Parameter Fisika, Kimia dan Biologi Di Teluk Kupang Nusa Tenggara Timur, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. Hal 125.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. http://www.blh-pemkomedan.info/website-2013/file_download/16_11-

12-01-0-38-16_75549_5.pdf diakses pada tanggal 11 Mei 2014

Khodijah, 2014. Sustainable Levelihoods of Fisherman Households Headed by Women (Case Study in Riau Island Province of Indonesia, Asian Sosial Science Vol 10, No. 9, 2014, Publisher by Canadian Center of Science and Education.

Leksono, A.S, 2007. Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Bayumedia Publishing. Malang. Hal 2-3.

Lewerissa, Y.A, 2009. Pengelolaan Teripang Berbasis Sasi Dinegeri Porto dan Desa Warialau Provinsi Maluku. Institut Pertanian Bogor. Bogor. http://iosrjournals.org/iosr-javs/papers/vol7-issue1/Version-2/D07122128.pdf di akses pada tanggal 8 Januari 2014.

M. Gufran H. Kordi. K. 2011. budidaya 22 Komunitas Laut Untuk Konsumsi Lokal dan Ekspor. Lily Publisher. Yogyakarta.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia. Pustaka Umum. Jakarta.

Pranoto, E.N, 2012. Kajian Aktifitas Bioaktif Ekstrak Teripang Pasir (Holothuria scraba) Terhadap Jamur Candida albicans. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Jurnal Pengelolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. Vol.1 No.1 Hal. 1-8. Semarang 2012. http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp diakses pada tanggal 8 Januari 2014

Rahmawaty. 2004. Penggelolaan Kawasan Pesisir dan Kelautan Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Universitas

Page 14: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/jurnal.docx · Web viewbiologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di daratan dan di perairan, termasuk manusia. Wilayah pesisir

Sumatera Utara. Sumatera utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/930/1/hutan-rahmawaty10.pdf diakses pada tanggal 10 februari 2014.

Yuana, S. 2002. Kelimpahan dan Distribusi Teripang (Holothuridea) di Perairan Pantai Kepulauan Karimun Jawa. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengtahuan Alam. Universitas Diponegoro. Semarang. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares/article/viewFile/4227/40958 diakses pada tanggal 8 Desember 2013.

Yusran, E. 2003. Sumberdaya Teripang (Holothutidea) diperairan Teluk Saleh – Sumbawa. Nusa Tenggara Barat. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati. Vol.8 No.2. Http://journal.ui.ac.id/science/article/viewFile/456/452. Diakses pada Tanggal 12 Januari 2014.