57
BAHAN AJAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU KELAS V SEKOLAH DASAR OLEH: ………………………. NIP. ………………….

· Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

  • Upload
    lyhanh

  • View
    247

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

BAHAN AJAR

PENDIDIKAN AGAMA HINDU KELAS V

SEKOLAH DASAR

OLEH:

……………………….NIP. ………………….

SEKOLAH DASAR NEGERI …………..Alamat sekolah Kabupaten….

Tahun

Page 2: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

SURAT KETERANGAN

Nomor:.............................................

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ……………….

NIP : ……………….

Pangkat/Gol : ……………….

Jabatan : ……………….

Menyatakan bahwa

Nama : ……………….

NIP : ……………….

Pangkat/Gol : ……………….

Jabatan : ……………….

memang benar telah menyusun Bahan Ajar Pendidikan Agama Hindu Kelas V Sekolah Dasar

untuk dipergunakan dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar Negeri ………….

Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

……………….

Kepala Sekolah Dasar Negeri ….

…………………………….. NIP. ……………….

Page 3: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

KATA PENGANTAR

Page 4: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

Kata sambutan ari kepala sekolah

Page 5: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

Halaman

JUDUL .....................................................................................................

SURAT KETERANGAN ........................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................

SAMBUTAN KEPALA SD NEGERI 3 SIBETAN ...............................

PELAJARAN SATU. PANCA SRADDHA ..........................................

PELAJARAN DUA. BHUWANA AGUNG DAN BHUWANA ALIT

PELAJARAN TIGA. LAGU-LAGU KEROHANIAN (DHARMAGITA)

PELAJARAN EMPAT. HARI SUCI ..............................................................

PELAJARAN LIMA. PANCA YAMA DAN PANCA NYAMA BRATA......

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

Page 6: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

PEMETAAN SK, KD, DAN INDIKATOR PELAJARAN SATU

STANDAR KOMPETENSI : 1. Mengenal Tri SariraKOMPETENSI DASAR :

1.1 Menguraikan arti Tri Sarira1.2 Menyebutkan bagian-bagian Tri Sarira1.3 Mengenal fungsi Tri Sarira

INDIKATOR :1.1.1 Menguraikan Pengertian Tri Sarira1.2.1 Menyebutkan bagian-bagian Tri Sarira1.2.2 Menjelaskan arti masing-masing bagian Tri Sarira1.1.2 Menguraikan fungsi Tri Sarira

PELAJARAN SATU

TRI SARIRA

Pengertian dan Bagian-bagian Tri Sarira

a. Pengertian Tri Sarira

Kata Tri Sarira berasal dari Bahasa Sanskerta, yaitu dari kata Tri dan Sarira. Tri berarti

tiga, dan kata Sarira dalam tulisan Sankerta adalah Śarīra temasuk jenis neuter yang berarti;

rangka , badan.

Jadi Tri Sarira berarti tiga badan atau tiga lapisan badan manusia yang terbentuk dari

unsur, fungsi dan kwalitas berbeda.

b. Bagian-bagian Tri Sarira

Sesuai dengan arti Tri yang berarti tiga, maka bagian dari Tri Sarira terdiri dari tiga

bagian, yaitu:

1. Stula Sarira atau Raga Sarira atau badan kasar,

2. Suksma Sarira atau badan halus,

3. Antakarana Sarira atau badan penyebab yaitu Atman yang menjiwai tubuh

manusia.

Page 7: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

b.1 Stula Sarira artinya badan kasar yaitu lapisan badan yang paling luar yaitu badan

jasmani yang dapat diamati dengan menggunakan Panca Indra. Badan kasar dibentuk dari unsur

Panca Maha Bhuta.

Keberadaan Panca Maha Bhuta dimuat dalam Kitab Manawa Dharmasastra Bab I

Sloka 6, sebagai berikut:

Tatah svayambhur bhagavanAvyakto vjanjayannidam,Mahabhutadi vrttaujahPradurasitta monudah

Artinya:

Kemudian dengan kekuatan tapanya Ia Yang Maha Ada menciptakan ini Panca Maha Bhuta/unsur alam manusia dan lainnya, nyata terlihat, melenyapkan kegelapan.

Panca Maha Bhuta berarti lima unsur atau elemen besar yang terdiri dari:

a. Unsur Padat atau Pertiwi dalam tubuh manusia akan membentuk tulang, otot, kuku,

rambut dan gigi

b. Unsur Cair atau Apah akan membentuk; darah, lendir, enzim, kelenjar, keringat dan

cairan-cairan tubuh lainnya,

c. Unsur Panas/Cahaya atau Teja akan membentuk suhu tubuh,

d. Unsur udara/angin atau Bayu akan membentuk tenaga, nafas dan udara lain dalam

tubuh,

e. Unsur kosong atau Akasa/Ether akan membentuk segala rongga di dalam tubuh.

Panca Maha Bhuta berasal dari unsur Panca Tan Matra yaitu lima unsur benih. Panca

Tan Matra juga dimuat dalam Kitab Manawa Dharmasastra Bab I Sloka 27, sebagai berikut:

Anvyo matra vinasinyoDasarhanam tu yah smrtah,Tabhih sardham idam sarvamSambhavatyanu purvasah.Artinya:

Dengan mempergunakan lima Matra (unsur yang halus ) yang tak kekal itu Ia susun alam semesta ini menurut hukumnya dengan sempurna.

Panca Tan Matra meliputi:

a. Sabda Tan Matra yaitu benih suara,

b. Sparsa Tan Matra adalah benih rasa sentuhan,

Page 8: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

c. Rupa Tan Matra yakni benih penglihatan,

d. Rasa Tan Matra adalah benih rasa,

e. Gandha Tan Matra adalah benih penciuman.

Selain Stula Sarira dibentuk dari unsur Panca Tan Matra dan unsur Panca Maha Bhuta,

Badan Kasar (Stula Sarira ) kita terdapat lagi enam lapisan pembungkus yang disebut Sad Kosa.

Bagian-bagian Sad Kosa yang merupakan lapisan pembungkus yang berjumlah enam, yakni:

a. Asti/Taulan : tulang,

b. Adwad : otot,

c. Sumsum : sumsum,

d. Mamsa : daging,

e. Rudhira : darah,

f. Carma : kulit.

b.2 Suksma Sarira atau Lingga Sarira artinya lapisan yang halus tidak dapat dilihat dan

diraba oleh alam pikiran kita. Suksama Sarira adalah ingatan. Dalam Bahasa Sanskerta disebut

Citta.

Citta adalah hasil dari pengalaman yang merupakan kumpulan dari pengalaman yang

telah kita perbuat, dipikirkan, dilihat dan dirasakan selama kita hidup yang membentuk karakter,

watak dan budhi seseorang.

Dengan adanya Citta akan menimbulkan Panca Budindria dan Panca Karmendria.

Panca Budindria berarti lima indria pengenal. Sedangkan Panca Karmendria berarti lima indria

penggerak.

Untuk memudahkan mengingat bagian-bagian Panca Budindria, di bawah ini disajikan

dalam Pupuh Ginanti sebagai berikut:

Pupuh Ginanti

Panca Budindria iku,Caksundria kaping siki,Srotendria kaping dua,Granendriane katrini,Jihwendria kaping empat,Twakindria lima sami.

Jadi bagian-bagian Panca Budindria, meliputi:

Page 9: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

a. Caksu indria yaitu indria pengenal melalui penglihatan terletak pada mata yang

menyebabkan mata bisa melihat,

b. Srotendria adalah indria pengenal melalui pendengaran terletak pada telinga yang

menyebabkan telinga dapat mendengar,

c. Ghranendria adalah indria pengenal melalui penciuman terletak pada hidung yang

menyebabkan hidung dapat mencium sesuatu,

d. Jihwendria artinya indria pengenal melalui sad rasa terletak pada lidah yang

menyebabkan lidah dapat mengecap rasa,

e. Twakindria artinya indria pengenal melalui sentuhan terletak pada kulit yang

menyebabkan kulit dapat merasakan halus atau kasarnya sesuatu.

Bagian-bagian Panca Karmendria disajikan dalam Pupuh Ginanti sebagai berikut:

Pupuh Ginanti

Panindria nomer satu,Padendria kaping kalih,Ping tiga Garbhendria,Upastendria nyarengin ,Ping lima Payu indria, Panca Karmendria aranin.

Jadi bagian-bagain Panca Karmendria yang membentuk Suksma Sarira,

sebagaimana disebutkan dalam Pupuh di atas meliputi:

a. Panindria adalah indria penggerak pada tangan yang menyebabkan dapat mengambil

dan memegang sesuatu,

b. Padendria artinya indria penggerak pada kaki yang menyebabkan dapat berjalan,

c. Garbhendria artinya indria penggerak pada perut yang menyebabkan dapat

merasakan lapar dan kenyang,

d. Upasthendria artinya indria penggerak pada pada kemaluan laki-laki, Bhagendria

artinya indria penggerak pada kemaluan perempuan menyebabkan bisa mengeluarkan

Sukla atau benih laki-laki dan Swanita yaitu benih perempuan.

e. Payuindria artinya indria penggerak pada dubur atau pantat yang menyebabkan dapat

membuang kotoran atau gas.

Page 10: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

Gabungan antara Panca Budhindriya dan Panca Karmendria disebut Dasendriya.

Dasendriya berada pada alam pikiran yang saling mempengaruhi gerak pikiran manusia.

Suksma Sarira terjadi dari Budhi, Manah dan Ahamkara yang disebut Tri Antakarana

atau tiga penyebab akhir, meliputi:

a. Buddhi yaitu kesadaran atau kebijaksanaan dan intuisi berfungsi untuk menentukan

keputusan,

b. Manah yaitu akal pikiran yang berfungsi untuk berpikir, dan

c. Ahamkara yaitu keakuan atau ego yang berfungsi untuk merasakan dan bertindak.

Ingatan juga dipengaruhi oleh Tri Guna yaitu Sattwam, Rajas dan Tamas.

a. Bila ingatan dipengaruhi oleh guna Sattwam maka seseorang akan selalu berbuat

jujur, adil, bijaksana dan tidak mementingkan diri sendiri,

b. Bila ingatan dipengaruhi oleh guna Rajas maka seseorang akan menjadi kasar,

serakah, ambisi dan mementingkan dirinya sendiri,

c. Bila ingatan dipengaruhi oleh guna Tamas, maka seseorang akan menjadi malas, acuh

tak acuh, makan dan tidur saja.

Sebagai sebuah contoh dapat digambarkan keadaan Suksma Sarira itu seperti kita

mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat,

kepahlawanan, jijik dan sebagainya. Semua itu tidak dapat diamati tetapi yang terlihat hanyalah

gejalanya berupa ekspresinya. Misalnya orang yang sedang senang, perasaan senangnya tidak

dapat diamati tetapi ciri-cirinya seperti wajahnya berseri-seri disertai senyum. Bagaimana wujud

indria juga tidak dapat kita ketahui tetapi ada di dalam diri kita.

b.3 Antakarana Sarira adalah lapisan yang paling halus yaitu badan penyebab. Yang

menjadi badan penyebab adalah Atman yang menjiwai tubuh kita. Atma paling berkuasa dalam

tubuh kita. Atma yang mentukan gerak pikiran dan tingkah laku manusia. Tubuh merupakan alat

dari pikiran.

Hubungan Tri Sarira

Tubuh manusia yang terdiri dari tiga lapisan kalau diibaratkan adalah seperti sebuah

kereta yang ditarik oleh kuda, ada kusirnya dan ada penumpangnya. Maka dapat digambarkan

tubuh manusia berdasarkan perumpamaan ini adalah:

Page 11: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

- Kereta adalah tubuh manusia ( Stula Sarira ),

- Kusirnya adalah ingatan ( Suksma Sarira) yang menggerakkan kereta. Sehingga

gerakan kereta dipengaruhi oleh watak kusirnya, jika watak kusirnya baik maka

kereta akan berjalan dengan tenang dan hati-hati,

- Antakarananya adalah penumpang karena penumpanglah yang menentukan arah

tujuan dari kereta itu.

Jadi Stula Sarira adalah alat dari pikiran, Suksma Sarira adalah sebagai pelaksana atau

yang menggerakkan, sedangkan Antakarana Sarira adalah yang menentukan arah gerak itu.

c. Fungsi Tri Sarira

Tri Sarira merupakan tiga lapisan badan yang memiliki kwalitas yang berbeda tetapi

memiliki hubungan yang sangat erat antara lapisan satu dengan lapisan yang lain. Artinya antara

Stula Sarira dengan Suksma Sarira dan Antakarana Sarira sudah tentu berbeda teapi ketiganya

tidak bisa dipisahkan. Manusia tidak mungkin hidup apabila tidak ada Suksma Sarira, demikian

pula sebaliknya.

Sebagai sebuah contoh; mata berfungsi sebagai alat bantu melihat alam atau obyek

tertentu, sehingga kita dapat membedakan indah dan tidak indah, aneka warna, bersih atau kotor,

pada saat melamun pikiran kita melayang ke obyek yang kita lamunkan, sehingga orang yang

lewat di depan kita tidak kita lihat. Artinya mata bisa melihat dan membedakan sesuatu jika telah

bekerjasama dengan pikiran dan kerjasama itu kita dapat menikmati kehidupan ini.

Ketiga lapisan tubuh manusia akan berfungsi apabila manusia masih hidup atau Jiwatman

masih bersemayam dalam diri.

Jadi kalau dirinci fungsi dari Tri Sarira adalah:

a. Stula Sarira berfungsi sebagai tempat bersemayamnya Suksma Sarira dan Antakarana

Sarira sehingga badan memiliki Jiwa,

b. Sukma Sarira berfungsi sebagai pemberi pikiran, kesadaran, kebijaksanaan, intuisi,

akal pikiran yang sifatnya tidak dapat dilihat atau diamati,

Page 12: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

c. Antakarana Sarira berfungsi sebagai penentu arah gerak hidup manusia, yaitu

menentukan arah gerak Stula Sarira atau badan Kasar dan Suksma Sarira atau badan

halus.

STANDAR KOMPETENSI : 2. Mengenal Sejarah Perkembangan Agama Hindu Sebelum Kemerdekaan

KOMPETENSI DASAR :2.1 Menyebutkan kerajaan Hindu di Indonesia Sebelum

Kemerdekaan2.2 Menyebutkan Peninggalan Kerajaan Hindu di

Indonesia sebelum Kemerdekaan INDIKATOR :

2.1.1 Menyebutkan kerajaan Hindu di Indonesia sebelum Kemerdekaan

2.2.1 Menyebutkan Peninggalan-peninggalan Kerajaan Hindu sebelum Kemerdekaan

PELAJARAN DUA

SEJARAH AGAMA HINDU

Page 13: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

2.1 Kerajaan Hindu di Indonesia Sebelum Kemerdekaan

Tonggak perkembangan agama Hindu di Indonesia dimulai sejak abad ke empat

masehi. Mulai abad ini Indonesia mulai memasuki jaman sejarah dan mengenal sistem kerajaan

yang beragama Hindu.

Informasi tentang kedatangan Agama Hindu ke Indonesia ada beberapa pendapat yang

mengatakan:

a. Pendapat pertama; masuknya agama Hindu berdasarkan nama-nama tempat yang

disebut-sebut dalam Kitab Ramayana, seperti; Jawa Dwipa (sebutan untuk Pulau

Jawa), Swarna Dwipa (sebutan untuk Pulau Sumatra) dan Sisira Parwata (gunung

bersalju yaitu gunung tertinggi di Irian Jaya yang sekarang bernama Jaya

Wijaya ). Berdasarkan atas nama-nama di atas diperkirakan agama Hindu telah

masuk ke Indonesia pada jaman Itihasa Ramayana,

b. Pendapat kedua mengatakan; masuknya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh

petualang-petualang India yang gagah berani,

c. Pendapat ketiga; berpendapat bahwa masuknya agama Hindu ke Indonesia

dibawa oleh para pedagang yang mengadakan hubungan perdagangan dari India

ke Indonesia,

d. Pendapat keempat mengatakan bahwa masuknya agama Hindu ke Indonesia

dibawa oleh para Pendeta yang berasal dari India,

e. Pendapat kelima mengatakan bahwa masuknya agama Hindu ke Indonesia

dilakukan oleh orang-orang Indonesia sendiri yang datang ke India untuk belajar

agama Hindu, sepulangnya dari India orang Indonesia mengajarkan agama Hindu

di Indonesia.

2.1.a Kerajaan Hindu di Kutai

Sebelum menguraikan perkembangan agama Hindu di Kutai ada baiknya kita

tembangkan sebuah Pupuh Maskumambang yang memuat intisari Sejarah Agama Hindu di Kutai

sebagai berikut:

Pupuh Kumambang

Mulawarman Raja Hindune di KutaiMuja Dewa Siwa,

Page 14: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

Pitu Yupane kapanggih,Liannya Waprakeswara.

Daerah Kutai memiliki sejarah yang besar dimana pada jaman dahulu sekitar tahun 400

Masehi atau abad IV di daerah Kutai di Tepi Sungai Mahakam Kalimantan Timur pernah berdiri

Kerajaan Hindu Pertama yaitu Kerajaan Kutai.

Tentang keberadaan Kerajaan Kutai dapat dibuktikan dengan diketemukannya Yupa

Yupa adalah batu berdiri berbentuk tiang dan bertulis yang digunakan dalam Uapacara Agama.

Yupa ditulis dengan menggunakan huruf Pallawa berbahasa Sanskerta. Jumlah Yupa yang

ditemukan di Kutai sebanyak 7 buah dan salah satunya menyebutkan bahwa nama Kudungga

berputra Aswawarman. Dan Aswawarman berputra tiga orang putra yang tertua bernama

Mulawarman.

Disebutkan dalam Yupa bahwa Mulawarman sebagai raja yang sangat bijaksana, kuat

dan berkuasa. Pada jamannya Mulawarman menjadi Raja di Kutai Beliau telah melaksanakan

Yadnya. Para Brahmana pada jaman itu mendirikan Yupa untuk peringatan Yadnya itu. Pada

Yupa yang lain juga disebutkan bahwa raja Mulawarman telah menghadiahkan 80.000 ekor sapi

kepada para Brahmana, bertempat di lapangan suci Waprakeswara yaitu lapangan yang sangat

luas sebagai tempat suci untuk memuja Dewa Siwa

2.1.b Kerajaan Hindu di Jawa Barat

Perkembangan agama Hindu di Pulau Jawa diawali dari Jawa Barat. Keberadaan agama

Hindu di Jawa Barat diperkirakan telah dimulai pada pertengahan abad ke-5 ditandai dengan

munculnya/berdirinya Kerajaan Hindu yang bernama Kerajaan Tarumanegara dengan rajanya

bernama Purnawarman.

Bukti-bukti bahwa di Jawa Barat pernah berdiri Kerajaan Taruma Negara adalah

dengan diketemukannya Saila Prasasti. Dan di daerah Cibuaya ditemukan Arca Wisnu yang

memperkuat pembuktian bahwa di Jawa Barat pernah berkembang agama Hindu secara pesat.

Saila Prasasti adalah prasasti yang terbuat atau ditulis di atas batu yang jumlahnya sebanyak 7

buah.

Yang termasuk dalam Saila Prasasti meliputi:

a. Prasasti Ciaruteun,

b. Prasasti Tugu,

Page 15: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

c. Prasasti Kebon Kopi,

d. Prasasti Pasir Awi,

e. Prasasti Muara Cianten,

f. Prasasti Lebak, dan

g. Prasasti Jambu.

Isi Prasasti:

a. Prasati Ciaruteun menggunakan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta yang

berbentuk syair yang memberikan keterangan tentang kerajaan Tarumanegara.

Isinya; “Inilah bekas dua kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu ialah kaki Yang Mulia

Mulawarman Raja yang gagah berani di dunia”.

b. Prasasti Tugu menguraikan tentang Raja Purnawarman dalam tahun

pemerintahannya yang ke-22 menggali sungai Gomati dalam waktu 21 hari dengan

panjang 12 km, di samping sungai yang sudah ada yaitu sungai Chandrabhaga

( Bekasi ). Pekerjaan menggali sungai diakhiri dengan menghadiahkan 2000 (dua

ribu) ekor lembu kepada Brahmana.

Selain Kerajaan Taruma Negara di wilayah Jawa Barat, juga pernah berdiri kerajaan

Hindu yang sangat terkenal sampai sekarang dan diabadikan menjadi nama salah satu perguruan

tinggi negeri di Bandung yaitu Kerajaan Padjajaran. Kerajaan Padjajaran mencapai puncak

kejayaannya pada masa pemerintahan Prabhu Siliwangi. Ada pendapat yang mengatakan bahwa

Prabhu Siliwangi moksa di Gunung Salak, Desa Taman Sari Bogor Jawa Barat. Di dalam Pura

tersebut ada sebuah pelinggih (candi) yang merupakan tempat khusus untuk memuja Prabhu

Siliwangi.

2.1.c Kerajaan Hindu di Jawa Tengah

Agama Hindu memahami dan mengadakan pemujaan terhadap Dewa Tri Murti.

Pemujaan terhadap Dewa Tri Murti sudah dimulai sejak perkembangan Agama Hindu di Jawa

Tengah. Di Jawa Tengah pernah berdiri sebuah kerajaan Hindu yang bernama Kerajaan

Mataram Kuno atau Kerajaan Medang Kemulan.

Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa di Jawa Tengah pernah berdiri sebuah kerajaan

Hindu dibuktikan dengan:

Page 16: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

1. Diketemukannya Prasasti Tuk Mas di Lereng Gunung Merbabu. Prasasti Tuk Mas

menggunakan angka tahun 650 Masehi.

Isi dari Prasasti Tuk Mas adalah:

- berisi pujian kepada Sungai Gangga,

- berisi atribut Dewa Tri Murti seperti: Tri Sula, Kendi, Cakra, Kapak dan

Bunga Teratai.

2. Diketemukannya Prasasti Canggal yang dikeluarkan oleh Raja Sanjaya. Prasasti

Canggal memakai huruf Pallawa berbahasa Sanskerta menggunakan angka tahun

Candra Sangkala yaitu angka tahun dengan menggunakan kata-kata yang berbunyi

“ Sruti Indria rasa” yang artinya:

- Sruti artinya 4 ( Catur Weda Sruti),

- Indria artinya 5 ( Panca Indria)

- Rasa artinya 6 ( Sad Rasa)

Jadi sama artinya dengan tahun 654 Saka atau 732 Masehi.

Isi Prasasti Canggal adalah:

- Terdiri dari 12 pada atau 12 bait syair yang isinya memuat tentang pendirian

lingga dan pemujaan kepada Dewa Tri Murti

3. Terdapat peninggalan Candi yang bernama Candi Prambanan yang merupakan

Candi Hindu terbesar di Jawa Tengah. Candi Prambanan disebut juga dengan nama

Candi Loro Jonggrang. Menurut Prasasti Siwagreha: Candi Prambanan didirikan

oleh salah satu dari Dinasti Sanjaya yakni Rakai Pikatan,

4. Diketemukannya Candi Arjuna, Candi Bima, Candi Sri Kandi, Candi Sinta dan

Candi Sambisari di pegunungan Dieng.

2.1.d Kerajaan Hindu di Jawa Timur

a Kanjuruhan

Awal perkembangan Agama Hindu di Jawa Timur dimulai dari Kota Malang Jawa Timur

dengan diketemukannya sebuah Prasasti yang bernama Prasasti Dinoyo. Prasasti Dinoyo

bertuliskan angka tahun 760 Masehi. Isi Prasasti Dinoyo adalah:

Page 17: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

1. Terdapat kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan dengan rajanya bernama

Dewa Simha, Dewa Simha adalah Raja yang menganut agama Hindu dengan

memusatkan pemujaan kepada Dewa Siwa.

2. Tentang pembuatan arca Maharsi Agastya yaitu sebuah arca yang berwujud

Resi Agastya sebagai penghormatan atas jasanya menyebarkan dan

mengajarkan Agama Hindu dari India ke Indonesia ( Nusantara ).

Dewa Simha berputra seorang yang bernama Liswa. Setelah dilantik menjadi raja, Liswa

bergelar Gajayana. Liswa mempunyai seorang putri yang bernama Uttejana. Raja Gajayana

mendirikan sebuah tempat pemujaan untuk Rsi Agastya yang terbuat dari kayu cendana

kemudian diganti dengan arca dari Batu Hitam. Arca Agastya diresmikan tahun 760 Masehi.

b. Isana Wamsa/Empu Sendok

Stelah Raja Dewa Simha yang menganut agama Hindu, perkembangan Agama Hindu

selanjutnya di Jawa Timur disusul dengan munculnya Dinasti Isana Wamsa. Yang menjadi

pendiri adalah Empu Sendok. Empu Sendok sangat memuliakan Dewa Siwa. Mpu Sendok

memerintah pada tahun 929-974 Masehi dengan gelar “Sri Isana Tunggadewa Wijaya”

c. Dharmawangsa Teguh

Raja Darmawangsa Teguh dalam masa pemerintahannya sangat memperhatikan

perkembangan karya-karya sastra. Pada masa pemerintahan Darmawangsa Teguh, karya sastra

besar dari India yaitu Ramayana dan Mahabharata dikaji oleh ahli-ahli sastra (pengawi) di

Indonesia selanjutnya digubah dari yang dahulunya berbahasa Sanskerta digubah menggunakan

Bahasa Jawa Kuno. Yang memprakarsai kegiatan menggubah karya sastra hasil karya Bhagawan

Byasa menjadi karya yang berbahasa Jawa Kuno diistilahkan dengan “ Mangjawaken Byasa

Katha” yang artinya mermbahasa Jawakan karya-karya Bhagawan Byasa dan karya Bhagawan

Walmiki yang dulunya berbahasa Sanskerta.

d. Prabhu Airlangga

Setelah Raja Darmawangsa Teguh berkuasa dilanjutkan lagi perkembangan agama Hindu

di Jawa Timur dengan munculnya Prabhu Airlangga. Pada masa pemerintahan Prabhu Airlangga

di Jawa Timur selalu memberikan kemakmuran kepada dunia. Atas jasa yang dilakukan oleh

Page 18: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

Prabhu Airlangga maka Prabhu Airlangga diarcakan (dibuatkan arca yang menggambarkan

Prabhu Airlangga) dalam wujud Garuda Wisnu yaitu Wisnu mengendarai Garuda.

e. Kerajaan Kediri

Pada masa kerajaan Kediri yang juga menganut agama Hindu, banyak muncul karya

sastra pada masa itu. Pengawi/pengarang yang sangat terkenal pada masa jayanya Kerajaan

Kediri adalah Empu Sedah dan Empu Panuluh yang mengarang karya besar yang berjudul

Kakawin Bharatayudha.

f. Kerajaan Singosari

Setelah Kerajaan Kediri runtuh, muncul lagi Kerajaan yang bercorak Hindu adalah

Kerajaan Singosari pada tahun 1222 Masehi . Kerajaan Singosari didirikan oleh Ken Arok. Ken

Arok sebagai Raja di Kerajaan Singosari pada masa pemerintahannya didampingi oleh para

Purohita. Purohita berarti pendeta penasehat Raja.

Pada jaman Kerajaan Singosari banyak dibangun bangunan suci Hindu berupa candi

seperti:

a. Candi Kidal,

b. Candi Jago, dan

c. Candi Singosari.

g. Kerajaan Majapahit

Setelah runtuhnya Kerajaan Singosari, pada tahun 1293 muncullah kerajaan Majapahit.

Pada jaman Kerajaan Majapahit, kehidupan beragama Hindu sangat mantap berkat pembinaan

dari pendeta yang mendampingi raja dalam menjalankan pemerintahan. Masa kejayaan Kerajaan

Majapahit yakni pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Pada masa itu wilayah kekuasaan

Kerajaan Majapahit mencakup seluruh Nusantara bahkan sampai ke Brunei Darussalam,

Serawak, Kamboja dan Malaysya. Raja Hayam Wuruk pada masa pemerintahannya didampingi

oleh Maha Patih Gajah Mada. Gajah Mada adalah Maha Patih yang gagah berani dan kuat yang

terkenal dengan Sumpah Palapa yang bertujuan untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan lain agar

mau tunduk kepada kekuasan Raja Majapahit. Sumpah Palapa dilaksanakan oleh Gajah Mada

selama 21 tahun yakni antara tahun Saka 1258 sampai 1279 Saka.

Page 19: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

Isi Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Maha Patih Gajah Mada, sebagai berikut:

Lamun huwus kalah Nusantara insun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, Ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti Palapa.

Artinya:

Kalau sudah kalah Nusantara Hamba memakan Kelapa, kalau kalah di Gurun=Lombok, di Seran=Seram, Tanjung Pura=Kalimantan, di Haru=Sumatra Utara, di Pahang=Malaya, Dompo=Dompu/Sumbawa, di Bali, di Sunda, Palembang (Sriwijaya), Tumasik=Singapura semuanya itu baru Hamba akan memakan Kelapa.

Hasil dari Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Maha Patih Gajah Mada terbukti yaitu

Bali dapat ditaklukkan pada tahun 1265, Dompu dan Pasunda dapat ditaklukkan pada tahun 1279

Saka atau 1375 Masehi.

Selain dapat menaklukkan kerajaan-kerajaan di Nusantara bahkan sampai ke Malaysya,

Singapura, pada masa kejayaan Raja Hayam Wuruk banyak karya sastra Hindu yang

fundamental digubah pada masa itu, misalnya:

a. Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular,

b. Kakawin Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa,

c. Kitab Nagara Kertagama karya Mpu Prapanca, dan

d. Didirikannya Candi Besar yaitu Candi Penataran di Blitar.

2.1.e Kerajaan Hindu di Bali

a. Sri Kesari Warmadewa

Di Bali terdapat sebuah kerajaan yang menganut agama Hindu yang diperkiran sudah

muncul pada abad ke-8. . Hal ini dapat diketahui dengan diketemukannya sebuah Prasasti

Blanjong. Prasasti Blanjong tersimpan di sebuah Pura yang bernama Pura Blanjong yang

terletak di Blanjong daerah Sanur. Prasasti Blanjong berbentuk Silinder ( bulat panjang ) yang

berisi tulisan Bali Kuno dan berbahasa Sanskerta. Dalam Prasasti Blanjong dijelaskan bahwa

nama Raja Bali waktu itu bergelar Warmadewa. Rajanya bernama Sri Kesari Warmadewa

dengan pusat pemerintahannya berada di Singhamandawa. Nama Warmadewa mulai muncul

pada tahun 835 Saka.

Selain itu diketemukan juga cap-cap kecil yang tersimpan di dalam stupa yang terbuat

dari tanah liat bertuliskan mantra Budha yang disebut Ye Te Mantra.

Page 20: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

b. Sri Maharaja Sriwijaya Mahadewi

Setelah raja Sri Kesari Warmadewa, di Bali pada tahun 905 Saka atau 983 Masehi

muncul seorang raja yang menganut agama Hindu. Raja tersebut adalah raja perempuan (ratu)

yang bernama Sri Maharaja Sriwijaya Mahadewi.

c. Udayana Mahadewa

Setelah pemerintahan Sriwijaya Mahadewi muncul nama raja Udayana Warmadewa

yang didampingi oleh permaisurinya bernama Sri Gunapriya Dharmapatni.

Raja Udayana memiliki putra bernama Marakata dan Anak Wungsu. Marakata

menggantikan Udayana Warmadewa sebagai raja di Bali.

d. Anak Wungsu

Anak Wungsu adalah anak dari raja Udayana Warmadewa. Anak Wungsu adalah raja

yang paling aktif mencatat peristiwa penting dalam pemerintahannya sehingga Raja Anak

Wungsulah yang paling banyak mengeluarkan prasasti.

Raja Anak Wungsu memerintah di Bali pada tahun 971-999 Saka atau 1049 –1077

Masehi.

Salah satu prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Anak Wungsu berangka tahun 944 Saka

atau 1022 Masehi, dalam prasasti itu memuat Sapata atau kata-kata sumpah yang menyebut

nama-nama Dewa Hindu. Adapun isi Sapata itu, seperti: bahwa rakyat Bali percaya dengan

Dewa-dewa dan Maharsi seperti percaya dengan Maharsi Agastya.

Selanjutnya ada sebuah prasasti lagi yang dikeluarkan oleh Raja Anak Wungsu yang

berangka tahun 993 Saka atau 1070 Masehi memuat Sapata yang berbunyi “ untuk Hyang

Angasti Maharsi dan Para Dewa yang lainnya”. Yang dimaksud Angasti Maharsi dalam prasasti

yang dikeluarkan oleh raja Anak Wungsu adalah Maharsi Agastya.

Page 21: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

e. Raja Bedahulu

Perkembangan agama Hindu di Bali selanjutnya dipengaruhi dengan munculnya Raja

Bedahulu. Raja Bedahulu sangat melegenda di Bali sebagai raja yang ditakuti rakyatnya. Pada

masa pemerintahan Raja Bedahulu, rakyat tidak boleh memandang muka atau kepala raja.

Sehingga apabila menghadap harus menunduk.

Raja Bedahulu adalah raja Bali yang terakhir memerintah Bali. Dan pada tahun 1259

Saka atau 1337 Masehi raja Bedahulu bergelar Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten.

Setelah enam tahun memerintah Bali, pada tahun 1265 Saka atau 1343 Masehi, Raja

Bedahulu dapat ditaklukkan oleh Gajah Mada sebagai wujud Sumpah Palapanya. Dan mulai

saat itu Bali menjadi daerah kekuasaan kerajaan Majapahit di Jawa Timur.

f. Sri Kresna Kepakisan

Setelah Raja Bedahulu dapat ditaklukkan oleh Gajah Mada dan Bali menjadi daerah

kekuasaan Majapahit, pemerintahan di Bali dilanjutkan oleh Sri Kresna Kepakisan. Oleh raja Sri

Kresna Kepakisan pusat pemerintahan atau kerajaan yang dulunya berada di Samprangan

Gianyar dipindahkan ke Gelgel dekat Pura Gelgel Kelungkung.

g. Dalem Waturenggong

Setelah pemerintahan Sri Kresna Kepakisan, dilanjutkan oleh Raja Dalem

Waturenggong. Pusat pemerintahan masih di Gelgel. Pada masa pemerintahan Dalem

Waturenggong, Bali mengalami masa keemasan. Agama Hindu berkembang dengan pesat karena

aspek keagamaan ditata kembali oleh Dang Hyang Nirartha sebagai Purohita.

Peninggalan Hindu terbesar pada jaman Dalem Waturenggong adalah dengan ditatanya

kembali Pura Besakih yang merupakan tempat pemujaan umat Hindu di seluruh Dunia.

2.3 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Hindu di Indonesia Sebelum Kemerdekaan

Peninggalan Kerajaan Hindu sebelum Kemerdekaan akan diklasifikasikan sebagai

berikut:

a. Masa Pemerintahan Kerajaan Kutai:

- diketemukannya Yupa sebanyak 7 buah.

b. Masa Pemerintahan Kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, berupa:

Page 22: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

- diketemukannya 7 buah prasati batu yang disebut Saila Prasasti, yang terdiri

dari:

a. Prasasti Ciaruteun,

b. Prasasti Tugu,

c. Prasasti Kebon Kopi,

d. Prasasti Pasir Awi,

e. Prasasti Muara Cianten,

f. Prasasti Lebak, dan

g. Prasasti Jambu.

c. Peninggalan Kerajaan Hindu di Jawa Tengah, meliputi:

1. Prasasti, yang meliputi Prasasti Tuk Mas dan Prasasti Canggal,

2. Bangunan Suci, meliputi: Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang.

d. Peninggalan Kerajaan Hindu di Jawa Timur, meliputi:

1. Arca, seperti arca Garuda Wisnu, Arca Rsi Agastya dan Patung Kepala Gajah

Mada,

2. Bangunan Suci berupa Candi Penataran

3. Karya Sastra, meliputi:

a. Kakawin Bharatayuda karya Empu Sedah dan Empu Panuluh,

b. Kakawin Sutasoma karya Empu Tantular,

c. Kakawin Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa.

e. Peninggalan Kerajaan Hindu di Bali, meliputi:

1. Arca berupa perwujudan Maharsi Agastya,

2. Prasasti yaitu Prasasti Blanjong Sanur,

3. Cap-cap kecil yang berisi mantra-mantra Budha,

4. Prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Marakata dan Anak Wungsu yang berisi

sapata yang menyebutkan Dewa-dewa Hindu dan Maharsi Agastya,

5. Bangunan Suci seperti: Pura Sad Kahyangan, Pura Dang Kahyangan dan Pura

Besakih,

6. Peninggalan berupa Candi yakni Candi tebing yang bernama Candi Gunung

Kawi.

Page 23: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

STANDAR KOMPETENSI : 3. Mengenal Panca YyadnyaKOMPETENSI DASAR :

3.1 Menguraikan arti Panca Yadnya3.2 Menyebutkan Jenis-jenis Panca Yadnya3.3 Menerapkan Panca Yadnya dalam kehidupan sehari-

hariINDIKATOR :

3.1.1 Menguraikan arti panca yadnya3.2.1 Menyebutkan jenis-jenis Panca Yadnya3.2.2 Menjelaskan arti jenis-jenis Panca Yadnya3.3.1 Melaksanakan Panca yadnya dalam kehidupan

sehari-hari sesuai tata pelaksanaan hidup beragama di daerah masing-masing

PELAJARAN TIGA

PANCA YADNYA

Arti Panca Yadnya

Kata Panca Yadnya terdiri dari dua kata, yaitu kata Panca dan Yadnya. Panca berarti

Lima, Yadnya berarti persembahan suci. Kata Yadnya berasal dari Bahasa Sanskerta dari urat

kata Yāj dan masuk dalam kelas kata maskulinum yang berarti orang yang berkorban.

Jadi Panca Yadnya berarti lima persembahan suci dengan tulus ikhlas.

Page 24: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

Dalam melaksanakan sebuah Yadnya hendaknya diketahui syarat-syarat Yadnya.

Adapun syarat-syarat sebuah yadnya, meliputi:

a. Harus dilandasi dengan keikhlasan yang disertai kesucian hati,

b. Didasari dengan cinta kasih yang diwujudkan dengan rasa bhakti yang tulus,

cinta kepada sesama, cinta kepada binatang dan cinta kepada lingkungan,

c. Yang harus dilakukan sesuai kemampuan agar tidak menjadi beban bgi kita,

d. Beryadnya harus dilandasi perasaan beryadnya sebagai sebuah kewajiban.

Jenis-jenis Panca Yadnya

Sebelum membahas jenis-jenis Panca Yadnya dan penjelasannya, akan dijelaskan

terlebih dahulu latar belakang munculnya Yadnya. Pada setiap manusia yang terlahir ke dunia ini

sudah membawa hutang yang jumlahnya tiga yang disebut Tri Rna. Tentang Tri Rna dimuat

dalam Kitab Manawa Dharmasastra VI.35, sebagai berikut:

Rinani trinyapakritya manomok-Se niwecayetAnapakritya moksam tu sewama-No wrajatyadhah

Artinya:

Kalau ia telah membayar tiga macam hutangnya ( kepada Tuhan, kepada Leluhur dan kepada Orangtua), hendaknya ia menunjukkan pikirannya untuk memcapai kebebasan terakhir, ia yang mengejar kebebasan terakhir itu tanpa menyelesaikan tiga macam hutangnya akan tenggelam ke bawah.

Tiga macam hutang yang dibawa sejak lahir, seperti:

a. Dewa Rna yaitu hutang kepada para Dewa/Ida Sang Hyang Widhi karena telah

menciptakan dan memberikan kita hidup,

b. Pitra Rna yaitu hutang kepada Leluhur baik yang sudah meninggal maupun

orangtua yang masih hidup. Kita berhutang kepada leluhur karena Beliau telah

menghidupi kita, merawat, mendidik, mengasuh dari sejak dalam kandungan

sampai menjadi manusia dewasa, dan

Page 25: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

c. Rsi Rna yaitu hutang kepada para Resi pendahulu kita yang telah menerima

wahyu Tuhan berupa Weda sehingga kita memahami ajaran agama maupun

kepada para sulinggih yang telah menyucikan hidup kita.

Karena adanya hutang inilah dalam ajaran agama Hindu diharapkan dapat dibayar

dengan melaksanakan Panca Yadnya. Bagian Panca Yadnya terdiri dari Dewa Yadnya, Pitra

Yadnya, Rsi Yadnya, Manusa yadnya dan Bhuta Yadnya.

Maka Dewa Rna dibayar dengan Dewa yadnya dan Bhuta yadnya, Pitra Rna dibayar

dengan Pitra yadnya dan Manusa yadnya, terakhir Rsi Yadnya digunakan untuk membayar Rsi

Rna.

Untuk lebih memahami Tri Rna dan Panca Yadnya, disajikan 2 Pupuh Kumambang

seperti di bawah ini:

Pupuh Kumambang

1. Teri Rena tetiga utange sami, Siki Dewa Rena, Pitra Rena kaping kalih, Resi Rena nomer tiga.

2. Ngiring taur utange punika sami, Srana Panca Yadnya, Ring Dewa Pitara Resi, Ring Manusa Miwah Bhuta.Dari pupuh di atas dapat kita rinci bagian Panca Yadnya meliputi:

1. Dewa Yadnya adalah persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi dan para Dewa.

Yadnya kepada Ida Sang Hyang Widhi dapat dilakukan setiap hari , juga dapat

dilakukan dengan cara berkala. Seperti dengan melaksanakan:

e. Tri Sandhya setiap hari,

f. melaksanakan upacara pada hari Purnama, Tilem, piodalan di Pura, Siwaratri,

Saraswati, Galungan, Kuningan.

Tujuan melaksanakan Dewa Yadnya adalah:

g. untuk mengucapkan terima kasih,

h. memohon agar dijauhkan dari mara bahaya,

i. memohon pengampunan,

j. memohon anugrah kepada Ida Sang Hyang Widhi dan manifestasi-Nya.

Page 26: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

2. Pitra yadnya adalah persembahan kepada para leluhur dan Bhetara-bhetari.

Pelaksanaan Pitra Yadnya dapat dilakukan dengan:

a. menunjukkan prilaku yang luhur dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud

bakti kepada leluhur yang masih hidup,

b. melakukan upacara kematian terhadap leluhur yang telah meninggal dapat

dilakukan dengan dua cara, meliputi; upacara penguburan mayat dan upacara

pembakaran mayat. Upacara penguburan dan pembakaran mayat disebut

dengan nama Upacara Ngaben.

Upacara Ngaben dalam pelaksanaannya terdiri dari dua tahap yaitu:

a. Sawa Wedana yaitu upacara pembakaran/penguburan badan kasar

sebagai simbul atau makna mengembalikan unsur Panca Maha

Bhuta ke asalnya.

b. Atma Wedana yaitu upacara pembakaran/penguburan tahap kedua

yaitu pembakaran badan halus (Suksma Sarira) yang disimbulkan

dengan Sekah atau Puspa. Upacara ini lebih dikenal dengan nama

Nyekah, Mamaukur, Ngasti, Maligia dan Ngeroras.

Tujuan Upacara Atma Wedana adalah untuk meningkatkan status

roh leluhur menjadi Dewa Hyang.

3. Rsi Yadnya adalah persembahan kepada para Resi atau guru yang telah

memberikan penyucian. Yang tergolong ke dalam Rsi Yadnya adalah:

a. Upacara Eka Jati atau Mewinten yaitu upacara pengukuhan seseorang

menjadi Pinandita atau Pemangku. Tugas dan kewenangan Eka Jati seperti:

- bertanggung jawab pada pura dimana tempat orang di winten,

- menyelesaikan upacara di lingkungan masyarakat sekitar.

b. Upacara Dwi Jati atau Mediksa yaitu upacara pengukuhan seseorang menjadi

Pendeta atau sulinggih dengan kewenangan Ngloka pala sraya yang berarti

tempat bagi masyarakat untuk memohon bantuan petunjuk agama.

Kewenangan seseorang yang sudah Dwi Jati, adalah:

- menyelesaikan/muput suatu upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat,

Page 27: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

- memberikan pencerahan, pembinaan tentang ajaran agama dan bagaimana

mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari kepada umat,

- berhak mendapatkan Daksina,

- berhak mendapatkan punia dan menerima Resi Bojana.

4. Manusa Yadnya adalah persembahan untuk kesucian lahir batin Manusia. Contoh-

contoh pelaksanaan yadnya yang termasuk Manusa Yadnya, seperti:

a. Upacara Bayi dalam kandungan (Garbha Wadana/pagedong-gedongan).

b. Upacara bayi baru lahir,

c. Upacara kepus puser,

d. Upacara bayi berumur 42 hari (tutug kambuhan),

e. Upacara bayi berumur 105 hari (Nyambutin)

f. Upacara bayi satu oton ( otonan),

g. Upacara meningkat remaja ( yang laki disebut Ngraja Singa, yang wanita

disebut Ngraja Sewala),

h. Upacara potong gigi ( matatah, mapandes, masangih),

i. Upacara perkawinan (wiwaha)

5. Bhuta Yadnya adalah persembahan kepada para Bhuta kala dan makhluk

bawahan. Yang termasuk pelaksanaan Bhuta Yadnya, seperti:

a. Upacara Mecaru,

b. Ngaturang Segehan,

c. Upacara Taur

d. Upacara Panca Wali Krama (dilaksanakan setiap 10 tahun sekali di Pura

Agung Besakih)

e. Upacara Eka Dasa Rudra (dilaksanakan setiap 100 tahun sekali di Pura

Agung Besakih).

Pelaksanaan Panca Yadnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam pelaksanaan sebuah Yadnya tidak dapat dipisah-pisahkan. Artinya dalam

melaksanakan satu Yadnya pasti yadnya yang lain dilaksanakan juga. Contohnya kita

melaksanakan Dewa Yadnya seperti odalan di Pura. Odalan di Pura termasuk Dewa Yadnya.

Page 28: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

Dalam rangkaian upacara odalan di Pura diisi juga dengan upacara mecaru. Mecaru adalah

pelaksanaan Bhuta Yadnya.

Jadi dalam Upacara Dewa Yadnya diisi juga dengan melaksanakan Bhuta Yadnya.

Demikian juga yadnya yang lainnya.

1. Contoh-contoh pelaksanaan Dewa yadnya dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

a. Melakukan Tri Sandya tiga kali dalam sehari,

b. Selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan,

c. Memelihara kebersihan tempat suci,

d. Mempelajari dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari,

e. Melaksanakaan persembahyangan pada hari-hari suci seperti Purnama, Tilem,

Galungan, Kuningan, dll.

1. Contoh-contoh pelaksanaan Pitra Yadnya dalam kehidupan sehari-hari:

a. Berpamitan kepada orangtua kita sebelum berangkat kemanapun,

b. Menghormati orangtua dan melaksanakan perintahnya,

c. Menuruti nasehat orangtua,

d. Membantu dengan suka rela pekerjaan yang sedang dilakukan oleh orangtua,

e. Merawat orangtua yang sedang sakit, dll

2. Contoh-contoh pelaksanaan Rsi Yadnya dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

a. Rajin belajar,

b. Belajar yang tekun,

c. Menghormati Guru,

d. Menuruti peritah guru,

e. Mentaati dan mengamalkan ajarannya,

f. Memelihara kesehatan dan kesejahteraan orang suci seperti sulinggih, pemangku, dll.

4. Contoh-contoh pelaksanaan Manusa Yadnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:

a. Tolong menolong antar sesama,

b. Belas kasihan terhadap orang yang menderita,

Page 29: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

c. Saling menghormati dan menghargai sesama,

d. Rajin merawat diri,

e. Melaksanakan upacara untuk meningkatkan kesucian diri, seperti; metatah,

mewinten, meotonan, dll.

5. Contoh-contoh pelaksanaan Bhuta yadnya dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

a. Merawat dan memelihara tumbuh-tumbuhan dengan baik,

b. Merawat binatang peliharaan dengan baik,

c. Menjaga kebersihan lingkungan,

d. Menyayangi makhluk lain, dll.

STANDAR KOMPETENSI : 4. Mengenal Ajaran Catur GuruKOMPETENSI DASAR :

4.1 Menguraikan arti Catur Guru4.2 Menyebutkan Bagian-bagian Catur Guru4.3 Menunjukkan contoh-contoh sikap bhakti kepada Catur

GuruINDIKATOR :

4.1.1 Menguraikan arti Catur Guru4.2.1 Menyebutkan bagian-bagian Catur Guru4.2.2 Menjelaskan arti bagian-bagian Catur Guru4.3.1 Menunjukkan contoh-contoh sikap bhakti kepada

Catur Guru

PELAJARAN EMPAT

CATUR GURU

Arti Catur Guru dan bagian-bagiannya

Arti Catur Guru

Catur Guru berasal dari Bahasa Sanskerta dari kata Catur yang sama artinya dengan

kata Catus dan Cadhu yang berarti empat. Sedangkan kata Guru berasal dari dua suku kata

Sanskerta yaitu Gu dan Ru yang merupakan kependekan dari kata Gunatitha yang berarti tidak

terbelenggu oleh materi. Ru kependekan dari kata Rupavarjitha yang artinya mampu mengubah

(menyebrangkan) orang lain dari lautan sengsara ( Menurut Satguru Sathya Narayana). Guru

juga berarti orang yang digugu dan ditiru ( Menurut Ki Hajar Dewantara ).

Page 30: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

Jadi Catur Guru berarti empat Guru yang harus dihormati di dalam mencari kesucian

serta keutamaan hidup.

Bagian-bagian Catur Guru

Yang termasuk dalam bagian-bagian Catur Guru, adalah:

a. Guru Rupaka atau Guru Reka adalah orangtua kita,

b. Guru Pengajian adalah guru yang mengajar di sekolah,

c. Guru Wisesa adalah pemerintah,

d. Guru Swadhyaya adalah Ida Sang Hyang Widhi.

A. Guru Rupaka adalah orangtua kita. Disebut guru Rupaka karena Beliau yang

ngerupaka atau ngereka dari tidak ada menjadi ada. Orangtua kita sesungguhnya

sangat besar jasanya bagi kita. Karena saking besarnya jasa orangtua rasanya

seribu kali kelahiranpun belum bisa kita akan membayar hutang kepada orangtua.

Secara umum orangtua kita memiliki 5 jasa kepada kita yang disebut Panca

Widha. Panca Widha adalah lima jasa orangtua yang terdiri dari:

1. Ametwaken artinya berjasa telah melahirkan kita,

2. Matulung Urip artinya orangtua kita berjasa telah menolong jiwa dari

bahaya,

3. Maweh Bhinojana artinya orangtua kita sudah berjasa karena telah

memberi makan dan minum,

4. Anyangaskara artinya orangtua kita telah berjasa dengan

mengupacarai dengan upacara Manusa Yadnya, dan

5. Mangupadhyaya artinya orangtua kita telah berjasa karena telah

mendidik dan mengajar dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu

menjadi tahu. Sehingga orangtua kita adalah pendidik yang pertama

dan utama.

B. Guru Pengajian berarti guru yang telah memberikan pelajaran di sekolah. Yang

termasuk Guru Pengajian adalah; Guru TK, Guru SD, Guru SMP, Guru SMA,

Page 31: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

Dosen, Kepala Sekolah, Rektor. Guru Pengajian mengajari kita cara membaca,

menulis, berhitung dan lain-lain.

C. Guru Wisesa adalah Pemerintah. Disebut Guru Wisesa karena Guru itulah yang

ngawisesa atau memerintah, melayani, menciptakan ketentraman dan

kesejahteraan masyarakat. Yang termasuk dalam golongan Guru Wisesa, seperti:

a. Polisi,

b. Satpol PP,

c. Angkatan Darat, angkatan Laut, Angkatan Udara,

d. Kelian Banjar Dinas/Adat,

e. Perbekel/Kepala Desa/Lurah,

f. Camat,

g. Bupati,

h. Gubernur,

i. Presiden,

j. DPR,

k. MPR,

l. DPD,

m. Para Menteri, dll

D. Guru Swadhyaya adalah Ida Sang Hyang Widhi. Ida Sang Hyang Widhi yang

menciptakan segala isi dunia ini dengan penuh kasih sayang. Tuhan yang

menciptakan keindahan alam, laut, sungai, gunung, bulan, bintang dan planet-

planetnya.

Contoh-contoh Sikap Bhakti kepada Catur Guru

1. Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Rupaka, seperti:

a. Merapikan tempat tidur,

b. Menyapu lantai dan halaman,

c. Membantu Ibu mencuci piring,

d. Berpakaian sendiri,

Page 32: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

e. Berpamitan kepada orangtua kita akan berangkat kemanapun,

f. Menuruti perintah dan nasehat orangtua, dll

2. Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Pengajian, seperti:

a. Belajar dengan tekun,

b. Tidak menyia-nyiakan waktu,

c. Patuh terhadap nasehat guru,

d. Tidak melanggar perintah dan peraturan sekolah,

3. Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Wisesa, seperti:

a. Rela berkorban demi kepentingan Negara,

b. Taat membayar pajak,

c. Menghormati jasa-jasa pahlawan,

d. Tidak korupsi,

e. Mematuhi peraturan lalu lintas, dll

4. Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Dwadhyaya, seperti:

a. Melaksanakan Puja Tri Sandhya dengan tertib dan benar,

b. Rajin berdoa,

c. Rajin melaksanakan Japa,

d. Meyakini keberadaan Ida Sang Hyang Widhi, dll

STANDAR KOMPETENSI : 5. Mengenal Bhuana Agung dan Bhuana AlitKOMPETENSI DASAR :

5.1 Menyebutkan unsur-unsur Bhuana Agung dan Bhuana Alit

5.2 Menyebutkan Persamaan dan Perbedaan Bhuana Agung dan Bhuana Alit

Page 33: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

5.3 Menyebutkan peranan dan fungsi Panca Maha Bhuta dalam pembentukan Bhuana Agung dan Bhuana Alit

INDIKATOR :5.1.1 Menyebutkan unsur-unsur Bhuana Agung4.1.1 Menyebutkan unsur-unsur Bhuana Alit4.2.1 Menyebutkan persamaan antara Bhuana Agung

dengan Bhuana Alit4.2.2 Menyebutkan perbedaan antara Bhuana Agung

dengan Bhuana Alit4.3.1 Menyebutkan peranan Panca Maha Bhuta dalam

pembentukan Bhuana Agung dan Bhuana Alit4.3.2 Menyebutkan fungsi Panca Maha Bhuta dalam

pembentukan Bhuana Agung dan Bhuana Alit

PELAJARAN LIMA

ALAM SEMESTA

Unsur-unsur Bhuana Agung dan Bhuana Alit

Unsur-unsur Bhuana Agung

Bhuana Agung disebut juga dengan Macrocosmos, jagat raya, alam semesta atau alam

besar yang kita muliakan karena keluhuran dan kemampuannya memberikan kehidupan kepada

semua makhluk tanpa henti-hentinya.

Terjadinya Bhuana Agung diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi pada waktu Sresti

atau penciptaan, dan masa Sresti disebut Brahma Dewa yaitu siang hari Brahma. Dan segala

yang diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi di Bhuana Agung ini akan kembali/lebur disebut

dengan istilah Pralaya (kiamat), masa Pralaya disebut Brahma Nakta atau malam hari Brahman.

Satu lingkar dari Pencitaan (Utpti), pemeliharaan ( Sthiti) dan Peleburan (Pralina) dari

alam semesta atau Bhuana Agung disebut Akalpa yaitu sehari dan semalam Brahman disebut

Brahman Kalpa.

Proses terciptanya Bhuana Agung diawali ketika dunia ini belum ada apa-apa, yang ada

hanyalah Ida Sang Hyang Widhi dalam wujud Nirguna Brahman, artinya Tuhan dalam wujud

sepi, kosong, sunyi dan hampa. Kemudian Ida Sang Hyang Widhi menjadikan dirinya sendiri

Page 34: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

menjadi Saguna Brahman. Artinya Tuhan sudah mulai beraktifitas. Selanjutnya Tuhan

menciptakan dua unsur yaitu Purusa dan Prakerti atau unsur Cetana dan Acetana.

Unsur Purusa atau Cetana adalah unsur dasar yang bersifat kejiwaan, sedangkan unsur

Prakerti atau Acetana adalah unsur dasar yang bersifat kebendaan. Unsur Prakerti memiliki Tiga

Guna yang disebut Tri Guna, yang terdiri dari:

a. Satwam yaitu sifat dasar terang, bijaksana,

b. Rajas adalah sifat dasar aktif, dinamis dan rajin,

c. Tamas adalah sifat dasar berat, malas dan lamban.

Dengan adanya Tri Guna pada Bhuana Agung yang didominasi oleh unsur Sattwam

menyebabkan lahirnya Mahat yang berarti Maha Agung.

Dengan adanya Mahat di Bhuana Agung melahirkan Budhi yaitu benih kejiwaan

tertinggi yang berfungsi untuk menentukan keputusan. Budhi melahirkan Ahamkara yaitu asas

individu, ego, yang berfungsi untuk merasakan. Selanjutnya Ahamkara melahirkan Manas yaitu

alam pikiran yang gunanya untuk berpikir.

Setelah lahirnya Manas lahirlah Panca Tan Matra yaitu lima benih unsur yang sangat

halus, yang terdiri atas:

a. Sabda Tan Matra; benih suara,

b. Rupa Tan Matra; benih warna,

c. Rasa Tan Matra; benih rasa,

d. Gandha Tan Matra; benih bau,

e. Sparsa Tan Matra; benih sentuhan/peraba.

Dari Panca tan Matra berevolusi menjadi unsur dasar yang besar berjumlah lima unsur

disebut Panca Maha Bhuta, yang terdiri dari:

a. Pretiwi atau unsur padat yang timbul dari kelima unsur Tan Matra

b. Apah atau unsur cair yang timbul dari Sabda, Rupa dan Rasa Tan Matra,

c. Teja atau unsur panas ditimbulkan oleh Sabda dan Rupa Tan Matra,

d. Bayu atau hawa ditimbulkan oleh Sabda dan Sparsa Tan Matra,

e. Akasa/Ether ditimbulkan oleh unsur Sabda dan Sparsa Tan Matra.

Dengan munculnya Panca Maha Bhuta berkembanglah menjadi Bhuana Agung dengan

segala isinya seperti; matahari, bumi, bulan, planet-planet yang ada di jagat raya ini. Sehingga

Dunia ini adalah Brahmanda atau telurnya Ida Sang Hyang Widhi.

Page 35: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

Bhudi

Ahamkara

Kalau digambarkan Proses terbentuknya Bhuana Agung akan berbentuk seperti bagan

di bawah ini:

Unsur-Unsur Bhuana Alit

Bhuana alit berarti alam kecil atau dunia kecil. Yang termasuk Bhuana Alit adalah

tubuh manusia, hewan dan tumbuhan. Manusia merupakan bentuk dari Bhuana Alit adalah

makhluk yang tertinggi karena manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan makhluk

lainnya. Kelebihan manusia adalah memiliki Tri Premana, yaitu:

a. Bayu; tenaga,

b. Sabda; suara

c. Idep; pikiran /akal.

Purusa Prakerti

Manah

Panca Tanmatraa. Sabda (benih suara)b. Sparsa (benih Sentuhan)c. Rupa (benih bentuk)d. Benih baue. Benih bau

Panca Mahabhutaa. Akasa (ruang angkasa)b. Teja (panas)c. Bayu (udara)d. Apah (air)e. Pertiwi (tanah)

Proses terjadinya alam semesta

Brahmanda

Page 36: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

Bhuana Alit atau tubuh manusia, tumbuhan dan binatang terbentuk sama seperti

Bhuana Agung yaitu pertemuan antara Purusa dengan Prakerti atau Cetana dengan Acetana.

Unsur Purusa atau Cetana akan membentuk Jiwatman, sedangkan unsur Prakerti atau Acetana

akan membentuk badan manusia.

Dalam Jiwa dan badan manusia terdapat alat batin manusia yang menentukan watak

atau karakter seseorang. Tiga alat batin itu bernama Tri Antah Karana yang terdiri atas:

a. Budhi berfungsi untuk menentukan keputusan,

b. Manas berfungsi untuk berpikir, dan

c. Ahamkara fungsinya untuk merasakan dan bertindak.

Setelah bertemunya Purusa dengan Prakerti ditambah denga Tri Antah Karana, disusul

pula dengan masuknya unsur Panca Tan Matra yang akan menjadi Indria penilai yang disebut

Panca Bhudindria, yaitu:

a. Sabda Tan Matra menjadi Srotendria yaitu indria yang terletak di telinga,

b. Sparsa Tan Matra menjadi Twak indria yaitu indria yang terletak di kulit,

c. Rupa Tan Matra menjadi Caksu indria yaitu indria yang terletak di mata,

d. Rasa Tan Matra menjadi Jihwendria yaitu indria yang terletak pada lidah, dan

e. Gandha Tan Matra menjadi Ghranendria yaitu indria yang terletak di kulit.

Selanjutnya Panca Tan Matra berkembang menjadi Panca Maha Bhuta sehingga

menjadi unsur pembentuk tubuh atau jasmani manusia, dengan rincian sebagai berikut:

a. Pertiwi menjadi segala yang bersifat padat dalam tubuh manusia seperti: tulang,

otot, daging, kuku dan sebagainya,

b. Apah menjadi segala yang cair pada tubuh manusia, seperti: keringat, darah, lendir,

air kencing, air liur, ludah,dll

c. Teja menjadi panas/suhu dalam tubuh,

d. Bayu akan menjadi udara dalam badan yang disebut Prana seperti pernafasan, dan

e. Akasa akan menjadi rongga-rongga dalam tubuh manusia, seperti: rongga mulut,

rongga hidung, rongga dada dan rongga perut.

Kalau digambarkan Proses terbentuknya Bhuana Alit akan berbentuk seperti bagan di

bawah ini:

Prakerti/Badan WadagPurusa/Jiwa

Bhudi

Page 37: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

Panca Bhudi Indria

Persamaan dan Perbedaan Bhuana Agung dan Bhuana Alit

Pada hakekatnya antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit adalah sama, namun

setelah menjadi bentuk, fungsi dan pengaruhnya pada kedua alam tersebut ia memiliki

perbedaan-perbedaan.

Persamaan Bhuana Agung dengan Bhuana Alit

Dalam proses pembentukannya adalah sama yaitu melalui proses bertingkat yaitu; 1)

Ida Sang Hyang Widhi, 2). Purusa, 3). Prakerti, 4). Budhi, 5). Ahamkara, 6). Sabda, 7). Sparsa,

8). Rupa, 9). Rasa, 10). Gandha, 11). Manah, 12). Akasa, 13). Bayu, 14). Teja, 15). Apah,

dan 19). Pertiwi.

Karena proses terjadinya sama maka unsur-unsur dasar tersebut ada pada Bhuana

Agung dan Bhuana Alit.

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini disajikan persamaan Bhuana Agung dengan Bhuana

Alit dalam bentuk tabel, sebagai berikut:

No Unsur dasar Bhuana Agung Bhuana Alit

1 Pertiwi/unsur padat ada ada2 Apah/unsur cair ada ada3 Teja/unsure panas ada ada4 Bayu/udara ada ada5 Akasa/ether/kosong ada ada6 Gandha/bau ada ada7 Rasa/rasa ada ada8 Rupa/bentuk ada ada9 Sparsa/sentuhan ada ada

Ahamkara

Panca Tanmatra

Manah

Panca Mahabhuta

Page 38: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

10 Sabda/suara ada ada11 Purusa ada ada

Perbedaan Bhuana Agung dengan Bhuana Alit

Perbedaan antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit terletak pada fungsinya atau

kegunaannya.

Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah ini:

NO UNSUR DASAR BHUANA AGUNG BHUANA ALITPERBEDAAN

1 Pertiwi Berwujud Tanah, dan bebatuan, logam,dll

Berwujud tulang, daging, otot

2 Apah Berwujud air Berwujud darah, air liur, air kencing, enzim, keringat,dll

3 Teja Berwujud api, sinar matahari, panas bumi

Berwujud suhu tubuh

4 Bayu Berbentuk angin, udara, gas

Berwujud Prana dan Nafas

5 Akasa Berwujud luar angkasa Berwujud rongga tubuh

6 Gandha Berwujud bau Berwujud indra pencium

7 Rupa Berwujud warna, bayangan, bentuk

Berwujud indra penglihatan

8 Rasa Berwujud rasa Berwujud Indra Pengecap

9 Sparsa Berwujud sentuhan Berwujud indra Perasa

10 Sabda Berwujud suara Berwujud indra pendengar

11 Prakerti - Didukung oleh 5 indra pekerja/Panca Karmendria

12 Manah - Berwujud akal pikiran13 Ahamkara - Berwujud perabaan sifat

antara benda satu dengan yang lain berwujud sifat ego

14 Budhi Berwujud Rta Berwujud kebijaksanaan15 Purusa Berwujud jiwa alam Berwujud jiwatma

Page 39: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

yang absolut

Peranan dan fungsi Panca Maha Bhuta dalam pembentukan serta kehidupan Bhuana Agung dan Bhuana Alit

Panca Maha Bhuta mempunyai peran yang penting dalam pembentukan Bhuana

Agung dan Bhuana Alit, karena proses pembentukannya menimbulkan Panca Tan Matra dan

Panca Maha Bhuta sehingga terciptalah Bhuana Agung dan Bhuana Alit dengan sifat-sifat atau

keadaan yang sama.

Adapun Peranan dan Fungsi Panca Maha Bhuta adalah:

a. Segala yang padat pada Bhuana Agung dan Bhuana Alit terjadi dari Pertiwi. Di

Bhuana Agung menjadi tanah sebagai tempat makhluk hidup sedangkan di

Bhuana Alit menjadi tulang sebagai rangka dan sebagai pelindung organ-organ

tubuh yang penting,

b. Segala yang cair pada Bhuana Agung dan Bhuana Alit tercipta dari Apah. Di

Bhuana Agung menjadi air, sebagai sumber kehidupan makhluk hidup, sedangkan

di Bhuana Alit menjadi darah yang berfungsi membawa sari-sari makanan ke

seluruh tubuh,

c. Segala yang kosong pada alam dan ronga-rongga pada tubuh manusia terjadi dari

unsur Akasa. Di Bhuana Agung menjadi ruang angkasa sebagai tempat planet-

planet beredar, sedangkan di Bhuana Alit menjadi rongga-rongga yang berfungsi

untuk keluar masuknya udara, seperti rongga hidung

d. Segala angin, hawa dan gas pada alam semesta di Bhuana Agung menjadi udara

yang sangat diperlukan oleh setiap makhluk untuk pernafasan, sedangkan di

Bhuana Alit menjadi nafas dan akan mati bila tidak bernafas,

Segala yang becahaya dan panas pada Bhuana Agung dan Bhuana Alit terjadi dari

Teja. Di Bhuana Agung menjadi panas/sinar matahari yang sangat dibutuhkan

oleh setiap makhluk.

Page 40: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

DAFTAR PUSTAKA

Page 41: · Web viewrira itu seperti kita mempunyai perasaan yaitu perasaan kecewa-puas, senang-sedih, cinta-benci, kagum, hormat, kepahlawanan, jijik

BIODATA PENYUSUN