Upload
arief-febrieanto
View
223
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
123
Citation preview
VIII. Hasil Pengamatan
No.
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
Dugaan / Reaksi
Kesimpulan
Sebelum
Sesudah
1.
Denaturasi Protein
a. (5 mL larutan proteinDimasukkan ke dalam tabung reaksi+ 2 tetes asam asetat 1 N sambil dikocokEndapanDipanaskan di atas penangas air selama 5 menitPerubahan pada endapan)Denaturasi karena penambahan asam asetat
b. Denaturasi karena pemanasan
(2-3 mL larutan proteinDimasukkan ke dalam tabung reaksiDipanaskan selama 1 menitLarutan keruh (ada endapan)Didinginkan Dibagi menjadi dua bagianBagian 1Bagian 2+ 1-2 tetes larutan ammonium sulfatdipanaskanEndapan Dipanaskan Endapan)
c. (1-15 mL formaldehid Dimasukkan ke dalam tabung reaksi+ 2 mL aquadesLarutan protein bertetetsEndapan)Denaturasi karena penambahan formaldehid
Larutan Protein =
Susu Ultra Milk = larutan berwarna putih
Putih telur ayam potong = larutan tak berwarna
CH3COOH 1 N = larutan tak berwarna
Larutan Protein =
Susu Ultra Milk = larutan berwarna putih
Putih telur ayam potong = larutan tak berwarna
(NH4)2SO4 = larutan tak berwarna
Formaldehid = larutan tak berwarna
Aquades = larutan tak berwarna
Larutan Protein =
Susu Ultra Milk = larutan berwarna putih
Putih telur ayam potong = larutan tak berwarna
(NH4)2SO4 = larutan tak berwarna
Susu + CH3COOH 1 N = larutan berwarna putih keruh terbentuk flake putih
Dipanaskan = flake putih dan endapan larutan keruh (+)
Putih telur + CH3COOH 1 N = larutan berwarna putih keruh dan terdapat flake putih
Dipanaskan = larutan putih keruh dan flake (+)
Susu dipanaskan = larutan putih keruh (+)
Bagian I
+(NH4)2SO4 = larutan putih keruh (+)
Dipanaskan = larutan putih keruh (++), endapan putih (+)
Bagian II
Dipanaskan = larutan putih keruh (+), endapan putih
Putih telur dipanaskan = larutan putih keruh
Bagian I
+(NH4)2SO4 = larutan putih keruh
Dipanaskan = larutan putih keruh (+), endapan putih
Bagian II
Dipanaskan = larutan putih keruh, endapan putih (+)
Formaldehid + aquades = larutan tak berwarna
+susu = larutan putih keruh, endapan putih
+putih telur = larutan tak berwarna, endapan putih
Larutan protein jika ditambahkan dengan larutan asam/basa maka akan terdenaturasi, berkurangnya kelarutan sehingga mudah menguap.
Reaksi :
Larutan protein akan mengalami denaturasi pada suhu yang tinggi (55-75)oC
Penambahan (NH4)2SO4 sebagai pendehidrasi protein sehingga protein menjadi kehilangan molekul air dan akhirnya menggumpal.
Protein pada telur cepat terdenaturasi membentuk endapan karena reaksi gugus amoniak pada protein dengan formaldehid membentuk endapan putih keras
Larutan protein mengalami denaturasi karena penambahan asam dan pemanasan ditandai dengan terbentuknya flake berwarna putih dan kekeruhan pada larutan.
Larutan protein akan terdenaturasi dengan adanya pemanasan.
Penambahan (NH4)2SO4 akan mempercepat denaturasi protein ditandai dengan terbentuknya endapan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan larutan protein yang hanya dipanaskan.
Larutan protein mengalami denaturasi karena penambahan formaldehid.
2.
Sifat amfoter protein
(3 mL aquadesDimasukkan ke dalam tabung reaksi+ 1 tetes HCl 1NDiuji dengan lakmusLakmus menjadi merah+ 2-3 mL larutan proteinPerubahan warna)
(3 mL larutan NaOH encerDimasukkan ke dalam tabung reaksi+ beberapa tetes indikator PPWarna merah)
(2-3 mL larutan proteinBeberapa tetes larutan NaOH di atasPerubahan warna)
Larutan Protein =
Susu Ultra Milk = larutan berwarna putih
Putih telur ayam potong = larutan tak berwarna
Aquades = tak berwarna
HCl = larutan tak berwarna
Kertas lakmus = berwarna merah dan biru
NaOH encer = larutan tak berwarna
Larutan PP = larutan tak berwarna
Aquades + HCl = larutan tak berwarna
Diuji dengan lakmus =
Lakmus merah dan biru = lakmus berwarna merah
+susu = lakmus biru berwarna merah
+ putih telur = larutan berwarna merah
NaOH + PP = larutan merah muda (++)
+susu = larutan merah muda
+putih telur = larutan merah muda (+)
Larutan protein mempunyai sifat amfoter sehingga protein dapat bersifat asam / basa.
Reaksi :
Trayek pH indikator PP adalah 8,3 10,0
Larutan protein bersifat amfoter yaitu dapat bersifat sebagai asam maupun basa.
Bersifat asam ditandai dengan berubahnya kertas lakmus biru menjadi merah ketika ditambahkan HCl.
Bersifat basa ditandai dengan larutan berwarna merah muda ketika diuji dengan PP.
3.
Pengendapan protein
a. (3-4 mL larutan proteinDimasukkan ke dalam tabung reaksi+ 3,4 mL larutan jenuh ammonium sulfatDikocok pelan-pelanLarutan jernihDipindahkan 1 mL ke dalam tabung reaksi+ 2-3 mL aquadesDikocok Larutan keruh)Pengendapan protein dengan asam sulfat
b. (1 mL HNO3 pekat1-2 mL HCl pekatMasing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksiTabung dimiringkan+1-1,5 mL larutan protein bertetes-tetes lewat dinding tabungTabung ditegakkan kembaliDidiamkan sejenak Cincin putihDikocok + larutan asam nitratDikocok +larutan HClEndapanEndapan)Pengendapan protein dengan asam mineral
c. (1-1,5 mL larutan protein+ larutan CuSO4 tetes demi tetes dikocokEndapan biruLarutan CuSO4Endapan larut)Pengendapan protein dengan logam berat
(1-1,5 mL larutan protein+ larutan ZnSO4 tetes demi tetes dikocokEndapan biruLarutan ZnSO4Endapan larut)
(1-1,5 mL larutan protein+ larutan FeSO4 tetes demi tetes dikocokEndapan biruLarutan FeSO4Endapan larut)
Larutan Protein =
Susu Ultra Milk = larutan berwarna putih
Putih telur ayam potong = larutan tak berwarna
(NH4)2SO4 = larutan tak berwarna
Aquades = tak berwarna
Larutan Protein =
Susu Ultra Milk = larutan berwarna putih
Putih telur ayam potong = larutan tak berwarna
HNO3 pekat = larutan tak berwarna
HCl pekat = larutan tak berwarna
Larutan Protein =
Susu Ultra Milk = larutan berwarna putih
Putih telur ayam potong = larutan tak berwarna
CuSO4 = larutan berwarna biru
ZnSO4 = larutan tak berwarna
FeSO4 = larutan tak berwarna
Susu + (NH4)2SO4 = larutan putih keruh (+), endapan putih
+aquades = larutan putih, endapan larut
Putih telur + (NH4)2SO4 = larutan putih keruh, endapan putih
+aquades = larutan tak berwarna, endapan larut
HNO3 + susu = terbentuk cincin putih, larutan putih keruh
+HNO3 berlebih (20 tetes) = larutan putih keruh (+)
HNO3 + putih telur = terbentuk cincin putih, larutan tak berwarna
+HNO3 berlebih (20 tetes) = larutan putih keruh
HCl + susu = terbentuk cincin putih, larutan putih keruh (+)
+HCl berlebih (20 tetes) = larutan putih keruh
HCl + putih telur = terbentuk cincin putih, larutan tak berwarna
+HCl berlebih (20 tetes) = larutan tak berwarna
Susu + 5 tetes CuSO4 = larutan berwarna biru muda, endapan putih (+)
+40 tetes CuSO4 = larutan berwarna biru muda (+) , endapan larut
Putih telur + 5 tetes CuSO4 = larutan berwarna biru muda, endapan putih
+40 tetes CuSO4 = larutan berwarna biru (+) , endapan larut
Susu + 5 tetes ZnSO4 = larutan berwarna putih keruh, endapan putih (+)
+40 tetes ZnSO4 = larutan berwarna putih, endapan putih
Putih telur + 5 tetes ZnSO4 = larutan berwarna putih keruh, endapan putih
+40 tetes ZnSO4 = larutan putih , endapan putih
Susu + 5 tetes FeSO4 = larutan berwarna putih keruh (+), endapan putih (+)
+40 tetes FeSO4 = larutan berwarna putih, endapan larut
Putih telur + 5 tetes FeSO4 = larutan berwarna jingga, endapan putih
+40 tetes FeSO4 = larutan berwarna jingga, endapan larut
Pengendapan karena penambahan (NH4)2SO4 menyebabkan terjadi dehidrasi protein.
Pengendapan tersebut bersifat reversibel, dapat dilarutkan kembali dengan penambahan air.
Reaksi :
Reaksi antara protein dengan asam mineral pekat menyebabkan terbentuknya senyawa garam.
HNO3 bersifat irreversibel, HCl bersifat reversibel.
Reaksi :
Protein mengendap jika ditambahkan dengan logam berat seperti CuSO4 , PbSO4 , ZnSO4 , FeSO4 , dan HgSO4.
Sifatnya reversibel artinya ketika ditambahkan dengan logam berat berlebih maka endapan akan larut kembali.
Pada larutan CuSO4 diperoleh endapan berwarna biru sedangkan pada larutan PbSO4 , ZnSO4 , FeSO4 , dan HgSO4 endapan berwarna putih.
Larutan protein mengalami pengendapan ketika ditambahkan (NH4)2SO4.
Endapan tersebut bersifat reversibel ditandai dengan larutnya endapan saat penambahan air.
Pengendapan larutan protein karena penambahan HNO3 pekat bersifat irreversibel ditandai dengan semakin banyaknya kekeruhan ketika ditambah HNO3 pekat berlebih.
Pengendapan larutan protein karena penambahan HCl pekat bersifat reversibel, ditandai dengan larutnya endapan ketika ditambah HCl pekat berlebih.
Larutan protein mengendap dengan penambahan logam berat seperti CuSO4 , ZnSO4 , dan FeSO4.
Endapan yang terbentuk bersifat reversibel ditandai dengan larutnya endapan ketika ditambah dengan logam berat berlebih.
4.
Reaksi warna protein
a. (3 mL larutan proteinDimasukkan ke dalam tabung reaksi+ 1 mL NaOH 40 %Tetes demi tetes larutan 0,5 % CuSO4Warna ungu / merah)Reaksi Biuret
b. Reaksi Ksanthoprotein
(3 mL larutan proteinDimasukkan ke dalam tabung reaksi+ 1 mL HNO3 pekatdipanaskanLarutan kuningDidinginkan + ammoniumWarna Jingga)
c. (1 mL larutan protein 0,5 % pH 7Dimasukkan ke dalam tabung reaksi+ 10 tetes larutan ninhidrin 0,2 %Dipanaskan pada suhu 100oC selama 10 menitPerubahan warna)Reaksi Ninhidrin
d. Reaksi Millon
(2 mL larutan proteinDimasukkan ke dalam tabung reaksi+ 1mL pereaksi merkuri sulfatDipanaskan Endapan kuningDidinginkan + 1 tetes larutan 1% NaNO2dipanaskanWarna merah)
e. Reaksi Hopkin-Cole
(1 mL larutan proteinDimasukkan ke dalam tabung reaksi+ 1 tetes larutan formaldehid encer+1 tetes pereaksi merkuri sulfat+ 1 mL asam sulfat melalui dinding tabung reaksi yang dimiringkanTerbentuk dua lapisanCincin ungu* Bila dikocok larutan akan menjadi ungu)
Larutan Protein =
Susu Ultra Milk = larutan berwarna putih
Putih telur ayam potong = larutan tak berwarna
NaOH 40 % = larutan tak berwarna
CuSO4 = larutan berwarna biru
Larutan Protein =
Susu Ultra Milk = larutan berwarna putih
Putih telur ayam potong = larutan tak berwarna
HNO3 pekat = larutan tak berwarna
Ammonia = larutan tak berwarna
Larutan Protein =
Susu Ultra Milk = larutan berwarna putih
Putih telur ayam potong = larutan tak berwarna
Ninhidrin 0,25% = larutan tak berwarna
Larutan Protein =
Susu Ultra Milk = larutan berwarna putih
Putih telur ayam potong = larutan tak berwarna
Pereaksi merkuri sulfat = larutan tak berwarna
NaNO2 1% = larutan tak berwarna.
Larutan Protein =
Susu Ultra Milk = larutan berwarna putih
Putih telur ayam potong = larutan tak berwarna
Formaldehid = larutan tak berwarna
Pereaksi larutan merkuri sulfat = tak berwarna
H2SO4 pekat = larutan tak berwarna
Susu + NaOH 40% = larutan berwarna putih
+CuSO4 = larutan berwarna biru keunguan (++)
Putih telur+ NaOH 40% = larutan tak berwarna
+CuSO4 = larutan berwarna biru(+)
Susu + HNO3 pekat = larutan putih keruh
Dipanaskan = larutan berwarna putih kekuningan
+ammonia = larutan berwarna jingga
Putih telur + HNO3 pekat = larutan tak berwarna
Dipanaskan = larutan berwarna kuning pucat
+ammonia = larutan berwarna jingga
Susu + ninhidrin = larutan putih
Dipanaskan = larutan berwarna ungu
Putih telur + ninhidrin = larutan berwarna putih
Dipanaskan = larutan berwarna ungu (+)
Susu + merkuri sulfat = larutan berwarna kuning
Dipanaskan = larutan tak berwarna, endapan merah bata
+NaNO2 1 % = larutan tak berwarna, endapan putih
Dipanaskan = larutan dan endapan merah bata
Putih telur merkuri sulfat = larutan tak berwarna
Dipanaskan = larutan tak berwarna, endapan merah
+NaNO2 1 % = larutan tak berwarna, endapan merah
Dipanaskan = larutan dan endapan merah
Susu + formaldehid = larutan berwarna putih
+merkuri sulfat = larutan berwarna putih
+H2SO4 pekat = 2 lapisan
Atas = berwarna putih
Bawah = larutan tak berwarna
Putih telur + formaldehid = larutan berwarna putih keruh
+merkuri sulfat = larutan berwarna putih keruh
+H2SO4 pekat = 2 lapisan
Atas = terdapat cincin putih
Bawah = larutan tak berwarna
Reaksi biuret untuk mengetahui ikatan peptida dalam protein. Uji positif ditandai dengan timbulnya warna merah atau ungu.
Protein susu memiliki 3 ikatan peptida sedangkan protein telur memiliki 2 ikatan peptida.
Reaksi Ksanthoprotein untuk menunjukkan adanya inti benzena pada sampel protein.
Fungsi HNO3 adalah sebagai agen penitrasi inti benzena untuk membentuk turunan nitrobenzena berwarna kuning tua.
Dalam sintesis basa kompleks berubah menjadi jingga
Reaksi ninhidrin untuk mengidentifikasi asam amino bebas dalam sampel protein.
Uji positif ditunjukkan jika sampel memberikan warna biru atau ungu.
Protein yang mengandung tirosin atau triptofan jika ditambahkan pereaksi Millon memberikan warna merah.
Kasein merupakan protein yang paling banyak mengandung asam amino bebas.
Reaksi Hopkin-Cole untuk menunjukkan inti indol asam amino triptofan yang ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada sampel percobaan.
Penambahan H2SO4 pekat sebagai oksidator agar terbentuk cincin ungu pada larutan sampel
Ikatan peptida di dalam larutan protein susu lebih panjang daripada ikatan peptida dalam putih telur ditandai dengan terbentuknya warna larutan yang lebih pekat berwarna ungu.
Larutan protein mengandung cincin benzen ditandai dengan adanya warna kuning pada larutan protein yang menunjukkan terbentuknya senyawa polinitro benzen.
Larutan protein mengandung asam amino bebas ditandai dengan terbentuknya warna ungu ketika ditambah ninhidrin dan dipanaskan.
Larutan protein mengandung tirosin ditandai dengan terbentuknya endapan merah ketika diuji.
Reaksi Hopkin-Cole dinyatakan negatif karena tidak terbentuk cincin ungu pada sampel percobaan.
5.
Hidrolisis Protein dan Test Adanya Belerang
(1 mL larutan protein)
(+ 1 mL larutan protein 40 % NaOHDipanaskan selama 1 menit + 1 tetes Pb-Asetat)
(Warna hitam (endapan PbS))
Larutan Protein =
Susu Ultra Milk = larutan berwarna putih
Putih telur ayam potong = larutan tak berwarna
NaOH 40% = larutan tak berwarna
Pb-Asetat = larutan tak berwarna
Susu + NaOH 40% = larutan tak berwarna
Dipanaskan = larutan berwarna kuning
+Pb-Asetat = larutan berwarna coklat
Putih telur + NaOH 40% = larutan tak berwarna
Dipanaskan = larutan keruh
+Pb-Asetat = larutan berwarna coklat
Penambahan basa alkali pada protein dapat menyebabkan terjadinya hidrolisis ikatan peptida dari polimer protein.
Pb2+(aq) + 4OH-(aq) PbO2- (aq) + 2H2O(l)
PbO2-(aq) + 2H2O(l) + S2-(aq) PbS(s) + OH-(aq)
Reaksi Pb-Asetat dengan larutan protein dalam suasana basa membentuk endapan PbS yang berwarna gelap.
Larutan protein terhidrolisis dengan penambahan NaOH, setelah diuji dengan Pb-Asetat memberikan larutan berwarna kehitaman yang menunjukkan adanya belerang dalam protein.
H
2
O,H
+
kalor
H
2
NSO
4
R
+
H
2
NCHCHOOH
R
COOH
+
H
3
N
+
C
CO
2
_
H
R
+ 2 HC
O
H
RCH
COOH
NCH
2
OH
CH
2
OH
H
3
N
+
C
CO
2
_
H
R
+ OH
-
NH
2
C
CO
2
_
H
R
+ H
2
O
H
3
N
+
C
CO
2
_
H
R
+ H
+
NH
3
+
C
H
R
COOH
NHCHC
R
O
NHCHC
R
O
H
2
O,H
+
H
2
NSO
4
R
+
H
2
NCHCHOOH
R
COOH
+
R
CH
NH
2
COOH
+ HNO
3
pekat
R
CH
NH
3
+
NO
3
_
COOH
R
CH
NH
2
COOH
+ HCl pekat
R
CH
NH
3
+
Cl
-
COOH
R
CH
NH
2
COO
_
+ MSO
4
R
CH
NH
2
COOM
H
3
N
+
C
CO
2
_
H
R
+
H
+
H
3
N
+
C
CO
2
H
R
H
NHCHC
R
O
NHCHC
R
O
H
2
O,H
+
kalor
H
2
NCHCOOH
R
+
H
2
NCHCOOH
R
NHSO
4
C
O
+
R
NHOH
C
O
+
R