45
LAPORAN AKHIR TAHUN VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH PENELITI UTAMA ABDUL AZIS, S.Pi BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

LAPORAN AKHIR TAHUN

VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH

PENELITI UTAMA

ABDUL AZIS, S.Pi

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN

2012

Page 2: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

i

KATA PENGANTAR

Dalam upaya mengoptimalkan kebun percobaan melalui peningkatan kualitas

pelayanan penelitian/pengkajian, maka Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

menerapkan salah satu strategi dalam penyediaan teknologi dan informasi. Sehingga

akan diperoleh komoditas unggulan spesifik lokasi di lahan BPTP Aceh.

Laporan ini merupakan hasil pelaksanaan kegiatan Visitor Plot, dengan berbagai

komoditas yang dilakukan mulai Bulan Januari sampai Nopember 2012. Lokasi Visitor

Plot dilaksanakan pada 3 lokasi yaitu Kebun BPTP Banda Aceh, Kebun Percobaan Paya

Gajah Kabupaten Aceh Timur dan Kebun Percobaan Pondok Gajah Kabupaten Bener

Meriah.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan

peneliti, penyuluh, teknisi dan tenaga administrasi serta semua pihak yang telah

membantu mulai dari perencanaan hingga tersusunnya laporan ini.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan, mohon maaf atas

segala kekurangan.

Banda Aceh, Desember 2012Penanggung Jawab Kegiatan,

Abdul Azis, S.Pi.NIP. 19661231 199302 1 001

Page 3: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

ii

RINGKASAN

Abdul Azis, dkk Visitor Plot. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memantapkan modelpercontohan kongkrit dengan berbagai macam komoditas spesifik lokasi tanaman musiman danternak yang berwawasan agribisnis. Kegiatan dilakukan di 3 (tiga) lokasi yaitu 1) Areal KantorBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh, 2) Kebun Percobaan Paya Gajah Aceh Timur, dan 3)Kebun Percobaan Pondok Gajah Bener Meriah. Paket teknologi yang dipakai disesuaikan dengankomoditas yang ditanam. Bahan-bahan yang digunakan adalah benih sayuran, jagung, kacangtanah, melon dan kacang hijau serta pupuk, pupuk kandang, insektisida,dan fungisida. Secaraumum, kegiatan Visitor Plot mendapat perhatian dari khalayak karena dapat langsung melihatproses dan hasil yang diperoleh. Komoditas tanaman ini mempunyai prospek yang baik untukmenambah pendapatan hal ini dibuktikan dengan meningkatnya permintaan tanaman jagung,dan melon.

Kata kunci : Visitor, plot, provinsi Aceh

Page 4: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

iii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii

RINGKASAN ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang................................................................................... 1

1.2. Tujuan ............................................................................................. 3

1.3. Keluaran yang diharapkan ................................................................. 3

1.4. Hasil Yang Diharapkan ....................................................................... 3

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak .......................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4

III. PROSEDUR................................................................................................ 6

3.1. Pendekatan ....................................................................................... 6

3.2. Cakupan Kegiatan ............................................................................. 6

3.3. Bahan dan Alat ................................................................................. 6

3.4. Prosedur Pelaksanaan ........................................................................ 7

3.4.1 Teknologi Biochar dan Kompos Jerami pada Budidaya Melon 7di Lahan Visitor Plot BPTP Aceh

3.4.2 Uji Adaptasi Varietas Kacang Hijau dan Pupuk Organik di Lahan 10Visitor Plot BPTP Aceh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 18

4.1. Hasil ................................................................................................. 18

4.2. Pembahasan ...................................................................................... 23

V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 32

5.1. Kesimpulan......................................................................................... 32

5.2. Saran................................................................................................. 32

VI. Kinerja Hasil Kegiatan ............................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 34

LAMPIRAN ....................................................................................................... 35

Page 5: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

2

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan era reformasi di berbagai bidang pemerintahan, maka salah satu

usaha yang sedang giat dilaksanakan pemerintah adalah meningkatkan mutu pelayanan

kepada masyarakat.

Peningkatan pelayanan merupakan upaya yang diperlukan dalam rangka

meningkatkan kinerja dan memenuhi kebutuhan khalayak terutama masyarakat tani, di

mana pelayanan sangat diperlukan di lingkungan unit kerja Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) NAD dengan semangat meningkatkan kepuasan para pelanggan.

BPTP merupakan unit pelaksana Badan Litbang Pertanian yang berada di tingkat

provinsi dan melayani kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi di Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam, dengan tugas pokok melaksanakan penelitian komoditas, pengujian

dan perakitan teknologi tepat guna dan spesifik lokasi.

Upaya peningkatan kualitas pelayanan BPTP NAD merupakan salah satu strategi

yang diterapkan dalam rangka penigkatan kinerja penelitian serta penyediaan teknologi

dan informasi secara keseluruhan terutama memunculkan komoditas-komoditas unggul

spesifik lokasi di lahan BPTP NAD dan Kebun Percobaan (Paya Gajah Aceh Timur dan

Pondok Gajah Bener Meriah)

Dalam bidang penelitian dan pengembangan pertanian, reformasi pelayanan publik

telah dilakukan dengan pembentukan BPTP di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam untuk

mendekatkan hasil penelitian kepada masyarakat, dengan cara pelaksanan penelitian di

lahan petani dan pelibatan petani dalam kegiatan pengkajian teknologi pertanian.

Melalui reformasi tersebut diharapkan hasil penelitian sebagai bentuk pelayanan

penelitian/ pengkajian dapat membantu para petani yang berorientasi agribisnis.Materi yang disiapkan di lahan Visitor Plot cenderung mengarah kepada komoditas

yang spesifik seperti kelapa, pepaya, mangga, nangka, sayur-sayuran, melon, semangka,

jagung dan kacang-kacangan. Sedangkan untuk subsektor peternakan ditetapkan lahan

padang rumput, ternak kambing dan itik.

Operasional di lapangan didukung oleh teknologi spesifik lokasi. Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Aceh mempunyai lahan (± 2 ha) di sekeliling bangunan kantor dan 2

(dua) Kebun Percobaan sebagai lahan Visitor Plot yang merupakan contoh konkrit

komoditas unggulan daerah dan model pengkajian yang dirancang. Kegiatan

dimaksudkan agar masyarakat yang berkunjung ke BPTP dan Kebun Percobaan dapat

secara langsung melihat berbagai macam komoditas pertanian yang prospektif untuk

Page 6: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

3

dikembangkan. Pengembangan Visitor Plot diarahkan melalui pengkajian adaptif

sehingga menjadi “model agribisnis” sekaligus dapat merupakan tempat berdiskusi untuk

merancang pola usaha tani yang berwawasan agribisnis, melalui fungsi dan peranan

Visitor Plot antara lain:

Sebagai etalase display hasil litkaji BPTP Aceh

Ajang promosi dan ekspose hasil litkaji

Optimalisasi lahan dan Kebun Percobaan

1.2. Tujuan

Memantapkan model percontohan konkrit dengan berbagai macam komoditas

spesifik lokasi baik tanaman musiman dan tahunan yang berwawasan agribisnis maupun

adaptif hasil Litkaji yang pernah dilakukan.

1.3. Keluaran Yang Diharapkan

Diperolehnya paket teknologi yang spesifik lokasi untuk tanaman semusim dan

tahunan.

Tersedianya paket-paket teknologi yang dilakukan di lokasi Visitor Plot Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh dan Kebun Percobaan untuk pengguna.

1.4. Hasil yang Diharapkan

Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan peneliti dalam pengkajian terapan

dan rakitan paket teknologi spesifik lokasi untuk di aplikasikan kepada petani.

Meningkatnya pendapatan petani melalui peningkatan produksi dan produktivitas

yang dihasilkan.

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Adanya peningkatan kesejahteraan petani akibat penyebarluasan paket teknologi

spesifik lokasi untuk tanaman semusim dan tahunan.

Page 7: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Efek Komunikasi

Suatu paket teknologi yang mencakup substansi inovasi pembangunan perlu

didekatkan kepada masyarakat pengguna (user) dengan cara melakukan percobaan-

percobaan, uji adaptif di lahan petani dan ajang demonstrasi serta dengan

memperhatikan strategi komunikasi yang tepat. Strategi komunikasi merupakan metode

terpilih untuk mengubah perilaku masyarakat melalui penyampaian inovasi dalam rangka

perbaikan mutu hidupnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan strategi komunikasi yaitu

karakteristik khalayak, kondisi geografis, lingkungan sosial dan budaya masyarakat

sasaran. Oleh karena itu komunikasi yang dilakukan harus bersifat informatif, persuasif

dan entertainment guna mengubah perilaku mereka.

Semua komunikasi massa menimbulkan efek pada diri khalayak. Efek adalah

reaksi tertentu terhadap stimulus tertentu, sedangkan disisi lain yang dimaksud dengan

efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima sebagai akibat

pesan yang diterimanya.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa efek dalam komunikasi

adalah pengaruh atau reaksi penerima terhadap pesan yang diterima, sehingga terjadi

perubahan pada dirinya. Dengan demikian yang harus menjadi fokus perhatian dalam

komunikasi massa adalah pesan.

Pesan yang dikemas harus mampu membangkitkan perhatian komunikan untuk

mendapatkan efek tersebut. Hal ini sangat penting karena bangkitnya perhatian

merupakan awal dari suatu efek dalam komunikasi. Cartwright (dalam Hanafi, 1984)

menekankan bahwa suatu pesan harus terlebih dahulu mendapat perhatian (attention)

sebelum mampu menyebabkan terjadinya efek lainnya.

Ada tiga macam efek yang dihasilkan dari terpaan pesan media massa yakni

perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan yang ditimbulkan adalah pada

ketiga aspek yaitu kognitif, afektif dan konatif. Rakhmat (1985) menjelaskan bahwa efek

koginitif berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan dan

informasi.

Page 8: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

5

2.2. Visitor Plot Sebagai Tempat Belajar

Visitor Plot adalah sepetak lahan/tanah yang di dalamnya terdapat jenis-jenis

tanaman dan ternak sebagai contoh bagi pengunjung. Sasaran Visitor Plot yaitu

pengunjung, antaranya pengambil keputusan, peneliti, pengusaha, pelajar/mahasiswa

dan masyarakat umum.

Visitor Plot sangat strategis untuk media penyuluhan karena dapat melakukan

praktek langsung terhadap materi yang ada. Oleh karena itu Visitor Plot harus dirancang

sedemikian rupa mengikuti kaedah-kaedah ilmiah yang dipadukan dengan pengalaman

petani di lapangan. Dengan demikian Visitor Plot dapat berfungsi sebagai tempat belajar

petani dan pengguna lainnya.

Sulaiman (1981) yang menyatakan bahwa 75 % dari pengetahuan manusia

sampai ke otaknya melalui indera mata, selebihnya melalui indera lainnya. Agar menarik

perhatian, maka dalam merancang Visitor Plot harus memperhatikan penampilan dari

segi visual agar pengunjung merangsang perhatian, minat dan selanjutnya dapat

melakukan praktek.

Sejak tahun 2003, terdapat kebijakan dari Badan Litbang Pertanian untuk

memberikan porsi yang lebih besar sekitar 60 % bagi kegiatan Diseminasi dibandingkan

pengkajian. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa selama ini kegiatan

diseminasi hasil-hasil penelitian/pengkajian masih perlu dipacu dalam upaya

meningkatkan proses adopsi inovasi oleh petani dan pengguna lainnya. Bahkan akan ada

paradigma baru, di mana pada tahun-tahun mendatang kegiatan diseminasi semakin

mendapat perhatian dari Departemen Pertanian. Ini menunjukkan bahwa saat ini

disadari betapa pentingnya diseminasi hasil sebagai upaya menjembatani hasil-hasil

litkaji kepada pengguna.

Page 9: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

6

III. PROSEDUR

3.1. Pendekatan

Visitor Plot diterapkan pada tiga lokasi 1) di lahan kebun perkan-toran BPTP Aceh

dengan luas ± 2 ha, 2) Kebun Percobaan Kopi Gayo di Kabupaten Bener Meriah, dan 3)

Kebun Percobaan Paya Gajah Kabupaten Aceh Timur.

Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Visitor Plot :

(1) Pendekatan laboratorium melalui uji tanah, dilakukan sebagai landasan

pemberian paket pemupukan terutama N, P dan K,

(2) Penempatan komoditas dan layout di lapangan disesuaikan dengan kaedah-

kaedah penelitian dan pengkajian.

Cakupan analisis lainnya yaitu:

(1) Identifikasi tanaman di lapangan melalui ciri morfologi tanaman dan

deskripsi klon/ varietas,

(2) Identifikasi tanah dan iklim,

(3) Identifikasi hama dan penyakit setiap komoditas,

3.2. Cakupan Kegiatan

Pencatatan keragaan agronomis/ morfologis dan usahatani secara berkala

terhadap berbagai komoditas disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Secara umum data yang dikumpulkan dari Visitor Plot dengan berbagai komoditas dan

paket teknologi antara lain adalah :

- Keragaan agronomis dari masing-masing komoditas

- Persepsi masyarakat yang mengunjungi areal Visitor Plot

- Tingkat adopsi inovasi dari pelaksanaan Visitor Plot.

3.3. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan adalah :

A. Bahan :

Bahan tanaman : Bibit dan benih berbagai tanaman

Pupuk organik : Pupuk kandang (kotoran sapi)

Page 10: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

7

Pupuk anorganik : NPK Phonska, Urea, KCl dan SP-36

Insektisida : Buldog, Lanett, Sevin Pegasus, Curater,

Borat dan Curacron.

Fungisida : Antracol, Topsin, Bion M.

Tali plastik : untuk ikat tanaman cabai

Mulsa MPHP : untuk bedengan tanaman

Ajir tanaman : cabai

Plastik : untuk naungan benih cabe, dll.

Kapur Dolomix : untuk mendukung netral tanah

Plastik naungan : untuk persemaian bibit

Kawat bronjong : untuk mengatasi ternak kambing dan anjingmasuk.

B. Alat : Traktor dan cangkul : untuk pengolahan tanah

3.4. Prosedur Pelaksanaan

3.4.1 Teknologi Biochar dan Kompos Jerami pada Budidaya Melondi Lahan Visitor Plot BPTP Aceh

Budidaya melon dikerjakan dengan tiga perlakuan yaitu kombinasi biochar dan

kompos (B1K1), kompos tanpa biochar (B0K1), dan biochar tanpa kompos (B1K0). Bibit

yang digunakan adalah benih melon tipe berjaring (netted melon) yaitu (Cucumis melo

var. reticulatus) atau melon sky rocket. Proses kerja dalam teknik budidaya melon

menggunakan biochar dan kompos adalah sebagai berikut:

Penyemaian

a. Persiapan media semai

Tanah humus yang ada di sekitar lokasi semai dicacah halus menggunakan

cangkul, selesai dihaluskan tanah diangkut menggunakan gerobak sorong ke lokasi

penyemaian. Tanah humus halus dicampur biochar dan kompos (pupuk kandang)

dengan perbandingan 2:2:1 menggunakan skrup. Setelah semua tercampur rata, media

semai dimasukan ke dalam polybag dengan ukuran 10 cm x 20 cm sebanyak tiga

perempat polybag. Sebelum dilakukan penyemaian bibit melon, tanah yang telah

tercampur didiamkan sekitar tiga hari.

Page 11: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

8

b. Penyemaian benih

Media semai dilubangi dengan kedalaman sekitar 1,5 cm. Selanjutnya ditanamkan

benih menggunakan spatula atau cara manual (menggunakan tangan) dan lubang

ditutup kembali dengan media.

Persiapan Bedengan

a. Pesiapan bedengan dengan perlakuan biochar

Pengolahan bedengan diawali dengan pembersihan sisa tanaman yang berada

pada lahan untuk kemudian dicangkul tanahnya agar tanah menjadi gembur. Setelah

dilakukan penggemburan tanah, maka dilakukan pembuatan bedengan setengah jadi

dengan ukuran 20 m x 1 m. Bedengan yang telah siap selanjutnya dilakukan

penambahan biochar 13,2 kg, kapur dolomit 2 kg, dan pupuk NPK 6,6 kg per bedengan,

hal ini dilakukan dengan cara menaburkan bahan campuran ini di atas tanah kemudian

ditutup dan dicampur kembali dengan tanah. Selanjutnya tanah yang telah tercampur

rata, di atas bedengan diaplikasikan mulsa (mulsa organik) sebagai penutup bedengan.

Bedengan yang telah selesai, didiamkan sekitar dua minggu. Setelah dua minggu

bedengan siap ditanami tanaman melon yang dipindahkan dari persemaian.

b. Persiapan bedengan dengan perlakuan kompos

Pengolahan bedengan diawali dengan pembersihan sisa tanaman yang berada

pada lahan untuk kemudian dicangkul tanahnya agar tanah menjadi gembur. Setelah

dilakukan penggemburan tanah, dilakukan pembuatan bedengan setengah jadi dengan

ukuran 20 m x 1 m. Bedengan yang telah siap selanjutnya dilakukan penambahan

kompos 33,3 kg, kapur dolomit 2 kg dan pupuk NPK 6,6 kg per bedengan, hal ini

dilakukan dengan cara menaburkan bahan campuran ini di atas tanah kemudian ditutup

dan dicampur kembali dengan tanah. Selanjutnya, setelah tanah tercampur rata, di atas

bedengan diaplikasikan mulsa (mulsa organik) sebagai penutup bedengan. Bedengan

yang telah selesai, didiamkan sekitar dua minggu. Setelah dua minggu bedengan siap

ditanami tanaman melon yang dipindahkan dari persemaian.

c. Persiapan bedengan dengan perlakuan kombinasi

Pengolahan bedengan diawali dengan pembersihan sisa tanaman yang berada

pada lahan untuk kemudian dicangkul tanahnya agar tanah menjadi gembur. Setelah

dilakukan penggemburan tanah, maka dilakukan pembuatan bedengan setengah jadi

Page 12: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

9

dengan ukuran 20 m x 1 m. Setelah bedengan siap selanjutnya dilakukan penambahan

kompos 33,3 kg, biochar 13,2 kg, kapur dolomit 2 kg, dan pupuk NPK 6,6 kg per

bedengan, ini dilakukan dengan cara menaburkan bahan campuran ini di atas tanah

kemudian ditutup dan dicampur kembali dengan tanah. Setelah tanah tercampur rata, di

atas bedengan diaplikasikan mulsa (mulsa organik) sebagai penutup bedengan.

Bedengan yang telah selesai, didiamkan sekitar dua minggu. Setelah dua minggu

bedengan siap ditanami tanaman melon yang dipindahkan dari persemaian.

Pemindahan tanaman melon ke bedengan

Tanaman melon yang berumur 10-12 hari setelah disemai dipindahkan ke

bedengan. Terlebih dahulu bedengan dilubangi menggunakan skrup kecil dengan

kedalaman sekitar 10 cm berjarak 30 cm. Selanjutnya polybag tanaman melon yang

akan dipindahkan di sayat menggunakan pemotong (pisau kecil). Tanaman melon yang

masih terdapat tanah pada bagian akar, ditanamkan kedalam lubang, selanjutnya

digemburkan tanah yang terdapat di sekitar tanaman yang dipindahkan.

Penyiapan turus bambu

Pemasangan turus bambu atau tongkat dari kayu, dipasang setelah selesai

pemindahan bibit melon ke bedengan. Turus bambu yang dibuat berukuran 180 cm x 4

cm ukuran ini cukup kuat sehingga mampu menahan beban buah dengan bobot 2–3 kg.

Tempat ditancapkannya turus bambu adalah dengan jarak 25 cm dari pinggir bedengan

baik kanan maupun kiri. Selanjutnya agar turus lebih kokoh, dilakukan pengikatan tali

plastik pada bagian atas turus bambu, Apabila tanaman melon menghasilkan buah,

pengikatan pada tangkai buah dilakukan saat buah melon masih berumur sekitar satu

minggu.

Pengamatan

a. Pengamatan panjang ruas

Pengamatan panjang ruas tanaman melon di lakukan pada ruas ke 10 dan 11

berumur 30 hari setelah tanam. Pengamatan panjang ruas dikerjakan dengan cara

mengukur menggunakan meteran kain yang dilakukan pada setiap bedengan.

Selanjutnya dipilih 30 tanaman setiap bedengan, dibagi dalam tiga ulangan, setiap

ulangan terdapat 10 tanaman melon. Selanjutnya ruas ke 10 dan 11 tanaman dan diberi

label, setelah proses penglabelan selesai dilakukan pengukuran ruas.

b. Jumlah daun dan ukuran daun

Pengamatan ukuran dan jumlah daun tanaman melon dilakukan pada daun ke 15

tanaman melon berumur 30 hari setelah tanam. Pengamatan ukuran dan jumlah daun

Page 13: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

10

tanaman prosesnya sama dengan pengukuran ruas, pemilihan jumlah ulangan dan

tanaman sama. Selanjutnya daun ke 15 dan diberi label, setelah proses penglabelan

selesai dilakukan pengukuran lebar dan panjang daun menggunakan meteran kain. Hasil

angka yang diperoleh dicatat. Selanjutnya dari daun ke 15, dihitung jumlah daun setiap

tanaman sampai pucuk. Hasil yang diperoleh dicatat.

c. Berat dan lingkaran buah

Hasil panen berupa buah yang diperoleh terlebih dahulu ditimbang menggunakan

timbangan buah. Penimbangan dilakukan pada buah yang diperoleh dari setiap

perlakuan dan ulangan. Selanjutnya setiap buah diukur besar lingkaranya dan dicatat

hasil yang diperoleh.

Perawatan tanaman

a. Pengairan

Pemberian air pada tanaman melon sangat bergantung pada musim yang sedang

berlangsung dan fase pertumbuhan tanaman. Selama penyemaian Penyiraman dilakukan

secara rutin pada pagi dan sore hari. Pengairan tidak perlu dilakukan pada musim hujan,

tetapi saluran-saluran air harus diperbaiki agar tidak terjadi penggenangan air hujan di

sekitar tanaman. Air yang tidak segera dibuang akan mengganggu sistem perakaran

tanaman. Sebaliknya pada musim kemarau tanaman melon perlu mendapatkan

pengairan yang cukup terutama pada periode pertumbuhan. Setiap tanaman melon

memerlukan air sekitar 2,5 liter setiap kali penyiraman.

b. Pemangkasan dan Pemupukan

Pemangkasan dilakukan untuk membuang calon tunas (cabang) yang merugikan,

terutama tunas yang muncul di ketiak daun, untuk mendapatkan pertumbuhan vegetatif

yang maksimum. Pemangkasan cabang dilakukan dari ruas pertama sampai dengan ruas

ke 8. Cabang pada ruas ke 9-11 tidak perlu dipangkas karena akan dijadikan sebagai

tempat munculnya calon buah yang akan dibesarkan. Pemupukan yang disediakan

adalah pupuk Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). proses pemupukan ini hanya

dilakukan saat pembuatan lahan (bedengan).

Page 14: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

11

c. Pengendalian hama dan penyakit

Pencegahan penyebaran hama dan penyakit pada tanaman melon ini hanya

dilakukan saat tanaman melon disemai dan ketika berumur satu minggu dipindahkan ke

bedengan. Pengendalian hama dan penyakit ini menggunakan pestisida yaitu berupa

larutan curatter, matador, dan pegasus. Pengendalian hama dan penyakit ini dilakukan

secara priodik dengan intensitas tujuh hari sekali.

3.4.2 Uji Adaptasi Varietas Kacang Hijau dan Pupuk Organik di Lahan VisitorPlot BPTP Aceh

Pengolahan Lahan

Sebelum dilakukan penanaman, areal diolah terlebih dahulu. Pengolahan tanah

dilakukan 2 minggu sebelum tanam, mula-mula lahan dibersihkan dari gulma dan

bantuan, selanjutnya tanah dibajak dengan traktor dan diolah dengan cangkul sedalam

30 cm hingga gembur.

Pembuatan Bedengan

Setelah tanah digemburkan, dibuat bedengan dengan ukuran 2 m × 6 m. Jarak

antar ulangan dibuat saluran selebar 100 cm. Antara bedeng dibuat saluran selebar 50

cm dan sedalam 25 cm, tanah bagian saluaran diambil dan ditebarkan di atas petakan,

sehingga menambah tinggi bedengan. Permukaan petak bedengan dihaluskan dan

diratakan. Adapun jumlah bedengan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 36

bedengan.

Pemupukan

Pupuk kandang diberikan sebelum tanam dengan cara disebar di atas permukaan

tanah, kemudian diaduk rata dengan tanah. Pupuk kandang digunakan berasal dari

kotoran sapi yang telah terkomposisi sempurna, dengan dosis sesuai perlakuan yang

dicobakan.

Penanaman

Penanaman kacang hijau dilakukan dengan jarak tanam 40 x 20 cm (antar baris 5

dalam baris 25 tanaman) dengan ukuran bedeng 2 x 6 m. Jumlah tanaman dalam 1

bedeng yaitu 125 tanaman. Sedangkan jumlah populasi tanaman dalam 36 bedeng yaitu

4.500 tanaman. Pembuatan lubang tanam dilakkukan dengan alat tugal. Benih

Page 15: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

12

dimasukkan ke dalam lubang sedalam 2 cm dengan jumlah benih, yaitu 2 biji per lubang.

Kemudian lubang tanam ditutup kembali dengan tanah gembur.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan, dan

pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan dengan mengunakan gembor yaitu

pada pagi hari kecuali hari hujan.

Penyulaman dilakukan 7 hari setelah tanam, jika ada tanaman yang mati atau tidak

tumbuh. Selanjutnya pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam dilakukan penyiangan

dan penggemburan tanah di sekitar pangkal batang.

Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, dilakukan penyemprotan insektisida

dan fungisida.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan sebanyak satu kali yaitu pada umur 65 hari setelah tanam

dengan cara polong dipetik satu per satu dengan menggunakan tangan. Tanda-tanda

tanaman sudah siap untuk dipanen adalah polongnya sudah kering dan berwarna cokelat

sampai hitam.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan sebagai berikut :

- Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah

tanam, diukur mulai dari permukaan tanah yang sudah diberi tanda sampai ujung daun

tertinggi dengan menggunakan meteran, jumlah sampel yang diamati adalah 10

tanaman.

- Jumlah Polong Per Plot (buah)

Pengamatan jumlah polong per rumpun dilakukan pada saat panen dengan cara

menghitung jumlah polong per rumpun tanaman sampel selanjutnya dirata-ratakan.

- Jumlah Polong Bernas per Plot (buah)

Jumlah polong bernas per rumpun, diamati dengan cara menghitung jumlah

polong yang berisi penuh.

Page 16: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

13

- Bobot Biji Kering per Plot (g)

Biji yang telah dirontokkan dari polongnya, dikeringkan dibawah sinar matahari

selama 3 hari, kemudian dibersihkan dan dihitung.

- Bobot 100 Butir Biji Kering (g)

Pengamatan bobot 100 butir biji kering dilakukan dengan cara mengambil 100 biji

secara acak kemudian ditimbang.

Page 17: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

14

Tabel 1. Komponen yang digunakan dalam visitor plot Kacang Hijau di Lahan BPTP Aceh

:

No Komponen Teknologi UraianI Agroekosistem Sasaran Lahan KeringII Teknis Pelaksanaan

Waktu Tanam Juni 2012 (Juni – September 2012)

Lokasi Di dalam pekarangan kantor BPTP NAD

Penyiapan Lahan Pengolahan tanah secara optimal yaitu tanahdiolah dengan sempurna

Varietas Perkutut, Walet, Vima-1 dan varietas lokalBenih 25 - 30 kg/ha

Pemberian Bahan Organik Dilakukan 15 hari sebelum tanam, Carapemberiannya disebar merata di ataspermukaan tanah. Dosis pemberianya 15ton/ha

Penanaman Tanam dengan sistem tugal dengan 2-3biji/lubang dengan jarak tanam 40 cm x 10cm. Lubang tanam ditutup dengan tanah.

Pemupukan pupuk an organik (Urea, SP-36, KCl) denganperbandingan 45 : 90 : 50 Kg/ha

Pengendalian Hama Penyakit Penyemprotan dilakukan apabila populasimencapai ambang kendali insektisida dosisdisesuaikan dengan petunjuk.Pengendalian penyakit : penyemprotanapabila intensitas penularan mencapai 30%fungisida alternatif Dithane M-45, Baniatedan Beylevon.

Pengendalian Gulma Gulma dikendalikan dua kali secara manualyaitu pada umur 21 dan 35 hari setelahtanam (hst) melalui kegiatan penyiangandan pembubunan.

Panen Bila 95% polong telah berubah warna darihijau menjadi kecoklatan atau hitam.

Page 18: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

15

Tabel 2. Deskripsi paket teknologi yang digunakan dalam visitor plot Tanaman Jagungdi Lahan BPTP Aceh.

No. Komponen Teknologi Uraian Kegiatan

1. Lahan Di dalam pekarangan Kantor BPTP NAD +

1.200 m2

2. Varietas Jagung Hibrida Arjuna, Srikandi, jagung manis

3. Pengolahan tanah Bajak 1 kali, garu 2 kali

4. Jarak tanam 75 cm x 50 cm ditanam 2 biji per lubang

5. Pupuk anorganik NPK (15, 15, 15) diberikan bersamaan pada

waktu tanam 5 gr per tanaman

6. Pemeliharaan Penyiangan : dilakukan pada umur 5 minggu

setelah tanam bersamaan dengan pemberian

pupuk Urea per lubang 5 gr.

Pengendalian hama dan penyakit : tergantung

kondisi di lapangan.

7. Panen cara memetik pada tanaman.

Page 19: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

16

Tabel 3. Deskripsi paket teknologi yang digunakan dalam visitor plot Timun,Gambas dan Kacang Panjang di Lahan BPTP Aceh.

No Komponen Teknologi UraianI Agroekosistem Sasaran Lahan KeringII Teknis Pelaksanaan

1. Waktu Tanam April 2012 (April – Juli 2012)2. Lokasi Di dalam pekarangan Kantor BPTP NAD3. Penyiapan Lahan Pengolahan tanah secara optimal yaitu

tanah diolah dengan sempurna (Bajak 1kali, garu 2 kali)

4. Komoditi Timun, gambas dan kacang panjang5. Benih Semai dalam polybag6. Pemberian Bahan Organik Dilakukan 15 hari sebelum tanam, Cara

pemberiannya disebar merata di ataspermukaan tanah. Dosis pemberianya2 ton/ha

7. Penanaman Dilakukan secara tugal sedalam + 2-3 cmdengan jarak tanam 20 cm x 40 cm dan 15x 40 cm. 2 biji/lubang. Lubang tanamditutup dengan tanah.

8. Pemupukan pupuk an organik (Urea, SP-36, KCl)dengan perbandingan 50 : 100 : 100Kg/ha

9. Pengendalian HamaPenyakit

Penyemprotan dilakukan apabila populasimencapai ambang kendali insektisida dosisdisesuaikan dengan petunjuk.Pengendalian penyakit : penyemprotanapabila intensitas penularan mencapai30% fungisida alternatif Dithane M-45,Baniate dan Beylevon.

10.Pengendalian Gulma Gulma dikendalikan dua kali secara manualyaitu pada umur 21 dan 35 hari setelahtanam (hst) melalui kegiatan penyiangandan pembubunan.

Page 20: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

17

Tabel 4. Deskripsi paket teknologi dalam visitor plot Kacang KP. Paya Gajah.

No Komponen Teknologi UraianI Agroekosistem Sasaran Lahan KeringII Teknis Pelaksanaan

Waktu Tanam Januari – September 2012Lokasi Di dalam pekarangan kantor KP. P.GajahLuas Lahan 400 M2

Penyiapan Lahan Pengolahan tanah secara optimal yaitu tanahdiolah dengan sempurna

Varietas Jerapah dan GajahBenih 25 - 30 kg/haPemberian Bahan Organik Dilakukan 15 hari sebelum tanam, Cara

pemberiannya disebar merata di ataspermukaan tanah. Dosis pemberianya 15ton/ha

Penanaman Tanam dengan sistem tugal dengan 2-3biji/lubang dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm.Lubang tanam ditutup dengan tanah.

Pemupukan pupuk an organik (Urea, SP-36, KCl) denganperbandingan 45 : 90 : 50 Kg/ha

Pengendalian Hama Penyakit Penyemprotan dilakukan apabila populasimencapai ambang kendali insektisida dosisdisesuaikan dengan petunjuk.Pengendalian penyakit : penyemprotan apabilaintensitas penularan mencapai 30% fungisidaalternatif Dithane M-45, Baniate dan Beylevon.

Pengendalian Gulma Gulma dikendalikan dua kali secara manualyaitu pada umur 21 dan 35 hari setelah tanam(hst) melalui kegiatan penyiangan danpembubunan.

Panen Bila 95% polong telah berubah warna dari hijaumenjadi kecoklatan atau hitam.

Tabel 5. Deskripsi teknologi dalam Visitor Plot Tanaman Kopi di KP. Gayo

No Komponen Teknologi Uraian Kegiatan1. Lahan KP Gayo, Pondok Gajah Kab. Bener Meriah

2. Varietas Catymor

3. Pengolahan tanah Pembubunan

4. Tanaman atas Diberikan pupuk organik 3 kg/batang

5. Tanaman bawah Diberikan Urea dan NPK 0,3 kg/batang

6. Jarak tanam 3 x 3 m

7. Pupuk Organik Dari kotoran ternak+limbah kulit kopi

Page 21: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

A. Teknologi Biochar dan Kompos Jerami pada Budidaya Melondi Lahan Visitor Plot BPTP Aceh

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan terhadap pengamatan jumlah

tanaman, jumlah buah setiap bedengan, panjang ruas, ukuran daun, ukuran buah

(keliling dan berat buah) dan jumlah daun tanaman melon yang diberikan perlakuan

kompos, biochar dan kombinasi (biochar dan kompos) memiliki hasil yang berbeda-beda

sebgai berikut.

- Jumlah tanaman dan buah setiap bedengan

Jumlah tanaman dan buah yang diperoleh dari pengamatan tanaman 30 HST

(Hari Setelah Tanam) dihasilkan jumlah tanaman dan buah setiap bedengan yang dapat

dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Data hasil pengamatan jumlah batang dan buah setiap bedengan.

Keterangan: B0K1: kompos, B1K0: biochar, B1K1: kombinasi.

Jumlah tanaman terbanyak dari semua bedengan dengan perlakuan kompos,

biochar dan kombinasi (kompos dan biochar) yaitu tanaman pada bedengan yang diberi

perlakuan kompos. Hal ini dikarenakan kompos lebih banyak mengandung unsur fisika,

kimia tanah dan mikroorganisme. Unsur hara dan mikroorganisme tanah dapat

mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman melon. Sebagaimana ditunjukan oleh tabel 7.

Tabel 7. Karakteristik fisik-kimia biochar dan kompos,

JenisBahan

Jenis AnalisisN P K C-org KTK

Bio-char 1,32 0,07 0,08 25,62 4,58Kompos

1,38 1,08 0,19 22,38 60,80

No Bedengan Jumlah Tanaman Jumlah Buah1 B0K1 49 532 B1K0 40 473 B1K1 47 57

Page 22: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

19

Sedikitnya jumlah tanaman pada bedengan dengan perlakuan biochar disebabkan

karena bedengan ini dekat dengan genangan air dan memungkinkan tanaman terserang

penyakit seperti jamur yang menyebabkan layu pada akar. Tumbuhnya jamur pada akar

disebabkan kelembaban tanah di daerah bedengan tersebut tinggi.

- Panjang ruas

Berdasarkan data yang dipeoleh dari pengamatan terhadap pengukuran panjang

ruas yang dilakukan pada ruas ke-10 dan ke-11 tanaman melon berumur 30 HST setiap

bedengan dengan perlakuan yang berbeda, dihasilkan total rata-rata panjang ruas

terbaik. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Data hasil pengamatan total rata-rata panjang ruas setiap perlakuan.

Keterangan: B0K1: kompos, B1K0: biochar, B1K1: kombinasi.

Pajang ruas terbaik jika dibandingkan dari setiap perlakuan dihasilkan oleh

tanaman yang diberi perlakuan kompos yaitu panjang ruas ke-10 = 6,79 cm dan panjang

ruas ke-11 = 7,46 cm. Sebagai mana dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan panjang ruas terbaik tanaman melon.

5.5

6

6.5

7

7.5

B0K1 B1K0 B1K1

Panjang Ruas 10

Panjang Ruas 11

No Bedengan Panjang ruas ke-10

Panjang ruaske-11

1 B0K1 6,79 7,462 B1K0 6,45 7,233 B1K1 6,40 7,08

Page 23: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

20

- Jumlah daun dan ukuran daun

Berdasarkan data yang dipeoleh dari pengamatan terhadap jumlah daun yang

dihitung setiap tanaman melon dan ukuran daun yang dilakukan dengan cara mengukur

pada daun ke-15 tanaman melon berumur 30 HST setiap bedengan dengan perlakuan

yang berbeda, dihasilkan total rata-rata jumlah daun dan ukuran daun terbaik.

Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Data hasil pengamatan total rata-rata jumlah daun danukuran daun setiap perlakuan.

Keterangan: B0K1: kompos, B1K0: biochar, B1K1: kombinasi.

Hasil terbaik untuk ukuran daun yang terdiri dari lebar dan panjang daun. Ukuran

lebar daun tebaik dihasilkan oleh tanaman melon yang diberi perlakuan kombinasi yaitu

18,75 cm, sedangkan untuk panjang daun terbaik dihasilkan oleh tanaman yang diberi

perlakuan biochar dengan 11,39 (cm). Sebagai mana yang ditunjukan gambar 2.

Gambar 2. Perbandingan ukuran daun terbaik tanaman melon.

0

5

10

15

20

B0K1 B1K0 B1K1

Lebar daun

Panjang Daun

No Bedengan Jumlah daunUkuran daun

Lebar Panjang1 B0K1 29,2 17,64 9,432 B1K0 28,87 18,74 11,393 B1K1 30,2 18,75 10,19

Page 24: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

21

Jumlah daun yang dihasilkan dari setiap perlakuan sangat berbeda-beda.

Tanaman melon yang diberi perlakuan kompos, biochar dan kombinasi (biochar dan

kompos) memiliki jumlah daun yaitu 29,2, 28,7, dan 30,2. Hasil terbaik jumlah daun

dihasilkan dari tanaman yang diberi perlakuan kombinasi (biochar dam kompos).

Sebagaimana yang ditunjukan gambar 3.

Gambar 3. Perbandingan jumlah daun terbaik tanaman melon.

- Berat dan lingkaran buah

Berdasarkan data yang dipeoleh dari pengamatan terhadap berat buah dengan

cara di timbang dan mengukur lingkaran buah yang dilakukan pada buah 2 hari akan

dipanen setiap bedengan dengan perlakuan yang berbeda, dihasilkan total rata-rata

berat buah dan lingkaran buah terbaik. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Data hasil pengamatan total rata-rata berat buah dan lingkaranbuah setiap perlakuan.

Keterangan: B0K1: kompos, B1K0: biochar, B1K1: kombinasi.

Berdasarkan hasil dari berat dan pengukuran keliling buah nilai terbaik untuk

berat buah yaitu 1,55 kg tanaman melon yang diberi perlakuan kompos, sedangkan hasil

27.528

28.529

29.530

30.5

B0K1 B1K0 B1K1

Jumlah Daun

Jumlah Daun

No Bedengan Berat Buah LingkaranBuah

1 B0K1 1,55 46,42 B1K0 1,49 47,43 B1K1 1,47 47,4

Page 25: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

22

terbaik dari lingkaran buah yaitu tanaman melon yang diberikan perlakuan biochar

dengan ukuran 47,4 cm. Sebagaimana yang ditunjukan gambar 4. dan Gambar 5.

Gambar 4. Hasil terbaik perbandingan berat buah tanamanmelon setiapperlakuan.

Gambar 5. Hasil terbaik ukuran lingkaran buah tanaman setiapperlakuan.

Hal sebelumnya sesuai dengan pernyataan Angriani (2009), setiap perlakuan

yang diberikan kompos mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hal ini diduga

karena kompos mengandung mikroorganisme perombak bahan organik sehingga dapat

meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, seperti unsur P. Unsur P diperlukan

dalam proses, pertumbuhan daun, fotosintesis dan respirasi, sehingga tanaman dapat

tumbuh dengan baik. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang dikemukaakan Solaeman

(2008), pengaruh positif terhadap kelarutan fosfat di dalam tanah dapat di tingkatkan

dengan penambahan bahan organik atau kompos. Selain berpengaruh positif bahan

1.421.441.461.48

1.51.521.541.56

B0K1 B1K0 B1K1

Berat Buah

Berat Buah

44.545

45.546

46.547

47.5

B0K1 B1K0 B1K1

Ukuran Lingkaran Buah

Ukuran LingkaranBuah

Page 26: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

23

organik dapat meningkatkan produktivitas tanah karena kapasitas tukar kation bahan

organik tinggi dan asam organik hasil dekomposisi bahan organik oleh mikroba tanah

dapat melarutkan P.

Kandungan bahan organik tinggi dan kelarutan fosfat alam tinggi pada tanah

menghasilkan produktivitas tanaman yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanah

dengan kelarutan fosfat yang rendah. Adanya fotosintesis yang cukup bagi tanaman

memberikan produktivitas tanaman semakin baik. Mikroorganisme perombak yang

terdapat pada pupuk kandang dapat mempercepat pelarutan sumber pupuk P tersebut.

Menurut BPTP (2009), pengaruh biochar terhadap produktivitas tanaman

tegantung pada jumlah penggunaannya. Aplikasi biochar ke tanah meningkatkan

ketersediaan kation utama valensi tinggi seperti Al3+, Fe3+ dan fosfor, total nitrogen, dan

kapasitas tukar kation tanah. Melalui mekanisme ini maka akan terjadi hambatan

pertumbuhan tanaman akibat tingginya unsur Al dan Fe di dalam tanah. Selain

menambah perubahan dinamika mikroba tanah, biochar meningkatkan stabilisasi karbon

organik yang lebih tinggi dibanding bahan organik lain. Penelitian menunjukkan,

pemberian 0,4-8,0 ton karbon (C) per hektar meningkatkan produktivitas tanaman

sebesar 20-220%, bergantung pada komoditas yang dibudidayakan.

4.2. Pembahasan

- Pemeliharaan tanaman

Ketersediaan air yang cukup akan mendukung pertumbuhan tanaman melon

dengan baik. Penjagaan ketersediaan air ini dilakukan dengan cara penyiraman setiap

dua kali sehari pada tanaman. Volume air yang sesuai pula dapat mendukung

pertumbuhan, produktivitas dan kesuburan tanaman melon. Selain penyiraman pada

tanaman pemeliharaan tanaman melon dilakukan dengan cara memangkas bagian daun,

tangkai dan ujung daun. Tujuan ini agar pertumbuhan tanaman melon dapat optimal

seperti yang diinginkan. Pemangkasan ini dilakukan secara berkala untuk manjaga

jumlah dan ketersediaan daun serta tangkai tanaman melon. Pemeliharaan tanaman

melon dari hama dan penyakit tidak dilakukan secara intensif sehingga mempengaruhi

hasil dari buah dan jumlah tanaman setiap bedengan.

Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dilakukan cara mencegah

penyebaran OPT yang menyerang tanaman. Pengendalian OPT ini dilakukan secara

kultur teknis, kimiawi, mekanik ataupun fisik. Pengendalian OPT dengan cara kimiawi

dilakukan apabila serangan OPT tersebut sudah sangat serius dan tidak dapat

Page 27: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

24

dikendalikan dengan pengendalian kultur teknis, fisik ataupun mekanis. OPT yang

menyerang tanaman melon ini disebabkan oleh serangan hama, penyakit dan dapat pula

disebabkan oleh defisiensi unsur hara. Menurut Kristianingsi (2010), ada beberapa cara

pengendalian OPT diantaranya adalah sebagai berikut:

- OPT berupa hama yang sering menyerang tanaman melon

Lalat Buah

Gejala : Timbul bercak bulat, membusuk dan berlubang kecil, buah akan

mengalami kerusakan kemudian rontok. Buah yang terserang berwarna kehitaman dan

keras. Pengendalian: kultur teknis yaitu dengan cara sanitasi lingkungan dengan

melakukan pemusnahan buah melon yang terserang lalat buah. Buah melon yang

terserang lalat buah dikumpulkan pada suatu tempat kemudian dibungkus dengan plastik

rapat dan ditimbun pada tanah sedalam 1 meter. Fisik atau mekanik pencegahan

serangan lalat buah ini dengan cara melakukan pembungkusan buah melon dengan

kantong plastik dan penggunaan perangkap yang terbuat dari botol plastik yang telah di

lumuri dengan metil eugenol.

Trips

Penyebab dari hama ini adalah Thrips parvispinus Karny. Gejala: daun muda dan

tunas menjadi keriting, tanaman menjadi kerdil. Pengendalian: cara kultur teknis dengan

melakukan sanitasi lingkungan seperti memusnahkan sisa-sisa tanaman dan inang lain

disekitar tanaman melon. Cara kimiawi dengan penggunaan insektisida berbahan aktif

seperti marsal, dimetoate, sipermetrin, tetasipaermetrin.

Kutu Daun

Penyebab dari serangan hama ini adalah kutu aphids (Aphis gossypu

Glover).Gejala: daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi keriting akibat

cairan daunnya dihisap oleh kutu ini. Pengendalian: cara kultur teknis sanitasi kebun

dengan dengan membersihkan gulma disekitar tanaman atau dengan memangkas daun

yang terkena serangan kutu tersebut untuk kemudian dibakar serta tidak menggunakan

pupuk nitrogen secara berlebihan. Cara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida

berbahan aktif seperti tetasipermetrin pada bagian pucuk tanaman.

Page 28: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

25

Kumbang Daun

Penyebab dari serangan hama ini adalah Aulacophora femoralis Motschulsky.

Gejala: terdapat luka bekas serangan berupa keratan pada daun. Stadium larva hama

menyerang perakaran sampai pangkal batang. Kerusakan pada akar atau pangkal batang

dapat menyebabkan tanaman menjadi layu. Pengendalian: dengan cara kultur teknis

melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang tidak satu famili yaitu, melakukan

sanitasi kebun seperti membesihkan gulma di sekitar tanaman melon, melakukan

pengolahan tanah secara sempurna sehingga pupa atau telur hama yang berada di

dalam tanah dapat mati. Cara fisik atau mekanik dengan mencabut kemudian membakar

tanaman melon yang telah terserang hama ini secara serius. Cara kimiawi pengendalian

serangan hama ini dengan penggunaan pestisida berbahan aktif seperti profenofos,

diafentiuron, metidation.

Ulat Pemakan Daun

Penyebab serangan hama ini adalah Palpita sp. dan Spodoptera litura. Gejala:

daun-daun yang terserang menjadi meranggas hingga tinggal tulang daunnya, kadang-

kadang merusak bunga sehingga menggagalkan pembentukan buah, bahkan jika

tanaman melon sudah berbuah ulat ini akan menggerogoti kulit buahnya. Pengendalian:

kultur teknis: pemangkasan cabang-cabang sekunder sehingga hanya batang utama

yang dipelihara, dengan pemangkasan ini aerasi dilingkungan menjadi lancar dan

serangan ulat menjadi lebih mudah terkendali. Fisik atau mekanik: pengendalian dengan

menggunakan alat perangkap yang diberi metyl eugenol untuk Spodoptera litura seperti

halnya pada perangkap lalat buah. Cara kimiawi pengendaliannya dengan menggunakan

pestisida berbahan aktif seperti betasiflitrin.

Tungau

Penyebab dari serangan hama ini adalah Tetranycus cinnabarinus boisduval.

Gejala: pada daun terdapat luka nekrotis berupa titik–titik kuning yang makin lama

makin menghitam kemudian daun yang terserang melengkung dan terpelintir. Bagian

bawah daun yang terserang akan terlihat sekumpulan hama yang tampak seperti titik-

titik merah dan kuning. Pengendalian: kultur teknis seperti sanitasi kebun dengan

membersihkan gulma disekitar tanaman melon. Cara fisik atau mekanis yaitu tanaman

yang terserang berat dicabut untuk kemudian dibakar. Kimiawi, penggunaan akarisida

berbahan aktif propargit.

Page 29: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

26

- OPT yang berupa penyakit yang sering menyerang tanaman melon

Bule (Penyakit Virus Kuning)

Gejala: terjadi klorosis pada anak tulang daun muda dan menyebar keseluruh

bagian tanaman hingga tampak menguning, daun mengeriting ke atas menebal dengan

ukuran yang mengecil, pertumbuhan terhambat atau kerdil. Pengendalian: dengan cara

kultur teknis, melakukan sanitasi di sekitar tanaman melon agar tidak menjadi inang bagi

virus tersebut. Cara fisik atau mekanis seperti melakukan pemusnahan bagi tanaman

yang terserang penyakit tersebut dengan cara dibakar.

Antraknosa

Penyebab dari penyakit ini adalah Collectrotrichum lagenarium (Pass) Ell. Et

Halst. Gejala: pada daun, batang muda, bunga dan buah terdapat bercak–bercak

berwarna coklat kelabu sampai ke hitaman yang sedikit demi sedikit melekuk dan

bersatu. Kemudian jaringan yang ada di bawahnya juga akan membusuk. Pengendalian:

dengan cara kultur teknis, pengaturan jarak tanam yang tepat yaitu 45 x 60 cm, 50 x 60

cm, 60 x 70 cm. Cara fisik atau mekanis melakukan pemusnahan bagi tanaman yang

terserang penyakit tersebut.

Penyakit Busuk Buah

Penyebab dari penyakit ini adalah Phytophythora nicotianae. Gejala: serangan

yang terjadi pada batang ditandai dengan adanya bercak coklat kebasahan yang

memanjang. Serangan serius dapat menyebabkan mati layu. Daun yang terserang

seperti tersiram air panas kemudian akan meluas. Serangan pada buah ditandai dengan

bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak, makin lama bercak

menjadi berkerut dan mengendap, bagian buah yang busuk akan diselimuti kumpulan

cendawan putih. Pengendalian: dengan cara kultur teknis seperti rotasi tanaman dengan

tanaman yang bukan sefamili. Cara fisik atau mekanis, pemangkasan daun atau cabang

yang berlebihan untuk mengurangi kelembaban disekitar tanah. Ataupun dengan

mencabut tanaman yang terserang untuk kemudian dibakar.

Penyakit Busuk Pangkal Akar

Penyebab dari penyakit ini adalah Mycosphaerella melonis passerini. Gejala:

pangkal batang yang terserang mula–mula seperti tercelup minyak kemudian keluar

lendir berwarna coklat kemudian tanaman mengalami kelayuan dan kematian. Daun

tanaman yang terserang akan mengering dan apabila diremas seperti kerupuk.

Page 30: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

27

Pengendalian: dengan cara kultur teknis dengan melakukan sanitasi pada kebun dan

sekitar tanaman melon. Cara fisik atau mekanis tanaman melon yang terserang penyakit

ini dikumpulkan pada suatu tempat untuk kemudian dibakar. Cara kimiawi dengan

penyemprotan menggunakan fungisida berbahan aktif Cu, thiram atau mancozeb.

Embun bulu (down mildew)

Penyebab dari penyakit ini adalah Pseudoperenospora cubensis Barkely et Curtis.

Gejala: serangan pada tanaman melon dimulai dengan adanya bercak berwarna kuning

muda yang dibatasi oleh urat-urat daun sehingga terkesan menjadi bercak bersudut,

semakin lama bercak tersebut berubah warna menjadi kecoklatan. Pengendalian: kultur

teknis pemilihan lokasi penanaman yang jauh dari tanaman sefamili. Cara fisik atau

mekanis daun yang terserang segera dipotong atau dipangkas untuk kemudian dibakar.

Cara kimiawi melakukan penyemprotan dengan fungisida barbahan aktif seperti

Simoksanil atau mancozeb.

B. Uji Adaptasi Varietas Kacang Hijau dan Pupuk Organik di Lahan VisitorPlot BPTP Aceh

Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu tanah dianalisis dengan

menggunakan perangkat uji tanah kering (PUTK ) pada anggal 5 Mei 2012. Hasil analisis

PUTK dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis PUTK Lahan Kacang Hijau di Laboratorium BPTP Aceh

No Analisis PUTK Kadar Hara Rekom Dosis Pupuk1 Hara P Tinggi SP-36 100 kg/ha2 Hara K Rendah KCl 100 kg/ha3 C-organik Rendah Pukan

Jerami2 t/ha Pukan2 t/ha Jerami

4 Nitrogen Stabil Urea 25 kg/ha5 pH Netral 6 – 7

Kegiatan tanam perdana kacang hijau dilaksanakan Kepala BPTP Aceh didampingi

peneliti/ penanggung jawab Visitor Plot dan tim teknis lapang. Adapun varietas yang

dicobakan terdiri dari Perkutut, Walet, Vima-1 dan varietas lokal. Diharapkan dengan

penambahan pupuk organik dan anorganik mampu meningkatkan hasil kacang hijau

serta dapat menyuburkan lahan dan dapat dikembangkan di Provinsi Aceh dengan

produktivitas tinggi.

Page 31: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

28

Kacang hijau merupakan komoditi unggulan di Provinsi Aceh di samping padi

sawah dan kedelai. Keberhasilan usahatani kacang hijau banyak ditentukan oleh mutu

benih, kesesuaian varietas dan waktu tanam yang tepat (sesuai musim) pada masing-

masing daerah.

Salah satu penyebab keragaman hasil kacang hijau di tingkat petani Provinsi

Aceh adalah belum diterapkannya teknologi kacang hijau secara tepat oleh petani. Hal

ini terlihat dari 40 % tanaman kacang hijau masih ditanam dengan cara sebar, di

samping komponen lain seperti sulitnya mendapatkan varietas unggul yang sesuai

dengan agroekosistem setempat, mutu benih belum memenuhi syarat, penyiangan,

pengendalian hama dan penyakit belum dilakukan secara baik oleh petani, sehingga hasil

yang diperoleh masih rendah (0,6 - 0,8 ton/ha).

Dalam upaya peningkatan produksi kacang hijau, Badan Litbang Pertanian c/q

Balitkabi Malang terus berupaya mendapatkan varietas unggul di masa datang. Uji multi

lokasi dan adaptasi di daerah sentra produksi merupakan salah satu cara untuk

mempercepat pelepasan benih unggul yang telah dihasilkan oleh Balitkabi.

Hasil pertumbuhan kacang hijau dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau di Kebun BPTP Aceh

No Varietas1 Perkutut Walet Vima-1 Lokal2345

C. Tanaman Jagung

Visitor plot untuk tanaman jagung di lahan BPTP Aceh mengalami kegagalan

panen, hal ini disebabkan berkeliarannya ternak kambing dan kemarau yang

berkepanjangan/

D. Timun, Gambas dan Kacang Panjang

Penanaman sayur-sayuran juga dilakukan antara lain dengan membuat bedeng

untuk lahan Kacang panjang sebanyak 200 batang. Hasil yang diperoleh mencapai 50

kg sayuran kacang panjang. Hasil panen dijual kepada karyawan dan ke pasar Ulee

Page 32: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

29

Kareng dengan harga jual Rp 2.500,- per kilogramnya. Total hasil penjualan Rp.

125.000,-

Sedangkan tanaman Timun yang ditanami sebanyak 400 batang mengalami

gagal panen karena kemarau panjang. Untuk tanaman sayuran Gambas 200 batang

yaitu 100 kg x 3000 = 300.000,-

E. Visitor Plot Kacang Tanah di KP. Paya Gajah, Aceh Timur

Melakukan koordinasi beberapa hal yang penting dengan Kepala Kebun

Percobaan (KP) Paya Gajah, Syarwan Hamid, bahwa Visitor Plot 2012 dilaksanakan di

kebun BPTP, KP. Gayo dan KP. Paya Gajah sesuai dengan potensi dan karakteristik

spesifik lokasi masing-masing. KP. Paya Gajah yang memiliki tanah berpasir sangat

potensial untuk dikembangkan tanaman kacang tanah.

Dari diskusi yang berkembang, Kepala KP Paya Gajah melaporkan bahwa tahun

2010 lalu juga telah dilakukan penanaman kacang tanah melalui kegiatan perbanyakan

benih sumber, menggunakan tiga varietas yaitu Kelinci, Jerapah dan Gajah dengan

luasan ± 0,5 ha.

Untuk tahun 2011 ini penggunaan varietas yang sama dilakukan pada lahan yang

berbeda. Pelaksanaan pengkajian kacang tanah ini hanya menggunakan lahan seluas ±

400 m2. Dilaporkan pula oleh Pak Syarwan bahwa intensitas serangan hama pengerat

(babi) cukup tinggi di lokasi KP Paya Gajah walaupun telah diberikan pagar kawat

berduri di lokasi penanaman, oleh karena itu dipilihnya lokasi yang berbeda untuk

kegiatan visitor plot dirasakan dapat mengurangi risiko kegagalan nantinya. Lokasi

berada di samping perumahan karyawan yang relatif lebih ramai sehingga serangan

hama diharapkan tidak akan terjadi.

Menurut hasil pengamatan tim dan usulan dari Kepala KP, ada beberapa solusi

untuk pengembangan KP Paya Gajah agar lebih berdayaguna dan berhasilguna, seperti

pembuatan parit untuk mengantisipasi banjir tahunan, tanah galian parit sekaligus

membumbun pangkal batang tanaman kelapa yang masih produktif. Dengan demikian

tanaman kelapa dapat memperoleh unsur hara akibat penimbunan tanah di sekitar akar.

Telah disepakati bersama bahwa varietas yang akan digunakan yaitu Jerapah dan

Gajah yang relatif lebih disukai konsumen. Adapun perlakuan yang akan diberikan adalah

pemakaian jerami padi sebagi mulsa. Alasan penting yang dilihat adalah tanah di lokasi

KP Paya Gajah sangat tinggi kandungan pasirnya sehingga akan menaikkan suhu mikro

Page 33: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

30

di sekitar perakaran tanaman, oleh karena itu perlu penggunaan mulsa sehingga

diharapkan produksi akan lebih baik lagi.

Kegiatan Visitor Plot di KP. Paya Gajah yaitu melakukan uji adaptasi varietas

Kacang tanah. Penanamannya dilakukan pada awal Januari 2012, diharapkan di lokasi ini

hujan telah mulai turun untuk pertumbuhan vegetatifnya.

Dari pengamatan yang dilakukan terhadap tinggi tanaman dan hasil pada

tanaman kacang tanah dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Hasil Panen Tanaman Kacang Tanah di KP. Paya Gajah

Petak

Varietas

Gajah JerapahTinggi tanaman

(cm) Hasil (kg)Tinggi tanaman

(cm) Hasil (kg)1 70 0,20 76 0,112 66 0,10 63 0,703 66 0,10 105 0,554 64 0,60 74 0,855 69 0,40 78 0,556 62 0,85 70 0,457 67 0.90 75 0,558 69 0,17 102 0,45

Rerata 66,6 0,11 80,4 0,52

Dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa walaupun pertumbuhan tinggi tanaman

varietas jerapah mencapai 80,4 cm/rumpun, namun kacang tanah varietas Gajah

menghasilkan panen lebih berat yaitu mencapai 0,11 kg/petak, sedangkan varietas

Jerapah hanya mencapai berat 0,52 kg/petak. Hal tersebut menjunjukan bahwa varietas

Gajah lebih adaptif dan dapat meningkatkan produksi secara sangat nyata, jika

dibandingkan dengan varietas Jerapah.

Kegiatan panen di Kebun Percobaan Paya Gajah dilakukan pada tanggal 25 April

2012. Seluruh hasil tanaman kacang tanah dijadikan sebagai stock dalam upaya

memenuhi kebutuhan benih dan dikembangkan secara swadaya di areal kebun

percobaan Paya Gajah.

Permasalahan yang dihadapi saat ini, belum seluruh kebun terpagar sehingga

dapat leluasa masuk ternak, Hama babi, Sumber air terbatas, Dana tidak tersedia, SDM

terbatas dan status kebun jika dikelola oleh Pemda Kabupaten tidak jelas.

Page 34: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

31

E. Visitor Plot Tanaman Kopi di KP. Gayo, Bener Meriah

Penggunaan kebun terutama untuk pemeliharaan dan perawatan plasma nutfah

varietas kopi Arabika serta klon-klon lamtoro sebagai naungan kopi. Plasma nutfah kopi

yang ada diharapkan suatu saat menjadi sumber benih. Selain itu KP Gayo berfungsi

sebagai kebun produksi yang hasilnya disetor ke PNBP.

Melalui dana kegiatan UKT 2007, telah dilakukan pembibitan kopi Arabika sebanyak

12.000 batang yang kemudian dijual kepada petani.

Permasalahan yang dihadapi antara lain : Produksi kopi semakin rendah dan

biaya perawatan tidak mencukupi.

Topik yang dibahas dalam pertemuan dengan kepala kebun percobaan kopi

gayo, sesuai dengan arahan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian yaitu meminta

kepada, Kepala Kebun percobaan supaya dapat membuat kegiatan Visitor Plot pada

tanaman kopi mengenai teknik penyambungan tunas kopi dan pemberian pupuk kompos

pada calon varitas kopi Proginin 88 (asal Thailand).

Kemudian Kepala Kebun Percobaan Gayo menyatakan untuk melakukan

Pengkajian tersebut kurang berkeinginan, karena tanaman kopi Proginin 88 masih belum

menjadi varitas, walaupun hasilnya sama dengan kopi Tim-tim (G1) dan kopi Bor-bor

(G2), dan perlu diulang setiap tahun berikutnya dalam proses pemeliharaan untuk

mencapai produksi lebih baik.

Setelah pembicaraan dengan Kepala Kebun Percobaan Kopi Gayo dapat diambil

kesimpulan bahwa dana Visitor Plot dapat dialokasikan untuk penanaman sayur-sayuran

seperti Cabai merah dan kentang. Kemudian kepala Kebun Percobaan kopi gayo

menghubungi Kepala BPTP Nanggro Aceh Darussalam, untuk mengetahui kegiatan

Visitor Plot yang dapat kami laksanakan Kebun Porcobaan gayo adalah kentang dan

kajian nanti disampaikan kepada penanggung jawab Visitor Plot BPTP Aceh. Kemudian

hasil komonikasi antara Kepala BPTP NAD dengan Kepala KP Gayo melalaui HP , hasilnya

boleh juga menanam kentang asal ada kaedah kajian dalam proses penanamannya.

Setalah selesai dalam hal pembahasan kemudian tim Visitor Plot langsung cek

kelapangan calon lokasi penanam kentang yang telah di siapkan oleh Kepala KP Gayo

cocok untuk kentang dan cabai merah. Kemudian Tim Visitor Plot mengharapkan

pelaksanaan dan pemeliharaannya dapat terlaksana dengan baik sebagaimana hasil

petani dan dapat menjadi contoh kepada petani lain yang datang melihat sehingga

dapat diadopsi oleh petani sekitar Kebun Percobaan Gayo.

Page 35: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

32

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kegiatan Visitor Plot meliputi 3 lokasi terdiri kebun BPTP Aceh di Lampineung,

Kebun Percobaan Paya Gajah Aceh Timur dan Kebun Percobaan Pondok Gajah Bener

Meriah.

Respon masyarakat sangat positif, karena di dalamnya terdapat demonstrasi

teknologi pada petak percontohan (Visitor Plot), namun perlu dilakukan peningkatan

optimalisasi lahan.

a. Tanaman Melon

1. Penggunaan biochar dan kompos pada budidaya melon sangat baik dilakukan

kerena biochar dan kompos dapat menambah sifat fisika, kimia dan biologi tanah

serta menyuburkan tanaman.

2. Penggunaan biochar dan kompos dengan takaran yang telah ditentukan sangat

mempengaruhi panjang ruas, jumlah daun, ukuran daun dan ukuran buah.

3. Kehadiran penyakit dan hama sangat mempengaruhi jumlah tanaman dan buah

setiap bedengan.

4. OPT dapat dilakukan secara kultur teknis, kimiawi, mekanik ataupun fisik.

5. Kondisi pengairan yang tidak baik sangat mempengaruhi kelembaban tanah

sekitar tanaman melon.

6. Buah melon yang dihasilkan dari teknik budidaya ini merupakan buah melon

organik.

Page 36: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

33

5.2. Saran

Kecukupan dana dan fasilitas yang memadai agar kesungguhan dan kerjasama

tim menjadi lebih baik, sehingga pemanfatan lahan akan terpenuhi lebih optimal.

a. Tanaman Melon

1. Pengendalian hama dan penyakit pada teknik budidaya ini sebaiknya

dilakukan secara intensif dan berkala agar mengurangi resiko kerugian.

2. Dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang pengaruh dosis atau takaran

biochar dan kompos terhadap pertumbuhan tanaman melon.

3. Perlu adanya pengamatan lebih lanjut tentang identifikasi dan keaneka-

ragaman hama dan penyakit pada budidaya melon menggunakan biochar dan

kompos.

4. Dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang pengendalian hama dan

penyakit menggunakan berbagai ekstrak tumbuhan.

VI. KINERJA HASIL KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan Visitor Plot di Provinsi Aceh pada masih dapat dikategorikan

baik, yang dimulai dari konsultasi dan koordinasi baik dengan Kepala Balai, Koordinator

Program dan Kasubsi Kerjasama maupun dengan Kepala KP. Gayo dan KP. Paya Gajah

terutama dalam menentukan komoditas tanaman maupun penetapan lokasi plot.

Khusus dalam kegiatan demplot kacang hijau dan tanaman melon dirakit beberapa

komponen teknologi budidaya melalui pendekatan pemilihan teknologi terapan maupun

teknologi pilihan. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan lokasi dengan

memperhatikan aspek lingkungan atau sumberdaya yang tersedia, sehingga diperoleh

teknik budidaya yang spesifik lokasi. Upaya ini dilakukan untuk dapat dikembangkan di

beberapa lokasi dalam Provinsi Aceh dalam pencapaian peningkatan produktivitas.

Page 37: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

34

DAFTAR PUSTAKA

Angriani, E. 2009. Teknik Percobaan Pemberian Beberapa Sumber Unsur P PadaTanaman Melon (Cucumis Melo L.). B54uletin Teknik Pertanian. 14 (2): 54-57.

Anwar, D. Saraswati, R. dan Setyorin, E. K. 2011. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk2.pdf/diakses 02 November 2012.

Anonimous. 2012. Bibit Melon Sky Roket. http://www.jualbenih.net/2012/05/bibit-melon-sky-rocket/ diakses 15 Oktober 2012. 13.47.

BBPTP. 2009. Biochar Penyelamat Lingkungan. Warta Penelitian dan PengembanganPertanian. Vol. 31 No. 6: 15-16.

Ferizal, M. 2011. Arang Hayati (BIOCHAR) Sebagai Bahan Pembenah Tanah. BPTP AcehEdisi Khusus Penas XIII. 22 Juni: 25.

Gharib et all. 2008. Effect of Compost and Biofertilizers on Growth, Yield And EssentialOil of Sweet Marjoram (Majorana hortensis) Plant. Int. J. Agri. Biol., 10: 381–387.

Kristianingsi, I., D. 2010. Produksi benih melon (Cucumis Melo L.) unggul, UniversitasSebelas Maret, Surakarta.

Prihatman, K. 2000. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan,BAPPENAS. Jakarta.

Purwowidodo. 1983. Teknologi Mulsa. Dewa Ruci Press, DKI Jakarta.

Sipayung, H., dan Tombe, M. 2010. Bertani Organik dengan Teknologi Biofod. ANDI,Yogyakarta.

Suderajad, J., dan Saridewi, T., R. 2010. Pembinaan Kelompoktani Melalui Pembuatandan Penggunaan Kompos Jerami pada Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa L.) diKecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. PenyuluhanPertanian. Vol. 5 No. 1: 78-86.

Soedarya, A 2010. Agribisnis Melon. Pustaka Grafika, Bandung.

Sobir., dan Firmansyah, D., S. 2010. Budidaya Melon Unggul. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Santi, L., P. 2010. Pemanfaatan Biochar Sebagai Pembawa Mikroba Untuk PemantapAgregat Tanah Ultisol dari Taman Bogo Lampung. Menara Perkebunan. Vol 78No. 2: 52-60

Soelaeman. Y. 2008. Evektivitas Pupuk Kandang Dalam Meningkatkan KetersediaanFosfat Pertumbuhan Dan Hasil Padi Dan Jagung Pada Lahan Kering Masam. BalaiPenelitian Tanah J. Tanah Trop. Vol 13 No. 1: 41-47.

Page 38: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

35

Suryadikarta, A.D., Setiorini, D., dan Hartatik, W. 2004. Petunjuk Teniknis Uji Mutu danEvektivitas Pupuk Alternatif Anorganik. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Page 39: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

36

Lampiran 1 :

DAFTAR RISIKO

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH

NAMA PIMPINAN : Ir. T. Iskandar, MSi

NIP : 19580121 198303 1 001

KEGIATAN : Visitor Plot di Provinsi Aceh

TUJUAN KEGIATAN : 1. CPCL

2. Penanaman

3. Pemeliharaan

4. Panen

No Risiko Penyebab Dampak

1. Petani KurangKoperatif

Kelompok yang kurangaktif atau belum mantap

Informasi tidak sampai(terputus) terutamateknologi anjuran sehinggakegiatan usahatani kurangbaik

2. Distribusi Benih Keterlambatan pengirimanbenih ke petani

Panen dan jadwal tanamsehingga mengganggupertumbuhan/perkembangantanaman

3. Lahan tidakmemenuhiPersyaratanTumbuh

Keterbatasan lahan/lokasiatau pengelolaan lahanyang kurang sempurna

Pertumbuhan tanaman yangkurang optimal

4. Pertumbuhanvegetatif kurangbaik

Karena Banjir, kurangmemperhatikanpengelolaan lahan, kurangunsur hara atau air sertaserangan hama penyakit

Produktivitas menjadiberkurang

Disusun Tanggal : Desember 2012Penjab Kegiatan :

Abdul Azis, S.Pi

Page 40: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

37

NIP. 19661231 199302 1 001

Lampiran 2 :PENANGANAN RESIKO

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH

NAMA PIMPINAN : Ir. T. Iskandar, MSi

NIP : 19580121 198303 1 001

KEGIATAN : Pendampingan SL-PTT Jagung Hibrida

TUJUAN KEGIATAN : 1. CPCL

2. Penanaman

3. Pemeliharaan

4. Panen

No Resiko Penyebab Dampak Upaya Penanganan

1. Petani KurangKoperatif

Kelompok yangkurang aktif ataubelum mantap

Informasi tidaksampai (terputus)terutama teknologianjuran sehinggakegiatan usahatanikurang baik

Benah kelompokdan meningkatkanintensitaspembinaan olehDinas/Instansiterkait

2. DistribusiBenih

Keterlambatanpengiriman benihke petani

Panen dan jadwaltanam sehinggamengganggupertumbuhan/perkembangan tanaman

Penyediaan benihsesuai dengankebutuhan(kuantitas/kualitas)dan mantapkanjadwal tanam

3. Lahan tidakmemenuhiPersyaratanTumbuh

Keterbatasanlahan/lokasi ataupengelolaan lahanyang kurangsempurna

Pertumbuhantanaman yangkurang optimal

Penekanan padapengolahan tanahdan penggunaanpupuk terutamapupuk organik

4. Pertumbuhanvegetatifkurang baik

Kualitas kurangbaik, kurangmemperhatikanpengelolaan lahan,kurang unsur haraatau air sertaserangan hamapenyakit

Produktivitasmenjadi berkurang

Pengolahan tanahsempurna danpenambahan unsurhara dan air sertapengendalian OPTsecara terpadu

Page 41: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

38

No Resiko Penyebab Dampak Upaya Penanganan

5. TerlambatPanen

Kurang memahamicara pengelolaanpasca panen

Kualitas dankuantitas produksimenjadi berkurang

Informasi petugaslapangan mengenaipenanganan pascapanen

Disusun Tanggal : Desember 2012Penjab Kegiatan :

Abdul Azis, S.PiNIP. 19661231 199302 1 001

Page 42: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

39

Lampiran 3. Organisasi Pelaksana Kegiatan

No Nama Jabatan dalamKegiatan Uraian Tugas

AlokasiWaktu

(Jam/mg)

1. Abdul Azis, S.Pi Penjab Kegiatan Mengkoordinir kegiatan mulaiperencanaan sampai laporan

10

2. Emlan Fauzi, SP Anggota - Menyusun proposal danlaporan

5

3. Ir. M. Ferizal, M.Sc Anggota - Mengolah dan menganalisisdata

- Mengumpulkan data

5

4. Hasanuddin Anggota - Membantu kegiatan dilapangan

5

5. Saifullah Anggota - Membantu kegiatan dilapangan

5

6. Mardiah Anggota - Membantu dalam haladministrasi

5

7. Irhas Anggota - Teknisi 58. Ramli Anggota - Teknisi 59. Syahrul Anggota - Teknisi 510. Munawar Anggota - Teknisi 511. Sarianto Anggota - Teknisi 512 Samsul Bahri Anggota - Teknisi 513. Muzni Anggota - Teknisi 5

Page 43: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

29

Lampiran 5. Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKT) Tahun 2012INSTANSI : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) ACEH

KEGIATAN

RencanaTingkatCapaianTarget

Realisasi

PersentasiPencapaianRencanaTingkatCapaian

Target (%)

Ket

Program Uraian Indikator Kinerja Satuan1 2 3 4 5 6 7 8

PendampinganProgramStrategisDepartemenPertanianSL-PTT Jagungsebanyak 247Unit di WilayahSumateraSelatan denganTargetPeningkatanProduksi >10%

Masukan :- Dana : Rp. 100.000.000,- Rupiah 100.000.000 89.906.000 89,90

SDM :- Peneliti : 2 orang 2 2 100,00 -- Penyuluh : 2 orang 2 2 100,00 -- Teknisi : 2 orang 2 2 100,00 -- Administrasi : 1 orang 1 1 100,00 -

Keluaran :1. Terlaksananya pendampingan dan pengawalan

teknologi pada kegiatan SL-PTT jagung sebanyak 2(dua Lokasi) di Aceh

Lokasi 2 2 100,00 -

2. Terlaksananya koordinasi dan keterpaduanpelaksanaan pendampingan SL-PTT jagung sebanyak2 (dua) lokasi di Aceh

Lokasi 2 2 100,00 -

3. Tercapainya peningkatan produktivitas jagung hibridadalam usaha meningkatkan pendapatan sertakesejahteraan petani pada areal SL-PTT jagung

Ton/ha 5,5 6,0 < 10 Setelahpenanamanumur 1 mingguterjadi banjir

4. Terlaksananya contoh kepada petani/masyarakatkeunggulan dan tata cara penerapan teknologi

Unit 2 2 100,00

Page 44: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

30

KEGIATAN

RencanaTingkatCapaianTarget

Realisasi

PersentasiPencapaianRencanaTingkatCapaian

Target (%)

Ket

Program Uraian Indikator Kinerja Satuan1 2 3 4 5 6 7 8

budidaya jagung hibrida spesifik lokasi yangdiwujudkan dalam bentuk demplot

Hasil :1. Meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan

teknologi dan upaya untuk meningkatkanproduktivitas melalui pendekatan PengelolaanTanaman Terpadu (PTT) dengan prinsip partisipatif,spesifik lokasi, terpadu, sinergis atau serasi dandinamis

Kabupaten 1 1 100,00 -

2. Meningkatnya produktivitas jagung hibrida >10% perhektar sekaligus meningkatkan pendapatan petani

Ton/ha 5,5 6,0 > 10

Dampak :Dikembangkannya varietas unggul baru (VUB) jagunghibrida yang adaptif dengan penerapan beberapaalternatif komponen teknologi pengelolaan tanamanterpadu (PTT) dalam rangka meningkatkanproduktivitas.

Varietas 3 3 100 Distribusi danpenyediaanbenih yangkurang

Page 45: VISITOR PLOT DI PROVINSI ACEH - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/15... · 3.4. Prosedur Pelaksanaan ..... 7 3.4.1 Teknologi

31

Bagan Demplot Kacang Hijau

ULANGAN

I II III

V2 P1 V3 P3 V1 P2

V2 P3 V3 P1 P1 P3

V2 P2 V3 P2 V1 P1

V4 P2 V1 P3 V2 P2

V4 P1 V1 P2 V2 P3

V4 P3 V1 P1 V2 P1

V3 P1 V4 P1 V3 P1

V3 P3 V4 P2 V3 P3

V3 P2 V4 P3 V3 P2

V1 P3 V2 P1 V4 P3

V1 P2 V2 P2 V4 P1

V1 P1 V2 P3 V4 P2

6 m

2 m1 m Keterangan:

Jarak Tanam = 40 x 20 cm (antar baris5 dalam baris 25 tanaman)Ukuran Bedeng 2x6 mJumlah bedeng = 125 tanamanJumlah = 36 bedeng = 4.500tanaman

Faktor V = VarietasV1 = Varietas PerkututV2 = Varietas WaletV3 = Varietas Vima – 1V4 = Varietas Lokal

Faktor P = Pupuk kimia + PukanP1 = Anorganik 100 % (tanpa pukan)

P2 = Anorganik 75 % + pukan 10t/haP3 = Anorganik 50 % + pukan 20t/ha