19
WACANA EKSPOSISI Kelompok III (Tiga) Olgae Putri ACA 111 0020 Nurliane ACA 111 0023 Reni Kristiani ACA 111 0027 Anisah ACA 111 0029 Khoirul Anam ACA 111 0058 Febby FebrinaACA 111 0063 Pujja Sari Purnama ACA 111 0102 Eli Kurniawati ACA 111 0103 Mega Mustika ACA 111 0105 Fitrida Hutabaliang ACA 111 0133 Yeyen ACA 111 0107 Devi Oktaviani ACA 111 0109 Novi Sujarwati ACA 111 0110 Ages Setyani ACA 111 0115 Siska Septiani ACA 111 0138 Christa.N.Sitorus ACA 111 0143 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS PALANGKARAYA 2012

WACANA EKSPOSISI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: WACANA EKSPOSISI

WACANA EKSPOSISIKelompok III (Tiga)

Olgae Putri ACA 111 0020 Nurliane ACA 111 0023 Reni Kristiani ACA 111 0027 Anisah ACA 111 0029 Khoirul Anam ACA 111 0058 Febby Febrina ACA 111 0063 Pujja Sari Purnama ACA 111 0102 Eli Kurniawati ACA 111 0103

Mega Mustika ACA 111 0105 Fitrida Hutabaliang ACA 111 0133 Yeyen ACA 111 0107 Devi Oktaviani ACA 111 0109 Novi Sujarwati ACA 111 0110 Ages Setyani ACA 111 0115 Siska Septiani ACA 111 0138 Christa.N.Sitorus ACA 111 0143

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANJURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAUNIVERSITAS PALANGKARAYA

2012

Page 2: WACANA EKSPOSISI

Pendahuluan

Penyampaian informasi teridiri

atas dua tekhnik yaitu

Lisans

Tulian

Kalimat Paragraf wacana(karangan)

Deskripsi

Argmentasiu Persuasi

NarasiEksposisi

Page 3: WACANA EKSPOSISI

Eksposisi berasal dari bahasa latin yang berarti “membuka” atau “memulai”

Jos. Daniel Parera tulisan eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi

Aceng Hasani

A. Chaedar Alwasilah dan Semmy Suzanna Alwasilah

Eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan

eksposisi merupakan bentuk tulisan yang sering digunakan dalam menyampaikan uraian ilmiah dan tidak berusaha mempengaruhi pendapat pembaca

Page 4: WACANA EKSPOSISI

eksposisiEksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian terhadapat suatu hal dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.. Dengan harapan pembaca mampu memahami apa yang disampaikan. Melalui eksposisi pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, setiap pembaca boleh menolak dan menerima apa yang dikemukakan oleh penulis.

Page 5: WACANA EKSPOSISI

•Tujuan Penulisan Wacana Eksposisi

Untuk memberikan informasi atau keterangan yang terperinci mengenai objek dan memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu

Tujuan utama penulisan paragraf eksposisi itu hanya semata-mata untuk membagikan informasi dan tidak sama sekali untuk mendesakkan atau memaksakan orang lain untuk menerima pandangan atau pendirian tertentu sebagai sesuatu yang sahih

Page 6: WACANA EKSPOSISI

Wacana eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi karena Sumber wacana ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalamanDi sinilah perbedaannya dengan wacana deskripsi. Wacana deskripsi bertujuan menggambarkan/melukiskan sesuatu sehingga seolah-olah pembaca mengatakannya sendiri. Wacana deskripsi dapat bersifat ilmiah atau nonilmiah. Sumber wacana diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, dan imajinasiMeskipun sama – sama menjelaskan pendapat atau pengetahuan, wacana eksposisi berbeda dengan wacana argumentasi. Fakta yang dikemukakan dalam eksposisi berguna untuk memperjelas informasi, sedangkan dalam argumentasi digunakan sebagai bukti untuk menyokong kebenaran.

Page 7: WACANA EKSPOSISI

•Ciri-ciri Wacana Eksposisi

Adapun ciri-ciri dari paragraf eksposisi adalah terdiri dari beberapa poin penting, diantaranya adalah:

•Berusaha menjelaskan tentang sesuatu•Gaya tulisan bersifat informatif•Berhubungan dengan kata tanya bagaimana•Diperjelas dengan fakta yang dilengkapi dengan

angka,peta,grafik, statistik, gambar atau bagan sebagai ilustrasi•Uraian bersifat objektif, semata-mata hanya untuk

menambah pengetahuan pembaca tanpa didasari maksud tertentu•Paragraf diakhiri dengan penegasan, bukan ajakan atau

permintaan dukungan

Page 8: WACANA EKSPOSISI

Pola Pengembangan Paragraf Eksposisi

1. Pola pengembangan proses

Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri.

Page 9: WACANA EKSPOSISI

2. Pola pengembangan definisi

Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

Page 10: WACANA EKSPOSISI

3. Pola pengembangan contoh/ilustrasi

Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.

Page 11: WACANA EKSPOSISI

4. Pola pengembangan perbandingan

Tema lagu anak-anak zaman dulu lebih bervariasi dan mengandung pesan-pesan pendidikan yang bermanfaat bagi perkembangan mental-psikologis anak jika dibandingkan dengan lagu anak-anak masa kini. Anak-anak zaman dulu telah belajar tentang kebesaran Tuhan (Pelangi), alam sekitar (Lihat Kebunku), kasih sayang (Oh, Ibu dan Ayah), transportasi (Tamasya), dan pendidikan (Lihatlah Kawan) melalui lagu-lagu tersebut. Lagu tersebut mampu mendatangkan kegembiraan juga memperluas wawasan pengetahuan anak-anak. Dibandingkan dengan lagu-lagu lama, lagu anak-anak zaman sekarang kurang memiliki variasi tema.

Page 12: WACANA EKSPOSISI

5. Pola pengembangan pertentangan/kontras

Tugas seorang konduktor pada pergelaran orkestra di negara-negara barat berbeda dengan kebanyakan konduktor pergelaran orkestra di Indonesia. Konduktor pergelaran orkestra di negara barat bertanggung jawab penuh pada kualitas musik orkestra yang ditampilkan. Syarat utama menjadi konduktor tentu secara musikal harus memiliki wawasan yang luas dan mendalam, baik secara teoretis maupun praktis. Berbeda dengan konduktor negara barat, menurut penuturan Widya Kristanti, seperti halnya dirinya, di Indonesia konduktor untuk orkestra, khusunya yang bersifat populer, umumnya tidak mempunyai latar belakang akademis

Page 13: WACANA EKSPOSISI

6. Pola pengembangan analogi

Struktur suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau sama dengan suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan menjadi batang, dahan, ranting, dan daun, maka karangan atau buku dapat diuraikan menjadi tubuh karangan, bab, sub-bab, dan paragraf. Tubuh karangan sebanding dengan batang, bab sebanding dengan dahan,

7. Pola pengembangan umum-khusus atau khusus-umum

Pola pengembangan umum-khusus berarti memaparkan suatu permasalahan bertolak dari suatu pernyataan yang bersifat umum kemudian berangsur-angsur menyempit ke hal-hal yang bersifat khusus.

Page 14: WACANA EKSPOSISI

8. Pola pengembangan klasifikasi

Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.

Page 15: WACANA EKSPOSISI

9. Pola pengembangan sebab-akibat

Pada tahun 2002, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 juta ton pada tahun 2003. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1985, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. Akan tetapi, pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 2002 mencapai 2,5 juta ton.

Page 16: WACANA EKSPOSISI

•Beberapa Point Penting dalam Wacana / Paragraf Eksposisi

1. Topik Dalam Wacana Eksposisi• Data faktual• suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta, • Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian.

2. Syarat dalam Menulis Eksposisi• Kita harus mengetahui masalah atau persoalan yang akan ditulis• Kita harus mempunyai kemampan menganalisis persoalan

secara jelas dan konkret.

Page 17: WACANA EKSPOSISI

•Penulisan Wacana Eksposisi

1. Menetapkan Tema Tulisan

2. Menentukan Tujuan Penulisan

3. Mengumpulkan Bahan Tulisan

4. Menentapkan Kerangka Tulisan

5. Mengembangkan Tulisan

Langkah-langkah dalam penulisan wacana eksposisi yaitu

Page 18: WACANA EKSPOSISI

•Hubungan antara Wacana Eksposisi dengan Wacana Lainnya

Berdasarkan penggolongan jenis wacananya , bacaan yang berupa cerita disebut narasi, wacana yang berupa berita disebut eksposisi dan wacana yang berupa selebaran disebut persuasif. Ketiga jenis wacana tersebut dapat tampil 100% murni berdiri sendiri menyandang namanya masing-masing tanpa terinterupsi oleh jenis wacana lain.

Dalam  penulisannya sebuah berita (eksposisi) sering diselipkan cerita (narasi), dalam sebuah advertorial (persuasi) tidak jarang ditumpangkan paparan (eksposisi).

Situasi yang sama terjadi juga dalam menulis wacana argumentasi, sebelum kita berargumen atau membahas sesuatu tentulah ada bagian wacana yang berisi data (deskripsi) dan teori yang disajikan lebih dahulu. Keberadaan data dan teori sangat penting karena menjadi pemicu lahirnya argumentasi. Berarti, argumentasi hampir mustahil tampil berdiri sendiri sebagai wacana murni

Page 19: WACANA EKSPOSISI

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA