Waham bagus

Embed Size (px)

Citation preview

WAHAMPengertian Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang di pertahankan secara kuat atau terusmenerus,tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (MPKP) Jiwa 147 Etiologi a) Predeposisi :

1) Biologi

Skizofrenia paranoid disebabkan kelainan susunan saraf pusat, yaitu pada diensefalon/ oleh perubahan- perubahan post mortem/ merupakan artefak pada waktu membuat sediaan. Gangguan endokrin juga berpengaruh, pada teori ini dihubungkan dengan timbulnya skizofrenia pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimaterium. Begitu juga dengan gangguan metabolisme, hal ini dikarenakan pada orang yang mengalami skizofrenia tampak pucat dan tidak sehat, ujung ekstremitas sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun. Teori ini didukung oleh Adolf Meyer yang menyatakan bahwa suatu konstitusi yang inferior/ penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya skizofrenia paranoid (Maramis, 1998).

Menurut Schebel (1991) dalam Townsend (1998) juga mengatakan bahwa skizofrenia merupakan kecacatan sejak lahir, terjadi kekacauan dari sel-sel piramidal dalam otak, dimana sel-sel otak tersusun rapi pada orang normal.

Gangguan neurologis yang mempengaruhi sistem limbik dan ganglia basalis sering berhubungan dengan kejadian waham. Waham oleh karena gangguan neurologis yang tidak disertai dengan gangguan kecerdasan, cenderung memiliki waham yang kompleks. Sedangkan waham yang disertai dengan gangguan kecerdasan sering kali berupa waham sederhana (kaplan dan Sadock, 1997).

2) Psikologis

Menurut Carpenito (1998), klien dengan waham memproyeksikan perasaan dasarnya dengan mencurigai. Pada klien dengan waham kebesaran terdapat perasaan yang tidak adekuat serta tidak berharga. Pertama kali mengingkari perasaannya sendiri, kemudian memproyeksikan perasaannya kepada lingkungan dan akhirnya harus menjelaskan kepada orang lain. Apa yang seseorang pikirkan tentang suatu kejadian mempengaruhi perasaan dan perilakunya. Beberapa perubahan dalam berpikir, perasaan atau perilaku akan mengakibatkan perubahan yang lain. Dampak dari perubahan itu salah satunya adalah halusinasi,dapat muncul dalam pikiran seseorang karena secara nyata mendengar, melihat, merasa, atau mengecap fenomena itu, sesuai dengan waktu, kepercayaan yang irrasional menghasilkan ketidakpuasan yang ironis, menjadi karakter yang Wajib dan Harus.

3) Genetik

Faktor keturunan juga menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini dibuktikan dengan penelitian pada keluarga-keluarga yang menderita skizofrenia dan terutama anak kembar satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri sebesar 0,9 1,8%, saudara kandung 7 15%, anak dengan salah satu orang tua yang mengalami skizofrenia 7 16%, bila kedua orang tua mengalami skizofrenia 40 68%, kembar dua telur (heterozygot) 2-15%, kembar satu telur (monozygot) 61-86% (Maramis, 1998).

b.

Presipitasi

Faktor ini dapat bersumber dari internal maupun eksternal.

1) Stresor sosiokultural

Stres yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya (Stuart, 1998)

2) Stresor psikologis

Intensitas kecemasan yang tinggi, perasaan bersalah dan berdosa, penghukuman diri, rasa tidak mampu, fantasi yang tak terkendali, serta dambaan-dambaan atau harapan yang tidak kunjung sampai, merupakan sumber dari waham. Waham dapat berkembang jika terjadi nafsu kemurkaan yang hebat, hinaan dan sakit hati yang mendalam (Kartono, 1981) Klasifikasi Macam - Macam Waham Waham kendali pikir (thought of being controlled). Penderita percaya bahwa pikirannya, perasaan atau tingkah lakunya dikendalikan oleh kekuatan dari luar.

Waham kebesaran ( delusion of grandiosty) Pende rita mempunyai kepercayaan bahwa dirinya merupakan orang penting dan berpengaruh, mungkin mempunyai kelebihan keuatan yang terpendam, atau benarbenar merupakan figur orang kuat sepanjang sejarah (misal : Jenderal Soedirman, Napoleon, Hitler, dan lain-lain).

Waham tersangkut. penderita percaya bahwa setiap kejadian di sekelilingnya mempunyai hubungan pribadi seperti perintah atau pesan khusus. Penderita percaya bahwa orang asing disekitarnya memperhatikan dirinya, penyiar televisi dan broadcasting mengirimkan pesan dengan bahasa sandi.

Waham bizarre merupakan waham yang aneh. Termasuk dalam waham bizarre, antara lain : waham sisip pikir/thought of insertion (percaya bahwa seseorang telah menyisipkan pikirannya ke kepala penderita); waham siar pikir/thought of broadcasting (percaya bahwa pikiran penderita dapat diketahui orang lain, orang lain seakan-akan dapat membaca pikiran penderita); waham sedot pikir/thought of withdrawal (percaya bahwa seseorang telah mengambil keluar pikirannya); waham kendali pikir;waham hipokondri.

Waham Hipokondri. Penderita percaya bahwa di dalam dirinya ada benda yang harus dikeluarkan sebab dapat membahayakan dirinya. Waham Cemburu Cemburu disini adalah cemburu yang bersifat patologis Waham Curiga Curiga patologis sehingga curiganya sangat berlebihan Waham Diancam Kepercayaan atau keyakinan bahwa dirinya selalu diikuti, diancam, diganggu atau ada sekelompok orang yang memenuhinya.

Waham Kejar Percaya bahwa dirinya selalu dikejar-kejar orang Waham Bersalah Percaya bahwa dirinya adalah orang yang bersalah Waham Berdosa Percaya bahwa dirinya berdosa sehingga selalu murung Waham Tak Berguna Percaya bahwa dirinya tak berguna lagi sehingga sering berpikir lebih baik mati (bunuh diri)

Waham Kiskin Percaya bahwa dirinya adalah orang yang miskin. Waham agama Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan Waham nihilistic Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal dunia

Proses terjadinya waham

Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu : 1. Fase Lack of Human need Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan

ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan self ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dn diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang ( life span history ).

2. Fase lack of self esteem Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah.

3. Fase control internal external Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.

4. Fase environment support Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma ( Super Ego ) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

5. Fase comforting Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).

6. Fase improving Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.

Gejala- gejala waham Jenis skizofrenia paranoid mempunyai gejala yang khas yaitu waham primer, disertai dengan waham-waham sekunder dan halusinasi (Maramis, 1998). Menurut Kaplan dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham adalah: a. Status mental 1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal, kecuali bila ada waham abnormal yang jelas

2) Mood klien konsisten dengan isi wahamnya. 3) Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga. 4) Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas diri, mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal. 5) Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas depresi ringan.

6) Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap, kecuali pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan ditemukan halusinasi dengar.

b. Sensori dan kognisi 1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki waham spesifik tentang waktu, tempat dan situasi. 2) Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh). 3) Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.

Ciri-ciri waham : - Tidak realistik - Tidak logis - Menetap - Egosentris - Diyakini kebenarannya oleh penderita - Tidak dapat dikoreksi - Dihayat oleh penderita sebagai hal yang nyata - Keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosiokultural setempat Kasus Kasus Ny, R masuk rumah sakit jiwa pada tanggal 20 desember 2011, di antar oleh keluarganya, keluarga mengatakan bahwa pasien selalu merasa bahwa dia adalah seorang presiden dan kejadian ini dikarenakann pasien tidak mampu menggapai cita-citanya karna kegagalan menyelesaikan study di perguruan tinggi. saat dilakukan pengkajian Ny. R mengatakan secara berulang-ulang bahwa dia adalah seorang presiden. Ny. R berpenampilan rapi dan bersih layaknya seorang wanita karir. Analisis Data : Data subjektif o keluarga mengatakan bahwa pasien selalu merasa bahwa dia adalah seorang presiden o keluarga mengatakan kejadian ini dikarenakan kegagalan pasien menyelesaikan study di PT o Ny. R mengatakan dia seorang presiden, perkataan di ulang terus-menerus.

Data obyektif

o Ny. R berpenampilan rapi dan bersih layaknya seorang wanita karir Pohon masalah

Kerusakan komunikasi verbal

Perubahan proses pikir: waham (CP)

Gangguan konsep diri: harga diri rendahRENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN WAHAM

SP 1 P Tahap prainteraksi Pengkajian Kondisi klien : 1. Pasien terus berbicara bahwa dia seorang presiden dan isi pembicaraan diulang secara terus menerus Diagnosa Keperawatan Gangguan proses pikir waham Perencanaan SP 1 P 1. 2. 3. 4. Bantu orientasi realita Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi Bantu pasien memenuhi kebutuhannya Anjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan

Pelaksanaan Tahap orientasi 1. Mengucapkan salam terapeutik Assalamualaikum Ny. R, selamat pagi? 2. Memvalidasi keadaan/kondisi klien

bagaimana perasaannya pagi ini? 3. Mengadakan Kontrak (tempat, waktu, topik) bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang Ny. R rasakan sekarang? Berapa lama Ny. R mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit? Di mana enaknya kita berbincangbincang Ny.R ? Tahap Kerja 4. Membantu orientasi realita Saya mengerti Ny. R merasa bahwa Ny. R adalah seorang presiden, tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setahu saya presiden itu berada di Jakarta sebagai pemimpin pemerintahan dan yang menjabat sebagai presiden RI sekarang adalah Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, sedangkan Ny.R sekarang berada di Samarinda dan Ny. R seorang perempuan bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus Ny.R? 5. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi tampaknya Ny. R gelisah sekali, bisa Ny.R ceritakan apa yang Ny.R rasakan? O Jadi Ny.R merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk mengatur diri Ny. R sendiri? siapa menurut Ny.R yang paling sering mengatur-atur diri Ny.R? jadi ibu yang terlalu mengatur-atur ya Ny.R. Juga kakak dan adik Ny.R yang lain? 6. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya Kalau Ny.R sendiri inginnya seperti apa? O bagus Ny.R sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri 7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut Ny.R wah bagus sekali, jadi setiap harinya Ny. R ada kegiatan bersih-bersih setiap pagi agar Ny.R tidak bosan di dalam kamar Terminasi 8. Mengevaluasi pertemuan dengan pasien Bagaimana perasaan Ny.R setelah berbincang-bincang dengan saya? apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus 9. Merencanakan tindak lanjut Bagaimana kalau jadwal ini coba Ny.R lakukan, setuju Ny.R ? 10. Mengadakan kontrak pertemuan selanjutnya (tempat, waktu, topik). Bagaimana kalau besok pagi kembali jam 08.00 pagi? Kita bisa bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Ny.R miliki? Mau di mana kita bercakap-cakap?Bagaimana kalau di sini lagi?Baiklahbagaimana kalau sekarang kita berdoa bersama: Allahumma robbanasy adzhibil basya isyfi antasyafila syifaan illa syifauka syifaanla yughadiru saqoma. 11. Mengucapkan salam terapeutik Ya kalau begitu besok pagi kita ketemu lagi Assalamualaikum

Evaluasi 12. Penilaian Kemampuan pasien NO Kemampuan

Tanggal

1

SP 1 Mampu membantu berorientasi terhadap realita secara bertahap

Dokumentasi 13. Mencatat pada status pasien tentang pencapaian kemampuan pasien SP 2 P Tahap pra interaksi Perencanaan 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Diskusikan tentang kemampuan yang di miliki 3. Latih kemampuan yang di miliki

Pelaksanaan Tahap orientasi 1. Mengucapkan salam terapeutik Assalamualaikum Ny.R. 2. Memvalidasi keadaan atau kondisi kilien dan mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (Sp1) Bagaimana perasaannya saat ini ? Bagus! Apakar Ny.R sudah melakukan kegiatan kegiatan yang telah di jadwalkan sesuai dengan keinginan Ny.R ? Wah bagus sekali 3. Mengadakan kontrak (Tempat,Waktu,Topik) Bagaimana kalau sekarang kita bicarakan hobi supaya saya juga tahu, kegiatan apa saja yang gemar Ny.R lakukan selain yang kemaren ? Di mana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi Ny.R tersebut ? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal tersebut ? Tahap Kerja 4. Mendiskusikan tentang kemampuan yang di miliki Apa saja hobi Ny.R ? saya catat ya, terus apa lagi ? WahRupanya Ny.R pandai senam pantas tubuh Ny.R terliat sehatbisa Ny.R ceritakan sejak kapan Ny.R Mengikuti senam ? dan berapa kali seminggu Ny.R melakukan senam ? 5. Melatuh kemampuan yang di miliki Bisa Ny.R peragakan kepada saya bagai mana melakukan senam yang baik itu ? WahBagus sekali, bagaimana kalau kita buat jadwal untuk kemampuan Ny.R ini ya berapa kali seminggu Ny.R mau melakukan senam ? dan jam berapa ? apa yang Ny.R harapkan dari kemampuan ini, ada tidak kemampuan Ny.R yang lain selain senam ? Tahap Terminasi

6. Mengevaluasi pertemuan dengan pasien Bagaimana perasaan Ny.R setalah kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan hobi Ny.R ? 7. Merencanakan tindak lanjut Setelah ini coba Ny.R lakukan senam sesuai dengan jadwal yang telah kita buat ya ? 8. Mengadakan kontrak pertemuan selanjutnya (Tempat,Waktu,Topik) Besok kita ketemu lagi ya bu ? bagai mana kalu besok pagi kita bertemu lagi jam 08.00 nanti kita akan membicarakan tentang obat yang haru Ny.R minum, Setuju ? baiklahbagaimana kalau sekarang kita berdoa bersama : Allahumma robbanasy adzhibil basya isyfi antasyafila syifaan illa syifauka syifaanla yughadiru saqoma. 9. Mengucapkan salam terapeutik Assalamualaikum Ny.R sampai jumpa besok.

Evaluasi 10. Penilaian kemampuan pasien NO Kemampuan SP 2 1 Melatih kemampuan yang di miliki

Tanggal

Dokumentasi 11. Mencatat pada status pada status pasien tentang pencapaian kemampuan pasien.