11
Wakid Rima Oktafianto Pendidikan Fisika 0403514012 ANALISIS BUKU Pembelajaran apapun dan di manapun memerlukan suatu standar acuan, ini lah yang diberikan oleh National Science Education Standards, yang memberikan standar pembelajaran sains di Amerika Serikat. Standar yang diberikan meliputi: 1. Standar dalam kegiatan pembelajaran sains. Berisi tentang apa yang guru sains harus ketahui dan kuasai, antara lain: A. Merencanaan program sains berbasis inkuiri Meliputi perencanaan tujuan jangka panjang dan jangka pendek; memilih konten sains dan mengadaptasinya berdasarkan ketertarikan, pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman siswa; memilih strategi mengajar dan asesmennya; serta selalu bekerja sama dengan kolega dari berbagai tingatan kelas. B. Memandu dan memfasilitasi siswa belajar Guru harus memandu dan memfalisitasi siswa dalam pembelajaran inkuiri. Guru juga dituntut untuk mengenali dan merespon perbedaan masing-masing siswa dan mendorong mereka untuk berpartisipasi di kelas. C. Membuat penilaian pengajaran dan pembelajaran siswa

Wakid Rima O (0403514012

Embed Size (px)

Citation preview

Wakid Rima Oktafianto

Pendidikan Fisika

0403514012

ANALISIS BUKU

Pembelajaran apapun dan di manapun memerlukan suatu standar acuan, ini lah yang diberikan oleh National Science Education Standards, yang memberikan standar pembelajaran sains di Amerika Serikat. Standar yang diberikan meliputi:

1. Standar dalam kegiatan pembelajaran sains.Berisi tentang apa yang guru sains harus ketahui dan kuasai, antara lain:A. Merencanaan program sains berbasis inkuiriMeliputi perencanaan tujuan jangka panjang dan jangka pendek; memilih konten sains dan mengadaptasinya berdasarkan ketertarikan, pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman siswa; memilih strategi mengajar dan asesmennya; serta selalu bekerja sama dengan kolega dari berbagai tingatan kelas.

B. Memandu dan memfasilitasi siswa belajar

Guru harus memandu dan memfalisitasi siswa dalam pembelajaran inkuiri. Guru juga dituntut untuk mengenali dan merespon perbedaan masing-masing siswa dan mendorong mereka untuk berpartisipasi di kelas.C. Membuat penilaian pengajaran dan pembelajaran siswa

Guru harus melaksanakan asesmen (penilaian) secara terus menerus. Dengan melaksanakan asesmen, guru akan tahu pencapaian proses dan hasil belajarnya, sehingga guru segera dapat melakukan perbaikan apabila selama pembelajaran berlangsung ada tujuan yang tidak secara tuntas dicapai siswa.D. Membangun lingkungan yang memungkinkan siswa untuk belajar sains

Lingkungan belajar sains meliputi ketersediaan waktu, ruang, dan sumber yang dibutuhkan untuk belajar sains.

E. Membentuk komunitas belajar sains

Guru harus terbuka terhadap ide-ide, keterampilan dan pengalaman semua siswa. Guru juga harus memberikan kesempatan siswa mengemukakan pendapatnya.

F. Merencanakan dan membangun program sains sekolahProgram sains sekolah meliputi alokasi waktu, sumber belajar, dan perencanaan, implementasi, serta strategi pengembangan profesional guru dan kolega. 2. Standar dalam pengembangan profesional guru sains.Berisi tentang visi tentang pengetahuan dan kemampuan profesional guru, antara lain:

A. Mempelajari konten sains yang esensial melalui metode inkuiriGuru harus mempelajari konten sains dan model-model pembelajaran sains melalui metode inkuiri. Selain itu juga melakukan literasi sains, menggunakan media yag bervariasi.B. Mengintegrasikan pengetahuan tentang konten sains dengan pengetahuan tentang pembelajaran, pedagogi, dan tentang siswaGuru sains harus terampil dalam mengintegrasikan pengetahuan tentang konten sains, kurikulum, belajar dan mengajar serta siswa. Kemampuan tersebut memungkinkan guru untuk mempelajari situasi yang diperlukan secara individu maupun kelompok.C. Membangun pemahaman dan kemampuan untuk belajar sepanjang hayatBelajar tidak boleh berhenti sampai titik tertentu, tetapi harus secara terus menerus dilakukan seumur hidup. Guru dapat berlatih dan merefleksikan pembelajaran sains dan mempraktekkan pembelajaran, menerima umpan balik tentang pembelajarannya dan menerapkan umpan balik untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya, melakukan penyegaran dengan mengikuti pelatihan untuk mengembangkan profesional guru, guru juga harus melaksanakan penelitian di kelas.D. Menghubungkan dan mengintegrasikan program pengembangan profesionalProgram pengembangan professional guru sains haruslah berhubungan satu sama lain dan terintegrasi. Apa yang di dapat dari belajar harus terus menerus dipraktekkan dalam berbagai situasi.3. Standar dalam asesmen (penilaian) sains.Berisi kriteria-kriteria yang dapat menilai kualitas suatu penilaian, antara lain:A. Konsistensi penilaian dengan keputusan yang telah didesain

Penilaian harus konsisten dengan keputusan guru dan siswa, sehingga harus dirancang dengan cermat.B. Penilaian dari prestasi dan kesempatan belajar sainsPenilaian dilakukan untuk mengukur kemampuan berinkuiri, mengetahui dan memahami tentang fakta, konsep, prinsip dan teori, kemampuan berargumen secara ilmiah, kemampuan menggunakan sains untuk membuat keputusan pribadi dan untuk mengambil posisi pada isu sosial dan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif tentang sains.C. Kecocokan antara kualitas teknik pengumpulan data dan konsekuensinya

Indikator yang akan diukur secara nyata terukur harus valid, penilaian harus otentik, dan harus reliable.

D. Keadilan penggunaan instrumen penilaian

Pelaksanaan asesmen harus adilE. Pengambilan kesimpulan berdasarkan asesmenPengambilan kesimpulan berdasarkan asesmen tentang kemampuan dan kesempatan siswa untuk belajar sains yang mengacu pada kebutuhan siswa.4. Standar dalam isi (pembelajaran) sains.Berisi garis-garis besar yang harus diketahui, dipahami, dan dapat dilakukan oleh siswa berdasarkan tingkatan kelasnya masing-masing, mulai dari taman kanak-kanak hingga kelas 12, meliputi:A. Konsep-konsep dan proses dalam sains.Terdiri dari sistem satuan, model, pembuktian, penjelasan, pengukuran, kesetimbangan. Konsep dan proses dalam sains berkaitan dengan disiplin sains dan ide-ide yang membantu siswa memahami alam.B. Sains sebagai inkuiriInkuiri dalam sains mengandung arti sains sebagai proses. Siswa belajar keterampilan-keterampilan seperti observasi, inferensi, dan eksperimen. Sains membutuhkan gabungan antara proses dan pengetahuan sains yang digunakan siswa dalam berpikir kritis yang dapat mengembangkan pemahaman sains.C. Sains fisika

Standar sains fisika meliputi sifat-sifat obyek, posisi dan gerakan obyek, dan cahaya, panas, listrik, dan kemagnetan.D. Sains kehidupan

Standar sains kehidupan meliputi karakteristik organisme, siklus kehidupan organisme, dan organisme dan lingkungannya.

E. Sains bumi dan antariksa

Standar sains bumi dan antariksa meliputi sifat-sifat materi bumi, obyek di antaiksa dan perubahan pada bumi dan antariksa.F. Sains dan teknologi

Standar sains dan teknologi menghubungkan antara alam dan dunia sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan. Siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan menjelaskan suatu masalah, membuat pemecahan masalah termasuk biaya dan resiko, dan analisis keuntungan, pemecahan masalah serta evaluasi pemecahan masalah.G. Sains dalam perspektif pribadi dan sosialStandar sains dalam perspektif pribadi dan sosial memberi fondasi bagi siswa dalam hidup bermasyarakat.H. Sejarah dan dunia sains

Pembelajaran sains tidak terlepas dari sejarah sains. Pembelajaran sejarah pada program sains di sekolah digunakan untuk mengklarifikasi perbedaan aspek inkuiri, aspek manusia, dan peranan sains dalam keberagaman kebudayaan.5. Standar dalam program pendidikan sainsBerisi kondisi yang dibutuhkan program pendidikan sains yang berkualitas, antara lain:A. Konsistensi dari program sains dengan standar lain dan lintas tingkatan kelas

Keefektifan program sains, seperangkat tujuan yang jelas, dan ekspektasi bagi siswa dapat digunakan untuk membuat, mengimplementasikan, dan mengases semua unsur program sains. Sistem yang terpadu, ekspektasi formal dan informal guru harus disesuaikan dengan tujuan dan kurikulum yang dipakai.B. Menyertakan semua konten standar dalam kurikulum yang dibangun sesuai dengan kehidupan siswa secara inkuiri, dan terhubung dengan pelajaran lainKonten dasar sains meliputi delapan kategori, konsep-konsep dan proses dalam sains, sains sebagai inkuiri, sains fisika, sains kehidupan, sains bumi dan antariksa, sains dan teknologi, sains dalam perspektif pribadi dan social, dan sejarah dan dunia sains.

C. Koordinasi antara program sains dengan program matematika

Koordinasi dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan dan pemahaman matematika bagi siswa sebelum dan selama belajar sains. Siswa mengumpulkan data, menganalisis data dan menyusun hipotesis ketika melakukan sebuah penelitian. Analisis data memerlukan perhitungan matematis sehingga kemampuan matematis siswa harus ditingkatkan.D. Ketentuan dari sumber belajar yang tepat dan mencukupi bagi siswa

Guru harus menguasai konten materi pembelajaran yang akan disampaikan dan menggunakan strategi sains dalam pembelajaran. Selain itu, alokasi waktu belajar harus jelas dalam setiap hari, setiap minggu, dan setiap tahun. E. Membangun komunitas yang mendorong, mendukung, menopang guru

Dalam komunitas pelajar, guru bekerja secara bersama untuk mendesain kurikulum dan asesmen yang sesuai. Guru juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan keprofesionalan guru. Tersedianya waktu bagi guru untuk mengobservasi kelas harus ada agar pembelajaran sains di sekolah meningkat.6. Standar dalam sistem pembelajaran sains.Berisi kriteria-kriteria untuk menilai performa dari setiap sistem pendidikan sains, antara lain:A. Kongruensi peraturan yang berpengaruh pada pendidikan sains

Peraturan merupakan refleksi dari sebuah standar program. Jika dalam pelaksanaan pembelajaran sains mengalami perkembangan yang radikal, peraturan dapat mendukung visi yang terkandung dalam standar.B. Koordinasi dari pendidikan sains dalam dan luar institusi dan organisasi

Peningkatan koordinasi dapat dilakukan dengan mengkaji ulang peraturan secara teratur sehingga komunikasi dapat berlangsung dengan baik. C. Keberlangsungan peraturan tentang pendidikan sains sepanjang waktu

Peraturan harus meliputi rencana yang digunakan untuk mengases siswa sepanjang waktu.D. Ketentuan yang diwujudkan dalam peraturan pendidikan sains

Ketentuan yang diterapkan memerlukan keterampilan guru dalam mengembangkan keprofesionalan sehingga tujuan pembelajaran sains di sekolah dapat tercapai dengan baik.E. Kemungkinan efek tak terantisipasi dari peraturan dalam pembelajaran sains

Peraturan harus merefleksikan prinsip bahwa seluruh siswa memiliki kesempatan untuk meningkatkan pencapaian ekspektasi tinggi terhadap standar isi. F. Tanggung jawab individu untuk mendapatkan visi baru tentang pendidikan sains yang digambarkan dalam standar

Seluruh anggota dalam komunitas pendidikan sains memiliki tanggung jawab penuh untuk mengkomunikasikan dan mencapai tujuan yang terdapat dalam standar. Mereka harus memahami visi pendidikan sains sehingga dapat ikut berperan dalam mencapainya. Mereka juga perlu mengetahui pentingnya kontribusinya dalam pendidikan sains untuk pentingnya pendidikan sains.BAGAIMANA JIKA NATIONAL SCIENCE EDUCATION STANDAR DITERAPKAN DI INDONESIA, BAGIAN MANA YANG MENUNJUKKAN INOVASI?National Science Education Standar diterbitkan sebagai standar pembelajaran sains di Amerika Serikat. Ketika standar ini diterapkan di Indonesia, hal ini saja sudah merupakan suatu inovasi, karena hingga saat ini Indonesia belum memiliki standar pendidikan sains selengkap yang dimiliki Amerika Serikat.Beberapa peraturan pemerintah Indonesia seperti tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar, kemudian standar isi maupun standar proses sebenarnya sudah mengarah pada pemberian suatu standar pembelajaran, namun sifatnya masih terlalu umum dan tidak dijelaskan bagaimana cara mencapai standar tersebut. Berbeda dengan National Science Education Standar yang memberikan petunjuk standar secara lengkap dan menyeluruh, mulai dari apa yang harus dimiliki, dikuasai, dan dilakukan guru, siswa, hingga pemerintah sebagai suatu kesatuan yang saling berhubungan, serta dijelaskan bagaimana cara mencapai standar tersebut. Selain itu National Science Education Standar juga memberi standar mulai dari jenjang taman kanak-kanak hingga kelas 12 sebagai sebuah jenjang yang berkelanjutan, tidak berdiri sendiri-sendiri. Kegiatan pembelajaran di Indonesia tidak dipungkiri hingga saat ini penerapan pembelajaran dengan metode inkuiri masih sangat kurang. Banyak hal yang menyebabkannya, antara lain alokasi waktu yang kurang, guru yang kurang menguasai metode inkuiri, hingga siswa yang belum bisa diajak belajar secara inkuiri. Hal-hal tersebut diharapkan dapat diatasi dengan adanya sebuah standar seperti yang dimiliki Amerika. Dimana dalam standar itu dijelaskan bagaimana menciptakan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, dan berbagai informasi-informasi pendukungnya. Melalui inkuiri siswa dapat mengembangkan struktur pengetahuannya dengan lebih baik, serta dapat mengembangkan keterampilan proses mereka.Guru-guru di Indonesia masih kurang familiar dengan istilah asesmen, asesmen lebih sering dipahami dengan istilah evaluasi. Padahal kedua sebenarnya memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Dimana asesmen merupakan suatu penilaian proses yang berkesinambungan, sedangkan evaluasi merupakan penilaian hasil belajar. Dengan anggapan bahwa sains merupakan belajar tentang proses, tentu kurang tepat jika hanya dilakukan evaluasi saja. Dengan adanya suatu standar, diharapkan dapat menyamakan persepsi seluruh guru di Indonesia tentang apa itu asesmen. Dimana melalui asesmen yang tepat dapat dilihat perkembangan struktur pengetahuan siswa, dan keterampilan sains siswa.Peraturan dalam pendidikan sains merupakan refleksi dari program sains. Seluruh anggota komunitas pendidikan sains harus memahami secara jelas isi dari peraturan dalam pendidikan sains, sehingga program sains dapat berjalan dengan baik dan visi pendidikan sains dapat tercapai. Hal ini belum dapat direalisasikan di Indonesia, karena komunitas pendidikan sains di Indonesia seakan masih bekerja sendiri-sendiri, belum membentuk suatu komunitas yang terpadu. Permasalahan tersebut dapat diminimalisir dengan adanya komunikasi yang baik serta adanya suatu standar yang jelas, yang diketahui dan dipahami oleh seluruh anggota komunitas pendidikan sains.