26
REFLEKSI KASUS VERTIGO Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf Rumah Sakit Akademik UGM Pembimbing: dr. Fajar Maskuri, M.Sc, Sp.S Disusun oleh : Tabita Violent Prayitno 13/360632/KU/16026 KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU BAGIAN SARAF

neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

REFLEKSI KASUS

VERTIGO

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen

Ilmu Bagian Saraf

Rumah Sakit Akademik UGM

Pembimbing:

dr. Fajar Maskuri, M.Sc, Sp.S

Disusun oleh :

Tabita Violent Prayitno

13/360632/KU/16026

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU BAGIAN SARAF

RUMAH SAKIT AKADEMIK UGM

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN

KEPERAWATAN

2019

Page 2: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

BAB I

1.1 Identitas PasienNama : Bp. J

Tanggal Lahir : 7 Januari 1977 (42 tahun)

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status perkawinan : Menikah

Pekerjaan : Pegawai

Alamat : Yogyakarta

No CM : 098xxx

Tanggal masuk poli : 13 April 2019

1.2 Data Dasar

Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 13 April 2019 pukul 11.30 WIB di poliklinik

saraf RSA UGM.

1.2.1 Keluhan Utama

Pusing berputar

1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pusing berputar dirasakan semenjak 3 minggu yang lalu, hilang-timbul, terjadi tiba-

tiba dengan durasi 10-15 menit, karateristik seperti terhuyung-huyung, diperparah

dengan gerakan, membaik dengan duduk diam. Mual (+), muntah (-), telinga

berdenging (-), penurunan pendengaran (-) kelainan neurologis (-).

Riwayat pengobatan domperidom, lansoprazole, methycobal.

1.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan serupa

Riwayat trauma sebelumnya : disangkal

Riwayat penyakit paru : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

Page 3: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

Riwayat kejang : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat stroke : disangkal

Riwayat rawat inap : disangkal

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat mengkonsumsi obat-obatan : disangkal

Riwayat Keganasan : disangkal

1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluhan serupa pada keluarga

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat diabetes mellitus : disangkal

Riwayat jantung : disangkal

Riwayat stroke : disangkal

1.2.5 Riwayat Sosial, Ekonomi, Pribadi

Pasien laki-laki berusia 42 tahun, bekerja sebagai pegawai kantor. Pekerjaan pasien sehari-

hari dihabiskan dengan bekerja di depan komputer. Kebiasaan makan pasien sehari-hari

teratur. Pasien merupakan pasien rawat jalan umum, kesan ekonomi menengah .

1.3 Anamnesis Sistem Sistem serebrospinal : Pusing berputar (+)

Sistem kardiovaskular : tidak ada keluhan

Sistem respirasi : tidak ada keluhan

Sistem gastroinstestinal : mual (+)

Sistem musculoskeletal : tidak ada keluhan

Sistem neurologi : tidak ada keluhan

Sistem integument : tidak ada keluhan

Sistem urogenital : tidak ada keluhan

1.4 Resume AnamnesisPusing berputar dirasakan semenjak 3 minggu yang lalu, hilang-timbul, terjadi tiba-tiba

dengan durasi 10-15 menit, karateristik seperti terhuyung-huyung. Gejala disertai mual

diperparah dengan gerakan, membaik dengan duduk diam. Riwayat pengobatan dengan

Page 4: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

domperidom, lansoprazole, methycobal. Riwayat keluhan serupa sebelumnya semenjak

beberapa tahun yang lalu, dan terdapat riwayat keluhan serupa pada keluarga.

1.5 Diagnosa Sementara

Diagnosis Klinis : Vertigo dan nausea

Diagnosis Topis : Sistem vestibular dd non vestibular

Diagnosis Etiologi : Sistem vestibular perifer dd central

1.6 Pembahasan

1.6.1 Pendahuluan

Keseimbangan dipengaruhi oleh 3 input yaitu input sistem visual, propriosepsi, dan

vestibular. Tiga sistem ini selanjutnya saling berintergasi di kompleks nukelus vestibular dan

cerebellum. Lalu, menuju motor neuron untuk mengatur posisi tubuh dan mata sehingga

dapat tercapai keseimbangan. Minimal dibutuhkan 2 sistem yang bekerja dengan baik untuk

menjaga keseimbangan. Diperkirakan 40% pasien dengan keluhan pusing (dizzy) memiliki

disfungsi vestibular perfier, 10% diantaranya memiliki lesi vestibuler pada batang otak, 15%

memiliki kelainan psikiatrik, dan 25% sisanya memiliki permasalah lain seperi pre-sinkop

dan disekuilibrium.

Vertigo didefinisikan sebagai sensasi ilusi pergerakan diri sendiri atau lingkungan meskipun

dalam kenyataannya pergerakan tesebut nihil. Vertigo bukanlah diagnosis melainkan

terminology tidak spesifik untuk mendeskripsikan gejala. Deskripsi pasien sangat

menentukan klasifikasi dari etiologi gejala pusing (dizziness). Oleh karena itu, riwayat atau

anammnesa merupakan identifikasi paling sensitif pada kasus vertigo. Sedangkan

pemeriksaan fisik pada dasarnya hanya mengkonfirmasi riwayat.

1.6.2 Klasifikasi

Vertigo vestibuler : Gejala ini disebabkan tidak simetrisnya system vestibular akibat

disfungsi labirin, nervus vestibular, atau struktur pusat vestibular di batang otak.

Page 5: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

Vertigo non-vestibuler : Gejala vertigo yang disebabkan disfungsi system

proprioseptif atau system visual. Selain itu kelainan pada cervical dapat juga

menyebabkan vertigo (vertigo cervical.

System vestibular perifer merujuk pada organ labirin dari telinga dalam termasuk

kanalis semicircular, utriculus, sacculus, dan saraf vestibularis

Sistem vestibular pusat merujuk pada nuceli vestibular dan batang otak.

Page 6: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

1.6.3 Diagnosis

1.6.3.1 Anamnesis

Informasi pertama yang dapat ditanyakan pada anammnesa adalah sifat atau kualitas sensasi

ketika terjadinya gejala. Tipe pusing dapat dibagi mejadi 3 kategori umum menjadi vertigo,

disekuiblirium, dan pre-sinkop (light-headedness). Vertigo dapat didefiniikan sebagai sensasi

yang salah atas pergerakan pasien atau lingkungan dan biasanya dideskripsikan sebagai rasa

“berputar, goyang beritme, atau terhuyung”. Pasien yang memiliki disekubirium lebih

mengeluhkan kesulitan dalam mengarahkan gerakan/keseimbangan tanpa mengalami ilusi

pergerakan. Biasanya gejala dideskripsikan sebagai “ketidak-seimbangan, perasaan

kikuk/kagok (clumsy), takut terjatuh”. Selain itu, gejala memburuk ketika berdiri atau sedang

bergerak/berjalan. Presinkop memiliki sensasi yang beragam (hendak kehilangan kesadaran,

mata berkunang-kunang, persaan pening dan seperti mabuk) serta memiliki berbagai etiologi

(migraine, vascular, metabolic, drug induces, endocrine)

Tanyakan durasi dari gejala, apakah gejala terjadi terus-menerus atau terjadi secara episodik.

Selanjutnya tanyakan mengenai durasi dari gejala apakah berlangsung selama detik, menit,

jam, hari, atau lebih. Pada pasien yang memiliki vertigo, durasi merupakan komponen

penting. Serangan pada vertigo vestibular perifer biasanya sterotipik dan konsisten. Sebagai

contoh, pada BBPV serangan beragam dan berlangsung kurang dari 1 menit. Sedangkan pada

pasien dengan penyakit meniere biasanya berdurasi 15 menit sampai jam. Pada pasien dengan

vestibular neuritis memiliki gejala pusing berputar secara menetap hingga 24 jam. Pada

pasien dengan Trainsient Ischaemic Attack (TIA) yang melibatkan batang otak durasi dapat

berlangsung hingga 15 menit. Tetapi pada infarc batang otak/ pendaharan cerebellum onset

tejadi secara akut, denga intensitas gejala sangat berat dan berlangusng berjam-jam sehingga

dapat berdampak pada kemampuan untuk berdiri.

Selanjutnya tanyakan mengenai gejala penyerta. Penurunan pendengaran, tinntitus, rasa

penuh telinga dan vertigo sangat kuat membuktikan adanya keterlibatan labirin terutama pada

penyakit meniere disease. Vertigo tanpa keluhan pendengaran dapat disebabkan oleh

pemrsalahan di labirin (BPPV), nervus cranial 8 (vestibular neuritis), batang otak (infarc

vestibular nuclei terisoler), atau kortex cerebri (migraine, seizure). Disfagia, kelamahan

ektermitas, atakasia adalah inidkator adanya keterilabatan system saraf pusat. Sedangkan

pada kelamahan wajah mengindikasikan terjadinya lesi proksimal pada labirin.

Page 7: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

Tanyakan pasien mengenai penyakit sistemik, autoimun, ataupun metabolik. Selain itu

vertigo dapat terjadi pasca kejadian trauma seperti trauma mekanik terhadap kepala atau

struktur telinga dalam atau adanya baro trauma pada tetnara atau penyelam. Selain itu

tanyakan mengnai riwayat infeksi baru-baru ini. Vestibular neuritis dapat dibsebabkan oleh

infeksi viral atau infeksi saluran napas atas. Vertigo dapat menyertai penyakit herpes zoster

oticus atau ramsay hunt syndrome.Tanyakan pula mengenai penyakit supuratif otitis media,

sifilis, atau tuberculosis. Penyakit sistemik seperti diabetes milletus dan sistemik lupus

erythematous juga dapat menyebabkan vertigo.

Vestibular sensitif terhadap pergerakan angular (pergerakan kepala), pergerakan linear sesaat

(perubahan tiba-tiba), dan gravitasi kelainan pada telinga dalam sering diperparah dengan

pergerakan kepala. Pasien dengan kelianan vestibular cenderung menjaga kepala mereka

stabil dan menghindari pergerakan tiba-tiba.

1.7 Diagnosis Sementara

Diagnosis Klinis : vertigo dan nausea

Diagnosis Topis : sistem vestibular

Diagnosis Etiologi : vertigo vestibuler perifer dd central

Page 8: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

BAB II

2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 13 April 2019 pukul 11.00 WIB

2.1.1 Pemeriksaan Umum

a. Kesan umum : baik, compos mentis, E4M6V5

b. Tanda-Tanda Vital :

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Frekuensi nadi : 66x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat

Frekuensi nafas : 20 x/menit, regular, abdomino-thoracal

Suhu tubuh : 36,6 °C

Saturasi : 98 %

2.1.2 Pemeriksaan Umum

2.1.2.1 Kepala

Bentuk kepala normocephal,

2.1.2.2 Leher

Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening pada leher.

2.1.2.3 Wajah

Raut muka pasien baik dan tidak terdapat kelainan facies.

2.1.2.4 Mata

Edema palpebra (-/-), alis mata hitam dan tersebar merata, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

2.1.2.5 Telinga

AD: Bentuk telinga normal, membran timpani tidak dinilai, nyeri tekan (-).AS: Bentuk telinga normal, membrane timpani tidak dinilai, nyeri tekan (-)2.1.2.6 Hidung

Bentuk hidung normal. Tidak tampak deviasi. Tidak tampak adanya sekret. Tidak tampak nafas cuping hidung.2.1.2.7 Mulut

Mukosa gusi dan pipi tidak hiperemis, ulkus (-) , perdarahan gusi (-), sianosis (-),

Perot (-), hipersalivasi (-).

Page 9: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

2.1.2.8 Thoraks

a. Pulmo :

1. Inspeksi : Normochest, gerak dada simetris, retraksi suprasternal dan

supraclavicula (-)

2. Palpasi : Taktil fremitus sama pada paru kanan dan kiri

3. Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru

4. Auskultasi: Suara nafas vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

ii. Cor :

1) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

2) Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

3) Perkusi : Batas kanan bawah:ICS 5 mid axilaris anterior sinistra

Batas kanan atas: ICS 3 mid clavicularis sinistra

Batas kanan bawah: ICS 4 parasternal dekstra

Batas kanan atas: ICS 2 parasternal dekstra

4) Auskultasi: S1-S2 reguler, intensitas normal, murmur (-), gallop (-).

i. Abdomen

1) Inspeksi : Datar, supel.

2) Auskultasi: Bising usus (+), normal (2-6 x menit)

3) Perkusi : Timpani di semua kuadran abdomen

4) Palpasi : Dinding perut supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan

(-), turgor baik

b. Ekstremitas

Simetris, sianosis (-/-), akral hangat (+/+), CRT<2detik, tampak tattoo pada seluruh

bagian tangan (+)

2.1.3 Neurobehaviour

2.1.3.1 Status Psikiatri

a. Tingkah Laku : Normoaktif

b. Perasaan Hati : Normotimik

c. Orientasi : Baik

d. Kecerdasan : Dalam batas normal

e. Daya Ingat : Dalam batas normal

Page 10: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

2.1.3.2 Status Neurobehaviour

a. Sikap tubuh : Simetris

b. Gerakan Abnormal : Tidak ada

c. Cara berjalan : normal gait

d. Ekstremitas : dalam batas normal

2.1.4 Status Neurologis

Nervus Pemeriksaan Kanan Kanan

N. I. Olfaktorius

Daya penghiduTidak

dilakukan

Tidak

dilaukan

N. II. Optikus

N. II. Optikus

Daya penglihatan >4/60 >4/60

Pengenalan warna N N

Lapang pandang N N

Refleks cahaya langsung + +

N. III. Okulomotor

N. III. Okulomotor

Ptosis - -

Gerakan mata ke medial + +

Gerakan mata ke atas + +

Gerakan mata ke bawah + +

Ukuran pupil 3 mm 3 mm

Bentuk pupil Bulat Bulat

Refleks cahaya tidak langsung + +

N. IV. Troklearis

N. IV. Troklearis

Strabismus divergen - -

Gerakan mata ke lat-bwh - -

Strabismus konvergen - -

N. V. Trigeminus

N. V. Trigeminus Menggigit N N

Membuka mulut N N

Sensibilitas muka N N

Page 11: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

Refleks kornea + +

Trismus - -

N. VI. Abdusen

Gerakan mata ke lateral N N

Strabismus konvergen - -

N. VII. Fasialis

N. VII. Fasialis

Kedipan mata + +

Lipatan nasolabial - -

Sudut mulut Dbn Dbn

Mengerutkan dahi Dbn Dbn

Menutup mata - +

Meringis Normal Normal

Menggembungkan pipi Normal Normal

Daya kecap lidah 2/3 ant Tdk dilakukan Tdk

dilakukan

N. VIII.

VestibulokoklearisTerlampir

N. VIII.

Vestibulokoklearis

Mendengar suara bisik Dbn Dbn

Tes garpu tala Tdk dilakukanTdk

dilakukan

N.IX

Glossofaringeus

Arkus Faring Simetris kanan kiri

Daya Kecap 1/3 Belakang Tidak dilakukan

Reflek Muntah Tidak dilakukan

Sengau -

N. X

Vagus

Reflek muntah Tidak dilakukan

Bersuara DBN

Menelan DBN

N. XI

Akesorius

Sikap Bahu Dalam batas normal

Trofi Otot Bahu Eutrofi

Memalingkan Kepala Dalam batas normal

Mengangkat Bahu Dalam batas normal

N. XII

Hipoglossus

Sikap lidah Tidak ada deviasi

Menjulurkan lidah Tidak ada deviasi

Page 12: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

Fasikulasi lidah -

Kekuatan lidah Dalam batas normal

Artikulasi Dalam batas normal

2.1.5 Fungsi Motorik

Gerakan

Kekuatan

2.1.6 Refleks Fisiologis

Refleks Biceps Normal Normal

Refleks Triceps Normal Normal

Refleks Patella Normal Normal

Refleks Achilles Normal Normal

2.1.7 Refleks Patologis

Babinski - -

Chaddock - -

Oppenheim - -

Gordon - -

Schaeffer - -

Mendel Bachterew - -

Rosollimo - -

Gonda - -

Hofman Trommer - -

bebas

bebas

bebas

bebas

5/5/5

5/5/5 5/5/5

5/5/5

normalTonus

normal

normal

normal

Trofi eutrofi

eutrofi

eutrofi

eutrofi

Page 13: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

2.1.8 Fungsi Sensorik

Kanan Kanan

Rasa nyeri Terasa Terasa

Rasa raba Terasa Terasa

Rasa suhu Terasa Terasa

Propioseptif Terasa Terasa

2.1.9 Rangsang Meningeal

Kaku kuduk : negatif

Kernig sign : negatif

Pemeriksaan Brudzinski : : negatif

Brudzinski I : negatif

Brudzinski II : negative

2.1.10 Fungsi Luhur

Fungsi Luhur: normal

Fungsi Vegetatif: dalam batas normal

2.1.11 Tes koordinasi

Past pointing test : tidak dilakukan

Nystagmus : -/-

Tes Romberg : dbn

Tandem gait : dbn

Fukuda test : bergeser ke kiri, menghadap ke kanan depan >45 derajat

Page 14: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

Diskusi II

Romberg Test

Pemeriksaan romberg bertujuan untuk mendiagnosis ataxia sensorik dan mengetahui adanya

abnormalitas proprioseptif. Pemeriksaan romberg hanya dapat dilakukan pada pasien yang

tidak memiliki kelemahan motorik pada ekstermitas bawah, memiliki visus yang baik serta

kooperatif selama pemeriksaan.

Pemeriksaan Romberg dilakukan dengan meminta pasien bediri pada alas datar dengan kedua

kaki rapat. Lengan berada di sisi tubuh serta mata terbuka. Pemeriksa berdiri di dekat pasien

dengan kedua lengan terjulur ke depan sehingga apabila pasien tejratuh pemeriksa dapat

segera menangkap. Obeservasi pasien dalam kondisi tersebut selama 20 detik serta perhatikan

apakah pasen bergoyang atau terjatuh. Selanjutnya pasien diminta menutup kedua matanya

selama 30 detik . Perhatikan kemampuan pasien untuk mempertahankan posisinya agar tetap

tegak.

Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan Romberg dipertajam.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan meminta pasien berdiri dengan kedua kaki berada pada 1

garis, sedangkan ibu jari kaki berada di belakang tumit kaki lainya. Kedua lengan menyilang

di dada dengan telapak tangan menghadap bahu yang berlawanan. Pasien diminta melihat

jauh ke depan. Lakukan pengamatan dalam kondisi mata terbuka selama 20 detik. Kemudian

lakukan pengamatan yang sama dengan mata pasien terututp selama 30 detik.

Pemeriksaan eyed closed tandem Romberg akan menghilangkan input proprioseptif. Ketika

dikombinasi dengan mata terutup, maka tingga tersisa input vestibular. Oleh karena itu pada

pasien dengan gangguan vestibular bilateral berat tidak akan mampu melakukan ECTR dalam

waktu 6 detik.

Interpretasi hasil pemeriksaan Romberg ditentukan dari kemampuan pasien mempertahankan

keseimbangan. Pasien dikatakan tidak dapat mempertahankan keseimbangan apabila

terhuyung dan kaki berubah posisi atau bila pasen benar-benar jatuh. Apabila pasien tidak

dapat merpertahankan keseimbangan sejak awal pemeriksaan dilakukan-saat masih dengan

mata terbuka-maka kemungkinan terdapat gangguan serebelum. Sedangkan apabila pasien

masih dapat mempertahankan kseimbangan denga mata terbuka namun terjatuh dengan mata

Page 15: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

tertutup maka kemungkinan letak ada pada jaras prioprioseptif.

Fukuda test

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengevaluasi fungsi labirin. Untuk dapat melakukan

pemeriksaan ini pasien harus mampu mempertahankan keseimbangan dengan mata terbuka

dan tidak ada kelemahan motoric pada ektermitas bawah.

Teknik tesebut dengan meminta pasien untuk megerjakannya dengan mata terbuka.

Pemeriksaan dilakukan denga meminta psien berdiri dengan kedua lengan ekstensi dan

terjulur ke depan. Selanjutnya diinta berjalan di tempat sebaak 50 langkah dengan mata

tertutup. Hasil pemeriksaan dinyatakan abnormal apabila pasien jatuh atau posisi berdiri

mengalami deviasi >45 derjat dari posisi awal. Pada pasein dengan gangguan vestibular

umumnya akan berdeviasi kearah lesi. Akan tetapi interpretasi hasil pemeriksaan ini perlu

dikofirmasi dengan pemeriksaan lain. Deviasi juga dapat ditemuka pada orang normal yang

tidak meiliki keluhan gangguan keseimbangan.

Past pointing test

Pemeriksaan ini berutjuan untuk mengevaluasi fungsi serebelum dan atau sistem vestibular

sebelum melakukan pemeriksaan ini perlu dipastikan terlebih dahulu bahwa pasien tidak

mengalami paresis pada ektermitas atas.

Pemeriksaan dilakukan dengan meminta pasien mengektensikan lengannya denga posisi jari

telunjuk ektensi. Pasien kemudian mengarahkan jari telunjuknya ke jari telunjuk pemeriksa.

Gerakan dilakukan beberapa kali dengan mata terbuka telrebih dahulu kemudian dengan mata

tertutup. Dengan mata tertutup pasien diminta mengketensikan lengannya sampai di atas

kepala, kemudian turun kembali dan menyentuhkan ujung jari telunjukanya ke jari telunjuk

pemeriksa. Posisi jari tangan pemeriksa tidak berpindah-pindah.

Hasil pemeriksaan positif apabila lengan pasien mengalami deviasi dari target (jari

pemeriska) dan arah deviasi konsisten pada beberapa kali pengulangan. Pada gangguan

vestibular akut, sisi labirin yang normal akan mendorong lengan ke arah sisi abnormal

sehingga jari pasien tidak tepat mengenai targetnya. Devasi ini dapat ditemukan pada keuda

lengan dengan arah yang sama. Sedangkan pada vestibulapati setelah fase kompensasi

terlewati, past pointing test akan negative. Pada gangguan serebelum lengan ipsilateral lesi

Page 16: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

akan mengalami ataksia dan inkoordinasi. PTT hanya tergaggu pada lengan ipsilateral lesi

Nystagmus

Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan letak lesi pada sistem vestibular perifer atau

sentral.

Pemeriskaan dilakukan dengan meminta pasien mengikuti gerakan jari pemeriksa dengan

deviasi gerakan bola mata maksimal 30 derajat. Gerakan dilakukan ke arah vertical dan

horizontal. Apabila mata melirik maksimal ke lateral dapat timbul nystagmus fisisologis (end

point nystagmus)

Koordinasi/fungsi cerebellum

Kemampuan koordinasi diatur oleh serebelum, berperan dalam mensinergikan kontraksi otot

dengan mengatur tonus otot dan koordinasi pada gerakan volunteer.

Gangguan pada cerebelum tidak menyebabkan kelemahan tetapi akan mempengaruhi

gerakan.

Pasien dengan gangguan cerebellum biasanya mengeluhkan tremor, inkoordinasi, kesulitan

berjalan, kesulitasn berbicara (disatria). Pada pemeriksaan dapat ditemukan nystagmus,

hypotonia, juga dysmetria.

Dix-hallplike Maneuver

Page 17: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

Pada pasien ini hanya ditemukan kelainan pada fukuda test sehingga memiliki gangguan di

vestibular.

Page 18: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

2.2 Diagnosa Akhir

Diagnosis Klinis : Vertigo dan nausea

Diagnosis Topis : Sistem vestibular

Diagnosis Etiologi : Sistem vestibular perifer

2.3 Prognosis• Death : dubia ad bonam• Disease : dubia ad bonam• Disability : dubia ad bonam• Discomfort : dubia ad bonam• Dissatisfaction : dubia ad bonam• Destitution : dubia ad bonam

Page 19: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

2.4 Pengobatan

Pada pasien ini diberikan pengobatan

Flunarizine 5 mg tablet : Merupakan bocker H-1 reseptor dan memiliki calcium

channel blocking effect

Dramamine 50 mg tablet : Merupakan dimenhdyrninate

Merlopam 2 mg tablet : Lorazepam sebagai anti anxietas

Pada pelayanan fasilitas kesehatan primer dapat diberikan terapi farmakologis sebagai

berikut:

Antihistamin seperti dimenhidrinat atau difenhiramin. Dimenhidrinat memiliki lama kerja

selama 4-6 jam dapat diberikan oral dengan dosis 25-50 mg, terbagi 4 kali dalam sehari.

Dimenhydrinate adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan menangani mual, muntah,

dan pusing akibat Motion sickness. Motion sickness terjadi ketika sensasi gerakan di dalam

telinga berbeda dengan sensasi gerakan yang dilihat orang tersebut. Difenhidramin bekerja

dengan cara menghambat kerja zat yang bernama histamine, sehingga mencegah stimulasi

saraf di otak dan telinga dalam yang bisa menyebabkan mual, muntah dan pusin.

Difemhidramin hcl memiliki aktivitas 4-6 jam dapat diberikan 25 mg atau 1 kapsul-50 mg.

Pemberian obat ini dapat dilakukan 4x sehari per oral

Betahistine dipercaya dapat melebarkan pembuluh darah di telinga bagian dalam dan

mengurangi tekanan di telinga dalam, dengan mempengaruhi zat kimia yang dinamakan

histamine. Efek ini yang membuat betahistine digunakan sebagai pengobatan dalam

mengatasi vertigo. Betahistin HCL dapat diberikan dengan dosis 8-24 mg 3 x sehari, dengan

dosis maksmium 6 tablet terbagi dalam beberapa dosis.

Kalsium antagonis memiliki kegunaan untuk menekan fungsi vestibular dan dapat menguragi

respon akselerasi angular dan linier. Dosis diberikan 15-30 mg, sebanyak3 kali sehari atau

1x75 mg sehari.

Pada BBPV kanal posterior dapat dilakukan beberapa mauever seperti epley, semont, brand

daroff. Karena penyebab vertigo beragam sementara penderita sering kali merasa terganggu

Page 20: neurorsaugm.files.wordpress.com · Web viewREFLEKSI KASUS. VERTIGO. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Bagian Saraf. Rumah. Sakit

dengna keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan pengobatan simptomatik. Sebagian

besar kasus terapi dapat dihentikan setelah beberapa minggu menggunakan obat.