wildan Pola Proteksi Gardu Induk

Embed Size (px)

Citation preview

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    1. POLA PROTEKSI GARDU INDUK

    Sistem proteksi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi

    tenaga listrik, selain untuk melindungi peralatan utama bila terjadi gangguan

    hubungsingkat, system proteksi juga harus dapat mengeliminiir daerah yang

    terganggu dan memisahkan daerah yang tidak tergangggu, sehingga gangguan

    tidak meluas dan kerugian yang timbuk akibat gangguan tersebut dapat di

    minimalisasi. Relai proteksi gardu induk seperti yang terlihat pada gambar 1.1

    terdiri dari :

    Relai proteksi Trafo Tenaga

    Relai proteksi busbar atau kopel

    Relai proteksi PMT

    Relai proteksi kapasitor dan reaktor

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    1

    Gbr 1.1 : Diagram Proteksi gardu induk

    NGR : 12 1000A

    NGR: 12 1000 A

    UNINDOTD-2 (60 MVA)

    PLTG

    BUS 150KV-4000AIII

    Proteksi BUSBAR

    Proteksi PHT Proteksi PHT

    Proteksi PEMBANGKIT

    OHL OHL

    Proteksi TRAFOProteksi TRAFO

    Proteksi FEEDER

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    1.1 Proteksi Trafo TenagaPeralatan proteksi trafo tenaga terdiri dari Relai Proteksi, Trafo Arus (CT), Trafo

    Tegangan (PT/CVT), PMT, Catu daya AC/DC yang terintegrasi dalam suatu

    rangkaian, sehingga satu sama lainnya saling keterkaitan. Fungsi peralatan

    proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian

    jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta sekaligus

    mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih

    besar

    a). Gangguan pada Trafo Tenaga o Gangguan internal

    Gangguan yang terjadi di daerah proteksi trafo, baik di dalam trafo

    maupun diluar trafo sebatas lokasi CT.

    Penyebab gangguan internal biasanya akibat ;

    - Kegagalan isolasi pada belitan, lempengan inti atau baut pengikat

    inti atau Penurunan nilai isolasi minyak yang dapat disebabkan

    oleh kualitas minyak buruk, tercemar uap air dan adanya

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    2

    RELAI PROTEKSI

    OCR/GF3

    RELAI PROTEKSI

    CT150

    PMT 150 KV

    PMT 20 KV

    CT20

    CTN150

    CTN20

    NGR

    Indikasi relai

    Data Scada

    Event Recorder

    Disturbance Recorder

    CATU DAYADC / AC

    Gbr 1.2 : Peralatan sistem proteksi trafo tenaga 150/20 kV

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    dekomposisi karena overheating, oksidasi akibat sambungan

    listrik yang buruk

    - Kebocoran minyak

    - Ketidaktahanan terhadap arus gangguan (electrical dan

    mechanical stresses)

    - Gangguan pada tap changer

    - Gangguan pada sistem pendingin

    - Gangguan pada bushing

    Gangguan internal dapat dikelompokan menjadi incipient fault dan

    active fault

    Incipient fault : gangguan terbentuk lambat, dan akan berkembang menjadi gangguan besar jika tidak terdeteksi dan tidak diatasi.

    Seprti Overheating, overfluxsing, dan over presure

    Penyebab Overheating

    Ketidaksempurnaan sambungan baik elektrik maupun magnetik

    Kebocoran minyak

    Aliran sistem pendingin tersumbat

    Kegagalan kipas atau pompa sistem pendingin

    Penyebab overfluxingTerjadi saat overvoltage dan under frekuensi, dapat menyebabkan

    bertambahnya rugi-rugi besi sehingga terjadi pemanasan yang

    dapat menyebabkan kerusakan isolasi lempengani inti dan bahkan

    isolasi belitan

    Penyebab Overpressure

    Pelepasan gas akibat overheating

    Hubung singkat belitan-belitan sefasa

    Pelepasan gas akibat proses kimia

    Active fault : disebabkan oleh kegagalan isolasi atau komponen

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    3

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    lainnya yang terjadi secara cepat dan biasanya dapat menyebabkan

    kerusakan yang parah

    Penyebab gangguan Active fault yaitu sbb ;

    Hubung singkat fasa-fasa atau fasa dengan ground

    Hubung singkat antar lilitan sefasa (intern turn)

    Core faults

    Tank faults

    Bushing flashovers

    o Gangguan eksternalGangguan yang terjadi diluar daerah proteksi trafo. Umumnya

    gangguan ini terjadi pada jaringan yang akan dirasakan dan

    berdampak terhadap ketahanan kumparan primer maupun

    sekunder/tersier Trafo. Fenomena gangguan ekternal seperti :

    Hubungsingkat pada jaringan sekunder atau tersier (penyulang) yang menimbulkan through fault current. Frekuensi dan besaran

    arus gangguan diprediksi akan mengurangi umur operasi trafo.

    Pembebanan lebih (Overload ) Overvoltage akibat surja hubung atau surja petir Under atau over frequency akibat gangguan sistem External system short circuit

    b). Fungsi Proteksi Trafo tenaga terhadap gangguan Untuk memperoleh efektifitas dan efisen dalam menentukan sistem

    proteksi trafo tenaga, maka setiap peralatan proteksi yang dipasang

    harus disesuaikan dengan kebutuhan dan prediksi gangguan yang

    akan terjadi yang mengancam ketahanan trafo itu sendiri. Jenis relai

    proteksi yang dibutuhkan seperti tabel-1

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    4

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Tabel-1 : Kebutuhan fungsi relai proteksi thd berbagai gangguan

    c) Pola Proteksi Trafo tenaga berdasarkan SPLN 52-1Kebutuhan peralatan proteksi trafo berdasarkan kapasitas trafo sesuai

    SPLN adalah seperti pada tabel-2. Tabel-2 :Kriteria sistem proteksi sesuai SPLN 52-1

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    5

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    d) Proteksi utama Trafo TenagaProteksi utama adalah suatu sistem proteksi yang diharapkan sebagai

    prioritas untuk mengamankan gangguan atau menghilangkan kondisi

    tidak normal pada trafo tenaga. Proteksi tersebut biasanya

    dimaksudkan untuk memprakarsainya saat terjadinya gangguan

    dalam kawasan yang harus dilindungi. (lEC 15-05-025).

    Ciri-ciri pengaman utama :

    waktu kerjanya sangat cepat seketika (instanteneoues)

    tidak bisa dikoordinasikan dengan relai proteksi lainnya

    Tidak tergantung dari proteksi lainnya

    Daerah pengamanannya dibatasi oleh pasangan trafo arus,

    dimana relai differensial dipasang

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    6

    OCR/GFR50/51/51G

    REL 20 kV

    OCR/GFR50/51P/51GP

    OCR/GFR50/51S/51GS

    87T

    87NP

    87NS

    SBEF51NS

    Gbr 1.2.0 : Sistem proteksi trafo tenaga 150/20 kV

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    1.1.1 Differential relay ( 87T )Relai diferensial arus berdasarkan H. Kirchof, dimana arus yang

    masuk pada suatu titik, sama dengan arus yang keluar dari titik

    tersebut

    Relai diferensial arus membandingkan arus yang melalui daerah

    pengamanan

    Fungsi relai diferensial pada trafo tenaga adalah Mengamankan

    transformator dari gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam

    transformator, antara lain hubung singkat antara kumparan dengan

    kumparan atau antara kumparan dengan tangki. Relai ini harus

    bekerja kalau terjadi gangguan di daerah pengamanan, dan tidak

    boleh bekerja dalam keadaan normal atau gangguan di luar daerah

    pengamanan.

    Relai ini merupakan unit pengamanan dan mempunyai selektifitas

    mutlak. Karakteristi diffrensial relay

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    7

    (I1-I2 )

    Slope = IdIh

    Ih

    Id

    Idm

    Slope 1

    Slope 2

    Operate area

    block area

    100 %

    Gbr 1.2.1a : prinsip kerja relai differensial

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    1.1.2 Restricted Earth Fault (REF)Prinsip kerja relai REF sama dengan dengan relai differensial yaitu

    membandingkan besarnya arus sekunder kedua trafo arus yang

    digunakan, akan tetapi batasan daerah kerjanya hanya antara CT

    fasa dengan CT titik netralnya. REF ditujukan unuk memproteksi

    gangguan 1-fasa ketanah

    Pada waktu tidak terjadi gangguan/keadaan normal atau gangguan di

    luar daerah pengaman, maka ke dua arus sekunder tersebut di atas

    besarnya sama, sehingga tidak ada arus yang mengalir pada relai,

    akibatnya relai tidak bekerja.

    Pada waktu terjadi gangguan di daerah pengamanannya, maka

    kedua arus sekunder trafo arus besarnya tidak sama oleh karena itu,

    akan ada arus yang mengalir pada relai, selanjutnya relai bekerja. Fungsi dari REF adalah untuk mengamankan transformator bila ada

    gangguan satu satu fasa ke tanah di dekat titik netral transformator yang

    tidak dirasakan oleh rele differensial

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    8

    (I1+I2)/2Gbr 1.2.1b : Karakteristik kerja relai differential

    Gbr 1.2.2 : Rangkaian arus relai REF saat terjadi ggn ekternal

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    1.1.3 Proteksi CadanganProteksi cadangan adalah suatu sistem proteksi yang dirancang untuk

    bekerja ketika terjadi gangguan pada sistem tetapi tidak dapat diamankan

    atau tidak terdeteksinya dalam kurun waktu tertentu karena kerusakan atau

    ketidakmampuan proteksi yang lain (proteksi utama) untuk mengerjakan

    Pemutus tenaga yang tepat.

    Proteksi cadangan dipasang untuk bekerja sebagai pengganti bagi proteksi

    utama pada waktu proteksi utama gagal atau tidak dapat bekerja

    sebagaimana mestinya. (IEC l6-05-030).

    Ciri-ciri pengaman cadangan :

    waktu kerjanya lebih lambat atau ada waktu tunda (time delay), untuk

    memberi kesempatan kepada pengaman utama bekerja lebih dahulu.

    Relai pengaman cadangan harus dikoordinasikan dengan relai proteksi

    pengamanan cadangan lainnya di sisi lain.

    Secara sistem, proteksi cadangan terpisah dari proteksi utama

    Pola Proteksi cadangan pada trafo tenaga umumnya terdiri dari OCR

    untuk gangguan fasa-fasa atau 3-fasa dan GFR untuk gangguan 1-fasa

    ketanah seperti yang terlihat pada tabel-1 di atas.

    1.1.3.1 Relai Arus Lebih (50/51)Prinsip kerja relai arus lebih adalah berdasarkan pengukuran arus,

    yaitu relai akan bekerja apabila merasakan arus diatas nilai settingnya.

    OCR dirancang sebagai pengaman cadangan Trafo jika terjadi

    gangguan hubung singkat baik dalam trafo (internal fault) maupun

    gangguan ekternal (external fault). Oleh karena itu, setting arus OCR

    harus lebih besar dari kemampuan arus nominal trafo yang diamankan

    (110 120% dari nominal), sehingga tidak bekerja pada saat trafo

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    9

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    dibebani nominal, akan tetapi harus dipastikan bahwa setting arus relai

    masih tetap bekerja pada arus hubung singkat fasa-fasa minimum.

    Karateristik waktu kerja terdiri dari :

    - Definite

    - Normal/Standar inverse

    - Very inverse

    - Long time inverse

    Relai ini digunakan untuk mendeteksi gangguan fasa fasa,

    mempunyai karakteristik inverse (waktu kerja relai akan semakin cepat

    apabila arus gangguan yang dirasakannya semakin besar) atau

    definite (waktu kerja tetap untuk setiap besaran gangguan). Selain itu

    pada relai arus lebih tersedia fungsi high set yang bekerja seketika

    (moment/instantaneous).

    Untuk karakteristik inverse mengacu kepada standar IEC atau

    ANSI/IEEE. Relai ini digunakan sebagai proteksi cadangan karena

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    10

    Gbr 1.3.1 : Kurva / karakteristik inverse

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    tidak dapat menentukan titik gangguan secara tepat, dan juga

    ditujukan untuk keamanan peralatan apabila proteksi utama gagal

    kerja.

    Agar dapat dikoordinasikan dengan baik terhadap relai arus lebih disisi

    yang lain (bukan relai arus lebih yang terpasang di penghantar), maka

    karakteristik untuk proteksi penghantar yang dipilih adalah kurva yang

    sama yaitu standard inverse (IEC) / normal inverse (ANSI/IEEE).

    1.1.3.2 Ground Fault Relay (50N/51N)Prinsip kerja GFR sama dengan OCR yaitu berdasarkan pengukuran

    arus, dimana relai akan bekerja apabila merasakan arus diatas nilai

    settingnya.

    GFR dirancang sebagai pengaman cadangan Trafo jika terjadi

    gangguan hubung singkat fasa terhadap tanah, baik dalam trafo

    (internal fault) maupun gangguan ekternal (external fault). Setting arus

    GFR lebih kecil daripada OCR, karena nilai arus hubungsingkatnya

    pun lebih kecil dari pada arus hubung singkat fasa-fasa.

    Karateristik waktu kerja terdiri dari :

    - Definite

    - Normal/Standar inverse

    - Very inverse

    - Long time inverse

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    11

    Gbr 1.3.2 : Kurva / karakteristik Rele

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Relai ini digunakan untuk mendeteksi gangguan fasa tanah,

    sehingga karakteristik waktu yang dipilihpun cenderung lebih lambat

    daripada waktu OCR. Pada GFR setting highset diblok, kecuali untuk

    tahanan 500 ohm di sisi sekunder trafo.

    1.1.3.3 Stand By Earth Fault (SBEF)Di Indonesia ada tiga jenis pentanahan netral yaitu dengan tahanan

    rendah (12 , 40 ), langsung (solid) dan pentanahan dengan

    tahanan tinggi (500 ). Stand By Earth Fault adalah rele

    pengamanan untuk sistem pentanahan dengan Neutral Grounding

    Resistance (NGR) pada trafo.

    Penyetelan relai SBEF ini mempertimbangkan faktor faktor sebagai

    berikut :

    o Pola pentanahan netral trafoo Ketahanan termis tahanan netral trafo (NGR)o Ketahanan shielding kabel disisi dipasang NGR (khususnya

    pada sistem dengan netral yang ditanahkan langsung atau

    dengan NGR tahanan rendah)

    o Sensitifitas relai terhadap gangguan tanaho Pengaruh konfigurasi belitan traso (dilengkap dengan belitan

    delta atau tidak)

    Untuk pemilihan waktu dan karakteristik SBEF dengan

    memperhatikan ketahanan termis NGR. Karena arus yang mengalir

    ke NGR sudah dibatasi oleh resistansi terpasang pada NGR iru

    sendiri. Karena nilai arus yang flat, maka pemilihan karakteristik

    waktu disarankan menggunakan Definite atau Long Time Inverse

    1. Tahanan Rendah, NGR 12 Ohm, 1000 A, 10 detik

    Jenis relai : relai gangguan tanah tak berarah (SBEF, 51NS) Karakteristik : long time inverseSetelan arus : (0.1 0.2) x In NGRSetelan waktu : 50% x ketahanan termis NGR, pada If=1000 ASetelan arus highset : tidak diaktifkan

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    12

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    2. Tahanan Rendah, NGR 40 Ohm, 300 A, 10 detik

    Jenis : relai gangguan tanah (SBEF, simbol 51NS)Karakteristik : Long Time InverseSetelan arus : (0.3 0.4) x In NGRSetelan waktu : 50 % x ketahanan termis NGR, pada If=300 ASetelan arus high-set : tidak diaktifkan

    3. Tahanan Tinggi, NGR 500 Ohm, 30 detik.

    Jenis : relai gangguan tanah tak berarahKarakteristik : long time inverse (LTI)/ definiteSetelan arus : (0.2 0.3) x In NGRSetelan waktu : 1. 8 detik (LTI) trip sisi incoming dan 10 detik untuk sisi

    150 KV pada If=25 A untuk NGR yang mempunyai t =

    30 detik

    2. Apabila belum ada relai dengan karakteristik LTI maka

    menggunakan definite, t1=10 detik (trip sisi 20 kV) dan t2

    = 13 detik (trip sisi 150 kV).

    1.1.3.4 Over/Under Voltage Relay (59/27)Over Voltage Relay (OVR dan Under Voltage Relay adalah relay

    yang mengamankan peralatan instalasi dari pengaruh perubahan

    tegangan lebih atau tegangan kurang. Peralatan instalasi mempunyai

    nilai batas maksimum dan minimum dalam pengoperasiannya. Jika

    melebihi nilai maksimum atau minimum batas kerja operasinya,

    peralatan tersebut dapat rusak. Sehingga untuk mejaga peralatan

    dari kerusakan akibat perubahan tegangan yang signifikan tersebut

    dibutuhkan OVR dan UVR.

    Prinsip dasar OVR dan UVR adalah bekerja apabila dia mencapai

    titik setingannya. OVR akan bekerja jika tegangan naik, melebihi dari

    setingannya, sedangka UVR bekerja jika tegangan turun, kurang dari

    nilai setingannya.

    OVR diaplikasikan pada :1. Sebagai pengaman gangguan fasa ke tanah [ pergeseran titik

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    13

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    netral ] pada jaringan yang disupli dari trafo tenaga dimana

    titik netralnya ditanahkan melalui tahanan tinggi /

    mengambang .

    2. Sebagai pengaman gangguan fasa ke tanah stator generator

    dimana titik netral generator di tnahkan lewat trafo distribusi .

    3. Sebagai pengaman overspeed pada generator .

    UVR diaplikasikan pada: 1. Berfungsi mencegah srating motor bila suplai tegangan

    turun .

    2. Dalam pengamanan sistem dapat dikombinasikan dengan

    relai frekuensi kurang .

    Karakteristik waktu OVR/UVR adalah inverse :

    a. Under Voltage Relay

    b. Over Voltage Relay

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    14

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Ket :

    t : waktu

    K : Kosntanta (5 atau 40)

    V : tegangan input

    Vs : tegangan seting

    Tms: Time Multiple Setting

    1.2 Proteksi Busbar / Diameter / KopelPeralatan proteksi busbar dirancang untuk mengamankan peralatan busbar

    jika terjadi gangguan hubungsingkat pada busbar. Pada sistem gardu induk

    yang menggunakan 3-PMT atau satu-setengah PMT (one and a half

    breaker), proteksi busbar disebut juga proteksi diameter. Gangguan

    hubung singkat pada busbar umumnya jarang terjadi, namun jika terjadi

    dampaknya sangat besar terhadap ketahanan peralatan instalasi dan dapat

    menimbulkan masalah stabilitas transient, serta dapat menimbulkan

    pemadaman yang meluas.

    Oleh karena itu fungsi proteksi busbar atau diameter, selain untuk

    menghindari kerusakan peralatan instalasi, juga sangat diharapkan dapat

    menghindari pemadaman secara menyeruh dalam suatu gardu induk jika

    terjadi gangguan hubung singkat di busbar.

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    15

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Macam-macam proteksi busbar/diameter pada sistem tegangan tinggi /

    ekstra tinggi yaitu :

    Relai Differential busbar

    Relai Arus Sirkulasi (Circulating Current Protection CCP)

    Relai Kegagalan PMT ( Circuit Breaker Failure CBF)

    Relai Arus Jangkauan Pendek (Short Zone Protection SZP)

    Relai Arus Lebih Gangguan fasa-fasa (OCR)

    Relai arus Lebih gangguan fasa-tanah (GFR)

    1.2.1 Relai Differential BusbarMengingat besarnya dampak yang ditimbulkan akibat gangguan hubung

    singkat di busbar, maka dirancang suatu proteksi yang selektif dan

    dapat bekerja dengan cepat.

    Keuntungan relai Differential busbar antara lain :

    Waktu pemutusan yang cepat (pada basic time)

    Bekerja untuk gangguan di daerah proteksinya.

    Tidak bekerja untuk gangguan di luar daerah proteksinya.

    Selektfi, hanya mentripkan pmt-pmt yang terhubung ke seksi yang

    terganggu.

    Imune terhadap malakerja, karena proteksi ini mentripkan banyak

    pmt

    Kerugian relai Differential busbar antara lain :

    Pemasangannya lebih rumit harus mengontrol status PMT dan PMS

    Relatif lebih mahal dibandingan dengan relai arus lebih, karena

    dibutuhkan CT pada setiap bay yang diproteksi

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    16

    150KV

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Konfigurasi pemutus yang digunakan pada gardu induk tegangan tinggi

    yang menggunakan skema konfigurasi sat-setengah pmt ( circuit breaker

    and a half ). Relai differential busbar (buspro) diterapkan di kedua busbar

    dengan pola duplikasi (BBP-A1 & BBP-A2 dan BBP-B1 & BBP-B2 )

    Rangkaian yang paling sederhana untuk memberikan proteksi busbar

    duplikasi adalah skema duplikasi menggunakan relai impedansi tinggi

    seperti pada sistem proteksi sisi tegangan tinggi trafo tenaga.

    Pemutusan diberikan berdasarkan susunan pemutusan dua dari dua

    (two-out-of-two) untuk memenuhi persyaratan pengamanan sistem.

    Sebuah skema tunggal berdasarkan prinsip diferensial bias impedansi

    rendah dapat digunakan pada skema proteksi busbar numerik. Skema ini

    memiliki susunan integrasi penuh, serta tingkat keamanan dan

    kehandalan diberikan oleh skema monitor internal (internal watchdog)

    sehingga tidak diperlukan skema duplikasi penuh.

    Jenis/pola proteksi busbar banyak ragamnya, tetapi yang akan di bahas

    disini adalah proteksi busbar diferensial dengan jenis low impedans dan high impedans.

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    17

    B

    A

    BBP-1

    BBP-2

    CT1-1 CT1-2 CT1-3 CT1-4

    CT2-1 CT2-2 CT2-3

    OHL-1 OHL-2TD-1 TD-2 TD-3

    KOPEL

    Gbr 2.1.0 : Pola proteksi Differensial Busbar pada gardu induk 150 kV

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    a). Differential Jenis Low ImpedanceRelai diferensial bekerja berdasarkan hukum Kirchoff yaitu jumlah arus

    yang melalui satu titik sama dengan nol. Pada relai diferensial yang

    dimaksud suatu titik adalah daerah yang diamankan (protected zones)

    yang dibatasi trafo arus yang tersambung ke relai diferensial Pada

    keadaan tanpa gangguan atau gangguan di luar daerah yang

    diamankan, jumlah arus yang melalui daerah yang diamankan sama

    dengan nol. Pada keadaan gangguan di dalam daerah yang

    diamankan, jumlah arus yang melalui daerah yang diamankan tidak

    sama dengan nol.

    Relai diferensial jenis low impedans merupakan relai diferensial arus,

    secara sederhana dapat digambarkan seperti Gambar 2.1.1.

    Perbedaan (diferensial) arus yang melalui daerah yang diamankan ini

    akan melalui operating coil relai.

    Secara umum relai diferensial arus adalah : Membandingkan besaran arus yang melalui suatu daerah yang

    diamankan Relai ini harus bekerja jika gangguan di dalam daerah yang

    diamankan dan harus stabil jika gangguan di luar daerah proteksi. Merupakan suatu unit protection

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    18

    IA

    Protected ZonesEnd A End B

    IB

    F1

    IR1 = 0

    Gbr 2.1.1 : Pola proteksi Differensial Busbar jenis low impedance

    F2

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Pada saat terjadi gangguan diluar daerah pengamanannya (F1), arus diferensial yang masuk ke relai IR = 0, sebaliknya jika gangguan terjadi didaerah pengamananya IR 0 , sehingga relai akan bekerja

    Karakteristik kerja Daerah pengaman adalah di dalam daerah yang dilingkupi CT

    yang tersambung ke relai diferensial. Bekerja seketika. Tidak perlu dikoordinasikan dengan pengaman lain merupakan pengaman utama dan tidak berlaku sebagai

    pengaman cadangan.

    a) b)

    Relai diferensial jenis non bias menggunakan relai arus lebih sebagai operating coil dan pada kondisi arus gangguan eksternal yang besar sekali relai ini tidak stabil.

    Hal ini disebabkan oleh : Komponen dc arus gangguan tidak sama Kejenuhan setiap CT tidak sama Rasio setiap CT tidak tepat sama

    Relai diferensial jenis bias memperbaiki kelemahan di atas dengan prosentasi slope tertentu seperti pada Gambar 2.1.3

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    19

    Gambar 2.1.2 a) Jenis Non Bias Relai b). Jenis Bias relai

    Operate Operate

    RestrainRestrain

    I diff I diff

    Trough current Trough current

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Setelan arus kerja :

    % min pick up =

    Berdasarkan persamaan diatas maka :Arus minimum pick up : 30 40% InSetelan slope : 30 50% dengan pertimbangan :

    Kesalahan trafo arus CT : 10 % Mismatch : 4 % Arus eksitasi : 1 % Faktor keamanan : 5 %

    Cek Zone :

    check zone berfungsi untuk memastikan bahwa gangguan merupakan

    gangguan internal dan untuk mencegah maloperasi jika ada kelainan

    pada proteksi busbar masing-masing zone, misalnya ada wiring yang

    terbuka atau terhubung singkat.

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    20

    IA

    Protected ZonesEnd A End B

    IB

    Gambar 2.1.3 Relai diferensial arus

    B = bias / restrain coil

    x 100 %

    IA IB= (IA + IB) / 2

    X 100 %

    smallest current in operating coil to cause operation

    rated current of the operating coil

    Setelan slope : % slope =

    x 100 %current in operating coil to cause operation

    current in restraining

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Jika terjadi gangguan pada zone 1, maka jumlah arus dari masing-masing

    CT a, b dan c tidak sama dengan nol, akibatnya ada arus yang melalui

    relai R1. Hal ini juga dirasakan oleh relai R3 yang akan menutup

    kontaknya untuk memberi tegangan positip, dan dengan menutupnya

    kontak dari relai R1 maka sinyal trip akan dikirim ke pmt yang dilingkupi

    CT a,b dan c. Dengan demikian zone 1 dapat diisolir dari sistem.. Jika

    ada rangkaian arus yang terbuka pada zone proteksi, maka pada saat

    beban yang cukup besar atau pada saat ada gangguan eksternal, akan

    menyebabkan proteksi busbar pada zone tersebut tidak stabil atau relai

    dari busbar tersebut akan menutup kontaknya. Tetapi dengan adanya

    chek zone, relai tersebut tidak mendapat tegangan positip sehingga mal

    operasi dapat dicegah.

    b) Relai diferensial busbar jenis high impedance.Relai Differensial jenis High impedance menggunakan stabilising resistor

    yang dipasang seri dengan relai diferensial arusnya. Relai disetting

    dengan memperhitungkan sensitivitas untuk gangguan internal dan

    stabilitas untuk gangguan eksternal. Sensitivitas terhadap gangguan

    internal ditentukan oleh besarnya setting arus relai

    Setelan arus ditentukan (20% 30%) In CT.

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    21

    R

    RstabRct1 RL1 RL2 Rct2

    CT2CT1

    VIf

    If

    Ekivalensi CT jenuhIF

    Gambar 2.1.4 Relai diferensial jenis high impedance

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Stabilitas untuk gangguan eksternal ditentukan oleh besarnya nilai

    stabilising resistor yang dihitung berdasarkan drop tegangan pada salah

    satu rangkaian CT (V) pada arus hubung singkat eksternal maksimum (If)

    dengan salah satu CT jenuh. Besarnya tegangan pada terminal

    stabilising resistor dan relai (VR) harus diset lebih besar dari drop

    tegangan tersebut, sehingga pada kondisi terburuk ini relai masih stabil.

    Setelan tegangan harus lebih besar dari tegangan pada terminal

    stabilising resistor.

    Dimana V = tegangan jatuh pada terminal stabilising resistor

    k = Faktor keamanan (antara 1.5 2.0 )

    Karena relai diset pada arus hubung singkat tertentu, jika suatu saat arus

    hubung singkat tersebut bertambah besar dan salah satu relai jenuh

    maka relai tersebut menjadi tidak stabil untuk gangguan eksternal, tetapi

    akan tetap stabil jika tidak ada CT yang jenuh.

    Dari uraian di atas dapat dikatakan relai differential high impedance

    memiliki stabilitas yang lebih baik untuk gangguan eksternal khususnya

    jika terjadi kejenuhan dari salah satu CT.

    Tidak seperti relai differensial low impedance yang memiliki bias/restraint yang dapat menetralisir akibat perbedaan rasio (delta rasio kecil) pada gangguan eksternal, relai high impedance tidak memiliki kemampuan ini sehingga disyaratkan CT yang digunakan memiliki rasio yang sama.Secara keseluruhan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk relai diferensial high impedance ini adalah (pertimbangan dalam menentukan setelan):

    - rasio CT sama- resistansi CT rendah- knee voltage CT tinggi- burden wiring CT rendah- CT jenis low reactance

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    22

    Vset > k x V

    Vset > k x If (RL2 + Rct2 )

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Dari uraian di atas jika CT terpasang tidak sama dan rasio disamakan dengan penambahan ACT maka harus dipenuhi persyaratan di atas, tetapi sulit dipenuhi ACT dengan kebutuhan di atas, sehingga pemakaian ACT tidak direkomendasikan untuk relai diffrensial jenis high impedance.

    1.2.2 Relai Arus Sirkulasi (Circulating Current Protection / 87)Pada gardu induk dengan konfigurasi diameter, filosofi zone proteksi

    harus tercover oleh relai proteksi utama, seperti yang ditunjukan

    gambar 2.2.0, dimana konfigurasi diameter A yang digunakan saluran

    penghantar dan rangkaian diameter-B digunakan bay trafo interbus.

    Masing-masing busbar diproteksi oleh proteksi busbar (BBPa dan

    BBPb), zona proteksi penghantar diproteksi oleh Distance relai (LP),

    dan zona proteksi Trafo interbus diproteksi oleh Differential Trafo

    Interbus (87T).

    Untuk mengcover zona proteksi antara proteksi Penghantar dengan

    Trafo Interbus harus diproteksi dengan proteksi arus sirkulasi

    (circulating current protection/CCP) yang saling berpotongan (overlap)

    dengan proteksi CT (LP = proteksi penghantar, 87T = proteksi

    diferensial trafo) pada masing-masing rangkaian.

    1.2.3 Proteksi Kegagalan PMT (Breaker Fail - CBF)

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    23

    BBP

    LP

    87T

    CCPb

    CCPa

    Gbr 2.2.0 : Skema proteksi CCP

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Sistem proteksi kegagalan pemutus (CBF) bekerja pada saat relai lokal

    memberikan perintah pemutusan (trip), tetapi pemutus (PMT) gagal

    membuka untuk memutuskan arus gangguan. Pola proteksi kegagalan

    pemutus (CBF) dirancang sederhana terdiri dari detektor gangguan,

    indikasi status pemutus, dan relai waktu yang akan bekerja ketika relai

    proteksi saluran memberikan perintah pemutusan. Setelah waktu tunda

    tertentu (umumnya 10 s.d. 20 siklus), proteksi CBF akan memberikan

    perintah trip kepada semua pemutus terkait .

    Jika sistem CBF ini sering bekerja, detektor gangguan lebih baik disetel

    diatas arus pembebanan maksimum dan dibawah arus gangguan

    minimum di saluran transmisi tersebut. Jika detektor gangguan diaktifkan

    hanya pada saat skema kegagalan pemutus aktif, setelan nilai kerja bisa

    disetel dibawah arus pembebanan maksimum.

    Gbr-2.3 : Diagram logic CBF

    Prinsip kerja berdasarkan diagram logic diatas sbb :

    Proteksi kegagalan pemutus (CBF) mulai bekerja apabila ada signal trip

    internal proteksi TRIP (buspro) atau dari signal trip ekternal BF-EXT

    (proteksi penghantar) melalui switch ON dan dikontrol oleh elemen

    arus lebih (OCBF).

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    24

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Jika elemen arus lebih bekerja terus menerus sampai batas setting

    waktu TBF-2, maka keluaran trip dari relai akan memerintah PMT-PMT

    pengapitnya (BF-TRIP). Juga elemen arus yang terus menerus dapat

    mengerjakan TBF1 dan mengirim signal RE-TRIP ke PMT yang

    bersangkutan. Pengiriman signal RE-TRIP ada 2 jalur melalui kontrol

    waktu.

    kerja OCR TOC atau melalui switch T, kedua-duanya dapat dipilih

    melalui switch BF1.

    Jika pembukaan PMT yang bersangkutan normal, maka elemen arus

    akan menganulir perintah CBF, sehingga CBF akan segera reset. Dan

    apabila signal Re-trip dari TBF1 berhasil mentrip PMT yang

    bersangkutan, maka elemen arus OCBF akan segera reset, dan CBF

    akan reset sehingga perintah trip ke PMT-PMT pengapit juga akan

    dianulir. Untuk memdapatkan urutan kerja yang sesuai, perlu

    diperhatikan penyetelan TBF1 dan TBF2.

    Proteksi kegagalan pemutus (CBF) harus diterapkan pada semua

    pemutus 500 kV, 275 kV dan 150 kV. Penggunaan skema proteksi arus

    dengan pemilihan waktu pada masing-masing pemutus lebih disarankan

    dari pada skema yang terintegrasi secara terpusat. Gangguan pada

    salah satu elemen pada skema ini tidak akan terlalu banyak

    mempengaruhi elemen yang lain. Sinyal trip (tripping signal) dapat

    diulang (routed) pada proteksi busbar sehingga mengurangi biaya

    tambahan pada rangkaian logika pemutusan.

    Sama halnya seperti proteksi busbar, apabila sistem proteksi

    menggunakan jenis numerik, skema yang digunakan biasanya juga

    termasuk fasilitas untuk proteksi kegagalan pemutus (CBF).

    1.2.4 Proteksi Zone Pendek ( Short Zone Protection SZP )Untuk peralatan membuka terminal, CT akan diletakkan pada salah satu

    sisi pemutus. Dalam hal ini, skema CBF harus memasukkan proteksi

    zona pendek (short-zone protection). Penggunaan skema ini mirip

    dengan proteksi kegagalan pemutus konvensional namun sinyal inisiasi

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    25

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    (initiating signal) berasal dari pembukaan pemutus yang terkait dan

    kelanjutan aliran arus gangguan (continuation of fault current flow).

    Jika arus gangguan mengalir terus-menerus setelah output perintah trip

    dari relai, maka kondisi ini dianggap juga sebagai kegagalan PMT

    (breaker failure), oleh karena itu elemen arus lebih perlu dilengkapi

    untuk masing-masing fasa. Untuk kebutuhan kecepatan tinggi, maka

    dibutuhkan spesifikasi relai arus lebih jenis high speed overcurrent yang

    mempunyai kemampuan reset sangat cepat

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    26

    BBP

    LP

    87T

    CCPb

    CCPa SZP

    Gbr 2.4.0 : zona proteksi SZP

    Gbr 2.4.1 : Diagram urutan kerja CBF

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    1.2.5 Relai Proteksi KopelPada instalasi gardu induk yang mempunyai dua busbar biasanya dilengkapi

    fasilitas bay kopel (bus coupler) untuk kemudahan atau fleksibilitas operasi

    saat pengaturan beban. Sistem proteksi kopel umumnya dipasang relai

    differensial busbar sebagai pengaman utama dan OCR/GF untuk pengaman

    cadangan. Prinsip kerja dan zona pengaman differential busbar dan

    OCR/GF telah dijelaskan di atas, sedangkan OCR

    1.2.6 Peralatan Bantu Proteksi1.2.6.1 Synchro check

    Relai Synchrocheck adalah suata peralatan kontrol yang berfungsi untuk

    mengetahui kondisi sinkron antara dua sisi atau subsistem yang diukur.

    Besaran yang diukur oleh alat ini adalah perbedaan sudut fasa,

    tegangan dan frekuensi.

    Beda sudut fasa (f)

    Sudut fasa untuk mengetahui perbedaan sudut fasa urutan

    tegangan antara kedua sisi yang diukur, biasanya besarnya setting

    sudut fasa tergantung kekuatan sistem saat itu. Untuk sekuriti

    sistem setting sudut fasa dipilih disesuaikan dengan kekuatan

    sistem dengan batas maksimum adalah sekitar 20.

    Beda tegangan (V)

    Adalah beda tegangan antara diantara kedua subsistem misalkan

    antara tegangan bus/common (U1) dengan running /incoming (U2).

    Untuk mencegah terjadinya asinkron saat penutupan PMT perlu

    diperhatikan perbedaan kedua sisi tegangan tidak boleh lebih besar

    dari setting beda tegangan. Setting perbedaan tegangan maksimal

    10%Vn.

    Beda frekuensi (F)

    Beda frekuensi adalah untuk mengetahui slip frekuensi antara

    kedua subsistem yang akan dihubungkan fungsinya untuk

    mencegah penutupan

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    27

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    PMT jika perbedaan kedua sisi frekuensi lebih besar dari setting.

    Perbedaan frekuensi maksimal disetting 0.11 Hz.

    Faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam setelan synchro

    check adalah perbedaan frekuensi (slip), sehingga perlu dihitung

    secara akurat.

    Perbedaan frekuensi ditentukan melalui persamaan df = /(t

    x180), dimana dalam derajat dan t dalam detik.

    Waktu tunda

    Beda frekuensi adalah untuk mengetahui slip frekuensi antara

    kedua subsistem yang akan dihubungkan fungsinya untuk

    mencegah penutupan PMT jika perbedaan kedua sisi frekuensi

    1.2.6.2. AVR Trafo tenagaa. Kualitas Pelayanan Dan Mutu Tegangan

    Penampilan dari system distribusi tenaga listrik dan kualitas dari pada

    pelayanan diantaranya terukur dari level tegangan yang dapat

    memuaskan pelangganan, dalam kaitan pertimbangan ekonomi

    Perusahaan Listrik tidak dapat memenuhi masing-masing pelanggan

    dengan suatu tegangan yang konstant sesuai name plate tegangan

    pada peralatan yang dipunyai pelanggan.

    Terlihat pada Gambar 2.6.1, Nilai tegangan yang diterima oleh

    pelanggan pada sirkuit distribusi akan bervariasi, pelanggan yang

    dekat dengan sumber (First customers) akan merasakan tegangan

    dengan nilai maksimum, sedangkan nilai tegangan minimum akan

    dirasakan oleh pelanggan yang berada pada ujung sirkuit (Last rural

    customers)

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    28

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Standar kualitas tegangan yang ditentukan oleh pelanggan PT PLN

    (Persero) adalah +5 % dan -10 % dari tegangan nominal.

    Untuk mendapatkan tegangan sirkit distribusi dengan batasan yang

    diijinkan, diperlukan suatu pengontrol tegangan, menaikan tegangan

    sirkuit bila tegangan terlalu rendah dan menurunkannya bila tegangan

    terlalu tinggi. Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan atau

    pengaturan tegangan system distribusi. Beberapa cara tersebut antara

    lain :

    - Menggunakan pengaturan tegangan Generator

    - Aplikasi peralatan pengatur tegangan pada Gardu Distribusi

    - Aplikasi Kapasitor pada Gardu Distribusi

    - Balansing beban-beban pada feeder distribusi

    - Menaikan ukuran penampang konduktor feeder distribusi

    - Merubah feeder section dari single-phase ke multiphase

    - Pemindahan beban pada feeder baru

    - Install Gardu Induk dan Feeder baru

    - Menaikan level tegangan primer

    - Aplikasi pengatur tegangan di Gardu Hubung

    - Aplikasi Kapasitor shunt atau seri pada primary feeder

    b. Pengatur Tegangan Pada Gardu Distribusi

    Pengatur Tegangan (Voltage Regulators) digunakan untuk mengatur

    tegangan output dari Transformator untuk menjaga tegangan output

    tetap konstan,

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    29

    Primary feeder Rural Primary

    First customers Last customers Last rural customers

    Gambar 2.61. Ilustrasi Penyebaran Tegangan pada Primary Feeder System Radial

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Terdapat dua tipe Voltage Regulator yaitu tipe induksi dan tipe step

    regulators. Pada era sekarang ini tipe step regulator telah

    menggantikan tipe induksi.

    Tipe step voltage regulator pada dasarnya adalah suatu

    autotransformer dengan beberapa tap atau step dalam belitan seri.

    Pada Transformator tegangan tinggi Voltage Regulator tipe step pada

    umumnya dapat dioperasikan dalam kondisi berbeban dan dikenal

    dengan sebutan On Load Tap Changer (OLTC).

    Hal yang sangat penting regulator dirancang untuk mengoreksi

    tegangan fasa dari 10 percent menaikan (boost) ke 10 percent

    menurunkan/melawan (buck) (+10 percent) dalam 32 step, dengan 5/8

    percent perubahan tegangan per step. Catatan bahwa tegangan

    regulasi secara penuh dengan range 20 percent, dengan perkataan

    lain jika 20 percent regulasi range dipenuhi oleh 32 step, maka

    ditemukan 5/8 percent regulasi per step.

    c. Kompensasi Line-Drop (Line-Drop Compensation)

    Voltage Regulator di Gardu Distribusi digunakan untuk mendapatkan tegangan sekunder Transformator tetap konstan walaupun tegangan

    sisi primer berfluktuasi pada suatu pengaturan nilai khayal atau titik

    pengaturan tanpa memperhatikan besarnya (magnitude) atau faktor

    kerja (power factor) dari beban.

    Titik regulasi (regulation point) biasanya dipilih di suatu lokasi diantara

    regulator dan di akhir feeder (the end of the feeder).

    Hal ini akan dipelihara secara otomatis melalui dial setting dengan

    mengatur setting elemen resistance dan reactance dari unit yang

    disebut line-drop compensator.

    Pada kondisi beban nol penetapan nilai resistance diantara Regulator

    dan regulation point. R dial setting pada line drop compensator dapat

    ditetapkan dari:

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    30

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    \ effs

    Pset xRPT

    CTR = V

    Keterangan :

    CTp = rating dari besaran primer CT

    PTs = Potential transformers turns ratio : Vpri/Vsec

    Gambar 2.6 2 : Schematic Diagram Sederhana dan Phasor Diagram dari Rangkaian Kontrol

    dan Rangkaian Line-Drop Compensator dari Suatu Step atau Induksi Voltage

    Regulator

    Reff = nilai tahanan (resistance) efektif konduktor feeder dari Gardu

    Induk sampai dengan titik pengaturan (regulation point)

    =2

    leeff

    SIxrR

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    Feeder

    Primary lateral

    To first customer

    Transformator

    OLTC CT

    PTVoltage Regulator Relay

    IL

    RL XL

    RL XL

    Feeder pointGardu Induk

    Vreg VVRR

    VRR

    IL ILRL

    ILXL

    VVRR

    Vreg

    31

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    dimana :

    re = resistance konduktor feeder dari regulation station sampai

    dengan regulation point, /mi per conductor

    Sl = panjang konduktor tiga fasa dari feeder diantara

    regulation station sampai ke Gardu Induk

    l = panjang feeder,mi

    Juga, nilai X dial setting dari line-drop compensator dapat ditetapkan

    dari :

    effs

    pset xXPT

    CTX = V

    dimana:

    Xeff = nilai reaktance efektif konduktor feeder dari GI sampai dengan

    titik pengaturan (regulation point),

    =2

    lleff

    SIxXX

    dimana :

    XL = reaktansi induktif dari konduktor feeder, /mi

    Bila nilai R dan X ditetapkan untuk total beban yang tersambung, lebih

    dari sekedar untuk suatu grup pelanggan, nilai resistansi dan reaktansi

    ditetapkan dari :

    =

    =

    L

    n

    IIDR

    eff I

    VR 1

    dan :

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    32

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    nnanLaLaLI

    n

    IDR xlrIxlrIxlrIV ..22.2.11.1.

    1................ +++=

    =

    dimana :

    IDRV = drop tegangan dari line resistance satu feeder diantara regulator

    station dengan regulation point, V/section

    I

    n

    IDRV

    =1= Total drop tegangan dari Line Resistance dari Feeder

    diantara regulator station dengan regulation point,V

    =1.LI Besarnya arus beban pada feeder section satu,A

    1ar = resistance dari konduktor feeder section satu,/mi

    1l = panjang konduktor feeder section satu,mi

    Juga untuk nilai X dial setting dari the line-drop compensator

    ditetapkan dari :

    =

    =

    L

    n

    IIDX

    eff I

    VX 1

    dan : nnanLaLaLI

    n

    IDR xlxIxlxIxlxIV ..22.2.11.1.

    1................ +++=

    =

    dimana :

    IDRV = drop tegangan dari line reactance satu feeder diantara

    regulator station dengan regulation point, V/section

    I

    n

    IDRV

    =1= Total drop tegangan dari Line Reactance dari Feeder diantara

    regulator station dengan regulation point,V

    =1.LI Besarnya arus beban pada feeder section satu,A

    1ax = reactance dari konduktor feeder section satu,/mi

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    33

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    1l = panjang konduktor feeder section satu,mi

    Karena metoda diatas hanya menggambarkan untuk menentukan nilai

    efektif R dan X adalah cukup merepotkan. Disarankan suatu alternatif

    dan metoda praktis untuk mengukur arus (IL) dan tegangan di lokasi

    regulator dan titik pengaturan (regulating point).

    Perbedaan diantara nilai dua tegangan adalah total drop tegangan

    diantara regulator dan titik pengaturan, yang mana dapat juga

    didefinisikan sebagai : VSinXICosRIV effLeffLD ........ +=

    Dari besarnya nilai Reff dan Xeff dapat dengan mudah ditentukan bila

    faktor kerja dari beban feeder dan perbandingan rata-rata r/x ratio dari

    konduktor feeder diantara regulator dan regulating point diketahui

    Gambar 2.6.3 di bawah ini memberikan suatu contoh untuk

    menentukan profil tegangan untuk beban puncak dan beban normal.

    nilai dasar tegangan primer dari feeder adalah 120-V base.

    Gambar 2.6.3 Contoh One-line Diagram Profil Tegangan pada Primary Feeder

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    34

    Primary Feeder

    First distributor

    transformer

    Voltage Regulator

    1 2 3 4 5 6 7 80Feeder length beyond regulator,mi (b

    )

    116

    118

    120

    122

    124

    126

    128

    130

    Regulation point

    Peak load profile

    Light load profile

    (a)

    Pri

    ma

    ry

    Vo

    lta

    ge

    (1

    20

    vol

    t

    ba

    se)

  • PT PLN (Persero)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pola Proteksi Gardu Induk

    Gambar 2.6.3 : One-line diagram dan voltage profile dari suatu feeder

    dengan beban distribusi dibawah control suatu regulator tegangan,

    lokasi: (a) one line-diagram, dan (b) peak and light load profile terlihat

    bayangan regulating point untuk line drop compensator settings.

    Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

    35

    RBBR

    1. Tahanan Rendah, NGR 12 Ohm, 1000 A, 10 detik2. Tahanan Rendah, NGR 40 Ohm, 300 A, 10 detik3. Tahanan Tinggi, NGR 500 Ohm, 30 detik.Karakteristik kerja