Upload
aji-tri-mulyanto
View
176
Download
28
Embed Size (px)
DESCRIPTION
materi gardu induk
Citation preview
1. Pengertian Gardu Induk
Gardu induk merupakan suatu instalasi elektrikal termasuk
didalamnya bangunan utama, pelengkap dan pembantu lainnya untuk
mentransmisikan listrik mulai dari Tegangan Ekstra Tinggi (TET), Tegangan
Tinggi (TT) ke Tegangan Menengah (TM) beserta peralatan listrik lainnya
yang berfungsi untuk :
1. Transformasi tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan
tinggi yang lainnya atau ke tegangan menengah.
2. Menerima dan menyalurkan tenaga listrik (KVA,MVA) sesuai dengan
kebutuhan tegangan (Tegangan Ekstra Tinggi, Tegangan Tinggi,
Tegangan Menegah).
3. Pengaturan daya ke Gardu-Gardu Induk lainnya.
4. Pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari
sistem tenaga listrik.
2. Jenis Gardu Listrik
Gardu listrik dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi dan fungsinya
serta berdasarkan penempatan peralatannya.
2.1. Gardu Listrik berdasarkan lokasi dan fungsinya yaitu :
Gardu Induk
Adalah gardu listrik yang mendapat daya dari saluran transmisi atau
sub-transmisi suatu sistem tenaga listrik untuk kemudian
menyalurkannya ke daerah beban (industri, kota dan sebagainya)
melalui saluran distribusi primer.
Gardu Distribusi
Adalah gardu listrik yang mendapat daya dari saluran distribusi primer
yang menyalurkan tenaga listrik ke pemakaian dengan tegangan
rendah.
2.2. Gardu Listrik berdasarkan penempatan peralatannya yaitu :
Gardu Induk Pasang Luar
Merupakan gardu induk yang menempatkan peralatan tegangan tinggi
nya diluar bangunan kontrol, sedangkan Switch gear (Meja kontrol)
dan batter terletak didalam bangunan. Dari segi ekonomisnya gardu
induk pasang luar relatif lebih murah disbanding gardu induk pasang
dalam.
Gardu Induk Pasang Dalam
Gardu induk pasang dalam adalah gardu induk yang menempatkan
peralatan tegangan tinggi maupun tegangan kontrolnya didalam
bangunan. Pada umumnya gardu induk jenis ini terdapat di pusat kota
dan didaerah pantai karena untuk mengurangi kontaminasi garam,
selain itu pula mungkin dipakai untuk menjaga keselarasan dengan
daerah sekitar.
Gardu Induk Setengah Pasang Luar
Gardu induk setengah pasang luar ini mempunyai sebagian peralatan
tegangan tingginya terletak didalam bangunan atau ruangan, gardu
induk ini dipakai karena pertimbangan ekonomi, pencegahan
kontaminasi garam dan mengurangi gangguan suara.
Gardu Induk Pasang Bawah Tanah
Gardu induk ini menempatkan peralatannya dalam bangunan bawah
tanah sedang alat pendingin dan sistem kontrolnya berada diatas
tanah. Gardu induk jenis ini biasanya terdapat di pusat kota yang
memiliki kepadatan penduduk dan sedikitnya lahan yang tersedia,
umumnya dibangun dibawah jalan raya.
Gardu Induk Mobile
Gardu Induk jenis ini terletak di atas kendaraan dan dipakai dalam
keadaan gangguan di suatu Gardu Induk guna pencegahan beban
lebih berkala, dan pemakaian sementara untuk pembangunan. Terdiri
dari Transformator dan Peralatan Penghubung yang mudah
dipindahkan untuk memenuhi keadaan darurat dan tidak dipakai
secara luas.
3. Peralatan dan Fasilitas Gardu Induk
Pada umumnya peralatan dan fasilitas yang terdapat pada suatu
gardu induk adalah sebagai berikut :
3.1. Transformator Tenaga
Transformator tenaga merupakan peralatan listrik yang berfungsi
untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah ataupun sebaliknya, pada umumnya trafo tenaga
ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem
proteksi nya.
Gardu Induk Bandung Utara menggunakan transformator Step Down
yang dapat mentransformasikan tegangan dari saluran udara
tegangan tinggi 150 KV ke tegangan menengah 20 KV sedang
pentanahan titik netralnya disisi 20 KV. Bagian-bagian utama dari
transformator tenaga adalah :
3.1.1. Inti Besi, berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang
ditimbulkan arus listrik yang melalui kumparan. Terbuat dari
lempengan besi tipis yang berisolasi untuk mengurangi panas
yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”.
Gambar 1. Inti besi dan laminasi yang diikat fiber glass dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi
panas, sebagai rugi-rugi yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
3.1.2. Kumparan Transformator, inti besi dari transformator diberi
beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk kumparan.
Kumparan tersebut di isolasi, baik terhadap inti besi maupun
terhadap kumparan lain. Kumparan tersebut dinamakan
kumparan transformator.
Gambar 2. Susunan kumparan dari suatu trafo tenaga
3.1.3. Tap Changer (Pengubah Tap), adalah suatu alat perubah
perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan
operasi sekunder yang sesuai dari tegangan jaringan/primer
yang berubah-ubah. Off Load Tap Changer adalah tap changer
yang hanya berfungsi untuk memindahkan tap transformator
dalam keadaan transformator tidak berbeban dan hanya dapat
dioperasikan secara manual. Sedangkan On Load Tap
Changer adalah tap changer yang hanya berfungsi untuk
memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator
berbeban, tap changer ini dapat dioperasikan baik secara
manual maupun otomatis.
Gambar 3, Perubah Tap Tegangan Tinggi
3.1.4. Alat Pernafasan, yaitu berupa tabung berisi kristal zat
hygroskopis yang terdapat pada ujung pipa penghubung udara
luar dengan fungsi untuk mencegah permukaan minyak
bersinggungan dengan kelembaban udara luar yang dapat
menurunkan nilai tegangan tembus trafo. Pernafasan
transformator terjadi karena pengaruh naik turunnya beban
tranformator maupun suhu udara luar sehingga suhu minyak
pun akan berubah, bila suhu minyak tinggi akan memuai dan
mendesak udara diatas permukaan minyak keluar dari dalam
tangki. Sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak akan
menyusut dan udara luar akan masuk ke dalam tangki.
Gambar 4. Alat pernafasan berupa tabung berisikan kristal zat hygroskopis
3.1.5. Bushing, adalah alat yang menghubungkan antara kumparan
transformator ke jaringan luar berupa sebuah konduktor yang
diselubungi isolator dan sekaligus berfungsi sebagai penyekat
antara konduktor dengan tangki transformator.
Gambar 5, Bushing
3.1.6. Tangki dan Konservator, pada umumnya bagian transformator
yang terendam minyak berada pada tangki dan didalam tangki
tersebut dilengkapi dengan konservator untuk menampung
pemuaian minyak transformator.
3.1.6. Minyak Transformator, sebagian besar trafo tenaga kumparan-
kumparan dan intinya direndam dalam minyak trafo, terutama
trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo
mempunyai sifat sebagai isolasi ( daya tegangan tembus
tinggi ) sehingga minyak transformator berfungsi sebagai media
pendingin dan isolasi.
3.2. Transformator Arus (CT)
Transformator arus berfungsi untuk menurunkan arus yang
besar/tinggi pada tegangan tinggi/menengah menjadi arus kecil pada
tegangan rendah sekunder. Arus nominal dari arus sekunder biasanya
5 Ampere atau 1 Ampere. Transformator ini biasanya digunakan
sebagai transformator pengukuran. Berdasarkan tipe konstruksinya
transformator ini terbagi :3
Tipe cincin (Ring/window type)
Tipe Corcoran cast resin
Tipe tangki minyak
Tipe trafo-arus bushing.
Gambar 6, Macam-macam Transformator Arus
3.3. Transformator Tegangan (PT)
Transformator tegangan berfungsi untuk menurunkan tegangan
tinggi/menengah menjadi tegangan rendah untuk besaran alat ukur
sesuai dengan alat-alat ukur atau alat pengaman. Transformator
tegangan terbagi menjadi 2 berdasarkan tipe konstruksinya, yaitu:
3.3.1. Transformator tegangan induktif, terdiri dari lilitan primer dan
lilitan sekunder. Pada lilitan primer tegangannya akan
menginduksi ke lilitan sekunder.
3.3.2. Transformator tegangan kapasitif, terdiri dari rangkaian
kondensator yang berfungsi sebagai pembagi tegangan pada
sisi tegangan tinggi trafo dan pada sisi tegangan menengah
yang menginduksikannya ke lilitan sekunder.
Gambar 7, Macam-macam Transformator Tegangan
3.4. Sakelar Pemisah (PMS)
Sakelar Pemisah ( PMS) adalah alat yang digunakan untuk
menyatakan secara visual bahwa suatu peralatan listrik sudah bebas
dari tegangan kerja. Oleh karena itu pemisah tidak diperbolehkan
untuk dimasukan atau dikeluarkan pada rangkaian listrik dalam
keadaan berbeban. Untuk tujuan tertentu pemisah penghantar atau
kabel dilengkapi dengan pemisah tanah. Umumnya antara pemisah
penghantar atau kabel dan pemisah tanah terdapat alat yang disebut
interlock. Dengan pemasangan alat ini diharapkan kesalahan operasi
dapat dihindarkan.
Sesuai dengan penempatanya, sakelar pemisah dapat dibagi
menjadi :
Pemisah Penghantar, pemisah yang terpasang disisi
penghantar.
Pemisah Rel, pemisah yang terpasang disisi rel.
Pemisah Kabel, pemisah yang terpasang pada kabel
penghantar.
Pemisah Seksi, pemisah yang terpasang pada suatu rel
sehingga rel tersebut dapat terpisah menjadi 2 seksi.
Pemisah Tanah, pemisah yang terpasang pada penghantar
atau kabel untuk menghubungkan ke tanah.
Macam-macam pemisah menurut gerakan lengan pemisah :
Pemisah Engsel, dimana pergerakan seperti engsel.
Pemisah Putar, dimana terdapat 2 buah kontak diam
dan 2 buah kontak gerak yang dapat berputar pada sumbunya.
Pemisah Siku, pemisah ini tidak mempunyai kontak
diam, hanya terdapat 2 nuah kontak gerak yang gerakanya
mempunyai sudut 90o.
Pemisah Luncur, dimana gerakan kontaknya keatas-
kebawah.
Pemisah Pantograph, mempunyai kontak diam yang
terletak pada rel dan kontak gerak yang terletak pada ujung
lengan-lengan pantograph.
Gambar 8, Macam-Macam Sakelar Pemisah
3.5. Lightning Arrester
Lightning arrester adalah suatu alat proteksi bagi peralatan listrik dari
tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung
(Switching Surge), alat ini bersifat sebagai by-pass di sekitar isolasi
yang membentuk jalan dan mudah dilalui oleh arus kilat ke sistem
pertahanan sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi
dan tidak merusak isolasi peralatan listrik. By-pass ini diatur agar tidak
mengganggu aliran daya sistem frekuensi 50 Hz. Jadi pada keadaan
normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul tegangan surja
alat ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah
sehingga dapat melakukan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja
hilang, arrester harus dapat dengan caepat kembali menjadi isolasi.
Sesuai dengan fungsinya, arrester melindungi peralatan listrik pada
sistem jaringan dari tegangan lebih yang disebabkan petir atau surja
hubung maka pada umumnya arrester dipasang pada setiap ujung
SUTT yang memasuki gardu induk. Bagian-bagian utama Arrester :
Elektroda.
Elektroda-elektroda ini adalah terminal dari arrester yang
dihubungkan dengan bagian yang bertegangan di bagian atas dan
elektroda bawah dihubungkan dengan tanah.
Sela Percikan (Spark-Gap).
Apabila terjadi tegangan lebih oleh sambaran petir atau surja
hubung pada arrester yang terpasang, maka pada sela percikan
akan terjadi loncatan busur api pada beberapa tipe arrester busur
api yang terjadi tersebut ditiup keluar oleh tekanan gas yang
ditimbulkan oleh tabung filter yang terbakar.
Tahanan Katup (Valve Resistor)
Tahanan yang digunakan dalam arrester ini adalah suatu jenis
material yang sifat tahanannya dapat berubah bila mendapatkan
perubahan tegangan.
3.6. Rail
Rail berfungsi sebagai titik pertemuan atau titik hubung antara trafo-
trafo tenaga, SUTT-SUTT dan peralatan listrik lainnya untuk
menerima dan menyalurkan tenaga/daya listrik.
Pada umumnya rail terbuat dari bahan tembaga (bar copper atau
hollow conductor), ASCR, Almelac atau alumunium (bar alumiunium
atau hollow conductor).
3.7. Kapasitor
Kapasitor berfungsi untuk memperbaiki faktor kerja dan tegangan dari
jaringan tenaga listrik.
3.8. Reaktor
Reaktor berfungsi untuk mengurangi / membatasi arus hubung singkat
dan arus switching dalam jaringan tenaga listrik.
3.9. Panel Kontrol
Jenis-jenis panel kontrol yang ada dalam suatu gardu induk terdiri dari
:
3.9.1. Panel kontrol utama terdiri dari panel instrumen dan panel
operasi. Pada panel instrumen terpasang alat-alat ukur dan
indikator gangguan, dari panel ini alat-alat tersebut dapat
diawasi dalam keadaan sedang operasi. Pada panel operasi
terpasang sakelar operasi dari pemutus tenaga, pemisah serta
lampu indikator posisi saklar dan diagram rail. Diagram rail
(mimic bus), sakelar dan lampu indikator diatur letak dan
hubungannya sesuai dengan rangkaian yang sesungguhnya
sehingga keadaanya dapat dilihat dengan mudah.
3.9.2. Pada panel rele terpasang rele pengaman untuk SUTT, rele
pengaman untuk trafo dan sebagainya. Bekerjanya rele dapat
diketahui dari penunjukkan pada rele itu sendiri dan pada
indikator gangguan di panel kontrol utama. Pada gardu induk
ada yang memanfaatkan sisi depan dari panel dipakai
sebagai panel utama dengan instrumen dan sakelar, kemudian
sisi belakangnya dipakai sebagai panel rele dan ada pula pada
gardu induk jika rangkaiannya sudah rumit, maka panel rele
terpasang dalam panel tersendiri.
3.10. Battere
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu harus
mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka batere dipakai
sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi didalam gardu induk.
Peranan dari batere ini sangat penting karena pada saat gangguan
terjadi, batere inilah yang merupakan sumber tenaga untuk
menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi. Ada dua jenis batere
yang dikenal antara lain:
a) Batere timah hitam (lead acid storage battery)
b) Batere alkali (alkaline storage battery).
4. Sistem Pentanahan Gardu Induk
Pada awalnya sistem tenaga listrik tidak diketanahkan, karena pada
waktu itu sistem-sistem tenaga listrik masih kecil. Bila ada gangguan, fasa
ketanah arus gangguan masih kecil dan biasanya arusnya masih kurang
dari 5 Ampere sehingga busur api yang timbul pada kontak-kontak antara
kawat yang terganggu dan tanah masih dapat padam sendiri. Tapi sistem-
sistem tenaga listrik semakin berkembang dan makin lama makin besar baik
panjangnya maupun tegangannya. Sehingga arus yang timbul bila terjadi
gangguan makin besar dan busur listrik tidak dapat lagi padam sendiri. Oleh
karena itu, sistem tersebut diketanahkan dengan titik netral melalui tahanan
atau reaktansi, dan untuk melindungi peralatan listrik gardu induk maka
dipasang sistem pentanahannya.
Pengetanahan adalah penghubungan suatu titik rangkaian listrik atau
suatu penghantar yang bukan bagian dari rangkaian listrik dengan cara-cara
tertentu. Sedangkan sistem pentanahan merupakan sistem yang
mengetanahkan fasa netral ke tanah dengan maksud untuk pengamanan
bila terjadi gangguan atau pentanahan dari titik yang merupakan bagian dari
jaringan titik, misalnya titik pada hantaran netral. Hantaran netral adalah
yang menghubungkan pada titik netral sistem tiga fasa. Ada beberapa
macam metode pengetanahan, yaitu :
4.1 Pengetanahan melalui tahanan.
Yaitu pengetanahan titik netral melalui tahanan atau biasanya disebut
pengetanahan sistem.
4.2Pengetanahan melalui reaktor.
Yaitu pengetanahan titik netral melalui reaktansi, dengan harga reaktansi
pengetanahan antara nol sampai tak terhingga.
4.3Pengetahanan tanpa impedansi.
Pada sistem-sistem yang diketanahkan tanpa impedansi, bila terjadi
gangguan tanah selalu mengakibatkan terganggunya saluran. Gangguan
tersebut harus diisolir dengan membuka pemutus daya. Jadi fungsi
pengetahanan ini adalah untuk membatasi tegangan dari fasa-fasa yang
tidak terganggu bila terjadi gangguan kawat tanah.
4.4Pengetahanan efektif.
Yaitu pengetahanan titik netral secara efektif, dalam hal ini
pengetanahan dengan reaktansi termasuk ke dalam pengetanahan
efektif.
4.5Pengetahanan dengan reaktor yang impedansinya dapat berubah-ubah.
Untuk pemilihan metoda pengetanahan ada faktor-faktor yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Selektivitas dan sensitivitas dari rele gangguan tanah.
2. Pembatasan besar arus gangguan tanah.
3. Tingkat pengamanan terhadap tegangan surja dengan
arrester.
4. Pembatasan tegangan lebih transien.
Secara umun tujuan peralatan-peralatan listrik ditanahkan antara lain:
a. Untuk memperkecil bahaya “shock” pada manusia dan hewan
serta memberikan jalan ke tanah untuk arus gangguan.
b. Untuk mengurangi gangguan dalam penyaluran energi listrik.
c. Untuk mencegah berubahnya posisi titik bintang sistem tiga
fasa.
d. Untuk keperluan proteksi bagi orang maupun sirkit-sirkit tenaga
beserta peralatan listrik lainnya.
Dalam perencanaan sistem pengetanahan gardu induk, faktor-faktor yang
harus diperhatikan adalah:
Besarnya arus kesalahan yang mungkin terjadi.
Luasnya tanah yang dapat digunakan untuk
pengetanahan.
Tahanan jenis tanah disekitar gardu induk tersebut.
Bentuk, ukuran, dan jenis konduktor yang dipakai
sebagai elektroda pengetanahan.
Sistem pengetanahan peralatan-peralatan pada gardu induk biasanya
menggunakan konduktor yang ditanam secara horizontal dengan bentuk kisi-
kisi (grid). Konduktor pengetanahan biasanya terbuat dari batang tembaga
keras yang dipilin dan memiliki konduktivitas yang tinggi.
Semua dasar isolator-isolator, terminal-terminal pengetanahan dan
pemisah pengetanahan, netral trafo arus dan trafo tenaga, dasar penangkap
petir (lightning arrester) dan struktur dihubungkan dengan kisi-kisi
pengetanahan.
Tujuan pengetanahan peralatan adalah:
a. Mencegah tejadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya
bagi orang dalam instalasi tersebut.
b. Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya
maupun lamanya dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan
kebakaran atau ledakan.
c. Untuk memperbaiki penampilan dari sistem.
5. TRANSFORMATOR
5.1. Pengertian Transformator
Transformator adalah suatu peralatan tenaga listrik yang dapat
memindahkan dan dapat mengubah energi listrik dari satu atau lebih
rangkaian listrik ke rangkaian lainnya melalui suatu gangdengan magnet dan
berdasarkan prinsip induksi elektromagnet.transformator juga dapat
berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya. Transformator digunakan secara luas,
baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaannya dalam
sistem tenaga memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan
ekonomis untuk tiap- tiap keperluan; misalnya, kebutuhan akan tegangan
tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai
berikut:
a. Sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban
b. Pemisah satu rangkaian dari rangkaian yang lain
c. Penghambat arus searah namun tetap melakukan arus bolak– balik
antara rangkaian.
Berdasarkan frekuensi, transformator dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Frekuensi daya (50-60 c/s)
b. Frekuensi pendengaran (50 c/s- 20 kc/s)
c. Frekuensi radio, (diatas 30 kc/s).
Di dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan
menjadi:
a. Transformator daya
b. Transformator distribusi
c. Transformator pengukuran dengan transformator arus dan tegangan.
Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua macam
transformator, yaitu; tipe inti dan tipe cangkang.
Bagian-bagian utama dari transformator adalah :
1. Kumparan primer
Kumparan ini dihubungkan dengan sumber daya, kumparan
primer dapat merupakan tegangan tinggi atau tegangan rendah
tergantung dari pemakaiannya.
2. Kumparan sekunder
Kumparan sekunder yang mengeluarkan dayanya kepada
beban, seperti pada kumparan primer, kumparan sekunder juga
dapat merupakan kumparan tegangan tinggi atau tegangan
rendah.
3. Inti trafo
Merupakan rangkaian magnetis di mana kumparan primer dan kumparan
sekunder melilitnya.
Dalam oprasinya penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan
sebagai jantung transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini transformator di
harapkan dapat beroprasi secara maksimal. Mengingat kerja keras dari suatu
transformator seperti itu maka cara pemeliharaan dan pengamanan juga
dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu transformator harus dipelihara dan
dipasang sistem pengamanan yang benar, baik dan tepat.
5.2. Prinsip Dasar Transformaator
Bagian-bagian penting dari transformator :
Gambar 10. Gambaran transformator
U = Tegangan sumber
U = Tegangan beban
e = Ggl induksi pada kumparan primer
e = Ggl pada kumparan sekunder
p = Fluks yang dihasilkan oleh kumparan primer
s = Fluks yang dihasilkan oleh kumparan sekunder
b = Fluks bersama
Np = Jumlah lilitan kumparan primer
Ns = Jumlah lilitan kumparan sekunder
I = Arus primer
I = Arus sekunder
Z = Beban
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan sumber,
maka akan mengalir arus bolak-balik I pada kumparan tersebut oleh karena
kumparan tersebut mempunyai inti, arus I menimbulkan luks magnet yang
berubah-ubah pada kumparan primer akan timbul ggl induksi e. Besarnya ggl
induksi pada kumparan primer :
e = - N [V] ……………………………….. (l)
e = Ggl induksi pada kumparan primer
N = Jumlah lilitan pada kumparan primer
d = Perubahan garis gaya magnet (wb)
dt = Perubahan waktu (s)
Fluksi magnet yang menginduksi ggl induksi e juga dialami oleh
kumparan sekunder karena adanya fluks bersama. Dengan demikian fluks
tersebut menginduksi ggl induksi e pada kumparan sekunder.
e = -N [V] …………………………………(2)
N = Jumlah lilitan kumparan sekunder
e = Ggl pada kumparan sekunder
dari persamaan 1 dan 2 didapatkan perbandingan lilitan berdasarkan
perbandingan ggl induksi yaitu :
a = = ………………………..…………….. (3)
a = Ratio perbandingan lilitan transformator
Apabila :
A < 1 maka transformator berfungsi menaikkan tegangan.
A > 1 maka transformator berfungsi menurunkan tegangan.
Fluksi pada saat t dinyatakan dengan pernyataan (t) = m Sin wt,
dimana m adalah harga fluks maksimum (Wb) sehingga ggl induksi pada
kumparan primer adalah :
e = - N
e = - N
e = - N w m Coswt
e = - N w m Sin [V]…………………(4)
Dari persamaan 4 dapat dibuktikan bahwa fluks magnet fungsi sinus
akan menimbulkan ggl induksi fungsi sinus, ggl induksi akan ketinggalan 90
terhadap fluks magnet. Ggl induksi kumparan primer adalah (e ) = N w m
dan besarnya tegangan efektif dapat dihitung dengan persaamaan :
e =
e =
e =
e = 3,14.1,41.f. N m
e = 4,44 .f. N m [V]………………………….(5)
dengan cara yang sama didapatkan :
e = 4,44 .f. N m
Apabila trafo dianggap ideal sehingga tidak ada rugi-rugi, maka daya input
(Pi) dan daya output (Po) maka :
U I = U I
= ………………………………………….. (6)
Dari persamaan 3 dan 6 berlaku :
A = = = ……………………………. (7)
A. Transformator Berbeban
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban, maka pada
lilitan sekunder mengalir arus I . Belitan ampere sekunder (I ,N ) cenderung
melemahkan fluks magnet pada inti sehingga e akan turun, akan tetapi
belitan ampere primer (I , N ) mengimbanginya sehingga fluks magnet pada
inti konstan (I naik).
I N + I N = I N
I N = (-I N ) + (I N )
Persamaan tersebut dapat diubah menjadi persamaan arus yaitu:
I = I +
I = I +
I = I + I [A] …………………………………... (8)
I = Komponen arus primer yang mengimbangi penurunan fluks
magnet akibat adanya arus sekunder.
Pada kumparan beban penuh I sangat kecil dibandingkan arus I
oleh karena itu untuk mempermudah perhitungan dapat dianggap I = I .
Belitan ampere sekunder (I ,N ) menghasilkan 2 buah fluks, fluks pada inti
dan fluks magnet bocor ( I ).
Fluks magnet bocor pada bagian sekunder ( I ) menimbulkan ggl induksi
sebesar :
eI =
eI = 4,44 N ( I )max
Apabila R adalah tahanan kumparan sekunder dan impedansi beban, maka
didapatkan :
I = U + I R (-RI )
U = I - I (R + jX ) …………………………. (9)
X = Reaktansi bocor pada bagian sekunder.
B. Transformator Tanpa Beban
Gambar 11. Transformator tanpa beban beserta diagram vektornya.
Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan
sumber tegangan U yang sinusoidal, maka akan mengalir arus primer I
yang sinusoidal juga dan dengan menganggap belitan N , reaktif murni I
akan tertinggal 90 dari U , I akan menimbulkan fluks yang sephasa dan
juga sinusoidal.
= sinwt
I = -N
I = -N [A]………………………(10)
I = -N w coswt
Harga efektif :
E =
E = 4,44 N f ……………………………... (11)
Pada kumparan sekunder tersebut fluks bersama tadi menimbulkan :
I = -N
I = -N w coswt
E = 4,44 N f
Sehingga :
=
Dengan demikian adanya fluks bocor maka :
= = = a
5.3. Rangkaian ekivalen transformator
Gambar 12. Rangkaian ekivalen dari suatu transformator
Dari rangkaian diatas dapat dibuat vector diagramnya sebagai berikut :
Gambar 13. Diagram fasor rangkaian ekivalen trafo
Dari model rangkaian diatas dapat pula diketahui hubungan penjumlahan
vektor :
V = E + I R + I X
E = V + I R + I R
= = a atau E = aE
sehingga :
E = a (I Z + I R + I2X2)
Karena,
= = atau I = aI’
maka :
E1 = a2I’2Z1 + a2I’2R2 + a2I’2X2
Dan,
V1 = a2I’2Z1 + a2I’2R2 + a2I’2X2 + I1R1 + I1X1
Untuk mempermudah dalam menganalisa rangkaian, maka rangkaian pada
gambar 3.3. dapat diubah menjadi seperti gambar dibawah ini yaitu :
Gambar 14. Rangkaian pengganti dari gambar 3.3.
5.4. Parameter Transformator
Parameter transformator yang terdapat pada rangkaian (rangkaian
ekivalen) Rc, Xm, Rek dan Xek, dapat ditentukan besarnya dengan dua
macam pengukuran (test) yaitu pengukuran beban nol dan pengukuran
beban singkat.
5.4.1. Pengukuran Beban Nol
Dalam keadaan tanpa beban bila kumparan primer dihubungkan
dengan sumber tegangan v seperti telah diterangkan maka hanya I yang
mengalir. Dari pengukuran daya masuk (Pi), arus I dan tegangan v akan
peroleh :
Rc =
Z = =
Gambar 15. Rangkaian pengukuran beban nol.
5.4.2. Pengukuran Hubung Singkat
Jenis transformator dapat dibagi berdasarkan :
Dengan mengukur Vhs, Ihs dan Phs maka dapat dihitung parameternya yaitu :
Rek =
Zek = Rek + jXek
Xek = - R2ek
Gambar 16. Rangkaian pengukuran hubungan singkat
5.5. Jenis Transformator
Jenis transformator dapat dibagi berdasarkan :
5.5.1. Letak Kumparan terhadap Inti
Berdasarkan letak kumparan terhadap inti, maka transformator
dapat dibagi menjadi :
1. Core type (jenis inti) kedudukan kumparan mengelilingi inti
2. Shell type (jenis shell) kumparan dikelilingi inti
Gambar 17. Jenis transformator
(a) Jenis inti
(b) Jenis shell
5.5.2. Perbandingan Transformasi
Yang dimaksud dengan pembanding transformasi adalah
perbandingan banyak belitan primer dan sekunder.
a = =
Sehingga berdasarkan perbandingan transformator, maka transformator
dibagi menjadi :
1. Transformator penaik tegangan
Bila ggl induksi sekunder Es > ggl induksi primer Ep (a<1).
2. Transformator penurun tenaga
Bila ggl induksi Es < ggl induksi primer Ep (a>1).
5.5.3. Konstruksi Inti Trafo
Berdasarkan konstruksi inti trafo dikenal tiga (3) jenis
transformator yaitu :
1. Bentuk L, inti transformator disusun dari plat-plat yang terbuat dari
bahan ferromagnetic yang berbentuk huruf L yang disusun saling
mengisi.
2. Bentuk E, dimana tiap lapisan terbuat dari bahan yang berbentuk
huruf E dan dibentuk saling isi mengisi.
3. Bentuk F, dari bahan ferromagnetic dan berbentuk F dan disusun
saling isi mengisi.
5.5.4. Pendingin Transformator
Berdasarkan pendinginnya transfrmator dibagi menjadi :
a. Transformator yang pendinginnya alam :
1. Air natural cooling, tidak menggunakan bantuan apapun kecuali udara
biasa. Oil immersed cooling (trafo dimasukkan dalam minyak trafo).
(AN)
2. Oil immersed forced oil circulation with natural cooling (trafo
dimasukkan dalam minyak yang dialirkan). (ON).
b. Transformator yang pendinginnya udara :
1. Oil immersed forced circulation with air blast cooling ( trafo
dimasukkan dalam minyak yang dialirkan dengan udara yang
dihembuskan).(OFN).
2. Oil immersed air blasts cooling (trafo dimasukkan dalam minyak yang
dialirkan dengan udara yang dihembuskan). (OFB).
3. Air blast cooling (pendingin dengan udara dihembuskan).(OB).
4. Oil immersed water cooling (trafo dimasukkan minyak juga dibantu
dengan air).(AB).
c. Transformator pendinginnya air :
1. Oil immersed forced oil circulation with water cooling (transformator
dimasukkan dalam minyak yang dialirkan juga dibantu dengan air).
(AW).
5.5.5. Jenis Fasa Tegangan
Berdasarkan jenis fasa tegangan trafo dibagi atas :
1. Transformator satu fasa untuk memindahkan listrik 1 fasa.
2. Transformator tiga fasa untuk memindahkan listrik 3 fasa.
Kegunaan
Berdasarkan kegunaannya transformator dibagi atas :
1. Trafo tegangan untuk transmisi dan distribusi.
2. Auto trafo belitan primer dan sekunder menjadi satu.
3. Trafo pengaman untuk menurunkan tegangan sehingga mengurangi
bahaya terhadap para pekerja.
4. Trafo ukur :
a. Current transformer (trafo arus)
b. Potensian transformer (trafo tegangan)
5.5.6. Trafo daya
Transformator ini terbagi atas transformator yang berukuran besar,
sedang dan kecil. Dalam operasinya, umumnya transformator tenaga
ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem
pengaman atau sistem proteksi. Sebagai contohnya, pada transformator
150/70 kV ditanahkan secara langsung di titik netral 150 kV. Sedangkan
untuk transformator 70/20 kV bagian yang ditanahkan dengan tahanan di sisi
netral 20 kV.
Pada transformator ini terdiri atas bagian utama , peralatan Bantu
dan peralatan proteksi seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya.
Pembagian trafo ini adalah sebagai beikut :
1. Trafo penaik tegangan.
Biasanya ditempatkan pada gardu-gardu induk pembangkit dan
menaikkan tegangan generator. Pada umumnya tegangan 6 kV,
12 kV, 24 kV dinaikkan menjadi tegangan transmisi atau sub
transmisi.
2. Trafo penurun tegangan
Pada umumnya diletakkan pada gardu-gardu induk distribusi
3. Trafo dengan kumparan banyak, trafo dengan 3 belitan dan 4
belitan.
4. Autotrafo
5.5.7. Trafo Distribusi
Transformator distribusi merupakan transformator yang digunakan
khusus untuk system distribusi. Pada dasarnya transformator distribusi sama
dengan transformator Daya atau Tegangan.
Pembagiannya adalah sebagai berikut :
1. Satuan substation
2. Satuan jalan, merupakan trafo distribusi yang ada di tiang-
tiang.
Pada umumnya trafo distribusi merupakan trafo step down dan
ditempatkan pada gardu-gardu distribusi untuk menurunkan tegangan
dari tegangan distribusi primer (tegangan menengah) menjadi
tegangan distribusi sekunder (tegangan rendah).
5.5.8. Trafo Pengukuran
5.5.8.1.TrafoTegangan
Transformator yang merupakan bagian dari transformator pengukuran
ini digunakan untuk mengukur tegangan. Dengan mengetahui N1 dan N2,
membaca tegangan V2, serta menganggap transformator ideal maka
tegangan V1 adalah :
V1 = V2
5.5.8.2.Trafo Arus
Di samping sebagai alat pengukuran, trafo-trafo ukur juga
dapat dipakai sebagai pengamanan bagi alat-alat ukur.
Transformator arus dapat dianggap ideal maka arus beban :
.
Gambar 18. Trafo Arus
Untuk menjaga agar fluks (Ф) tetap tidak berubah, perlu diperhatikan
agar rangkain sekunder selalu tertutup.
Dalam keadaan rangkain sekunder terbuka ggm N2 I2 akan sama dngan nol
(karena I2=0) sedangkan ggm N1 I1 tetap ada, sehingga fluks normal (Ф )
akan terganggu.
Gambar 19. Diagram Vektor
Pada gambar 2.6 I2 merupakan arus yang mengalir melaui z dan akan
menyebabkan jatuh tegangan Vgh yang mendahului I2 dengan sudut fasa Ψ.
Besar gaya gerak listrik Efe adalah :
Efe = Vef = I (R2 + jX2) + Vgh
Gaya gerak listrik inilah yang membangkitkan fluks di dalam inti,
sedangkan Io merupakan arus pemagnetan pada sisi primer. I1 adalah arus
primer yang tidak sefasa dengan arus sisi sekunder I2.
5.6. Transformator Tiga Fasa
Transformator tiga fasa adalah transformator yang memiliki jumlah
fasa lebih dari satu. Jenis transformator tiga fasa merupakan transformator
yang paling banyak digunakan, karena memiliki system pengoperasian
bervariasi.
Transformator tiga fasa diperoleh dari susunan transformator satu
fasa atau langsung berdiri sendiri sebagai transformator tiga fasa.
Pemakaian transformator tiga fasa secara langsung akan lebih ekonomis bila
dibandingkan dengan menggunakan susunan tiga buah transformator satu
fasa. Alasan ini dikemukakan atas dasar pertimbangan bahwa area yang
diperlukan untuk penempatan dan penginstalisasian tiga buah transformator
satu fasa untuk membentuk transformator tiga fasa relatif akan lebih luas bila
dibandingkan dengan area yang diperlukan untuk penempatan dan
penginstalisasian transformator tiga fasa secara langsung. Disamping itu
penggunaan transformator tiga fasa secara langsung mempunyai
keuntungan selain system sambungnya bervariasi juga pemakaian inti
belitan transformator tiga fasa lebih irit, sehingga dalam system
pengoperasian transformator ini mempunyai rugi-rugi yang lebih kecil,
apabila ditunjang dengan system pendingin yang baik
Sistem sambungan lilitan transformator tiga fasa pengoperasiannya
baik disisi primer dan disisi sekunder dihubungkan antara lain :
1. Hubungan bintang (Y)
2. Hubungan delta ()
3. Hubungan zig-zag (Z)
5.6.1. Hubungan Delta
Transformator tiga fasa dengan kumparan yang dihubungkan secara
delta, yaitu: VAB , Vbc , dan Vca , masing- masing berbeda fasa 1200.
Untuk beban seimbang :
IA = IAB - ICA
IB = IBC - IAB
IC = ICA -IBC
Gambar 20. Rangkaian hubungan delta
Dari vector diagram diketahui arus IA (arus jala- jala) adalah (arus
fasa) tegangan jala- jala dalam hubungan delta sama dengan tegangan
fasanya.
V.A hubungan delta = Vp . Ip
=
=
5.6.2. Hubungan Bintang
Arus transformator tiga fasa dengan kumparan yang dihubungkan
secara bintang yaitu: IA, IB, IC, masing- masing berbeda fasa 120o.
Untuk beban seimbang :
IN = IA + IB + IC = 0
VAB = VAN +VBN
= VAN - VCN
VBC = VBN - VCN
VCA = VCN - VAN
Pada hubungan ini berlaku : VAB =
Ip = IL
5.6.3. Hubungan ZigZag atau Silang
Masing- masing lilitan tiga fasa pada sisi tegangan rendah dibagi
menjadi dua bagian dan masing- masing pada kaki yang berlainan.
Hubungan ini digunakan untuk keperluan khusus seperti pada transformator
distribusi dan transformator converter.
5.6.4. kelompok Hubungan
Vektor tegangan primer dan sekunder suatu transformator dapat
diubah searah atau berlawanan dengan mengubah cara melilit kumparan.
Untuk transformator tiga fasa, arah dan besar perbedaan fasa tersebut
mengakibatkan adanya berbagai kelompok hubungan pada transformator.
Dalam menentukan kelompok hubungan diambil beberapa patokan.
Untuk notasi hubungan delta, bintang dan hubungan berliku atau zigzag,
masing- masing adalah D dan Y untuk sisi tegangan tinggi (primer) dan d,y,
dan z untuk sisi tegangan rendah (sekunder).
Adapun angka jarum jam, angka ini menunjukkan letak sisi kumparan
tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah. Jarum panjang selalu
menunjuk angka 12 dan dibuat berhimpit (dicocokkan) dengan vektor fasa VL
tegangan tinggi line to line. Sedangkan jarum pendek menunjukkan letak
vektor fasa vl tegangan rendah. Dari jarum panjang dan pendek akan
terbentuk sudut yang merupakan pergeseran antara vektor fasa V dan v.
Gambar 21. gambaran hubungan transformator
Dengan melihat contoh gambar diatas dan memperhatikan patokan
yang telah diberikan di atas, diketahui bahwa perbedaan fasa pada
tranformator mempunyai kelompok hubungan Dy11
Dalam gambar diatas ditunjukan beberapa kelompok hubungan
transformator yang lazim digunakan, sesuai dengan normalisasi pabrik (VDE
0532)
Tabel 1. kelompok hubungan menurut VDE 0532
Angka
jam
Kelompok
hubungan
TT
Tegangan
tinggi
Tr
tegangan
rendah
Hubungan
lilitan
TT
Hubungan
lilitan
tr
Perbandinga
n lilitan
a
0
Dd0
Yy0
Dz0
5
Dy5
Yd5
Yz5
6
Dd6
Yy6
Dz6
11
Dy11
Yd11
Yz11
5.7. konstruksi bagian-bagian transformator
Transformator terdiri dari:
5.7.1. Bagian Utama
5.7.1.1. intibesi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan.
Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi,
untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan
oleh “Eddy Current”.
Gambar 22. Inti besi dan laminasi yang diikat fiber glass
5.7.1.2. kumparan transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi akan membentuk suatu
kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun
terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax,
dan lain-lain.
Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder.
Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik
maka pada kumparan tersebut timbul fluksi. Fluksi ini akan
menginduksikan tegangan, dan bila pada rangkaian sekunder ditutup
(bila ada rangkaian beban) maka akan menghasilkan arus pada
kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan
arus.
Gambar 23. Susunan kumparan dari suatu transformator tenaga
Gambar 24. Kumparan dua lapis bentuk spiral
Gambar 25. Kumparan silang
5.7.1.3. minyak transformator
Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya
direndam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang
berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai
media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi
(daya tegangan tembus tinggi) sehingga minyak trafo tersebut
berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.
5.7.1.4. bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui
sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh
isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor
tersebut dengan tangki trafo.
Gambar 26. Bushing
5.7.1.5. tangki konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo
berada (ditempatkan) dalan tangki. Untuk menampung pemuaian
minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator
5.7.2. Peralatan Bantu Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas
akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut
mengakibatkan kenaikan suhu maka akan merusak isolasi. maka
dalam ini diperlukan system pendingin yang baik
Media yang dipakai pada system pendingin dapat berupa:
a. udara/gas
b. minyak
c. air
Baut terminal saluran keluar
Sumbat lubang pengisi minyakBaut terminal sebelah dalam untuk konduktor fleksibelRuang pemuaian
Minyak
Isolator keramik
Pengambilan minyak untuk diuji
Flens tetap
Isolator keramik
Badan kondensor
Mantel berisolasi
d. dan lain sebagainya
sedangkan pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara;
a. Alamiah ( natural )
b. Tekanan/paksaan
Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat
adanya perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan
panas dari media tersebut ke udara luar diperlukan bidang
perpindahan panas yang lebih luas antara media (minyak udara/gas),
dengan cara melengkapi trafo dengan sirip-sirip (radiator).
Bila diinginkan/dikehendaki penyaluran panas yang lebih cepat
lagi, cara natural/alamiah tersebut dapat diperlengkapi dengan
peralatan untuk mempercepat sirkulasi media pendingan dengan
pompa-pompa sirkulasi minyak, udara dan air, dengan cara ini disebut
pendingin paksa (forced).
5.7.2.1. tap changer
Adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk
mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan)
dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah.
Tap changer yang hanya dapat beropeasi memindahkan tap
trafo dalam keadaan trafo tidak berbeban disebut “OFF Load Tap
Changer”, dan hanya dapat dioperasikan secara manual.
Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap
trafo, dalam keadaan trafo berbeban disebut “ON Load Tap Changer”
dan dapat dioperasikan secara manual dan/atau otomatis.
Gambar 27. Perubah tap tegangan tinggi (off load) pada transformator tenaga 3 fasa 50 Hz
Gambar 28. Perubah tap tegangan tinggi (on load) pada transformator tenaga 3
fasa 50 Hz
Gambar 29. Perubah tap tegangan tinggi dari suatu trafo tenaga
5.7.2.2. alat pernapasan ( Dehydrating Breather )
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu
udara luar, maka suhu minyak pun akan berubah-ubah mengikuti
keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan
mendesak udara diatas permukaan minyak keluar dari dalam tangki,
sebaliknya apabila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara
luar akan masuk ke dalam tangki.
Kedua proses diatas disebut pernapasan trafo. Akibat
pernapasan trafo tersebut maka permukaan minyak akan selalu
bersinggungan dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan
menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk
mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar
dilengkapi dengan alat pernapasan, berupa tabung berisi kristal zat
hygroskopis.
Gambar 30. Alat pernapasan, beruopa tabung berisikan kristal zat hygroskopis
5.7.2.3. indikator-indikator
Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, maka perlu adanya
indikator pada trafo sebagai berikut:
- Indikator suhu minyak
- Indikator permukaan minyak
- Indikator sistem pendingin
- Indikator kedudukan tap
- Dan sebagainya
Gambar 31. Alat pengukur suhu Gambar 32. Indikator permukaan minyak
.
6. SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR
6.1. Sistem Proteksi Trafo
Proteksi trafo adalah sistem pengamanan yang dilakukan untuk
melindungi trafo dari gangguan. Sedangkan untuk alat proteksi trafo
dapat disebut juga pengaman atau rele proteksi.
Sifat alat ini adalah mendeteksi keadaan atau kondisi tidak normal atau
gangguan dalam sistem tenaga listrik dengan cara mengukur suatu
besaran listrik tertentu lalu memberikan instruksi/perintah kepada
besaran listrik atau mekanik (trip coil, pemutus maupun alarm), sebagai
tanggapan/respons atas besaran yang dideteksinya. Instruksi yang
merupakan besaran listrik.
Adapun pengelompokan fungsi peralatan proteksi ini secara umum
adalah sebagai berikut :
1.Mendeteksi adanya gangguan hubung singkat yang terjadi pada
daerah proteksinya.
2.Memutuskan secara cepat dan tepat hubungan pada bagian yang
terganggu.
3.melokalisir gangguan yang terjadi dengan memutuskan daerah
gangguan .
4.Mengupayakan sekecil mungkin daerah yang padam.
Rele proteksi sistem tenaga listrik adalah rele yang bertanggung
jawab atas kondisi kerja yang tidak normal dalam sistem tenaga listrik,
dimana rele akan mengontrol pembukaan Pemutus Daya (PMT) untuk
mengisolasi bagian yang terganggu dari system dan meminimumkan
penghentian pelayanan. Setelah rele tersebut mendeteksi adanya
gangguan pada system.
Dengan adanya rele proteksi ini, maka operasi pembukaan PMT
untuk memisahkan bagian yang terganggu dapat dilakukan dengan
cepat dan selektif. Namun rele ini bukanlah untuk menghilangkan
gangguan,dia hanya dapat meminimumkan gangguan hingga batas
yang diinginkan
6.2. Syarat Dasar Rele Proteksi
Rele proteksi yang baik dan efisien haruslah memenuhi beberapa
persyaratan, yaitu:
1. Kecepatan Operasi.
Rele proteksi harus mampu memutuskan bagian yang terganggu
secepat mungkin. Ini mengingat bahwa, jika rele proteksi mampu
bekerja dengan cepat maka beberapa hal penting dapat dicapai antara
lain:
a. Mempercepat tercapainya kembalinya stabilitas sistem.
b. Mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan.
c. Memperkecil timbulnya gangguan pada konsumen.
d. Mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan lain yang
disebabkan oleh gangguan yang telah terjadi.
Adapun waktu total yang dibutuhkan untuk melepaskan bagian
yang terganggu dari sistem biasa disebut dengan clearing time
merupakan perjumlahan dari waktu kerja rele dan waktu kerja
pemutusan CB.
Waktu kerja rele adalah waktu sejak saat terjadinya gangguan hingga
saat menutupnya kontak pada rangkaian pemutus.
Sedangkan waktu pemutusan CB adalah waktu sejak saat
penutupan kontak pada rangkaian pemutus hingga saat terhubung
saklar daya (CB).
Kemampuan untuk mengamankan gangguan sesuai dengan
waktu yang ditentukan untuk macam gangguan yang terjadi, jadi :
Topr = Tp + TCB
Dimana :
Topr = Waktu yang masih diperbolehkan untuk suatu gangguan.
Tp = Waktu kerja rele dari mulai saat menerima besaran ukuran yang
sesuai harga reaksi sampai saat kontak rele trip.
TCB = Waktu pelepasan CB yaitu saat kontak rele trip sampai saat CB
membuka.
Rele proteksi berkecepatan tinggi yang modern mempunyai
waktu kerja rele sekitar 1.0 sampai 2.0 cycles (sekitar 0,02 sampai
0,04 detik untuk frekuensi sistem 50 Hz). Sedangkan waktu pemutus
CB berkecepatan tinggi adalah sekitar 0,05 sampai 0,06 detik. Jadi
clearing Time-nya adalah sekitar 0,07 sampai 0,1 detik.
2. Keandalan (Reliability)
Rele proteksi setiap saat harus dapat berfungsi dengan baik
dan benar pada setiap kondisi gangguan yang telah direncanakan.
Keandalan dapat dibagi atas 2 unsur, yaitu kemampuan rele untuk
bekerja benar saat dibutuhkan, dan kemampuan rele untuk tidak
bekerja bila tidak dibutuhkan.
Beberapa faktor penting yang mempengaruhi keandalan suatu
sistem proteksi adalah antara lain:
a. Kualitas dari rele proteksi.
b. Kesederhanaan dari konstruksinya dan
c. Ketetapan perancangannya.
3. Faktor memilih ((Selektivitas)
Selektivitas suatu rele proteksi adalah kemampuannya untuk
menentukan di titik mana gangguan terjadi dan menentukan PMT
mana yang harus bekerja yang terdekat dengan titik gangguan.
Dengan perkataan lain, kemampuannya untuk mengisolasi hanya
bagian yang terganggu saja.
4. Faktor Ekonomi.
Untuk merencanakn suatu sistem proteksi yang baik, faktor
ekonomi memegang peranan yang penting. Semakin banyak alat
proteksi yang digunakan pada sistem tenaga akan menyebabkan
semakin besarnya biaya. Karena itu diperlukan optimasi yang dapat
menggabungkan seluruh kebutuhan dasar dari rele sehingga desain
sistem rele menjadi ekonomis, tetapi tidak mengabaikan faktor-faktor
keandalan, Selektivitas dan kecepatan operasi.
5. Kesederhanaan .
Suatu sistem rele proteksi yang sederhana menunjukkan tanda
dari suatu desain yang baik. Semakin sederhana atau sedikit jumlah
rele beserta kontak dan rangkaiannya, akan semakin meningkatkan
keandalannya, karena kemungkinan terjadinya kegagalan pemakaian
akan semakin kecil.
6. Sensitivity
Kemampuan untuk menerima dan merasa keadaan abnormal dari
besaran ukuran yang dimasukkan dalam rele proteksi tersebut.
Sensitivity dapat dinyatakan dalam factor sensitivitas (Ks) :
Untuk rele arus lebih : Ks =
Dimana :
Isc = Arus hubung singkat minimum yang dihitung pada ujung
terjauh pada daerah rangkaian yang diproteksi.
Ipp = Harga reaksi arus primer dari peralatan proteksi.
Untuk rele tegangan kurang : Ks =
Vpp = Harga reaksi tegangan primer dari rele produksi.
Vr max = Tegangan sisa pada titik dimana rele dipasang.
6.3. Rele Proteksi dan Peralatannya
Umumnya dalam melakukan fungsi rele proteksi, dibantu dengan
CB sebagai pemutus. CB (circuit breaker) mempunyai kesanggupan untuk
melepas bagian-bagian yang mengalami gangguan apabila CB mendapat
perintah dari rele proteksi.
Secara umum bagian rele proteksi dapat digambarkan seperti gambar
dibawah ini:
trip
Besaran ukur
Gambar 3.9. Blok diagram bagian-bagian rele proteksi.
1. Bagian perasa
Pada bagian ini perubahan dari besaran ukur dirasakan dan selanjutnya
diteruskan ke pengolah data.
2. Bagian pengolah data
Bagian yang mengolah data yang berasal dari bagian perasa.
3. Bagian kontrol
Bagian kontrol adalah bagian yang membuka CB.
Bagianperasa
Bagian pengolahdata
Bagiankontrol
6.4. Klasifikasi Rele
a. Berdasarkan prinsip kerja :
1. Rele elektromagnetis.
2. Rele thermal.
3. Rele induksi.
4. Rele elektronis.
b. Berdasarkan besaran ukur yang dirasa :
1. Rele arus.
2. Rele daya.
3. Rele tegangan.
4. Rele reaktansi.
5. Rele impedansi.
6. Rele frekuensi.
7. Rele sudut fasa.
c. Berdasarkan hubungan bagian perasa rele dengan bagian yang
diamankan rele:
1. Rele primer.
2. Rele sekunder.
d. Berdasarkan cara bagian kontrol mengerjakan bagian pelepas rele :
1. Rele bekerja langsung (bagian kontrol mengerjakan sendiri
pelepasan).
2. Rele bekerja tidak langsung (kontak rele atau tanpa rele pembantu
menutup rangkaian kumparan pelepas yang mengerjakan CB).
e. Berdasarkan waktu :
1. Rele dengan kelambatan waktu.
2. Rele tanpa kelambatan waktu.
f. Berdasarkan macam kontak rele :
1. Rele kontak normally open (NO).
2. Rele kontak normally closed (NC).
6.5. Jenis-jenis Rele
6.5.1. Rele Differensial
Pada trafo daya, rele diferensial merupakan rele utama yang ditujukan
untuk mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat dan rele ini dipakai
pada setiap disemua trafo sebagai alat proteksinya, baik hubung singkat
antara fasa atau hubung singkat antara fasa dengan tanah.kekurangan dari
sifat alam ini adalah kurang sensitivnya terhadap gangguan hubung singkat
prinsip kerja dari rele ini adalah membandingkan arus-arus yang
masuk dan keluar. Pada kondisi normal atau gangguan di luar trafo, arus
akan bersirkulasi pada rangkaian sekunder trafo arus tanpa melewati rele
( Gambar.1 ). Bila terjadi gangguan dalam trafo ( internal ), maka I2 akan
berbalik arah, sehingga arus sekunder dari kedua trafo akan saling
mentripkan dan masuk ke rele dan rele bekerja ( gambar.2 )
Salah satu cara untuk mengatasi keadaan ini adalah dengan
memasang unit penahan harmonisa (harmonik unit) yang dipasang seri
dengan kumparan kerja melalui sebuah trafo arus.
6.5.2. Rele Arus Lebih ( OCR )
Rele arus lebih adalah rele pengaman yang dirancang untuk dapat
mendeteksi adanya gangguan yang diakibatkan oleh arus dan beban lebih
kemudian mengambil keputusan seketika atau perlambatan waktu untuk
membuka PMT pada saat ganguan.
Jika gangguan eksternal pada suatu transformator tidak cepat
dihilangkan (misalnya hubungan singkat), dapat mengakibatkan pemanasan
yang berlebihan ataupun kerusakan lainnya. Rele arus lebih digunakan untuk
menghindari kerusakan transformator dari gangguan hubung singkat yang
terjadi pada rel daya transmisi sebelum gangguan tersebut menjalar pada
transformator.
Berdasarkan waktu kerjanya, rele arus lebih dibedakan menjadi tiga macam :
1. Rele arus lebih Inverse (Inverse time Over Current relay).
Adalah rele arus lebih yang bekerjanya sesuai karakteristik rele inverse,
tergantung pada besarnya arus gangguan. Ada empat macam
karakteristik rele Inverse, yaitu :
a. Normal Inverse
b. Very Inverse
c. Extremely Inverse
d. Inverse Time Relay.
2. Rele arus lebih difinit (Definite-Time Over-Current relay).
Adalah rele arus lebih dengan penundaan waktu tertentu.
3. Rele arus lebih sesaat (Instantaneous Over Current Relay)
Adalah rele arus lebih yang bekerjanya tanpa waktu tunda.
rele ini bekerja berdasarkan setingan tergantung besarnya arus
gangguan
Cara Kerjanya sbb:
1. Pada kondisi normal, arus beban (Ib) oleh trafo arus ini
ditransformasikan ke besaran sekunder (Ir). Arus Ir mengalir pada
kumparan rele. Karena arus itu masih kecil daripada harga yang
ditetapkan (setting), rele tidak akan bekerja.
2. Bila terjadi gangguan hubung singkat, arus Ib akan naik dan
menyebabkan arus Ir naik pula. Jika arus Ir ini melebihi suatu harga
setting-nya, maka rele akan bekerja dan memberikan perintah trip ke
PMT, sehingga gangguan dapat diisolir.
3. Beberapa istilah pada rele arus lebih.
- Ip = arus kerja (arus Pick-up), yaitu arus minimum yang
menyebabkan rele bekerja.
- Id = Ir = arus kembali (arus drop-off/ Id, arus reset/ Ir), yaitu arus
maksimum yang menyebabkan rele kembali tidak bekerja.
- Perbandingan Id/ Ip, adalah suatu harga perbandingan antara arus
kembali dengan arus kerja.
- Time delay, yaitu periode waktu yang sengaja diberikan pada rele
untuk memperlambat trip ke PMT sejak rele itu Pick-up.
Hampir semua peralatan listrik mengguanakan rele ini sebagai
pengaman, yang membedakan adalah dari fungsi rele. Yang
dimaksud fungsi adalah:
OCR sebagai pengaman utama ( main protection )
OCR sebagai pengaman cadangan ( back up protection )
Beberapa keuntungan dari rele arus lebih jenis statik :
1. Ketelitian lebih tinggi.
2. Beban semu yang rendah sekali sehingga persyaratan transformator
yang diperlukan berkurang.
3. Kurang memerlukan perawatan.
4. Ukuran lebih kecil.
Penggunaan yang sederhana serta kehandalan dalam beroperasi
membuat rele proteksi arus lebih ini banyak dipakai dalam proteksi arus
lebih, arus kerja primer dari rele proteksi dapat dihitung dengan rumus :
Ipp = I1 max
Dimana :
I1 max = Arus beban maksimum
Kst = Faktor keamanan biasa
Kd = Perbandingan drop out dari rele proteksi biasa diambil 0.8-0.85.
Arus kerja sekunder rele (In) dihitung dengan memperhatikan belitan ntc
trafo arus dan koefisien Ksch, dari rangkaian :
Ksch = ,
Dimana :
Ir = Arus yang melalui kumparan rele.
I2 = Arus sekunder trafo.
DC Supply
Gambar 3.10. Blok diagram rele arus lebih.
T
In I
Gambar 3.11. Karakteristik arus terhadap waktu
6.5.4. Rele Hubung Tanah ( Ground Faulth Relay )
Rele hubung tanah pada dasarnya mengguanakan rele arus lebih
seperti yang digunakan pada gangguan hubung singkat antar fasa tapi
rangkaiannya berbeda
Bila terjadi ketidak seimbangan arus/terjadi gangguan hubung singkat
ke tanah maka akan timbul arus urutan nol pada titik pentanan trafo,
Unitpenyearah
Faultdetector
Timmingcircuit
Leveldetector
Trippingcircuit
sehingga rele di netral trafo akan bekerja.Hal yang sama juga dirasakan rele
hubung tanah pada out ging trafo . Gambar a mempunyai kemiripan
terhadap gambar b maka dapat melihat gangguan F pada out ging trafo.
6.5.5. Rele gangguan tanah terbatas ( Resisted Earth Faulth Relay / REF
)
Rele ini dipasang pada trafo yang titik netralnya di tanahkan langsung,
yang berfungsi untuk membantu rele differensial dalam mengamankan trafo
dari gangguan hubung tanah dalam kumparan trafo.
Rele ini dipasang karena sensitivitas rele differensial sangat
terbatas,terutama dalam mendeteksi terjadinya hubung singkat di titik netral
Prinsip kerja REF
Bila terjadi gangguan tanah di luar daerah pengaman, maka tidak ada
arus ayng mengalir di rele, tetapi kalau terjadi gangguan tanah di dalam
daerah pengaman, maka kan timbul arus yang mengalir di rele. Tetapi rele
differensial yang berimpedansi tinggi dapat digunakan sebagai rele
gangguan tanah terbatas, karena jika terjadi gangguan internal akan timbul
tegangan yang tingi ini digunakan tahanan non linear ( resistor ). Rele ini
menimbulkan trip tanpa waktu tunda.
6.5.6. Rele Bucholz
Rele Bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan
mengamankan terhadap gangguan didalam trafo yang menimbulkan
gas.
Gas yang timbul diakibatkan oleh:
Hubung singkat antar lilitan pada/dalam fasa
Hubung singkat antar fasa
Hubung singkat antar fasa ke tanah
Busur api listrik antar laminasi
Busur api listrik karena kontak yang kurang baik
Selama trafo beroperasi normal, rele terisi penuh dengan minyak.
Pelampung akan berada pada posisi awal. Bila terjadi gangguan yang
terjadi di dalam tangki trafo, misalkan hubung singkat dalam kumparan,
maka akan menimbulkan gas. Gas yang terbentuk dalam rele pada saat
perjalanan menuju tangki konservator, sehingga level minyak dalan rele
turun dan akan mengerjakan kontak alarm (kontak pelampung atas).
Bila level minyak turun secara perlahan-lahan akibat kebocoran,maka
pelampung bawah akan memberikan sinyal trip. Bila terjadi busur api
yang besar akan terjadi dengan cepat dan timbul sinyal pada minyak
yang bergerak melalui pipa ke rele Buchloz pada kecepatan tertentu
pelampung bawah akan menutup kontak untuk sinyal trip
6.5.7. Pengaman tekanan lebih ( explosive membrane/pressure relief
vent )
Alat ini berupa membrane yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga
atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap
kenaikkan tekanan gas yang timbul didalam tangki (yang akan pecah pada
tekanan tertentu) dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki trafo.
Pengaman tekanan lebih tidak dipasang karena jenis pengaman ini
bekerjanya hanya indikator bila terjadi gangguan dan dianggap kurang
efektif. Untuk menggantikan jenis proteksi ini dipasang rele tekanan lebih
(Sudden pressure relay) yang bekerja jika ada gangguan tekanan lebih maka
akan memutuskan PMT
6.5.8. Rele tekanan lebih (Sudden pressure relay)
Rele tekanan lebih umumnya ada dua macam yang mempunyai
prinsip kerja berbeda :
Sudden pressure relay
Bagi trafo tanpa konservator dipasang rele tekanan mendadak yang
dipasang pada rele tangki dan bekerja dengan pertolongan membran.
Rele ini dipasang pada semua transformator.
Rele ini berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap tekanan
lebih.cara kerjanya sama dengan rele Bucholz Bedanya rele ini hanya
bekerja oleh kenaikkan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung
menjatuhkan pemutus.
Pressure relay device
Rele ini biasanya diletakkan pada bagian pipa yang tinggi. Bila pada
tangki trafo terjadi tekanan yang berlebihan akibat gangguan dalam trafo,
maka tekanannya lebih rendah. Bila tekanan gas atau minyak dalam tangki
trafo naik melebihi kekuatan dari plat rele tersebut, maka plat akan pecah
dan jarum pemecah (breaking needle) akan keluar karena tekanan pegas
dan mengerjakan switch yang akan menyalakan alarm untuk mentripkan
PMT. Bahan yang digunakan pada rele tersebut tebuat dari kaca, plastic
dan tembaga.
Sama pada rele pengaman tekanan lebih jenis rele tekanan lebih
kedua jenis pengaman ini mempunyai prinsip kerja dan fungsi yang sama
yaitu rele bekerja dengan adanya tekanan yang diakibatkan gas dalam
tangki trafo
6.5.9. Rele tangki tanah
Rele tangki tanah berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi
hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang
tidak bertegangan pada trafo.
Sebelum tahun 1990 rele jenis ini di pasang karena sesuai
perkembangan teknologi maka fungsi rele ini sudah digantikan oleh rele
gangguan tanah terbatas ( Resisted Earth Faulth Relay / REF ) yang lebih
efektif dan efisien.
6.5.10. Rele Jansen
Berfungsi untuk mengamankan pengubah tap ( Tap Changer) pada
trafo.
Rele ini dipasang sedekat mungkin pada tap changer, dan di sisipkan
pada pipa yang menghubungkan pengubah tap dengan konservator.
Katup ( Valve) rele menutup pipa seakan masuk, cukup untuk gas-gas
yang dihasikan selama pengubah tap nominal.
Bila terjadi gangguan maka minyak akan bertekanan tinggi, katup
akan ditekan dan menggerakan tuas, dan pada saat ini tuas akan
menggerakan kontak mercuri ( Menutup kontak ).
Rele jansen adalah tipe rele yang khusus dipasang pada center tap
trafo dan berungsi sebagai pengaman tap changer , jadi rele ini tidak
terdapat pada pengaman trafo.
6.5.11. Rele termis
Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi
kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih.
Besaran yang diukur didalam rele ini adalah kenaikkan temperatur.
Secara khusus rele ini dapat juga berfungsi untuk memperpanjang
usia trafo yang mungkin rusak akibat adanya pemanasan, rele termis
bekerja jika terjadi pemanasan lebih pada trafo maka rele akan
menyalakan pendingin berupa kipas yang putarannya sesuai dengan
kenaikan panas trafo.
6.5.12. Arrester
Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap
tegangan lebih, yang disebabkan oleh petir atau surja hubung
(switching surge). Alat ini bersifat sebagai by-pass disekitar isolasi
yang membentuk jalan dan mudah dilalui oleh arus kilat ke sistem
pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan yang lebih tinggi
dan tidak merusak isolasi peralatan listrik. By-pass ini harus
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran daya sistem
frekuensi 50 Hz.
Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator,
bila timbul tegangan surja alat ini bersifat sebagai konduktor yang
tahanannya relatif rendah, sehingga dapat melakukan arus yang tinggi
ke tanah. Setelah surja hilang, arrester harus dapat dengan cepat
kembali menjadi isolasi.
Sesuai dengan fungsinya, yaitu arrester melindungi peralatan
listrik pada sistem jaringan terhadap tegangan lebih yang disebabkan
petir atau surja hubung, maka pada umumnya arrester dipasang pada
setiap ujung SUTT yang memasuki gardu induk yang langsung
dihubungkan dengan transformator.
6.5.13. SEF ( Standby Earth Faulth )
Rele ini berfungsi untuk menormalkan gangguan fasa ke tanah dan
SEF ini sebagai dipasang sebagai rele cadangan ( backup protection )
prinsip kerjanya sama dengan rele gangguan tanah terbatas rele ini
bekerja jika rele yang digandengnya tidak mampu menahan
gangguan. Rele ini dipasang karena sensitivitas rele gangguan tanah
terbatas
6.5.14. Rele beban lebih ( Over Load Relay )
Rele arus lebih adalah rele pengaman yang dirancang untuk dapat
mendeteksi adanya gangguan yang diakibatkan oleh beban lebih kemudian
mengambil keputusan seketika atau perlambatan waktu untuk membuka
PMT pada saat ganguan.
Prinsip kerja dari OLR ini persis sama dengan OCR yaitu, jika
gangguan eksternal pada suatu transformator tidak cepat dihilangkan
(misalnya hubungan singkat), dapat mengakibatkan pemanasan yang
berlebihan ataupun kerusakan lainnya. Rele beben lebih digunakan untuk
menghindari kerusakan transformator dari gangguan hubung singkat yang
terjadi pada rel daya transmisi sebelum gangguan tersebut menjalar pada
transformator.
Rele ini hanya di pasang pada trafo-trafo distribusi karena trafo ini
langsung disalurkan ke konsumen dimana seiring waktu dan pertambahan
penduduk maka beban bertambah juga dan terdapat beban puncak
konsumen dimana waktunya berubah
6.6. Daerah-Daerah Perlindungan (Zones Of Protection).
Konsep daerah-daerah perlindungan ini membantu kita dalam
mendefinisikan persyaratan sistem perlindungan.
Dalam sisem tenaga bila terjadi gangguan maka gangguan tersebut
harus dilokalisir jangan sampai meluas. Untuk memenuhi hal itu alat
pengaman harus dapat dikoordinir satu sama lain, sehingga hanya alat-alat
pengaman yang terdekat dengan tempat gangguan saja yang bekerja,
dengan kata lain bersifat Selektif. Karena alat-alat pengaman mempunyai
kemampuan kerja terbatas, maka pada sistem tenaga terdapat pembagian
daerah-daerah proteksi sehingga didapatkan Selektivitas yang lebih baik.
Aspek penting lainnya tentang daerah perlindungan adalah bahwa
daerah yang berdekatan selalu tumpang tindih (Overlap). Hal ini memang
perlu, karena jika tidak demikian, maka terdapat daerah yang tidak terdeteksi
oleh rele.
7. PEMUTUS TENAGA (PMT)
7.1. Pengertian Pemutus Tenaga (PMT)
Pemutus tenaga (PMT) adalah sakelar yang dapat digunakan untuk
menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik yang sesuai
dengan ratingnya. Dalam melakukan pemutusan atau menghubungkan
arus/daya listrik, akan terjadi busur api. Pemadaman busur api listrik tersebut
dapat dilakukan dengan beberapa macam bahan, yaitu minyak, udara dan
gas.
7.2. Jenis-Jenis Pemutus Tenaga (PMT)
Berdasarkan media pemadaman busur api listrik, PMT dapat dibagi
menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Pemutus Tenaga dengan media minyak.
2. Pemutus Tenaga dengan menggunakan media Gas SF6
3. Pemutus Tenaga dengan menggunakan media udara.
7.2.1. Pemutus Tenaga dengan Media Minyak
PMT dengan media minyak dapat dibagi menjadi 2 macam :
1. PMT dengan banyak menggunakan minyak (Bulk oil circuit breaker)
Pada PMT ini minyak berfungsi sebagai isolasi antara bagian-bagian
yang bertegangan dengan badan, dan juga berfungsi sebagai peredam
loncatan busur-api.
2. PMT dengan sedikit menggunakan minyak (Low oil circuit breaker)
Pada PMT ini minyak berfungsi sebagai peredam loncatan busur-api saja.
Bagian-bagian Utama PMT dengan Media Minyak
1. Bagian-bagian utama PMT dengan banyak menggunakan minyak
adalah :
a. Tangki (tank)
b. Kontak-kontak (contacts)
c. Pengatur busur-api (arc control device)
d. Mekanis penggerak (operating mechanism)
e. Bushing
2. Bagian-bagian utama PMT dengan sedikit menggunakan minyak
adalah :
a. Bagian/ruang pemutus tenaga (circuit breaker compartment)
b. Kontak-kontak (contacts)
c. Pengatur busur-api (arc control device)
d. Mekanisme penggerak (operating mechanism)
e. Bagian penyangga (supporting compartment)
f. Bagian ruang atas (top chamber)
g. Bagian bawah/dasar (breaker base)
7.2.1.1. Pemutus Tenaga (PMT) dengan Banyak Minyak
Pemutus Tenaga dengan menggunakan banyak minyak pada
umumnya dipergunakan pada sistem tegangan dengan 245 KV. Pada
tipe ini minyak berfungsi sebagai :
a. Peredam loncatan bunga api selama pemutusan
kontak-kontak.
b. Bahan isolasi antara bagian-bagian yang bertegangan
dengan badan.
Pemutus tenaga tipe ini ada yang mempunyai alat pembatas busur api
listrik dan ada pula yang tidak memakainya. Pada PMT ini, minyak
selain berfungsi sebagai isolasi antara bagian-bagian yang
bertegangan dengan badan juga berfungsi sebagai peredam atau
pemadam loncatan busur api listrik saja.
Prinsip Kerja PMT dengan menggunakan Banyak Minyak.
Untuk proses membuka dan menutup dari PMT ini adalah dengan
menggerakkan batang penggerak (tensionrod), turun untuk membuka
kontak - kontak dan naik untuk menutup kontak - kontak. Batang
penggerak digerakan oleh mekanisme penggerak (operating
mechanism). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar.
PMT banyak minyak dengan pengatur busur api. PMT menggunakan banyak
minyak tanpa pengatur
busur api.
Gambar. PMT dengan menggunakan banyak minyak
Keterangan gambar:
1. Tangki
2. Minyak dielektrik
3. Kontak yang bergerak
4. Gas yang terbentuk oleh dekomposisi minyak dielektrik (hydrogen
70%)
5. Alat pembatas busur api listrik
6. Kontak tetap
7. Batang penegang (dari fiberglass)
8. Konduktor dari tembaga
9. Bushing terisi minyak atau tipe kapasitor
10.Konduktor
11. Inti busur api listrik
12.Gas hasil ionisasi
13.Gelembung - gelembung gas.
Bagian Utama PMT dengan Banyak Menggunakan Minyak
a. Tangki
Bahan dari tangki PMT ini dibuat dari plat baja, dengan teknik
pengelasan khusus. Tangki dilengkapi dengan ventilasi (saluran
pengaman, dimana arah alirannya dari dalam keluar) yang berfungsi
untuk membebaskan tekanan dalam tangki. Ventilasi tersebut harus
selalu diperhatikan agar jangan sampai tersumbat oleh sesuatu.
Tangki berfungsi menahan tekanan gas yang timbul selama
proses pemadaman busur-api. Bentuk dari tangki PMT direncanakan
sesuai dengan kebutuhan, yaitu ada satu tangki untuk tiga kutub atau
satu tangki untuk satu kutub saja.
b. Kontak-kontak
Kontak-kontak terdiri dari kontak bergerak (moving contact) dan
kontak tetap (fixed contact). Perencanaan kontak-kontak ditentukan
oleh tipe dari pengatur busur-api (arc control device).
Kontak-kontak dilapis dengan oksida tembaga sehingga selalu
dalam keadaan bersih dari pergesekan antar kontak. Kontak tetap
dilengkapi dengan pegas yang berfungsi menahan kontak bergerak.
Kontak bergerak adalah sebuah batang tembaga berbentuk silinder
yang dilengkapi dengan ujung kontak. Ujung kontak bila rusak, dapat
diganti dan dipasang kembali tanpa mengganti seluruh kontak.
Gambar 4.1 Susunan Kontak-kontak
Keterangan Gambar 4.1 :
1. Penahan kontak (contact support).
2. Kontak utama (main contact) terdiri dari electrolytic copper with
tungsten copper tips.
3. Belitan pegas (coiled spring) terdiri dari phospher bronze.
4. Kontak bergerak (moving contact).
5. Ujung kontak (arcing tip) terdiri dari tungsten copper.
6. Tangki kontak bergerak (moving contact stem) terdiri dari electrolytic
copper.
c. Pengatur busur-api
Pengatur busur-api (arc control device) umumnya dipergunakan
pada PMT dengan banyak menggunakan minyak yang berkapasitas
besar dan PMT dengan sedikit menggunakan minyak.
Pengatur busur-api mengatur panjangnya busur-api sehingga
pemadamannya dapat berlangsung dengan baik. Mekanisme dalam
pengatur busur-api dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 4.2 (a) Kontak menutup
Gambar 4.2 (b) Kontak Mulai
Membuka
Gambar 4.2 (c) Kontak dalam Posisi Terbuka
Gambar 4.2 Proses Pemadaman Busur-api
Keterangan gambar 4.2 :
1. Kontak tetap
2. Kontak bergerak
3. Pengatur busur-api
4. Busur-api
5. Gas bertekanan
6. Minyak
Ketika kontak bergerak terpisah meninggalkan kontak tetap, di
dalam pengatur busur-api terbentuk gas. Gas yang dihasilkan ini,
tekanannya akan bertambah di dalam pengatur busur-api. Karena
cepatnya kontak bergerak meninggalkan kontak tetap dan besarnya
tekanan gas, maka akan menimbulkan efek hembus (blast effect)
sehingga busur-api padam.
d. Mekanisme penggerak
Mekanisme penggerak berfungsi menggerakkan kontak bergerak
untuk pemutusan dan penutupan dari PMT. Bagian ini terdiri dari satu
kesatuan kerja tersendiri. Pemutusan dan penutupan oleh mekanisme
penggerak dapat dilakukan secara mekanis, elektris, pneumatik dan
hidraulis. Pemilihan mekanisme penggerak ini adalah tergantung dari
perencanaan PMT dan letak pengoperasiannya.
e. Bushing
Bushing terdiri dari porselen dan inti elektroda. Inti berfungsi
sebagai konduktor yang bertegangan, sedangkan porselen berfungsi
sebagai isolasi antara yang bertegangan dengan badan.
Prinsip Kerja PMT dengan Banyak Menggunakan Minyak
Proses untuk membuka dan menutup dari PMT ini adalah dengan
menggerakkan batang penggerak, turun untuk buka kontak-kontak dan
naik untuk menutup kontak-kontak. Batang penggerak digerakkan oleh
mekanisme penggerak (operating mechanism).
7.2.1.2. Pemutus Tenaga (PMT) dengan Sedikit Minyak
Pada PMT dengan menggunakan sedikit minyak, fungsi dari minyak
hanya sebagai peredam loncatan bunga api sedangkan fungsi
sebagai bahan isolasi dari bagian-bagian yang bertegangan dilakukan
oleh porselen atau material isolasi dari bahan organik. Pemutusan
arus dilakukan di bagian dalam dari pemutus. pemutus ini dimasukan
dalam tabung yang terbuat dari bahan isolasi. Diantara bagian
pemutus dan tabung, di isi minyak yang berfungsi untuk
memadamkan busur api waktu pemutusan.
Gambar 3.2 PMT Sedikit Menggunakan Minyak
Keterangan gambar 3.2 :
1. Kontak tetap
2. Kontak bergerak
3. Ruangan pemutus aliran
4. Ruangan penyangga
5. Ruangan atas (puncak)
6. Alat pemadam busur api
7. Kontak tetap
8. Penutup dari kelas bakelit
9. Batang penggerak
10. Katup pelalu
11. Terminal
12. Katup pembantu
13. Lobang gas
Bagian Utama PMT dengan Sedikit Menggunakan Minyak
a. Bagian/ruang pemutus tenaga
Bagian/ruang pemutus tenaga ini berupa ruangan yang
diselubungi di bagian luar oleh porselen atau isolator steatit dan di
sebelah dalam diselubungi oleh tabung bakelit. Dalam ruangan tersebut
terdapat kontak-kontak tetap yang melekat pada bagian atas tabung
bakelit, sedangkan kontak-kontak bergerak yang tersambung pada
batang penggerak terletak di dalam sistem pemadam busur-api dan
minyak. Bagian ini terletak diantara bagian ruang atas dan bagian
penyangga.
b. Kontak-kontak
Kontak-kontak terdiri dari kontak tetap (fixed contact) dan kontak
bergerak (moving contact).
a. Kontak Tetap (fixed contact)
Kontak tetap dari segmen-segmen yang disebut jari-jari kontak
(contact finger), terbuat dari campuran tembaga dan perak.
Ujung jari-jari kontak yang akan berhubungan / bersentuhan
dengan kontak bergerak (moving contact) terbuat dari tembaga
– tungsten. Kontak tetap dibagi dalam dua bagian:
Kontak tetap atas (upper fixed contact)
Kontak tetap atas terdapat dalam pengatur busur api (arc
control device/turbulator) yang dihubungkan ke terminal atas
(upper terminal).
Kontak tetap bawah (lower fixed contact)
Kontak tetap bawah terletak pada dasar bagian pemutus
tenaga yang dihubungkan ke terminal bawah (lower terminal).
b. Kontak Tetap (fixed contact)
Batang Kontak Bergerak (moving contact rod)
Batang kontak bergerak ini terbuat dari campuran tembaga
dan perak.
Ujung Kontak (arcing tip), ujung kontak terbuat
dari tembaga - tungsten.
c. Pengatur busur-api
Pengatur busur-api pada PMT dengan sedikit menggunakan
minyak ini fungsinya sama dengan PMT dengan banyak menggunakan
minyak. Hanya pada pengatur busur-api pada PMT dengan sedikit
menggunakan minyak ini terdapat beberapa perlengkapan tambahan
seperti :
Pengatur busur-api terpasang tetap dan disekelilingnya terdapat
ventilasi-ventilasi yang berfungsi sebagai saluran aliran minyak untuk
pemadam busur-api.
Pengatur busur-api dapat bergerak pada waktu pemutusan sehingga
pengatur busur-api berfungsi sebagai pompa minyak.
Gambar 4.3 Pengatur Busur-api
Pengatur busur-api terpasang tetap dan terhubung dengan
selubung atas (top casing). Pengatur busur-api ini dilengkapi dengan
batang penghisap (piston rod) berfungsi sebagai penekan minyak untuk
memadamkan busur-api.
Gambar 4.4 Batang Pengisap pada Pengatur Busur-api
d. Mekanisme Penggerak
Mekanisme penggerak berfungsi untuk menggerakkan kontak
bergerak untuk pemutusan dan penutupan dari PMT. Pemutusan dan
penutupan PMT oleh mekanisme penggerak dapat secara mekanis,
pneumatik, hidraulis dan elektris.
Penilaian mekanisme penggerak ini adalah tergantung dari
perencanaan PMT dan letak pengoperasiannya.
e. Bagian penyangga
Bagian ini terbuat dari porselen atau isolator steatit yang menurut
konstruksinya dari pabrik ada yang dipasang vertikal atau horizontal
pada ruang dasar. Di dalam bagian ini terdapat batang kontak bergerak
yang sebagiannya tersambung dengan batang penggerak dari
mekanisme penggerak PMT. Sedangkan minyak yang di dalam bagian
penyangga berfungsi untuk mengisolasi antara bagian-bagian
bertegangan dengan badan.
f. Bagian ruang atas
Bagian ini terbuat dari besi, yang terdiri dari :
Separator yang berfungsi untuk menyemburkan minyak keluar, jika
terjadi pemuaian minyak secara berlebihan, ketika terjadi proses
pemutusan dan penutupan (pemasukan) dalam keadaan ada
gangguan.
Penduga tinggi minyak (oil level indicator) untuk mengetahui batas-
batas minimum dalam PMT.
Katup ventilasi, suatu alat pernapasan yang berfungsi untuk
pelepasan uap yang timbul dari dalam PMT.
Pengaman diapragma yang terpasang di bawah tutup kubah yang
direncanakan terangkat/terlepas untuk pengaman PMT atau untuk
melindungi PMT dari kerusakan, jika timbul tekanan yang sangat
tinggi di dalam PMT.
Prinsip Kerja PMT dengan menggunakan sedikit minyak
Untuk membuka dan menutup PMT adalah dengan menaikkan dan
menurunkan posisi dari kontak bergerak (moving contact) yang
terhubung pada batang penggerak (operating rod) yang digerakkan
oleh mekanisme penggerak (operating mechanism).
a. Pada proses penutupan
Batang kontak penggerak (moving contact rod) yang berhubungan
dengan kontak bawah (lower fixed contact) bergerak ke arah
kontak tetap atas (upper fixed contact) sehingga kontak tetap dan
kontak bergerak akan terhubung yang merupakan penghubung
arus dari terminal atas (upper terminal) ke terminal bawah (lower
terminal).
b. Pada proses pembukaan
Batang kontak bergerak yang berhubungan dengan kontak tetap
bawah, meninggalkan kontak tetap atas sehingga kontak tetap dan
kontak bergerak akan terlepas, yang merupakan terputusnya
terminal atas dengan terminal bawah.
7.2.2. PMT Dengan Media Gas SF6 (Sulfur Hexafluoride)
Pemutus gas SF6 adalah pemutus beban yang menggunakan gas SF6
(Sulphur hexafluoride) sebagai bahan pemadam busur-api, menggantikan
udara tekan. Jenis ini didasarkan atas perkembangan teknologi dalam 20
tahun terakhir, dan memberi harapan yang menggembirakan dalam
pemutusan tegangan tinggi. Pemutus jenis ini memiliki keuntungan bahwa ia
tidak terpengaruh oleh keadaan cuaca, tidak membahayakan manusia,
hampir tidak memerlukan pemeliharaan dan mudah dipasang. Sifat-sifat gas
SF6 murni adalah tak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah
terbakar. Pada temperatur di atas 1500 C, gas SF6 mempunyai sifat tidak
merusak metal, plastik dan bermacam-macam bahan yang umumnya
digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi.
Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik
yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan
pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas SF6 adalah mampu mengendalikan
kekuatan dielektrik dengan cepat, setelah arus bunga api listrik melalui titik
nol. PMT gas SF6 ini terdiri dari 2 tipe :
Tipe tekanan tunggal (single pressure type)
Tipe tekanan ganda (double pressure type)
PMT tipe tekanan tunggal, PMT diisi gas SF6 dengan tekanan kira-
kira 5 Kg/Cm2. Selama pemisahan kontak-kontak, gas SF6 ditekan ke dalam
suatu tabung yang menempel pada kontak bergerak. Pada waktu pemutusan
gas SF6 ditekan melalui nozzle (pipa) dan tiupan ini yang mematikan busur-
api.
PMT tipe tekanan ganda, gas dari sistem tekanan tinggi dialirkan
melalui nozzle ke gas sistem tekanan rendah selama pemutusan busur-api.
PMT dengan sistem gas tekanan tinggi, tekanan gas kurang lebih
12 Kg/Cm2 dan pada sistem gas tekanan rendah, tekanan gas kurang lebih 2
Kg/Cm2. Gas pada sistem tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke
sistem tekanan tinggi.
Gambar 3.6 Satu Katup PMT dengan Gas SF6 Bertangki Ganda dalam
Tangki Tertutup
Keterangan gambar 3.6 :
1. Sambungan terminal-terminal
2. Isolator-isolator atas
3. Jalan masuknya gas SF6 : 14 Kg/Cm2
4. Jalan masuknya gas SF6 : 2 Kg/Cm2
5. Ruang pemadam busur api
6. Sambungan penggerak
7. Isolator bawah
8. Persediaan utama gas SF6 14 Kg/Cm2
9. Ganjal dari aluminium
10. Ruang tekanan rendah : 2 Kg/Cm2 pada tekanan tanah
11. Pembantu persediaan tekanan tinggi : 14 Kg/Cm2
Gambar 3.7 Satu Katup PMT 245 kV dengan Gas SF6
Keterangan gambar 3.7 :
1. Mekanisme penggerak
2. Pemutus
3. Isolator penyangga dari porselen rongga
4. Batang penggerak berisolasi fibre glass
5. Penyambung antara batang penggerak dengan kontak gerak
6. Terminal-terminal
7. Saringan
8. Silinder penggerak
9. Torak tetap
10. Kontak tetap
11. Kontak tetap
12. Kontak gerak
13. Gas SF6
PMT dengan Media Gas SF6 ( Sulfur HexaFluoride Circuit Breaker )
Pada PMT ini gas SF6 berfungsi sebagai :
Pemadam loncatan busur api.
Isolasi antara bagian-bagian yang bertegangan dan bagian yang
bertegangan dengan badan.
Bagian-bagian Utama PMT dengan Media Gas SF6
Bagian-bagian utama dari PMT yang menggunakan media gas SF6, yaitu
:
a. Ruangan pemutus tenaga (circuit breaker compartment)
b. Kontak-kontak (contacts)
c. Pengatur busur api (are control device)
d. Bagian Penyangga (supporting compartment)
e. Mekanis penggerak (operating mechanism)
Fungsi Bagian-bagian Utama PMT dengan Media Gas SF6
Fungsi bagian-bagian utama dari PMT yang menggunakan media gas
SF6 :
a. Ruangan pemutus tenaga.
Ruangan pemutus tenaga berupa ruangan yang diselubungi oleh
porselen dan dalam ruangan ini terdapat :
- Kontak-kontak
- Silinder bergerak/silinder penghembus (moving cylinder/blast cylinder)
- Torak tetap (fixed piston)
Ruangan pemutus tenaga ini terletak di atas bagian penyangga. Setiap
kutub (pole) dapat terdiri dari satu ruangan pemutus tenaga, atau ruangan
pemutus tenaga ganda (multi-break), tergantung besarnya tegangan, daya
atau MVA kapasitas pemutusan (breaking-capacity) yang dihubungkan seri.
Untuk ruangan pemutus tenaga lebih dan satu, umumnya dilengkapi dengan
kapasitor yang dihubungkan paralel dengan ruangan pemutus tenaga.
Fungsi kapasitor pada PMT dengan media gas SF6 adalah sama dengan
fungsi kapasitor pada PMT dengan udara hembus.
b. Kontak-kontak
Kontak-kontak terdiri dari kontak tetap (fixed contact) dan kontak
bergerak (moving contact).
Kontak tetap, dibagi dalam dua bagian :
Kontak tetap atas (upper fixed contact) yang terdiri dari :
- Bagian penyangga kontak tetap
- Jari-jari kontak tetap
- Kontak busur tetap
Kontak tetap atas ini dihubungkan ke terminal atas.
Kontak tetap bawah (lower fixed contact)
Kontak tetap bawah ini terletak di bagian dalam torak tetap, juga
terpasang dengan torak tetap ini. Kontak tetap bawah dan torak tetap
dihubungkan ke terminal bagian bawah.
Kontak bergerak, terdiri dari :
- Tabung kontak bergerak
- Silinder bergerak
- Jari-jari kontak busur
- Ujung kontak
- Pipa (nozzle), dari bahan isolasi
Gambar 4.8 Kontak-kontak pada PMT dengan Media Gas SF6
Keterangan gambar 4.8 :
1. Isolator 10. Silinder bergerak
2. Bagian penyangga kontak tetap 11. Jari-jari kontak busur
3. Jari-jari kontak tetap 12. Kontak busur bergerak
4. Kontak busur tetap 13. Pipa dari bahan isolasi
5. Terminal atas 14. Isolator penyangga
6. Piston tetap 15. Terminal bawah
7. Kontak busur tetap
8. Batang penggerak
9. Tabung kontak bergerak
c. Pengatur busur-api
Pengatur busur-api pada PMT dengan media gas SF6 ini prinsip kerjanya
terdiri dari beberapa macam. Silinder bergerak terhubung dengan tabung
kontak bergerak yang dapat mengikuti gerakan sepanjang bagian
penyangga kontak bergerak.
Waktu pembukaan silinder bergerak akan terpisah dengan jari-jari kontak
tetap, sehingga arus akan mengalir melalui batang busur, jari-jari busur,
tabung kontak bergerak, kontak tetap berfungsi sebagai piston tetap, dengan
secara berangsur-angsur gas SF6 yang berada dalam silinder bergerak akan
tertekan ke arah batang busur melalui pipa. Busur-api yang terjadi sewaktu
batang busur terpisah dengan ujung kontak akan dipadamkan oleh gas SF6
yang tertekan tersebut.
d. Bagian penyangga
Bagian penyangga terbuat dan porselen, dipasang vertikal pada rangka
tangki (frame tank) dan berfungsi sebagai penyangga dari ruangan pemutus
tenaga. Di dalam bagian ini terdapat batang penggerak dari bahan isolasi
(insulating rod) dari mekanis penggerak pemutus tenaga. Sedangkan gas
SF6 di dalam bagian penyangga berfungsi untuk mengisolasi antara bagian-
bagian yang bertegangan dan bagian yang bertegangan dengan badan.
e. Mekanis penggerak
Mekanis penggerak berfungsi untuk menggerakkan kontak bergerak
untuk pemutusan dan penutupan dan PMT. Pemutusan dan penutupan oleh
mekanis penggerak dapat secara mekanis, pneumatic, hidraulis dan elektris.
Pemilihan mekanis penggerak ini adalah tergantung dari perencanaan
PMT dan letak pengoperasiannya.
Prinsip Kerja PMT dengan Media Gas SF6
PMT dibuka dan ditutup dengan menaikkan dan menurunkan posisi dari
kontak bergerak yang terhubung pada batang penggerak yang digerakkan
oleh mekanis penggerak.
Proses penutupan :
Tabung kontak bergerak yang berhubungan dengan kontak tetap bawah
bergerak ke arah bagian-bagian kontak tetap atas, sehingga kontak tetap
dan kontak bergerak akan terhubung yang merupakan penghubung arus dari
terminal atas ke terminal bawah.
Proses pembukaan :
Tabung kontak bergerak yang berhubungan dengan kontak tetap bawah
meninggalkan kontak tetap atas. Pertama kali, silinder bergerak akan
terpisah dengan jari-jari kontak tetap kemudian jari-jari busur akan terpisah
batang busur dan akhirnya ujung busur akan terpisah dengan batang busur.
Pada saat ujung busur terpisah dengan batang busur akan terjadi loncatan
busur-api yang segera dipadamkan oleh hembusan gas SF6.
7.2.3. PMT dengan Media Udara
PMT Udara Hembus (Air Blast Circuit Breaker)
PMT udara hembus (juga disebut compressed air circuit breaker),
bagian pemutusnya terpasang di dalam tabung isolator porselen yang
terpasang mendatar. Busur-api dipadamkan dengan menyemburkan udara
tekan pada bagian pemutus. Udara tekanan tinggi dihembuskan kebusur-api
melalui nozzle pada kontak pemisah. Kembalinya isolasi diantara kutub-
kutubnya setelah kontaknya terpisah, terjadi karena udara tekan
(compressed air). Tidak seperti pemutus minyak, pemutus semburan udara
tidak memerlukan penggantian minyak yang biasanya merepotkan; sangat
menguntungkan dalam pemutusan arus pemuatan. Tekanan udara besarnya
15 Kg/Cm2, tetapi akhir-akhir ini untuk pemutus beban dengan tegangan 300
kV atau lebih tinggi lagi, tekananya sekitar 30 Kg/Cm2, dan kapasitas
pemutusnya sampai lebih dari 25 GVA.
Gambar 3.3 Pemutus Beban Semburan Udara (300 kV; 25 GVA; 30
Kg/Cm2) dan Transformator Arus
Ionisasi media diantara kontak dipadamkan oleh hembusan udara.
Setelah pemadaman busur-api dengan udara tekanan tinggi, udara ini juga
berfungsi mencegah tegangan pukul (restriking voltage).
Kontak PMT ditempatkan di dalam isolator, dan juga katup
hembusan udara. Pada PMT kapasitas kecil isolator ini merupakan satu
kesatuan dengan PMT-nya, tetapi untuk kapasitas besar tidak demikian
halnya.
Gambar 3.4 PMT Hembusan Udara Tekanan Tinggi
Keterangan gambar 3.4 :
1. Tangki persediaan udara dari plat baja 9. Terminal (tembaga atau
perak)
2. Isolator berongga dari porselen 10. Pegas penekan
(campuran baja)
3. Ruangan pemadam busur-api ganda 11. Pelepas udara keluar
4. Mekanis penggerak pneumatic 12. Tanduk busur api dari
tembaga
5. Batang penggerak dari baja 13. Unit tahanan
6. Katup pneumatic 14. Penutup (porselen)
7. Kontak tetap dari tembaga 15. Saluran
8. Kontak bergerak dari tembaga
Bagian-bagian Utama PMT dengan Media Udara Hembus
Bagian-bagian utama dari PMT dengan menggunakan media udara
hembus yaitu :
a. Ruangan pemutus tenaga (circuit breaker compartment)
b. Kontak-kontak (contacts)
c. Penagtur busur-api (arc control device)
d. Bagian penyangga (supporting compartment)
e. Katup hembus dan katup pembuangan (blast valve & exhaust valve)
f. Tangki (tank)
g. Mekanisme penggerak (operating mechanism)
h. Sistem udara tekan (compressed air system)
Fungsi Bagian Utama PMT dengan Media Udara Hembus
Fungsi dari tiap-tiap bagian utamanya adalah :
a. Ruangan pemutus tenaga
Ruangan pemutus tenaga ini berfungsi sebagai ruangan pemadam
busur-api, yang terdiri dari :
1. Unit pemutus utama; berfungsi sebagai pemutus utama.
Unit pemutus utama ini berupa ruangan yang diselubungi bagian luar
oleh isolator dari porselen dan disebelah dalamnya terdapat ruangan
udara, kontak-kontak bergerak yang dilengkapi oleh pegas penekan,
torak dan kontak tetap sebagai penghubung yang terletak melekat
pada isolator porselen.
2. Unit pemutus pembantu; berfungsi sebagai pemutus arus yang
melalui tahanan.
Unit pemutus pembantu ini berupa ruangan yang diselubungi bagian
luar oleh isolator dari porselen dan di sebelah dalamnya terdapat
ruangan udara, kontak-konyak bergerak yang dilengkapi oleh pegas
penekan, torak dan kontak tetap sebagai penghubung yang terletak
melekat pada porselen.
3. Katup kelambatan; berfungsi sebagai pengatur udara bertekanan dari
unit pemutus utama ke unit pemutus pembantu, sehingga kontak pada
unit pemutus pembantu akan terbuka lebih-kurang 25 detik setelah
kontak-kontak pada unit pemutus utama terbuka.
Katup kelambatan ini berupa bejana berbentuk silinder yang berongga
sebagai ruang udara, juga terdapat ruang pengatur, katup penahan,
katup pengatur, rumah perapat dan tempat katup.
Prinsip kerja katup kelambatan, sebagai berikut :
Proses pembukaan PMT :
Udara bertekanan dari unit pemutus utama melalui saluran udara
mengisi ruangan kelambatan, sehingga piston akan tertekan dan
menyebabkan katup terbuka. Dengan terbukanya katup udara
bertekanan akan mengalir ke unit pemutus pembantu melalui saluran
udara. Pada waktu yang sama dari saluran udara, udara bertekanan
juga mengalir mengisi ruangan udara melalui katup penahan.
Proses penutupan PMT :
Tahanan udara dalam ruangan akan berkurang karena udara
dalam unit pemutus utama dan ruangan penyangga dibuang melalui
katup pembuangan, sehingga katup penahan akan tertutup
sedangkan katup akan terbuka dikarenakan perbedaan tekanan
dalam ruangan udara terhadap tekanan dalam ruangan, disertai
dengan terbukanya katup ke silinder penutupan melaui saluran udara.
Gambar 4.5 Katup Kelambatan
Keterangan gambar 4.5 :
1. Badan (body)
2. Penutup (stopper)
3. Katup (valve)
4. Torak
5. Ruang pengatur (delay room)
6. Pegas
7. Silinder
8. Batang
9. Cincin penutup (washer)
10.Rumah perapat
11.Tempat katup
12.Torak
13.Ruangan udara
14.Pipa pembuangan
15.Tutup
16.Alat berlubang (perforated sheet)
17.Pegas
18.Katup penahan (check valve)
19.Saluran udara, ke unit pemutus pembantu
20.Saluran udara
21.Saluran udara dari unit pemutus utama
22.Saluran udara dari ruang pengumpul ke tabung penutup
4. Tahanan
Tahan ini dipasang paralel dengan unit pemutus utama, yang
berfungsi untuk :
Mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul
(restriking voltage).
Mengurangi arus pukulan (chopping current) pada waktu
pemutusan.
5. Kapasitor
Kapasitor ini dipasang paralel dengan tahanan, unit pemutus utama
dan unit pemutus pembantu, yang berfungsi untuk :
Mendapatkan pembagian tegangan yang sama pada setiap celah
kontak, sehingga kapasitas pemutusan pada setiap celah adalah
sama besarnya.
b. Kontak-kontak
1. Unit pemutus utama
Kontak bergerak dilapisi dengan perak, terdiri dari
:
Kepala kontak bergerak (movable contact head)
Silinder kontak (contact cylinder)
Jari-jari kontak (finger contact)
Batang kontak (contact rod)
Pegangan kontak (contact holder)
Kontak tetap, terdiri dari :
Kepala kontak (fixed contact head)
Pegangan kontak (contact holder)
2. Unit pemutus pembantu
Kontak bergerak
Kontak tetap, terdiri dari :
Jari-jari kontak (finger contact)
Pegangan kontak (contact holder)
c. Pengatur busur-api
Udara bertekanan tinggi dari tangki udara yang dikirim ke ruangan
pemadaman busur-api melalui bagian penyangga yang berongga,
menyebabkan udara bertekanan tinggi tersebut menekan kepala kontak
bergerak, sehingga akan memisahkan kontak bergerak dengan kontak
tetap di dalam unit pemutus utama.
Busur-api yang terjadi antara kontak bergerak dan kontak tetap akan
terhembus ke dalam mulut pipa (nozzle) kontak tetap, sehingga busur-
api akan padam oleh aliran udara bertekanan tersebut.
Gas pembuangan mengalir ke luar melalui saluran pembuangan ke
udara luar. Udara bertekanan di dalam unit pemutus mengalir ke ruang
perlambatan dan setelah pemadaman busur-api dalam unit pemutus,
katup kelambatan terbuka dan udara bertekanan tinggi mengalir ke
dalam unit pemutus pembantu sehingga kontak bergerak akan terpisah
dengan kontak tetap. Arus yang mengalir melalui tahanan yang paralel
dengan unit pemutus akan diputuskan oleh kontak-kontak dalam unit
pemutus pembantu.
d. Bagian penyangga
Bagian penyangga terbuat dari porselen atau steatite dan berfungsi
sebagai penyangga dari ruangan pemutus tenaga dan sebagai isolasi
antara bagian-bagian bertegangan dengan badan. Bagian penyangga
ini mempunyai rongga atau disebut juga isolator berongga, yang
berfungsi sebagai saluran udara hembus dari tangki persediaan udara
ke ruangan pemutus tenaga.
e. Katup hembus dan katup pembuangan
Katup hembus dan katup pembuangan ini terpasang pada dasar bagian
penyangga. Katup hembus berfungsi sebagai pelepasan katup udara
bertekanan tinggi dari dalam tangki udara ke ruang pemutus tenaga
pada waktu pemutusan. Katup pembuangan berfungsi sebagai
pelepasan udara bertekanan tinggi dari ruangan pemutus tenaga ke
udara luar pada waktu penutupan.
f. Tangki
Tangki persediaan udara terbuat dari plat baja, berfungsi sebagai
persediaan udara hembus untuk peredam busur-api pada saat
terjadinya pemutusan. Setiap kutub dapat dilengkapi dengan satu buah
tangki persediaan udara atau tiga kutub dapat dilengkapi dengan satu
buah tangki persediaan udara.
g. Mekanis penggerak
Mekanis penggerak berfungsi untuk menggerakkan kontak bergerak
untuk pemutusan dan penutupan dari PMT. Pemutusan dan penutupan
oleh mekanis penggerak dapat dilakukan secara mekanis, pneumatik,
hidraulis dan elektris.
Pemilihan mekanis penggerak ini adalah tergantung dari perencanaan
PMT dan letak pengoperasiannya.
h. Sistem udara tekan
Udara hembus yang diperlukan untuk pemutusan selalu tersedia pada
tangki persediaan dengan tekanan 20-30 Kg/Cm2. Jika tekanan udara
pada tangki persediaan berkurang, di bawah harga tertentu (missal 20
Kg/Cm2), maka katup pengatur secara otomatis terbuka dan udara dari
tangki persediaan utama dengan tekanan lebih tinggi (30-40 Kg/Cm2)
akan masuk ke dalam tangki persediaan. Bila terjadi penurunan
tekanan udara pada tangki persediaan atau tangki persediaan utama
basah, maka katup penutup dengan cepat akan menutup. Sebaliknya
bila terjadi kebocoran pada pipa, mka katup searah akan bekerja.
Tekanan udara pada tangki persediaan dapat dipertahankan pada
harga yang diinginkan, sedangkan tekanan udara pada tangki
persediaan utama diatur pada tekanan 35 Kg/Cm2, yaitu lebih tinggi dari
tekanan udara pada tangki persediaan. Jika tekan udara pada tangki
persediaan utama berkurang di bawah harga yang telah ditentukan,
maka kompresor akan bekerja secara otomatis.
Gambar 4.6 Diagram Dasar Sistem Udara Tekan
Keterangan gambar 4.6 :
1. Starter
2. Panel kontrol
3. Motor induksi
4. Kompresor
5. Tangki persediaan utama (main reservoir)
6. Katup penutup (stop valve)
7. Tangki persediaan udara (tank air reservoir)
8. Pengukuran tekanan rendah (low pressure gauge)
9. Pengukur tekanan
10. Katup pembuangan (blow down valve)
11. Katup searah
12. Katup penutup cepat setempat
13. Katup pengatur
Prinsip Kerja PMT dengan Media Udara Hembus
Pemutus dalam keadaan tenaga masuk, arus mengalir dan terminal
pemutus pembantu yang selanjutnya terus melewati kontak tetap pemutus
pembantu, kontak bergerak, kontak jari-jari pemutus pembantu, penyangga
pemutus pembantu, kontak tetap pemutus utama, kontak bergerak pemutus
utama, penyangga pemutus utama, kemudian menuju kontak gerak, kontak
tetap pemutus utama pada sisi yang benkutnya, terus ke penyangga
pemutus pembantu, kontak jari-jari pemutus pembantu, kontak-bergerak,
kontak tetap pemutus pembantu dan terus ke terminal pemutus pembantu.
Seperti juga pada PMT yang lainnya, proses penutupan dan pembukaan
PMT adalah dengan cara menutup dan membuka kontak-kontak pada/dari
kontak-kontak tetap dengan adanya perubahan tekanan udara di dalam
ruangan pemutus, secara terperinci dapat dilihat pada gambar 4.7.
Cara pembukaan pemutus tenaga :
Setelah kumparan pelepas (tripping coil) bekerja, maka katup pengatur
membuka dan udara bertekanan tinggi mengalir kesebelah bawah dan
silinder penggerak (driving cylinder). Dengan berputarnya poros penggerak
searah putaran jarum jam akan menyebabkan katup kerja dan katup tekan
membuka.
Ruangan didalam isolator penyangga dan unit pemutus utama akan terisi
penuh dengan udara bertekanan tinggi dari tangki, sehingga kontak bergerak
di dalam pemutus utama membuka.
Busur api akibat pembukaan kontak dipadamkan oleh hembusan udara,
dan gas yang timbul akibat busur api tersebut keluar bersama-sama melalui
lobang pembuang udara. Setelah terjadi pembukaan pada pemutus utama,
dengan kelambatan dua cycle yang diatur oleh katup kelambatan, maka
udara tekan akan masuk ke dalam unit pemutus pembantu.
Setelah kontak pemutus pembantu membuka, dan arus sisa yang
mengalir melalui tahanan yang paralel dengan pemutus utama diputuskan.
Pada akhir langkah kerja pembukaan, kontak bergerak pemutus pembantu
menutup lobang pembuang udara.
Ruang isolator penyangga, pemutus utama dan pemutus pembantu terisi
penuh oleh udara bertekanan tinggi. Kontak bergerak pemutus utama masuk
kembali, setelah ruangan pegas penuh dengan tekanan. Setelah pemutusan
arus, pembukaan dan kontak pemutus pembantu dipertahankan membuka
oleh tekanan udara dalam ruangan tersebut.
Cara pemasukkan pemutus tenaga :
Dengan bekerjanya kumparan penutup (closing coil), maka katup
pengatur membuka, dan udara tekan mengalir ke sisi atas dari silinder
penggerak dan akan menyebabkan berputarnya poros penggerak yang
berlawanan arah dengan putaran jarum jam, maka katup pembuangan
terbuka. Sehingga udara yang bertekanan tinggi di dalam ruangan isolator
penyangga dan unit pemutus utama terbuang melalui katup pembuang.
Karena turunnya tekanan udaran tersebut dengan tiba-tiba, maka katup
kelambatan bekerja dan udara tekan dalam ruang udara dari katup
kelambatan mengalir masuk ke dalam silinder penutup dan mendorong
kontak bergerak pemutus pembantu masuk.
Gambar 4.7 Urutan Prinsip Kerja PMT dengan Media Udara Hembus
Keterangan gambar 4.7 :
1. Unit pemutus pembantu
2. Unit pemutus utama
3. Rumah pemutus pembantu
4. Penyangga pemutus utama
5. Isolator penyangga
6. Tangki udara
7. Terminal unit pemutus pembantu
8. Lubang pembuang udara
9. Kepala kontak bergerak
10. Kontak tetap pemutus utama
11. Katup kelambatan
12. Silinder penutup
13. Kontak tetap pemutus pembantu
14. Kontak-bergerak pemutus pembantu
15. Silinder penggerak
16. Pegas kontak bergerak pemutus utama
17. Jari-jari kontak pemutus pembantu
18. Torak katup tekan
19. Katup tekan
20. Katup kerja
21. Katup pembuang
22. Torak katup pembuang
23. Katup pengatur
24. Poros penggerak
25. Torak
PMT dengan Hampa Udara (Vacuum Circuit Breaker)
PMT dengan hampa udara belum banyak digunakan. Kontak-
kontak pemutus dari PMT ini terdiri dari kontak tetap dan kontak bergerak
yang ditempatkan dalam ruang hampa udara. Ruang hampa udara ini
mempunyai kekuatan dielektrik (dielectric strength) yang tinggi dan media
pemadam busur-api yang baik.
Gambar 3.5 Pemutus dari PMT Hampa Udara
Keterangan gambar 3.5 :
1. Plat-plat penahan (nonmagnetik)
2. Rumah pemutus dari bahan berisolasi
3. Pelindung dari embun uap
4. Kontak bergerak
5. Kontak tetap
6. Penghembus dari bahan logam
7. Tutup alat penghembus
8. Ujung kontak
PMT dengan Hembusan Magnetis (Magnetic Blow-out)
PMT dengan hembusan magnetis busur-api dihembus oleh medan magnet
yang dibangkitkan oleh arus yang akan diputus itu sendiri, ke dalam ruang pemutus
busur api. Cara ini dipakai terutama untuk tegangan rendah (kurang dari 15 kV);
pemutus bebannya dipasang di dalam kotak hubung tertutup (metal clad cubicle).
7.3. Mengoperasikan PMT
Urutan yang dilakukan ketika akan mengoperasikan PMT, yaitu :
1. Pembukaan jaringan
a. PMT diopersikan lebih dulu, kemudian pemisah-pemisahnya.
b. Sebelum pemisah dioperasikan, harus diperiksa apakah PMT sudah
terbuka sempurna, hal ini dilakukan dengan melihat secara visual atau
dengan melihat penunjukan amperemeter apakah sudah menunjukan
nol.
2 Urutan pembukaan
jaringan :
1. PMT
1 2. PMS
3. PMS tanah
2 3
2. Penutupan jaringan
a. PMT diopersikan setelah pemisah-pemisahnya dimasukkan.
b. Setelah PMT dimasukkan, diperiksa apakah terjadi kebocoran isolasi
(misalnya : minyak, gas, dsb.) pada PMT.
2 Urutan penutupan
jaringan :
1. PMS tanah
2. PMS
3 3. PMT
2
1
7.4. PMT di dalam jaringan
Untuk menghindarkan kesalahpahaman yang bisa mengakibatkan
kesalahan dalam operasi sistem tenaga listrik, diperlukan identifikasi
peralatan dalam sistem yang jelas dan seragam. Kesalahpahaman dalam
operasi sistem tenaga listrik dapat menimbulkan kecelakaan manusia
maupun gangguan serta kerusakan peralatan. Oleh karena itu perintah-
perintah operasi dalam sistem harus disertai identifikasi peralatan yang jelas.
Gambar dibawah ini menggambarkan PMT dan PMS dalam GI X yang
mempunyai rel ganda.
Gambar 4.5.1 Gardu induk X dengan rel ganda 150 KV dan 20 KV
Dengan memperhatikan gambar 4.5.1 identifikasi beberapa peralatan
di GI X adalah sebagai berikut :
PMS no.1 : PMS sisi rel 1 Penghantar 150 KV no.1 jurusan GI y.
PMS no.2 :PMS sisi rel 2 Penghantar 150 KV no.2 jurusan GI y.
PMS no.3 : PMS sisi penghantar dari penghantar 150 KV no.1
jurusan GI Y.
PMS no.4 : PMS tanah dari penghantar 150 KV no.1 jurusan GI Y.
PMS no.5 : PMS sisi rel 1 150 KV dari trafo no.1.
PMS no.6 : PMS sisi rel 2 20 KV dari trafo no.1.
PMS no.9 : PMS sisi rel 1 kabel 20 KV jurusan Z1.
PMS no.14 : PMS sisi SUTM dari SUTM 20 KV jurusan Z2.
PMT no.A : PMT 150 KV Penghantar no. 1 jurusan GI Y.
PMT no.B : PMT 150 KV trafo no.I.
PMT no.C : PMT 20 KV trafo no.I.
PMT no.D : PMT kabel 20 KV jurusan Z1.
PMT no.E : PMT SUTM KV jurusan Z2.
7.5. Konfigurasi Jaringan
Dasar yang diperlukan oleh Sistem distribusi tenaga adanya jaringan
yang digunakan untuk mendistribusikan daya ke konsumen.
Konfigurasi jaringan perlu diatur demi kelancaran operasi sistem
dalam keadaan normal maupun dalam proses mengatasi gangguan.
Konfigurasi jaringan sangat dipengaruhi oleh macam rel yang ada dalam
jaringan.
A. Rel tunggal
Rel tunggal mempunyai keuntungan bahwa biaya investasinya kecil
(murah), namun kerugianya adalah fleksibilitas serta keandalannya bagi
operasi sangat rendah. Apabila terjadi kerusakan pada rel maka pusat
listrik atau gardu induk yang bersangkutan harus dibebaskan dari
tegangan secara keseluruhan dalam arti harus dikeluarkan dari operasi
sampai selesai dilakukannya perbaikan. Untuk menambah fleksibilitas
operasi maupun keandalan operasi dapat ditambahkan PMS Seksi
pada rel.
Gambar 4.7.1 Pusat Listrik dan Gardu Induk dengan Rel Tunggal
Dengan adanya PMS Seksi dari rel ini maka jika ada kerusakan pada
rel yang memerlukan pembebasan tegangan untuk perbaikan, maka
dengan membuka PMS rel tersebut tidak seluruh rel harus dibebaskan
Jaringan
distribusi
GARDU INDUK
PMS Seksi
Trafo pemakaian sendri
GENERATOR
Pusat Listrik
dari tegangan atau dikeluarkan dari operasi selama pekerjaan
perbaikan rel berlangsung. Hanya pada waktu membuka dan menutup
PMS Seksi dari rel perlu diadakan pembebasan tegangn pada rel
secara keseluruhan, tetapi hal ini memerlukan waktu yang relatif
pendek.
B. Rel ganda.
Sistem rel ganda adalah rel ganda dengan satu PMT seperti terlihat
pada gambar 4.7.2.
Gambar 4.7.2 Pusat listrik dan Gardu Induk yang menggunakan rel
ganda dengan satu PMT
Pusat listrik dan gardu induk dengan rel ganda, dapat dilihat antara dua
macam konfigurasi, yaitu :
1. Konfigurasi dengan membagi instalasi atas kelompok rel 1 dan
kelompok rel 2 seperti terlihat pada gambar 4.7.3.
Kelompok 1 yang terdiri dari unit pembangkit, tranformator
pemakaian sendiri dan jaringan distribusi lokal dihubungkan
Rel 1 Rel 2
JaringanDistribusi
Rel 1 Rel 2
PMT Kopel Gardu Induk
Ke GIlain
SUTT
PMT KopelPusat Listrik
Trafo pemakaian sendiri
GENERATOR
Gambar 4.7.3 konfigurasi instalasi yang terbagi atas dua kelompok
dengan rel 1, sedangkan SUTT yang menuju keluar, berhubungan
dengan sistem di hubungkan dengan rel 2.
Dengan konfigurasi semacam ini maka ada kelompok “intern“
pada rel 1 dan kelompok “ekstern” pada rel 2. Apabila terjadi
gangguan yang bersifat total bagi pusat listrik maka PMT kopel
harus segera dibuka, kemudian unit pembangkit di paralel kembali
pada rel 1 untuk segera melayani kelompok intern sambil
menunggu datangnya tegangan dari kelompok ekstern, yang
apabila datang dapat diparalel kembali dengan kelompok intern
melalui PMT kopel.
Juga apabila ada kesulitan dengan unit pembangkit dan tegangan
dari kelompok ektern telah tiba maka tegangan ekstern dapat
dimanfaatkan dahulu dan kemudian di sinkronnisasikan dapat
dilakukan dari PMT generator.
Konfigurasi semacam ini hanya cocok untuk pusat listrik yang
relatif kecil dimana dia tidak pernah diberi tugas melayani beban
lokal.
PMT KopelPusat Listrik
Rel 2Rel 1
2. Konfigurasi dengan membagi rel atas kelompok penerima
tegangan dari rel yang lain untuk kelompok pengirim tegangan.
Apabila hal ini dilakukan dalam pusat listrik maka unit-unit
pembangkit dimasukan dalam rel pengirim tegangan begitu pula
halnya dengan transformator pemakaian sendiri. Konfigurasi yang
kedua ini seperti ditunjukan pada gambar dan banyak dipakai pada
GI karena GI kebanyakan dapat menerima tegangan dari salah
satu SUTT tetapi juga harus mengirimkan tegangan ke GI atau
pusat listrik yang lain dalam sistem. Dalam hal yang demikian
transformator pemakaian sendiri dari GI sebaiknya dipasang pada
rel yang diperkirakan bisa cepat menerima tegangan, hal ini
tentunya tergangtung kepada kondisi sistem.
Gambar 4.7.4 Konfigurasi dengan rel penerima tegangan dan rel
pengirim tegangan.
C. Rel dengan PMT 1,5.
Pusat-pusat listrik dan GI yang besar, dengan daya terpasang diatas
120 MVA banyak yang menggunakan rel dengan PMT 1,5 seperti
ditunjukan oleh gambar 4.7.5.
Gambar 4.7.5 Rel dengan PMT 1,5 dari suatu pusat listrik
Dengan memperhatikan gambar maka dapat dikatakan beberapa hal
pada rel dengan PMT 1,5 sebagai berikut:
Elemen-elemen yang ada disebelah kiri seperti generator dan
transformator pemakaian sendiri (P.S) adalah elemen-elemen yang
paling mudah dihubungkan dengan rel 1, yaitu dengan cara menutup
PMT bernomor A yang terdekat. Apabila dinginkan bahwa elemen
yang ada disebelah kiri dihubungkan dengan satu rel saja tanpa
berhubungan dengan elemen lain maka kemungkinannya hanyalah rel
1. Dengan penjelasan yang serupa berlaku hal yang serupa bagi
elemen-elemen yang berada disebelah kanan yaitu penghantar–
penghantar dalam hubungannya dengan rel 2 melalui PMT yang
bernomor B.
Elemen yang ada disebelah kiri hanya dapat berhubungan dengan rel 2
jika paling sedikit ada satu PMT bernomor AB yang beroperasi masuk.
Begitu pula halnya untuk elemen yang ada disebelah kanan dalam
hubungan dengan rel 2.
Rel 1 dan rel 2 dapat berhubungan satu sama lain bila paling sedikit ada
satu pasang PMT A, AB dan B yang beroperasi masuk secara seri
misalnya PMT-PMT A2, AB2, B2.
Ada pasangan elemen yang ada disebelah kiri dan kanan dapat
berhubungan satu sama lain tanpa melalui rel 1 ataupun rel 2.
Misalnya generator nomor satu dapat berhubungan melalui PMT AB1
dengan penghantar nomor satu tanpa melalui rel 1 maupun rel 2.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka dalam keadaan operasi
normal semua PMT sedapat mungkin dalam keadaan masuk. Dalam
keadaan gangguan total di pusat listrik atau GI yang mempunyai rel
dengan PMT 1,5 ada dua kunfigurasi yaitu untuk pusat listrik dan GI.
Semua PMT generator (G1 Dan G2 pada gambar) dan semua PMT
yang bernomor AB dibuka sehingga rel 1 dan rel 2 terpisah. Hal ini
baik untuk dilakukan di pusat listrik yang lebih banya bertugas
melayani beban lokal.
Generator dan transformator pemakaian sendiri ditaruh disebelah
kiri yang mudah berhubungan dengan rel 1, begitu pula beban
lokal ditaruh disebelah kiri sedangkan penghantar-penghantar ada
disebelah kanan yang mudah berhubungan dengan beberapa
pusat listrik lain maka PMT nya yang bernomor B harus ada yang
dibuka untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hubungan
asinkron.
Hanya penghantar yang berhubungan dengan salah satu pusat
listrik saja PMT yang benomor B boleh tetap masuk dan
hendaknya dipilih pusat listrik yang bisa cepat mengirim tegangan.
Misalnya pada gambar 4.7.5 hanya PMT B1 yang boleh tetap
masuk apabila penghantar no.1 berhubungan dengan pusat listrik
yang diharapkan dapat segera mengirim tegangan. PMT B2 dan
B3 harus dibuka karena berhubungan dengan pusat listrik lain
melalui panghantar-penghantar no.2 dan no.3. Apabila pusat listrik
diharapkan agar segera mengirim tegangan keluar misalnya
melalui penghantar no.3 maka PMT no.AB3 harus tetap masuk.
Ada dua macam konfigurasi selama proses mengatasi gangguan
dalam GI, yaitu:
a. Apabila GI merupakan tempat mempertemukan tegangan yang
berasal dari dua sumber (pusat listrik) maka semua PMT yang
bernomor AB harus dibuka sehungga rel 1 bisa langsung
menerima tegangan dari sumber yang ke satu dan rel 2 bisa
langsung menerima tegangan dari sumber yang ke dua.
Apabila masih ada penghantar lain yang berhubungan dengan
sumber tegangan yang lain maka PMT yang terdekat yang
bernomor A atau B harus dibuka untuk menghindarkan
hubungan asinkron dengan tegangan yang masuk di rel 1 dan
rel 2.
Dalam konfigurasi ini transformator pemakaian sendiri dari GI
sebaiknya dihubungkan dengan rel yang diperkirakan paling
cepat menerima tegangan dan begitu pula halnya dengan
transformator beban local dengan catatan bahwa semua PMT
feeder distribusi dibuka apabila ada gangguan.
b. Apabila GI yang bersangkutan bertugas meneruskan tegangan
yang datang dari berbagai jurusan maka semua PMT yang
bernomor A dan B harus dibuka sehingga tegangan yang
datang dapat terus melewati PMT yang bernomor AB. Hanya
PMT dari transformator pemakaian sendiri yang bernomor A
atau B (tergantung dari letak transformator pemakaian sendiri
lebih dekat ke rel 1 atau ke rel 2), yang tetap ditutup agar jika
ada tegangan datang bisa cepat dipakai oleh transformator
pemakaian sendiri.
Juga disini harus dipikirkan agar transformator pemakaian
sendiri terletak pada rel yang diperkirakan bisa cepat menerima
tegangan. Begitu pula transformator beban lokal diatur seperti
transformator pemakain sendiri dengan catatan bahwa PMT
dari semua feeder distribusi harus dibuka apabila ada
gangguan.
Uraian tersebut diatas mengenai posisi PMT dalam proses
mengatasi gangguan baik di pusat listrik maupun di GI yang
mempunyai rel dengan PMT 1,5 digambarkan, seperti:
Gambar 4.7.6 Posisi PMT pada Pusat Listrik dengan rel 1,5 PMT dalam
proses mengatasi gangguan. Posisi PMT ini dapat digunakan dengan
catatan bahwa semua beban dibuka dengan jalan membuka PMT
tegangan menengah / PMT distribusi.
Gambar 4.7.7 Posisi PMT pada GI dengan PMT 1,5 dalam proses
mengatasi gangguan. GI ini bertugas mensinkronkan dengan yang
datang dari arah GI X dan GI Y.
Gambar 4.7.8 Posisi PMT pada GI dengan PMT 1,5 dalam proses
mengatasi gangguan. GI mempunyai tugas utama meneruskan
tegangan yang datang dari GI X ke GI Y. Setelah tugas ini selesai
dilaksanakan maka transformator pemakaian sendiri dan transformator
beban lokal dapat diberi tegangan dengan masukan PMT A1.
Selanjutnya tegangan dapat dikirim ke penghantar radial dengan
memasukan PMT B1 dan PMT B3. Kemudian dalam proses
sinkronisasi dengan tegangan dari sumber lain dapat dilakukan melalui
PMT B2.
Uraian uraian diatas menguraikan konfigurasi-konfigurasi dasar yang
bisa dilakukan dalam operasi pusat listrik maipun GI yang mempunyai rel
tunggal, rel ganda dan rel dengan PMT 1,5.
Dalam praktek masih perlu dikaji secara lebih terperinci sehubungan
dengan kondisi sistem.