Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA PHFTINGKATAFf{ PROMUKSX TANAMANKE&APA SAWrT' {ffd*e$s graamems*f,s j,wxq) egEg"ALUI
APLEKASX E,EPSSAH{ CA$R' PAEREKg{&T,,APA SAWET
Yq}GASAffi
Sleh:
HARPAN PEFISM
ess1023 I mmP
SEKOLAII TffiCGX ELME] P&RTAT{EANAGROBISNTS PERKEBUNA.N
MEE}AI{2*S9
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI TANAMANKELAPA SAWIT (Etaeis guinensis iacq) MELALUI
APLTKASI LIMBAH CAIR PABRIKKELAPA SAWIT
TUGAS AKIIIR
Untuk Memperoleh Gelar SerJanl $ains Terapan-
Dalam program Studi B;didaya Perkebunan Psds Progrem Diploma IVSettoUn Tinggi llmu Pertanian Agrobisnis Perkehunan
Oleh r
TIARPAN PIFTEM0s01023 / BDP
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTAIYTAtr\AGROBISNIS PERKEBUNAFI
MEDAN2009
Judul Tugas Akhir UPAYA PENINGKATAI\I PRODUKSI TANAMANKELAPA SAWIT (Elaeis guinensis Jacq,)MELALUI APLIKASI LIMBAH CAIR PABRIKKELAPA SAWIT
HARPAN PII\IEM
0501023
BUDIDAYA PERKEBLiNA}.I
Iiha
Nomor Induk Mahasiswa
Program Studi
MenyctujuiPembimbing
I
Ketua Program Studi BDP
(Seno Aji, S.Pd., M.Eng.Prac) (rr. ahyuni, MP.)
Trnggal lulus : 23 April 2fiD
RINGKASAI\[
I{ARPAII PINEM, Upaya Peningkatan Produksi Tanaman Kelapa Sawit
(Elaeis guinensis Jacq) trrtetatui Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit.
OiUi-Ui"g oleh Mariani Sembiring, SP. MP daII h. Ebsan M. Sianipar, MMA'
Perkebunan kelapa sawit menghasilkan limbah yang lebih banyak
dibandingkan dengan komoditas perkebunan lairurya. Oleh karenanya pengelolaan
limbah u"trt komoditas ini perlu mendapat perhatian yang lebih besar' Limbah pada
ptrit kelapa sawit, terutarna dapat digolongkan meqiadi duq yaitu limbah cair dan'fi-Uut pud"t. Dalam hal ini yang menjadi perhatian khusus adalah pada limbatr cair
pabrik kelapa sawit. Pada proses pengolahan buah kelapa sawit, setiap 1 ton tardan
Lruh ,"g*irgs) dihasilkan produk ota*a sebanyak 2oo *220kg MSM dan 60 kg'inti sawi:t. Disamping itu aihaiittan produk saurpingan sebagai timbah yaitu sebanyak
230 kg tandan to*"g kelapa sawit (TKS), 6?0 kg limbah catr, 120 kg serat
mesocrap, 70 kg cangkang, dan 30 kg palm cernel cake-
adapun toi*" a-ipenelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi
timbah cair PKS terhadap prokduksi kelapa. sawit dan untuk mengetahui darnpak
aplikasi limbah cair PKS ierhadap sifat kimia tanah. Bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit ( LCPKS ) dengan
menggunakan metode longbed system atau saluran parit irigasi ( rorak ) yang dibuat
d€ngan panjang 250 m dan lebar 50 cm dan kedalaman 50 cm dimana dua buah rorak
meigapit dua baris tanaman kelapa sawit. Luas lahan penelitian adalah 14 Hq jufftlah
potot- 1442, kerapatan tanam 103/IIa dan asal bibit Sochfindo sebagai lahan
pengkajian dan 14 Ha, jumlah pokok 1443, kerapatan tanam 103/Ha dan asal bibitdari-sochfindo adalah sebagai lahan kontrol. Dosis aplikasi limbah cair adalah 750
-3 /Haltah.rn dengan rotasi *55 hari. Penelitian ini dilaksanakan di PTP.Nusantara fVKebun Pasir Mandoge padaAffcleling II dan nII.
Hasil penelitian yang diproleh dari aplikasi LCPKS di Kebtrn Pasir Mandogepada Affdeling II dan III yang menjadi lahan penelitian, bahwasanya pH dapat
diturunkan, C-Organik dan N-Total Tanah dapat ditingkatkan 1.56 % dan 2.50 o/o,
serta dapat meningkatkan produksi kelapa sawit mencapai4.ToYo
tv
KATA PENG^A.NTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada 'fuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat dan karunia).{ya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini berjudul " Upaya Peningkatan Produksi Tanaman Kelapa Sawit
{Elaeis guinensis Jacq) Melalui Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawif' yang'
merupakan salah satu syarat untuk memproleh gelar Sains Terapan di Sekolah Tinggi
IImu Pertanian Agribisnis Perkebunan (STIP-AP) LPP Kampus Medan.
Penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun secara tidak langsung, untuk itu penulis dengan rasa hormat
mengucapakan terima kasih kepada :
l. Bapak Seno Aji, S.Pd., M.Eng.Prac, selaku ketua kanrpus STIPAP LPP
Medan, Ibu Ir. Mardiana Wahyuni, MP, selaku Puket I, Bapak Fachrizal,
SE selaku puket II dan Bapak Sulthon Parinduri SP. MSi selaku puket III.
2. Ibu Mariani sembiring, sP. MP selaku pembibing I dan Bapak rr. Ebsan
M. Sianipar, MMA selaku pembibing II yang telah memberikan bimbingan
dalarn penulisantugas akhir ini.
3. Keluarga Besar PTPN IV, Lfiususnya kebun pasir Mandoge yang telah
memberikan tempat dao fasilitas kepada penulis dalam melaksanakan
penelitian.
4. Orang tua yang tercinta Ayahanda G.Pinem Ibunda Alm.D.M br sembiring/
D.br.Ginting serta Abang sya Ferry Pinem, kedua kakaknda saya Ervina dan
Nelli Natalia br Pinem, adek kecil saya Gress br Pinem. Dan juga Mamauda
S.Sembiring Mami saya H.Ray br Ginting, adek Reza, Egi dan Ary.
5. Teman-teman stb' 05 baik BDP mauprm TPIIP, khususnya buat Karo Group
(Rio, Jo', Roi dan Mion).
O. Teman-teman yang banyak membantu penulisan Tugas Akhir ini antara lain
B'Warista Gtg, Robbyasmara, Charleri S, Dewi br Gtg.
7. Laura Natalia Br Sialagan yang telatr banyak memberikan dorongan dan
motivasi kepada penulis selama mengerjakantugas akhir ini'
Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang
telah membantu dalam pelaksanaan dan penyelaesaian tugas akhir ini, penulis
menyarnpaikan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belurr sempurna, semoge tugas akhir
ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih dan semoga tugas akhir ini bermanfaat.
Meadan, April2009
vl
Penulis
RTWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan 22 tahwtyang lahl tepatnya pada tanggal 0l Oktober I 9g6 di
Lausolu kecamatan Marding-ding Kabupaten Karo. Anak keempat dari lima
bersaudara. Putra dari Ayahnda G.Pinem dan Ibunda Alm.D.M. br Sembiring/D.br.
Ginting.
Tarnat dari Pendidikan Sekolatr Dasar (SD Inpres) Buluh pancgr kecamatan
I^anbaleng Kabupaten Karo pada tahun lgg8, kemudian melanjutkan ke SLTp N 2
Marding-ding kecamatan Marding-ding Kabupaten Karo dan tamat pada tahun Z0Ol.
Dan menamatkan SMU di Medan pada tahun 2004 di SMU Kemala Bhayangkari IMedan' Pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian Agribisnis Perkebunan (srIPAP) Medan sebagai Mahasiswa jurusan
Budidaya Perkebunan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis telatr melaksanakan praktek Kerja
Lryangan (PKL) sebanyak zl.ellidan Pengabdian Masyrakat t kali. pada tahun 2007
melaksanakan PKL I selama 3 bulan di Kebun sungei putih prp Nusantara IIIGalang Kabupaten Deliserdang Sumtera Utara dan pada tatrun 200g melaksanakan
PKL II selama 3 bulan di Kebun TH.Gambut Plantasions di kepulauan Riau, pada
uhun 2009 melaksanakan Pengabdian Masyarakat di Kebun Adolina pTp Nusantara
lV selama 8 hari kabupaten Deliserdang Sumatera Utaxa.
vii
DAFTAR,ISI
Halaman
ENGKASAI{ .................. ....................... iv
RTWAYAT I{IDUP.
DAT'TAR rsr
TINJAUAN PUSTAKA......
Limbah Cair Pabrik Kelapa SawitPengendalian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit secara biologis.........Pemanfaatn Limbah Cair Kelapa Sawit........................Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
BAIIAN DAII METODE....
Tetnpat dan Waktu Penelitian..Metode Penelitian..Dosis, Debit dan Rotasi aplikasi LCPKSPengamatan / Analisa
HASIL DADI PEMBAHASAN....
Dampak LCPKS terhadap Tanah.Dampak LCPKS terhadap Tanaman.Dampak LCPKS terhadap Produksi Kelapa Sawit.
x
xII
I
Y
vu
vlu
I666
7
7ll15
t9
23
23232425
27
273839
vllt
KE.SIMPULAN DAN SARAN................... 4t
42
44
lx
DAE'TAR GAMBAR
HalamanNomor Judul
Nilai pH tanah berdasarkan kedalaman tanah akibat aplikasiLCPKS
Distirbusi kadar C-organikl berdasarkan kedalaman tanatl , akibat
aplikasi LCPKS
Distirbusi N-total berdasarkan kedalaman tanah , akibat aplikasi
LCPKS
Distirbusi CA.i Tanah berdasarkan kedalaman tanah , akibataplikasi LCPKS.....
32
34
r
l
xl
PEI\II}AIIULUAT\[
r-rtlr Belakang
Perkebunan kelapa sawit menghasilkan limbah yang lebih banyak
fibandingkan dengan komoditas perkebunan lairnya. Oleh karenanya pengelolaan
Embah untuk komoditas ini perlu mendapat perhatian yang lebih besar, Limbah pada
psbrik kelapa sawit, terutama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu limbah cair dan
limbah padat. Dalam hal ini yang meqiadi perhatian khusus adalah pada limbah cair
pabrik kelapa sawit.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit yang disertai dengan pernbangunan
pabrik pengolahannya dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan yang
disebabkan oleh adanya limbah padat dan limbatr cair .
Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS ) bemsal dari kegiatan proses
lmgolahan buah kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit namun tidak
rengandung logam B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) karena selarna pengolahan
tudan buah segar (TBS) menjadi minyak sawit mentah atau crud palm oil (CpO)
lidak menggunakan bahan kimia.
Pada proses pengolahan buah kelapa sawit, setiap 1 ton tandan buah segar
C[BS) dihasilkan produk utama sebanyak 200 - 220 kg MSM dan 60 kg inti sawit.
Disamping itu dihasilkan produk sampingan sebagai limbatr yaitu sebanyak 230 kg
tandan kosong kelapa sawit (TIG), 670 kg limbah catr, l2a kg serat mesocrap, 70 kg
cagkang, dan 30 kg palm cerrel cake (Wahyuni, 2003).
Limbatl cair PKS merupakan akumulasi sisa airpengerc€ran yang diperlukan
selama proses pabrikasi untuk menghasilkan minyak sawit mentah yang meliputiproses pengence&m, pemisahan inti sawit dari tempurung, air pencucian
mesin/peralatanpabrik dan hasil pemumian rninyak (Lubis, rg77).
Karakteristik limbah cair pKS yang dilaporkan Naibaho (r99g) adalah pH 4,0
- 4,6, kadar minyak 5.000 - 20.000 ppm, BoD 20.000 - 60.000 mg/I, prote ing,2%o;
abu 14'lYo; P 0,24Yo; K 0,24o/o; K 0,99yo; ca 0,97o/o; dan Mg 0,3[yo.Tngkatkemasaman yang rendah pada limbah cair pri oisebabkan karena adanya asarn
Iemak bebas (ALB) menguap ( volatile fatry acid ) sekitar 3 -5 %yang dihasilkanoleh proses mikrobiologi dalarn limbah dan karena kand,ngan bahan-bahan organikyang cukup tinggi ( Tobing dan Lubis, 19g6 ).
PengendalLan limbah cair PKS bertujuan urtuk mengurangi daya cemar dariunsnr-unsur yang dapat membahayakan kesehatan dan mengganggu lingkungantempat pembuangannya' Proses pengendalian yarg dilahrkan sampai saat ini yaitut€rdiri dari perlakuan awal dan pengendalian lar$utan. perlakuan awal meliputipengutipan/pengambilan minyak di fat pit, penurunar sutru limbah dari 70_E00 cmenjadi 40 - 45" c melalui menaf,a pendingin (cooring tower ). Limbah cair pKSkemudian diarirkan ke kolarn-koram ,nit pengoratr rimbah yang mempergunakansystem anaerob - aerob dengan bantuan aktivitas mikroorganisme.
Pengendalian limbah cair PKs dengan sistem kolam ini secara drastis dapatmenurunkan tingkat BoD, ,olmun keberhasilannya sangat tergantung dari masapenahanan/retensi' kualitas limbah sebagai substrat dan aktivitas biologi dari
mikroorganisme/bakteri yang digunakan (Tobing dan Naibaho, rggr ). Beberapa
pemmsalahan dari sistem kola ini adalah memerlukan areal yang luas disekitar
@rik, biaya operasionalnya mahal, memerlukan retensi yang cukup rama yaitu
mtara 9a - n0 hari, terjadinya emisi gas metan ke udara bebas dan juga terjadir-rya
perombakan nutrisi N dan K yang mengendap bersama padatan di dasar kolam.
Pengendapan padatan tersebut mengakibatkan pendangkalan kolam sehingga perlu
dilaln*an pengerukan lumpur kolam secara berkala.
Pamin et al (1995) mengemukakan bahwa strategi pengolatran limbah yang
harus dilakukan pada agroindustri kelapa sawit'adalah mengurangi volume limbah,
meourunkan daya cemar dan mendapatkan nilai tambah.
Limbah ini umumnya dibuang atau dialirkan ke parit, sungai atau danau. sungai
sebagai badan penerima limbah cair, akan terganggu kesetimbangan lingkungannya.
Terjadinya kekeruhan, mengakibatkan endapan pada dasar sungai dan terbentuknya
hpisan minyak pada permukaan air sehingga. terjadi kekurangan kandungan oksigen
t€rlarut yang dapat membunuh biota air.
secara ekologis, sebenarnya sungai dapat menerima rimbah sampai batastertentu tanpa mengalami gangguan apapun, karena sungai dapatmerarutkan danmenetralisasi limbah melalui pengenceran serta memberikan kesempatan oksidasisepanjang aliran sungai. Namuu akibat perkembangan jumratr penduduk danpembangt'nan yang diduk,ng kemajuan teknorogi, pada umumnya sungai dipakai*bagai penerima beban pencenur dari berbagai industri sehingga sungai tersebuttidak mampu lagi menetralisasi beban limbah secara alami. Dapatdikaakan jumlah
4
limbah yang diterima badan air telah melarnpui kecepatan penetralan sgcara alami
sehingga terjadi gangguan keseimbangan di dalarn sungai. Untuk mengurangi
IE'ncemaran air dan tidak merusak lingkungan, maka kiranya diperlukan pengolatran
limbah sebslum dibuang ke badan air.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) umunnya mengolah limbah cairnya sebelum
dibuang ke badan air. Penurunan kadar pencemar sebelum dialirkan ke badan air
pertu dilakukan agar tidak ada pencemaran, maka kelestarian lingkungan hidup dapat
dipertahantan.
Selain dibuang ke sungai, limbah cair ini dapat diaplikasikan ke tanah. Namun
Ejadi perubahan sifat {isik, kimia dan biologi tanah akibat pembuangan limbah ke
tnneh' Adanya perubatran terhadap sifat fisik tanah seperti kemantapan agregat tanatr,
total perositas tanah dan permeabilitas, yang dapat mempenganrhi struktur tanah
aerasi tanah' gerak air tanah dan daya serap tanatr. Struktur tanah dapatberubah
*ibat interaksi antara limbah organik dan anorganik dari air limbah dengan partikel-
putikel tanah.
Pembuangan limbah ke tanah juga mempengaruhi terhadap sifat biologi tanah
yaitu terhadap perkembangan populasi dan aktivitas mikroorganisme tanatr. sesuai
dengan uY No. z3/r997 tentang pengerolaan lingkungan hidup pada pasal r ayat z,pg menyatakan bahwa pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungao hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
rrmnafaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemurihan, pengawasan dan
pengendalian lingkungan hidtry de KEPIVIEN-03/IiIENKL Willlggl tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Yang Sudatr Beroperasi, pasal 2 ayat I dan2,yarry
melryatakan batrwa dalarn pembuangan limbah cair ditetapkan kadar maksimum
siap parameter dan debit limbah cair maksinrum yang tidak boleh dilampui, kecuali
rynjang beban lrencemaran maksimtrm tidak dilampui serta lampiran V tentang
baku mutu limbah cair untuk industri minyak sawit, yang menetapkan parameter,
kadar maksimum dan beban pencemaran maksimum untuk industri minyak sawit.
untuk mencapai tujuan pengendalian pencem{ran LCPKS, beberapa aspek
pengendalian limbah PKS dan langkah pengelolaannya dapat dilakukan beberapa cara
seperti biologis, kimiawi atau fisis. Pada penelitian ini dan secara uji laboratorium
lmgendalian dengan cara biologis, yaitu dengan penggunaan beberapa
mikroorganisme perombak limbah seperti lumpur aktif, Lactobacillus sporifera dart
ablet Lacbon, pupuk organik cair EM-4 dan isolat mikroba dari tanah, [lusgsnya
pdaproses anaerobil.
Altematif pemanfaatan limbah cair PKS adalah untuk land application atau
rylikasi lahan yaitu dengan cara mengalirkan atau menyemprotkan limbah cair pKS
ke lahan pertanaman kelapa sawit. Untuk tujuan aplikasi latmr ini dipergunakan
limbah cair PKS dari kolam anaerob primer yang telah mengalami waktu retensi
*lama 40 hari dimana tinekat BODnya sudah turun menjadi 3.500 - 5.000 mg/l
r'olrrrm kadar haranya masih tinggr. Menurut parrrin dkk ( 1996 ) kadar hara yang
terdapat pada limbah cair segar adalah sebesar 500 - 900 mg N/1, 90 _ 140 mg pA,:
l'000 - 1975 mg IVl, 250 - 340 mg Mg/t sedangkan timbah cair dari kolam anaerob
pimer mengandung 675 mg N/I , 90 - 1r0 mg p/1, g50 - 1.000 mg K/l dan 250 -
6
320k9 mg/I. Menunrt Erningpraja dkk ( 1996 ) dalam 100 ton limbah cair pKS yang
diaplikasikan ke lahan perkebunan kelapa sawit menyumbangkan unsur hara
sebanyak 70 kgN, 12 kg P2O5,150 kg K2O,27 kg MgO darl32,5 kg CaO.
Pada penelitian ini akan dilihat seberapa besar peningkatan produksi pada
kelapa sawit sebelum dan sesudah pengaplikasian limbah cair.
Pcmmusan Masalah
Pengembangan agroindustri kelapa sawit menimbulkan konsekwensi
dihasilkannya limbah cair dalam jumlah yang snngat besar.Limbah cair PKS
hpotensi untuk dikembangkan sumber hara bagi pertanaman kelapa sawit ( Elaeis
guinensisjacq).
Upaya penanganan dan pemanfaalan limbah cair PKS kelapa sawit harus tetap
dilakukan dan ditingkatkan agar bermanfaat tanpa menimbulkan masalatr yang baru.
Ihri hal diatas penulis ingin melakukan penetitian.
Tujuan Penelitian
l- Mengetahui pengaruh aplikasi limbah cair PKS terhadap prokduksi kelapa sawit
L Vtengetatrui dampak aplikasi limbah cair PKS terhadap sifat kimia tanah
Xcgunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat merfadi masukan dalam pengelolaan
limbah cair PKS untuk pengelolaanpada agroindusfri kelapa sawit.
TINJAUAN PUSATAKA
f imbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
Pabrik kelapa sawit mengatrsailkan limbah TKS dan limbah cair dalam jumlah
y'mg besar sepanjang tatrun dan mempunyai potensi yang oukup besar trntuk
dftembangkan sebagai sumber bahan organik. Menrrut Awey dkk. ( l9g8 )
tctersediaan TKS di Indonesia pada tahun 1997 sekitar 2,2 julaton berat kering atau
sffia dengan 4 iutaton berat basah dan jumlah ini meningakat terus seiring dengan
makin meniagkatnya produksi. Sebuah pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah
30 ton TBS/ jam dan rata-rata beroperasi 20 imnt hari maka setiap harinya akan
dftasilkan l2A bnTKS dan 360 ton limbah cair ( Jhon, 1995).
Limbah cair segar adalah akumulasi sisa air petrgeoserao yang diperltrkan
slema proses pabrikasi. Limbah ini mengandung minyak, protein dan mineral-
mineral lainnya. Limbah id tidak beracrm tetapi berpotensi menjadi bahan pencemar
li4gkmgffi karena nilai biological oxigea demand (BOD) yang tinggi yaitu antara
I.000 - 40.000 mg4 (Lubis, t99Z)
Tandan kelapa sawit yang diolah menghasilkan minyak sawit (CpO), inti dan
Embah kelapa sawit. Dalam proses pengolahan ini dibutuhkan air sebanyak 1.200
her untuk I ton TBS antara lain untuk ketel uap, pengolatran dan pencucian. Volume
rir vlimbah yang dihasilkan mencapai 800-1.000 liter/ton TBS. Untuk menghasilkan
I bn minyak sawit akan terbentuk 2,5 ton Limbah Pabrik Kelapa Sawit, maka dapat
dbayangkan jumlah LPKS yang dihasilkan oleh indus6i minyak kelapa sawit yang
Indonesia (Adlin, 19s8). Adapun smber dan bobot limbah pabrik kepala sawit
dapat dilihat pada tabet I .
l- Sumber dan bobot LCPKS
:Boyke,1977
padzt dalam LCPKS terdiri dari padatan sisa buatr dan padatan sisa
dari mesin. semua padatan tersebut dapat merupakan padatan melayang
solid) dan padtan terlarut (dissolved solid). padatan melayang lebih
hrr8k berupa koloid dan terutama terdiri daxi hidrat karbon, minyak dan padatan
Qdl Analisa komposisi kimia dapat dilihat pada tabel z daltampaklah batrwa
ID don CoD yang terkandung di dalamnya tinggi sekali, LCpKs btrkan bahan
h'rn, tetapi baunya tidak menyenangka' dan bersifat pencemar @oyke dan
IHing, 1939)
78
BOD (ppm)
hd€sat
Iryur
khosiklon
25-30.000
20-50.000
3-9.000
0,15
0,35
0,10
Ilrrtmeter M:sllPhND @iochemical Orygen Demand)CIOD (Chemical Orygen Demand)Fdatan total (Total solids)Pddan melryang (Suspended solids)Iftogen total (Iotal Nitrogen)Itfuogen Amonia (NHs-N)
3,9-4,7
t7.900 - 37.s0045.700 - 54.00022.100 - 60.00018.700 - 40.000500 - l. t0035 - 130
9
r!6el 2. Analisa Kimia LCPKS
fuberTobing dan Boyke, 1986
Dari hasil penelitian Lim dan P'ing (1990) pada tanaman kelapa sawil ba6wa
amd aplication" di kebun kelapa sawit berpengaruh baik untuk pertumbuhan dan
Foduksi tanarnan kelapa sawit. Selain itu, cara ini efektif dan aman terhadap
fingkuugan. Di malaysia dengan pemanfaatan limbah cair terkontol, prodtrksi dapat
trdngkan *. 20Ys tanpa menimbulkan pengartrh-penganrh yang merugikan terhadap
pertumUunan kelapa sawit, unflr-unsur hara tanah, kualitas air tanah dan stafus air
rerringkat dengan tidak menyebabkan pengaruh terhadap kualitas lingkungan.
Pengaruh yang posistif dari penggun€urn Limbah Pabrik Kelapa sawit terhadap
tmah telah dikemukakan oleh Zakaria dan Hasan (lggs) di dalam seminar Nasional
Fcngendalian Limbah pabrik Minyak sawit, sebagai berikut:
Memperbaiki sfi uktur-fi sik tanah
Meningkatkan infiltrasi dan aerasi udara
Meningkatkan perkembangan sistem perakaran
Menambah batran organik (unsusr hara)
Meningkatkan kapasitas pertukamn kation
l0
Meningkatkanph tanah
Meningkatkan bilangan dan aktivitas mihoflora dan mikrofauna tanah.
zakana dan Hassan (1988), juga mengemukakan bahwa kajian jangka panjang
penggunaan limbah ke tanah terhadap kualitas air juga telah menunjukkan penganrh
Pel}cemaran yang kecil. Ini membuktikan bahwa penggunaen limbah dengan kadar
Srang sesuai dengan keperluan nutrien pokok tanaman tidak mendatangkan kerusakan
pdaalam sekitar.
Pemanfaatn limbah cair untuk land application berasal dari kolam anaerob
gimer dengan masa retensi 40 hari dimana tingkat BOD nya sudah turun meqjadi
3500 - 5000 mgll ftImun kadar haranya masih tinggi. Menurut pamin dkk (1996)
hdar hara limbah cair segar adarah 500 - 900 mg N/1, 90 - r40 mg p/1, 1.000 - rgTs
mg K.4, 250 - 340 mg/l sedangkan limbah cair dmi kolam anaerob primer
mengandung 675 mgN/I, 90 - r r0 mgp/l, gsO - 1.000 mg Kfl dan 250 * 32ohg mg
mg^' Dengan pemakaian limbah cair dari kolam anaerob primer ini diperhitungkan
txzya pengolahan limbah dapat diturunakan menjadi 50 - 60 o/o. Namun demikian
dalarrr pelaksanaan land application ini harus dibangun iustalasi saluran distribusi
dengan investasi dan biaya pemeliharaan yang mahal.
11
tbgendalian Limbah cair Pabrik Kelapa sawit secara Biologis
Pengelolaan limbah di perkebunan pada dasarnya terdiri dari dua aspek, yaitu
pengolahan atau penegendalian dan pemanfaatanlimbah. Menunrt Tan Hong Tong
(1981), terdapat tiga cara pengendalian limbah kelapa sawit, yaitu pemurnian,
disertai pemanafaatan danpenggunaan limbah untuk tanah.
Pengendalian LCPKS bertqiuan untuk mengurangi kandungan atau rinsur
limabah yang dapat membahayakan kesehatan d1n menssanggu lingkungan tempat
lsnbuangannya Parameter baku mutu limbah cair untuk industi kelapa sawit, dapat
tr'lihnt pada tabel 3.
TAbd 3. Parameter Baku Mutu LCPKSkmeter Kadar Maksimum
(me/t)Beban Pencemaranmaksimum (kg/ton)
BOD 2s0 1,5
MD 500 3r0TSS 300 I,girfinyak dan Lemak 30 0,lgAmoniak Bebas 20 0,12rtl 6-9tuber : KEPMEN - 03 A{ENKLHAT@Keteranagan:
. Debit Limbah cair pKS maksimum sebesar 6 m3 lton produk
Proses pengendalian LCPKS terdiri dari pertaktran awal dan pengendalian
hjutan. Perlakuan awal meliputi segregasi aliran, penguraogan minyak di tangki
peagutipan minyak (fat-fiO, penurunan suhu limbah dari ( 70 - s0) 0c meqiadi (40 -
41 0 C melalui menara / bak pendingin ( cooling tower). Setelatr segregasi aliran,
t2
I"CPKS yaog berkapasitas olah 60 ton TBS/ jam, berkumng merfadi 700 - 754
Jta.i Cfobing, 1997). Penurunan suhu perlu diperhatikan rurttrk menjaga kondisi
Fs ,{iinginkan dalam pembiakan bakteril jasad renik. LCPKS kemudian dialirkan
h bak netralisasi dan dilakukan penanrbahan kaustik soda ( NaOH) sekitar 3 - 3,5
ft3lton limbah atau pemberian kapur, untuk menai*ftan pH limbatr daxi 4,5 hingga 7,0
-ff $obing dan Lubis, 1986).
LCPKS ini mengandung bahan organik yang dapat mengalami degradasi.
frrnrya pemilihan proses biologis harus sesuai dengan lcarakteristik fisik dan kimia
E hah yang akan diolatr. Proses biologis dapat memgruangi konsentrasi BOD limbah
EEa 90 % (Tobrng,1997).
Pengendalian LCPKS seoara biologis adalah pemanfaatan aktivitas
*'oorganisme, dengan cara mengubah kondisi lingkungan agar sesuai bagi
IErmbuhan mikroorganisme tersebut untuk mencema bahan organis menjadi
Eirarrla yang lebih sederhana Umumnya substrat mikroorganisme adalah berupa
h organik. Secara mikrobiologis, bakteri mengeluarkan eltoenzim guna merubah
hposisi terkandung meqiadi fraksi molekul sederhana sehingga mudah disemp
tugan cara difusi oleh jasad renik/mikroorganisme (Tobing dan Lubis, 1986)
Pengendalian LCPKS secara biologis dengan sistem kolam dilakukan pada
Um anaerob, fakultatif dan aerob. Perombakan LCPKS memakai sistem kolam
Gila drastis menunrnkar BOD, namun terjadi perombakan nutrisi, terutarna
U&ogen dan Kalium yang mengendap bersama padatan di dasar kolam. Keberhasilan
ti sistem kolam ini tergantrmg pada masa penahanan optimun, kualitas limbah
t3
S^gai substat dan aktifitas biologis daxi bakteri yang dipakai (Tobing dan Naibatro,
f99l). Sistem kolarn ini dapat berlangsurg kontinu tanpa penarrrbahan zat-zat kimia,
relainkan hanya membutulrkan waktu agar proses penurunan tingakat pencenraran
&pd berlangsung.
Permasalatran dari sistem kolam id adalah sulitnya mengangkat sludge
(hmpur) dari kolam-kolam besar. Pengurasan padatan didasar kolam secara periodik
iri perlu agar proses mikrobiologis dapat berlangsung secam optimum dan sludge
trsebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
Sedangakan perombakan dengan sistem tangki anaerob tidak banyak merubah
hdar nutrisi, karena cairan selalu diaduk dan memudahkan pengamatan sertia
rDgawasan dibanding dengan sistem kolam. Sistem tangki, memberi kesempatan
Eda bahan padatan anaerob yang kaya akan Nitrogen mengendap dan mudah
dkeluarkan dari sistem. Molekul kompleks dari padatan organik akan terurai meqiadi
molekul sederban, yang memudahkan tananran menyerapnya (Lubis dan Tobing,
leEs).
Dari segi nutrisi, sistem kolam dan sistem tangki merupakan sumber pupuk
@ma& terutama dilihat dari sistem daur ulang ke lapangan, menanrbah kesuburan
- -h dan meningkatkan produksi tanarnan (Lubis dan Tobing, l9g9).
Dari hasil sigi (survey) rcrhadap sisitem peagendalian LCPKS pada lg pKS di
Srmatera Utarq menunjukkan hasil yang lebih baik pada sistem anaerob dan aerob
(hbis dan Tobing, 1988)
t4
Bebenapa alasan yang dipakai untuk penggunaan proses anaerobik dalampogendalian limbah adalah tingginya laju reaksi dibandingkan dengan proses
aobi( kegrrnaan dari produk akhirnyq stabilisasi dari komponen organik dan
mberikan karakteristik tertentu pada daya ikat air sehingga prodtrk dapatdkeringkan dengan mudah.
Proses anaerobik disebut juga proses stabilisasi, yang menghasilakan senyawa
ilabil' seperti gas coz dan metan maupun air. perbedaan nyata antara proses
raerobik dan aerobik adalatr laju pertumbtrtran sel. proses aerobik menghasilkanliomassa yang lebih tingg, dari proses anaerobik. proses aerobik menghendakitmsentrasi biomassa yang tinggi, karrena biomassa yang dihasilkan merupakanliokatlisis, terutarna pada bioreaktor (Tobing dan Lubis, rgg4). Menurut Mahida(1993)' penggunaan proses anaerob akan lebih ekonomis untuk konsentrasi padatantinggi bila padatnya lebih dari I % dari beratnya. proses anaerob ini melakukanliokonversi senyawa organik yang terkandung dara* rimbah meqiadi gas olehmikroba heterotroph, non-metanogen dan metanogen (chao dan chooi, rgs2)
Keuntungan proses anaerobik dibanding;kan dengan aerobik adatah dapatdigunakan pada limbah dengan BoD/coD yang tinggi dan bahan padat organik,produksi sludge 0umpur) sedikit dan has, akhir diproleh gas ctl+ dan coz.Fengrrrarrgan BOD dapat dicapai sekitar (65 _gO1o7o bahkan lebih, dengan waktupenahanan sekitar 40 - 50 haridao dengan biaya pemula operasi yang tidak te,alumahal (Tobing dan Lubis, 19sO. Produksi lumpur yang kecil akan memudatrakan
IEnanganan untuk pembuanagan selanjuhya (subagio, rgss). Gas cll+ (metan) yang
l5
easitkan dapx digunakan sebagai bahan bakar. sekitar r ton LCpKs dapatrcrghasilkan 28.000liter biogas (Tobing dan Lubis, 19g6). Gas coz yang dihasilkan
fudai dengan muncurnya buih diatas permukaan limbah (Dwidjoseputro, l97g).Sdain hal diatas, dengan proses netralisasi LCpKs akan mempunyai pH yang mantap
-rringga padatan melayang tidak mudatr mengalami pembusukan akibat oksidasi
(fobing dan Lubis, I 9g6).
ftnanfaatan Limbah Cair pabrik Kel*pa Sawit
Pada prinsipnya konsep pemakaian limbatr ke areal tanaman kelapa sawit adalahE*-'a,faatan dan bukan pembuanagan atau mengalirkan sewenang_wenang.
nemanraatan ini meliputi pengawasan terhadap pemakaian limbah diareal, sehingga
@oleh keuntungan dari segi agronomis dan tidak menimbulkan dampak yang
cugikan.
secara umwn pemanafaatan LCPKS yang paling mudah dan sederhana adalahreayebarkan ke lapangan tanpa perlakuan pendahultran. Beberapa alternatif yanghfo daput berupa fermentasi anaerobik yang dapat menghasilakan gas bio, bahanp*campur pakan tahu sebagai pupuk organik dan bal*n pemantap taoah (Tobing,1996).
Pemanfaatan LCpKs sebagai bahan daur ulang untuk kebututran pupukr'qaman merupakan upaya unfuk mergurangi pencemaran terhadap ringkungan danfikenal dengan istilah land application. Disamping tersebut, pemanfaatannya berartimemberikan nilai tambah dan m€aguntungkan ditinjau dari sudut ekonomi. Biaya
t6
p'oduksi meqiadi lebih hemat karena pupuk organik dapat d.isubstitusikan dengan
hara yang terkandung didalam LCPKS sehingga keuntungan pKS akan lebih besar
hla dibandingakan dengan PKS yang tidak memanfaatkan LC,KS.
Hasil percobaan perombakan LCPKS dengan sistem tBngki terhadap pabrikberkapasitas 30 ton TBS/jam, selarua 20 jam kerja /hari dan 300 hari kerja/tat,,rdiproleh aneka macarn pupuk yaitu setara dengan Amonium sulfat (zA), (47rm/tahun), Phospat alam @p), (56 ton/tahun), Muriate of potash (Mop), (25g
tonltahun)' Kieserite (139 ton/tatrun) dan Batu kapur (ime stone), (63 ton/tahun)
(Lubis dan Tobing, l9g9).
Menurut yeow and znn(lgst) dan chan et ar. (19g3) , LCPKS yang telatr atau
belum diperlakukar' dapat juga dipakai untuk pemupukan taneman. Namun demikianberrdasarkan perundang-undanagan malaysia, peng8llmaalr LCpKs ke tanatr diizinkan,
iika kandtrngan BoD < 5.000 mg/I, kecuali sebelumnya telah diberi izin untukringakat/kadar yang lebih tinggi (Lim and p,ing, 1990). Namun menurut Nasutiond*n Southwofth (1993), umumnya amat surit untuk memenuhi baku mutu LcpKS,dcagan kadar BoD < 2s0 mg/r.Dalam peneritian ini, diharapkan BoD yang tercapu< 3500 mgn" Pada penggun&m limbatr, tanpa atau seterah perlakuan pendahuruan,
lmlu diperhatikan kecepata pemberian di rapangan agar kemampuan penyerapani"*ah dan pembiakan jasad renik sama cepatnya (Lubis dan Tobing, t9s9).Kaodungan unsur hara LCPKS sebelum dan sesudah pengendalian, dapat dilihat padar&eI4.
t7
firbel 4. Kandungan Unsur hara LCKPS Sebelum dan Sesudah Pensendali an (msllUnsur Sebelum
PeusendalianSesudah
PensendalianNitrogen Total 100 - I 100 50 - 980
Fosfor Total 50 - 170 l0 - 125Kalium Total 300 * 2800 100 - 1400
Magnesium Total t20 -670 30 - 340Kalsium Total 240-4 0 200 -280
B 0,01 - 25 0.2-20Cu 0.07 -2.5 0,03 -1"6Fe 3.3 - 9.5 0"8-1n/ftl 0,4 - l0 0.01 - 10Zn 0.7 - t0 0,2-4
S,mber : Yeow and Zin, 1981 dal@Pemanfaatan LCPKS di Indonesia diatur dalam PP. No. 20 Tatrun 1990 pasal 19
Hang Pengendalian Pencemaran Air, berbuoyi " Pembuangan limbah cair ke tanah
dapat dilakukan dengan izin Menteri berdasarkan hasil penelitian , narnurr petunjuk
plaksanaan dari Menteri Kependudukan dan Linglrungan Hidup belum ada. Bahkan
dalarn penjelasan PP. No. 20 Tahun 1990 pasal 19 sebagai berikut .. pembuangan
limbah cair ke tanah dapat menimbulkan pencenuran knatl dan air tanah. (pamin
.n k., 1995; Widhiastuti, 1996; Anonimous, 1992). Karakteristik LCpKS yang dapat
dimanfaatkan di lapangan dipedomani Pemturan Menteri pertanian No. KB. 310 / 4s2
/ Meatan / xr / 1995 tanggal 04 Desember 1995 tentang standarisasi pengolahan
Limbah PKS dan Karet terutama untuk aplikasi lahan sebagai sumber air dan pupuk.
18
TEbcl Standarisasi Pengelolaan Limbalr PKS dan Kanet Untuk Aplikasi Laha$
fuber : Tim Standarisasi Pengolahan Limbah PKS dan Karet, Anonim (1995)ddffit Anonimous, 1996
Menurut zal<aria dan Hassan (1988), penggrrraan LCPKS dengan
Haea sawit di Malaysia memberikan manfaat yang baik, antara lain :
a. Memperbaiki struktur fisik tanah
b. Meningkatkan infiltrasi dan aerasi tanah
c. Menambah perkembangan sistem perakaran
d. Menambah bahan organic
e. Menambah kapasitas pertukaran kation
f. Meningkatkan pH tanah
g' Meningkatkan jumlah dan aktivitas mikroflora dan mikrofauna tanatr
Dari hasil penelitian di Malaysia (wood, 1977 ; Tqiudin dan zakafia, r9g4 ;
rim and P'ittg, 1990 dalam Nasution dan Southworth, 1993), bahwa land application
d kebun kelapa sawit berpenganrtr baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman
helapa sawit dan cara ini efektif dan tidak memberikan pengaruh negtif terhadap
19
kualitas tingkungan. Dengan pemanfaatan limbah cair terkontrol, produksi dapx
ditingkatkan + 20 vo, uosure hara tanah, kualitas air tanah dan status air tanah
meningkat. Sebagian dari limbah tidaklah langsung bergrma bagi tanaman, melainkan
dryat dimanfaatkan oleh organima lain. Hasil akhir dari proses pemanfaafir kembati
IIPKS merupakan hasil hubungan antars rur$ur kirnia dan tekstnr tanah, keadaan
iklim, jenis tanaman yang diusahakan rnaupun frekuensi pengalirannya
Berdasarkan pengalaman percoba^n selarna + 6 tatrun di PMS/PKS Kebun pulu
R4ia Kisaran, kiranya diharapkan land appiioation dapat menjadi alternative
penanggulanganlimbah PKS yang dapat memberikan nilai tambah. penerapan land
rylication ini dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristk air limbah, darnpak
tutadap tanah dan tanaman serta ruang lingkup ekologi lainnya termasuk tenaga
kerja (manusia) yang berkerja pada proses land application tersebut
(Anonimous, 1996).
Aplikaci Limbah Cair pabrik Kelapa Sawit
Peuranfaatan limbah cair sebagai pupukrbahan pembenatr tanah di pertanaman
kelapa sawit sangat dimungkinkan atas dasar adanya kandungan hara dala6 limbaS
tersebut. Pemanfaatr limbah ini, disamping sebagai sumber pupuk/bahan organik,
jnga akan mengrrangi biaya pengolahan limbab biaya tersebut diperkirakan dapat
diurunkan sebesar 50 - 60 % (pamtn,siahaan, dan Tobing 1996).
Aplikasi limbah cair sehgai sumber hara pada areal perkebunan kelapa sawit
@at dilakukan dengan b€ftagai cara yang disesuaikan dengan kondisi setempat
20
(scperti topograli areal dan jarak areal dengan lokasi pengolahan limbah). Beberapa
cua aplikasi limbatr cair yang dikenal anatara lain sistemsprinkleq flatbed, sistem
luit atau alur (long bed), dan system traktor tangki.
$ictem Sprinkler
Limbah cair yang berasal dari kolam dialirkan melalui saringan menuju parit
yug telatr disediakan. Hal ini diperlukan ,untuk menyaring partikel padatan
trsuspensi yang dapat menyebabkan penyumbatan nozzle sprinkler. Sistem ini
dEr.kai untuk lahan yang datar atau sedikit bergelombang, untuk mengurangi aliran
permukaan dari limbah cair yang digunakan. Setelatr penyaringan limbah kemudian
diatirkan ke dalam bak air yang dilengakapi dengan pompa sentrifugal yang dapat
memompakan lumpur dan mengalirkannya kea real melalui pipa PVC diameter 3',.
Kelemahan system ini adalah sering tersumbahya nozz,le oleh lumpur. Disamping
fu biayapembangunan instalasi systern sprinkler relative matral.
trSrtem Flatbed
Sistem ini digunakan dilahan berombak-bergelombang dengan membuat
tmstrrksi diafitata baris pohou yang dihubungkan dengan saluran parit yang dapat
nmgalirkan limbah dari atas ke bawah deagan kemiringan tertentu. Sistem ini
dibangrm mengikuti kemiringan tanah. Teknik aplikasi limbah adalah dengan
mengalirkan limbah (kadar BoD 3.500 - 5.000 mgll)dari kolam limbah melalui pipa
he bak-bak distribusi, berukuran 4 m x 4 m x I m, ke parit sekunder (flatbed)
2l
bcrukuran 2,5 m x 1,5 m x 0,25 m, yffig dibuat setiap 2 baris tanarnan (gawangan
mati).
Sistem ini dapat dibangun secaxa manual atau dengan mekanis menggunakan
hck-hoe. Flatbed dibangun dengan kedalaman yang ctrkup dangakal. Limbah cair
png akan diaplikasikan dipompakan melalui pipa ke tempat tinggi. Kemudian
dalirkan ke flatbed dan saluran penghubung hingga ke tempat yang lebih rendah.
Aplikasi tergantung kepada kecepatan ,*, ry dapat dialirkan secara simultan
melalui beberapa baris flatbed dalam areal tanaman. Dengan teknik ini maka secara
luiodic lumpur yang tertinggal pada dasar flatbed perlu dikuras.
lHdem Parit etau AIur (Iong bed)
Ada dua pola parit yang digunakan untuk distribusi limbah yaitu parit yang
hrus, dan berliku-liku. Parit berliku-liku digunakan rmtuk lahan yang curam atau
berbukit. Limbah sepaqiang parit dialirkan perlatra-tahan untrrk mengurangi erosi dan
hjir. Parit yang lurus memnajang dapat dibangun dilahan yang sedikit miring, dan
limbah dialirkan hingga ke ujung parit. Seperti aplikasi flatbed, limbah cair
dipompqkao melalui pipa ke tempat yang relative tinggi dan didistribusikan ke dalam
1roit primer. Jumlah parit tergantung kepada topografi. Kecepatan aliran diatur
perlahan-lahan untuk memungkinkan perkolasi dan juga untuk me,ncegah erosi. Biaya
rylikasi limbah cair dengan system ini relative murah, tetapi masalah yang sering
limbul adalah aliran tidak sama rata dan parit tertimbun lumpur.
22
Pembangunan parit tidak terlalu dalam, sekitar 2A cm atau 30 cm dengan lebar
skitff 30 cm. Parit ini dapat dibangun secara manual atau mekanis di sepanjang baris
haman, ftlmun tidak mengganggu jalan pemanen dan transportasi TBS. Sistem
ryIikasi limbah dengan cara ini yaitu dengan mengang*ut limbah cair dari IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah) kea real tanaman dengan menggunakan traktor
5mng menarik tangki.
Sistem Traktor Tangki
Limbah berbentuk cair dipompakan kedalam tangki dengan penggunaan pompa
ffibifi€al yang terletak di chasis tangki. Peralatan yang digrmakan ialah traktor,
hgki' dan pornpa sentrifugal. Untuk rnengurangi biaya transportasi aplikasi limbatr,
aeal tanaman sebaiknya berdekatan dengan IPAL. Traktor berjalan pada jalan pikul
dm limbah disemprotkan sepanjang baris pohon tempat tumpukan pelepah hasil
mngkasan.
BAHAN DA}[ METODE
rL Tempat dan Waktu Penelitien
Penelitian dilaksanakan di Kebun PTP Nusantara tV Pasir Mandoge affileling II
(&n) Blok A dan afftleling III (tiga) Blok A. Pelaksanaan penelitian pada tanggal 15
Januari - 15 Februari}009.
B. Metode'Fenelitian
Metode yang digunakan untuk pengkajian pemanfaatan LCPKS adalah longbed
qlstem, atau sistem saluran parit irigasi (rorak), berbaris untuk latran dengan
permukaan relatif rata. Rorak dibuat sepaqiang 250 m, lebar 50 cm dengan
tdalaman 50 cm, dimana duah buah rorak rnengapit dua baris tanaman kelapa sawit.
Blok A affdeling II pada tahun tanam 2001, luas latran 14 Habjumlah pokok 1442,
kerapatan tanam l}3lhu dan asal bibit Soofindo adelah sebagai lahan pengkajian dan
Blok A affcleling III dengan tatlrn tanam 2001, luas lahan 14 Ha, jumlatr pokok 1443,
k*apatantanam rcShadengan asal bibit Socfindo adalah sebagai latran kontrol.
24
C. Dosis, Debit, dan Rotasi aplikasi LCPKS
?. Dosis
Tabel 6. Dosis Aplikasi I-CPKS
b. Debit
Tabel T. Debit LCPKS
Dosis yang digunakiin Z-Srrr-6
Areal aplikasi 14 ha
Jumlah LCPKS /tahrrn l4 x 750 nr'' == 10.5{X) nr''/lra/tithtrn
Volume l rorak 0.5 x 0.5 x250 m:62.5 rn'
Volume 36 rorak 36 x 62.5 :'2.250 m
Kapasitas Pabrik 730 ton TBS/jam
Effluent (LCPKS) 0.7 m'lton f'BS
Hari olah 285 hari ker.ja
Jam olah perhari 20 jam
Efisiensi pabrik 95o/o
Jurnlah LCPKS per tahun 95Yox20x285 x 30 x 0.7 tn'
113.715 m3
25
c. Rotasi Pemanfaa:f:rn
LCPKS dibawa ke lai,ari aplikasi dengan mobil tangki kapasitas I i m3
Satu hari kapasitas lr,,rg,,rir
LCPKS tcrarrgkutih;, ,
6 trilr
-'6x li rll = 66 rul
: 3.500 nr3
: + 35 irari
Pengisian seluruh ro, :ii '.lalairr 1 tahun sebanyak 3 kali
Jumlah LCPKS yani dir;ranfhatkan : 10.500m3
Jum1ah LCPKS untulr 1 ;< pengisian : 10.500m3/3
Jumlah hari yang dibLrtLrhkan untuk
1 x pengisian semua i'oral< :2.250 n.,3/66 *3
Jurntah hari untuk 1 I pe;rgisian
LCPKS sejumlah 3.7:i0 ln3 :3.50012.25t) r 35 hari - + -i5 hari
D. Pengamatan I A*iilis:c
Pengamatan di1i.,krilian clengair menganalisa l;ompron*n -.- komponrrj clalarn
pengaplikasian LCPia.S. Adaplrn komponen - kornponen yang di analisa aclalah
anatala lain sebagai Lr,ri'ikut :
1. Dampak LCPKS rtrhadap Tanah
a. KadarpH
b. Kadar C - Or_,lalik ( o,b )
c. Kadar N - Ti;ta1 ( -9't )
d. Nisbah C / lJ fanah
e. P - tersedia Tanah ( ppm )
l(r
Dampak LCPKS ierhadaP Tarram.an
Dampak LCPKS tcrltatlap Produksi Kclapr Slrvit
HASIL DAN PEMRAHASAN
l. Dampak LCPKS terhadaP Tanah
Danipak pemanf'aatan LCPKS terhadap tanali clapat dilihat clari penrbahan sifat
tanah itu sendiri, terutama perubahan sifat kimia <1a1 kandungan hara atau logam
berat minyak (lemak) claji tanah sebelum aplikasi air linrbah dibandingkan dengarr
sifat tanah tersebut pada masa tertentu setelah dilakukan aplikasi air limbah
Hasil analisis laboratorium terhadap sifat kimia tanah sebelum aplikasi limbah,
setelah 6 (enam) bulan aplikasi dan setelah satu tahun aplikasi dilakukan terhadap
beberapa parameter menurut ketentuan Kepmen LH No.28 T'ahun 2003'
a. Kemasanan (PItr) Tanah
Hasil analisis pH tanah pada tiga lokasi sampel tanah disajikan pada Tabel 8'
Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa pH tanah menunrn pada 6 bulan aplikasi LCPKS
untuk semua kedalamzur dibandingkan pada lahan sebelum aplikasi (lahan kontrol),
namun meningkat kembali setelah satu tahun aplikasi terutama pada lapisan ke 2
hingga lapisan ke 6 (20-120 cm). Penurunan pH tanah pada 6 bulan aplikasi tersebut
terjadi sekitar 0,6 satuan, sehingga nilai pH tanah pada semua lapisan di lahan setelah
aplikasi air limbah selama 6 bulan tersebut, berdasarkan kriteria penilaian sifat kimia
tanah (Pusat Penelitian Tanah Bogor, 1983), tergolong masam (4,5-5,5)' Pada lahan
scbcluru aplikasi, pli i.airah lapisan atas (0-20 cnt) scbesar 5,9 tergolong agak masafit
(5,6-6,5), sedangkan {larii} semua lapisan dibawahnya tergolong masuun. Kemasaman
28
I
1
I
(pH)tanahpadaakhirpenelitian(ltahunsetelahaplikasiairlimbah)tergolong
masam samPai agak masam'
Tabel8. Dampak pemanfaatan LCPKS Terhadap Kemasaman (pH'Hz0)Tanah Kebun
D,oirManrlorze PTPN IV G-=--=--_-:=ffi
BPPKS Medan
Tingkat kemasaman tanah pada parit (rorak) air limbah dan pada lahan antara
parit(rorak)denganbarisantanamangsekitar2,25meterdariparivrorakair(limbah)
relatrif sama pada bulan 5 setelah aplikasi untuk setiap lapisar-r tanah yang diamati'
namunpadaakhirpenelitian(ltahunsetelalraplikasi)pLltarrahurrrurnnyalebih
tinggi pada parit 9 rorak dan tergolong agak masalrl' dibandingkatt pada lahan antara
rorak dengan barisair tanaman yang tergolong masam terutama pada lapisan atas )
tabel 8.
Pati. Uqldggg P,S"t"t"h 1 T"hrin APtikasi(Akhir Penelitian).Kedalaman
Tanah(cm)
SebelumAplikasi(Kontrol)
5,9<)5-4
setelan o lrulan APrrrlaDi/n^-lancolr"n Penelitian
Pada Parit(Rorak)
4,54,74.6A\4,6
Antara RorakDanTanaman5.45.04"7
4.64.64,5
Pada
Parit(R.orak)
AntaraRorakDanTanaman
5,76,0
5,00-20 5,220-40 5,9 5.340-60 5,4 5,560-80 5,4
5,25,1
5,4 5,880-100 5,6 6,0100-120
29
Terdapat kecenderungan bahwa pH tanah pada rorak semaliin menurtul dengan
semakin dalam lapisan tanah, sedangkan pada tanah antara rorak dengan barisan
tanaman pH semakin meningkat dengan semakin dalamnya lapisan tanah (Gambar l)
Penurunan pH tanah antara 6 bulan aplikasi dibandingkan sebelum aplikasi
dapat terjadi karena pH tanah masih dipengaruhi oleh asaln-asam organik yang
berasal dari air limbah pabrik pengolahur kelapa sawit' Pada masa ini asam-asam
organik masih terakumulasi dalam tanah dan belum seluruhnya melakukan proses
(reaksi) pengkelatan lcltelation)dengan kation dapat ditukar dalam tanah'
Peningkatan pli setelah semakin lama aplikasai air limbah (1 tahun aplikasi)
dimungkinkzm oleh mlksimalnya proses pengkelatan kation-kation dapat ditukar
penyebab kemasaman pada tanah-tanah mineral, terutama Al-dapat tukar (Al3*) oleh
asam-asam organik ciari air limbah tersebut'
Dengan demikian, pengaruh pemasaman tanah oleh asam organik (berasal dari
limbah) dan kation Al-dapat tukar dari dalam tanah tnineral tersebut saling
meniadakan karena keduanya membentuk senyawa kompleks dalam bnetuk khelat di
dalam tandh.
30
1.NilaipI{tanahberdasarkankedalamantanahakibataplikasiI-CPKS
-r-RA-68-t-RT'A-68-x- RA-17
-X-RTA.1T
20 40 60 80
Keoalaman I anan [cml
KRA.6BRTA-68RA-TTRTA-17
: Lahan Kontrol: i;ah Rorak untuk aPlikasi 6 bulan
.
: Tanah antara,otJJi"-*an untuk aplikasi 6 bulan
: i;uh rorak untuk aPlikasi 1 tahun
: Tanah antara rorak-f,t" tanaman untuk aphkasi 1 tahun
b. Kadar C-organikTanah (7o)
DampakaplikasiLCPKSterhadapkadarC.organiktanahkebunkelapasawit
KebunPasirMandogePTPNlVKabupatenSimalungundisajikanpadaTabel9.
B.
6
4
20
,Eat,cc,
:E,o
ll
P'|PN IV
Sumber5ata ptimcr, Analisis Lab BPPKS Medan
Dari Tabel 9. dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan cukup tinggi dari kadar
C-Organik pada tanah rorak (parit) lapisan tanah atas (kedalarnan 0-20 cm) setelah l
tahun aplikasi menjadi 2,5}ya dari l,56Yo pada lahan kontrol (sebelum aplikasi) dan
126-1,zl%pada bulan 6 setelah aplikasi. Kadar C-organik pada parit (rorak0 lapisan
atas setelah I tahun aplikasi ini berdasarkan kriteria penilaian sifat kimia tanah (Pusat
penelitian Tanah Bogor, 1983), tergolong sedang (2,01-2,00oh), sedangkan pada
tanah lapisan atas di lahan kontrol dan lahan aplikasi 6 bulan tergolong rendah (l'00-
2,007o) dan kadar c-organik pada tanah lapisan bawahnya, termasuk pada semua
Iapisan di tanah antara rorak clcpgan barisan tanamal setelah aplikasi I tahun' yang
kadarnya cenderung menurun (Gambar 4.6), tergolong sangat rendah (< 1,00%)'
Peningkatan kadar c-organik tanah akibat aplikasi air limbah pabrik pengolahan
kelapa sawit selama 1 tahun aplikasi membuktikan bahwa air limbah tersebut masih
Tabel9. Dampak pemanfaatan LCPKS Terhadap Kemasaman (pH.l{zo)Tanah Kebun
Pasi eSctelah I 'I'ahun APlikasi
(Akhir Penelitian)Kedalaman
Tanah(cm)
SebcluntApliErasi(Kontrol)
Setelah 6 Bulan APlikasi(Pertengahan Penelitian)
Pada Parit(Rorak)
Antara RorakDan Tanaman
Pada Parit(Rorak)
Antara ltorakDanTanarnan
&20 1.56 1,28 1,26 ?50 0.61
2040 0,50 0,63 0,75 0,63 0,40
40-60 0,30 0.59 0,61 0,3 5 0.38
60-80 0.16 0,53 0,57 0.25 U,J J
80-100 0.13 0,52 0,42 0,19 0,73
t00-120 05 0,51 0.29 0,03 0.22
32
memiliki kadar bahan organik yang tinggi, ditandai pula oleh BoD yang cukup
tinggi berkisar antara 2000-5000 mg/liter.
Gambar 2. Distirbusi kadar C-organik berdasarkan kedalaman tanah , akibat aplikasiLCPKS
sEa!
IEF.rc(o
Poa
:
32.5
21.5
1
0.50
?0 40 60 80 100
Kadalaman Tanah (cm)
Keterangan:K: Lahan KontroiRA-6B : Tanah Rorali tmftrk aplikasi 6 bulanRTA-68 : Tanah antara rorak dan tanaman untuk aplikasi 6 bulanRA-IT : Tanah rorak untuk aplikasi 1 tahunRTA-IT : Tanah antera rorak dzur tanaman untuk aplikasi I tahun
Pemberian suatu bahan (dalam hal ini air limbah pabrik pengolahan kelapa
sawit) ke dalam tanah yang dapat meningkatkan kadar C-organik (bahan organik)
tanah akan memberikan <Iampak positif terhadap sifat tanah lainny4 baik sifat fisik4
kimia maupun sifat biologis tanah. Terhadap sifat fisika tanah, bahan organik
beqperan dalam meningkatkan agregaasi (kemantapan agregat), aernsi dan daya serap
tanah terhadap air, sedangkan terhadap sifat kimia tanah, bahan organik dapat
meningkatkan KTK tanah, disamping rneningkatkan kadar unsu-r' haL-a tana5,
terutama N dan P. Terhadap sifat biologis tanah, bahan organik dapat meningkatkan
aktivitas dan populasi mikrobia tanah, sehingga pelarutan unsur hara, baik <Jari
120
-+-K--r-RA-68+.RTA-68-x-RA-17-.*- RTA-17
llehrrn Paqir P'
KedalamanTanah(cm)
SebelumAplikasi(Kontrol)
S"t"t"h 6 Bulan APlikasi(Pertengahan Pqnglqt!)
Setelah I'l'ahun APtrxasr(Akhir Penelitian)
Pada Parit(Rorak)
Antara RorakDanTanaman _
0.15
Pada Parit(Rorak)
Antara RorakDan Tanaman
0.17 0.15 0.17 0.490-20 0.08
0s820-40 0.10 0.10 0.12 U.I I0.07\\-6\ r \$6 \sg (.qq
0.0660-80 0.0s 0.09 0.09 0.06
80-100 0.05 0.09 0.08 0.05 0.06
I 00-1 20 0.03 0.09 0.06 0.03 I 0.05
33
dneral tanah, maupun dari sisa-sisa tanaman dapat berjalan optimal sehingga
ketersediaan unsur hara bagi tanaman meningkat'
c. Kadar N- Total Tanah (7o)
Kadar N-total tanah kebun Pasir Mandoge sebelum dan setelatr dilakukan
aplikasi LCPKS disajikan pada Tabel 10'
Tabel 10. Dampak pemanfaatan LCPKS Terhadap Kadar N- Total (%) di Tanah
r1ol.,rn pacir lvlendooe P'IPN lV. :: " :
ffir, Analisis Lab BPPKS Medan
Dari Tabel 10. rlapat diketahui bahwa kadarN-total meningkat tajam pada tanah
parit (rorak) lapisan atas (0-20 crn) sctclah aplikasi sclanta I tahun clibandingkan pada
tanah di tahan kontrol dan pada tanah dengan 6 bulan aplikasi' Kadar N-total tanah
pada parit (rorak) lapisaan atas setelah 1 tahun tcrsebut berdasarkan kriteria pcnilaian
sifat kimia tanah (pLrsat pcnelitian Tanah Bogor, 1983)' tcrgolong scdang (0'21-
0,50%), sedangkan pada tanah lapisan atas di lahan atas di lahan kontrol dan lahan
PTPN IVKedalaman
Tanah(cm)
SebelumAplikasi(Kontrol)
Setelah 6 Bulan Aplikasi(Pertensahan Penelitian)
Setelah I Tahun Aplikasi(Akhir Penelitian)
Pada Parit(Rorak)
Antara RorakDan Tanaman
Pada Parit(Rorak)
Antara RorakDanTanaman
0-20 9.2 8.5 7.4 5.1 4.1
2040 5.0 6.3 6.3 5.7 5.0
40-60 5.0 6.6 6.8 5.0 4.8
60-80 3.2 5.9 6.3 4.2 5.5
80-100 2.6 5.8 5.3 3.8 3.8
100-t20 2.0 5.7 4.8 1.0 4.4
35
Seperti telah diuraikan terlebih dahulu, bahwa peningkatan kadar C-organik
akibat pemebrian LCPKS akan diikuti oleh peningkatan kadar hara laiturya tct'utarna
N total tanah. Ini membuktikan bahwa LCPKS memiliki kadar bahan organik tinggi
yang memberi dampak akan peningkatran kadar C, N, P dan unsur hara mikro di
dalam tanah bila baharn tersebut diberikan ke dalam tartah.
d. Nisbah C/I[ Tanah
Nisbah CA.l tanah akibat aplikasi LCPKS di lahan perkebunan kelapa sawit
Pasir Mandoge PTPN-IV Kabupaten Simalungun, disajikan pada Tabel I l.
Tabel 11. Dampak Aplikasi LCPKS Terhadap Nisbah CA{ di Tanah Kebun Pasir
Sumber : Data primcr, Analisis L,ab BPPKS Medan
Dari Tabel I I dapar diketahui bahwa nisbah CA{ tanah pada semua tatrapan
aplikasi air limbah pabrik pcngolahan kelapa sawit di lahan perkebunan kelapa sawit,
berdasarkan kriteia penilaian sifat kimia tanah (Pusat Penelitian Tanah Bogor, 1983),
36
tergolong rendah (5-10) sampai sangat rendah (<5). Nisbah CN yang tergolong
rendatr pada tanah pada tanah lapisan atas untuk semua tahapan aplikasi ini
membuktikan batrwa pemberian air limbatr pabrik pengolahan pabrik kelapa sawit
tidak memberikan dampak immobilisasi unsur hara di dalam tanah perkebunan kelapa
sawit tersebut. Bila nisbah CA.l terlalu tinggi (>25) dapat menyebabkan immobilisasi
unsur hara karena unsur hara tanah banyak dibutuhkan/diambil oleh mikroorganisme
+anah untuk merombak bahan organik yang memiliki nisbah CArl sangat tingg
tersebut. Sebaliknya bila nisbah C/Irl terlalu rendah (sangat rendah < 5) seperti
terdapat pada semua tanah lapisan bawah (Gambar 4.8), naka peran bahan organik
dalam tanah sebagai komplek adsorbsi (memperbesar KTK) dan sumbangannya
terhadap penambahan ursur hara menjadi sangat sedikit.
Gambar 4. Distirbrsi C/N Tanah berdasarkan kedalaman tanah , akibat aplikasiLCPKS
-.- K
-T-RA{B--+-RTA-684+-M-17-+RTA.1T
20 40 (r0 80 t00
Kedalaman Tanah (cm)
Keterangan :
K = Lahan KontrolRA-68 : Tanah Rorak untuk aplikasi 6 bulanRTA-6B : Tanah antara rorak dan t?naman untuk aplikasi 6 bulanRA-IT : Tanah rorak untuk aplikasi I tahunRTA-IT : Tanah antara rorak dan taftrman untuk aplikasi I tahun
10
B
6
4
2
0
,cIE
lEF.3
oo.ct.v,
Kebun Pasir Mandoqe PTPN
KedalamanTanah(cm)
SebelumAplikasi(Kontrol)
Setelah 6 Bulan Aplikasi(Pertensahan Penelifian)
Setelah I Tahun APlikasi(Akhir Penelitian)
Pada Parit(Rorak)
Antara RorakDan Tanaman
Pada Parit(Rorak)
Antara Rorakf)anTanaman
0-20 4 7 4 116 4
20-40 J 4 4 6 5
40-60 J 5 3 5 4
60-80 J 2 J 5 4
80-100 aJ 4 J 5 4
I 00-1 20 2 4 4 5 5
37
e. P-tersedia Tanah (pPm)
Hasil analisis laboratorium kadar P-tersedia dalam tanah akibat aplikasi air
limbah pabrik pcngolahan kclapa sawit puda tanah pcrkcbunitn kclupu sawit PTPN-
IV Kebun Pasir Mandoge Simalungun disajikan pada Tabel 12'
Tabet 12. Dampak APlikasi LCPKS Terhadap P-tersedia Tanah (ppm) di JqnahIv
Sumber : Data primer, Analisis Lab BPPKS Medan
Dari Tabel 12. dapat diketahui bahwa kadar P-tersedia tanah perkebunan kelapa
sawit PTPN-IV Kebun Pasir Mandoge akibat aplikasi air limbah pabrik pengolahan
kelapa sawit berdasarkan kriteria penilaian sifat kimia tanah (l'}usat Penelitian Tanah
Bogor, I983), seluruhnya tcrgolong sangat rendah (< l0 ppm) kecuali pada tanah
lapisan atas (0-20 crn) di parit/rorak air limbah untuk aplikasi selama I tahun yang
mengandung P-terse<lia sangat tinggi (> 35 ppm). Sejalan dengan itu, kadar P-tersedia
pada tanah lapisan bawah di paritr/rorak air limbah untuk aplika;i selama 1 tahun ini,
umunnya menganclung P{crscdia lebih tinggi dibandingkan kadal P-tcresdia pada
38
semua lapisan tanah,
untuk aplikasi selanra
dibandingkan dengan
aplikasi).
baik dilahan aplikasi antara rorak dengan badsan tanaman
I tahun, maupun pada Iahan aplikasi 6 bulan, apalagi bila
kadar P-tersedia pada Iahan kontrol (pada lahan sebelum
Tingginya kadar P-tersedia tanah pad,a paritJrorak air lirnbah u,tuk aplikasi
selama I tahun ini nlcmbuktikan bahwa LCIPKS nr,sih nrcnga,tlurg lrah.n .rganikyang tinggi dsan dapat menyumbang unsur hara p ke dalam tanah setelah bahan
organik tersebut terdekomposisi sempurna .
Pada aplikasi selama 6 bulan , air limbah belum memberikan kontribusi bera(i dalam
meningkatkan kadar-P tersedia tanah karena diperkirakan bahan organik de*i airlimbah yang lebih banyak terdapat pada sludge belum terdekomposisi sempurna
sehingga sumbangannya terhadap penambahan hara, terutama p dan N belum tinggi.
2. Dampak LCPKS terhadap Tanaman
setelah satu bulan perlakuan limbah ili areal tanaman, terlihat daun-daun
tanaman kelapa sawit hijau berkilat. Bila darur ini diambil dan diremas, memiliki
efektisitas yang tinggi. Di lahan kontrol daun tanaman ini menampakkan warna yang
kusam' dan bila daun ini diremas, mudah patah atau rapuh atau memiliki elastisitas
rendah' Kejadian tersebut di atas, disamping penambahan hara adalah kecukupan airyang sesuai bagi kebutuhan renaman- Hal ini berrangsung terus-menerus serama
pemberian limbah cair ini dilakukarl
39
3. Dampak LCPKS terhadap Produksi Kelapa Sawit
Selama penelitian produksi di lahan aplikasi (Blok A Il) dan lahan kontrol (Blok
A IID terus dicatat. Hasil Produksi kedua Blok tanaman tersebut clapat dilihat pada
Tabel 13.
Tabel 13. Dampak T'erhadap Tanaman Kelapa Sawit Akibat Aplikasi LCPKS pada
Lahan Blok A Aff<leling II Kebun Pasir Mandoge PTPN IV dari BulanJanuari 2008 s/d Desember 2008
Sumber: Kebun Pasir Mandoge PTPN IV
Keterangan: Blok A II : Lahan Aplikasi,lt,as 14 Ha
Blok A lll : Lahan Kontrol, luas 14 Fla
TD : Jumlah TBS/14 Ha
BRT : Berat TBS
Bulan
TD BRT Hasil per Blok orh
Blok A IlBlok A
III
Blok A
II
Blok A
III Blok A Il Ulok A lll (-FL)
8-Jan 1,772.40 r.608.88 l0.l l 10.59 17,918.96 r7,038.04 5.17
Feb 1,923.04 1,827.28 10.57 10.69 24326.s3 19,533.62 4.06
Mar 1,887.76 1.822.80 10.99 Il.t8 20.746.48 20.3 78.90 1.8
Apr 2,077.04 1,942.08 I1.01 10.89 22,868.21 21,149.25 8. r3
May 2,316.16 2,213.61t I t.66 11.62 27.006.43 25.722.96 49q
Jun 2,470.72 2,402.40 11.68 I 1.48 28,858.01 27,579.55 4.64
Jul 2,688.56 2,582.16 10.68 10.24 28,713.82 26,441.32 8.59
Aug 2,811.76 2,686.88 t2.29 12.23 34,556.53 32,860.54 s.l6
sep 2,948.96 2,800.00 I 1.85 1 1.96 34,945.l8 33,488.00 4.35
Oct 3,058.72 2,923.20 1 1.66 I 1.61 35,664.68 33,938.35 5.09
Nov 3,226.16 3,057.60 I 1.36 I r.48 36,649.18 35,101 .25 4.41
Dec 3,534.72 3,221.69 1 1.81 12.01 41,745.04 38,692.38 7.89
Total 30,716.00 29,088.64 t35.67 135.98 349,999.05 33t,924.17 4.7
40
Dari Tabel 13. terlihat batrwa bulan Januari sampai Desember 2008, produksi
antara Blok A II dan A III, jumlah produksi yang di hasilkan berbeda. Peningkatan
rata- rata produksi kelapa sawit adalah 4.70 %. Dari kenyataan ini, pemanfaatan
LCPKS pada lalran perkebunan kelapa sawit memberikan dampak positif terhadap
produksi TBS kelapa sawit.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian pengkajian pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS)
pada areal tanaman sawit Blok A Affdeling II dan Blok A di Aldeling III Kebun Pasir
Mandoge, rnenunjukkan hasil scbagai berikut:
l. Aplikasi LCPKS terhadap tanaman kelapa s.awit, memberikan tlampak positif
dengan meningkatnya produksi sebesar 4.70 % dibandingkan produksi lahan
control.
2. Aplikasi LCPKS terhadap tanah, tidak menyebabkan penurunan pH tanah,
meningkatkan kadar C-organik tanah dari 1,56 % menjadi 2.50oA, rneningkatkan
kadar N-total tanah,tidak mempengaruhi nisbah C/N tanah, meningkatkan kadar
P-tersedia pada tanah.
B. Saran
1. Perlu dilalarkan pengukuran BOD air limbah yang digunakan untuk aplikasi
2. Melakukan pengkajian serupa di lokasi lahan lain dengan umur tanaman
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Mempercepat Pelaksanaan Revitalisasi Perkebunan Tahun 2008'
Majalah Media Perkebunan 63-hal 6
Alamsyah M.B 2000 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup kegiatan
Perkebunan. Pertemuan fimis Kelapa Sawit II Medan 13-14 Juni 2000
Brower l.J Zt and C. Von llnde. 1990. licld unda Luhonttory Mctlxxls lirr (icncrill
Ecology. Third Edition. Wm. C- Brown Publishers'
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I. Sumatera Utara. 1991' Keputusan Gubernur
Kepada Daerah Tingkat I Sumatera Utara -No.
660.3/l690AUTahun 1991.
tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan yang sudah beroperasi'
Hammerr. W.I. 1981 Second Soil Cpservation Consultant Report, AGOF/INS 1781006'
Tech. Note No. 10. center for Soil Research, Bogor, lndonesia.
Hendarko. 1992. Meto{e Sampling dan Analisis Data Biota Air, Puslit Lingkungan
Hidup LINDIP, Semarang.
Loebis, B. Dan P.L. Tobing. 1998. palm oil Mill Waste Water Treatment Survey
dalam prosiding Seminar Nasional Pengendalian Limbah Pabrik Minyak Sarvit
dan Karet, tanggal 2O-2l Desember 1988, Balai Penelitian Perkebunan. Medan
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan l{idup. 1988. Surat Keputttsatr
Menteri Negara Itependudukan dan [,ingkungan I'lidLrp Nontor KI-'P-
02/MENLFVI/1998, tentaug Baku Mutu Udara Anrbien
Menteri Negara I-ingkungan IIiclup. 1995. Kcpttlusan IVtenteril Nt:gant [.irlgkrrngarl
llidup Nomo, Kljt,.5l/MUNl,l ll3llt)t)5, tentang llakLr N{utLr Limbair tiair l}al-ri
Kegiatan Industri
Hidup. NomorTidak Bergerak.
1995. Kcputttsan lv'lcnteri Ncgara l'irrgkungarl
f Uf'SVVtgNLLll3ll995, tentang Baku Muttr L,misi Sumber
43
Lubis A. U. 1992. Kelapa sawit (Elaeis guinensis jacq) di Indonesia. Pusat PenelitiiinPerkebunan Marihat - Bandar Kuala. Marihat Ulu.Pernatang Siantar ^-
Sumatera Utzu-a
Naibaho P.M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian KelapaSawit. Medan.
Pamin K, Darmoko dan Purboyo Guritno.l995. Strategi Pengolahan LimbahPerkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. Warta PPKS Vol 3 (2) : 47 - 53.PPKS Medan-
Pusat Penelitian Kclapa Sawit 2001. 1-iniauan likorrorni lrrtlrrstri l(clapa Sarvit, l)usltPenelitian kelapa sawit. Medan.
Walryuni, M.2004. Laju dekomposisi aerob dan rnutu kompos tandan kosong kelapasawit dengan penambahan mikroorganisme selulotik, amandemen dan limbahcair pabrik kelapa sawit. Tesis Pascasa{ana. Universitas Sunratcra UlaraMedan
Whitten. j.E..f. 1983. Proceding of Regional Symposiurn on Piantation EnvironmentalStudies. University of North Sumatera Utara N,{edan, Indonesia.