17
BAB I PENDAHULUAN 1.1.. Latar Belakang Masalah Sebagai mana yang telah di sebutkan dalam presentasi sebelumnya, mengenai tentang masalah akhlak terpuji, dalam bahasan kali ini kami ingit sedikit membahas mengenai tentang masalah akhlak terpuji yang berjudul zuhud dan tawakal, sedikit membicarakan mengenai zuhud dan tawakal dua komponen tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan kita masing-masing untuk menuju ke arah kehidupan kita yang lebih baik, Berikut adalah beberapa uraian mengenai tentang zuhud dan tawakal akan di jelaskan di bawah sebagai berikut: 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian zuhud? 2. Apa saja contoh perilaku zuhud? 3. Apa pengertian Tawakal? 4. Apa saja contoh perilaku tawakal? 1.3 . Tujuan 1. Dapat memahami pengertian zuhud 1

Zuhud

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Zuhud

BAB I

PENDAHULUAN

1.1..    Latar Belakang Masalah

Sebagai mana yang telah di sebutkan dalam presentasi sebelumnya,

mengenai tentang masalah akhlak terpuji, dalam bahasan kali ini kami ingit

sedikit membahas mengenai tentang masalah akhlak terpuji yang berjudul zuhud

dan tawakal, sedikit membicarakan mengenai zuhud dan tawakal dua komponen

tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan kita masing-masing untuk menuju

ke arah kehidupan kita yang lebih baik,

Berikut adalah beberapa uraian mengenai tentang zuhud dan tawakal akan di

jelaskan di bawah sebagai berikut:

1.2.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian zuhud?

2.      Apa saja contoh perilaku zuhud?

3.      Apa pengertian Tawakal?

4.      Apa saja contoh perilaku tawakal?

1.3 .    Tujuan

1.      Dapat memahami pengertian zuhud

2.      Mengetahui contoh perilaku zuhud

3.      Mengerti pengertian tawakal

4.      Dapat menerapkan contoh perilaku tawakal

1

Page 2: Zuhud

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.    Pengertian Zuhud dan Tawakal

1.      Zuhud

            Menurut bahasa zuhud berasal dari kata dasar zahada yazhadu zuhdan,

yang berarti meninggalkan atau menghindar. Yakni meninggalkan atau

menghindar dari kesenangan duniawi yang berlebih-lebihan misalnya dalam hal

makanan, pakaian, rumah atau kendaraan karena pengabdian kepada Allah SWT

melebihi dari segalanya.

Menurut istilah zuhud memiliki beberapa pengertian :

a.       Ibnu Taimiyah, ”Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat

demi kehidupan akhirat”.

b.      Imam Al Qusyairy, ”Zuhud adalah tidak merasa bangga terhadap kemewahan

dunia yang dimiliki dan tidak merasa sedih ketika kehilangan harta”.

c.       Imam Al Ghazali, ”Zuhud adalah mengurangi keinginan untuk menguasai

kemewahan dunia sesuai dengan kadar kemampuannya”.

d.      Hasan Al-Bashri, ”Zuhud itu bukanlah mengharamkan yang halal atau

menyia-nyiakan harta, akan tetapi zuhud di dunia adalah engkau lebih

mempercayai apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu.

Keadaanmu antara ketika tertimpa musibah dan tidak adalah sama saja,

sebagaimana sama saja di matamu antara orang yang memujimu dengan yang

mencelamu dalam kebenaran”.

      Dari empat pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa zuhud adalah suatu

sikap hidup di mana seseorang tidak terlalu mementingkan harta kekayaan dunia

atau dunia. Harta kekayaan atau dunia hanyalah sarana untuk mencapai tujuan

hakiki yakni kehidupan akhirat.

2

Page 3: Zuhud

Beberapa firman Allah SWT terkait dengan sifat Zuhud :

a. QS An Nisa ayat 77 :

� ف�تيال �مون� ظ�ل ت و�ال� �ق� ت ا �م�ن ل �ر� ي خ� ة خر�� و�أل ق�ليل� � �يا !دن ال �ع م�ت ...قل�

"... Katakanlah: ’kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih

baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya

sedikitpun”.

b. QS Luqman ayat 33 :

ور �غ�ر ل ا �ه �ل ل با م *ك ن �غر* �ي �و�ال �يا لد!ن ا �ح�يوة ل ا م *ك ن �غر* ت ...ف�ل�

”... maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan

jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.

c. QS Al Kahfi ayat 7 : 

� ع�م�ال �ح�س�ن أ !هم� ي� أ و�هم� �ل �ب لن *ه�ا ل �ة� �ن زي ر�ض

� أل� ا ع�ل�ى � ما �ا �ن ج�ع�أل *ا إن

”Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan

baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik

perbuatannya”.

d. QS Asy Syura ayat 20 :

. , �ا �ي لد!ن ا ث� ح�ر� �د ري ي �ان� ك و�م�ن� ثه ح�ر� فى �ه ل �زد� ن ة خر�� أل� ا ث� ح�ر� �د ري ي �ان� ك م�ن�

, *صيب ن من ة خر�� األ� فى �ه ل و�م�ا �ه�ا من وء�ته ن

”Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah

keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia

Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya

suatu bahagianpun di akhirat”.

e. QS Al Hadid ayat 23 :

, �ال ت مخ� ل* ك حب! �ي ال لله و�ا م� �ىك ء�ات �بم�ا حو�ا �ف�ر� �ت و�ال م� �ك ت ف�ا م�ا ع�ل�ى � و�ا س�� �أ ت � �ال �ي �ك ل

.ف�خور

 “ (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap

apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa

yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang

sombong lagi membanggakan diri”.

3

Page 4: Zuhud

Para ulama Tasawuf membagi zuhud ke dalam beberapa tingkatan, antara lain :

a. Imam Ahmad bin Hanbal :

1) Zuhud Awam, dengan meninggalkan barang yang haram,

2) Zuhud Khawas, dengan meninggalkan barang yang halal,

3) Zuhud ’Arif, dengan meninggalkan apa saja yang menghalanginya dari Allah

SWT.

b. Imam Abu Nashr As Sarraj At Tusi :

1) Zuhud Mubtadi’ (tingkat pemula), yakni orang yang tidak memiliki sesuatu dan

hatinya-pun tidak ingin memilikinya.

2) Zuhud Mutahaqqiq (tingkat orang yang telah mengenal hakekat zuhud), yakni

orang yang bersikap tidak mau mengambil keuntungan pribadi dari harta benda

duniawi karena tahu dunia tidak mendatangkan keuntungan baginya.

3) Zuhud ‘Alim Muyaqqin (tingkat orang yang memandang bahwa dunia tidak

memiliki nilai), yakni orang yang memandang bahwa dunia ini hanyalah sesuatu

yang dapat melalaikan dari mengingat Allah SWT.

c. Iman Al Ghazali :

1) Meninggalkan sesuatu karena menginginkan sesuatu yang lebih baik,

2) Meninggalkan keduniaan karena menginginkan sesuatu yang bersifat

keakhiratan,

3) Meninggalkan segala sesuatu selain Allah SWT, karena rasa cintanya hanya

tertuju kepada Allah SWT.

Kebalikan dari sifat zuhud adalah hubbuddunya (berlebih-lebihan mencintai

dunia/harta benda). Orang yang hubbuddunya digambarkan oleh Allah SWT

sebagai orang yang suka mencela dan mengumpulkan harta benda. Perhatikan QS

Al Humazah berikut ini !

1. kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,

2. yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,

3. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya,

4. sekali-kali tidak! sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam

Huthamah.

4

Page 5: Zuhud

5. dan tahukah kamu apa Huthamah itu?

6. (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,

7. yang (membakar) sampai ke hati.

8. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,

9. (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

2.      Tawakal

            Menurut bahasa tawakal berasal dari kata dasar wakkala yang artinya

mewakilkan atau menyerahkan. Yakni mewakilkan atau menyerahkan suatu

urusan kepada orang lain yang karena sesuatu hal dirinya tidak bisa

melakukannya. Sedangkan menurut istilah tawakal adalah berserah diri kepada

Allah dalam menghadapi suatu pekerjaan atau keadaan. Dalam penerapannya

tawakal merupakan tumpuan terakhir dalam suatu usaha dan perjuangan, artinya

berserah diri kepada Allah (tawakal) itu sesudah melakukan ikhtiar nyata

semaksimal mungkin sesuai kemampuan.

Beberapa firman Allah SWT terkait dengan sifat Tawakal :

a.       QS Ali Imran ayat 159 :

. �لين� �و�ك �مت ال حب! ي *ه� *الل إن �له� ال ع�ل�ى *ل� ك �و� ف�ت م�ت� ع�ز� .ف�إذ�ا

 “… kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah

kepada Allah. sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal

kepada-Nya.

b.      QS Ali Imran ayat 160 :

. م�ن� م� ك �صر �ن ي �ذى ال � ذا ف�م�ن� م� �ك ل �خ�ذ ي و�إن� م� �ك ل �لب غأ � ف�ال *ه م�الل ك �نصر� ت إن�

�مؤمنون�. ال *ل �و�ك �ت �ي ف�ل �ه الل و�ع�ل�ى �ع�ده .ب

“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan

kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah

gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu

hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal”.

c.       QS Al Maidah ayat 23 :

5

Page 6: Zuhud

�ب� �با �ل ا �هم �ي ع�ل � وا د�خل ا � �هما �ي ع�ل �له ال �ع�م ن� أ فون� � �خا ي �ن� *ذي ال من� �ن جال ر� ق�ال�

. م�ؤ�منين� �تم كن إن � وآ *ل �و�ك ف�ت �ه الل و�على� و�ن� غ�لب م� *ك ف�إن موه �ت ل �د�خ� .ف�إذا

“berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang

Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui

pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan

menang. dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-

benar orang yang beriman".

d.      QS At Thalaq ayat 3 :

. . لك!ل *ه الل ق�د�ج�ع�ل� م�ره� أ �لغ ب �ه الل إن* ه ب ح�س� ف�هو� �ه الل ع�ل�ى *ل� �و�ك �ت ي و�م�ن�

� ىءق�د�را ش�

“… dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan

mencukupkan (keperluan)nya. sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang

(dikehendaki)Nya. sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-

tiap sesuatu.

e.       QS At Taubah ayat 51 :

. ون� �مؤ�من �ل ا *ل ك �و� �ت �ي ف�ل �ه الل و�ع�ل�ى �ا �ن ل م�و� هو� �ا �ن ل �ه الل �ب� �ت ك � *ما إال � �نآ صيب ي *ن� ل قل�

”Katakanlah: "sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah

ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah

orang-orang yang beriman harus bertawakal."

Imam Al Ghazali membagi tawakal ke dalam beberapa tingkatan :

a. Bidayah (tingkat pemula), yakni tawakal pada tingkat hati yang selalu merasa

tentram terhadap apa yang sudah dijanjikan Allah SWT.

b. Mutawasithah (tingkat pertengahan), yakni tawakal pada tingkat hati yang

selalu merasa cukup menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT. karena

merasa yakin bahwa Allah SWT telah mengetahui keadaan dirinya.

c. Nihayah (tingkat tinggi), yakni tawakal pada tingkat terjadi penyerahan diri

seseorang pada ridla atau merasa lapang menerima segala ketentuan Allah

SWT.

6

Page 7: Zuhud

Tawakal pada tingkat pertama disebut Tawakkalul Wakil (tawakalnya orang

mukmin biasa), yakni seseorang mempercayakan urusannya kepada sang wakil,

yaitu Allah SWT, karena merasa yakin bahwa Allah SWT merasa belas kasihan

terhadap hamba-Nya. Sedangkan Tawakal pada tingkat kedua dan ketiga

disebutTawakkalut Taslim (tawakalnya para nabi dan wali, yakni seseorang

sudah tidak lagi membutuhkan sesuatu selain hanya kepada Allah SWT, karena

merasa yakin bahwa Allah SWT telah mengetahui keadaan dirinya.

Sedangkan dari segi obyeknya tawakal terbagi menjadi dua macam :

a.       Tawakkal kepada Allah SWT.

Menyerahkan diri dan segala urusan hanya kepada Allah SWT. Tawakal

seperti ini hukumnya wajib, karena dengan tawakal hanya kepada Allah SWT

iman menjadi sempurna, sedangkan menyempurnakan iman merupakan

kewajiban bagi setiap muslim.

b. Tawakkal kepada selain Allah SWT.

1) Tawakkal kepada selain Allah SWT dalam hal-hal yang menjadi urusan Allah,

misalnya menyerahkan urusan rizki dan syafa’at (pertolongan) kepada arwah

para kyai dan guru yang sudah wafat atau kepada patung/berhala. Tawakal

seperti ini hukumnya haram, karena termasuk kategori syirik akbar(syirik

besar).

2) Tawakkal kepada selain Allah SWT dalam hal-hal yang termasuk urusan

manusia, misalnya menyerahkan urusan perekonomian, keamanan atau

kesehatan kepada orang lain yang dianggapkompeten (memiliki keahlian dalam

bidang itu). Tawakal seperti ini hukumnya mubah (boleh), dengan catatan tetap

bertawakal kepada Allah SWT, karena hanya Allah yang dapat memberi

petunjuk dan kemudahan kepada mereka dalam melaksanakan tugas yang

dipercayakan. Dengan demikian berhasil tidaknya urusan itu tidak terlepas dari

kehendak Allah SWT.

2.2 . Contoh perilaku Zuhud dan Tawakal

1. Zuhud

7

Page 8: Zuhud

Untuk menampilkan contoh perilaku zuhud, perhatikan narasi berikut ini !

Abu Bakar Shiddiq, Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf adalah sahabat

Nabi MuhammadSaw. yang kaya raya. Harta benda yang dimiliki para sahabat

mereka peroleh dari bekerja dengan cara yang benar, halal dan tidak ada unsur

penipuan. Harta benda tersebut dinafkahkan di jalan Allah, yakni untuk ibadah,

menyantuni kaum duafa dan mendukung perjuangan dan dakwah Islam.

Pengabdian mereka kepada Allah SWT, sama sekali tidak terpengaruh oleh harta

benda yang mereka miliki. Ketiga sahabat tersebut adalah orang yang kaya raya,

tetapi mereka tetap hidup dalam keadaan zuhud.

Kondisi demikian bertolak belakang dengan apa yang terjadi pada sahabat

Tsa’labah. Ketika miskin dia selalu shalat berjamaah bersama Rasulullah dan

menempati shaf pertama. Tetapi ketika dia sudah menjadi orang yang kaya dia

lupa berjamaah, bahkan ketika ayat tentang zakat disampaikan kepadanya, dia

enggan membayar zakat. Pengabdiannya terhadap Allah SWT, terpengaruh oleh

hartanya, bahkan tidak mau membayar zakat yang diwajibkan kepadanya.

Tsa’labah sungguh telah menjadi orang yang hubbuddunya.

Berdasarkan narasi di atas, maka contoh perilaku zuhud adalah sebagai berikut :

a)      Senantiasa mensyukuri setiap nikmat yang diberikan Allah SWT, meskipun

sedikit.

b)      Senantiasa merasa cukup, meskipun harta yang dimiliki hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan primer.

c)      Senantiasa menggunakan harta yang dimiliki sebagai penunjang

kesempurnaan ibadah kepada Allah SWT.

d)     Senantiasa berpenampilan sederhana, baik dari segi sandang, papan maupun

pangan.

e)      Senantiasa mengutamakan cintanya kepada Allah SWT, daripada

kecintaannya terhadap dunia.

2. Tawakal

Untuk menampilkan contoh perilaku tawakal, perhatikan narasi berikut ini !

8

Page 9: Zuhud

Suatu ketika seorang sahabat datang ke masjid dengan menunggang unta.

Sesampainya di depan masjid ia bergegas masuk masjid dengan meninggalkan

untanya tanpa diikat dengan alasan tawakkal kepada Allah swt. Ketika hal itu

diketahui oleh Rasulullah Saw., beliau bersabda, ”ikatlah untamu dahulu, baru

kamu tawakkal”.

Dalam perjalanan hijrah ke Madinah, Rasulullah Saw. dan sahabat Abu Bakar

Shiddiq singgah di gua Tsur untuk menghindari kejaran kaum kafir Quraisy.

Ternyata kaum kafir Quraisy sampai juga dimulut dua. Abu Bakar merasa

ketakutan, tetapi dengan tenang Rasulullah Saw. bersabda, ”jangan takut,

sesungguhnya Allah bersama kita”.

Suatu saat Rasulullah Saw. ditodong dengan pedang dan hendak dibunuh oleh

seorang preman Quraisy yang bernama Da’tsur. Dengan sombongnya, Da’tsur

berkata, ”hai Muhammad, dalam kondisi seperti ini siapa yang akan

menolongmu ? Dengan tegas Rasulullah Saw. menjawab, ”Allah”. Jawaban

Rasulullah Saw. tersebut membuat Da’tsur tersungkur tidak berdaya di hadapan

Rasulullah Saw. bahkan akhirnya Da’tsur masuk Islam

Berdasarkan narasi di atas, maka contoh perilaku tawakal adalah sebagai berikut :

a. Senantiasa beryukur atas karunia Allah SWT, dan bersabar jika tidak

mendapatkannya.

b. Senantiasa merasa tenang dan tentram serta tidak berkeluh kesah dan gelisah.

c. Senantiasa berusaha dan berikhtiar untuk mendapatkan karunia Allah SWT.

d. Senantiasa menerima segala ketentuan Allah SWT, dan ridla terhadap keadaan.

e. Senantiasa berusaha memberikan manfaat kepada orang lain.

2.3 . Pembiasaan Perilaku Zuhud dan Tawakal dalam kehidupan sehari-hari

        1. Zuhud

Zuhud merupakan inti dari ajaran Tasawuf. Pemahaman zuhud bukanlah

membenci kehidupan dunia dan mengisolir diri dari keramaian dunia dengan

mengabaikan kewajiban menafkahi keluarga. Zuhud bukan berarti mengharamkan

yang halal dan bukan pula dengan membuang harta. Zuhud adalah benteng dari

9

Page 10: Zuhud

sikap sombong, kikir, serakah dan bermewah-mewahan. Kehancuran seseorang

dan bahkan sebuah bangsa bercirikan pada keempat sikap tersebut.

Agar bisa bersikap zuhud, Imam Al-Ghazali memberikan tuntunan sebagai

berikut :

a. Memaksa diri untuk mengendalikan hawa nafsunya.

b. Sukarela meninggalkan pesona dunia karena dipandang kurang penting.

c. Tidak merasakan zuhud sebagai beban, karena dunia dipandang bukan apa-apa

baginya.

Untuk membiasakan perilaku zuhud dalam kehidupan sehari-hari,

perhatikanlah ciri-ciri

berikut ini:

a. Tidak berkebihan ketika mendapat pujian dari orang lain

b. Dunia bukan tujuan tapi sarana untuk menuju akhirat

c. Giat berusaha, beramal, bekerja dan beibadah

d. Ikhlas beramal dan tidak rakus terhadap dunia

e. Hidup sederhana walaupun kaya raya.

2. Tawakal Tawakal merupakan bekal hidup orang beriman yang bisa menjadikan

dirinya tabah dalam menghadapi apapun bentuk cobaan hidup atau musibah yang

menimpa. Dengan sikap tawakal seorang mukmin akan merasa tenang dan

tentram dalam hidupnya. Jika mendapat anugerah atau kebaikan, ia sadar bahwa

Allah yang memberi semua itu, sehingga ia selalu bersyukur. Sebaliknya jika

mendapat musibah atau kesulitan, ia sadar bahwa semua itu datang dari Allah

sebagai ujian dan yakin bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan dan hikmah

yang di dalamnya.

Agar dapat bersikap tawakal, Imam Al Ghazali memberikan tuntunan sebagai

berikut :

a.  Berusaha memperoleh sesuatu yang bermanfaat

b. Berusaha menjadikan sesuatu yang dimiliki selalu bermanfaat

c. Berusaha menolak dan menjauhkan diri dari sesuatu yang

10

Page 11: Zuhud

menimbulkan mudlarat(bahaya/bencana)

d. Berusaha menghilangkan mudlarat yang menimpa dirinya

Untuk membiasakan perilaku tawakal dalam kehidupan sehari-hari, perhatikanlah

ciri-ciri berikut ini :

a. Selalu menerima ketentuan Allah SWT dan tidak pernah gelisah dan berkeluh

kesah

b. Selalu bersyukur atas karunia Allah SWT dan bersabar jika mendapat musibah

c. Selalu berserah diri kepada Allah SWT dan giat berusaha atau ikhtiar.

d. Selalu berusaha memberikan manfaat bagi orang lain.

11

Page 12: Zuhud

BAB IIIPENUTUP

3.1.    Kesimpulan

Zuhud dan tawakkal termasuk sifat yang terpuji.

Zuhud adalah mengurangi keinginan untuk menguasai kemewahan dunia

sesuai dengan kadar kemampuannya

Tawakkal adalah Berserah diri kepada kehendak Allah swt dan percaya

dengan sepenuh hati atas keputusan-Nya

12