LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM BIOLOGI DASAR –
EMBRIOLOGI - HISTOLOGI
DISUSUN OLEH:KELOMPOK 12
NAMA Dara Meilin (1302101010115)
Fauzan Harun (1302101010016)
Hidayatullah Dwianta (1302101010006)
Ibrahim Soleh Hrp (1302101010224)
Lia Permata Sari (1302101010205)
Raihatul Jannah (1302101010
Raja Rachmarenca (1302101010
Rina Ismaya (1302101010145)
Suryani Harahap ( 1302101010225 )
LABORATORIUM BIOLOGI DASAR – EMBRIOLOGI - HISTOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2013
1
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah s.w.t. yang telah memberikan
karunia, nikmat kesehatan, kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula salawat beriringkan salam penulis hadiahkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad s.a.w yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah
menuju ke zaman yang terang benderang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita
rasakan pada saat ini. Yang pertama sekali penulis berterima kasih kepada para dosen yang
mengajar biologi dasar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala. Tak lupa pula
penulis berterima kasih kepada para asisten Laboratorium Biologi yang telah bersusah payah
menuntun serta mengajari kami selama melakukan praktikum. Tujuan dari penulisan Laporan
Praktikum Biologi ini agar pembaca dapat memahami struktur sel, sifat fisik sel, fotosintesis dan
respirasi. Penulis menghaturkan maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan
laporan praktikum ini, karena penulis hanyalah mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran.
Darussalam, 16 Oktober 2013
Penulis
2
DAFTAR ISIJudul................................................................................................................i
Kata pengantar ............................................................................................... ii
Daftar isi......................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang.........................................................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................................4
Bab II Dasar teori
2.1 Sengamatan Struktur Sel..........................................................................3
2.1.1 Sel Tumbuhan..............................................................................4
2.1.2 Sel Hewan....................................................................................6
2.2 Pengamatan Sel Batu Hidup dan Sel batu Mati.......................................9
Bab III Metodologi Pengamatan Struktur Sel
3.1 Sel Tumbuhan...........................................................................................11
3.2 Sel Hewan.................................................................................................11
3.3 Sel Batu Hidup.........................................................................................12
3.4 Sel Batu Mati,...........................................................................................13
Bab IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Pengamatan Struktur Sel.
4.1.1 Sel Tumbuhan..............................................................................14
4.1.2 Sel Hewan....................................................................................14
4.1.3 Sel Batu Hidup.............................................................................15
4.1.4 Sel Batu Mati...............................................................................15
Bab V I Kesimpilan
4.1 Kesimpulan...............................................................................................16
Daftar Pustaka……………………………………………………………....17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dari pengertian tentang sel, Anda sudah mendapatkan sedikit gambaran yang jelas
tentang sel. Walaupun sel merupakan bagian terkecil dari makhluk hidup, tetapi sel masih
memiliki bagian-bagian lebih kecil lagi yang menyusunnya. Di situlah terjadinya segala aktivitas
di dalam sel. Bagian sel tersebut dinamakan organela. Jenis organela-organela tersebut
bermacam-macam dan masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda. Sel
berukuran sangat kecil, yaitu berkisar antara 5-15 mikron, sehingga untuk melihatnya harus
menggunakan alat bantu yang disebut mikroskop. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang struktur sel.
Sel merupakan bagian penting penyusunan mahluk hidup.Setiap mahluk hidup tersusun oleh
sel-sel yang bentuk dan jumlahnya beraneka ragam. Sel-sel tersebut seperti halnya mahluk hidup
juga mempunyai bagian-bagian yang menunjukan kehidupan.pengetahuan tentang mahluk hidup
haruslah memadai agar dapat memanfaatkan dan menggunakan mahluk hidup dengan
baik.pengetahuan dasar tentang mahluk hidup adalah dimulai dengan mengenal sel terlebih
dahulu.kita harus membedakan sel mati dan sel hidup,serta dapat menjelaskan strukturnya
masing-masing..
1.2 TUJUAN
Tujuan dari pengamatan struktur sel yaitu agar mahasiswa dapat mengidentifikasi bagian
dari sel tumbuhan, sel hewan, sel batu hidup, sel batu mati serta dapat membedakannya satu
sama lain..
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 PENGAMATAN STRUKTUR SEL
2.1.1 SEL TUMBUHAN
Sel merupakan unit terkecil penyusun tubuh makhluk hidup. Walaupun sel merupakan bagian terkecil dari makhluk hidup, tetapi sel masih memiliki bagian-bagian lebih kecil lagi yang menyusunnya. Di situlah terjadinya segala aktivitas di dalam sel. Bagian sel tersebut dinamakan organela. Jenis organela-organela tersebut bermacam-macam dan masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda. Sel berukuran sangat kecil, yaitu berkisar antara 5-15 mikron, sehingga untuk melihatnya harus menggunakan alat bantu yang disebut mikroskop. Sel terdapat pada tumbuhan maupun hewan. Hanya saja organelanya ada yang berbeda. Bagian dari sel tumbuhan terdiri dari :1. Dinding
Dinding sel berfungsi antara lain untuk melindungi protoplas, sebagai penguat tanaman dan
mencegah terjadinya dehidrasi. Komponen utama penyusun dinding sel adalah polisakarida.
Dinding sel tumbuhan muda masih terlihat tipis yang terdiri atas selaput zat pektin. Setelah sel
tumbuhan bertambah tua, maka dinding sel akan menebal dan zat pembentuknya adalah selulosa.
Dinding sel bagian dalam berhubungan langsung dengan membran plasma. Membran ini bisa
terlihat apabila sel berada di dalam larutan yang lebih pekat daripada larutan dalam sel, sehingga
membran plasma akan lepas. (Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah, 2009)
2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan suatu cairan sel dan segala sesuatu yang larut di dalamnya, kecuali
nukleus (inti sel) dan organela. Sitoplasma yang berada di dalam inti sel disebut nukleoplasma.
Sitoplasma bersifat koloid kompleks, yaitu tidak padat dan tidak cair. Sifat koloid sitoplasma ini
dapat berubahubah tergantung kandungan air. Jika konsentrasi air tinggi maka koloid akan
bersifat encer yang disebut dengan sol, sedangkan jika konsentrasi air rendah maka koloid
bersifat padat lembek yang disebut dengan gel. Sitoplasma tersusun atas air yang di dalamnya 5
terlarut molekul-molekul kecil (mikromolekul) dan molekul-molekul besar (makromolekul), ion-
ion dan bahan hidup (organela) ukuran partikel terlarut yaitu 0,001 – 1 mikron, dan bersifat
transparan. Bagian yang merupakan lingkungan dalam sel adalah matrik sitoplasma. Tiap-tiap
organela mempunyai struktur dan fungsi khusus. (Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah, 2009)
3. Inti Sel (Nukleus)
Nukleus merupakan organ terbesar sel, dengan ukuran diameter antara 10-20 nm. Nukleus
memiliki bentuk bulat atau lonjong. Hampir semua sel memiliki nukleus, karena nukleus ini
berperan penting dalam aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis protein. Namun ada
beberapa sel yang tidak memiliki nukleus antara lain sel eritrosit dan sel trombosit. Pada kedua
sel ini aktivitas metabolism terbatas dan tidak dapat melakukan pembelahan. Biasanya sebuah sel
hanya memiliki satu nukleus saja, yang terletak ditengah. Namun ada sel-sel yang memiliki inti
lebih dari satu yaitu pada sel parenkim hati dan sel otot jantung, yang memiliki dua buah
nukleus. Adapun pada sel otot rangka terdapat banyak nukleus. Komposisi nukleus terdiri atas
membran nukleus, matriks, dan anak inti. (Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah, 2009)
2.1.2SEL HEWANStruktur sel hewan terdiri dari :
1. Membran Sel
Membran sel berupa selaput tipis, disebut juga plasmalema. Tebal
membran antara 5-10 nm (1nm = m). Apabila diamati dengan
mikroskop cahaya tidak terlihat jelas, tetapi keberadaannya dapat dibuktikan
pada waktu sel mengalami plasmolisis. S. Singer dan E.Nicolson (1972) menyampaikan teori
tentang membrane sel. Teori ini disebut teori membran mozaik cair, yang menjelaskan bahwa
membran sel terdiri atas protein yang tersusun seperti mozaik (tersebar) dan masing-masing
tersisip di antara dua lapis fosfolipid. Membran sel merupakan bagian terluar sel dan tersusun
secara berlapislapis. Bahan penyusun membran sel yaitu lipoprotein yang merupakan
gabungan antara lemak dan protein. Membran sel mengandung kira-kira 50% lipid dan 50%
protein. Lipid yang menyusun membran sel terdiri atas fosfolipid dan sterol. Fosfolipid
6
memiliki bentuk tidak simetris dan berukuran panjang. Salah satu ujung fosfolipid bersifat
mudah larut dalam air (hidrofilik), yang disebut dengan ujung polar. Bagian sterol bersifat tidak
larut dalam air (hidrofobik) yang disebut dengan ujung nonpolar. Fosfolipid tersusun atas dua
lapis. Dalam hal ini protein dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.
a. Protein Ekstrinsik (perifer)
Protein ini letaknya tersembul di antara dua lapis fosfolipid. Protein ekstrinsik bergabung
dengan permukaan luar membran dan bersifat hidrofilik yaitu mudah larut dalam air.
bProtein Intrinsik (Integral)
Protein ini letaknya tenggelam di antara dua lapis fosfolipid. Protein
intrinsik bergabung dengan membran dalam dan bersifat hidrofobik yaitu tidak mudah larut
dalam air. Penyusun membran sel yang berupa karbohidrat berikatan dengan molekul protein
yang bersifat hidrofilik sehingga disebut dengan glikoprotein. Adapun karbohidrat yang
berikatan dengan lipid yang bersifat hirofilik disebut dengan glikopolid. Sifat dari membran sel
ini adalah selektif permiabel artinya adalah dapat dilalui oleh air dan zat-zat tertentu yang terlarut
di dalamnya. Membransel memiliki fungsi antara lain:
a. sebagai pelindung sel,
b. mengendalikan pertukaran zat, dan
c. tempat terjadinya reaksi kimia.
Untuk menunjang fungsinya ini, membran sel memiliki kemampuan untuk mengenali zat.
Zat yang dibutuhkan akan diizinkan masuk, sedangkan zat yang sudah tidak digunakan berupa
sampah akan dibuang. Ada juga zat tertentu yang dikeluarkan untuk diekspor ke sel lain.
Masuknya zat dari luar melalui membran sel yaitu melalui peristiwa transpor pasif dan transport
aktif. (Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah, 2009)
1. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan suatu cairan sel dan segala sesuatu yang larut di dalamnya, kecuali
nukleus (inti sel) dan organela. Sitoplasma yang berada di dalam inti sel disebut nukleoplasma.
Sitoplasma bersifat koloid kompleks, yaitu tidak padat dan tidak cair. Sifat koloid sitoplasma ini
dapat berubahubah tergantung kandungan air. Jika konsentrasi air tinggi maka koloid akan
bersifat encer yang disebut dengan sol, sedangkan jika konsentrasi air rendah maka koloid
7
bersifat padat lembek yang disebut dengan gel. Sitoplasma tersusun atas air yang di dalamnya
terlarut molekul-molekul kecil (mikromolekul) dan molekul-molekul besar (makromolekul), ion-
ion dan bahan hidup (organela) ukuran partikel terlarut yaitu 0,001 – 1 mikron, dan bersifat
transparan. Bagian yang merupakan lingkungan dalam sel adalah matrik sitoplasma. (Endang Sri
Lestari dan Idun Kistinnah, 2009)
2. Inti Sel (Nukleus)
Nukleus merupakan organ terbesar sel, dengan ukuran diameter antara 10-20 nm. Nukleus
memiliki bentuk bulat atau lonjong. Hampir semua sel memiliki nukleus, karena nukleus ini
berperan penting dalam aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis protein. Namun ada
beberapa sel yang tidak memiliki nukleus antara lain sel eritrosit dan sel trombosit. Pada kedua
sel ini aktivitas metabolism terbatas dan tidak dapat melakukan pembelahan. Biasanya sebuah sel
hanya memiliki satu nukleus saja, yang terletak ditengah. Namun ada sel-sel yang memiliki inti
lebih dari satu yaitu pada sel parenkim hati dan sel otot jantung, yang memiliki dua buah
nukleus. Adapun pada sel otot rangka terdapat banyak nukleus. Komposisi nukleus terdiri atas
membran nukleus, matriks, dan anak inti.
a. Membran Nukleus (Karioteka)
Susunan molekul membran ini sama dengan susunan molekul membrane sel, yaitu berupa
lipoprotein. Membran inti juga dilengkapi dengan poripori yang dapat memungkinkan hubungan
antara nukleoplasma dan sitoplasma. Pori-pori ini berperan dalam memindahkan materi antara
inti sel dan sitoplasmanya. Membran inti hanya bisa dilihat dengan jelas dengan menggunakan
mikroskop elektron. Membran inti terdiri atas dua selaput yaitu selaput luar dan selaput dalam.
Selaput luar mengandung ribosom pada sisi yang menghadap sitoplasma dan sering kali
berhubungan dengan membrane retikulum endoplasma.
b. Matriks (Nukleoplasma)
Nukleoplasma terdiri atas cairan inti yang tersusun dari zat protein inti
yang disebut dengan nukleoprotein.
8
c. Anak Inti (Nukleolus)
Di dalam nukleolus banyak terkandung kromosom, yaitu benang-benang
halus DNA. Kromosom tersebut berfungsi untuk:
1) menentukan ciri-ciri yang dimilikisel;
2) mengatur bentuk sel;
3) menentukan generasi selanjutnya.
DNA tersusun dalam kromosom yang terdapat pada nukleoplasma, sedangkan tempat sintesis
RNA terjadi pada nukleolus. (Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah, 2009)
2.2PENGAMATAN SEL BATU HIDUP DAN SEL BATU MATI
Jaringan sklerenkim merupakan jaringanpenunjang (mekanik) yang hanya terdapat
pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau organ
tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan
sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah. Sklerenkim tidak mengandung
protoplas, sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal karena berlangsung penebalan
sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin. Jaringan sklerenkim dibedakan menjadi dua
a. Serat-Serat Sklerenkim (Fibers)
Serat-serat sklerenkim terdiri atas sel-sel yang berukuran panjang ± 2 mm dan samping yang
ujungnya runcing. Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel yang sudah mati. Dinding selnya
mengalami penebalan dari zat kayu dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen
selnya sempit. Serat ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya
sempit yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat sklerenkim pada
tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat-saat terhentinya pertumbuhan organ-organ
pada tumbuhan. Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian yang terpisahpisah
atau dalam bentuk lingkaran di dalam korteks dan floem, dalam kelompok-kelompok yang
tersebar dalam xilem dan floem. Pada Gramineae, serat-serat sklerenkim tersusun dalam suatu
sistem berbentuk lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan dengan epidermis.. Ada dua
macam jenis serat sklerenkim, yaitu sebagai berikut.
9
(1) Serat di Luar Xilem (Ekstraxilari)
Serat ekstraxilari ada yang berlignin dan ada pula yang tidak. Serat ini dapat digunakan untuk
membuat tali, karung goni, dan bahan dasar tekstil untuk pakaian.
(2) Serat Xilem (Xilari)
Jenis serat ini merupakan komponen utama kayu karena dindingnya mengandung lignin yang
menyebabkan dindingnya keras dan kaku. (Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah, 2009)
b. Sklereid terdapat pada bagian tumbuhan, antara lain di dalam korteks, floem, buah, dan
biji. Dinding sklereid tersusun atas selulosa yang mengandung zat lignin yang tebal dan keras. Pada beberapa tumbuhan, kadang-kadang ditemukan pula zat suberin dan kutin. Sel-selnya mempunyai noktah yang sempit dan celahnya bundar, membentuk saluran yang disebut saluran noktah. Lumen sel sangat sempit karena adanya penebalan-penebalan dinding sel. (Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah, 2009)
10
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN
STRUKTUR SEL
3.1 SEL TUMBUHAN
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengamatan sel tumbuhan adalah:
Mikroskop biologi
Kaca benda dan kaca penutup
Pinset
Pisau silet tajam
Lugol
Umbi bawang merah ( Allium cepa )
Cara Kerja
Umbi bawang merah dipotong, lapisan epidermis dalamnya diambil dengan
pinset.
Diletakkan pada kaca benda
Ditetesi dengan sedikit Lugol lalu ditutup dengan kaca penutup.
Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10x dan 40x.
3.2 SEL HEWAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk pengamatan sel hewan adalah:
Mikroskop biologi
Kaca benda dan kaca penutup
Tusuk gigi
Mukosa pipi
Methylen Blue
11
Cara Kerja
Diteteskan sedikit Methylen Blue pada kaca benda.
Dikorek sedikit mukosa pipi dari mulut bagian dalam dengan menggunakan
tusuk gigi.
Diaduk ujung tusuk gigi yang berisi epitel tersebut pada Methylen Blue (jika
Methylen Blue terlalu pekat dapat ditambahkan air).
Ditutup dengan kaca penutup dan diamati dibawah mikroskop dengan
pembesaran objektif 10x dan 40x.
3.3 SEL BATU HIDUP
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk pengamatan sel batu hidup adalah:
Mikroskop biologi
Kaca benda dan kaca penutup
Pisau silet tajam
Biji asam jawa ( Tamarindus indica )
Aquadest
Cara Kerja
Biji asam jawa dibelah dan dibersihkan kulit luarnyasampai terlihat warna
putihnya.
Bagian putih biji asam jawa tersebut disayat setipis mungkin secara melintang.
Diletakkan diatas kaca benda yang telah ditetesi aquadest.
Ditutup dengan kaca penutup dan amati dibawah mikroskop dengan
pembesaran objektif 10x dan 40x.
12
3.5 SEL BATU MATI
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk pengamatan sel batu mati adalah:
Mikroskop biologi
Kaca benda dan kaca penutup
Pisau silet tajam
Tempurung kelapa ( Cocos nucifera )
Aquadest
Cara kerja
Bagian dalam tempurung kelapa dikerok atau disayat.
Diletakkan diatas kaca benda yang telah ditetesi aquadest.
Ditutup dengan kaca penutup dan amati dibawah mikroskop dengan
pembesaran objektif 10x dan 40x.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 PENGAMATAN STRUKTUR SEL
4.1.1 SEL TUMBUHAN
Pada saat mengamati sel tumbuhan,sampel yang dipakai adalah epidermis dalam dari
umbi bawang merah (Allium cepa) dan reagen yang digunakan adalah Lugol agar inti selnya
dapat terlihat dengan jelas. Sedangkan jika menggunakan aquadest sebagai reagennya maka tidak
akan terlihat dengan jelas inti sel pada tumbuhan. Hasil yang diperoleh setelah melakukan
pengamatan yaitu, bagian dari sel tumbuhan terdiri dari :
1. Dinding sel yang terbuat dari selulosa. Berfungsi mempertahankan bentuk sel dan
memperkokoh sel.
2. Sitoplasma merupakan cairan yang mengelilingi organela yang terdapat didalam sel.
Salah salah fungsi sitoplasma yaitu, tempat berlangsungnya kegiatan pembongkaran
dan penyusunan zat-zat melalui reaksi kimia.
3. Nukleus ( inti sel ), berfungsi sebagai pengatur seluruh kegiatan sel. Didalam nukleus
ini terdapat asam nukleat (DNA) yang berperan dalam pewarisan sifat.
4.1.2 SEL HEWAN
Pasa saat mengamati sel hewan, reagen yang digunakan adalah Methylen Blue. Sehingga
inti sel pada hewan yang diamati tersebut terlihat dengan jelas. Untuk mempermudah mengamati
sel hewan, sampel yang digunakan adalah mukosa pipi. Hasil yang dipeloreh setelah melakukan
pengamatan yaitu, bagian dari sel hewan terdiri dari :
1. Membran plasma merupakan bagian terluar dari sel. Berfungsi sebagai mengatur
keluar masuknya molekul-molekul membran plasma bersifat semipermeabel, artinya
ada zat-zat tertentu yang dapat melewati membrane dan ada pula yang tidak. Pada
14
hewan tidak terdapat dinding sel sehingga bentuk sel hewan berubah-ubah. Inilah
yang merupakan salah satu pembeda antara sel hewan dan sel tumbuhan.
2. Sitoplasma pada hewan sama juga dengan tumbuhan yatu cairan yang mengelilingi
organela yang terdapat didalam sel.Fungsinya juga sama yaitu tempat berlangsungnya
kegiatan pembongkaran dan penyusunan zat-zat melalui reaksi kimia.
3. Nukleus (inti sel), berfungsi sebagai pengatur seluruh kegiatan sel. Didalam intisel
terdapat DNA yang berperan dalam pewarisan sifat.
4.1.3 SEL BATU HIDUP
Pada pengamatan ini, reagen yang digunakan adalah aquadest karena yang diamati bukan
nukleusnya melainkan bagian dari sel batu hidup tersebut sedangkan sampel yang digunakan
untu k mengamati selbatu hidup adalah biji asam jawa (tamarindus indica). Adapun hasil yang
diperoleh setelah melakukan pengamatan bahwa sel batu hidup terdiri dari :
1. Lamela luar
2. Plasmodesmata
3. Penebalan dinding sel
4. Noktah yang merupakan bakal kecambah. Inilah yang membedakan antara sel batu
hidup dan sel batu mati. Padas el batu mati tidak terdapat noktah. Terdapat diantara
dua sel yang berhimpit.
4.1.4 SEL BATU MATI
Dalam melakukan pengamatan sel batu mati sampel yang diamati adalah tempurung
kelapa (Cocos nucifera) dan reagen yang digunakan yaitu aquadest. Hasil yang diperoleh setelah
melakukan pengamatan bahwa bagian-bagian dari sel batu mati terdiri dari
1. Lamela luar
2. Lamela dala
3. Lamela tengah, terdapat diantara dua sel yang berhimpit. Pada sel batu hidup disebut
dengan noktah.
4. Plasmodesmata
15
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu pada pengamatan struktur sel, perbedaan
antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah dinding selnya. Tumbuhan memiliki diding sel
sedangkan hewan tidak memiliki dinding sel melainkan hanya membran plasma. Kemudian
perbedaan antara sel batu hidup dengan sel batu mati adalah noktah yang akan menjadi bakal
kecambah. Noktah dimiliki oleh sel batu hidup sedangkan sel batu mati tidak memiliki noktah.
16
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, muslim. dkk. 2013. Biologi Hewan. Banda Aceh: Laboratorium Histologi
Campbell, Neil. A,dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima-Jilid 1. Jakarta : Erlangga
17
DAFTAR ISIJudul
Daftar isi.........................................................................................................
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang..........................................................................................19
1.2 Tujuan.......................................................................................................19
Bab II Dasar teori
2.1 Sengamatan Sifat Fisik Sel
2.1.1 Difusu...........................................................................................20
2.1.2 Osmosi.........................................................................................20
2.1.3 Tekanan turgor.............................................................................21
2.1.4 Plasmolisis...................................................................................21
Bab III Metodologi Pengamatan Sifat Fisik Sel
3.1 Sengamatan Sifat Fisik Sel.
3.1.1 Difusu...........................................................................................22
3.1.2 Osmosi.........................................................................................22
3.1.3 Tekanan turgor.............................................................................23
3.1.4 Plasmolisis...................................................................................24
Bab IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Difusu.......................................................................................................25
4.2 Osmosi......................................................................................................25
4.3 Tekanan turgor.........................................................................................26
4.4 Plasmolisis...............................................................................................26
Bab V I Kesimpilan dan Saran
4.1 Kesimpulan……………………………………………...……………….26
4.2 Saran…………………………………………………...………………...26
18
Daftar pustaka…………………………………………………..…………..27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Difusi terjadi atas respon terhadap perbedaan kosentrasi. Kosentrasi adalah sejumlah zat atau
partikel per unit volum. Suatu perbedaan dapat terjadi, apabila terjadi perbedaan kosentrasi dari
suatu keadaan ke keadaan lain.
Sel terdiri atas dinding sel, inti sel dan organel-organel yang ada di dalamnya. Selain itu pada sel
terdapat sitoplasma yang dibungkus oleh membrane plasma yang merupakan membrane dwilapis
yang mampu mengatur secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel dan
sebaliknya.
1.2 TUJUANPada pengamatan sifat fisik sel bertujuan agar mahasiswa dapat memahami dan
membedakan proses difusi, osmosis, tekanan turgor serta plasmolisis. Dan yang terakhir adalah
tujuan dari pengamatan fotosintesis dan respirasi yaitu agar mahasiswa dapat membuktikan
bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen sedangkan respirasi membutuhkan oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida.
19
BAB II
DASAR TEORI
2.1 PENGAMATAN SIFAT FISIK SEL
2.1.1 DIFUSI
Semua zat dan limbah yang akan keluar masuk sel akan melewati membran sel.
Kemampuan tiap zat yang larut untuk melewati membran sel tidak sama. Sifat membran ada
tiga,yaitu:
Permeabel : dapat dilewati semua zat
Impermeabel : tidak dapat dilewati semua zat
Permeabel diferensial : hanya dapat dilalui zat tertentu
(Nuraini Latif, 2009).
Suatu substansi akan berdifusi dari tempat yang kosentrasi tinggi ke tempat yang
kosentrasinya lebih rendah. Dengan kata lain, setiap substansi berdifusi menuruni gradient
kosentrasinya, difusi merupakan proses spontan karena difusi itu menurunkan energi bebas.
Difusi zat terlarut dalam air meningkatkan entropi dengan menghasilkan campuran yang lebih
acak daripada ketika terdapat konsentrasi zat terlarut yang terlokalisir (Campbell, 2002).
2.1.2 OsmosisUntuk memahami tentang osmosis, perhatikan Gambar 1.16! Gambar 1.16 menunjukkan
proses osmosis. Air akan berpindah dari A menuju B melalui membran semi permeabel sehingga
diperoleh hasil larutan isotonis, yaitu konsentrasi air sama untuk dua larutan antara A dan B,
walaupun hasil akhirnya nanti volume antara A dan B berbeda. Setelah terjadi osmosis, maka
gambar prosesnya menjadi seperti berikut.
20
Dari ilustrasi itu dapat disimpulkan bahwa osmosis adalah proses perpindahan air dari konsentrasi
tinggi menuju ke konsentrasi rendah melalui membran semipermeabel, sehingga didapatkan larutan yang
berkonsentrasi seimbang (isotonis). Peristiwa osmosis dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari
antara lain pada penyerapan air melalui bulu-bulu akar, dan mengerutnya sel darah merah yang
dimasukkan ke dalam larutan hipertonis. (Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah, 2009)
2.1.3 TEKANAN TURGOR
peristiwa turgor adalah peristiwa masuknya cairan kedalam sel sebagai dampak dari
hipotonisnya larutan dari luar sel, sehingga cairan yang berada di luar sel masuk dalam sel dan
akibatnya menimbulkan tekanan terhadap membran plasma dan dinding sel. (Endang Sri Lestari
dan Idun Kistinnah, 2009)
3.1.4 PLASMOLISIS
Jika sel kehilangan air cukup besar, maka ada kemungkinan volume isi sel akan menurun
besar sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Sel yang
sudah terplasmolisis dapat disehatkan kembali dengan memasukkannya ke dalam air murni
(Tjotrosomo, 1983).
Kondisi sel yang terplasmolisis tersebut dapat dikembalikan ke kondisi semula. Proses
pengembalian dari kondisi terplasmolisis ke kondisi semula ini dikenal dengan istilah
deplasmolisis (Fiktor Ferdinand P. dan Moekti Ariwibowo, 2002).
21
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN
SIFAT FISIK SEL
3.1. PENGAMATAN SIFAT FISIK SEL3.1.1 DIFUSI
Untuk melakukan pengamatan pada difusi dibutuhkan alat dan abahn sebagai berikut:
Gelas piala
Kertas saring
Methylene Blue
Air
Cara Kerja
Gelas piala diisi dengan air sampai penuh.
Letakkan sedikit Methylen Blue diatas kertas saring, lalu kertas saring
diletakkan diatas gelas piala.
Dibiarkan selama sekitar 10-15 menit.
3.1.2 OSMOSIS
Untuk melakukan pengamatan pada osmosis dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut :
Cawan petri
Eosin
Kentang ( Solanum tuberosum )
Garam
Aquadest
22
Cara Kerja
Kentang dipotong menjadi dua potongan yang sama, bagian bawahnya
diratakan.
Bagian atas kentang dilubangi sehingga menyerupai cangkir.
2 buah cawan petri disediakan. Sebuah cawan petri diisi dengan air dan cawan
petri yang lain diisi dengan larutan eosin.
Garam diisi kedalam cangkir kentang hingga penuh.
Sebuah kentang dimasukkan kedalam cawan petri berisi air dan sebuah lagi
dimasukkan kedalam cawn petri yang berisi larutan eosin.
Dibiarkan selama sekitar 15 menit.
3.1.3 TEKANAN TURGOR
Untuk melakukan pengamatan terhadap tekanan turgor dibutuhkan alat dan bahan sebagai
berikut:
Pisau silet tajam
Cawan Petri
Wortel ( Daucus carota )
Aquadet
Larutan garam 10%
Cara Kerja
Wortel dipotong secara melintang dengan ketebalan 3 mm sebanyak 4 buah.
Disediakan dua buah cawan petri. Sebuah cawan petri diisi dengan air dan
sisanya diisi dengan larutan garam 10%.
23
Dimasukkan dua potong wortel kedalam cawan petri berisi larutan garam dan
sisanya dimasukkan kedalam cawan petri berisi air.
Dibiarkan selama sekitar 15 menit.
3.1.4 PLASMOLISIS
Untuk melakukan pengamatan terhadap plasmolisis dibutuhkan alat dan bahan sebagai
berikut:
Mikroskop biologi
Kaca benda dan kaca penutup
Pisau silet tajam
Larutan garam 10%
Daun adam hawa ( Rhoeo discolor )
Aquadest
Cara Kerja
Permukaan bawah Rhoeo discolor yang berwarna ungu disayat setipis mungkin.
Diletakkan diatas kaca benda yang telah ditetesi air.
Ditutup dengan kaca penutup dan diamati dibawah mikroskop dengan
pembesaran objektif 10x dan 40x.
Digambar beberapa sel daun tersebut.
Diberi 1-2 tetes larutan garam 10% dari salah satu sisi kaca penutup dan dihisap
dengan kertas saring disisi yang berlawanan. Agar larutan garam dapat masuk
menggantikan air sebagai reagennya.
Dibiarkan sekitar 10 menit.
Diamati kembali dibawah miroskop.
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 DIFUSI
Pada pengamatan proses difusi ini tidak menggunakan mikroskop sebagai alat bantu
karena masih dapat diamati tanpa menggunakan mikroskop. Proses difusi dapat terlihat ketika
Methylen Blue diletakkan diatas kertas saring kemudian diletakkan diatas gelas piala yang telah
diisi dengan air sampai penuh.Hasil yang diperoleh setelah 10 menit, methylene blue akan
berdifusi kedalam air yang terdapat didalam gelas piala. Dan pada akhirnya akan terjadi
homogenisasi antara methylene blue sebagai zat terlarut dengan air sebagai pelarut. Difusi terjadi
karena zat terlarut berkonsentrasi tinggi pindah ke zat pelarut yang berkonsentrasi rendah. Pada
saat terjadi homogenisasi, maka air akan berwarna biru.
4.2 OSMOSIS
Pada pengamatan osmosis, kentang yang dilubangi dibagian atasnya sehingga
menyerupai cangkir diisi dengan garam sampai penuh. Kemudian dimasukkan kedalam cawan
petri yang telah diisi dengan larutan eosin. Hasil yang diperoleh setelah 15 menit yaitu, garam
yang terdapat didalam kentang telah larut dalam air yang berasal dari larutan eosin. Eosin
sendiri mengendap dipermukaan bawah kentang. Hal ini terjadi karena sifat selektif permeabel
dari membrane plasma. Yang menyebabkan hanya zat-zat tertentu yang bisa masuk kedalam sel.
Berpindahnya air sebagai zat pelarut yang memiliki konsentrasi tinggi berpindah kedalam garam
sebagai zat terlarut yang berkonsentrasi rendah merupakan peristiwa osmosis.
25
4.3 TEKANAN TURGOR
Pada pengamatan ini sampel yang digunakan yaitu wortel (Daucus carota) yang dipotong
menjadi 4 bagian dengan ketebalan 3mm. 2 buah potongan dimasukkan kedalam cawan petri
berisi air, sisanya dimasukkan kedalam cawan petri berisi larutan garam. Hasil yang diperoleh
setelah 10 menit yaitu, secara makroskopis tekstur dari wortel yang dimasukkan kedalam air
memiliki tekstur yang lebih keras daripada sebelumnya. Sedangkan tekstur wortel yang
diletakkan didalam larutan garam lebih kaku dari pada sebelumnya. Hal ini terjadi karena air
bersifat hipotonis sehingga air masuk kedalam sel dan disimpan didalam vakuola. Sehingga
tekstur wortel menjadi keras. Sedangkan larutan garam bersifat hipertonis yang menyebabkan air
keluar dari sel yang mengakibatkan tekstur dari wortel menjadi lebih kaku dari sebelumnya.
4.4 PLASMOLISIS
Pengamatan ini menggunakan daun adam hawa (Rhoeo discolor) sebagai sampelnya.
Pada saat daun adam hawa diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan reagen air. Maka
akaan terlihat sitoplasma dalam sel daun tersebut berwarna ungu. Dan ketika reagennya diganti
menjadi larutan garam maka sitoplasma yang tadinya terlihat berwarna ungu secara keseleruhan
warna ungunya menjadi berkurang. Akibatnya hanya sebagian dari sitoplasma yang berwarna
ungu. Ini terjadi karena air yang terdapat dalam sel daun tersebut keluar dan digantikan oleh
larutan garam.
26
BAB V
KESIMPULAN
Pada pengamatan Sifat fisik sel, proses difusi yang berpindah dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah adalah zat terlarutnya. Sedangkan pada proses osmosis yang berpindah adalah
pelarutnya. Pada tekanan turgor air masuk kedalam sel sehingga tekstur tumbuhan menjadi keras
sedangkan plasmolisis menyebabkan air keluar dari sel sehingga tekstur tumbuhan menjadi kaku.
Yang terakhir adalah pengamatan fotosintesis menghasilkan oksigen sedangkan respirasi
membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ferdinand P, Fiktor. dan Moekti Ariwibowo. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta: Visindo
Media Persada.
Latif, Nuraini. 2009. Modul Biologi Dasar. Unsyiah, Banda Aceh.
28
DAFTAR ISIJudul
Daftar isi.........................................................................................................29
Bab I Pendahuluan
1.3 Latar belakang..........................................................................................31
Bab II Dasar teori
2.1 Sengamatan Fotosintesis dan Respirasi
2.1.1 Fotosintesis..................................................................................32
2.1.2 Respirasi.......................................................................................33
Bab III Metodologi Pengamatan Fotosintesis dan Respirasi
3.1 Fotosintesis...............................................................................................34
3.2 Respirasi...................................................................................................35
Bab IV Hasil dan Pembahasan......................................................................36
Bab V I Kesimpilan
4.1 Kesimpulan...............................................................................................37
Daftar pustaka................................................................................................38
29
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 LATAR BELAKANG
Fotosintesis merupakan anabolisme, yaitu penyusunan senyawa kompleks dari senyawa-
senyawa sederhana. Reaksi fotosintesis sebagai berikut :
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
ini menggunakan daun Hydrilla sp sebagai sampel. Pada saat pengamatan, Hydrilla sp yang
dimasukkan kedalam gelas ukur yang telah diisi dengan air sampai penuh. Kemudian bagian
pangkal disayat dengan kemiringan tertentu. Maka hasil yang diperoleh setelah beberapa menit
gelembung keluar dari pangkal Hydrilla sp sebanyak 51 gelembung selama 5 menit. Pengeluaran
gelembung ini dipengaruhi oleh penyayatan pada pangkal daun Hydrillah sp. Hal ini
membuktikan bahwa pada saat daun berfotosintesis menghasilkan oksigen. Faktor yang
mempengaruhi fotosintesis sendiri
berupa karbondioksida yang berasal dari udara bebas, air, klorofil serta cahaya matahari.
Pada saat daun tersebut diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan air sebagai reagennya
maka akan terlihat kloroplas berupa butiran-butiran di dalam sel yang berwarna hijau karena di
dalam kloroplas terdapat klorofil yang merupakan pigmen berwarna hijau. Kemudian terlihat
juga aliran sitoplasma yang ditandai dengan pergerakan kloroplas. Jika kloroplas bergerak hanya
didalam satu sel saja maka disebut dengan rotasi. Namun, jika kloroplas bergerak ke seluruh sel
ataupun ke sebagian sel maka dikenal dengan sirkulasi.
Respirasi merupakan proses katabolisme yaitu, perombakan senyawa kimia kompleks
menjadi senyawa-senyawa sederhana. Reaksi respirasi merupakan kebalikan dari reaksi
30
fotosintesis. Hanya saja pada reaksi respirasi tidak membutuhkan cahaya matahari dan juga
klorofil. Secara umum reaksi respirasi dapat dituliskan sebagai berikut
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi
Pada pengamatan respirasi, reagen yang digunakan adalah KOH. Yang mana, gelas ukur
yang berisi toge yang kemudian disumbat dengan kapas kemudian gelas ukur tersebut dibalut
dengan kertas karbon. Setelah itu diikatkan pada gagang statif dengan karet. Sementara itu, gelas
piala yang berisi larutan KOH diletakkan pada dasar statif. Pengamatan dimulai dengan
menurunkan gelas ukur secara perlahan-lahan hingga masuk ke mulut gelas piala. Adapun hasil
yang diperoleh setelah dibiarkan sekitar 20 menit adalah batas permukaan KOH mengalami
kenaikan dan volumenya bertambah. KOH berfungsi sebagai pengikat CO2. CO2 dan uap air
berasal dari hasil respirasi yang menyebabkan permukaan KOH mengalami kenaikan. Sedangkan
kertas karbon sendiri berfungsi menghambat masuknya cahaya matahari karena jika ada cahaya
yang masuk maka akan terjadi fotosintesis.
31
BAB II
DASAR TEORI
2.1 PENGAMATAN FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI
2.1.1 FOTOSINTESIS
Fotosintesis sebenarnya merupakan suatu proses pembentukan senyawa kimia kompleks
dari senyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan sinar matahari. Hasil akhir dari
fotosintesis berupa karbohidrat yang akan digunakan sebagai sumber makanan dan oksigen yang
terlepas ke udara bebas sehingga orang yang berada di sekitarnya dapat menghirup udara segar.
Oksigen yang dihasilkan tumbuhan diperlukan manusia dan hewan untuk bernapas. Pernapasan
atau respirasi sebenarnya merupakan proses penguraian ikatan kimia molekul kompleks menjadi
molekul sederhana yang terjadi dalam sel tubuh. Untuk mengetahui proses fotosintesis dan
respirasi yang terjadi dalam sel makhluk hidup, pelajari materi berikut dengan cermat! Coba
pikirkan, dari manakah tumbuhan dan manusia mendapatkan energi? Tumbuhan merupakan
makhluk hidup yang autotrof, yaitu makhluk hidup yang mampu menghasilkan makanannya
sendiri. Makanannya itu dalam bentuk senyawa kimia, yang diperoleh melalui proses fotosintesis
dalam daun. Ingatlah kembali proses fotosintesis yang sudah Anda pelajari di SMP/
MTs! Fofosintetis merupakan suatu peristiwa penggabungan zat anorganik (seperti unsur C, H,
dan O) menjadi zat organik berupa senyawa glukosa (karbohidrat), dengan menggunakan energi
matahari. Secara sederhana, reaksi fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
32
Peristiwa fotosintesis hanya terjadi dan berlangsung jika terdapat klorofil dan sinar
matahari. Klorofil merupakan pigmen hijau berbentuk butiranbutiran, terletak di dalam kloroplas
yang terdapat di daun. Klorofil memiliki sifat mampu menangkap dan memantulkan sinar dalam
gelombang yang berbeda (fluoresen). Klorofil kadang-kadang dapat juga dijumpai pada batang
tumbuhan, karena daunnya telah mengalami modifikasi bentuk dan fungsi dari daun ke batang,
contohnya tanaman kaktus.
2.1.2 RESPIRASI
Manusia hidup selalu membutuhkan energi, bagaimana caranya mendapatkan energi? Makan
dan bernapas (respirasi) merupakan cara yang dilakukan manusia untuk memperoleh
energy.Respirasi merupakan suatu proses menghasilkan energi yang diperlukan untuk memecah
molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana, utamanya molekul gula sederhana
menjadi karbondioksida dan uap air serta energi. Secara sederhana, reaksi respirasi dapat
dituliskan sebagai berikut.C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energy
33
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN
FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI
3.1 PENGAMATAN FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI
3.1.1 FOTOSINTESIS
Untuk melakukan pengamatan terhadap fotosintesis dibutuhkan alat dan bahan sebagai
berikut:
Gelas ukur
Pisau
Hydrilla sp.
Aquadest
Cara Kerja
Gelas ukur 100 ml diisi dengan air hingga penuh.
Diambil sebatang, dan diikat pada batang kaca pengaduk sehingga bagian
pangkal menghadap keatas. Dimasukkan Hydrillah sp yang telah diikat tadi
kedalam gelas ukur.
Didekatkan ke sumber cahaya matahari dan ditunggu hingga gelembung yang
keluar dari pangkal tumbuhan telah teratur. Bila gelembung yang keluar tidak
34
lancar dapat dibuat sayatan pada bagian pangkal Hydrillah sp. Dengan
kemiringan tertentu.
3.1.2 RESPIRASI
Untuk melakukan pengamatan terhadap respirasi dibjutuhkan alat dan bahan sebagai
berikut:
Gelas ukur
Gelas piala
Statif
KOH
Toge
Kertas Karbon
Cara Kerja
Toge diisikan kedalam gelas ukur hingga setengahnya tetapi jangan terlalu padat
lalu disumbat dengan kapas.
Gelas ukur dibalut dengan kertas karbon persis sampai batas penyumbatan kapas.
Diisikan larutan KOH kedalam gelas piala kira-kira dua pertiganya dan
diletakkan pada dasar statif.
Gelas ukur diikat pada gagang statif dengan karet sedangkan ujung gelas
mengarah kebawah.
Diturunkan perlahan-lahan gelas ukur tersebut sehingga mulut gelas ukur masuk
kedalam KOH yang berada dalam gelas piala.
Diikur batas permukaan KOH yang berada didalam gelas piala. Dibiarkan selama
sekitar 20 menit lalu diikur lagi batas permukaan KOH tersebut. Apakah terjadi
kenaikan ?
35
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASANFotosintesi meruapakan suatu pristiwa pembuatan senyawa komplek dari senyawa
sederhana dengan bantuan cahaya matahari. Adapun bahan yang digunakan untuk pengamatan
fotosintesi adalah hydrilla sp, hasil penelitian kami berupa hydirillah sp tersebut menghasilkan
gelembung dengan jumlah dalam menit pertama menghasilkan sebanyak 10 buah, menit kedua
11 buah, menit ketiga 10 buah, dan menigt ke empat 10 buah.
36
BAB VI
KESIMPULANAdapun kesimpulan yang didapat dari pengamatan fotosintesis dan respirasi adalah
fotosintesis menghasilkan oksigen sedangkan respirasi membutuhkan oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida.
37
Recommended