MATERNITASKondilomata Akuminata
PengertianKondiloma adalah kutil
yang berlokasi di area genital (uretra, genital dan rektum).
Kondiloma akuminata merupakan tonjolan – tonjolan yang berbentuk bunga kol atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai membentuk kelompok yang berkembang terus ditularkan secara seksual.
GEJALA DAN TANDA YANG SERING MUNCUL
Kondiloma akuminata sering muncul disaerah yang lembab, biasanya pada penis, vulva, dinding vagina dan dinding serviks dan dapat menyebar sampai daerah perianal
Berbau busuk Warts/kutil memberi gambaran
merah muda, flat, gambaran bunga kol
Pada pria dapat menyerang penis, uretra dan daerah rektal. Infeksi dapat dormant atau tidak dapat dideteksi, karena sebagian lesi tersembunyi didalam folikel rambut atau dalam lingkaran dalam penis yang tidak disirkumsisi.
Pada wanita condiloma akuminata menyerang daerah yang lembab dari labia minora dan vagina. Sebagian besar lesi timbul tanpa simptom. Pada sebagian kasus biasanya terjadi perdarah setelah coitus, gatal atau vaginal discharge
Ukuran tiap kutil biasanya 1-2 mm, namun bila berkumpul sampai berdiameter 10, 2 cm dan bertangkai. Dan biasanya ada yang sangat kecil sampai tidak diperhatikan. Terkadang muncul lebih dari satu daerah.
Pada kasus yang jarang, perdarahan dan obstruksi saluran kemih jika virus mencapai saluran uretra
Memiliki riwayat kehidupan seksual aktif dengan banyak pasangan.
ETIOLOGIVirus DNA golongan Papovavirus,
yaitu: Human Papilloma Virus (HPV). HPV tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan (jengger ayam). HPV tipe 16, 18, dan 31 menimbulkan lesi yang datar (flat). HPV tipe 16 dan 18 seringkali berhubungan dengan karsinoma genitalia (kanker ganas pada kelamin).
PATOFISIOLOGI
klasifikasiKondiloma akuminata dibagi dalam 3 bentuk1. Bentuk akuminata Terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat
vegetasi bertangkai dengan permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang besar ini sering dijumpai pada wanita yang mengalami fluor albus dan pada wanita hamil, atau pada keadaan imunitas terganggu.
2. Bentuk papul Lesi bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan
keratinisasi sempurna, seperti batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal dan perineum. Kelainan berupa papul dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan tersebar secara diskret.
3. Bentuk datar Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan
sama sekali tidak tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam asetat. Dalam hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong.
FAKTOR-FAKTOR RESIKO
1. Aktivitas Seksual 2. Penggunaan Kontrasepsi3. Merokok 4. Kehamilan5. Imunitas
KOMPLIKASI
a. Kanker serviksb. Kanker genital lainc. Infeksi HIVd. Komplikasi selama kehamilan
dan persalinan
KONDILOMA SELAMA KEHAMILAN
Kehamilan dan kondiloma acuminata/HPWanita yang terpapar HPV
selama kehamilan memiliki kekhawatiran bahwa virus ini akan membahayakan bayi mereka. Dalam kebanyakan kasus HPV tidak mempengaruhi perkembangan janin.
Pengaruh kondiloma selama kehamilanJika seorang wanita terpapar
kondiloma selama kehamilan, maka kondiloma akan cepat berkembang, kemungkinan karena terjadi pengeluaran cairan vagina berlebih yang membuat lingkungan yang baik untuk virus, perubahan hormonal atau penurunan kekebalan tubuh.
Pengaruh kondiloma acuminata/HPV terhadap bayi
HPV tidak mempengaruhi kehamilan dan kesehatan bayi secara langsung. Resiko transmisi virus ini terhadap bayi sangat rendah.
Jika bayi terpapar virus saat kehamilan atau saat melahirkan maka transmisi ini bisa menyebabkan terjadinya perkembangan wart/kutil pada korda vokalis dan kadang pada daerah lain pada infan atau anak-anak. Kondisi ini disebut recurrent respiratory papillomatous (RRP), hal ini sangaat berbahaya, namun hal ini sangat jarang terjadi.
Pengaruh kandiloma acuminata bagi persalinan
Untuk alasan-alasan yang tidak diketahui, kutil genital seringmeningkat jumlah dan ukurannya selama kehamilan, terkadangmemenuhi vagina atau menutupi perineum sehingga pelahiranpervaginam atau episiotomi sulit dilakukan. Kemungkinan keadaan basah daerah vulva pada saat
kehamilan merupakan kondisi yang bagus untuk pertumbuhan virus
Adanya perubahan endokrin dan imunitas pada kehamilan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kondiloma akuminata Pada kehamilan trimester akhir, kondiloma akuminata sangat kering, mudah rusak dan berdarah. Selama hamil, virus bereplikasi cepat dan dapat menyebabkan tumor
Penelitian juga melaporkan selama kehamilan prevalensi kondiloma akuminata meningkat dari trimester 1-3 dan secara signifikan akan mengalami penurunan pada periode post partum
Pengaruh kandiloma acuminata bagi persalinanPada persalinan dengan Condyloma
genital, adanya candyloma beresiko:1. Risiko penularan ke anaknya kalau
dilahirkan melalui vagina.2. Risiko terjadi perdarahan bila dilahirkan
melalui vagina, yaitu bila jaringan yang mengalami infeksi condyloma itu mengalami ruptur (mudahnya robek), bisa menimbulkan perdarahan banyak.
Karena risiko itulah, dipertimbangkan untuk lebih baik dilahirkan melalui sesar.
Aktivitas Tidak ada restriksi kecuali
menghindari hubungan seksualDiet Tidak ada restriksi, namun
sebaiknya mengkonsumsi nutrisi yang seimbang pada program dietari untuk memastikan ibu mendapatkan sitem imun yang optimal.
Dietari program Sangat penting1. vitamin B-kompleks, penting untuk
multiplikasi sel2. vitamin C, antiviral Penting
◦L-Cystein, suplai sulfur, sebagai preventasi dan perawatan kutil
◦Vitamin A, menormalkan kulit dan epitel membran◦vitamin E, meningkatkan aliran darah dan
membantu perbaikan jaringan◦Zinc, meningkatkan imunitas tubuh melawan virus
PENATALAKSANAANa. Kemoerapi
1. Podophylin2. Podofilytocin3. Asam Triklorasetik ( TCA )5. Interferon4. Topikal 5-Fluorourasil (5 FU )
b. Non Farmakologis Penggunaan: Bubuk WARTS POWDERc. Terapi pembedahan
1. Kuret atau Kauter ( Elektrokauterisasi )2. Bedah Beku ( N2, N2O cair )
3. Laser4. Terapi Kombinasi
Asuhan Keperawatan
Diagnosa
1. Potensial infeksi (pasien kontak) b.d adanya kuman patogen pada luka atau sekresi /eksudat dari serviks, uretra, mata, faring, atau anus.
DS : Riwayat kurang terlindungnya aktifitas seksual atau STD. DO : Tes laboratorium, ada eksudat positif mengandung patogen. Tes
serologi; positif mengandung antibodi.ditemukan lesi nonulserasi. lesi yang tidak bernanah (molluscum, condylomata (kutil)).
2. Potensial infeksi (pasien komplikasi) b.d perluasan atau penyebaran dari penyakit jika tidak di obati secara adekuat.
DS : Ada riwayat gonarrhea, clamydia, sifilis, LV, condylomata, chancroid.
DO : Mengalami kerusakan jaringanakibat pengobatan yang salah dan atau pengobatan yang tidak adekuat.
3. Kurang pengetahuan b.d kurang terpapar terhadap informasi tentang penyakit candylomata.
DS : Pasien mengatakan ia tidak mengetahui tentang metode pencegahan dan pengobatan yang tepat.
DO : Sering bertanya pada perawat tentang penyakitnya.
Asuhan KeperawatanPerencanaanGoal:Pasien tidak menularkan infeksi kepada
orang lain, dan tidak kambuh setelah pengobatan.
Pasien bebas infeksi sebelum infeksi tersebut meluas atau menyebar.
Pasien akan meningkatkan pengetahuan yang cukup tentang candylomata (penyebab dan pengobatannya).
Diagnosa I
Potensial infeksi (pasien kontak) b.d adanya kuman patogen pada luka atau sekresi /eksudat dari serviks, uretra, mata, faring, atau anus.
Intervensi dan rasional :1. Ambil spesimen untuk lab. Darah dan serum sifilis, herpes, atau
clamydia.vR/ Untuk menentukan diagnosa dan perawatannya.
2. Gunakan tindakan pencegahan secara umum ketika mengambil spesimen dan selama pemeriksaan pasien.vR/ Terdapat infeksi pada lesi dan eksudat pada mukosa membran.
3. Amati dan perhatikan selama kontak dengan pasien.vR/ Untuk mencegah reinfeksi pasien.
4. Periksa serum pada wanita hamil untuk sifilis, paling sedikit satuv kali selama kehamilan, pemeriksaan pada trimester III dan sekali lagi (tes darah ibu), beri anti infeksi sesuai order.R/ Sifilis ditransmisikan ke fetus. Perawatan yang adekuat pada ibu sebelum 15 minggu, untuk mencegah akan adanya bahaya pada fetus, dan bayi baru lahir dapat terinfeksi dari ibunya.
5. Periksa kembali dan rawat wanita hamil dengan riwayat STDs sebelum melahirkan. Beri profilaksis untuk mata.vR/ Untuk mencegah transmisi selama hamil.
Diagnosa II
Potensial infeksi (pasien komplikasi) b.d perluasan atau penyebaran dari penyakit jika tidak di obati secara adekuat.
Intervensi dan rasional :1. Beri anti infeksi sesuai order.v
R/ Pemberian obat bisa mencegah komplikasi dan transmisi STDs.2. Dukung pasien untuk mulai melaksanakan/mengikuti anjuran
perawat.v R/ Untuk memastikan pengobatannya.
3. Monitor penurunan daya imun pasienyang mempunyai gejala munculnya infeksi.v R/ Penurunan daya tahan imun dapat mempengaruhi timbulnya infeksi serius yang sistemik.
4. Monitor suhu tubuh dan gejala-gejala menyebarnya infeksi.vR/ Deteksi dini adanya infeksi dan perawatan dengan pemberian agen anti infeksi dapat mencegah penyebaran patogen, beberapa penyakit, dan masalah keperawatan.
5. Monitor tanda-tanda munculnya infeksi sekunder.vR/ Untuk mempersiapkan pengobatan yang dibutuhkan sehingga mendukung penyembuhannya. (tidak terjadi infeksi lagi).
Diagnosa III Kurang pengetahuan b.d kurang terpapar terhadap informasi tentang penyakit candylomata.
Intervensi dan rasional : Sesuai pendidikan pasien.
Evaluasia. Setelah pengobatan infeksi tidak tertular pada
orang lain, pasien tidak kambuh lagi setelah mendapat pengobatan.
Data indikasi :Pasien membatasi kontak langsung dengan orang
lain.b. Tidak ada tanda-tanda peradangan : tidak
ditemukan tanda-tanda infeksi sekunder : CSF normal.
c. Pasien memiliki pengetahuan tentang cara pencegahan infeksi sebelum perluasan atau penyebaran virus : pasien dapat mengetahui tentang cara pengobatan dan tujuan dari penggunaan antiinfeksi dalam jangka waktu yang dibutuhkan.
PENCEGAHAN Pencegahan Primer
Perubahan perilaku1. Memperbaiki gaya hidup seksual yang terkesan ‘bebas’ dan
‘cuek’ ke arah yang lebih memperhatikan kesehatan pasangan masing – masing.
2. Setia hanya pada 1 pasangan 2. Tanggap dan segera periksa ke rumah sakit atau puskesmas
bila terjadi hal yang abnormal di sekitar genitalia untuk menghindari kondisi yang parah
3. Akses kondom dan pengadaannyaMembiasakan penggunaan kondom saat berhubungan seksual
Pencegahan sekunder 1. Layanan IMS
Pemerintah daerah atau pusat sebaiknya membuat suatu lembaga yang bisa melayani masyarakat terkait penyakit – penyakit IMS ( Infeksi Menular Seksual ).
Pendidikan Kesehatan1. Anjurkan pada pasien untuk menghindari aktivitas
seksual sampai tidak ditemukan koplikasi atau pengobatan terakhir dan sampai ditemukan hasil yang negatif pada pemeriksaan serksi.
2. Jelaskan pada pasien tentang tanda dan gejala dan mengenalinya agar segera mendapatkan pengobatan.
3. Jelaskan pada pasien tentang kegunaan dari penggunaan antiinfeksi untuk mencegah komplikasi. Gagalnya pengobatan infeksi kronik dan komplikasinya.
4. Jelaskan pada pasien tentang penggunaan tetrasiklin sesuai aturan selama satu jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan cegah pemberian cairan yang berlebihan, antasida, sat besi atau mineral lainnya. Cegah paparan langsung terhadap sinar matahari.
5. Anjurkan pada pasien untuk menghindari infeksi yang berkelanjutan dengan selalu menyiapkan kondom.
Pendidikan Kesehatan6. Dukung dan anjurkan pada pasien dan pasangan
untuk melakukan tes HIV.7. Anjurkan pada pasien untuk memriksa
keadaannya 1 bulan setelah pengobatan untuk mencegah timbulnya atau munculnya luka-luka baru. Pemeriksaan lanjutan dibutuhkan setiap minggu sampai seluruh kutil benar-benar hilang. Informasikan pada pasien tentang keadaan yang dialami saat ini.
8. Anjurkan untuk selalu membersihkan alat kelamin dengan menggunakan air yang hangat
9. Anjurkan untuk merawat alat kelaminnya, agar penyakitnya tidak semakin parah.
10. Anjurkan untuk selalu menjaga personal hygiene
Gambar kandiloma akuminata
WASSALAMUALAIKUM…
THE END
Recommended