Analisa Rasio Keuangan (Ratio Analysis)
Didalam proyeksi keuangan, Kemampuan likuiditas, solvabilitas dan kemapuan untuk menutup biaya operasi tentu harus dipertimbangkan dalam menyusun studi kelayakan usaha / studi kelayakan proyek / studi kelayakan bisnis (Feasibility Study of business). Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisa rasio keuangan yang tentu sebelumnya harus membuat terlebih dahulu proyeksi laba rugi (income statement), arus kas (cash flow), dan neraca (balance sheet). berikut ini adalah beberapa analisa rasio keuangan yang sering digunakan dalam laporan studi kelayakan :
Liquidity Ratio (Rasio Likuiditas)Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar. Alat untuk mengukur rasio likuiditas adalah Current Ratio dan Cash Ratio.
Current Ratio diperoleh dari total aktiva lancar dibagi total hutang lancar. Semakin tinggi Current Ratio berarti semakin besar kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek.
Cash Ratio diperoleh dari total kas dan bank dibagi total hutang lancar. Semakin tinggi Cash Ratio berarti semakin besar kemampuan kas dan bank perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek.
Activity Ratio (Rasio Aktivitas)Rasio aktivitas menunjukkan bagaimana optimalisasi pemanfaatan sumber daya. Rasio ini diperoleh dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, sehingga dapat diketahui tingkat efisiensi dalam mengelola aset yang dimiliki oleh perusahaan terhadap industri. Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk menghitung rasio aktivitas, salah satunya adalah Fixed Assets Turn Over dan Total Assets Turn Over.
Fixed Assets Turn Over menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva tetap untuk menciptakan penerimaan dan laba. FATO diperoleh dari nilai penerimaan dibagi total aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi FATO menunjukkan semakin tinggi pula perputaran aset tetap yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh laba.
Total Assets Turn Over dapat menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan total aktiva untuk menciptakan penerimaan dan laba. TATO diperoleh dari nilai penerimaan dibagi total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi TATO menunjukkan semakin tinggi pula perputaran aset yang dilakukan perusahaan.
Leverage Ratio (Rasio Leverage) Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan atas proporsi penggunaan hutang dalam membiayai investasi. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage artinya perusahaan tersebut menggunakan 100 persen modal sendiri untuk membiayai investasi. Beberapa alat yang bisa digunakan untuk menghitung rasio leverage adalah Debt to Equity, Long Term Debt to Total Equity, Debt to Total Asset, dan Debt Service Coverage.
Debt to Total Asset diperoleh dari total hutang terhadap total aktiva. Rasio ini menunjukkan seberapa besar total aktiva yang dimiliki perusahaan yang berasal dari pembiayaan hutang. Semakin tinggi rasio hutang, maka semakin tinggi pula risiko yang dihadapi. Hal ini dapat menyebabkan investor meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi pula.
Long Term Debt to Equity diperoleh dari hutang jangka panjang terhadap kekayaan pemilik (Ekuitas). Rasio ini dapat menunjukkan keamanan atas pinjaman yang diberikan oleh bank (kreditur). Semakin rendah rasio hutang jangka panjang perusahaan, maka semakin rendah proporsi modal pinjaman.
Long Term Debt to Equity = Long Term Debt Equity
Debt to Equity Ratio diperoleh dari total kewajiban terhadap kekayaan pemilik (Ekuitas). Rasio ini dapat menunjukkan keamanan pinjaman yang diberikan oleh kreditur. Semakin rendah rasio hutang terhadap kekayaan pemilik, maka semakin rendah proporsi modal pinjaman.
Debt Service Coverage diperoleh dari laba bersih terhadap total angsuran. Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk melunasi angsuran atas kewajiban jatuh temponya. Apabila angka rasio yang didapat lebih dari 100%, menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam mengelola hutang-hutang yang dimilikinya.
Debt Service Coverage = Laba Bersih Total Angsuran Pinjaman
Rasio ProfitabilitasRasio profitabilitas mampu menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Ada beberapa alat yang bisa digunakan untuk menghitung rasio profitabilitas, yaitu ; Net Profit Margin, Return on Asset (Return on Investment), Return on Equity (Return on Net Worth).
Operating Profit Margin diperoleh atas laba usaha dari operasional terhadap pendapatan. Semakin tinggi Operating Profit Margin menunjukkan semakin tinggi perolehan laba usaha dari operasional perusahaan.
Net Profit Margin diperoleh dari laba bersih terhadap pendapatan. Semakin tinggi NPM maka menunjukkan bahwa perolehan laba bersih perusahaan semakin besar.
Return on Asset diperoleh dari laba bersih terhadap total aset. Semakin tinggi nilai ROA menunjukkan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aset yang dikelolanya.
ROA= Net Income Ă· Total Asset
Return on Equity diperoleh dari laba bersih perusahaan terhadap kekayaan pemilik (Ekuitas). ROE menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba bagi pemegang saham. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan. Apabila proporsi hutang semakin besar maka semakin besar pula rasio ini.
Selamat Belajar Studi Kelayakan Usaha
Memproyeksikan Pendapatan
Untuk memprediksi pendapatan / penjualan dimasa yang akan datang, baik di dalam laporan studi kelayakan usaha ataupun prediksi penjualan / pendapatan / cash flow yang akan kita terima, tentunya harus memperhatikan berbagai macam aspek, misalnya inflasi, kenaikan harga bahan baku, dll. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap prosentase kenaikan per tahun dari penjulalan / pendapatan yang di inginkan. Dalam studi kelayakan usaha atau bisnis, tugas kita salah satunya adalah memproyeksikan pendapatan. Contoh kasus, PT WHY memiliki usaha trading Batu Kerikil. Pada tahun 2010, penjualan batu kerikil telah mencapai 100 Ton / tahun. Perusahaan tersebut memperkirakan setiap tahun akan ada kenaikan penjualan sebesar 5%. Namun karena persaingan yang semakin ketat, harga jual hanya dinaikkan 3% per tahun. Harga jual pada tahun ini adalah sebesar Rp.150. Bagaimanakah perhitungan untuk memproyeksikan pendapatan perusahaan tersebut? Berikut ini adalah tahapan penyelesaiannya :
1. Untuk memproyeksikan penjualan (quantity) batu kerikil dengan kenaikan per tahun adalah 5%, maka rumus yang digunakan adalah Penjualan-tahun ke n = Penjualan tahun ke n-1 x (1+5%) :
1. Tahun 2011 = 100 x (1+5%) = 105 Ton2. Tahun 2012 = 105 x (1+5%) = 110 Ton3. Tahun 2013 = 110 x (1+5%) = 116 Ton4. Tahun 2014 = 116 x (1+5%) = 121 Ton dst
2. Sedangkan untuk memproyeksikan harga jual, rumus sama dengan di atas, hanya saja tingkat kenaikan harga jual di rubah menjadi 3%. Hasilnya dapat dilihat pada gambar di atas.
3. Selanjutnya untuk mengetahui pendapatan per tahun, maka Penjualan Quantity x Harga Jual.
4. Apabila ingin langsung mengetahun penjualan quantity secara langsung di tahun 2014, maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut Penjualan Tahun 2014 = Penjualan Tahun 2010 x (1+5%)^4; sehingga perhitungannnya adalah sebagai berikut Penjualan Tahun 2014 = 100 Ton x (1+5%)^4 = 100 Ton x 1,22 = 122 Ton.
Rumus-rumus di atas merupakan aplikasi dari Teori Time Value of Money (Nilai Waktu Uang) yaitu future value. Selamat Belajar Studi Kelayakan Usaha Bro ^_^ Diposkan oleh Wahyu Endrian di 14:48 Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook
Kebutuhan Data Studi Kelayakan Perkebunan Kelapa Sawit
Data / dokumen yang dibutuhkan dalam penyusunan studi kelayakan proyek Perkebunan Kelapa sawit adalah sebagai berikut :
1. Latar belakang proyek perkebunan kelapa sawit (inti) 2. Maksud dan Tujuan penyusunan studi kelayakan 3. Data Perseroan seperti Akte Pendirian Perseroan, Akte Perubahan Terakhir, NPWP, TDP,
SIUP, ITUP, Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, dan Perijinan-perijinan lainnya (dilampirkan)
Data perijinan yang dilampirkan, termasuk kontrak kerjasama dengan pihak III seperti :
Akte Pendirian dan Akte Perubahan
Semua perijinan yang sudah dimiliki (ijin perpanjangan atau perubahan terakhir, jika ada)
1. NPWP, TDP, SIUP2. Ijin HGU3. Surat pemberian ijin lokasi untuk perkebunan kelapa sawit.4. Surat keputusan Bupati tentang ijin pemanfaatan kayu (IPK) Land Clearing. 5. Surat keputusan Bupati tentang Pemberian ijin usaha perkebunan kepada
Perseroan.6. Surat keputusan kepala badan pertahanan nasional tentang pemberian Hak Guna
Usaha atas Tanah.7. Ijin HO (gangguan/huru-hara)8. Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit (SP2B-KS) Sumber Benih
Dalam Negeri9. AMDAL10. Surat Rekomendasi UKL / UPL
4. Company Profile
5. Kegiatan Usaha Perseroan
Kegiatan usaha saat ini Luas areal perkebunan kelapa sawit + ______ hektar Kondisi lahan saat ini (detail yang sudah ditanam TBM / TM termasuk umurnya)
6. Data Struktur Organisasi dan Manajemen perseroan, meliputi :
Struktur organisasi Perusahaan & job diskripsinya. Struktur organisasi di perkebunan Curriculum Vitae pengurus (direksi dan komisaris).
SDM, meliputi jumlah karyawan (detail per bagian) berdasarkan jabatan atau fungsinya dan rencana gaji yang diberikan dalam sebulan.
7. Laporan Keuangan audit 5 tahun terakhir per 31 desember. Atau laporan keuangan pendirian, jika perusahaan baru berdiri.
8. Data Pesaing (jika ada)
9. Lokasi proyek dan iklim di daerah kelapa sawit
Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit Alasan / latar belakang pemilihan lokasi (disertai peta dan gambar/foto) Peta dan Koordinat Lokasi Peta Tophografi Iklim Berdasarkan kriteria kesesuaian lahan berdasarkan data di atas untuk perkebunan kelapa
sawit, perusahaan termasuk kelas S 1, 2 atau 3?
10. RAB untuk proyek perkebunan kelapa sawit - inti, yang meliputi : a. Investasi Tanaman (detail TBM 0, TBM 1, TBM 2 dan TBM 3)
Land clearing Pengawetan tanah Penanaman kelapa sawit Pembuatan prasarana survey dan sensus Biaya pemeliharaan (piringan dan gawangan, pengendalian lalang, pemupukan tanaman,
pengendalian hama dan penyakit dll)
b. Investasi nontanaman
Tanah Bangunan Kendaraan dan alat berat Mesin-mesin Inventaris kantor
Dari nilai investasi tersebut, masing-masing disertai detailnya, seperti berikut ini :
Tanah, disertai sertifikat tanah. Gedung, disertai gambar layout gedung. Nilai mesin disertai dengan penawaran dari supplier mesin / invoice.
Inventaris kantor, terdiri dari ___________________________________ Kendaraan, terdiri dari ________________________________________
11. Rencana sumber dana untuk proyek pembangunan fisik perkebunan kelapa sawit adalah sebagai berikut :a. Investasi ( pinjaman ____ % ; modal sendiri ____ %)b. IDC ( pinjaman ____ % ; modal sendiri ____ %)c. Modal Kerja ( pinjaman ____ % ; modal sendiri ____ %)
Note : Rencana pencairan kredit KI pada bulan ____ tahun __ dan KMK pada bulan ____ tahun___. (sesuai skedul proyek point 13).Tingkat bunga KI _____%, bunga KMK ____%Jangka waktu pinjaman ____ tahun.Grace period ___ bulan.
12. Skedul proyek pembangunan kelapa sawit inti dari perencanaan, pengurusan ijin, pembangunan, penanaman bibit kelapa sawit sampai menghasilkan.
13. Sistematika Perkebunan Kelapa Sawit.
Pengadaan bibit dan Persemaian Pengadaan sarana dan prasarana Penanaman dan pemeliharaan
14. Skedul proses penanaman kelapa sawit dari land clearing s/d menghasilkan (waktu yang dibutuhkan)
15. Produksi kelapa sawit Asumsi profil produksi (sesuai umur tanaman), dalam Ton TBS/ha per tahun (kelas ___)
16. Asumsi Harga Jual TBS per ton (jika sdh ada kontrak, dilampirkan)
17. Rincian biaya dari TBM
a. Rincian biaya dari TBM tahun 0 yang meliputi :
Land clearing Pengawetan tanah Penanaman kacang-kacangan Penanaman kelapa sawit Pembuatan prasarana Survey dan sensus
b. Rincian biaya dari TBM tahun 1 yang meliputi :
Piringan dan gawangan Pengendalian lalang Pemupukan tanaman Pengendalian hama dan penyakit Penyisipan dan konsolidasi pokok doyong Perawatan prasarana Survey dan sensus
c. Rincian biaya dari TBM tahun 2 yang meliputi :
Piringan dan gawangan Pengendalian lalang Pemupukan tanaman Pengendalian hama dan penyakit Kastrasi dan sanitasi Penyisipan dan konsolidasi pokok doyong Perawatan parit dan konservasi tanah Perawatan prasarana Survey dan sensus
d. Rincian biaya dari TBM tahun 3 yang meliputi :
Piringan dan gawangan Pengendalian lalang Pemupukan tanaman Pengendalian hama dan penyakit Kastrasi dan sanitasi Penyisipan dan konsolidasi pokok doyong Perawatan parit dan konservasi tanah Perawatan prasarana Survey dan sensus
18. Rincian biaya pemeliharaan dan panen tanaman menghasilkan selama periode proyeksi keuangan yang meliputi :
a. Pemeliharaan TM b. Biaya panen
Detail masing-masing biaya untuk umur 4 – 7 tahun, 8 -14 tahun dan umur lebih dari 14.
19. Jangka waktu hutang usaha
20. Realisasi penjualan (jika perusahaan sudah beroperasi sebelumnya), dalam ton dan nilai.
Realisasi penjualan lima tahun terakhir (dalam rupiah dan Quantity)
21. Rencana Penjualan
Rencana penjualan kelapa sawit per tahun Alokasi penjualan ______ % lokal dan sisanya ___% diekspor. Calon pembeli / buyer yang akan dituju Kontrak penjualan kelapa sawit dengan pembeli. Harga jual kelapa sawit (= point 17) Jangka waktu penjualan kredit (perputaran piutang), _____ bulan.
22. Tenaga Kerja a. Biaya Tenaga Kerja Langsung (existing dan proyek kerjasama) Detail jumlah tenaga kerja langsung dan upah per orang
b. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung (existing dan proyek kerja sama) Detail jumlah tenaga kerja tak langsung dan gaji dari masing-masing jenjang jabatan (per orang)
23. Asumsi beban usaha (beban penjualan dan beban umum & administrasi). Diposkan oleh Wahyu Endrian di 12:26
Kebutuhan Data Studi Kelayakan Pembangunan Hotel
Dalam menyusun Laporan Studi Kelayakan Usaha, tentunya perlu di dukung dengan data-data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Berikut ini akan ditampilkan contoh kebutuhan data (kuesioner) untuk proyek Studi Kelayakan Pembangunan Hotel:
Data / dokumen yang dibutuhkan dalam penyusunan studi kelayakan proyek Renovasi Hotel ________________________ oleh PT. _______________________ dalam rangka pengajuann kredit Investasi / kredit modal kerja adalah sebagai berikut :
1. Nama Hotel _____________________
2. Kelompok hotel bintang (satu/dua/tiga/empat/lima)
3. Gambar design / layout Hotel (gambar existing dan gambar renovasi)
4. Skedul pembangunan hotel yang dilakukan :
a. Periode konstruksi bangunan hotel :
Pekerjaan struktur bangunan ( bulan _____ s/d _____ tahun _____)
Pekerjaan Lanscape (bulan ____ s/d _____ tahun ____)
Pekerjaan Arsitektur (bulan _____ s/d _____ tahun ____ )
Pekerjaan Furniture & accessories (bulan _____ s/d _____ tahun _____)
Pekerjaan ME (bulan ____ s/d _____ tahun _____)
b. Launching (bulan _____ tahun _____)
c. Komersial (bulan _____ tahun _____)
5. Pengeluaran biaya (RAB) untuk pembangunan Hotel yang , meliputi :
a. Biaya pembangunan fisik
b. Biaya arsitektur
c. Biaya furniture & accessories (termasuk restaurant, ruang meeting dll)
d. Biaya ME
e. Inventaris kantor
f. Kendaraan.
g. Dll
RAB harap disertai dengan BQ (bill of quantity) yang berasal dari kontraktor
Porsi pendanaan untuk Cost of Project (COP) tersebut : _____% pinjaman, _____% modal sendiri.
a. Pinjaman KI yang diajukan sebesar Rp ____ juta dan KMK sebesar Rp ____ jutab. Pinjaman direncanakan ditarik pada _______ (KI) dan _________ (KMK)c. Jangka waktu angsuran ...... tahun.d. Tingkat suku bunga KI _____%e. Tingkat suku bunga KMK _____ %f. Grace Period6. Manajemen hotel dikelolah sendiri atau bekerjasama dengan pihak lain ?
Jika bekerjasama dg pihak lain, mohon surat kontraknya / MOU dilampirkan.
7. Data perseroan, meliputi :
a. Foto Copy Akte Pendirian Perusahaan dan Perubahannya.
b. Curriculum Vitae pengurus (direksi dan komisaris).
c. Struktur organisasi Perusahaan & job diskripsinya.
d. Rencana SDM, meliputi jumlah karyawan Hotel berdasarkan jabatan atau fungsinya dan rencana gaji yang diberikan dalam sebulan
e. Laporan keuangan Perusahaan tahun 2007s/d 2010 (audit).
f. Foto Copy Legalitas lainnya (NPWP, ITUP (Izin Tempat Usaha Pariwisata), SIUP, Fatwa Planologi)
g. Batas wilayah Hotel dan potensi wilayah sekitar hotel (Gambaran detail lokasi hotel dan aksesibilitasnya)
h. Copy akta tanah lokasi hotel.
8. Pendapatan Kamar
a. Jenis kamar
b. Room rate
c. Jumlah kamar hotel (existing dan new)
d. Data tingkat hunian hotel sejak hotel berdiri sampai dengan sekarang.
9. Peruntukan ruangan yang dioperasikan selain kamar, seperti :
a. Ruang Meeting
Kapasitas / jumlah orang per ruang
Jenis ruang rapat dan tarif sewa per ruang
Rencana penjualan (occupancy rate) ruang meeting yang disewakan
b. Toko
Rencana penjualan (omzet)
Beban Pokok Penjualan barang dagangan (% dari penjualan)
c. Restaurant
Kapasitas orang per ruang
Tarif per orang (breakfast, lunch, dinner)
d. Lain-lain (seperty gym, cofee shop dll)
Penjelasan seperti ruangan yang lain untuk masing-masing peruntukan.
Jika peruntukan ruang tersebut diatas, tidak ada investasi furniture, maka diasumsikan ruangan tersebut disewakan.Diposkan oleh Wahyu Endrian di 23:15 Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook
Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Dalam menentukan kelayakan menggunakan IRR (Iinternal rate of return) maupun NPV (net present value) dalam studi kelayakan usaha ( feasibility study ) tentunya harus menghitung terlebih dahulu discount rate berupa Weighted Average Cost f Capital (WACC). Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menentukan WACC dengan menggunakan contoh kasus, yaitu :
Biaya proyek pembangunan Villa oleh PT. AAA ini terdiri dari aktiva tetap dan modal kerja, sebesar Rp 86.439.541.990,-.
KETERANGAN Nilai Buku
% Rp 000
INVESTASI
Tanah 1.269.587.629 1,47%
Bangunan 8.332.798.732 9,64%
Infrastruktur 3.072.300.000 3,55%
External 5.887.946.823 6,81%
Mesin 900.000.000 1,04%
Inventaris 483.000.000 0,56%
Kendaraan 1.500.000.000 1,74%
Biaya Perijinan & Pra Operasi 1.540.000.000 1,78%
sub total 2.985.633.184 26,59%
IDC 1.341.709.167 1,55%
Total Investasi 24.327.342.350 28,14%
Modal Kerja 62.112.199.639 71,86%
Total Biaya Proyek 86.439.541.990 100,00%
Sedangkan komposisi permodalan untuk investasi tersebut adalah sebagai berikut :
Komposisi Permodalan Rp. 000 %
Investasi
Pinjaman KI 14.115.000.000 16%
Modal Sendiri 8.870.633.184 10%
Sub Total Investasi 22.985.633.184 27%
IDC
KI IDC - 0%
Modal Sendiri 1.341.709.167 2%
Sub total IDC 1.341.709.167 2%
Modal Kerja
KMK 40.373.000.000 47%
Modal Sendiri 21.739.199.639 25%
Sub Total Modal Kerja 62.112.199.639 72%
Total Cost of Project 86.439.541.990 100%
Sumber dana dalam proyek ini dengan komposisi seperti dalam tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kebutuhan investasi sebesar Rp 22.985.633.184,- dibiayai dari pinjaman atau kredit invetasi (KI) sebesar Rp 14.115.000.000,- dan sisanya sebesar Rp 8.870.633.184,- dibiayai dari modal sendiri.
2. Interst During Construction sebesar Rp. 1.341.709.167,- dibiayai dari modal sendiri.
3. Kebutuhan modal kerja sebesar Rp 62.112.199.639,- dibiayai dari pinjaman atau kredit modal kerja (KMK) sebesar Rp 40.373.000.000,- dan sisanya sebesar Rp 21.739.199.639 dibiayai dari modal sendiri.
4. Tingkat bunga pinjaman KI sebesar 14,5% per tahun sedangkan KMK 14%.
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital) :
1. Langkah pertama adalah menghitung cost of debt (CoD) terlebih dahulu. Dalam kasus ini, terdapat dua jenis pinjaman (debt) yaitu pinjaman Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK), sehingga kedua pinjaman (debt) tersebut harus kita hitung terlebih dahulu cost of debt - nya. Rumus yang digunakan untuk menghitung cost of debt adalah CoD KI = tingkat suku bunga KI x (1- pajak yang berlaku), CoD KMK = tingkat suku bunga KMK x (1- pajak yang berlaku). Perhitungannya adalah sebagai berikut, CoD KI = 14,5% x (1- 25%) = 10,875% ; CoD KMK = 14% x (1-25%) = 10,5%.
2. Langkah selanjutnya adalah menghitung Cost of Equity (CoE). Rumus yang akan digunakan adalah CoE = Risk Free Rate + (Beta x Equity Risk Premium) + Country Risk Premium + Specific Risk. Risk free rate di ambil dari Surat Utang Negara (SUN) yang berlaku, diasumsikan SUN sebesar 7,9156% tgl 24 juni 2010, asumsi Beta adalah 1,38 ; Equity Risk Premium 7,5%; Country Risk Premium 0%; dan Specific Risk 2%. Maka CoE adalah = 7,9156% + (1,38 x 7,5%) + 0% + 2% = 20,26%.
3. Langkah selanjutnya adalah menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital). pada tahapan ini, akan ada tiga perhitungan yaitu menghitung WACC KI, WACC KMK dan WACC Ekuitas (modal sendiri). Pertama kita akan menghitung WACC ki dengan rumus sebagai berikut WACC KI = CoD KI x Weight KI, sehingga WACC KI = 10,875% x 16% = 1,74%; WACC KMK = CoD KMK x Weight KMK, sehingga WACC KMK = 10,5% x 47% = 4,935%; dan WACC Equity = CoE x Weight, sehingga WACC Equity = 20,26% x (1-16%-47%)= 7,4962%. Setelah WACC KI,KMK dan Equity diketahui, maka WACC proyek adalah WACC KI + WACC KMK + WACC Equity = 1,74% + 4,935% + 7,4962% = 14,1712%.
Setelah WACC Proyek diketahui, maka WACC tersebut dapat dijadikan dasar untuk menentukan layak atau tidaknya sebuah proyek dengan menggunakan IRR (internal rate of return) dan NPV (net present value).
Selamat Belajar Studi Kelayakan Usaha. Semoga Sukses ^_^
MENGHITUNG NET PRESENT VALUE
Untuk menentukan layak atau tidaknya sebuah investasi dalam laporan studi kelayakan usaha (feasibility study) dapat di ukur dengan berbagai macam parameter. Misalnya adalah Net Present Value, Internal Rate of Return, Payback Period, Benefit Cost Ratio, dan lain-lain. Pembahasan pertama adalah bagaimana menentukan kelayakan proyek dengan menggunakan Net Present Value (NPV).Rumus untuk mencari Net Present Value adalah =NPV(rate,value1,[value2],…. Untuk lebih memudahkan dalam mencari NPV di dalam Ms. Excel, akan dijelaskan dengan menggunakan contoh kasus. Investasi : Rp. 10.000.000.000,-; Disc.Rate : 25% ; Net Cash Flow: Tahun ke-1 Rp 3.000.000.000,-, tahun ke-2 Rp 3.500.000.000,-, tahun ke-3 Rp 4.000.000.000,-, tahun ke-5 Rp 4.500.000.000,-, tahun ke-6 Rp 5.000.000.000,-, tahun ke-6 Rp 5.500.000.000,-Dasar penentuan kelayakan proyek :Jika NPV > 0, investasi layak, jika NPV < npv =" 0,">Selanjutnya, untuk memudahkan, penyusunan data di sesuaikan dengan gambar di atas. Selanjutnya ketik rumus =NPV(B2,B3:B10), penjelasan : B2 : Discount Rate 25%B3:B10 : Net Cash Flow Tahun ke 1 s/d ke 6Hasilnya adalah NPV menjadi 1.289.113.600, NPV > 0, maka proyek layak untuk dilaksanakan.
Penilaian Investasi dalam Ms.Excel dengan Metode IRR (Internal Rate of Return)
Pada edisi 231 (Tabloid PC Plus) sebelumnya, telah dibahas metode penilaian investasi dengan metode NPV (Net Present Value) dengan menggunakan Ms.Excel. Untuk menilai studi kelayakan usaha (feasibility study) layak atau tidak dijalankan, selain metode tersebut ada metode yang lain yang bisa digunakan untuk menilai sebuah bisnis (investasi), yaitu IRR (Internal Rate of Return). Untuk menjalankannya, ikuti langkah-langkah dibawah ini:
1. Kita ambil contoh saja, A mempunyai usaha rumah makan dengan Investasi awal Rp70.000 . Penerimaan pada tahun pertama adalah sebesar Rp12.000, tahun ke dua Rp15.000, tahun ke tiga Rp18.000, tahun ke empat Rp21.000, dan tahun ke lima adalah Rp26.000.
2. Masukkan data tersebut seperti pada gambar.3. Misalnya untuk mengetahui IRR setelah tahun ke empat, gunakan IRR
worksheet function IRR(C3:C7), sehingga akan didapat hasil IRR setelah tahun ke empat adalah –2,12%.
4. Jika Ingin mengetahui IRR setelah tahun ke lima, gunakan IRR(C3:C8), dan akan didapat hasil IRR sebesar 8,66%. Selamat mencoba.
Selamat Belajar Studi kelayakan Usaha ^_^
Diposkan oleh Wahyu Endrian di 14:34 Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook
CONTOH PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN » NERACA & L/R
Nah, sebelumnya kita harus tahu data-data apa saja yang harus kita
kumpulkan sebelum membuat proyeksi laporan keuangan. Lengkapnya klik
disini
Contoh PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN » L/R
a. Laporan L/R Tahun 2011 dan Laporan Proforma 2012
LANGKAH I
PT. EMAK BAPAK
Laporan L/R per 31 Desember 2011 dan Laporan L/R Proforma 31
Desember 2012
2011 2012 (Proforma)
Penjualan Bersih 34.450.288.5
60
48.230.403.98
4
(naik 40% dr Penjualan
bersih 2011)
HPP 27.498.976.3
40
38.498.566.87
6
(naik 40% dr Penjualan
bersih 2011)
Laba Kotor 6.951.312.22
0
9.731.837.108
Biaya
Operasional
4.539.792.01
2
4.823.040.398
(dibulatkan)
(naik 10% dr Penjualan
bersih 2012)
EBIT 2.411.520.20
8
4.908.796.710
Biaya Bunga (6.151.110) 964.608.080
(Dibulatkan)
(naik 2% dr Penjualan
bersih 2012)
EBT 2.405.369.09
8
3.944.188.630
Pajak 20% (481.073.820) 788.837.726
Laba Bersih 1.924.295.27
8
3.155.350.904
Note : Proyeksi menggunakan Persentase Penjualan
Analisa pertama adalah pada akun penjualan, hal ini dikarenakan
pendapatan terbesar dr perusahaan adalah dari penjualan. Pada umumnya
penjualan akan mengalami kenaikan penjualan setiap tahun karena
dipengaruhi oleh waktu uang dan inflasi yang mempengaruhi harga bahan
baku, kenaikan upah buruh dan sebagainya.
KELEMAHAN PERSENTASE PENJUALAN
Berdasarkan data yang saya peroleh bahwa proyeksi Laporan keuangan
dengan metode penjualan adalah kurang akuransinya angka hasil proyeksi.
Hal ini terjadi akibat digunakannya rasio historis antara penjualan dan HPP,
biaya operasi, dan biaya bunga. Rasio ini akan menimbulkan kesan bahwa
semua kompunen biaya adalah biaya variable atau tidak ada biaya tetap.
Masalah akan muncul jika terjadi penurunan atau kenaikan volume
penjualan. Perubahan pada volume penjualan akan diikuti oleh perubahan
persentase yang sama besarnya dalam ketiga factor tersebut. Hal ini
mengurangi tingkat akuransi proyeksi laporan yang kita buat..
Tetapi kelemahan ini dapat dihilangkan dengan cara membagi komponen-
kompunen biaya menurut sifat masing-masing. Misalnya setiap kompunen
biaya dipilih menjadi biaya variable dan biaya tetap. Setelah itu ditetapkan
besarnya persentase untuk tiap kompunen biaya.
Misalnya besar biaya persentase biaya variable untuk biaya operasi adalah
10% dari penjualan.
LANGKAH II
PT. EMAK BAPAK
Laporan L/R per 31 Desember 2011 dan Laporan L/R Proforma 31
Desember 2012
2011 2012
Penjualan Bersih 34.450.288.560 48.230.403.984
HPP:
Variabel
- Tetap
7.498.976.340
20.000.000.000
10.498.566.876*
20.000.000.000
Laba Kotor 6.951.312.220 17.731.837.108
Biaya Operasional
- Variabel
- Tetap
3.445.028.856
1.094.763.156
4.823.040.398 (dibulatkan)**
1.094.763.156
EBIT 2.411.520.208 5.917.803.554
Note :
Jelas kita lihat perbedaan yang begitu besar dari perolehan EBIT. Terutama
kita lihat dari laporan proforma (2012) yang sebelumnya kita peroleh
3.155.350.904 menjadi 5.917.803.554 terjadi kenaikan. Hal ini disebabkan
adanya perhitungan biaya tanpa pemilahan sifat, setiap kenaikan penjualan
akan diikuti persentase yang sama dengan biaya-biaya.
Diperolehnya angka :
a. 7.498.976.340 + (40% x 7.498.976.340) = 10.498.566.876*
b. 20.000.000.000 angkanya selalu tetap karena fix cost besarnya tetap
disetiap tahunnya;
c. 48.230.403.984 x 10% = 4.823.040.398 (dibulatkan)**
d. 1.094.763.156 angkanya selalu tetap karena fix cost besarnya tetap
disetiap tahunnya;
Jadi kalau menurut saya, apabila perusahaan yang kita buat adalah
perusahaan lingkup kecil tanpa menghiraukan adanya
penggolongan biaya (variable atau tetap) dengan kata lain
perusahaan mengatakan semua biaya adalah biaya variable maka
langkah pertama yang akan kita ambil. TETAPI
Apabila perusahaan lingkup besar atau di golongkan setiap
kompunen biaya maka langkah II yang kita pakai dalam menuyusun
proyeksi. Apalagi kita ketahui bahwa volume penjualan di
perusahaan itu tinggi baik penurunan atau kenaikannya.
Contoh PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN » NERACA
1. Kita menyiapkan data laporan L/R tahun sebelumnya (kita tarik contoh
laporan 1 dan 2 tahun sebelumnya atau lebih).
PT. EMAK BAPAK
Neraca
Per 31 Desember 2011 (dalam Rp)
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar KEWAJIBAN LANCAR
Kas dan
Bank
193.012.944 Hutang Dagang 6.185.561.70
5
Piutang
Dagang
6.804.869.31
3
Hutang Pajak 1.130.836.95
5
Persedia
an
Barang
Daganga
n
3.493.722.14
0
Hutang Bank 2.684.946.08
7
Jumlah
AKtiva
Lancar
10.491.604.3
97
Hutang Lancar
Lainnya
1.057.313.55
6
AKTIVA TETAP
Jumlah
Kewajiban
Lancar
11.058.658.3
03
Inventari
s
840.454.185EKUITAS
Akm
Penyusut
an
(523.279.228
)
Modal 1.050.000.00
0
Jumlah
Aktiva
Tetap
317.174.957 Laba (Rugi)
Ditahan
(3.453.883.7
85)
Jumlah
AKTIVA
10.808.779.
354
Laba (Rugi)
Tahun Berjalan
2.154.004.83
7
Jumlah Ekuitas (249.878.948
)
Jumlah
Kewajiban+Ek
uitas
10.808.779.
354
2. Menganalisa akun-akun mana saja yang diperkirakan akan naik, dan
dituangkan kedalam Neraca Proforma. Jika dalam perhitungan tersebut
terjadi ketidakseimbangan antara pos Aktiva dan Pos Pasiva, maka kita
diperbolehkan membuat angka penyeimbang (plug figure) sehingga menjadi
seimbang.
PT. EMAK BAPAK
Neraca Proforma
Per 31 Desember 2012 (dalam Rp)
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar KEWAJIBAN LANCAR
Kas dan
Bank
193.012.94
4
Hutang Dagang 2.009.600.16
6
Piutang
Dagang
2.009.600.
166
Hutang Pajak 1.130.836.95
5
Persediaan
Barang
Dagangan
3.493.722.
140
Hutang Bank 2.684.946.08
7
Jumlah
AKtiva
Lancar
5.696.335.
250
Hutang Lancar
Lainnya
1.057.313.55
6
AKTIVA TETAP
Jumlah
Kewajiban
Lancar
6.882.696.76
4
Inventaris 840.454.18
5EKUITAS
Akm
Penyusuta
(523.279.2 Modal 1.050.000.00
n 28) 0
Jumlah
Aktiva
Tetap
317.174.95
7
Laba (Rugi)
Ditahan
2.463.919.76
9
Angka
Penyeimba
ng
6.537.111.
163
Jumlah AKTIVA
12.550.621.370
Laba (Rugi)
Tahun Berjalan
2.154.004.83
7
Jumlah Ekuitas 5.667.924.60
6
Jumlah
Kewajiban+Ek
uitas
12.550.621.
370
ANALISA :
a. Analisa pertama adalah peningkatan omzet penjualan sebesar 40% dan
jumlah rata-rata piutang diperkirakan sebesar 50%. Dengan demikian rata-
rata umur piutang adalah 50% x 30 hari = 15 hari. Jadi (15/360) x
48.230.403.984 = 2.009.600.166 (dibulatkan).
b. Sekarang disisi Pasiva . Harga pokok pembelian bahan-bahan adalah 25%
dari harga penjualan yi : 25% x 48.230.403.984 = 12.057.600.996 dan umur
rata-rata hutang adalah 60 hari maka besarnya taksiran hutang dagang
adalah 60/360 x 12.057.600.996 = 2.009.600.166 (dibulatkan).
c. Besarnya R/E mengalami perubahan yaitu 2.463.919.769 asalnya dari
((3.453.883.785) + 5.917.803.554)
S
CONTOH LAIN KASUS TENTANG PENYUSUTAN
Untuk mengetahui macam-macam metode penyusutan klik disini
PENYUSUTAN TAHUN PARSIAL
Kebijakan penyusutan tahun parsial yang lain adalah
1. Mencatat penyusutan sebulan penuh atas aktiva yang dibeli pada atau
sebelum tanggal 15 dan;
2. Tidak mencatat penyusutan atas aktiva yang dibeli sesudah tanggal 15.
Contoh :
Pada tanggal 3 Juli PT. EMAK BAPAK membeli mesin seharga 100juta, Nilai
Residu 20 juta, Nilai Ekonomis umur mesin 10 tahun. Berapa penyusutannya
jika menggunakan garis lurus?
Jawab dengan asumsi 1.
Penysutan 1 tahun penuh = (100juta – 20 juta) / 10 = 8juta
Penyusutan tahun parsial = 8juta x 6/12 =
(Juli – Desember = 6 bulan, karena tanggal berada di posisi dibawah tanggal
15 maka dianggap 1 bulan penuh).
Contoh :
Pada tanggal 17 Juli PT. EMAK BAPAK membeli mesin seharga 100juta, Nilai
Residu 20 juta, Nilai Ekonomis umur mesin 10 tahun. Berapa penyusutannya
jika menggunakan garis lurus?
Jawab dengan asumsi 2.
Penysutan 1 tahun penuh = (100juta – 20 juta) / 10 = 8juta
Penyusutan tahun parsial = 8juta x 5/12 =
(Agustus – Desember = 5 bulan, karena tanggal berada di posisi diatas
tanggal 15 maka di bulan juli tidak dikenai penyusutan).
MENGUBAH UMUR MANFAAT AKTIVA YANG DAPAT DISUSUTKAN
Umur manfaat adalah merupakan estimasi yang didasarkan pada history
terhadap masa manfaat aktiva yang sama, atau dengan tingkat
pemanfaatannya misalnya tingkat menghasilkan produk setiap periode. Oleh
karena estimasi tersebut bisa juga mengalami perubahan, seperti bisa dilihat
dicontoh berikut.
Contoh :
Pada tanggal 3 Juli 2010 PT. EMAK BAPAK membeli mesin seharga 100juta,
Nilai Residu 20 juta, Nilai Ekonomis ditaksir 10 tahun kedepan (Juli 2020).
Berapa penyusutannya jika menggunakan garis lurus?
Penyusutan 1 tahun penuh = (100juta – 20 juta) / 10 = 8juta
Jadi perusahaan akan menyusutkan sebesar 8juta setiap tahunnya selama
10 tahun.
TETAPI, di akhir tahun ke-delapan PT. EMAK BAPAK melihat bahwa kondisi
mesin masih kuat untuk bisa berproduksi sampai 4 tahun lagi. Oleh karena
itu perubahan nilai penyusutan terhadap Umur ekonomis mesin akan
berpengaruh terhadap biaya penysutan untuk tahun ke-9 sampai tahun ke-
12.
Jawab :
Karena estimasi akuntansi berubah, sisa nilai buku aktiva yang dapat
disusutkan disebarkan ke umur manfaat aktiva yang tersisa.
Penyusutan garis lurus selama 8 tahun = (100juta-20juta)/10 = 8 juta/th
= 8 juta x 8 = 64 juta
Nilai buku mesin yang dapat disusutkan yang tersisa (biaya – akumulasi
penyusutan – nilai residu) adalah :
100 juta – 64 juta – 20 juta = 16 juta.
Karena perusahaan yakin mesin itu akan bisa beroperasi sampai tahun 2022
(2019-2022 = 4 tahun), maka perusahaan akan menghitung kembali
penyusutannya :
Nilai Buku Mesin yang
dapat disusutkan yang
tersisa
: Estimasi Umur manfaat
yang Tersisa (Baru)
= Penyusutan
Tahunan
(Baru)
16 juta : 4 = 4 juta
Pada tahun ke – 9 (2019) sampai tahun 12 (2022), ayat jurnal penyusutan
tahunan berdasarkan umur manfaat yang baru adalah :
Beban penyusutan mesin 4 juta
Akumulasi Penyusutan mesin 4 juta
MEMAKAI AKTIVA YANG TELAH DISUSUTKAN SEPENUHNYA
Istilahnya bahwa tidak ada lagi umur manfaatnya dan tidak ada pencatatan
penyusutannya. Oleh karena itu perusahaan akan membuang atau
menjualnya. Tapi tidak menutup kemungkinan perusahaan akan
memanfaatkan mesin tersebut untuk operasi. Dalam pencatatanny apabila
mesin masih bisa digunakan maka akumulasi penyusutan dan mesin itu
masih tetap dimunculkan dalam neraca, tetapi tidak ada penyusutan
tambahan yang dicatat.
1. MELEPAS AKTIVA
Pada akhirnya aktiva akan rusak atau menjadi using. Perusahaan bisa
menjual atau menukarnya. Jika tidak maka aktiva itu akan menjadi barang
rongsokan.
Untuk mencatat pelepasan aktiva tetap perusahaan melakukan :
a. Mengkredit akun aktiva
b. Mendebet akumulasi penysutan.
Contoh :
Pada tanggal 3 Juli 2010 PT. EMAK BAPAK membeli mesin seharga 100juta,
Nilai Residu 20 juta, Nilai Ekonomis ditaksir 10 tahun kedepan (Juli 2020).
PT. EMAK BAPAK akan melepaskan peralatan ketika penyusutan tahun
terakhirnya baru dicatat yaitu di tahun 2020. Biayanya 10 juta dan tidak ada
nilai residu. Jadi toal akumulasi penyusutannya adalah 10 juta. Aktiva ini
tidak dapat dijual atau ditukar, sehingga aktiva ini dikategrikan sebagai
barang rongsokan.
Jurnal melepas aktiva tetap ini adalah :
Akumulasi Penyusutan Aktiva 10 juta
Aktiva tetap 10juta
Jika aktiva sebelum disusutkan sepenuhnya misal tahun 2015, maka terjadi
kerugian yang sama dengan nilai buku aktiva. Anggaplah aktiva itu laku
dijual 10 juta. Padahal ketika menghitung dengan garis lurus akumulasi
penysutannya adalah 8 juta. Maka terjadi kerugian terhadap nilai bukunya.
Jurnal mencatat pelepasan aktiva :
AKumulasi penyusutan aktiva8 juta
Kerugian pelepasan AKtiva 2 juta
Aktiva tetap 10juta
Kerugian ini akan dicatat sebagai beban pd L/R.
2. MENJUAL AKTIVA TETAP
Contoh :
Pada tanggal 3 Juli 2010 PT. EMAK BAPAK membeli mesin seharga 100juta,
Nilai Residu 20 juta, Nilai Ekonomis ditaksir 10 tahun kedepan (Juli 2020).
Pada Desember 2015 perusahaan menjual mesin dengan harga 40 juta.
Jawaban :
a. Memperbarui penyusutan selama 6 bulan yaitu 3 juli – Desember
Jurnalnya adalah :
Beban Penyusutan ((100juta – 20 juta)/10 x 6/12) Rp 4juta
Akumulasi penyusutan mesin Rp 4juta
Sekarang Kita lihat Buku Besarnya :
Untuk Mesin
Mesin
3 Juli 2010
Des 2015
Saldo
D
100 juta
0
K
100 juta
Akumulasi Penyusutan Mesin
Akumulasi
Penyusutan
31 Des 2010
31 Des 2011
31 Des 2012
31 Des 2013
31 Des 2014
Des 2013
Des 2015
Saldo
D
44 juta
0
K
4 juta
8 juta
8 juta
8juta
8juta
8juta
44 juta
Jadi nilai bukunya adalah 100 juta – 44 juta = 56 juta.
Dengan nilai buku 56 juta perusahaan menjual seharga 40 juta maka akan
mengalami kerugian sebesar 16 juta (56-40).
Jurnalnya adalah :
Kas 40 juta
Akumulasi penyusutan 44 juta
Kerugian atas penjualan mesin 16 juta
Mesin 100juta.
Ketika mencatat penjualan maka yang harus dilakukan perusahaan adalah :
a. Menghapus saldo akun aktiva (mesin) dan akun akumulasi
penyusutan;
b. Mencatat keuntungan atau kerugian.
Contoh diatas adalah apabila peruusahaan menjual dibawah nilai
buku maka akantrejadi kerugian, tapi apabila perusahaan menjual
diatas nilai buka maka jurnalnya :
Kas XXX
Akumulasi Penyusutan XXX
Keuantungan atas penjualan mesin XXX
Mesin XXX
3. MENUKAR AKTIVA TETAP
Perusahaan seringkali menukar akiva tetapnya yang lama dengan yang
baru. Pertukaran yang paling umum adalah tukar tambah.
a. Tidak ada keuantungan atau kerugian pertukaran
Contoh :
Mesin Lama 100 juta, dan memiliki akumulasi penyusutan 44 juta. Oleh
karena itu nilai bukunya adalah 56 juta. Perusahaan menukar mesin lama
dengan mesin baru dengan membayar tunai 60 juta.
Jurnalnya untuk tukar tambah mobil pengantar yang lama dengan yang baru
:
Mesin baru 116 juta
Akumulasi mesin lama 44 juta
Mobil Lama 100 juta
Kas 60 juta
b. Kerugian Pertukaran
Tukar tambah dapat mengakibatkan kerugian. Ini terjadi apabila nilai pasar
aktiva yang baru yang diterima kurang dari jumlah total yang diberikan-nilai
buku aktiva lama ditambah setiap kas yang dibayarkan. Kita tidak pernah
mencatat aktiva lebih besar dari nilai pasarnya.
Dengan contoh diatas apabila nilai pasar aktiva baru yang diterima adalah
80 juta.
Perhitungannya :
Nilai pasar mesin baru yang diterima 80 juta
Nilai yang diberikan :
Nilai buku mesin lama ditukar tambah 56 juta
Kas yang dibayar 60 juta 116 juta
Kerugia pertukaran (36 juta)
Jurnalnya :
Mesin baru 80 juta
Akumulasi penyusutan 44 juta
Kerugian pertukaran aktiva 36 juta
Mobil lama 100 juta
Kas 60 juta
PENCATATAN PENYUSUTAN AKTIVA PERUSAHAAN
Standar akuntansi keuangan (2002;17) menyatkan bahwa jumlah yang dapat
disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat
aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode apapun yang
dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalahperlu, tanpa memandang
tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat
menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke
periode.
Adapun metode penyusutan yang biasanya digunakan adalah terdiri dari:
a. Metode penyusutan yang berdasarkan waktu yaitu metode garis
lurus, metode pembebanan yang menurun yang terdiri dari metode jumlah
angka tahun dan metode saldo menurun atau metode saldo menurun
berganda.
b. Metode penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode jam jasa
danmetode jumlah unit produksi.
c. Metode penyusutan yang berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode
berdasarkan jenis kelompok, metode analisis, metode sistem persediaan.
1. Depresiasi
Merupakan sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara
sistematis dialokasikan menjadi beban pada setiap periode akuntansi. ATAU
Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama
manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Depresiasi -> biaya
yang akan mengurangi Laba bersih, tetapi tidak masuk dalam arus kas
keluar. Sehingga tidak akan ada dana dari aktiva untuk penggantian. Dana
untuk penggantian berasal dari pendapatan.
Revisi Tarif Depresiasi apabila :
• Karena penentuan tarif depresiasi (umur aktiva) hanya merupakan
perkiraan maka sering terjadi tidak tepat, untuk itu perlu direvisi.
• Perubahan perkiraan harus ditangani dalam periode berjalan dan periode
prospektif. Periode yang sudah berjalan tidak mungkin dilakukan revisi
Alasan dilakukannya depresiasi adalah :
a. Faktor-faktor fisik yang mengurangi masa pemakaian dari aktiva tetap itu
sendiri misalnya kerusakan atau masa aus;
b. Ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu
diganti. Atau mungkin adanya permintaan terhadap suatu produk/jasa yang
dihasilkan.
Faktor-faktor yang menentukan biaya depresiasi/penyusutan adalah :
- Harga perolehan : dana atau utang dan biaya-biaya lain yang harus
dikeluarkan untuk memperoleh aktiva.
- Nilai sisa (Residu) : jumlah yang diterima bila aktiva tersebut dijual, ditukar
atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak digunakan, dikurangi
dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menakarnya.
- Taksiran Umur Kegunaan : dipengaruhi oleh cara-cara oemeliharaan dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini
bisa dinyatakan dalam suatu periode waktu, satuan hasil produksi, atau pun
satuan jam kerjanya
2. Deplesi
Proses pengalokasian harga perolehan sumber alam menjadi biaya selama
manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.
• Sumber Alam (minyak bumi, tambang lainnya, kayu)-> aktiva yang dapat
habis, dikonsumsi secara fisik selama periode penggunaan dan tidak
menyisakan karakter fisik
• Deplesi -> untuk menghapus aktiva sumber alam ini, akan mengurangi
aktiva sumber alam (bukan menjadi Biaya Deplesi)
• Harga perolehan sumber alam:
– cost akuisisi -> harga yang dibayarkan untuk memperoleh hak mencari
dan menemukan sumber alam yang belum ditemukan atau membeli lisensi
jika sumber alam ini telah ditemukan
– cost eksplorasi -> biaya untuk menemukan sumber alam
full cost approach -> gagal dan berhasil diakui
successful effort approach -> hanya yang berhasil diakui
– Cost Pengembangan:
peralatan berujud -> peralatan yang diperlukan untuk menambang sumber
alam (biasanya tidak diikutkan dalam penghitungan deplesi)
cost pengembangan tidak berujud -> biaya yang tidak mempunyai karakter
fisik tetapi diperlukan untuk produksi sumber alam, misal: biaya pengeboran,
pembuatan lorong, gua, sumur dsb)
– Cost restorasi (perbaikan) ->diikutkan dalam perhitungan deplesi
3. Amortisasi
Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tidak berwujud menjadi biaya
selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.
l Aktiva tidak berwujud dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilainya.
l Jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud harus dialokasikan
secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.
l Pada umumnya masa manfaat suatu aktiva tidak berwujud tidak boleh
melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva siap digunakan
l Jika pola konsumsi tidak dapat ditentukan dengan handal maka harus
digunakan metode garis lurus.
l Biaya amortisasi diakui sebagai beban kecuali PSAK lainnya mengizinkan atau
mengharuskan untuk dimasukkan ke dalam nilai tercatat aktiva lain.
Metode perhitungan Depresiasi/Penyusutan
1. Metode Garis Lurus ( Straight Line Method )
Merupakan metode depresiasi/penyusutan yang paling sederhana dan
banyak digunakan.
Rumus : HP-NR / UE
Ket : HP = Harga Perolehan
NR = Nilai Residu
UE = Umur Ekonomis
Contoh :
PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp
5.000.000, UE selama 5 tahun. Berapa penyusutan tiap tahunnya?
Perhitungannya :
1. Masukkan Rumus
Depresiasi = HP-NR / UE
= 20.000.000-5.000.000 / 5
= 3.000.000
2. Membuat tabel untuk mengetahui jumlah penyusutan tiap tahunnya :
Tahu
n Ke-
Depresia
si
(D)
Akumulasi
Penyusuta
n (K)
Total
Akumulasi
Penyusuta
n
Nilai Buku
Aktiva
(N)=N-K
0 20.000.00
0
1 3.000.00
0
3.000.000 3.000.000 17.000.00
0
2 3.000.00 3.000.000 6.000.000 14.000.00
0 0
3 3.000.00
0
3.000.000 9.000.000 11.000.00
0
4 3.000.00
0
3.000.000 12.000.00
0
8.000.000
5 3.000.00
0
3.000.000 15.000.00
0
5.000.00
0
Ket : di akhir tahun ke -5 akan terdapat nilai 5.000.000 merupakan nilai sisa
(residunya).
3. Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.000.000
Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.000.000
Akumulasi Depresiasi 3.000.000
Catatan : Nilai depresiasi adalah selalu sama di tahun 1 – 5
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000
Mesin 3.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000
Mesin 3.000.000
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin3.000.000
Akumulasi Dpresiasi 3.000.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 6.000.000
Mesin 6.000.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk
mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga
sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah
20.000.000-3.000.000 = 17.000.000 dan di akhir tahun ke dua
adalah 17.000.000-3.000.000=14.000.000 dst.
2. Metode Jam Jasa ( Services Hours Method )
Didasarkan kepadan anggapan bahwa aktiva akan cepat rusak bila
digunakan pada kapasitas penuh. Maka beban depresiasi dihitung dengan
dasar satuan jam jasa.
Rumus : HP-NR / n
Ket : HP = Harga Perolehan
NR = Nilai Residu
n = Taksiran jam jasa
Contoh :
PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp
5.000.000, dan dapat digunakan selama 10.000jam dengan perincian
sebagai berikut Tahun pertama 3000 jam, kedua 2500jam, ke tiga 2000jam,
tahun keempat 1500jam dan kelima 1000jam. Berapa penyusutan tiap
tahunnya?
Perhitungannya :
1. Masukkan rumus
Depresiasi = HP-NR / n
= 20.000.000-5.000.000 / 10.000
= Rp 1.500
2. Membuat tabel depresiasi
Tahu
n Ke-
Depresias
i
(D)
Akumulasi
Penyusuta
n (K)
Total
Akumulasi
Penyusuta
Nilai Buku
Aktiva
(N)=N-K
n
0 20.000.00
0
1 3.000x15
00
4.500.000 4.500.000 15.500.00
0
2 2500x150
0
3.750.000 8.250.000 11.750.00
0
3 2000x150
0
3.000.000 11.250.00
0
8.750.000
4 1500x150
0
2.250.000 13.500.00
0
6.500.000
5 1000x150
0
1.500.000 15.000.00
0
5.000.00
0
3. Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.500.000
Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.750.000
Akumulasi Depresiasi 3.750.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000
Mesin 4.500.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 3.750.000
Mesin 3.750.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk
mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga
sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah
20.000.000-4.500.000 = 15.500.000 dan di akhir tahun ke dua
adalah 15.500.000-3.750.000=11.750.000 dst.
INFO TAMBAHAN BISA DILAKUKAN BISA TIDAK SESUAI
KEINGINAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin4.500.000
Akumulasi Dpresiasi 4.500.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 8.250.000
Mesin 8.250.000
3.Metode Hasil Produksi ( Productive Output Method )
Umur kegunaan aktiva dihitung dalam satuan jumlah unit hasil produksi.
Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga
depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai fluktuasi unit produksi.
Contoh :
PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp
5.000.000, dan dapat digunakan selama 50.000 unit dengan perincian
sebagai berikut Tahun pertama 18000 unit, kedua 15000unit, ke tiga 10.000
unit, tahun keempat 5000unit dan kelima 2000 unit. Berapa penyusutan tiap
tahunnya?
Perhitungannya :
1. Masukkan rumus
Depresiasi = HP-NR / n
= 20.000.000-5.000.000 / 50.000
= Rp 300
2. Membuat tabel depresiasi
Tahu
n Ke-
Depresias
i
Akumulasi
Penyusuta
n (K)
Total
Akumulasi
Penyusuta
Nilai Buku
Aktiva
(D) n (N)=N-K
0 20.000.00
0
1 18.000x3
00
5.400.000 5.400.000 14.600.00
0
2 15.000x3
00
4.500.000 9.900.000 10.100.00
0
3 10.000x3
00
3.000.000 12.900.00
0
7.100.000
4 5000x300 1.500.000 14.400.00
0
5.600.000
5 2000x300 600.000 15.000.00
0
5.000.00
0
3. Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 5.400.000
Akumulasi Depresiasi Rp 5.400.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.500.000
Akumulasi Depresiasi 4.500.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 5.400.000
Mesin 5.400.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000
Mesin 4.500.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk
mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga
sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah
20.000.000-5.400.000 = 14.600.000 dan di akhir tahun ke dua
adalah 14.600.000-4.500.000=10.100.000 dst.
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin5.400.000
Akumulasi Dpresiasi 5.400.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 9.900.000
Mesin 9.900.000
4. Metode Jumlah Angka Tahun
Dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian
pengurang yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan
dikurangi nilai residu.
Bagian pengurang dihitung sebagai berikut :
- Pembilang = bobot untuk tahun bersangkutan
- Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau jumlah
angka bobot.
Contoh :
PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp
5.000.000, dan UE selama 5 tahun. Depresiasi mesin dihitung sbb :
Tahun Bobot (weight) Bagian Pengurang
1 5 5/15
2 4 4/15
3 3 3/15
4 2 2/15
5 1 1/15
TOTAL 15
Berapa penyusutan tiap tahunnya?
Perhitungannya :
1. Membuat Tabel
Tah
un
Ke-
Perhitun
gan
Penyusut
an
(D)
Akumula
si
Penyusu
tan (K)
Total
Akumula
si
Penyusu
tan
Nilai
Buku
Aktiva
(N)=N-K
0 20.000.
000
1 5/15x15j
t
5.000.0
00
5.000.0
00
15.000.
000
2 4/15x15j
t
4.000.0
00
9.000.0
00
11.000.
000
3 3/15x15j
t
3.000.0
00
12.000.
000
8.000.0
00
4 2/15x15j
t
2.000.0
00
14.000.
000
6.000.0
00
5 1/15x15j
t
1.000.0
00
15.000.
000
5.000.0
00
Ket : 15 juta merupakan nilai bersih (HP-NR)
1. Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 5.000.000
Akumulasi Depresiasi Rp 5.000.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.000.000
Akumulasi Depresiasi 4.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 5.000.000
Mesin 5.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000
Mesin 4.000.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk
mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga
sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah
20.000.000-5.000.000 = 15.000.000 dan di akhir tahun ke dua
adalah 15.000.000-4.000.000=11.000.000 dst.
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin5.000.000
Akumulasi Depresiasi 5.000.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 9.000.000
Mesin 9.000.000
5. Metode saldo menurun ( declining balance method )
Metode ini juga merupakan metode penurunan beban penyusutan yang
menggunakan tingkat penyusutan (diekspresikan dalam persentase) yang
merupakan perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini
selalu tetap dan diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku pada setiap akhir
tahun. Tidak seperti metode lain, dalam metode saldo menurun nilai sisa
tidak dikurangkan dari harga perolehan dalam menghitung nilai yang dapat
disusutkan. Rumus yang digunakan dalam menghitung adalah sebagai
berikut:
Penyusutan = % penyusutan (harga perolehan – akumulasi penyusutan)
Perhitungan penyusutan
Contoh :
PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp
5.000.000, dan UE selama 5 tahun dengan tarif 20%. Depresiasi mesin
dihitung sbb :
Tah
un
Ke-
Perhitungan
Penyusutan
Depresia
si
Penyusu
tan
Akumula
si
Penyusu
tan (K)
Nilai
Buku
Aktiva
=harga
peroleha
n - K
0 20.000.0
00
1 20.000.000
x20%
4.000.00
0
4.000.00
0
16.000.0
00
2 16.000.000
x20%
3.200.00
0
7.200.00
0
12.800.0
00
3 12.800.000
x20%
2.560.00
0
9.760.00
0
10.240.0
00
4 10.240.000
x20%
2.048.00
0
11.808.0
00
8.192.00
0**
5 3.192.0
00
15.000.0
00
5.000.0
00
Ket : *3.192.000 berasal dari 8.192.000-5.000.000 (NR).
Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.000.000
Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.200.000
Akumulasi Depresiasi 3.200.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000
Mesin 4.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 3.200.000
Mesin 3.200.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk
mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga
sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah
20.000.000-4.000.000 = 16.000.000 dan di akhir tahun ke dua
adalah 16.000.000-3.200.000=12.800.000 dst.
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin4.000.000
Akumulasi Dpresiasi 4.000.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 7.200.000
Mesin 7.200.000
6. Metode saldo menurun berganda ( double declining method)
Saldo menurun yang menggunakan tarid penyusutan 2 kali tarif penyusutan
garis lurus untuk masa manfaat yang sama.
Contoh :
PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp
5.000.000, dan UE selama 5 tahun dengan tarif 20% maka saldo menurun
bergandanya menjadi 40% (2x20%). Depresiasi mesin dihitung sbb :
Tah
un
Ke-
Perhitungan
Penyusutan
Depresia
si
Penyusu
tan
Akumula
si
Penyusu
tan (K)
Nilai
Buku
Aktiva
=harga
peroleh
an - K
0 20.000.
000
1 20.000.000
x40%
8.000.00
0
8.000.00
0
12.000.
000
2 12.000.000
x40%
4.800.00
0
12.800.0
00
7.200.0
00
3 7.200.000x
40%
2.880.00
0
15.680.0
00
4.320.0
00
4 4.320.000x
40%
1.728.00
0
17.408.0
00
2.592.0
00
5 15.000.0
00
5.000.0
00
Ket : Dengan menggunakan metode penurunan berganda maka tidak
didapat penyusutan di akhir tahun ke lima. Karena nilai buku aktual
perhitungan lebih kecil dari perkiraan nilai residu.
Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 8.000.000
Akumulasi Depresiasi Rp 8.000.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.800.000
Akumulasi Depresiasi 4.800.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 8.000.000
Mesin 8.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 4.800.000
Mesin 4.800.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk
mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga
sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah
20.000.000-8.000.000 = 12.000.000 dan di akhir tahun ke dua
adalah 12.000.000-4.800.000=7.200.000 dst.
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin8.000.000
Akumulasi Dpresiasi 8.000.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 12.800.000
Mesin 12.800.000
Semoga bisa memberikan gambaran !!!
LAPORAN KEUANGAN
Sebelum belajar mengenai Laporan Keuangan terlebih dahulu bisa dibaca bab sebelumnya yang berkaitan mengenai Kerangka Akuntansi Secara Umum….Please Flash Back Again yach..
LAPORAN KEUANGAN
PENGGUNA LAPORAN KEUANGANASUMSI DASAR LAPORAN KEUANGANKARAKTERISTISK KUALITATIF LAPORAN KEUANGANUNSUR LAPORAN KEUANGAN DAN PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
A. LAPORAN KEUANGAN (LK)Adalah suatu bentuk laporan yang berisikan posisi keuangan perusahaan yang biasanya dibuat pada akhr periode akuntansi yang digunakan untuk memberikan infomasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keutusan ekonomi.Laporan Keuangan terdiri dari :
1. NeracaDidalamnya berisi Aset, Kewajiban dan Modal.
2. L/R
3. Laporan Perubahan Posisi keuangan; yang dapat disajikan dalam berbagai cara diantaranya laporan arus kas atau laporan arus dana;
4. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan;
5. Termasuk schedule dan informasi tambahan yang berkaitan dengan LK tersebut misalnya informasi keuangan segment industry dan geografis seta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
B. PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN Investor
Adalah pihak yang menanamkan modalnya kepada perusahaan. Investor ini biasaya mempunyai tingkat resiko yang besar jika perusahaan mengalami pailit. Tugas dari investor ini juga sebagai penasehat dalam mengembangkan hasil atas investasi yang sudah dilakukan. Mereka membutuhkan LK untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.Pemegang saham juga berkepentingan untuk menilai kemampuan perusahaan didalam membayar deviden.
KaryawanMerupakan orang yang bekerja didalam perusahaan dan mendukung kegiatan operasional perusahaan untuk mendapatkan laba yang optimal. Kepentingan mereka terhadap LK adalah mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Dan mereka juga mmpunyai kepentingan apakah perusahaan mampu membayar atau memberikan balas jasa, mafaat pension dan kesempatan kerja.
KreditorAdalah pihak yang membrikan pinjaman dana kepada perusahaan. Dimana mereka mempunyai kepentingan seberapa besar tingkat perusahaan dalam mebayar kewajiban-kewajiban mereka beserta bunganya.
Pemasok dan Kreditor Usaha LainnyaBisanya mereka berkepentingan untuk kemngkinan mereka memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
PelangganMereka berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
PemerintahPemerintah disini mempunyai kepentingan yaitu mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasioanal dan statistic lainnya.
MasyarakatMereka berkepentingan untuk mengetahui apakah perusahaan mampu meningkatkan perekeonomian secara baik sehingga tenaga kerja yang akan diserap akan banyak dan perlindungan terhadap penanam modal domestic. LK dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi
kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktifitasnya.
C. ASUMSI DASAR AKUNTANSI Dasar Akrual
Yaitu pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan yang di susun dengan dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang mempresentasikan kas yang akan diterima dimasa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling bergantung bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Kelangsungan usahaLaporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya dimasa depan. Karena itu, persahaan diasumsikan tidakbermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.
D. KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGANTerdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan.
1. Dapat dipahamiKualitas informasi yang ada dalam laporan keuangan sangat penting, oleh karena itu pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar petimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2. RelevanInformasi relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.
3. MaterialitasRelevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya.Informasi dikatakan material apabila kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalammencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission)
atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya materialistas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.
4. KeandalanAgar bermanfaat informasi LK harus handal (reliable). Informasi yang handal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull representative) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.Agar laporan keuangan bisa dikatakan handal maka LK tersebut harus :
Penyajian jujurInformasi yang ditunjukkan dalam LK harus jujur terhadap transaksi-transaksi sebagai dasar pecatatan.
Substansi Mengungguli BentukSelain kejujuran yang dipakai untuk menyajikan informasi dalam LK maka penyajian itu harus didukung pencatatannya dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
Netralistas Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
Pertimbangan SehatDisini mengandung unsure kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
KelengkapanAgar handal maka informasi dalam LK harus dilengkapai dalam batasan materialitas dan biaya.
Dapat dibandingkanPemakai harus dapat memperbandingkan LK perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan.
E. UNSUR LAPORAN KEUANGAN DAN PENGAKUANNYA1. ASSET
Adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.Aset dalam neraca diakui jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan akan mengalir ke entitas dan asset ersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Asset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan.Sebagai alternative trasaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi.
2. KEWAJIBAN
Merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaianya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan handal.
3. EKUITAS (MODAL)Adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.Jumlah yang ditampilkan dalam neraca tergantung pada pengukuran aktiva dan kewajiban. Biasanya hanya karena factor kebetulan kalau jumlah ekuitas agregat sama dengan jumlah nilai pasar keseluruhandari saham perusahaan atau jumlah yang dapat diperoleh dengan melepaskan seluruh aktiva bersih perusahaan baik satu persatu atau secara keseluruhan dalam kondisi kelangsungan usaha.
4. PENGHASILAN (INCOME)Meliputi baik pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains). Pendapatan timbul karena adanya aktivitas perusahaan yang biasa dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalty, dan sewa.Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan kewajian. Penghasilan diakui dalam laporan L/R jika kenaiakn menafaat ekonomi dimasa depan yang berkaitan dengan peningkatan asset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
5. BEBANDefinisi beban meiputi baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Contoh beban yang timbul dalam pelaksanaan dalam aktifitas perusahaan adalah beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan.Sedangkan contoh beban karena kerugian adalah bencana kebakaran, banjir, seperti juga yang tiimbul dari pelepasan aktiva tidak lancar.Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan L/R jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan degan penurunan asset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara handal.
6. LABA DAN RUGIMerupakan pengukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi atau penghasilan per saham.Unsure yang langsung berkaitan dengan L/R adalah penghasilan dan beban.
a. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu peride akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
b. Beban (Expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akutansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.Laba Rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban. Hal diatas bukan merupakan suatu unsure terpisah dari laporan keuangan, dan prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.
Sumber : A. PSAK 2007 - IAIB. IAPI – TARKO SUNARYO
PERBEDAAN LAPORAN LABA RUGI DAN LABA DITAHAN
A. Laporan Laba Rugi
Pengertian menurut Wikipedia adalah bagian dari laporan keuangan suatu
perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga
menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Fungsi laporan laba rugi
1. Statemen ini memberikan informasi kepada kreditur dan investor untuk
memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa yang akan
datang;
2. Statemen ini bisa membantu pemakai dengan berbagai cara diantaranya :
a. Investor dan kreditor dapat menggunakan informasi dalam statemen laba
rugi untuk mengevaluasi prestasi perusahaan di masa lalu;
b. Membantu kreditur dan investor menentukan tingkat resiko ketidakpastian
pencapain arus kas tertentu
Selain bermanfaat bagi kreditur dan investor, statemen L/R juga bermanfaat
bagi pelanggan, organisasi buruh dan pemerintah.
Dari sumber jurnal yang saya baca ada aturan-aturan dalam membuat
Laporan L/R yaitu :
a. Didalam membuat L/R tidak memasukkan unsur konstribusi pertumbuhan
dan perkembangan perusahaan.
Umumnya perusahaan didalam membuat laporan L/R yang digunakan adalah
unsur monetary income-nya atau satuan moneter. Bukan unsur kualitatif nya
misal nilai penglaman pendidikan karyawan dan keahlian setiap karyawan.
b. Besarnya laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
Misalnya metode penyusutan yang berbeda antara perusahaan yang serupa
akan menghasilkan penilaian yang berbeda terhadap hasil operasi
perusahaan. Dengan asumsi penggunaan metode-metode kauntansi tentu
saja diterapkan dengan asumsi bahwa kondisi lain tidak berubah.
PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PENHITUNGAN L/R
PERUSAHAAN
1. Pendekatan pemupukan modal (capital maintenance approach)
Yaitu laba diukur dengan mengurangkan aktiva bersih (aktiva dikurangi
kewajiban) awal periode dari aktiva bersih pada akhir periode, dan
penyesuaian atas tambahan investasi dari distribusi selama periode tertentu.
Contoh :
PT. Emak memiliki data sbb :
a. Aktiva Neto Awal : Rp 100 juta
b. Aktiva Neto Akhir : Rp 250 juta
c. Investasi dr investor : Rp 50 juta
d. Pengumuman deviden : Rp 35 juta
Jawab :
Aktiva Neto akhir Rp 250 juta
Aktiva Neto awal Rp 100 jutaPenambahan Rp 150 jutaDitambahkan :Pengumuman deviden Rp 35 juta
Rp 185 jutaDikurangiInvestasi dari investor (Rp 50 juta)Laba Rp 135 juta
Dari data diatas bisa kita lihat bahwa laba yang dihasilkan tidak
menunjukkan hasil yang dicapai dengan transaksi yang sudah dilakukan
selama tahun yang bersangkutan. Penambahan aktiva sebesar Rp 150 juta
sedangkan laba sebesar Rp 135 juta (kurang dari penambahan aktiva
minimal).
2. Pendekatan transaksi (transaction approach)
Pendekatan ini memfokuskan pada kegiatan yang terjadi selama periode
tertentu dan dasar pengukuran laba. Karena informasi atas pembentuk laba
dijelaskan terperinci maka pendekatan ini lebih banyak digunakan dari pada
pendekatan pemupukan modal.
Berdasarkan buku jurnal akuntansi untuk elemen-elemen
pembentuk laporan L/R berdasarkan metode transaksi adalah :
1. Pendapatan
Aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu entitas atau penyelesaian
kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama periode tertentu, yang timbul
daru penjualan barang, penyerahan jasa, dan atau kegiatan pokok suatu
entitas.
2. Biaya
Aliran keluar atau penggunaan sumber ekonomik atau terjadinya kewajiban
(atau kombinasi keduanya) selama periode tertentu, yang timbul dari
penjualan barang, penyerahan jasa, dan atau kegiatan pokok suatu entitas.
3. Keuntungan
Kenaikan dalam ekuitas (aktiba bersih) yang timbul dari transaksi insindetal
suatu entitas dan transaksi-transaksi atau kejadian lain dan kondisi tertentu
yang mempengaruhi entitas selama periode tertentu, kecuali yang
dihasilkan dari biaya-biaya atau distribusi kepada pemilik.
METODE PENYUSUNAN LAPORAN L/R
1. Metode satu tahap (single step); berisi dua kelompok, yaitu pendapatan
dan biaya.
Contoh :
PT. EMAK
LAPORAN L/R
Per 31 Des 2012
Pendapatan :
Penjualan Bersih Usaha
Pendapatan Bunga
Pendapatan Sewa
Pendapatan deviden
Total Pendapatan
Biaya-biaya :
Biaya karyawan
Biaya Penjualan
Biaya kantor
Biaya kendaraan
Biaya lain-lain
Total Biaya
Laba Bersih
Rp 325.000.000
Rp 50.000.000
Rp 50.000.000
Rp 25.000.000
Rp 450.000.000
Rp 50.000.000
Rp 20.000.000
Rp 15.000.000
Rp 18.000.000
Rp 25.000.000
Rp 128.000.000
Rp 322.000.000
2. Metode bertahap (multiple step); penyajiaannya dihubungkan antara
pendapatan dan biaya.
a. Pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi selama periode tertentu
dilaporkan terpisah dari pendapatan yang diperoleh dari kegiatan
nonoperasi.
b. Biaya-biaya diklasifikasikan menurut fungsi. Misal biaya pengiriman barang
masuk dalam kategori biaya penjualan, biaya gaji masuk biaya karyawan,
biaya bensin masuk biaya kendaraan dll.
PT. EMAK
LAPORAN L/R
PER 31 DES 2012
Penjualan Bersih
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal Barang
dagangan
Pembelian Rp
90.000.000
(Potongan pembelian)Rp
20.000.000
Pembelian Bersih
Biaya Angkut Masuk
Persediaan barang siap dijual
Persediaan akhir
HPP
Laba Kotor (penj – HPP)
Biaya Operasi
Biaya karyawan
Biaya Gaji
Rp 325.000.000
Rp 75.000.000
Rp 70.000.000
Rp 15.000.000
Rp 160.000.000
Rp 100.000.000
Rp 60.000.000
Rp 265.000.000
Rp 25.000.000
Rp 20.000.000
Rp 5.000.000
Rp 50.000.000
THR
Bonus
Total B. Karyawan
Biaya Penjualan
Biaya Pengiriman Barang
Biaya perjalanan Dinas
Biaya Promosi
Total B. Penjualan
Total biaya operasi
Laba dari Operasi
Pendapatan dan Laba lain2
Pendapatan Bunga
Pendapatan Sewa
Pendapatan deviden
Biaya Lain-lan (non operasi)
Biaya kantor
Listrik/Air
Alat-alat kantor
Sewa Kantor
Telepon
Fotocopy
Total B. Kantor
Biaya kendaraan
Biaya Bensin
Biaya Tol
B. Perawatan/reparasi
Surat kendaraan
Total B. Kendaraan
Rp 7.000.000
Rp 6.000.000
Rp 7.000.000
Rp 20.000.000
Rp 70.000.000
Rp 195.000.000
Rp 50.000.000
Rp 50.000.000
Rp 25.000.000
Rp 125.000.000
Rp 320.000.000
Rp 3.000.000
Rp 2.500.000
Rp 6.000.000
Rp 2.000.000
Rp 1.500.000
Rp 15.000.000
Rp 10.000.000
Rp 2.500.000
Rp 4.000.000
Rp 1.500.000
Rp 18.000.000
Rp 11.000.000
Rp 10.000.000
Biaya lain-lain
Biaya adm bank
Entertainment
Konsultan
Total Biaya lain2
Total Biaya non operasional
Laba sebelum pajak
pajak
EAT
Rp 4.000.000
Rp 25.000.000
Rp 128.000.000
Rp 192.000.000
Rp 57.600.000
Rp 134.400.000
KONSEP DALAM MEMBUAT LAPORAN L/R
1. Current Operating Performance Concept
Konsep ini menjelaskan bahwa laporan L/R perusahaan harus menyajikan
informasi hasil operasi yang diperoleh dari kegiatan normal perusahaan,
sehingga keuntungan atau kerugian yang bukan berasal dari kegiatan
normal perusahaan tidak termasuk dalam perhitungan laba bersih. Karena
item-item ini tidak mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dimasa yang akan datang.
2. All-Inclusive Income Statement
Menurut APB dalam APB Opinions No. 9 tentang penggunaan konsep all-
inclusive dimodifikasi dan kebutuhan akan penerapan pendekatan ini dalam
praktik. Ada enam kelompok irregular yaitu :
a. Item ekstraordiner (luar biasa)
b. L/R tidak biasa
c. Penyesuaian laba atau rugi periode sebelumnya
d. Penyesuaian dan koreksi berulang kali, normal
e. Perubahan prinsip akuntansi
f. Penghentian usaha
B. LAPORAN LABA DI TAHAN (Retained Earning)
Laporan ini menjelaskan tentang perubahan dalam laba ditahan selama
periode tertentu, dan menghubungkan laporan L/R dengan neraca.
Bagian dalam R/E :
1. Penyesuaian peride sebelumnya
a. Koreksi kesalahan dalam statemen keuangan periode sebelumnya.
Misalnya : kesalahan penyajian persediaan barang dagangan yang terlalu
tinggi. Koreksi kesalahan harus dibedakan dengan koreksi sebagai akibat
perubahan taksiran akuntansi. Karena taksiran akuntansi bukan merupakan
penyesuaian terhadap periode sebelumnya.
b. Penyesuaian yang dihasilkan dari realisasi income tax benefit dari kerugian
operasi perusahaan anak, yang tejadi sebelum perusahaan tersebut dibeli
perusahaan induk.
2. Laba Bersih dan Dividen
Jika perusahaan memperoleh laba, maka jumlah tersebut ditambahkan ke
R/E. Sebalinya jikaperusahaan menderita rugi jumlah tersebut dikurangkan
dari saldo R/E.
Deviden yang diumumkan selama periode tertentu dikurangkan dari R/E, dan
dividen /lb saham diunkapkan dalam laporan R/E. Dividen yang dibagikan
diidentifikasikan dengan saham yang dikeluarkan.
Contoh :
PT. BAPAK
Laporang Laba Ditahan
Per 31 Desember 2012
Laba di tahan, awal
(-) penyesuaian periode sebelumnya-koreksi
depresiasi dibebankan terlalu rendah pada
tahun 2011, dikurangi pajak laba Rp 10 juta.
Laba ditahan ditetapkan kembali
(+) Laba bersih tahun 2012
Rp 80.000.000
(Rp 20.000.000)
Rp 60.000.000
Rp 197.000.000
Sub Total
(-) Dividen untuk Saham preferen Rp
15.000.000
Dividen untuk saham biasa Rp
35.000.000
Laba ditahan akhir
Rp 257.000.000
(Rp 20.000.000)
Rp 237.000.000
LAPORAN R/E DIKOMBINASIKAN
Dengan cara menempatkan data perhitungan laba bersih di urutan pertama,
dan diringkas. Selanjutnya laba bersih periode kini digabungkan dengan
saldo awal laba ditahan atau saldo penyesuaian laba periode sebelumnya.
Untuk memperoleh besarnya R/E akhr periode, total ini dikurangkan dari
dividen yang diumumkan.
PT. BAPAK
Laporang Laba Ditahan
Per 31 Desember 2012
Pendapatan
Biaya
Laba bersih
Laba di tahan, awal
(-) penyesuaian periode sebelumnya-koreksi
depresiasi dibebankan terlalu rendah pada
tahun 2011, dikurangi pajak laba Rp 10 juta.
Laba ditahan ditetapkan kembali
(-) Dividen untuk Saham preferen Rp
15.000.000
Dividen untuk saham biasa Rp
35.000.000
Rp 325.000.000
Rp 128.000.000
Rp 197.000.000
Rp 80.000.000
(Rp 20.000.000)
Rp 257.000.000
(Rp 20.000.000)
Rp 237.000.000
Laba ditahan akhir
Didapatkan hasilnya sama dengan laporan R/E tanpa kombinasi.
*semoga bermanfaat
Salam
Diposkan oleh
PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN
Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan perusahaan untuk
dimasa mendatang dengan berlandaskan pada laporan keuangan tahun
yang lalu.
Perlu diketahui bahwa laporan keuangan yang masih dalam bentuk
perencanaan maka didalam laporan keuangan tersebut harus dicantumkan
kata “proforma” yang mempunyai arti bahwa laporan keuangan
menunjukkan ikhtisar kondisi keuangan perusahaan yang belum
dilaksankan. Informasi yang didalamnya masih dalam bentuk
proyeksi/perencanaan mengenai kondisi keuangan dimasa yang akan
datang.
Contoh mengenai arti kata Proforma / Rancangan dalam dunia kerja
Catatan sedikit : saya sebagai seorang accounting sering kali menerima
Invoice dari luar negeri (import) mengenai produk yang akan dikirim ke
perusahaan kami berdasarkan PO (purchase Order) yang sudah kami ajuka
sebelumnya. Oleh pihak eksportir tidak langsung meng-approved PO kami,
tetapi mereka memberikan proyeksi/langkah awal dalam menyetujui atas PO
yang sudah kami kirim sebelumnya.
Didalam Proforma Invoice tersebut tercantum mengenai :
1. Tindak lanjut atas PO No. yang sudah dikirim perusahaan;
2. Alamat dan nama tertuju yang sudah ditunjuk perusahaan dalam PO;
3. Jenis barang, kuantitas dan harga per unit barang sesuai pesanan;
4. Tawaran / produk lain yang sejenis dengan kualifikasi PO yang sudah
dikirim. Hal ini apabila pihak eksportir mengalami kekosongan barang yang
sudah dipesan oleh customer-nya. Sehingga pihak eksportir akan
memberikan gambaran atau penawaran lain atas barang yang berbeda tapi
punya kualifikasi dan manfaat serta harga yang hamper sama.
Setelah proforma invoice ini sudah diterima oleh perusahaan maka akan ada
bagian analisa mengenai data-data barang yang akan di kirim oleh eksportir
apakah sudah sesuai dengan pesanan ataukah tidak. Apabila sudah OK maka
perusahaan akan memberikan konfirmasi kepada eksportir untuk
melanjutkannya kalau tidak OK maka aka nada negosiasi kembali di antara
kedua belah pihak.
Wujud dari terealisasinya kesepakatan antara eksportir dan perusahaan
adalah dikeluarkan Invoice (tanda ada kata “Proforma” lagi).
Contoh diatas bisa kita hubungkan kedalam pembuatan LK baik yang masih
ber-proforma ataukan sudah tanpa “proforma”.
Yang perlu di perhatikan dalam membuat proforma LK adalah :
a. Data keuangan yang akan kita buat rancangan misal Neraca ataukah L/R
ataukah item L/R yaitu penjualan dll. Data ini riil atau data sebenarnya di
tahun yang sudah terjadi.
b. Menyiapkan besaran angka proyeksi yang akan dilakukan. Meskipun
besaran angka proyeksi ditetapkan berdasarkan angka dari laporan
keuangan yang lalu dan harga pasar, tetapi karena angka proyeksi ini harus
mengkalkulasi adanya nilai waktu yang (inflasi dan deflasi), maka angka2
tersebut berbeda.
c. Besarnya proyeksi ditentukan dengan nilai yang lebih besar menuju kearah
kebaikan dari angka yang sudah terjadi (LK yang terdahulu).
Berdasarkan data yang saya peroleh klik disini ada beberapa proses
dalam penyusunan proyeksi diantaranya adalah :
a. Interaksi; proyeksi dibuat dengan mengkombinasikan antara proposal
investasi dan pilihan pendanaan yang digunakan
b. Pilihan alternative (options); proyeksi yang dibuat dengan memberikan
kesempatan perusahaan untuk menentukan beberapa alternative pilihan
berdasarkan scenario yang telah ditentukan
c. Kelayakan/Feasibility; proyeksi harus dibuat dengan pertimbangan akal
sehat dan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan
d. Hindarkan kejutan (avoiding Surprises); tidak seorangpun yang ingin gagal
dan merencanakan untuk gagal.
Contoh :
Proyeksi Laba Rugi
Di tahun 2011 PT. LisDa menetapkan omzet penjualan naik 15% dari total
penjualan bersih ditahun yang sama adalah 3 Milliar. Total biaya sebesar Rp
500 juta bisa ditekan 10%, dan biaya bunga bisa ditekan 5% karena deflasi.
Dari data ini maka bisa dibuat table proyeksi :
Laporan L/R PT. LisDa per
31/12/2011 (Rp)
Laporan L/R Proforma PT. LisDa per
31/12/2012 (rp)
Penjualan Bersih 3.000.000.0
00
Penjualan Bersih naik
15%
3M + (3M*0.15)
3.450.000.00
0
Total Biaya (500.000.00
0)
Total Biaya turun 10%
500 juta – (500juta*0.10)
450.000.000
EBIT 2.500.000.0
00
EBIT 3.000.000.00
0
Bunga 10% 250.000.00
0
Bunga turun 5% 150.000.000
EBT 2.250.000.0
00
EBT 2.850.000.00
0
Nah, dari perhitungan diatas sudah jelas bahwa EBT di dalam Laporan L/R
tahun 2011 adalah Rp 2.250.000.000 dan ditahun 2012 EBT nya adalah Rp
2.850.000.000. Namun perlu diingat bahwa hasil realisasi EBT untuk tahun
2012 nanti belum tentu dapat sebesar angka yang diproyeksikan. Dalam
aktulanya angkanya bisa > atau = atau <. Hal ini tergantung dr kondisi
internal dan eksternal perusahaan.
Model proyeksi diatas mungkin bisa dikatakan sangat sederhana.
Perusahaan bisa menargetkan rasio-rasio keuangan untuk menentukan item-
item dalam LK, memerhatikan kapasitas sumberdaya yang dimiliki seperti
tenaga kerja, mesin, ruang kantor dan peralatan dan asumsi yang dibuat
harus realistis.
Untuk mengetahui contoh pembuatannya saya lanjutkan ke materi
berikutnya. Tetep stay join dan selalu lihat di kolom CONTOH SOAL di
halaman blog ini juga…*niceee
Kelemahan dalam Model Proyeksi Keuangan (sumber klik disini)
1. Model proyeksi keuangan tidak mengindikasikan kebijakan keuangan mana
yang paling baik, namun hanya menggambarkan beberapa alternative
kondisi;
2. Banyak simplifikasi dari keadaan sebenarnya sedangkan keadaan
sebenarnya dapat berubah menjadi hal yang tidak diduga sebelumnya;
3. Tanpa perencanaan jangka pendek perusahaan seperti dalam laut yang
berombak tanpa kemudi untuk pegangan. Perencanaan keuangan harus
diterjemahkan dalam detail anggaran keuangan dan operasi.
Kesimpulan
1. Perencanaan keuangan mengharuskan perusahaan berpikir tentang masa
depan dan menyusun proyeksi;
2. Penyusunan proyeksi meliputi :
a. Mengembangkan model keuangan perusahaan;
b. Menjelaskan scenario yang berbeda di masa mendatang dari kondisi
terbaik;
c. Menggunakan model untuk mengkontruksi proforma LK;
d. Menjalankan model dengan beberapa scenario yang berbeda (analisis
sensitivitas);
e. Mengevaluasi implikasi dari perencanaan strategis.
Semoga Bermanfaat…
LAPORAN ARUS KAS
Merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan
kas keluar dan setara kas suatu entitas untuk suatu periode tertentu.
TUJUAN & KEGUNAAN
a. Mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas,
waktu dan kepastian dalam menghasilkannya;
b. Mengevaluasi struktur keangan entitas (termasuk likuiditas dan
solvabbilitas) dan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban dan
membayar deviden;
c. Memahami pos yang menjadi selisih antara L/R periode berjalan dengan
arus kas neto dari kegiatan operasi (akrual);
d. Membandingkan kinerja operasi antar entitas yang berbeda, karena arus
kas neto dari laporan arus kas tidak dipengaruhi oleh perbedaan pilihan
metode akuntansi dan pertimbangan manajemen, tidak seperti basis akrual
yang digunakan dalam menentukan L/R entitas;
e. Memudahkan pengguna laporan untuk mengambangkan metode untuk
menilai dan membandingkan nilai kini arus kas masa depan antar entitas
yang berbeda.
KLASIFIKASI LAPORAN ARUS KAS
Menurut PSAK No. 2 (revisi 2009) Laporan Arus Kas, mempunyai tiga
klasifikasi diantaranya adalah :
1. Aktifitas operasi, adalah aktifitas penghasil utama pendapatan entitas dan
aktifitas lain yang bukan merupakan aktifitas investasi dan pendanaan;
2. Aktivitas Investasi, adalah aktifitas vberupa perolehan dan pelepasan asset
jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas;
3. Aktifitas pendanaan, adalah aktifitas yang mengakibatka perubahan dalam
jumlah serta kompetisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.
ARUS KAS MASUK ARUS KAS KELUAR
AKTIVITAS OPERASI Penjualan barang&jasa,
penerimaan
royalty/komisi,pendapat
an bunga (dapat juga
masuk di aktivitas
investasi), deviden yang
diterima (dpt jg masuk
Pembayaran pemasok,
pegawai, pajak, dan
bunga pinjaman (dpt jg
masuk sbg aktiifitas
pendanaan)
aktifitas investasi)
AKTIFITAS INVESTASI Penjualan asset tetap,
penjualan asset
berwujud, penjualan
saham/instrument uang
entitas lain, penerimaan
dari pembayaran
pinjaman yg diberikan
kepada entitas lain.
Pembelian asset tetap,
pembelian asset tidak
berwujud, pembelian
investasi
saham,/instrument uang
entitas lain,
pengeluaran untuk
pemberian pinjaman
kepada entitas lain.
AKTIFITAS PENDANAAN Menerbitkan saham,
menerbitkan instrument
utang.
Membeli kembali saham
(saham treasury),
membayar utang
/pinjaman, membayar
deviden kepad
pemegang saham
(dapat juga masuk ke
aktifitas operasi).
LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYIAPAN LAPORAN ARUS KAS
a. Neraca Komparatif yang menyajikan jumlah perubahan aktiva dan
kewajiban dan ekuitas dari awal hingga akhir periode;
b. Laporan L/R periode berjalan berisi data yang membantu pembaca
menemukan jumlah kas yang diterima dari atau di gunakan oleh
operasi selama periode berjalan;
c. Data transaksi tertentu dari buku besar umum memberikan infromasi
tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas
diterima dan digunakan selama periode berjalan.
PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS
1. Metode Langsung, yaitu menyajikan kelompok utama penerimaan kas
bruto dan pembayaran kas bruto;
2. Metode tidak langsung, yaitu dimulai dengan laba rugi periode berjalan
dan menyesuaikan laba rugi tersebut dengan transaksi non kas,
akrual, dan tangguhan dari pos yang penghasilan atau pengeluaran
dalam aktivitas inevestasi dan pendanaan.
Contoh soal :
PT. EMAK BAPAK
NERACA KOMPARATIF
31 DES 2012 & 2011
2012 2011 Perubahan
(naik/Turun
)
Aktiva
Kas
Piutang usaha
Persediaan
Beban dbyr Dmuka
Tanah
Gedung
Akm Peny Gedung
Peralatan
Akm Peny. Peralatan
Total
Kewajiban dan Ekuitas
Pemegang Saham
Hutang Usaha
Hutang Obligasi
20.000.000
17.000.000
10.000.000
5.000.000
50.000.000
65.000.000
(15.000.00
0)
35.000.000
(15.000.00
0)
172.000.0
00
10.000.000
15.000.000
8.000.000
6.000.000
60.000.000
65.000.000
(10.000.00
0)
25.000.000
(10.000.00
0)
169.000.0
00
10 jt/naik
2 jt/naik
2 juta/naik
1 juta/turun
10juta/
turun
0
5juta/
naik*a
10juta/naik
5juta/
naik*a
Saham Biasa
R/E
Total
82.000.000
44.000.000
26.000.000
20.000.000
172.000.0
00
85.000.000
42.000.000
20.000.000
22.000.000
169.000.0
00
3juta/turun
2juta/naik
6 juta/naik
2
juta/turun*
b
PT. EMAK-BAPAK
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2012
(Dalam Rupiah)
Pendapatan
HPP
Beban Operasi
Beban Bunga
Laba dari operasi
Beban pajak
penghasilan
Laba Bersih
10.000.000
8.000.000
6.000.000
45.000.000
24.000.000
21.000.000
3.000.000
18.000.000*b
Jawab :
1. METODE LANGSUNG
Memperinci arus kas actual dari kegiatan operasi entitas. Ketika metode ini
digunakan maka informasi dapat diperoleh dari catatan akuntansi entitas
atau dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos
lain dalam laporan laba rugi komprehensif.
Entitas dianjurkan untuk menggunakan metode langsung dalam penyusunan
arus kas dari aktifitas operasi. Metode ini menghasilkan informasi yang
berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat
dihasilkan oleh metode tidak langsung.
Keuntungan metode langsung adalah menyajikan penerimaan dan
pembayaran kas operasi. Metode ini lebih konsisten dengan tujuan laporan
arus kas untuk menyediakan informasi tentang penerimaan kas dan
pembayaran kas dibandingkan dengan metode tidak langsung yang tidak
melaporkan peneriman kas dan pembayaran kas operasi.
PT. EMAK BAPAK (METODE LANGSUNG)
Laporan Arus Kas
Per 31 Des 2012
Kenaikan (penurunan) Kas
A. Arus Kas Dari Kegiatan
Operasi
Penerimaan Kas dr pelanggan
Pembayaran kas pd pemasok&karywn
Pembayaran bunga
Pembayaran pajak penghasilan
Kas Bersih yg ditrima dr keg.
Oprasi
B. Arus Kas dr Kegiatan
Investasi
Penjualan tanah
Pembelian perlatan
Kas bersih yang digunakan o/ keg.
43.000.000*c
(12.000.000)*d
(6.000.000)
(3.000.000)
10.000.000
(10.000.000)
22.000.000
0
Investasi
C. Arus kas Pembiayaan
Penebusan obligasi
Penjualan saham biasa
Pembayaran deviden tunai
Kas bersih yg ditrima dr keg.
Pembiayaan
Kenaikan bersih Kas
Saldo kas, 1 Jan 2012
Saldo kas, 31 des 2012
2.000.000
6.000.000
(20.000.000)*e (12.000.000)
10.000.000
10.000.000
0
Note :
RUMUS
a. Untuk menghitung Penerimaan dari pelanggan = Pendapatan
penjualan – Kenaikan Piutang Usaha ATAU Pendapatan Penjualan +
Penurunan Piutang Usaha
Yaitu 45.000.000 – 2.000.000 = 43.000.000
b. Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan = HPP + B. Operasi +
(jumlah penyusutan – kenaikan persediaan + penurunan beban dbyr
dmk – penurunan hutang usaha)
Jadi = 10.000.000+8.000.000 -(10.000.000-2.000.000+1.000.000-
3.000.000) = 12.000.000*d
c. Pembayaran deviden tunai = Kenaikan R/E – Laba Bersih ATAU
Penurunan R/E + Laba Bersih
jadi 18.000.000 – (-2.000.000) = 20.000.000
2. METODE TIDAK LANGSUNG (Metode Rekonsiliasi)
Dengan metode ini arus kas operasi ditentukan dengan menyesuaikan
laba rugi neto dipengaruhi oleh :
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama
periode berjalan;
b. Pos nonkas, seperti penyusutasn, povisi, pajak tangguhan, keuntungan
dan kerugian mata uang asing yang belum direalisasi, serta laba
entitas asosiasi yang belum didistribusikan;
c. Pos lain yang berkaitan dengan aktifitas investasi atau pendanaan,
misalnya laba dari penjualan asset tetap.
Keuanggulan metode tidak langsung dengan metode langsung adalah
metode tidak langsung berfokus pada perbedaan antara laba bersih dan arus
kas bersih dari kegiatan operasi. Artinya metode tidak langsung memberikan
hubungan yang bermanfaat antara laporan arus kas dan laporan laba rugi
serta neraca.
PT. EMAK BAPAK (METODE TDK LANGSUNG)
Laporan Arus Kas
Per 31 Des 2012
Kenaikan (penurunan) Kas
D. Arus Kas Dari Kegiatan
Operasi
Laba Bersih
Peny. Untuk merekonsiliasi laba bersih
thd kas bersih yg diterima dr keg.
Operasi :
10.000.000 *a
(2.000.000)
(2.000.000)
18.000.000
Beban Penyusutan
Kenaikan piutang usaha
Kenaikan persediaan
Penurunan beban dbyr dmk
Penurunan hutang usaha
Kas Bersih yg ditrima dr keg.
Oprasi
E. Arus Kas dr Kegiatan
Investasi
Penjualan tanah
Pembelian perlatan
Kas bersih yang digunakan o/ keg.
Investasi
F. Arus kas Pembiayaan
Penebusan obligasi
Penjualan saham biasa
Pembayaran deviden tunai
Kas bersih yg ditrima dr keg.
Pembiayaan
Kenaikan (Penurunan) bersih Kas
Saldo kas, 1 Jan 2012
Saldo kas, 31 des 2012
1.000.000
(3.000.000)
10.000.000
(10.000.000)
2.000.000
6.000.000
(20.000.000)*b
4.000.000
22.000.000
0
0
(12.000.000)
10.000.000
10.000.000
0
Note :
RUMUS :
a. Pembayaran deviden tunai = Kenaikan R/E – Laba Bersih ATAU
Penurunan R/E + Laba Bersih
jadi 18.000.000 – (-2.000.000) = 20.000.000
b. Beban Penyusutan 10.000.000 *a berasal dari kenaikan akumulasi
gedung dan peralatan
Yi 5.000.000 + 5.000.000 = 10.000.000
Semoga bermanfaat ya !!!
Sumber : Akuntansi KEuangan Menengah by Dwi Martini, Sylvia
Veronica NPS, Ratna Wardhani, Aria Farahmita, Edward Tanujaya
(2012).
Akuntansi Keuangan Menengah II, Ratna Mappanyuki (2007)
Diposkan oleh Indahnya Belajar Akuntansi di 16.13
LABA DITAHAN (Retained Earnings)
Laba Ditahan adalah laba dari operasi dibagikan dan menjadi tambahan penyertaan
pemegang saham.
Laba Ditahan merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk
pembagian dividen.
Transaksi-transaksi yang mempengaruhi R/E adalah :
a. Pembagian dividen
b. L/R bersih operasi
c. Koreksi pembukuan atas laba (rugi) tahun-tahun yang lalu
Laporan laba rugi bisa disajikan didalam laporan Laba Rugi atau terpisah dari laporan Laba
rugi. Dan laporan laba ditahan dapat disajikan di dalam Laporan Perubahan Modal, dimana
perubahan laba ditahan termasuk didalamnya.
Standar akuntansi harus membedakan antara transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
yang mempengaruhi laba rugi yang akan disajikan dalam laporan laba rugi, dengan
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi laba ditahan yang akan
disajikan dalam laporan Laba ditahan.
Perbedaan L/R dan R/E
L/R R/E
1. Elemen-elemen L/R adalah
pendapatan, biaya, laba dan laba
rugi, elemen – elemen itu tidak
dapat didebetkan atau dikreditkan
ke dalam R/E
1. Elemen-elemen yang dapat didebetkan atau
dikreditkan ke dalam R/E adalah :
a. Penutupan saldo rekening Ikhtisar L/R
Rugi laba (D)
Laba Bersih (K)
b. Distribusi kepada pemegang saham (kas, property,
atau saham)
Deklarasi Dividen (D)
Laba Ditahan (K)
c. Perubahan Prinsip Akuntansi
Penyesuaian retroaktif negative (rugi, biaya) (D)
Penyesuaian retroaktif Positif (Laba, pendapatam)
(K)
d. Koreksi kesalahan periode sebelumnya
Penyesuaian periode sebelumnya (rugi, biaya) (D)
Penyesuaian periode sebelumnya (laba, pendapatan)
(K)
e. Penyisihan laba yang ditahan untuk tujuan-tujuan
tertentu (perluasan pabrik, pelunasan utang dll)
Pencadangan (D)
Pembatalan Cadangan (K)
f. Transaksi saham treasury
Penyesuaian negative transaksi saham treasury (D)
Laba Ditahan (K)
g. Quasi reorganisasi
Penghapusan untuk nilai buku aktiva menjadi nilai
pasar (D)
Untuk menjadikan bersaldo nol dengan mengkredit
sejumlah tertentu dati modal disetor (K)
Note : Penyesuaian periode sebelumnya adalah kesalahan yang dilakukan pada periode
sebelumnya yang dketahui dan dikoreksi pada periode sekarang, kecuali penyesuaian
terhadap perubahan umur aktiva tetap dan nilai residu, dan perubahan jumlah taksiran
kerugian piutang.
Penyesuaian akan Nampak sebagai berikut :
R/E, saldo awal XXXX
Koreksi kesalahan periode sebelumnya (XXXX)
Laba ditahan setelah penyesuaian, saldo awal XXXX
Laba ditahan (R/E) sangat erat hubungannya dengan dividen. Dimana dividen adlah
pembagian laba kepada pemegang saham atas hak kepemilikan lembar saham perusahaan.
Macam-macam Dividen
1. Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dividen kas. Yang perlu diperhatikan
oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas ialah
apakah jumlah uang yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
2. Dividen Aktiva Selain Kas ( Property Dividends )
Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki
oleh PT, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. Pemegang saham akan mencatat dividen
yang diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut
3. Dividen Utang ( Scrip Dividends )
Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian
dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Sehingga pimpinan PT akan mengeluarkan
scrip dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan
datang.
4. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pembagian modal. Apabila
perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu
mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan pengembalian
modal, sehingga para pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya.
5. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada
para pemegang saham, sebanding dengan sahamsaham yang dimilikinya. (Baridwan, 2000
: 434)
Tiga tanggal penting dalam pembagian dividen diantaranya adalah sebagai berikut :
Kejadian Keterangan Jurnal
Tanggal Pengumuman
Tanggal Pencatatan
(Date of record)
Dewan direksi
mengumumkan pembagian
dividen sehingga
perusahaan mempunyai
kewajiban mempunyai
untuk membayar dividen.
Pada tanggal ini ditentukan
pemegang sahan yang akan
menerima pembayaran
dividen.
R/E (D)
Hutang Dividen (K)
Tidak diperlukan jurnal
hanya diperlukan catatan
memo untuk pemegang
saham yang berhak dalam
buku pembantu
Tanggal pembayaran
(Date of payment)
Kas (atau aktiva lain)
didistribusikan kepada
pemegang saham yang
berhak
Hutang dividen (D)
Kas (K)
Untuk contoh konkrit bisa dilihat di CONTOH SOAL » Contoh Mengihitung Dividen
(Pengaruh R/E).
PENCADANGAN LABA DITAHAN
Kadang-kadang manajemen perusahaan bermaksud menggunakan sumber-sumber
perusahaan untuk tujuan-tujuan khusus tertentu sehingga tidak dapat dibagikan dividen.
Sehingga guna memberitahukan kepada pemakai laporan tentang maksud tersebut maka
dibentuk pencadangan R/E.
Contoh:
a. Untuk perluasan perluasan pabrik dilakukan dengan mentransfer dari laba ditahan Rp 1
juta selama 5 tahun. Jurnal untuk mencatat pencadangan tersebut setiap tahun selama 5
tahun adalah sebagai berikut :
- R/E Rp 1juta (D)
- Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan pabrik Rp 1juta (K)
b. Pada akhir tahun kelima saldo cadangan berjumlah Rp 5juta. Apabila perluasan pabrik
telah selesai dan pencadangan tersebut sudah tidak diperlukan, maka jumlah tersebut
ditransfer kembali ke laba ditahan :
- Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan pabrik Rp 5 juta (D)
- R/E Rp 5 juta (K)
QUASI REORGANISASI
Apabila perusahaan menderita rugi, rekening laba ditahan akan bersaldo negative atau
deficit. Menurut undang-undang quasi reorganisasi meliputi 3 langkah berikut ini :
a. Semua aktiva dinilai kembali pad nilainya sekarang (biasanya nilai bersih yang dapat
direalisasi) sehingga perusahaan tidak dibebani biaya yang tinggi pada tahun-tahun
berikutnya karena nilai aktiva yang terlalu tinggi.
b. Agio harus dibentuk paling tidak sama dengan jumlah deficit, dengan cara donasi dari
pemegang saham perusahaan, pengurangan nominal saham, atau cara-cara lainnya.
c. Jumlah deficit kemudian dibebankan ke agio saham hingga bersaldo nol.
Karakteristik quasi reorganisasi
1. Adanya bagian atau elemen hak-hak pemegang saham yang dicatat dengan nilai terlalu
tinggi;
2. Adanya aktiva-aktiva yang dinilai tinggi menurut ukuran yang berlaku pada waktu itu;
3. Adanya institusi menajamen baru.
CONTOH :
Posisi modal pemegang saham PT. Liesti sebelum quasi reorganisasi adlah sebagai berikut :
Saham biasa, 10.000lb nominal Rp 150 Rp 1.500.000
Agio Saham Rp 300.000
R/E (Rp 500.000)
Jumlah modal pemegang saham Rp 1.300.000
Dalam rangka quasi reorganisasi dilakukan langkah-langkah berikut ini :
a. Diadakan revaluasi (penilaian kembali) terhadap aktiva-aktiva perusahaan :
- Persediaan barang dianaikkan sebesar RP 100.000
- Intangible Assets Rp 200.000
- Aktiva tetap diturunkan Rp 100.000
Jurnal revaluasi aktiva :
Persediaan Rp 100.000
R/E Rp 200.000
Intangible Rp 200.000
Aktiva Tetap Rp 100.000
(R/E – ((Intangible + AT)-Persediaan))= 200.000
b. Nilai nominal saham diturunkan dari Rp 150/lb menjadi Rp 50
Jurnal penurunan nilai nominal saham :
Modal saham Biasa Rp 500.000
Agio Saham Biasa Rp 500.000
(10.000lb x Rp 50 = Rp 500.000)
c. Penghapusan deficit
Agio Saham biasa Rp 500.000
R/E Rp 500.000
(Nilai R/E awal)
Posisi modal pemegang saham PT. Liesti setelah quasi reorganisasi adalah sebagai berikut :
Saham biasa, 10.000lb nominal Rp 50 Rp 500.000
Agio Saham Rp 300.000
R/E Rp 0
Jumlah modal pemegang saham Rp 800.000
PENCATATAN PENYUSUTAN AKTIVA PERUSAHAAN
Standar akuntansi keuangan (2002;17) menyatkan bahwa jumlah yang dapat
disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat
aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode apapun yang
dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalahperlu, tanpa memandang
tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat
menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke
periode.
Adapun metode penyusutan yang biasanya digunakan adalah terdiri dari:
a. Metode penyusutan yang berdasarkan waktu yaitu metode garis
lurus, metode pembebanan yang menurun yang terdiri dari metode jumlah
angka tahun dan metode saldo menurun atau metode saldo menurun
berganda.
b. Metode penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode jam jasa
danmetode jumlah unit produksi.
c. Metode penyusutan yang berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode
berdasarkan jenis kelompok, metode analisis, metode sistem persediaan.
1. Depresiasi
Merupakan sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara
sistematis dialokasikan menjadi beban pada setiap periode akuntansi. ATAU
Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama
manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Depresiasi -> biaya
yang akan mengurangi Laba bersih, tetapi tidak masuk dalam arus kas
keluar. Sehingga tidak akan ada dana dari aktiva untuk penggantian. Dana
untuk penggantian berasal dari pendapatan.
Revisi Tarif Depresiasi apabila :
• Karena penentuan tarif depresiasi (umur aktiva) hanya merupakan
perkiraan maka sering terjadi tidak tepat, untuk itu perlu direvisi.
• Perubahan perkiraan harus ditangani dalam periode berjalan dan periode
prospektif. Periode yang sudah berjalan tidak mungkin dilakukan revisi
Alasan dilakukannya depresiasi adalah :
a. Faktor-faktor fisik yang mengurangi masa pemakaian dari aktiva tetap itu
sendiri misalnya kerusakan atau masa aus;
b. Ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu
diganti. Atau mungkin adanya permintaan terhadap suatu produk/jasa yang
dihasilkan.
Faktor-faktor yang menentukan biaya depresiasi/penyusutan adalah :
- Harga perolehan : dana atau utang dan biaya-biaya lain yang harus
dikeluarkan untuk memperoleh aktiva.
- Nilai sisa (Residu) : jumlah yang diterima bila aktiva tersebut dijual, ditukar
atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak digunakan, dikurangi
dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menakarnya.
- Taksiran Umur Kegunaan : dipengaruhi oleh cara-cara oemeliharaan dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini
bisa dinyatakan dalam suatu periode waktu, satuan hasil produksi, atau pun
satuan jam kerjanya
2. Deplesi
Proses pengalokasian harga perolehan sumber alam menjadi biaya selama
manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.
• Sumber Alam (minyak bumi, tambang lainnya, kayu)-> aktiva yang dapat
habis, dikonsumsi secara fisik selama periode penggunaan dan tidak
menyisakan karakter fisik
• Deplesi -> untuk menghapus aktiva sumber alam ini, akan mengurangi
aktiva sumber alam (bukan menjadi Biaya Deplesi)
• Harga perolehan sumber alam:
– cost akuisisi -> harga yang dibayarkan untuk memperoleh hak mencari
dan menemukan sumber alam yang belum ditemukan atau membeli lisensi
jika sumber alam ini telah ditemukan
– cost eksplorasi -> biaya untuk menemukan sumber alam
full cost approach -> gagal dan berhasil diakui
successful effort approach -> hanya yang berhasil diakui
– Cost Pengembangan:
peralatan berujud -> peralatan yang diperlukan untuk menambang sumber
alam (biasanya tidak diikutkan dalam penghitungan deplesi)
cost pengembangan tidak berujud -> biaya yang tidak mempunyai karakter
fisik tetapi diperlukan untuk produksi sumber alam, misal: biaya pengeboran,
pembuatan lorong, gua, sumur dsb)
– Cost restorasi (perbaikan) ->diikutkan dalam perhitungan deplesi
3. Amortisasi
Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tidak berwujud menjadi biaya
selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.
l Aktiva tidak berwujud dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilainya.
l Jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud harus dialokasikan
secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.
l Pada umumnya masa manfaat suatu aktiva tidak berwujud tidak boleh
melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva siap digunakan
l Jika pola konsumsi tidak dapat ditentukan dengan handal maka harus
digunakan metode garis lurus.
l Biaya amortisasi diakui sebagai beban kecuali PSAK lainnya mengizinkan atau
mengharuskan untuk dimasukkan ke dalam nilai tercatat aktiva lain.
Metode perhitungan Depresiasi/Penyusutan
1. Metode Garis Lurus ( Straight Line Method )
Merupakan metode depresiasi/penyusutan yang paling sederhana dan
banyak digunakan.
Rumus : HP-NR / UE
Ket : HP = Harga Perolehan
NR = Nilai Residu
UE = Umur Ekonomis
Contoh :
PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp
5.000.000, UE selama 5 tahun. Berapa penyusutan tiap tahunnya?
Perhitungannya :
1. Masukkan Rumus
Depresiasi = HP-NR / UE
= 20.000.000-5.000.000 / 5
= 3.000.000
2. Membuat tabel untuk mengetahui jumlah penyusutan tiap tahunnya :
Tahu
n Ke-
Depresia
si
(D)
Akumulasi
Penyusuta
n (K)
Total
Akumulasi
Penyusuta
n
Nilai Buku
Aktiva
(N)=N-K
0 20.000.00
0
1 3.000.00
0
3.000.000 3.000.000 17.000.00
0
2 3.000.00 3.000.000 6.000.000 14.000.00
0 0
3 3.000.00
0
3.000.000 9.000.000 11.000.00
0
4 3.000.00
0
3.000.000 12.000.00
0
8.000.000
5 3.000.00
0
3.000.000 15.000.00
0
5.000.00
0
Ket : di akhir tahun ke -5 akan terdapat nilai 5.000.000 merupakan nilai sisa
(residunya).
3. Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.000.000
Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.000.000
Akumulasi Depresiasi 3.000.000
Catatan : Nilai depresiasi adalah selalu sama di tahun 1 – 5
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000
Mesin 3.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000
Mesin 3.000.000
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin3.000.000
Akumulasi Dpresiasi 3.000.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 6.000.000
Mesin 6.000.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk
mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga
sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah
20.000.000-3.000.000 = 17.000.000 dan di akhir tahun ke dua
adalah 17.000.000-3.000.000=14.000.000 dst.
2. Metode Jam Jasa ( Services Hours Method )
Didasarkan kepadan anggapan bahwa aktiva akan cepat rusak bila
digunakan pada kapasitas penuh. Maka beban depresiasi dihitung dengan
dasar satuan jam jasa.
Rumus : HP-NR / n
Ket : HP = Harga Perolehan
NR = Nilai Residu
n = Taksiran jam jasa
Contoh :
PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp
5.000.000, dan dapat digunakan selama 10.000jam dengan perincian
sebagai berikut Tahun pertama 3000 jam, kedua 2500jam, ke tiga 2000jam,
tahun keempat 1500jam dan kelima 1000jam. Berapa penyusutan tiap
tahunnya?
Perhitungannya :
1. Masukkan rumus
Depresiasi = HP-NR / n
= 20.000.000-5.000.000 / 10.000
= Rp 1.500
2. Membuat tabel depresiasi
Tahu
n Ke-
Depresias
i
(D)
Akumulasi
Penyusuta
n (K)
Total
Akumulasi
Penyusuta
Nilai Buku
Aktiva
(N)=N-K
n
0 20.000.00
0
1 3.000x15
00
4.500.000 4.500.000 15.500.00
0
2 2500x150
0
3.750.000 8.250.000 11.750.00
0
3 2000x150
0
3.000.000 11.250.00
0
8.750.000
4 1500x150
0
2.250.000 13.500.00
0
6.500.000
5 1000x150
0
1.500.000 15.000.00
0
5.000.00
0
3. Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.500.000
Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.750.000
Akumulasi Depresiasi 3.750.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000
Mesin 4.500.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 3.750.000
Mesin 3.750.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk
mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga
sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah
20.000.000-4.500.000 = 15.500.000 dan di akhir tahun ke dua
adalah 15.500.000-3.750.000=11.750.000 dst.
INFO TAMBAHAN BISA DILAKUKAN BISA TIDAK SESUAI
KEINGINAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin4.500.000
Akumulasi Dpresiasi 4.500.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 8.250.000
Mesin 8.250.000
3.Metode Hasil Produksi ( Productive Output Method )
Umur kegunaan aktiva dihitung dalam satuan jumlah unit hasil produksi.
Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga
depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai fluktuasi unit produksi.
Contoh :
PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp
5.000.000, dan dapat digunakan selama 50.000 unit dengan perincian
sebagai berikut Tahun pertama 18000 unit, kedua 15000unit, ke tiga 10.000
unit, tahun keempat 5000unit dan kelima 2000 unit. Berapa penyusutan tiap
tahunnya?
Perhitungannya :
1. Masukkan rumus
Depresiasi = HP-NR / n
= 20.000.000-5.000.000 / 50.000
= Rp 300
2. Membuat tabel depresiasi
Tahu
n Ke-
Depresias
i
Akumulasi
Penyusuta
n (K)
Total
Akumulasi
Penyusuta
Nilai Buku
Aktiva
(D) n (N)=N-K
0 20.000.00
0
1 18.000x3
00
5.400.000 5.400.000 14.600.00
0
2 15.000x3
00
4.500.000 9.900.000 10.100.00
0
3 10.000x3
00
3.000.000 12.900.00
0
7.100.000
4 5000x300 1.500.000 14.400.00
0
5.600.000
5 2000x300 600.000 15.000.00
0
5.000.00
0
3. Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 5.400.000
Akumulasi Depresiasi Rp 5.400.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.500.000
Akumulasi Depresiasi 4.500.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 5.400.000
Mesin 5.400.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000
Mesin 4.500.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk
mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga
sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah
20.000.000-5.400.000 = 14.600.000 dan di akhir tahun ke dua
adalah 14.600.000-4.500.000=10.100.000 dst.
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin5.400.000
Akumulasi Dpresiasi 5.400.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 9.900.000
Mesin 9.900.000
4. Metode Jumlah Angka Tahun
Dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian
pengurang yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan
dikurangi nilai residu.
Bagian pengurang dihitung sebagai berikut :
- Pembilang = bobot untuk tahun bersangkutan
- Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau jumlah
angka bobot.
Contoh :
PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp
5.000.000, dan UE selama 5 tahun. Depresiasi mesin dihitung sbb :
Tahun Bobot (weight) Bagian Pengurang
1 5 5/15
2 4 4/15
3 3 3/15
4 2 2/15
5 1 1/15
TOTAL 15
Berapa penyusutan tiap tahunnya?
Perhitungannya :
1. Membuat Tabel
Tah
un
Ke-
Perhitun
gan
Penyusut
an
(D)
Akumula
si
Penyusu
tan (K)
Total
Akumula
si
Penyusu
tan
Nilai
Buku
Aktiva
(N)=N-K
0 20.000.
000
1 5/15x15j
t
5.000.0
00
5.000.0
00
15.000.
000
2 4/15x15j
t
4.000.0
00
9.000.0
00
11.000.
000
3 3/15x15j
t
3.000.0
00
12.000.
000
8.000.0
00
4 2/15x15j
t
2.000.0
00
14.000.
000
6.000.0
00
5 1/15x15j
t
1.000.0
00
15.000.
000
5.000.0
00
Ket : 15 juta merupakan nilai bersih (HP-NR)
1. Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 5.000.000
Akumulasi Depresiasi Rp 5.000.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.000.000
Akumulasi Depresiasi 4.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 5.000.000
Mesin 5.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000
Mesin 4.000.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk
mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga
sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah
20.000.000-5.000.000 = 15.000.000 dan di akhir tahun ke dua
adalah 15.000.000-4.000.000=11.000.000 dst.
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin5.000.000
Akumulasi Depresiasi 5.000.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 9.000.000
Mesin 9.000.000
5. Metode saldo menurun ( declining balance method )
Metode ini juga merupakan metode penurunan beban penyusutan yang
menggunakan tingkat penyusutan (diekspresikan dalam persentase) yang
merupakan perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini
selalu tetap dan diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku pada setiap akhir
tahun. Tidak seperti metode lain, dalam metode saldo menurun nilai sisa
tidak dikurangkan dari harga perolehan dalam menghitung nilai yang dapat
disusutkan. Rumus yang digunakan dalam menghitung adalah sebagai
berikut:
Penyusutan = % penyusutan (harga perolehan – akumulasi penyusutan)
Perhitungan penyusutan
Contoh :
PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp
5.000.000, dan UE selama 5 tahun dengan tarif 20%. Depresiasi mesin
dihitung sbb :
Tah
un
Ke-
Perhitungan
Penyusutan
Depresia
si
Penyusu
tan
Akumula
si
Penyusu
tan (K)
Nilai
Buku
Aktiva
=harga
peroleha
n - K
0 20.000.0
00
1 20.000.000
x20%
4.000.00
0
4.000.00
0
16.000.0
00
2 16.000.000
x20%
3.200.00
0
7.200.00
0
12.800.0
00
3 12.800.000
x20%
2.560.00
0
9.760.00
0
10.240.0
00
4 10.240.000
x20%
2.048.00
0
11.808.0
00
8.192.00
0**
5 3.192.0
00
15.000.0
00
5.000.0
00
Ket : *3.192.000 berasal dari 8.192.000-5.000.000 (NR).
Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.000.000
Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.200.000
Akumulasi Depresiasi 3.200.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000
Mesin 4.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 3.200.000
Mesin 3.200.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk
mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga
sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah
20.000.000-4.000.000 = 16.000.000 dan di akhir tahun ke dua
adalah 16.000.000-3.200.000=12.800.000 dst.
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin4.000.000
Akumulasi Dpresiasi 4.000.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 7.200.000
Mesin 7.200.000
6. Metode saldo menurun berganda ( double declining method)
Saldo menurun yang menggunakan tarid penyusutan 2 kali tarif penyusutan
garis lurus untuk masa manfaat yang sama.
Contoh :
PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp
5.000.000, dan UE selama 5 tahun dengan tarif 20% maka saldo menurun
bergandanya menjadi 40% (2x20%). Depresiasi mesin dihitung sbb :
Tah
un
Ke-
Perhitungan
Penyusutan
Depresia
si
Penyusu
tan
Akumula
si
Penyusu
tan (K)
Nilai
Buku
Aktiva
=harga
peroleh
an - K
0 20.000.
000
1 20.000.000
x40%
8.000.00
0
8.000.00
0
12.000.
000
2 12.000.000
x40%
4.800.00
0
12.800.0
00
7.200.0
00
3 7.200.000x
40%
2.880.00
0
15.680.0
00
4.320.0
00
4 4.320.000x
40%
1.728.00
0
17.408.0
00
2.592.0
00
5 15.000.0
00
5.000.0
00
Ket : Dengan menggunakan metode penurunan berganda maka tidak
didapat penyusutan di akhir tahun ke lima. Karena nilai buku aktual
perhitungan lebih kecil dari perkiraan nilai residu.
Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 8.000.000
Akumulasi Depresiasi Rp 8.000.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.800.000
Akumulasi Depresiasi 4.800.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 8.000.000
Mesin 8.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 4.800.000
Mesin 4.800.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk
mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua, ketiga
sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah
20.000.000-8.000.000 = 12.000.000 dan di akhir tahun ke dua
adalah 12.000.000-4.800.000=7.200.000 dst.
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin8.000.000
Akumulasi Dpresiasi 8.000.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 12.800.000
Mesin 12.800.000
Semoga bisa memberikan gambaran !!!
Pengertian REKONSILIASI BANK...adalah
Merupakan laporan yang menjelaskan perbedaan antara saldo menurut
rekening Koran bank dengan saldo menurut pembukuan perusahaan pada
tanggal tertentu.
Atau
Adalah suatu prosedur penyamaan atau pencocokan antara catatan
perusahaan dengan catatan bank.
Hal-hal yang menimbulkan perbedaan dapat digolongkan sebagai berikut :
PERUSAHAAN BANK
Transaksi yang MENAMBAH saldo
:
a. Penerimaan yang telah dicatat oleh
Transaksi yang MENAMBAH saldo
:
a. Setoran penerimaan perusahaan
bank tetapi belum dicatat oleh
perusahaan, misalnya :
Hasil inkaso bank
Jasa Giro
Transfer Bank
b. Kesalahan perusahaan mencatat
pengeluaran perusahaan terlalu
besar
c. Kesalahan perusahaan mencatat
penerimaan perusahaan terlalu kecil.
d. Nota Kredit (Credit
Memorandum);adalah dokumen
untuk memberitahukan debitur
(orang yang berhutang) bahwa
perkiraannya telah di kredit sejumlah
tertentu.
Contoh : penagihan piutang, wesel
tagih dan bunganya yang telah
ditagih bank.
Transaksi yang MENGURANGI
saldo :
1. Pengeluaran yang sudah dicatat
oleh bank tetapi belum dicatat oleh
perusahaan, misalnya :
Biaya adsministrasi bank
Cek ditempat
2. Kesalahan perusahaan mencatat
pengeluaran terlalu kecil
3. Kesalahan perusahaan mencatat
penerimaan perusahaan terlalu besar
4. Setoran cek tidak cukup dana / cek
yang sudah dicatat oleh perusahaan
tetapi belum dicatat oleh bank,
misalnya :
Setoran dalam proses/dalam
perjalanan/DIT (Deposit In Transit)
Penerimaan tagihan belum disetor
ke bank
b. Kesalahan bank mencatat
pengeluaran perusahaan terlalu
besar
c. Kesalahan bank mencatat
penerimaan perusahaan terlalu kecil
Transaksi yang MENGURANGI
saldo :
a. Pengeluaran yang sudah dicatat
oleh perusahaan tetapi belum dicatat
oleh bank, misalnya : cek dalam
peredaran / OSC (Out Standing
Check)
b. Kesalahan bank mencatat
pengeluaran perusahaan terlalu kecil
c. Kesalahan bank mencatat
penerimaan perusahaan terlalu
besar.
kosong.
5. Nota Debet (debet
Memorandum);adalah dokumen
untuk memberitahu kreditur bahwa
perkirannya telah didebet sejumlah
tertentu. Contohnya : biaya yang
belum dicatat dibuku pengeluaran
kas.
Sumber : Hayono Yusuf “Pengantar Dasar Akuntansi Jilid VI”
KONSEP DAN PENELUSURAN BIAYA
Perbedaan antara Biaya (Cost) dan Beban (Expense)
BIAYA (COST) BEBAN (EXPENSE)
Adalah pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan
uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu. Biaya ini
belum habis masa pakainya, dan
digolongkan sebagai aktiva yang
Adalah biaa yang telah memberikan
manfaat dan sekarang telah habis.
Biaya yang belum dinikmati yang
memberikan manfaat dimasa yang
akan datang dikelompokkan sebagai
harta. Biaya ini dimasukkan kedalam
L/R sebagai pengurang dari
dimasukkan dalam neraca.
Contoh :
a. Persediaan bahan Baku’
b. Persediaan produk dalam proses
c. Persediaan produk selesai
d. Supplies atau aktiva yang belum
digunakan
pendapatan.
Contoh :
a. Beban penyusutan
b. Beban pemsaran
c. Beban yang tergolong sebagai
biaya operasi.
ILUSTRASI BEBAN DAN BIAYA
a. Pembelian mesin, nilai yang dikeluarkan untuk memperoleh mesin tersebut
merupakan biaya, tetapi setelah dipakai akan menimbulkan penyusutan
terhadap mesin yan akan menjadi beban.
b. Perlengkapan kantor yang masih tinggal digolongkan sebagai biaya,
sedangkan yang sudah terpakai digolongkan sebagai beban.
c. Persdiaan bahan, persediaan produk dalam proses, produk selesai yang
masih tinggak dan belum terjual digolongkan sebagai biaya, sdangkan yang
sudah terjual akan membentuk harga pokok penjualan dan digolongkan
sebagai beban.
PENELUSURAN BIAYA KE OBYEK BIAYA
1. BIAYA LANGSUNG
Biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau obyek
biaya.
2. BIAYA TIDAK LANGSUNG
Biaya yng tidak dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau
obuek biaya.
Sebenarnya mudah didalam nenentukan biaya langsung atau biaya tidak
langsung, tetapi pada hal-hal tertentu atau perusahaan tertentu kadang kita
masih dibingungkan bagaimana mengklasifikasikan mana biaya langsung
atau biaya tidak langsung.
Contoh :
Jika obyek biaya yang digunakan adalah :
OBYEK
BIAYA
BIAYA LANGSUNG BIAYA TIDAK LANGSUNG
PRODUKSI a. Biaya Bahan Baku
Kayu dalam pembuatan
mebel;
Kain dalam pembuatan
pakaian;
Karet dalam pembuatan ban;
Minyak mentah dalam
pmbuatan bensin;
Kulit dalam pembuatan
sepatu;
Tepung dalam pembuatan
terigu, dll
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Upah koki kue
Upah tukang serut dan
potong kayu dalam pembuatan
mebel;
Tukang jahit, border,
pembuatan pola dalam
pembuatan pakaian;
Tukang linting rokok dalam
pabrik rokok;
Operator mesin jika
menggunakan mesin; dll
c. Biaya Overhead Pabrik
Adalah biaya selain biaya
bahan baku lanhsung dan
biaya tenaga kerja langsung
tetapi membantu dalam
mengubah bahan menjadi
produk selesai.
1. Bahan tidak langsung
(bahan pembantu dan
penolong).
Contoh : amplas, pola
kertas, olidan minyak
pelumas, paku sekrup, dan
mur, staples, accessories
pakaian, vanili, garam,
pelembut, pewarna.
2. Tenaga kerja tidak
langsung
Contoh : gaji satpam pabrik,
gaji pengawasan pabrik,
pekerja bagian
pemeliharaan, penyimpanan
dokumen pabrik, gaji
operator tel pabrik, pegawai
pabrik, pegawai bagian
gudang, gaji resepsionist,
pegawai yang menangani
barang.
3. Biaya Tidak langsung
lainnya
Contoh : Pajak bumi dan
bangunan pabrik, listrik, air
dan telp, sewa, penyusutan,
peralatan, pemeliharaan,
gaji akuntan pabrik,
rekreasi, reparasi mesin,dll.
PRODUK a. Biaya Bahan Baku
b. Biaya Paten dan Royalty
c. Biaya tenaga Kerja Langsung
d. Asuransi
e. Sewa Pabrik
BATCH a. Biaya persiapan (set up)
BIAYA PRODUKSI SECARA TREMINOLOGI BIAYA
a. Biaya utama’
Gabungan antara biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja
langsung
b. Biaya Konversi
Biaya yang digunakan untuk merubah bahan baku langsung menjadi produk
selesai. Gabungan dari biaya tenaga kerja langsung dan BOP.
BIAYA NON PRODUKSI (Biaya Komersial/Biaya Operasi)
Adalah biaya tidak berhubungan dengan proses produksi.
1. Beban pemasaran (biaya penjualan) adalah biaya yang dikeluarkan apabila
produk selesai dan siap dipasarkan ketangan konsumen.
Cont : beban iklan, promosi, komisi penjualan, pengiriman barang, sampel
barang gratis, hiburan, biaya alat tulis, gaji bag penjualan, tel dan telegrap,
biaya penjualan dll.
2. Beban adsministrasi adalah biaya dalam hubungan dengan kgiatan penentu
kebijakan, pengarahan, pengawasan kegiatan perusahaan secara
keseluruhan agar dapat berjalan dengan efektif dan ef eisien.
Cont : Gaji adsministrasi kantor, sewa kantor, penyusutan kantor, biaya
piutang tak tertagih, biaya urusan kantor, biaya alat-alat tulis, dll.
3. Beban keuangan adalah biaya yang muncul dalam melaksanakan fungsi-
fungsi keuangan. Cont : Beban bunga.
BIAYA DALAM HUBUNGAN DENGAN VOLUME PRODUKSI
a. Biaya Variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan
volume produksi dalam rentang relevan, tetapi secara per unit tetap.
Cont : Perlengkapan, bahan bakar, peralatan kecil, kerusakan bahan, sisa
dan beban reklamasi, biaya pengiriman barang, royalty, biaya komunikasi,
upah lembur, biaya pengangkutan dalam pabrik, biaya sumber tenaga,
penangan bahan baku.
b. Biaya Tetap adalah biaya secara totalitas bersifat tetap dalam rentang
relevan tertentu, tetapi secara per unit berubah.
Cont : gaji eksekutif produksi, penyusutan jika menggunakan garis lurus,
pajak property, amortisasi paten, gaji supervisor, asuransi property dan
kewajiban, gaji satpam dan pegawai kebersihan, pemeliharaan dan
perbaikan gedung dan bangunan, sewa.
c. Biaya Semi adalah biaya didalamnya mengandung unsure tetap dan
mengandung unsure variable.
1. Biaya semi variable adalah biaya didalamnya mengandung unsure tetap
dan memperlihatkan karakter tetap dan variable
Contoh : biaya listrik, tep dan air, bensin, perlengkapan, asuransi jiwa
kelompok karyawan, PPh, biaya perjalanan dinas, hiburan dan pemeliharaan.
2. Biaya Semi tetap adalah biaya yang berubah dan volume secara bertahap.
Contoh : gaji penyelia.
BIAYA DALAM HUBUNGAN DENGAN DEPARTEMEN PRODUKSI
1. Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri secara
langsung ke departemen yang bersangkutan.
Contoh : gaji mandor di pabrik yang digunakan oleh departemen yan
bersangkutang merupakan biaya langsung bagi dpartemen;
2. Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri
secara langsung ke departemen yang bersangkutan.
Contoh : biaya penyusutan dan biaya asuransi merupakan biaya yang
manfaatnya digunakan secara bersama oleh masing-masing departemen.
BIAYA DALAM HUBUNGAN DENGAN PERIODE WAKTU
1. Biaya pengeluaran modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan
manfaat dimasa depan dan dalam jangka waktu yang panjang dan
dilaporkan sebagai aktiva.
Contoh : pembelian mesin dan peralatan
2. Biaya Pengeluaran Pendapatan adalah biaya yang memberikan manfaat
untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban.
Contoh ; mesin dan peralatan yang dibeli apabila dikonsumsi akan
kehilangan kegunaan dan akan menimbulkan penyusutan. Penyusutan ini
disebut ebagai pengeluaran pendapatan yang akan dilaporkan sebagai
beban.
BIAYA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Biaya Relevan adalah biaya masa yang akan datang yang berbeda dalam
beberapa alternative yang berbeda. Terdiri dari :
a. Biaya Diferensial adalah selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam
beberapa alternative pilihan. Disebut juga biaya marginal atau biaya
incremental.
Contoh : Perusahaan untuk menyalakan mesin disel akan menggunakan
bensin dan solar. Jika menggunakan bensin biaya Rp 5000/liter sedangkan
jika menggunakan solar biayanya Rp 7000/liter. Jadi disini ada selisih Rp
2000/liter.
b. Biaya Kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam memilih
suatu alternative.
Contoh : Jika perusahaan akan menyewakan atau menjual mesin fotocopy.
Apabila menjual perusahaan akan mendapatkan pendapatan Rp 4 juta tetapi
apabila disewakan akan mendpaatkan Rp 4.5 juta. Jadi apabila perusahaan
apabila memilih menjual maka akan kehilangan kesempatan sebesar Rp
500rb.
c. Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan dalam catatan akuntansi
tetapi mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Contoh : biaya bunga
d. Biaya Nyata adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih
suatu alternative.
Contoh : biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih jika menerima
pesanan dari luar.
e. Biaya yang dapat dilacak adalah biaya yang dapat dilacak kepada prosuk
selesai.
Contoh : biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
2. Biaya Tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak
mempengaruhi keputusan apapun.
a. Biaya masa lalu/ biaya histori adalah biaya yang sudah dikeluarkan tetapi
tidak mempengaruhi keputusan apapun.
Contoh : pembelian mesin
b. Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat kembali
Contoh : kelebihan nilai buku atas nilai sisa, supervisor pabrik dan
penyusutan bangunan.
Sistem Informasi Akuntansi Biaya
Adalah system yang membantu manajemen dalam menetapkan sasaran laba
perusahaan, target laba departemen, mengevaluasi efektifitas rencana
perusahaan, mengungkapkan kegagalan dan keberhasilan dalam bentuk
tanggung jawab yang spesifik dan menganalisis serta memutuskan
penyesuaian dan perbaikan yang diperlukan agar tujuan atau sasaran
organisasi dapat dicapai.
Pemrosesan data adalah suatu proses pengumpulan , mengelompokkan,
menganalisis dan pelaporan data perusahaan.
Sumber : Akuntansi Biaya Jilid 2. Pengarang Bastian Bustami dan
Nurlela (2010)
PENGERTIAN DASAR – DASAR BIAYA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Menurut saya perusahaan manufaktur adalah
“sebuah tempat usaha dan didalam melaksanakan usahanya tersebut ada
unsure input – proses – output (Produk + wastages/sampah)”.
Sebelum kita mempelajari mengenai beberap system yang ada di
perusahaan manufaktur dan beberapa contoh perhitungannya, alangkah kita
mengetahu dasar-dasar biaya yang biasa digunakan didalam proses usaha
manufakktur. Sehingga pada akhirnya nanti kita terhidar dari ambigu.
Didalam proses manufaktur kita tidak akan terlepas dari apa itu akuntansi
biaya. Akuntansi biaya menyajikan informasi biaya yang digunakan untuk
berbagai tujuan. Yaitu perencanaan dan pengendalian laba, penentuan
Harga Pokok Produk atau jasa dan digunakan untuk pengambilan keputusan
oleh management.
Penggolongan Biaya
1. Biaya Produksi (Factory Cost)
1. Biaya Bahan baku (direct Material Cost) ; merupakan semua unsure
pembelian barang mentah yang nantinya akan diproses produksi langsung.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost); merupakan biaya
tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi langsung.
3. Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead); biasa disingkat BOP (biaya
Overhead Pabrik) merupakan biaya selain biaya bahan baku langsung dan
BTKL.
2. Biaya Operasi (Commercial Expense)
a. Biaya Pemasaran (Marketing and Selling Expense)
b. Biaya Adsministrasi dan Umum (General & Administration Expense)
3. Berdasarkan Periode Akuntansi
a. Capital Expenditure (Pengeluaran Modal).
Merupakan pengeluaran yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi, jumlahnya relative besar, dan pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.
Jenis pengeluaran ini dikapitalisir dan dicantumkan sebagai harga perolehan.
b. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure)
Merupakan pengeluaran yang member manfaat pada periode akuntansi
dimana pengeluaran ini terjadi. Pengeluran ini menjadi beban pada periode
tersebut, dan dicantumkan dalam income statement. Pengeluaran ini
jumlahnya relative kecil dan umumnya pengeluaran ini sifatnya rutin.
4. Berdasarkan Volume Kegiatan
a. Biaya Tetap (Fix Cost)
Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan
sampai pda tingkatan tertentu. Biaya tetap/unit berubah berbanding terbail
dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya Variabel (Variable Cost)
Mengasumsikan hubungan linier antara biaya aktifitas tersebut. Yaitu biaya
yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume
kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah
total biaya variable.
c. Biaya Semi Variable
Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan
volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak
sebanding/proporsiaonal.
5. Berdasarkan Obyek kegiatan
a. Biaya Langsung; biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diindentifikasi
kepada obyek atau pusat biaya tertentu;
b. Biaya tidak langsung; biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat
diidentifikasi pada obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang
manfaatnya dinimkati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.
6. Sistem Akuntansi Biaya
a. Sistem Harga pokok sesungguhnya (Actual Cost System). Yaitu system
pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan
sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada system ini
harga pokok produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya
sesungguhnya dikumpulkan.
b. Sistem Harga Pokok Standar (Standard Cost System). Yaitu system
pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan
sebesar harga pokok yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk
atau pesanan dikerjakan.
7. Sistem pengumpulan Harga Pokok
a. Job Order Cost; yaitu pengumpulan harga pokok produk yang
dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak.
b. Process Cost; metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya
dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Dalam metode ini, proses produksi
di perusahaan dilaksanakan secara terus-menerus, barang yang dihasilkan
homogeny, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu.
Biasanya dilakukan untuk memenuhi stok.
Sumber : Perpustakaan USU
Tentang AKUNTANSI BIAYA...
Sebelumnya kita sedikit tahu bab pengertian AKuntansi keuangan...
AKUNTANSI KEUANGAN
Adalah bidang ilmu akuntansi, yang mempelajari bagaimana, mencatat, dan
menggolongkan dan meringkas transaksi-transaksi keuangan perusahaan,
kemudian disusun dalam bentuk laporan keuangan yang akan digunakan
oleh pihak-pihak tertentu yang berkepentingan.
AKUNTANSI BIAYA
Bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat,
mengukur dan pelaporan informasi biaya yang digunakan. Disamping itu
akuntansi biaya juga membahas tentang penentuan harga pokok produk
yang diproduksi dan diual kepada pemesan maupun untuk pasar, serta
untuk persediaan produk yang akan dijual.
PERANAN AKUNTANSI BIAYA
Merupakan perangkat yang dibutuhkan manajemen untuk aktivitas
perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas, meningkatkan
efisiensi serta membuat keputusan dan pengendalian, memperbaiki kualitas,
meningkatkan efisiensi serta membuat keputusan – keputusan yang bersifat
rutin maupun yang bersifat strategis.
a. Penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran operasi perusahaan;
b. Penetapan metode dan prosedur perhitungan baya, pengendalian biaya,
pembebanan biaya yang akurat, serta perbaikan mutu yang
berkesinambungan;
c. Penentuan nilai persediaan yang digunakan untuk kalkulasi biaya dan
penetapan harga, evaluasi terhadap produk, evaluasi kinerja departemen
atau divisi, pemeriksanaan persediaan secara fisik;
d. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk satu periode akuntansi,
tahunan atau periode yang lebih singkat;
e. Memilih system dan prosedur dan alternative yang terbaik, guna dapat
menaikkan pendapatan maupun menurunkan biaya.
PROSES PRODUKSI
adalah proses pengolahan input menjadi output. Input yang dimaksud adalah
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead yang
diproses menjadi produk selesai.
1. Satu tahapan proses produksi
Suatu proses produksi yang dilakukan dalam pengolahan produk selesai
melalui satu departemen atau satu tahapan proses produksi.
2. Beberapa tahapan proses produksi
Suatu proses produksi yang dilakukan dalam pengolahan produk selesai
melalui beberapa departemen atau lebih dari satu departemen.
Sistem pengolahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dibedakan
menjadi :
Jangka Waktu Produksi
a. Produksi terus-menerus (continous production)
Adalah suatu proses produksi yang dilakukan untuk mengubah bentuk
produk, walaupun terjadi perubahan terhadap model tetapi tidak merubah
susunan dan fungsi alat yang digunakan.
Proses produksi ini banyak digunakan oleh perusahaan yang memproduksi
produk secara masa, dimana produk yang dihasilkan bersifat homogeny dan
bersifat standar.
b. Produksi terputus-putus (Intermitten Production)
Adalah suatu proses produksi, dimana dalam operasinya sering kali terhenti
guna mengubah peralatan yang digunakan, dan penyesuaian secara terus
menerus sesuai tuntutan produk yang dihasilkan.
Proses produksi ini sering digunakan oleh perusahaan yang bersifat
permanen.
Sifat Proses Produksi
a. Proses Ekstraktif
Adalah suatu proses pengambilan langsung dari alam, seperti kayu,
perikanan, dan pertambangan.
b. Proses Analitis
Adalah suatu proses memisahkan bahan-bahan, seperti penyulingan minyak
mentah menjadi minyak siap digunakan.
c. Proses Pengubahan
Adalah suatu prses perubahan bentuk suatu produk, seperti peralatan rumah
tangga.
d. Proses Sintetis
Adalah suatu proses pencampura dengan lain, seperti pengolahan bahan-
bahan kimia.
Sifat Produk
a. Produk Standar
Adalah suatu proses produksi yang didasarkan pada sifat produk yang telah
distandarisasi, yang digunakan untuk penilaian persediaan dan penetapan
biaya produk yang dijual.
Biasanya produk yang dihasilkan bersifat homogen dan diproduksi dalam
jumlah banyak, seperti televisi, sabun dll.
b. Produk Pesanan
Adalah suatu proses produksi dilakukan berdasarkan sifat produk yang
sesuai dengan spesifikasi pemesan, seperti percetakan, baju dll.
Sumber : Akuntansi Biaya Jilid 2. Pengarang Bastian Bustami dan
Nurlela (2010)
Untuk konsep biaya akan saya tulis setelah bab ini.. stay join
MENCARI NILAI FVIF (FUTURE VALUE OF $1 AT THE END OF N PERIODS) DENGAN TABEL & KALKULATOR
FVn = PVo (1+r)pangkat n ATAU FVn = PVo (1+r/k)pangkat k x nKet : FVn = Nilai Masa Mendatang (Tahun ke-n)
PVo = Nilai saat inir = Tingkat bungak = frekuensi penggandaann = jangka waktu
Ada 2 cara mendapatkan nilai FVn diantaranya :
1. Menggunakan Tabel (maaf saya hanya memberikan contoh persentase dan periode terbatas, apabila angka diluar itu bisa menggunakan kalkulator hitung seperti di point 2).
PER
1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10%
1 1.0100
1.0200
1.0300
1.0400
1.0500
1.0600
1.0700
1.0800
1.0900
1.1000
2 1.0201
1.0404
1.0609
1.0816
1.1025
1.1236
1.1449
1.1664
1.1181
1.2100
3 1.0303
1.0612
1.0927
1.1249
1.1576
1.1910
1.2250
1.2597
1.2950
1.3310
4 1.0406
1.0824
1.1255
1.1699
1.2155
1.2625
1.3108
1.3605
1.4116
1.4641
5 1.0510
1.1041
1.1593
1.2167
1.2763
1.3382
1.4026
1.4693
1.5386
1.6105
6 1.0615
1.1262
1.1941
1.2653
1.3401
1.4185
1.5007
1.5869
1.6771
1.7716
7 1.0721
1.1487
1.2299
1.3159
1.4071
1.5036
1.6058
1.7138
1.8280
1.9487
8 1.0829
1.1717
1.2268
1.3686
1.4775
105938
1.7182
1.8509
1.9926
2.1436
9 1.0937
1.1951
1.3048
1.4233
1.5513
1.6895
1.8385
1.9990
2.1719
2.3579
10 1.1046
1.2190
1.3439
1.4802
1.6289
1.7908
1.9672
2.1589
2.3674
2.5937
11 1.1157
1.2434
1.3842
1.5395
1.7103
1.8983
2.1049
2.3316
2.5804
2.8531
12 1.1268
1.2682
1.4258
1.6010
1.7959
2.0122
2.2522
2.5182
2.8127
3.1384
13 1.1381
1.2936
1.4685
1.6651
1.8856
2.1329
2.4098
2.7196
3.0658
3.4523
14 1.1495
1.3195
1.5126
1.7317
1.9799
2.2609
2.5785
2.9372
3.3417
3.7975
15 1.1610
1.3459
1.5580
1.8009
2.0789
2.3966
2.7590
3.1722
3.6425
4.1772
16 1.1726
1.3728
1.6047
1.8730
2.1829
2.5404
2.9522
3.4259
3.9703
4.5950
17 1.1843
1.4002
1.6528
1.9479
2.2920
2.6928
3.1588
3.7000
4.3276
5.0545
18 1.1961
1.4282
1.7024
2.0258
2.4066
2.8543
3.3799
3.9960
4.7171
5.5599
19 1.2081
1.4568
1.7535
2.1068
2.5270
3.0256
3.6165
4.3157
5.1417
6.1159
20 1.2202
1.4859
1.8061
2.1911
2.6533
3.2071
3.8697
4.6610
5.6044
6.7275
21 1.2324
1.5157
1.8603
2.2788
2.7860
3.3996
4.1406
5.0338
6.1088
7.4002
22 1.2447
1.5460
1.9161
2.3699
2.9253
3.6035
4.4304
5.4365
6.6586
8.1403
23 1.2572
1.5769
1.9736
2.4647
3.0715
3.8197
4.7405
5.871
7.2579
8.9543
24 1.2697
1.6084
2.0328
2.5633
3.2251
4.0489
5.0724
6.3412
7.9111
9.8497
25 1.2824
1.6406
2.0938
2.6658
3.3864
4.2919
5.4274
6.8485
8.6231
10.835
26 1.2953
1.6734
2.1566
2.7725
3.5557
4.5494
5.8074
7.3964
9.3992
11.918
27 1.3082
1.7069
2.2213
2.8834
3.7335
4.8223
6.2139
7.9881
10.245
13.110
28 1.3213
1.7410
2.2879
2.987
3.9201
5.1117
6.6488
8.6271
11.167
14.421
29 1.3345
1.7758
2.3566
3.1187
4.1161
4.4184
7.1143
9.3173
12.172
15.863
30 1.3478
1.8114
2.4273
3.2434
4.3219
5.4735
7.6123
10.063
13.268
17.449
40 1.4889
2.2080
3.2620
4.8010
7.0400
10.286
14.974
21.725
31.409
45.259
50 1.6446
2.6916
4.3839
8.1067
11.467
18.420
29.457
46.902
74.358
117.39
60 1.8167
3.2810
5.8916
10.520
18.679
32.988
57.946
101.26
176.03
304.48
2. Menggunakan Kalkulator
FVn = PVo (1+r)pangkat n ATAU FVn = PVo (1+r/k)pangkat k x nDengan cara :
a. Mengerjakan 1+r terlebih dahulu (yg ada didalam kurung), b. Mengalikan dengan nilai PVo;c. Hasil dari “b” dipangkatkan n dengan cara menekan :- Angka berdasarkan hasil “b” - Menekan tombol INV- Menekan tombol X pangkat Y- Menakan angka “n”.
Semoga sedikit memberikan pencerahan...Good Luck !!!
PENENTUAN TINGKAT SUKU BUNGA
1. Pada dasarnya suku bunga merupakan harga yang dibayar untuk dana atau
modal. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga adalah :
a. Permintaan akan dana; dan
b. Penawaran dana
2. Teori “loanable Funds” member penjelasan menapa suku bunga naik atau
turun. Fokus teori ini ada pada penawaran (supply) dan permintaan
(demand) terhadap dana yang dapat dipinjamkan (loanable funds). Kurva
penawaran untuk Loanable funds (Sf) memiliki kemiringan (slope) positif,
sedangkan kurva permintaan untuk loanable funds (Df) memiliki slope
negative. Perpotongan antara Df dan Sf menentukan tigkat suku bunga pada
kondisi keseimbangan (equilibrium) sera jumlah dana yang dipinjamkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suplly dari loanable funds (Sf) adalah
a. Rumah Tangga (household)
Jika suku bunga tinggi atau penghasilan meningkat, tabungan rumah tangga
semakin bertambah Sf meningkat;
b. SEktor Usaha (Business)
Kelebihan kas yang dapat diinvestasikan dalam jangka pendek akan
meningkat Sf;
c. Pemerintah (Government)
Pmerintah memepengaruhi suplly dana melalui Bank Sentral ini merupakan
factor yang paling dominan dalam menentukan besar kecilnya Sf. Bank
Sentral mempengaruhi jumlah kredit yang tersedia da pertumbuhan
penawaran uang (money suplly) melalui operasi pasar terbuka (open market
operation). Jika Bank Indoensia ingin menurunkan money suplly, ia akan
menjual SBI (Sertifikat Bank Indonesia) ke masyarakat, sehingga ada rupiah
yang kembali ke Bank Indonesia, penawaran uang berkurang. Sebaliknya jika
Bank Indoensia ingin menaikkan jumlah uang beredar, aia akan membeli
SPBU (Surat Berharga Pasar Uang) dari masayarakat. Di AS bank sentral
disebut Federal Reserve Bank (Fed) yang melakukan open market
operation dengan cara menjual atau membeli Treasury Bills (surat Obligasi
Jangka pendek dari pemerinta AS).
d. Investor Asing
Semakin banyak investor asing yang tertarok untuk memberikan pinjaman
atau menginvestasikan dananya di suatu Negara, Sf akan naik.
Ke 4 faktor diatas juga mempengaruhi permintaan akan loanable funds
(Df). Yaitu jika konsumsi rumah tangga meningkat, bila perekonomian
membaik dan perusahaan memiliki banyak alternative investasi, kebutuhan
modal meningkat, dan jika pemerintah menaikkan anggaran balanja, maka
Df akan meningkat pula. Begitu juga apabila investor asing membutuhkan
dana dari suatu Negara maka Df akan meningkat juga.
Kurva Sf dan Df tidak konstan tetapi berubah karena adanya perubahan
pada factor-faktor yang mempengaruhinya.
Kurva Loanable Funds
a. Jika penawaran loanable funds bertambah, kurva Sf akan bergeser ke
kanan (artinya pada suku bunga yang sama, semakin banyak dana
yang ditawarkan). Demikian sebaliknya.
b. Jika permintaan loanable funds bertambah, kurva Df akan bergeser ke
kanan (artinya pada suku bunga yang sama, kurva Df akan banyak
dana yang minati). Demikan sebaliknya.
SUmber : Teori & Praktek "Manajemen Keuangan" oleh Lukas Setia
Atmaja, Ph.D.
BALANCED SCORECARD…. Apa itu…???
Menurut Ronald W. Hilton,
Pengertian Balanced Scorecard “is a communication, information and
learning system. Building a scorecard helps managers link today’s action
with the achievement of today’s priorities”.
Merupakan sebuah komunikasi, informasi, dan pembelajaran system.
Perkembangan sistem balance scorecard membantu para manager dalam
kegiatan operasional untuk menentukan skala prioritas.
Balanced Scorecard merupakan system management yang dalam
pelaksanaannya menggunakan empat prespektive diantaranya ;
1. Keuangan (Financial) – How do we look to the company?
Melihat tinjauan perusahaan dilihat dari sisi keuangan. Didalam prespektive
keuangan ada beberap kunci pengukuran (measures) yang harus
diperhatikan diantara :
a. Keuntungan (profit)
Menurut Wikipedia keuntungan merupakan selisih antara pendapatan
dengan biaya untuk membuat suatu produk atau penyediaan jasa sebelum
dikurangi biaya overhead, gaji, pajak dan pembayaran bunga.
Tujuan dari berdirinya perusahaan adalah mendapatkan keuntungan. Hal
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut bisa
berlangsung untuk masa yang akan datang (goal congruence) .
b. Pendapatan (Revenue)
Merupakan hasil yang sudah atau akan diterima atas produk atau jasa yang
kita pasarkan.
c. Biaya (Cost)
Merupakan tingkat pengorbanan untuk bisa menghasilkan dan menjual
produk dalam rangka mendapatkan keuntungan.
d. Volume
Adalah tingkat penjualan atas produk yang kita pasarkan untuk
mendapatkan keuntungan.
2. Operasi Internal (Internal Operations) - In which activities must we excel
at company
Kegiatan operasional perusahaan harus mempunyai daya saing dengan
perusahaan lain dan mempunyai keunggulan yang berorientasi kepada
konsumen.
Pengukuran itu adalah :
a. Kualitas (quality)
- Ketepatan didalam pengiriman barang (Timelines of delivery),
- Merawat didalam penanganan paket (care in handling parcels).
b. Efisiensi Operations (operations efficiency)
3. Pelanggan (customers) - How do our customers view the entertainment
services provided by the company
Orientasi kepada pelanggan yaitu bagaimana pelanggan melihat layanan hiburan yang disediakan oleh perusahaan. Apakah pelanggan sudah merasa puas dan yakin terhadap produk dan jasa yang kita pasarkan.Pengukuran pelanggan bisa dilakukan dengan cara
a. Pengaduan pelanggan (Customers claims);
Misalkan keluhan pelanggan terhadap hilangnya produk (lost parcels),
barang rusak atau cacat. Dan perusahaan bisa menyelesaikan dengan
secepat mungkin tanpa membuat pelanggan terganggu.
b. Orientasi pada pelanggan (Customers concerns)
c. Data Integrity atau akurasi didalam pelacakan paket (accuracy of the
parcel tracking process)
4. Pembelajaran dan pertumbuhan (Learning and growth) - How we can
continually improve and create value in the company
Manajer dalam menjalankan tugas sehari-hari akan menggunakan orang lain
dalam operasi perusahaan , Orang lain tersebut dalam hal ini pegawai harus
diukur kinerja dari pegawai tersebut,menurut Anthony, (1997) pengukuran
tersebut meliputi :
- Proses pemilihan pegawai
- Meyakinkan bahwa pegawai telah dilatih dengan cukup
- Memutuskan dan menempatan pegawai yang sesuai delam organisasi
- Memberi wewenang dan tanggung jawab
- Disiplin, memberi nasihat , dan saran
- Meyakinkan bahwa lingkungan kerja yang memuaskan
- Membantu memecehkan masalah
- Menyetujui tindakan yang diusulkan , diambil dan yang tidak boleh
diambil Pegawai
- Berinteraksi dengan manajer lain
- Kerjasama dalam rangka memecahkan masalah yang menghambat
pekerjaan pusat pertanggungjawaban
- Berusaha menciptakan iklim yang mendorong pekerjaan untuk berkerja
secara efektif dan efisien.
Bagaimana kita dapat terus meningkatkan dan menciptakan nilai dalam
perusahaan. Hal-hal yang perlu di ukur adalah :
a. Employee injuries (cidera karyawan)
b. Employee retention (retensi karyawan)
c. Employee relation index (hubungan indeks karyawan).
Sumber : Management Accounting - Ronald W. Hilton (2007)
RASIO KEUANGAN,.....apa itu..????
Adalah alat analisis keuangan perusahaan
untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data
keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan.
Kegunaan dari rasio keuangan :
a. Membimbing Investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau
pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa
datang.
b. Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan dan perkembangan
keuangan perusahaan yang bersangkutan.
c. Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk
perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio
perusahaan dengan pola industri atau lini usaha di mana perusahaan secara
dominan beroperasi.
MACAM-MACAM RASIO KEUANGAN
A. RASIO NERACA
Jenis Rasio Neraca disini adalah :
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya.
Likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%.
a. Rasio Lancar (Current ratio) = Aktiva Lancar (Current Assets) / Hutang
Lancar (Current Liabilities)
Current Assets adalah pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang atau
siklus usaha normal yang lebih besar.
Current Liabilities adalah kewajiban yang pembayarannya kurang dari 1
tahun atau siklus operasi normal dalam usaha.
Contoh : Dik : Aktiva lancar Rp 50 juta dan Hutang Lancar Rp 40 juta, maka
rasio lancarnya adalah 50 juta / 40 juta = 1.25%
Artinya setiap 1 rupiah hutang lancar bisa dijamin dengan 1 rupiah
aktiva lancar.
Rasio lancar digunakan untuk mengunkapkan jaminan keamanan (margin of
safety) perusahaan terhadap kredit jangka pendek. Jika nilainya kurang dari
1% maka perusahaan dikatakan mengalami kesulitan dalam melunasi utang
jangka pendeknya.
Tetapi jika rasio lancarnya terlalu tinggi, maka sebuah perusahaan dikatakan
kurang efisien dalam mengurus aktiva lancarnya.
b. Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Kewajiban Lancar
Persediaan ini terdiri dari alat-alat kantor, bahan baku, persediaan barang
dalam proses, dan persediaan barang jadi. Hal ini bertujuan mengadakan
persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya
yang minimum.
Rasio cepat yang mempunyai nilai 100% dianggap kurang baik tingkat
likuiditasnya.
c. Cash Rasio = (Kas + Efek) / Hutang Lancar
Kemampuan membayar utang dengan segara yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan.
d. Acid Test Rasio = (Kas + Efek + Hutang) / Hutang Lancar
Kemampuan untuk membayar utang yg segera hrs dipenuhi. Dengan aktiva lancar yg lebih likuid.
e. Working Capital to Total Aset Rasio
= (Aktiva Lancar – Hutang Lancar) / Jumlah Aktiva
Likuiditas darin total aktiva dan posisi modal kerja neto.2. Rasio Pengungkit/Leverage/Solvabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana
perusahaan. Atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajibannya dengan menggunakan semua aset yang dimiliki. Hal ini terjadi
jika perusahaan mengalami pailit. Beberapa rasio ini antara lain :
a. Total Debt to Equity Ratio = Rasio Total Hutang / Modal Sendiri
Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
b. Total Debt to Total Capital Assets
= Rasio Total Hutang / Jumlah Modal / Total asset
Beberapa bagiam dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan utang. Atau
Berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.c. Long Term Debt To Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri
Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jk panjang.
d. TIE (Time Interest Earned) = EBIT / Bunga Hutang Jangk Panjang
Besarnya jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga Hutang JK PJG
e. Tangibel Assets Debt Coverage
= Jumlah Aktiva – Intangibles Hutang Lancar / Hutang Jangka Panjang
Besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap rupiahnya
B. RASIO-RASIO ANTAR STATEMENT KEUANGAN
3. Rasio Efisiensi/Perputaran/Rasio Aktivitas
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-
asetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan/
a. Rasio perputaran persediaan = Harga Pokok Penjualan / Inventory rata-rata
Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam satu periode tertentu.
b. Average Day’s Inventory
= Inventory Rata-rata x 360 / Harga Pokok Penjualan
Periode rata-rata persediaan berada di gudang .c. Rasio Total Asset Turnover = Penjuala Netto – Jumlah Aktiva
Kemampuan dana yang tertanam dlm keseluruhan aktivaberputar dalam
satu periode tertentu, Atau kemampuan dana yang diinvestasi- kan untuk
menghasilkan revenue.
d. Receivable Turn Over = Penjualan Kredit / Piutang Rata-rata
Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu.
e. Average Collection Period = Penjualan rata-rata x 360 / Penjualan KreditPeriode rata-rata yang dibutuhkan dalam pengumpulan pihutang
f. Working Capital Turn Over
= Penjualan Netto / Aktiva Lancar – Hutang LancarKemampuan modal keja perusahaan berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan
C. RASIO LABA/RUGI
4. Rasio Profitabilitas
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan.
a. Gross Profit Margin (GPM) = Penjualan Netto – HPP / Penjualan netto
b. Operating Profit Margin (OPM)
= Penjualan Netto – HPP – Biaya Adm & Umum / Penjualan Netto
c. Net Profit Margin (NPM) = Laba Operasi Bersih / Penjualan Bersih
Untuk melihat total keuntungan bersih terhadap penjualan.
d. Return to Total Asset (ROA) = Laba Bersih / Total Asset
Untuk melihat secara jauh asset dalam menghasilkan tingkat laba.
e. Return On Equity (ROE) = Laba Bersih / Ekuitas pemegang saham
Untuk meluhat tingkat keuntungan dari investasi yang sudah ditanamkan.
f. Return On Investment (ROI) = Investasi / Total Aktiva
Untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari
seluruh aktiva yang tersedia.
g. Operating Rasio
= HPP + Biaya Adm + B. Penjualan + Biaya umum / Penjualan Netto
5. Rasio Nilai Pasar.
Rasio ini digunakan untuk mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku
Perusahaan.
a. Price Earning Ratio (PER) = Harga Pasar per lb / EPS
b. Devidend Yield = Harga beli saham / EPS
Untuk mengetahui besarnya return yang akan diperoleh dari nilai investasi.
c. Dividend Payout ratio (Rasio Pembayaran Deviden)
= (Deviden per lb saham / Laba per lb saham) x 100%
Adalah persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk deviden atau rasio
antara laba yang dibayarkan dalam bentuk deviden dengan total laba yang
tersedia bagi pemegang saham.
d. PBV (Price to Book Value) = Harga saham / Nilai ekuitas per saham(BV)
BV adalah book value yang dihasilkan dari ekuitas dibagi rata-rata jumlah
saham yang beredar. Semakin tinggi nilai PBV nya maka semakin tinggi nilai
sahamnya.
Metode pendekatan Analisi Rasio Keuangan
1. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach)
Yi cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat
bersamaan.
Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan
berada diatas, berada pada rata-rata, atau berda di bawah rata-rata industri.
2. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis)
Yi cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio perusahaan
dari satu periode ke periode lainnya.
Dengan membandingkan antara rasio-rasio yang saat ini dengan rasio-rasio
di masa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami
kemajuan atau kemunduran.
Kelemahan Analisis Rasio Keuangan
a. Rasio tersebut dibentuk dari akuntansu dan data yang dipengaruhi oleh
cara penafsirannya dan bahkan dpat dimanipulasi;
b. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa
perusahaan sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik;
c. Angka-angka rasio tidak dapat berdiri sendiri :
1. Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat
rasio yang hampir sama;
2. Adanya analisis kecenderungan (trend)dari setiap rasio pada tahun-tahun
sebelumnya.
Semoga bisa memberikan sedikit manfaat..amin
Sumber : Wikipedia & Perpustakaan Undip
PENGGUNAAN SUKU BUNGA “BANK INDONESIA” DAN RATE OF RETURN DALAM COST OF EQUITY
(Study kasus dalam mengukur kinerja EVA)
Jangan lupa Shalawat dulu yuks..3x
Ada pertanyaan dari rekan kita …!!!
Didalam mengukur WACC terdapat unsure Cost of equity rate yang digunakan apakah
Rate Bank Indonesia ataukah rate of return..?
Cost of Equity (Biaya Modal) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan
laba ditahan untuk menandai suatu investasi atau operasi perusahaan.
Kita ingat bahwa formula untuk mencari Cost of Equity adalah
Laba bersih setelah pajak
Cost of Equity (re) = ———————————- x 100 %
Total Ekuitas
Konsep Biaya Modal erat kaitannya dengan konsep tingkat keuntungan yang disyaratkan
dimana ada perusahaan dan investor.
Bagi perusahaan cost of capital merupakan tingkat penggunaan dana yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut.
Sedangkan bagi investor cost of capital tersebut digunakan untuk mencerminkan
tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki.
Kita bahas dulu pengertian dari :
1. Pengertian Suku Bunga “Bank Indonesia”
Suku Bunga BI merupakan suku bunga yang digunakan dalam mekanisme BI untuk surat
Berharga Indonesia (SBI) yang dikeluarkan dengan menggunakan system lelang.
ATAU
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
Fungsi
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur
bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia
melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai
sasaran operasional kebijakan moneter.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga
Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini
diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya
suku bunga kredit perbankan.
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia
pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui
sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate
apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.
2. Rate Of return (ROR)
Adalah tingkat pengembalian saham atas investasi yang dilakukan oleh investor.
Menurut Sogiyanto (2003), membedakan return saham menjadi dua jenis return realisasi
(realized return) dan return ekspektasi (Expected return).
Return Realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data
historis. Hal ini penting sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan, serta sebagai dasar
penentuan return ekspekasi dan resiko dimasa mendatang.
Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa
mendatang dan bersifat tidak pasti (belum terjadi).
MENJAWAB PERTANYAAN..
Dengan adanya sedikit deskripsi diatas sudah jelas perbedaan masing-masing kepentingan
antara perusahaan dan investor dalam mengetahui tingkat pengembalian investasi atas
biaya modal yang sudah didapat perusahaan atau dikeluarkan oleh investor.
**baca lagi note diatas..**
Bagi perusahaan untuk rate yang digunakan adalah ROR (Rate of return) kenapa…?
Bentar-bentar kita harus tahu dulu macam-macam dari ROR diantaranya adalah :
a. Average rate of Return
Adalah metode penilaian investasi yang berusaha menunjukkan ratio atau atau
perbandingan antara keuntungan netto tahunnan terhadap nilai investasi yang diperlukan
untuk memperoleh laba/keuntungan tersebut baik diperhitungkan dengan nilai investasi
(initial investment) atau rata-rata investasi )average investment).
b. Internal rate of Return
Internal Rate of Return dalah tingkat diskonto ( discount rate ) yang menjadikan sama
antara present value dari penerimaan cash dan present value dari nilai investasi discount
rate/tingkat diskonto yang menunjukkan net present value atau sama besarnya dengan
nol.
Nerusin jawaban,,Kenapa..?
Perusahaan menggunakan suku bunga rate of return adalah untuk menghasilkan
perhitungan yang cepat didasarkan pada kejadian historis atau ekspektasi dimasa depan.
jadi prosentase yang dipakai adalah tidak kurang dan tidak lebih dari data sebelumnya atau
anggapan perusahaan dimasa mendatang.
Karena untuk mendapatkan modal dari investor perusahaan harus cepat dalam mengambil
langkah perhitungan. Dan karena biaya modal sangat sulit untuk diperhitungkan secara
benar dan riil maka perusahaan menggunakan ekspekstasi atau data hostoris.
Bagi Investor suku bunga yang sebaiknya dipakai adalah rate suku bunga BI. Dimana rate
ini adalah rate likuiditas, yang mana memberikan tingkat suku bunga yang pasti.
Kita tahu bahwa investor ingin mengetahui tingkat resiko dari modal yang ditanamkan
dengan pasti maka mereka menggunakan Rate BI ini.
KESIMPULAN JAWABAN
Nah, kita tahu bahwa perusahaan menggunakan ROR didalam menggunakan tingkat suku
bunga dan Investor menggunakan Suku Bunga BI. Terjadi ketimpangan dalam hal ini.
Apabila perusahaan kekeh maka invetor akan lari ke perusahaan lain. Untuk menghindari
ini maka perusahaan menggunakan rate of return adjustment (tingkat suku bunga
disesuaikan). Dalam hal ini perusahaan dan investor tidak ada yang merasa dirugikan
karena prosentase suku bunga di setujui oleh kedua belah pihak dengan
mempertimbangkan beberapa alasan dari masing-masing…
Itu menurut saya, kalau ada jawaban lain bisa di include-kan dikolom komentar artikel ini.
Semoga bisa membantu dan nice day for us..
KAMUS AKUNTANSI BIAYA, PERPAJAKAN DAN KEUANGAN
A
Abatement ==> Pembatalan Above Par ==> Di Atas Nilai Pari Abrasion ==> Abrasi Absolute Periority ==> Prioritas Mutlak Absolute Value ==> Nilai mutlak Absorption ==> Penetapan Biaya Absorpasi Absorption Costing ==> Biaya Serapan Accelerated Cost Recovery System ==> Sistem Pemulihan Biaya
Dipercepat Accelerated Depreciation ==> Penyusutan Dipercepat Acceptable Quality Level ==> Tingkat Kualitas Dapat Diterima Acceptance ==> Tanda Aksep
Acceptance Credit ==> Kredit Aksep Acceptance Register ==> Buku Akseptasi Wesel Acceptance Sampling ==> Sampel Yang Dapat Diterima Accommodation Endorsement ==> Endorsemen Pinjam Nama Accommopation Note ==> Promes Pinjam Nama Account ==> Perkiraan Account Form ==> Bentuk Perkiraan Account Non Current ==> Pos Pos Yang Tidak Lancar Account Payable ==> Hutang Dagang Account Payable Application ==> Aplikasi Hutang Dagang Account Payable Ledger ==> Buku Besar Hutang Account Payable Subsidiary Ledger ==> Daftar Buku Tambahan
Hutang/Buku Besar Pembantu Hutang Dagang Account Receivable ==> Piutang Dagang Account Receivable Application ==> Aplikasi Piutang Dagang Account Receivable Assignment ==> Piutang Dijaminkan Account Receivable Ledger ==> Buku Besar Piutang Account Receivable Statement ==> Daftar Piutang Dagang Account Receivable Subsidiary Ledger ==> Buku Tambahan
Piutang/Buku Besar Pembantu Piutang Dagang Account Receivable Turnover ==> Perputaran Piutang Accountant ==> Akuntan Accountant Fee Expense ==> Biaya Akuntan Accountant For The Public Interest ==> Akuntan Untuk Kepentingan
Umum Accountant Public ==> Akuntan Umum Accounting ==> Akuntansi Accounting Assumption ==> Asumsi Akuntansi Accounting Cycle ==> Siklus Akuntansi Accounting Data ==> Data Akuntansi Accounting Department ==> Departemen/Bagian Akuntansi Accounting Entity ==> Satuan Akuntansi Accounting Equation ==> Persamaan Akuntansi Accounting Income ==> Laba Akuntansi Accounting Information ==> Informasi Akuntansi Accounting Instruction ==> Instruksi Akuntansi Accounting Management ==> Manajemen Akuntansi Accounting Manual ==> Pedoman Akuntansi Accounting Method ==> Methode Akuntansi Accounting Period ==> Periode Akuntansi Accounting Principles ==> Akuntansi Dasar/Konsep Dasar Akuntansi Accounting Procedure ==> Prosedur Akuntansi Accounting System ==> Sistem Akuntansi Accounting System Procedure ==> Prosedur Sistem Akuntansi Accounts Intercompany ==> Rekening Antar Perusahaan Accrual Basis Accounting ==> Akuntansi Basis Akrual
Accrued Devidend ==> Dividen Yang Masih Harus Dibayar Accrued Expense ==> Biaya Yang Masih Harus Dibayar Accrued Expense Payable ==> Beban Terutang Accrued Income ==> Pendapatan Yang Masih Harus Diterima Accrued Interest Expense ==> Bunga Yang Masih Harus Dibayar Accrued Interest Payable ==> Hutang Bunga/Bunga Terutang Accrued Payroll Payable ==> Utang Gaji Accrued Receivable ==> Piutang Yang Masih Harus Diterima Accrued Rent Payable ==> Hutang Sewa Yang Masih Harus Dibayar Accrued Rent Receivable ==> Piutang Sewa Yang Masih Harus
Diterima Accrued Revenue ==> Pendapatan Yang Masih Harus Diterima Accrued Wages Payable ==> Upah Terutang Accumulated Amortization ==> Akumulasi Penyusutan Accumulated Depletion ==> Akumulasi Deplesi Accumulated Depreciation ==> Akumulasi Depresiasi Accumulated Depreciation Account ==> Perkiraan Akumulasi
Penyusutan Accumulated Depreciation Of Building ==> Akumulasi Penyusutan
Gedung Acid Test Ratio ==> Rasio Cepat Acquisition Cost ==> Harga Perolehan Active Account ==> Rekening Aktif Activity Proposal List ==> Daftar Usulan Kegiatan Actual Amount ==> Jumlah Sesungguhnya Actual Cost ==> Biaya Sesungguhnya Actual Factory Overhead ==> Beban Overhead Sesungguhnya Actual Liability ==> Hutang Nyata Actual Price ==> Harga Sebenarnya Actual Quantity ==> Kuantitas Sebenarnya Addition ==> Penambahan Additional Cost ==> Biaya Tambahan Additional Paid In Capital ==> Tambahan Modal Disetor Adequate Disclousure ==> Penjelasan Yang Cukup Adjusment ==> Penyesuaian Adjusment Process ==> Proses Penyesuaian Adjusted Balance ==> Saldo Setelah Penyesuaian Adjusted Gross Income ==> Laba Kotor Yang Disesuaikan Adjusted Trial Balance ==> Neraca Saldo Yang Telah Disesuaikan Adjusting Entry ==> Ayat Penyesuaian Adjusting Journal Entry ==> Ayat Jurnal Penyesuaian Administrative Expense ==> Beban Administrasi Administrative Salaries ==> Gaji Bagian Administrasi Advance Accounting ==> Akuntansi Lanjutan Advance From Customer ==> Uang Muka Langganan Adverse Opinion ==> Pendapat Tidak Wajar
Advertising ==> Iklan Advertising Expense ==> Biaya Iklan Advising Bank ==> Bank Penerus Surat Kredit Afiliation ==> Afiliasi After Balance Sheet Date Event ==> Peristiwa Setelah Tanggal Neraca Aggregative Method ==> Metode Agregatif Aging Of Account ==> Umur Piutang Aging Of Receivables ==> Analisis Umur Piutang Aging Schedule ==> Daftar Umur Piutang Aging Schedule Of A/R ==> Daftar Piutang Menurut Umur Agregative Index Number ==> Angka Indek Agregatif All Inclusive Income Statement ==> Daftar Rugi Laba Inklusif All Inclusive Method ==> Metode Inklusif All Risk Insurance ==> Asuransi Untuk Semua Resiko Allocation ==> Alokasi Allocation base ==> Dasar Alokasi Allotment ==> Penjatahan Saham Allowance ==> Cadangan Allowance Account ==> Perkiraan Cadangan Allowance For Bad Debts ==> Cadangan Piutang Tak Tertagih Allowance For Depreciation ==> Cadangan Penyusutan Allowance For Doubtful Account ==> Cadangan Piutang Ragu-ragu Allowance For Inventory Decline To Market ==> Cadangan Penurunan
Nilai Persediaan Allowance For Overvaluation Of Branch Merchandise ==> Cadangan
Kenaikan Harga Barang Cabang Allowance For Uncollectible Account ==> Cadangan Piutang Tak
Tertagih Allowance Method ==> Metode Cadangan Amortization ==> Amortisasi/Penyusutan Atas Harta Tak Berwujud Amortization Fund ==> Dana Hutang Amortization Of Premium Or Discount ==> Amortisasi Agio atau
Disagio Amortization Payment ==> Pembayaran Amortisasi Amount To Be Paid To Parteners ==> Jumlah Yang Dapat Dibayarkan
Kepada Persero Analysis ==> Menganalisa Analytical Test ==> Melakukan Pengujian Analitis Annual Report ==> Laporan Tahunan Annuity ==> Anuitas Annuity Fund ==> Dana Anuitas Annuity Method Of Depreciation ==> Metode Penyusutan Annuitas Application Control ==> Kontrol Aplikasi Application Of Fund ==> Aplikasi Dana Applied Factory Overhead Cost ==> Biaya Overhead Yang Dibebankan Appraisal ==> Penilaian
Appraisal Capital ==> Modal Penilaian Kembali Appraisal Surplus ==> Surplus Penilaian Appraisal Value ==> Nilai Penetapan/Nilai Taksiran Appreciated Account ==> Perkiraan Penganggaran Appreciated Retained Earning ==> Laba Ditahan Yang Dianggarkan Appropriation For Stock Redemtion ==> Cadangan Penarikan Saham Approved Activity List ==> Daftar Isian Kegiatan Approved Project List ==> Daftar Isian Proyek Arbitration Of Exchange ==> Arbitrasi Wesel Articles Of Partnership ==> Akte Pendirian Firma Assended Bond ==> Obligasi Persetujuan Assesable Capital Stock ==> Modal Saham Belum Disetor Asset ==> Harta Asset Account ==> Perkiraan Harta Asset Approach ==> Pendekatan Aktiva Asset Deficiency ==> Defisiensi Aktiva Asset Turnover ==> Perputaran Aktiva Assume ==> Asumsi Audit ==> Pemeriksaan/ Audit Audit Committee ==> Komisi Pemeriksaan Audit Evidence ==> Bukti Audit Audit Expense ==> Biaya Audit Audit Fee ==> Pendapatan Audit Audit Opinion ==> Pendapatan Pemeriksaan Audit Planning ==> Rencana Pemeriksaan Audit Process ==> Proses Pemeriksaan Audit Programme ==> Program Pemeriksaan Audit Report ==> Laporan Pemeriksaan Audit Technic ==> Tehnik Pemeriksaan Audit Working Paper ==> Kertas Kerja Pemeriksaan Auditing ==> Pemeriksaan Keuangan Auditing Standard ==> Norma-norma Pemeriksaan Auditor ==> Pemeriksa Keuangan Authority To Pay ==> Wewenang Membayar Authority To Purchase ==> Wewenang Membeli Authorization ==> Otorisasi Authorization Center ==> Pusat Otorisasi Authorization Code ==> Kode Otorisasi Authorization Department ==> Bagian Otorisasi Authorization Message ==> Pesan Otorisasi Authorization Outstanding ==> Otorisasi Yang Belum Selesai Authorization Request ==> Permintaan Otorisasi Authorization Reversal ==> Pembalikan Otorisasi Authorized Capital ==> Modal Statutair/Modal Dasar Authorized Capital Stock ==> Modal Saham Dasar/Statutair Authorized Common Stock ==> Saham Biasa Yang Sah
Authorized Dealer ==> Agen Resmi Authorized Investment ==> Investasi Yang Sah Automated Data Processing ==> Pengolahan Data Secara Otomatis Average Collection Period ==> Periode Penagihan Rata-rata Average Cost Method ==> Metode Harga Pokok Rata-rata Average Inventory Method ==> Metode Persediaan Rata-rata Average Method ==> Metode Rata-rata Average Rate Of Return ==> Rentabilitas Rata-rata Avoidable Cost ==> Biaya Yang Bisa Dihindari
B Bad Debt ==> Piutang Ragu-ragu Bad Debt Expense ==> Biaya Piutang Tak Tertagih Balance ==> Saldo Balance Before Liquidation ==> Saldo Sebelum Likuidasi Balance Of An Account ==> Saldo Perkiraan Balance Of Income ==> Saldo Laba Balance Of Service Account ==> Neraca Jasa-jasa Balance Per Bank ==> Saldo Menurut Bank Balance Per Bank Statement ==> Saldo Menurut Rekening Bank Balance Per Book ==> Saldo Menurut Buku Besar Perusahaan Balance Sheet ==> Neraca Balance Sheet Account ==> Perkiraan Neraca Balance Sheet Approach Method ==> Metode Pendekatan
Berdasarkan Neraca Balance Sheet Ratio ==> Rasio Neraca Balancing Amount ==> Keseimbangan Jumlah Bank ==> Bank Bank Acceptance ==> Aksep Bank Bank Charge ==> Biaya Bank Bank Deposit ==> Deposito Bank Bank Deposit Receipt ==> Bukti Deposito Bank Bank Draft ==> Wesel Bank Bank Guarantee ==> Jaminan Bank Bank Holding Company ==> Perusahaan Pemagang Saham Bank Bank Interest ==> Bunga Bank Bank Loan ==> Pinjaman Bank Bank Of Issue ==> Bank Penerbit Bank Payable ==> Hutang Bank Bank Rate ==> Suku Bunga Bank Bank Reconciliation ==> Rekonsiliasi Bank Bank Reserve ==> Cadangan Bank Bank Service Charge ==> Beban Administrasi Bank Bank Statement ==> Rekening Koran
Bankers Bill Of Exchange ==> Wesel Bank Bankrupcy ==> Kepailitan/Kebangkrutan Base Pay ==> Upah Dasar Base Price ==> Harga Dasar Base Stock ==> Persediaan Besi Base Stock Method ==> Metode Penilaian Persediaan Besi Basic Assumption ==> Asumsi Dasar Basic Financial Statement ==> Laporan Keuangan Statement Bearer Bill ==> Surat Dagang Atas Unjuk Bearer Bond ==> Obligasi Atas Unjuk Beginning Balance ==> Saldo Awal Beginning Inventory ==> Persediaan Awal Beneficiary ==> Ahli Waris Beta Coeficient ==> Koefisien Beta Betterment ==> Perbaikan Bid Bond ==> Jaminan Tawaran Bid Price ==> Harga Penawaran Bill ==> Surat Dagang Bill Of Collection ==> Wesel Tampung Bill Of Exchange ==> Wesel Bill Of Loading ==> Konosemen Bill Of Receivable ==> Wesel Tagih Bill Of Sale ==> Surat Jual Bin Card ==> Kartu Gudang Blind Selling ==> Jual Buta Block Code ==> Kode Pahat Blocked Account ==> Rekening Dibekukan Blue Chip ==> Saham Unggul Board Of Commisioner ==> Dewan Komisaris Board Of Director ==> Dewan Direksi Bond ==> Obligasi Bond Discount ==> Disagio Obligasi Bond Holder ==> Pemegang Obligasi Bond House ==> Balai Obligasi Bond Indenture ==> Kontrak Obligasi Bond Ledger ==> Buku Tambahan Obligasi Bond Payable ==> Hutang Obligasi Bond Premium ==> Premi Obligasi Bond Refunding ==> Pendanaan Kembali Obligasi Bond Sinking Fund ==> Dana Pelunasan Pinjaman Obligasi Bonus ==> Bonus Bonus Stock ==> Saham Bonus Book Of Original Entry ==> Buku Pencatatan Awal Book Value ==> Nilai Buku Book Value Of Asset ==> Nilai Buku Aktiva Book Value Per Share ==> Nilai Buku Per Saham
Bookkeeper ==> Pemegang Buku Branch ==> Cabang Branch Merchandise ==> Barang Dagang Cabang Branch Profit ==> Keuntungan Cabang Break Even ==> Pulang Pokok Break Even Analysis ==> Analisa Pulang Pokok Break Even Point ==> Titik Pulang Pokok/Titik Impas Break Even Sales ==> Penjualan Pulang Pokok Bridging Loan ==> Kredit Talangan Broker Dealer ==> Dealer Perantara Brokerage ==> Provisi Makelar Budget ==> Anggaran Budget Appropriation ==> Anggaran Apropriasi Budget Balance Sheet ==> Anggaran Neraca Budget Capital Expenditure ==> Anggaran Pengeluaran Modal Budget Committtee ==> Komisi Anggaran Budget Cycle ==> Siklus Anggaran Budget Director ==> Direktur Anggaran Budget Fixed ==> Anggaran Tetap Budget Performance Record ==> Laporan Pelaksanaan Anggaran Budget Period ==> Masa Anggaran Budget Variance ==> Selisih Anggaran Budgetary Accounting ==> Akuntansi Penganggaran Budgetary Control ==> Pengendalian Anggaran Budgeting ==> Penyusunan Anggaran Building ==> Gedung Burden Rate ==> Tarif Biaya Produksi Tidak Langsung Business Combination ==> Penggabungan Usaha Business Cycle ==> Siklus Usaha Business Entity ==> Kesatuan Usaha Business Entity Concept ==> Konsep Kesatuan Usaha Business Finance ==> Permodalan Usaha Business Paper ==> Kertas Niaga/Dokumen Perusahaan Business Risk ==> Resiko Usaha Business Transaction ==> Transaksi Niaga/Transaksi Usaha Buyer Credit ==> Kredit Pembeli By Product ==> Produksi Sampingan
C Call Of Bonds ==> Penulasan Obligasi Call Price ==> Harga Tebus Call Privilage ==> Hak Tebus Istimewa Callable Bond ==> Obligasi Tebus Callablepreferred Stock ==> Saham Preferen Yang Bisa Ditebus
Cancelled Cheque ==> Cek Yang Dibatalkan Capacity ==> Kapasitas Capacity Variance ==> Selisih Kapasitas Capital ==> Modal Capital Account ==> Perkiraan Modal Capital Assets ==> Aktiva Modal Capital Assets Pricing Model ==> Model Penetapan Aktiva Modal Capital Budget ==> Anggaran Modal Capital Budgeting ==> Penganggaran Modal Capital Decrease ==> Modal Berkurang Capital Deficiency ==> Kelebihan Modal Capital Elements ==> Unsur Modal Capital Expenditure ==> Pengeluaran Modal Capital Expenditure Budget ==> Anggaran Pengeluaran Untuk Barang
Modal Capital Gain ==> Keuntungan Modal Capital Increase ==> Modal Bertambah Capital Leverage ==> Pengaruh Modal Capital Levy ==> Pajak Modal Capital Loss ==> Kerugian Modal Capital Market ==> Pasar Modal Capital Market Line ==> Garis Pasar Modal Capital Rationing ==> Penjatahan Modal Capital Stamp Duty ==> Bea Materai Modal Capital Statement ==> Laporan Perubahan Modal Capital Stock ==> Modal Saham Capital Stock Subscribed ==> Modal Saham Yang Dipesan Capital Stock Subscription Receivable ==> Piutang Pesanan Saham Capital Structure ==> Struktur Modal Capital Surplus ==> Surplus Modal Capitalization ==> Kapitalisasi Capitalization Of Retained Earnings ==> Kapitalisasi Dari Pendapatan
Yang Ditahan Capitalization Rate ==> Tingkat Kapitalisasi Carry Forward ==> Pembebanan Rugi Ke Depan Carrying Value ==> Nilai Tercatat/Nilai Yang Melekat Cash ==> Kas Cash Basis Accounting ==> Akuntansi Basis Kas Cash Book ==> Buku Catatan Kas Cash Budget ==> Anggaran Kas Cash Card ==> Kartu Kas Cash Concept Of Fund ==> Konsep Kas Dari Dana Cash Count ==> Perhitungan Kas Cash Devidend ==> Pembagian Laba Dalam Bentuk Kas Cash Devidend Earned ==> Penghasilan Deviden Kas Cash Disbursement ==> Pengeluaran Kas
Cash Disbursement Journal ==> Jurnal Pengeluaran Kas Cash Discount ==> Potongan Yang Diberikan Atas Pembayaran Tunai Cash Equivalent ==> Ekuivalen Kas Cash Flow ==> Alur Kas Cash Flow Cycle ==> Siklus Alur Kas Cash Flow Statement ==> Laporan Arus Kas Cash Fund ==> Dana Kas Cash In Bank ==> Kas Dalam Bank Cash In Transit ==> Cash Dalam Perjalanan Cash Offering ==> Penawaran Kas Cash On Hand ==> Kas Ditangan Cash Over ==> Kelebihan Kas Cash Payback Period ==> Periode Pengembalian Kas Cash Payment and Disbursement File ==> Berkas Pembayaran Kas
dan Penyesuaian Cash Payment Journal ==> Buku Kas Pengeluaran Cash Ratio ==> Rasio Kas Cash Receipt ==> Penerimaan Kas Cash Receipt and Adjustment File ==> Berkas Penerimaan Kas dan
Penyesuaian Cash Receipt and Disbursement System ==> Sistem Penerimaan dan
Pengeluaran Kas Cash Receipt Journal ==> Buku Kas Penerimaan Cash Requirement Report ==> Laporan Kebutuhan Uang Kas Cash Sales ==> Penjualan Tunai Cash Short ==> Kekurangan Kas Cash Short and Over ==> Beda Kas Cash Surrender Value ==> Nilai Penyerahan Tunai Cash Transaction ==> Transaksi Kas Cashier ==> Kasir Casualty Loss ==> Kerugian Karena Bencana Ceiling ==> Batas Atas Central Bank ==> Bank Sentral Central Processing Unit ==> Unit Pemrosesan Pusat Certificate In Management Accounting ==> Sertifikat Akuntansi
Managemen Certificate Of Bonds ==> Sertifikat Obligasi Certificate Of Deposit ==> Sertifikat Deposito Certified Check ==> Cek Yang Mempunyai Dana Certified Internal Auditor ==> Auditor Internal Berijazah Certified Public Accountant ==> Akuntan Publik Berijazah Charge ==> Beban Charge Customer ==> Beban Langganan Charge Of Account ==> Daftar Sandi Perkiraan Charitable Contribution ==> Sumbangan Untuk Amal Chart Of Account ==> Daftar Perkiraan
Chartered Accountant ==> Akuntan Berijazah Chartered Financial Analyst ==> Analisis Keuangan Terdaftar Chattel Mortgage ==> Hipotek Barang Bergerak Check Register ==> Daftar Cek Check Stub ==> Sus Cek Cheque ==> Cek Circulation ==> Peredaran Claim ==> Tuntutan Classification ==> Klasifikasi Classification Of Account ==> Klasifikasi Perkiraan Clearing ==> Kliring Closing ==> Penutupan Closing Entries ==> Ayat Jurnal Penutup Cluster Sampling ==> Sampling Kelompok Co-ownership ==> Kepemilikan Bersama Coinsurance ==> Asuransi Bersama Collateral ==> Jaminan Collateral Trust Bond ==> Obligasi yang dijamin Collecting Bank ==> Bank Penagih Collection Period ==> Periode Penagihan Collection Period Of Receivable ==> Periode Pengumpulan Piutang Combine Cost ==> Biaya Bergabung Combined Income And Retained Statement ==> Laporan Rugi Laba
dan Laba Yang Ditahan Combined Income Statement For Branch And Home Office ==>
Laporan Perhitungan L/R Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang Commercial Bank ==> Bank Umum Commercial Bill ==> Wesel Dagang Commercial Credit ==> Kredit Perdagangan Commercial Expense ==> Biaya Usaha Commercial Income ==> Laba Komersil Commercial Invoice ==> Faktur Dagang Commercial Paper ==> Surat Berharga Komersil Commision Income ==> Pendapatan Komisi Commision To Salesman ==> Komisi Untuk Salesmen Commission ==> Komisi Commitment Fee ==> Biaya Keterikatan Committed Cost ==> Biaya Terikat Commodity ==> Barang Dagang Common Size Statement ==> laporan Dalam Persentase Common Stock ==> Saham Biasa Common Stock Equivalent ==> Ekuivalen Saham Biasa Comparability ==> Daya Banding Comparative Balance Sheet ==> Neraca Perbandingan Completed Contract Method ==> Metode Kontrak Selesai Completed Production Method ==> Metode Produksi Selesai
Compliance Audit ==> Audit Ketaatan Composite Rate Depreciation Method ==> Metode Penyusutan
Gabungan Compound Discount ==> Diskonto Majemuk Compound Interest ==> Bunga Majemuk Compound Interest Method Of Depreciation ==> Metode Penyusutan
Bunga Majemuk Compound Journal Entry ==> Ayat Jurnal Majemuk Comprehensive Income ==> Laba Keseluruhan Compulsory Contribution ==> Simpanan Wajib Computation ==> Perhitungan Condensed Financial Statement ==> Laporan Keuangan Secara
Singkat Confirmation ==> Konfirmasi Confirmation Letter ==> Surat Penegasan Conservatism ==> Konservatisme Consignment ==> Konsinyasi Consignment In ==> Barang Komisi Consignment Out ==> Barang Konsinyasi Consistency ==> Konsistensi Consolidated Balance Sheet ==> Neraca Konsolidasi Consolidated Bond ==> Obligasi Yang Dikonsolidasi Consolidated Financial Statement ==> Laporan Keuangan Yang
Dikonsolidasi Consolidated Income Statement ==> Laporan Rugi Laba Yang
Dikonsolidasi Consolidated Tax Return ==> Laporan Pajak Gabungan Consolidation ==> Konsolidasi Consolidation Loan ==> Pinjaman Konsolidasi Construction In Progress ==> Pekerjaan Dalam Pembangunan Constructive Dividend ==> Deviden Konstruktif Consultan ==> Konsultan Consumer Price Index ==> Indeks Harga Konsumen Contingency Reserve ==> Cadangan Bersyarat Contingent Asset ==> Harta Bersyarat Contingent Liabilities ==> Kewajiban Bersyarat Contingent Obligation ==> Kewajiban Bersyarat Contingent Profit ==> Keuntungan Bersyarat Contingent Rental ==> Sewa Bersyarat Continious Allocation Method ==> Metode Alokasi Kontinyu Contra Account ==> Perkiraan Tandingan Contra Asset ==> Aktiva Kontra Contract ==> Kontrak Contract Note ==> Nota Kontrak Contract Rate Of Interest ==> Suku Bunga Kontrak Contributed Capital ==> Modal Kontribusi
Contribution Approach ==> Pendekatan Kontribusi Contribution Income Statement ==> Perhitungan Rugi Laba Kontribusi Contribution Margin Ratio ==> Rasio Margin Kontribusi Control ==> Pengendalian Control System ==> Sistem Pengendalian Controllable Cost ==> Biaya Yang Dapat Dikendalikan Controllable Variance ==> Penyimpangan Yang Dapat Dikendalikan Controller ==> Kontroler Controlling Account ==> Perkiraan Pengendali Controlling Interest ==> Hak Perusahaan Induk Conventional Method ==> Metode Harga Eceran Konvensional Conversion ==> Konversi Conversion Cost ==> Biaya Konversi Conversion Price ==> Harga Konversi Conversion Rate ==> Kurs Konversi Conversion Ratio ==> Rasio Konversi Conversion Right ==> Hak Konversi Conversion Stock ==> Saham Konversi Conversion Value ==> Nilai Konversi Convertible ==> Dapat Dipertukarkan Convertible Bond ==> Obligasi yang dipertukarkan Convertible Stock ==> Saham Yang Dapat Dipertukarkan Cooperation ==> Koperasi Cooperative ==> Koperasi Cooperative Bank ==> Bank Koperasi Copyright ==> Hak Cipta Corporate Income Taxes ==> Pajak Penghasilan Perusahaan Corporate Tax ==> Pajak Perseroan Corporation ==> Perusahaan/Perseroan Terbatas Corporation Charter ==> Akte Pendirian Perseroan Terbatas Corporation Readjustment ==> Penyesuaian Kembali Perusahaan Corporation Social Accounting ==> Akuntansi Sosial Perusahaan Correcting Entries ==> Ayat Jurnal Koreksi Correcting Journal ==> Jurnal Koreksi Correction Fiscal ==> Koreksi Pajak Correspondent Bank ==> Bank Koresponden Cost ==> Biaya Cost Accountant ==> Akuntan Biaya Cost Accounting ==> Akuntansi Biaya Cost Accounting Standard Board ==> Dewan Standar Akuntansi Biaya Cost Allocation ==> Alokasi Biaya Cost Allocation Base ==> Dasar Pengalokasian Biaya Cost and Benefit Analysis ==> Analisis Biaya dan Keuntungan Cost Budget ==> Anggaran Biaya Cost Card ==> Kartu Biaya Cost Centre ==> Pusat Biaya
Cost Curve ==> Kurva Biaya Cost Depletion ==> Deplesi Biaya Cost Flow ==> Arus Biaya Cost Flow Assumption ==> Asumsi Arus Biaya Cost Method ==> Metode Harga Pokok Cost Of Capital ==> Biaya Modal Cost Of Good Sold Statement ==> Daftar Harga Pokok Barang Yang
Dijual Cost Of Goods Available For Sales ==> Harga Pokok Barang Tersedia
Untuk Dijual Cost Of Goods Manufactured ==> Harga Pokok Produksi Cost Of Goods Manufactured statement ==> Ikhtisar Harga Pokok
Produksi Cost Of Goods Sold ==> Harga Pokok Penjualan Cost Of Goods Sold Computation ==> Perhitungan Harga Pokok
Penjualan Cost Of Installment Sales ==> Harga Pokok Penjualan Cicilan Cost Of Latest Purchases ==> Metode Harga Beli Terakhir Cost Of Manufacturing ==> Biaya Produksi Cost Of Market Which Ever Is Lower ==> Biaya Atau Harga Pasar Mana
Yang Terendah Cost Of Merchandise Available For Sale ==> Harga Pokok Barang
Tersedia Untuk Dijual Cost Of Merchandise Sold ==> Harga Pokok Penjualan Cost Of Production Report ==> Laporan Biaya Produksi Cost Of Production Theory ==> Teori Biaya Produksi Cost Of Sales ==> Harga Pokok Penjualan Cost Percentage ==> Persentase Harga Pokok Cost Plus Pricing ==> Penetapan Harga Dengan Biaya Tambahan Cost Price Variance ==> Selisih Harga Pokok Penjualan Cost Principle ==> Prinsip Harga Pokok Cost Profit Volume Relationship ==> Hubungan Biaya Laba Volume Cost Recovery Method ==> Metode Pemulihan Biaya Cost Sheet ==> Lembaran Biaya Cost Volume Profit Analysis ==> Analisis Biaya Volume Laba Counterfeit Note ==> Uang Kertas Palsu Coupon Bond ==> Kupon Obligasi Coupon Rate ==> Suku Bunga Kupon Covariance ==> Kovarian Credit ==> Kredit Credit Balance ==> Saldo Kredit Credit Dislocation ==> Dislokasi Kredit Credit File ==> Berkas Kredit Credit Instrument ==> Alat Kredit Credit Insurance ==> Asuransi Kredit Credit Line ==> Batas Kredit
Credit Memo ==> Memo Kredit Credit Note ==> Nota Kredit Credit Sale ==> Penjualan Kredit Credit Sale Agreement ==> Persetujuan Penjualan Kredit Credit Worthiness ==> Kelayakan Mendapatkan Kredit Creditor ==> Kreditur Cross Foot ==> Jumlah Datar Cross Rate ==> Kurs Silang Cross Reference ==> Referensi Silang Cross Sale ==> Jual Silang Crossed Check ==> Cek Silang Cumulative Devidend ==> Deviden Kumulatif Cumulative Earning Register ==> Register Pendapatan Kumulatif Cumulative Income Bond ==> Obligasi Pendapatan Kumulatif Cumulative Preferred Stock ==> Saham Preferen Kumulatif Cumulative Voting ==> Hak Suara Kumulatif Currency ==> Mata Uang Current Account ==> Perkiraan Tetap Current Asset ==> Harta Lancar Current Cost Accounting ==> Akuntansi Biaya Berjalan Current Investment ==> Investasi Lancar Current Liabilities ==> Hutang Lancar Current Month Transaction File ==> Berkas Transaksi Bulan Berjalan Current Operating Performance Method ==> Metode Presentasi
Operasi Berjalan Current Ratio ==> Rasio Lancar Current Value ==> Nilai Sekarang Current Yield ==> Hasil Suatu Investasi Customer ==> Pelanggan Customer Marter File ==> Berkas Induk Langganan Cut Off ==> Pisah Batas Cut Off Point ==> Titik Penggal Batas
D Data Discount ==> Tanggal Pendiskontoan Data Processing ==> Pengolahan Data Date Of Assignment ==> Tanggal Alih Hak Date Of Declaration ==> Tanggal Pengumuman Date Of Issue ==> Hari Emisi Date Of Payment ==> Tanggal Pembayaran Date Of Record ==> Tanggal Pencatatan Dated Stock ==> Saham Bertanggal Day Book ==> Buku Harian Days Sales In Receivables ==> Hari Penjualan Dalam Piutang
Debenture Bonds ==> Obligasi Tanpa Jaminan Debenture Capital ==> Modal Obligasi Debet ==> Debet Debet Balance ==> Saldo Debet Debet Memo ==> Memo Debet Debet Note ==> Nota Debet Debt ==> Hutang Debt Capital ==> Modal Pinjaman Debt Discount ==> Diskonto Pinjaman Debt Extinguishment ==> Penghapusan Hutang Debt Limit ==> Batas Hutang Debt Ratio ==> Rasio Hutang Debt Readjustment ==> Penataan Kembali Hutang Debt Restructuring ==> Penjadwalan Kembali Hutang Debt Service Cost ==> Biaya Penutupan Hutang Debt To Equity Ratio ==> Rasio Hutang Terhadap Kekayaan Debtor ==> Orang Yang Berhutang/Debitur Declared Dividend ==> Deviden Yang Telah Disahkan Declining Balance Method ==> Metode Saldo Menurun Declining Depreciation Method ==> Metode Penyusutan Saldo
Menurun Decreasing Cost ==> Biaya Menurun Decreasing Cost Industry ==> Industri Biaya Menurun Deductible Coverage ==> Pertanggungan Asuransi Terbatas Deduction ==> Pengurangan Deep Discount Bond ==> Obligasi Berdiskon Tinggi Defalcation ==> Penggelapan Default ==> Kelalaian Defective Goods ==> Produk Rusak Deferral Method ==> Metode Penangguhan Deferred Annuity ==> Angsuran Yang Ditangguhkan Deferred Bonds ==> Obligasi Yang Pembayaran Bunganya
Ditangguhkan Deferred Charges ==> Beban Ditangguhkan Deferred Compensation Plan ==> Rencana Kompensasi Yang
Ditangguhkan Deferred Cost ==> Biaya Yang Ditangguhkan Deferred Demands ==> Permintaan Yang Ditangguhkan Deferred Gros Profit On Realization ==> Laba Kotor Yang Belum
Direalisasi Deferred Income Tax Liability ==> Hutang Pajak Penghasilan Yang
Ditangguhkan Deferred Profit Sharing Plan ==> Rencana Pembagian Laba Yang
Ditangguhkan Deferred Revenue ==> Penghasilan Yang Ditangguhkan Deficiency ==> Kekurangan
Deficit ==> Defisit Deflation ==> Deflasi Degree Of Operating Leverage ==> Tingkat Elastisitas Operasi Delivery Date ==> Tanggal Penyerahan Delivery Equipment ==> Peralatan Pengangkutan Delivery Expense ==> Biaya Pengangkutan Delivery Note ==> Surat Penyerahan Delivery Order ==> Surat Perintah Penyerahan Barang Demand ==> Permintaan Demand Deposit ==> Giro Demand Draft ==> Wesel Atas Permintaan Department Store ==> Toko Serba Ada Departmental Sales ==> Penjualan Per Departemen Depletion ==> Deplesi Depletion Allowance ==> Cadangan Deplesi Deposit ==> Deposito Deposit Account ==> Rekening Deposito Deposit Broker ==> Pialang Deposito Deposit In Transit ==> Simpanan Dalam Perjalanan Deposit Insurance ==> Asuransi Deposito Deposit Loan ==> Pinjaman Deposito Deposit Rate ==> Suku Bunga Deposito Deposit Slip ==> Bukti Setoran Depreciation ==> Penyusutan Depreciation Expense ==> Biaya Penyusutan Depreciation Expense Of Building ==> Beban Penyusutan Gedung Depreciation Expense Of Machine ==> Beban Penyusutan Mesin Depreciation Fund ==> Dana Depresiasi Derivative Deposit ==> Deposito Pinjaman bank Determining Depreciation ==> Penetapan Penyusutan Detiled Audit ==> Audit Terperinci Devaluation ==> Devaluasi Development Bank ==> Bank Pembangunan Development Cost ==> Biaya Pengembangan Deviation ==> Deviasi Deviden Mandate ==> Surat Kuasa Deviden Deviden Policy ==> Kebijaksanaan Deviden Deviden Price Ratio ==> Rasio Harga Deviden Devidend ==> Laba Yang Dibagikan Devidend Arreas ==> Deviden Terhutang Devidend Counterfoil ==> Sobekan Deviden Devidend Declare ==> Pembagian Laba Diumumkan Devidend Disbursing Agent ==> Badan Pembayar Deviden Devidend In Kind ==> Deviden Berupa Barang Devidend Limitation ==> Pembatasan Deviden Devidend Payable ==> Hutang Deviden
Devidend Per Share ==> Deviden Per Saham Devidend Records ==> Catatan Deviden Differential Cost ==> Biaya Differensial Differential Revenu ==> Pendapatan Diferensial Direct Cost ==> Biaya Langsung Direct Costing ==> Penetapan/Sistem Biaya Langsung Direct Department Overhead Expense ==> Beban Overhead
Departemen Lansung Direct Disclaimer Opinion ==> Penolakan Pemberian Pendapat Direct Expense ==> Beban Langsung Direct Investment ==> Investasi Langsung Direct Labor ==> Upah Langsung Direct Labor Cost ==> Biaya Upah Tidak Langsung Direct Labor Cost Budget ==> Biaya Anggaran Buruh Langsung Direct Labor Hour ==> Jam Buruh Langsung Direct Material ==> Bahan Mentah Langsung Direct Material Price Variance ==> Selisih Harga Bahan Baku
Langsung Direct Materials Quantity Variance ==> Selisih Jumlah Bahan Baku
Langsung Direct Proof ==> Pembuktian Langsung Direct Selling ==> Penjualan Langsung Direct Tax ==> Pajak Langsung Direct Write Off ==> Penghapusan Langsung Direct Write Off Method ==> Metode Penghapusan Langsung Disagio ==> Disagio Disbursement ==> Pengeluaran Disclaimer Of Opinion ==> Penolakan Memberikan Pendapat Disclousure ==> Penjelasan Discount ==> Potongan Harga Discount Bond ==> Diskonto Obligasi Discount On Bond Payable ==> Disagio Hutang Obligasi Discount On Preferred Stock ==> Disagio Saham Preferen Discount On Stock ==> Disagio Saham Discount Period ==> Periode Diskonto Discount Rate ==> Tingkat Potongan Tunai/Tingkat Diskonto Discounted Note ==> Nilai Yang Telah Didiskonto Discounting ==> Pendiskontoan Discounting Account Receivables ==> Pendiskontoan Piutang Dagang Discovery Sampling ==> Sampling Penemuan Disposable Income ==> Pendapatan Bersih Disposal Value ==> Nilai Pelepasan Dissolution ==> Pembubaran Dissolution Of Partnership ==> Pembubaran Persekutuan Distortion ==> Penyimpangan Distribution ==> Distribusi
Distribution Cost ==> Biaya Distribusi Diversification ==> Diversifikasi Document ==> Dokumen Documentation ==> Dokumentasi Dollar Value Lifo Method ==> Metode MTKP Nilai Rupiah Donated Capital ==> Modal Hasil Sumbangan Donated Stock ==> Modal Sumbangan Dormant Account ==> Rekening Giro Non Aktif Double Declining Balance ==> Saldo Menurun Ganda Double Declining Balance Method ==> Metode Saldo Menurun Ganda Double Entry Accounting ==> Akuntansi Berpasangan Double Entry Bookkeeping ==> Tata Buku Berpasangan Double Entry System ==> Sistem Pembukuan Berpasangan Double Insurance ==> Asuransi Ganda Double Taxation ==> Pajak Ganda Doubtful Account ==> Perkiraan Piutang Ragu-ragu Down Period ==> Periode Pengangguran Draft ==> Wesel Drawee ==> Yang Ditarik Drawer ==> Penarik Drawing ==> Pengambilan Prive Due Date ==> Jatuh Tempo Due Date Control ==> Pengendalian Batas Tanggal Due Date Of Bill ==> Batas Tanggal Pembayaran Wesel Due To Shareholders ==> Utang Kepada Pemegang Saham Duty ==> Bea Impor
E Earned ==> Pendapatan Earned Capital ==> Modal Yang Diperoleh Earned Income ==> Pendapatan Yang Diperoleh Earned Surplus ==> Kelebihan Yang Diperoleh Earnest Money ==> Uang Panjar Earning After Interest And Tax ==> Pendapatan Setelah Bunga dan
Pajak Earning After Tax ==> Laba Sesudah Pajak Earning Asset ==> Aktiva Yang Menghasilkan Earning Before Interest and Taxes ==> Pendapatan Sebelum Bunga
dan Pajak Earning Per Share ==> Pendapatan Per Lembar Saham Earning Power ==> Kemampuan Menghasilkan Laba Economic Income ==> Laba Ekonomi Economic Life ==> Umur Ekonomis Economical Order Quantity ==> Jumlah Pembelian Optimal
Effective Date ==> Tanggal Efektif Effective Interest Rate ==> Suku Bunga Efektif Efficiency Ratio ==> Rasio Efisiensi Efficiency Variance ==> Selisih Efisiensi Electronic Data Processing ==> Pengolahan Data Elektronik Embezzlement ==> Penggelapan Emergency Working Capital ==> Modal Kerja Darurat Employee Earning ==> Pendapatan Karyawan Employee Earning Statement ==> Laporan Gaji Karyawan Employees Record ==> Catatan Karyawan Encumbrance ==> Pembebanan End Money ==> Uang Cadangan End Of Month Trial Balance ==> Daftar Saldo Akhir Bulan End Product ==> Produk Akhir Ending Balance ==> Saldo Akhir Ending Inventory ==> Persediaan Akhir Endorsement ==> Endorsemen Endorsement In Blank ==> Endorsemen Kosong Endorser ==> Endosan Endowment Fund ==> Dana Pokok Utuh Endowment Policy ==> Polis Endowmen Endowment Profit ==> Laba Endowmen Engagement Letter ==> Surat Perjanjian Enterprise Fund ==> Badan Usaha Entertainment Expense ==> Biaya Entertain Entity ==> Kesatuan Entity Concept ==> Konsep Kesatuan Entry ==> Ayat Entry Value ==> Nilai Masuk Equipment ==> Peralatan Equiti Pershare ==> Kekayaan Per Saham Equity ==> Modal Equity Ownership ==> Pemilikan Ekuitas Equity Financing ==> Permodalan Ekuitas Equity In Income Of Subsidiary Company ==> Laba Atas Perusahaan
Anak Equity Method ==> Metode Ekuitas Equity Securities ==> Bukti Penyertaan Equivalent Units ==> Unit-unit Setara Error And Correction ==> Kesalahan dan Perbaikan Error Of Emission ==> Kesalahan Tersembunyi Escrow Fund ==> Dana Wasiat Estate ==> Harta Tidak Bergerak Estate Agent ==> Agen Jual Beli Harta Tidak Bergerak Estimate Cost ==> Taksiran Biaya Estimate Value ==> Nilai Taksiran
Estimated Gross Profit ==> Estimasi Laba Kotor Estimation ==> Taksiran Estimation Sampling ==> Sampling Estimasi Evaluation ==> Evaluasi Evidence ==> Bukti-bukti Ex Warehouse ==> Harga Gudang Exact Interest ==> Bunga Tetap Except ==> Pengecualian Excess Capacity ==> Kapasitas Lebih Excess Of Cost Over Book Value Of Subsidiary Interest ==> Selisih
Lebih Harga Pokok Di Atas Nilai Buku Excess Reserve ==> Cadangan Lebih Excess Value ==> Nilai Lebih Exchange ==> Pertukaran Exchange Control ==> Kontrol Devisa Exchange Distribution ==> Distribusi Bursa Exchange Rate ==> Nilai Tukar Excise Tax ==> Cukai Executive Committee ==> Komite Eksekutif Exemption ==> Pembebanan Pajak Exercise Price ==> Harga Pelaksanaan Expansion ==> Perluasan Usaha Expected Actual Capacity ==> Kapasitas Yang Sesungguhnya
Diharapkan Expected Rate Of Return ==> Tingkat Pengembalian Yang Diinginkan Expected Value ==> Nilai Yang Diharapkan Expenditure ==> Pengeluaran Expense ==> Biaya/Beban Expense Account ==> Perkiraan Beban Expense Approach ==> Pendekatan Biaya Expiration ==> Kadaluarsa Expired ==> Daluarsa Explanation Paragraph ==> Paragraf Tengah/Penjelasan Exploration Cost ==> Biaya Eksplorasi Extended Bond ==> Obligasi Yang Diperpanjang Extension ==> Penangguhan Pembayaran Kredit External Audit ==> Pemeriksaan Ekstern External Auditor ==> Pemeriksa Eksteren External Bill ==> Wesel Luar External Debt ==> Hutang Eksteren External Financing ==> Pembelanjaan Dari Luar External Funds ==> Dana Eksteren External Loan ==> Pinjaman Eksteren Extra Devidend ==> Deviden Ekstra Extra Ordinary Gain ==> Keuntungan Luar Biasa Extra Ordinary Item ==> Item Yang Luar Biasa
Extra Ordinary Loss ==> Kerugian Luar Biasa Extra Ordinary Repair ==> Perbaikan Luar Biasa Extra Ordinary Retirement ==> Penarikan Aktiva Sebab Luar Biasa
F Face Value ==> Nilai Nominal Factory Ledger ==> Buku Besar Pabrik Factory Overhead ==> Biaya Tidak Langsung Fictitious Assets ==> Aktiva Fiktif Fictitious Transaction ==> Transaksi Fiktif Fiduciary ==> Fidusier Fiduciary Accounting ==> Akuntansi Fidusier Fiduciary Capacity ==> Kemampuan Fidusier Fiduciary Loan ==> Pinjaman Tanpa Jaminan Fill or Kill ==> Amanat Harga Mati Filling Fee ==> Biaya Pendaftaran Final Devidend ==> Deviden Akhir Finance Lease ==> Kontrak Sewa Financial Accounting ==> Akuntansi Keuangan Financial Accounting and Control System ==> Akuntansi keuangan
dan Sistem Pengendalian Financial Accounting Foundation ==> Yayasan Akuntansi Keuangan Financial Accounting Standard Board ==> Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Financial Analyst Federation ==> Federasi Analis Keuangan Financial Assets ==> Aktiva Finansial Financial Breakeven Point ==> Titik Impas Keuangan Financial Condition ==> Kondisi Keuangan Financial Executives Institute ==> Institut Pejabat Keuangan Financial Expense ==> Biaya Modal Financial Forecast ==> Ramalan Keuangan Financial Function ==> Fungsi Keuangan Financial Leverage ==> Solvabilitas Keuangan Financial Management ==> Manajemen Keuangan Financial Position ==> Posisi Keuangan Financial Risk ==> Resiko Keuangan Financial Statement ==> Laporan Keuangan Financial Statement Analysis ==> Analisis Laporan Keuangan Financial Structure ==> Struktur Permodalan Fine Rate ==> Tingkat Bunga Wajar Finished Goods ==> Barang Jadi Finished Goods Inventory ==> Persediaan Barang Jadi Fire Insurance ==> Asuransi Kebakaran Firm ==> Firma
Fiscal Period ==> Periode Fiskal Fiscal Year ==> Tahun Pajak/Tahun Fiskal Fixed Asset ==> Harta Tetap Fixed Asset Ledger Card ==> Kartu Buku Besar Pebantu Aktiva Tetap Fixed Asset Subsidiary Ledger ==> Buku Tambahan Harta Tetap Fixed Asset Turnover ==> Perputaran Harta Tetap Fixed Capital ==> Modal Tetap Fixed Capital Assets ==> Modal Kerja Tetap Fixed Charges ==> Beban Tetap Fixed Cost ==> Biaya Tetap Fixed Deposit ==> Deposito Tetap Fixed Effiency Variance ==> Penyimpangan Efisiensi Yang Tetap Fixed Expense ==> Beban Tetap Fixed Factory Overhead ==> Overhead Pabrik Yang Tetap Fixed Interest ==> Bunga Tetap Fixed Interest Rate Bond ==> Obligasi Tingkat Bunga Tetap Fixed Loan ==> Pinjaman Tetap Fixed Obligation ==> Kewajiban Tetap Fixed Overhead ==> Overhead Tetap Flat Rate ==> Tarif Rata Flat Rate Tax ==> Pajak Tarif Rata Flexible Budget ==> Anggaran Fleksibel Floating Assets ==> Aktiva Mengambang Floating Capital ==> Modal Tersedia Floating Charge ==> Beban Mengambang Floor ==> Batas Bawah Flow Of Cost ==> Aliran Biaya Flow Of Document ==> Peredaran Dokumen Flow Of Work ==> Peredaran Kerja Flowchart ==> Daftar Aliran/Bagan Arus Fluctuating Fund ==> Dana Berubah Ubah Fluctuating Method ==> Metode Fluktuasi Fluctuation ==> Fluktuasi Foot Note ==> Catatan Kaki Forced Loan ==> Pinjaman Terpaksa Forecast Balance Sheet ==> Ramalan Neraca Forecast Income Statement ==> Taksiran Rugi Laba Foreign Bank ==> Bank Asing Foreign Exchange ==> Devisa Foreign Exchange Bank ==> Bank Devisa Foreign Exchange Contract ==> Kontrak Tukar-menukar Uang Asing Foreign Exchange Gain Or Loss ==> Keuntungan atau Kerugian Akibat
Pertukaran Valuta Asing Foreign Exchange Rate ==> Kurs Tukar Mata Uang Asing Foreign Fund ==> Dana Luar Negeri Foreign Trade ==> Perdagangan Luar Negeri
Foreign Trade Zone ==> Daerah Perdagangan Bebas Form ==> Formulir Form Utility ==> Berguna Karena Bentuk Forms Of Business Transaction ==> Bentuk-bentuk Organisasi
Perusahaan Forward Foreign Exchange Transaction ==> Transaksi Valuta Asing
Diwaktu Mendatang Forward Rate ==> Kurs Maju Forward Sale ==> Penjualan Di Muka Founders Share ==> Saham Pendiri Four Collumn Account ==> Perkiraan Empat Kolom Four Collumn Journal ==> Jurnal Empat Kolom Fractional Banking ==> Perbankan Fraksional Franchise ==> Hak Kelola Fraud ==> Kecurangan Free And Open Market ==> Pasar Bebas Terbuka Free On Board Destination ==> Franko Gudang Pembeli Free On Board Shipping Point ==> Franko Gudang Penjual Free Rider ==> Pedagang Pratunai Freight In ==> Ongkos Angkut Pembelian Freight On Material Purchases ==> Beban Angkut Pembelian Bahan Freight Out ==> Ongkos Angkut Penjualan Frequency Distribution ==> Distribusi Frekuensi Fringe Benefit ==> Tunjangan Frozen Asset ==> Aktiva Beku Full Cost Method ==> Metode Biaya Penuh Full Disclosure ==> Pengungkapan Penuh Full Paid Stock ==> Saham Lunas Functional Accounting ==> Akuntansi Fungsional Fund ==> Dana Fund Accounting ==> Akuntansi Dana Fund Flow ==> Arus Dana Fund Flow Statement ==> Laporan Arus Dana Funded Appropriation ==> Penyisihan Dana Funds Statement ==> Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Furniture & Fixture ==> Peralatan Fusion ==> Penggabungan Future Value Of Annuity ==> Nilai Majemuk Anuitet
G Gain ==> Keuntungan Gain From Decrease In Inventorry Allowance ==> Laba Atas Turunnya
Nilai Cadangan Persediaan
Gain On Sale Marketable Securities ==> Keuntungan Jual Surat Berharga
Gain On Sale Of Long Term Investment ==> Keuntungan Jual Fixed Asset
Gain Sharing System ==> Sistem Upah Premi Gains And Loss Realization ==> Perkiraan Realisasi Laba Rugi Gains On Realization ==> Realisasi Keuntungan General Accepted Auditing Standard ==> Norma Pemeriksaan
Akuntan General Accounting ==> Akuntansi Umum General Agent ==> Agen Umum General And Adminstrative Expense ==> Biaya Umum Dan
Administrasi General Assigment ==> Penegasan Umum General Audit ==> Pemeriksaan Umum General Control ==> Pengendalian Umum General Creditors ==> Kreditur Umum General Examination ==> Pemeriksaan Umum General Expense ==> Biaya Umum General Fund ==> Dana Umum General Journal ==> Jurnal Umum General Journal Entry ==> Pos Jurnal Umum General Ledger ==> Buku Besar Umum General Operating Expense ==> Biaya Umum Operasi General Purpose ==> Laporan Serba Guna General Reserve ==> Cadangan Umum Generally Accepted Accounting Principle ==> Prinsip Akuntansi Yang
Diakui Secara Umum Geograpihical Decentralization ==> Desentralisasi Geografis Getting The Order ==> Mendapatkan Order Gilt Edges ==> Obligasi Unggul Go Public Company ==> Perusahaan Yang Menjual Saham Ke
Masyarakat Going Concern ==> Kesinambungan Going Concern Concept ==> Konsep Kontinuitas Usaha Gold Reserves ==> Cadangan Emas Gold Standard ==> Standar Emas Good Available For Sale ==> Barang-barang Yang Tersedia Untuk
Dijual Good Delivery ==> Penyerahan Sempurna Goods In Process ==> Barang Dalam Proses Goods In Progress ==> Barang-barang Dalam Penyelesaian Government Finacial ==> Keuangan Pemerintah Governmental Accounting ==> Akuntansi Pemerintah Grace Period ==> Masa Tenggang Gross Loss ==> Rugi Kotor
Gross National Product ==> Produksi Nasional Bruto Gross Profit ==> Laba Kotor Gross Profit Analysist ==> Analisa Laba Kotor Gross Profit From Sales ==> Laba Bruto Penjualan Gross Profit Method ==> Metode Laba Kotor Gross Profit On Sales ==> Laba Kotor Atas Penjualan Gross Profit Percentage ==> Persentase Laba Kotor Gross Profit Ratio ==> Rasio Laba Kotor Gross Purchases ==> Pembelian Kotor Gross Salaries ==> Gaji Kotor Gross Sales ==> Penjualan Kotor Gross Working Capital ==> Modal Kerja Bruto Group Approach ==> Pendekatan Secara Kelompok Group Code ==> Kode Kelompok Group Depreciation ==> Penyusutan Secara Kelompok Growth Stock ==> Saham Unggul Guaranteed Bond ==> Obligasi Yang Dijamin Guaranteed Securities ==> Sekuritas Yang Dijamin
H Hard Currency ==> Mata Uang Kuat Hard Goods ==> Barang-barang Konsumsi Tahan Lama Hardware ==> Perangkat Keras Hash Total ==> Total Kasar/Jumlah Kotor Hearing ==> Pemeriksaan Heating And Lighting Expense ==> Biaya Pemanas Dan Penerangan Heavy Market ==> Pasar Turun Hidden Inflation ==> Inflasi Tersembunyi Hidden Reserves ==> Cadangan Rahasia Hidden Tax ==> Pajak Tersembunyi Hire Purchase Agreement ==> Perjanjian Sewa Beli Bersyarat Hiring Ticket ==> Surat Perjanjian Kerja Histogram ==> Distribusi Frekuensi Historical Cost ==> Biaya Historis Historical Cost Accounting ==> Akuntansi Perolehan Historis Historical Cost Concept ==> Konsel Biaya Historis Hold Back Pay ==> Penangguhan Pembayaran Upah Holding Company ==> Perseroan Induk Holding Gain Or Loss ==> Penyimpangan Keuntungan dan Kerugian Home Office ==> Kantor Pusat Horizontal Analysis ==> Analisis Horizontal Horizontal Combination ==> Kombinasi Horizontal Hot Money ==> Uang Panas Human Capital ==> Modal Daya Manusia
Human Resource Accounting ==> Akuntansi Sumber Daya Manusia Hurdle Rate ==> Tingkat Batas Hypothetical Sales Value Relatives ==> Harga Jual Hipotetis
I Idle Capacity ==> Kapasitas Yang Tak Terpakai Idle Capacity Variance Analysist ==> Analisa Penyimpangan Kapasitas
yang Tak Terpakai Idle Money ==> Uang Menganggur Immediate Or Cancel Order ==> Amanat Sisa Batal Implementation ==> Implementasi Impress Account ==> Perkiraan Impres Impress Petty Cash ==> Dana Kas Kecil Imprest Fund System ==> Sistem Dana Tetap Improper Accumulation ==> Akumulasi Pendapatan Secara Tidak
Layak Improvement ==> Penyempurnaan Imputed Cost ==> Biaya Terkait Imputed Interest ==> Bunga Terkait In Active Stock ==> Saham Yang Kurang Laku In Charge Accountant ==> Akuntan Penanggung Jawab Incentive Taxation ==> Sistem Perpajakan Insentif Income ==> Laba Income After Tax ==> Laba Sesudah Pajak Income Averaging ==> Peralatan Penghasilan Income Bond ==> Pendapatan Obligasi Income From Joint Venture ==> Laba Usaha Patungan Income From Operation ==> Laba Usaha Income Principle ==> Azas Pendapatan Income Sharing Agreement ==> Persetujuan Pembagian Laba Income Statement ==> Laporan Rugi Laba Income Statement Account ==> Perkiraan Rugi Laba Income Statement Approach ==> Pendekatan Laba Rugi Income Statement Approach Method ==> Metode pendekatan Rugi
Laba Income Summary ==> Ikhtisar Rugi Laba Income Tax ==> Pajak Penghasilan Income Tax Method ==> Metode Pajak Penghasilan Incoming Collection ==> Inkaso Masuk Increasing Cost ==> Biaya Meningkat Increasing Cost Industry ==> Industri dengan Biaya Meningkat Incremental Cash Flow ==> Arus Uang Kas Tambahan Incremental Cost ==> Biaya Tambahan Incremental Cost Of Capital ==> Biaya Modal Tambahan
Indenture ==> Indenture Independence ==> Sikap Tidak Memihak Independent Accountant ==> Akuntan Independen Independent Auditor ==> Auditor Independen Independent Auditor Report ==> Laporan Pemeriksa Yang Bebas Indirect Cost ==> Biaya Tidak Langsung Indirect Departemental Expense ==> Beban Departemen Tak
Langsung Indirect Expense ==> Biaya Tak Langsung Indirect Factory Cost ==> Biaya Pabrik Tak Langsung Indirect Labor ==> Tenaga Kerja Tak Langsung Indirect Material ==> Bahan Baku Tak Langsung Indirect Operating Expense ==> Biaya Usaha Tak Langsung Indirect Production ==> Produksi Tidak Langsung Indirect Tax ==> Pajak Tidak Langsung Individual Proprietorship ==> Perusahaan Perseorangan Individual Retirement Account ==> Perkiraan Pemberhentian Industrial Goods ==> Barang-barang Industri Industrial Revenue Bond ==> Obligasi Pendapatan Industri Inflation ==> Inflasi Inflation Accounting ==> Akuntansi Untuk Inflasi Information ==> Informasi Information System ==> Sistem Informasi Inheritance Tax ==> Pajak Warisan Initial Audit ==> Pemeriksaan Pertama Kali Initial Inventory ==> Persediaan Awal Input Tax ==> Pajak Masukan Installation Cost ==> Biaya Instalasi/Pemasangan Installment ==> Angsuran/ Cicilan Installment Allotment ==> Alokasi Cicilan Installment Bond ==> Obligasi Cicilan Installment Buying ==> Pembelian Cicilan Installment Contract Receivable ==> Piutang Penjualan Cicilan Installment Deposit ==> Tabungan Cicilan Installment Loan ==> Pinjaman Cicilan Installment Method ==> Metode Cicilan Installment Payable ==> Hutang Cicilan Installment Sales ==> Penjualan Cicilan Installment Sales Method ==> Metode Penjualan Cicilan Installment Term Debt ==> Utang Jangka Menengah Insurance ==> Asuransi Insurance Expense General ==> Biaya Asuransi Umum Insurance Expense Selling ==> Biaya Asuransi Penjualan Insurance Fund ==> Dana Asuransi Insurance Policy ==> Polis Asuransi Insurance Premium ==> Premi Asuransi
Insurer ==> Perusahaan Asuransi Intangible Asset ==> Aktiva Tidak Berwujud Intangible Fixed Assets ==> Aktiva Tetap Tak Berwujud Interchangeable Bond ==> Obligasi Yang Dapat Dipertukarkan Intercompany Loans ==> Pinjaman Antar Perusahaan Intercompany Sales ==> Penjualan Antar Perusahaan Intercompany Transaction ==> Transaksi Antar Perusahaan Interest ==> Bunga Interest Bearing Note ==> Wesel Berbunga Interest Bond ==> Obligasi Bunga Interest Collected In Advance ==> Bunga Diterima Di Muka Interest Earned ==> Pendapatan Bunga Interest Expense ==> Biaya Bunga Interest Factor ==> Faktor Bunga Interest Income ==> Pendapatan Bunga Interest On Capital ==> Bunga Modal Interest Payable ==> Hutang Bunga Interest Receivable ==> Piutang Bunga Interim Audit ==> Pemeriksaan Sementara Interim Bond ==> Obligasi Sementara Interim Devidend ==> Deviden Sementara Interim Financial Statement ==> Laporan Keuangan Interim Interim Monthly Income Statement ==> Laporan R/L Bulanan
Sementara Interim Sertificate ==> Sertifikat Sementara Interim Statement ==> Laporan Sementara Intermediate Goods ==> Barang-barang Antara Internal Audit ==> Pemeriksaan Intern Internal Auditor ==> Pemeriksa Internal Internal Check ==> Pemeriksaan Intern Internal Control ==> Pengawasan Intern Internal Control Questionary ==> Pertanyaan Pengendalian Intern Internal Control System ==> Sistem Pengendalian Interen Internal Event ==> Kejadian Interen Internal Financing ==> Pembiayaan Intern Internal Rate Of Return ==> Tingkat Hasil Pengembalian Interen International Accounting ==> Akuntansi Internasional International Federation Of Accountants ==> Federasi Akuntan
Internasional Interperiod Income Tax Allocation ==> Alokasi Pajak Penghasilan
Antar Periode Intrinsic Value ==> Nilai Sesungguhnya Inventory ==> Persediaan Inventory Analysis Report ==> Laporan Analisis Persediaan Inventory Audit ==> Pemeriksaan Persediaan Inventory Control ==> Pengendaliaan Persediaan
Inventory Control Application ==> Aplikasi Pengendalian Persediaan Inventory Observation ==> Pengamatan Persediaan Inventory Of Direct Material ==> Persediaan Bahan Baku Langsung Inventory Of Indirect Material ==> Persediaan Bahan Baku Tidak
Langsung Inventory Of Material ==> Persediaan Bahan Mentah Inventory Profit ==> Laba Persediaan Inventory Reorder Report ==> Laporan Pemesan Kembali Persediaan Inventory Subsidiary Ledger ==> Buku Tambahan Persediaan Inventory Taking ==> Inventarisasi Inventory Turnover ==> Perputaran Persediaan Inventory Valuation ==> Penilaian Persediaan Invested Capital ==> Modal Yang Diinvestasikan Invested Fund ==> Dana Yang Diinvestasikan Investee ==> Penerima Penanaman Modal Investigation ==> Penyelidikan Investment ==> Investasi Investment Adviser ==> Penasihat Investasi Investment Allowance ==> Bunga Modal Investment Banker ==> Bankir Investasi Investment Center ==> Pusat Investasi Investment Company ==> Perusahaan Investasi Investment Credit ==> Kredit Investasi Investment Finance Corporation ==> Lembaga Perantara Penerbitan
Sekuritas Investment In Bill ==> Investasi Dalam Bentuk Surat Wesel Investment In Bond ==> Investasi Dalam Obligasi Investment In Fund ==> Investasi Dalam Dana Investment In Joint Venture ==> Investasi Dalam Usaha Patungan Investment In Land ==> Investasi Dalam Bentuk Tanah Investment In Life Insurance ==> Investasi Dalam Bentuk Asuransi
Jiwa Investment In Stock ==> Investasi Saham Investment Portfolio ==> Portepel Investasi Investment Tax Credit ==> Kredit Pajak Investasi Investor ==> Penanam Modal Invoice ==> Faktur Invoice Register ==> Register Faktur Pembelian Irregularity ==> Penyelewengan Issued Capital Stock ==> Modal Saham Diterbitkan Issued Stock ==> Saham Ditempatkan Issurer ==> Emiten
J
Job Analysis ==> Analisis Kerja Job Cost Card ==> Kartu Kalkulasi Harga Pokok Pesanan Job Cost Sheet ==> Lembar Biaya Pesanan Job Description ==> Uraian Tugas Job Order Cost ==> Biaya Pesanan Job Order Cost Sheet ==> Kartu Biaya Pesanan Job Order Cost System ==> Sistem Biaya Pesanan Job Order Costing ==> Sistem Harga Pokok Pesanan Job Time Ticket ==> Kartu Jam Kerja Joint Cost ==> Biaya Gabungan Joint Cost Of Capital ==> Biaya Penggunaan Modal bersama Joint Enterprise ==> Perusahaan Bersama Joint Products ==> Produksi Gabungan Joint Venture ==> Usaha Patungan Joint Venture Books ==> Buku Buku Usaha Patungan Journal ==> Buku Harian Journal Entry ==> Ayat-Ayat Jurnal Journal Voucher ==> Voucher Jurnal Journalizing ==> Menjurnal Judgment Sample ==> Sampel Pertimbangan Junior Security ==> Sekuritas Junior
L Labor ==> Tenaga Kerja Labor Budget ==> Anggaran Tenaga Kerja Labor Cost ==> Biaya Tenaga Kerja Labor Cost Control ==> Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Labor Cost Report ==> Laporan Biaya Tenaga Kerja Labor Efficiency Ratio ==> Rasio Effisiensi Tenaga Kerja Labor Efficiency Standard ==> Standar Effisiensi Tenaga Kerja Labor Efficiency Variance ==> Selisih Effisiensi Tenaga Kerja Labor Fringe Benefit ==> Pendapatan Yang Diterima Tenaga Kerja Labor Performance Report ==> Laporan Pelaksanaan Kerja Labor Rate Variance ==> Penyimpangan Tarif Tenaga Kerja Land ==> Tanah Land Right ==> Hak Atas Tanah Last In First Out ==> Masuk Terakhir Keluar Pertama Lead Time ==> Tenggang Waktu Lease ==> Sewa Lease Agreement ==> Kontrak Sewa Guna Lease Or Make ==> Sewa Atau Beli Leasehold Improvement ==> Pengembangan Atas Leasehold Leasing ==> Sewa Guna Ledger ==> Buku Besar
Ledger Less Bookkeeping ==> Pembukuan Sistem Tembus Legal Capital ==> Modal Resmi Legal Entity ==> Kesatuan Hukum Legal Substance ==> Metode Tanpa Buku Pembantu Legal Value ==> Nilai Dasar Lessee ==> Penyewa Lessor ==> Pihak Yang Menyewakan Guna Barang Letter Of Comments ==> Surat Komentar Letter Of Transmettal ==> Surat Penyerahan Leverage Factor ==> Perbandingan Utang Terhadap Aktiva Liability ==> Kewajiban Liability Certificate ==> Pernyataan Berhutang Liability Devidend ==> Deviden Hutang Liability Reserve ==> Cadangan Hutang Licence ==> Lisensi LIFO ==> Last In First Out Lightwater & Telp Expense ==> Beban Listrik Air & Telepon LILIFO ==> Lieftinck Last In First Out Limitation Of Financial Statement ==> Keterbatasan Laporan
Keuangan Limited Company ==> Perseroan Terbatas Limited Liability ==> Kewajiban Terbatas Limited Life ==> Waktunya Terbatas Limited Order ==> Pesanan Terbatas Limited Partner ==> Sekutu Komanditer Limited Partnership ==> Persekutuan Komanditer Line Authority ==> Wewenang Garis Line Manager ==> Manajer Lini Liquid Asset ==> Aktiva Liquid Liquid Capital ==> Modal Lancar Liquid Deviciency ==> Devisiensi Likuid Liquidating Devidend ==> Deviden Likuidasi Liquidation ==> Likuidasi Liquidation Value ==> Nilai Likuidasi Liquidity ==> Kemampuan Bayar Hutang Jangka Pendek/Likuiditas Liquidity Analysis ==> Analisis Likuiditas Liquidity Preverence ==> Preferensi Likuiditas Liquidity Ratio ==> Rasio Likuiditas Listed Securities ==> Efek-efek Terdaftar Loan ==> Pinjaman Loan Capital ==> Modal Pinjaman Loan Fund ==> Dana Pinjaman Loan Value ==> Nilai Pinjaman Long From Report ==> Laporan Akuntan Bentuk Panjang Long Run Proof ==> Pengecekan Jangka Panjang Long Run Report ==> Laporan Bentuk Panjang
Long Term Asset ==> Aktiva Jangka Panjang Long Term Debt ==> Hutang Jangka Panjang Long Term Debts To Equity Ratio ==> Rasio Utang Jangka Panjang
Terhadap Modal Sendiri Long Term Investment ==> Investasi Jangka Panjang Long Term Investment In Stock ==> Investasi Jangka Panjang Dalam
Saham Long Term Liabilities ==> Hutang Jangka Panjang Loss ==> Rugi Loss From Operation ==> Rugi usaha Loss On Realization ==> Realisasi Kerugian Loss On Reduction Of Inventory ==> Rugi Penurunan Nilai Persedian Loss On Reppossessions ==> Rugi Penarikan Kembali Loss On Sale Of Invesment ==> Rugi Penjualan Investasi Loss On Trade In ==> Rugi Pertukaran Loss Unit ==> Unit Yang Hilang Lower Cost Or Market ==> Harga Beli Atau Harga Pasar Yang Lebih
Rendah Lumpsump Purchase ==> Pembelian Secara Bulat Luxury Tax ==> Pajak Barang Mewah
M Machine ==> Mesin Machine Hour Cost ==> Biaya Mesin Per Jam Machine Kept Columnal Journal ==> Jurnal Berkolom Dengan Mesin Made Work ==> Pekerjaan Buatan Main Product ==> Produk Utama Maintenance ==> Perawatan Maintenance Cost ==> Biaya Pemeliharaan Maintenance Department Budget ==> Anggaran Departemen
Pemeliharaan Maintenance Expense ==> Biaya Pemeliharaan Make Or Buy Decision ==> Keputusan Buat Atau Beli Make Up Wages ==> Upah Tambahan Man Power ==> Tenaga Manusia Management ==> Manajemen Management Accounting ==> Akuntansi Manajemen Management Advisory Service ==> Pelayanan Konsultasi Perusahaan Management Audit ==> Pemeriksaan Manajemen Management By Exception ==> Manajemen Dengan Pengecualian Management Information System ==> Sistem Informasi Manajemen Management Of Earnings ==> Manajemen Pendapatan Managerial Accounting ==> Akuntansi Manajerial Manipulation ==> Manipulasi
Manufacture ==> Pabrik Manufacturing Company ==> Perusahaan Pabrikasi Manufacturing Cost ==> Biaya Pabrikasi Manufacturing Firm ==> Perusahaan Industri Manufacturing Margin ==> Marjin Produksi Manufacturing Overhead ==> Overhead Pabrik Manufacturing Statement ==> Laporan Produksi Manufacturing Summary ==> Ikhtisar Produksi Margin Account ==> Perhitungan Keuntungan Sisa Margin Call ==> Permintaan Tambahan Margin Profit On Sales ==> Marjin Laba Penjualan Marginal Business ==> Perusahaan Marjinal Marginal Cost ==> Biaya Marjinal Marginal Labor ==> Buruh Dengan Hasil Marjinal Marginal Product ==> Produk Marjinal Marginal Revenue ==> Pendapatan Marjinal Mark Down ==> Penurunan Harga Mark Down Cancellation ==> Pembatalan Pengurangan Harga Mark Up ==> Kenaikan Harga Markdown Cancellation ==> Pembatalan Penurunan Harga Market ==> Pasar Market Analysis ==> Analisis Pasar Market Analyst ==> Analis Pasar Market Discretion Order ==> Amanat Pasar Terbaik Market Model ==> Model Pasar Market Planning ==> Perencanaan Pasar Market Price ==> Harga Pasar Market Rate ==> Harga Pasar Market Research ==> Penelitian Pasar Market Risk ==> Resiko Pasar Market Value ==> NIlai Pasar Market Value At Split Off ==> Harga Jual Pada Titik Pisah Market Value Of Rights ==> Harga Pasar Hak Beli Saham Market Value Of Stock Ex Right ==> Harga Pasar Saham Tanpa Hak
Beli Saham Marketable Securities ==> Surat Berharga Marketing ==> Pemasaran Marketing Cost Analyst ==> Analisis Biaya Marketing Marketing Department ==> Departemen Pemasaran Marketing Expense ==> Biaya Pemasaran Markup Cancellation ==> Pembatalan Kenaikan Harga Mass Production ==> Produksi Masal Master Agreement ==> Perjanjian Induk Master Budget ==> Bujet Induk Master File ==> Berkas Induk Matching ==> Sesuai
Matching Concept ==> Konsep Pembebanan Matching Cost With Revenue ==> Penetapan Pendapatan Dan Biaya Material ==> Bahan Baku Material Account ==> Perkiraan Bahan Baku Material Available For Use ==> Bahan Siap Dipakai Material Control ==> Pengawasan Bahan Baku Material Cost ==> Biaya Bahan Baku Material In Process ==> Bahan Baku Dalam Proses Material In Transit ==> Bahan Dalam Perjalanan Material Ledger ==> Buku Besar Bahan Baku Material Ledger Card ==> Kartu Bahan Baku Material Managemenet ==> Management Bahan baku Material Mix Variance ==> Selisih Komposisi Bahan Material Price Variance ==> Penyimpangan Harga Bahan Baku Material Quantity Standard ==> Standar Kuantitas Bahan Baku Material Quantity Variance ==> Selisih Kuantitas Bahan Material Schedule ==> Jadwal Bahan Material Usage Price Variance ==> Selisih Harga Pemakaian Bahan Material Yield Variance ==> Selisih Hasil Bahan Materiality ==> Besar Kecil Nilai Materiality Concept ==> Konsep Keberartian Materials Requisition ==> Permintaan Bahan Baku Maturity ==> Jatuh Tempo Maturity Basis ==> Basis Jatuh Tempo Maturity Date ==> Tanggal Jatuh Tempo Maturity Value ==> Nilai Jatuh Tempo Maximum Capacity ==> Kapasitas Maksimum Medical Expense ==> Biaya Pengobatan Medium Term Loan ==> Pinjaman Jangka Menengah Memorandum Of Deposit ==> Memorandum Deposito Merchandise Firm ==> Perusahaan Perdagangan Merchandise Inventory ==> Persediaan Barang Dagangan Merchandise Inventory Turnover ==> Perputaran Persedian Barang
Dagangan Merchandise Shipment On Consigment ==> Pengiriman Bagian
Konsinyasi Merchandising Company ==> Perusahaan Dagang Minimum Rate ==> Tarif Minimum Minimum Wage ==> Upah Minimum Minmax Method ==> Metode Maksimum Minimum Minority Interest ==> Hak Minoritas Miscellaneous Assets ==> Aktiva Rupa-rupa Miscelleneous Expense ==> Biaya Rupa-Rupa Miscelleneous General Expense ==> Biaya Umum Rupa-Rupa Miscelleneous Selling Expense ==> Biaya Penjualan Rupa-Rupa Misleading ==> Menyesatkan
Mixed Account ==> Rekening Campuran Mixed Cost ==> Biaya Campuran Mixed Holding Company ==> Perseroan Induk Campuran Mixed Invoice ==> Faktur Campuran Mixed Opinion ==> Pendapat Campuran Monetary Concept ==> Konsep Moneter Monetary Item ==> Pos Moneter Monetary Liability ==> Kewajiban Moneter Monetary Reserves ==> Cadangan Moneter Monetary Unit ==> Satuan Moneter Money ==> Uang Morning Loan ==> Pinjaman Sehari Mortgage ==> Hipotek Mortgage Bond ==> Obligasi Hipotik Mortgage Company ==> Perseroan Hipotek Mortgage General ==> Hipotek Umum Mortgage Improvement ==> Hipotek Untuk Perbaikan Mortgage Payable ==> Hutang Hipotek Moving Average ==> Rata-Rata Bergerak Moving Average Method ==> Metode Rata-rata Bergerak Multiple Correlation ==> Korelasi Ganda Multiple Currency System ==> Sistem Mata Uang Berganda Multiple Step ==> Langkah Bertahap Multiple Step Income Statement ==> Laporan Pendapatan Bentuk
Ganda Municipal Bond ==> Obligasi Pemerintah Daerah Mutual Company ==> Perusahaan Bersama Mutual Insurance Company ==> Perusahaan Asuransi Bersama
N Narrow Market ==> Pasar Terbatas National Association Of Accountant ==> Asosiasi Akuntan Nasional National Bank Act ==> Undang-undang Bank Nasional National Bank Notes ==> Uang Kertas Bank Nasional National Income ==> Pendapatan Nasional Natural Bussiness Year ==> Tahun Bisnis Alami Natural Loss ==> Kehilangan Alami Natural Resources ==> Sumber-sumber Alam Near Money ==> Aktiva Yang Segera Dapat Diuangkan Negative Assurance ==> Jaminan Negatif Negative Confirmation ==> Konfirmasi Negatif Negative Goodwill ==> Goodwill Negatif Negotiated Market ==> Pasar Murni Net Asset ==> Aktiva Bersih
Net Book Value ==> Nilai Buku Bersih Net Earning ==> Pendapatan Bersih Net Income ==> Pendapatan Bersih Net Income After Tax ==> Laba Bersih Sesudah Pajak Net Income Before Tax & Interest ==> Laba Bersih Sebelum Pajak &
Bunga Net Income From Operation ==> Laba Bersih Dari Kegiatan Operasi Net Issue ==> Emisi Baru Net Loss ==> Kerugian Bersih Net Markdown ==> Penurunan Harga Netto Net Markup ==> Kenaikan Harga Netto Net Method ==> Metode Bersih Net Monetary Asset ==> Aktiva Moneter Net Of Tax Tax Effect ==> Bersih Dari Pengaruh Pajak Net Pay ==> Upah Bersih Net Payment ==> Pembayaran Bersih Net Present Value ==> Nilai Bersih Sekarang Net Profit ==> Laba Bersih Net Purchase ==> Pembelian Bersih Net Realizable Value ==> Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasi Net Sales ==> Penjualan Bersih Net Working Capital ==> Modal Kerja Bersih Net Worth ==> Kekayaan Bersih Net Worth To Debt Ratio ==> Rasio Modal Sendiri Terhadap Utang Night Shift ==> Regu Malam No Opinion ==> Penolakan Pemberian Pendapat Nominal Account ==> Perkiraan Nominal Nominal Capital ==> Modal Nominal Nominal Cost ==> Biaya Nominal Nominal Cummulative Preferred Stock ==> Saham Preferen Non
Kumulatif Nominal Interest Rate ==> Tingkat Bunga Nominal Nominal Value ==> Nilai Nominal Non Bussiness Expense ==> Bukan Biaya Usaha Non Cash Items ==> Bukan Item Kas Non Current Asset ==> Aktiva Tidak Lancar Non Current Liability ==> Bukan Hutang Jangka Pendek Non Financial Record ==> Catatan Bukan Keuangan Non Fixed Asset ==> Bukan Harta Tetap Non Interest Bearing Note ==> Wesel Tanpa Bunga Non Monetary Assets ==> Aktiva Bukan Aset Non Monetary Item ==> Pos Bukan Moneter Non Operating Expenses ==> Beban-beban Non Operasional Non Operating Revenue ==> Pendapatan Non Operasional Non Participating Preferred Stock ==> Saham Preferen Non Patisipasi Non Profit Corporation ==> Perusahaan Sosial
Non Profit Organization ==> Organisasi Yang Tidak Mencari Laba Non Recurring Cost ==> Biaya Tidak Berulang Non Supficient Fund Check ==> Cek Kosong Non Voting Stock ==> Saham Diam Non Working Capital ==> Bukan Modal Kerja Nopar Stock ==> Saham Tanpa Nilai Nominal Normal Balance ==> Saldo Normal Normal Capacity ==> Kapasitas Normal Normal Distribution ==> Distribusi Normal Normal Goods ==> Barang Normal Normal Price ==> Harga Normal Normal Return ==> Pengembalian Normal Normal Working Capital ==> Modal Kerja Not Sufficient Fund ==> Dana Tidak Cukup Note ==> Wesel Note Payable ==> Wesel bayar Note Receivable ==> Wesel Tagih Notes Receivable Discounted ==> Wesel Tagih Yang Didiskontokan Notes To Financial Statement ==> Catatan atas Laporan Keuangan Notice Of Employment ==> Surat Perjanjian Kerja
O Object Classification ==> Klasifikasi Objek Objectivity ==> Objektivitas Obligations ==> Obligasi Observation Of Inventory Taking ==> Pengamatan Perhitungan
Persediaan Obsolescence ==> Keusangan Occupancy Cost ==> Biaya Pendiaman/Penempatan Off Balance Sheet Financing ==> Pembelanjaan Diluar Neraca Off Balance Sheet Transaction ==> Transaksi Di Luar Neraca Off Board ==> Transaksi Langsung Offer ==> Penawaran Offer Price ==> Harga Penawaran Office ==> Kantor Office Equipment ==> Peralatan kantor Office Insurance Expense ==> Beban Asuransi Kantor Office Maintenance Expense ==> Beban Pemeliharaan Kantor Office Management ==> Manajemen Perkantoran Office Salaries Expense ==> Biaya Gaji Bagian Kantor Office Suplies Expense ==> Biaya Perlengkapan Kantor Office Supplies ==> Perlengkapan Kantor Office Supplies Expense ==> Beban Kebutuhan Kantor Official Quotation Rate ==> Daftar Kurs Resmi
Offset Account ==> Rekening Lawan Old Age Insurance ==> Jaminan Hari Tua Oligopoly ==> Oligopoli On Account ==> Pembayaran Angsuran On Balance Sheet Transaction ==> Transaksi Nyata One Time Voucher Prosedures ==> Prosedur Pembuatan Voucher
Sekaligus One Write System ==> Sistem Sekali Tulis Open Account ==> Rekening Perkiraan Terbuka Open Book Account ==> Rekening Perkiraan Buku Terbuka Open Check ==> Cek Terbuka Open Corporation ==> Perusahaan Berpotensi Luas Open Item Statement ==> Surat Pernyataan Elemen-Elemen Terbuka Open Order ==> Amanat Tanpa Batas Waktu Open Stock ==> Stok Tersedia Opening Assets ==> Aktiva Yang Terlihat Operasi Opening Entry ==> Ayat-ayat Pembukaan Opening Price ==> Harga Perkenalan Operating Assets ==> Aktiva/Modal Operasi Operating Budget ==> Bujet Operasi Operating Cycle ==> Siklus Operasional Operating Expense ==> Biaya Usaha Operating Income ==> Hasil Usaha Operating Lease ==> Lease Operasi Operating Leverage ==> Leverage Operasi Operating Period ==> Periode Operasi Operating Ratio ==> Rasio Operasi Operating Research ==> Penelitian Operasional Operating Revenues ==> Pendapatan-pendapat Operasional Operating Sales Budget ==> Anggaran Operasional Penjualan Operating Statement ==> Pernyataan Operasi Operating Transactions ==> Transaksi Operasionil Opinion ==> Pendapat Opportunity Cost ==> Biaya Kesempatan Option Right ==> Hak Opsi Optional Bond ==> Obligasi Opsional Optional Devidend ==> Deviden Opsional Order ==> Permintaan Order Item List ==> Daftar Permintaan Barang Ordering Cost ==> Biaya Pesanan Ordinary Repair ==> Reparasi Biasa Ordinary Shares ==> Saham Biasa Organization ==> Organisasi Organization Chart ==> Struktur Organisasi Organization Cost ==> Biaya Organisasi Organized Exchanges ==> Bursa-bursa Efek Resmi
Original Cost ==> Biaya Orisinil Other Asset ==> Harta Lain-Lain Other Current Asset ==> Harta Lancar Lainnya Other Current Liabilities ==> Hutang Lancar Lainnya Other Expense ==> Biaya Lain-Lain Other Fixed Asset ==> Harta Tetap Lainnya Other General Expense ==> Biaya Umum Lainnya Other Income ==> Pendapatan Lain-Lain Other Longterm Liabilities ==> Hutang Jangka Panjang Lainnya Other Revenue ==> Pendapatan Lain-Lain Other Selling Expense ==> Biaya Penjualan Lainnya Out Of Pocket Cost ==> Biaya Kantong Sendiri Out Of Pocket Expense ==> Beban Dari Saku Sendiri Out Of Stock ==> Tidak Ada Dalam Persediaan Out Tax ==> Pajak Keluaran Outlay ==> Pengeluaran Output Method ==> Metode Output Outside Broker ==> Broker Luar Outstanding Bond ==> Obligasi Dalam Peredaran Outstanding Check ==> Cek Beredar Outstanding Securities ==> Sekuritas Dalam Peredaran Outstanding Stock ==> Saham Yang Beredar Over Applied Factory Overhead ==> Kelebihan Aplikasi Overhead
Pabrik Over Capitalization ==> Kapitalisasi Berlebihan Over The Counter Sales ==> Penjualan Tunai Overall Cost Of Capital ==> Biaya Penggunaan Modal Rata-rata Overall Opinion ==> Pendapat Menyeluruh Overbought ==> Pembelian Berlebihan Overdraft ==> Kelebihan Penarikan Overdraft Application Rate ==> Tarif Pembebanan Overhead Overdraft Budget Variance ==> Selisih Anggaran Overhead Overdraft Rate ==> Tarif Overhead Overdraft Spending Variance ==> Selisih Pengeluaran Overhead Overdraft System ==> Sistem Kelebihan Penarikan Overissue ==> Emisi Lebih Oversold ==> Penjualan Berlebihan Overstated ==> Terlalu Tinggi Overtime ==> Lembur Overtime Premium ==> Premi Lembur Owners Equity ==> Modal Pemilik Owners Risk ==> Resiko Pemilik Ownership ==> Hak Milik Ownership Right ==> Hak Pemilik Perusahaan
P Packing Slip ==> Tembusan Barang Paid In Capital ==> Modal Yang Disetor Paid In Surplus ==> Agio Saham Paid Up Stock ==> Saham Yang Disetor Penuh Paid Voucher File ==> Untuk Voucher Dibayar Paper Profit ==> Laba Di Atas Kertas Par Stock ==> Saham Yang Punya Nilai Par Value ==> Nilai Nominal Par Value Stock ==> Saham Dengan Nilai Nominal Parallel Operation ==> Operasi Sejajar Parent Company ==> Perusahaan Induk Part Paid Stock ==> Saham Belum Lunas Participating Bond ==> Obligasi Partisipasi Participating Preferred Stock ==> Saham Preferen Partisipasi Partner ==> Sekutu Partner In Charge ==> Partner Utama Partners Interest ==> Kepentingan Sekutu Partnership ==> Persekutuan Passive Bond ==> Obligasi Pasif Past Devidend ==> Deviden Yang Terlewatkan Past Service Cost ==> Biaya Jasa Masa Lalu Patent ==> Paten Pawn Broker ==> Pemilik Rumah Gadai Payable ==> Hutang Payable Date ==> Tanggal Pembayaran Payable To Bearer ==> Dapat Dibayar Kepada Pembawa Payable To Defaulting Subsouder ==> Utang Kepada Pemesan Saham Payback Method ==> Metode Pengembalian Payback Period ==> Masa Pengembalian Payer ==> Yang Membayar Payment ==> Pembayaran Payment Bill ==> Wesel Tunai Payout Ratio ==> Rasio Pembayaran Deviden Payroll ==> Gaji Payroll Application ==> Aplikasi Gaji dan Upah Payroll Cost ==> Biaya Gaji dan Upah Payroll Department ==> Departemen Penggajian Payroll Journal ==> Jurnal Gaji Payroll Register ==> Register Gaji dan Upah Payroll Sheet ==> Daftar Gaji Payroll System ==> Sistem Penggajian Payroll Tax ==> Pajak Penghasilan Peak Demand Capacity ==> Kapasitas Permintaan Maksimum
Pen And Ink Method ==> Metode Tangan Pen Kept Columnar Journal ==> Jurnal Berkolom Dengan Tangan Pen Kept Worksheet ==> Daftar Berkolom Dengan Tangan Pencil Footing ==> Hasil Penjumlahan Pension Cost ==> Biaya Pensiun Pension Fund ==> Dana Pensiun Pension Plan ==> Rencana Pensiun Percentage ==> Persentase Percentage Completion Method ==> Metode Persentase Penyelesaian
Kembali Percentage Depletion ==> Deplesi Persentase Percentage Of Completion Method ==> Metode Persentase
Penyelesaian Percentage Of Contract Completion Method ==> Metode Persentase
Penyelesaian Kontrak Perdiem ==> Persatuan Waktu Perferred Stockholder ==> Pemegang Saham Istimewa Performance Audit ==> Audit Daya Guna Performance Report ==> Laporan Pelaksanaan Performance Test ==> Uji Prestasi Periodic Budget ==> Anggaran Secara Periodik Periodic Cost ==> Biaya Periodik Periodic Inventory Method ==> Metode Persediaan Periodik Periodic Inventory System ==> Sistem Persediaan Berkala Periodic Method ==> Metode Berkala Periodic Report ==> Laporan Berkala Periodicity ==> Periode Akuntansi Periodicity Concept ==> Konsep Periodisitas Permanent Differences ==> Perbedaan Permanen Permanent File ==> Berkas Tetap Permanent Transaction File ==> Berkas Transaksi Permanen Permanent Working Capital ==> Modal Kerja Permanen Perpetual Inventory Method ==> Metode Persediaan Terus-menerus Perpetual Inventory System ==> Sistem Persediaan Terus-menerus Personal Account ==> Rekening Pribadi Personal Department ==> Departemen Personalia Personal Financial Statement ==> Laporan Keuangan Pribadi Personal Property ==> Harta Tidak Bergerak Pribadi Personal Property Tax ==> Pajak Bumi dan Bangunan Petty Cash ==> Kas Kecil Petty Cash Fund ==> Dana Kas Kecil Petty Cash Record ==> Catatan Kas Kecil Petty Cash Voucher ==> Bukti-bukti Kas Kecil Physical Delivery ==> Penyerahan Fisik Physical Examination ==> Uji Secara Fisik Physical Inventory ==> Persediaan Fisik
Physical Inventory Method ==> Metode Persediaan Fisik Piecemeal Opinion ==> Pendapatan sepotong-sepotong Planning ==> Perencanaan Planning and Control ==> Perencanaan dan Pengawasan Planning Budget ==> Anggaran Perencanaan Plant And Equipment ==> Pabrik dan Peralatan Plant And Equipment Subsidiary Ledger ==> Buku Besar Tambahan
Aktiva Tetap Plant And Machine Control ==> Pengawasan Mesin dan Pabrik Plant Assets ==> Aktiva Tetap Plant Capacity ==> Kapasitas Pabrik Plant Expansion Fund ==> Dana Perluasan Pabrik Pledging Of Account Receivable ==> Penjaminan Piutang Dagang Polling Of Interest ==> Penyatuan Kepentingan Polling Of Interest Method ==> Metode Penyatuan Kepentingan Positive Confirmation ==> Konfirmasi Positif Post Closing Trial Balance ==> Neraca Saldo Setelah Penutupan Post Dated Checks ==> Cek Mundur Posting ==> Memasukkan Jurnal Ke Buku Besar Posting Reference ==> Petunjuk Posting Postulat ==> Dalil Potensial Working Capital ==> Modal Kerja Potensial Pra Operating Cost ==> Biaya Pendahuluan Untuk Usaha Pratical Capacity ==> Kapasitas Praktis Predetermined Cost ==> Biaya Ditentukan Dimuka Predetermined Factory Overhead ==> Biaya Overhead Pabrik Yang
Ditentukan Lebih Dahulu Predetermined Rate ==> Tarif Dimuka Preemptive Right ==> Hak Prioritas Preferred As To Dividends ==> Hak Utama Terhadap Deviden Preferred Creditor ==> Kreditur Preferen Preferred Stock ==> Saham Preferen/Saham Istimewa Premium ==> Agio Premium On Bond Payable ==> Premi Atas Hutang Obligasi Premium On Common Stock ==> Premi Saham Biasa Premium On Preferred Stock ==> Premi Saham Preferen Premium On Stock ==> Agio Saham Prepaid Advertising ==> Iklan Dibayar Dimuka Prepaid Delivery Charges ==> Ongkos Angkut Yang Dibayar Dimuka Prepaid Expense ==> Biaya Dibayar Dimuka Prepaid Insurance ==> Asuransi Dibayar Dimuka Prepaid Insurance Expense ==> Beban Asuransi Yang Dibayar Dimuka Prepaid Interest Expense ==> Beban Bunga Yang Dibayar Dimuka Prepaid Rent ==> Sewa Dibayar Dimuka Prepaid Rent Expense ==> Beban Sewa Yang Dibayar Dimuka Prepaid Transportation ==> Ongkos Transpot Yang Dibayar Dimuka
Prepayment ==> Pembayaran Dimuka Prepered Stock ==> Modal Saham Preferen Present Value ==> Nilai Sekarang Present Value Analysis ==> Analisis Nilai Tunai Present Value Of Annuity ==> Nilai Sekarang Anuited Present Value Table ==> Tabel Nilai Tunai Presentation ==> Penyajian Price Earnings Ratio ==> Rasio Harga Laba Price Index ==> Indeks Harga Price Level Adjusted Financial Statement ==> Laporan Keuangan Yang
Telah Disesuaikan Price Level Adjustment ==> Penyesuaian Tingkat Harga Price Level Change ==> Perubahan Tingkat Harga Price Level Gains Or Losses ==> Keuntungan Atau Kerugian Dari
Tingkat Harga Primary Earning Per Share ==> Laba Per Lembar Saham Primer Primary Market ==> Pasar Primer Primary Working Capital ==> Modal Kerja Primer Prime Cost ==> Biaya Material + Biaya Buruh Prime Rate ==> Tingkat Bunga Utama Principal Auditor ==> Pemeriksa Utama Principal Of Note ==> Nilai Nominal Wesel Prior Period Adjusment ==> Koreksi Periode Lalu Prior Preferred Stock ==> Saham Preferen Utama Priority ==> Prioritas Private Companies Practice Section ==> Seksi Praktek Perusahaan
Perseorangan Private Offering ==> Emisi Terbatas Privately Held Company ==> Perusahaan Tertutup Procedure ==> Prosedur Proceed ==> Hasil Proceeds Of Bond Issue ==> Hasil Jual Penerbitan Obligasi Process Cost Accounting ==> Akuntansi Biaya dan Harga Pokok Proses Process Cost System ==> Sistem Kalkulasi Harga Pokok Proses Processing Cost ==> Biaya Proses Procurement Cost ==> Biaya Pesanan Product Cost ==> Harga Pokok Produksi Product Line ==> Lini Produk Product Line Reporting ==> Laporan Jenis Produksi Production Method ==> Metode Produksi Productive Output Method ==> Metode Hasil Produksi Profesional Fess ==> Pendapatan Profesional Profesional Judgement ==> Pertimbangan Profesionil Profit ==> Laba Profit & Loss Statement ==> Rekening Rugi & Laba Profit Decentralization ==> Desentralisasi Laba
Profit Margin ==> Marjin Laba Profit Planning ==> Perencanaan Laba Profit Sharing ==> Pembagian Laba Profit Sharing Bond ==> Obligasi Bagi Hasil Profit Taking ==> Jual Spekulasi Profit Volume Ratio ==> Perbandingan Laba Dan Volume Profitability ==> Kemampuan Memperoleh Laba Proforma ==> Proyeksi Proforma Statement ==> Laporan Proforma Progess Billing To Customer ==> Harga Kontrak Yang Difakturkan Program Budget ==> Anggaran Program Program Cost ==> Biaya Yang Telah Diprogram Program Of Priorities ==> Program Prioritas Progressive Tax ==> Pajak Progresif Project Proposal List ==> Daftar Usulan Proyek Promissory Note ==> Surat Ijin Untuk Membayar Promotion Allowance ==> Tunjangan Untuk Promosi Proof Shett ==> Lembaran Pembuktian Property ==> Kekayaan Property Devidend ==> Deviden Dalam Bentuk Harta atau Barang Property Ratio ==> Rasio Antara Modal Pemilik dan Harta Total Property Tax ==> Pajak Atas Properti Proprietorship ==> Perusahaan Perseorangan Provision ==> Propinsi Provision For Bad Debts ==> Provisi Piutang Ragu-ragu Provision For Depreciation ==> Provisi Penyusutan Provision For Doubtful Accounts ==> Provisi Piutang Ragu-ragu Provision For Income Taxes ==> Provisi Pajak Penghasilan Provision For Uncollectibele Accounts ==> Provisi Piutang Tidak
Tertagih Proxy ==> Surat Kuasa Untuk Berbuat Sesuatu Proxy Statement ==> Surat Kuasa Public Accountant ==> Akuntan Publik Public Accounting ==> Akuntansi Umum Public Enterprise ==> Perusahaan Yang Menjual Saham Pada Publik Public Offering ==> Penawaran Kepada Publik Publik Interest Accounting ==> Akuntansi Bagi Kepentingan Umum Punched Card ==> Kartu Pembuktian Purchase ==> Pembelian Purchase Account ==> Perkiraan Pembelian Purchase Discount ==> Potongan Pembelian Purchase Discount Account ==> Perkiraan Diskon Pembelian Purchase Invoice ==> Faktur Pembelian Purchase Journal ==> Buku Harian Pembelian Purchase Method ==> Metode Pembelian Purchase Of Merchandise ==> Pembelian Barang Dagangan
Purchase Order ==> Pesanan Pembelian Purchase Requisition ==> Permintaan Pembelian Purchase Return ==> Pembelian Yang Dikembalikan Purchase Return And Allowance ==> Retur dan Potongan Pembelian Purchasing Power ==> Kemampuan Beli Purchasing Power Risk ==> Resiko Daya Beli Purchasing Procedure ==> Prosedur Pembelian
Q Qualified Audit Report ==> Laporan Audit Wajar Bersyarat Qualified Opinion ==> Pendapatan Wajar Tanpa Syarat Quality Control ==> Pengendalian Mutu Quantity Discount ==> Diskon Kualitas Quantity Variance ==> Selisih Kuantitas Quick Asset ==> Aktiva Cepat Quick Ratio ==> Rasio Aktiva Tunai Quick Theory ==> Teori Antrian Quoted Company ==> Perusahaan Terdaftar
R R & D Cost ==> Biaya Riset Dan Pengembangan Ranking Investment Proposals ==> Usulan Urutan Investasi Rate ==> Tarif, Tingkat Harga Rate Base ==> Daftar Tarif Rate Earned On Common Stockholders Equity ==> Rentabilitas
Saham-saham Biasa Rate Earned On Stockholders Equity ==> Rentabilitas Modal Saham Rate Earned On Total Assets ==> Rentabilitas Total Aktiva Rate Of Return ==> Tingkat Pengembalian Rate Of Return On Common Stockholders Equity ==> Rentabilitas
Saham Biasa Rate Of Return On Fixed Assets ==> Rentabilitas Dari Total Aktiva
Tetap Rate Of Return On Investment ==> Rentabilitas Investasi Rate Of Return On Net Worth ==> Rentabilitas Modal Sendiri Rate Of Stock Turnover ==> Tingkat Perputaran Persediaan Rate Variance ==> Penyimpangan Tingkat Upah Ratio ==> Rasio Ratio Analysis ==> Analisis Perbandingan Ratio Of Plant Asset To Longtermliability ==> Perbandingan Harta
Tetap Dengan Hutang Jangka Panjang Raw Material ==> Bahan Mentah
Raw Material Inventory ==> Persediaan Barang Mentah Raw Material Price Variances ==> Penyimpangan Harga Bahan
Mentah Raw Material Usage Variance ==> Penyimpangan Penggunaan Bahan
Mentah Real Account ==> Perkiraan Nyata Real Income ==> Penghasilan Nyata Real Property ==> Harta Nyata Tidak Bergerak Realization Gain Or Loss ==> Keuntungan Atau Kerugian Yang
Direalisasi Realized Gross Profit On Installment Sales ==> Realisasi Laba Kotor Rearrangement ==> Penyusunan Kembali Rebate ==> Potongan Harga Receipt ==> Tanda Terima Receivable ==> Piutang Receivable Collection Budget ==> Budget Pengumpulan Piutang Receivable Write Off ==> Penghapusan Piutang Receiving Report ==> Laporan Penerimaan Barang Reciprocal Account ==> Perkiraan Berlawanan Reciprocal Buying ==> Penjualan Timbal-balik Reciprocal Selling ==> Penjualan Timbal-balik Reclamtion ==> Reklamasi Reclassification ==> Klasifikasi Ulang Reconciliation ==> Rekonsiliasi Record ==> Catatan Recovable From Insurance Companies ==> Piutang Kepada Asuransi Redemption ==> Penebusan Redemption Of Bond ==> Penghentian Obligasi Redemption Premium ==> Premi Penebusan Redemption Price ==> Nilai Pelunasan Redemption Value ==> Nilai Penarikan Rediscount Rate ==> Tingkat Rediskonto Reducing Balance Depreciation ==> Penyusutan Saldo Berkurang Reducing Charge Method ==> Metode Beban Berkurang Refference ==> Penunjuk Refunding ==> Pendanaan Kembali Refunding Bond ==> Obligasi Perdana Refunding Bond Issue ==> Penggantian Pinjaman Obligasi Refunding Issue ==> Emisi Pembaruan Refunding Of Debt ==> Perpanjangan Hutang Registered Bonds ==> Obligasi Yang Terdaftar Registered Owner ==> Pemilik Terdaftar Registration Representative ==> Wakil Terdaftar Registration Statement ==> Laporan Registrasi Regression Analysis ==> Analisis Regresi Reinvestment Rate ==> Tingkat Reinvestasi
Related Party Transaction ==> Transaksi Dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Relevant Cost ==> Biaya Relevan Relevant Range ==> Kisaran Relevan Reliability ==> Dapat Dipercaya Renewal Fund ==> Dana Peremajaan Rent ==> Sewa Rent Collected In Advance ==> Sewa Diterima Dimuka Rent Earned ==> Pendapatan Sewa Rent Expense ==> Beban Sewa Rent Income ==> Pendapatan Sewa Reorder Point ==> Titik Pesanan Kembali Reorganization ==> Pembaruan Organisasi Repair ==> Perbaikan Repair And Maintenance Expense ==> Biaya Perbaikan Dan
Pemeliharaan Repeat Audit ==> Pemeriksaan Yang Berulang Replacement Cost ==> Biaya Pengganti Replacement Value ==> Nilai Penggantian Report ==> Laporan Report Form ==> Formulir Laporan Report Form Balance Sheet ==> Neraca Bentuk Laporan Repossessed Merchandise ==> Persediaan Penarikan Kembali Representative Letter Client ==> Surat Pernyataan Langganan Reproduction Cost ==> Biaya Reproduksi Required Rate Of Return ==> Tingkat Pengembalian Yang Diinginkan Research And Development Budget ==> Anggaran Riset Dan
Pengembangan Research And Development Cost ==> Biaya Penelitian dan
Pengembangan Reserve ==> Cadangan Reserve For Bad Debts ==> Cadangan Piutang Ragu-ragu Reserve For Encumbrances ==> Cadangan Pembebanan Residual ==> Sisa Residual Income ==> Laba Residu Residual Theory Of Wages ==> Teori Upah Residu Residual Value ==> Nilai Sisa Resource Arrangement ==> Persetujuan Perlindungan Responsibility Accounting ==> Akuntansi Pertanggung Jawaban Responsibility Center ==> Pusat Pertanggung Jawab Responsibility Reporting ==> Laporan Pertanggung Jawaban Restated ==> Disajikan Kembali Restriction Of Dividend ==> Pembatasan Deviden Retail Lifo Inventory Method ==> Metode Harga Eceran Retail Merchandising ==> Barang Dagang Dijual Secara Eceran Retail Method ==> Metode Eceran
Retailer ==> Pengecer Retained Earning ==> Laba Yang Ditahan Retained Earning Statement ==> Laporan Laba Yang Ditahan Retirement Of Bonds ==> Penarikan Obligasi Retribution Fee ==> Bea Retribusi Return On Investment ==> Laba Atas Investasi Return On Sales ==> Laba Atas Penjualan Return On Shareholders Investment ==> Pendapatan Hasil Investasi
Pemegang Saham Revaluation ==> Penilaian Kembali Revenue ==> Pendapatan Revenue Bond ==> Obligasi Pendapatan Revenue Centre ==> Pusat Penghasil Laba Revenue Expenditure ==> Pengeluaran Pendapatan Revenue Recognition ==> Pengakuan Pendapatan Reversing Entry ==> Ayat Jurnal Pembalik Review Of Financial Statement ==> Tinjauan Ulang Atas Laporan
Keuangan Revolving Credit ==> Kredit Beruntun Revolving Fund ==> Dana Beruntun Revue Realization ==> Realisasi Pendapatan Riel Material Inventory Turnover ==> Perputaran Persediaan Bahan
Baku Risk ==> Resiko Risk Adjusted Discount Rates ==> Tingkat Diskonto Yang Disesuaikan
Dengan Resiko Risk Premium ==> Premi Resiko Running Inventory ==> Pengawasan Persediaan Terus Menerus
S Safe Harbor Rule ==> Aturan Perlindungan Safety Stock ==> Persediaan Bersih Salaries Allowance ==> Tunjangan Gaji Salary ==> Gaji Salary Expense ==> Beban Gaji Sale Allowance ==> Potongan Penjualan Sale and Purchase System ==> Sistem Penjualan dan Pembelian Sale On Account ==> Penjualan Kredit Sales ==> Penjualan Sales Analysis ==> Analisis Penjualan Sales Analysis Application ==> Aplikasi Analisis Penjualan Sales and Leaseback ==> Jual dan Sewa Kembali Sales and Profit by Customer Report ==> Laporan Penjualan dan Laba
Menurut Langganan
Sales Budget ==> Anggaran Penjualan Sales Discount ==> Potongan Penjualan Sales Forecast ==> Prakiraan Penjualan Sales Invoice ==> Faktur Penjualan Sales Journal ==> Buku Harian Penjualan Sales Management ==> Manajemen Penjualan Sales Minimal ==> Penjualan Minimal Sales Mix ==> Penjualan Campuran Sales Mix Variance ==> Selisih Komposisi Penjualan Sales Order ==> Order Penjualan Sales Price Variance ==> Selisih Harga Penjualan Sales Promotion ==> Promosi Penjualan Sales Return ==> Return Penjualan Sales Returns and Allowances ==> Retur dan Potongan Penjualan Sales Returns and Allowances Journal ==> Buku Jurnal Retur dan
Potongan Penjualan Sales Salaries Expense ==> Biaya Gajian Bagian Penjualan Sales Salaries Payable ==> Hutang Gaji Bagian Penjualan Sales Tax ==> Pajak Penjualan Sales To Working Capital Ratio ==> Rasio Penjualan Terhadap Modal
Kerja Sales Volume ==> Volume Penjualan Salvage Value ==> Nilai Sisa Sample ==> Petikan Sample Risk ==> Resiko Pemeriksaan Contoh Sampling For Atributes ==> Uji Petik Atribut Saving ==> Tabungan Scale Order ==> Amanat Skala Scalp ==> Transaksi Kecil Scarcity Value ==> Nilai Karena Kelangkaan Schedule Of Account Payable ==> Daftar Hutang Schedule Of Account Receivable ==> Daftar Piutang Schedule Of Current Asset ==> Daftar Aktiva Lancar Schedule Of Factory Overhead ==> Daftar Overhead Pabrik Scrap Value ==> Nilai Barang Sisa Seasonal Working Capital ==> Modal Kerja Musiman Secondary Market ==> Pasar Sekunder Secret Reserven ==> Cadangan Rahasia Secured Bond ==> Obligasi Yang Dijamin Securities ==> Surat-surat Berharga Securities and Exchange Commision ==> Komisi Sekuritas dan Bursa Security Capital ==> Modal Terjamin Security Market ==> Pasar Sekuritas Segment Margin ==> Laba Segmen Segment Reporting ==> Pelaporan Segmen Self Assessment ==> Kewajiban Menetapkan Sendiri
Self Insurance ==> Asuransi Diri Sellers Market ==> Pasar Penjual Sellers Option ==> Opsi Penjual Selling and administration Expense ==> Beban Administrasi dan
Penjualan Selling Expense ==> Biaya Penjualan Selling Group ==> Kelompok Penjual Semi Variable Cost ==> Biaya Semi Berubah Ubah Semifixed Cost ==> Biaya Semi Tetap Senior Accountant ==> Akuntan Senior Senior Security ==> Sekuritas Senior Sensitivity Analysis ==> Analisis Sensitivitas Separable Cost ==> Biaya Tambahan Separate Entity ==> Kesatuan Usaha Khusus Separation Report ==> Laporan Pemberhentian Serial Bond ==> Seri Obligasi Service Department ==> Biaya Pelayanan Service Firm ==> Perusahaan Jasa Service Hour Method ==> Metode Jam Kerja Service Lease ==> Kontrak Sewa Jasa Service Potential ==> Potensi Jasa Set Up Cost ==> Biaya Pesanan Share ==> Lembar Saham Shareholder ==> Pemegang Saham Shareholders Equity ==> Kekayaan Pemegang Saham Shipment On Installment Sales ==> Pengiriman Barang Cicilan Short Form Report ==> Laporan Akuntan Bentuk Pendek Short Sale ==> Jual Kosong Short Term Liabilities ==> Hutang Jangka Pendek Short Term Loan ==> Pinjaman Jangka Pendek Short Term Rate ==> Tingkat Bunga Jangka Pendek Shrinkage ==> Penyusutan Shut Down Point ==> Titik Penutupan Usaha Sight Draft ==> Wesel Unjuk Significance Test ==> Pengujian Signifikasi Significant ==> Penting Cukup Berarti Simple Average Method ==> Metode Rata-rata Sederhana Simple Average Of Cost ==> Metode Rata Rata Sederhana Simulation ==> Simulasi Single Bookkeping ==> Tata Buku Tunggal Single Entry Bookkeeping ==> Tata Buku Tunggal Single Entry System ==> Sistem Pembukuan Tunggal Single Proprietorship ==> Perusahaan Perseorangan Single Step ==> Langkah Tunggal Sinking Fund ==> Dana Perlunasan Dana Pembayaran
Sinking Fund Method Of Depreciation ==> Metode Penyusutan Dana Pelunasan
Slush Fund ==> Dana Takstis Social Accounting ==> Akuntansi Sosial Social Audit ==> Pemeriksaan Sosial Social Benefit ==> Manfaat Sosial Social Cost ==> Biaya Sosial Social Impact Statement ==> Laporan Dampak Sosial Social Insurance ==> Asuransi Sosial Social Security ==> Jaminan Sosial Social Security Tax ==> Pajak Jaminan Sosial Soft Loan ==> Pinjaman Lunak Sole Proprietorship ==> Perusahaan Perseorangan Sound Value ==> Nilai Sehat Source and Application Of Fund Statement ==> Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana Source Assets ==> Sumber Aktiva Source Document ==> Dokumen Sumber Sources Of Fund ==> Sumber-sumber Dana Special Assigment ==> Penugasan Khusus Special Audit ==> Audit Khusus Special Devidend ==> Deviden Khusus Special Examination/Investigation ==> Pemeriksaan Khusus Special Identification Method ==> Metode Identifikasi Khusus Special Investigation Committee ==> Komite Penyelidikan Khusus Special Journal ==> Jurnal Khusus Special Ledger ==> Buku Besar Khusus Special Offering ==> Penawaran Khusus Special Purpose Report ==> Laporan Untuk Tujuan Khusus Special Report ==> Laporan Khusus Specific Identification ==> Identifikasi Khusus Specified Order Of Closing ==> Metode Urutan Alokasi Yang Diatur Spending Variance ==> Selisih Pengeluaran Split ==> Pemecahan Split Off ==> Titik Pisah Spoiled Goods ==> Produk Cacat Spot Bid ==> Pemusatan Tawaran Spot Cash ==> Pembayaran Tunai Spot Market ==> Pasar Tunai Spot Price ==> Harga Tunai Spot Sale ==> Penjualan Tunai Spread Sheet ==> Lembar Matrik Stable Unit Of Measure ==> Satuan Ukuran Stabil Staff In Charge ==> Pembantu Utama Standar Material Price ==> Harga Bahan Standar Standar Of Reporting ==> Norma Laporan Pemeriksaan
Standard ==> Norma Standard Cost ==> Biaya Standar Standard Cost Accounting ==> Akuntansi Biaya Standar Standard Cost Accounting System ==> Sistem Akuntansi Biaya
Standar Standard Cost Variance ==> Selisih Biaya Standar Standard Costing ==> Sistem Harga Pokok Standar Standard Deduction ==> Potongan Standar Standard Deviation ==> Standar Deviasi Standard Labor Hour ==> Jam Tenaga Kerja Standar Standard Material Quantity ==> Kuantitas Bahan Standar Standard Opinion ==> Opini Standar Standard Price Method ==> Metode Harga Standar Standard Purchase Price ==> Harga Beli Standar Standard Quantity ==> Kuantitas Standar Standby Cost ==> Biaya Berjaga Stated Capital ==> Modal Yang Ditetapkan Statement By Director ==> Surat Pernyataan Langganan Statement Of Affairs ==> Laporan Kebangkrutan Statement Of Assets And Liabilities ==> Laporan Aktiva dan Pasiva Statement Of Capital ==> Laporan Modal Statement Of Cash Flow ==> Laporan Arus Kas Statement Of Cash Receipt And Disbursement ==> Laporan
Penerimaan dan Pengeluaran Kas Statement Of Change In Financial Position ==> Laporan Perubahan
Posisi Keuangan Statement Of Changes In Fund Balance ==> Laporan Perubahan
Dalam Saldo Dana Statement Of Changes In Retained Earnings ==> Laporan Perubahan
LabaYang Ditahan Statement Of Changes In Working Capital ==> Laporan Perubahan
Modal Kerja Statement Of Cost Of Goods Manufactured ==> Laporan Harga Pokok
Produksi Statement Of Financial Position ==> Laporan Posisi Keuangan Statement Of Funds Flow ==> Laporan Arus Dana Statement Of Income ==> Perhitungan Rugi Laba Statement Of Liquidation ==> Laporan Likuidasi Statement Of Operation ==> Laporan Hasil Operasi Statement Of Owners Capital ==> Laporan Modal Pemilik Statement Of Partners Capital Account ==> Laporan Perubahan Modal
Para Sekutu Statement Of Profit and Loss ==> Laporan Rugi Laba Statement Of Realization and Liquidation ==> Laporan Realisasi dan
Likuidasi Statement Of Retained Earning ==> Laporan Laba Yang Ditahan
Statement Of Source And Application Of Fund ==> Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana
Step Cost ==> Biaya Bertahap Step Method ==> Metode Alokasi Bertahap Step Variable Cost ==> Biaya Variabel Bertahap Stock ==> Saham Stock Card ==> Kartu Persediaan Stock Certificate ==> Sertifikat Saham Stock Convertion ==> Dana Penarikan Saham Stock Devidend ==> Deviden Saham Stock Exchange ==> Bursa Saham Stock Exchange Activity ==> Aktifitas Bursa Saham Stock Jobber ==> Pemborong Saham Stock Market ==> Pasar Saham Stock Option ==> Opsi Saham Stock Outstanding ==> Pertukaran Saham Stock Record Card ==> Kartu Catatan Persediaan Stock Redemption ==> Penebusan Saham Stock Redemption Fund ==> Laba Yang Dibagikan Dalam Bentuk
Saham Stock Right ==> Pemegang Saham Stock Rights Outstanding ==> Rapat Pemegang Saham Stock Split ==> Saham Yang Beredar Stock Subscription ==> Pendaftaran Saham/Saham Yang Dipesan Stock Turnover Ratio ==> Rasio Perputaran Persediaan Stock Warrant ==> Surat Hak Beli Saham Stockholder ==> Hak Beli Saham Yang Beredar/Pemegang Saham Stockholder Meeting ==> Rapat Pemegang Saham Stockholder Of Record ==> Pemegang Saham Terdaftar Stop Loss Order ==> Amanat Pembatasan Kerugian Storage Cost ==> Biaya Penyimpanan Store Equipment ==> Peralatan Toko Store Ledger ==> Buku Besar Pembantu Ledger Store Maintenance ==> Pemeliharaan Toko Store Salaries ==> Gaji Karyawan Toko Store Salaries Expense ==> Beban Gaji Toko Store Unit ==> Unit Penyimpanan Straight Line Method ==> Metode Garis Lurus Stright Line Depreciation ==> Penyusutan Garis Lurus Stripped Bond ==> Obligasi Berkupon Subcriber Ledger ==> Perkiraan Langganan Subcription Reveivable ==> Piutang Saham Yang Dipesan Subject To ==> Tergantung Pada Subordinated Debenture ==> Surat Hutang Bernilai Rendah Subordinated Security ==> Surat Berharga Bernilai Rendah Subscribed Capital ==> Modal Yang Ditempatkan
Subscribed Ledger ==> Buku Besar Pembantu Bagi Para Langganan Subscription Price ==> Harga Pendaftaran Subscription Receivable ==> Piutang Uang Pendaftaran Subsequent Events ==> Pemeriksaan Setelah Tanggal Neraca Subsidiary Account ==> Perkiraan Tambahan Subsidiary Company ==> Perusahaan Anak Subsidiary Ledger ==> Buku Tambahan Subtantif Test ==> Pengujian Subtantif Successful Effort Method ==> Metode Usaha Berhasil Sum Of The Years Digit Method ==> Metode Jumlah Angka Tahun Sum Of The Years Digits Depreciation ==> Penyusutan Jumlah Angka
Tahun Summarizing ==> Peringkasan Sundry Credit ==> Macam Macam Kredit Sunk Cost ==> Biaya Tersembunyi Supplementary Information ==> Penjelasan Tambahan Supplies ==> Perlengkapan Supplies Expense ==> Biaya Perlengkapan Supporting Schedule ==> Daftar Tambahan Surplus ==> Kelebihan Surplus Profit ==> Laba Surplus Suspense Account ==> Perkiraan Penundaan Syndicate ==> Sindikat System Analysis Report ==> Laporan Analisis Sistem
T T-account ==> Perkiraan T Take Or Pay Contract ==> Kontrak Ambil Atau Bayar Tangible Asset ==> Harta Berwujud Tangible Capital ==> Modal Berwujud Tangible Fixed Assets ==> Aktiva Tetap Berwujud Tangible Property ==> Harta Berwujud Tax ==> Pajak Tax Accounting ==> Akuntansi Perpajakan Tax Benefit ==> Manfaat Pajak Tax Deduction ==> Pengurangan Pajak Tax Effect ==> Pengaruh Pajak Tax Exempt Bond ==> Obligasi Bebas Pajak Tax Invoice ==> Faktur Pajak Tax Payable ==> Hutang Pajak Tax Return Statement ==> Surat Pemberitahuan Pajak Tax Shelter ==> Perlindungan Pajak Tax Specialist ==> Spesialis Perpajakan Taxable Firm ==> Pengusaha Kena Pajak
Taxable Income ==> Pendapat Kena Pajak Taxes Expense ==> Biaya Pajak Taxes Holiday ==> Pembebasan Pajak Taxes Rate ==> Tarif Pajak Taxes Return ==> Pajak Yang Dikembalikan Tehnical Solvency ==> Likuiditas Temporary Account ==> Perkiraan Sementara Temporary Capital Account ==> Perkiraan Modal Sementara Temporary Investment ==> Investasi Sementara Temporary Proprietorship ==> Perkiraan Pemilikan Modal Sementara Tender Offer ==> Penawaran Dagang Term Bond ==> Obligasi Berjangka Term Loan ==> Pinjaman Bersyarat Term Of Payment ==> Surat Pembayaran Term Of Sale ==> Syarat Penjualan Terminal Bond ==> Obligasi Terminal Terminal Value ==> Nilai Terminal Test Of Compliance ==> Uji Ketaatan The Old & New Balance Proof ==> Pengecekan Saldo Awal & Akhir Theoritical Capacity ==> Kapasitas Secara Teoritis Theoritical Standard ==> Standard Secara Teoritis Three Variance Method ==> Metode Tiga Penyimpangan Tickmarks ==> Tanda Pemeriksaan Time Card ==> Kartu Catatan Waktu Time Deposit ==> Deposito Berjangka Time Interest Earned ==> Kelipatan Pembayaran Bunga Time Report ==> Laporan Waktu Time Standard ==> Standard Waktu Time Ticket ==> Kartu Catatan Waktu Time Value Of Money ==> Nilai Waktu Dari Pada Uang Time Variance ==> Penyimpangan Waktu Timing Difference ==> Perbedaan Waktu To Check ==> Mengecek To Compare ==> Membandingkan To Examine ==> Memeriksa To Shedule ==> Daftar Utama To Trace ==> Menelusuri Total Asset ==> Total Harta Total Assets To Debts Ratio ==> Ratio Aktiva Terhadap Utang Total Assets Turnover ==> Perputaran Seluruh Aktiva Total Cost ==> Total Biaya Tracks ==> Taksiran Trade Credit ==> Kredit Perdagangan Trade Date ==> Tanggal Perdagangan Trade Discount ==> Potongan Perdagangan Trade In ==> Tukar Tambah
Trade Notes ==> Wesel Tagih Trade Receivable ==> Piutang Dagang Trade Settlement ==> Penyelesaian Dagang Trademark ==> Merek Dagang Trading On The Equity ==> Penunjang Modal Trading Post ==> Ruang Perdagangan Trading Profit ==> Laba Perdagangan Transaction ==> Transaksi Transaction Analysis ==> Analisis Transaksi Transaction Test ==> Uji Transaksi Transfer Agent ==> Agen Transfer Transfer Form ==> Formulir Transfer Transfer Price ==> Harga Transfer Transfer Tax ==> Pajak Penjualan Transportation Charges ==> Biaya Transport Transportation In ==> Ongkos Angkut Masuk Traveling Expense ==> Biaya Perjalanan Treasurer ==> Pejabat Keuangan Treasury Bill ==> Surat Hutang Jangka Pendek Treasury Department ==> Departemen Keuangan Treasury Stock ==> Saham Yang Dibeli Kembali Treasury Stock Method ==> Metode Saham Yang Dibeli Kembali Trend Analysis ==> Analisa Pengembangan Dari Waktu Ke
Waktu/Analisis Kecenderungan Trial Balance ==> Neraca Saldo Trouble Debt Rectructuring ==> Penataan Kembali Hutang Macet True Cash ==> Kas Sesungguhnya Trust Fund ==> Dana Perwakilan Trust Indenture ==> Kontrak Pinjam Trust Receipt ==> Tanda Terima Perwalian Turnover ==> Perputaran Turnover Of Current Asset ==> Perputaran Aktiva Lancar Two Bin System ==> Sistem Dua Bin Two Collumn Account ==> Perkiraan Dua Kolom Two Collumn Journal ==> Dua Kolom Jurnal Two Variance Method ==> Metode Dua Penyimpangan
U Unadjusted Trial Balance ==> Neraca Percobaan Yang Belum
Disesuaikan Uncertainties ==> Ketidak Pastian Uncollectible Account ==> Beban Penghapusan Piutang Uncollectible Account Receivable ==> Piutang Tak Tertagih
Under Applied Overhead ==> Overhead Yang Dibebankan Terlalu Rendah
Under Capitalization ==> Kapitalisasi Kurang Under Inventory ==> Persediaan Kurang Underapplied Factory Overhead ==> Pembebanan Kurang Overhead Underlying Securities ==> Sekuritas Yang Dijamin Underwriter ==> Penanggung Unearned Income ==> Sewa Diterima Dimuka Unearned Interest ==> Bunga Yang Diterima di Muka Unearned Rent ==> Sewa Diterima Dimuka Unearned Revenue ==> Pendapatan Diterima Dimuka Unemployment Tax ==> Pajak Pengurangan Unexpired ==> Belum Daluwarsa Unfavorable Variance ==> Selisih Merugikan Unfulfilled Balance ==> Sisa Yang Belum Dipenuhi Uniformity ==> Keseragaman Unissued Capital Stock ==> Modal Saham Yang Belum Beredar Unit Cost ==> Harga Unit Unit Cost Method ==> Metode Biaya Per Unit Unit Equivalent ==> Unit Setara Unit Of Output Depreciation ==> Penyusutan Dengan Jumlah Unit
Keluaran Unit Of Production Method ==> Metode Unit Produksi Unit Product Cost ==> Biaya Unit Produksi Unit Profit Graph ==> Grafik Laba Perunit Unit Statement ==> Surat Penyataan Tunggal Unit Still In Process ==> Unit Dalam Proses Units Of Production Depreciation ==> Penyusutan Dengan Jumlah Unit
Produksi Unlimited Liabilities ==> Kewajiban Tak Terbatas Unlimited Liability ==> Tanggung Jawab Tidak Terbatas Unlisted Securities ==> Sekuritas Tidak Terdaftar Unqualified Opinion ==> Pendapat Wajar Unsecured Bond ==> Obligasi Tanpa Jaminan Unvodable Cost ==> Biaya Tidak Terhindarkan Updated Opinion ==> Pendapat Yang Dimutakhirkan Useful Life ==> Masa Penggunaan Usual Retirement ==> Penarikan Aktiva Sebab Biasa Utility ==> Utilitas Perusahaan Umum
V Validation Certificate ==> Akte Pengesahan Valuation ==> Penilaian Valuation Account ==> Perkiraan Pernilaian
Valuation Process ==> Proses Penilaian Value ==> Nilai Value Added ==> Nilai Tambahan Value Added Tax ==> Pajak Pertambahan Nilai Value Analysis ==> Analisis Nilai Value In Use ==> Nilai Penggunaan Variable Budget ==> Bujet Variabel Variable Cost ==> Biaya Variabel Variable Cost Ratio ==> Rasio Biaya Variabel Variable Costing ==> Kalkulasi Harga Pokok Variabel Variable Effeciency Variance ==> Penyimpangan Efisiensi Biaya
Variabel Variable Expense ==> Biaya Variabel Variable Overhead ==> Overhead Variabel Variable Sampling ==> Uji Petik Variabel Variance ==> Selisih Variance Analysis ==> Analisis Varian Variance Analysist Report ==> Laporan Analisa Penyimpangan Verifiability ==> Daya Uji Vertical Analysis ==> Analisis Vertikal Vertical Combination ==> Kombinasi Vertikal Visible Supply ==> Penawaran Tersedia Volume Cost Profit Analysis ==> Analisis Volume Biaya Laba Volume Variance ==> Penyimpangan Dalam Isi Voluntary Contribution ==> Simpanan Sukarela Voting Bond ==> Obligasi Berhak Suara Voting Stock ==> Saham Berhak Suara Voucher Payable ==> Hutang Voucher Voucher Register ==> Daftar Dokumen Voucher System ==> Sistem Voucher Vouching ==> Pemeriksaan Dokumen Dasar
W Wages ==> Upah Wages & Taxes Statement ==> Laporan Upah & Pajak Wages Customary ==> Upah Menurut Kebiasaan Wages Expense ==> Biaya Upah Wages Rate ==> Tingkat Upah Warehouse Company ==> Perusahaan Pergudangan Warehouse Receipt ==> Bukti Penerimaan Gudang Warking Paper For Consolidated Balance Sheet ==> Neraca Lajur
Untuk Neraca Konsolidasi Warrant ==> Surat Hak Beli Suara Warranty ==> Jaminan
Wash Sale ==> Penjualan Fiktif Wasting Asset ==> AktivaTerpakai Watered Stock ==> Saham Dengan Nilai Tidak Wajar Week Order ==> Pesanan Mingguan Weight Average ==> Metode Rata Tertimbang Weighted Average Method ==> Metode Rata Rata Tertimbang Weighted Cost Capital ==> Biaya Penggunaan Modal Rata Rata Whole Saler ==> Pedagang Besar Windfall Profit Tax ==> Pajak Atas Laba Tidak Terduga Withdrawals ==> Pengambilan Uang Witholding Tax ==> Pajak Pungutan Work In Process ==> Barang Dalam Proses Work In Process Inventory ==> Persediaan Barang Dalam Proses Work In Process Turnover ==> Perputaran Barang-barang Dalam
Proses Work In Progress ==> Barang-barang Dalam Penyelesaian Work Order ==> Perintah Kerja Work Program ==> Program Kerja Working Capital ==> Modal Kerja Working Capital Cycle ==> Lingkaran Modal Kerja Working Capital Deficit ==> Modal Kerja defisit Working Capital Ratio ==> Rasio Modal Kerja Working Capital Turnover ==> Perputaran Modal Kerja Working Capital Variable ==> Modal Kerja Variabel Working Fund ==> Dana Kerja Working Paper ==> Kertas Kerja Worksheet ==> Neraca Lajur Write Off ==> Dihapuskan Write Off Method ==> Metode Penghapusan
Y Year and Adjustment ==> Penyesuaian Akhir Tahun Yield ==> Hasil Yield On Bond ==> Hasil Obligasi Yield On Stock ==> Hasil Saham Yield To Maturity ==> Hasil Saat Jatuh Tempo Yield Variance ==> Penyimpangan Hasil
Z Zero Base Budgeting ==> Penganggaran Atas Dasar Nol Zero Defect ==> Cacat Nihil Zone Pricing ==> Penentuan Harga Berdasarkan Daerah
Sumber : www.seputarpajak.com
KAMUS AKUNTANSI KEUANGAN
A• ACTUAL AMOUNT = Jumlah sesungguhnya• ACTUAL COST (arti istilahnya) Biaya sesungguhnya• ACTUAL FACTORY OVERHEAD = Beban overhead sesungguhnya• ACTUAL LIABILITY=Hutang nyata• ACTUAL PRICE= Harga sesungguhnya• ACTUAL QUANTITY = Kwalitas sesungguhnya• ADJUSTED BALANCE = Saldo setelah penyesuaian• ADJUSTED TRIAL BALANCE = Neraca saldo penyesuaian• ADJUSTING ENTRIES = Ayat jurnal penyesuaian• ADDITIONAL COST (istilahnya) Biaya tambahan• ADVANCE FROM CUSTOMER = Uang muka langganan• ADVANCE ACCOUNTING = Akuntansi lanjutan• ADVERTISING EXPENSE = Biaya iklan• ADVERSE OPINION = Pendapatan tidak wajar• Allowance for inventory decline to market = Cadangan penurunan nilai persediaan• ALLOWANCE METHOD (artinya) Metode cadangan• ALLOWANCE ACCOUNT = Perkiraan cadangan• ALLOWANCE FOR BAD DEBT = Cadangan piutang tak tertagih• ALLOWANCE FOR DOUBT FULL ACCOUNT = Cadangan pitang ragu-ragu• ALLOWANCE FOR OVERVALUATION OF BRANCH MERCHANDISE = Cadangan kenaikan harga barang cabang• AMORTIZATION = Penyusutan atas harta tak berwujud• APPLIED FACTORY OVERHEAD COST = Biaya overhead yang dibebankan• ANNUAL REPORT (istilah) Laporan tahunan• ASSET (istilah) Harta• ASSET APPROACH = Pendekatan aktifa• ASSET ACCOUNT = Perkiranan harta• AUDIT FEE = Pendapatan audit• ASSUME = Asumsi• AUDIT EXPENSE = Biaya audit• AUDIT PROGRAMME = Program pemeriksaan• AUDIT PROCESS = Proses pemeriksaan• AUDIT PLANNING = Rencana pereiksaan• AUDITOR (istilahnya) Pemerikasa keuangan• AUDITING = Pemeriksaan keuangan• AVERAGE METHOD = Metode rata-rata• ACCOUNT = Perkiraan
• ACCOUNT RECEIVABLE = Piutang Dagang• ACCOUNT FROM = Bentuk Perkiraan• ACCOUNT NOT CURRENT = Pos-pos yang tidak lancar• ACCOUNT PAYABLE = Hutang Lancar• ACCOUNT PAYABLE LEDGER= Buku besar hutang• ACCOUNT RECEIVABLE STATEMENT= Dartar piutang usaha• Account Payable Subsidiary Ledger = Buku tambahan piutang• ACCOUNTANT = Akuntan• ACCOUNTANT FEE EXPENSE = Biaya akuntan• ACCOUNTANT PUBLIC = Akuntan publik• ACCOUNTING = Akuntasi• ACCOUNTING ASSUMPTION = Asumsi akuntansi• ACCOUNTING CYCLE = Sirklus akuntansi• ACCOUNTING DATA = Data akuntansi• ACCOUNTING DEPARTMENT = Departemen akuntansi• ACCOUNTING EQUATION = Persaman akuntansi• ACCOUNTING INCOME = Laba akuntansi• ACCOUNTING INFORMATION = Informasi akuntansi• ACCOUNTING INSTRUCTION = Intruksi akuntansi• ACCOUNTING MANAGEMENT = Manajement akuntansi• ACCOUNTING METHOD = Metode akuntansi• ACCOUNTING PERIOD = Periode akuntansi• ACCOUNTING PRINCIPLE = Akuntansi dasar• ACCOUNTING PROCEDURE = Prosedur akuntansi• ACCOUNTING RESPONSIBILITY = Akuntansi pertanggung jawaban• ACCOUNTING SYSTEM = Sistem akuntansi• ACCOUNTS INTER COMPANY = Rekening antar perusahan• ACCRUED EXPENSE = Biaya yang akan di bayar• ACCRUED EXPENSE PAYABLE = Beban terhutang• ACCRUED PAYROLL PAYABLE = Utang gaji• ACCRUED INTERS PAYABLE = Bunga terhutang• ACCRUED REVENUE = Pendapatan yang akan diterima• ACCRUED TAX PAYABLE = Hutang pajak• ACCRUED WAGES PAYABLE = Upah terhutang• ACCUMULATED DEPLETION = Akumulasi deplesi• ACCUMULATED DEPRECIATION = Akumulasi penyusutan
B• BALANCE SHEET ( arti istilahnya ) Neraca• BALANCE PER BANK = Saldo menurut bank• BALANCE PER BOOK = Saldo menurut buku• BALANCE SHEET ACCOUNT = Perkiraan neraca• BALANCE AMOUNT = keseimbangan jumlah• BANK PAYABLE = Hutang bank• BALANCE BEFORE LIQUIDATION = Saldo sebelum likuidasi
• BANK RECONCILIATION = Reconsiliasi bank• BANK SERVICE CHARGE = Bedan administrasi bank• BANK STATEMENT = Rekening koran• BIN CARD (artinya) Kartu gudang• BASIC FINANCIAL STATEMENT = Laporan keuangan pokok• BEGINNING BALANCE = Saldo awal• BETTERMENT = Perbaikan• BOOK VALUE = Nilai buku• BOOK VALUE OF ASSET = Nilai buku aktifa• BOOK VALUE PER SHARE = Nilai buku per saham• BRANCH (istilah akuntansi) Cabang• BRANCH MERCHANDISE = Barang dagangan cabang• BRANCH PROFIT = Keuntungan cabang• BREAK EVENT = Pulang pokok• BREAK EVEN PIONT = Titik pulang pokok• BREAK EVEN SALES = Penjualan pulang pokok• BUDGET (arti istilahnya) Anggaran• BUDGET VARIANCE = Selisih anggaran• BUDGET FLEXIBLE = Anggaran flexsibel• BUDGET FIXED = Anggaran tetap• BUDGET CYCLE = Siklus Anggaran• BUDGET BALANCE SHEET = Anggaran neraca• BY PRODUCT = Produksi sampingan• BUILDING (istilahnya) Gedung• BUSINESS ENTITY = Kesatuan usaha
C• CAPITAL (info intilah) Modal• CAPITAL STATEMENT = Laporan perubahan modal• CAPITAL STOCK = Modal saham• CASH = Kas• CASH BUDGET = Anggaran kas• CASH COUNT = Perhitungan kas• CASH DISBURSEMENT JOURNAL = Jurnal pengeluaran kas• CASH DISCOUNT = Potongan yang diberikan atas pembayaran tunai• CASH FLOW (info intilahnya) Alur kas• CASH FLOW CYCLE = Siklus alur kas• CASH IN BANK = Kas dalam bank/kas di bank• CASH ON HAND = Kas di tangan• CASH IN TRANSIT = Kas dalam perjalanan• CASH PAYMENT JOURNAL = Buku kas pengeluaran• CASH RECEIPT JOURNAL = Buku kas penerimaan• CASH SALES = Penjualan tunai• CLOSING ENTRIES = Ayat jurnal penutup• COST = Biaya
• COST ACCOUNTING = Akuntansi biaya• COST OF GOODS AVAIBLE FOR SALES = Harga pokok barang tersedia untuk dijual• COST OF GOODS MANUFACTURED = Harga pokok produksi• COST OF SOLD = Harga pokok barang yang di jual• CURRENCY = Mata uang• CURRENCY ASSET = Harta lancar• CURRENCY LIABILITIES = Hutang jangka pendek
D• DEBIT NOTE = Nota debet• DEBIT BALANCE = saldo debet• DEDUCTION = Pengurangan• DEFECTIVE GOODS = Produk rusak• DEFERRED GROS PROFIT ON REALIZATION = Laba kotar yang belum direalisasikan• DELIVERY EXPENSE = Biaya pengankutan• DEPOSIT SLIP = Bukti setoran• DEPRECIATION = Penyusutan• DEPRECIATION EXPENSE = Biaya penusutan• DETERMINING DEPRECIATION = Penetapan penyusutan• DIRECT COSTING = Penetapan biaya langsung• DIRECT DEPARTMENT OVERHEAD EXPENSE = Beban/biaya overhead departemen lansung• DIRECT EXPENSE = Biaya langsung• DIRECT LABOR COST BUTGET = Biaya anggaran buruh langsung• DIRECT TAXES = Pajak langsung• DIRECT WRITE OFF = Penghapusan langsung• DISCOUNT = Potngan (harga)• DISSOLUTION = Pembubaran• DIVIDEND STOCK = Deviden saham• DOUBLE ENTRY SYSTEM = Sistem pembukuan berpasangan• DRAFT (info) = Wesel• DUE DATE = Tanggal jatuh tempo
E• EARNED = Pendapatan• EARNING AFTER INTEREST AND TAXES = Pendapatan sesudah bunga dan pajak• EARNING AFTER TAX = Pendapatan sesudah pajak• ECONOMIC LIFE = Umur ekomoni• ECONOMIC ORDER QUANTITY = Jumlah pembelian optimal• EMERGENCY WORKING CAPITAL = Modal kerja darurat• EMPLOYEE EARNING STATEMENT = Laporan gaji karyawan
• END OF MONTH TRIAL BALANCE = Daftar saldo akhir bulan• ENDING BALANCE = Saldo akhir• ENDING INVENTORY = Persediaan akhir• ENTERTAIMENT EXPENSE = Biaya entertain• ENTRY = Ayat• EQUIPMENT = Peralatan• EQUITIES = Kekayaan• EQUITY IH INCOME OF SUBSIDIARY COMPANY = Laba atas anak perusahaan• ESTIMATE VALUE = Nilai taksir• ESTIMATED GROSS PROVIT = Taksiran laba kotor• EVIDENCE = Bukti-bukti• EXCEPT = Pengecualian• EXCESS OF COST OVER BOOK VALUE OF SUBSIDIARY INTEREST = Selisih lebih harga pokok di atas nilai buku• EXCESS VALUE = Nilai lebih• EXCHANGE RATE = Nilai tukar• EXPECTED ACTUAL CAPACITY = Kapasitas yang sesungguhnya di harapkan• EXPECTED RATE OF RETURN = Tingkat pengembalian yang diinginkan• EXPIRED = Kadarluasa• EXPENSE = Biaya• EXTERNAL AUDIT = Pemeriksaan ekternal• EXTRA ORDINARY GAIN = pembelajan yang luar biasa• EXTRA ORDINARY LOSS = Kerugian yang luar biasa• EXTRA ORDINARY REPAIRS = Perbaikan luar biasa• EXTRA ORDINARY RETIREMENT = Penarikan aktiva sebab luar biasa
F• Fiscal Year = Tahun pajak• Fixed asset subsidiary ledge = Buku tambahan harta tetap• Fixed asset turnover = Perputaran harta tetap• Fixed capital asset = Modal kerja tetap• Fixed cast = Biaya tetap• Fixed efficiency variance = Penyimpangan effisiensi yang tetap• Fixed factory overhead = Overhead pabrik yang tetap• Flexible budget = Anggaran yang berubah-ubah• Floor = Batasan bawah• Flow of cost = Aliran biaya• Flow of document = Peredaran dokumen• Flow of funds = Aliran dana• Flow of work = Peredaran kerja• Flowchart = Daftar aliran• Fluctualing method = Metode fluktuasi• Fluctuating fund = Dana berubah-ubah• Foot note = Catatan kaki• Forecast balance sheet = Ramalan neraca
• Forecast income statement = Taksiran rugi laba• Form = Formulir• Four collumn ccount = Jurnal empat kolom• Fraud = kecurangan• Freight in = Ongkos angkut pembelian• Freight on material purchasas = Beban angkut pembelian bahan• Freight out = Ongkos angkut penjualan• Funds = Dana• Funds statement = Laporan sumber dan pengunan dana• Furniture & fixture = Peralatan• Fusion = Penggabungan
G• General Accounting = Aukuntansi Umum• General Ledger = Buku besar• General Journal = Jurnal umum• General And Administrative Expense = Biaya umum dan administrasi• General Examination = Pemeriksaan umum• General Assignment = Penegasan umum• Government financial = Keuangan penerintah• Government accounting = Akuntansi pemerintah• Gross loss = Rugi kotor• Gross Profit Laba kotor• Gross Profit Analysist = Analisa laba kotor• Gross profit bruto = Metode laba kotor• Gross Profit on sales = Laba kotor atas penjualan• Gross Working Capital = modal kerja kotor• Group Code = Kode kelompok• Go Publik Compony = Perusahan yang menjual saham ke masyarakat
H• Heating and lighting expense = Biaya pemanasan dan penerangan• Hidden Reserves = Cadangan rahasia• Historical cost Accounting = Harga perolehan historis• Historical cost = Biaya Historis• Home office = kantor pusat• Horizon Analyst = Analisa mendatar• Human Resource Accounting = Akuntansi sumber daya manusia
I• Income = laba• Income After Tax = Laba sesudah pajak• Income From Joint Venture = Laba usaha patungan
• Income From Operation = Laba usaha• Income Sharing Agreement = Persetujuan penbagian laba• Income Statement = Laporan rugi laba• Income Statement Account = Pendekatan laba rugi• Income Summary = iktiar rugi laba• Incremental cost = Biaya tambahan• Independent Auditor Report = Laporan pemeriksaan bebas• Indirect Expense = Biaya tak langsung• Indirect Departemental Expense = Biaya departemen tak langung• Indirect factory cost = Biaya pabrik tak langsung• Indirect Labor = Tenaga kerja tak langsung• Indirect Material = Bahan baku tak langsung• Indirect Operatiing Expense = Biaya usaha tak langsung• Individual Priprietorship = perusahan perorangan• Inflation = Inflansi• Information = informasi• Information System = Sistem informasi• Initial Inventory = Persediaan awal• Initial Audit = Pemeriksaan awal/pertama kali• Input Tax = Pajak masukan• Installation Cost = Biaya instalasi atau pemasangan• Installment = Angguran atau cicilan• Installment Contract Receivable = Piutang penjualan cicilan• Installment Method = Metode cicilan• Installment Payable = Hutang cicilan• Installment Term Debt = Utang jangka menengah• Insurance Expense General = Biaya asuransi unum• Insurance expense selling = Biaya asuransi penjualan• Intagible Asset = Aktiva tak berwujud• Intangible Fixed Assets = Aktiva tetap tak berwujud• Intercompany Loans = Pinjaman antar perusahan• Interest = Bunga• Interest Bearing Note = Wesel berbunga• Interest Expense = Biaya bunga• Interest Factor = Faktor bunga• Interest Income = Pendapatan bunga• Interest Payable = Hutang bunga• Interest Receivable = Piutang bunga• Interim Statement = Laporan sementara• Internal Audit = Pemeriksan Intern• Internal Auditor = Pemeriksan internal• Internal Control = Pengawasan internal• Internal Control Questioary = Pertanyaan pengendalian Intern• Internal Financing = Pembiayan internal• Inventory = Persediaan• Inventory of Material = Persediaan Bahan Mentah
• Inventory Turn Over = Perputaran persediaan• Inventory Valuation = Penilaian Persediaan• Investment In Fund = Investasi dalam dana• Investment In Bond = Investasi dalam obligasi• Investment In Joint Venture = Investasi dalam usaha patungan• Investment In Land = Investasi dalam bentuk tanah• Investment In life Insurance = Investasi dalam bentuk asuransi jiwa• Investment In Stock = Investasi saham• Investor = Orang yang menanamkan modal• Invoice = Faktur
J• Job order cost = Biaya pesanan• Job order cost sheet = Kartu biaya pesanan• Job order cost system = Sistem biaya pesanan• Job time ticket = Kartu jam kerja• Joint cost = Biaya gabungan• Joint cost of capital = Biaya penggunan modal bersama• Joint product = Produksi gabungan• Joint venture = Usaha patungan• Joint venture books = buku-buku usaha patungan• Journal = Buku harian• Journal entry = Ayat-ayat jurnal• Journalizing = menjurnal/ penjurnalan• Judgment sample = Sampel pertimbangan
L• Labor = Tenaga kerja• Labor budget = Anggaran tenaga kerja• Labor cost = biaya tenaga kerja• Labor cost control = pengendalian biaya tenaga kerja• Labor cost report = Laporan biaya tenaga kerja• Labor efficiency ratio = Rasio effiensi tenaga kerja• Labor efficiency standar = Standar effisinsi tenaga kerja• Labor efficiency Variance = Selisih effiensi upah• Labor Fringe benefit = Pendapatan yang diterima tenaga kerja• Labor performance report = Laporan pelaksanan kerja• labor rate variance = Penyimpangan tarif tenaga kerja• Land = Tanah• Land right = Hak atas tanah• Last in first out (LIFO) = Masuk pertamakeluar pertama• Lease = Sewa• Lease agreement = Kontrak sewa guna• Leasing = Sewa guna
• Ledger = Buku besar• Legal capital = Modal resmi• Lessee = Pihak yang menyewakan guna barang• Leassor = Pihak yang menyewa guna barang• letter of comments = Surat komentar• Letter of transmittal = Surat penyerangan• Liabilities = Kewajiban• Limited liabilty = Tanggung jawab terbatas• Liquidating deviden = Deviden likiudasi• liquidity = Kemampunan bayar hutang jangka pendek• Long from report = Laporan akuntansi betuk panjang• Long run proof = Pengecekan jangka panjang• Long term debets = Utang jangka panjang• long term debet to equity ratio = Rasio utang jangka panjang terhadap modal sendiri• Long term investment = Investasi jangka panjang• Long term liabilities = Hutang jangka panjang• Loss = rugi• loss from operation = Rugi usaha• Loss on realization = Realisasi kerugian• Loss on reduction of inventory = Rugi penurunan nilai persdiaan• Loss on repossession = Rugi penarikan kembali• loss on sale of invesment = Rugi penjualan investasi• Loss on trade in = Rugi pertukaran• Loss unit = Unit yang hilang• Lower cost or market = Harga beli atau harga pasar yang lebih rendah• Lump sum purchase = Pembelian secara bulat
M• Machine = Mesin• Maintenance Cost = Biaya pemeliharana• Maintenance Departement Butget = Anggaran departeman pemeliharan• Maintenance Expense = Biaya pemeliharan• Management Accounting = Akuntansi manjemen• Management Advisory Service = Pelayanan Konsultasi perusahan• Management Audit = Pemeriksaan manajemen• Management By Exception = Manjemen dengan pengecualian• Manufacturer = Pabrikan• Manufacturing Company = Perusahan pabrikan• Manufacturing Cost = Biaya pabrikasi• Manufacturing Overhead = Overhead pabrik• Markdown cancellation = Pembatalan penurunan harga• Market Rate = Harga pasar• market Value = Harga pasar• Market Value At Split Off = Harga jual pada titik pisah
• Market Value Of Rights = Harga jual hak beli saham• Market Value Of Stock Ex Right = Harga pasar saham tampa hak beli saham• Marketable securities = surat berharga• Marketing = Pemasaran• Marketing Department = Departemen pemasaran• Marketing Expense = Biaya pemasaran• Markup Cancellation = Pembatalan kenaikan harga• Matching Cost With revenue = Penetapan pendapatan dan biaya• Material = Bahan baku• Material Account = Perkiraan bahan baku• Material in Control = pengendalian bahan baku• Material in Process = Bahan baku dalam proses• Material ledger = Buku besar bahan baku• Material Ledger Card = Kartu bahan baku• Material Mix Variance = Selisih komposisi bahan• Material Price variance = Penyimpangan harga bahan baku• Material Usage prince Variance = Sesilsih harga pemakainan bahan• Material Yield Variance = Selisih hasil bahan• Material Requisition = Permintaan bahan baku• Medical Expense = Biaya pengobatan• Merchandise Inventory = Persediaan barang dagangan• Merchandise Inventory Turnover = Perputaran persedian barang dagangan• Merchandise Shipment on Consigment = Pengiriman barang konsinyasi• Merchandise Company = Perusahan Dagang• Mixed Account = Rekening campuran• Mixed Opinion = Pendapat Campuran• Mortgage Bond = Obligasi Hipotik• Mortgage Payable = Hutang hipotik• Moving Average = Rata rata bergerak
N• National Association of Accounting = Asosiasi akuntan nasional• Natural Business year = Tahun bisnis alami• Negative Assurance = Jaminan negatif• Net Asset = Aktifa bersih• Net earning =Pendapatan bersih• Net Income = Keuntungan bersih• Net Income After Tax = Keuntungan bersih setelah pajak• Net Loss = Kerugian bersih• Net Profit = Laba bersih• Net Purchase = Pembelian bersih• Net Realizable Value Nilai bersih yang dapat direalisasikan• Net Sales = Penjualan bersih• Net Worth = Kekayan bersih
• Nominal Accounts = Perkiraan nominal• Nominal Value = Nilai nominal• Normal Balance= istilah = Saldo normal• Not Sufficient Fund = Dana tidak mencukupi• Note Payable = Wesel bayar• Note Receivable = Wesel tagih• Note of Financial Statement = Catatan atas laporan keuangan• Notice of Employment = Surat perjanjian kerja.
O• Observation of Inventory = Pengamatan persediaan• Observation Of Inventory Taking = Pengamatan perhitungan persediaan• Occupancy Cost = Biaya pendiaman atau penetapan• Office Equipment = Peralatan kantor• Office Salaries Expense = Biaya gaji bagian kantor• Office Supplies = perlengkapan kantor• Office Supplies Expense = Biaya perlengkapan kantor• One Time Voucher procedure = Prosedur pembuatan voucher sekaligus• One Write System = Sistem sekali tulis• Open Item Statement = surat pernyatan elemen-elemen terbuka• Operating Assets = Akifa atau modal oprasi• Operating Expense = Biaya usaha• Operating Sales Budget = Anggaran operasional penjualan• Operating Transaction = Transaksi operasional• Opinion = Pendapat• Opportunity Cost = Biaya kesempataan• Ordering Cost = Biaya Pesanan• Ordinary Repair = Reperasi luar biasa• Organization Chart = Stuktur Ogranisasi• Other General Expense = Biaya umum lainya• Other Long-term Liabilities = Hutang jangka panjang lainnya• Out Of Pocket Cost = Biaya kantong sendiri• Out Tax = Pajak keluaran• Outlay = Pengeluaran• Outstanding check = Cek beredar• Out standing Stock = Saham yang beredar• Over Time = Lembur• Over All Cost Of Capital = Biaya penggunan modal Rata-rata• Over Applied Factory Overhead = Kelebihan aplikasi overhead pabrik• Over draft = Kelebihan penarikan• Over Stated = Terlalu tinggi• Owners Equity = Modal pemilik• Ownership Right = Hak pemilik perusahan.
P• Partner in Charge = Partner utama• Partnership =Persekutuan• Payable = Hutang• Payable to Defaulting Sub souder = Hutang kepada pemesanan saham• Payment = pembayaran• Percentage Depletion = Deplesi persentase• Preferred Stock holder = Pemegang saham istimewa• Performance Report = Laporan pelaksanaan• Premium =Agio• Premium of Prepered Stock = agio Saham preferen• Premium on Bonds Payable = Agio olbigasi• Premium on stock = Agoi saham• Prepaid Advertising = Iklan dibayar dimuka• Prepaid expense = Biaya dibayar dimuka• Prepaid Insurance = Asuransi dibayar dimuka• prepaid Transportation = Transportation sewa dibayar dimuka• Prepayment = pembayaran dimuka• Price Index = Indek harga• Primary working capital = Modal kerja perimer• Process Cost = Biaya proses• Professional Fess = pendapatan profesional• Profit = laba• Pro-forma = Proyeksi• Progress Billing to Costomer = harga kontrak yang difakturkan• Property = Kekayan• Property Tax = Pajak keayaan• Purchase = pembelian• Purchase Discount = Potongan pembelian• Purchase Invoice = Faktur pembelian• Purchase journal = Buku harian pembelian• Purchase Method = Metode pembelian• Purchase order = Pesanan pembelian• Purchase Requisition = Permintaan pembelian
Q• Qualified Opinion = Pendapat wajar tanpa syarat• Quick Ratio = Ratio aktiva tunai
R• R & D Cost = Biaya riset dan pengembangan• Rate of Return = Tingkat pengembalian• Rate of Return on Net Worth = Rentabilitas modal sendiri
• Ratio Analysis = analsa ratio• Ratio of Plant Asset to Long term Liability = Perbandingan harga tetap dengan hutang jangka panjang.• Raw Material = Bahan mentah• Raw Material Investory = Persedianan bahan mentah• Raw Material Price Variance = Penyimpangan harga bahan mentah• Realized Gross profit On Installment Sales = Realiasai laba kotor• Re Arrangement = penyusunan kembali• Receivable = Piutang• Receivable Collection Budget =Budget pengumpulan piutang• Receivable Turn Over = Perputaran piutang• Receivable Write Off = Penghapusan piutang• Receiving Account = Laporan penerimaan barang• Reciprocal Account = Perkiraan berlawanan• Recovable From Insurance Companies = Piutang kepada asuransi• Redemption of bound = Penghentian obligasi• Redemption value = Nilai penarikan• Reference = Petunjuk• Registered Bonds = Daftar obligasi• Related Party transaction = Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan yang istimewa
S• Safety Stock = Persediaan bersih• Safe Harbor Rule = Aturan perlindungan• Salaries Allowance = Tunjangan gaji• Salary Expense = Beban gaji• Sale On Account = Penjualan kredit• Sales = Penjualan• Sales Budget = Anggran penjualan• Sales Discount = Potongan penjualan• Sales Invoice = Faktur penjualan• Sales Journal = Buku harian penjualan• Sales Mix Variance = Selesih komposisi• Sales order = Order penjualan• Sales Return = Retur penjualan• Sales Salaries Expense = Biaya gaji bagian penjualan• Sale Salaries Payable = Hutang gaji bagian penjualan• Sales Tax = Pajak penjualan• Salvage value = Nilai sisa• Sample Risk = Resiko penarikan contoh• Schedule Of Account Payable = Daftar hutang• Schedule Of Account Receivable = Daftar piutang• Schedule Of Factory overhead = Daftar overhead pabrik• Scrap Value = Nilai barang sisa
• Seasonal Working Capital = Modal kerja musiman• Secured Bond = Obligasi yang dijamin• Selling Expense = Biaya penjualan• Semifixed Cost = Biaya semi tetap• Separable Cost = Biaya tambahan• Separation Report = Laporan pemberhentian• Service Firm = Perusahan Jasa• Set Up Cost = Biaya Pesanan• Share holder = Pemegang saham• Shipment On Installment sales = Pengiriman barang cicilan• Short Form Report = Laporan akuntansi bentuk pendek• Shut Down Point = Titik penutupan usaha• Significant = Penting cukup berarti• Simple Average Of Cost = Metode rata-rata sederhana• Single Bookkeeping = Tata buku tunggal• Single entry System = Sistem Pembukuan tunggal• Single step = Langkah tunggal• Sinking Fund = Dana pelunasan /dana pembayaran• Slush Fund = Dana taktis• Social Benefit = Manfaat sosial• Sole Proprietorship = Persahan perseorangan• Sound Value = Nilai sehat
T• T Account = Perkiraan bentuk T• Tangible Asset = Harta berwujud• Tangible Fixed Asset = Aktiva tetap berwujud• Tax Acoounting = Akuntansi perpajakan• Tax Deduction = Pengurangan Pajak• Tax Invoice = Faktur pajak• Tax Return Statement = Surat pemberitahuan pajak• Taxable Firm = Pengusaha kena pajak• Taxable Income = Pendapatan kena pajak• Taxes Expense = Biaya pajak• Taxes Holiday = Pembebasan pajak• Taxes payable = Hutang pajak• Taxes Rate = Tarif pajak• Taxes Return = Pajak yang dikembalikan• Temporary Investment = Investasi sementara• Temporary Proprietorship = Perkiraan pemilikan sementara• Tender Offer = Penawaran dagang• Term Compliance = UJi ketaatan• The old & New Balance Proof = Pengecekan saldo awal dan akhir• Theoritical Capacity = Kapasitas secara teoritis• Three Variance Method = Metode tiga penyimpangan
• Tickmarks = Tanda pemeriksaan• Time Value of Money = Nilai waktu dari pada uang• Timing Diffrence = Perbedaan waktu• To Compare = Membandingkan• To Trace = Menelusuri• Total Asset Turn Over = Perputaran total harta• Total Asset To Debts Ratio = Ratio aktifa terhadap utang• Tracks = Taksiran• Trade Discounts = Potongan perdagangan• Trade In = Tukar tambah• Trade Mark = Merk Dagang• Traveling Expense = Biaya perjalan• Treasurer = Pejabat keuangan• Treasury Bill = Surat hutang jangka panjang• Treasury Departement = Departemen keuangan• Trent Analyst = Analysa pengembangan dari waktu ke waktu• Trial Balance = Neraca saldo• Trouble Debt Restructuring = Penataan kembali utang yang macet• Trust Fund = Dana perwakilan• Turn Over = Perputaran• Two bin System = Sistem dua bin• Two column Account = Perkiraan dua kolom• Two column Journal = Dua kolom jurnal• Two Variance Method = Metode dua penyimpangan
U• Unadjusted Trial Balance : Neraca percobaan yang belum disesuaikan• Unearned Income : Sewa diterima dimuka• Uncertainties : Ketidak pastian• Uncollectible Account : Beban penghapusan puitang• Uncollectible Account Receivable : Beban penghapusan piutang• Under Applied Overhead : Overhead yang dibebankan terlalu rendah• Unearned Revenue : Pendapatan diterima dimuka• Unemployment Tax : Pajak pengurangan• Unexpired : Belum kadaluwarsa• Unfavorable Variance : Selisih merugikan• Uniformity : Keseragaman• Un-issued Capital stock : Modal saham yang belum beredar• Unit Cost : Harga perunit• Unit Equivalent : Unit setara• Unit Of Output Depreciation : Penyusutan dengan jumlah unut keluaran• Unit Product Cost : Biaya unit produksi• Unit Profit Graph : Grafik laba perunit• Unit Still In Process : Unit dalam Proses• Unlimited Liabilities : Kewajiban tak terbatas
• Un-qualied Opinion : Pendapatan Wajar• Unavoidable Cost : Biaya yang terhindarkan• Useful Life : Masa Pengunaan
V• Valuation Account : Perkiraan pernilaian• Value : Nilai• Value Added : Nilai tambah• Value Added Tax : Pajak Pertambahan Nilai• Value In Use : Nilai pengurangan• Variable Cost : Biaya variabel• Variable Cost Ratio : Rasio biaya Variabel• Variable Efficiency Variance : Penyimpangan effisiensi biaya variabel• Variance Analysist : Analisa selisih• Variance Analysist Report : Laporan analisa penyimpangan• Varability : Daya uji• Vertical Analysist : Analisa Vertical• Volume Variance : Penyimpangan dalam isi• Vouching : Biaya upah• Voucher Register : Pemeriksaan dokumen dasar• Voucher : Dokumen• Voluntary Contribution : Simpanan sukarela
W• Working Capital : Modal kerja• Working In Process : Barang dalam proses• Working In Process Inventory : Persediaan barang dalam proses• Wages Expense : Pemeriksaan dokumen dasar• Wages Rate : Biaya upah• Wages And Taxes Statement : Laporan upah dan pajak• Working Paper For Consolidated Balance Sheet : Neraca lajur untuk neraca konsolidasi• Weighted Average : Metode rata-rata terimbang• Weighted Average Method : Metode rata-rata terimbang• working sheet : Neraca Lajur• Working Paper : Kertas kerja• Write Off : Dihapuskan• Write Off Method : Metode penghapusan
Y• Yield = Metode penghapusan• Yield Variance = Penyimpangan hasil
Z• Zero Base Budgeting = Penganggaran atas dasar nol