BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN TERGELINCIRNYA PESAWAT SRIWIJAYA SJ 570
DI BANDARA RENDANI MANOKWARI
TANGGAL 31 MEI 2017
Eusebio Andronikos Sampe, S.Tr
PMG Pelaksana Lanjutan
Stasiun Meteorologi Nabire
I. PENDAHULUAN
MANOKWARI (TEMPO.CO) - Proses evakuasi badan pesawat Sriwijaya Air yang tergelincir di ujung
Bandar Udara Rendani Manokwari masih berlangsung hingga sore ini sejak mulai dilakukan pukul 14.00 WIT.
Evakuasi tersebut menggunakan alat bantu crane dan forklif untuk mengangkat dan menarik, tapi petugas
mengalami kesulitan karena dua roda depan pesawat patah dan salah satu sisi roda sayap kanan tertancap ke
dalam tanah. Kejadian tergelincirnya pesawat Sriwijaya Air tersebut menyebabkan penerbangan hari ini di
Bandara Rendani Manokwari ditutup hingga sore hari, meski cuaca sudah kembali cerah. Kepala otoritas
Bandara Manokwari Bambang Susetyo, saat dimintai konfirmasi, mengatakan, penerbangan hari ini, Rabu, 31
Mei 2017, ke Manokwari ditutup sementara setelah insiden tergelincirnya Pesawat Sriwijaya Air pada Rabu
pagi, pukul 09.00 WIT. Meski demikian, pihaknya belum bisa memastikan jumlah penerbangan yang menunda
keberangkatan tujuan Bandara Manokwari. Diakuinya pula bahwa saat ini personel gabungan Tim SAR
bersama kepolisian masih berupaya mengevakuasi badan pesawat. “Saya hari ini fokus untuk memindahkan
badan pesawat ke area parkir, sehingga besok pagi bisa open, karena hari ini Bandara Manokwari kami close,”
ujarnya. Adapun proses evakuasi badan pesawat mendapat pengamanan ketat anggota kepolisian dan pihak
otoritas bandara. Namun ratusan warga terus berkumpul di sepanjang jalan Bandara Manokwari karena
penasaran dan ingin menyaksikan pesawat Sriwijaya Air yang tergelincir.
JAKARTA (news.detik.com ) - Pesawat Sriwijaya Air tergelincir di Bandara Rendani Manokwari,
Papua Barat. Pesawat dengan nomor lambung PKCJC itu tergelincir pukul 08.55 WIT. Kapuskom Kemenhub
JA Barata, mengatakan kecelakaan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa dan korban luka. Pesawat dengan
nomor penerbangan SJ 570 itu tergelincir dari landasan sejauh 20 meter. "Semua penumpang selamat saat ini
masih melakukan pengecekan seluruh data penumpang dan upaya evakuasi," ucap Barata, saat dikonfirmasi
detikcom, Rabu (31/5/2017). Pesawat tersebut diketahui terbang dari Sorong menuju Manokwari. Saat kejadian,
kondisi runway bandara Rendani dalam keadaan basah akibat diguyur hujan. Peristiwa ini juga membuat
Bandara Rendani ditutup sementara. "Saat ini telah dilakukan penangan oleh pihak bandara dan sudah
dinotamkan," ujar Barata.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 1. Sumber Informasi kejadian tergelincirnya pesawat Sriwijaya SJ 570
di Bandara Rendani Manokwari tanggal 31 Mei 2017
https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/31/058880317/proses-evakuasi-pesawat-sriwijaya-air-di-
manokwari-masih-berjalan
https://news.detik.com/berita/d-3516040/sriwijaya-air-tergelincir-di-manokwari-seluruh-penumpang-selamat
https://news.detik.com/berita/d-3517237/pesawat-sriwijaya-air-yang-tergelincir-di-manokwari-ditarik-ke-apron
http://regional.kompas.com/read/2017/05/31/09315881/sriwijaya.air.tergelincir.di.bandara.rendani.146.penump
ang.selamat
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 2. Peta Wilayah Manokwari
(Sumber : Google.maps)
II. ANALISA METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN
1. SST (Sea Surface Temperature)
Tgl 31 Mei 2017
Nilai analisis suhu muka laut di perairan dekat wilayah
Manokwari, tanggal 31 Mei 2017 berkisar 28 s/d 32 0C dengan
anomaly (+0.5) s/d (+2.0). Nilai positif ini menunjukkan
kondisi laut lebih hangat dan potensi adanya penguapan
sehingga dapat menambah pasokan bagi terbentuknya awan-
awan konventif di sekitar wilayah Pemalang.
2. ENSO (El Nino – South Osciilation)
Tgl 31 Mei 2017
Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 31 Mei 2017 yang
bernilai + 0.54 dan data SOI tanggal 31 Mei 2017 yang bernilai
– 0.7, maka dapat dikatakan bahwa pada tanggal 31 Mei 2017,
menunjukkan potensi penguapan dan perawanan di wilayah
Benua Maritim Indonesia cukup tinggi dan kurangnya potensi
hujan di wilayah Benua Maritim Indonesia , terutama di bagian
timur.
3. MJO (Madden – Julian Oscillation)
Tgl 31 Mei 2017
Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 31 Mei 2017
yang berada di kuadran III, sehingga tidak mempengaruhi
kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia.
4. OLR (Outgoing Longwave Radiation)
Tgl 31 Mei 2017
Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation
(OLR) tanggal 31 Mei 2017 nilai anomali OLR disekitar
wilayah Manokwari : -10 W/m2 s/d -30 W/m2. Anomali OLR
bernilai negatif menandakan tutupan awan cenderung lebih dari
rata-rata klimatologisnya.
5. Pola Angin (Streamline)
Tgl 31 Mei 2017
Dari peta gradient wind analysis tgl 31 Mei 2017 pukul 00.00
UTC, menunjukkan adanya pola belokan angin shearline &
pola konvergensi tepat di atas wilayah Manokwari, yang
membawa massa udara dari dari perairan samudera Pasifik.
Kondisi ini cukup dapat berperan untuk pembentukan awan –
awan konvektif penghasil hujan lebat.
6. Kelembaban Relatif
Tgl 31 Mei 2017
Berdasarkan data kelembaban relatif tgl 31 Mei 2017 pukul
00.00 UTC pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb di atas
wilayah Manokwari, kelembaban relatif bernilai 70 – 90 %. Hal
ini menunjukkan bahwa kondisi udara cukup basah hingga pada
lapisan 200 mb saat kejadian hujan lebat. Kondisi udara basah
tersebut sebagai penyuplai pertumbuhan awan-awan konvektif.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
7. Citra Satelit
Tgl 30 Mei 2017
Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 30
Mei 2017 yang diambil mulai pukul 23.00 s/d 01.00 UTC
(08.00 s/d 10.00 WIT) memperlihatkan terdapatnya awan-awan
konvektif tebal meluas disekitaran wilayah Manokwari yang
bergerak dari arah timur. Dari klasifikasi jenis awan diketahui
awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang
dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter
line satelit Himawari 8 EH yaitu (-69) s/d (-75) 0C, yang sangat
berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga
lebat, Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak
menuju wilayah Manokwari terlebih khusus wilayah Bandara
Manokwari pada jam 23.00 UTC.
8. Indeks Labilitas Udara
Tgl 31 Mei 2017
Berdasarkan analisis labilitas udara tanggal 31 Mei 2017 pukul
00.00 UTC di wilayah Manokwari yaitu :
Nilai K.Indeks yaitu 40 yang mengindikasikan potensi
pembentukan awan konvektif kuat.
Nilai L.Indeks yaitu -1, yang mengindikasikan udara labil &
kemungkinan hujan.
Nilai Showalter Indeks yaitu -1 yang mengindikasikan
kemungkinan terjadi badai guntur.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa :
Secara analisa global, kejadian tergelincirnya Pesawat Sriwijaya SJ 570 yang diakibatkan oleh hujan
lebat, yang terjadi di Bandara Rendani Manokwari, dipengaruhi oleh OLR & kondisi SST yang cukup
hangat.
Adanya pola shearline belokan angin & pola Konvergensidi tepat di atas wilayah Manokwari,
membawa massa udara dari dari perairan samudera Pasifik. Kondisi ini cukup dapat berperan untuk
pembentukan awan – awan konvektif penghasil hujan lebat.
Kelembaban relatif (RH) pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb bernilai 70 - 90%. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi udara cukup basah hingga pada lapisan 200 mb saat kejadian hujan
lebat. Kondisi udara basah tersebut sebagai penyuplai pertumbuhan awan-awan konvektif.
Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang
dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (-69)
s/d (-75) 0C, yang sangat berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,
Kondisi udara yang labil.
IV. LAMPIRAN
Gambar 1. Analisa SST & Anomali SST tanggal 31 Mei 2017
(Sumber : weather.unisys.com)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 2. Track MJO & OLR tanggal 31 Mei 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
Gambar 4. Citra Satelit Himawari 8 EH pukul 23.00 & 01.00 UTC tanggal 30 Mei 2017
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 5. Kelembaban Udara Lapisan 850, 700, 500 & 200 mb pada jam 00.00 UTC
tanggal 31 Mei 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
Gambar 6. Grafik Indeks Indeks Nino 3.4 dan SOI tanggal 31 Mei 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 7. KI, LI, SI pukul 00.00 UTC & Streamline pukul 00.00 UTC tanggal 31 Mei 2017