26
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah Kemenpora
Kegiatan kepemudaan dan olahraga sebenarnya sudah ada sejak masa
awal kemerdekaan negara republik Indonesia, tepatnya terdapat dalam susunan
kabinet periode pertama yang dibentuk pada 19 Agustus 1945. Dalam susunan
kabinet yang bersifat presidensial tersebut terdapat Kementrian Pengajaran yang
saat itu dipimpin oleh Menteri Ki Hajar Dewantoro. Ki Hajar Dewantoro
memegang kendali atas bidang olahraga dan pendidikan jasmani, dengan arti
lain, Kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada dibawah pimpinan
Kementrian Pengajaran. Saat itu istilah pendidikan jasmani dipergunakan hanya
dalam lingkungan sekolah, sedangkan istilah olahraga digunakan untuk kegiatan
olahraga di masyarakat yang berupa cabang- cabang olahraga. Kabinet pertama
tersebut hanya bertahan kurang dari 3 bulan, setelah itu diganti dengan kabinet
kedua yang berbentuk parlementer di bawah kepemimpinan Perdana Menteri
Sutan Sjahrir yang dilantik pada tanggal 14 November 1945.
3.1.2 Visi Kemenpora
Visi Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2010-2014 tidak terlepas
dari upaya mewujudkan Visi Pembangunan 2005-2025 yaitu “Indonesia yang
mandiri, maju, adil, dan makmur” dan melaksanakan Misi Pembangunan
Nasional 2005-2025 yaitu “Mewujudkan bangsa yang berdaya saing”
27
sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005-2025.
BERDAYA SAING dalam lingkup kepemudaan mengandung arti:
“memiliki kemampuan berkompetisi yang dihasilkan melalui pola pengaderan
dan peningkatan potensi pemuda secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan
sesuai dengan metode pendidikan, pelatihan, pemagangan, pembimbingan,
pendampingan, serta pemanfaatan kajian, kemitraan, dan sentra pemberdayaan
pemuda yang terus-menerus dikembangkan sehingga dapat mencapai hasil yang
maksimal dalam menciptakan nilai tambah kepemudaan di berbagai bidang
pembangunan, serta peningkatan akhlak mulia dan prestasi pemuda Indonesia di
kancah kompetisi global.”
BERDAYA SAING dalam lingkup keolahragaan mengandung arti:
“memiliki kemampuan berkompetisi yang dihasilkan melalui pola pembinaan
dan pengembangan pelaku, ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, pola
pelatihan, penghargaan, prasarana, dan sarana olahraga secara berjenjang dan
berkelanjutan sesuai dengan metode penataran, pelatihan, penyuluhan,
pembimbingan, pemasyarakatan, perintisan, penelitian, uji coba, dan kompetisi
yang telah menerapkan manajemen dan iptek olahraga modern, serta
pemanfaatan bantuan, pemudahan, dan sentra keolahragaan sehingga dapat
mencapai hasil yang maksimal dalam kompetisi bertaraf regional atau
internasional”.
28
3.1.3 Misi Kemenpora
Misi Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2010-2014 mengandung
arti:
1. Meningkatkan kepemudaan potensi sumber dengan daya memanfaatkan
kemitraan lintas sektoral, antar tingkat pemerintahan, untukdan mendukung
pemberdayaan peningkatan kemasyarakatan penyadaran pemuda wawasan,
dan melalui inventarisasi potensi, kapasitas keilmuan, kapasitas keimanan,
kreativitas, dan kemampuan berorganisasi pemuda sehingga pemuda dapat
meningkatkan partisipasi, peran aktif, dan produktivitas dalam membangun
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara;
2. Mewujudkan pemuda maju, berkarakter, berkapasitas, dan berdaya saing
melalui penyiapan pemuda kader sesuai karakteristik pemuda yang memiliki
semangat kejuangan, kesukarelaan, tanggung jawab, dan ksatria serta
memiliki sikap kritis, idealis, inovatif, progresif, dinamis, reformis, dan
futuristik tanpa meninggalkan akar budaya bangsa Indonesia yang tercermin
dalam kebhinnekatunggalikaan untuk mendukung pengembangan
kewirausahaan, kepeloporan, pendidikan, dan kepemimpinan,
kesukarelawanan pemuda di berbagai bidang pembangunan, termasuk
penugasan khusus bagi pengembangan kepanduan/kepramukaan sebagai
wadah pengaderan calon pemimpin bangsa;
3. Meningkatkan potensi sumberdaya keolahragaan dengan memanfaatkan
kemitraan lintas sektoral, antar tingkat pemerintahan, dan kemasyarakatan
untuk mendukung pemassalan, pembudayaan, serta pengembangan industri
dan sentra-sentra olahraga melalui pengenalan olahraga kepada keluarga,
29
satuan pendidikan, dan masyarakat luas sehingga masyarakat gemar
melakukan kegiatan olahraga atas kehendak sendiri serta pemasyarakatan
olahraga sebagai kebiasaan hidup sehat dan aktif sesuai dengan kondisi dan
nilai budaya masyarakat setempat sehingga masyarakat memperoleh tingkat
kebugaran jasmani, kesehatan, kegembiraan, dan hubungan sosial yang
berkualitas; dan
4. Mewujudkan yang olahragawan berprestasi pada kompetisi bertaraf regional
dan internasional melalui peningkatan kemampuan dan potensi olahragawan
muda potensial dan olahragawan andalan nasional secara sistematis, terpadu,
berjenjang, dan berkelanjutan serta pemanfaatan iptek olahraga modern
untuk mendukung pembibitan olahragawan berbakat dan peningkatan mutu
pelatih bertaraf internasional pada pembinaan prestasi olahraga.
3.1.4 Daftar Menteri Pemuda dan Olahraga
Tabel 3.1 Daftar Menteri Pemuda dan Olahraga
No Foto Nama Kabinet Dari Sampai Keterangan
1 Wikana
Kabinet
Sjahrir II 29 Juni 1946 2 Oktober 1946
Bernama
Menteri Negara
Urusan Pemuda
Kabinet
Sjahrir III 2 Oktober 1946 27 Juni 1947
Bernama
Menteri Negara
Urusan Pemuda
Kabinet Amir
Sjarifudin I 3 Juli 1947
11 November
1947
Bernama
Menteri Negara
Urusan Pemuda
30
Kabinet Amir
Sjarifudin II
11 November
1947 29 Januari 1948
Bernama
Menteri Negara
Urusan Pemuda
2 Supeno Kabinet Hatta
I 29 Januari 1948
4 Agustus 1949
[1]
Bernama
Menteri
Pembangunan/P
emuda
3 Maladi
Kabinet
Dwikora I
27 Agustus
1964
21 Februari
1966
Bernama
Menteri Olah
Raga
Kabinet
Dwikora II
21 Februari
1966 27 Maret 1966
Bernama
Menteri Olah
Raga
4 dr. Abdul
Gafur
Kabinet
Pembangunan
III
29 Maret 1978 19 Maret 1983
Bernama
Menteri Muda
Urusan Pemuda
Kabinet
Pembangunan
IV
19 Maret 1983 21 Maret 1988
Berganti nama
menjadi Menteri
Negara Pemuda
dan Olah Raga
5 Ir. Akbar
Tanjung
Kabinet
Pembangunan
V
21 Maret 1987 17 Maret 1993
6 Hayono
Isman
Kabinet
Pembangunan
VI
17 Maret 1993 16 Maret 1998
31
7
H.R.
Agung
Laksono
Kabinet
Pembangunan
VII
16 Maret 1998 21 Mei 1998
8
Drs.
Mahadi
Sinambela
Kabinet
Reformasi
Pembangunan
23 Mei 1998 26 Oktober
1999
Tidak Ada
Kabinet
Persatuan
Nasional
26 Oktober
1999 9 Agustus 2001 Dihapuskan
Tidak Ada
Kabinet
Gotong
Royong
9 Agustus 2001 20 Oktober
2004 Dihapuskan
9
Adhyaksa
Dault,
S.H., M.Si.
Kabinet
Indonesia
Bersatu
21 Oktober
2004
22 Oktober
2009
Diadakan
kembali
10
Andi
Mallarang
eng
Kabinet
Indonesia
Bersatu II
22 Oktober
2009 sekarang
Berganti nama
menjadi Menteri
Pemuda dan
Olah Raga
32
3.1.5 Arti Lambang dan Logo
Gambar 3.1 Lambang Kemenpora
Tangan Kanan Mengepal : Merupakan wujud Tekad, Semangat,
Kokoh, Teguh, Kemauan kuat Pemuda untuk menjaga Negara Kesatuan
Repubik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
serta Bhineka Tunggal Ika
Tiga pilar pada tangan mengepal mempunyai makna ketiga peristiwa
sejarah yaitu: Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928 dan
Kemerdekaan Indonesia 1945 yang Pelaku utamanya adalah Pemuda.
Warna Biru mempunyai makna lambang/simbolik: Keliasan
Pandangan dan Pikiran, Smart, Bergerak Maju, Inovatif dan Inspiratif,
Kedewasaan, Kematangan, Penguasaan Ilmu Pengetahuan, dan
Dinamis.
33
Api Obor merupakan perwujudan semangat/spirit Nasionalisme yang
tak pernah padam sejak dikobarkan oleh Boedi Oetomo tahun 1908
yang menjadi momentum Kebangkitan Indonesia sebagai
Bangsa(Nation).
Tiga Cincin warna Merah melambangkan semangat Kesatupaduan
untuk mengembangkan ruang lingkup bidang Olahraga : Olahraga
Pendidikan, Olahraga Rekreasi dan Olahraga Prestasi serta Semangat
untuk mengharumkan dan memperjuangkan kehormatan Bangsa
Indonesia dan mendorong Keolahragaan Nasional yang bertujuan
memelihara dan meningkatkan kesehatam dan kebugaran, prestasi,
kualitas manusia, menanamkan nila moral dna akhlak mulia, sportivitas,
disiplin, mempererat dna membina Persatuan dan Kesatua Bangsa,
memperkukuh Ketahanan Nasional, serta mengangkat harkat dan
martabat dan kehormatan bangsa.
Lingkaran oval : Lingkaran adalah bentuk bidang yang sempurna, ini
menggambarkan bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah
Lembaga Negara yang Solid, Kokoh, Kuat, Smart, Bernurani,
Berdedikasi Tinggi yang membidangi Pemuda dan Olahraga yang
dilandasi oleh rasa cinta dan tanggungjawab demi bakti kepada Bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Warna Merah mempunyai makna kekuatan, kemampuan, dan
semangat yang tidak pernah pudar untuk terus memperjuangkan,
34
mempertahankan, serta menumbuhkembangkan Potensi Pemuda dan
semangat Olahraga Indonesia untuk terus mengukur prestasi dalam
bidang-bidang pembangunan dan prestasi di bidang keolahragaan.
Warna Putih mempunyai arti niat suci tulus ikhlas sebagai landasan
pijak dalam semua gerak langkah Kemenpora untuk berkarya nyata
dalam mengemba amanah Bangsa Indonesia untu menjadi Bangsa yang
Besar, Bermartabat, Berbudaya dan Disegani di Dunia.
3.1.6 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sekretariat Kemenpora
35
3.1.7 Website Kemenpora
Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki website dimana alamat web
tersebut adalah www.kemenpora.go.id. Website tersebut bertujuan untuk
menyampaikan informasi seputar Kemenpora kepada publik. Website ini berisi
berita tentang kepemudaan, tentang keolahragaan, dan juga kegiatan Menteri
Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Alfian Mallarangeng yang berkaitan
dengan kegiatan kementeriannya. Website ini sebenarnya juga diperuntukkan
bagi media massa atau wartawan yang tidak sempat mengambil gambar atau
tidak hadir meliput saat kegiatan Kemenpora berlangsung, sehingga dapat
memperoleh baik berita maupun foto- foto dari website Kemenpora tersebut.
Berita, gambar dan tulisan yang akan di posting ke website ini diperoleh
oleh wartawan portal Kemenpora sendiri yang terdiri dari 2 (dua) orang. Tetapi
terkadang pimpinan redaksi dan wakil pimpinan redaksi ikut terjun ke lapangan
untuk meliput dan menulis berita. Setelah berita, gambar dan tulisan sudah jadi,
hasil liputan tersebut diserahkan kepada pimpinan redaksi dan wakil pimpinan
redaksi untuk diseleksi dan selanjutnya di masukkan ke website. Website ini
selalu di perbaharui secara rutin dengan berita- berita yang tentunya sudah
diseleksi terlebih dahulu oleh redaksi portal yang tentunya pula sesuai dengan
kegiatan kementerian Andi Alfian Mallarangeng dan berita- berita terbaru
mengenai kegiatan kepemudaan dan kegiatan keolahragaan.
36
Berikut adalah tampilan halaman awal dari website Kemenpora:
www.kemenpora.go.id:
Gambar 3.2 Halaman awal website Kemenpora. Sumber: www.kemenpora.go.id.
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional, dimana
menurut Faisal dalam buku Metodologi Penelitian Untuk Public Relations, kuantitatif
korelasional adalah menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan, dan akan diuji
kebenarannya, apakah suatu variabel dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya (2010:
p50).
3.2.1 Metode Pengumpulan Data
Suatu karangan ilmiah membutuhkan data- data yang akan diteliti untuk
memecahkan permasalahan yang ingin diteliti oleh penulis. Penelitian ini
menggunakan data kuantitatif, yang artinya, semua data akan dinyatakan dengan
37
angka (2006: p33). Selain itu, dalam karangan ilimiah ini pula, penulis
menggunakan dua jenis data, yaitu:
1. Data Primer
Menurut Dr Etta Mamang Sangadji dan Dr Sopiah, M.M., S.pd, data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung dari seseorang yang diyakini
penulis sebagai sumber. Data primer diperoleh oleh penulis untuk menjawab
pertanyaan penelitian (2010: p171). Dalam penelitian ini, data primer
diperoleh dari responden yang dipilih oleh penulis melalui penyebaran
kuesioner
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh penulis dari perusahaan yang
bersangkutan dan kepustakaan.
3.2.2 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Dr. Elvinaro Ardianto, M.Si adalah jumlah keseluruhan
bagian atau anggota dari objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
untuk kemudian diteliti dan diamati kemudian ditarik kesimpulannya (2010:
p170). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Binus University.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel menurut Joko Sulistyo (2010: p23) adalah sebagian anggota populasi
yang diambil mernurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili
populasinya. Tujuan penarikan sampel adalah kita dapat memperoleh
informasi yang mendalam, terperinci, dan efisien dari suatu agregat atau
38
kumpulan orang, rumah tangga atau lembaga- lembaga, atau satuan- satuan
lain yang sangat besar jumlahnya daripada hanya sebagian contoh atau
sampel yang dikumpulkan secara hati- hati dan terperinci. Dalam
mengidentifikasi sampel diperlukan teknik pengambilan sampel.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) teknik pengambilan
sampel. Yang pertama adalah Purposive Sampling, yang artinya sampel diambil
dengan maksud dan tujuan tertentu. Sampel tersebut dipilih oleh penulis
berdasarkan kriteria responden yang sudah ditetapkan oleh penulis dan karena
dianggap memiliki informasi yang dapat membantu penulis dalam meneliti
penelitian ini.
Teknik pengambilan sampel yang kedua yang diterapkan dalam penelitian
ini adalah Incidental Sampling, yang artinya sampel diambil berdasarkan suatu
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan
penulis dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono: 2010: p122).
Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Mahasiswa Binus University
2. Baik pria maupun wanita
3. Seluruh jurusan perkuliahan
4. Angkatan 2008 sampai dengan 2011
5. Yang pernah mengakses media online Kemenpora; www.kemenpora.go.id
39
Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus
Slovin, yaitu:
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih bisa ditolerir
Dalam penelitian ini, penulis menyajikan kuesioner dengan menggunakan
alat ukur skala Likert. Sebelum data kuesioner diolah, data kuesioner tersebut
yang tadinya dalam bentuk ordinal akan diubah terlebih dahulu menjadi bentuk
interval dengan menggunakan software Method of Successive Interval atau yang
biasa disebut MSI. Tujuan data dalam bentuk ordinal akan diubah menjadi
bentuk interval menggunakan software Method of Successive Interval agar dapat
menghitung koefisien korelasi, regresi dan determinasi. Skala Likert sebagai alat
ukur dengan penilaian sebagai berikut:
40
a. Sangat Tidak Setuju (STS)
b. Tidak Setuju (TS)
c. Kurang Setuju (KS)
d. Setuju (S)
e. Sangat Setuju (SS)
Penilaian dari alat ukur skala Likert diatas memiliki skor nya masing- masing.
Skor 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) dari Sangat Tidak Setuju (STS) sampai dengan
Sangat Setuju (SS) untuk pernyataan yang bersifat positif. Sedangkan skor 5 (lima)
sampai dengan 1 (satu) dari Sangat Tidak Setuju (STS) sampai dengan Sangat Setuju
(SS) untuk pernyataan yang bersifat negatif.
3.2.3 Metode Analisa Data
3.2.3.1 Uji Validitas
Validitas menurut Dr. Elvinaro Ardianto, M.Si adalah keabsahan
atau akurasi suatu alat ukur. Validitas digunakan untuk menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur sesuatu. Validitas digunakan
juga untuk meyakinkan pembaca bahwa data yang dikumpulkan betul-
betul menggambarkan fenomena yang ingin diukur (2010: p187-188).
Validitas adalah suatu ukuran yang yang menunjukkan keabsahan atau
kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen tersebut dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variabel- variabel yang diteliti
dengan tepat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpul data, maka uji validitas ini digunakan untuk
menguji data yang telah didapat dari pengisian kuesioner tersebut apakah
41
valid atau tidak. Rumus yang digunakan untuk uji validitas dalam
penelitian ini menggunakan rumus Pearson sebagai berikut:
a) Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid
b) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid
3.2.3.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menurut Dr. Elvinaro Ardianto, M.Si adalah istilah
yang digunakan untuk mengetahui apakah hasil pengukuran relatif
konsisten apabila pengukuran dilakukan secara dua kali atau lebih (2010:
p189). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat ukur Cronbach’s
Alpha, yaitu:
(
Semakin nilai koefisien Cronbach’s Alpha mendekati satu
menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh memiliki reliabilitas yang
tinggi. Nilai Cronbach’s Alpha yang dianggap terendah namun masih
bisa diterima adalah 0,60 hingga 0,70 (Sunyoto, 2011: p68).
3.2.3.3 Uji Normalitas
Menurut Singgih Santoso dalam Statistik Multivariat, uji
normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi sebuah data mendekati
atau mengikuti distribusi normal. Data yang baik adalah data yang
mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi tersebut tidak
42
melenceng ke kiri atau ke kanan (2010: p 43). Kriteria pengujiannya
adalah sebagai berikut:
Angka signifikansi (SIG) > 0,05, maka data berdistribusi normal
Angka signifikansi (SIG) <0,05, maka data tidak berdistribusi
normal (2010: p 46).
3.2.3.4 Tabel Operasional
Tabel 3.2 Tabel Operasional
Variabel Indikator Deskriptor Item /
Pernyataan
Skala &
Jenis Data
No
Pertanyaan
Media
Online
International
coverage
Informasi yang
diberikan dan
disajikan oleh
website dapat
diakses tidak
hanya dari satu
tempat dan lebih
dari satu
perangkat
- Berita atau
informasi dari
website
Kemenpora dapat
diakses di lebih
dari satu tempat
- Berita atau
informasi dari
website
Kemenpora dapat
diakses melalui
komputer dan
handphone
- Berita atau
informasi dari
website
Kemenpora
hanya dapat
Skala Likert
& jenis data
ordinal
diubah
menjadi
interval
1
7
13
43
diakses melalui
komputer
Lifetime
Useful
Seluruh
informasi yang
disajikan di
website dapat
bertahan dan
tetap dapat
diakses.
Berbeda dengan
media cetak
yang
informasinya
bertahan 1 hari
saja atau media
elektronik yang
informasinya
tampil hanya
dari 2 hingga 3
menit
- Berita atau
informasi yang
disajikan di
website
Kemenpora dapat
terus diakses
walaupun berita
tersebut sudah
lama
- Berita atau
informasi yang
disajikan di
website
Kemenpora
hanya berita
terbaru
- Berita atau
informasi yang
disajikan oleh
website
Kemenpora bisa
diakses lebih dari
1 kali
Skala Likert
& jenis data
ordinal
diubah
menjadi
interval
2
8
14
Complete Informasi yang
diberikan oleh
website lebih
lengkap, karena
mencakup profil
perusahaan,
- Berita atau
informasi yang
disajikan oleh
website
Kemenpora sudah
lengkap
Likert &
ordinal
diubah
menjadi
interval
3
9
15
44
sejarah
perusahaan, dan
kontak
perusahaan
- Berita atau
informasi yang
disajikan oleh
media cetak dan
elektronik (diluar
website) sudah
lengkap
- Berita atau
informasi yang
disajikan oleh
website
Kemenpora tidak
selalu ada di
media cetak dan
elektronik
Interaktif Memberikan
kesempatan
kepada
pengunjung
untuk
memberikan
saran, kritik,
atau komentar di
setiap artikel
- Pengunjung
website
Kemenpora dapat
memberikan
saran dan kritik
- Pengunjung
website
Kemenpora
hanya dapat
membaca berita
dan informasi
tanpa bisa
memberikan
saran dan kritik
- Pengunjung
website
Skala Likert
& jenis data
ordinal
diubah
menjadi
interval
4
10
16
19
45
Kemenpora dapat
memberikan
komentar di
setiap artikel
- Pengunjung
website
Kemenpora tidak
dapat
memberikan
komentar
Konten
yang
menarik
Informasi dan
berita yang up
to date, desain
yang menarik
akan lebih
menarik
perhatian
pengjunjung
- Berita atau
informasi yang
disajikan oleh
website
Kemenpora
sangat up to date
- Berita atau
informasi yang
disajikan oleh
website
Kemenpora
jarang
diperbaharui
- Desain website
Kemenpora
menarik
- Desain website
Kemenpora
terlalu simpel
Skala Likert
& jenis data
ordinal
diubah
menjadi
interval
5
11
17
20
Navigasi
yang mudah
Cara mengakses
website dengan
- Anda dapat
dengan cepat
Skala Likert
& jenis data
6
46
cepat, tidak sulit
dan tidak
membingungkan
menemukan
berita atau
informasi yang
sedang
berlangsung
- Anda dapat
dengan mudah
mengerti cara
mengakses menu-
menu di dalam
website
Kemenpora
- Proses loading
website
Kemenpora cepat
ordinal
diubah
menjadi
interval
12
18
Citra
Perusahaan
Perhatian
dari
perusahaan
ke publik
Adanya hal- hal
yang dilakukan
oleh perusahaan
yang dapat
menguntungkan
dan memberikan
rasa
penghargaan
kepada publik
- Kemenpora
sering
memberikan
penghargaan
kepada publik
melalui program-
program kerjanya
(contoh: ASEAN
PARA GAMES,
yang memberikan
kesempatan
kepada para atlet
yang penyandang
cacat)
- Kemenpora
melakukan hal-
Skala Likert
& jenis data
ordinal
diubah
menjadi
interval
21
25
47
`
hal yang dapat
menguntungkan
publik (contoh:
program
Kewirausahaan
Pemuda)
Kejujuran
dari
perusahaan
ke publik
Berita yang
dikeluarkan oleh
perusahaan
sesuai dengan
kenyataan
- Kemenpora selalu
menyajikan berita
yang sesuai
dengan kenyataan
yang terjadi
- Kemenpora
hanya
menyajikan berita
yang positif
Skala Likert
& jenis data
ordinal
diubah
menjadi
interval
22
26
Kinerja
Pegawai
Kemampuan
pegawai dalam
bekerja,
bertugas, dan
berhadapan
dengan publik
- Menurut anda,
kinerja
Kemenpora sudah
baik
- Menurut anda,
Menteri Pemuda
dan Olahraga,
Andi
Mallarangeng,
Pegawai
Kemenpora
memiliki
kemampuan
untuk melayani
publik dengan
baik
Skala Likert
& jenis data
ordinal
diubah
menjadi
interval
23
27
48
Kredibilitas
Perusahaan
Kemampuan
sekaligus
kepercayaan
yang dimiliki
oleh perusahaan
di mata publik
- Anda menaruh
kepercayaan
kepada
Kemenpora
beserta program-
program yang
dilaksanakan oleh
Kemenpora
- Anda menaruh
kepercayaan
kepada kinerja
Kemenpora
sebagai salah satu
instansi
Pemerintah
Skala Likert
& jenis data
ordinal
diubah
menjadi
interval
24
28
3.2.4 Pengolahan Data
3.2.4.1 Analisis Korelasi
Dalam penelitian ini, analisis data bivariat menggunakan
Pearson’s Correlation Product Moment. Korelasi ini digunakan untuk
mengetahui adanya hubungan antara variabel Media Online dengan
variabel Citra Kemenpora.
Suatu korelasi pada akhirnya akan menghasilkan nilai. Nilai
koefisien korelasi tersebut merupakan nilai yang akan digunakan untuk
mengukur kekuatan suatu hubungan antara kedua variabel. Koefisien
korelasi (r) akan digunakan untuk menentukan kuat atau tidaknya
hubungan antara variabel Media Online dengan variabel Citra
49
Kemenpora dan juga menentukan arah hubungannya. Guilford dalam
Joko Sulistyo mengemukakan batasan dalam menentukan kuat atau
tidaknya hubungan diantara kedua variabel (2010: p142). Batasan
tersebut sebagai berikut:
Tabel 3.3 Batasan Korelasi Antar Variabel
Nilai Koefisien Korelasi (r) Kekuatan Hubungan
< 0,20 Hubungan rendah sekali
0,20 – 0,40 Hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70 Hubungan cukup berarti
0,70 – 0,90 Hubungan kuat
< 0,90 Hubungan kuat sekali
Rumus penghitungan untuk r adalah:
3.2.4.2 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dilakukan untuk menunjukkan besarnya
hasil pengukuran yang sebenarnya. Makin tinggi angka korelasi, makin
rendah kesalahan pengukuran. Koefisien determinasi berkisar antara nol
sampai dengan satu (2006: p141). Maka dari itu, hal tersebut
menunjukkan bahwa apabila R2=0 maka menunjukkan bahwa tidak
adanya pengaruh antara varibel bebas dengan variabel terikat. Apabila R2
50
semakin mendekati angka satu (1) maka hal tersebut menunjukkan bahwa
semakin kuatnya pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat. Begitu
pula sebaliknya, apabila R2 semakin mendekati angkat nol (0) maka hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin kecilnya pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terikat.
3.2.4.3 Analisis Regresi
Setelah melakukan analisis bivariat untuk menentukan kekuatan
hubungan diantara kedua variabel, dilakukan analisis regresi dimana
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar atau sejauh mana variabel
Media Online berpengaruh pada variabel Citra Kemenpora. Analisis
regresi yang digunakan adalah Regresi Linear Sederhana dengan tujuan
sebagai berikut:
a) Memprediksi besarnya variabel respons berdasarkan variabel
prediktor
b) Menentukan bentuk hubungan antara kedua variabel
c) Menentukan korelasi diantara kedua variabel (Joko Sulistyo, 2010:
p146).
Untuk menganalisis regresi, maka rumus yang digunakan adalah:
Y = a + bX
51
Keterangan:
Y = Variabel terikat (Citra Kemenpora)
a = Parameter regresi yang tidak diketahui nilainya
b = Koefisien regresi
X = Variabel bebas (Media Online)
3.2.4.4 Uji Hipotesis (Uji t)
Pada dasarnya uji t ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh
variabel bebas dengan variabel terikat. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Bentuk pengujiannya adalah:
Ho: apabila probabilitas < 0,05, maka Ho diterima
- Media Online tidak mempengaruhi Citra Kemenpora
Ha: apabila probabilitas > 0,05, maka Ha diterima
- Media Online mempengaruhi Citra Kemenpora.