5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 1/26
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia masih merupakan salah satu
penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Mereka
diklasifikasikan kedalam penyakit hypertensi yang disebabkan karena
kehamilan. PEB ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan
proteinuria yang pasif. Sedangkan eklampsia ditandai oleh adanya koma
dan/atau kejang di samping ketiga tanda khas PEB. Penyebab dari kelainan ini
masih kurang dimengerti, namun suatu keadaan patologis yang dapat diterima
adalah adanya iskemia uteroplacentol. Diagnosis dini dan penanganan adekuat
dapat mencegah perkembangan buruk PER kearah PEB atau bahkan
eklampsia. Semua kasus PEB dan eklampsia harus dirujuk ke rumah sakit
yang dilengkapi dengan fasilitas penanganan intensif maternal dan neonatal,
untuk mendapatkan terapi definitif dan pengawasan terhadap timbulnya
komplikasi-komplikasi.
Di Indonesia preeklampsia-eklampsia masih merupakan salah satu
penyebab utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. Oleh
karena itu diagnosis dini pre-eklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan
eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan
angka kematian ibu (AKI) dan anak(1,2). Perlu ditekankan bahwa sindrom
preeklampsia ringan dengan hiper-tensi, edema, dan proteinui sering tidak
diketahui atau tidak diperhatikan; pemeriksaan antenatal yang teratur dan
secara rutin mencari tanda preeklampsia sangat penting dalam usaha
pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia, di samping pengendalian
terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain.
Preeklampsia-Eklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang
secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi
disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 2/26
2
minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20
minggu bila terjadi. Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita
preeklampsia yang disusul dengan koma. Kejang disini bukan akibat kelainan
neurologis(2-4). Preeklampsia-Eklampsia hampir secara eksklusif merupakan
penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan
umur ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur
lebih dari 35 tahun. Pada multipara, penyakit ini biasanya dijumpai pada
keadaan-keadaan berikut (2) :
1) Kehamilan multifetal dan hidrops fetalis.
2) Penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes
mellitus.
3) Penyakit ginjal.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre-
eklampsia ringan dan di dokumentasikan dalam bentuk soap.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil Trimester II.
b. Mampu melakukan interpresentasi data untuk menegakkan diagnosa
masalah dan kebutuhan ibu dalam masa kehamilan Trimester II
c. Menetapkan identifikasi malah yang terjadi pada ibu dalam masa
kehamilan Trimester II.
d. Mampu melaksanakan identifikasi tindakan segera.
e. Mampu merencanakan asuhan yang akan di berikan pada ibu hamil.
f. Mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan masalah
kebutuhan.
g. Mampu mengevaluasi ke efektifan hasil asuhan yang di berikan pada
ibu hamil
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 3/26
3
1.3 Manfaat
1) Bagi Lahan Praktek
Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan melalui pendekatan asuhan kebidanan.
2) Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan konstribusi terhadap pengimbangan ilmu pengetahuan
kebidanan untuk meningkatkan kesehatan.
3) Bagi Klien
Mendapatkan asuhan kebidanan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanannya merupakan hak pasien.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan makalah ini tentang asuhan kebidanan secara
komprehensif pada ibu hamil dengan pre-eklampsia ringan, dengan respon
seorang ibu hamil Ny. T pada umur kehamilan 20 minggu, desa Sukamulya,
Rt/Rw. 12 / 06 kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu, di wilayah kerja
Puskesmas Kerticala pada tanggal 10 januari 2011.
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 4/26
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di
dalam rahim ibu. (prawiroharjo 2002 ).
Selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya
janin sesuai kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan
( Depkes RI, 2002 ).
Kehamilan adalah masa yang di mulai dari konsepsi atau fertilisasi (
bertemunya antara ovum dan spermatozoa ) sampai dengan awal terjadinya
persalinan aterm sekitar 280 hari – 300 hari dengan perhitungan sebagai
berikut :
Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila
berakhir disebut keguguran.
Kehamilan 29 – 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas.
Kehamilan 37 – 42 minggu disebut aterm.
Kehamilan lebih dari 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau
postdatism ( serotinus ).
Kehamilan dibgi menjadi 3 triwulan, yaitu :
1. Triwulan I : 0 – 12 minggu
2. Triwulan II : 13 – 28 minggu
3. Triwulan III : 29 – 42 minggu.
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 5/26
5
2. Perubahan fisiologis pada trimester II
a. Sendawa dan buang angin
Pada trimester ini sendawa dan buang angina adalah keluhan yang paling
sering selama kehamilan. Hal ini karena usus merengang dan anda akan
merasa kembung.
b. Nyeri ulu hati
Rasa panas atau terbakar didada bagian bawah atau perut bagian atas
tapi tidak ada hubunganya dengan jantung.
Penyebab karena asam lambung naik ke kerongkongan. Hal ini
karena hormon progesteron meningkat yang menyebabkan relaksasi
dari otot saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin
membesar yang mendorong bagian atas perut, sehingga mendorong
asam lambung naik ke kerongkongan.
c. Pelupa
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama
kehamilannya, Ada beberapa teori tentang hal ini karena tubuh ibu terus
bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan
blok pikiran
d. Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu anda akan merasakan nyeri diperut
bagian bawah yang seperti ditusuk atau seperti tertarik disatu atau
dua sisi,
Penyebab perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim
yang semakin membesar.
Nyeri hanya sebentar dan tak menetap.
e. Mendengkur
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 6/26
6
Peningkatan aliran darah selama kehamilan akan menyebabkan sesak
dan pembengkakan membrane mukosa yang menimbulkan mendengkur
saat tidur.
f. Pusing
Penyebab ketegangan emosi, ketegangan pada mata, pembesaran dan
kongesti vascular pada sinus akibat stimulasi hormonal
g. Gusi dan hidung berdarah
Hal ini karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan.
Kadang juga mengalami sumbatan pada hidung hal ini karena
perubahan hormonal.
h. Pubahan kulit
Garis kecoklatan mulai dari pusat ke tulang pubis disebut linea
nigra.
Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan, ini
dapat menjadi petunjuk kurang asam folat.
Strecth mark terjadi karena perengangan kulit yang berlebih
biasanya pada perut dan payudara.
Akibat perengangan kulit ini anda dapat merasa gatal.
i. Perubahan payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan yang disebut colostrums.
Putting dan sekitarnya akan semakin bewarna gelap dan besar dan
bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, itu adalah kelenjar
kulit.
j. Kram pada kaki
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, hampir 40 %
wanita hamil mengalaminya.
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 7/26
7
Hal ini karena peningkatan hormone yang menahan cairan.
k. Pembengkakan sedikit
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, hampir 40%
wanita hamil mengalaminya
Hal ini karena peningkatan hormon yang menahan cairan.
Pada trimester kedua ini akan tampak sedikit pembengkakan pada
wajah, kaki , tangan.
Hal ini sering karena posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
3. Tanda bahaya pada kehamilan
Bahaya pada kehamilan, meliputi :
Perdarahan pervaginam
Sakit kepala hebat
Penglihatan kabur
Bengkak di wajah dan jari – jari tangan
Pengeluaran cairan pervaginam
Gerakan janin tidak terasa
Sakit perut hebat ( Yulaikhah, 2008 )
4. Standar minimal asuhan antenatal care ( 14 T )
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Tekanan darah
Tinggi fundus
Tablet Fe
TT ( Tetanus Toxoid )
Tes Hb
Tes VDRL
Tekan / pijat payudara
Tinggkatkan kebugaran ibu hamil dengan senam
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 8/26
8
Temu wicara
Tes protein urine
Tes reduksi urine
Terapi iodium
Terapi anti malaria
2.2 Pre-Eklampsia
1. Definisi
Pre-eklampsia adalah suatu sindrom khas kehamilan berupa
penurunan perfusi organ akibat vasospasme dan penyakit endotel. (
william, 2009 ) dan merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu
hamil, bersalin, dan selama masa nifas yang terdiri atas trias gejala, yaitu
hipertensi, proteinuria, dan edema. ( Yulaikhah, 2008 ).
Pre-eklampsia merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal
yang tinggi terutama di negara berkembang. Untuk itu pengawasan ibu
hamil sangat penting karena gejala pre-eklampsia umumnya terjadi dalam
triwulan ke-3 tetapi dapat terjadi sebelumnya.
2. Penyebab
Faktor yang mempengaruhi timbulnya pre-eklampsia antara lain :
Primigravida, terutama primigravida muda.
Distensi rahim akibat : hidramnion, hamil ganda, mola hidatidosa.
Penyakit yang menyertai kehamilan : DM, kegemukan.
Pre-eklampsia berkisar antara 3 % - 5 % dari kehamilan yang dirawat.
3. Gejala Klinis
1. Bertambahnya berat badan yang berlebihan
2. Edema pada kaki, jari tangan dan muka
3. Hipertensi
4. Proteinuria
5. Gejala subyektif, meliputi :
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 9/26
9
Sakit kepala terutama daerah frontalis.
Rasa nyeri di daerah epigastrium.
Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur.
Terdapat mual sampai muntah.
Gangguan pernafasan sampai sianosis.
Terjadi gangguan kesadaran ( Yulaikhah, 2008 )
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya pre-eklampsai dan
eklampsia adalah :
Jumlah primigravida, terutama primigravida muda
Distensi rahim yang berlebihan, seperti hidramnion, hamil ganda,
molahidatidosa
Penyakit yang menyertai kehamilan, seperti diabetes mellitus, obesitas (
ke gemukan )
Jumlah umur ibu di atas 35 tahun
Pre-eklampsia berkisar antara 3 % - 5 % dari kehamilan yang di rawat (
Yulaikhah, 2008 ).
5. Patofisiologi
Pada pre-eklampsia, terjadi spasme pembuluh darah di sertai dengan
retensi garam dan air
Pada biopsi ginjal, di temukan spasme hebat arteriol glomerulus.
Pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga
hanya dapat di lalui oleh satu sel darah merah. Dengan demikian, jikasemua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, tekanan darah akan
naik, dalam usaha mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi
jaringan dapat di cukupi.
Kenaikan berat badan dan edema yang di sebabkan penimbunan air
yang berlebihan dalam ruang interstitial, belum di ketahui sebabnya,
mungkin karena retensi air dan garam
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 10/26
10
Proteinuria dapat di sebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi
perubahn pada glomerulus. ( Yulaikhah, 2008 )
6. Perubahan pada organ akibat pre-eklampsia
a) Otak
Spasme pembuluh darah arteriola otak menyebabkan anemia
jaringan otak, perdarahan, dan nekrosis.
Menimbulkan nyeri kepala yang hebat.
b) Plasenta dan rahim
Spasme arteriola mendadak menyebabkan asfiksia berat sampai
kematian janin.
Spasme yang berlngsung lama akan mengganggu pertumbuhan
janin.
Terjadinya peningkatan tonus otot rahim dan kepekaannya terhadap
rangsang sehingga terjadi partus prematurus.
c) Ginjal
Spasme pembuluh darah menyebabkan aliran darah ke ginjal
menurun sehingga filtrasi glomelurus berkurang.
Filtrasi glomelurus dapat turun 50% dari normal sehingga pada
keadaan lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.
Penyerapan air dan garam tubulus tetap, terjadi retensi garam dan
air.
Edema pada tungkai dan tangan, paru-paru, dan orang lain.
d) Paru
Dapat terjadi bronkopneumonia sampai abses.
Menimbulkn sesak nafas sampaai sianosis.
Kematian pada preeklampsia-eklamsia dapat di sebabkan oleh
edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis
e) Mata
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 11/26
11
Terjadi spasme arteriola dan edema retina.
Pada eklampsia, dapat terjadi ablasio retina atau lepasnya retina.
Gejala lain meliputi skotoma, diplopia, dan ambliopia yang di
sebabkan oleh adanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan di korteks serebi di dalam retina.
f) Hati
Perdarahan yang tidak teratur.
Terjadi nekrosis, trombosis pada lobus hati.
Rasa nyeri di epigastrium karena peredaran subkapsular.
g) Jantung
Perubahan degenerasi lemak dan edema.
Perdarahan subendokardial.
Menimbulkan dekompensasi kordis sampai terhentinya fungsi
jantung.
h) Pembuluh darah
Permeabilitasnya terhadap protein makin tinggi sehingga terjadivasasi protein ke jaringan.
Protein ekstravaskuler menarik air dan garam menimbulkan edema.
Hemokonsentrasi darah yang menyebabkan gangguan fungsi
metabolisme tubuh dan trombosis. (manuaba,1998).
7. Keseimbangan cairan dan elektrolit
1) Terjadi perubahan pada metabolisme air, elektrolit, kristaroid, dan
protein serum sehingga terjadi gangguan keseimbangan elektrolit.
2) Gula darah, kadar natrium bikarbonat, dan Ph darah dalam batas
normal.normal.
3) Pada pre-eklampsia berat dan eklampsia, kadar gula darah naik
sementara, asam laktat dan asam organik lainnya naik sehingga
cadangan alkali turun keadaan ini di sebabkan oleh kejang.
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 12/26
12
4) Setelah kompulasi selesai, zat – zat organik di oksidasi dan di lepaskan
natrium, lalu bereaksi dengan karbonik sehingga terbentuk natrium
bikarbonat. Dengan demikian cadangan alkali dapat kembali pulih
normal. ( Yulaikhah, 2008 ).
8. Klasifikasi
1. Pre-eklampsia ringan
Jika kehamilan lebih 37 minggudan tidak ada tanda - tanda perbaikan,
lakukan penilain 2 kali seminggu secara rawat jalan;
Pantau tekanan darah, proteinuria, reflek dan kondisi janin.
lebih banyak istirahat.
Diet biasa.
Tidak perlu di beri obat-obatan.
Jika rawat jalan tidak mungkin rawat d RS:
Diet biasa
Pantau tekanan darah 2 kali sehari, proteinuria 1 kali sehari.
Tidak perlu obat - obatan.
Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat udema paru,
dekompensasikordis atau gagal ginjal akut.
Jika tekanan diastolik naik normal- pasien dapat di pulangkan ;
1. Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda – tanda pre-
eklamsia berat.
2. Kontrol 2 kali seminggu.
3. Jika tekanan diastolik naik lagi; rawat kembali
4. Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan; tetap rawat.
5. Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terlambat,
pertimbangan terminasi kehamilan.
6. Jika protein uria meningkat, tangani sebagai pre eklamsia berat.
Jika kehamilan 37 minggu, pertimbangkan terminasi :
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 13/26
13
Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 51%
dalam 500 ml dekstrose IV 10 tetes. Menit atau dengan
prostaglandin .
Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol
atau kateter foley, atau terminasi dengan seksiob sesarea.
2. Pre-eklampsia berat
Pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di
tandai dengan timbulnya tekanan darah tinggi 160 /110 mmHg atau
lebih di sertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan 20 minggu
atau lebih.
Bila salah satu di antara gejala atau tanda diketemukan pada ibu
hamil sudah dapat di golongkan pre-eklampsia berat :
1. Tekanan darah tinggi 160/110 mmHg
2. Oligoria, urine kurang dari 400 cc/24 jam.
3. Proteinuria lebih dari 3 gram/liter
4. Keluhan subyektif.
5. Pemeriksaan :
Kadar enzim hati meningkat di sertai ikterus.
Perdarahan pada retina.
Trombosit kurang dari 100.000/mm.
9. Intervensi Pre-Eklampsi
a. Pencegahan
1) Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan
tanda – tanda dini pre-eklampsia dan harus dilakukan penangan
semestinya. Untuk mencegah terjadinya pre-eklampsia dapat
dilakukan dengan :
2) Diet makan (empat sehat lima sempurna)
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 14/26
14
Makanan tinggi protein : beri protein tambahan satu butir telur setiap
hari, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak, kurangi
garam apabila berat badan bertambah atau uedema.
3) Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam bekerja
seperlunya dan di sesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak
duduk atau berbaring ke arah punggung janin sehingga aliran darah
menuju plasenta tidak mengalami gangguan.
4) Pengawasan antenatal
Bila terjadi perubahan persaan dan gerak janin dalam rahim segera
datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian
antara lain :
Uji kemungkinan pre-eklampsia
Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
Pemeriksaan TFU
Pemeriksaan kenaikkan BB atau uedema
Pemeriksaan protein dalam urine
Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi
hati, gambaran darah dan pemeriksaan retina mata.
Penilain kondisi janin dalam rahim
Pemantauan TFU
Pemeriksaan janin : gerakan janin dalam rahim, denyut
jantung janin, pemantauan air ketuban.
Anjurkan untuk pemeriksaan ultrasonografi
Dalam keadaan yang meragukan, maka merujuk penderita
merupakan sikap yang terpilih dan terpuji.
b. Penanganan
Penanganan pre-eklamsi bertujuan untuk menghindari kelanjutan
menjadi eklamsi dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 15/26
15
dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma
minimal.
Tanda dan gejala pre-eklampsia berat :
a) Tekanan darah sistolik > 160 mmHg
b) Tekanan darah diastolik > 110 mmHg
c) Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus ( kuning )
d) Trombosit < 100.000 / mm3
e) Oliguria ( jumlah air seni < 400 ml / 24 jam )
f) Proteinuria ( protein dalam air seni > 3 g / L )
g) Nyeri ulu hati
h) Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat
i) Perdarahan di retina ( bagian mata )
j) Edema ( penimbunan cairan ) pada paru
k) Koma.
Di tinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala – gejala pre-
eklampsia berat selama perawatan, maka perawatan di bagi menjadi :
1. Perawatan aktif
Adalah kehamilan segera di akhiri dan di tambah pemberian
obat – obatan. Perawatan aktif dilakukan apabila usia kehamilan 37
minggu atau lebih, adanya ancaman terjadinya impending
eklampsia, kegagalan terapi dengan obat – obatan, adanya tanda
kegagalan pertumbuhan janin di dalam rahim, adanya “ HELLP
syndrome ” ( haemolysis, Elevated Liver enzymes, and Low
Platelet)
2. Perawatan konservatif
Adalah kehamilan tetap di pertahankan di tambah pemberian obat
– obatan. Perawatan konservatif dilakukan apabila kehamilan
kurang dari 37 minggu tanpa di sertai tanda – tanda impending
eklampsia serta keadaan janin baik. Perawatan konservatif pada
pasien pre-eklampsia berat yaitu :
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 16/26
16
Segera masuk rumah sakit
Tirah baring
Infus
Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
Pemberian obat anti kejang : magnesium, sulfat
Anti hipertensi, diuretikum, di berikan sesuai dengan gejala
yang di alami
Penderita di pulangkan apabila penderita kembali ke gejala –
gejala / tanda – tanda pre-eklampsia ringan ( di perkirakan lama
perawatan 1 – 2 minggu )
Penanganan kejang :
o Beri obat antikonvulsan
o Perlengkapan untuk penanganan ( jalan nafas, sedotan,
masker oksigen, oksigen )
o Lindungi pasien dari kemungkinan trauma.
o Aspirasi mulut dan tenggorokan
o Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk
mengurangi resiko aspirasi.
o Beri oksigen 4 - 6 liter / menit
Penanganan umum :
Jika tekanan diastolic > 110 mmHg, antihipertensi sampai
tekanan diastolic di antara 90 – 100 mmHg
Pasang infus ringer laktat dengan jarum besar ( uk. 16 atau
lebih )
Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai overload
Kateterisasi urine untuk pengeluaran volume dan proteinuria
Jika jumlah urine < 30 ml / jam
Jangan tinggalkan pasien sendiri, kejang di sertai aspirasi
dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin
Observasi tanda – tanda vital, refleks dan denyut jantung
janin setiap jam
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 17/26
17
Auskultasi paru untuk mencari tanda – tanda uedema paru,
kreptasi merupakn tanda uedema paru. Jika ada uedema paru,hentikan pemberian cairan dan berikan diuretic misalnya
furosemide 40 mg per IV.
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 18/26
18
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. T G1 P0 A0 Trimester II
Tanggal pengkajian : 10 Januari 2011
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Kerticala
Pengkaji : Tim
A. Data subjektif
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. M
Umur : 20 tahun Umur : 25 tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Tani
Penghasilan : - Penghasilan : Rp. 800.000/ bulan
Agama : Islam Agam : Islam
Suku / Bangsa : Jawa Suku / Bangsa : Jawa
Alamat : Desa Sukamulya Alamat : Desa Sukamulya
Rt / Rw. 12 / 06 Rt / Rw. 12 / 06
2. Keluhan Utama
Ibu datang ke puskesmas dengan keluhan pusing
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 03 – 09 – 2010
TP : 10 – 06 – 2011
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 19/26
19
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama dengan usia kehamilan 5
bulan dan mengeluh pusing, ibu sudah pernah memeriksakan kehamilannya
sebanyak 3 kali di puskesmas. Obat – obatan yang pernah di dapat yaitu
tablet penambah darah, kalk, dan vitamin. Ibu sudah pernah mendapat
imunisasi TT 1x yaitu TT 1 pada usia kehamilan 4 bulan tanggal 10 – 10 –
2010 dan ibu belum mengetahui tanda – tanda bahaya kehamilan dan tanda
– tanda persalinan.
4. Riwayat Kesehatan Ibu Dan Keluarga
Ibu dan keluarga tidak mempunyai penyakit berat seperti jantung, ginjal.
Tidak mempunyai penyakit menular seperti HIV /AIDS, Hepatitis B, dan
Malaria. Tidak mempunyai penyakit keturunan seperti Diabetes Mellitus,
Astsma, tetapi keturunan dari pihak bapak dan mempunyai keturunan
Gemilli atau Kembar dari pihak suami.
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Lama nikah 5 tahun. Mendapat respon dan dukungan yang baik dari suami
dan keluarga, rencana persalinan di klinik bidan dan di tolong oleh bidan.
Pengambil keputusan adalah suami, ibu pernah menggunakan kontrasepsi
suntik selama 4 tahun. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk
pauk, minum ± 8 gelas / hari dan 1 gelas susu. Buang besar 1 kali sehari dan
buang air kecil ± 5 kali sehari. Ibu tidak merokok, minum – minuman keras
dan tidak mengkonsumsi obat – obatan terlarng.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 140 / 90 mmHg
Nadi : 80x / menit
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 20/26
20
Respirasi : 20x / manit
Suhu : 36,50
c
2. Status Gizi
BB sebelum hamil : 53 kg
BB sekarang : 55 kg
Tinggi badan : 150 cm
Lila : 24 cm
3. Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak ada
cloasma gravidarum
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Simetris, tidak ada sekret dan polip
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak kering, lidah bersih,
gigi tidak ada karies dan tidak terdapat
stomatitis.
Telinga : Bersih, tidak ada serumen, fungsi
perdengaran baik, tidak ada nyeri tragus
pada telinga kanan dan kiri
Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe,
tyroid, dan vena jugularis.
Dada : Tidak terdapat tarikan dinding dada
Paru-paru : Tidak ada bunyi ron menchi dan wheezing
Jantung : Bunyi jantung reguler
Payudara : Simetris, bersih, areola hitam, papila kanan
dan kiri Menonjol,tidak ada nyeri tekan dan
tidak ada benjolan.
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 21/26
21
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea
nigra dan striae gravidarum, pembesaranperut sesuai dengan umur kehamilan.
Leopold I : TFU 18cm,
Leopold II : Sebelah kiri perut ibu teraba keras, datar,
ada tahanan ( punggung ) DJJ 143x / menit,
Leopold III : -
Leopold IV : -
Ekstremitas :
Atas : Kuku tidak pucat, tidak ada edema.
Bawah : Kuku tidak pucat, tidak ada edema, tidak ada
varises, reflek patela kanan dan kiri ( + ) / (
+ ).
Genetalia dan anus : Tidak di periksa karena ibu menolak.
CVAT : ( - ) / ( - )
4. Data Penunjang
Hb : 11gr%
Protein urine : ( + )
Glukosa urine : ( - )
Ph : 7.0
Golongan darah : B
C. Analisa
G1P0A0 umur kehamilan 20 minggu dengan pre-eklampsia ringan, janin
hidup tunggal intra uterine. Keadaan ibu dan janin baik.
D. Penatalaksanaan
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup Ibu mau melakukannya
Membina hubungan baik dengan keluarga.
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 22/26
22
Melakukan infom consent ibu menyutujuinya.
Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa letak janin ada
keraguan dan terdapat 2 DJJ di dua tempat ibu mengetahuinya.
Menganjurkan ibu untuk konsultasi ke dr. Puskesmas dan dr. SpOG ibu
akan melakukannya.
Menganjurkan ibu untuk :
Diet rendah protein seperti telur, ikan, tahu,tempe.
Mengkonsumsi banyak syuran dan buah – buahan.
Rendah karbohidrat seperti nasi, pengganti kentang dan ubi. → mau
melakukannya.
Pemberian tablet Fe dan menyarankan ibu untuk meminumnya secara
teratur dan di minum 1 kali sehari sebelum tidur → ibu mau
meminumnya.
Memberi tahukan tanda - tanda bahaya pre-eklamsi berat seperti :
Sakit kepala terutama daerah frontalis.
Rasa nyeri di daerah epigastrium.
Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur.
Terdapat mual sampai muntah.
Gangguan pernafasan sampai sianosis.
Terjadi gangguan kesadaran. → ibu mengerti.
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang satu minggu kemudian → ibu
bersedia, kunjungan ulang tanggal 12 februari 2011.
Mendokumentsikan hasil asuhan.
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 23/26
23
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil, penulis
memaparkan tentang pemeriksaan kehamilan yang di lakukan secara rutin kepada
Ny. T adalah 9 T yaitu timbang, berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi
fundus uteri, Te laboratorium, tatalaksana kasus, tabung persalinan, pemberian
tetanus toxsoid, pemberian tablet zat besi, dan temu wicaraa. Sedangkan menurut
dinas kesehatan sekarang pelayanaan atau standar asuhan kehamilan adalah
minimal 14 T yaitu dengan disertai tes terhadap penyakit menular seksual.
Sedangkn asuhan yang di berikan pada Ny. T yaitu 9 T timbang, berat badan, ukur
tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, tes laboratorium, tatalaksana kasus,
tabungan persalinan, pemberian tetanus toxoid, pemberian tablet zat besi, dan
temu wicara, sedangkan tes penyakit menular seksual tidak dilakukan karena tidak
tersedianya alat saran dan fasilitas.
Berdasarkan kebijakan pemerintah ANC minimal dilakukan 4 kali selama
kehamilan (Rustam muchtar, 1988). Sedangkan N y. A Telah melaksanakaan
antenatal sebanyak 5 kali selama kehailan.
Menurut teori yang ada di buku seri asuhan kebidanan kehamilan (
Yulaikhah,2008) tentang penanganan pre-eklampsia berat yaitu:
1. Istirahat di tempat tidur
2. Beri diet rendah garam
3. Beri obat penenang ( valium, fenobarbital )
4. Hindari pemberian diuretik dan anti hipertensi
5. Pantau keadaan janin
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 24/26
24
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian dari mulai pengumpulan data sampai
dengan evaluasi dan asuhan kebidanan pada Ny. T dengan usia kehamilan 28
minggu di wilayah kerja Puskesmas Kerticala bahwa Ny. T telah
melaksaanakan asuhan antenatal sebanyak 3 kali kunjungan dan telah dan
telah mendapatkan standar asuhan kehamilan 9 T. Berdasarkan pemeriksaan
laboratorium di dapatkan protein urine (+) dan reduksi (-), dan dalam
pemeriksaan tanda - tanda vital tekanan darah 140 / 90 mmHg. Ny. T
mempunyai penyakit keturunan hipertensi dari pihak ibu, penanganan pada
pre-eklampsia ringan yang di berikan sementara ini adalah istirahat di tempat
tidur dan diet rendah garam.
Dalam rangka menurunkan angka kematian maternal dan perinatal akibat
preeklampsia-eklampsia deteksi dini dan pe-nanganan yang adekuat terhadap
kasus preeklampsia ringan harus senantiasa diupayakan. Hal tersebut hanya
dapat dilakukan dengan mempertajam kemampuan diagnosa para
penyelenggara pelayanan bumil dari tingkat terendah sampai teratas, dan
melakukan pemeriksaan bumil secara teratur.
Mengingat komplikasi terhadap ibu dan bayi pada kasus-kasus PEB-E,
maka sudah selayaknyalah semua kasus-kasus tersebut dirujuk ke pusat
pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas penanganan kegawatdaruratan ibu
dan neonatal.
Demikian makalah mengenai Penanganan Preeklampsia Berat dan
Eklampsia kami rangkum sebagai penyegaran bagi rekan-rekan di daerah.
Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
2. Saran
1) Bagi Institusi Pendidikan
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 25/26
25
Di harapakan agar lebih mempersiapkan managemen praktek lapangan
semaksimal mungkin sehingga praktek dapat berjalan dengan baik.
2) Lahan Praktek
Sebagai masukan untuk dapat memberikan asuhan kebidanan yang lebih
berkualitas pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan asuhan pada bayi baru lahir
sehingga meningkatkan kesehatan pada ibu dan anak.
3) Bagi Klien
Di harapkan apabila klien suatu saat hamil kembali selalu mengamati
perkembangan kehamilan, proses kelahiran, nifas dan bayinya dengan
melakukan pemeriksaan rutin ke puskesmas, posyandu dan terdekat.
5/12/2018 bab-i-baru-editan (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-baru-editan-1 26/26
26
DAFTAR PUSTAKA
Yulaikhah, Lily.2008. Seri asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta:EGC
Williams. 2009. Obstetri. Jakarta: EGC
http://sobat baru.blogspot.com/2008/11/penertian kehamilan.html
Prawiroharjo, Sarwono.2008. ilmu kebidanan.jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Reeder, Mastroianni, Martin, Fitzpatrik. Maternity Nursing. 13rd ed. Philadelphia:
JB Lippincott Co, 1976; 23: 463-72.
Manuaba Gde IB. Penuntun diskusi obstetri dan ginekologi untuk mahasiswa
kedokteran. Jakarta, EGC, 1995; 25-30.
Wiknjosastro H, dkk. Ilmu Kebidanan. Ed. ketiga. Cetakan keempat. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 1997; 24: 281-301.
Ansar DM, Simanjuntak P, Handaya, Sjahid Sofjan. Panduan pengelolaan
hipertensi dalam kehamilan di Indonesia. Satgas gestosis POGI, Ujung Pandang,
1985; C: 12-20.
Wibisono B. Kematian perinatal pada preeklampsia-eklampsia. Fak. Ked. Undip
Semarang, 1997; 6-12.
Pritchard JA, MacDonald PC, Gant NF. William Obstetrics. Penerjemah: Hariadi
R, dkk. Surabaya: Airlangga University Press, 1997; 27: 609-46.
Briggs G Gerald B Pharm, Freeman K. Roger, Yaffe JS. Drugs in pregnancy and
lactation. 4th Ed. Maryland: William & Wilkins, 1994; 66a.