Malimbu Green Area
BAB II
ANALISA KAWASAN RENCANA
2.1 Pelandaian( grading )
Merupakan suatu bagian fungsional dan estetik yang penting dari pengintegrasian
tapak, ruang, dan struktur.
Grading dibagi menjadi dua:
1) Grading minor : proses pembentuk kontur dengan mengambil bagian atas
lahan (topsoil) agar dapat mengalirkan air
2) Grading major : metode untuk menyesuaikan kontur ketika titik ketinggian
final hanya bisa didapat dengan menghilangkan bagian subsoil (bagian bawah
topsoil).
Tujuan di lakukan grading pada daerah tapak adalah sebagai berikut :
1) Mengembangkan tapak bangunan yang menarik sesuai dan ekonomis.
2) Memberikan pencapaian yang aman, nyaman, dan fungsional ke seluruh
tapak, untuk penggunaan dan pemeliharaan.
3) Membagi limpasan permukaan dari tapak tanpa mengakibatkan erosi dan
sedimentasi atau mengumpulkannya untuk keperluan ciri air, cekungan
Lumpur, atau irigasi.
4) Membagi aliran air permukaan maupun air bawah permukaan menjauhi
bangunan dan perkerasan trotoar untuk menghindari kejenuhan lapisan dasar,
yang dapat merusak struktur bangunan atau melemahkan perkerasan.
5) Mempertahankan sifat alamiah dari tapak dan untuk menentukan peil yang
sesuai dalam mempertahankan pepohonan yang ada.
6) Menghindari timbulnya penampang bergelombang untuk jalan, trotoar, dan
perkerasan lainnya..
7) Mendapatkan perimbangan kupasan dan urugan yang optimum pada tapak
8) Menghindari daerah urugan yang akan berakibat penambahan kedalaman
atau ketidakstabilan pondasi bangunan atau lapisan dasar suatu perkerasan.
II-1
Malimbu Green Area
9) Menghindari pembuatan bantaran tanah yang memerlukan biaya
pengendalian erosi yang tinggi. Kecuali di tempat-tempat yang benarbenar
diperlukan, sebagai pengganti dinding penahan yang mahal
10) Menetapkan pelandaian akhir setinggi mungkin pada tempat-tempat
ditemukannya batuan didekat permukaan tanah sehingga mengurangi biaya
galian utilitas dan galian lainnya serta menyempurnakan kondisi tumbuh bagi
vegetasi.
11) Menghindari limpasan air ke jalan.
Adapun Fungsi grading sebagai berikut yang di lakukan pada Malimbu :
1) Drainase
Untuk menghindari masalah-masalah yang bersangkutan dengan iklim,
terutama menghindari bahaya banjir.
2) Menyediakan Jalan Penghubung,
Jalan pencapaian yang memadai bagi pejalan kaki dan kendaraan adalah suatu
persyaratan fungsional utama. Kemudahan pada pencapian langsung
mempengaruhi banyaknya penggunaan yang akan di terima tapak, sementara
pencapaian yang membingungkan akan memperkecil penggunaan.
3) Membuat Lebih Banyak Bagian Tapak Dapat Dipergunakan, pembentukkan
muka tanah untuk membuat lebih banyak lahan yang dapat dipakai dengan
cara mengurangi kecuraman. Pembentukkan muka tanah (pengubahan lahan
yang curam menjadi lebih landai) sehingga dapat memberi ruang yang
diperlukan untuk struktur, ruangterbuka, lapangan parkir atau lapangan
rekreasi.
4) Mengurangi Kebutuhan - Kebutuhan Pemeliharaan, Pembentukkan muka
tanah dapat mengurangi banyaknya pemeliharaan terhadap tapak (dalam hal
drainase, maintenance, penggenangan, maupun pencegahan bahaya erosi).
5) Untuk Melestarikan Keistimewaan – Keistimewaan Tapak Melestarikan
keistimewaan tapak dan elemen-elemennya yaitu sungai, kolam, jalan,
vegetasi, dll.
II-2
Malimbu Green Area
6) Meningkatkan Kualitas Estetik Tapak Pembentukkan muka tanah yang halus
dari sebuah tapak menunjang banyak terhadap kualitas tapak terutama dalam
keseimbangan proporsi diantara ruang – ruang terbuka dan sekitarnya.
Sebelum melakukan grading pada daerah tapak,ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan dalam pelaksanaan grading pada lahan yang di rencanakan :
1) Kondisi tanah
Kondisi karakteristik struktur tanah akan mempengaruhi grading yang
dibentuk.
Karakteristik tanah dibagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu
a) Karakteristik tanah pertanian
b) Karakteristik tanah dalam arti geologi (memiliki jenis, struktur, dan
klasifikasi yang berbeda satu dengan yang lainnya)
c) Karakteristik tanah dalam arti rekayasa (memiliki kekuatan dan daya
dukung tertentu terhadap bangunan keras di atasnya atas pembangunan
secara fisik lainnya)
Pengaruh kondisi tanah terhadap grading adalah upaya agar muka tanah yang
dibentuk dapat terhindar dari bahaya longsor dan sekaligus menjaga
keamanan muka tanah.
2) Peta dasar
Merupakan peta topografi dengan skala dan ukuran yang jelas dan akurat
(biasanya menggunakan skala 1:1000 atau 1:500)
3) Gambaran bentuk tapak
Penggambaran bentuk kontur dalam tapak merupakan garis-garis putus yang
tersusun dengan notasi ukuran yang menunjukkan ketinggian muka tanah. Ini
menunjukkan bentuk dari muka tanah bila kita memproyeksikan garis
tersebut ke dalam gambar potongan. Arsitek lansekap perlu menghayati
bentukan dari garis-garis kontur tersebut agar mempunyai gambaran terhadap
bentuk muka tanah.
4) Penafsiran pada kontur
II-3
Malimbu Green Area
Planner lanskap yang tidak dapat menghayati bentuk kontur tentunya akan
sulit untuk mengetahui bentukan muka tanah yang diinginkan.
Ditinjau dari beberapa hal-hal yang di perhatikan di atas dan tujuan grading,untuk
perencanaan di wilayah Malimbu di lakukan di beberapa titik sesuai kontur dan kondisi
lahan yakni sebagai berikut :
1) Dilakukan pada taman yang di rencanakan sebagai ruang terbuka, karena
kondisi eksistingnya tidak rata
2) Pelandaian pada lahan parkir, agar pengguna kendaraan dapat menyimpan
kendaraan dengan nyaman.
3) Pelandaian pada jalan yang ada pada pesisir pantai, karena pada jalan tersebut
akan di rencanakan dengan menggunakan paving blok
4) Pelandaian pada perencanaan tempat barugak, agar penataan barugak lebih
kelihatan rata antara satu dengan yang lainnya.
Titik lokasi Grading
Gambar Desain Grading
II-4
Malimbu Green Area
2.2 Potongan dan Urukan (Cut and Fill)
Merupakan penambahan dan pemotongan muka tanah, pemotongan ini biasanya
dilakukan di sekitar bangunan, pada permukaan miring, untuk jalan,untuk drainase.
Pemotongan dan penambahan muka tanah yang di lakukan pada Malimbu yakni pada
kawasan yang di jadikan sebaga tempat Game paintball. Tujuan di lakukannya cut and fill
untuk mencari keseimbangan antara banyaknya galian / kupasan yang direncanakan
sehingga bias di peruntukan bangunana pada arena game tersebut.
Untuk cut and fill pada wilayah zona II, di lakukan antara beberapa titik yaitu :
1) Melakukan pemotongan dan penambahan pada arena Game Paintball secara
keseluruhan
2) Melakukan penambahan dan pemotongan arena pedagang lokal ( PKL )
3) Melakukan penambahan dan pemotongan pada areal parkir yang berada pada
kemiringan lereng yang berada dekat dengan pedagang lokal
Gambar cut and fill
II-5
JalanPotong (cut)Penghijauan kembali
Arena Paintball
Malimbu Green Area
2.3 Penanggulangan Erosi
Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah
tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, gletser atau gravitasi. Di
Indonesia erosi yang terpenting disebabkan oleh air. Mengingat pentingnya tanah bagi
kehidupan, diperlukan upaya-upaya yang menjadi metode dalam rangka pelestariannya.
Metode pengawetan tanah pada umumnya dilakukan untuk:
1) melindungi tanah dari curahan langsung air hujan;
2) meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.
3) mengurangi run off (aliran air di permukaan tanah).
4) meningkatkan stabilitas agragat tanah.
Ada 2 metode pengawetan tanah suntuk penanggulangan erosi pada malimbu zona
dua, yaitu metode vegetatif, metode teknik.
a. Metode vegetative
Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara
menanam vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini
sangat efektif dalam pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan
tanah melalui metode vegetatif antara lain sebagai berikut:
II-6
Malimbu Green Area
Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan
jenis tanaman tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant.
Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah,
dan menyerap debu atau kotoran di udara lapisan bawah.Untuk di
daerah malimbu zona dua melakukan penghijaun pada daerah-daerah
yang sudah di grading atau cut and fil
Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis
tanaman keras seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk
menahan erosi dan diambil kayunya.Penggunaan kayu pada daerah
lereng zona Malibu tiga bisa di gunakan penanaman pohon yang keras
serta memilki estetika.
Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu
menanami lahan searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk
menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air ke
dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan dengan
kemiringan 3 – 8% yakni berada dekat jalan raya guna untuk
menanggulangi air yang turun.
Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam
lahan dengan tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya
untuk menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan,
memperlambat erosi, dan memperkaya bahan organik tanah.
Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu
melakukan penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris
(larikan). Penanaman berbaris tegak lurus terhadap arah aliran air atau
arah angin. Pada daerah yang hampir datar, jarak tanaman diperbesar.
Sedangkan pada daerah yang kemiringannya lebih dari 8% maka jarak
tanamannya dirapatkan. Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi
dan mempertahankan kesuburan.
Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara
bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan
II-7
Malimbu Green Area
dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tetap
terpelihara.
b. Metode mekanik atau teknik
Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-
teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run
off), menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak
merusak. Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik, antara
lain sebagai berikut:
Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu
pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat
aliran air dan memperbesar resapan air.
Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam
pembuatan tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan
dapat tertampung dan meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat
ditanami palawija.
Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tangga
-tangga) pada lahan miring dengan lereng yang panjang.
Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar
resapan air dan mengurangi erosi.
Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat
untuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek,
sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke
sungai. Metode pengawetan tanah akan sangat efektif apabila metode
mekanik dikombinasikan dengan metode vegetatif, misalnya
terrassering dan buffering.
II-8