12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam paradigma pembangunan ekonomi, pembangunan ekonomi dikatakan
berhasil jika tingkat kesejahteraan masyarakat semkin baik.kesenjangan dan
ketimpangan dalam kehidupan masyarakat di akibatkan oleh keberhasilan
pembangunan ekonomi yang tanpa disertai peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Menurut Badrudin (2012) Kesejahteraan masyarakat yaitu suatu
kondisi yang menunjukkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang
dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat yaitu suatu keadaan terpenuhinya
kebutuhan dasar yang terlihat dari rumah yang layak, tercukupinya kebutuhan
akan sandang (pakaian) dan pangan (makanan),pendidikan,dan kesehatan,
atau keadaan dimana seseorang mampu memaksimalkan utilitasnya pada
tingkat batas anggaran tertentu dan kondisi dimana tercukupinya kebutuhan
jasmai dan rohani (Todaro dan Stephen C.smith).
Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, kesejahteraan sosial
yaitu kondisi yang menunjukkan terpenuhinya kebutuhan material,spiritual
dan sosial warga negara agar dapat hidup layak serta mampu
menggembangkan diri.
Untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu masyarakat atau
kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat
13
dijadikan ukuran , yaitu tingkat pendapatan keluarga,komposisi pengeluaran
rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran untuk konsumsi pangan
dan non-pangan ,tingkat pendidikan keluarganya, dan tingkat kesehatan
keluarga (BPS Indonesia 2014).
2.1.1 Pengeretian Kesejahteraan
Dalam istilah umum, sejahtera yaitu suatu keadaan yang menunjuk ke
kondisi yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan
makmur, dalam keadaan sehat dan damai.Sedangkan di dalam kamus
bahasa indonesia sejahtera di artikan dengan aman sentosa,makmur,dan
selamat atau terlepas dari segala gangguan. Menudrut Undang-undang
Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembagunan Keluarga Sejahtera di sebutkan bahwa , keluarga sejahtera
adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah ,mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual maupun rmateriil yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,memiliki hubungan yang baik, sepemikiran
,selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan. Untuk mendefinisikan kesejahteraan rumusan multidimensi
harus digunakan, dan dimensi-dimensi tersebut meliputi standar hidup
material (pendapatan, konsumsi, kekayaan), kesehatan, pendidikan
(Stighlitz,2011).
2.1.2 Kriteria Masyarakat Sejahtera menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan
masyarakat yaitu,pendapatan, konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan
14
tempat tinggal serta fasilitas yang dimiliki ,kesehatan anggota keluarga
dan,tingkat pendidikan anggota keluarga (BPS,2014)
a. Indikator pendapatan per Tahun
1) Tinggi (> Rp 10.000.000)
2) Sedang ( Rp 5.000.000)
3) Rendah ( Rp < 5.000.000)
b. Indikator pengeluaran per Tahun
1) Tinggi (> Rp 5.000.000)
2) Sedang (Rp 1.000.000- Rp5.000.000)
3) Rendah (< Rp 1.000.000)
c. Indikator untuk tempat tinggal dinilai dengan lima kriteria yaitu jenis
atap,jenis dinding,status kepemilikan,lantai dan luas lantai, dari lima
golonga itu kemudia di pilah menjadi 3 golongan
1) Permanen
Didalam BPS (2012) disebutkan bahwa,kriteria rumah permanen
dapat dilihat dari kualitas atap,dinding dan lantai. Baguna rumah
yang permanen adalah rumah yang dindingnya terbuat dari tembok
atau kayu dengan kualitas tinggi, lantai yang terbuat dari
ubin,kramik,kayu dengan kualitas yang tinggi, dan atapnya terbuat
dari seng,genteng,sirap ataupun esbes.
2) Semi permanen
Didalam BPS (2012) disebutkan bahwa, kriteria rumah semi
permanen dapat dilihat dengan dinding rumah yang terbuat dari
15
tembok,bata tanpa di plester/dilapisi dengan semen,dan kayu denga
kualitas rendah, sedangkan lantainya terbuat dari
ubin,semen,ataupun kayu denga kualitas yang rendah, serta atap
rumah yang terbuat dari seng,genteng,sirap maupun esbes.
3) Non permanen
Didalam BPS (2012) disebutka bahwa , rumah tidak permanen
adalah rumah yang dindingnya terbuat dari bambu,papan,daun, dan
lantainya dari tanah, sedangkan atapnya terbuat dari daun-daunan
ataupun campuran genteng,seng bekas, dan sejenisnya.
d. Indikator yang digunakan untuk mengukur fasilitas tempat tinggal
sendiri dapat dinilai dengan 12 item yang terdiri dari pekarangan, alat
elektronik,pendingin,penerangan,kendaraan yang dimiliki,bahan bakar
yang digunakan untuk memasak, sumber air bersih,fasilitas air
minum,cara mendapatkan air minum,sumber air yang diminum, fasilitas
MCK, dan jarak MCK dari tempat tinggal (rumah), dan dari 12 hal
tersebut kemudian akan di golongka menjadi 3 golongan yaitu,
1) Lengkap
2) Cukup
3) Kurang
e. Indikator yang digunakan untuk mengukur kesehatan anggota keluarga
1) Bagus (<25% sering sakit)
2) Cukup (25% - 50% sering sakit)
3) Kurang (>50% sering sakit)
16
f. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemudahan mendapatkan
layanan kesehatan yaitu jarak rumah sakit terdekat, jarak toko
obat,penanganan obat-obatan,harga obat-obatan, dan alat kontrasepsi.
Kemudian hal-hal yang telah disebutkan dipilah menjadi 3 golongan
yaitu,
1) Mudah
2) Cukup
3) Sedang
g. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemudahan dalam
memasukkan anak ke jenjang pendidikan yaitu biaya sekolah,jarak ke
sekolah,dan proses penerimaan. Dan kemudian hal-hal yang telah
disebutkan akan digolongkan menjadi 3 item yaitu,
1) Mudah
2) Cukup
3) Sulit
h. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemudahan dalam
mendapatkan transportasi yaitu, ongkos kendaraan, fasilitas kendaraan,
dan status kepemilikan kendaraan, yamg kemudia akan digolongkan
menjadi 3 yaitu,
1) Mudah
2) Cukup
3) Sulit
17
2.1.3 Lima Pengelompokan Keluarga Sejahtera Menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menetapkan kriteria yang digunakan untuk mengukur Kesejahteraan
Keluarga untuk mengukur kemiskinan,menurut BKKBN Keluarga sejahtera
dikelompokkan menjadi lima tahapan yaitu :
a. Keluarga pra sejahtera
Keluarga pra sejahtera merupakan keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu kebutuhan dasarnya sebagai keluarga sejahtera I,
seperti kebutuhan akan pengajaran agama,konsumsi pangan dan non
pangan serta kesehatan.
b. Keluarga sejahtera tahap I
Dapat dikatakan sebagai keluarga sejahtera tahap pertama apabila
keluarga mampu memenuhi kebutuhan yang sangat mendasar, akan
tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi,
indikatotnya yaitu :
1. Anggota keluarga melaksanakan ibadah berdasarkan agama yang di
anutnya.
2. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk
dipakai di rumah,bekerja,sekolah maupun bepergian.
3. Seluruh anggota keluarga dapat makan 2 kali sehari atau lebih.
4. Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah
18
5. Bila anak atau anggota keluarga sakit dapat dibawa ke sarana atau
petugas kesehatan.
c. Keluarga Sejahtera Tahap III
Dapat dikatakan Keluarga Sejahtera Tahap III apabila keluarga-
keluarga yang disamping dapat memenuhi kriteria dari Keluarga Tahap
I harus juga memenuhi syarat sosial psikologis 6 sampai 14 yang
terdiri dari :
6. Anggota keluarga dapat beribadah secara teratur
7. Minimal sekali dalam satu minggu seluruh anggota keluarga
keluarga dapat memakan daging,ikan,telur sebagai lauk pauknya.
8. Seluruh anggota keluarga dapat membeli paling kurang satu stel
pakaian baru dalam setahun.
9. Luas lantai tempat tinggalnya paling kuran apabila dibagi
dengan jumlah penghuni rumah.
10. Anggota keluarga dalam keadaan sehat dalam waktu tiga bulan
terakhir
11. Paling sedikit satu orang dari anggota keluarga yang berumur 15
tahun ke atas sudah mempunyai penghasilan tetap.
12. Semua anggota keluarga yang ber usia 10-60 tahun dapat membaca
13. Anak yang berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini
14. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih dalam usia subur
harus memakai alat kontrasepsi.
d. Keluarga Sejahtera tahap III
19
Dapat dikatakan keluarga sejahtera tahap III apabila keluarga itu
mampu memenuhi syarat 1 sampai 14 dan bisa juga memenuhi syarat
ke 15 samapai 21 , yaitu syarat pengembangan keluarga.
15. Memiliki upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama
16. Dapat menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk tabungan
17. Biasanya makan bersama paling kurang sekali dalam sehari, dan itu
digunakan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga
18. Mengadakan rekreasi bersama paling kurang 1 kali dalam 6 bulan.
19. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat disekitar
20. Dapat memperoleh berita dari sutar kabar,tv,ataupun majalah.
21. Dapat menggunakan sarana transportasi yag sesuai dengan keadaan
daerah tempat tinggal.
e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Dapat dikatakan kelurga sejahtera tahap III Plus apabila keluarga
mampu memenuhi kriteria 1 sampai 21 dan setelah itu mampu
memenuhi kriteria 22 serta 23 yaitu,
22. Pada waktu tertentu dengan sukarela mampu memberikan
sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materi.
23. Angggota keluarga aktif sebagai penguruh
organisasi,yayasan,ataupun instansi masyarakat.
2.1.4 Kriteria Masyarakat Miskin (tidak sejahtera ) Menurut Standar BPS
Adapun kriteria yang digunakan untuk mengukur dan menentukan
suatu keluarga dapat dikatakan miskin (tidak sejahtera) yaitu,
20
a. Luas latai tempat tinggal delapan meter persegi per orang
b. Jenis lantai terbuat dari tanah,bambu maupun kayu murahan
c. Dinding tempat tinggal terbuat dari bambu,rumbia,kayu dengan kualitas
rendah,tembok tanpa diplester (dihaluskan)
d. Tidak memiliki WC atau menggunakan WC umum
e. Sumber penerangan rumah tidak menggunakan listrik
f. Sumber air minum berasal dari sumur,mata air tidak terlindungi,sungai,
maupun air hujan
g. Bahan bakar untuk memasak berupa kayu bakar,aramg,minyak tanah
h. Seluruh anggota keluarga hanya mampu mengkonsumsi dging,ayam
dan susu satu kal dalam seminggu
i. Seluruh anggota keluarga hanya mampu membeli satu stel pakaian
dalam satu tahun
j. Hanya sanggup makan sebanyak satu atau dua kali dalam sehari
k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di layanan kesehatan atau
puskesmas
l. Pekerjaan kepala rumah tangga adalah petani yang memiliki luas
lahan 500 ,buruh tani,nelayan,buruh bagunan,buruh
perkebunan,ataupun pekerjaan lainnya yang memiliki penghasilan
dibawah Rp.600.000 per bulan.
m. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga yaitu,tidak sekolah,tamat
SD,ataupun hanya SD
21
n. Tidak memiliki tabungan,barang yang jika dijual mudah dengan nilai
minimal Rp.500.000
Apabila 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga dapat dikatakan
sebagai rumah tangga miskin atau rumah tangga yang tidak sejahtera.
2.1.5 Penyebab Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu situasi dimana seseorang yang dalam
keadaan serba kekurangan harta serta benda berharga, hal ini tergantung
pada situasi tertentu, biasanya membandingkan keadaan sekelompok orang
dengan kelompok lain di dalam masyarakat,terjadinya kemiskinan di
akibatkan karena akumulasi berbagai persoalan,bukan hanya semata-mata
aspek ekonomi. Sosial,politik,budaya sumberdaya manusia (pendidikan)
serta berbagai aspek lainnya juga berkaitan dengan kemiskinan. Hal ini
biasa di sebut dengan Lingkaran Perangkap Kemiskinan (The Vicious
Circle) yaitu, terjadinya suatu rangkaian ataupun kekuatan yang saling
bersangkutan atau yang saling mempengaruhi satu sama lain sehingga akan
menimbulkan keadaan dimana suatu negara akan tetap berada dalam kondisi
miskin dan akan kesulitan untuk mencapai tingkat pembagunan yang lebih
tinggi, Lingkaran perangkap kemiskina ini akan menyebabkan suatu negara
terkesan seolah-olah untuk memberantas kemiskinan merupakan sesuatu
yang sangat sulit, karena adanya keterkaitan dari berbagai aspek yang akan
berputar terus menerus.
Nurske dalam sukirno mengatakan bahwa, ada dua jenis lingkaran
kemiskinan yang menghambat negara-negara berkembang untuk
meningkatkan pembangunan secara pesat, yaitu dari segi penawaran modal
22
dan dari segi permintaan modal. Dari segi penawaran modal lingkaran
perangkap kemiskinan dinyatakan sebagai berikut :
Produktifitas rendah akan menyebabkan pendapatan masyarakat
rendah, rendahnya pendapatan akan menyebabkan kemampuan untuk
menabung rendah sehingga tingkat pengumpulan modal menjadi rendah,
tingkat pengumpulan modal yang rendah akan mengakibatkan rendahnya
tingkat produktifitas. Sedangkan jika dilihat dari permintaan modal untuk
melakukan penanaman modal rendah karena pasar untuk berbagai jenis
barang terbatas karena pendapatan masyarakat rendah
Sedangkan Meirer dan Baldin dalam Sukirno menyebutka bahwa
lingkaran kemiskinan timbul dari hubungan yang saling mempengaruhi
antara kondisi masyarakat yang masih terbelakang dan tradisional dengan
keadaan lingkungan alam yang masih belum dikelola dengan baik, agar
masyarakat mampu mengelola potensi kekayaan alam yang ada suatu negara
harus memiliki tenaga ahli yang mampu memimpin dan melaksanakan
berbagai kegiatan ekonomi.
Di negara-negara berkembang kekayaan alam belum dikelola secara
maksimal hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat yang
masih rendah, sumber daya manusia yang masih rendah, dan terbatasnya
mobilitas sumber daya lainya. Semakin rendah keadaan sosial ekonomi
suatu negara akan semakin terbatas pengelolaan sumber daya alamnya,
rendahnya pengelolaan sumber daya alam akan mengakibatkan
pembangunan masyarakat menjadi rendah.
23
Contoh Lingkaran perangkap kemiskinan dapat digambarkan
sebagai berikut :
Sumber gambar: Bagi2info.com
Dimana masyarakat miskin akan memiliki konsumsi yang rendah,
sandang,papan,dan pangan rendah, hal ini akan mengakibatkan status gizi
masyarakat juga rendah, rendahnya status gizi akan membuat kesehatan
masyarakat juga rendah, sedangkan apabila kesehatan rendah kinerja
masyarakat akan menurun dan dengan menurunya kinerja akan
mengakibatkan produksi menjadi rendah, rendahnya produksi akan
membuat masarakat berada dalam kemiskinan, kembali lagi apabila
masyarakat dalam keadaan miskin mereka akan memiliki produktifitas yang
rendah dan rendahnya produktifitas ini akan mengakibatkan pengetahuan
masyarakat juga menurun dengan rendahnya pengetahuan masyarakat akan
membuat daya beli pendidikan dan informasi juga rendah apabila
pendidikan masyarakat rendah akan mengakibatkan pendapatan masyarakat
rendah, rendahnya pendapatan masyarakat ini akan membuat produksi
menjadi rendah, rendahnya produksi ini akan membuat masyarakat kesulitan
24
dalam mengumpulkan modal sehingga tabungan menjadi rendah, dan
rendahnya tabungan akan membuat masyarakat menjadi miskin. Hal ini
akan terus berputas sehingga masyarakat kesulitan dalam mengatasinya.
Kemiskinan juga dapat di artikan sebagai, Suatu kondisi sosial
ekonomi warga masyarakat yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
pokok yang layak bagi kemanusiaan (Departemen Sosial RI dalam
penelelitian Irma Sari 2010:25), sedangkan faktor penyebabnya dapat
dikategorikan dalam dua hal yaitu,
a. Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam diri individu, dan yang
menyebabkan terjadinya kemiskina yaitu, Fisik(cacat,kurang gizi,sakit-
sakitan),mental emosional (malas,mudah menyerah,tempra
mental),spiritual (tidak disiplin),sosial psikologis(kurangnya percaya
diri,keterampilan (tidak memiliki keahlian,produktifitas
rendah),aset(tidak memiliki kekayaan dalam bentuk
tanah,rumah,tabungan dll)
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal penyebab terjadinya kemiskinan adalah , terbatasnya
pelayanan sosial dasar,tidak adanya perlindungan hak atas kepemilikan
tanah,terbatasnya lapanganpekerjaan di sektor formal dan kurangnya
usaha di sektor informal,belum terciptanya sistem ekonomi kerakyatan
dengan prioritas sektor riil masyarakat banyak,sistem mobilisasi dan
pendaya gunaan dana sosial masyarakat belum optimal,dapat sosial
25
negatif dari program penyesuaian struktural, budaya yang kurang
mendukung kemajuan dan kesejahteraan,kondisi geografis yang
sulit,tanah tandus, terpencil,ataupun daerah yang rawan
bencana,pembangunan yang lebih berorientasi pada fisip
material,pembagunan ekonomi antar daerah yang belum
merata,kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin.
Dan berdasarkan faktor-faktor penyebab kemiskina di atas
akan mengakibatkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya yang meliputi Kebutuhan akan konsumsi
(konsumsi pangan dan non pangan) kesehatan dasar dan pendidikan
dasar.
Sedangkan faktor yang menjadi penyebab kemiskinan petani
antara lain adalah :
1. Petani hanya mengandalkan tenaga kerjanya (tidak memiliki faktor
produktif lain)
2. Luas lahan yang sempit
3. Terbatasnya akses terhadap pembiayaan dan permodalan
4. Terbatasnya informasi dan teknologi
5. Infrastruktur produksi yang kurang memadai
6. Pengetahuan yang rendah
7. Pemasaran produk pertanian tidak selalu menguntungkan petani
8. Pendidikan petani yang masih rendah
2.2 Pengertian Petani
26
Petani yaitu seseorang yang mata pencahariannya di bidang pertanian,
dengan kegiatan melakukan pengolahan tanah dengan memiliki tujuan untuk
menumbuhkan dan memelihara tanaman seperti padi,jagung,buah-
buahan,sayur-sayuran dan lain-lain. Dan hal itu dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh hasil dari tanaman tersebut yang nantinya akan digunakan sendiri
maupun dijual kepada orang lain, dan hasil dari penjualan itu akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari khususnya untuk pangan dan bukan
diinvestasikan untuk pengembangan usaha .
sedangkan masyarakat pedesaan adalah sekumpulan orang yang
bermukim di desa, dan daerah pemukiman penduduknya sangat dipengaruhi
oleh kondisi tanah,iklim,dan air sebagai syarat untuk menunjang pola
kehidupan agraris penduduknya.
Petani memiliki karakteristik yang beragam dan karakterristik itu bisa
berupa karakter demografis,karakter sosial dan karakter kondisi ekonomi
petani sendiri, karakter-karakter yang natinya akan membedakan tipe perilaku
petani pada saat berada di situasi tertentu. Petani pada umumnya belajar bertani
pada saat memasuki usia remaja ataupun memasuki usia dewasa,biasanya
petani mulai menggarap lahan milim orang tuanya.
2.2.1 Mata Pencaharian Masyarakat Pedesaan
Secara umum masyarakat yang tinggal di pedesaan biasanya bekerja
dibidang pertanian,perkebunan,petnakan dan perdagangan.
27
a. Pertanian
Pertanian yaitu suatu kegiatan yang memanfaatkan sumber daya alam
untuk menghasilkan dan memperoleh bahan pangan,bahan baku
industri,ataupun sumber energi serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya.pertanian merupakan komponen utama untuk menompang
hidup masyarakat di daerah pedesaan.
2.2.2 Pembangunan Pertanian
a. Kebijakan pembangunan pertanian
Kebijaka pertanian yaitu rangkaian dari tindakan yang telah
dilakukan,sedang di lakukan, dan akan di lakukan oleh pemerintah untuk
mencapai tujuan tertentu. Kebijakan pembangunan pertanian memiliki
tujuan umum yaitu, memajukan pertanian,mengusahakan agar petani
mampu untuk lebih produktif,mampu meningkatkan produksi dan efisiensi
produksi,pendapatan petani meningkat,kesejahteraan masyarakat petani
meningkat.
b. Kebijakan pemerintah di dalam bidang pertanian
Untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan pemerintah memiliki
kebijakan yaitu, kebijakan harga,kebijakan perdagangan,kebijakan
subsidi,kebijakan struktural,kebijakan pengaturan,kebijakan fasilitas,dan
kebijakan intervensi
c. Strategi kebijakan pertanian
1. Revitalisasi yaitu, pertanian yang mengarah pada peningkatan
pengelolaan potensi secara optimal dalam upaya meningkatkan
28
ketahanan pangan,pendapatan,serta kesejahteraan masyarakat yang
berkeadilan
2. Meningkatkan produksi pertanian dengan cara
intensifikasi,diversifikasi,serta pengembangan dan rehabilitas dengan
menerapkan rekayasa ekonomi,rekayasa teknologi,dan rekayasa sosial.
3. Membangun serta mengembangkansumber daya manusia
pertanianmenjadi sumberdaya manusia agribisnis dengan cara transfer
pengetahuan.
4. Mendorong serta mengembangkan pola kemitraan agribisnis, antara
petani atau kelompok tani dengan berbagai pihak yang difasilitasi oleh
pemerintah
5. Meningkatkan produktifitas komoditas unggulan untuk memenuhi
permintaan pasar, baik untu daerah sendiri maupun untuk daerah lain.
6. Memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam (SDM) untuk
menjamin kesinambungan proses kegiatan pembangunan.
2.3 Pendapatan
Pendapatan merupakan upah atau gaji yang diterima oleh rumah
tangga yang bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah
tangga maupun pendapatan dari anggota keluarganya (BPS 2014). Mosher
berpendapat bahwa, tolak ukur yang sangat penting untuk melihat tingkat
kesejahteraan petani yaitu pendapatan rumah tangga, hal ini dikarenakan
beberapa aspek dari tergantung pada tingkat pendapatan petani, besarnya
pendapatan yang diperoleh petani nantinya akan mempengaruhi kebutuhan
29
dasar yang harus dipenuhi yaitu, konsumsi (pangan dan non-
pangan,kesehatan, dan pendidikan.
Tingkat pendapatan rumah tangga salah satu indikator penting untuk
mengetahui tingkat hidup suatu rumah tangga, umumnya pendapatan di
rumah tangga di daerah pedesaan tidak hanya berasal dari satu sumber akan
tetapi berasa dari dua ataupun lebih sumber pendapatan dan tingkat
pendapatan tersebut diduga dipengaruhi oleh pemenuha kebutuhan dasar dari
rumah tangga petani.
2.3.2 Sumber Pendapatan Rumah Tangga
Pendapatan rumah tangga biasanya bisa diperoleh melalui sewa
kekayaan disewakan kepada orang lain, upah ataupun gaji yang diperoleh
dari bekerja kepada orang lain, bunga karena menanamkan modalnya di
bank,hasil dari usaha seperti berdagangg,berternak,berwirausaha ataupun
bekerja sebagai petani(petani).
2.4 Pola Konsumsi
konsumsi rumah tangga yaitu pengeluaran yang digunakan atau
dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik untuk kebutuhan jasmani
maupun kebutuhan rohani.
Pola konsumsi digunakan sebagai salah satu indikator untuk
mengukur tingkat kesejahteraan. masyarakat dapat dikatakan sejahtera
apabila pendapatan masyarakat meningkat dan sebagian dari pendapatan
tersebut dapat digunakan untuk mengkonsumsi non makanan, begitupun
sebaliknya. Pergeseran atau perubahan dalam pola pengeluaran untuk
konsumsi rumah tangga dari konsumsi makanan ke konsumsi non makanan
30
dapat dijadikan indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan
anggapan bahwa setelah kebutuhan makanan telah terpenuhi, kelebihan
pendapatan akan digunakan untuk konsumsi bukan makanan. Oleh karenanya
konsumsi atau pola konsumsi suatu kelompok masyarakat sangat ditentukan
oleh seberapa tinggginya pendapatan. Artinya dapat dikatakan tingkat
pendapatan yang berbeda-beda akan menyebabkan keanekaragaman ataupun
berbedaan taraf konsumsi suatu masyarakat atau individu.
Didalam BPS dijelaskan bahwa, masyarakat dapat dikatakan sejahtera
apabila mereka mampu memenuhi pola konsumsi pangan daging,susu dan
ayam paling sedikit satu kali dalam seminggu. Sedangkan untuk konsumsi
non pangan masyarakat dapat dikatakan sejahtera apabila
2.5 Konsep pendidikan
kehidupan suatu bangsa erat sekali kaitannya dengan tingkat
pendidikan, pendidikan bukan hanya sekedar untuk mengawetkan budaya dan
menerusknnya dari generasi ke generasi, akan tetapi juga diharapkan dapat
mengubah dan mengembangkan pengetahuan.
Pendidikan bukan hanya sekedar untuk menunjukkan keterampilan
yang sudah dikenal tetapi harus dapat meramalkan berbagai jenis
keterampilan dan kemahiran yang akan datang, dan sekaligus menemukan
cara yang tepat dan cepat supaya dapat dikuasai oleh anak didik.
Pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu secara sempit,
secara luas dan secara alternatif, definisi pendidikan secara luas adalah
pendidikan sebagai hidup, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang
31
terdapat ataupun berlangsung di dalam lingkungan dan terjadi sepanjang
hidup. Pendidikan adalah situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan
individu, secara simplistik definisi pendidikan sebagai sekolah, yakni
pengajaran yang dilakukan atau di selenggarakan di dalam sekolahsebagai
lembaga pendidikan formal, pendidikan adalah ssegala sesuatu yang
diupayakan terhadap anak dan remaja agar mereka memiliki kemampuan
yang disempurnakan ataupun yang telah di gali dan kesadaran penuh terhadap
hubungan-hubungan serta tugas sosial. Sedangkan pendidikan secara
alternatif dapat diartikan bahwa, pendidikan sebagai usaha sadar yang
dilakukan oleh keluarga, masyarakat serta pemerintah melalui kegiatan
bimbingan , pengajaran maupun latihan yang berlangsung di dalam sekolah
ataupun diluar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik
agar menjalankan peran dalam lingkungan masyarakat secara tepat di masa
yang akan datang. (Redja Mulyahardjo dalam sulistiawan, 2008:18)
Pendidikan yang tinggi serta berkualitas akan membuat kemampuan
sumber daya manusia meningkat, pembangunan sumber daya manusia di
dalam sebuah negara akan dapat menentukan karakter dari pembangunan
ekonomi dan pembangunan sosial.
Salah satu tujuan bangsa Indoesia yang tercantum di dalam undang-
undang dasar tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. dan untuk
mewujudkan kehidupan bangs yang cerdas bisa diperoleh melalui pendidikan.
32
Salah satu usaha untuk pembangunan dalam bidang pendidikan adalah
dengan cara meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan, mulai dari
pendidikan dasar sampai pendidikan yang tinggi.
Menurut undang-undang sidiknas pasal 1 tahun 2003,pendidikan
merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk membantu
meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat
bagi kepentingan hidupnya sebagai individu dan dapat membantu negara
sebagai masyarakat, dengan memilih materi,strategi kegiatan, dan teknik
penilaian yang sesuai.
Dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
memiliki peran penting untuk mewujudkan manusia yang utuh dan mandiri
serta menjadi manusia yang memiliki akhlak mulia dan bermanfaat bagi
lingkungan tempat tinggalnya, dengan adanya pendidikan manusia akan
memiliki kesadaran bahwa dirinya memiliki kelebihan dibandingkan dengan
makhluk lainnya, bagi suatu negara pendidikan dapat memberikan konstribusi
yang sangat besar terhadap kemajuan suatu negara serta suatu wadah dalam
menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta membangun watak bangsa
(nation character building)
Sedangkan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Bab IV Pasal 6 Tahun 2003, disebutkan bahwa, setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan
dasar serta wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, hal ini merupakan
33
program pemerintah untuk mengupayakan dan meningkatkan kualitas
masyarakat dalam menjawab kebutuhan dan tantangan zaman.
Pemerintah berusaha meningkatkan kualitas taraf hidup manusia dan
mewajibkan seluruh warga indonesia yang memasuki usia 7 sampai 12 tahun
serta 12 sampai 15 tahun untuk menamatkan pendidikan dasar dengan
program 6 tahun di SD dan 3 tahun di jenjang SMP, tidak relevan apabila
masih ada anak indonesia yang tidak bersekolah dan masih buta huruf di
zaman yang sudah modern, dan karena hal itu pemerintah mengupayakan
untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan dasar,
untuk melaksanakan program itu memerlukan kerjasama antara pemerintah,
masyarakat serta keluarga, hal ini disebutkan didalam Undang-undang
Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003.
2.6 Konsep Dasar Sehat dan Kesehatan
Menurut undang-undang RI. No .23 Tahun 1992 tentang kesehatan,
kesehatan yaitu suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup secara produktif secara sosial dan
ekonomi.
Sedangkan di dalam WHO dijelaskan bahwa, kesehatan adalah
kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani,rohani,sosial,dan tidak hanya
terbebas dari penyakit,cacat,dan kelemahan. Seseorang dapat dikatakan sehat
secara fisik adalah apabila orang tersebut tidak memiliki gangguan apapun
secara klinis, fungsi organ tubuhnya berfungsi secara baik,dan dia memang
tidak sakit. Seseorang dapat dikatakan sehat secara mental atau psikis yaitu
34
apabila orang tersebut memiliki pikiran,emosional,maupun spritual yang baik.
Sedangkan dikatakan sehat secara sosial adalah kemampuan seseorang untuk
berinteraksi dengan lingkungan dimana dia tinggal, sementara sehat secara
ekonomi adalah orang yang produktif, produktifitasnya akan mengantarkan
dia untuk bekerja dan dengan bekerja dia akan dapat menunjang kebutuhan
keluarganya.
35
2.7 penelitian terdahulu
No Judul Penulis Tujuan Metode
penelitian Hasil
1 Pengaruh
pendapatan
dan
konsumsi
rumah
tangga
terhadap
kesejahtera
an keluarga
petani
penggarap
kopi di
Kecamatan
CandiroKa
bupaten
temanggun
g
Hanifah
Amanatu
rrohim
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendeskri
psikan dan
menganali
sis
seberapa
besar
pengaruh
pendapata
n dan
terhadap
kesejahter
aan
keluarga
petani
penggarap
kopi di
kecamatan
candiroto
kabupaten
temanggu
ng
kuantitatif Berdasarkan analisis
regresi linier berganda
diperoleh persamaan
regresi Y = 16.032
+0.444 X1 + 0.232 X2.
Haasilnya secara persial
pendapatan berpengaruh
positifterhadap
kesejahteraan keluarga
sebesar 7,89% dan
konsumsi rumah tangga
berpengaruh positif
terhadap kesejahteraan
sebesar 17,72%,
sedangkan secara
simultan pendapatan dan
konsumsi rumah tangga
secara bersama-sama
mempengaruhi
kesejahteraan sebesar
27.1 % sisanya sebesar
72.9% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak
diteliti.
2 faktor-
faktor yang
mempengar
uhi
pengeluara
n
makanan,p
endidi
an,dan
kesehatan
rumah
tangga
indonesia
Menganali
sis
pengaruh
variabel-
variabel
sosio-
demografi,
sosio-
ekonomi
dan
wilayah
tempat
tinggal
terhadap
pengeluara
n rumah
kuantitatif
hasil penelitian
ditemukan bahwa
pengeluaran rumah
tangga di indonesia
sebagian besar masih
digunakan untuk
memenuhi kebutuhan
makanan dengan jumlah
perbulan Rp. 1.332.615,
rata-rata pengeluaran
bukan makanan
Rp.1.001.086,
pengeluaran untuk
pendidikan 285.425, dan
kesehatan Rp. 203.600,
dari hasil
36
tangga
untuk
makanan,p
endidikan
dan
kesehatan
inimenunjukkan bahwa
rumah tangga di
indonesia kurang
sejahtera
3 Persepsi
keluarga
petani
terhadap
pendidikan
formal
anak di
Desa
Sungai
Toman
Kecamatan
Salatiga
Kabupaten
Sambas
irwan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahu
i
bagaimana
presepsi
keluarga
petani
terhadap
pentingny
a
pendidika
n formal
kualitatif Dari hasil observasi dan
wawancara kepada orang
tua dan anak keluarga
petani tentang apa yang
melatarbelakangi anak
tidak sekolah dan
bagaimana presepsi
keluarga petani yang
berpengaruh terhadap
pendidikan anak
,sebagaimana dijelaskan
bahwa anak tidak sekolah
dan berhenti sekolah,
selain itu presepsi
keluarga terhadap
pendidikan juga
mempengaruhi keinginan
anak untuk melanjutkan
ataupun berhenti sekolah
4 Hubungan
antara
pendapatan
dengan
pola
konsumsi
masyarakat
nelayan di
Desa
Ketapang
Kecamatan
Padang
Viola
Carera
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahu
i
hubungan
antara
pendapata
n dengan
pola
konsumsi
Deskripti
f
kualitatif
dan
deskripti
f
kuantitati
f
Pengeluaran konsumsi di
desa ketapang lebih besar
pada pengeluaran untuk non
pangan. Dengan pendapatan
di desa ketapang
mempengaruhi tingkat
konsumsi yang rendah
terhadap makanan,
pendidikan yang tinggi juga
akan mempengaruhi
tingginya pola konsumsi
terhadap non pangan begitu
37
Cermin
Kabupaten
Pesawaran
masyaraka
t nelayan
di desa
ketapang
kecamatan
padang
kabupaten
pesawaran
pola sebaliknya.