49
BAB III
KAJIAN LAPANGAN
3.1. BAILAMOS DANCE SCHOOL
3.1.1. Profil Bailamos Dance School
Bailamos adalah sanggar tari yang berstandarisasi internasional menggunakan
silabus untuk Balet dari Royal Academy of Dance(RAD), London dan silabus untuk
Ballroom dance, Salsa, dan Hiphop dari United Kingdom Alliance. Guru-guru di
Bailamos Dance School tidak hanya dari lokal tetapi guru-guru Internasional yang
memiliki sertifikat. Didirikan pada tahun 2007 oleh swasta. Buka setiap hari pada
pukul 10.00 WIB-21.00 WIB.
3.1.2. Lokasi
Bailamos Dance School beralamat di Kompleks Zaho Center, Jalan
Demangan Baru No 1, Yogyakarta. Untuk masuk lokasi sangat mudah untuk
dijangkau dengan berbagai kendaraan, terlebih lagi terletak di dekat Mall
Ambarukmo.
3.1.3. Program Kegiatan
Bailamos Dance School membuka 3 kelas, yakni Academy Class, Open Class, dan
Children Class.
3.1.3.1. Open Class
Ditujukan yang ingin belajar balet di usia remaja / dewasa. Materi pelajaran
yang diberikan adalah dasar-dasar ballet klasik ditambah dengan latihan-latihan
untuk pembentukkan postur tubuh serta menjaga kebugaran, tanpa Ujian
Kenaikan Tingkat. Durasi latihan +/- 60 menit / kelas, dengan jadwal 1 x
seminggu.
3.1.3.2. Academy Class
50
Sebuah program yang menarik yang dirancang untuk calon penari dan
koreografer profesional. Di Academy Class para siswa akan di bimbing teknik
dasar menari. Syarat peserta minimal berusia 3,5 tahun hingga dewasa.
3.1.3.3. Children Class
Sebuah program yang diperuntukan bagi anak usia 3,5 – 9 tahun, yang
bertujuan untuk memperkenalkan Creative Movement melalui Dance, Mime &
Music. Materi pelajaran di kelas diberikan melalui permainan yang diramu
dalam rangkaian gerak dengan iringan musik sehingga mudah dicerna oleh
anak-anak. Selain untuk kebugaran jasmani dan pembentukan sikap tubuh,
berguna juga untuk meningkatkan keterampilan, menguasai irama, dan
koordinasi gerak yang baik serta melatih kreatifitas.
3.1.4. Periode Kenaikan Tingkat
Penilaian langsung diberikan oleh guru kelas masing-masing melalui laporan
perkembangan anak setiap bulan Juni dan Desember. Lama belajar maksimum 8-12
bulan per tingkatan kelas. Ujian Kenaikan Tingkat dilaksanakan 1 tahun sekali
dengan jadwal, penguji dan sertifikat dari The Royal Academy of Dance, London,
United Kingdom.
3.1.5. Elemen Pembentuk Ruang
3.1.5.1. Lantai
Gambar 3.1. Studio Tari 1 Bailamos Dance School
(sumber: Fadila AS,2016)
51
Lantai pada studio tari menggunakan lantai kayu khusus menari atau yang
disebut sprung floor. Lantai sprung floor sudah diakui keamanannya secara
Internasionel untuk menari. Sedangkan lantai pada lobby, menggunakan
keramik.
3.1.5.2. Ceiling
Ceiling pada Bailamos Dance School menggunakan gypsum board di semua
ruangan. Gypsum dapat membantu sistem akustik tetapi hanya untuk frekuensi
suara yang kecil.
3.1.5.3. Dinding
Gambar 3.2. Studio Tari 2 Bailamos Dance School
(sumber: Fadila AS,2016)
Dinding pada studio tari dipenuhi oleh cermin yang membantu selama
latihan serta diberi barrier kayu atau pegangan tangan untuk memudahkan
dalam menjaga keseimbangan.
3.1.6. Furniture
Gambar 3.3. Lobby Bailamos Dance School
(sumber: Fadila AS,2016)
52
Furniture pada lobby terdapat seperangkat meja resepsionis beserta almari
yang terbuat dari bahan kayu. Lemari tersebut digunakan untuk menyimpan kostum
dan piala. Serta sofa untuk para orang tua yang menunggu anaknya sedang latihan
menari. Furniture yang ada pada Bailamos Dance School sangat kurang terlebih
kostum menari sangat banyak jumlahnya.
3.1.7. Sistem Interior
3.1.7.1. Pencahayaan
Gambar 3.4. Lobby 2 Bailamos Dance School
(sumber: Fadila AS,2016)
Sistem pencahayaan pada lobby menggunakan downlight dan ditepi
resepsionis terdapat skylight sehingga memudahkan cahaya matahari masuk
sebagai pencahayaan alami.
Pencahayaan pada salah satu studio di Bailamos Dance School sudah cukup
baik selain pencahayaan buatan juga memanfaatkan jendela untuk
meghantarkan cahaya alami masuk ke dalam studio tari.
3.1.7.2. Penghawaan
Penghawaan memakai system penghawaan buatan berupa ac split, namun
apabila diperlukan penghawaan alami dapat dilakukan dengan sirkulasi udara
terdapat pada bagian atas pintu/lubang ventilasi.
3.1.7.3. Akustik
Pada studio terdapat box speaker yang diletakkan pada samping kiri dan
kanan ruangan. Tetapi tidak ada sistem akustik khusus untuk ini, hanya
menggunakan lantai kayu yang kekuatan meyerap suara tidak terlalu besar dan
ceiling gypsum boars.
53
3.2. GEDUNG WAYANG ORANG SRIWEDARI
3.2.1. Sejarah
Gambar 3.5. Tampak depan GWO Sriwedari
(sumber: Fadila AS,2016)
Kawasan Sriwedari merupakan kawasan wisata budaya yang mempunyai
nilai sejarah dalam perkembangannya. Sriwedari yang berumur kurang lebih satu
abad. Pada Raja PB X yang bertahta tahun 1893-1939 M, dibangunlah suatu taman
di wilayah Kadipolo. Taman tersebut difungsikan sebagai hiburan bagi keluarga
Raja dan abdi dalem Keraton Surakarta. Pembanggunan tersebut dilakukan pada
hari Rebo Wage 28 Maulud 1831 atau 17 juli 1901 M yang disebut taman sriwedari.
Pada masa pemerintahan PB XI yang bertahta pada tahun 1930-1980 ada
penambahan Gedung Wayang Orang dan Ketoprak. Dengan adanya UU No. 5 tahun
1992 tentang cagar budaya sebagai landasan hukum untuk melindungi peninggalan
sejarah yang berumur 50 tahun dan pada No. 8 tahun 1994 tentang pariwisata dan
kebijakan provinsi daerah TK 1 Jawa Tengah yang berlaku hingga tahun 2006,
maka mulailah ada pembenahan pada Gedung Wayang Orang Sriwedari pada
fasilitas pementasan,kapasitas pengunjung pada ruang pementasan Gedung Wayang
Orang Sriwedari adalah 400 kursi.
3.2.2. Lokasi
Gedung Wayang Orang Sriwedari beralamat di Jalan Slamet Riyadi 275 Solo.
Bangunan GWO terletak di sisi selatan dalam kompleks Taman Sriwedari. Lokasi
tepatnya adalah di sebelah selatan THR Sriwedari. Bangunan yang menghadap ke
54
arah utara ini dapat dengan mudah dikenali dari papan nama gedung yang terpajang
jelas di bagian atas depan lobi gedung.
3.2.3. Elemen Pembentuk Ruang
3.2.3.1. Lantai
Gambar 3.6. Panggung pertunjukan GWO Sriwedari
(sumber: Fadila AS,2016)
Lantai pada Gedung Wayang Orang Sriwedari menggunakan keramik putih
40x40cm, serta keramik merah muda 30x30cm disepanjang jalan menuju
panggung. Adapun lantai pada panggung memiliki elevasi 1 meter.
3.2.3.2. Ceiling
Ceiling pada Gedung Wayang Orang Sriwedari menggunakan eternit
finishing warna putih di semua ruangan. Sedangkan ceiling pada panggung
pentas diberi microphone agar dialog pelakon wayang terdengar sampai
belakang kursi penonton.
3.2.3.3. Dinding
Gambar 3.7. Loket GWO Sriwedari
(sumber: Fadila AS,2016)
55
Dinding dari loket sampai ruang pertunjukan pun menggunakan cat warna
putih, serta jendela dengan kaca transparan. Dinding pada panggung
menggunakan kain berlayer-layer sebagai backdrop atau latar tempat suatu
cerita.
3.2.4. Sistem Interior
3.2.4.1. Pencahayaan
Gambar 3.8. Tata Cahaya GWO Sriwedari
(sumber: Fadila AS,2016)
Karena setiap ada pementasan dimulai pada malam hari maka pencahayaan
yang digunakan adalah pencahayaan buatan. Jenis lampu yang digunakan antara
lain : Lampu TI, Lampu Spot, Pencahayaan khusus.
3.2.4.2. Penghawaan
Gambar 3.9. Penghawaan GWO Sriwedari
(sumber: Fadila AS,2016)
Penghawaan memakai system penghawaan buatan berupa ac split, namun
apabila diperlukan penghawaan alami dapat dilakukan dengan sirkulasi udara
terdapat pada bagian atas pintu/lubang ventilasi.
56
3.2.4.3. Akustik
Untuk pementasan biasanya pemain menggunakan pengeras suara berupa
seperangkat sound system, box speaker yang diletakkan pada samping kiri dan
kanan ruang audiens. Untuk menghindari cacat suara seperti gema yang
berkempanjangan dapat diatasi dengan banyaknya bukaan ventilasi disepanjang
dinding.
3.2.5. Furniture
Furniture pada lobby terdapat seperangkat meja resepsionis beserta almari
yang terbuat dari bahan kayu. Namun dikarenakan sudah tidak dipakai terlihat
kurang terawat. Sebelumnya meja tersebut digunakan untuk penonton mencari
informasi jadwal pementasan wayang orang, namun dikarenakan semakin
sedikitnya pengunjung yang datang meja resepsionis tersebut tidak digunakan
seperti pada fungsinya.
Gambar 3.10. Tempat make up pemain GWO Sriwedari
(sumber: Fadila AS,2016)
Pada ruang rias pemain terdapat seperangkat meja rias cermin beserta kursi,
meja rias menggunakan bahan kayu dan cermin untuk berias sebelum pementasan
dan kursi fabrikasi dari plastik.
Gambar 3.11. Tempat make up pemain GWO Sriwedari
(sumber: Fadila AS,2016)
57
Furniture pada ruang penonton dibedakan menjadi 2 berupa kursi dari spon
finishing oscar warna merah dan hitam untuk kursi penonton VIP pada deretan
depan. Terdapat juga kursi dari kayu dengan rangka besi untuk penonton kelas biasa
pada deretan belakang.
3.2.6. Pola Penataan Ruang
Loket pembelian tiket pertunjukan berada di sisi barat GWO Sriwedari.
Sementara untuk bagian dalam Gedung Wayang Orang ini terbagi dalam beberapa
ruang. Lokasi untuk penonton terbagi dalam dua lantai yaitu lantai satu yang
mampu menampung ratusan penonton dengan kursi dan lantai dua atau balkon yang
mampu menampung puluhan penonton. Dibelakang balkon terdapat ruang kontrol
suara dan lampu yang yang merupakan salah satu hal penting untuk Gedung
Wayang Orang Sriwedari.
Panggung pertunjukan terbagi dalam beberapa ruas. Ruas pertama berada di
depan bawah adalah ruas untuk para pengiring pertunjukan lengkap dengan
gamelannya. Ruas kedua adalah panggung pertunjukan yang
memiliki backdrop bergambar yang dapat dinaik turunkan. Pada lantai satu Gedung
Wayang Orang Sriwedari kursi penonton terbagi dalam dua ruas. Ruas barat dan
timur dibagi oleh jalan kecil sebagai akses penonton yang terletak tepat di bagian
tengah gedung. Sementara akses naik ke balkon adalah tangga yang terletak di
samping kanan dan kiri ruangan.
Untuk panggung sendiri berupa panggung procenium atau satu arah.
Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang memiliki ruang
prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana penonton menyaksikan
pertunjukan. Arah dari panggung ini hanya satu jurusan yaitu kearah penonton saja,
agar pandangan penonton lebih terpusat kearah pertunjukan. Para pemeran diatas
panggung juga agar lebih jelas dan memusatkan perhatian penonton. Dalam
kesadaran itulah maka keadaan pentas prosenium harus dapat memenuhi fungsi
melayani pertunjukan dengan sebaik-baiknya.
58
3.3. THE ROYAL BALLET SCHOOL
3.3.1. Sejarah
Gambar 3.12. Tampak Depan The Royal Ballet School
(sumber:http//www.royalballetschool.com diakses 23 April 2015 pukul 09.15WIB)
Sekolah balet terbesar di dunia ini didirikan pada tahun 1926, ketika Dame de
Ninette Valois terinspirasi untuk menciptakan sebuah sekolah balet yang berkualitas
tinggi, ia berkolaborasi dengan Lilian Baylis Manajer Old Vic Theatre. Tujuan
utama didirikan sekolah balet ini agar Inggris dapat melahirkan balerina dari
tempatnya sendiri, karena selama ini banyak balerina Inggris yang bersekolah di
sekolah balet di Rusia. Selain itu, metode pengajarannya juga menekankan pada
kesenian, musikalitas, dan kualitas teknik balet itu sendiri.
3.3.2. Lokasi
Berada di jantung negara Inggris yakni 46 Floral St, London WC2E 9DA, Inggris.
3.3.3. Fasilitas
3.3.3.1. White Lodge
Fasilitas untuk siswa –siswi balet yang berusia 11-16 tahun. Jumlah
siswa hanya dibatasi 126 siswa. Fasilitas ini terdapat 5studio balet kecil dan 1
studio besar , salah satunya yang paling terkenal studio bernama Fonteyn
Studio Theater. Fonteyn Studio Theater berkapasitas 250 kursi. Selain studio,
juga terdapat kamar tidur, ruang makan, kolam renang indoor, lapangan tenis,
lapangan futsal, tenis meja, dan ruang santai.
59
3.3.3.2. Convert Garden
Gambar 3.13. Floral Street pada The Royal Ballet School
(sumber:http//www.royalballetschool.com diakses 23 April 2015 pukul 09.15WIB)
Fasilitas untuk siswa –siswi balet yang berusia 16-18 tahun. Jumlah siswa
hanya dibatasi 180 siswa. Fasilitas ini terdapat 4 studio balet, perpustakaan,
studio seni, audiovisual, studio pilates dan ruang fisioterapi. Keunikan dari
Convert Garden ialah adanya jembatan spektakuler yang disebut Floral Street
menghubungkan Convert Garden dan Royal Opera House.
3.3.4. Elemen Pembentuk Ruang
3.3.4.1. Lantai
Gambar 3.14. Studio Balet pada The Royal Ballet School
(sumber: http//www.royalballetschool.com diakses 23 April 2015 pukul 09.15WIB)
60
Menggunakan sprung floor atau lantai busa dan dilapisi material vynil
yang sudah diakui sebagai lantai standart tari internasional karena tidak licin,
tahan gores, dan tidak menyimpan panas terlalu lama. Adapun lantai pada lobby
menggunakan vynil roll tekstur kayu, sedangkan lantai pada ruang santai
menggunakan vynil roll warna merah.
3.3.4.2. Ceiling
Gambar 3.15. Lobby The Royal Ballet School
(sumber: http//www. royalballetschool.com diakses 23 April 2015 pukul 09.15WIB)
Semua ruangan pada The Royal Ballet School ini menggunakan gypsum
board sebagai ceiling kecuali studio balet yang juga berfungsi sebagai ruang
pentas mini menggunakan perforated aluminium atau aluminium berongga.
Hanya saja penggunaan lampu dekoratifnya berbeda disetiap ruangan,
3.3.4.3. Dinding
Dinding pada The Royal Ballet School menggunakan dominasi cat warna
putih. Adapun studio balet menggunakan cat warna kuning dan dipenuhi oleh
cermin yang membantu selama latihan serta diberi barrier kayu atau pegangan
tangan untuk memudahkan dalam menjaga keseimbangan. Tidak ada wall
decorativ dengan pemasangan khusus hanya figura foto atau lukisan.
3.3.5. Sistem Interior
3.3.5.1. Pencahayaan
Pencahayaan di The Royal Ballet School sudah cukup baik selain
pencahayaan buatan juga memanfaatkan jendela untuk meghantarkan cahaya
alami. Contohnya studio balet, studio memiliki jendela yang besar-besar agar
61
cahaya matahari masuk ke dalam studio. Sedangkan pencahayaan pada ruangan
lain, contohnya lobby, menggunakan decorativ lamp di tepi ceiling. Adapun
pencahayaan pada ruang pentas mini terdapat lampu khusus untuk pentas,
seperti Follow Spot light dan flood light.
3.3.5.2. Penghawaan
Penghawaan memakai system penghawaan buatan berupa ac split, namun
apabila diperlukan penghawaan alami dapat dilakukan dengan sirkulasi udara
terdapat pada bagian atas pintu/lubang ventilasi.
3.3.5.3. Akustik
Gambar 3.16. Studio sekaligus R. Pentas The Royal Ballet School
(sumber: http//www.royalballetschool.com diakses 23 April 2015 pukul 09.15WIB
Pada studio menggunakan piano sebagai sumber suara. Sistem akustik
pada studio baik sekali dengan perforated aluminium atau aluminium berongga.
Ceiling yang berongga membantu sistem akustik sebagai pemecah suara agar
tidak menggema.
3.3.6. Furniture
Gambar 3.17. Ruang Santai The Royal Ballet School
(sumber: http//www.royalballetschool.com diakses 23 April 2015 pukul 09.15WIB
62
Sebagian besar furniture dibuat dengan kebutuhan masing-masing. Meja
lobby dibuat dari kayu unfinish. Sedangkan kursi dan sofa santai menggunakan
bahan upholestery dan kain oskar berwarna krem. Kursi penonton pada studio
sekaligus ruang pentas berwarna merah maroon.
3.4. NAMARINA DANCE ACADEMY
3.4.1. Profil
Gambar 3.18. Tampak Depan Namarina Dance Academy
(sumber: http//www.namarina.org diakses 23 April 2015 pukul 10.00 WIB)
Namarina adalah institusi pendidikan non-formal yang bergerak di bidang
tari ballet, jazz dan fitness (kebugaran). Didirikan pada tahun 1956 oleh
almarhumah nanny lubis yang kemudian dilanjutkan oleh maya tamara sebagai
principal / artistic director. Dalam ruang lingkup asia tenggara,
namarina merupakan institusi seni terutama tari balet yang tertua. Namarina
memiliki total jumlah murid sekitar 2.000 orang, dengan 1 studio pusat dan 6
studio cabang yang tersebar di area Jakarta
3.4.2. Lokasi
Saat ini Namarina telah berkembang dan tersebar di beberapa wilayah
Jakarta, yaitu Jl. Halimun (sebagai Studio Pusat), Kebayoran, Tebet, Bintaro,
Jakarta Barat dan Pondok Indah.
63
3.4.3. Program Kegiatan
3.4.3.1. Balet
1) Children Class
Tingkatan kelas-kelas ballet yang diperuntukan bagi anak usia 3 – 9
tahun. Materi pelajaran di kelas diberikan melalui permainan rangkaian
gerak dengan iringan musik sehingga mudah dicerna oleh anak-anak.
Durasi latihan +/- 50 menit dengan jadwal 1 x seminggu.
2) Ballet for Adult
Ditujukan bagi mereka yang ingin belajar ballet di usia remaja /
dewasa. Materi pelajaran yang diberikan adalah dasar-dasarballet klasik
ditambah dengan latihan-latihan untuk pembentukkan postur tubuh serta
menjaga kebugaran, tanpa Ujian Kenaikan Tingkat. Durasi latihan +/- 60
menit / kelas, dengan jadwal 1 x seminggu.
3) Ballet on Sunday
Ditujukan bagi anak-anak yang tidak bisa mengikuti kelas di hari
biasa. Materi pelajaran yang diberikan adalah dasar-dasar Classical Ballet
dan pembentukan postur tubuh serta kebugaran, yang di kemas dalam
bentuk permainan. Durasi latihan ± 60 menit dengan jadwal 1x seminggu.
4) General Graded Syllabus / Approved Exam Centre (AEC)
Kurikulum The Royal Academy of Dance (RAD), London, UK.
Materi yang diberikan untuk murid Grade 4 ke atas. Durasi latihan +/- 60
menit / kelas, dengan jadwal 2 x seminggu.
5) Vocational Graded Syllabus / RAD Approved Venue (RAV)
Materi yang diberikan untuk Vocational Graded adalahClassical
Ballet dengan kurikulumThe Royal Academy of Dance (RAD), London, UK.
Durasi latihan +/- 90 – 120 menit / kelas, dengan jadwal 2 x seminggu.
3.4.3.2. Jazz
1) Jazz Balet
Ditujukan bagi yang ingin belajar tarian jazz dicampur dengan balet.
2) Jazz Hiphop
64
Ditujukan bagi yang ingin belajar tarian jazz dicampur dengan hip hop.
3.4.3.3. Fitnes
1) Gymnastic for kids
Olahraga senam untuk anak-anak dibawah 12 tahun dengan permainan.
2) Keep Fit
Olahraga dengan senam ataupun menari untuk dewasa.
3.4.3.4. Sunday Class
Segala jenis tarian dari balet, jazz, dan fitnes di hari Minggu bagi orang yang
tidak sempat olahraga dan menari di hari biasa.
3.4.5. Periode Kenaikan Tingkat
Penilaian langsung diberikan oleh guru kelas masing-masing melalui laporan
perkembangan anak setiap bulan Juni dan Desember. Lama belajar maksimum 8-12
bulan per tingkatan kelas. Ujian Kenaikan Tingkat dilaksanakan 1 tahun sekali
dengan jadwal, penguji dan sertifikat dari The Royal Academy of Dance, London,
United Kingdom.
3.4.6. Elemen Pembentuk Ruang
3.4.6.1. Lantai
Gambar 3.19. Studio Tari Namarina Dance Academy
(sumber: http//www.namarina.org diakses 23 April 2015 pukul 10.00 WIB )
65
Lantai pada studio tari menggunakan lantai kayu khusus menari atau yang
disebut sprung floor. Lantai sprung floor sudah diakui keamanannya secara
Internasionel untuk menari. Sedangkan lantai pada lobby dan kantin,
menggunakan keramik. Ruang ganti menggunakan vynil roll tekstur kayu.
3.4.6.2. Ceiling
Ceiling pada Namarina Dance Academy menggunakan gypsum board di
semua ruangan. Gypsum dapat membantu sistem akustik tetapi hanya untuk
frekuensi suara yang kecil.
3.4.6.3. Dinding
Dinding pada studio tari menggunakan dominasi cat warna putih dan
dipenuhi oleh cermin yang membantu selama latihan serta diberi barrier kayu
atau pegangan tangan untuk memudahkan dalam menjaga keseimbangan.
3.4.7. Sistem Interior
3.4.7.1. Pencahayaan
Gambar 3.20. Studio Tari 2 Namarina Dance Academy
(sumber: http//www.namarina.org diakses 23 April 2015 pukul 10.00 WIB )
Pencahayaan di Namarina Dance Academy sudah cukup baik selain
pencahayaan buatan juga memanfaatkan jendela untuk meghantarkan cahaya
alami. Contohnya studio tari, studio memiliki jendela yang besar-besar agar
cahaya matahari masuk ke dalam studio. Pada ruangan lain menggunakan
66
downlight seperti lobby, ruang ganti, dan kantin. Jika cahaya dari matahari
dapat menembus ke dalam, maka penggunaan lampu diminimalisir.
3.4.7.2. Penghawaan
Penghawaan memakai system penghawaan buatan berupa ac split, namun
apabila diperlukan penghawaan alami dapat dilakukan dengan sirkulasi udara
terdapat pada bagian atas pintu/lubang ventilasi.
3.4.7.3. Akustik
Pada studio terdapat box speaker yang diletakkan pada samping kiri dan
kanan ruangan. Tetapi tidak ada sistem akustik khusus untuk ini, hanya
menggunakan lantai kayu yang kekuatan meyerap suara tidaklah terlalu besar
dan ceiling gypsum boads. Sehingga, sistem akustik kurang baik.
3.4.8. Furniture
Gambar 3.21. Ruang Kostum Namarina Dance Academy
(sumber: http//www.namarina.org diakses 23 April 2015 pukul 10.00 WIB )
Furniture pada ruang kostum di Namarina Dance Academy terdiri dari
storage build in yang terbuat multipleks dengan finishing duco putih. Pertimbangan
storage build in dari lantai sampai ceiling sangat bagus dikarenakan mengurangi
debu menempel pada atas storage. Sedangkan furniture di lobby terdapat sofa dan
meja.
67
Gambar 3.22. Kantin Namarina Dance Academy
(sumber: http//www.namarina.org diakses 23 April 2015 pukul 10.00 WIB )
Pada kantin , furniture didominasi warna putih untuk meja penjual. Di desain
seperti mini bar. Sofa pengunjung diberi upholestery garis-garis putih dan kuning,
meja makan juga bulat terbuat dari metal. Keseluruhan furniturenya cukup baik.