70
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian (pengambilan sampel dan pengukuran) di STIKES
Bina Putera Kota Banjar Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan
antara bulan Mei sampai dengan Desember 2016.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
Pengajuan
Judul
Penyusunan
Proposal
Tesis
Seminar
Proposal
Tesis, Revisi
dan
Perizinan
Pelaksanaan
Riset
Pengolahan
Data
Seminar
Hasil
Sidang Tesis
71
B. Metode Penelitian
Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
studi/penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih serta
mendeteksi sejauh mana variabel-variabel pada satu faktor berkaitan dengan
variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi
(Siswanto dkk., 2013). Sugiyanto (1994:57) dalam Satrio, SR (2013:113)
menyatakan bahwa ―melalui studi korelasional dapat diketahui apakah satu
variabel berasosiasi dengan variabel lain‖. Hubungan antara variabel ditentukan
dengan menggunakan koefisien korelasi yang dihitung dengan teknik analisis
statistik. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan mengenai hubungan dan
besarnya kontribusi Indeks Masa Tubuh, merokok dan tingkat aktivitas fisik
terhadap reaktivitas tekanan darah.
Budiharjo (2007) dalam Siswanto dkk (2013) menyatakan, penelitian
dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variable
atau lebih. Tujuan penelitian untuk menentukan ada atau tidak korelasi antar
variable. Tipe penelitian: (1) menekankan pada penentuan tingkat hubungan yang
dapat digunakan untuk melakukan prediksi; (2) jika tingkat hubungan antar
variable relative tinggi, kemungkinan sifat hubungan merupakan hubungan sebab
akibat; (3) hubungan antar variable yang merupakan sebab akibat dapat diteliti
melalui tipe penelitian kausal komparatif dan eksperimen.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek dan
subyek yang mempunyai kualitas dan kateristik tertentu yang di tetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2013). Menurut Arikunto (1996) dalam Rumpoko (2013)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang
mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama
72
untuk dipilih menjadi anggota sampel sedangkan sampel merupakan
bagian terkecil dari populasi. Populasi yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah mahasiswa STIKES Bina Putera Kota Banjar dengan jumlah
378 mahasiswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013) sehingga jumlah sampel dapat
merupakan representasi dari populasi., Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling
yaitu teknik pengambilan sampel secara acak sederhana tanpa
memperhatikan strata yang terdapat pada populasi yang akan digunakan
(Sugiyono, 2013:92).
Semua subjek penelitian memiliki karakteristik yang sama yaitu:
1. Semua anggota populasi merupakan peserta didik sekolah tinggi ilmu
kesehatan Bina Putera Banjar.
2. Semua anggota populasi berumur 18-26 tahun (dewasa muda)
3. Semua anggota populasi terdiri dari mahasisiswa putra dan putri.
4. Telah berpuasa paling tidak 3 jam sebelum tes/pengukuran
5. Menahan diri dari minuman mengandung caffeine dan alcohol
6. Tidak latihan paling tidak 24 jam sebelum tes/pengukuran
Sampel adalah bagian dari jumlah kateristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi
tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (mewakili). Sample penelitian yang menjadi subjek penelitian
diambil berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain:
1. Kriteria inklusi
a. Usia 18 sampai 26 tahun
b. Berjenis kelamin laki-laki perempuan
73
c. Tersedia sejumlah peserta didik aktif yang dapat dijadikan sampel
penelitian.
d. Kooperatif mengikuti alur penelitian
e. Hadir untuk mengikuti test dan pengukuran pada waktu yang telah
ditentukan
2. Kriteria eksklusi
a. Memiliki gangguan sensoris (tidak tahan terhadap stimulasi dingin)
b. Berhalangan hadir untuk mengikuti pengukuran atau test
c. Tidak menyelesaikan sesi pengukuran
d. Tidak bersedia dijadikan responden.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Tujuan definisi operasional dalam penelitian adalah untuk menjelaskan
masing-masing variable dalam penelitian ini, agar tidak menimbulkan penafsiran
yang berbeda maka perlu dijelaskan definisi variable-variabel
penelitian.Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
deskripsi dengan variabel yang ada yaitu (1). Variabel independen: Indeks Masa
Tubuh, Merokok dan tingkat aktivitas fisik (2) Variabel dependent: reaktivitas
tekanan darah
Variabel penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel terikat/ dependen
Variable terikat dalam penelitian ini adalah reaktivitas tekanan darah
a. Definisi Reaktivitas Tekanan Darah
Respon tekanan darah terhadap stimulasi dingin.
b. Instrumen
1) Tensimeter
2) Cold Pressor Test:
c. Skala data : Skala rasio
d. Satuan Pengukuran : mm/Hg
74
2. Variabel bebas/independen
Variabel bebas/independen dalam penelitian ini ada tiga yaitu indeks
masa tubuh (IMT), merokok dan aktivitas fisik. Penjabaran definisi
masing-masing variable independent adalah sebagai berikut:
a. Indeks Masa Tubuh (IMT)
1) Definisi
Indeks yang menggambarkan status berat badan seseorang.
2) Instrumen Pengukuran
Rumus Indeks Masa Tubuh
(m)Badan Tinggi x (m)Badan Tinggi
(kg)Badan Berat IMT
3) Skala data: Skala rasio
4) Satuan Pengukuran : kg/m2
b. Merokok
1) Definisi
Kecenderungan seseorang perihal aktivitas merokok mencakup
intensitas rokok yang di hisap
2) Instrumen Pengukuran
Fagerstrom Test for Nicotine Dependence
3) Skala Data : Skala rasio
c. Aktivitas Fisik
1) Definisi
Aktivitas fisik didefinisikan sebagai gerakkan tubuh yang
diproduksi oleh otot-otot skeletal yang memerlukan
pengeluaran energi yang meliputi aktivitas pekerjaan, waktu
luang dan latihan/olahraga.
2) Instrumen pengukuran
Aktivitas fisik diukur menggunakan ―International Physical
Activity Questionare (IPAQ)‖
3) Skala Data : Skala rasio
4) Satuan pengukuran: METS
75
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif, pengumpulan data
penelitan dilakukan dengan teknik mengisi blangko kuesioner dan tes pengukuran.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah:
1. Identitas Subjek
Diperoleh dengan cara mengisi kuisioner yang telah dibagikan meliputi
nama, umur, alamat, no.ponsel, program studi.
2. Data penilaian quesioner indek aktivitas dengan International Physical
Activity Questionare (IPAQ)
Data ini diperoleh dengan cara mengisi formulir IPAQ yang berisi
pertanyaan-pertanyaan mengenai aktivitas fisik yang dilakukan dalam
kegiatan sehari-hari meliputi intensitas kegiatan dan frekueni aktitivita
fisik yang dinyatakan dalam METS sesuai standar IPAQ. Interpretasi
dari Kuisioner IPAQ adalah sebagai berikut, aktivitas ringan: <3494
METs, aktivitas sedang: 3494-6149 METs, aktivitas tinggi: >6149
METs. Pengsian formulir dilakukan satu kali bertujuan untuk
mengetahui aktivitas seseorang.
3. Data Indeks Masa Tubuh
Mengukur berat badan dan tinggi badan individu untuk mengetahui
tingat obsesitas individu, kemudian dihitung melalui rumus BB (kg)/TB
(m2).
4. Data merokok
Data merokok diperoleh dengan instrumen pengukuran Fagerstrom Test
for Nicotine Dependence yang merupakan instrumen yang berlaku
secara internasional. Konten kuisioner mencakup intensitas merokok
serta frekuensi aktivitas merokok yang dilakukan oleh seseorang
5. Data Reaktivitas Tekanan Darah
Diperoleh dengan instrumen Cold Pressor Test. Pengukuran tekanan
darah individu sebelum dilakukan Cold Pressor Test dengan manuveur
dicelup kedalam air es dan setelah terpapar air es untuk dilihat
76
perubahan tekanan darah sistol dan diastol oleh karena paparan dingin.
Perbedaan tekanan darah dilihat pada tekanan darah sistol dan diastol
F. Tehnik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dan
perlu diperhatikan dalam suatu penelitian karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data yang hendak dianalisis (Sugiyono, 2013). Melalui
pengumpulan data, peneliti dapat memperhatikan gejala atau perkembangan yang
terjadi pada sampel yang diteliti. Dalam rangka memperoleh data yang akurat
dibutuhkan suatu instrumen penguukuanr yang sesuai dengan apa yang hendak
diukur. Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan cara tes dan pengukuran.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrument berupa kuisioner yang
harus di isi oleh subjek penelitian kemudian dilaksanakan pengukuran observasi
yaitu indeks masa tubuh (kg/m2), aktivitas fisik (METS) serta pelaksanaan
pengukuran reaktivitas tekanan darah (mm/hg). Secara Instrumen yang di rancang
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Indeks Masa Tubuh (IMT)
IMT dihitung sebagai berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m2), alat ukur ini
dipilih sebagai pengukuran yang sederhana dari berat badan dalam
hubungannya dengan tinggi badan. Peningkatan pada lemak tubuh dan lemak
di jaringan menyebabkan kenaikan IMT, hubungan antara berat badan dan
kesehatan secara konvensional diekspresikan melalui istilah IMT daripada
lemak tubuh (James dkk., 2004).
a. Nama Instrumen : Indeks Masa Tubuh
b. Tujuan : Mengukur status berat badan seseorang berdasarkan berat badan
(kg) saat ini dengan tinggi badan (m2)
c. Alat dan Bahan
1) Timbangan
2) Alat pengukur tinggi badan
3) Kalkulator atau ponsel
77
d. Tata cara pengukuran
1) Ukurlah berat badan pasien (jaket, sandal, tas dilepas terlebih dahulu)
2) Ukurlah tinggi badan pasien (tanpa alas kaki)
3) Catat semua hasil pengukuran lalu hitung dengan rumus Indeks Masa
Tubuh
4) Konversi nilai Indeks Masa Tubuh untuk mengetahui tingkat berat
badan subjek naracoba
Rumus untuk menghitung Indeks Masa Tubuh
(m)Badan Tinggi x (m)Badan Tinggi
(kg)Badan Berat IMT
Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Masa Tubuh (Nishida, 2004)
Klasifikasi Nilai Indeks Masa Tubuh (IMT)
Underweight <18.5
Ideal 18.5 - <24.9
Overweight >25- <29.9
Obesitas >30
2. Merokok
a. Nama Instrumen : Fagerstrom Test for Nicotine Dependence
b. Tujuan : Mengukur aktivitas merokok yang dilakukan
seseorang mencakup intensitas dan frekuensi
c. Alat dan bahan
1) Form Fagerstrom Test for Nicotine Dependence Kertas kosong
2) Bolpoint/pensil
3) Kalkualtor / ponsel
d. Tata cara pengukuran
1) Instruksikan subjek penelitian untuk mengisi form Fagerstrom
Test for Nicotine Dependence yang disediakan dengan lengkap.
2) Peneliti mengkalkulasi jawaban subjek untuk dihitung
jumlahnya
78
e. Interpretasi
1) Ringan 1-2
2) Ringan sampai Sedang 3-4
3) Sedang 5-7
4) Tinggi 8 Ke atas
Tabel 3.3.
Item Penilaian Fagerstrom Test for Nicotine Dependence
No. Item Penilaian Nilai
1 Kapan anda merokok setelah
bangun tidur?
a. Kurang dari 5 menit (kor 3)
b. Antara 5-30 Menit ( Skor 2)
c. 31-60 Menit (Skor 1)
2. Apakah anda menemukan
kesulitan untuk menahan
merokok pada tempat yang
dilarang? Contoh tempat ibadah,
perpustakaan
Ya (Skor 1)
Tidak (Skor 0)
3. Kapan anda merasa bahwa anda
harus merokok?
Awal Pagi (Skor 1)
Lainnya (Skor 0)
4) Berapa Banyak batang rokok
yang anda hisap
Kurang dari 10 (Skor 0)
11-20 (Skor 1)
21-30 (Skor 2)
31 atau lebih (Skor 3)
5) Apakah anda sering merokok di
pagi hari
Ya (Skor 1)
Tidak (Skor 0)
6) Apakah anda merokok
meskipun dalam keadaan sakit
dan terbaring
Ya (Skor 1)
Tidak (Skor 0)
Jumlah
79
3. Aktivitas Fisik
a. Nama instrumen
Aktivitas fisik diukur menggunakan ―International Physical Activity
Questionnare‖. Kuisioner ini mengukur level kebiasaan aktivitas
fisik berdasarkan kegiatan yang umumnya dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari. Kegiatan atau aktivitas fisik meliputi
frekuensi aktivitas serta intensitas aktivitas fisik dan dinyatakan
dalam METS. METS = METs level (jenis kegiatan) x jumlah
hari/minggu. Aktivitas fisik yang dinilai dalam instrument
pengukuran ini adalah aktivitas kuliah, aktivitas di rumah dan
aktivitas untuk mengisi waktu luang.
b. Tujuan : Mengukur tingkat aktivitas fisik seseorang berdasarkan
kegiatan sehari-hari seperti aktivitas rumah tangga/kerja,
olahraga/latihan dan waktu luang.
c. Alat dan bahan
1) Form International Physical Activity Questionnare (IPAQ)
2) Kertas kosong
3) Bolpoint/pensil
4) Kalkualtor / ponsel
d. Tata cara pengukuran
1) Instruksikan subjek penelitian untuk mengisi form IPAQ yang
disediakan dengan lengkap.
2) Instruksikan subjek penelitian untuk mengisi form kuisioner
IPAQ secara berurutan tidak boleh mengisi secara acak
3) Berikan kesempatan kepada subjek penelitian untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum dipahami.
4) Peneliti mengkalkulasi jawaban subjek pada setiap sesi aktivitas
fisik (aktivitas sekolah, aktivitas dirumah dan aktivitas diwaktu
senggang) ntuk dihitung dan dikonversi kedalam satuan METS
80
e. Interpretasi
1) Aktivitas ringan: <3494 METs,
2) Aktivitas sedang: 3494-6149 METs,
3) Aktivitas Tinggi: >6149 METs.
Tabel 3.3.
Item Penilaian tingkat Aktivitas Fisik insturumen International Physical
Activity Questionnare (IPAQ)
No. Item
Penilaian
Rincian Keterangan
1. Aktivitas
Pekerjaan
a. Keaktifan menghadiri
perkuliahan
b. Barang yang berat yang
dibawa sambil berjalan kaki
yang termasuk dalam
kegiatan kuliah (7 hari)
c. Waktu yang diperlukan
untuk membawa barang
terebut / hari.
d. Aktivitas fisik sedang
misalnya membawa tas yang
ringan yang berkaitan
dengan kegiatan kuliah (7
hari terakhir.
e. Waktu yang diperlukan
untuk membawa barang
tersebut/hari
Perhitungan no.2 dan
no.3 : 8.0 MET x
...menit x ....hari/minggu
81
f. Selama 7 hari, melakukan
paling tidak 10 menit jalan
kaki dalam aktivitas kuliah
(tidak termasuk kedalam
berangkat dan pulang
kuliah.
g. Waktu yang diperlukan
untuk melakukan aktivitas
tersebut per hari.
Perhitungan no.6 dan
no.7 : 3.3 MET x
...menit x ....hari/minggu
2. Transportasi h. 7 hari terakhir
menggunakan kendaraan
mobil/ motor
i. Berapa waktu yang
dihabiskan untuk
menggunakan kendaraan
bermotor
j. Aktivitas bersepeda yang
82
dilakukan selama 7 hari
terakhir
k. Berapa lama waktu yang
diperlukan untuk
bersepeda.
l. Aktivitas berjalan kaki ke
rumah, ke pasar, tempat
les, mall dsbg.
m. Berapa waktu yang
diperlukan untuk
melakukan aktivitas
tersebut.
Perhitungan no.10 dan
no.11 : 6.0 MET x
...menit x ....hari/minggu
Perhitungan no.12 dan
no.13 : 3.3 MET x
...menit x ....hari/minggu
3. Aktivitas
Pekerjaan
Rumah
n. Aktivitias fisik berat
(mengangkat barang berat,
memindahkan barang
berat sambil naik turun
tangga) dalam 7 hari
83
terakhir
o. Berapa Lama waktu yang
diperlukan
p. Melaksanakan pekerjaan
rumah tangga
(membersihkan kamar,
mengepel lantai,
membersihkan toilet,
menyapu, membersihkan
piring, mencuci baju)
dalam 7 hari terakhir.
q. Berapa waktu yang
diperlukan dalam satu
haru
Perhitungan no.16 dan
no.17 : 3.0 MET x
...menit x ....hari/minggu
4. Olahraga dan
waktu luang
r. Berjalan kaki diwaktu
luang selama 7 hari
terakhir
s. Berapa lama waktu yang
diperlukan dalam satu
hari.
t. Aktivitas olahraga berat
(renang, beladiri,
badminton, basket,) dalam
7 hari terakhir.
u. Berapa waktu yang
diperlukan dalam satu hari
v. Aktivitas olahraga sedang
84
selama 7 hari terakhir
(push up, sit up, jogging,
berjalan kaki, sepeda
santai, senam kebugaran)
w. Berapa waktu yang
diperlukan dalam satu
hari.
Perhitungan no.22 dan
no.23 : 4.0 MET x
...menit x ....hari/minggu
4. Reaktivitas Tekanan Darah
a. Nama Instrumen
Tensimeter/Sphygmomanometer
Cold Pressor Test
b. Tujuan
Mengukur respon tekanan darah seseorang melalui stress thermis
dingin
c. Alat dan Bahan :
1) Baskom berisi air es
2) Sphygmomanometer
3) Stetoskop
4) Stopwatch
5) Handuk kecil
6) Thermometer
d. Tata cara melaksanakan pengukuran yang dilakukan dengan
instrument Cold Pressor test adalah sebagai berikut:
1) Siapkan satu panci/baskom dan air yang dapat dipertahankan
pada 4 derajat celcius catatan : kita dapat menggunakan air pada
4-10 derajat celcius dan berharap untuk melihat responsenya.
2) Instruksikan pasien untuk terlentang atau duduk dengan tenang
selama 5 menit. Lebih baik untuk menggunakan posisi
terlentang selama memungkinkan
85
3) Ukurlah Tekanan darah dan denyut jantung 2 sampai 3 kali
untuk menentukan level normal, Kempiskan manset
sypgnomanometer pada lengan
4) Menggunakan lengan tanpa manset, celuplah tangan pasien ke
dalam air es dan biarkan selama dua menit. Jika merasa nyeri
saat di celup angkatlah tangan saat itu juga
5) Menentukan tekanan darah dan denyut jantung setiap 30 detik
untuk 2 menit. Catat: banyak percobaan Cold Pressor Test
hanya satu menit pencelupan. Jika subjek naracoba merasakan
nyeri dalam 2 menit, persingkat waktu menajdi satu menit.
Bahkan percobaan ini dapat dilakukan pada kaki
6) Angkat tangan subjek naracoba dari air es
7) Segera ukur tekanan darah sistolik dan diastolic dan hitung
denyut jantung pada interval 30 detik sampai keduanya kembali
normal
8) Hitunglah rata-rata normal tekanan darah sistolik dan diastolic
sebelum pencelupan. Kurangi nilai tertinggi setelah pencelupan
dengan rata-rata tekanan darah setelah pencelupan. (Silverthorn,
Dee U. and Joel Michael, 2013).
e. Interpretasi
1) Hiporeaktor : Di bawah 10 mmHg
2) Normoreaktor: 10-19 mmHg
3) Hipereaktror: 20 mmHg dan seterusnya
5. Jalannya Penelitian
a. Perumusan tema dan judul penelitian
b. Pembuatan Proposal
c. Seminar proposal
d. Melakukan Perijinan
e. Menyiapkan instrument
f. Pengisian data subjek penelitian dan informed consent
g. Pengukuran aktivitas fisik
86
h. Pengukuran Indeks Masa Tubuh
i. Pengukuran reaktivitas tekanan darah
j. Cleaning, Coding dan dokumentasi pemeriksaan
k. Penulisan laporan
l. Hasil penelitian.
G. Uji Validitas dan Realibilitas
Sebelum digunakan untuk pengolahan data yang sebenarnya,
instrumen harus diuji coba terlebih dahulu kepada sejumlah subjek yang
memiliki karakteristik yang sama dengan calon subjek penelitian. Penelitian
ini menggunakan kuisioner untuk menghimpun data sehingga harus
diidentifikasi butir-butir soal yang terdapat didalamnya sehingga kuisioner
yang digunakan untuk penelitian dapat dikatakan valid dan reliable.
1. Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu butir pertanyaan. Skala butir
pertanyaan disebut valid, jika melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
mengukur yang seharusnya diukur. Jika skala pengukuran tidak valid maka
tidak bermanfaat bagi peneliti, sebab tidak mengukur apa yang seharusnya
dilakukan (Sunyoto, 2011).
Data yang diperoleh pada saat uji coba diaalisis dengan korelasi
product moment pearson. Selanjutnya nilai tersebut dibandingkan dengan
nilai yang tertera pada tabel r. Apabila nilai rhitung lebih besar dari rtabel, maka
butir soal dinyatakan valid. Hasil uji coba instrumen variabel merokok dan
aktivitas fisik terhadap 30 responden uji coba menunjukkan bahwa
instrumen tersebut valid karena rhitung > rtabel dengan siginifikansi 0,05
dengan n=30 yaitu 0,361.
87
Tabel 3.5
Uji Validitas Kuisioner Fagerstrom Test for Nicotine Dependence
BUTIR SOAL KORELASI PRODUCT MOMENT
PEARSON (r)
1 0,896
2 0,463
3 0,539
4 0,784
5 0,600
6 0,608
Berdasarkan hasil analisis butir soal diatas dengan nilai rtabel dengan
n=30 adalah 0,361. Semua nilai rhitung > rtabel maka kuisioner Fagerstrom Test
for Nicotine Dependence valid untuk digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.6
Uji Validitas Kuisioner International Physical Activity Questionare
(IPAQ)
BUTIR SOAL KORELASI PRODUCT MOMENT
PEARSON (r)
1 0,557
2 0,621
3 0,574
4 0,748
5 0,700
6 0,716
7 0,573
8 0,769
9 0,697
10 0,650
88
Berdasarkan hasil analisis butir soal diatas dengan nilai rtabel dengan
n=30 adalah 0,361. Semua nilai rhitung > rtabel maka kuisioner International
Physical Activity Questionare (IPAQ) valid untuk digunakan dalam
penelitian ini.
2. Uji Realibilitas
Reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan stabilitas data berupa
skor hasil persepsi suatu variable baik variable bebas maupun variable
terikat. Uji realibilitas atau uji konsistensi suatu item pertanyaan dengan
membandingkan antara nilai cronbach‘s alpha dan taraf keyakinan
(coefficients of confidance =CC) dengan ketentuan sebagai berikut.
Jika CC < cronbach‘s alpha, item pertanyaan reliable (konsisten)
Jika CC > cronbach‘s alpha, item pertanyaan tidak reliable (tidak
konsisten) (Sunyoto, 2011)
Tabel 3.7
Uji Realibilitas kuisioner Fagerstrom Test for Nicotine Dependence dan
International Physical Activity Questionare (IPAQ)
Kuisioner Cronbach‘s Alpha
Fagerstrom Test for Nicotine
Dependence
0,825
International Physical Activity
Questionare (IPAQ)
0,825
Berdasarkan analisis data diatas menunjukkan nilai Cronbach‘s Alpha
untuk kedua jenis kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar
dari nilai coefficients of confidance. Maka kuisioner Fagerstrom Test for
Nicotine Dependence dan International Physical Activity Questionare
(IPAQ) adalah reliable.
89
H. Pengolahan Data
Setelah pelaksanaan riset dilapangan selesai, selanjutnya dilakukan
pengolahan data sebelum di analisis. Berikut tahapan pengolahan data yang
akan digunakan dalam penelitian ini (Aripin, 2015):
1. Cleaning
Data yang sudah terkumpul dilakukan cleaning data untuk mengecek
agar tidak ada data yang tidak perlu.
2. Editing
Data yang sudah terkumpul, sebaiknya dilakukan
pengeditan/penyuntingan atau terlebih dahulu dan diperbaiki jika ada
data yang salah. Saat mengedit data perlu dicek kode-kode yang tidak
sesuai dengan katagori dalam daftar pertanyaan yang tertera pada
kuesioner, apakah ada data yang hilang, data yang tidak masuk akal dan
data tidak konsisten sehingga diperoleh data yang benar-benar
konsisten.
3. Coding
Coding diperlukan karena data yang dikumpulkan banyak macamnya
dan untuk mempermudah analisa data yang dilakukan dengan komputer.
4. Entry Data
Memasukkan data yang telah diberi kode ke program software computer
dalam kesempatan ini menggunakan SPSS 20.0 yang selanjutnya
digunakan dalam proses analisis. Teknik analisa data yang digunakan
melalui uji prasyarat dengan uji normalitas dan linieritas, untuk
pengujian hipotesis dengan dua variabel dengan analisis korelasi Ganda.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
korelasional regresi berganda. Analisis regresi ganda adalah pengembangan
dari analisis sederhana. Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel
terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih. Menurut Somantri
dan Muhidin (2006:243) analisis regresi ganda digunakan untuk menelaah
90
hubungan dua variabel atau lebih terutama untuk menelusuri pola hubungan
yang modelnya belum diketahui secara sempurna, atau untuk mengetahui
bagaimana variasi dari beberapa variabel independen (X1), (X2), (X3) .... (Xn)
mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks.
Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut :
1. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum data dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan
beberapa uji prasyarat statitistik yaitu :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal
dari sampel yang normal. Sudjana (1992:291) dalam Satrio, SR
(2013:123) berpendapat bahwa ―asumsi normalitas perlu dilihat
keberlakuannya agar langkah selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan‖.
Dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors (Sudjana, 1992:466
dalam Satrio SR, 2013:123). Adapun prosedur pengujian normalitas
adalah sebagai berikut:
1) Pengamatan x1, x2, ...., xn dijadikan bilangan baku z1,z2,...., zn dengan
menggunakan rumus :
Zi = S
XX i
Keterangan :
Xi : Nilai yang dimiliki tiap sampel
: rata-rata
S : Simpangan baku
2) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi)
3) Selanjutnya dihitung proporsi z1,z2,...., zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (zi)
Maka S (Zi) = n
ZyangZZbanyaknyaZ in ,....21
X
91
4) Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2011;105), uji ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam
model regresi, dapat dilihat dari tolerance value dan variance inflation
factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi
(karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau
sama dengan nilai VIF > 10
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011;139), pengujian ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Model regresi yang
baik adalah terjadi homoskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya
heteroskodastisitas dari tingkat signifikansi dapat digunakan Uji Glejser.
Jika tingkat signifikansi berada di atas 5 % berarti tidak terjadi
heteroskedesitas tetapi jika berada di bawah 5 % berarti terjadi gejala
heteroskodesitas. Grafik Scatterplot juga dapat digunakan untuk
menentukan heteroskedastisitas. Jika titik-titik yang terbentuk menyebar
secara acak baik diatas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model yang digunakan.
d. Uji Linieritas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam
suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Untuk
uji linieritas regresi dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
varians dari Sudjana (1992:322) dalam Satrio SR (2013:124) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
92
F = eS
TCS2
2
Keterangan :
F = Nilai linieritas
S = Standar deviasi
TC = Tuna cocok
e = Kesalahan
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2011:98). Uji ini memiliki beberapa tahap, yaitu:
1) Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji dalam
bentuk :
a) Jika Ho :βι= β2 = ...= 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel dependen dan independen secara simultan.
b) Jika Ho :βι≠β2≠...≠0, berarti ada pengaruh signifikan antara
variable dependen dan independen secara simultan.
2) Derajat keyakinan ( level significance / α= 5%)
a) Apabila nilai signifikansi F hitung lebih besar dari nilai F tabel,
maka hipotesis alternatif diterima.
b) Apabila nilai signifikansi F hitung lebih kecil dar nilai F tabel maka
hipotesis alternatif ditolak.
b. Koefisien Determinasi (adjusted R2)
Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi untuk melihat
sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1,
maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah
semakin kuat, yang berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Sedangkan nilai Koefisien determinasi (adjusted R2)
93
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen adalah terbatas (Ghozali,
2011;97).
c. Uji statistik t
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,
2011;101). Pengujian ini memiliki beberapa tahap, yaitu:
1) Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji dalam
bentuk :
a) Jika Ho: βi> 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel
dependen dan independen secara parsial.
b) Jika Ho: βi= 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan antara variabel
dependen dan independen secara parsial.
2) Menghitung Nilai sig t dengan rumus :
t hitung = βi / se (βi)
Dimana
βi = Koefisien Regeresi
se (βi) = Standar Error dari βi
3) Derajat keyakinan (level significance / α= 5%)
a) Apabila besarnya nilai sig t lebih besar dari tingkat alpha yang
digunakan, maka hipotesis yang diajukan ditolak.
b) Apabila besarnya nilai sig t lebih kecil dari tingkat alpha yang
digunakan, maka hipotesis yang diajukan diterima.
3. Analisisa data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS
20.0 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pada model analisis regresi linier berganda ini analisa data menggunakan
uji korelasioal pearson untuk melihat hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Untuk uji regresi Linier Berganda
yang akan disimulasikan pada bagian ini menggunakan pendekatan
94
Ordinary Least Squares (OLS). Penjelasan akan dibagi menjadi 5 (lima)
tahapan, yaitu:
1) Persiapan Data (Tabulasi Data)
2) Estimasi Model Regresi Linier (Berganda)
3) Pengujian Asumsi Klasik
4) Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit Model)
5) Intepretasi Model Regresi Linier (Berganda)
b. Uji t dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji apakah
parameter (koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk
mengestimasi persamaan/model regresi linier berganda sudah merupakan
parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat disini adalah parameter
tersebut mampu menjelaskan perilaku variabel bebas dalam
mempengaruhi variabel terikatnya. Parameter yang diestimasi dalam
regresi linier meliputi intersep (konstanta) dan slope (koefisien dalam
persamaan linier). Pada bagian ini, uji t di fokuskan pada parameter slope
(koefisien regresi) saja. Jadi uji t yang dimaksud adalah uji koefisien
regresi.
c. Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih populer
disebut sebagaiuji F (ada juga yang menyebutnya sebagai uji simultan
model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang
diestimasi layak atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah
model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Nama uji ini disebut
sebagai uji F, karena mengikuti mengikuti distribusi F yang kriteria
pengujiannya seperti One Way Anova.
d. Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-variabel
bebas terhadap variabel terikatnya. Atau dapat pula dikatakan sebagai
proporsi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R Square atau Adjusted R-
Square. R-Square digunakan pada saat variabel bebas hanya 1 saja (biasa
disebut dengan Regresi Linier Sederhana), sedangkan Adjusted R-Square
95
digunakan pada saat variabel bebas lebih dari satu. Dalam menghitung
nilai koefisien determinasi penulis lebih senang menggunakan R-Square
daripada Adjusted R-Square, walaupun variabel bebas lebih dari satu.