35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Kondisi Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 09
dengan subyek penelitian siswa kelas V sebanyak 27 siswa. Lokasi SD Negeri
Kutowinangun 09 Salatiga terletak di wilayah Kecamatan Tingkir Kota Salatiga,
provinsi Jawa Tengah.
Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 09 Salatiga terletak di Jalan Canden
Nomor 03 Dusun Karangduwet Desa Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga. Jarak tempuh ke Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 09 Salatiga
adalah ±2 km dari pusat kota, jarak ±5 km dari kantor Kecamatan Tingkir.
Suasana sekolah masih asri dengan banyaknya tanaman pohon yang tumbuh di
sekelilingnya. Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 09 Salatiga merupakan
sekolah dasar yang berdiri bersebelahan dengan Sekolah Dasar Kutowinangun 08
Salatiga, sehingga sekolah ini merupakan sekolah kampus, dimana letak bangunan
berhadapan dan bersebelahan dengan sekolah lain. Di sebelah utara terdapat
perumahan warga, sebelah timur terdapat kebun warga sekitar, dan di sebelah
selatan terdapat perumahan warga. Letak yang strategis membuat Sekolah Dasar
Negeri Kutowinangun 09 Salatiga mudah dijangkau. Selain dekat dengan
pemukiman penduduk, suasana yang tidak terlalu ramai kendaraan tentunya
membuat siswa nyaman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Ruangan sekolah yang memiliki beberapa ruangan, yaitu enam ruang kelas
yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dan satu kantor guru. Ruang kelas
sudah cukup baik dengan penerangan dan ventilasi yang cukup. Di setiap ruang
kelas terkesan menarik karena terdapat hasil karya siswa yang memang di pajang
di setiap jendela dan tertata rapi. Terdapat satu ruangan koperasi untuk memenuhi
kebutuhan siswa dan satu ruang kelas untuk kegiatan belajar Pendidikan Agama
Kristen. Di sekolah ini menyediakan tiga WC yang terdiri dua WC siswa dan satu
WC guru. Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 09 Salatiga memiliki halaman
36
yang cukup luas dimana halaman tersebut dapat digunakan bersama dengan
Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 08 Salatiga, halaman tersebut digunakan
untuk upacara dan berolahraga.
Fasilitas belajar yang ada di sekolah ini cukup lengkap, adapun tiga
komputer yang digunakan untuk memfasilitasi guru dalam mengetik data-data
administrasi yang diperlukan, selain itu alat peraga seperti kit IPA, globe, rangka
hewan dan manusia sudah ada. Sekolah ini memiliki satu layar LCD yang terletak
di kelas 6 dan dua proyektor. Penunjang sarana belajar siswa dalam belajar seperti
buku-buku sudah baik untuk membantu siswa dalam belajar.
Bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi
awal, deskripsi hasil siklus 1, deskripsi hasil perbaikan pada siklus 2, pembahasan
hasil penelitian, dan hasil tindakan.
4.2 Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan observasi hasil belajar kelas V SD Negeri Kutowinangun 09
Salatiga sebelum dilaksanakan penelitian pada semester II Tahun pelajaran
2015/2016, peneliti melakukan observasi dan wawancara kecil dengan guru dan
hasilnya masih terdapat siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA. Hal tersebut berdampak pada
perolehan nilai ulangan harian siswa. Setiap tes formatif banyak siswa yang
perolehan nilainya di bawah KKM yang ditetapkan sebesar 70 sehingga banyak
siswa yang mengikuti program remedial. Hasil ulangan harian sebelum diadakan
tindakan penelitian dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
37
Tabel 4.2.1
Nilai Pra Siklus
No Nilai Frekuensi Persentase
1 40-49 6 22%
2 50-59 7 26%
3 60-69 5 19%
4 70-79 6 22%
5 80-89 3 11%
6 90-100 0 0%
Jumlah 27 100%
Tabel 4.2.1 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 40
sampai 54 sebanyak 22% atau 6 siswa, yang mendapat nilai 55 sampai 64
sebanyak 26% atau sebanyak 7 siswa, yang mendapat nilai 65 sampai 74
sebanyak 5 siswa atau sebesar 19%. 75 sampai 84 sebanyak 22% atau 6 siswa,
yang mendapat nilai 85 sampai 94 sebanyak 11% atau 3 siswa, dan yang
mendapat nilai 95 sampai 100 sebanyak 0% atau sebanyak 0 siswa.
Berdasarkan data hasil tes menunjukkan sebagian besar siswa belum
mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat
pada tabel 4.2.2 berikut.
Tabel 4.2.2
Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persentase
1 Tuntas 9 33%
2 Belum Tuntas 18 67%
Jumlah 27 100%
Tabel 4.2.2 ketuntasan belajar siswa hasil tes pra siklus dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM 70 sebanyak 18 siswa.
Dengan demikian ada 18 anak atau sebesar 67% yang belum mencapai ketuntasan
belajar minimal (KKM). Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal ada
9 anak atau sebesar 33%. Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum
tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran seperti gambar 4.2.3 berikut.
38
Gambar 4.2.3
Gambar Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
Apabila hasil nilai pra siklus dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai
terendah, dan nilai rata-rata akan tampak seperti pada tabel 4.2.4 berikut.
Tabel 4.2.4
Perolehan Nilai Tes Pra Siklus
No Uraian Nilai
1 Nilai Tertinggi 91
2 Nilai Terendah 41
3 Nilai Rata-Rata 67
Berdasarkan pada hasil observasi awal, hasil ulangan harian yang
ditunjukkan pada tabel 4.2.4 disebabkan karena cara guru dalam mengajar IPA
masih menggunakan model konvensional, dimana metode ceramah masih
mendominasi proses kegiatan pembelajaran. Kurangnya pemanfaatan sumber
pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga pembelajaran
menjadi kurang menarik yang berakibat siswa bosan, tidak aktif, kurang
memperhatikan pelajaran, dan malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
pada saat pembelajaran berlangsung sehingga siswa mengerjakan soal dengan
sesuka hati.
Dari data hasil belajar siswa yang masih rendah pada pelajaran IPA pada
kelas V SD Negeri Kutowinangun 09 Salatiga, peneliti bekerja sama dengan guru
33%
67%
Gambar Ketuntasan Hasil Belajar Pra
Siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
39
kelas V untuk memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
Mengingat lokasi sekitar sekolah sangat menunjang kegiatan ini. Penelitian
dilaksanakan 2 siklus dengan 3 kali pertemuan di setiap siklusnya. Sebelum
melakukan tindakan pemanfaatan lingkungan, dilakukannya uji validitas, uji
reliabilitas dan tingkat kesukaran soal terlebih dahulu agar setiap soal yang
diberikan sesuai dengan perkembangan psikologis anak.
Tabel 4.2.5
Hasil Validitas Instrumen Tes
Aktivitas Item Soal Valid Tidak Valid
Siklus I 1, 2, 3, 4,5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, dan 30.
1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 15, 18,
19, 21, 22, 24, 25,
26, 27, 28, 30
2, 3, 14, 16, 17,
20, 23, 29
Siklus II 1, 2, 3, 4,5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26,
27,28, 29, dan 30.
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 11,
12, 13, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30
3, 9, 10, 14, 15,
23
Berdasarkan tabel 4.2.5 dapat terlihat soal atau instrumen valid dan tidak
valid (Arikunto, 2007: 207) untuk soal di siklus I dan siklus II yang sudah di uji
validitasnya melalui SPSS 23. Pada siklus I dari soal 30 terdapat 22 soal yang
valid dan 8 soal yang tidak valid. Sedangkan pada siklus II dari 30 soal terdapat
24 soal yang valid dan 6 soal yang tidak valid. Setelah diuji kevaliditasan soal
selanjutnya di uji tingkat reliabilitas. Reliabilitas untuk soal siklus I dan II bisa
ditunjukkan pada tabel 4.2.6 berikut.
Tabel 4.2.6
Hasil Uji Reliabilitas
Reliabilitas Cronbach’s
Alpha N of items
Siklus I 810 30
Siklus II 876 30
40
Berdasarkan tabel 4.2.6 penghitungan dapat dibaca bahwa Cronbach’s
Alpha pada soal siklus I sebesar 810 dari 30 item yang diuji. Sedangkan untuk
Cronbach Alpha soal siklus II sebesar 876 dari 30 item yang diuji. Setelah
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas soal. Selanjutnya dilakukan uji taraf
kesukaran soal dengan hasil pada tabel 4.2.7 di bawah ini:
Tabel 4.2.7
Analisis Soal Taraf Kesukaran
Analisis Soal Soal Mudah Jumlah Soal Sedang Jumlah
Siklus I 1, 4, 5, 8, 9,
13, 14, 15, 16,
18, 19, 20
12 soal 2, 3, 6, 7, 10, 11,
12, 17
8 soal
Siklus II 1, 2, 4, 5, 6, 7,
10, 12, 16, 17,
18, 19, 20
13 soal 3, 8, 9, 11, 13, 14,
15
7 soal
Analisis taraf kesukaran untuk soal yang digunakan pada tes akhir siklus
yaitu untuk soal tes akhir siklus I soal mudah berjumlah 12, soal sedang 8.
Sedangkan untuk soal tes yang dilakukan pada akhir siklus II dengan soal mudah
berjumlah 13, soal sedang berjumlah 7.
4.3 Deskripsi Hasil Siklus I
4.3.1 Perencanaan Tindakan
Siklus I terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung 70 menit.
Dengan rincian sebagai berikut:
a. Pertemuan I
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap observasi yang sudah
dilakukan di SD Negeri Kutowinangun 09 berkerjasama dengan guru kelas V
dengan melakukan diskusi mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan
serta bentuk pembelajaran yang akan dilakukan. Pembelajaran yang akan
dilakukan adalah pemanfaatan media lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar yang digunakan pada kegiatan pembelajaran khususnya pada kelas V
semester II pada mata pelajaran IPA. Sebelum melakukan kegiatan mengajar
41
pada pertemuan I, guru menyiapkan segala sesuatu yang dapat menunjang
proses pembelajaran siswa. Guru merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pokok bahasan daur air dan peristiwa alam dengan tujuan
pembelajaran: melalui pengamatan air kran, air limbah, air sumur, dan air
hujan siswa dapat menunjukkan bagaimana pentingnya air bagi kehidupan
dengan benar. Adapun rancangan pembelajaran dengan memanfaatkan media
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar sebagai berikut:
1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok besar.
2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakan sesuai
petunjuk.
3) Semua anggota kelompok berdiskusi untuk mengerjakan lembar kerja
dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
4) Setiap kelompok melaporkan hasil pengamatannya di depan kelas dan
kelompok lain menanggapi
Pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi dengan menggunakan
tes uraian. Siswa mengerjakan kemudian dikumpulkan kepada guru.
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut
dari hasil belajar siswa dan adanya kekurangan atau kelemahan pada
pertemuan I. Perencanaan siklus I pertemuan II mendiskusikan bagaimana
perbedaan air bersih dan air tercemar di lingkungan sekolah dan siswa
mengungkapkan alasannya secara ilmiah (Nana Sudjana, 2010: 45) Sebelum
guru mengajar pada pertemuanke II, guru mempersiapkan segala sesuatu yang
menunjang proses pembelajaran siawa kelas V pada mata pelajaran IPA.
Selanjutnya guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
pokok bahasan daur air dan peristiwa alam dengan tujuan pembelajaran:
melalui observasi berbagai jenis air di sekolah siswa mampu menunjukkan
pengaruh air tersebut terhadap makhluk hidup, makhluk hidup yang dipakai
adalah bibit tanaman dan ikan mas. Kemudian guru merencanakan menyajikan
pengalaman belajar yang bersifat memotivasi siswa yaitu pemanfaatan media
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
42
1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakan sesuai
petunjuk.
3) Semua anggota kelompok berdiskusi untuk mengerjakan lembar kerja
dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
4) Setiap kelompok melaporkan hasil pengamatanya di depan kelas dan
kelompok lain menanggapi.
Pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi dengan menggunakan
lembar kerja kelompok kemudian dikumpulkan kepada guru.
c. Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai
penyempurnaan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II dari kekurangan yang
terjadi pada pertemuan I dan II akan diperbaiki pada pertemuan III ini. Pada
pertemuan III ini membahas pentingnya air bagi kehidupan dan kegiatan
manusia yang dapat mempengaruhinya. Sebelum mengajar praktikan
menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya
RPP pertemuan ke III, lembar kerja siswa, lembar observasi kinerja guru, dan
aktivitas siswa, yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap
materi yang telah diajarkan, buku pembelajaran, serta ruang atau lokasi yang
akan digunakan sama dengan pertemuan I dan II yaitu di ruang kelas V.
Kemudian guru merencanakan menyajikan pengalaman belajar yang
bersifat memotivasi siswa untuk selalu semangat, senang dan tertarik pada
pemanfaatan media lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok besar
2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakan
sesuai petunjuk.
3) Semua anggota kelompok berdiskusi untuk mengerjakan lembar kerja
dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar.
4) Setiap kelompok melaporkan hasil pengamatanya di depan kelas dan
kelompok lain menanggapi.
43
Pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi dengan menggunakan tes
formatif berbentuk pilihan ganda. Siswa mengerjakan kemudia dikumpulkan
kepada guru.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Pertemuan I
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu: guru membuka
pelajaran dengan mengucap salam, absensi oleh guru, guru mengontrol kondisi
siswa apakah siap menerima pelajaran dengan cara merapikan meja dan kursi
agar rapi sehingga tercipta suasana yang nyaman dan tentunya menanyakan
keadaan siswa.
Tahap ini guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kegunaan air
di rumah dan sekolah. Pertanyaan ini bertujuan agar siswa dapat berpikir kritis
dan menemukan sendiri apa maksud dari pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Guru menjelaskan secara garis besar apa yang akan dipelajari dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Hal ini agar siswa
mendapat pola pikir dan pandangan sebelum kerja kelompok. Setelah guru
bertanya jawab dengan siswa guru tak lupa untuk menyampaikan KKM yang
harus dicapai yaitu nilai 70 dengan tujuan agar siswa termotivasi untuk meraih
nilai yang lebih. Kemudian pada tugas kelompok ini melakukan pengamatan
pada lingkungan sekitar sekolah. Siswa melakukan kegiatan berdasarkan
prosedur dari guru. Dengan bimbingan guru siswa mengamati kegiatan tersebut
dari awal sampai akhir. Melalui pengamatan yang dilakukan, siswa melakukan
observasi terhadap air kran atau ledeng di sekolah. Meliputi air kran yang
terletak di setiap kelas dan air sumur yang berada di samping sekolah. Siswa
juga mengamati bagaimana karakteristik jenis air tersebut dan sumber airnya.
Lalu siswa mencatat hal-hal penting pada lembar kerja kelompok yang
diberikan oleh guru. Setelah semua kegiatan dan materi terlaksana siswa dan
guru masuk ke kelas dan membahas hasil pengamatan tersebut per kelompok.
Setiap kelompok mewakilkan dua anak untuk maju ke depan membacakan
44
hasil pengamatannya. Setelah itu guru dan siswa menyimpulkan apa yang
dipelajari dari awal hingga akhir kegiatan.
Dalam kegiatan belajar mengajar ini diamati oleh pengamat atau guru
kolaborasi dalam penelitian. Beliau mengamati dan mencatat hasil
pengamatannya ke dalam lembar pengamatan yang disediakan sebelumnya.
b. Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut
dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa, maka pada
pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar
kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar observasi, alat dan bahan
percobaan.
Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam dan
sapa, absensi siswa oleh guru dan dilanjutkan dengan apersepsi yang dilakukan
oleh guru dengan memberikan pertanyaan yang memancing keingintahuan
siswa. Guru mengajak siswa untuk berpikir ke arah sumber air darimana saja.
Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang materi guru meminta beberapa
siswa untuk maju ke depan kelas dan mendeskripsikan keadaan air di
rumahnya dan untuk apa saja air tersebut beserta kegiatan manusia yang
mempengaruhi. Hal ini bertujuan agar siswa berani mengemukakan
pendapatnya sesuai pemikiran masing-masing di depan kelas (Nana Sudjana,
2010: 45) agar siswa terlatih berbicara dan berpendapat di depan teman dan
guru. Setelah itu guru membagi kelompok besar berjumlah 5 kelompok, setelah
itu guru membagikan lembar kerja dimana setiap kelompok akan mendapatkan
satu lembar kerja. Dengan bimbingan guru siswa diajak ke lingkungan sekitar
yang digunakan sebagai sumber belajar untuk mengetahui pentingnya air dan
kegiatan manusia yang mempengaruhinya.
Siswa dilatih untuk bekerja sama dan berkomunikasi yang baik dengan
antar anggota kelompok terutama adalah berdiskusi. Siswa saling membagi
tugas dan melaksanakan prosedur kerja dalam lembar kerja. Dengan bimbingan
45
guru, setiap kelompok mengambil air dari air kran atau ledeng yang ditaruh di
dalam gelas bening. Lalu salah satu siswa mencuci tangannya dengan
menggunakan sabun dan bekas cucian tersebut di tuangkan ke dalam gelas
bening lainnya sebagai air limbah cuci tangan. Setiap kelompok telah
mendapatkan dua ekor ikan dan dua bibit tanaman sebagai subyek percobaan.
Ikan dan bibit tanaman digunakan sebagai makhluk hidup. Dan ikan tersebut
dimasukkan ke dalam masing-masing gelas bening. Setiap kelompok wajib
mengamati apa yang terjadi pada ikan tersebut. Lalu menuliskannya ke dalam
lembar kerja. Bibit tanaman yang mereka miliki disiram dengan jenis air, yaitu
air ledeng dan air limbah cuci tangan dan menaruh bibit tersebut di pinggiran
pot sekolah. Setelah itu siswa masuk ke dalam kelas, dan membacakan hasil
laporannya di depan kelas dan kelompok lain saling menanggapi. Kelompok
dengan hasil perolehan nilai tertinggi akan diberi penghargaan berupa reward
(hadiah) oleh guru dengan kriteria: kerjasama, komunikasi, hasil diskusi dan
kerapian. Setelah itu lembar kerja dikumpulkan untuk dianalisa oleh guru.
c. Pertemuan III
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai tindak lanjut,
penyempurnaan dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa
yang berupa hasil belajar pada pertemuan I dan II, maka pada pelaksanaan
pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar
evaluasi, lembar observasi siswa dan guru.
Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam dan
sapa kemudian absensi siswa oleh guru dan dilanjutkan dengan pemberian
pertanyaan yang mengarah kepada materi pelajaran. Guru meminta setiap
siswa untuk bergabung ke dalam kelompok seperti yang sudah dibentuk. Lalu
lembar kerja kelompok dibagikan dan siswa diminta untuk mengamati kembali
apa yang terjadi pada bibit tanaman setelah 24 jam disiram dengan dua jenis air
yang berbeda. Siswa menuliskan hal-hal yang penting ke dalam lembar kerja
kelompok. Kemudian guru bersama siswa membahas hasil diskusi, setiap
46
kelompok menyampaikan hasil laporannya, kelompok lain boleh menanggapi
dan guru menyimpulkan hasil dari pengamatan tersebut dan siswa
merangkumnya ke dalam buku catatan masing-masing. Kemudia guru
memberikan tes formatif dari serangkaian kegiatan selama 3 pertemuan, dan
siswa mengerjakan soal evaluasi sesuai kemampuan masing-masing.
4.3.3 Hasil Tindakan
a. Penilaian Praktik Pembelajaran
Untuk mengukur keberhasilan penerapan pembelajaran menggunakan media
lingkungan sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran,
menggunakan Lembar Penilaian Praktik Pembelajaran. Aspek yang diukur
meliputi tiga aspek yaitu kemampuan menyajikan pembelajaran yang dapat
diterima peserta didik, melibatkan peserta didik dalam pembelajaran,
mengembangkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah
berdasarkan pengamatan dan pemanfaatan media lingkungan sekitar. Hasil
pengamatan praktik pembelajaran disajikan pada tabel 4.3.3.1 sebagai
berikut:
Tabel 4.3.3.1
Data Hasil Observasi Kinerja Guru
Siklus I
No Aspek
Hasil Penilaian
Observasi Guru
Ya Tidak
1 Kegiatan Awal 3 -
2 Kegiatan Inti 14 -
3 Penutup 3 -
Jumlah 20 0
Persentasi 100% 0%
Keterangan:
1. Pernyataan Ya diartikan sebagai guru telah melaksanakan sintaks
2. Pernyataan Tidak diartikan sebagai guru tidak melaksanakan sintaks
Dari tabel 4.3.3.1 data hasil observasi kinerja guru dapat dilihat
pada hasil penilaian observasi menunjukkan perolehan skor dari
47
pertemuan I, II, dan III telah terlaksana yaitu berjumlah 20 sintaks atau
100% terlaksana dengan baik. Sintaks yang telah dilaksanakan oleh guru
antara lain: guru memberikan apersepsi/motivasi awal sebelum
pembelajaran, kesesuaian apersepsi dengan pokok bahasan yang akan
dibahas, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
menunjukkan penguasaan materi pembelajaran, guru membagi kelas
menjadi kelompok-kelompok belajar, guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan belajar kelompok, guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai, guru menggunakan media
pembelajaran yang sesuai, media yang digunakan lebih variatif dan
inovatif serta dapat menarik perhatian siswa, guru melibatkan siswa dalam
penggunaan media, sumber belajar yang dipilih mudah ditemukan dan
siswa mampu melakukannya,media yang dipilih guru dapat meningkatkan
semangat belajar dan pemahaman siswa terhadap materi, guru melibatkan
siswa secara langsung dan tidak langsung dalam pemanfaatan sumber
belajar, adanya interaksi yang positif antara guru dengan siswa, guru
membimbing kelompok-kelompok belajar dalam berdiskusi, gru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari dan setiap
kelompok mempresentasikannya, guru memberikan penghargaan kepada
kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar, guru
mengajak siswa untuk merefleksi dari kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan, guru menyimpulkan hasil pembelajaran dengan melibatkan
siswa, dan guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
Dari hasil pengamatan tersebut maka pemanfaatan media
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar oleh kolaborator yaitu guru
mata pelajaran IPA kelas V sudah cukup baik. Dan selanjutnya sebagai
perbaikan siklus I akan dilanjutkan pada siklus II.
Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang diperolehnya dalam
aspek kognitif, siswa yang mendapat nilai tinggi belum tentu mengikuti
pelajaran dengan keadaan tenang dan tidak menggangu teman yang lain.
Tetapi juga dapat dilihat dari keadaan dan aktifitas siswa saat berada di
48
kelas, mulai dari tingkah laku sekecil apapun semua tergambar dalam
lembar observasi siswa dalam tabel 4.3.3.2 sebagai berikut:
Tabel 4.3.3.2
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus I
No Aspek
Hasil Penilaian
Observasi Guru
Ya Tidak
1 Kegiatan Awal 4 -
2 Kegiatan Inti 12 2
3 Penutup 1 1
Jumlah 17 3
Persentasi 85% 15%
Keterangan:
1. Pernyataan Ya diartikan sebagai siswa telah melaksanakan sintaks
2. Pernyataan Tidak diartikan sebagai siswa tidak melaksanakan sintaks
Dari tabel 4.3.3.2 data hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada hasil
penilaian observasi menunjukkan perolehan skor dari pertemuan I, II, dan III telah
terlaksana yaitu berjumlah 17 sintaks atau 85% terlaksana dengan baik dan 3
sintaks yang belum dilaksanakan. Sintaks yang telah dilaksanakan oleh siswa
antara lain: siswa menempati tempat duduknya masing-masing, siswa siap dengan
alat tulisnya untuk menerima pelajaran, siswa mampu menjawab pertanyaan
apersepsi dengan baik, siswa mendengarkan secara seksama saat dijelaskan
kompetensi yang akan dicapai, adanya interaksi positif antara siswa dengan guru,
adanya interaksi yang positif antara siswa dengan siswa, siswa terlibat aktif
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa berani mengungkapkan
pendapatnya ketika guru memberikan kesempatan, siswa aktif memperhatikan dan
mencatat penjelasan materi yang diberikan guru, siswa termotivasi dan antusias
selama mengikuti kegiatan belajar mengajar, siswa merasa senang selama
mengikuti proses pembelajaran, siswa merasa tertarik mempelajari materi
pembelajaran yang disampaikan dengan menggunakan media pembelajaran, siswa
merasa tertarik mempelajari materi dengan sumber belajar yang telah ditentukan
guru. Siswa terlibat aktif dalam pemanfaatan media dan sumber belajar selama
49
proses belajar mengajar. Siswa merasa terbimbing saat mengalami kesulitan,
siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan oleh guru, dan
siswa membuat rangkuman materi. Adapun deskripsi tentang hasil belajar IPA
pada siklus I sebagai berikut:
a) Hasil Belajar IPA
Hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 09 didapat
dengan mengadakan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan
ketiga. Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar
IPA, namun masih terdapat siswa yang tidak tuntas atau mendapatkan nilai
di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil belajar IPA siswa
kelas V SD Negeri Kutowinangun 09 pada materi pokok daur air dan
peristiwa alam dan berikut disajikan pada tabel 4.3.3.3 yaitu tentang
distribusi frekuensi nilai IPA, siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 09
tahun pelajaran 2015/2016. Hasil belajar IPA dapat dilihat pada tabel
4.3.3.3 sebagi berikut:
Tabel 4.3.3.3
Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 09 Tahun Pelajaran
2015/2016
Siklus I
No Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1 40-49 1 4% Tidak tuntas
2 50-59 - - Tidak tuntas
3 60-69 5 20% Tidak tuntas
4 70-79 3 12% Tuntas
5 80-89 8 32% Tuntas
6 90-100 8 32% Tuntas
Jumlah 25 100%
Nilai rata-rata 79,2
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 45
Dilihat dari tabel 4.3.3.3 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran
IPA dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V mengalami
50
peningkatan dari hasil belajar pra siklus, ditandai dengan nilai rata-rata
yang meningkat dari 67 menjadi 79,2 sedangkan persentase ketuntasan
juga meningkat menjadi 76% yang didapat oleh 19 siswa. Siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM atau dikatakatan tidak tuntas mengalami
penurunan yaitu menjadi 24% yang didapat oleh 6 siswa, untuk nilai
tertinggi menjadi 95 sedangkan untuk nilai terendah masih di angka 45
yang semula hanya 41. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah
siswa yang mengalami ketuntasan di atas KKM lebih banyak daripada
jumlah siswa yang tidak tuntas, namun indikator kinerja hasil belajar IPA
yang peneliti tentukan belum tercapai sehingga perlu diadakan perbaikan
pembelajaran siklus selanjutnya yaitu siklus 2 dengan memperhatikan
hasil refleksi pada siklus 1 (Ali, 2007: 67). Berdasarkan tabel 4.3.3.4 dapat
dinyatakan dalam gambar yaitu sebagai berikut:
Gambar 4.3.3.4
Diagram Nilai IPA
Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 09 Tahun Pelajaran 2015/2016
Siklus 1
4.3.4 Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari
pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala
012345678
Tuntas
Tidak Tuntas
51
kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil
observasi dan tes evaluasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini
digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil
tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator
kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan
observasi pada siklus I maka penjelasan sebagai berikut:
a) Penilaian Praktik Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi,
dapat dilihat bahwa masih terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan-
kekurangan ini disebabkan guru dan siswa belum terbiasa menggunakan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Guru masih kesulitan dalam
penggunaan lingkungan sekitar sekolah. Sedangkan siswa masih kurang
memperhatikan pembelajaran yang dilakukan serta kurang terbiasa dalam
bekerja secara kelompok dalam pengamatan untuk penanaman konsep
pembelajaran IPA. Secara keseluruhan pemanfaatan lingkungan sekitar
khususnya lingkungan alam sebagai media dalam pembelajaran IPA yang
diterapkan oleh guru kelas V sudah cukup baik. Selanjutnya, sebagai
perbaikan siklus I akan dilanjutkan pada siklus II.
b) Hasil Belajar IPA
Dari tabel distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat dikatakan
bahwa pada siklus 1 hasil belajar IPA siswa kelas V mengalami
peningkatan dari hasil belajar pra siklus, ditandai dengan nilai rata-rata
yang meningkat menjadi 79,2. Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM
atau dikatakatan tidak tuntas mengalami penurunan yaitu menjadi 24%
yang didapat oleh 6 siswa, pemberian soal-soal latihan dan penanaman
konsep IPA yang benar terbukti dapat meningkatkan hasil belajar, agar
peningkatan lebih optimal berdasarkan hasil pengamatan, siswa lebih
cenderung mudah memahami penjelasan dari teman atau tutor sebaya.
52
Secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses
pembelajaran siklus I mengalami beberapa hambatan, yaitu sebagai
berikut:
1) Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar belum
terbiasa dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga
siswa masih mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan.
2) Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar oleh
kolaborator belum sesuai dengan rencana pembelajaran yang
peneliti susun, karena faktor alam yang dimanfaatkan tergantung
dengan cuaca seperti pemanfaatan cahaya matahari dan air hujan.
3) Siswa yang belum memahami konsep dan takut bertanya pada
guru, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan
soal.
4) Pemanfaatan media lingkungan seperti aspal jalan sangat rawan
digunakan, karena ramainya kendaraan yang lalu lalang, guru
kesulitan dalam mengontrol siswa secara menyeluruh yang bisa
saja membahayakan keselamatan siswa.
Dari hambatan-hambatan tersebut, maka peneliti mengadakan analisis
dan konsultasi dengan guru IPA kelas V tentang kondisi siswa serta
pembelajaran yang telah berlangsung hingga didapatkan penyelesaian
hambatan-hambatan sebagai berikut:
a) Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang
maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.
b) Buatlah keaktifan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran
sehingga ketrampilan belajar siswa lebih maju dan berkembang.
c) Penerapan tutor sebaya pada pada proses menyelesaikan masalah
sehingga siswa lebih berani mengungkapkan pendapat dan
menyelesaikan suatu permasalahan.
d) Tinjaulah lokasi yang akan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
sebelumnya agar semua dapat terlaksana sesuai dengan rencana.
e) Pilihlah media lingkungan alam yang aman sebagai sumber belajar.
53
4.4 Deskripsi Hasil Siklus II
4.4.1 Tahap Perencanaan
a. Pertemuan I
Pembelajaran Siklus II merupakan tindak lanjut dan perbaikan pada
pembelajaran siklus 1. Pembelajaran siklus 2 dilaksanakan dengan
memanfaatkan lingkungan alam sebagai sumber belajar disertai hasil refleksi
pada siklus 1. Pembelajaran pada kompetensi dasar mendeskripsikan proses
daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya.
Sebelum mengajar pada pertemuan I, maka praktikan menyiapkan
segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana
Pelaksanan Pembelajaran (RPP), Daftar Absensi Siswa, Lembar Kerja Siswa,
Lembar Observasi Siswa, Lembar Penilaian Praktik Pembelajaran, buku
pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran
berlangsung yaitu di kelas V. Pelajaran di buka dengan salam dan dilanjutkan
dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru
memberikan apersepsi dengan mengingat kembali pentingnya air bagi
kehidupan. Guru menjelaskan tentang sumber air dan daur air. Siswa
mengerjakan lembar kerja dalam kelompok. Guru membimbing siswa yang
mengalami kesulitan dengan melibatkan teman sebangku. Menyampaikan hasil
diskusi dengan bimbingan guru. Pada kegiatan ini, guru hanya memfasilitasi
siswa untuk berpendapat dan mempertanggungjawabkan jawaban yang telah
disampaikan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil
pembelajaran mengenai proses terjadinya daur air, kemudian guru akan
memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut
pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan
dengan pertemuan I tapi yang membedakan adalah materi yang akan dipelajari
yaitu tahap pada siklus air atau daur air. Sebelum mengajar pada pertemuan II,
maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses
pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), Daftar
54
Presensi Siswa, Lembar Kerja Siswa, Lembar Observasi Siswa,Lembar
Penilaian Praktik Pembelajaran, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang
akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yaitu di kelas V. Peneliti
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dengan
materi daur air dan kegiatan manusia yan dapat mempengaruhinya berupa
pengamatan pada proses terjadinya daur air.
Pelajaran di buka dengan salam dan dilanjutkan dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru memberikan apersepsi dengan
mengingat kembali macam sumber air dan pentingnya air bagi kehidupan.
Guru menjelaskan konsep daur air dan faktor yang mempengaruhinya. Siswa
mengerjakan lembar kerja dalam kelompok. Guru membimbing siswa yang
mengalami kesulitan dengan melibatkan teman sebangku. Menyampaikan hasil
diskusi dengan bimbingan guru. Pada kegiatan ini, guru hanya memfasilitasi
siswa untuk berpendapat dan mempertanggungjawabkan jawaban yang telah
disampaikan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil
pembelajaran mengenai proses terjadinya daur air, kemudian guru akan
memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.
c. Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut
pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan
dengan pertemuan I tapi yang membedakan adalah materi yang akan dipelajari
yaitu proses terjadinya daur air. Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran,
diantaranya Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), Daftar Presensi Siswa,
Lembar Kerja Siswa, Lembar Observasi Siswa,Lembar Penilaian Praktik
Pembelajaran, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan saat
pembelajaran berlangsung yaitu di kelas V.
Peneliti merancang pada pertemuan ketiga dengan sebuah percobaan
sederhana melalui kain, kertas, dan tisu siswa dapat menganalisa proses
terjadinya air. Siswa juga diminta untuk membandingkan terjadinya daur air
dengan percobaan air panas yang dituang ke dalam panci. Kemudian siswa
55
diminta untuk melaporkan hasil pengamatannya dan hasilnya diminta untuk
dicatat dalam lembar kerja kelompok. Setelah semua materi tersampaikan
kemudian mengadakan tes evaluasi bagi siswa, tetapi terlebih dahulu guru
mengulas materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II
secara singkat. Memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang hal-hal
yang belum diketahui tentang materi. Guru mengadakan tes formatif yang
kedua. Bagi siswa yang sudah selesai dapat mengumpulkan lembar jawab dan
kembali ke tempat duduk. Kegiatan diakhiri dengan mengadakan tindak lanjut.
4.4.2 Tahap Pelaksanaan
Praktek pembelajaran pada siklus II dilaksanakan melalui 3 pertemuan
dengan rincian sebagai berikut:
a. Pertemuan I
Pelajaran di buka dengan salam oleh kolaborator (guru) dan dilanjutkan
dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru
memberikan apersepsi dengan mengingat kembali pentingnya air bagi
kehidupan. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok kemudian
membagikan lembar kerja kelompok, dengan bimbingan guru siswa
diajak ke lingkungan sekitar yang digunakan sebagai sumber belajar
dengan melakukan kegiatan 1 untuk mencari beberapa kegiatan manusia
yang mempengaruhi daur air, siswa diminta untuk mendiskusikan dalam
kelompok, siswa melakukan pengamatan sambil diskusi untuk
mengerjakan lembar kerja kelompok diakhir pelajaran guru membahas
hasilnya dan semua kelompok aktif mengikuti.
b. Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan pertemuan II sebagai tindak lanjut pada pertemuan
I, maka pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa,
salam, kemudian mengadakan absensi oleh guru kemudian menentukan
tujuan yang berdasarkan pembelajaran dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Setelah menentukan tujuan
pembelajaran kemudian peneliti menetapkan kegiatan pembelajaran
56
yang meliputi guru membagi siswa menjadi 5 kelompok kemudian
membagikan lembar kerja kelompok, dengan bimbingan guru siswa
diajak ke lingkungan sekitar yang digunakan sebagai sumber belajar
dengan melakukan kegiatan 2 yaitu dengan menggunakan kain basah
dan tisu yang basah lalu dijemur di bawah sinar matahari selama 15
menit dan pengamatan pada tanah di halaman sekolah yang nantinya
siswa akan menganalisa bahwa ada hubungannya dengan proses
terjadinya daur air. Lalu pengamatan selanjutnya adalah dengan
menggunakan air panas yang dituangkan ke dalam panci yang memiliki
tutup transparan sehingga siswa dapat mengamati apa yang terjadi pada
air panas tersebut. Kemudian siswa mencatat hasilnya pada lembar kerja
kelompok dan di akhir pelajaran guru membahas hasilnya dan semua
kelompok aktif mengikuti. Setelah selesai pembahasan akan ditarik
kesimpulan hasil pembelajaran kemudian guru akan memberikan
pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.
c. Pertemuan III
Pembelajaran pada siklus II pertemuan III sebagai tindak lanjut dari
pertemuan I dan II yang peneliti gunakan untuk mengadakan tes
evaluasi bagi siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan
I dan pertemuan II. Peneliti merancang pertemuan III untuk mengadakan
tes evaluasi bagi siswa, tetapi terlebih dahulu guru mengulas materi
yang telah dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II secara singkat.
Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil pembelajaran
kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk aktif bertanya sebelum
melakukan tes evaluasi. Sehingga saat tes evaluasi berlangsung siswa
tidak merasa kesulitan mengerjakan soal. Tak lupa guru memberi
penghargaan (reward) bagi siswa yang aktif selama mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
57
4.4.3 Hasil Tindakan
a. Penilaian Praktik Pembelajaran
Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan
pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Untuk mengukur
keberhasilan penerapan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran,
menggunakan Lembar Penilaian Praktik Pembelajaran. Hasil
pengamatan praktik pembelajaran disajikan pada tabel 4.4.3.1. Data
Hasil Observasi Kinerja Guru sebagai berikut:
Tabel 4.4.3.1
Data Hasil Observasi Kinerja Guru
Siklus II
No Aspek
Hasil Penilaian
Observasi Guru
Ya Tidak
1 Kegiatan Awal 3 -
2 Kegiatan Inti 14 -
3 Penutup 3 -
Jumlah 20 0
Persentasi 100% 0%
Keterangan:
1. Pernyataan Ya diartikan sebagai guru telah melaksanakan sintaks
2. Pernyataan Tidak diartikan sebagai guru tidak melaksanakan sintaks
Dari tabel 4.4.3.1 data Hasil Observasi Praktik Pembelajaran dapat
dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pada
pertemuan I dan II guru sudah melaksanakan semua sintak. Mulai dari
guru memberikan apersepsi sampai guru memberikan kesempatan siswa
untuk aktif bertanya.
Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang diperolehnya dalam
aspek kognitif, siswa yang mendapat nilai tinggi belum tentu mengikuti
pelajaran dengan keadaan tenang dan tidak menggangu teman yang lain.
Tetapi juga dapat dilihat dari keadaan dan aktifitas siswa saat berada di
58
kelas, mulai dari tingkah laku sekecil apapun semua tergambar dalam
lembar observasi siswa dalam tabel 4.4.3.2 sebagai berikut:
Tabel 4.4.3.2
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus I
No Aspek
Hasil Penilaian
Observasi Guru
Ya Tidak
1 Kegiatan Awal 4 -
2 Kegiatan Inti 13 1
3 Penutup 1 1
Jumlah 17 3
Persentasi 90% 10%
Keterangan:
1. Pernyataan Ya diartikan sebagai siswa telah melaksanakan sintaks
2. Pernyataan Tidak diartikan sebagai siswa tidak melaksanakan sintaks
Dari tabel 4.4.3.2 dapat terlihat keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
dengan menggunakan media lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Dapat
dilihat bahwa aktivitas siswa meningkat daripada siklus I. Jumlah sintak yang
terlaksana sudah mencapai 90% meningkat 5% dari siklus I. Sedangkan sintaks
yang belum terlaksana hanya 10%. Hal ini dapat terjadi karena siswa mulai
terbiasa menggunakan media lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
b. Hasil Belajar IPA
Hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 09 didapat dengan
mengadakan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga. Dari hasil tes
tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar IPA, namun masih terdapat
siswa yang tidak tuntas atau mendapatkan nilai dibawah KKM. Hasil belajar pada
IPA siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 09 dengan kompetensi dasar
mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya sebagai berikut:
59
Tabel 4.4.3.3
Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 09 Tahun Pelajaran
2015/2016
Siklus II
No Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1 40-49 - - Tidak tuntas
2 50-59 - - Tidak tuntas
3 60-69 - - Tidak tuntas
4 70-79 1 4% Tuntas
5 80-89 11 44% Tuntas
6 90-100 13 52% Tuntas
Jumlah 25 100%
Nilai rata-rata 84,8
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 75
Dilihat dari tabel 4.4.3.3 distribusi frekuensi hasil belajar IPA
siswa kelas V mengalami peningkatan dari hasil belajar siklus 1,
ditandai dengan nilai rata-rata yang meningkat menjadi 84,8 sedangkan
persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 100% yang didapat oleh
25 siswa. Sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM=70, untuk nilai tertinggi menjadi 100 sedangkan untuk nilai
terendah mejadi 75. Untuk lebih jelasnya data disajikan dalam bentuk
diagram 4.4.3.4 sebagai berikut:
60
0
2
4
6
8
10
12
40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4.4.3.4
Diagram Nilai IPA
Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 09 Tahun Pelajaran 2015/2016
Siklus II
Dari hasil tersebut baik nilai rata-rata maupun persentase ketuntasan telah
mencapai indikator kinerja yang peneliti tentukan. Berdasarkan hasil pengamatan
melalui lembar observasi siswa telah mencapai indikator kinerja, dapat dikatakan
tujuan penelitian telah tercapai.
4.4.4 Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses
pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi dan tes evaluasi yang
dilaksanakan pada siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan
dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai
dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh
berdasarkan observasi pada siklus II maka penjelasan sebagai berikut:
a. Penilaian Praktik Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil
observasi, dapat dilihat bahwa masih terdapat beberapa kekurangan.
Kekurangan-kekurangan ini disebabkan guru dan siswa belum terbiasa
menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Guru masih kesulitan
61
dalam penggunaan lingkungan sekitar sekolah. Media yang digunakan juga
harus sesuai dengan materi yang diajarkan, jadi tidak sembarang materi dapat
diterapkan pemanfatan lingkungan ini. Sedangkan siswa masih kurang
memperhatikan pembelajaran yang dilakukan serta kurang terbiasa dalam
bekerja secara kelompok dalam pengamatan untuk penanaman konsep
pembelajaran IPA. Siswa masih kerap bermain dan bercanda sehingga belajar
kelompok disalah artikan oleh siswa sebagai bermain. Secara keseluruhan
pemanfaatan lingkungan sekitar khususnya lingkungan alam sebagai media
dalam pembelajaran IPA yang diterapkan sudah cukup baik sesuai dengan apa
yang rencanakan sebelumnya.
b. Hasil Belajar IPA
Sesuai pada tabel 4.4.3.3 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA
bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V mengalami peningkatan dari hasil
belajar siklus I, ditandai dengan nilai rata-rata yang meningkat menjadi 84,8
sedangkan persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 100% yang didapat
oleh 25 siswa. Dari hasil tersebut baik nilai rata-rata maupun persentase
ketuntasan telah mencapai indikator kinerja yang peneliti tentukan,
berdasarkan hasil pengamatan melalui lembar observasi siswa telah mencapai
indikator kinerja, dengan kata lain tujuan penelitian telah tercapai.
Berdasarkan pengamatan dari observer maka secara keseluruhan hasil refleksi
pada pembelajaran siklus II mengalami hambatan yaitu tentang pemanfaatan
lingkungan alam sebagai sumber belajar yang belum terbiasa dilaksanakan
siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa masih sulit dikembangkan
dan kurang memadainya lingkungan yang diperlukan selain itu cuaca juga
mempengaruhinya, namun hal tersebut dapat diselesaikan dengan pengarahan
dan bimbingan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa
oleh guru.
62
4.5 Hasil Analisis Data
Pada bagian hasil analisis data, peneliti membandingkan data yang diperoleh
pada pra siklus, siklus I, Siklus II, baik data yang diperoleh dari hasil pengamatan
keaktifan siswa maupun hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
Kutowinangun 09 yang didapat melalui tes evaluasi.
a. Hasil Belajar IPA
Data yang digunakan untuk menyatakan hasil belajar IPA adalah nilai
yang didapat oleh siswa pada tes evaluasi yang diadakan pada tiap akhir siklus.
Hasil belajar IPA siswa kelas V disajikan pada daftar nilai IPA (terlampir), dan
berikut disajikan tabel distribusi frekuensi nilai tes IPA pada pra siklus, siklus I
dan siklus II.
Tabel 4.5.1
Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
Keterangan Frek % Frek % Frek %
40-49 6 22% 1 4% - - Tidak Tuntas
50-59 7 26% - - - - Tidak Tuntas
60-69 5 19% 5 20% - - Tidak Tuntas
70-79 6 22% 3 12% 1 4% Tuntas
80-89 3 11% 8 32% 11 44% Tuntas
90-100 - - 8 32% 13 52% Tuntas
Rata-rata 67 79,2 84,8
Dari tabel 4.5.1 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas
di atas KKM dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum
diadakan tindakan yang tuntas sebanyak 9 siswa, sehingga yang tidak tuntas 18
siswa. Sedangkan hasil tes pada siklus I menunjukkan yang tuntas mengalami
peningkatan menjadi 19 siswa dan yang tidak tuntas 6 siswa, untuk siklus II
63
9
19
25
18
6
0 0
5
10
15
20
25
30
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
jumlah siswa yang tuntas juga mengalami peningkatan menjadi 25 siswa atau
seluruh siswa sudah mencapai nilai di atas KKM.
Nilai rata-rata dari tiap siklus juga mengalami peningkatan, pada siklus 1
nilai rata-rata sebesar 79,2, yang semula hanya 67 sedangkan pada siklus II nilai
rata-rata menjadi 84,8 hal ini menunjukkan nilai rata-rata dan persentase
ketuntasan telah mencapai indikator kinerja yang peneliti tentukan (Ali, 2007: 45-
48). Ini membuktikan bahwa pemanfaatan lingkungan sekitar alam sebagai
sumber belajar dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas V
SD Negeri Kutowinangun 09 Salatiga. Peningkatan hasil belajar IPA tiap siklus
dapat disajikan pada gambar 4.5.2 sebagai berikut:
Gambar 4.5.2
Diagram Linear Pengelompokkan Nilai
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
4.6 Pembahasan
Pemanfaatan media lingkungan sekitar sebagai sumber belajar pada
pembelajaran IPA oleh kolaborator mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas V semester II SD Negeri Kutowinangun 09 Kecamatan Tingkir Kota
Salatiga, tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
yang sudah dilakukan oleh Ika Erviana dalam skripsinya “Upaya peningkatan
hasil belajar IPA melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar
64
siswa kelas V SD Nglangitan 1 Kabupaten Blora semester II tahun pelajaran
2010/2011” yaitu peningkatan tersebut dibuktikan dengan meningkatnya
persentase dari tiap-tiap kategori aktivitas siswa pada lembar observasi siswa,
baik pada observasi siklus I maupun siklus II. Pada penelitian ini data pra siklus
rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 67 dan pada siklus I meningkat menjadi
79,2. Indikator kinerja hasil belajar yang peneliti tentukan telah tercapai pada
pembelajaran siklus II. Menurut Ali (2007: 67) mengatakan bahwa penelitian
berhasil apabila persentase ketuntasan mencapai 85% dengan memperoleh nilai
>70. Nilai rata-rata hasil tes IPA pada siklus II mencapai 84,8 untuk persentase
ketuntasan juga telah tercapai yaitu menjadi 100%. Sebanyak 25 siswa telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 dari 25 siswa.
Adapun hambatan utama yang dihadapi sejalan dengan hasil penelitian
Hendro Wibowo dalam skripsinya “Peningkatan ketuntasan hasil belajar mata
pelajaran IPA melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber
belajar siswa kelas VI SDN 01 Sugihan Kecamatan Tengaran Tahun ajaran
2009/2010” yaitu pemanfaatan media lingkungan sekitar sebagai sumber belajar
adalah siswa belum terbiasa memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar dalam pembelajaran IPA, hal ini dianggap oleh siswa tidak sebagai
pembelajaran namun sebuah hiburan di luar kelas namun hal tersebut dapat
diselesaikan dengan pengarahan dan bimbingan yang maksimal (Nana Sudjana
2010: 98) dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa oleh guru, sehingga
siswa mengalami pembelajaran bermakna sesuai dengan pembelajaran yang
berbasis alam. Guru juga dapat menyajikan suatu pembelajaran yang terpola,
runtut serta dapat mengatur jalannya proses pembelajaran dengan disesuaikan
kebutuhan siswa karena pemanfaatan lingkungan menuntut guru untuk
memanfaatkan sesuatu yang ada di lingkungan sekitar (Piaget, dalam Trianto,
2010: 70). Sehingga siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran, tidak
terpaku di kelas mendengarkan guru menyampaikan materi. Tetapi sebaliknya,
dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar sebagai sumber belajar siswa
mampu mengamati dan menganalisa secara langsung bahkan mampu
menyampaikan pendapatnya guna mempertahankan hasil pengamatannya.
65
Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II
didapatkan bahwa pemanfaatan lingkungan alam dalam pembelajaran IPA pada
kompetensi dasar mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang
dapat mempengaruhinya lebih mudah dipahami sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.