8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
1/32
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
2/32
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
3/32
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
4/32
BPH adalah : pembesaran progresif dari kelenjar prostat
(secara umum pada pria yang berusia lebih dari 50 thn ) yang
menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan
pembatasan aliran urinarius.
bila terjadi pembesaran maka dapat menyumbat uretra pars
prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar
dari buli-buli.
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
5/32
Menurut McNeal membagi kelenjar prostat dalam
beberapa zona :
1. Zona perifer (asal ca prostat)
2. Zona sentral3. Zona transisional (terjadi hiperplasi prostat)
4. Zona fibromuskuler anterior
5. Zona periuretra
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
6/32
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
7/32
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
8/32
NADPH NADP
hormon
testosteron
Dihidrotest
osteron
enzim 5-reduktase
M-RNAGrowthfactor
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
9/32
hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya
hiperplasi prostat, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasi
prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dehidrostestosteron (DHT)
dan proses aging proses (Aging Proses / penenuaan ).
Beberapa hipotesa yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasi prostat
adalah :
1 adanya perubahan kesimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada
usia lanjut.
2 Peranan dari Growth Faktor sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar
prostat.
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
10/32
3. Meningkatkan lama hidup sel sel prostat karena
berkurangnya sel sel yang mati.
4 .Teori sel stem menerangkan bahwa terjadi proliferasi abnormal
sel stem sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel
epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
11/32
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
12/32
Hiperplasi prostat
Penyempitan lumen uretra posterior
Peningkatan tekanan intravesikel
Buli-buli ginjal dan ureter
Hipertrofi otot destrusor . Refluks vesiko-ureter
Trabekulasi . hidroureter
. Diventrikel buli-buli Selula . hidronefrosis
. Pionefrosis
. Gagal ginjal
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
13/32
A. Prostat normal ; 1.uretra 2.kelenjar periuretra 3.kelenjar prostat,
B. Hiperplasi prostat ; 1.uretra yg terjepit 2.periuretra yang hiperplasi
3.kelenjar asli prostat yang tertekan menjadi seperti simpai (simpai
prostat)
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
14/32
1. gejala pada saluran kemih bagian bawah (LUTS) terdiri :a. ingin miksi tapi tidak jadi (Hesistansi).
b. Aliran kemih menjadi lemah, tidak lancar, volume sedikit.
c. Sering miksi di malam hari (nocturia)
d. Masih ada tetesan air kemih setelah miksi (terminal
dribbling).
e. Frekuensi miksi bertambah (polakisuria).
f. Adanya perasaan kandung kemih belum kosong semua pada
waktu miksi.
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
15/32
g.Perasaan ingin miksi, yang tidak bisa ditahan (urgensi).
h. Kadang kadang miksi tidak dapat ditahan sama sekali
(urgen inkontinensia).
i. Perasaan nyeri pada saat kencing (disuria).
j. Retensi urine.
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
16/32
Untuk menilai tingkat keparahan dari keluhan pada saluran kemih
digunakan sistem skoring yaitu I-PSS (international prostatic
symptom score ) secara subjektif dapat diisi dan dihitung oleh
pasien.
Dari skore 1 35 dapat dikelompokan gejalanya dalam 3 derajat
yaitu :
a. Ringan 0 7.
b. Sedang 8 19.
c. Berat 20 35.
Derajat berat obstruksi dapat diukur juga dengan menentukan
jumlah sisa urine setelah miksi spontan. Bila sisa urine lebih dari
100 CC biasanya dianggap sebagai batas indikasi BPH
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
17/32
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
18/32
Faktor pencetus :1. Volume buli tiba-tiba terisi penuh
2. Masa prostat membesar
3. setelah mengkonsumsi obat2an yang dpt menurunkan
kontraksi otot detrusor dan mempersempit leher buli-buli. (obt antikolenergik)
Kompensasi(LUTS) Faktor pencetus
Dekompresi(retensi Urin)
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
19/32
2. Gejala pada saluran kemih bagian atas
Keluhan akibat penyulit hiperplasia prostat pada saluran bagian
atas berupa gejala obstruksi antara lain ; nyeri pinggang,
benjolan dipinggang (yang merupakan tanda dari
Hydroneprhosis) atau demam yang merupakan tanda dari infeksi
atau urosepsis
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
20/32
3. Gejala diluar saluran kemih.
kadang keluhan adanya hernia inguinalis dan hemoroid akibat
sering mengejan pada saat meningkatkan tekanan intra
abdomen. Selain itu pada pemeriksaan fisik mungkin di dapat
buli - buli yang terisi penuh dan teraba massa kistik di daerah
supra simphisis akibat retensi urine. Pada pemeriksaan colok
dubur didapatkan konsistensi prostat kenyal seperti meraba
ujung hidung, lotus kanan dan kiri simetris dan tidak di
dapatkan nodul.
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
21/32
1. Pemeriksaan mikroskopis urin dan kultur.
2. Tes faal ginjal
3. Pemeriksaa gula darah
4. Evaluasi urodinamik urin
5. Pemeriksaan radiologis.
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
22/32
IVP ( Intra Vena Pielografi)
Mengetahui kemungkinan kelainan ginjal atau ureter berupa
hidroureter atau hidronefrosis,memperkirakan besarnya kelenjarprostat, penyakit pada buli-buli.
Ultrasonografi ( trans abdominal dan trans rektal )
Untuk mengetahui, pembesaran prostat, volume buli-buli atau
mengukur sisa urin dan keadaan patologi lainnya sepertidifertikel, tumor.
Systocopy
Untuk mengukur besar prostat dengan mengukur panjang uretra
parsprostatika dan melihat penonjolan prostat ke dalam rektum
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
23/32
1. Medikal therapi.
2 . Pembedahan
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
24/32
1 .Mengurang resistensi leher buli buli dengan obat
obatan golongan alfabloker, misal ; Fenoksi
Benzamin.
2 . Mengurangi volume prostat.
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
25/32
Sistostomi adalah memasukan kateter dengan membuat lubang
pada buli-buli melalui insisi suprapubik dengan tujuan untuk
mengeluarkan urin, biasa dikerjakan pada :
1. Kegagalan pada saat melakukan katerisasi uretra
2. Ada kontra indikasi untuk melakukan tindakan transuretra
3. Jika ditakutkan akan terjadi kerusakan uretra pada pemakaian
kateter uretra yang terlalu lama4. untuk mengukur tekanan intravesikel pada studi sistonometri
5. Mengurangi penyakit timbulnya sindroma intoksikasi air pada
saat TUR prostat
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
26/32
Syarat pada sistostomi trokar:
- buli-buli jelas penuh dan secara palpasi teraba
- tidak ada sikatrik bekas operasi didaerah abdomen
bawah- tidak dicurigai adanya perivesikal hematom,
seperti pada fraktur pelvis
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
27/32
Alat dan bahan :1. Kain dan kasa steril
2. Alat dan obat untuk disinfeksi
3. Duck steril
4. Semprit beserta jarum suntik untuk pembiusan lokal dan jarumyang telah diisi dengan aquadest steril untuk fiksasi balon
kateter
5. Obat anastesi lokal
6. Alat bedah minor ( pisau, jarum jahit kulit, benang sutra danpinset)
7. Alat trokar
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
28/32
8 .kateter foley
9. kantong penung urin
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
29/32
1. Disinfeksi lapangan pembedahan
2. Persempit dengan duck steril
3. Injeksi (infiltrasi) anastesi dengan lidocain 2%
4. Insisi kulit suprapubik digaris tengah pada tempat
paling cembung 1 cm kemudian perdalam sampaifacia
5. Dilakukan punksi percobaan melalui tempat insisi
dengan semprit 10 cc untuk memastikan kedudukan
buli-buli
6. Alat trokar ditusukan melalui luka operasi hingga
terasa hilangnya tahanan dari fasia dan otot-otot
destrusor
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
30/32
7. Alat obturator dibuka dan jika alat sudah masuk kedalam buli-
buli akan keluar urin memancar melalui sheat trokar
8. Selanjutnya bagian trokar yang berfungsi sebagai obturator dan
sheat dikeluarkan dari buli-buli sedangkan slot kateter setengah
lingkar tetap ditinggalkan
9. Kateter foley dimasukan melalui penuntun slot kateter setengah
lingkar, kemudian balon dikembangkan dengan memakai
aquadest 10cc. Setelah yakin balon berada di buli-buli, slot
setengah lingkaran dikeluarkan dari buli-buli dan kateterdihubungkan dengan urobag
10. kateter difiksasi pada kulit dengan benang sutra dan luka operasi
ditutup dengan kain kasa steril
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
31/32
8/13/2019 Benign Prostat Hiperplasi 2
32/32