8/18/2019 Bum Etti
1/25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama. Epilepsi
sering dihubungkan dengan disabilitas fisik, disabilitas mental, dan
konsekuensi psikososial yang berat bagi penyandangnya (pendidikan yang
rendah, pengangguran yang tinggi, stigma sosial, rasa rendah diri,
kecenderungan tidak menikah bagi penyandangnya).Sebagian besar kasus
epilepsi dimulai pada masa anak-anak. Pada tahun 2000, diperkirakan
penyandang epilepsi di seluruh dunia berumlah !0 uta orang, "# uta orang di
antaranya adalah epilepsi primer, dan $0% tinggal di negara berkembang.
&aporan ' (200*) memperkirakan bah+a rata-rata terdapat $,2 orang
penyandang epilepsi aktif di antara *000 orang penduduk, dengan angka
insidensi !0 per *00.000 penduduk. ngka prealensi dan insidensi
diperkirakan lebih tinggi di negara-negara berkembang.
Epilepsi dihubungkan dengan angka cedera yang tinggi, angka kematian
yang tinggi, stigma sosial yang buruk, ketakutan, kecemasan, gangguan
kognitif, dan gangguan psikiatrik. Pada penyandang usia anak-anak dan
remaa, permasalahan yang terkait dengan epilepsi menadi lebih kompleks.
Penyandang epilepsi pada masa anak dan remaa dihadapkan pada masalah
keterbatasan interaksi sosial dan kesulitan dalam mengikuti pendidikan
formal. ereka memiliki risiko lebih besar terhadap teradinya kecelakaan dan
kematian yang berhubungan dengan epilepsi. Permasalahan yang muncul
adalah/ agaimana dampak epilepsi terhadap berbagai aspek kehidupan
penyandangnya
B. Rumusan Masalah
*. pa pengertian dari epilepsi 1
2. pa etiologi dari epilepsi 1
". agaimana patologi dari epilepsi1
. pa saa manifestasi klinis dari epilepsi 1
1
8/18/2019 Bum Etti
2/25
!. agaimana penatalaksanaan pasien epilepsi 1
3. agaimana proses asuhan kepera+atan pasien epilepsi 1
C. Tujuan
*. engetahui pengertian dari epilepsi2. engetahui etiologi dari epilepsi
". engetahui patologi dari epilepsi
. engetahui saa manifestasi klinis dari epilepsi
!. engertahui penatalaksanaan pasien epilepsi
3. engetahui proses asuhan kepera+atan pasien epilepsi
BAB II
TINJAUAN PUTA!A
A. De"#n#s#.
Epilepsi adalah setiap kelompok sindrom yang ditandai dengan gangguan
otak sementara yang bersifa tparoksismal yang dimanifestasikan berupa
gangguan atau penurunan kesadaran yang episodic, fenomena motorik yang
abnormal, gangguan psikis, sensorik, dan system otonom4 geala-gealanya
disebabkan oleh aktiitas listrik otak (5umalaet al , *66$).
2
8/18/2019 Bum Etti
3/25
Epilepsi merupakan sindrom yang ditandai oleh keang yang teradi
berulang-ulang. 7iagnose ditegakkan bila seseorang mengalami paling tidak
dua kali keang tanpa penyebab (8astremki, *6$$).
Epilepsi adalah sindrom yang terdiri dari timbulnya perubahan fungsi
neorologi atas dasar aktiitas saraf yang berlebihan secara mendadak
(Sabiston, *66).5eang adalah terbebasnya sekelompk neuron secara tiba-
tiba yang mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau
memori yang bersifat sementara (udak, *663).
B. Et#$l$g#
Penyebab pastinya penyakit epilepsy belum diketahui. 9mumnya epilepsy
disebabkan kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka kepala, pitam otak (stroke), tumor otak, alcohol. Epilepsy disebabkan adanya gangguan sel-sel
otak ditambah dengan aktiitas yang berlebihan di otak. :eala-geala yang
ditimbulka di antaranya tidak sadarkan diri, keluar busa, dsb. (;endy,20*2)
enurut ansoer (2000) ditinau dari penyebabnya, factor predisposisi
epilepsy dapat dibagi
menadi dua golongan yaitu/
*. Epilepsy ideopatik Penyebabnya tidak diketahui, sekitar !0% dari penderita epilepsy anak dan
umumnya mempunyai predisposisi genetic. iasanya muncul pada usia
lebih dari " tahun.
2. Epilepsy simtomatik
7isebabkan oleh kelainan atau lesi pada susunan saraf pusat misalnya post
trauma kapitis, infeksi susunan saraf pusat (SSP), gangguan metabolic,
malformasi otak kongengital, asfiksia, neonatrum, lesi desak ruang,
gangguan peredaran darah otak, alcohol dan obat-obatan, dan kelainan
neurodegeneratie.
Sementara itu, terdapat beberapa factor predisposisi atau factor pencetus
yang mempermudah teradinya serangan epilepsy, yaitu
*.
8/18/2019 Bum Etti
4/25
C. Pat$l$g#
:eala-geala serangan epilepsi sebagai sesudah otak mengalami
gangguan, sedangkan beratnya serangan epilepsi tergantung dari lokasi dan
keadaan patologi. &esi pada otak tengah, talamus dan korteks serebri
kemungkinan besar bersifat epileptogenik, sedangkan lesi pada serebelum dan
batang otak biasanya tidak mengakibatkan serangan epilepsi.
Pada tingkat membran sel, neuron epileptik ditandai oleh fenomena
biokimia tertentu, beberapa diantaranya adalah /
*. 5etidak stabilan membran sel saraf sehingga lebih mudah diaktifkan.
2. >euron hipersensitif dengan ambang yan menurun, sehingga mudahterangsang dan terangsang secatra berturut-turut.
". ungkin teradi polarisasi yang abdominal (polarisasi berlebiahan,
hiperpolarisasi atau terbentuknya repolarisasi).
. 5etidakseimbangan ion yang mengubah lingkungan kimia dari neuron.
Pada +aktu teradi serangan keseimbangan elektrolit pada tingkat neuronal
mengalami perubahan. 5etidak seimbangan ini akan menyebabkan
membran neuron mengalami depolarisasi.
Perubahan-perubahan metabolisme teradi selama serangan dan segera
sesudah serangan. Perubahan disebabkan uga oleh peningkatan kebutuhan
energi akibat hiperaktiitas neuron. 5ebuituhan metabolisme meningkat
secara drastis selama serangan keang.liran elektris yang dikeluarkan sel-sel
saraf motoris dapat meningkat sampai *00 kali per detik. liran drah serebral
meningkat, demikian uga pernafasan dan glikolisis aringan. Selama dan
sesudah serangan cairan serebrospinal (??S) mengandung asetilkolin,
sedangkan kadar asam glutamat mungkin menurun selama serangan.
D. Men#"estas# !l#n#s
enurut ;endy ( 20*2) geala dari epilepsy dibagi berdasarkan enis keang
yang teradi yaitu /
*. 5eang parsial simplek
5eang parsial simplek dimulai dengan muatan listrik dibagian otak
tertentu dan muatan ini tetap terbatas didaerah tersebut. Penderita
4
8/18/2019 Bum Etti
5/25
mengalami sensasi gerakan atau kelaianan psikis yang abnormal
tergantung pada daerah otak yang terkena
a. 8ika teradi dibagian otak yang mengendalikan gerakan otot lengan
kanan maka lengan kanan akan bergoyang dan mengalami sentakan. b. 8ika teradi pada lobus temporalis anterior sebelah dalam maka
penderita akan mencium bau yang sangat menyenangkan atau yang
tidak menyenangkan
Pada penderita yang mengalami kelainan psikis bisa mengalami d@A u
( merasa mengalami keadaan sekarang di masa lalu ) keang acksonian
gealanya dimulai pada satu bagian tubuh tertentu ( misalnya tangan atau
kaki ) keudian menalar ke anggota gerak sealan dengan penyebaran
aktiitas fisik di otak
2. 5eang parsial ( psikomotor ) kompleks dimulai dengan hilangnya kontak
penderita dengan lingkungan sekitarnya selama satu sampai dua menit.
Penderita menadi goyah menggerkakan lengan dan tungkai nya dengan
cara yang aneh dan tanpa tuuan mengeluarkan suara-suara yang tidak
berarti tidak mampu memahami apa yang orang lain katakan dan menolak
bantuan kebingungan berlangsung selama beberapa menit dan diikuti
dengan penyembuhan total.
". 5eang konulsi (keang tonik B klonik, grandmal )
iasanya dimulai dengan kelainan muatan listrik pada daerah otak yang
terbatas muatan listrik ini segera menyebar ke daerah otak lainnya dan
menyebabkan seluruh daerah mengalami kelainan fungsi
. Epilepsy primer
:eneralista ditandai dengan muatan listrik yang abnormal didaerah otak
yang luas yang seak a+al menyebbakan penyebaran kelainan fungsi
.pada enis epilepsui ini teradi keang sebagai reaksi tubuh akibat muatanyang abnormal.
!. 5eang petipmal
7imuali pada masa kanak-kanak biasanya sebelum usia ! tahun tidak
teradi keang dan geala dramatis lainnya dari grandma .penderita hanya
menatap kelopak matanya bergetar atau otot +aahnya berkedut-kedut
selama *0-"0 detik. Penderita tidk memberikan respons terhadap
sekitarnya tetapi teratuh, pingsan maupun menyentak-nyentak.
3. Status epileptikus
5
8/18/2019 Bum Etti
6/25
erupakan keang yang paling serius dimana keang teradi terus menerus
tidak berhenti. 5ontraksi otot sangat kuat tidak mampu bernafas
sebagaimana mestinya dan muatan listrik didalam otaknya menyebar
luas,ika tidak segera ditangani bisa teradi kerusakan antung dan otak
yang menetap dan penderita yang meninggal.
:eala keang berdasarkan sisi otak yang terkena /
a. Sisi otak yang terkena
*. &obus frontalis
2. &obus oksipitalis
". &obus parientalis
. &obus temporalis
!. &obus temporalis anterior
b. :eala
*. 5edutan pada otot tertentu
2. alusinasi kilauan cahaya
". atirasa atau kesemutan dibagian tubuh tertentu
. alusianasi gambaran dan perilaku repetitie yang kompleks
msialnya beralan berputar-putar
!. :erakan mengunyah gerakan bibir mencium.
E. Penatalaksanaan
?ara penanganan utama bagi para penderita epilepsi adalah terapi obat-
obatan untuk mencegah timbulnya lagi serangan keang atau untuk
mengurangi frekuensinya sehingga pasien masih mampu menalani
kehidupan yang normal. Sekitar #0 sampai $0 persen penderita dapat
merasakan manfaat obat-obat antikonulsa. bat yang dipilih ditentukan oleh
enis serangan, dan dosisnya disesuaikan dengan setiap indiidu. Cabel $-2
memberikan beberapa enis obat yang sering digunakan untuk epilepsi dan
efek samping nya.
Secara historis, digunakan kombinasi obat-obatan dengan tuuan
mengurangi dosis obat, sehingga dapat mengurangi efek sampingnya. 8uga
diperkirakan bah+a obat-obat itu dapat saling menguatka potensi masing-
masing. Cetapi sekarang ini orang lebih cenderung menggunakancara
pendekatan monpfarmatis (mempergunakan satu enis obat saa) dan dapat
mungkinmengurangi umlah obat yang digunaka.
6
8/18/2019 Bum Etti
7/25
8/18/2019 Bum Etti
8/25
serangan seperti halnya kegiatan fisik (mungkin karena kegiatan fisik
menghasilkan asam laktat).
asih diperdebatkan tindakan pembeahan dengan eksis aringan perut
didaerah konteks. Pembedahan seperti ini hanya dibatasi sebagai cara
penanganan epilepsi fokal bila daerah tersebut bukan termasuk bukan
termasuk daerah yang sangat diperlukan (contoh, bagian pusat bicara). ?ara
ini hanya dipertimbangkan apabila terapi obat B obatan tak terbukti cukup
efektif. ndikasi untuk pembedahan antara lain /
*. &esi fokal yang diidentifikasi oleh EE: dan sesuai menifestasi klinik.
2. 7aerah tersebut dapat dicapai dan termasuk sebagai yang sangatdiperlukan.
". Pasien merupakan calon rehabilitasi yang baik (mempunyai motiasi, F
yang normal).
5alau pasien penderita serangan epilepsi, maka pokok penanganan
utama adalah mempertahankan alan udara yang paten dan melindungi
kepalanya. 7alam udara paling baik dipertahankan dengan menidurkan
pasien secara miring. &idah akan menulur keluar. 5alau teradi regurgitasi
maka harus diaga angan sampai pasien mengalami aspirasi isi lambung.
Segala terdapat dalam mulut dan dapat mengakibatkan penyumbatan harus
dibuang.
5alau serngan yang dialami teradi pada permukaan yang keras,
misalnya lantai olahraga, maka kepala dapat ditumpangkan pada pangkuan
seorang pembantu, atau memberikan bantalan diba+ah kepalanya (kalau
memungkinkan). Cuuannya adalah untuk melindungi kepala dalam mata
dan telinga, angan sampai cedera. 8elas benda B benda taam didekatnya.
8
8/18/2019 Bum Etti
9/25
8/18/2019 Bum Etti
10/25
BAB III
RENCANA AUHAN !EPERA%ATAN
A. PEN&!AJIAN
*. >>ESa. dentitas 5lien
eliputi nama, enis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perka+inan, pendidikan, pekeraan, asuransi, golongan
darah, no. register, tanggal ;S, diagnosa medis
b. ;i+ayat Penyakit Sekarang
a) Pola serangan keang (tanyakan apakah ada geala prodromal, aura)
b) 5eadaan sebelum, selama, dan sesudah serangan tanyakan dimana,
atau bagaimana keang mulai, bagaimana penalarannya, dan
keadaan sesudah keang.c) &ama serangan (durasi masing-masing +aktu)
d)
8/18/2019 Bum Etti
11/25
a) pakah ada anggota keluarga yang menderita keang, penyakit
saraf, dan penyakit lainnya, hal ini perlu untuk mengetahui
penyakit herediter.
b) ;i+ayat masalampau (keadaan ibu se+aktu hamil misalnya
penyakit yang dideritanya, perdarahan peragina, obat yang
dimakan ).
c) ;i+ayat kelahiran klien (apakah letak kepala sungsang, mudah
atau sukar, alat yang digunakan acum, ekstraksi, seksio ?aesar,
apakah terdapat perdarahan antepartum, ketuban pecah dini,
asfiksia).
2. PEE;5S>
8/18/2019 Bum Etti
12/25
". ntegritas ego
:eala / Stressor eksternalJinternal yang b.d keadaan
danJatau penanganan. Peka rangsang 4 perasaantidak ada harapanJtidak berdaya.perubahan dalam
berhubungan.
Canda / pelebaran rentang respons emosional.
. Eliminasi
:eala / inkontenensia episodic
Canda / iktal / peningkatan tekanan kandung kemih dan
tonus sfingter. Posiktal otot relaksasi yang
mengakibatkan inkontinensia ( baik urineJ fekal).
!. akananJ cairan
:eala / sensitiitas terhadap makanan, mual-muntah yang
berhubungan dengan aktiitas keang
Canda / kerusakan aringan lunakJgigi ( cedera selama
keang ). yperplasia gingial ( efek samping
pemakaian dilantin angka panang )
3. >eurosensori
:eala / ;i+ayat sakit kepala, aktiitas keang berulang,
pingsan, pusing.;i+ayat trauma kepala,
annoreksia, infeksi serebral. danya aura
( rangsangan isual, auditorius, area
halusinogenik). Posiktal / kelemahan, nyeri otot,
area paresteseJparalisis.
Canda / karakteristik keang /
fase prodormal / adanya perubahan pada reaksi
emosi atau respon afektif yang tidak menentu yang
mengarah pada fase aura dalam bebrapaksus dan
berakhir beberapa menit sampai beberapa am.
5eang umum /
Coniktonik ( grand mal) / kekauan dan postur
meneak, mengerang, penurunan kesadarn, pupil
dilatsi, inkontinensia urineJfekal, pernafasan stridor
( ngrorok, salia keluar secara berlebihan, lidah
tergigit)
12
8/18/2019 Bum Etti
13/25
Posiktal / pasien tertidur dalam "0 menit smapai
beberapa am, selanutnya merasa lemah, kacau
mental, amnesia Selama beberapa +aktu dengan
merasa mual dan nyeri otot.
bsen ( petit mal ) / periode gangguan kesadaran
danJ atau melamun ( tak sadar lingkungan ) yang
dia+ali pandangan mata menera+ang sekitar !-"0
detik saa. Kang dapat teradi *00D per harinya,
teradinya keang pada motorik minor mungkin
bersifat akinetik hilang gerakan, mioklonik
( kontraksi otot secara berulang ), atau otonik ( hilangnya tonus otot )
5eang parsial ( kompleks ) /
&obus psikomotor J temporar / pasien umumnya
masih tetap sadar, dengan reaksi seperti bermimpi,
melamun, beralan- alan, peka rangsang,
halusiansi, bermusuhan atau takut. 7apat
menunukkan geala motorik inolunter ( seperti
merasa-rasakan bibir ) dan tingkah laku yang
tampak bertuuan tetapi tidak sesuai ( inolunterJ
automatisme ) dan teramsuk kerusakan
penyesuaian, dan pada pekeraan , kegiatan bersifat
anti social
Posiktal / hilangnya memory terhadap peristi+a
yang teradi, kekacauan mental ringan sampai
sedang.
5eang parsial ( sederhana ) /otorrik ocal / sering didahului oleh aura,
berakhir 2 sampai *! menit. Cidak ada penurunana
kesadaran ( unilateral ) J penurunana kesadaran
( bilateral ) . gerakan bersifat konulsi teradi
gangguan sementara pada bagian tertentu yang
dikendalikan oleh bagian otak yang terkena
( seperti lobus frontal L disfungsi motorik M4
13
8/18/2019 Bum Etti
14/25
parietal Lterasa baal, kesemutanM, lobus oksipital
L cahaya terang, sinar lampu M, lobus
posterotemporal L kesulitan dalam beerbicaraM).
5onulsi ( keang ) dapat menegnai seluruh tubuh
atau bagian tubuh yang mengalami gangguan yang
terus berkembang ika dilakukan restrein selama
keang, pasien mungkin akan mela+an dan
memperlihatkan dan memperlihatkan prilaku yang
tidak kooperatif.
Status epileptikus /
ktiitas keang yang teradi terus menerus dengan
spontan atau berhubungan dengan geala putus
antikonulsan tiba-tiba dan fenomena metabolic
yang lain . catatan/ ika hilangnya keang
mengikuti pola tertentu masalah dapat menghilang
tidak terdeteksi selama periode +aktu tertentu
sehingga pasien tidak kehilangan kesadarannya.
#. >yeriJ kenyamanan
:eala / sakit kepala, nyeri ototJ punggung pada periode
posiktal. >yeri abnormal paroksismal selama
fase iktal ( mungkin teradi selama keang sedih
selama keang fokal J parsial tanpa mengalami
penurunan kesadaran ).
Canda / sikap J tingkah laku yang berhati-hati.
Perubahan pada tonus otot.
Cingakh laku distraksi J gelisah
$. Pernafasan:eala / fase iktal / gigi mengatuk, sianosis, pernafasan
menurunJ cepat, peningkatan sekresi mucus.
8/18/2019 Bum Etti
15/25
:eala / masalah dalam hubungan interpersonal dalam
keluarga atau lingkunagn sosialnya.
PembatasanJ penghindaran terhadap kontrak
social
. PEE;5S> PE>9>8>:
*) Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah tepi secararutin.
b. Pemeriksaan lain sesuai indikasi misalnya kadargula darah,
elektrolit.
c. Pemeriksaan ?SS (bilaperlu) untuk mengetahui tekanan, +arna,
keernihan, berdarah, umlahsel, kadar protein, gula, >a?l.
d. Pemeriksaan lain atas indikasi.2) Pemeriksaan EE:
Pemeriksaan EE: berguna untuk membantu menegakkan
diagnosis epilepsy.EE: yangsering diumpai pada penderita epilepsy
berbentuk epileptiform
a. 7ischargeleptileptiform actiity (Sidel dan 7ally, *6"3 cit tlas,
*6$!) misalnya spike dan +ae serta paroDimal slo+ actiity
b. 7apat menentukan focus serta enis epilepsy, apakah fokal, multi
foakl, kortikal, subkortikal, misalnya petit mal mempunyai
gambaran " cps spike
c. Pemeriksaan dialkukan secara berkala
") Pemeriksaan psikologis dan psikiatri
a. Pada umunya penderita epilepsy menderita retardasi mental atau
tingkat kecerdasan rendah, gangguan tingkah alku, gangguan
emosi, hiepraktif
b. Penderita epilepsy perlu mendapat perhatian dan melibatkan orang
tua dalam pera+atanya serta melibatkan psikiater dan psikolog
) Pemeriksaan radiologis
asil foto tengkorak memperlihatkan /a. Culang tengkorak simetri
b. 7ekstruksi tulang.
c. 5alsifikasi intrakranium yang abnormal (disebabkan oleh tumor,
hematoma menahun, tuberous sclerosis, toksoplasmosis, anomaly
askuler, hemangioma), tanda peninggian intracranial, pelebaran
sutura, erosi, selatursika.
!) Pneumon sefalografi dan entrikulografi dilakukan atas indikasi
tertentu, yaitu /
15
8/18/2019 Bum Etti
16/25
*. 9ntuk melihat gambaran system entrikel, system ronggan
subarachnoid, serta gambaran otak.
2. danya atrofiotak, tumor serebri, hidrosefalus, arakhnoidis.
". Pada pneumon sefalografi udara (=at kontras dimasukkan melalui
lumbal pungsi dan pada entrikul ografiu dara (=at kontras
dimasukkan melalui pungsi entrikelJlubang (burr) ). Pada klien
dengan tekanan intracranial tinggi dapat dilakukan entrikulografi,
tetapi bila tidak meninggi dapatdilakukan pneumon sefalografi.
. rteriografi (memasukkan =at kontras kedalam pembuluh darah)
dilkukan untuk melihat keadaan darah di otak, apakah ada
penyebaran (neoplasma, hematoma, abses), penyumbatan
(thrombosis), peregangan (hidrosefalus), atau anomaly pembuluh
darah (malformasiarteri-ena, hemangioma). Nat kontras dapat
dimasukkan melalui suntikan di arteri karotisinterna, arteri
ertebralis, arteri brakhialis, atau arteri femoralis (dengan
menggunakan kateter).
3) ?C scan
iasanya merupakan bagian dari tindakan dignostik pada keang.
5eadaan patologis seperti tumor,edema,infark,lesikonginetal,hemoragi
G, atau perbesaran entrikel dapat terlihat pada scan ?C.
#) ;
7apat dilakukan untuk menentukan adanya perubahan patologi
SSP
!. PE>C&5S>>
a. edis
Penatalaksanaan epilepsy dilakukan secara indiidual untuk memenuhi
kebutuhan khusu masing-masing klein dan tidak hanya untuk
mengatasi tapi uga mencegah keang .penatalaksanaan berbeda dari
suatu klien dengan klien lainnya karena beberapa bentuk epilepsy yang
muncul akibat kerusakan otak dan bergantung pada perubhana kimia
otak ( mutakhin , 200$ )
*)
8/18/2019 Bum Etti
17/25
mengontrol ekang dnegan efek samping yang minimal obat yang
diberikan disesuaikan dengan tipe keang yang akan diobati
keefektifan serta keamanan medikasi.
bat enis epilepsy dan enis epilepsinya serta efek samping yang
timbul /
a. 5arbama=epin genaralisata parsial / umlah sel darah putih dan
sel darah merah berkurang
b. Etoksimid petidmal umlah sel darah putih dan sel darah merah
berkurang
c. :abapetin / parsial / tenang
d. &amotrigin / generalisata , parsial / ruam kulit
e. on edis
*) 5eluarga klien dilatih untuk membantu penderita ika teradi
serangan epilepsy
2) &anhkah yang penting ialah menaga agar penderita tidak teratuh
melonggarkan pakaiannya ( terutama didaerah leher ) dan
memasang bantal diba+ah kepala
") 8ika penderita tidak sadarkan diri sebaiknya posisinya dimiringkan
agar mudah bernafas dan tidak boleh ditinggalkan sendirian sampai
benar-banar sadar dan bisa bergerak secara normal.
B. DIA&N'A !EPERA%ATAN
*. ;esiko tinggi inury yang berhubungan dengan keang berualang,
ketidaktauan tentang epilepsy dan cara penanganan saat keang dan
penurunan tingkat kesadaran.
2. >yeri akut yang berhubungan dengan nyeri kepala sekunder, respon pasca
keang.
17
8/18/2019 Bum Etti
18/25
". nsietas yang berhubngan dengan keang berulang.
. 5oping indiidu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi akibat
epilepsy.
C. RENCANA AUHAN !EPERA%ATAN
;esiko tinggi inury yang berhubungan dengan keang berulang, ketidaktauan tentang epileps
dan cara penanganan saat keang dan penurunan tingkat kesadaran.
Cuuan/ Setelah dilakukan tindakan kepera+atan dalam +aktu *D2 am, klien bebas dari inur
yang disebabkan oleh keang dan penurunan kesadaran.
5riteria hasil /
5lien dengan keluarga mengetahui pelaksanaan keang.
5lien mampu menghindari stimulus keang.5lien dapat melakukan pengobatan teratur untuk menentukan intensitas keang.
INTER(ENI RAI'NAL
5ai tingkat pengetahuan klien dan keluarga 7ata dasar untuk interensi selanutnya
arkanklien dan keluarga metode mengontrol
demam
rang tua dengan anak yang perna
mengalami keang demam haru
diinstruksikan tentang metode untu
mengontrol demam ( kompres dingin , oba
antipieretik)
nurkan control link pasca cidera kepala ?idera kepala merupakan salah sat
penyebab utama yang dapat dicegah melalu
progam yang member keamanan yang tingg
dan tindakan pencegahan yang aman yait
tidak hanya dapat hidup aman, etteapi ua
mengembangkan pencegahan epilepsy akiba
cidera kepala
nurkan keluarga agar menpersiapkan
lingkungan yang aman seperti batasan ranang,
papan pengaman, dan alat sunction selalu berada
didekat klien
elindunggi klien bila keang teradi
nurkan untuk menghindari rangsangan cahaya
yang berlebihan
5lien sering mengalami peka rangsanga
terhadap cahaya yang sangat silau. eberap
klien perlu menghindari stimulasi oti
( cahay yang menyilaukan kelap kelip
menonton t). 7engan menggunakan kac
18
8/18/2019 Bum Etti
19/25
mata hitam atau menutup salah satu mat
dapat membantu masalah ini
nurkan mempertahankan bedrest total selama
fase akut.
engurangi resiko atuh terluka ika ertig
sinkop dan ataksia teradi5olaborasikan pemberian terapi eritoin
( dilantin )
Cerapi medikasi untuk mengontro
menurunkan respon keang yang berulang
>yeri akut yang berhubungan dengan nyeri kepala sekunder, respon pasca keang.
Cuuan / Setelah dilakukan tindakan kepera+atan s dalam +aktu *D 2 am, keluhan nyeri klie
berkurang dan rasa sakit terkontrol.
5riteria hasil /
5lien dapat tidur dengan tenang
+aah rileks
5lien memerbalisasikan penurunan rasa sakit
INTER(ENI RAI'NAL
Selidiki keluhan nyeri. Perhatikan perubahan
pada deraat dan sisi (guanakan skala 0 B *0).
9ntuk mengetahui tingkat nyeri klien da
dapat mengindikasikan teradinya komplikasi
+asi tanda ital, perhatikan petunuk non-
erbal, misalnya pegangan otot dam gelisah
7apat membantu mengealuasi pernyataa
erbal dak keefektifan interensi.
9sahakan membuat lingkungan yang aman dan
tenang
enurunkan reaksi terhadap rangsanga
eksternal atau sensifiatas terhadap cahaya damenganurkan klien untuk beristirahat
Ealuasi dan dukung mekanisme koping pasien Penggunaan persepsi sendiri atau prilak
untk menghilangkan nyeri dapat membant
pasien mengatasinya lebih efektif.
&akukan manaemen nyeri dengan metode
distraksi dan relaksasi napas dalam
embantu menurunkan ( memutuskan
stimulasi sensasi nyeri
&akukan latihan gerak aktif atau pasif sesuai
kondisi dengan lembut dan hati-hati
7apat membantu relaksasi otot-otot yan
tegang dan dapat menurunkan rasa sakit
tidak nyaman
5olaborasi pemberian analgetik ungkin diperlukan untuk menurunkan ras
sakit atau nyeri. ?atatan / narkoti
merupakan kontraindikasi karena berdampa
pada status neurologis sehingga sukar untu
dikai
nsietas yang berhubungan dengan keang berulang.
Cuuan / Setelah dilakukan tindakan kepera+atan dalam +aktu *D 2 am, ketakutan klien hilan
19
8/18/2019 Bum Etti
20/25
atau berkurang.
5riteria hasil /
7apat mengidentifikasi penyebab atau factor yang mempengaruhinya.
enyatakan kecemasanJketakutan hilang atau berkurang.
INTER(ENI RAI'NAL
antu klien mengekspresikan rasa takut 5etakutan berkelanutan memberika
dampak psikologis yang tidak baik
&akukan kerasama dengan keluarga 5era sama klien dan keluarga sepenuhny
penting. ereka harus yakin terhada
manfaat progam yang ditetapkan.haru
ditekankan bah+a medikasi antikonulsa
yang diresepkan harus dikonsumsi secar
terus menurus dan bah+a ini bukan obat yan
membentuk kebiasaan. edikasi ini dapa
dikonsumsi tanpa rasa takut ketergantunga
obat selama bertahun-tahun ika obat tersebu
dieprlukan. 8ika klien diba+ah penga+asa
kepera+atan kesehatan dan didampingi
maka klien harus melakukan instruksi denga
taat
indari konfontasi 5onfrontasi dapat meningkatkan rasa marah
menurunkan kera sama dan mungki
terlambat penyembuhan
arkan control keang ?ontrol keang tergantrung pada aspe
pemahaman dan kerasama klien. :aya hidu
dan lingkungan dikai untuk mengidentifikas
factor-faktor yang mencetuskan keang
gangguan emosi, stressor lingkungan baru
a+itan ( konsep menstruasi pada klien +anit
J demam ). 5lien dianurkan untuk mengikut
gaya hidup rutin regular dan sedang, die
( menghindari stimulant berlebihan ), latiha
dan istirahat ( gangguan tidur dapaa
menurunkan ambang klien terhadap keang )
20
8/18/2019 Bum Etti
21/25
ktiitas sedang adalah terapi yang baik da
penggunaan energy yang berlebiahann dapa
dihindari
eri lingkungan yang tenang dan suasana yang
penuh istirahat
engurangi rangsangan eksternal- eksterna
yang tidak perlu
5urangi stimulus ketegangan 5eadaan tegang ( ansietas, frustasi )
mengakibatkan keang pada beberapa klie
pengklasifikasian penatalanksanaan stree
akan bermanfaat karena keang diketahu
teradi akibta asupan alcohol, meka kebiasaa
ini harus dihindari. Cerapi yang paling bai
adalah mengikuti rencana pengobatan untu
stimuli yang mencetuskan keang
Cingkatkan control sensasi klien ?ontrol sensasi klien ( dan dala
menurunkan ketakutan ) dengan car
memberikan informasi tentang keadaan klien
rientasikan klien terhadap prosedur rutin dan
aktiitas yang diharapkan
rientasi dapat menurunkan kecemasan
eri kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan ansietasnya
7apat menghilangkan ketegangan terhada
kekha+atiran yang tidak diekspresikan
erikan priasi untuk klien dan orang terdekat ember +aktu untuk menekspresika
perasaan, menghilangkan cemas, da
perilaku adaptasi. elayani aktiitas da
pengalihan ( misalnya membaca ) aka
menurunkan rasa terisolasi
5oping indiidu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi akibat epilepsi.
Cuuan / Setelah dilakukan tindakan kepera+atan dalam +aktu *D2 am, koping indiidu dapa
kembali efektif dan harga diri klien meningkat.
5riteria hasil /
ampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi da
perubahan yang sedang teradi.
ampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi.
engakui dan menggabungkan perubahan kedalam konsep diri dengan cara yang akurat tanp
21
8/18/2019 Bum Etti
22/25
harga diri yang negatif.
INTER(ENI RAI'NAL
5ai perubahan dari gangguan persepsi danhubungan dengan ketidakmampuan.
enentukan bantuan indiidual dalamenyusun rencana pera+atan atau pemiliha
interensi
dentifikasi arti dari kehilangan atau disfungsi
pada klien.
eberapa klien dapat menerima da
mengatur perubahan fungsi secara efekti
dengan sedikit penyesuaian diri, sedangka
yang lain mempunyai kesulita
memebandingkan, mengenal, dan mengatu
kekurangan
nurkan klien untuk mengekspresikan perasaan
termasuk hostility dan kemarahan
enunukkan penerimaan, membantu klie
untuk mengenal dan mneyesuaikan denga
perasaan tersebut
?atat ketika klien menyatakan terpengaruh
seperti sekarat atau mengingkari dan menyatakan
inilah kematian
endukung penolakan terhadap bagia
tubuh atau perasaan negatie terhada
gambaran tubuh dan kemampuan yan
menunukkan kebutuhan dan interensi sert
dukungan emosional
embantu klien untuk melihat bah+a pera+at
menerima kedua bagian sebagai bagian dari
seluruh tubuh. engi=inkan klien untuk
merasakan adanya harapan dan mulai menerima
situasi baru
Pernyataan pengakuan terhadap penolaka
tubuh, mengingatkan kembali factor keadia
tentang realitas bah+a masih dapa
menggunakan sisi yang sakit dan belaa
mengontrol sisi yang sehat
antu dan anurkan pera+atan yang baik dan
memperbaiki kebiasaan
embantu meningkatkan perasaan harga dir
dan mengontrol lebih dari satu are
kehidupan
nurkan orang yang terdekat untuk
mengi=inkan klien melakukan hal untuk dirinya
dengan sebaik-baiknya
enghidupkan kembali perasaa
kemandirian dan membantu perekembanga
harga diri serta mempengaruhi prose
rehabilitasi
7ukung perilaku atau usaha seperti peningkatan
minat atau partisipasi dalam aktiitas rehabilitasi
5lien dapat beradaptasi terhadap perubaha
dan pengertian peran indiidu mas
mendatang
22
8/18/2019 Bum Etti
23/25
onitor gangguan tidur, peningkatan kesulitan
konsentrasi, letargi.
7apat mengindikasikan teradinya depres
umumnya teradi sebagai pengaruh dar
stroke dimana memerlukan interensi da
ealuasi lebih lanut
5olaborasi /
;uuk pada ahli neuropsikologi dan konseling
bila ada indikasi
7apat memfasilitasi perubahan peran yan
penting untuk perkembangan perasaan.
BAB I(
PENUTUP
A. !es#m)ulan
Epilepsi adalah setiap kelompok sindrom yang ditandai dengan gangguan
otak sementara yang bersifat paroksismal yang dimanifestasikan berupa
gangguan atau penurunan kesadaran yang episodic, fenomenamotorik yang
abnormal, gangguan psikis, sensorik, dan system otonom4 geala-gealanya
disebabkan oleh aktiitas listrik otak. aka diagnose yang mungkin muncul
ialah /
a. ;esiko tinggi inury yang berhubungan dengan keang berualang,
ketidaktauan tentang epilepsy dan cara penanganan saat keang dan
penurunan tingkat kesadaran.
b. >yeri akut yang berhubungan dengan nyeri kepala sekunder, respon
pasca keang.
c. nsietas yang berhubngan dengan keang berulang.
d. 5oping indiidu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi akibat
epilepsy.
23
8/18/2019 Bum Etti
24/25
B. aran
erdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengaukan beberapa saran
untuk diadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan asuhan
kepera+atan pada pasien dengan gangguan hipertermia /
a. Perlunya ditingkatkan komunikasi yang efektif antara klien, keluarga dan
pera+at agar terbina hubungan saling percayadalam memberikan asuhan
kepera+atan sehingga pera+at dapatmendapatkan data-data yang
dibutuhkan
b. System pendokumentasikan asuhan kepera+atan dipertahankan dan
dilengkapi dengan respon klien agar asuhan kepera+atan yang diberikan
lebih efektif
c. 7iharapkan pada pera+at untuk tidak memanipulasi data pasien agar
dalam menegakkan diagnosa tidak salah .
24
8/18/2019 Bum Etti
25/25
DA*TAR PUTA!A
atticaca, fransisca . 200$. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. 8akarta/ Salemba edika
7oenges arilynn E, dkk. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III . 8akarta uku
5edokteran. E:?.
Engram, arbara. *666. Rencana Asuhan keperawatan Medikal!edah "#lume
III . 8akarta/ E:?
udak, ?arolyn , :allo, arbara . *663. Keperawatan Kritis "#lume II .
8akarta/ E:?.
Sabiston, 7aid ?. *66. !uku A$ar !edah !agian %. 8akarta/ E:?.