Contoh Kasus Budaya di Suatu Lembaga
Nama Kelompok :1. Fikri Nur Muqaffa (1113500030)
2. Zaudika Riko (1113500023)3. Arief Kurniawan (1113500___)
Kelas : II BDosen Pengampu : Ujang Khiyarussoleh M.pd
Budaya Mencontek yang Telah Menjamur di Dunia
PendidikanUsaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
PENDIDIKAN
BUDAYA
Edward B. Taylor, menyatakan kebudayaan adalah segenap pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan kebiasaan lain yang dikerjakan oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat.
Koentjaraningrat, menyatakan kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.Clifford Geertz, menyatakan kebudayaan adalah sesuatu yang diperoleh manusia melalui proses belajar (pendekatan simbolik/ interpretatif/satu arah).
Komponen Kebudayaan
Non Material
Kepercayaan
Nilai
Norma
Material
Hasil teknologi dari yang sederhana sampai mutakhir/kompleks
MENCONTEK
Mencontek adalah perbuatan curang yg dilakukan oleh
orang yg memiliki sifat tidak jujur demi mendapatkan nilai
tinggi. Biasanya mencotek dilakukan disaat ulangan ataupun ujian. Mencontek
biasanya dilakukan dg cara melihat jawaban teman atau
melihat catatan yg sudah dipersiapkan sebelumnya.
HUBUNGAN ANTARA MENCONTEK DENGAN
KEBUDAYAANBudaya merupakan hasil dari cara
berpikir dan kebiasaan seseorang dan kelompok. Ketika seseorang melakukan kegiatan itu secara kontinu sehingga terbiasa, hal itu akan menjadi suatu budaya. Predikat yang dapat orang lain sematkan adalah sebagai budaya orang tersebut. Lalu ketika seseorang mencontek, secara tak langsung prosesnya juga berlangsung relatif sama dengan proses budaya . Anda melakukannya dan anda ketagihan kemudian melakukannya secra kontinu dan akhirnya itu menjadi budaya anda. Budaya Mencontek memang itu tidak disadari oleh orang yang bersangkutan secara langsung, tapi akan dirasakan “khasiatnya” kemudian.
FAKTOR YANG MENYEBABKA
N MENCONTEK
DIRI SENDIRI
GURU
ORANG TUASISTEM
PENDIDIKAN
PENANGANAN BUDAYA MENCONTEK
•Dari pihak pengajar atau guru, harus bertidak tegas saat ujian dengan cara benar-benar mengawasi murid-muridnya saat ujian serta memberikan sangsi yang tegas dan membuat jera baik kepada yang mencontek dan yang memberikan contekan.•Lebih sering mengadakan ujian lisan. dengan begitu murid-muridnya tidak mempunyai pilihan lain selain belajar dan percaya pada diri sendiri. Mungkin dengan begitu lama kelamaan para murid jadi lebih terbiasa untuk percaya pada dirinya sendiri.
•Untuk para muridnya, jangan takut melaporkan kecurangan yang dilakukan oleh teman. Karena ada beberapa murid yang tidak mau melaporkan temannya yang mencontek karena alasan solidaritas dan sebagainya.•Untuk orang tua dan guru, harus menanamkan sikap jujur dan percaya diri sejak dini kepada anak. Tetapi bukan cuma sekedar teori, tetapi juga menunjukkan teladan atau contoh yang baik.
TINJAUAN PSIKOLOGIS TENTANG MENCONTEK
Menurut, Dien F. Iqbal, dosen Fakultas Psikologi
UnpadOrang mencontek disebabkan faktor dari dalam dan di luar dirinya. Dalam
ilmu psikologi, ada yang disebut konsep diri dan harga diri. Konsep diri merupakan gambaran apa yang orang-
orang bayangkan, nilai dan rasakan tentang dirinya sendiri. Misalnya,
anggapan bahwa, "Saya adalah orang pintar". Anggapan itu lalu akan
memunculkan kompenen afektif yang disebut harga diri. Namun, anggapan seperti itu bisa runtuh, terutama saat berhadapan dengan lingkungan di luar pribadinya. Di mana sebagai kelompok,
maka harus sepenanggungan dan senasib. Senang bersama, duka mesti
dibagi.
Menurut Vegawati, Oki dan Noviani, (2004)Pada saat dorongan tingkah laku
mencontek muncul, terjadilah proses atensi, yaitu muncul ketertarikan terhadap dorongan karena adanya harapan mengenai hasil yang akan dicapai jika ia mencontek. Pada proses retensi, faktor-faktor yang memberikan atensi terhadap stimulus perilaku mencontek itu menjadi sebuah informasi baru atau digunakan untuk mengingat kembali pengetahuan maupun pengalaman mengenai perilaku mencontek, baik secara maya (imaginary) maupun nyata (visual).
Proses selanjutnya adalah reproduksi motorik, yaitu memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya mengenai perilaku mencontek untuk memprediksi sejauh mana kemampuan maupun kecakapannya dalam melakukan tingkah laku mencontek tersebut. Dalam hal ini, ia juga mempertimbangkan konsekuensi apa yang akan ia dapatkan jika perilaku tersebut muncul. Dalam proses ini, terjadi mediasi dan regulasi kognitif, di mana kognisi berperan dalam mengukur kemungkinan-kemungkinan konsekuensi apa yang akan diterimanya bila ia mencontek.
SEMOGA PRESENTASI INI
DAPAT BERMANFAATSEKIAN DAN
TERIMAKASIH