11
ontoh Kasus Budaya di Suatu Lembaga Nama Kelompok : 1.Fikri Nur Muqaffa (1113500030) 2.Zaudika Riko (1113500023) 3.Arief Kurniawan (1113500___) Kelas : II B Dosen Pengampu : Ujang Khiyarussoleh M.pd

Contoh kasus budaya di suatu lembaga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Contoh kasus budaya di suatu lembaga

Contoh Kasus Budaya di Suatu Lembaga

Nama Kelompok :1. Fikri Nur Muqaffa (1113500030)

2. Zaudika Riko (1113500023)3. Arief Kurniawan (1113500___)

Kelas : II BDosen Pengampu : Ujang Khiyarussoleh M.pd

Page 2: Contoh kasus budaya di suatu lembaga

Budaya Mencontek yang Telah Menjamur di Dunia

PendidikanUsaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya dan masyarakat.

PENDIDIKAN

Page 3: Contoh kasus budaya di suatu lembaga

BUDAYA

Edward B. Taylor, menyatakan kebudayaan adalah segenap pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan kebiasaan lain yang dikerjakan oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat.

Koentjaraningrat, menyatakan kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.Clifford Geertz, menyatakan kebudayaan adalah sesuatu yang diperoleh manusia melalui proses belajar (pendekatan simbolik/ interpretatif/satu arah).

Page 4: Contoh kasus budaya di suatu lembaga

Komponen Kebudayaan

Non Material

Kepercayaan

Nilai

Norma

Material

Hasil teknologi dari yang sederhana sampai mutakhir/kompleks

Page 5: Contoh kasus budaya di suatu lembaga

MENCONTEK

Mencontek adalah perbuatan curang yg dilakukan oleh

orang yg memiliki sifat tidak jujur demi mendapatkan nilai

tinggi. Biasanya mencotek dilakukan disaat ulangan ataupun ujian. Mencontek

biasanya dilakukan dg cara melihat jawaban teman atau

melihat catatan yg  sudah dipersiapkan sebelumnya.

Page 6: Contoh kasus budaya di suatu lembaga

HUBUNGAN ANTARA MENCONTEK DENGAN

KEBUDAYAANBudaya merupakan hasil dari cara

berpikir dan kebiasaan seseorang dan kelompok. Ketika seseorang melakukan kegiatan itu secara kontinu sehingga terbiasa, hal itu akan menjadi suatu budaya. Predikat yang dapat orang lain sematkan adalah sebagai  budaya orang tersebut. Lalu ketika seseorang mencontek, secara tak langsung prosesnya juga berlangsung relatif sama dengan proses budaya . Anda melakukannya dan anda ketagihan kemudian melakukannya secra kontinu dan akhirnya itu menjadi budaya anda. Budaya Mencontek memang itu tidak disadari oleh orang yang bersangkutan secara langsung, tapi akan dirasakan “khasiatnya” kemudian.

Page 7: Contoh kasus budaya di suatu lembaga

FAKTOR YANG MENYEBABKA

N MENCONTEK

DIRI SENDIRI

GURU

ORANG TUASISTEM

PENDIDIKAN

Page 8: Contoh kasus budaya di suatu lembaga

PENANGANAN BUDAYA MENCONTEK

•Dari pihak pengajar atau guru, harus bertidak tegas saat ujian dengan cara benar-benar mengawasi murid-muridnya saat ujian serta memberikan sangsi yang tegas dan membuat jera baik kepada yang mencontek dan yang memberikan contekan.•Lebih sering mengadakan ujian lisan. dengan begitu murid-muridnya tidak mempunyai pilihan lain selain belajar dan percaya pada diri sendiri. Mungkin dengan begitu lama kelamaan para murid jadi lebih terbiasa untuk percaya pada dirinya sendiri.

•Untuk para muridnya, jangan takut melaporkan kecurangan yang dilakukan oleh teman. Karena ada beberapa murid yang tidak mau melaporkan temannya yang mencontek karena alasan solidaritas dan sebagainya.•Untuk orang tua dan guru, harus menanamkan sikap jujur dan percaya diri sejak dini kepada anak. Tetapi bukan cuma sekedar teori, tetapi juga menunjukkan teladan atau contoh yang baik.

Page 9: Contoh kasus budaya di suatu lembaga

TINJAUAN PSIKOLOGIS TENTANG MENCONTEK

Menurut, Dien F. Iqbal, dosen Fakultas Psikologi

UnpadOrang mencontek disebabkan faktor dari dalam dan di luar dirinya. Dalam

ilmu psikologi, ada yang disebut konsep diri dan harga diri. Konsep diri merupakan gambaran apa yang orang-

orang bayangkan, nilai dan rasakan tentang dirinya sendiri. Misalnya,

anggapan bahwa, "Saya adalah orang pintar". Anggapan itu lalu akan

memunculkan kompenen afektif yang disebut harga diri. Namun, anggapan seperti itu bisa runtuh, terutama saat berhadapan dengan lingkungan di luar pribadinya. Di mana sebagai kelompok,

maka harus sepenanggungan dan senasib. Senang bersama, duka mesti

dibagi.

Page 10: Contoh kasus budaya di suatu lembaga

Menurut Vegawati, Oki dan Noviani, (2004)Pada saat dorongan tingkah laku

mencontek muncul, terjadilah proses atensi, yaitu muncul ketertarikan terhadap dorongan karena adanya harapan mengenai hasil yang akan dicapai jika ia mencontek. Pada proses retensi, faktor-faktor yang memberikan atensi terhadap stimulus perilaku mencontek itu menjadi sebuah informasi baru atau digunakan untuk mengingat kembali pengetahuan maupun pengalaman mengenai perilaku mencontek, baik secara maya (imaginary) maupun nyata (visual).

Proses selanjutnya adalah reproduksi motorik, yaitu memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya mengenai perilaku mencontek untuk memprediksi sejauh mana kemampuan maupun kecakapannya dalam melakukan tingkah laku mencontek tersebut. Dalam hal ini, ia juga mempertimbangkan konsekuensi apa yang akan ia dapatkan jika perilaku tersebut muncul. Dalam proses ini, terjadi mediasi dan regulasi kognitif, di mana kognisi berperan dalam mengukur kemungkinan-kemungkinan konsekuensi apa yang akan diterimanya bila ia mencontek.

Page 11: Contoh kasus budaya di suatu lembaga

SEMOGA PRESENTASI INI

DAPAT BERMANFAATSEKIAN DAN

TERIMAKASIH