Daftar suku bangsa di IndonesiaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lihat pula: Suku Bangsa di Indonesia
Halaman ini merupakan daftar suku bangsa yang hidup di Indonesia, diikuti dengan nama
wilayah yang dijadikan tempat tinggal mayoritas suku masing-masing. Daftar berikut ini diurutkan
berdasarkan nama suku, bukan nama wilayah:
Daftar ini belumlah lengkap. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Menurut abjad
A
Suku Aceh di Aceh: kabupaten Aceh Besar
Suku Alas di kabupaten Aceh Tenggara
Suku Alor di NTT: kabupaten Alor
Suku Ambon di kota Ambon
Suku Ampana di Sulawesi Tengah
Suku Anak Dalam di Jambi
Suku Aneuk Jamee di kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Barat Daya
Suku Arab-Indonesia
Suku Aru di Maluku: Kepulauan Aru
Suku Asmat di Papua
Suku Abung di Lampung
B
Suku Bali di Bali terdiri :
Suku Bali Majapahit di sebagian besar Pulau Bali
Suku Bali Aga di Karangasem dan Kintamani
Suku Balantak di Sulawesi Tengah
Suku Banggai di Sulawesi Tengah: Kabupaten Banggai Kepulauan
Suku Baduy di Banten
Suku Bajau di Kalimantan Timur
Suku Bangka di Bangka Belitung
Suku Banjar di Kalimantan Selatan
Suku Batak di Sumatera Utara terdiri :
Suku Karo di kabupaten Karo
Suku Mandailing di kabupaten Mandailing Natal
Suku Angkola di kabupaten Tapanuli Selatan
Suku Toba di kabupaten Toba Samosir
Suku Pakpak di kabupaten Pakpak Bharat
Suku Simalungun di kabupaten Simalungun
Suku Batin di Jambi
Suku Bawean di Jawa Timur: Gresik
Suku Belitung di Bangka Belitung
Suku Bentong di Sulawesi Selatan
Suku Berau di Kalimantan Timur: kabupaten Berau
Suku Betawi di Jakarta
Suku Bima NTB: kota Bima
Suku Boti di kabupaten Timor Tengah Selatan
Suku Bolang Mongondow di Sulawesi Utara: Kabupaten Bolaang Mongondow
Suku Bugis di Sulawesi Selatan
Orang Bugis Pagatan di Kalimantan Selatan, Kusan Hilir, Tanah Bumbu
Suku Bungku di Sulawesi Tengah: Kabupaten Morowali
Suku Buru di Maluku: Kabupaten Buru
Suku Buol di Sulawesi Tengah: Kabupaten Buol
Suku Buton di Sulawesi Tenggara: Kabupaten Buton dan Kota Bau-Bau
Suku Bonai di Riau: Kabupaten Rokan Hilir
D
Suku Damal di Mimika
Suku Dampeles di Sulawesi Tengah
Suku Dani di Papua: Lembah Baliem
Suku Dayak terdiri :
Suku Punan di Kalimantan Tengah
Suku Kanayatn di Kalimantan Barat
Suku Iban di Kalimantan Barat
Suku Mualang di Kalimantan Barat: Sekadau, Sintang
Suku Bidayuh di Kalimantan Barat: Sanggau
Suku Mali di Kalimantan Barat
Suku Seberuang di Kalimantan Barat: Sintang
Suku Sekujam di Kalimantan Barat: Sintang
Suku Sekubang di Kalimantan Barat: Sintang
Suku Ketungau di Kalimantan Barat
Suku Desa di Kalimantan Barat
Suku Kantuk di Kalimantan Barat
Suku Ot Danum atau Dohoi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat
Suku Limbai di Kalimantan Barat
Suku Kebahan di Kalimantan Barat
Suku Pawan di Kalimantan Barat
Suku Tebidah di Kalimantan Barat
Suku Bakumpai di Kalimantan Selatan Barito Kuala
Orang Barangas di Kalimantan Selatan Barito Kuala
Suku Bukit di Kalimantan Selatan
Orang Dayak Pitap di Tebing Tinggi, Balangan, Kalsel
Suku Dayak Hulu Banyu di Kalimantan Selatan
Suku Dayak Balangan di Kalimantan Selatan
Suku Dusun Deyah di Kalimantan Selatan: Tabalong
Suku Ngaju di Kalimantan Tengah: Kabupaten Kapuas
Suku Siang Murung di Kalimantan Tengah: Murung Raya
Suku Bara Dia di Kalimantan Tengah: Barito Selatan
Suku Ot Danum di Kalimantan Tengah
Suku Lawangan di Kalimantan Tengah
Suku Dayak Bawo di Kalimantan Tengah: Barito Selatan
Suku Tunjung, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
Suku Benuaq, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
Suku Bentian, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
Suku Bukat, Kutai Barat
Suku Busang, Kutai Barat
Suku Ohong, Kutai Barat
Suku Kayan, Kutai Barat, rumpun Apo Kayan
Suku Bahau, Kutai Barat, rumpun Apo Kayan
Suku Penihing, Kutai Barat, rumpun Punan
Suku Punan, Kutai Barat, rumpun Punan
Suku Modang, Kutai Timur, rumpun Punan
Suku Basap, Bontang-Kutai Timur
Suku Ahe di Kabupaten Berau
Suku Tagol, Malinau, rumpun Murut
Suku Brusu, Malinau, rumpun Murut
Suku Kenyah, Malinau, rumpun Apo Kayan
Suku Lundayeh, Malinau
Suku Pasir di Kalimantan Timur: Kabupaten Pasir
Suku Dusun di Kalimantan Tengah
Suku Maanyan di Kalimantan Tengah: Barito Timur
Orang Maanyan Paju Sapuluh
Orang Maanyan Paju Epat
Orang Maanyan Dayu
Orang Maanyan Paku
Orang Maanyan Benua Lima Maanyan Paju Lima
Orang Dayak Warukin di Tanta, Tabalong, Kalsel
Suku Samihim, Pamukan Utara, Kotabaru, Kalsel
Suku Dompu NTB: Kabupaten Dompu
Suku Donggo, Bima
Suku Duri Terletak di bagian utara Kabupaten Enrekang berbatasan dengan Kabupaten
Tana Toraja, meliputi tiga kecamatan induk Anggeraja, Baraka, dan Alla di Sulawesi Selatan
E
Suku Eropa-Indonesia (orang Indo atau peranakan Eropa-Indonesia)
F
Suku Flores di NTT: Flores Timur
G
Suku Gayo di Aceh: Gayo Lues Aceh Tengah Bener Meriah
Suku Gorontalo di Gorontalo: Kota Gorontalo
Suku Gumai di Sumatera Selatan: Lahat
I
Suku India-Indonesia
J
Suku Banten di Banten
Suku Cirebon di Jawa Barat: Kota Cirebon
Suku Jawa di Jawa Tengah, Jawa Timur
Suku Tengger di Jawa Timur
Suku Osing di Jawa Timur: Banyuwangi
Suku Samin di Jawa Tengah: Purwodadi
Suku Jambi di Jambi: Kota Jambi
K
Suku Kei di Maluku Tenggara: Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual
Suku Kaili di Sulawesi Tengah: Kota Palu
Suku Kaur di Bengkulu: Kabupaten Kaur
Suku Kayu Agung di Sumatera Selatan
Suku Kerinci di Jambi: Kabupaten Kerinci
Suku Komering di Sumatera Selatan: Kabupaten Ogan Komering Ilir, Baturaja
Suku Konjo Pegunungan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
Suku Konjo Pesisir, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan
Suku Kubu di Jambi dan Sumatera Selatan
Suku Kulawi di Sulawesi Tengah
Suku Kutai di Kalimantan Timur: Kutai Kartanegara
Suku Kluet di Aceh: Aceh Selatan
Suku Krui di Lampung
L
Suku Laut, Kepulauan Riau
Suku Lampung di Lampung
Suku Lematang di Sumatera Selatan
Suku Lembak, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu
Suku Lintang, Sumatera Selatan
Suku Lom, Bangka Belitung
Suku Lore, Sulawesi Tengah
Suku Lubu, daerah perbatasan antara Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera
Barat
M
Suku Madura di Jawa Timur
Suku Makassar di Sulawesi Selatan: Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar, Kabupaten
Jeneponto, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba (sebagian), Kabupaten Sinjai
(bagian perbatasan Kab Gowa)Kabupaten Maros (sebagian) Kabupaten Pangkep
(sebagian)Kota Makassar
Suku Mamasa (Toraja Barat) di Sulawesi Barat: Kabupaten Mamasa
Suku Mandar Sulawesi Barat: Polewali Mandar
Suku Melayu
Suku Melayu Riau di Riau
Suku Melayu Tamiang di Aceh: Aceh Tamiang
Suku Mentawai di Sumatera Barat: Kabupaten Kepulauan Mentawai
Suku Minahasa di Sulawesi Utara: Kabupaten Minahasa terdiri 9 subetnik :
Suku Babontehu
Suku Bantik
Suku Pasan Ratahan
Suku Ponosakan
Suku Tonsea
Suku Tontemboan
Suku Toulour
Suku Tonsawang
Suku Tombulu
Suku Minangkabau, Sumatera Barat
Suku Mori, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah
Suku Muko-Muko di Bengkulu: Kabupaten Mukomuko
Suku Muna di Sulawesi Tenggara: Kabupaten Muna
Suku Muyu di Kabupaten Boven Digoel, Papua
Suku Mekongga di Sulawes Tenggara: Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Kolaka Utara
N
Suku Nias di Sumatera Utara: Kabupaten Nias, Nias Selatan
O
Suku Osing di Banyuwangi Jawa Timur
Suku Ogan di Sumatera Selatan
P
Suku Papua/Irian
Suku Asmat di Kabupaten Asmat
Suku Biak di Kabupaten Biak Numfor
Suku Dani, Lembah Baliem, Papua
Suku Ekagi, daerah Paniai, Abepura, Papua
Suku Amungme di Mimika
Suku Bauzi, Mamberamo hilir, Papua utara
Suku Arfak di Manokwari
Suku Kamoro di Mimika
Suku Palembang di Sumatera Selatan: Kota Palembang
Suku Pamona di Sulawesi Tengah: Kabupaten Poso
Suku Pasemah di Sumatera Selatan
Suku Pesisi di Sumatera Utara: Tapanuli Tengah
Suku Pasir di Kalimantan Timur: Kabupaten Pasir
R
Suku Rawa, Rokan Hilir, Riau
Suku Rejang di Bengkulu: Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong, dan Kabupaten
Rejang Lebong
Suku Rote di NTT: Kabupaten Rote Ndao
Suku Rongga di NTT Kabupaten Manggarai Timur
S
Suku Saluan di Sulawesi Tengah
Suku Sambas (Melayu Sambas) di Kalimantan Barat: Kabupaten Sambas
Suku Sangir di Sulawesi Utara: Kepulauan Sangihe
Suku Sasak di NTB, Lombok
Suku Sekak Bangka
Suku Sekayu di Sumatera Selatan
Suku Semendo di Bengkulu, Sumatera Selatan: Muara Enim
Suku Serawai di Bengkulu: Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Seluma
Suku Simeulue di Aceh: Kabupaten Simeulue
Suku Sigulai di Aceh: Kabupaten Simeulue bagian utara
Suku Sumbawa Di NTB: Kabupaten Sumbawa
Suku Sumba di NTT: Sumba Barat, Sumba Timur
Suku Sunda di Jawa Barat
[T
Suku Talaud di Sulawesi Utara: Kepulauan Talaud
Suku Talang Mamak di Riau: Indragiri Hulu
Suku Tamiang di Aceh: Kabupaten Aceh Tamiang
Suku Tengger di Jawa Timur Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo lereng G. Bromo
Suku Ternate di Maluku Utara: Kota Ternate
Suku Tidore di Maluku Utara: Kota Tidore
Suku Timor di NTT, Kota Kupang
Suku Tionghoa-Indonesia
Orang Cina Parit di Pelaihari, Tanah Laut, Kalsel
Suku Tojo di Sulawesi Tengah: Kabupaten Tojo Una-Una
Suku Toraja di Sulawesi Selatan: Tana Toraja
Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara: Kendari
Suku Toli Toli di Sulawesi Tengah: Kabupaten Toli-Toli
Suku Tomini di Sulawesi Tengah: Kabupaten Parigi Moutong
U
Suku Una-una di Sulawesi Tengah: Kabupaten Tojo Una-Una
Suku Ulu di Sumatera utara: mandailing natal
W
Suku Wolio di Sulawesi Tenggara: Buton
Suku Aceh
Suku Aceh
Jumlah populasi
kurang lebih 4 juta
Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan
Aceh: > 3 juta[1][2][3]
Bahasa
Aceh
Agama
Islam
Kelompok etnis terdekat
Melayu, Cam, Minangkabau, Gayo.
Suku Aceh adalah nama sebuah suku yang mendiami ujung utara Sumatra. Mereka
beragama Islam. Bahasa yang dipertuturkan oleh mereka adalahbahasa Aceh yang masih
berkerabat dengan bahasa Mon Khmer (wilayah Champa). Bahasa Aceh merupakan bagian dari
bahasa Melayu-Polynesia barat, cabang dari keluarga bahasa Austronesia.
Suku Aceh memiliki sejarah panjang tentang kegemilangan sebuah kerajaan Islam hingga
perjuangan atas penaklukan kolonial Hindia Belanda.
Banyak dari budaya Aceh yang menyerap budaya Hindu India, dimana kosakata bahasa Aceh
banyak yang berbahasa Sanskerta. Suku Aceh merupakan suku di Indonesia yang pertama
memeluk agama Islam dan mendirikan kerajaan Islam. Masyarakat Aceh mayoritas bekerja
sebagai petani, pekerja tambang, dan nelayan.
Sejarah
Penduduk Aceh merupakan keturunan berbagai suku, kaum, dan bangsa. Leluhur orang Aceh
berasal dari Semenanjung Malaysia, Cham, Cochin, Kamboja.
Di samping itu banyak pula keturunan bangsa asing di tanah Aceh, bangsa Arab dan India dikenal
erat hubungannya pasca penyebaran agama Islam di tanah Aceh. Bangsa Arab yang datang ke
Aceh banyak yang berasal dari provinsi Hadramaut (Negeri Yaman), dibuktikan dengan marga-
marga mereka al-Aydrus, al-Habsyi, al-Attas, al-Kathiri, Badjubier, Sungkar, Bawazier dan lain lain,
yang semuanya merupakan marga marga bangsa Arab asal Yaman. Mereka datang
sebagai ulama dan berdagang. Saat ini banyak dari mereka yang sudah kawin campur dengan
penduduk asli Aceh, dan menghilangkan nama marganya.
Sedangkan bangsa India kebanyakan dari Gujarat dan Tamil. Dapat dibuktikan dengan
penampilan wajah bangsa Aceh, serta variasi makanan (kari), dan juga warisan kebudayaan
Hindu Tua (nama-nama desa yang diambil dari bahasa Hindi, contoh: Indra Puri). Keturunan India
dapat ditemukan tersebar di seluruh Aceh. Karena letak geografis yang berdekatan maka
keturunan India cukup dominan di Aceh.
Pedagang pedagang Tiongkok juga pernah memiliki hubungan yang erat dengan bangsa Aceh,
dibuktikan dengan kedatangan Laksamana Cheng Ho, yang pernah singgah dan menghadiahi
Aceh dengan sebuah lonceng besar, yang sekarang dikenal dengan nama Lonceng Cakra Donya,
tersimpan di Banda Aceh. Semenjak saat itu hubungan dagang antara Aceh dan Tiongkok cukup
mesra, dan pelaut-pelaut Tiongkok pun menjadikan Aceh sebagai pelabuhan transit utama
sebelum melanjutkan pelayarannya ke Eropa.
Selain itu juga banyak keturunan bangsa Persia (Iran/Afghan) dan Turki, mereka pernah datang
atas undangan Kerajaan Aceh untuk menjadi ulama, pedagang senjata, pelatih prajurit dan
serdadu perang kerajaan Aceh, dan saat ini keturunan keturunan mereka kebanyakan tersebar di
wilayah Aceh Besar. Hingga saat ini bangsa Aceh sangat menyukai nama-nama
warisan Persia dan Turki. Bahkan sebutan Banda, dalam nama kota Banda Aceh pun adalah
warisan bangsa Persia (Bandar arti: pelabuhan).
Di samping itu ada pula keturunan bangsa Portugis, di wilayah Kuala Daya, Lam No (pesisir barat
Aceh). Mereka adalah keturunan dari pelaut-pelaut Portugis di bawah pimpinan nakhoda Kapten
Pinto, yang berlayar hendak menuju Malaka (Malaysia), dan sempat singgah dan berdagang di
wilayah Lam No, dan sebagian besar di antara mereka tetap tinggal dan menetap di Lam No.
Sejarah mencatat peristiwa ini terjadi antara tahun 1492-1511, pada saat itu Lam No di bawah
kekuasaan kerajaan kecil Lam No, pimpinan Raja Meureuhom Daya. Hingga saat ini masih dapat
dilihat keturunan mereka yang masih memiliki profil wajah Eropa yang masih kental.
Tarian
Tari Seudati
Tari Rateb Meuseukat
Tari Likok Pulo
Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Aceh.
Makanan Khas
Masakan
Kuah masam keu'eueng
Kuah pliek u
Kuah beulangong
Kue-kue
Karaih
Peunajoh tho
Meuseukat
Wajeb
Bada reuteuek
Cingkhuy
Bu Si Itek
Tokoh
Badruddin Amiruldin
Cik Di Tiro
Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Meutia
Daud Beureu'eh
Hasan Tiro
Ismail al-Asyi
Mohamad Kasim Arifin
P.Ramlee atau Teuku Zakaria Teuku Nyak Puteh
Panglima Polem
Sultan Iskandar Muda
Tan Sri Sanusi Juned
Tengku Mohammad Hasan
Teuku Nyak Arief
Teuku Umar
Suku Bali
Suku Bali
AA Lombok • Ngurah Rai • Bung Karno • Dewa Beratha
Jumlah populasi
kurang lebih 5 juta.
Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan
Bali: 3,5 juta.
Lombok: 500.000.
Bahasa
bahasa Bali, bahasa Sasak dan bahasa Indonesia.
Agama
Sebagian besar Hindu, dan sebagian kecil Buddha,Islam, serta Kristen.
Kelompok etnis terdekat
suku Jawa (termasuk orang Tengger dan Osing) dansuku Sasak.
Suku Bali adalah sukubangsa yang mendiami pulau Bali, menggunakan bahasa Bali dan mengikuti budaya Bali.
Sebagian besar suku Bali beragama Hindu, kurang lebih 90%. Sedangkan sisanya
beragama Buddha, Islam dan Kristen.
Ada kurang lebih 5 juta orang Bali. Sebagian besar mereka tinggal di pulau Bali, namun mereka juga tersebar di
seluruh Indonesia.
Suku Dayak Bidayuh
Suku Bidayuh, Suku Bukar Sadong, Tebakang
Jumlah populasi
~ 9.400 (Indonesia), 50.000 (Sarawak,Malaysia)
Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan
Kembayan, Sanggau, Kalimantan Barat: 9.400
Bahasa
bahasa Bidayuh ( sdo )
Agama
Kristen Katolik
Kelompok etnis terdekat
Rumpun Klemantan, suku Dayak
Suku Dayak Bidayuh merupakan sub-suku dari suku Dayak rumpun Klemantan yang merupakan
sub-bagian dari kelompok Ribunic/Jangkang yang terdiri atas Dayak Ribun, Dayak
Pandu, Pompakng, Lintang, Pangkodatn, Jangkang,(Simpanbk) dll.
Daerah domisili
Suku Dayak Bidayuh adalah salah satu dari tujuh suku besar Dayak di Kalimantan (Murut,
Banuaka, Nganju, Iban, Kayan, Ma'anyan, Bidayuh),yang sebagian besar populasinya mencakup
wilayah kabupaten Sanggau, Ketapang, dan sebagiannya menyebar di wilayah Sekadau dan
Bengkayang. Suku Dayak Bidayuh juga banyak terdapat di daerah Noyan,Kembayan,
Sanggau, Kabupaten Sanggau. Di desa Tanjung Merpati, Ngalok, Mobui,Sejuah, Sungai
Bun, Tanap, dan desa-desa sekitarnya adalah basis dari bidayuh ini. Ada beberapa ahli yang
sempat meneliti asal-mula bidayuh ini. Tapi, tak satupun yang otentik dan menyangkut seluruh
sendi kehidiupan masyarakat bidayuh. Menurut Prof. Richard McGinn suku dayak Bidayuh
memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan suku dayak Bukar-Sadong. Kedua suku dayak
ini memiliki hubungan kekerabatan pula dengan saudaranya suku Rejang di Sumatera. Itulah
sebabnya mengapa di Sarawak ada nama sungai Rejang, sedangkan di Sumatera ada nama suku
Rejang. Nenek moyang mereka hidup di antara tiga sungai yakni sungai Rejang, sungai Bukar dan
sungai Sadong. Mengapa dan bagaimana? saudara suku dayak Bidayuh dan Bukar Sadong, yakni
suku Rejang ini ada di Sumatera, masih perlu diteliti lebih lanjut?.
Mata pencaharian
Kebanyakan mata pencaharian penduduk adalah berladang berpindah, petani karet, buruh
serabutan. Hanya sebagian kecil yang berprofesi sebagai pegawai pemerintah dan pedagang,
apalagi pejabat pemerintah. Hanya pada dekade ini ada beberapa putra daerah yang menduduki
jabatan-jabatan penting di pemerintahan.
Alasan utama mata pencaharian penduduk demikian adalah kurangnya akses ilmu pengetahuan
dan teknologi serta minimnya sarana pendidikan disana. Bayangkan, anak-anak mesti berjalan
sejauh puluhan kilometer dengan berjalan kaki untuk mencapai akses pendidikan. Tak
mengherankan banyak orang tua yang lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan ekonomi
daripada pendidikan.
Ada satu hal yang menarik dari kehidupan masyarakat dayak bidayuh. Keadaan alam yang tidak
mendukung usaha pertanian disikapi dengan membuka ladang pertanian, untuk kemudian
dibakar. hal ini dilakukan untuk menggemburkan tanah. Keadaan alam yang demikian diimbangi
dengan aneka tanaman hutan yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan terutama buah-buahan.
Masyarakat Bidayuh sangat jarang mengkonsumsi sayuran. Makanan sehari-hari adalah nasi dan
lauk pauk yang diolah sendiri, dengan bumbu-bumbu khas dayak. Makanan mereka didominasi
oleh rasa asin dan asam. Saat musim buah tiba, sebagian besar profesi berubah menjadi petani
buah dadakan. Biasanya buah yang dipetik dari hutan dibawa kep asar untuk dijual. Mereka telah
mengenal uang seperti halnya kita.
Agama
Mayoritas penduduk bidayuh menganut agama Kristen Katolik, sisanya adalah Kristen Protestan,
sedangkan agama Islam nyaris tidak dianut sama sekali, ini dikarenakan bahwa ajaran agama
Islam mengharamkan daging babi, sementara itu secara garis besar kehidupan masyarakat dayak
berhubungan dengan daging babi sebagai makanan. Etnis tionghoa disana kebanyakan sudah
kawin campur dengan penduduk asli.
Pranala luar
(en) Rumah Panjang Bidayuh Sarawak-Malaysia
(en) Lagu Bidayuh Indonesia
(en) Tari Bidayuh
(en) Tari Bidayuh di Bintulu-Sarawak
Suku BotiDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Suku Boti merupakan keturunan dari suku asli pulau Timor, Atoni Metu. Wilayah Boti terletak
sekitar 40 km dari kota kabupaten Timor Tengah Selatan, So’e. Secara administratif kini
menjadi desa Boti kecamatan Kie. Karena letaknya yang sulit dicapai di tengah pegunungan,
desa Boti seakan tertutup dari peradaban modern dan perkembangan zaman. Suku ini
memiliki bahasa Dawan sebagai bahasa daerahnya.
Agama
Suku Boti dikenal sangat memegang teguh keyakinan dan kepercayaan mereka yang disebut
Halaika. Mereka percaya pada dua penguasa alam yaitu Uis Pah dan Uis Neno. Uis Pah
sebagai mama atau ibu yang mengatur, mengawasi, dan menjaga kehidupan alam semesta
beserta isinya termasuk manusia. Sedangkan Uis Neno sebagai papa atau bapak yang
merupakan penguasa alam baka yang akan menentukan seseorang bisa masuk surga atau
neraka berdasarkan perbuatannya di dunia.
Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari ada pembagian tugas yang jelas antara kaum lelaki dan
perempuan. Para lelaki bertugas mengurusi permasalahan di luar rumah, seperti berkebun,
dan berburu. Sementara urusan rumah tangga, diserahkan kepada kaum perempuan.
Meskipun pembagian peran ini biasa dijumpai dalam sistem kekerabatan, ada satu hal yang
membuat warga Boti agak berbeda, mereka menganut monogami atau hanya beristri satu.
Seorang lelaki Boti yang sudah menikah, dilarang memotong rambutnya. Sehingga bila
rambut mereka semakin panjang, mereka akan menggelungnya seperti konde.
Bila kepercayaan dan aturan adat Boti dilanggar, maka akan dikenakan sanksi, tidak akan
diakui sebagai penganut kepercayaan Halaika, berarti harus keluar dari komunitas suku Boti,
sebagaimana yang terjadi pada putra sulung Laka Benu, kakak dari Raja Usif Nama Benu.
Laka Benu yang seharusnya menjadi putra mahkota, memeluk agama Kristen sehingga ia
harus meninggalkan komunitas Boti.
Suku JawaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Suku Jawa
Natashia Nikita · Kartini · Opick
Ari Lasso · Ahmad Dhani · Melly Goeslaw
Krisdayanti · Megawati Soekarnoputri · Soeharto
Jumlah populasi
2009: kurang lebih 100 juta.
Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan
Indonesia:
Jawa Tengah : 33 juta
Yogyakarta : 3 juta
Jawa Timur : 30 juta
Jawa Barat : 5,5 juta
Banten : > 500.000
Jakarta : 3 juta (perkiraan)
Lampung : 4,5 juta
Sumatra Selatan : 1,9 juta
Riau : 1,2 juta
Kalimantan Timur : 0,7 juta
Jambi : 0,7 juta
Kalimantan Selatan : 0,4 juta
Bengkulu : 0,3 juta
Kalimantan Tengah : 0,3 juta
Papua : 0,3 juta
Malaysia: 1 - 2 juta
Suriname: 75.000.
Kaledonia Baru: 5.000.
Republik Rakyat Cina: 400.
[rujukan?]
Bahasa
Sebagian besar bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Melayu, bahasa Madura, sebagian minoritas bahasa Belanda, bahasa Perancis, bahasa
China, bahasa Mandarin,bahasa Korea, Bahasa Arab, bahasa Hindi,bahasa Pali, bahasa Thailand dan lain-lain.
Agama
Islam, Kristen (termasuk Katolik danProtestan), Kejawen, Hindu, dan Buddha(semua resmi).
Kelompok etnis terdekat
suku Sunda, suku Madura, suku Bali, suku Tionghoa.[rujukan?]
Suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Yogyakarta. Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. [1] Selain di
ketiga propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Banten, Jakarta, dan Sumatera
Utara. Di Jawa Barat mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Suku Jawa
juga memiliki sub-suku, seperti Osing dan Tengger.
Bahasa
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahasa Jawa
Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Dalam
sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya
12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari,
sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya
menggunakan bahasa Jawa saja.
Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara
pembicara dan lawan bicara, yang dikenal denganunggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki
pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar
akan status sosialnya di masyarakat.
Kepercayaan
Orang Jawa sebagian besar secara nominal menganut agama Islam. Tetapi ada juga yang
menganut agama Protestan dan Katolik. Mereka juga terdapat di daerah pedesaan. Penganut
agama Buddha dan Hindu juga ditemukan pula di antara masyarakat Jawa. Ada pula agama
kepercayaan suku Jawa yang disebut sebagai agama Kejawen. Kepercayaan ini terutama
berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat
Jawa terkenal akan sifat sinkretisme kepercayaannya. Semua budaya luar diserap dan ditafsirkan
menurut nilai-nilai Jawa sehingga kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.
Profesi
Mayoritas orang Jawa berprofesi sebagai petani, namun di perkotaan mereka banyak yang
menjadi pegawai negeri sipil dan militer. Orang Jawa tidak menonjol dalam bidang bisnis dan
industri. Orang Jawa juga banyak yang bekerja di luar negeri, sebagai buruh kasar dan pembantu
rumah tangga. Dan agama asal orang jawa adalah hindu.
Stratifikasi sosial
Masyarakat Jawa juga terkenal akan pembagian golongan-golongan sosialnya.
Pakar antropologi Amerika yang ternama, Clifford Geertz, pada tahun 1960-an membagi
masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok: kaum santri, abangan dan priyayi. Menurutnya kaum
santri adalah penganut agama Islamyang taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara
nominal atau penganut Kejawen, sedangkan kaum Priyayi adalah kaum bangsawan. Tetapi
dewasa ini pendapat Geertz banyak ditentang karena ia mencampur golongan sosial dengan
golongan kepercayaan. Kategorisasi sosial ini juga sulit diterapkan dalam menggolongkan orang-
orang luar, misalkan orang Indonesia lainnya dan suku bangsa non-pribumi seperti orang
keturunan Arab,Tionghoa, dan India.
Seni
Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-
Buddha, yaitu pementasan wayang. Repertoar cerita wayang atau lakon sebagian besar
berdasarkan wiracarita Ramayana dan Mahabharata. Selain pengaruh India,
pengaruh Islam dan Dunia Barat ada pula. Seni batik dan keris merupakan dua bentuk ekspresi
masyarakat Jawa. Musik gamelan, yang juga dijumpai di Bali memegang peranan penting dalam
kehidupan budaya dan tradisi Jawa.
Tokoh-tokoh Jawa
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar tokoh Jawa
Abdurrahman Wahid , Mantan Presiden Republik Indonesia.
Ahmad Dahlan , Ulama (Kyai) dan pendiri organisasi Muhammadiyah.
Boediono , Wakil Presiden Republik Indonesia.
Hasyim Asyari , Pendiri Nahdatul Ulama.
HM. Soeharto , Mantan Presiden Republik Indonesia.
Julius Darmaatmadja , Uskup Agung Jakarta dan Mantan Ketua KWI (Konferensi
Waligereja Indonesia) 2000-2006.
Khofifah Indar Parawansa , Politikus dan Mantan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan.
Megawati Soekarno Poetri , Mantan presiden republik indonesia dan sekaligus presiden
wanita pertama di Indonesia
Michelle Branch , Penyanyi internasional berdarah keturunan Jawa.
Nurcholish Madjid , Cendekiawan dan budayawan.
Paul Salam Soemohardjo , Ketua Parlemen Suriname dan Ketua Partai Pertjaja Luhur di
Suriname.
Purnomo Yusgiantoro , Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral.
RA. Kartini , Pahlawan Nasional.
Saifullah Yusuf , Mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Soekarno , Proklamator dan mantan Presiden Republik Indonesia.
Susilo Bambang Yudhoyono , Presiden Republik Indonesia.
Wage Rudolf Supratman , Pencipta lagu "Indonesia Raya".
Wahid Hasjim , Pahlawan nasional Indonesia dan menteri negara dalam kabinet pertama
Indonesia
]Catatan kaki
1. ̂ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of
Southeast Asian Studies. 2003.
Sumber
(en) Clifford Geertz.1960. The religion of Java. Glencoe : The Free press of Glencoe