Dampak Banjir Kali Lamong.....
485
DAMPAK BANJIR KALI LAMONG MEMICU KENAIKAN
HARGA TERJADI INFLASI DI DAERAH
THE IMPACT OF THE FLOOD OF KALI LAMONG SPEAKS
INCREASING PRICE INFLATION PRICE IN THE AREA
Oleh:
M. Amir. HT dan Nakko Aruan
Balitbang Provinsi Jawa Timur
Jl. Gayung Kebonsari No. 56 Surabaya
Kode Pos 60235
081559580434
ABSTRACT
Floods from the overflow of Lamong River received by residents on the banks are
very disturbing community activities. Starting from traditional markets, agricultural land,
transportation to education. The impact of the flood resulted in Jl Raya Benjeng, in front of
PLN Benjeng branch office, submerged as deep as 20 centimeters, which reached 200
meters in length.
Traditional markets are also submerged, SD Negeri Bulurejo, Benjeng Sub-district
also submerged. Likewise, hundreds of hectares of agricultural land that there are rice and
corn crops. Public transport is also disrupted. Moreover, public road users are also
disturbed. Motor strikes, traffic jams and roads are damaged, this is experienced annually
which is a flood of rainy rainforest.
In terms of Inflation can affect the two groups of society that is consumer society
and the producer community. Impacts for the consumer community are the declining
purchasing power of the people, the increasing number of poor, and the increasing number
of unemployed, and seasonal crimes.
While the impact of inflation on producer society is the increase of operational costs
and business extensification costs so it can also reduce employment opportunities. Thus, the
impact of floods or other natural disasters will affect commodity prices in the event of
disruption to their distribution so that the amount of supply becomes less than normal.
This paper aims to find solutions for handling the impact of floods of kalilamong,
lifted from a sociological study which is a review of the various literatures considered
relevant with regard to the toupiq discussed.
Keywords: Flood impacts inflation in the region.
ABSTRAK
Banjir dari luapan Kali Lamong yang diterima warga di bantaran sangat
mengganggu aktivitas masyarakat. Mulai dari pasar tradisional, lahan pertanian, transportasi
hingga pendidikan. Dampak dari banjir tersebut mengakibatkan Jl Raya Benjeng, depan
Kantor cabang PLN Benjeng, terendam sedalam 20 centimeter, yang panjangnya mencapai
200 meter.
Dampak Banjir Kali Lamong.....
486
Pasar tradisional juga terendam, SD Negeri Bulurejo, Kecamatan Benjeng juga
terendam. Begitu juga ratusan hektare lahan pertanian yang ada tanaman padi dan jagung.
Angkutan umum juga terganggu. Apalagi pengguna jalan umum juga terganggu. Motor
mogok, macet dan jalan rusak, ini dialami setiap tahunnya yang merupakan langgangan
banjir dimusin hujan. Ditinjau dari segi Inflasi dapat berpengaruh pada dua kelompok masyarakat yaitu
masyarakat konsumen dan masyarakat produsen. Dampak bagi masyarakat konsumen adalah
menurunnya daya beli masyarakat, meningkatnya jumlah masyarakat miskin, serta semakin
tingginya jumlah pengangguran, dan kejahatan musiman.
Sedangkan dampak inflasi terhadap masyarakat produsen adalah meningkatnya biaya
operasional serta biaya ekstensifikasi usaha sehingga dapat pula menurunkan kesempatan kerja.
Dengan demikian, dampak banjir atau bencana alam lainnya akan mempengaruhi harga-harga
komoditas apabila terjadi gangguan pada distribusinya sehingga jumlah pasokan menjadi
berkurang daripada biasanya.
Makalah ini bertujuan menemu solusi penanganan dampak banjir kalilamong,
diangkat dari kajian sosiologis yang merupakan review berbagai literatur yang dianggap
relevan ada hubungannya dengan toupiq yang dibahas.
Kata Kunci: Banjir berdampak inflasi di daerah.
PENDAHULUAN
Untuk memahami persoalan penanganan banjir, tidak dapat dilepaskan dari
pemahaman terhadap pengertian banjir dan penyebabnya. Pengertian banjir dapat diartikan
sebagai kondisi ekstrem volume air diatas permukaan tanah yang berada diwilayah
cekungan tertentu. Dengan demikian maka pengertian banjir tidaklah equivalen dengan
pengertian bencana banjir. Hal ini dikarenakan, bahwa kondisi ekstrem volume air diatas
permukaan tanah bilamana berkonsentrasi dan dapat tertampung pada daerah cekungan
tertentu di luar kepentingan yang dapat membahayakan manusia, tidak dianggap sebagai
bencana banjir.
Berdasarkan Premis “kondisi obyektif faktor alamiah terjadinya banjir dapat
disebabkan berbagai hal kondisi tertentu suatu wilayah”, maka akan dapat dilakukan
berbagai analogi terjadinya peristiwa banjir, misalnya: suatu iklim- curah hujan tinggi yang
terjadi pada hulu wilayah bertoprografi dataran tinggi pegunungan kapur, akan
menyebabkan kondisi akumulasi volume atau debit air secara ekstrem, yang mengalir di
wilayah lembah dan ngarai pegunungan kapur tersebut dapat menimbulkan potensi
peristiwa banjir.
Pemahaman konsep penanganan banjir, didasarkan pada upaya tindakan terhadap
kondisi ekstrem volume air diatas permukaan tanah yang berada di wilayah cekungan
tertentu. Kondisi ekstrem volume air di atas memiliki karakteristik berbeda. Perbedaan
karakteristik wilayah ini berkaitan dengan ketidaksamaan kondisi geografi, topografi
maupun hidrologi suatu wilayah. Perbedaan karakteristik, pada suatu wilayah, menjadi
dasar perbedaan dalam penanganan banjir.
Dampak Banjir Kali Lamong.....
487
Menurut Kensaku Takeda dan Suyono Sosrodarsono, pengendalian banjir dilakukan
berdasarkan penghitungan kondisi curah hujan rata-rata diseluruh daerah, besar kecilnya
daerah pengaliran, tingginya intensitas curah hujan, waktu konsentrasi curah hujan,
frekuensi kejadian, karakteristik daerah pengaliran (pengaliran sungai berbentuk bulu
burung, menyebar, sejajar, atau berbentuk komplek). (Kensakau Takeda dan Suyono
Sosrodarsono; hal. 25-26, 1999). Selanjutnya oleh Takeda dikatakan, upaya untuk
pembuatan rancangan potongan melintang (tindakan memecah konsentrasi air) yang
berdasarkan volume debit air karena curah hujan dari daerah pengaliran yang kecil seperti
perhitungan debet air banjir, rencana peluap suatu bendungan, gorong-gorong melintasi
jalan dan saluran, selokan-selokan samping (side ditches) adalah konsentrasi curah hujan
jangka waktu pendek dan bukan curah hujan jangka waktu yang panjang seperti curah
hujan tahunan atau bulanan. (Kensaku Takeda dan Suyono Sosrodarono, Ibid.).
Penanganan banjir pada dasarnya bertujuan, tidaklah dapat dilakukan secara parsial.
Penataan daerah hulu hingga hilir yang berpotensi secara parsial. Penataan daerah hulu
hingga hilir yang berpotensi menimbulkan banjir, akan berdampak efektif bilamana
dilakukan secara komprehensif antara penerapan pola penanganan konsentrasi volume air
diatas permukaan tanah dengan yang berada dibawah permukaan tanah. Maka makalah ini
bertujuan penanganan banjar dapat diatasi secara bersama. Namun banjir tetap saja ada,
sehingga berdampak pada inflasi per-ekonomian daerah.
METODE/KERANGKA PIKIR
Kajian ini melakukan eksplorasi terhadap data-data sekunder dan literatur yang
berkaitan dengan manajemen risiko bencana. Data-data sekunder yang digunakan
berasal dari publikasi dan berita media massa selama 2013 – 2014, dan 2015 – 2016.
Berita dan informasi yang berasal dari internet (media online) seperti
sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/view/411 oleh G Gustianto - 2016 -
Artikel terkait Upaya Penanggulangan Banjir dengan Perbaikan Alur Sungai Kali
Lamong di Kabupaten Gresik, digunakan juga sebagai rujukan peristiwa dan kejadian
yang sedang menjadi isu utama pada saat itu, hal tersebut menjadi rujuan pada media
online seperti https://www.researchgate.net/.../281109229_, yang mengulas
manajemen_Risiko_Bencana_B...20 Agutus 2015 - Wilayah terdampak merupakan
kawasan peri-urban yang secara umum belum berkembang pesat. Meskipun demikian
dampak banjir pada kawasan peri-urban ini menimbulkan kerugian sosial ekonomi bagi
masyarakat yang terkena bencana. Penanganan banjir pada Kali Lamong tidak berjalan
mudah.
Data dan informasi yang diperoleh dari hasil penelusuran informasi selanjutnya
dianalisa berdasarkan konten berita yang sedang dibahas oleh pihak-pihat yang
berkepentingan. Penelusuran informasi difokuskan pada analisa kausalitas (sebab-
akibat) untuk lebih memahami kronologis kejadian.
HASIL DAN BAHASAN
1. Kebijakan Penanganan Banjir Kali Lamong
Dalam penanganan banjir Kali Lamong, sebenarnya memiliki pola kemiripan
yang sama yaitu berdasarkan konsep dasar penanganan banjir. Pemahaman terhadap
karakteristik daerah meliputi kondisi obyektif geografi, topografi maupun hidrologi
Dampak Banjir Kali Lamong.....
488
sekitar wilayah hulu hingga hilir sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali
Lamong akan menentukan jenis kebijakan apa yang seharusnya dapat dilakukan
terhadap persoalan banjir Kali Lamong. Akan tetapi pemahaman terhadap problem
mendasar dalam penanganan banjir Kali Lamong dengan problem kebijakan
merupakan karakter yang berbeda.
1.1. Problem dasar.
Pemahaman terhadap problem mendasar dalam penanganan banjir Kali Lamong,
lebih merupakan problem analisa kebijakan. Sedangkan pembuatan Keputusan berupa
kebijakan penanganan banjir Kali Lamong akan dapat menjadi persoalan diluar wilayah
problem analisa yang bersifat mendasar. Menurut Raymond A. Bauer Analisa kebijakan
pada dasarnya merupakan proses kognitif sementara pembuatan kebijakan proses
pemilik.
Gambar 1: Prespektive Rencana Pengembangan Pelabuhan
di Teluk Lamong.
Sumber: Bappeda Kab. Gresik
1.2. Penanganan banjir
Penanganan terhadap persoalan banjir akan dianggap sebagai persoalan utama dan
akan bergantung kepada siapa yang menilai atau kepentingan berbagai pihak. Penentuan
tingkat urgensi persoalan penanganan banjir, dapat dijadikan faktor penekan suatu
kebijakan penanganan banjir. Bencana banjir serta manfaat penanganan banjir, menjadi
instrumen analisa perbandingan dalam memberikan rekomendasi kebijakan penanganan
banjir.
Akan tetapi terkadang rasionalitas hasil kajian analisa problem penanganan banjir,
belum cukup memberikan jaminan untuk diterima menjadi dasar keputusan utama
kebijakan penanganan banjir. Menurut Dunn, penggunaan pelbagi metode untuk
menghasilkan informasi dan argumen yang masuk akal tidak menjadi jaminan bahwa
hasil analisa kebijakan akan digunakan oleh para pengambil kebijakan. (Dunn, Dalam
Dampak Banjir Kali Lamong.....
489
Muhajir Darwin, hal. 62, 1992). Disini persoalan rasionalitas analisa kebijakan terhadap
penanganan banjir akan bergeser menjadi problem pendayagunaan informasi atas dasar
kepentingan berbagai pihak.
Persoalan penanganan banjir Kali Lamong, merupakan problem lintas wilayah
berdasarkan kewenangan administrasi daerah sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kali Lamong, yaitu Pemerintah Kabupaten Lamongan, Kabupaten Mojokerto,
Kabupaten Gresik, dan Kota Surabaya. Dengan demikian maka penanganan banjir Kali
Lamong melalui pendaya-gunaan informasi dari hasil analisa persoalan banjir Kali
Lamong akan mempertimbangkan kondisi disepanjang wilayah keempat daerah yang
menjadi DAS Kali Lamong. Disini nantinya kebijakan penanganan banjir Kali Lamong.
Menjadi lebih berkembang dari kepentingan antar keempat daerah Kabupaten dan Kota
dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur dengan kepentingan masing-masing daerah
sepanjang DAS Kali Lamong.
2. Permasalahan Banjir Kali Lamong
Permasalahan banjir akibat meluapnya Kali Lamong sudah menjadi bencana
rutin yang terjadi di sebagaian wilayah Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya.
Wilayah Kota Surabaya yang terdampak banjir adalah Kecamatan Benowo dan
Kecamatan Pakal yang mencakup 3 kelurahan. Wilayah terdampak merupakan
kawasan peri-urban yang secara umum sedang berkembang.
Menurut informasi Pemerintah Kabupaten Gresik (2014), banjir Kali Lamong
yang terjadi sejak pertengahan Desember 2013 sampai awal Januari 2014 telah
menenggelamkan sekitar 2.658,2 hektar areal pertanian, dimana tanaman padi yang
terkena banjir di areal seluas 1985 hektar telah dinyatakan puso. Sementara itu
menurut BNPB (2014) meluapnya Kali Lamong menyebabkan sebagian Kabupaten
Gresik terendam banjir yang dampaknya 7.957 rumah, ratusan hektar sawah, dan
tambak terendam banjir di 42 desa dari 5 kecamatan, serta 2 orang meningggal dunia
akibat hanyut banjir dan 350 jiwa mengungsi.
Luapan Kali Lamong setiap tahun menggenangi dan bahkan merendam
wilayah Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Menganti, Wringinanom, dan
Kedamean. Dengan demikian dampak banjir pada kawasan peri-urban ini
menimbulkan kerugian sosial ekonomi bagi masyarakat yang terkena bencana.
Penanganan banjir pada Kali Lamong tidak berjalan mudah, mengingat banyak pihak
yang terlibat dan berkepentingan dengan pengelolaan wilayah aliran sungai yang
melintasi beberapa daerah kabupaten/kota.
Secara kewilayahan menurut RTRWP Jawa Timur 2011-2031 pengaturan
sungai dan sistem pengendali banjir Kali Lamong tersebar di Kabupaten Gresik,
Kabupaten Mojokerto dan Kota Surabaya dengan luas DAS Kali Lamong 720 km
dan mempunyai panjang total kurang lebih 83,70 km. Dalam RTRW Kabupaten
Gresik 2010-2030 ditetapkan kawasan rawan bencana banjir terdapat di Kecamatan
Balongpanggang, Kecamatan Benjeng, Kecamatan Kedamean, Kecamatan Cerme
dan Kecamatan Menganti merupakan DAS Kali Lamong. DAS Kali Lamong
merupakan satu kesatuan sistem pengelolaan sumber daya air dalam wilayah Sungai
Bengawan Solo yang menjadi tugas dan kewenangan dari Balai Besar Wilayah
Sungai Bengawan Solo Ditjen SDA Kementerian PU.
Dampak Banjir Kali Lamong.....
490
Menurut Paul (2011), kerentanan institusional berkaitan dengan kebijakan
pemerintah, dan lembaga-lembaga publik dan swasta, serta seberapa efektif kebijakan
dan organisasi tersebut dalam mengurangi kerentanan dan/atau pemulihan dari
bencana. Hal ini juga mengacu pada kemampuan organisasi yang terkait untuk secara
sungguh-sungguh menanggapi peristiwa bahaya. Ketika mengacu langsung kepada
lembaga-lembaga pemerintah, jenis kerentanan mengacu pada kemampuan lembaga
pemerintah untuk membuat kebijakan dan melaksanakannya secara efektif.
Dengan demikian menurut Paul (2011), kerentanan institusional tidak selalu
dan bukan berarti bahwa lembaga-lembaga yang rentan, melainkan lembaga ini
menyebabkan orang lain menjadi lebih rentan terhadap bahaya dan bencana. Jika
sebuah institusi, seperti pemerintah daerah, gagal untuk menegakkan peraturan
pembangunan untuk bahaya tertentu yang sering terjadi di daerah tersebut, hal ini
dapat dianggap sebagai contoh kerentanan institusional. Sumber lain untuk
kerentanan institusional adalah ketika organisasi terkait tidak sepenuhnya menghargai
dan berkomitmen untuk merespon ancaman bencana, ini dapat menyebabkan
masyarakat benar-benar tidak siap menghadapi bencana.
2.1. Pemahaman banjir
Untuk memahami persoalan penanganan banjir, tidak dapat dilepaskan
dari pemahaman terhadap pengertian banjir dan penyebabnya. Pengertian banjir
dapat diartikan sebagai kondisi ekstrem volume air diatas permukaan tanah yang
berada diwilayah cekungan tertentu. Dengan demikian maka pengertian banjir
tidaklah equivalen dengan pengertian bencana banjir. Hal ini dikarenakan, bahwa
kondisi ekstrem volume air diatas permukaan tanah bilamana berkonsentrasi dan
dapat tertampung pada daerah cekungan tertentu di luar kepentingan yang dapat
membahayakan manusia, tidak dianggap sebagai bencana banjir.
Berdasarkan Premis “kondisi obyektif faktor alamiah terjadinya banjir
dapat disebabkan berbagai hal kondisi tertentu suatu wilayah”, maka akan dapat
dilakukan berbagai analogi terjadinya peristiwa banjir, misalnya: suatu iklim-
curah hujan tinggi yang terjadi pada hulu wilayah bertoprografi dataran tinggi
pegunungan kapur, akan menyebabkan kondisi akumulasi volume atau debit air
secara ekstrem, yang Top of Form.
2.2. Tingkat Risiko Banjir
Pada wilayah-wilayah potensial terjadi genangan yang mempunyai
tingkat risiko tinggi terjadinya bencana banjir, pihak-pihak terkait harus mampu
secara signifikan menurunkan tingkat risikonya. Menurut Smith dan Petley
(2009) pengurangan risiko dapat dilakukan melalui perlindungan pra-bencana
dan pemulihan pasca-bencana. Pada kasus DAS Kali Lamong yang mempunyai
tingkat risiko banjir tinggi, banyaknya pihak-pihak yang terlibat dalam
penurunan risiko menjadi tantangan tersendiri agar pengendalian bencana banjir
dapat dilakukan secara efektif.
3. Revitalisasi Sungai Solusi Penanganan Banjir di Jawa Timur
Penanganan banjir sampai saat ini masih terkesan sektoral, dimana Kota
Surabaya melakukan penguatan tanggul sungai pada wilayah yang termasuk teritorial
Surabaya, demikian pula dengan Kabupaten Gresik. Pemda sudah membangun
Dampak Banjir Kali Lamong.....
491
sendiri tanggul itu, tapi kalau pada dasarnya Kali Lamong itu dangkal, tidak akan
menyelesaikan masalah. Makanya meminta bantuan dari BBWS (Balai Besar
Wilayah Sungai Bengawan Solo) untuk mengurus masalah sungainya. Keluhan dari
warga, yang wilayahnya tergenang banjir akhir-akhir ini. Selain mengganggu
aktivitas warga, banjir juga membuat tanaman padi warga terancam gagal panen.
Selain itu tidak sedikit pula petambak yang rugi akibat ikan di tambaknya hilang
terbawa banjir. Kondisi saat ini di daerah Gendong masih belum surut. Mayoritas
warga mengalami banyak kerugian akibat gagal panen, karena tambak dan sawahnya
rusak.
Bupati Gresik mengatakan, penanganan banjir akibat luapan Kali Lamong
tidak dapat diatasi dengan hanya membangun tanggul, melainkan dengan
merevitalisasi sungai yang kewenangannya dibawah BBWS. Tanggul bukan satu-
satunya jalan keluar untuk masalah ini. Pengerukan Kali Lamong mutlak diperlukan.
Dalam forum kali ini kami meminta kesanggupan BBWS menangani problem ini.
Gambar 2: Sempadan lindung Kali Lamong banyak berdiri bangunan.
Sumber : Ecoton
Kepala BBWS Bengawan Solo, Yudi Pratondo usai pertemuan
mengungkapkan, pihaknya telah menganggarkan dana sebesar Rp10 miliar, untuk
melakukan normalisasi sedimentasi di Kali Lamong. Sedangkan total dana yang
dibutuhkan untuk merevitalisasi Kali Lamong, diperkirakan mencapai Rp. 900 miliar.
Itu hanya untuk normalisasi, untuk penggalian sungai. Yudi menambahkan, upaya
pelebaran sungai menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisir
terjadinya luapan Kali Lamong. Saat ini lebar sungai mencapai 10 meter, dan
rencananya akan dilebarkan menjadi 30 meter. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan
daya tampung sungai. Akan prioritaskan titik-titik yang urgent, tapi pastinya tidak
semua titik sama lebarnya. Butuh waktu yang tidak singkat.
Dampak Banjir Kali Lamong.....
492
Gambar 3: Peta kawasan Kali Lamong, Jawa Timur
Sumber : Ecoton
Gubernur Jawa Timur Soekarwo di gedung negara Grahadi mengatakan,
pihaknya telah mendesak BBWS Bengawan Solo untuk segera turun tangan
mengatasi persoalan banjir akibat luapan Kali Lamong. Pengerukan sedimen dan
pelebaran sungai menjadi langkah efektif untuk mengurangi resiko banjir di Surabaya
dan Gresik. Harus dikeruk dulu, karena debit air 500 meter kubik per detik, tapi daya
tampung cuma 200 meter kubik per detik, jadi kelebihan 300 sehingga meluber, kata
Soekarwo, Gubernur Jawa Timur.
Revitalisasi lanjut Soekarwo, harus segera dilakukan pemerintah pusat dalam
hal ini BBWS Bengawan Solo, sehingga daya tampung sungai menjadi normal dan
kawasan yang rawan banjir menjadi berkurang. Penataan dapat berupa pelebaran
sungai, pengembalian fungsi sempadan, serta penyedotan lumpur endapan sungai.
Pada saatnya akan dibuat tanggul untuk jalannya air, dibuat untuk jalan dan untuk
kontrol. Revitalisasi termasuk dengan membuang endapan lumpur, yang itu biayanya
agak mahal.
Tahun lalu Provinsi sudah siapkan dana Rp 20 miliar sebagai support, tinggal
menunggu pemerintah pusat bagaimana, ujar Soekarwo. Revitalisasi Kali Lamong
ujar Soekarwo, terkendala persoalan pembebasan lahan yang menjadi sengketa antara
warga dengan pemerintah daerah setempat. Langkah ini merupakan bagian dari
rencana strategis pemerintah, untuk memecah aliran sungai Bengawan Solo yang
menjadi penyebab banjir pada saat musim penghujan. Kita menunggu proses
pembebasan lahan oleh bu Walikota. Pak bupati Gresik juga sudah saya minta
mempercepat pembebasan lahannya.
4. Debit Air Meninggi Pembangunan Tidak Memperhatikan Lingkungan
Kondisi banjir yang terjadi di Gresik dan Surabaya akibat meluapnya Kali
Lamong, karena perubahan fungsi serta tata guna lahan Kali Lamong, sehingga
menurunkan kemampuan kali tersebut menampung debit air saat musim penghujan
tiba. Pembangunan yang dilakukan ternyata juga memberikan dampak buruk
terhadap lingkungan.
PT Pelindo III berencana membangun pelabuhan terminal multiguna dengan
melakukan reklamasi seluas 386,12 hektar di kawasan muara Kali Lamong. Kondisi
ini menegaskan bahwa pertumbuhan industri dan pergudangan di sekitar Kali
Dampak Banjir Kali Lamong.....
493
Lamong, akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sesuai Peraturan
Pemerintah (PP) 38 tahun 2011 tentang Sungai, mengamanatkan kawasan lindung
sempadan sungai di muara sungai ditetapkan dengan lebar minimal 100 meter di sisi
kiri dan kanan aliran sungai. Sementara lebar Kali Lamong sampai ke muara
sungainya, saat ini hanya sekitar 30 meter. Seharusnya penampang aliran sungai
semakin melebar di muara sungai, untuk menampung akumulasi air dari berbagai
penjuru hulu sungai, kata Daru Rini, peneliti dari Ecological Observation and
Wetlands Conservation (Ecoton).
4.1. Kondisi Kali Lamong
Kondisi Kali Lamong saat ini justru menyempit ke arah muara, karena
terjepit bangunan industri di tepi Kali Lamong baik di sisi kanan yang masuk
wilayah Surabaya dan sisi kiri yang masuk wilayah Gresik. Seharusnya lebar
sempadan sungai Kali Lamong di muara sungai harus 100 meter di kiri dan
kanan sungai, tapi faktanya kan jauh dari ketentuan. Kalau tetap dibiarkan
bangunan tumbuh di sempadan sungai muara Kali Lamong, ya gak usah sambat
(mengeluh) kalau Gresik dan Surabaya kebanjiran, papar Daru Rini.
Surabaya dan Gresik sebagai kota di wilayah hilir atau muara sungai,
seharusnya menyediakan sarana penyaluran air ke muara sungai, dengan
melebarkan sungai-sungai di wilayahnya sambil membebaskan sempadan sungai
dari bangunan liar. Banjir akan semakin parah di kawasan Cerme dan Benjeng,
Kabupaten Gresik, jika pembangunan gudang dan industri di wilayah Pakal dan
Benowo terus bertambah.
4.2. Dampak Banjir Kali Lamong
Banjir dari luapan Kali Lamong yang diterima warga di bantaran sangat
mengganggu aktivitas masyarakat. Mulai dari pasar tradisional, lahan pertanian,
transportasi hingga pendidikan. Tapi pemerintah hanya berjanji-janji. Alasannya
terkendala pembebasan lahan. Bertahun-tahun itu. kata Abdul Munir (59),
penjual warung makan di Pasar Benjeng, saat menata barang dagangannya agar
tidak terendam banjir. Dampak dari banjir tersebut mengakibatkan Jl Raya
Benjeng, depan Kantor cabang PLN Benjeng, terendam sedalam 20 centimeter,
yang panjangnya mencapai 200 meter.
Pasar tradisional juga terendam, SD Negeri Bulurejo, Kecamatan
Benjeng juga terendam. Begitu juga ratusan hektare lahan pertanian yang ada
tanaman padi dan jagung. Angkutan umum juga terganggu. Apalagi pengguna
jalan umum juga terganggu. Motor mogok, macet dan jalan rusak. Begitu juga
disampaikan Sudarto, warga Benjeng, yang berjualan di Pasar Benjeng. Ia
mengatakan bahwa banjir Kali Lamong memaksanya menutup stan karena
terendam air.
5. Dampak Banjir terhadap Inflasi
Dampak Banjir Terhadap Inflasi Praptono Djunedi, Peneliti Badan
Kebijakan Fiskal. Siapa yang merusak harga pasar hingga harga itu melonjak
tajam, maka Allah akan menempatkannya di dalam neraka pada hari kiamat.
(HR. Thabrani) Akhir-akhir ini, hampir setiap hari, muncul berita tentang
musibah banjir yang melanda sejumlah daerah di Indonesia.
Dampak Banjir Kali Lamong.....
494
Menurut, Purworejo Jakarta dan Manado adalah contoh beberapa daerah
yang mengalami bencana banjir. Setidaknya ada tiga faktor penyebab terjadinya
banjir yaitu: (1) kegiatan manusia yang berdampak pada perubahan tata ruang
yang berujung pada perubahan alam, (2) terjadinya peristiwa alam seperti
tingginya curah hujan, naiknya permukaan air laut, dan sebagainya, serta (3)
terjadinya degradasi lingkungan seperti pendangkalan sungai akibat sedimentasi,
penyempitan alur sungai dan sebagainya.
Di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Pesanggrahan, misalnya, hampir
70 persen dari luas DAS merupakan kawasan terbangun. Areal kawasan hijau
sedikit sekali, hanya sekitar tujuh persen dan itu pun tidak merata. Hulu DAS
Pesanggrahan berada di Tanah Sereal kota Bogor sedangkan hilirnya di daerah
Jakarta Barat. Demikian juga dengan DAS Angke yang luasnya 239 km².
Sekitar 60 persen dari luas DAS ini juga dipenuhi pemukiman
masyarakat. Dengan kondisi tutupan lahan seperti ini menyebabkan terjadinya
banjir di Jakarta. Musibah banjir menyebabkan kerugian finansial yang tidak
sedikit. Untuk mengatasi banjir di Jakarta saja, pemerintah menyediakan alokasi
anggaran sedikitnya Rp. 2,3 triliun dalam rangka menormalisasi sungai
Pesanggrahan, Angke dan Sunter.
Belum lagi kerugian ketika air hujan turun, ada sebuah do’a yang
diajarkan kepada kita Allahumma Shayyiban Naafi an (Ya Allah jadikanlah
hujan ini hujan yang bermanfaat). Pesan do’a ini seolah-olah mengajarkan bahwa
ada hujan yang bermanfaat dan ada hujan yang tidak bermanfaat. Lihat Kajian
Kebijakan Penanggulangan Banjir di Indonesia, Deputi Bidang Sarana dan
Prasarana, Bappenas. Banjir Jakarta Diduga Akibat Pendangkalan Sungai.
Mungkin seperti halnya yang dialami Kali Lamong yang setiap musin
penghujan, ya banjir.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan:
Sebagimana bahasan diatas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Banjir mempunyai daya rusak yang luar biasa. Air banjir akan merugikan atau
merusak apa saja yang ditemui, misalnya membanjiri persawahan bisa menyebabkan
gagal panen, membanjiri jalan atau jembatan menyebabkan infrastruktur jalan
/jembatan tersebut menjadi rusak dan akhirnya distribusi bahan pangan atau logistik
menjadi terhambat.
Banjir, membanjiri kota membuat perekonomian kota tersebut menjadi
terganggu dan sebagainya. Dengan terhambatnya distribusi berbagai komoditas,
utamanya pangan, menyebabkan pasokannya juga terganggu. Pada kondisi inilah,
ketika demand lebih besar daripada supply dapat menyebabkan kenaikan harga
berbagai komoditas (atau naiknya tingkat inflasi).
Inflasi dapat berpengaruh pada dua kelompok masyarakat yaitu masyarakat
konsumen dan masyarakat produsen. Dampak bagi masyarakat konsumen adalah
menurunnya daya beli masyarakat, meningkatnya jumlah masyarakat miskin, serta
semakin tingginya jumlah pengangguran, dan kejahatan. Sedangkan dampak inflasi
Dampak Banjir Kali Lamong.....
495
terhadap masyarakat produsen adalah meningkatnya biaya operasional serta biaya
ekstensifikasi usaha sehingga dapat pula menurunkan kesempatan kerja.
Dengan demikian, dampak banjir kali lamong akan mempengaruhi harga-
harga komoditas apabila terjadi gangguan pada distribusinya sehingga jumlah
pasokan menjadi berkurang daripada biasanya. Dampak tersebut dapat terwakili
melalui sumbangan kenaikan harga berbagai komoditas terhadap tingkat inflasi. Jadi
aktivitas kali lamong, faktor banjir memang diduga dapat mempengaruhi tingkat
inflasi, namun diperkirakan besarannya sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni
sekitar satu persen, hingga sepuluh persen. Sebab, pemerintah tentu tidak akan
membiarkan kurangnya pasokan logistik akibat terganggunya distribusi menjadi
pemicu kenaikan harga-harga barang tanpa terkendali.
Harapan dukungan semua pihak, terutama pelaku bisnis, dalam kondisi
menghadapi banjir, agar tidak melakukan sesuatu perbuatan yang dapat merugikan
masyarakat luas, seperti penimbunan barang, perbuatan ini sangat tidak etis. Toh,
agama juga mengajarkan kepada kita agar tidak melakukan penimbunan barang
karena penimbunan barang hanya akan merusak harga pasar.
Permasalahan Kali Lamong dapat diselesaikan bilamana ke empat daerah
yang terkena dampak banjir yaitu Kabupaten Lamongan, Gresik dan Mojokerto serta
Kota Surabaya, duduk bersama mencari solusi dalam penanganan kegiatan secara
komprenship, penanganan masalah banjir ditopan dana bersama dengan pemerintah
pusat.
2. Saran:
Dari kesimpulan diatas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
2.1. Membangun waduk di Kali Lamong. Waduk ini berfungsi mengurangi banjir
di Gresik dan Surabaya serta sebagai sumber irigasi. Secara agraris, akan sangat
menguntungkan.
2.2. Kali Lamong, yang lebarnya bervaraiasi dari hulu ke hilir yang menyempit dan
panjangnya 30 kilometer lebih, melintasi Kabupaten Lamongan bagian selatan,
seperti Kecamatan Modo, Bluluk, Mantub, dan Sambeng. Padahal kawasan itu
adalah daerah pertanian tadah hujan. Karena itu, pada musim kemarau, daerah-
daerah tersebut relatif kering. Maka perlu membangun penampungan tadah air
hujan.
2.3. Saat ini tak ada waduk di Kali Lamong. Yang ada hanya tanggul alam berupa
gundukan tanah di pinggir sungai. Jika ada pergerakan besar air dari hulu
sungai, daerah padat penduduk di Kabupaten Gresik terancam banjir, maka
perlu ada tanggap darurat penanganan dampak banjir secara berkala bagi
masyarakat oleh pemda.
2.4. Perlu bantuan penanganan secara ekonomi terhadap masyarakat dengan
pemberian subsidi harga sembilan bahan pokok, kebutuhan sehari-hari, dan
menekan para pengusaha untuk tidak menaikkan harga komoditas bahan pokok
masyarakat.
Dampak Banjir Kali Lamong.....
496
ACKNOWLEDGEMENT
Dengan selesainya penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada Kepala Balitbang Provinsi Jawa Timur yang menfasilitasi kegiatan kajian,
serta terima kasih pula penulis sampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Lamongan,
Gresik, Mojokerto, dan Kota Surabaya, beserta perangkat OPD terkait, yang memberi data-
data yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad A. 2012. Hubungan Antara Umur, Pendidikan, Pendapatan, dan Pengalaman
Bencana dengan Kesiapsiagaan Tingkat Rumah Tangga (Studi Kasus: Banjir
Kali Lamong Kabupaten Gresik).
Darsan. 2014. Manajemen Bencana Sebagai Kebijakan Publik (Studi Kasus tentang
Kampung Siaga Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Kabupaten Jember):
UNEJ; 2014.
Eko Budi Santoso, Manajemen Risiko Bencana Banjir Kali Lamong Pada Kawasan Peri-
Urban Surabaya-Gresik Melalui Pendekatan Kelembagaan
Ningtyas B. 2015. Pengaruh Pengetahuan Kebencanaan Terhadap Sikap Kesiapsiagaan
Warga Dalam Menghadapi Bencana Tanah Longsor di Desa Sirdadi Kecamatan
Sirampong Kabupaten Brebes Tahun 2014. 2015.
Sudibyakto. 2011. Pengembangan Analisis Resiko Multi-Bencana Dalam Mengantisipasi
Perubahan Iklim di Indonesia: Universitas Gajah mada;2011
Widiati, Ati. 2008. Aplikasi Manajemen Risiko Bencana Alam dalam Penataan Ruang
Kabupaten Nabire. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 1 April
2008..
Wahyuni. 2016. Ananlisis Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Masyarakat Terhadap
Bencana Banjir Bandang Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah Universitas
Syah Kuala; 2016.
Kebijakan:
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pengaggulangan Bencana, (2007).
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 4 Tahun 2008 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana, (2008).
Internet dan Media Online:
http://regional.kompas.com/read/2011/04/03/22392124/Normalisasi.Kali.Lamong.
Terkendala.Lahan
http://bola.kompas.com/read/2011/02/18/04131667/Normalisasi.Kali.Lamong.
http://108jakarta.com/news/2013/12/24/371
http://onlinegresik.blogspot.com/2013/11/apbdgresik-tak-mampu-tanganibanjir.html
http://gresikterkini.blogspot.com/2011/04/bnpb-bantu-korban-banjir-digresik.html
http://kabargress.com/2013/01/28/komisi-cdorong-dinas-pu-bina-marga danpematusan-
atasi-banjir-kali-lamong/
sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/view/411
Dampak Banjir Kali Lamong.....
497
oleh G. Gustianto - 2016 - Artikel terkait Upaya Penanggulangan Banjir Dengan
Perbaikan Alur Sungai Kali Lamong Di Kabupaten Gresik.
https://www.researchgate.net/.../281109229_
Manajemen_Risiko_Bencana_B...20 Agt 2015 - Wilayah terdampak merupakan
kawasan peri-urban yang secara umum belum berkembang pesat. Meskipun demikian
dampak banjir pada kawasan peri-urban ini menimbulkan kerugian sosial ekonomi
bagi masyarakat yang terkena bencana. Penanganan banjir pada Kali Lamong tidak
berjalan mudah.