UNIVERSITAS INDONESIA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI
INOVASI e-KTP (STUDI PADA MASYARAKAT KECAMATAN PASAR
MINGGU, JAKARTA SELATAN)
SKRIPSI KELOMPOK
diajukan sebagai tugas akhir mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi I
disusun oleh:
Cheeryl Nefidya Sari (0906561471)
Grace Esther (0906524545)
Hasti Triana Putri (0906492045)
Lita Putri Rinanti (0906561553)
Zaskia Paramitha Setiyasari (0906524886)
Pembimbing:
Whisnu Triwibowo
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS INDONESIA
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Makalah Non Seminar ini adalah hasil karya kami sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah kami nyatakan dengan benar.
Nama : Cheeryl Nefidya Sari
NPM : 0906561471
Tanda Tangan :
Nama : Grace Esther
NPM : 0906524545
Tanda Tangan :
Nama : Hasti Triana Putri
NPM : 0906492045
Tanda Tangan :
Nama : Lita Putri Rinanti
NPM : 0906561553
Tanda Tangan :
Nama : Zaskia Paramitha Setiyasari
NPM : 0906524886
Tanda Tangan :
Tanggal : 22 Februari 2013
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Karya ilmiah ini diajukan oleh
Nama : Cheeryl Nefidya Sari
NPM : 0906562471
Nama : Grace Esther
NPM : 0906524545
Nama : Hasti Triana Putri
NPM : 0906492045
Nama : Lita Putri Rinanti
NPM : 0906561553
Nama : Zaskia Paramitha Setiyasari
NPM : 0906524886
Kekhususan : Jurnalisme
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya : Makalah Non Seminar
Nama Mata Kuliah : Metode Penelitian Komunikasi I
Judul Karya Ilmiah : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Inovasi e-KTP
(Studi Pada Masyarakat Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan)
Telah disetujui oleh dosen pengajar mata kuliah untuk diunggah di lib.ui.ac.id/unggah
dan dipublikasikan sebagai karya ilmiah sivitas akademika Universitas Indonesia.
Dosen Mata Kuliah : Whisnu Triwibowo, S.Sos, MA (……………………)
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 22 Februari 2012
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan
dalam penyusunan skripsi kelompok berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Adopsi Inovasi e-KTP (Studi Pada Masyarakat Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan)”.
Skripsi kelompok ini ditulis sebagai tugas akhir Mata Kuliah Metodologi Komunikasi 1
(MPK 1) yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Univeritas Indonesia.
Dalam penyusunannya, banyak pihak yang telah membantu sehingga makalah non
seminar ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1) Whisnu Triwibowo yang merupakan dosen mata kuliah MPK 1 sekaligus pembimbing
akademik kami dalam menyelesaikan skripsi kelompok ini. Bantuan dari Beliau
sangat berarti dan bermanfaat bagi kami;
2) Drs. Awang Ruswandi, M.Si yang telah menjadi pembimbing akademik kami selama
tiga setengah tahun. Terima kasih atas arahan, bimbingan serta perhatiannya sehingga
kami dapat menjalani studi kami di kekhususan Jurnalisme dengan baik;
3) Orang tua kami, yang selalu memberikan semangat dan senantiasa mendoakan
kesuksesan kami dan kelancaran dalam mengerjakan skripsi kelompok ini.;
4) Teman-teman program studi Jurnalisme dan jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009
yang selalu berbagi suka dan duka. Terima kasih untuk tangis dan air mata yang telah
kita lalui bersama selama tujuh semester.
5) Pihak-pihak yang telah membantu namun karena keterbatasan tak dapat kami sebutkan
satu persatu.
Kami berharap skripsi kelompok ini dapat bermanfaat bagi khazanah ilmu
pengetahuan di Indonesia. Kami juga berharap penelitian ini dapat terus dikembangkan.
Meski demikian, kami sadar bahwa skripsi kelompok ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu, kami berharap ada kritik dan saran dari berbagai pihak sehingga penelitian ini
dapat disempurnakan.
Depok, 22 Februari 2013
Cheryl, Grace, Hasti, Lita, Zaskia
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Cheeryl Nefidya Sari
NPM : 0906562471
Program Studi : Jurnalisme
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya : Makalah Non Seminar
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul:
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Inovasi e-KTP (Studi Pada
Masyarakat Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan)”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok, Indonesia
Pada tanggal : 22 Februari 2013
Yang Menyatakan
(Cheeryl Nefidya Sari)
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Grace Esther
NPM : 0906524545
Program Studi : Jurnalisme
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya : Makalah Non Seminar
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul:
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Inovasi e-KTP (Studi Pada
Masyarakat Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan)”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok, Indonesia
Pada tanggal : 22 Februari 2013
Yang Menyatakan
(Grace Esther)
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hasti Triana Putri
NPM : 0906492045
Program Studi : Jurnalisme
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya : Makalah Non Seminar
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul:
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Inovasi e-KTP (Studi Pada
Masyarakat Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan)”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok, Indonesia
Pada tanggal : 22 Februari 2013
Yang Menyatakan
(Hasti Triana Putri)
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Lita Putri Rinanti
NPM : 0906561553
Program Studi : Jurnalisme
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya : Makalah Non Seminar
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul:
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Inovasi e-KTP (Studi Pada
Masyarakat Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan)”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok, Indonesia
Pada tanggal : 22 Februari 2013
Yang Menyatakan
(Lita Putri Rinanti)
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Zaskia Paramitha Setiyasari
NPM : 0906524886
Program Studi : Jurnalisme
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya : Makalah Non Seminar
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul:
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Inovasi e-KTP (Studi Pada
Masyarakat Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan)”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok, Indonesia
Pada tanggal : 22 Februari 2013
Yang Menyatakan
(Zaskia Paramitha Setiyasari)
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
ABSTRAK
Nama : Cheeryl Nefidya Sari
Nama Grace Esther
Nama Hasti Triana Putri
Lita Putri Rinanti
Zaskia Paramitha Setiyasari
Program Studi : Jurnalisme
Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Inovasi e-KTP
(Studi Pada Masyarakat Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan)
Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237.556.363 jiwa pada tahun 2011
membuat Indonesia memerlukan sistem pendataan mutakhir yang untuk meminimalisir
masalah yang terkait pendataan penduduk Indonesia. Oleh karena itu, diterapkanlah sistem
baru berupa e-KTP yang dimulai sejak tahun 2011. Namun, proses adopsi inovasi e-KTP
yang terjadi dalam masyarakat berbeda-beda antara individu satu dengan individu lainnya.
Hal ini menyebabkan tingkat adopsi pada masyarakat pun berbeda-beda. Melihat hal tersebut,
peneliti ingin mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap tingkat adopsi
inovasi e-KTP.
Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat
adopsi inovasie-KTP pada masyarakat Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode kuantitatif dengan
paradigma positivis. Hasil memperlihatkan terdapat adanya faktor-faktor dalam teori difusi
inovasi yang mempengaruhi masyarakat untuk membuat e-KTP. Dari empat macam faktor,
hanya jenis keputusan inovasi dan saluran komunikasi yang mempengaruhi tingkap adopsi
inovasi e-KTP masyarakat di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Kata Kunci:
Adopsi, inovasi, adopsi inovasi, e-KTP, sistem pendataan penduduk, Masyarakat Pasar
Minggu.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
ABSTRACT
Name : Cheeryl Nefidya Sari
Nama Grace Esther
Nama Hasti Triana Putri
Lita Putri Rinanti
Zaskia Pramitha Setiyasari
Study Program : Journalism
Title : Factors That Affecting the Rate of Adoption of Innovations of e-KTP
(Study Case on Community District at Pasar Minggu, South Jakarta)
The population of Indonesia reached 237,556,363 inhabitants in 2011 made Indonesia
require advanced data collection system to minimize problems related to cencus population.
Therefore, the government applied new system for ID Card, named e-KTP in 2011. However,
the adoption of e-KTP innovation is vary from one individual to another. This caused by the
rate of adoption in the community is different. Seeing this, the researchers wanted to find out
which factors most influence the rate of adoption of innovation of e-KTP.
This study discusses the factors that influence the rate of adoption of innovations of e-
KTP on Community District at Pasar Minggu, South Jakarta..
The method used in this study is quantitative methods with positivist paradigm. The
results showed there were any factors in the theory of diffusion of innovations that influence
people to make e-KTP. From four kinds of factors, only the type of innovation decision and
communication channels that affect adoption innovation of c e-KTP on Community District at
Pasar Minggu, South Jakarta.
Keywords:
Adoption, innovation, adoption of innovations, e-KTP, citzens collection system.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia,
yakni setelah RRC dan India. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan Badan Pusat
Statistik (BPS) pada Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai
237.556.363 jiwa. Hal ini membuat Indonesia memerlukan sistem pendataan mutakhir
yang mampu melingkupi semua penduduk Indonesia, serta meminimalisir masalah yang
terkait pendataan penduduk Indonesia. Masalah tersebut diantaranya adalah kepemilikan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) ganda. Misalnya, yang terjadi di Jawa Timur tahun lalu.
Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan BPS pada 2010, jumlah penduduk
Jawa Timur mencapai 37,4 juta jiwa. Namun, jumlah KTP yang dikeluarkan untuk warga
di 38 kabupaten/kota ternyata mencapai 40,228 juta. Hal ini menunjukkan terdapat 2,8
juta penduduk yang memiliki KTP ganda (Redaksi surya.co.id, 2011).
Kasus diatas adalah contoh kecil dari bangunan masalah pendataan yang banyak
terjadi di Indonesia. Tahun 2010, Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri
memutuskan untuk menerbitkan bentuk KTP baru yang diharapkan dapat meminimalisir
permasalahan yang terjadi. Seperti halnya beberapa negara di Eropa yang telah
menggunakan Single Identity Number, kini Indonesia sedang berada dalam tahap
pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP). Keputusan untuk penerbitan e-
KTP, berdasar SK Mendagri No 471.13/4141/SJ tanggal 13 Oktober 2010. e-KTP
merupakan dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan atau pengendalian
baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database
kependudukan nasional. Pembuatan e-KTP ini merupakan kerjasama Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri) dan Kementrian Informasi dan Komunikasi (Keminfo) yang
menelan dana sebesar 6,7 milyar. Jika dibagi dengan jumlah penduduk Indonesia usia 17
tahun keatas yang ada saat ini, yakni 160-170 juta, maka biaya pembuatan e-KTP per
lembarnya mencapai Rp 35.000,00. Nominal ini masih relatif lebih rendah dibandingkan
dengan biaya pembuatan e-KTP di Malaysia yang sebesar Rp 85.000,00 per lembar
ataupun di Jerman yang mencapai Rp 450.000,00. Sebanyak 6.214 kecamatan di
Indonesia ditargetkan dapat menyelesaikan pembuatan e-KTP tahun 2012 mendatang.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
Walaupun baru dilaksanakan tahun 2011, sebenarnya rencana pembuatan KTP ini
sudah ada sejak tahun 2003. Bahkan dasar hukum pelaksanaannya sudah ada dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Redaksi
Cita Cinta, 2011). Namun, pelaksanaan ini terkendala oleh banyaknya kelurahan yang
melakukan pendataan secara manual. Hal ini memungkinkan adanya data error atau
ganda.
Adapun beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh e-KTP ini seperti; penduduk
hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk
Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku
seumur hidup. Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam
penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan. Dengan demikian, masalah
Pembuatan KTP ganda dapat dimusnahkan dari negeri ini.
Sistem e-KTP yang akan diterapkan di Indonesia Indonesia sudah dilengkapi
dengan teknologi interface yang bisa diterapkan untuk memperluas penggunaan e-KTP
untuk aplikasi-aplikasi lain. Dalam microchips yang digunakan pada e-KTP terdapat
rekaman sidik jari dan retina mata dari tiap pemilik e-KTP. Indonesia mencoba
menggabungkan sistem e-KTP yang berlaku di Malaysia dan di China, yang masing-
masing hanya menyimpan data berupa sidik jari atau retina saja.
Semua informasi terkait penerbitan e-KTP ini telah disosialisasikan oleh
pemerintah sejak keputusan tersebut digulirkan, baik melalui media massa maupun
disosialisasikan secara langsung. Melalui media massa, misalnya, pemerintah telah
membuat situs resmi yakni http://www.e-ktp.com//. Media massa, baik televisi, radio,
media cetak, maupun online, juga mengekspos informasi terkait sosialisasi e-KTP
melalui pemberitaannya. Dengan demikian, sosialisasi yang ada di media-media tersebut
sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Selain itu, pemerintah di masing-masing daerah
juga telah melaksanakan sosialisasi secara langsung pada warganya, agar masyarakat
mengetahui fungsi dan peranan e-KTP dengan benar.
Sosialisasi sudah dilakukan sepanjang 2011 ini, berikut pelaksanaannya. Antrean
warga selalu mewarnai kantor-kantor kelurahan di Indonesia. Warga berbondong-
bondong datang untuk memenuhi undangan aparat kelurahan setempat. Dibalik antusias
warga menyambut e-KTP, muncul juga berbagai tanggapan atas penerbitan e-KTP, baik
untuk peran e-KTP maupun terhadap pelaksanaan pembuatannya. Setelah diluncurkan,
pelaksanaan program e-KTP mendapat tanggapan dari masyarakat. Mayoritas publik
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
masih meragukan pelaksanaan e-KTP sesuai target yang ditetapkan lantaran kesiapan
teknis dan sosialisasi pemerintah yang dinilai minim. Hal itu terangkum dalam hasil jajak
pendapat yang diselenggarakan Seputar Indonesia. Berdasarkan survei tersebut, sebanyak
54% responden tidak yakin e-KTP selesai pada 2012. Sementara 21% responden yakin e-
KTP akan tepat waktu dan 25% lainnya ragu-ragu. (Litbang, SINDO 2011).
Berdasarkan keterangan responden yang berusia 17 tahun ke atas, sebagian besar
dari mereka belum mengikuti proses pembuatan e-KTP, yaitu sebanyak 90%. Hanya 10%
dari total responden yang mengaku sudah memiliki e-KTP. Masih banyaknya warga yang
belum mengikuti proses pembuatan e-KTP dapat dimaklumi, mengingat proyek tersebut
baru dimulai dan tidak seragam di berbagai kota. Selain itu, alasan-alasan klise seperti
proses administrasi yang berbelit-belit, malas, dan tidak ada waktu juga menjadi
pertimbangan responden.
Adanya perbedaan partisipasi masyarakat dalam mengadopsi sistem e-KTP yang
baru dikenalkan oleh pemerintah ini disebabkan oleh pengaruh berbagai macam faktor.
Faktor tersebut berasal dari pemerintah, media massa, maupun dari masyarakat itu
sendiri.
1.2. Permasalahan
E-KTP merupakan suatu terobosan baru dalam hal pendataan penduduk Indonesia.
Apabila semua penduduk telah beralih ke e-KTP sehingga terdata secara elektronik, maka
masalah-masalah kependudukan dapat diminimalisir. Melalui e-KTP, setiap identitas
yang dimiliki masyarakat akan terhubung secara elektronik ke database server milik
pemerintah. Dengan begitu, tidak ada lagi kartu identitas fiktif atau penyalahgunaan KTP,
karena nantinya hanya ada satu tanda identitas, one card one identity.
Namun, proses adopsi inovasi e-KTP yang terjadi dalam masyarakat berbeda-beda
antara individu satu dengan individu lainnya. Hal ini menyebabkan tingkat adopsi pada
masyarakat pun berbeda-beda. Ada faktor-faktor yang ditengarai mempengaruhi tingkat
adopsi, antara lain jenis keputusan inovasi, saluran komunikasi, norma dalam masyarakat,
serta upaya agen perubahan.
Jenis keputusan inovasi ada dua macam, yakni optional dan kolektif. Keputusan
optional maksudnya keputusan berdasarkan hasil pilihan personal individu, sedangkan
keputusan kolektif maksudnya keputusan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Saluran
komunikasi dapat berupa media massa, termasuk dalam hal ini yakni media cetak, media
elektronik (radio dan televisi), serta media online. Norma dalam masyakat bisa berupa
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
sikap kesalingterhubungan individu dalam masyarakat sebagai adopter, dan sebagainya.
Sedangkan upaya agen perubahan, yang mana dalam hal ini adalah pemerintah sebagai
innovator, salah satunya berupa sosialisasi e-KTP dan usaha lain yang dilakukan untuk
memublikasikan e-KTP.
Untuk itu, kami ingin meneliti apakah keempat faktor tersebut benar mempengaruhi
tingkat adopsi inovasi e-KTP pada masyarakat Jakarta Selatan. Kemudian, diantara
keempat faktor tersebut pastilah ada yang paling menonjol dalam mempengaruhi tingkat
adopsi masyarakat Jakarta Selatan. Kedua hal inilah yang menjadi dasar penelitian ini.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang meliputi jenis keputusan inovasi, saluran
komunikasi, norma dalam masyarakat, serta upaya agen perubahan mempengaruhi
tingkat adopsi inovasi KTP elektronik (e-KTP) pada masyarakat Jakarta Selatan.
2. Untuk mengetahui manakah diantara faktor-faktor yang meliputi jenis keputusan
inovasi, saluran komunikasi, norma dalam masyarakat, serta upaya agen perubahan
yang paling mempengaruhi tingkat adopsi inovasi KTP elektronik (e-KTP) pada
masyarakat Jakarta Selatan.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
BAB 2
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Tinjauan Teoritis
Teinjauan teori merupakan pembahasan mengenai teori-teori yang akan digunakan
untuk menjawab pertanyaan penelitian. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
2.1.1. Diffusion of Innovation
Salah satu persoalan empiris komunikasi massa adalah berkaitan dengan proses adopsi
inovasi. Hal ini relevan untuk masyarakat yang sedang berkembang maupun masyarakat
maju, karena terdapat kebutuhan yang terus-menerus dalam perubahan sosial dan teknologi,
untuk mengganti cara-cara lama dengan teknik baru. Teori difusi inovasi berkaitan dengan
komunikasi massa, menjelaskan bagaimana inovasi dikomunikasikan dan ditanggapi di dalam
sebuah populasi (Bungin: 2006).
Difusi merupakan sebuah proses dimana inovasi dikomunikasikan melalui saluran-
saluran tertentu dari waktu ke waktu di antara anggota-anggota sistem sosial. Sementara itu,
inovasi adalah gagasan, kebiasaan, atau obyek yang dipandang baru oleh individu atau sebuah
kelompok (Rogers:1983). Teori ini menunjukkan ketika inovasi teknologi baru diperkenalkan,
inovasi tersebut melewati serangkaian tahap sebelum diadopsi secara luas (Barand and
avis:2009).
Everett M. Rogers (1983:165) merumuskan 5 tahap dalam suatu proses inovasi, yaitu;
1. Knowledge
Pada tahap ini individu, atau unit pemberi keputusan yang lain, dipaparkan dengan
berbagai informasi mengenai keberadaan sebuah inovasi dan pemberi keputusan
mendapatkan pengetahuan mengenai fungsi dan kegunaannya.
2. Persuasion
Pada tahap ini pemberi keputusan membentuk sikap menyetujui atau tidak menyetujui
inovasi tersebut. Ada lima karakteristik sebuah inovasi yang mempengaruhi sikap
pemberi keputusan, yaitu
a. Relative advantage
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
Relative advantage adalah tingkat dimana sebuah inovasi dianggap lebih baik dari
sebelumnya. Hal ini tidak hanya diukur dari segi ekonomi, tetapi juga prestise
sosial, kenyamanan dan kepuasan. Semakin besar keuntungan relatif sebuah
inovasi, maka tingkat adopsinya akan semakin tinggi. Keuntungan relatif
tergantung kepada persepsi dan kebutuhan sebuah kelompok yang dituju.
b. Compatibility
Compatibility adalah tingkat dimana sebuah inovasi dianggap konsisten terhadap
nilai-nilai, pengalaman sebelumnya, dan kebutuhan dari pengadopsi yang
berpotensial. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai, norma atau kebiasaan calon
pengadopsinya tidak akan diadopsi secepat inovasi yang memiliki kesesuaian.As
c. Complexity
Complexity adalah tingkat dimana sebuah inovasi dirasakan lebih sulit untuk
dipahami dan digunakan. Ide atau gagasan baru yang lebih mudah dimengerti akan
lebih cepat diadopsi, dibandingkan inovasi yang pemakainya harus
mengembangkan keterampilan dan pemahaman baru untuk menggunakannya.
d. Trialability
Trialability adalah tingkat dimana sebuah inovasi dapat diuji coba dalam batas
tertentu. Sebuah gagasan baru yang dapat dicoba dalam keadaan sebenarnya akan
lebih cepat diadopsi. Sebuah inovasi yang dapat diuji coba dapat mengurangi
keraguan individu di dalam mengadopsi.
e. Observability
Observability adalah hasil sebuah inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Semakin
mudah individu melihat hasil dari sebuah inovasi maka kemungkinan
mengadopsinya akan semakin besar. Hasil yang dapat dilihat langsung dapat
mengurangi keraguan dan juga menstimulasi diskusi sesama kelompok calon
pengadopsi mengenai inovasi tersebut.
3. Decision
Pada tahap ini pemberi keputusan terlibat dalam aktivitas yang membawa pada suatu
pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi tersebut.
4. Implementation
Pada tahap ini pemberi keputusan melaksanakan keputusan menggunakan inovasi.
5. Confirmation
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
Pada tahap ini pemberi keputusan mencari pendapat untuk menguatkan keputusan
yang telah diambil sebelumnya, akan tetapi dia dapat mengubah keputusan yang telah
diambil jika menerima pesan-pesan yang berlawanan tentang inovasi tersebut.
Ada empat faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi, yaitu
1. Jenis keputusan inovasi
Kecepatan keputusan mengadopsi sebuah inovasi dipengaruhi oleh jenis
keputusannya. Ada tiga jenis keputusan untuk mengadopsi sebuah inovasi yaitu
keputusan opsional yang dibuat oleh individu, keputusan kolektif yang dibuat oleh
suatu kelompok atau sistem sosial, dan keputusan autoritas yang dibuat oleh orang
yang memiliki kuasa dalam suatu sistem. (Roger: 1983, pg. 29)
2. Saluran komunikasi yang digunakan
Saluran komunikasi digunakan untuk mendifusi sebuah inovasi dan
mempengaruhi tingkat sebuah adopsi. Ada dua saluran komunikasi yang dipakai
dalam melakukan inovasi, yaitu saluran komunikasi massa dan komunikasi
interpersonal.
Saluran komunikasi massa dianggap relatif lebih penting ketika proses difusi
inovasi berada pada tahap knowledge. Sementara itu, komunikasi interpersonal
digunakan ketika proses memasuki tahap persuasion. Prinsip ini diwujudkan dalam
Bass Forecasting Model, dimana saluran komunikasi interpersonal lebih berpengaruh
untuk tahap selanjutnya dibandingkan saluran media massa.
3. Norma dalam sebuah sistem
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
Keputusan untuk menerima atau menolak sebuah inovasi dapat dipengaruhi oleh
norma. Norma dalam sebuah sistem mempengaruhi struktur komunikasi dan
penerimaan sebuah inovasi. Sebuah inovasi akan diadopsi jika sesuai dengan norma
yang berlaku.
4. Agen perubahan
Luasnya usaha agen perubahan menyebarkan inovasi kepada sebuah masyarakat dapat
mempengaruhi kecepatan tingkat adopsi.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Metode Penelitian
1.1.1. Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma positivis yang bertujuan untuk
menemukan hubungan sebab-akibat. Positivisme dirintis oleh seorang filsuf asal
Prancis bernama Auguste Comte pada abab ke-19. Aliran ini ditandai oleh penilaian
yang sangat positif terhadap ilmu pengetahuan dan peran nilai-nilai humanisme dalam
pengembangan masyarakat dan kebudayaan yang diidamkan. Fakta positivis adalah
adalah fakta real atau fakta nyata. Hal positif adalah sesuatu yang dapat dibenarkan
oleh setiap orang yang mau membuktikannya.
Dalam melakukan penelitian, paradigma positivis menuntut peneliti untuk
bersikap objektif. Oleh karena itu, peneliti harus menjaga jarak dengan objek
penelitian agar tidak terjadi bias. Penelitian ini cocok menggunakan paradigma
positivis karena ingin mencari kejelasan antara hubungan dan pengaruh faktor-faktor
seperti jenis keputusan inovasi, saluran komunikasi, norma dalam masyarakat, serta
upaya agen perubahan yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi KTP elektronik (e-
KTP) pada masyarakat Kecamatan Pasar Minggu.
1.1.2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena berusaha mencari kebenaran
atau penjelasan dan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang topik yang
diteliti. Dalam penelitian, peneliti harus berperan sebagai subjek yang bebas nilai atau
tidak terkait dengan objek yang diteliti. Selain itu, variabel menjadi komponen utama
dalam melakukan analisis. Pengidentifikasian variabel dan perumusan hipotesis, pada
umumnya didasarkan pada teori-teori atau konsep-konsep yang telah ada.
Menurut Prof. Drs. H. Agustiar Syah Nur, M.A., Ed.D., ciri-ciri lain dalam
penelitian kuantitatif adalah penelitian ini menuntut jawaban yang pasti, jelas, dan
tidak ambigu. Oleh karena itu, pada umumnya penelitian kuantitatif bermain dengan
angka-angka yang mengkuantifikasi sampel terhadap populasi. Dalam menulis laporan
penelitian, peneliti kuantitatif biasanya berkutat dengan tabel-tabel data, analisis
statistik, dan grafik.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
Penelitian ini cocok menggunakan metode kuantitatif karena penelitian ini ingin
melihat apakah faktor-faktor seperti jenis keputusan inovasi, saluran komunikasi,
norma dalam masyarakat, dan upaya agen perubahan benar berpengaruh terhadap
tingkat adopsi inovasi teknologi e-KTP dan dari keempat faktor tersebut, faktor mana
yang pengaruhnya paling menonjol. Penelitian ini juga mengambil sampel yang dapat
mewakili suatu populasi, sesuai dengan tujuan metode kuantitatif untuk mencari
hukum universal. Selain itu, penelitian juga akan menggunakan perhitungan
matematis untuk menghindari bias.
1.1.3. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei untuk melihat apakah
faktor-faktor seperti jenis keputusan inovasi, saluran komunikasi, norma dalam
masyarakat, dan upaya agen perubahan benar berpengaruh terhadap tingkat adopsi
inovasi teknologi e-KTP dan dari keempat faktor tersebut, faktor mana yang
pengaruhnya paling menonjol. Metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel
yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif
distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis
(Kerlinger dalam Sugiyono, 1997). Tujuannya untuk menggeneralisasi populasi dari
beberapa sampel sehingga dapat dibuat kesimpulan-kesimpulan /dugaan-dugaan
sementara tentang karakteristik-karakteristik, perilaku-perilaku, atau sikap-sikap dari
populasi tersebut (Babbie, 1990).
Dalam penelitian ini digunakan teknik survey sampling. Maksudnya adalah
dalam kegiatan survey, tidak semua unit analisis dalam populasi diamati satu per satu
melainkan hanya sebagian saja yang diwakili oleh sampel. Proses pengambilan sampel
dikenal dengan teknik sampling. Ukuran sampel bisa beragam tergantung beberapa
pertimbangan, baik dari teknik maupun statistik.
Teknik survey sampling digunakan atas dasar beberapa pertimbangan, antara
lain untuk menghemat biaya, mempercepat pelaksanaaan penelitian, menghemat
tenaga, memperluas ruang lingkup penelitian, dan memperoleh hasil yang lebih
akurat. Proses pemilihan individu-individu dalam penelitian ini adalah menggunakan
sampel acak (random sample) dengan teknik simple random sampling (sampel acak
sederhana).
1. Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel.
Karakteristik-karakteristik tertentu dari populasi tidak diperhitungkan karena peneliti
menilai semakin heterogen sampel yang digunakan, maka akan semakin besar
kemungkinan faktor-faktor jenis keputusan inovasi, saluran komunikasi, norma dalam
masyarakat, serta upaya agen perubahan ditemukan. Hal tersebut tentunya akan
berpengaruh baik terhadap hasil penelitian.
Cluster Sampling atau Sampel Gugus
Teknik ini disebut juga dengan teknik pengambilan sampel berdasarkan gugus.
Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distartifikasikan
(stratified random sampling), di mana setiap unsur dalam satu kelompok memiliki
karakteristik yang homogen (misalnya, kelompok A: laki-laki semua, kelompok B:
perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung unsur
yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen (Hasan Mustafa, 2000). Misalnya
dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi warga Kecamatan Pasar Minggu.
Dalam setiap kelurahan, terdapat masyarakat dengan karakteristik yang berbeda pula.
Beda jenis kelaminnya, beda tingkat pendidikannya, beda tingkat pendapatnya, dan
perbedaan-perbedaan lainnya. Jika peneliti bermaksud mencari kejelasan antara
hubungan dan pengaruh faktor-faktor seperti jenis keputusan inovasi, saluran
komunikasi, norma dalam masyarakat, serta upaya agen perubahan yang
mempengaruhi tingkat adopsi inovasi KTP elektronik (e-KTP) pada warga Kecamatan
Pasar Minggu, maka peneliti dapat menggunakan cluster sampling untuk mencegah
terpilihnya sampel hanya dari satu atau dua kelurahan saja.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksploratif, yang bertujuan untuk
menggali lebih dalam sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya
sesuatu. Dalam penelitian ini, peneliti belum memiliki gambaran tentang definisi atau
konsep penelitian. Unsur yang aling ditekankan di sini adalah what di mana peneliti
berusaha untuk menggali informasi lebih lanjut tentang pengaruh faktor-faktor seperti
jenis keputusan inovasi, saluran komunikasi, norma dalam masyarakat, serta upaya
agen perubahan yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi KTP elektronik (e-KTP)
pada warga Kecamatan Pasar Minggu. Penelitian ini bersifat kreatif, fleksibel, terbuka,
dan semua sumber dianggap penting sebagai sumber informasi.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjadikan topik baru lebih dikenal
oleh masyarakat luas, memberikan gambaran dasar mengenai topik bahasan,
menggeneralisasi gagasan dan mengembangkan teori yang bersifat tentatif, membuka
kemungkinan akan diadakannya penelitian lanjutan terhadap topik yang dibahas, serta
menentukan teknik dan arah yang akan digunakan dalam penelitian berikutnya.
Metode Pengumpulan Data
Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah oleh peneliti yang
diperoleh secara langsung dari sumber utama yang biasa disebut sebagai narasumber
atau koresponden. Narasumber atau koresponden adalah objek penelitian yang
dijadikan sebagai sraana untuk mendapatkan informasi. Pengumpulan data primer
dilakukan melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner.
Bentuk kuesioner yang digunakan adalah self-administrated questionnaire,
yaitu kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan tertutup yang diajukan secara
terstruktur dengan alternatif jawaban yang telah ditentukan sebelumnya (Babbie,
1992: 282). Karena bentuk kuesioner ini sifat pengisiannya satu arah, maka harus
dilakukan pengawasan agar tidak terdapat kesalahan dalam pengisian oleh responden.
Untuk itu, peneliti menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan diadakannya
survey.
Dalam pengambilan data primer, peneliti menggunakan scaled response
questions, yaitu suatu bentuk pernyataan yang menggunakan skala dlaam mengukur
dan mengetahui sikap responden terhadap pertanyaan-pertanyaan di kuesioner dari
sudut pandang responden. Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan skala Likert
yang terbagi atas lima tingkatan, yaitu:
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Netral
4. Setuju
5. Sangat setuju
Skala Likert memungkinkan responden untuk mengindikasikan tingkat
kesetujuan atau ketidaksetujuannya pada setiap pernyataan yang terkait dengan suatu
objek tertentu. Kelebihan dari penggunaan skala Likert (1-5) ini adalah mudah dibuat,
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
dibagi, dan dipahami. Sedangkan kekurangannya adalah banyak memakan waktu
(Malhotra, 2007).
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan diolah oleh pihak lain dan
diperoleh peneliti secara tidak langsung. Jenis data ini harus berasal dari sumber yang
kredibel untuk dapat mendukung penelitian. Data sekunder digunakan untuk
membantu peneliti dalam mengidentifikasi dan mendefinisikan permaslaahan,
mengembangkan pendekatan terhadap permasalahan, merumuskan desain riset yang
tepat, menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis tertentu, srerta
menginterpretasikan data primer lebih tepat. Di sisi lain, terkadang data sekunder
kurang relevan, penggunaannya terbatas, dan kurang akurat karena pengumpulannya
dutujukan bukan untuk permasalahan yang sedang diteliti (Malhotra, 2004).
Peneliti mengumpulkan data sekunder dari studi pustaka seperti buku, tugas
akhir, jurnal-jurnal penelitian, artikel-artikel, dan bahan-bahan lain dari internet yang
berkaitan dengan pembahasan penelitian.
1.1.4. Metode Analisis
Analisis Multivariat
Data-data yang diperoleh melalui hasil survey ini akan dianalisis menggunakan
metode uji multivariat. Analisis Multivariat dapat didefinisikan secara sederhana
sebagai metode pengolahan variabel dalam jumlah banyak untuk mencari
pengaruhnya terhadap suatu obyek secara simultan. (Santoso, 2004). Hair,et al (1992)
mengatakan untuk mencari teknik analisis multivariat mana yang tepat digunakan
dalam menganalisis data tergantung pada tiga hal :
Dapatkah variabel-variabel yang diteliti di bagi ke dalam klasifikasi variabel bebas
dan tidak bebas.
Jika dapat, berapa banyak variabel yang diperlukan sebagai variabel bebas dalam
sebuah analisis tunggal.
Bagaimana caranya variabel tersebut diukur.
Sementara menurut (Dillon, 1984) metode analisis multivariat diklasifikasikan ke dalam
dua kelompok yaitu :
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
Metode Dependensi, digunakan jika persoalan pokok yang akan dipecahkan adalah
mengenai hubungan antar dua kelompok variabel, dimana kelompok yang satu adalah
variabel-variabel bebas sedangkan yang lain adalah variabel-variabel tidak bebas.
Metode Interdependensi, digunakan jika diantara variabel yang diukur tidak dibedakan
antara variabel bebas dan variabel tidak bebas, sehingga persoalan pokoknya adalah
tentang saling ketergantungan, atau hubungan yang bersifat simetris.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa peneliti akan menggunakan analisis
multivariate dengan metode dependensi.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
BAB 4
ANALISIS
4.1 Pelaksanaan Survei
Setelah melakukan survei ke lapangan, peneliti berhasil mendapatkan
responden sebanyak 102 orang di Kecamatan Pasar Minggu. Peneliti mencari
responden selama satu minggu.
4.2 Karaketeristik Responden
Responden dalam penelitian ini cukup beragam. Hal ini dapat terlihat melalui
deskripsi karakteristik responden yang mengisi kuesioner sebagai berikut.
4.2.1 Jenis Kelamin
Berikut ini adalah deskripsi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin.
Mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin wanita.
4.2.2 Usia
Usia responden dikelompokkan menjadi usia 17-25 tahun, 26-35 tahun, 36-45
tahun, serta >45 tahun. Mayoritas responden dalam penelitian ini berusia antara 26-35
tahun.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
4.2.3 Pendidikan Terakhir
Kriteria pendidikan terakhir responden dikelompokkan menjadi SD, SMP,
SMA, Diploma, Sarjana, serta Pasca Sarjana. Mayoritas responden dalam penelitian
ini adalah tamatan SMA.
4.2.4 Pekerjaan
Kriteria pekerjaan responden penelitian ini dikelompokkan menjadi pegawai
swasta, wiraswasta, pegawai negeri sipil, ABRI/TNI/POLRI, ibu rumah tangga, serta
mahasiswa. Mayoritas responden dalam penelitian ini merupakan wiraswasta.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
4.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat kekonsistenan indikator melalui
nilai Alpha Cronbach tiap-tiap indikator. Indikator-indikator yang digunakan dianggap
reliable bila memiliki nilai Alpha Cronbach di atas 0,5. Dalam penelitian ini,
pengujian yang dilakukan di tingkat variabel, bukan dimensi, dikarenakan setiap
dimensi memiliki satu indikator. Pengujian didapat dengan hasil berikut.
Tampak pada tabel, nilai Alpha Cronbach variabel Tingkat Adopsi, Jenis
Keputusan, dan Saluran Komunikasi di atas 0,5. Sementara nilai Alpha Cronbach
variabel Norma dan Agen Perubahan berada di bawah 0,5. Kedua variabel ini tetap
dipakai untuk tahap pengujian selanjutnya karena keduanya berdasarkan teori yang
akan diuji di penelitian ini.
4.4 Uji Validitas
Setelah melakukan uji reliabilitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji
validitas terhadap instrumen penelitian. Uji validitas ini dilakukan dengan
menggunakan metode analisis faktor. Metode analisis faktor dilakukan untuk menguji
hubungan antar indikator yang dinilai atau diasumsikan berhubungan. Untuk
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
dinyatakan memiliki validitas isi yang baik, indikator-indikator yang diasumsikan
dalam hubungan ini haruslah berada dalam kelompok yang sama.
Sebuah dimensi dapat diukur dengan faktor analisis apabila nilai Kaiser
Meyer-Oikin Measure as sampling adequency (KMO) sama atau lebih tinggi dari 0,5
dengan nilai signifikansi lebih rendah dari 0,05. Maka dari itu sebelum memasuki
tahap faktor analisis, masing-masing dimensi harus dipastikan memiliki nilai KMO
yang sesuai.
4.4.1 Uji Validitas Dimensi Tingkat Adopsi
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai KMO pada variabel tingkat adopsi
e-KTP adalah sebesar 0,775 dengan signifikansi 0,000. Terlihat bahwa akor KMO dan
skor signifikansi menunjukkan variabel tingkat adopsi e-KTP layak untuk diuji
validitasnya dengan menggunakan metode faktor analisis.
Selanjutnya, component matrix variabel tingkat adopsi e-KTP dapat dilihat
pada tabel berikut.
Pada tabel Tingkat Adopsi terdapat enam indikator, yaitu
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
1. Tingkat AI1 = Mengetahui adanya e-KTP sebagai pengganti KTP konvensional
2. Tingkat AI3 = Mengetahui bahwa penggunaan e-KTP penting bagi masyarakat
Indonesia
3. Tingkat AI4 = Mengetahui e-KTP merupakan Single Identity Number yang
berfungsi sebagai identitas diri, informasi izin mengemudi, serta transaksi
keuangan elektronik
4. Tingkat AI5 = Mengetahui bahwa mengubah KTP konvensioanal menjadi e-KTP
adalah hal yang penting
Karena keempat indikator tersebut telah mengelompok dengan tepat pada satu
komponen, maka tidak ada indikator yang dihilangkan.
4.4.2 Uji Validitas Variabel Jenis Keputusan
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai KMO pada variebel jenis
keputusan adalah sebesar 0,590 dengan signifikansi 0,000. Terlihat bahwa skor KMO
dan skor signifikansi menunjukkan variabel jenis keputusan layak untuk diuji
validitasnnya dengan menggunakan metode faktor analisis. Selanjutnya component
matrix variabel jenis keputusan e-KTP dapat dilihat pada tabel berikut.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
Pada variabel Jenis Keputusan terdapat enam indikator, yaitu
1. Keput13 = Membuat e-KTP berdasarkan inisiatif saya sendiri
2. Keput15 = Membuat e-KTP karena mayoritas teman/tetangga saya juga membuat
e-KTP
3. Keput16 = Membuat e-KTP karena mayoritas keluarga saya juga membuat e-KTP
4. Keput17 = Membuat e-KTP karena saya mengikuti suami/istri atau orang tua saya
yang juga membuat e-KTP
5. Keput18 = Membuat e-KTP atas himbauan pemerintah
6. Keput19 = Saya membuat e-KTP atas undangan dari pemerintah
Terlihat dari keenam indikator tersebut, indikator Keput13, Keput18, dan
Keput19 tidak mengelompok pada satu komponen. Oleh karena itu, untuk menjaga
validitas isi, maka ketiganya dihilangkan. Nilai KMO dan component matrix dihitung
kembali setelah ketiga indikator tersebut dihilangkan, seperti pada tabel berikut.
Setelah ketiga indikator dihilangkan, nilai KMO meningkat dari 0,590 menjadi
0,781 dan signifikansi 0,000. Pada tabel component matrix ketiga matrix yang tersisa
berkumpul pada satu komponen.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
4.4.3 Uji Validitas Saluran Komunikasi
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai KMO pada variabel saluran
komunikasi adalah sebesar 0,732 dengan signifikansi 0,000. Terlihat bahwa skor KMO dan
skor signifikansi menunjukkan variabel saluran komunikasi layak untuk diuji validitasnya
dengan menggunakan metode faktor analisis. Selanjutnya, component matrix variabel saluran
komunikasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Pada variabel saluran komunikasi terdapat empat indikator, yaitu
1. Media20 = Membuat e-KTP karena pemberitahuan dari media cetak, seperti koran,
majalah, brosur, poster, leaflet, serta pamflet
2. Media21 = Membuat e-KTP karena pemberitahuan dari media elektronik, seperti
televisi dan radio
3. Media22 = Membuat e-KTP karena pemberitahuan dari media online/internet
4. Media23 = Membuat e-KTP karena sosialisasi yang dilakukan oleh kelurahan
setempat tinggal saya
Karena keempat indikator tersebut telah mengelompok dengan tepat pada satu
komponen, maka tidak ada indikator yang dihilangkan.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
4.4.4 Uji Validitas Norma
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai KMO pada variabel norma adalah
sebesar 0,500 dengan signifikansi 0,001. Terlihat bahwa skor KMO dan skor
signifikansi menunjukkan variabel norma layak untuk diuji validitasnya dengan
menggunakan metode faktor analisis. Selanjutnya component matrix variabel norma
dapat dilihat pada tabel berikut.
Pada variabel norma terdapat dua indikator sebagai berikut
1. Norma25 = Membuat e-KTP karena saya menaati peraturan pemerintah untuk
memiliki kartu kependudukan
2. Norma26 = Membuat e-KTP karena merupakan kesepakatan bersama masyarakat
di lingkungan tempat tinggal saya
Karena kedua faktor indikator tersebut telah mengelompok dengan tepat pada
satu komponen, maka tidak ada indikator yang dihilangkan.
4.4.5 Uji Validitas Variabel Agen Perubahan
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai KMO pada variabel agen
perubahan adalah sebesar 0,500 dengan signifikansi 0,004. Terlihat bahwa skor KMO
dan skor signifikansi menunjukkan variabel agen perubahan layak untuk diuji
validitasnya dengan menggunakan metode faktor analisis. Selanjutnya component
matrix variabel agen perubahan dapat dilihat pada tabel berikut.
Pada variabel agen perubahan terdapat dua indikator sebagai berikut,
1. Agen27 = Orang tua atau suami/istri saya merupakan orang yang mempengaruhi
saya dalam membuat e-KTP
2. Agen28 = Himbauan untuk membuat e-KTP dari Menteri Dalam Negeri RI,
Gamawan Fauzi, berpengaruh terhadap keputusan saya membuat e-KTP
Karena kedua indikator tersebut telah mengelompok dengan tepat pada satu
komponen, maka tidak ada indikator yang dihilangkan.
4.5 Analisis Multiple Regression
4.5.1 Analisis Model Summary
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
Dari analisis model summary, didapatkan hasil nilai R Square .219 dan nilai
Adjusted R Square .187. Guna Adjusted R Square adalah untuk menggenerlisasikan
nilai R Square pada populasi, karena ada unsur estimasi populasi di dalamnya. Nilai
yang dipakai dalam menentukan model summary penelitian ini adalah nilai Adjusted R
Square, karena penelitian ini mengarah pada penelitian populasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini hanya dapat
menjelaskan fenomena tingkat adopsi inovasi e-KTP pada masyarakat Kecamatan
Pasar Minggu Jakarta Selatan sebesar 18,7%.
4.5.2 Analisis Varian
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
Uji ANOVA (Analysis of Variance) digunakan untuk dua sampel atau lebih.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan signifikan antara
rata-rata hitung tiga kelompok atau lebih. Syarat dari uji ANOVA yakni distribusi
normal, varians populasinya sama, serta sampelnya tidak berhubungan.
Syarat suatu model regresi dapat digunakan adalah jika nilai signifikansinya
<.005. Jika kita lihat hasil analisis varian di atas bernilai signifikansi .000, maka model
regresi dari penelitian ini dapat digunakan.
Model Regresi
4.5.3 Analisis Kolineritas
Analisis kolineritas berguna untuk melihat hubungan di antara variabel-
variabel independen dari suatu penelitian, apakah terjadi kolineritas atau tidak. Tidak
boleh terjadi multi kolineritas pada variabel-variabel independen dalam suatu
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
penelitian. Untuk menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel
independen, angka VIF tidak boleh lebih besar dari 5.
Dari penelitian ini, nilai VIF dari semua variabel berkisar di angka 1, atau
kurang dari 5. Dengan demikian, tidak terjadi multi kolineritas di antara variabel-
variabel bebasnya.
4.5.4 Analisis Normalitas
Asumsi normalitas gangguan penting karena uji eksistensi model maupun uji
validitas pengaruh variabel independen dan estimasi nilai variabel dependen harus
memenuhi syarat normalitas. Apabila asumsi ini tidak terpenuhi, kedua pengujian
tersebut menjadi tidak valid. Analisis dilakukan dengan melihat penyebaran titik-titik
pada sumbu diagonal pada grafik.
Dasar pengambilan keputusannya, yakni jika titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka persamaan regresi memenuhi
asumsi normalitas. Sebaliknya, jika titik-titik menyebar menjauhi garis diagonal dan
tidak mengikuti garis diagonal, maka persamaan regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
Grafik normal probability plot di atas menunjukkan penyebaran data yang
berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel-variabel berdistribusi normal.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan serangkaian pengujian, analisis, dan interpretasi terhadap
data penelitian, peneliti membuat kesimpulan yang bertujuan untuk menawan
pertanyaan penelitian yang sebelumnya sudah diajukan di bagian awal skripsi.
1. Semua responden yang kami dapatkan di Kecamatan Pasar Minggu Jakarta
Selatan sudah mengadopsi inovasi e-KTP sesuai dengan tahap yang kami
ajukan dalam penelitian ini, yaitu pada tahap decision. Hal ini tampak dari
tingginya jawaban responden pada tingkat adopsi inovasi.
2. Setelah semua data diuji dengan menggunakan model multiple regression,
maka peneliti mendapatkan bahwa penelitian ini hanya dapat menjelaskan
tingkat adopsi inovasi e-KTP pada masyarakat Kecamatan Pasar Minggu
Jakarta Selatan sebesar 18,7% dari nilai 100% yang seharusnya peneliti
dapatkan untuk membuktikan model penelitian.
3. Dengan melihat nilai Adjusted R-Square sebesar 0.187, maka penelitian ini
belum bisa mengidentifikasi faktor mana yang paling berpengaruh dalam
adopsi inovasi e-KTP pada masyarakat di Kecamatan Pasar Minggu Jakarta
Selatan. Walaupun sebenarnya model penelitian bisa digunakan, karena dilihat
dari nilai signifikannya di bawah 0,5. Untuk itu, pada pertanyaan penelitian
yang kedua tidak bisa dijawab karena nilai penelitian yang diperoleh tidak bisa
merepresentasikan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi e-KTP.
4. Ada faktor-faktor lain yang mengganggu hubungan tingkat adopsi e-KTP
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bisa saja
muncul dari latar belakang responden yang kami dapatkan ketika turun
lapangan. Misalnya, responden ternyata tidak mempunyai pengetahuan yang
cukup mengenai teknologi e-KTP, walaupun yang bersangkutan sudah
mengikuti proses pembuatan e-KTP. Karakteristik responden yang dipilih
dalam penelitian ini sebenarnya tidak dipilih berdasarkan pemahamannya
terhadap e-KTP. Namun melihat keseluruhan hasil penelitian, peneliti
menyimpulkan bahwa pengetahuan e-KTP akan mempengaruhi hasil
penelitian. Selain itu, mayoritas responden yang kami temui di Kecamatan
Pasar Minggu mengikuti proses pembuatan e-KTP karena adanya undangan
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
belaka. Padahal mereka tidak mengetahui fungsi dan kelebihan e-KTP
tersebut.
5. Adapula faktor lapangan yang menurut peneliti mempengaruhi hasil penelitian
ini, yaitu ketika peneliti terjun lapangan mencari responden di RT 006 dan
008/RW 003 Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan, peneliti sulit
menemukan responden dari kalangan menengah ke atas. Sehingga, kebanyakan
responden yang di dapatkan berasal dari kelompok kelas menengah dengan
pendidikan terakhir SMA.
5.2 Saran
Pada penelitian ini dikemukakan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat adopsi e-KTP pada masyarakat, khususnya di Kecamatan Pasar Minggu
Jakarta Selatan. Untuk mendapatkan nilai yang lebih representatif, peneliti
merekomendasikan agar penelitian selanjutnya mempertimbangkan faktor
pengetahuan atau pemahaman tentang inovasi yang dimaksud. Hal ini diajukan
karena kami menganggap bahwa untuk dapat melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat adopsi inovasi, maka diperlukan pemahaman yang luas
mengenai inovasi yang dimaksud. Selain itu, penelitian selanjutnya juga harus
memilih responden dari latar belakang budaya, pendidikan, dan kelas ekonomi yang
lebih beragam sehingga hasil penelitian bisa lebih representatif dan beragam.
Dalam pembuatan pertanyaan penelitian, peneliti selanjutnya bisa
membuat pertanyaan penelitian yang lebih banyak, walaupun definisi konseptualnya
sederhana. Tujuannya agar nilai validitasnya bisa dinaikkan.
Kepada pemerintah ataupun lembaga lainnya yang ingin mengkomunikasikan
adopsi inovasi disarankan agar dapat menggunakan empat variable yang digunakan
dalam penelitian ini untuk memprioritaskan saluran mana yang sebaiknya
dimanfaatkan lebih maksimal dibandingkan faktor lainnya. Selain itu, memfokuskan
sosialisasi pada pemahaman lebih jauh mengenai inovasi tersebut sehingga
masyarakat bisa mendapatkan pemahaman secara menyeluruh tentang inovasi yang
akan dikomunikasikan.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Baran, Stanley J. & Dennis K. Davis. 2009. Teori Dasar Komunikasi Pergolakan dan Masa
Depan Massa. Jakarta: Salemba Humanika.
Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.
Creswell, John W. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Jakarta: Pustaka Pelajar.
Fahmi, A. 1997. Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa. Jakarta: Yayasan Pengkajian
Komunikasi Masa Depan.
Redaksi Cita Cinta. 2011. Yuk, Ganti KTP!. Majalah Cita Cinta edisi 17 Agustus – 6
September 2011, halaman 102 – 104.
Rogers, Everett M. 1983. Diffusion of Innovations Third Edition. New York: The Free Press.
Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali
Pers.
Soegoto, Eddy Soeryanto. 2008. Marketing Research: The Smart Way to Solve a Problem.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Tugas Akhir
Ciptadi, Tulus. 2009. Pengaruh Persepsi Khalayak terhadap Iklan Televisi terhadap Sikap
pada Brand (Tugas Akhir). Depok: Universitas Indonesia.
Jurnal
Dasgupta, Satadal. 1972. Communication and Innovation in Indian Village. The Society for
the Promotion of Hellenic Studies.
Mahajan, V. Et all. 1990. New Product Diffusion Models in Marketing: A Review and
Directions for Research. Journal of Marketing.
Artikel Online
Direktorat Aparatur Negara Bappenas. 2011. http://aparaturnegara.bappenas.go.id diakses
pada 19 November 2011, pukul 10.07 WIB.
Redaksi Surya. 2011. http://www.surya.co.id diakses pada 19 November 2011, pukul 14.45
WIB.
Faktor-faktor yang ..., Cheeryl Nefidya Sari et.al., FIB UI, 2013