i
FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI
BAGI GURU MTs NU SALATIGA
TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh :
SITI ROHATU
NIM 11110153
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
ii
iii
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
DEKLARASI
حمن الر حيم بسم هلل الر
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 16 Apri 2015
Penulis.
SITI ROHATUN
NIM. 111 10 153
iv
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : SITI ROHATUN
NIM : 111 10153
Jurusan : TARBIYAH
Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga, 16 April 2015
Yang menyatakan.
SITI ROHATUN
NIM. 111 10 153
v
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
MASLIKHAH, S.Ag., M.Si.
DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudari Siti Rohatun
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah tugas akhir saudari:
Nama : Siti Rohatun
NIM : 11110153
Jurusan/progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul :FUNGSI MANJAEMEN PADA KOMPETENSI
PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU
SALATIGA TAHUN 2015
Dengan ini kami mohon tugas akhir saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 16 April 2015
Pembimbing
Maslikhah,S.Ag., M.Si.
NIP. 19700529 200003 2 001
vi
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
SKRIPSI
FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI
BAGI GURU MTs NU SALATIGA
TAHUN 2015
DISUSUN OLEH
SITI ROHATUN
NIM : 11110153
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PAI,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat
guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. H. Miftahuddin, M. Ag ………………………
Sekretaris Penguji : Maslikhah,S.Ag., M.Si. ………………………
Penguji I : Drs. H. Nasafi, M. Pdi ………………………
Penguji II : Dra. Djami’atul Islamiyah, M. Ag ………………………
Salatiga, 25 September 2015
Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M. Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
vii
MOTTO
“Pendidikan adalah alat yang paling ampuh yang dapat digunakan untuk
mengubah dunia”
viii
PERSEMBAHAN
“Ku olah kata, kubaca makna, kuikat dengan alenia, kubingkai dalam bab
sejumlah lima, jadilah maha karya, gelar sarjana kuterima, orangtua pun bahagia”.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap
mempunyai peran penting dalam hidupnya
Ku persembahkan sekripsi ini untuk:
1. Bapak Jumeri dan Ibu Halimah dengan segala
perjuangan, do’a, keringat pengorbanan, kesabaran dan cinta kasih yang
membentuk kemampuan untuk menghirup nafas pahit mansi hidupku.
2. Adik-adikku Muhamad Faizin, Fitriyah, dan
Afif Umar yang tiada henti memberiku semangat, dorongan, tenaga, do’a,
dan akan arti sebuah persaudaraan.
3. Mas Reza Kusuma yang tiada henti mengucurkan kesabaran, kesetiaan,
dan ketulusan nya untuk menantiku, menemaniku dalam suka dan duka
membuat hidupku ini seindah pelangi dengan cintanya.
ix
KATA PENGANTAR
بسم هلل الر حمن الر حيم
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya
kejalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. adapun judul skripsi ini
adalah “FUNSGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI
GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015”.
Skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
dukungan moril maupun materill. Dengan penuh kerendahan hati, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.H Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Maslikhah, S.Ag., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu dan mengarahkan dengan penuh ketelitian.
3. Bapak Drs, Muh Syamsul, M.PdI selaku kepala sekolah MTs NU salatiga
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian
pada siswa di MTs NU Salatiga.
4. Segenap dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan
sehingga dapat mengantarkan peneliti menyalesaikan skripsi ini.
5. Seluruh guru Madrsah Tsanawiyah Nahdlhatul Ulama Salatiga yang telah
mau bekerjasama dalam penelitian ini.
6. Team perpustakaan IAIN Salatiga.
7. Teman-temanku yang sudi kiranya membantu dan menyemangati
menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini selesai.
x
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapat balasan yang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan penulis skripsi ini. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya maupun pembaca pada
umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan.
Amien Yarobbal ‘Alamien.
Salatiga, 15 April 2015
Peneliti,
SITI ROHATUN
NIM. 111 10 153
xi
ABSTRAK
ROHATUN, SITI. 111 10 153. Fungsi Manajemen Kompetensi Pedagogi Guru
Bagi Guru MTs NU Salatiga Tahun 2015. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program
Studi PAI IAIN Salatiga. Pembimbing: Ibu Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Kata kunci : Fungsi Manajemen dan kompetensi pedagogi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi manajemen kompetensi
pedagogi guru bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015. Penelitian ini
menggunakan metode pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi. wawancara dilakukan secara santai,
penuh keakraban sehingga akan mampu memperoleh informasi sebanyak
mungkin dan tidak terkesan kaku secara jujur dan detail. Observasi dilakukan
pada tanggal senin 23 februari 2015. Pada observasi ini peneliti dapat memperoleh
informasi, mengetahui dan mengamati secara langsung tentang aktivitas guru
yang berkaitan dengan fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru.
Metode dokumentasi ini mendapatkan data pembelajaran yang meliputi silabus
dan RPP berupa buku acuan dan foto-foto pembelajaran dan pada waktu
wawancara
Subyek penelitian sebanyak 6 responden, menggunakan teknik snow boll
dan dilakukan secara acak (random sampling). Data penelitian yang terkumpul di
analisis dengan menggunakan teknik pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.
Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai melalui kegiatan
penelitian. Sesuai dengan pokok permasalahan, Penelitian deskriptif kualitatif
menggunakan desain yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan
lapangan. Dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga
tanggal tanggal 10 Februari Sampai 10 Maret 2015. Metode pengumpulan data
dengan metode observasi, interview, pedoman wawancara, dan dokumentasi.
Analisis yang digunakan deskriptif kualitatif.
Analisis data yang di gunakan peneliti untuk menganalisis data terdiri dari
3 kegiatan: pertama, pengumpulan data dan melakukan reduksi data, yaitu
menggolongkan, menyederhanakan, mengorganisasikan (display data, memilah,
membuang data yang tidak diperlukan, serta triangulasi data atau pengecekan
keabsahan data. Kedua, data disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan
simpulan dari data yang telah disajikan. Penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif. Sehingga data yag
disajikan berupa kata-kata tertulis dari hasil penelitian serta tidak menggunakan
alat ukur.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
HALAMAN BERLOGO ……………………………………………....... i
HALAMAN DEKLARASI …………………………………………….... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………………………. iii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v
MOTTO ...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
D. Kegunaan Penelitian …………………………………….....
E. Penegasan Istilah .................................................................. 6
F. Metode Penelitian ................................................................. 6
xiii
1. Pend
ekatan dan Jenis Penelitian ………………….........
2. Keha
diran Peneltian …………………………................
3. Loka
si Penelitian …………………………………......
4. Sumb
er Data ………………………………………….
5. Prose
dur Pengumpulan Data ........................................
6. Anali
sis Data ................................................................
7. Peng
ecekan Keansahan Data ........................................
8. Taha
p-tahap Penelitian .................................................
G. Sistematika Penulisan ……………………………............
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemnen
1. Pengertian manajemnen ................................................
2. Fungsi manajemnen .......................................................
3. Proses manajemnen........................................................
B. Kompetensi Pedagogi Guru
xiv
1. Pengertian guru ..............................................................
2. Tugas Guru ............ .......................................................
C. Kompetensi pedagogi guru
1. Pengertian kompetensi pedagogi guru...........................
2. Standar kompetensi .......................................................
3. Fungsi manajemen kompetensi pedagogi guru .............
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gamabaran Umum Objek Penelitian
1. Letag geografis ................................................................
2. Sejarah MTs NU Salatiga ..... ..........................................
3. Identitas MTs NU Salatiga ..............................................
4. Visi Misi MTs NU Salatiga ...........................................
5. Keadaan, Guru Karyawan dan Siswa Madrasah .............
B. TEMUAN PENILITIAN
1. Perencanaa kompetensi pedagogi guru ....................
2. Pengorganisasian kompetensi pedagogi guru ..........
3. Penggerakan kompetensi pedagogi guru .................
4. Pengontrolan kompetensi pedagogi guru ................
5. Kompetensi pedagogi guru ......................................
BAB IV PEMBAHASAN
A. Perencanaa kompetensi pedagogi guru ........................
B. Pengorganisasian kompetensi pedagogi guru ..............
C. Penggerakan kompetensi pedagogi guru .....................
xv
D. Pengontrolan kompetensi pedagogi guru .....................
E. Kompetensi pedagogi guru ...........................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................
B. Saran ..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................
LAMPIRAN...................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Wawancara dengan Ibu ......................................................
Gambar 2 Wawancara dengan Bapak .................................................
Gambar 3.1 Gamabar suasana KBM 1..................................................
Gambar 3.2 Gamabar suasana KBM 2 .................................................
Gambar 4.1 Gamabar suasana gedung luar kelas 1 .............................
Gambar 4.2 Gamabar suasana gedung luar kelas 2 .............................
Gambar 4.3 Gamabar suasana gedung luar kelas 3 .............................
Bagan I Struktur Organisasi MTs NU Salatiga tahun 2013/2014 ..............
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Nota Pembimbing
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian dari MTs NU Salatiga
Lampiran 5 Jurnal Konsultasi Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai salah satu lembaga untuk mencerdaskan bangsa,
sudah selayaknya secara terus-menerus mengalami pembaharuan yang baik.
Mulai dari manajemen pendidikan, kurikulum, strategi, metode, ataupun
evaluasi perlu untuk ditingkatkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai
dengan kebutuhan siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda
antara satu siswa dengan siswa lainnya.
Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003 bab 1 pasal 1 di jelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sistem pendidikan Nasional,
2007:03).
Tujuan pendidikan merupakan salah satu sentral dalam pendidikan.
Sebab tanpa rumusan yang jelas mengenai tujuan pendidikan, perbuatan
mendidik menjadi tanpa arah, dan bisa sesaat salah langkah. Oleh karena itu
perumusan yang tegas dan jelas dari tujuan pendidikan ini menjadi inti dari
2
seluruh pemikiran (Kartono, 1992:214). Untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan tersebut, maka dalam lembaga pendidikan formal yaitu
sekolah, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru, sarana
prasarana, dan dengan kegiatan siswa. Salah satu usaha untuk
mengoktimalkan pembelajaran adalah dengan memperbaiki pengajaran yang
dipengaruhi oleh guru, karena pengajaran adalah suatu sistem, maka harus
mencakup keseluruhan komponen dalam sistem pengajaran tersebut.
Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003 bab 2 tentang dasar, fungsi, dan tujuan dalam pasal 3 di jelaskan bahwa
yang dimaksud dengan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembngnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (UU Sistem Penidikan Nasional, 2007:8).
3
Guru adalah salah satu orang yang bertugas mendidik dalam dunia
pendidikan. Dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al- Kahfi ayat 66 Allah SWT
berfirman:
Artinya: “Musa berkata kepada Khidr, “bolehkah aku mengikutimu supaya
kamu mengajarkan kepadaku seperti ilmu yang benar diantra
ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (Q.S al-Kahfi: 66).
Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan
anak didik, sosial guru adalah orang yang identik dengan pihak yang
memiliki tugas dan tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa,
ditangan gurulah tunas bangsa ini terbentuk sikap moralitasnya sehingga
mampu memberikan yang terbaik untuk anak Negeri ini.
Tugas dan peran Guru dari hari ke hari semakin berat, seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai komponen
utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan
melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
dalam masyarakat. Mengingat sangat penting peran guru dalam pendidikan
seperti yang telah dijelaskan diatas, sangatlah pantas jika pengakuan dan
penghargaan terhadap profesi guru semakin jelas terasa. Hal ini ditandai
dengan adanya Undang-undang tentang Guru dan Dosen, Secara legal, guru
sebagai seorang pendidik dituntut untuk memiliki sejumlah kompetensi.
4
Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Pasal 10 Tahun 2005 dan
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang guru dinyatakan dengan
jelas bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, profesional,
keperibadian, dan sosial (PP, 2005-2008:3).
Kompetensi (competence) secara harfiah berarti kecakapan,
kemampuan, kebiasaan, dan keterampilan. Kompetensi dalam kamus umum
bahasa indonesia adalah kekuasaan, menentukan, memusatkan suatu hal
(Kamus umum bahasa indonesia, 1976:518). Kompetensi seseorang dapat
dilihat pada diri seseorang saat beraktivitas, melaksanakan tugas,
menyelesaikan pekerjaan, memecahkan masalah. Artinya, kompetensi dapat
terlihat dalam perilaku atau performasi. Performasi itu tentu saja didasari oleh
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikuasai orang tersebut. Dengan
demikian, kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk kecakapan
yang didasari pengetahuan.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pengajaran
yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi keperibadian
dan kompetensi sosial (Hamalik, 1991:38). Peraturan Pemerintah (PP) No. 74
Tahun 2008 tentang kompetensi dan sertivikasi guru bab 2. Guru wajib
memiliki Kualifikasi Akademik, kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi keperibadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi (PP, 2008:1).
5
Kompetensi pedagogi guru adalah kemampuan, kecakapan dan
keterampilan yang dimiliki seorang guru yang meliputi pemahaman anak
didik, merancang pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengemabangan
anak didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
(Mulyasa, 2008:75). Kompetensi pedagogi seorang guru yaitu menguasai
bahan yang akan disampaikan, karena kalau terjadi ketidakmampuan seorang
guru dalam memahami bahan yang akan diajarkan, maka akan berakibat hal-
hal yang tidak diinginkan dalam proses persiapan mengajar, maka untuk
menghindari hal yang tidak diinginkan tersebut, maka harus dipersiapkan dan
harus benar-benar menguasai bahan yang diajarkan.
Manajemen dijelaskan dalam kesimpulan menurut Howard M.
Carlisle dan The Liang Gie dalam Daryanto (2013:40) menyatakan bahwa,
manajemen adalah Management is the process by with the element of a group
are integrated, and efficiently achieve objective. Manajemen adalah proses
seni perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan
pengontrolan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Proses
pelaksanaannya, manajemen mempunyai tugas-tugas khusus yang harus
dilaksanakan. Tugas-tugas khusus itulah yang bisa disebut fungsi-fungsi
manajemen. Sebagai suatu fungsi, fungsi manajemen berdasarkan pendapat
George R. Terry dalam Daryanto (2013:47). adalah proses fungsi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
Berdasarkan observasi peneliti, di MTs NU Salatiga sudah ada
manajemen kompetensi pedagogi guru dan sudah diterapkan. Tetapi,
6
kenyataan belum 100% guru mengikuti prosedur yang diterapkan tersebut,
melainkan hanya 60% persen saja yang sudah melaksanakan penerapan
manajemen tersebut. Untuk mendorong kesemangatan guru dalam
melaksanakan manajemen yang sudah diterapkan tersebut yaitu dengan cara
memberi hadiah bagi guru yang sudah melaksanakan manajemen tersebut.
Hadiah yang diberikan guru tentunya tidak fokus dalam bentuk materi
melainkan dalam bentuk ucapan selamat dan lainnya.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis
tertarik mengadakan penelitian ilmiah dengan judul “FUNGSI
MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU
SALATIGA TAHUN 2015”
7
B. Fokus Penelitian
Mengacu pada latar belakang masalah secara definitif masalah yang
penulis teliti dapat dirumuskan, sebagai berikut:
1. Bagaimana guru MTs NU Salatiga merencanakan kompetensi pedagogi
tahun 2015?
2. Bagaimana guru MTs NU Salatiga mengorganisir kompetensi pedagogi
guru tahun 2015?
3. Bagaimana guru MTs NU Salatiga menggerakkan kompetensi pedagogi
guru tahun 2015?
4. Bagaimana guru MTs NU Salatiga mengkontrol kompetensi pedagogi
guru tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai melalui
kegiatan penelitian. Sesuai dengan pokok permasalahan tersebut, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui perencanaan kompetensi pedagogi bagi guru MTs
NU Salatiga tahun 2015.
2. Untuk mengetahui mengorganisir kompetensi pedagogi bagi guru MTs
NU Salatiga tahun 2015.
3. Untuk mengetahui menggerakkan kompetensi pedagogi bagi guru MTs
NU Salatiga tahun 2015.
4. Untuk mengetahui mengendalikan kompetensi pedagogi bagi guru MTs
NU Salatiga tahun 2015.
8
D. Manfaat Penulisan Skripsi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang
jelas. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktik maupun secara teoritik, yaitu:
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi Siswa
Siswa diharapkan dapat memotivasi belajar siswa serta menjadi
dorongan untuk meningkatkan prestasi belajar dalam kegiatan belajar
mengajar.
b. Bagi Guru
Guru diharapkan untuk meningkatkan kompetensi pedagogi sebagai
kompetensi yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Bagi Lembaga
Lembaga MTs NU Salatiga dapat memperoleh pemahaman tentang
arti pentingnya fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru
dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan dan meningkatan kualitas pengajaran pada umumnya
yang diperoleh dari penelitian.
b. Adanya pemahama guru di MTs NU Salatiga tentang pentinnya
fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM).
9
E. Penegasan Istilah
Menghindari kemungkinan terjadi penafsiran yang berbeda dengan
maksud utama penulis dalam penggunaan kata dalam judul penelitian ini,
perlu penjelasan dalam istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel
penelitian. Istilah yang perlu penjelasan sebagai berikut:
1. Fungsi Manajemen
Fungsi adalah jabatan (yang dilakukan); pekerjaan yang
dilakukan (Kamus umum bahasa indonesia, 1982:283). Sedangkan
manajemen merupakan proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai tujuan (Kamus besar Bahasa Indonesia, 1990:553).
2. Kompetensi Pedagogi
Kompetensi merupakan kewenangan, kekuasaan untuk
memutuskan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:453).
Sedangkan pedagogi merupakan ilmu pendidikan, ilmu pengajaran,
menguasai pengetahuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:657).
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan dan Jenis penelitian
deskriptif kualitatif (Moleong, 2001:7). Penelitian kualitatif menggunakan
desain yang secara terus–menerus disesuaikan dengan kenyataan
lapangan. Desain ini tidak tersusun secara ketat dan kaku, sehingga dapat
diubah dan disesuaikan dengan pengetahuan baru yang ditemukan.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat gamabaran
10
tentang suatu hal secara sistematis, factual dan akurat. Data yang telah
terkumpul disusun, dianalisis, dan disimpulkan sehingga memberikan
suatu gambaran tentang hasil penelitian yang sistematis dan nyata.
Menurut Lexy Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis,
gambar dan bukan angka, yang mana data diperoleh dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Dengan penelitian kualitatif ini diharapkan
peneliti dapat memperoleh data secara mendetail tentang hal-hal yang
diteliti karena adanya hubungan langsug dengan responden atau obyek
penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian yang
bersifat kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Permasalahan
utama yang dibahas dalam skripsi ini yaitu fungsi manajemen kompetensi
pedagogi guru bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015.
Tujuan dari penelitian diskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran, faktual dan akurat, mengenal fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Ciri penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan mengenai
situasi atau kejadian. Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif
survai yang merupakan penyelidikan yang ada dan mencari keterangan-
keterangan secara faktual.
11
2. Kehadiran Penelitian
Sesuai pendekatan kualitatif, maka semua fakta berupa kata-kata
maupun tulisan dari sumber yang telah diamati dan dokumen yang terkait
disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya ditela’ah guna
menemukan makna. Oleh karena itu, kehadiran peneliti sangat penting
yaitu peneliti bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai
pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam
penelitian
3. Lokasi Penelitian
Peneliti memilih lokasi di Madrsah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama
Salatiga tahun pelajaran 2015.
4. Sumber Data
Data yang dikutip oleh Moleong (2000:157) Sumber utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data dalam penelitian ini adalah
semua data atau informasi yang diperoleh dari informasi yang dianggap
penting, selain itu data juga dihasilkan dari dokumentasi yang menunjang.
Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kata-kata atau tindakan (Moleong, 2002:112).
Data yang berbentuk kata-kata diambil dari informan atau
responden pada waktu wawancara. Data-data tersebut berupa
keterangan dari para informan dari beberapa pihak diantaranya:
kepala sekolah dan guru.
12
b. Data tertulis (Dokumentasi)
Data yang berbentuk tulisan diperoleh dari warga sekolah dan
dokumen-dokumen lain yang tentunya masih berkaitan dengan
subjek penelitian.
c. Foto (Moleong, 2002:114).
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh
beberapa foto tentang “ Fungsi Manajemen Kompetensi Pedagogi
Guru Bagi Guru Madrsah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga
tahun 2014/2015.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
a. Wawancara (interview)
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang
diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai
suatu hal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
1990:1009). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan dua pihak, yaitu pewancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011:186).
Teknik wawancara dilakukan secara formal dan intensif
sehingga akan mampu memperoleh informasi sebanyak mungkin
secara jujur dan detail. Teknik wawancara digunakan untuk
13
menggali data dari guru tentang fungsi manajemen kompetensi
pedagogi guru.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan, peninjauan secara cermat
(Kamus besar Bahasa Indonesia, 1990:623). Metode ini digunakan
untuk mengetahui dan mengamati secara langsung tentang aktivitas
guru yang berkaitan dengan fungsi manajemen kompetensi pedagogi
guru, aktivitas penyusunan RPP dan pengembangan silabus, serta
ketersediaan sarana dan media pembelajaran.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan dan
penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1990:211). Metode dokumentasi digunakan untuk
mendapatkan data dokumentasi perencanaan pembelajaran yang
meliputi silabus dan RPP berupa buku acuan dan foto-foto
pembelajaran, serta dokumentasi sarana dan media pembelajaran
mata pelajaran.
6. Analisis Data
Metode yang di gunakan peneliti untuk menganalisis data terdiri
dari 3 kegiatan: pertama, pengumpulan data dan melakukan reduksi data,
yaitu menggolongkan, menyederhanakan, mengorganisasikan (display
data, memilah, membuang data yang tidak diperlukan, serta triangulasi
data atau pengecekan keabsahan data. Kedua, data disajikan dalam bentuk
14
narasi. Ketiga, penarikan simpulan dari data yang telah disajikan.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
pendekatan deskriptif. Sehingga data yag disajikan berupa kata-kata
tertulis dari hasil penelitian serta tidak menggunakan alat ukur.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menentukan keabsahan data yang diperoleh benar-benar
obyektif, maka peneliti melakukan pemeriksaan data dengan metode
triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding. Teknik triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini
adalah triangulasi sumber (Moleong, 2002:173). Triangulasi sumber dapat
ditempuh dengan jalan sebagai berikut: a. Membandingkan data pengamatan
dengan hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang
didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. c. Membandingkan
keadaan dan pandangan seseorang dengan berbagai pendapat orang lain. d.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (
Moleong, 2002:178). Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi
yaitu membandingkan data pengamatan dengan hasil wawacara dan
membandingkan hasil wawacara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
dengan fungsi manajemen pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015.
Contoh dari Membandingkan data pengamatan dengan hasil wawancara pada
kompetensi pedagogi guru MTs NU Salatiga adalah guru terlihat siap dalam
menyampaika materi karena sebelum pembelajaran berlangsung guru sudah
15
merecanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan membandingkan
pedagogi guru dalam memanajemenkan pengajaran. Contoh dari
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
yaitu berdasarkan observasi peneliti, di MTs NU Salatiga sudah ada
manajemen kompetensi pedagogi guru dan sudah diterapkan. Tetapi,
kenyataan belum 100% guru mengikuti prosedur yang diterapkan tersebut,
melainkan hanya 60% persen saja yang sudah melaksanakan penerapan
manajemen tersebut. Untuk mendorong kesemangatan guru dalam
melaksanakan manajemen yang sudah diterapkan tersebut yaitu dengan cara
memberi hadiah bagi guru yang sudah melaksanakan manajemen tersebut.
8. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
a. Tahap pra lapangan
1) Mengajukan judul penelitian
2) Menysun proposal penelitian
3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing
b. Tahap pekerjaan lapangan
1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian
2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus
penelitian
3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan
c. Tahap analisis data meliputi kegiatan
1) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian
16
2) Pengecekan keabsahan data
3) Tahap penulisan laporan penelitian
d. Tahap penulisan laporan
1) Penulisan hasil penelitian
2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing
3) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian
4). Ujian munakosah skripsi
G. Sistematika Penulisan
17
Sistematika penulisan untuk mempermudah pembahasan dalam
memahami isi skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN memuat berisi tentang latar belakang masalah,
fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian, serta sistematika penulisan
skripsi.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA berisi tentang menjelaskan landasan teori,
fungsi manjemen, kompetensi pedagogi, dan macam-macam
kompetensi pedagogi.
BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN bagian ini
menjelaskan bagian paparan data dan temuan temuan penelitian,
menjelaskan tentang gambaran umum MTs NU Salatiga. (Letak
geografis, sejarah, identitas, visi misi, data guru, siswa, keadaan
sekolah, struktur organisasi, dan menjelaskan tentang gambaran
umum MTs NU Salatig). Serta hasil wawancara.
BAB IV : PEMBAHASAN berisi tentang pemahaman yang merupakan
bagian yang menjelaskan temuan penelitian tentang fungsi
manajemen pada kompetensi pedagogi guru bagi guru MTs NU
Salatiga tahun 2015.
BAB V : PENUTUP menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian dan
saran-saran dalam penelitian.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen dapat di identivikasi kepemimpinan. Manajemen
adalah sebuah proses yang khas terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan serta evaluasi yang
dilakukan pihak pengelola organisasi untuk mencapai tujuan bersama
dengan memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
(Daryanto, 2013:41).
Secara umum, manajemen di definisikan sebagai kemampuan
atau keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai
tujuan tertentu melalui atau dengan cara menggerakkan orang lain
(Sopianti, 2010:25). Manajemen sering di kaitkan sebagai ilmu, kiat, dan
profesi. Dikatakan sebagai ilmu, menurut Luther Gulick, karena
manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara
19
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja
sama. Dikatakan sebagai kiat, menurut follet, karena manajemen
mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain
menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi, karena manajemen
dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer,
dan para profesional dituntut oleh suatu kode etik (Asmani, 2009:70).
Manajemen menurut Terry, manajemen adalah proses, yakni
aktivitas yang terdiri dari empat sub aktivitas yang masing-masing
merupakan fungsi fundamental. Keempat sub aktivitas itu yang dalam
dunia manajemen sebagai P.O.A.C. adalah planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), controlling
(pengawasan).
2. Fungsi Manajemen
Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan
segala sesuatu secara mantap untuk melahirkan keyakinan yang
berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan dan memiliki
manfaat. Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai tugas-
tugas khusus yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas itulah yang biasa
disebut fungsi-fungsi manajemen.
Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan
segala sesuatu secara mantap untuk melahirkan keyakinan yang
berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan dan memiliki
manfaat. Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai tugas-
20
tugas khusus yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas itulah yang biasa
disebut fungsi-fungsi manajemen. Untuk mencapai suatu tujuan
diperlukan usaha-usaha sistematis yang dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh serta secara efektif dan efesien. Usaha sistematis dalam sebuah
manajemen tersebut dapat disebut dengan fungsi manajenen.
Fungsi-fungsi manajemen akan dipaparkan dari beberapa
pendapat para ahli manajemen yaitu:
a. Fungsi manajemen menurut Koont O’ Donnel and Niclender antara
lain: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing
(penyusunan pegawai), directing (pemberian bimbingan), dan
controlling (pengendalian).
b. Fungsi manajemen menurut Newman antara lain: planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), assebling (perwakilan),
resources (penggalian sumber), directing (pemberian bimbingan), dan
controlling (pengendalian).
c. Fungsi manajemen menurut Herbert G. Hicks antara lain: creating
(kreasi), planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
motivating (motivasi), communicating (komunikasi), dan controlling
(pengawasan).
d. Fungsi manajemen menurut Sondang P. Siagian antara lain: planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), controlling
(pengendalian) dan evaluating (penilaian).
21
3. Proses Manajemen
Proses manajemen Menurut George Terry, dalam Daryanto
(2013:43) meliputi empat komponen yang disingkat dengan POAC,
yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling.
a. Perencanaan
Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistematik
dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang
akan dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka usaha usha
mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Perencanaan merupakan
kegiatan pertama yang harus dilakukan dalam rangka proses
administrasi. Perencanaan merupakan persiapan yang harus dilakukan
sebelum suatu usaha apapun (Mulyono, 2008:25). Perencanaan
merupakan titik tolak bagi pelaksanaan dan sekaligus merupakan
penuntun ke arah mana kegiatan harus dilakukan (Fadjar, 1993:51).
Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistematik
dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang
akan dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka usaha mencapai
22
tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan ini mengandung arti:
Pertama, manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran
(tujuan) dan tindakan berdasarkan pada beberapa metode, rencana,
atau logika dan bukan berdasarkan perasaan. Kedua, rencana
mengarahkan tujuan organisasi dalam menetapkan prosedur terbaik
untuk mencapai tujuan. Ketiga, di samping itu, rencana merupakan
pedoman untuk: (a) organisasi memperoleh dan menggunakan sumber
data yang diperlukan untuk mencapai tujuan, (b) anggota organisasi
melakukan aktivitas yang konsisten dengan tujuan dan prosedur yng
sudah ditetapkan, dan (c) memonitor dan mengukur kemajuan untuk
mencapai tujuan, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila
kemajuan tidak memuaskan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian merupakan kelanjutan dari perencanaan.
Setelah direncanakan apa yang telah dicapai, bagaimana mencapainya,
dan bagaimana kita perlu mengadakan penglompokan kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan. Maksud dari pengorganisasian ini
adalah agar semua pekerjaan dapat berjalan pada waktunya (Fadjar,
1993:51).
Pengorganisasian adalah menyusun hubungan perilaku yang
efektif antar personalia, sehingga mereka dapat bekerja sama secara
efesien dan memperoleh keputusan pribadi dalam melaksanakan
23
tugas-tugas dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai tujuan
dan sasaran tertentu George R. Terry dalam Daryanto (2013:283).
c. Penggerak (Actuating)
Setelah kegiatan perencanaan/pengorganisasian pemimpin
perlu dapat menggerakkan kelompok secara efektif dan efisien kearah
pencapai tujuan, dalam penggerakan ini pemimpin membutuhkan
berbagai sarana yang meliputi komunikasi, kepemimpinan,
perundingan-perundingan (musyawarah), pemberian instruksi dan
lain-lain. Dengan pergerakan ini, pemimpin menggerakkan anggota
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila
tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan
kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia
yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja
yang telah disusun, kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu
dilakukan penyesuaian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan
tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing
SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang
telah ditetapkan.
d. Pengendalian (Controlling).
24
Pengendalian sangat diperlukan agar pekerjaan berjalan sesuai
dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan
pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi
hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang
berbeda, tetapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat
diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam
tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga
dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan
perkembangan zaman.
Pengawasan dalam manajemen suatu lembaga merupakan
suatu bentuk evaluasi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang akan
terlaksana, sehingga hasil dan rencana pelaksanaan sesuai dengan
yang telah disusun dan ditetapkan. Melalui empat tahap itulah
manajemen dapat bergerak, namun hal ini sangat bergantung dengan
tingkat kepemimpinan seorang manajer. Artinya adalah proses
manajerial sebuah organisasi akan bergerak apabila manajernya
mengerti dan faham secara benar akan apa yang dilakukan (prinsip
P.O.A.C.) yang prosesnya saling berkaitan dan saling menentukan
satu sama lain antar komponen organisasi.
B. Kompetensi Pedagogi Guru
1. Pengertian Guru
25
Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam
mengukir masa depannya (Asmani, 2009:17). Pengertian Guru
sebagaimana yang tercantum dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
adalah orang yang pekerjaan, mata pencaharian atau profesinya mengajar
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976:288).
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, guru adalah
seserang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk
kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya
dengan anak didik, sehingga menjunjung tiggi, mengembangkan dan
menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan, keilmuan.
Berikut ini pengertian guru dijelaskan dalam kesimpulan yang
dikemukakan beberapa pendapat para ahli yaitu: Guru dapat diartikan
sebagai orang yang tugas atau profesinya mengajar, mendidik,
membimbing, dengan upaya mencerdaskan kehiduan bangsa dalam
semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal,
maupun aspek lainnya Suparlan, (2005:12); Mujtahid, (2009:33); dan
Fakhruddin (2009:73).
2. Tugas Guru
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bab 1
pasal 1, dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
26
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
(Kementerian Pendidikan Nasional, 2005:3).
Tugas guru dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Guru Sebagai Pendidik
Tugas guru menurut Asmani (2009:39). Sebagai pendidik
tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan
materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang Guru,
ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti
informasi, dan responsif, terhadap masalah kekinian sangat
menunjang peningkatan kualitas ilmu guru.
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan bab 11 pasal 39 ayat 2, dijelaskan bahwa
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyaraka (UU RI tentang Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan, 2007:31).
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena
itu, guru harus harus memiliki standar kualitas peribadi tertentu,
yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin
(Mulyasa, 2011:37).
b. Guru Sebagai Pemimpin
27
Guru sebagai pemimpin menurut Asmani (2009:39). Guru
juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa menguasai,
mengendalikan, dan mengarahkan, kelas menuju tercapainya tujuan
pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin guru juga
harus pandai membaca potensi anak didiknya yang beragam, dan
mampu menggunakan multi pendekatan dalam menyesuaikan
potensi dan spesifikasi yang beragam dari murid-muridnya. Harus
memberikan sanksi kepada anak didiknya yang melanggar aturan
dengan tegas, adil, dan bijaksana.
c. Guru Sebagai Fasilitator
Guru sebagai fasilitator menurut Mulyasa (2008:53). Tugas
guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik,
tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan
kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta
didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan,
gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan
pendapat secara terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik
untuk tumbuh dan berkembang untuk menjadi manusia yang siap
beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era
globalisasi yang penuh berbagai tantangan.
Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk
menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Anak harus
di biarkan mengeksplorasi potensinya dan memilih potensi terbaik
28
yang dimiliki sebagai jalur hidupnya dimasa depan. Guru sebagai
fasilitator sedikitnya harus memiliki tujuh sikap seperti diidentifikasi
Rogers (dalam knowles,1984), sebagai berikut:
1) Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinan atau
kurang terbuka.
2) Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang
aspirasi dan perasaannya.
3) Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inofatif, dan
kreatif, bahkan yang sulit sekalipun.
4) Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan
peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran.
5) Dapat menerima komentar balik (feedback), baik yang bersifat
positif maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan
yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya.
6) Toleran terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama
proses pembelajaran.
7) Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka
sudah tau prestasi yang sudah dicapainya.
d. Guru Sebagai Motivator
Guru proses pembelajaran menurut Mujtahid (2009:119).
Motivasi merupakan penentu keberhasilan. Seorang guru
seyogyanya memerankan diri sebagai motivator murid-muridnya,
teman sejawadnya, serta lingkungannya. Motivasi berasal dari kata
29
motif, yang artinya daya penggerak yang ada dalam diri seseorang
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu
tujuan.
Sebagai seoarang motivator, guru adalah psikolog yang
diharapkan mampu menyelami psikologi anak didiknya, sehingga
mengetahui kondisi lahir batinnya. Dari pengetahuan ini, seorang
guru akan mencari motivasi model apa yang cocok bagi anak
didiknya. Motivasi yang diberikan seorang guru, apalagi karena sang
guru telah berhasil memerankan diri sebagai orang tua kedua bagi
anak didik, akan sangat berkesan. Dengan motivasi tersebut, anak
didik akan memiliki semangat baru dalam menyiapkan semua hal
yang bergelayut dalam kehidupan ini, tentunya terutama yang
diajarkan disekolah (Fakhruddin, 2010:85). Sebagai motivator, guru
harus mampu mengembangkan motivasi belajar, dengan
meperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut (Mulyasa, 2008:59).
1) Peserta didik akan bekerja keras apabila memiliki minat
terhadap pekerjaannya.
2) Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti
3) Memberikan penghargaan terhadap peserta didik atas hasil kerja
kerasnya.
4) Menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat.
5) Memberikan penilaian dengan adil dan transparan.
e. Guru sebagai Administrator
30
Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat
dalam dirinya, dari muali melamar menjadi guru, kemudian diterima
dengan bukti surat keputusan yayasan, sutrat instruksi kepala
sekolah, dan lain-lain.
f. Guru sebagai Pemacu (Mulyasa, 2008:63).
Guru sebagai pemacu menurut Mulyasa (2008:63). Guru
harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan
belajar bagi peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya
secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan
menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut:
1) Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
2) Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para
peserta didik.
3) Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan
melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.
Sebagai pemberi inspirasi belajar, guru harus mampu
memerankan diri dan memberikan inspirasi bagi peserta didik,
sehingga kegiatan belajar dan pembelajran dapat membangkitkan
berbagi pemikiran, gagasan, dan ide-ide baru. Belajar yang kondusif
harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangakan:
seperti sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan
sikap guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan
guru dan diantara para peserta didik itu sendiri, serta penataan
31
organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan
kemampuan dan perkembangan peserta didik. Belajar yang
menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan
aktifitas serta kreatifitas peserta didik
C. Kompetensi Pedagogi
1. Pengertian Kompetensi Pedagogi
a. Pengertian Kompetensi
Kompetensi menurut UU No. 13 tahun 2003 pasal 1 ayat 10
tentang ketenagakerjaan menyatakan: kompetensi adalah kemampuan
kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Berdasarkan hal diatas, pengertian kompetensi dapat
diartikan sebagai kemampuan, kecakapan, pengalaman, dan
keterampilan seseorang dengan tugas, jabatan dan profesinya. Dalam
konteks kependidikan, kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-
perilaku, dan keterampilan yang tercermin dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak (Harsanto, 2007:130).
b. Pengertian Pedagogi
Pedagogi dalam etimologi berasal kata “pedagogi” yang
berasal dari bahasa Yunani kuno paidagogeo; dari pais yang artinya
32
anak, dan ‘agi artinya membimbing. Secara literal adalah
membimbing anak. Dalam kamus besar bahasa indonesia pedagogi
adalah ilmu pendidian atau pengajaran yang merupakan syarat
penting bagi guru (pusat pengembangan dan pembinaan
bahasa,1990:657).
Pedagogi adalah praktek cara seorang mengajar ilmu
pengetahuan dan prinsip-prinsip cara mengajar. Kata yang
berhubungan dengan pedagogi yaitu pendidikan. Sekarang digunakan
untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan
berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut.
2. Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau
dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku
perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan
fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang
pendidikan (Suparlan, 2005:93).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007
tentang guru, dinyatakan bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru meliputi kompetensi pedaogik, kompetensi keperibadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi. Kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan
merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan
saling mendukung.
33
Undang-Undang Republik IndonesiaI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(UUGD), mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
dan sertifikasi pendidik. Kualifikasi akademik guru pada semua jenis dan
jenjang pendidikan diperoleh melalui pendidikan tinggi melalui program
sarjana atau diploma empat (S1/D-IV). Kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam UUGD Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,
keperibadian, sosial, dan profesional.
Kompetensi keguruan meliputi kompetensi keperibadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (Samana,1994:53).
a. Kompetensi Pedagogi
Kompetensi pedagogi adalah pemahaman guru terhadap
peserta didik, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan anak didik untuk megaktualisasikan
sebagai potensi yang dimilikinya (Wibowo dan Hamrin, 2012:110).
Menurut pasal 3 ayat 4 PP No 74 tahun 2008 tentang guru,
Konpetensi pedagogi adalah kemampuan menglola pembelajaran
peserta didik yang mliputi pemahan terhadap peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
kompetensi yang dimilikinya (Peraturan pemerintah, 2008:3).
34
Kompetensi pedagogi, meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, sebagai
berikut: (Mulyasa, 2008:75).
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
Secara pedagogis, kompetensi guru dalam mengelola
pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Secara
operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut
tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian.
Guru diharapkan membimbing dan mengarahkan
pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif, serta
melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Dalam proses
pengembangan program, guru hendaknya tidak membatsi diri
padapembelajaran dalam arti sempit, tetapi harus
menghubungkan program-program pembelajaran dengan
seluruh kehidupan peserta didik.
2) Pemahaman terhadap peserta didik
Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah
satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya
terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari pesrta
didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, krativitas, cacat fisik, dan
35
perkembangan kognitif. Sebagai tenaga pendidik harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang
pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem
yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan
yang tepat. Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah
satu kompetensi pedagogi yang harus dimiliki guru.
Guru untuk memahami pemahaman terhadap peserta
didik sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru
dari peserta didiknya, antara lain:
a) Tingkat Kecerdasan
Guru untuk mengetahui tingkat kecerdasan terhadap peserta
didik antara lain:
(1) Mengetahui IQ tingkat terendah adalah mereka yang
memiliki IQ antara 0-50, mereka tergolong tidak dapat
dididik atau dilatih.
(2) Mengetahui IQ tingkat menengah adalah merek yang
memiliki IQ antara 50-70 dan dikenal dengan golongan
moron, yaitu keterbartasan dan keterlambatan mental
(3) Mengetahui IQ tingkt atas adalah mereka yang memiliki
IQ antara 0-110, mereka bisa belajar secara normal,
cepat mengerti, dan superior
b) Kreativitas
36
Kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi
kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan
pengawasan yang tidak terlalu ketat. Secara umum guru
diharapkan menciptakan kondisi yang baik, yang
memungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan
kreativitasnya, antara lain dengan tekhnik kerja kelompok
kecil, penugasan dan mensponsori pelaksanaan proyek.
Kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi
kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan
pengawasan diri tidak terlalu ketat. Orang-orang yang
kreatif telah muncul di tiap masa. Jika pendidikan berhasil
dengan baik, maka sejumlah orang kreatif akan lahir karena
tugas utama pendidikan adalah menciptakan orang-orang
yang mampu melakukan sesuatu yang baru, tidak hanya
mengulang apa yang telah dikerjakan oleh generasi lain.
c) Kondisi Fisik
Kondisi fisik antara lain berkaitan dengan
peglihatan, pendengaran, kemampuan berbicara, pincang,
dan lumpuh karena kerusakan otak. Terhadap peserta didik
yang memiliki kelainan fisik diperlukan sikap dan layanan
yang berbeda dalam rangka membantu perkembangan
pribadi mereka.
3) Pengembangan Kurikulum atau Silabus
37
Kurikulum adalah keseluruhah hasil belajar yang
direncanakan dan dibawah tanggung jawab sekolah (Poham dan
Baker, 1992:43). Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran di
sekolah atau di akademik yang harus ditempuh siswa untuk
menempuh suatu tingkat atau ijazah (Nurdin dan Basyirudin,
2003:34). Kurikulum merupakan sarana terwjudnya proses
kegiatan pendidikan, dan sarana tercapainya pendidikan.
Hubungan antara pendidkan dan kurikulum adalah hubungan
antara tujuan dan isi pendidikan. Suatu tujuan akan tercapai bila
isi pendidikan tepat dan relevan dengan tujuan tersebut.
Kurikulum merupakan pedoman untuk melaksanakan
program pengajaran. Pengajaran itu sendiri terdiri dari
komponen-komponen alat pendidikan, anak didik, guru, dan
situasi pendidikan. Oleh karena itu Kurikulum merupakan isi
dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan (Nurgiyantoro,
29:1988). Analisis tentang kurikulum sekolah dengan begitu
perlu mengeksplorasi empat elemen kunci kurikulum antara
lain: Satu, tujuan dan sasaran pendidikan. Dua, isi. Tiga, metode
mengajar, Empat, hasil dan praktik penilaian (Kyriacou,
2009:316).
Pendidikan guru sebagaimana halnya pada profesi-
profesi lainnya, yang menjadi pusat keputusan kurikulum adalah
perumusan, pendefinisian, dan penilaian terhadap tujuan-tujuan
38
suatu program. Tujuan bukan saja merupakan standar dalam
rangka pengembangan kurikulum secara menyeluruh, melainkan
juga mendasari pemilihan komponen-komponen kurikulum
(Hamalik, 2002:65). Struktur kurikulum merupakan pola dan
susunan mata pelajaran yang hrus ditempuh oleh peserta didik
dalam kegiatan pembelajran. Muatan kurikulum pada setiap
mata pelajaran, dan pada setiap satuan pendidikan dituangkan
dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai
dengan beban belajar yang tercantum dalam kurikulum (Yamin,
2008:159).
Guru memeliki kemampuan mengembangkan
kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi
spesifik lingkungan sekolah. Kegiatan pengembangan
kurikulum ditingkat satuan pendidikan memerlukan suatu model
yang dijadikan model landasan teoritis untuk melaksanakan
kegitan tersebut (Hidayat, 2013:79).
Ada empat tahap dalam pengembangan kurikulum
(Arifin, 2012:41-46) keempat tahap tersebut adalah:
a) Pengembangan kurikulum pada tingkat makro.
b) Pengembangan kurikulum pada tingkat institusi (sekolah).
c) Pengembangan kurikulum pada tingkat pelajaran (bidang
studi).
39
d) Pengembangan kurikulum pada tingkat pembelajaran di
kelas.
4) Perancangan pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu
kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan
bermuara pada pelaksanaan pembelaaran. Perencanaan
pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu
identifikasi, kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan
penyusunan program pembelajaran.
5) Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis
Pembelajaran yang mendidik dan dialogis merupakan
respon terhadap praktek pendidikan anti realitas, yang menurut
Freire (2003) harus diarahkan pada proses menghadap masalah.
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik
(Mulyasa, 2008:102).
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama
adalah mengkondisikan lingkungan agara menunjang terjadinya
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.
Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pre tes
(tes awal), proses, dan post tes (tes akhir).
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
40
Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan
pembelajaran (elearning) dimaksudkan untuk memudahkan atau
mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru
dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan
mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem sistem
jaringan komputer yang dapat diakses oleg peserta didik.
7) Evaluasi hasil belajar
a) Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan
perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang
dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan
dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, serta
penilaian program. Guru harus bertanggung jawab atas
penyempurnaan pengajaran, maka guru harus mengevaluasi
pengajarannya itu agar guru mengetahui perubahan apa yang
seharusnya diadakan (Baker dan Popham, 1992:112).
Evaluasi hasil belajar dapat diambil melalui penilaian kelas,
Tes kemampuan dasar, dan Penilaian akhir satuan pendidikan
dan sertifikasi.
a) Penilaian kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan
umum, dan ujian akhir.
b) Tes kemampuan dasar
41
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang
diperlukan dalam rangka memperbaiki program
pembelajaran.
c) Penilaian akhir satuan pendidikan dn sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran
diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan
gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan
belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.
8) Pengembangan peserta didik
Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari
kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, untuk
mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimiliki oles
setiap peserta didik. Pengembangan peserta didikdapat
dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui
kegiatan ekstra kurikuler(ekskual), pengayaan dan remidial,
serta bimbingan dan konseling (BK).
b. Kompetensi keperibadian
Kompetensi keperibadian dalam Standar Nasional Pendidikan,
penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang
dimkasud dengan kompetensi keperibadian adalah kemampuan
keperibadian yang mantap, stabil. Dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi
42
keperibadian merupakan modal dasar bagi guru dalam menjalankan
tugasnya secara profesional. Kompetensi keperibadian ini, berupa
keperibadian yang mntap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan
akhlak mulia, sehingga menjadi teladan (Hamarin dan Wibowo,
2012:113).
c. Kompetensi Profesional
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat
3 butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta
didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan.
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan
materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan
yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodologi keilmuannya. Dalam bagian ini, akan diulas tentang
kompetensi profesional antara lain: Guru dituntut menguasai bahan
ajar, guru mampu menglola bahan ajar, guru mampu mengelola kelas,
guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran, guru
43
menguasai landasan-landasan kependidikan, guru mampu mengikuti
penyelenggaraan administrasi sekolah (Samana, 1994:61).
d. Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat
3 butir d di kemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
soial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orng tua peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
3. Fungsi Manajemen dalam Kompetensi Pedagogi Guru
Profesi guru, seperti juga profesi-profesi lainnya, bukanlah
profesi yang sudah jadi. Artinya, menjadi guru berarti terus menerus
merubah diri karena pengalaman mendidik adalah bukan penglaman
rutin. Seperti yang telah ditunjukkan di dalam pedagogik transformasi,
guru adalah salah satu pelaku dalam tindakan pedagogis (Tilaar,
2012:377). Manajemen tenaga kependidikan (Guru dan personalia)
mencakup (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3) pembinaan,(4) promosi
dan mutasi, (5) pemberhentian, (6) kompetensi dan (7) penilaian
(evaluasi) (Mulyasa, 2002:42). Semua itu perlu dilakukan dengan baik
dan benar agar apa yang diharapkan akan tercapai, yakni terjadinya
tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan
yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan
berkualitas.
44
Fungsi manajamen berkaitan dengan perencanaan atau
penyusunan program, pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan evaluasi.
Fungsi-fungsi pedagogik berkenaan dengan penerapan ilmu pengetahuan
tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar. Keseluruhan
aktivitas keduanya terangkum pada makna kata pembelajaran. kegiatan
pembelajaran terdapat dua ranah yang penting untuk kita bedakan.
Pertama, bagaimana fungsi-fungsi manajemen berproses dalam
pengorganisasian kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini lembaga
pendidikan mengembangkan kegiatan perencanaan, melaksanakan,
melakukan kegiatan monitoring atau pengawasan, melaksanakan
evaluasi, dan perbaikan mutu. Dalam pengelolaan standar, pada tiap
fungsi manajemen dapat ditetapkan pula standarnya yang ditunjukan
dengan indikator dan kriteria keberhasilannya.
Komponen yang kedua menjalankan fungsi pedagogik. Ranah ini
berkenaan dengan bagaimana sekolah atau pendidik memahami tentang
hakekat belajar, bagaimana siswa belajar, bagaimana informasi siswa
kuasai. Hal penting lain ranah pedagogis ini sangat erat pula kaitannya
dengan mekanisme fisik dan psikologis siswa dalam melakukan aktivitas
belajar. Standar pada ranah pedagogis dapat dikembangkan indikator-
indikator yang berkaitan dengan daya serap siswa seperti kriteria
ketuntasan minimal, aktivitas siswa belajar, kesungguhan belajar yang
ditunjukkan dengan keterfokusan perhatian, suasana belajar yang
menyenangkan, menantang, dan memberi ruang gerak pada tumbuhnya
45
inisatif baru atau berkembangnya gagasan baru sebagai penyempurnaan
dari model yang sudah ada.
Kompetensi yang perlu pendidik miliki dalam mengoptimalkan
hasil belajar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
menangani manajemen pembelajaran yang berkaitan dengan fungsi
manajemen yaitu perencanaan, penyelenggaraan kegiatan, monitoring,
evaluasi dan perbaikan. Sedangkan dalam wilayah pedagogis pendidik
perlu mengembangkan kemampuan untuk mamahami siswa belajar dan
menentukan strategi mengajar agar proses pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan siswa belajar. Targetnya adalah agar siswa mempelajari apa
yang guru ajarkan dan memperkaya dengan pelajaran yang belum guru
ajarkan (Penglolaan pembelajaran, 2014:2).
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan
pegawai guru), baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang
dan masa depan. Penyusunan rencana yang baik dan tepat memerlukan
informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau tugas yang harus
dilakukan. Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan guru pada suatu lembaga. Untuk mendapatkan guru yang
sesuai dengan kompetensi pedagogi, dilakukan kegiatan rekruitmen,
yaitu usaha mencari guru yang baik dan tercakap.
Pengorganisasian senantiasa menginginkan agar guru-guru
meningkatkan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap
pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi pedagogi adalah balas jasa
46
yang diberikan kepada guru, yang dapat dinilai dengan menggunakan
uang dan mempunyai kecendrungan diberikan secara tetap. Tugas Kepala
Sekolah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga kependidikan
bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan
tercapainya tujuan sekolah, tetapi juga tujuan tenaga kependidikan guru
secara pribadi.
Secara normatif, dalam UU No 14 Tahun 2005 bab 1 Ketentuan
umum pasa 1 ayat 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional
dengan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Jika kita perhatikan secara kontekstual isi pasal tersebut, maka
tugas guru selain telah terinci diatas, sesungguhnya tidak bisa di lepaskan
dengan kegiatan administrasi. Guru adalah orang yang menjalankan
tugas-tugas administrasi sistem sekolah yang menyangkut segala
rangkaian program kegiatan, baik kegiatan yang terencana maupun
kegiatan insidental guna mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang
diinginkan. Dijelaskan dalam pasal 29 ayat 1, juga dijelaskan bahwa guru
meupakan bagian dari tenaga pendidikan. Yaitu “tenaga kependidikan
bertugas melaksanakan administrasi, penglolaan, pengembangan
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada suatu pendidikan”.
a. Guru Sebagai Perencanaan
47
Perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan di masa yang
akan datang untuk mencapai tujuan (Usman, 2006:49). Menjadi
seorang administrator, berarti tugas guru ialah, merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengawasi, dan mengevaluasi
program kegiatan dalam jangka pendek, menengah ataupun jangka
panjang yang menjadi pereoritas tujuan sekolah. Untuk mendukung
terpenuhinya kebutuhan utama sekolah, maka tugas perancng yaitu:
menyusun kegiatan akademik, (kurikulum dan pembelajaran),
menyusun kegiatan kesiswaan, menyusun kegiatan sarana-prasarana
dan mengestimasi sumber-sumber pembiayaan operasional sekolah,
serta menjalin hubungan dengan orng tua, masyrakat dan instansi
terkait.
Guru dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan guru, yaitu:
1) Mengerti dan memahami visi-misi dan tujuan lembaga sekolah atau
madrasah. Guru dapat menjabarkannya kedalam sebuah isi
(countent), menyusun kegiatan kesiswaan, penciptakan
kultur/budaya sekolah, serta membangun penguatan kelembagaan
yang sehat dan berkualitas.
2) Mampu menganalisis data-data yang terkait masalah perubahan
kurikulum, perkembangan peserta didik, kebutuhan sumber belajar
dan pembelajaran, strategi pembelajaran, perkembangan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi.
48
3) Mampu peroritas program sekolah secara terukur dan sistematis,
seperti rekruitmen siswa, masa orientasi siwa, proses pembelajaran,
hingga proses evaluasi.
b. Guru sebagai Pengorganisir (Organizing)
guru sebagai organising merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan kehidupan manusia. Pengorganisasian adalah proses kerja sama
untuk mencapai tujuan secra evektif dan efesien. Sebagai organising, guru
harus bisa mengorganising dalam sistem pembelajaran. Guru perlu
pengorganising dengan tujuan antara lain: (1) mengatasi terbatasnya
kemampuan sumber daya pengajaran yang dimilikinya dalam mencapai
tujuan pembelajaran, (2) mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan
efesien, (3) mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki oleh
guru
c. Guru Sebagai Penggerak (Actuating)
Guru juga dikatakan sebagai pengorganisasian, yaitu mobilisator
yang mendorong dan menggerakkan sistem organisasi sekolah. Untuk
melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, seorang guru harus memiliki
kemampuan intelektual dan keperibadian yang kuat. Kemampuan
intelektual, misanya: punya jiwa visioner, jiwa kreator, jiwa peneliti, jiwa
rasional/cerdik jiwa untuk maju. Sedangkan keperibadian seperti: wibawa,
luwes, adil dan bijksana, arif dan jujur, sikap obyektif dalam mengambil
keputusan, tolenransi dan tanggung jawab.
49
Sebagai pengorganisasian, guru bukanlah penonton melainkan
pemain utama. Dikatakan pemain utama karena profesi guru adalah
pembaharu sekaligus kreator yang menciptakan perubahan dan kemajuan
sekolah. Guru harus berguna bagi murid dan warga sekolah. Untuk
mendukung cita-cita reformasi birokrasi dan administrasi pendidikan,
seorang guru harus siap menghadapi perubahan dan rela melakukan
perubahan dalam pendidikan.
d. Guru sebagai pengawasan (Controlling).
Guru juga dikatakan sebagai pengawasan, yaitu untuk mengawasi
murid-muridnya dalam keaktifan pembelajaran berlangsung. Tingkat
keberhasilan murid tentunya tidak lepas dari pengawasan dari guru saja
tetapi pengawasan dari kepala sekolah juga. Agar kinerja guru dalam
pengajaran menjadi aktif dan berhasil pengawasan sangat diperlukan
dengan tujuan keberhasilan guru dan murid sama-sama berjalan sesuai
yang diinginkan. Untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas yang
telah dikerjakan guru dalam sistem sekolah. Peran ini penting, karena
guru sebagai pelaku utama dalam menentukan pilihan-pilihan serta
kebijakan yang relevan demi kebaikan sistem yang ada disekolah, baik itu
menyangkut kurikulum, pengajaran, sarana-prasarana, regulasi, sasaran
dan tujuan, hingga masukan dari masyarakat luas.
Seorang guru harus terus-menerus melakukan pengawasan baik ke
dalam maupun ke luar sekolah, guna meningkatkan mutu pendidikan yang
lebih baik. Pengawasan ke dalam (internal) ditujukan untuk melihat
50
kembali tingkat keberhailan dan kelemahan yang dihadapi sekolah,
misalnya: a. visi, misi tujuan dan sasaran, b. kurikulm, c. pendidikan dan
tenaga kependidikan, d. dana, sarana prasarana, regulasi, organisasi.
Sementara evaluasi (eksternal) ditujukan untuk melihat peluang dan
tantangan yang dihadapi sekolah, misalnya: a menjaga kepercayaan
masyarakat, b memahami harapan para orang tua siwa, c memahami
dampak iptek dan informasi dan d. pengaruh dari lingkungan sosial.
Manfaat dari pengawasan adalah untuk mengetahui kinerja guru, baik dari
segi kekurangan maupun sudah sesuai yang di inginkan dan untuk
memperbaiki kinerja yang akan datang.
51
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Letak Geografis MTs NU Salatiga
MTs NU Salatiga berada di bawah naungan Kementerian Agama
Kota Salatiga yang berada di tengah-tengah Kota Salatiga, tempatnya
dijalan kartini No.02 Salatiga, Kelurahan Sidorejo Lor, Kec. Sidorejo.
Madrasah ini berdiri di atas tanah seluas 4697 m2, dengan luas gedung
sebesar 1214 m2, halaman/taman 186 m
2, lapangan olah raga 400 m
2,
kebun 600 m2, dan untuk lain-lain 2297 m
2.
Sedangkan batas wilayah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Batas bangunan wilayah MTs NU Salatiga
No Arah Posisi
1 Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Kartini.
2 Sebelah timur berbatasan dengan toko besi Maju Jaya
52
3 Sebelah selatan berbatasan dengan Hotel Palapa
4 Sebelah barat berbatasan dengan jalan Osamaliki
Sumber:buku tanah Hak Milik Wakaf Seluas Tanah 343M2
Jika dilihat dari letaknya yang strategis, MTs NU Salatiga memiliki
banyak kelebihan. Keuntungan tersebut yaitu dapat dijangkau dari arah
mana saja. Di samping kelebihan, tentunya juga memiliki kekurangan
yaitu proses belajar mengajar kurang kondusif karena dekat dengan
keramaian dan suara bising jalan raya.
2. Sejarah Singkat MTs NU Salatiga
MTs NU Salatiga merupakan sekolah yang berada di bawah
naungan Yayasan Imaratul Madaris (YAIMAM). MTs NU Salatiga berdiri
pada tahun 1957 dengan NSS 212337301001 m2. MTs NU Salatiga
didirikan oleh tokoh agama yaitu K.H. Khumaidi yang dibantu oleh tokoh-
tokoh Islam pada waktu itu antara lain: a. K.H. Zubair, b. K.H. Badrudin
Honggowongso, c. K.H. Ghufron, d. K.H. Kasmuni, dan e. K.H. Zainudin.
Hingga tahun 1964 MTs NU Salatiga belum memiliki gedung
sendiri, sehingga pelaksanaan belajar mengajar dilaksanakan di rumah
bapak K.H. Badrudin Honggowongso yaitu di jalan Taman Makam
Pahlawan No.02 Salatiga. Melalui usaha para tokoh dan pengurus
YAIMAM selama 8 tahun, MTs NU Salatiga berhasil membangun gedung
dan dari Kanwil Kementerian Agama Islam Jawa Tengah memberikan ijin
pendirian sekolah dengan S.K.No.K/2035/111/75, tanggal 01 Januari 1975
di Jalan Kartini No.02 Salatiga. Sumber: sejarah MTs NU Salatiga yang
termuat daam akte pendirian tanggal 01 Januari 1975.
53
Mula-mula MTs NU Salatiga kurang bisa berjalan dengan baik
disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar, sarana dan prasarana. Namun
perlahan-lahan kebutuhan kebutuhan MTs NU Salatiga mulai terpenuhi
berkat bantuan dari para tokoh agama dan masyarakat. Selain itu MTs NU
Salatiga juga mendapatkan bantuan dari Kementerian Departemen Agama
Kota Madya Salatiga sehingga perkembangan lembaga pendidikan ini
mulai membaik dari segi kualitas tenaga pengajar dan jumlah input
siswanya.
Pada tanggal 30 Juni 1993 Kanwil Depag Propinsi Jawa Tengah
memberikan pengakuan akreditasi dari sekedar terdaftar menjadi diakui
dengan S.K.No. WK/5C/PP.CO.5/1390/1993. Sejak itulah lembaga
pendidikan ini mengalami kemajuan pesat Dokumentasi MTs NU Salatiga.
Sesuai penerapan kurikulum baru satuan pendidikan, MTs NU Salatiga
sebagai lembaga pendidikan formal berkomitmen menyelenggarakan
pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan
membentuk sumber manusia yang unggul, berdaya sekaligus mandiri dan
berwawasan ke depan.
3. Identitas MTs NU Salatiga
Data identitas MTs NU Salatiga dapat ditampilkan dengan tabel berikut:
Tabel 3.2
Daftar Identitas MTs NU Salatiga
a. Nama Madrasah : MTs. Nahdlatul Ulama
b. Nama Yayasan : Yayasan Imaratul Madaris (YAIMAM)
c. NSM/NPSN : 121.2.33.73.0002/20341452
54
d. Alamat : Jalan Abdul Wahid
Desa : Mangunsari
Kecamatan : Sidomukti
Kabupaten/Kota : Salatiga
Propinsi : Jawa Tengah
besambung.....
sambungan.....
Kode Pos : 50721
e. No. Telepon : (0298)324255
f. Status Madrasah : Swasta
g. Tahun Didirikan : 1957
h. Akreditasi
: B
i. Kepala Madrasah : Drs. Muh Syamsul, M.PdI.
j. Kepala Urusan Tata Usaha : Rio Abinowo
Sumber: laporan akreditasi madrasah yang termuat dalam akte madrasah
4. Visi dan Misi MTs NU Salatiga
a. Visi MTs NU Salatiga
Visi MTs NU Salatiga adalah raih prestasi melalui pembelajaran yang
Edukatif, Kreatif, Selektif, Inovatif, dan Santun (EKSIS).
b. Misi MTs NU Salatiga
Misi MTs NU Salatiga adalah: 1) Melasanakan pendidikan yang
berpegang pada tuntutan agama, 2) Membentuk pribadi yang
berpendidikan, 3) Menyiapkan siswa ke jenjang yang lebih tinggi, dan
55
4) Membina dan mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang
olah raga, keterampilan, seni dan teknologi.
c. Dasar Pengembangan MTs NU Salatiga
Dasar Pengembangan MTs NU Salatiga adalah: 1) Meningkatkan mutu
hail pembelajaran minimal sama SMP Salatiga, 2) Penataan bangunan
sesuai sate plang, dan 3) Salatiga sebagai pusat pengembangan agama
Kristen di Asia Tenggara dengan lembaga-lembaga pendidikan yang
sudah sangat maju apabila dibandingkan dengan lembaga pendidikan
Islam termasuk madrasah
d. Arah Pengembangan MTs NU Salatiga
Arah Pengembangan MTs NU Salatiga adalah:
1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk kesekolah-
sekolah faforit. Hal ini secara umum masih dipandang sebagai
ukuran bermutu atau tidaknya madrasah atau sekolah.
2) Mempersiapkan siswa:
a) Melanjutkan ke SMU atau MAN favorit
b) Mengantarkan siswa bisa hidup mandiri
c) Membekali anak didik dengan penguasaan IPTEK yang hasilnya
sejajar dengan SMP serta penguasaan ilmu-ilmu keagamaan,
terampil dan praktek pengalaman ibadahnya sebagai ciri khusus
madrasahnya.Memberdayakan sera meningktkan kemampuan
guru dalam terampil melaksanakan kegiatan belajar mengajar
serta penguasaan materi pelajaran dengan wawasan yang luas.
56
e) Melengkapi sarana prasarana pendidikan secara optimal mungkin
(buku-buku/perpustakaan, laboratorium,/praktek sarana ibadah,
seni budaya, komputer, sarana olah raga, pramuka, dan
sebagainya.
f) Menanamkan minat baca pada siswa-siswa sejak dini untuk
menambah wawasan siswa.
a. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan MTs NU Salatiga
Tujuan penyelenggaraan pendidikan di MTs NU Salatiga adalah:
1) Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus dan
kemampuan luar biasa untuk dapat dikembangkan secara optimal.
2) Menempatkan MTs NU Salatiga untuk dijdikan pusat keunggulan
sehingga tercapai persaingan yang sehat dan mandiri.
3) Mengupayakan peserta didik yang mempunyai tingkat keberhasilan
ilmiah yang tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional.
4) Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan dan
keterampilan berbahas arab yang memadai
5) Hasil yang Diharapkan Dari Kegiatan KBM MTs NU Salatiga
Hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM DI MTs NU Salatiga
adalah: a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa secara mantap, b) Nasionalisme dan patriotisme dan
berkebperibadian pancasila, c) Motivasi dan komitmen yang
tinggi untuk mencapai prestasi dan keunggulan, d) Wawasan
IPTEK yang mendalam, e) Kepekaan sosial sifat kepemimpinan
57
yang baik, f) Disiplin yang tinggi, g) Kondisi fisik yang prima, h)
Gemar membaca dan menulis, dan i) Mampu berbahasa Indonesia
yang baik dan benar.
b. Perkembangan dan Pelaksanaan Kurikulum MTs NU Salatiga
Perkembangan dan pelaksanaan kurikulum MTs NU Salatiga
dengan berlakunya Undang-undang Pendidikan Nasional Republik
Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dengan segala peraturan pemerintah seebagai pedoman
pelaksanaannya, maka kurikulum Madrasah Tasanawiyah telah
mengalami beberapa kali perubahan, antara lain: 1) KBK, 2) KTSP,
dan 3) Tahun 2014/2015 kelas VIII-IX memakai kurikulum KTSP
sedangkan kelas VII memakai kurikulum 2013.
58
c. Struktur Organisasi MTs NU Salatiga
Struktur oganisasi di MTs NU Salatiga dapat ditampilkan
dengan bagan berikut:
: Garis komando
......................... : Garis Kordinasi
Bagan I
Struktur Organisasi MTs NU Salatiga Tahun 2013/2014
YAYASAN
H. SONWASI. R, B. A
hh
KEPALA MADRASAH
Drs. Muh Syamsul, M.Pd
KEMENAG DISDIKPORA
KOORDINATOR TU
Rio Abinowo
WAKA SARPRAS
Ahmad Aari, Spd
WAKA HUMAS Ali Munabah., S.Pdi
A
WAKA KURIKULUM
Su’udi
WAKA KESISWAAN Arzukoh, S. Ag
A
WALI KELAS VIII C
Avivah, S.H.i
WALI KELAS VIII B
Muhtadi, Spd
WALI KELAS VIII A
Uswatun H, S. PdI
Wali kekas VII A
Sri Supadmi
Wali kekas VII B
Sunarto S.S, Spd
Wali kekas VII C
Busyaeri
WALI KELAS IX C
Kadarwati, S. Pd
WALI KELAS IX B
Zahara L, S. Pd WALI KELAS VIII D
M. Nur. F, S. PdI WALI KELAS IX A
Fatimah, S. Pd
GURU
SISWA
59
Sumber : Laporan personalia organisasi MTs NU Salatiga Tahun
Pelajaran 2013/2014
Berdasarkan bagan di atas, dapat dideskripsikan tentang tugas dan
tanggungjawab masing-masing jabatan:
a. Kepala Madrasah
Tugas pokok kepala madrasah adalah memimpin, mengatur
pelaksanaan administrsi madrasah dan seluruh kegiatan pendidikan serta
pengajaran. Uraian tugas kepala madrasah, meliputi: mengatur
penyelenggaraan pendidikan di madrasah, mengatur penyelenggaraan
urusan kepegawaian, mengatur penyelenggaraan urusan keuangan di
madrasah dan mengatur penyelenggaraan urusan sarana dan
perlengkapan madrasah.
b. Wakil Kepala Madrasah
Tugas pokok wakil kepala madrasah adalah membantu tugas
sehari-hari kepala madrasah, meliputi: menyususn program
pembinaan/kegiatan kesiswaan/OSIS, membimbing dan mengarahkan
dan mengendalikan kegiatan siswa/OSIS dalam rangka meningkatkan
disiplin tata tertib, membmbing mengarahkan mengendalikan persiapan
pemilihan pengurus-pengurus OSIS, menyelenggarakan latihan dasar
kepemimpinan madrasah, mengkoordinir membina dan mengawasi
kegiatan upacara bendera.
60
c. Wakil Kepala Madrasah Urusan Kurikulum
Tugas pokok wakil kepala madrasah urusan kurikulum adalah
membantu tugas sehari-hari kepala madrasah. Adapun uraian tugas wakil
kepala madrasah urusan kurikulum, meliputi: menyusun program
pengajaran, menyusun pembagian dan tugas guru, menyusun jadwal
pelajaran, menyusun penjabaran kalender pendidikan, menyusun dan
mengelola evaluasi belajar.
d. Wakil Kepala Madrasah Urusan Humas
Tugas pokok wakil kepala madrasah urusan humas adalah
membantu tugas sehari-hari kepala madrasah. Adapun urusan tugasnya,
meliputu: mengusahakan kesejahteraan guru dan karyawan, mengadakan
konsultasi atau home visit dengan wali siswa, mengadakan konsultasi
dengan pengurus BP-3, menyusun rencana fisik bersama dengan
pengurus BP-3, mengadakan konsultasi dengan tokoh masyarakat.
e. Wakil Kepala Madrasah Urusan Sarana dan Prasarana
Tuga pokok wakil kepala madrasah urusan sarana dan prasarana
adalah membantu tugas sehari-hari kepala madrasah. Adapun uraian
tugas wakil kepala madrasah urusan sarana dan prasarana, meliputi:
menyusun program pengadaan pemeliharaan dan pengamanan barang
inventaris khususnya yang berkaitan dengan KBM, mendayagunakan
sarana dan prasarana, merencanakan teknik pemeliharaan sarana
prasarana.
f. Tugas BP/BK
61
Tugas pokok BP/BK adalah mengelola pelaksanaan program
bimbingan dan penyusunan serta bimbingan karier kepada siswa. Adapun
uraian tugas BP/BK, mengumpulkan data pribadi siswa, mengamati
siswa sehari-hari, mengadakan konsultasi dengan wali kelas, guru dan
orang tua siswa, menelusuri latar belakang siswa.
g. Tugas Kepala Tata Usaha
Tugas pokok kepala tata usaha adalah mengatur pelaksanaan tata
tertib usaha dan rumah tangga termasuk perpustakaan, laboratorium serta
tugas lain yang bersifat pelayanan pendidikan. Adapun uraian tugas
kepala tata usaha, meliputi: menerima, mencatat dan meneruskan surat
masuk dan keluar, melakukan penelitian dan pengadaan, mengoreksi
surat-surat yang telah selesai diketik, mengatur memelihara, dan
mengamankan arsip, menghimpun, peraturan perundang-undang surat
keputusan instruktur dan edaran.
h. Tugas Wakil Kelas
Tugas pokok wali kelas adalah mengelola kelas menjadi tanggung
jawabnya, pengisian daftar nilai siswa, membuat catatan khusus tentang
siswa, pencatatan mutasi siswa dan pengisian buku laporan pendidik
i. Tugas Guru
Tugas pokok guru adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran
di madrasah. Adapun urain tugas guru, meliputi: membuat program
smester, melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadwal
pelajaran, menciptakan situasi belajar yang aktif, mengevaluasi proses
62
belajar mengajar secara terus menerus, sedangkan remedial/perbaikan
nilai, pengayaan dan tindakan lanjut.
5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa MTs NU Salatiga
a. Data Guru
Data status guru di MTs NU Salatiga sesuai dengan bidang studi
masing-masing, dapat ditampilkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.3
Daftar Guru MTs NU Salatiga
No Nama Status Pendidikan
Bidang studi
1. Drs. Muh Syamsul., M, PdI DPK S2 FIQIH
2. Busyaeri GTY SLTA Qur’an hadis
3. Siti Fatimah., S. Pd. DPK S1 IPA
4. Sri Supadmi GTY SLTA SBK/Kesenian
5. Arzuqoh., S, Ag GTY S1 PPKn
6. Su’udi GTY SLTA
Bahasa
Indonesia
7. Achmad Asari, S. Pd GTY S1 Bahasa jawa
8. Uswatun Hasanah., S. PdI GTY S1 Bahasa Inggris
9. Ali Munabah., S. PdI GTY S1 Bahasa Arab
10 Muhtadi., S, Pd DPK S1 IPS
11. Kadarwati., S. Pd DPK S1 Biologi
12 Khurotul aini., S. Pd GTY S1 TIK
13 Drs, Tulusmono, S,Pd., M, Si DPK S2 Matematika
14 M. Nur Fatkhurohmad, S,
PdI GTY S1
Ahidah Ahlak
15 Sunarto sri subowo, S, Pd GTY S1 Olah Raga
16 Avivah, SHI GTY S1 SKI
17 Muntamah, S, PdI GTY S1 Bahasa Inggris
18 Madlkur rohman, S, Pd QTY S1
Bahasa
Indonesia
19 Muhammad Nasirudin, S, GTY S1 Fiqih/Ahidah
63
PdI Ahlak
20 Mustika kurnia sari, S, Pd GTY S1 Matimatika
21 Rini Kusuma Dewi, S, Pd DPK S1 1PA
22 Budi Darmoko, S, Pd DPK S1 IPS
Sumber: Laporan akreditasi madrasah tahun 2014/2015 yang ditandatangani
oleh kepala sekolah
Keterangan
DPK : Guru PNS yang diperbantukan di sekolah swasta
GTY : Guru tetap yayasan
2) Data Karyawan
status karyawan di MTs NU Salatiga sesuai dengan jabatan
masing-masing, dapat ditampilkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.4
Daftar Karyawan MTs Nu Salatiga
N
o
Nama Status Pendidikan Jabatan
1. Rio abinowo PTY SLTA Ka, TU
2. Luluk mudhiati PTY D2 Staf TU/Perpustakaan
3. Paini PTY SLTA Staf TU
4. Iin indah
kurniawati, A, Ma
PTY SLTA Staf TU/ Bendahara
5. Ngatman PTY SD Penjaga
6. Mugi PTY SLTP Kebersihan
Sumber: Laporan akreditasi madrasah tahun 2014/2015 yang ditandatangani
oleh kepala sekolah
Keterangan
PTY : Pegawai Tetap Yayasan
3) Data Siswa MTs NU Salatiga
Data siswa tahun 2014/2015 di MTs NU Salatiga sesuai dengan
wali kelas masing-masing, dapat ditampilkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.5
Data Siswa MTs Nu Salatiga
No Kelas Jumlah Wali kelas
1 VII A 32 Muntamah, S,PdI
64
2 VII B 31 Muhtadi, S,Pd
3 VII C 31 Achmad Asari, S,Pd
4 VII D 29 Madlkur Rohman, S,Pd
5 VII E 29 Khurotul Aini, S,Pd
6 VIII A 29 Busyaeri
7 VIII B 28 Avivah, S,HI
8 VIII C 29 Sri Supadmi
9 IX A 33 Siti Fatimah, S, Pd
bersambung.......
sambungan.......
10 IX B 30 Su’udi
11 IX C 30 Ali Munabah, S, PdI
12 IX D 31 Uswatun Hasanah, S,PdI
Sumber: Laporan akreditasi madrasah tahun 2014/2015 yang
ditandatangani oleh kepala sekolah
4) Sarana dan Prasarana MTs NU Salatiga
Sarana dan prasarana adalah suatu yang sangat penting dalam
pendidikan atau proses belajar mengajar. Dalam rangka
mengoptimalkan keberhasilan pendidikan dan prasarana dan
pengajaran, sarana dan prasarana penunjang keberhasilan
pengajaranpun tidak dapat dipisahkan karena keberadaan sarana dan
prasarana akan menjadikan proses belajar dan pengajaran berjalan
dengan lancar. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs
NU Salatiga sebagai berikut:
Tabel 3.6
Kondisi MTs NU Salatiga
No Nama Keterangan
1 Tanah
a. Berstatus Hak Milik Wakaf
b. Luas 4697 m¹
2
Bangunan
a. Status Milik Sendiri
65
b. Luas 1214 m¹
c. Keadaan Gedung Permanen
d. Keadaan Ruang Belajar
1) Ruang Belajar 12 Ruang
2) Ruang Laboratorium 1 Ruang
3) Ruang. Perpustakaan 1 Ruang
4) Ruang UKS 1 Ruang
5) Ruang Pramuka 1 Ruang
6) Ruang Tamu 1 Ruang
7) Ruang Kepala 1 Ruang
sambungan.....
2
Bangunan
a. Status Milik Sendiri
b. Luas 1214 m¹
c. Keadaan Gedung Permanen
d. Keadaan Ruang Belajar
8) Ruang Belajar 12 Ruang
9) Ruang Laboratorium 1 Ruang
10) Ruang. Perpustakaan 1 Ruang
11) Ruang UKS 1 Ruang
12) Ruang Pramuka 1 Ruang
13) Ruang Tamu 1 Ruang
14) Ruang Kepala 1 Ruang
15) Ruang TU 1 Ruang
16) Ruang MCK 3 Ruang
17) Ruang Musholla 1 Ruang
18) Ruang Gudang 1 Ruang
¹ Peralatan Madrasah
a. Meja Guru 26 Buah
b. Kursi Guru 40 Buah
c. Meja siswa 300 Buah
d. Kursi siswa 358 Buah
e. Komputer 9 Buah
f. Almari 9 Buah
g. Tape recorder 2 Buah
h. Sound System 1 Buah
i. Mega phone 1 Buah
j. Mesin ketik 2 Buah
k. Print 2 Buah
4 Peralatan Pramuka
Tenda 4 Buah
Sumber: Laporan akreditasi madrasah tahun 2014/2015 yang
ditandatangani oleh kepala sekolah
66
5) Kegiatan Ekstrakurikuler MTs NU Salatiga
Kegiatan ekstrakurikuler di Mts NU Salatiga wajib diikuti dan
ada juga yang tidak wajib diikuti, karena hanya tambahan dan waktu
pelaksanaannya diluar jam pelajaran sehingga tidak mengganggu
kegiatan belajar mengajar (KBM). Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan
untuk menambah dan mengembangkan bakat para siswa sesuai dengan
minat dan bakatnya masing-masing.
Tabel 3.7
Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler MTs Nu Salatiga
No Nama kegiatan ekstrakurikuler Pengampu
1 Pramuka ekstrakurikuler (wajib)
1. M. Nur Fatkhurohmad, S,PdI
2. Sunarto Sri Subowo, S,Pd
3. Mustika Kurnia Sari, S,Pd
2 Pencak silat 1. Muadzim
2. Tim Pagar Nusa
3 PMR Sri Supadmi
4 Qiro’ah Kusno., M,PdI
5 Olahraga M. Nur Fatkhurohmad, S,PdI
6 Baca Tulis Al Qur’an 1. Sunarto Sri Subowo, S,Pd
2. Busyaeri
Sumber: Laporan akreditasi madrasah tahun 2014/2015 yang ditandatangani
oleh kepala Seklah
B. Temuan Penelitian
Temuan penelitian antara lain:
1. Perencanaan kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga
Merencanakan kompetensi pedagogi dalam fungsi manajemen yang
meliputi beberapa komponen antara lain: tujuan, menyusun rencana,
menentukan, dan membandingkan.
a. Tujuan Perencanaan Pembelajaran
67
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Tujuan perencanaan
pembelajaran dengan cara melihat indikator dalam pembelajaran dan
tujuan disesuaikan dengan silabus. Contoh: ketika ingin
merencanakan pengajaran dalam pembelajaran menetapkan materi
harus berdasarkan urutan materi tersebut yang sudah disesuaikan
dalam silabus. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Tujuan
perencanaan pembelajaran yaitu siswa sebagai subyek pendidikan
mendapat porsi yang besar untuk menentukan tujuan pembelajaran,
tujuan harus disesuaikan silabus. Dalam pencapaian tujuan
perencanaan pembelajaran, siswa harus memilih materi yang sudah
disesuaikan dengan silabus. Contoh: siswa belajar membuat materi
yang disesuaikan judul.
Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa indonesia. Tujuan
perencanaan pembelajaran dengan cara melihat indikator
pembelajara. Contoh: menetapkan tujuan perencanaan pembelajaran
harus disesuaikan dengan indikator materi pembelajaran yang sudah
ditetapkan. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
(IPA). Tujuan perencanaan pembelajaran adalah menetapkan tujuan
dengan cara melihat indikator pembelajaran. Contoh: merancang
materi disesuaikan dengan silabus yang sudah ada. Ibu (AV) guru
mata pelajaran bahasa Inggris. Tujuan perencanaan pembelajaran
adalah dengan cara melihat indikator dalam pembelajaran dan tujuan
disesuaikan dengan silabus. Contoh: untuk menetapkan tujuan
68
pembelajaran harus seseuai dengan silabus yang sudah ditentukan
kemudian guru mengembangkkannya.
Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Tujuan
perencanaan pembelajaran menetapkan tujuan dengan cara melihat
indikator-indikator pembelajaran. Contoh: untuk menentukan rencana
pembelajaran guru harus menyiapkan bahan materi yang disesuaikan
dengan silabus.
b. Menyusun/merumuskan Perencanaan Pembelajaran
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih.
Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran dengan cara
membuat RPP materi yang sudah disesuaikan dengan silabus. Contoh:
bab tentang hal-hal yang membatalkan sholat. Bapak (MF) guru mata
pelajaran aqidah akhlak. Menyusun/merumuskan perencanaan
pembelajaran dengan cara menyiapkan rencana harian (RPP) yang
telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Memahami karakter
siswa sehingga dapat diketahui pembelajaran yang relevan. Contoh:
bab akhlak terpuji. Siswa diikutsertakan dalam mebuat contoh tentang
akhlak terpuji.
Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran dengan cara
melihat tujuan pembelajaran kemudian membuat materi bahan
pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus. Contoh: bab
membuat karangan bebas sesuai dengan pengalaman menarik yang
69
pernah di alaminya. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan
alam (IPA). Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran
dengan membuat
RPP dan dengan cara melihat tujuan pembelajaran dan silabus.
Contoh: memahami benda-benda di angkasa.
Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa inggris.
Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran dengan cara
melihat tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dan disesuaikan
dengan silabus. Contoh: bab reading. Bapak (BS) guru mata pelajaran
Al- Qur’an hadis. Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran
adalah dengan cara melihat tujuan pembelajaran yang akan
disampaikan harus disesuaikan dan dengan melihat silabus. Contoh :
Bab ayat yang menjelaskan tentang pendidikan dengan disertai
dalilnya.
c. Menentukan Perencanaan Pembelajaran
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Menentukan
perencanaan pembelajaran sudah ada aturan dalam silabus. Untuk itu
menentukan perencanaan pembelajaran harus mengikuti aturan dalam
silabus. Contoh: materi yang sudah ditentukan di urutkan sesuai
dengan silabus. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak.
Menentukan perencanaan pembelajaran adalah menganalisis dari
berbagai tahapan yang baku, dipersiapkan untuk siswa, komposisi
harus tepat. Contoh: materi yang ditentukan harus tepat. Bapak (MH)
70
guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Menentukan perencanaan
pembelajaran dengan cara melihat silabus terlebih dahulu, kemudian
disesuaikan dengan silabus. Contoh: materi yang sudah dipersiapkan
harus ditetapkan sesuai dengan judul.
Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).
Menentukan perencanaan pembelajaran dengan cara melihat silabus.
Contoh: judul yang sudah dibuat kemudian ditentukan sesuai dengan
silabus. Ibu (AV) Guru mata pelajaran bahasa inggris. Menentukan
pembelajaran tentunya setelah menyusun perencanaan pembelajaran
dan kemudian menentukan pembelajaran dengan disesuaikan dengan
RPP yang sudah dibuat. Contoh: materi yang sudah dibuat kemudian
ditetapkan sesuai silabus. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an
hadis. Menentukan perencanaan pembelajaran dengan cara melihat
silabus. Contoh: materi yang sudah ditentukan kemudian ditetapkan
sesuai dengan urutan masing-masing sesuai dengan silabus.
d. Membandingkan Perencanaan Pembelajaran
Bapak (M.S) guru mata pelajaran aqidah akhlak.
Membandingkan perencanaan pembelajaran antara yang sudah
direncanakan dengan yang belum direncanakan tentunya hasilnya
sangat berbeda. Bila direncanakan tentunya hasilnya maksimal,
sedangakan apabila belum direncanakan tentunya hasilnya kurang
Maksimal. Contoh: RPP yang sudah diserahkan untuk di koreksi kepala
sekolah hasilnya sudah baik. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah
71
akhlak. Membandingkan perencanaan pembelajaran tentunya sesudah
di rencanakan terlebih dahulu, kemudian melaksanakan tahapan-
tahapan baku, tetapi bila tidak direncanakan maka hasilnya
akanmengalir seperti air yang hanya monoton saja. Contoh:
menjelaskan materi hanya sesuai dengan silabus saja tanpa
dikembangkan.
Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
Membandingkan perencanaan pembelajaran dengan cara melihat
KBM. Bila direncanakan hasilnya baik begitu juga sebaliknya bila
tidak direncanakan hasilnya kurang baik. Contoh: materi harus
disesuaikan dengan KBM kemudian guru mengembangkannya bagi
yang sudah direncanakan. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA). Untuk membandingkan hal-hal yang
direncanakan dengan yang belum direncanakan tentu hasilnya
berbeda, lebih maksimal yang direncanakan. Contoh: guru yang sudah
menyiapkan materi pembelajarannya tentu akan mempermudah dalam
menyampaikan materi.
Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Membandingkan
perencanaan pembelajaran anata yang direncanakan dengan yang
tidak direncanakan pastinya hasilnya lebih baik yang direncanakan.
Contoh: Guru terlihat belum siap dalam menyampaikan materi yang
diajarkannya. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis.
Membandingkan perencanaan yang sudah direncanakan dengan yang
72
belum direncanakan tentunya dengan cara melihat dalam KBM.
Contoh: materi yang belum direncanakan pasti akan jauh dari hasil
KBM.
2. Mengorganisir pada kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga.
Mengorganisir fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru
yang meliputi pengarahan dan komunikasi.
a. Melakukan Pengarahan Pembelajaran
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Melakukan
pengarahan pembelajaran dengan cara memberikan motivasi dalam
sela-sela waktu pembelajaran yang berkaitan dengan materi
pembelajaran tersebut. Contoh: Sholat adalah sebagai tiang agama,
jadi seseorang telah meninggalkan sholat maka imannya akan runtuh.
Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Melakukan
pengarahan pembelajaran dengan cara mengatur tempat duduk,
mengarahkan siswa sesuai metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Contoh: belajara kelompok diskusi kelas dengan cara
memindah tempat duduk sesuai dengan kelompok masing-masing.
Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesi.
Melakukan pengarahan pembelajaran dengan cara menyampaikan
tujuan pembelajaran dengan memberikan pengarahan sesuai dengan
materi. Contoh: materi yang disampaikan hrus dijelaskan secara
detail untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran tersebut.
73
Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).
Melakukan pengarahan pembelajaran dengan cara menyampaikan
tujuan pembelajara. Contoh: sebelum materi disampaikan guru
menjelakan poin-poin yang ada dalam materi tersebut.
Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Melakukan
pengarahan pembelajaran dengan cara menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada peserta didik dan memberikan pengarahan
terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Contoh: siswa harus
benar- benar siap dan fokus untuk memulai pelajaran tersebut. Bapak
(BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Melakukan pengarahan
pembelajaran dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai siswa. Contoh: siswa harus benar-benar fokus dalam
mengikuti pembelajaran untuk memudahkan masuknya materi
pembelajaran yang harus dicapai siswa tersebut.
b. Komunikasi Pembelajaran Terhadap Peserta Didik
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Komunikasi
pembelajaran terhadap peserta didik dengan cara melakukan
komunikasi dalam pembelajaran dan di lingkungan sekolah.
Komunikasi dalam pembelajaran antara guru dengan siswa dapat
diterapkan waktu di lingkungan sekolah dan sekitarnya. Contoh: guru
datang kesekolah terlebih dahulu kemudian memberikan salam siswa
satu-persatu. Dengan adanya komunikasi antara guru dengan siswa
dapat mempererat kedekatan antara guru dengan siswa. Bapak (MF)
74
guru mata pelajaran aqidah akhlak. Melakukan komunikasi dalam
pembelajaran dengan cara mengembangkan komunikasi baik waktu di
dalam lingkungan sekolah dan di luar sekolah. Contoh: Komunikasi di
luar sekolah melalui elektronik.
Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Melakukan
komunikasi dalam pembelajaran dengan cara memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya atau menyanggah pendapat. Contoh:
apabila penyampaian materi belum jelas guru bersedia mengulang
kembali materi tersebut sampai siswa benar-benar sudah jelas. Ibu
(KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Melakukan
komunikasi dalam pengorganisasian dengan memberikan pertanyaan
atau memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Contoh: melakukan
tanya jawab setelah materi di sampaikan. Ibu (AV) Guru mata
pelajaran bahasa Inggris. Komunikasi antara siswa dengan guru harus
selalu terjaga, apabila guru dengan siswa komunikasinya baik maka
siswa akan merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran, seperti
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Contoh:
menjadi teman curhat siswa. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al-
Qur’an hadis. Komunikasi guru dengan siswa harus saling terjaga
untuk mempermudah dan melancarkan pembelajaran seperti
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Contoh: tegur sapa
antara guru dengan siswa.
75
3. Penggerakan pada kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga.
Menggerakkan pada fungsi manajemen kompetensi pedagogi
meliputi beberapa komponen antara lain: pemberian tugas, penjelasan,
dan mengambil langkah.
a. Pemberian Tugas
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Memberikan tugas baik
secara individual maupun kelompok. Diberikan setelah penjelasan
selesai.Contoh: tugas harus disesuakian dengan materi. Bapak (MF)
guru mata pelajaran akidah akhlak. Memberikan tugas melalui
pengarahan tugas, baik secara individual atau kelompok. Contoh:
siswa mengerjakan tugas sesuai dengan apa yang disampaikan guru.
Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Memberikan tugas
kepada siswa dan tugas diberikan waktu 30 menit dari waktu KBM.
Contoh: siswa mengerjakan tugas sesuai waktu yang sudah ditentukan
guru.
Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).
Memberikan tugas siswa sesuai dengan materi dan dibagikan sesudah
materi pembelajaran: Contoh: guru menjelaskan materi tentang
mengetahui benda-benda angkasa, pemberian tugas juga harus sesuai
76
dengan materi tersebut. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris.
Siswa diberi tugas sesuai dengan materi yang sudah dijelaskan
tersebut, kemudian diberikan soal sesudah selesai pembelajaran.
Contoh: guru harus memberikan tugas kepada siswa untuk melatih
kemampuan siswa. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis.
Pemberian tugas disesuaikan dengan materi dan diberikan waktu yang
ditentukan. Contoh: siswa mengerjakan soal sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
b. Penjelasan Materi Pembelajaran
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Menjelaskan materi
pembelajaran harus yang lebih rinci dan jelas untuk mempermudah
siswa dalam menerima materi.Contoh: materi tentang sholat harus
dijelaskan dari mulai dasar sampai selesai bab tersebut. Bapak (MF)
guru mata pelajaran aqidah akhlak. Menjelaskan pembelajaran
diusahakan harus jelas dan mudah difahami siswa sehingga dapat
memberi gambaran aplikasi dari semua pembelajaran dalam tindakan
keseharia. Contoh: Dalam menmjelaskan tidak boleh menggunakan
kosa kata yang tidak bisa dimengerti siswa.
Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa indonesia.
Menjelaskan materi dengan disesuaikan dengan RPP. Contoh: materi
membuat karangan bebas.guru juga harus menjelaskan materi tersebut,
tidak boleh menjelaskan yang keluar dari materi tersebut. Ibu (KW)
guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Menjelaskan materi
77
dengan cara disesuaikan dengan RPP. Contoh: materi sholat, ketika
menjeaskan juga harus materi sholat. Ibu (AV) guru mata pelajaran
bahasa Inggris. Menjelaskan materi harus disesuikan dengan
RPP.Contoh. Materi harus jelas tidak boleh membuat materi sendiri
tanpa melihat prosedur silabus. Menurut Bapak (BS) guru mata
pelajaran Al- Qur’an hadis. penjelasan materi harus jelas untuk
mempermudah siswa menerima penjelasan tersebut. Contoh: guru
harus menyampaikan poin-poin dalam pembelajaran tersebut,untuk
mempermudah siswa menerima materi tersebut,
c. Mengambil Langkah Atas Penyimpangan Yang Mungkin Ditemukan
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Mengambil langkah atas
penyimpangan yang mungkin ditemukan untuk menghindari kesalahan
yang mungkin terjadi dengan cara mengambil langkah pengecekan
ulang. Contoh: Sebelum materi disampaikan guru mengecek ulang
kembali RPP tersebut. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak.
Jika masih relevan maka dilakukan, kalau tidak relevan maka menjadi
masukan. Contoh: memperbaiki kembali hasil yang belum relevan.
Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa indonesia. Menghindari
kemungkinan terjadi kesalahan dengan cara mengambil langkah
dengan mengoreksi materi dan disesuaikan dengan RPP. Conto:
sebelum materi disampaikn guru mengecek kemali RPP tersebut.
Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).
Mengoreksi kembali materi yang sudah dibuat: Contoh: mengecek
78
kembali mtaeri tersebut. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris.
Menghindari dari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dengan
mengambil langkah mengoreksi kembali hasil yang sudah dibuat.
Contoh: mengoreksi kembali. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al-
Qur’an hadis. Hasil yang sudah dibuat dikoreksi kembali untuk
menghindari kekurangan dan kesalahan yang terjadi.
4. Pengendalian kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga.
Mengendalikan dalam fungsi manajemenn kompetensi pedagogi
yaitu mengevaluasi.
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Mengevaluasi
pembelajaran diambil melalui pemberian tugas sesudah materi
disampaikan. Contoh: iswa diberi tugas untuk dikerjakan. Bapak (MF)
guru mata pelajaran aqidah akhlak. Mengevaluasi proses pembelajaran
dan memformulasikan program yang baru. Contoh: materi yang kurang
lengkap di lengkapi kembali. Bapak (MH) guru mata peelajaran bahasa
Indonesia. Mengevaluasikan keberhasilan ada pada indikator-indikator
yang sudah ada. Contoh: Melalui pemberian tugas sesudah pembelajaran
akan berakhir.
Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).
Memberikan ulangan dan memberikan analisis hasil ulangan harian.
Contoh: tugas yang diberikan guru di beri nilai kemudian hasil di
kembalikan lagi kepada siswa. Menrut Ibu (AV) Guru mata pelajaran
bahasa Inggris. Memberikan tugas setiap akhir materi pembelajaran dan
79
membuat analisis hasil ulangan. Menurut Bapak (BS.) guru mata
pelajaran Al- Qur’an hadis. Memberikan ulangan harian dan membuat
analisis hasil ulangan.
5. kompetensi pedagogi yang harus dikuasai bagi guru
Kompetensi pedagogi guru meliputi delapan komponen antara
lain: Kemampuan mengelola pembelajaran, pemhaman terhadap peserta
didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan
teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik.
a. Kemampuan Mengelola Pembelajaran
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Guru harus mampu
mengelola pembelajaran dengan cara menyiapakan perenncanaan
pembelajaran (materi) dan mengembangkan model-model
pembelajaran yang baru. Contoh: guru harus bisa menjelaskan
materi yang sudah ditentukan. Bapak (MF) guru mata pelajaran
akidah akhlak. Kemampuan mengelola pembelajaran yaitu dengan
cara membaca banyak refrensi pendidikan atau mencoba model-
model pembelajaran yang baru. Contoh: materi akhlak terpuji. Guru
harus bisa menjabarkan materi akhlak terpuji.
Menurut Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa
Indonesia. Guru harus mampu mengelola pembelajaran dengan cara
80
mempersiapkan materi pembelajaran dengan semaksimal mungkin.
Contoh: materi membuat karangan bebas. Guru harus menguasai
terlebih dahulu materi tersebut. Menurut Ibu (KW) guru mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Kemampuan mengelola
pembelajaran dengan cara menguasai materi sesuai dengan RPP.
Contoh: Materi yang sudah ada guru harus bisa
mengembangkannya.
Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Mampu
mengelola pemebelajaran, dapat menguasai materi pemebelajaran,
dan cara menjelaskannya mudah di fahami peserta didik. Contoh:
materi reading. Guru harus jelas mengucapkan bacaannya, karena
tulisannya tidak sesuai dengan ucapannya. Bapak (BS) guru mata
pelajaran alqur’an hadis. Kemampuan mengelola pembelajaran
dengan menyiapakan materi pembelajaran yna harus disesuaikan
dengan silabus.
b. Pemahaman Terhadap Peserta Didik
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Memahami
kemampuan peserta didik dengan cara memberi soal untuk
dikerjakan dan dibatasi waktu dalam mengerjakannya. Contoh:
pemberian soal guna untuk mengetahui kemampuan siswa tersebut.
Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Kemampuan
memahami peserta didik dengan cara melihat keaktifan peserta didik
waktu pembelajaran berlangsung. Contoh: siswa yang aktif betanya,
81
maka siswa menguasai pembelajaran tersebut, tidak hanya itu saja,
siswa juga diberi soal harian.
Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
Memahami kemampuan peserta didik dengan cara memberi soal
untuk dikerjakan dan dalam mengerjakannya di batasi dengan
waktu. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).
Pemahaman terhadap peserta didik dengan cara mengetahui tingkat
kecerdasan peserta didik dan mengetahui kreativitas peserta didik.
Contoh: diberi tugas setelah selesai pelajaran. Ibu (AV) guru mata
pelajaran bahsa Inggris. Memahami peserta didik dengan cara
melihat keaktifan mengikuti pelajaran dikelas. Contoh: siswa aktif
bertanya dan aktif menjawab soal.
Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis.
Pemahaman terhadap peserta didik sangat diperlukan bagi guru
untuk mengetahui kecerdasan peserta didik selama dibangku
sekolah. Cara memahai peserta didik dengan cara memberikan soal
kepada peserta didik dan dalam pengerjaannya dibatasi waktu.
c. Pengembangan Kurikulum
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Mengembangkan
kurikulum dengan cara melakukan analisis buku ajar. Contoh:
materi harus disesuaikan siabus dan berpedoman pada kurikulum.
Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Mengembangkan
kurikulum pembelajaran dengan cara sinkronisasi kurikulum dengan
82
silabus. Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
Mengembangkan kurikulum dengan cara melakukan analisis buku
ajar. Ibu (KW) guru ilmu pengetahuan alam (IPA). Mengembangan
kurikulum dengan cara melakukan analisis buku ajar. Ibu (AV) guru
mata pelajaran bahasa Inggris. Mengembangkan kurikulum tentunya
dengan cara menganalisis buku ajar. Bapak (BS) guru alqur’an
hadis. Pengembangan kurikulum sangat penting untuk menunjang
keberhasilan pelaksanaan dan kelancaran pembelajaran. Tanpa
adanya kurikulum, pembelajaran tidak akan berjalan.
d. Perencanaan Pembelajaran
Menurut Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Menyusun
perencanaan pembelajaran (RPP) dengan cara melihat silabus,
kurikulum dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Contoh:
materi harus sesuai dengan RPP. Bapak (MF) guru mata pelajaran
akidah akhlak. Merencanakan pembelajaran dengan cara melihat
silabus, kurikulum, dan tujuan yang akan dicapai. Bapak (MH)
guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Untuk merencanakan
pembelajaran dengan cara melihat silabus, kurikulum, dan tujuan
pembelajaran.
Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan Alam (
IPA). Perencanaan pembelajaran dengan cara berpedoman
silabus, menyusun indikator, menentukan tujuan, dan menyesuaikan
dengan materi yang dibutuhkan (disesuaikan dengan langkah-
83
langkah yang sudah ditentukan). Ibu (AV) guru mata pelajaran
bahasa Inggris.Menyusun program pembelajaran dengan
berpedoman silabus. Bapak (BS) guru mata pelajaran alqur’an
hadis. Pembelajaran tidak lepas dari perencanaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk menunjang
keberhasilan pelaksanaan dan kelancaran proses pembelajaran
berlangsung maka guru mengajar harus menyiapkan RPP.
e. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik dan Dialogis
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fikih. Pelaksanaan
Pembelajaran yang mendidik dan dialogis yaitu meliputi pre tes (tes
awal) dan post test (penilaian akhir). Penilaian awal meliputi: hasil
ulangan harian, tugas sekolah, dan keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran, sedangkan penilaian akhir meliputi: hasil
tes akhir. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak.
Mewujudkan pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan
cara memberi kesempatan dan umpan balik kepada peserta didik
untuk merangsang siswa mengingat pelajaran sebelumnya.
Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan
cara diadakan penilaian awal dan penilaian akhir. Penilaian awal
seperti ulangan harian, tugas harian, sedangkan tes akhir yaitu tes
akhir smester.
84
Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
(IPA). Pelaksanaan pembelajaran yag mendidik dan dialogis
dengan cara memberikan soal yang sesuai dengan silabi. Ibu (AV)
guru mata pelajaran bahasa Inggris. Mewujudkan pembelajaran
yang mendidik dan dialogis diadakannya tes awal dan tes akhir
untuk mengetahui hasil anak didik yang di dapatkan selama satu
semester. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis.
Melaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan
cara guru memberikan soal yang bersifat menjajaki kemampuan
siswa.
f. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Pemanfaatan
teknologi sangat diperlukan guru untuk menunjang keberhasilan
pencapaian pembelajaran, dengan menggunakan media
pembelajaran akan memudahkan penyampaian materi kepada
siswa. Siswa juga akan mudah menerima materi yang disampaikan
tersebut. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak.
Mewujudkan pembelajaran yang baik diperlukannya pemanfaatan
teknologi pembelajaran seperti membuat slide, gambar, cerita yang
berkaitan dengan materi pembelajaran.
Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
Memanfaatan teknologi pembelajaran sangan diperlukan untuk
mempermudah penyampaian materi pembelajaran, siswa juga tidak
85
mudah jenuh. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan
sosial (IPA). Memanfaatan teknologi pembelajaran tentunya
menggunakan teknologi KBM, di sesuaikan dengan kebutuhan atau
materi. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Memanfaatan
teknologi dalam proses pembelajaran berlangsung sangat
diperlukan untuk mempermudah proses penyampaian materi
pembelajaran. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis.
Memanfaatan teknologi dalam pembelajaran sangat dibutuhkan
untuk mempermudah dan kelancaran dalam menyampaikan materi.
g. Evaluasi Hasil Belajar
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Evaluasi
pebelajaran dengan cara diadakan ulangan harian, dan penilaian
akhir. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak.
Pembelajaran tentunya tidak lepas dari evaluasi, untuk
mengevaluasi hasil pembelajaran melalui tiga tahap yaitu: ulangan
harian, tes kemampuan dasar, dan penilaian akhir. Bapak (MH)
guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Evaluasi hasil belajar
diambil melalui ulangan harian dan penilaian akhir.
Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
(IPA). Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan cara membuat
kesimpulan dan analisis secara klasikal, diberi soal sesuai materi
pembelajaran. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris.
Melakukan evaluasi pembelajaran dengan cara diberikan soal
86
sesuai dengan pembelajaran dan membuat analisis soal. Bapak
(BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Evaluasi hasil belajar
diambil melalui ulangan harian, tes tengah smester, dan tes
smester.
h. Pengembangan Peserta Didik
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fikih. Mengembangakan
kemampuan peserta didik dengan cara mengadakan
ekstrakurikuler, diadakan remedial, dan diadakan bimbingan
konseling pendidikan. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah
akhlak. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya dengan cara diadakannya
remedial untuk memperbaiki hasil yang kurang baik, diadakannya
kegiatan ekstra kurikuler untuk menunjang bakat dan kemampuan
siswa, dan diperlukan adanya bimbingan konseling pendidikan.
Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
Pengembangan peserta didik untuk mengktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya dengan diadakannya ekstrakurikuler untuk
menunjang bakat dan kemampuan peserta didik. Ibu (KW) guru
mata pelajaran ilmu pendidikan alam (IPA). Mengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya dengan diadakan kegiatan ekstra kurikuler, remedial
dan bimbingan konseling pendidikan.
87
Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris.
Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya yaitu dengan diadakannya kegiatan
ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan potensi yang dimiliki
peserta didik. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis.
Mengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya tentunya tidak lepas dari bimbingan dan
pengarahan dari guru, untuk menunjang pengembangan potensi
peserta didik dengan diadakan remidial, kegiatan ekstrakurikuler,
dan diadakannya bimbingan konseling pendidikan.
Penjelasan tentang fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi
bagi guru MTs NU Salatiga yang diterapkan menunjukkan bahwa dalam
perecanan pembelajaran guru benar-benar menyiapkan materi sebelum guru
mengajar atau pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
88
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Perencanaa manajemen pada kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU
Salatiga yang meliputi beberapa komponen antara lain adalah tujuan,
menyusun rencana, menentukan dan membandingkan.
a. Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Untuk merencanakan tujuan perencanaan manajemen pada
kompetensi pedagogi dengan cara melihat indikator dalam
pembelajaran dan tujuan disesuaikan dengan silabus. Siswa sebagai
subyek pendidikan mendapat porsi yang besar untuk menetapkan
tujuan pembelajaran dan indikator harus disesuaikan dengan silabus.
Contoh: guru merancang tujuan dalam pembelajaran.
b. Menyusun Perencanaan Pembelajaran
89
Untuk menyusun perencanaan pembelajaran adalah dengan
cara menyiapkan rencana harian (RPP) yang telah disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku. Dalam menyusun perencanaan manajemen
kompetensi pedagogi diperlukan dengan cara memahami karakter
siswa sehingga dapat diketahui pembelajaran yang relevan. Contoh:
guru menyiapakan RPP yang disesuaikan dengan silabus.
c. Menentukan Perencanaan Pembelajaran
Menentukan perencanaan pembelajaran dalam pembelajaran
sudah ada aturan di dalam silabus, kemudian mengikuti aturan dalam
silabus. Menganalisis dari berbagai tahapan yang baku, dipersiapkan
untuk siswa komposisi harus tepat. Contoh: Membuat materi yang
disesuaikan dengan judul dalam silabus.
d. Membandingkan Perencanaan Pembelajaran
Membandingkan perencanaan pembelajaran antara yang
sudah direncanakan dengan yang belum direncanakan tentunya
hasilnya sangat berbeda. Apabila direncanakan tentunya hasilnya
maksimal, tetapi apabila belum direncanakan tentunya hasilnya
kurang maksimal. Contoh : sebelum pembelajaran berlangsung guru
harus menyerahkan RPP kepada kepala sekolah untuk memastikan
hasilnya harus sesuai dengan silabus.
2. Mengorganisir manajemen pada kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU
Salatiga yang meliputi dua komponen antara lain pengarahan dan
komunikasi.
90
a. Melakukan Pengarahan Pembelajaran
Cara melakukan pengarahan pembelajaran bagi peserta didik
dalam pengorganisasian adalah dengan cara memberikan motivasi
dalam sela-sela waktu pembelajaran yang berkaitan dengan materi
pembelajara tersebut. Kemudian mengatur tempat duduk,
mengarahkan siswa sesuai metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Contoh: materi akhlak terpuji, akhlak terpuji sangat
penting dan harus diterapkan kepada siswa, karena pahala akan
bertambah jika seseorang tersebut melakukan akhlak terpuji. Seperti;
membantu orang lain, membersihkan kotoran yang ada di masjid.
b. Komunikasi Pembelajaran Terhadap Peserta Didik
Komunikasi dalam pembelajaran terhadap peserta didik
adalah dengan cara melakukan komunikasi baik di dalam lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah. Komunikasi di dalam lingkungan
sekolah dengan cara memberikan pertanyaan atau memberi
kesempatan siswa untuk bertanya. Sedangkan komunikasi di luar
lingkungan sekolah dengan cara melalui elektronik. Dengan
diadakannya komunikasi antar guru dengan anak didik dengan tujuan
untuk mempererat kedekatan antara guru dengan siswa. Contoh:
melakukan diskusi antara guru dengan siswa dengan bertukar
pendapat.
91
3. Menggerakkan kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga meliputi
tiga komponen antara lain: pemberian tugas, penjelasan, dan mengambil
langkah.
a. Pemberian Tugas Pembelajaran
Pemberian tugas dalam manajemen kompetensi pedagogi
dengan cara memberikan tugas baik secara individual maupun
kelompok. Tugas diberikan waktu 30 menit dari waktu KBM dan
diberikan tugas sesuai dengan materi. Contoh: siswa di beri tugas
soal-soal untuk dikerjakan.
b. Menjelasan pembelajaran
Menjelasan pembelajaran materi di usahakan yang lebih rinci
dan jelas untuk mempermudah siswa dalam menerima materi,
sehingga dapat memberi gambaran dan aplikasi dari semua
pembelajaran dalam tindakan keseharian.Contoh: waktu menjelaskan
guru tidak boleh menggunakan kosa kata yang sulit di
c. Mengambil Langkah.
Untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi dengan
cara mengambil langkah pengecekan ulang, mengoreksi materi, dan
disesuaikan dengan RPP. Jika masih relevan maka dilakukan, apabila
tidak relevan maka menjadi masukan.
4. Mengendalikan kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga adalah
mengevaluasi. Mengevaluasi pembelajaran diambil melalui pemberian
92
tugas sesudah materi disampaikan. Keberhasilan dalam mengevaluasi
pembelajaran ada pada indikator-indikator yang sudah ada dan membuat
analisis hasil ulangan
5. Kompetensi pedagogi yang harus dikuasai bagi guru meliputi delapan
komponen antara lain: Kemampuan mengelola pembelajaran, pemhaman
terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik.
a. Kemampuan Mengelola Pembelaaran
Guru harus mampu mengelola pembelajaran dengan cara
menyiapkan perencanaan pembelajaran (materi) dan mengembangkan
model-model pembelajaran yang baru.
b. Pemahaman Terhadap Peserta Didik
Memahami kemampuan peserta didik dengan cara memberi soal
untuk dikerjakan kemudian dibatasi waktu dalam mengerjakannya. Bisa
juga melihat keaktifan peserta didik waktu pembelajaran berlangsung.
93
c. Pengembangan Kurikulum
Mengembangkan kurikulum dengan cara melakukan analisis buku
ajar dan kurikulum harus sinkronisasi dengan silabus.Pengembangan
kurikulum sangat penting untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan dan
kelancaran pembelajaran. Tanpa adanya kurikulum, pembelajaran tidak
akan berjalan.
d. Perencanaan Pembelajaran
Untuk menyusun perencanaan pembelajaran (RPP) dengan cara
melihat silabus, menyusun indikator kurikulum, menentukan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, dan menyesuaikan dengan materi yang
dibutuhkan (disesuaikan dengan langkah-langkah yang sudah ditentukan)
e. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik dan Dialogis
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis yaitu
meliputi pre tes (tes awal) dan post test (penilaian akhir). Penilaian awal
meliputi: hasil ulangan harian, tugas sekolah, dan keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran, sedangkan penilaian akhir meliputi: hasil tes
akhir. Mewujudkan pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan cara
memberi kesempatan dan umpan balik kepada peserta didik untuk
merangsang siswa mengingat pelajaran sebelumnya.
f. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
Pemanfaatan teknologi sangat diperlukan guru untuk menunjang
keberhasilan pencapaian pembelajaran, dengan menggunakan media
pembelajaran akan memudahkan penyampaian materi kepada siswa. Siswa
94
juga akan mudah menerima materi yang disampaikan tersebut. Untuk
mewujudkan pembelajaran yang baik diperlukannya pemanfaatan
teknologi pembelajaran seperti membuat slide, gambar, cerita yang
berkaitan dengan materi pembelajaran.
g. Evaluasi Hasil Belajar
Pembelajaran tentunya tidak lepas dari evaluasi, untuk
mengevaluasi hasil pembelajaran melalui tiga tahap yaitu: ulangan harian,
tes kemampuan dasar, dan penilaian akhir. Evaluasi pembelajaran
dilakukan dengan cara membuat kesimpulan dan analisis secara klasikal
diberi soal sesuai materi pembelajaran. Mengambil nilai dari pemberian
tugas.
h. Pengembangan Peserta Didik
Untuk mengembangakan kemampuan peserta didik dengan cara
mengadakan ekstrakurikuler, diadakan remedial, dan diadakan bimbingan
dan konseling pendidikan. Dengan adanya manajemen kompetensi
pedagogi guru maka akan dapat meningkatkan semua aspek-aspek yang
berkaitan dengan proses pendidikan di MTs NU Salatiga. Contoh:
diadaknnya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perencanaan manajemen pada kompetensi pedagogi guru MTs NU
Salatiga yang meliputi beberapa komponen adalah tujuan, menyusun
rencana, menentukan, dan membandingkan. Tujuan merencanakan
manajemen pada kompetensi pedagogi adalah dengan cara melihat
indikator dalam pembelajaran dan tujuan disesuaikan dengan silabus.
Untuk menyusun perencanaan pembelajaran dengan cara menyiapkan
rencana harian (RPP) yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku. Menentukan rencana pembelajaran sudah ada aturan di dalam
silabus, kemudian mengikuti aturan dalam silabus. Menganalisis dari
berbagai tahapan yang baku, dipersiapkan untuk siswa komposisi harus
tepat. Membandingkan perencanaan pembelajaran antara yang sudah
96
direncanakan dengan yang belum direncanakan tentunya hasilnya sangat
berbeda. Apabila direncanakan tentunya hasilnya maksimal, tetapi apabila
belum direncanakan tentunya hasilnya kurang maksimal.
2. Mengorganisir manajemen pada kompetensi pedagogi guru MTs NU
Salatiga meliputi pengarahan dan komunikasi. Untuk melakukan
pengarahan pembelajaran bagi peserta didik dalam mengorganisir adalah
dengan cara memberikan motivasi dalam sela-sela waktu pembelajaran
yang berkaitan dengan materi pembelajara tersebut, kemudian mengatur
tempat duduk, mengarahkan siswa sesuai metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Komunikasi dalam pembelajaran dengan cara melakukan
komunikasi baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
3. Menggerakkan manajemen pada kompetensi pedagogi guru MTs NU
Salatiga meliputi tiga komponen antara lain: pemberian tugas, penjelasan,
dan mengambil langkah. Pemberian tugas dalam manajemen kompetensi
pedagogi dengan cara memberikan tugas baik secara individual maupun
kelompok. Menjelasan materi di usahakan yang lebih rinci dan jelas untuk
mempermudah siswa dalam menerima materi, sehingga dapat memberi
gambaran dan aplikasi dari semua pembelajaran dalam tindakan
keseharian. Untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi dengan
cara mengambil langkah pengecekan ulang, mengoreksi materi, dan
disesuaikan dengan RPP.
4. Mengendalikan kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga adalah
dengan cara mengevaluasi. Mengevaluasi pembelajaran diambil melalui
97
pemberian tugas sesudah materi disampaikan. Keberhasilan dalam
mengevaluasi pembelajaran ada pada indikator-indikator yang sudah ada
dan membuat analisis hasil ulangan.
5. Kompetensi pedagogi yang harus dikuasai bagi guru MTs NU Salatiga
meliputi delapan komponen. Antara lain: mampu mengelola pembelajaran,
memahami peserta didik, mengembangkan kurikulum, merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang penulis paparkan di atas, maka penulis
memberikan beberapa masukan untuk pihak MTs NU Salatiga untuk
memajukan fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru diantaranya:
1. Kepala Sekolah
Untuk kepala sekolah penerapan fungsi manajemen kompetensi pedagogi
guru hendaknya lebih difokuskan terhadap pencapaian hail belajar siswa,
sehingga siswa dan sekolah dapat tercapai dengan baik sesuai dengan
harapan dan tujuan pendidikan.
2. Guru di MTs NU Salatiga
Bagi guru di MTs NU Salatiga penerapan fungsi manajemen pada
kompetensi pedagogi guru perlu ditingkatkan dan hendaknya lebih
difokuskan terhadap pencapaian hasil belajar siswa, sehingga prestasi
siswa dan prestasi sekolah dapat tercapai dengan baik
98
3. Siswa
Untuk siswa, dengan adanya penerapan fungsi manajemen pada
kompetensi pedagogi guru maka akan mendapatkan guru-guru yang
berkompeten yang tentunya akan menguntungkan bagi siswa. menjadi
siswa yang unggul dan berprestasi, baik akademik maupun non akademik.
4. Sarana dan prasarana di MTs NU Salatiga penunjang kompetensi guru
agar lebih dilengkapi sehingga kebutuhan belajara siswa dapat terpenuhi
tanpa mengalami kendala yang berarti.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:
PT. Remaja Rosadakarya.
Asmani, Jamal, ma’mur. 2009.Manajemen Pengelolaan dan
KepemimpinanmPendidikan Profesional. Jogjakarta: Diva Press (Anggota
IKAPI).
99
Darling, Linda dan Bartz, Hamond John. 2009. Guru Yang Baik Disetiap
Kelas.Jakarta: PT. Indeks.
Daryanto, M. 2013. Administrasi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosada Karya.
Kartono, Karini. 1992. Pengantar Ilmu Pendidikan. Bandung: Penerbit Mandar
Maju.
Kyriacou, Chris. 2012. Effective Teaching. Bandung: Nusa Media.
Majid, Abdul. 2008.; 2013 Perencanaan Pembelajaran.; Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosadakarya Ofset.
Moleong, Lexy J. 2002.; 0111. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosada Karya.
Mujtahid. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN-Malang Press.
Mulyasa, Enco. 2002; 2008; 2011. Manajemen Berbasi Sekolah; Standar
Kompetensi dan Sertifikasi Guru; Menjadi Guru Profesional. Bandung:
PT. Remaja Rosada Karya.
Nurdin,Syafruddin dan M. Basyirudin Usman. 2003. Guru Profesional dan
Implementasi Kurikulum. Jakarta: PT. Intermasa.
Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum
Sekolah.Yogyakarta: BPFE.
Pidata, Made. 2011.Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.
Sopatin, Popi. Manajemen Belajar Berbasis kepuasan siswa. Bogor: Ghalia
Indonesia.
100
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Tilaar, A,R. 2012. Perubahan Sosial dan Pendidikan Pengantar Pedagogik
Transformatif Untuk Indonesia. Jakarta: P.T. Asdi Mahasatya.
Uno, Hamzah. 2010. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Uzer, Usman. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya.
Yamin, Moh. Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan.Jogjakarta: DIVA Press
(Anggota IKAPI).
Wijaya, Tresna Sastra.1991. Pengembangan Program Pengajaran. Jakarta: PT.
Melton Putra.
http://mahmuddin.com/home/pengelolaan-pembelajaran/10022015/11:12
http://ibnufajar75.wordpress.com/2012/12/27/empat-kompetensi-yang-harus-
dimiliki-seorang-guru-profesional/121114/14:25
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/01/29/kompetensi-pedagogi-
guru/14/09022015/13:25
http://id.wikipedia.org/wiki/pedagogi/09212015/10:41.
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
101
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Rohatun
Tempat /Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 09 September 1990
Alamat : Tegalsari Rt. 03 Rw. 05 Sidomukti, Bandungan,
Semarang- Jawa tengah 50661
Nama Orang Tua : Ayah : Jumeri
: Ibu : Halimah
Riwayat Pendidikan :
1. SD Sidomukti 02 Lulus tahun 2004
2. SMP Islam Plus Bina Insani Lulus tahun 2007
3. SMA Islam Plus Bina Insani Lulus tahun 2010
4. IAIN Salatiga Jurusa PAI Lulus tahun 2015
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat degan sebenar-benarnya.
Salatiga,06 April 2015
Penulis,
Siti Rohatun
Dokumentasi
Foto penelitian
102
Gambar 1 foto tentang gedung sekolah MTs NU Salatiga.
Gambar 2 foto tentang waktu wawancara kepada guru MTs NU Salatiga.
103
Gambar 3 foto tentang waktu wawancara kepada guru MTs NU Salatiga.
104
Gambar 4 foto tentang suasana pembelajaran di dalam kelas.
105
Verbatim wawancara dengan bapak (MS)
Nama : (MS)
Hari/Tanggal: Selasa/03 Maret 2015.
Pukul : 10.15 s.d 11.08 WIB
Wawancara 1
A. Pertanyaan : Siti Rohatun
B. Jawaban : (MS)
A. Bagaimana bapak menetapkan tujuan dan target pembelajaran?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Tujuan perencanaan
pembelajaran dengan cara melihat indikator dalam pembelajaran
dan tujuan disesuaikan dengan silabus. Contoh: ketika ingin
merencanakan pengajaran dalam pembelajaran menetapkan materi
harus berdasarkan urutan materi tersebut yang sudah disesuaikan
dalam silabus.
A. Bagaimana bapak menyusun strategi untuk mencapai tujuan dan
target pembelajaran?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Menyusun/merumuskan
perencanaan pembelajaran dengan cara membuat RPP materi yang
sudah disesuaikan dengan silabus. Contoh: bab tentang hal-hal yang
membatalkan sholat.
106
A. Bagaimana ibu/bapak menentukan rencana pembelajaran?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Menentukan perencanaan
pembelajaran sudah ada aturan dalam silabus. Untuk itu
menentukan perencanaan pembelajaran harus mengikuti aturan
dalam silabus. Contoh: materi yang sudah ditentukan di urutkan
sesuai dengan silabus.
A. Bagaimana bapak membandingkan perencanaan yang sudah
direcanakan dengan yang belum direncanakan?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Membandingkan
perencanaan pembelajaran antara yang sudah direncanakan dengan
yang belum direncanakan tentunya hasilnya sangat berbeda. Bila
direncanakan tentunya hasilnya maksimal, sedangakan apabila
belum direncanakan tentunya hasilnya kurang
Maksimal. Contoh: RPP yang sudah diserahkan untuk di koreksi
kepala sekolah hasilnya sudah baik.
A. Bagaimana bapak melakukan pengarahan strategi pembelajaran
kepada peserta didik?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Melakukan pengarahan
pembelajaran dengan cara memberikan motivasi dalam sela-sela
waktu pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembelajaran
tersebut. Contoh: Sholat adalah sebagai tiang agama, jadi seseorang
telah meninggalkan sholat maka imannya akan runtuh.
107
A. Bagaimana bapak melakukan komunikasi dalam pembelajaran
terhadap peserta didik?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Komunikasi pembelajaran
terhadap peserta didik dengan cara melakukan komunikasi dalam
pembelajaran dan di lingkungan sekolah. Komunikasi dalam
pembelajaran antara guru dengan siswa dapat diterapkan waktu di
lingkungan sekolah dan sekitarnya. Contoh: guru datang kesekolah
terlebih dahulu kemudian memberikan salam siswa satu-persatu.
Dengan adanya komunikasi antara guru dengan siswa dapat
mempererat kedekatan antara guru dengan siswa.
A. Bagaimana bapak memberikan tugas pembelajaran?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Memberikan tugas baik
secara individual maupun kelompok. Diberikan setelah penjelasan
selesai.Contoh: tugas harus disesuakian dengan materi.
A. Bagaimana bapak menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta
didik?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Menjelaskan materi
pembelajaran harus yang lebih rinci dan jelas untuk mempermudah
siswa dalam menerima materi.Contoh: materi tentang sholat harus
dijelaskan dari mulai dasar sampai selesai bab tersebut.
108
A. Bagaimana bapak mengambil langkah atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Mengambil langkah atas
penyimpangan yang mungkin ditemukan untuk menghindari
kesalahan yang mungkin terjadi dengan cara mengambil langkah
pengecekan ulang. Contoh: Sebelum materi disampaikan guru
mengecek ulang kembali RPP tersebut.
A. Bagaimana cara bapak mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian
tujuan dan target pembelajaran?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Mengevaluasi pembelajaran
diambil melalui pemberian tugas sesudah materi disampaikan.
Contoh: iswa diberi tugas untuk dikerjakan.
A. Bagaimana cara bapak agar mampu mengelola pembelajaran?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Guru harus mampu
mengelola pembelajaran dengan cara menyiapakan perenncanaan
pembelajaran (materi) dan mengembangkan model-model
pembelajaran yang baru. Contoh: guru harus bisa menjelaskan
materi yang sudah ditentukan.
A. Bagaimana cara bapak memahami kemampuan peserta didik?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Memahami kemampuan
peserta didik dengan cara memberi soal untuk dikerjakan dan
dibatasi waktu dalam mengerjakannya. Contoh: pemberian soal
guna untuk mengetahui kemampuan siswa tersebut.
109
A. Bagaimana cara bapak mengembangkan kurikulum?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Mengembangkan kurikulum
dengan cara melakukan analisis buku ajar. Contoh: materi harus
disesuaikan siabus dan berpedoman pada kurikulum.
A. Bagaimana cara bapak menyusun program pembelajaran (RPP)?
B. Menurut Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Menyusun
perencanaan pembelajaran (RPP) dengan cara melihat silabus,
kurikulum dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Contoh:
materi harus sesuai dengan RPP.
A. Bagaimana cara bapak melaksanakan pembelajaran yang mendidik
dan dialogis?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fikih. Pelaksanaan Pembelajaran
yang mendidik dan dialogis yaitu meliputi pre tes (tes awal) dan post
test (penilaian akhir). Penilaian awal meliputi: hasil ulangan harian,
tugas sekolah, dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran,
sedangkan penilaian akhir meliputi: hasil tes akhir.
A. Bagaimana cara bapak memanfaatkan teknologi pembelajaran?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Pemanfaatan teknologi
sangat diperlukan guru untuk menunjang keberhasilan pencapaian
pembelajaran, dengan menggunakan media pembelajaran akan
memudahkan penyampaian materi kepada siswa. Siswa juga akan
mudah menerima materi yang disampaikan tersebut.
110
A. Bagaimana cara bapak melakukan evaluasi hasil belajar?
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Evaluasi pebelajaran dengan
cara diadakan ulangan harian, dan penilaian akhir.
A. Bagaimana cara bapak mengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fikih. Mengembangakan
kemampuan peserta didik dengan cara mengadakan ekstrakurikuler,
diadakan remedial, dan diadakan bimbingan konseling pendidika.
Verbatim wawancara dengan bapak (MF)
Nama : (MF)
Hari/Tanggal: Selasa/ 03 Maret 2015.
Pukul : 08.13 s.d 08. 57 WIB
111
Wawancara 2
A. Pertanyaan : Siti Rohatun
B. Jawaban : (MF)
A. Bagaimana bapak menetapkan tujuan dan target pembelajaran?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Tujuan perencanaan
pembelajaran yaitu siswa sebagai subyek pendidikan mendapat porsi
yang besar untuk menentukan tujuan pembelajaran, tujuan harus
disesuaikan silabus. Dalam pencapaian tujuan perencanaan
pembelajaran, siswa harus memilih materi yang sudah disesuaikan
dengan silabus. Contoh: siswa belajar membuat materi yang
disesuaikan judul.
A. Bagaimana bapak menyusun strategi untuk mencapai tujuan dan
target pembelajaran?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak.
Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran dengan cara
menyiapkan rencana harian (RPP) yang telah disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku. Memahami karakter siswa sehingga dapat
diketahui pembelajaran yang relevan. Contoh: bab akhlak terpuji.
Siswa diikutsertakan dalam mebuat contoh tentang akhlak terpuji.
A. Bagaimana bapak menyusun strategi untuk mencapai tujuan dan
target pembelajaran?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak.
Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran dengan cara
112
menyiapkan rencana harian (RPP) yang telah disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku. Memahami karakter siswa sehingga dapat
diketahui pembelajaran yang relevan. Contoh: bab akhlak terpuji.
Siswa diikutsertakan dalam mebuat contoh tentang akhlak terpuji.
A. Bagaimana ibu/bapak menentukan rencana pembelajaran?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Menentukan
perencanaan pembelajaran adalah menganalisis dari berbagai
tahapan yang baku, dipersiapkan untuk siswa, komposisi harus tepat.
Contoh: materi yang ditentukan harus tepat.
A. Bagaimana bapak membandingkan perencanaan yang sudah
direcanakan dengan yang belum direncanakan?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Membandingkan
perencanaan pembelajaran tentunya sesudah di rencanakan terlebih
dahulu, kemudian melaksanakan tahapan-tahapan baku, tetapi bila
tidak direncanakan maka hasilnya akanmengalir seperti air yang
hanya monoton saja. Contoh: menjelaskan materi hanya sesuai
dengan silabus saja tanpa dikembangkan.
A. Bagaimana bapak melakukan pengarahan strategi pembelajaran
kepada peserta didik?
B. Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
Membandingkan perencanaan pembelajaran dengan cara melihat
KBM. Bila direncanakan hasilnya baik begitu juga sebaliknya bila
113
tidak direncanakan hasilnya kurang baik. Contoh: materi harus
disesuaikan dengan KBM kemudian guru mengembangkannya bagi
yang sudah direncanakan.
A. Bagaimana bapak melakukan pengarahan strategi pembelajaran
kepada peserta didik?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Melakukan
pengarahan pembelajaran dengan cara mengatur tempat duduk,
mengarahkan siswa sesuai metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Contoh: belajara kelompok diskusi kelas dengan cara
memindah tempat duduk sesuai dengan kelompok masing-masing.
A. Bagaimana bapak melakukan komunikasi dalam pembelajaran
terhadap peserta didik?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Melakukan
komunikasi dalam pembelajaran dengan cara mengembangkan
komunikasi baik waktu di dalam lingkungan sekolah dan di luar
sekolah. Contoh: Komunikasi di luar sekolah melalui elektronik.
A. Bagaimana bapak memberikan tugas pembelajaran?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Memberikan tugas
melalui pengarahan tugas, baik secara individual atau kelompok.
Contoh: siswa mengerjakan tugas sesuai dengan apa yang
disampaikan guru.
114
A. Bagaimana bapak menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta
didik?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Menjelaskan
pembelajaran diusahakan harus jelas dan mudah difahami siswa
sehingga dapat memberi gambaran aplikasi dari semua
pembelajaran dalam tindakan keseharia. Contoh: Dalam
menmjelaskan tidak boleh menggunakan kosa kata yang tidak bisa
dimengerti siswa.
A. Bagaimana bapak mengambil langkah atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Jika masih relevan
maka dilakukan, kalau tidak relevan maka menjadi masukan.
Contoh: memperbaiki kembali hasil yang belum relevan.
A. Bagaimana cara bapak mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian
tujuan dan target pembelajaran?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Mengevaluasi proses
pembelajaran dan memformulasikan program yang baru. Contoh:
materi yang kurang lengkap di lengkapi kembali.
A. Bagaimana cara bapak memahami kemampuan mengelola
pembelajaran?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Kemampuan
mengelola pembelajaran yaitu dengan cara membaca banyak
refrensi pendidikan atau mencoba model-model pembelajaran yang
115
baru. Contoh: materi akhlak terpuji. Guru harus bisa menjabarkan
materi akhlak terpuji.
A. Bagaimana cara bapak mengembangkan kurikuum?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Mengembangkan
kurikulum pembelajaran dengan cara sinkronisasi kurikulum dengan
silabus.
A. Bagaimana cara bapak menyusun program pembelajaran (RPP)?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Menyusun program
pembelajaran dengan cara melihat silabus, kurikulum, dan tujuan
yang akan dicapai.
A. Bagaimana cara bapak melaksanakan pembelajaran yang mendidik
dan dialogis?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Mewujudkan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan cara memberi
kesempatan dan umpan balik kepada peserta didik untuk merangsang
siswa mengingat pelajaran sebelumnya.
A. Bagaimana cara bapak memanfaatkan teknologi pembelajaran?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Mewujudkan
pembelajaran yang baik diperlukannya pemanfaatan teknologi
pembelajaran seperti membuat slide, gambar, cerita yang berkaitan
dengan materi pembelajaran.
116
A. Bagaimana cara bapak melakukan evaluasi hasil belajar?
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Pembelajaran
tentunya tidak lepas dari evaluasi, untuk mengevaluasi hasil
pembelajaran melalui tiga tahap yaitu: ulangan harian, tes
kemampuan dasar, dan penilaian akhir.
A. Bagaimana cara bapak mengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya dengan cara diadakannya remedial untuk memperbaiki
hasil yang kurang baik, diadakannya kegiatan ekstra kurikuler untuk
menunjang bakat dan kemampuan siswa, dan diperlukan adanya
bimbingan konseling pendidikan.