DEFINISI HIV / AIDS
• AIDS didefinisikan sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus “HIV” (Tuti Parwati, 1996).
• Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia
CARA PENULARAN HIV / AIDS
• Hubungan seks• Tranfusi darah• Berbagi jarum• Dari ibu ke anak selama masa kehamilan
GEJALA AIDS
• Merasa kelelahan yang berkepanjangan• Deman dan berkeringat pada malam hari tanpa sebab
yang jelas.• Batuk yang tidak sembuh-sembuh disertai sesak nafas
yang berkepanjangan.• Diare/mencret terus-menerus selama 1 bulan. Bintik-
bintik berwarna keungu-unguan yang tidak biasa• Berat badan menurun secara drastis lebih dari 10%
tanpa alasan yang jelas dalam 1 bulan.• Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan
lipatan paha.
HIV/AIDS DALAM SUDUT PANDANG ANTROPOLOGI
Analisa budaya• Perilaku seksual yang salah dapat menjadi faktor utama
tingginya penyebaran HIV/AIDS dari bidang budaya• Masuknya berbagai jenis miras, perjudian dan hiburan
membuat masyarakat terlena. Glamor kehidupan modern dengan berbagai tawaran hedonistis dan materialistis membuat masyarakat lupa akan nilai-nilai luhur yang pernah ditanam lewat adat-istiadat dan ajaran agama
• Di lain pihak, ditemukan beberapa budaya tradisional yang ternyata meluruskan jalan bagi perilaku seksual yang salah ini, contoh : upacara Ezam Uzum pada suku Marind-Anim. Kepala adat atau pemimpin upacara mengadakan hubungan seksual dengan ibu-ibu janda sebanyak tiga sampai lima orang ibu. Tujuannya ialah untuk mendapatkan sperma yang akan digunakan untuk kepentingan upacara, karena sperma melambangkan kesucian dan dapat mengusir setan.
Tabel penyebaran AIDS di Papua Tahun 2006
No. Daerah Jumlah
1. Timika 1019
2. Merauke 834
3. Kota Jayapura 236
4. Biak 208
5. Sorong 153
6. Kabupaten Jayapura 119
7. Nabire 117
8. Fak-Fak 31
• Tahun 2009 : jumlah ibu rumah tangga di Timika yang terinfeksi HIV/AIDS sebanyak 551 orang dan warga yang mempunyai pekerjaan tidak tetap yang terinfeksi sebanyak 600 orang. Sedangkan kelompok umur yang terbanyak menderita penyakit ini yakni antara 20-29 tahun.
• Tahun 2010 : sebanyak 1.536 warga tujuh suku di Timika telah terinfeksi HIV/AIDS.
• HIV/AIDS bukan lagi melingkupi para pelaku perilaku seksual yang salah atau para pengguna narkoba tetapi kini merangsek masuk ke dalam kehidupan masyarakat umum.
HIV / AIDS dilihat dari sudut pandang Psikologi
Menurut studi yang dilakukan oleh Meredith (dalam Varney: 2006) terhadap wanita penderita HIV positif tentang apa yang dibutuhkan dalam perawatan mereka :
1.Perawatan personal dan dihargai
2.Mempunyai seseorang untuk diajak bicara tentang masalah-masalahnya
3.Jawaban-jawaban yang jujur dari lingkungannya
4.Tindak lanjut medis
5.Mengurangi penghalang untuk pengobatan
6.Pendidikan/penyuluhan tentang kondisi mereka
Masalah psikologis yang timbul adalah• Stres, yang ditandai dengan menolak, marah, depresi,
dan keinginan untuk mati.• Keyakinan diri yang rendah pada penderita HIV/AIDS
akan menyebabkan penderita mengalami hypochondria (seringkali memikirkan mengenai kehilangan, kesepian dan perasaan berdosa atas segala apa yang telah dilakukan sehingga menyebabkan mereka kurang menitikberatkan langkah-langkah penjagaan kesehatan dan kerohanian mereka).
• Kecemasan akan HIV/AIDS berkorelasi negatif terhadap Psychological Well Being (kesejahteraan psikologis).
STIGMA MASYARAKAT TERHADAP ODHA SEBAGAI SUMBER PENULARAN HIV
A. Eksternal stigma
- Menjauhi (avoidance)
- penolakan (rejection)
- Peradilan moral (moral judgement)
- Stigma karena hubungan
- Keengganan untuk melibatkan ODHA
- Diskriminasi
- Pelecehan
- Pengorbanan (victimization)
- Pelanggaran hak azasi manusia
Lanjutan.....
B. Internal stigma
- Mengasingkan diri
- Rendah diri
- Menarik diri
- Overcompensation
- Ketakutan untuk mengungkapkan
PANDANGAN SOSIOLOGI KESEHATAN TERHADAP PENYAKIT HIV
Transisi masyarakat agraris
ke industri
Globalisasi di
berbagai bidang
Majunya teknologi komunika
si
Longgarnya
struktur sosial dan keluarga
Berdampak kepada prilaku individu
dan masyarakat
PENDEKATAN MENGATASI PERMASALAHAN HIV AIDS DI INDONESIA
1. Pendekatan Sosiologi • Pendekatan Agama • Pendekatan Hukum• Pendekatan Jurnalistik• Pendekatan Seni
2. Pendekatan Lain• Pendekatan Ekologi• Pendekatan Eksponensial• Pendekatan Sistem• Pendekatan Interdisiplinen & Multidisipliner
TUJUAN PENANGULANGAN HIV AIDS• Tujuan Umum
Mencegah dan mengurangi penularan HIV Meningkatkan kualitas hidup ODHA Mengurangi dampak sosiaol dan ekonomi HIV dan AIDS pada
individu, keluarga dan masyarakat
• Tujuan Khusus Menyediakan dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan,
pengobatan dan dukungan kepada ODHA yang terintegrasi dengan upaya pencegahan
Meningkatkan peranserta remaja perempuan, keluarga dan masyarakat umum termasuk ODHA dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS
Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara lembaga di pusat dan daerah untuk meningkatkan responnasional terhadap HIV dan AIDS
Meningkatkan koordinasi kebijakan nasional dan daerah dalam penanggulangan HIV dan AIDS
LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN HIV/AIDS
Meningkatkan fungsi pelayanan VCT (Voluntary Counseling and Testing);
Meningkatkan fungsi pelayanan ART (Antiretroviral Therapy); Meningkatkan fungsi pelayanan PMTCT (Prevention Mother to
Child Transmision); Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunistik (IO); Meningkatkan fungsi pelayanan pada Orang Dengan HIV
AIDS (ODHA) dengan faktor risiko Injection Drug User (IDU); dan
Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang, yang meliputi: pelayanan gizi, laboratorium, dan radiologi, pencatatan dan pelaporan
KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG HIV/AIDS
• Memutuskan rantai penularan• Mengembangkan kerjasama dengan LSM• Pencegahan HIV/AIDS melalui KIE• Setiap pekerja berhak memperoleh informasi yang
benar tentang HIV/AIDS• Setiap ODHA dilindungi kerahasiaannya untuk
mencegah stigmasi,diskriminasi dan pelanggaran HAM• Persamaan gender dan pemberdayaan perempuan
untuk mengurangi ancaman atau kerentanan (vulnerebility) pekerja perempuan terhadap penularan HIV/AIDS
Lanjutan….
• Setiap ODHA berhak memperoleh pelayanan pengobatan,perawatan dan dukungan tanpa diskriminasi
• Meningkatkan kemampuan petugas dan institusi kesehatan dan sektor terkait dalam menanggulangi HIV/AIDS termasuk pelatihan dan pengorganisasian
• Prosedur diagnosa HIV pada pekerja harus sukarela didahului dengan inform concent,disertai conseling sebelum dan sesudah test dilakukan.
Strategi untuk menangani masahah HIV AIDS
• memperkuat kemauan dan kepemimpinan para manager untuk mengatasi HIV/AIDS
• Menerapkan dan membangun kemitraan sebagai landasan kerja dan promosi kesehatan kerja
• Mengembangkan iklim yang mendorong dunia usaha yang partisipatif dalam pelembagaan k3 di tempat kerja terutama dalam penanggulangan HIV/AIDS
Langkah – langkah penanggulangan HIV/AIDS a. Pelayanan Promotif :
Promosi Perilaku Seksual Aman (Promoting Safer Sexual Behavior).Promosi dan distribusi kondom (Promoting and Distributing Condom).Norma Sehat di Tempat Kerja : tidak merokok, tidak mengkonsumsi Napza.Penggunaan alat suntik yang aman (Promoting and Safer Drug Injection Behavior).
b. Pelayanan PreventifPeningkatan gaya hidup sehat (Reducing Vulnerability of Spesific Pop).Memahami penyakit HIV AIDS, bahaya dan pencegahannya.Memahami penyakit IMS, bahaya dan cara pencegahannya.Diadakannya konseling tentang HIV AIDS pada pekerja secara sukarela dan tidak dipaksa.
Lanjutan…
c. Pelayanan KuratifPengobatan dan perawatan ODHAPencegahan dan pengobatan IMS (Infeksi Menular Seksual)Penyediaan dan Transfusi yang amanMencegah komplikasi dan penularan terhadap keluarga dan teman pekerjanyaDukungan sosial ekonomi ODHA
d. Pelayanan RehabilitatifLatihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuan yang masih ada secara maksimalPenempatan pekerja sesuai kemampuannyaPenyuluhan kepada pekerja dan pengusaha untuk menerima penderita ODHA untuk bekerja seperti pekerja lainMenghilangkan Stigma dan Diskriminasi terhadap pekerja ODHA oleh rekan kerja dan pengusaha
Recommended