IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH
LALAT HIJAU (Chrysomya megacephala) DI PASAR LEGI
JOMBANG.
( Studi di Laboratorium Bakteriologi D-III Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang)
KARYA TULIS ILMIAH
NAZIM NUR FAUDIYAH
171310032
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020
i
IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH
LALAT HIJAU (Chrysomya megacephala) DI PASAR LEGI
JOMBANG.
( Studi di Laboratorium Bakteriologi D-III Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang)
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Studi di Program Studi Diploma III Analis
Kesehatan
NAZIM NUR FAUDIYAH
171310032
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIAMEDIKA
JOMBANG
2020
ii
IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio cholerae PADA TUBUH
LALAT HIJAU (Chrysomya megacephala) DI PASAR LEGI
JOMBANG
Oleh :
Nazim Nur Faudiyah*, Lilis Majidah**, Ita Ismunanti***
ABSTRAK
Bakteri Vibrio cholerae merupakan bakteri yang dapat menyebabkan
penyakit kolera pada manusia. Salah satu penyebaran bakteri Vibrio cholerae
dapat melalui air yang terkontaminasi oleh feses penderita kolerae, namun dapat
juga disebabkan oleh serangga seperti lalat hijau (Chrysomya megacephala). Lalat
hijau dapat menjadi vektor pembawa bibit penyakit melalui anggota tubuhnya,
seperti pada bulu kaki, sayap dan badan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
adanya bakteri Vibrio cholerae pada tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala)
di Pasar Legi Jombang.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah
seluruh lalat hijau yang ada di Pasar Legi Jombang. Teknik sampling
menggunakan Quota sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 50 lalat hijau
(Chrysomya megacephala). Pengumpulan data menggunakan observasi
laboratorium. Analisa data menggunakan tabel dan hitung persentase lalat hijau
(Chrysomya megacephala) yang positif bakteri Vibrio cholerae.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi STIKes ICMe Jombang, dari 50 sampel lalat hijau (Chrysomya
megacephala) ditemukan tiga sampel (18%) positif bakteri Vibrio
cholerae,sedangkan sampel lainnya terkontaminasi oleh bakteri E. Coli (6%) dan
(76%) terdapat bakteri Salmonella sp.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dari total keseluruhan sampel, didapatkan
( 18%) sampel lalat hijau (Chrysomya megacephala) yang ada di pasar Legi
Jombang, positif terdapat bakteri Vibrio cholerae, dan sampel lainnya
terkontaminasi oleh bakteri lain yaitu bakteri E.coli pada satu sampel (6%) dan 13
sampel lainnya (76%) terkontaminasi bakteri Salmonella sp.
Kata Kunci : Bakteri kontaminan, Vibrio cholerae, Lalat Hijau (Chrysomya
megacephala)
iii
IDENTIFICATION OF Vibrio cholerae BACTERIA ON THE
BODY GREEN FLIES (Chrysomya megacephala) IN LEGI
MARKET JOMBANG
By :
Nazim Nur Faudiyah*, Lilis Majidah**, Ita Ismunanti***
ABSTRACT
Vibrio cholerae is bacteria is the bacteria that can cause cholera to the human.
One of deployments of the bacteria can be through water than has been
contaminated cholerae surfferer, and this also can be coused by an insect like
green fly (Chrysomya megacephala). The green fly can be a vector contagonius
which carry the germs by using its leg hair, wing and body. The aim of this stady
to investigate the existence of Vibrio cholerae bacteria on green flies body
(Chrysomya megacephala) in Legi market Jombang
The researcher used descriptive research. The population of this research was
all over green flies in the Legi market Jombang. The sampling technique used the
Quota sampling, with a sample amount of 50 green flies (Chrysomya
megacephala). Data collection using laboratory observation. The data analyzing
used table and persentage of green flies (Chrysomya megacephala) that
contaminated Vibrio cholerae bacteria.
Based on the result of the research conducted in Microbiology laboratory
STIKes ICMe Jombang, from 50 samples of green flies (Chrysomya
megacephala) found three samples (18%) positive bacteri Vibrio cholerae, while
other samples were contaminated by bacteria E.coli (6%) and 76% bacteria
Salmonella sp.
The conclusion of the study of the entire sample, obtained (18%) sample of
green flies (Chrysomya megacephala) in the Legi market Jombang, positive there
are bacteria Vibrio cholerae. And other sample contaminated by other are E.coli
bacteria on one sample (6%) and 13 other sample (76%) Salmonella sp
contaminated bacteria.
Keyword : Contaminated bacteria, Vibrio cholerae, Green Flies (Chrysomya
megacephala)
iv
v
vi
vii
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bojonegoro, 25 Agustus 1999 dari pasangan Bapak
Slamet Tarji dan ibu Rumsari. Penulis merupakan putri kedua dari dua
bersaudara. Tahun 2011 penulis lulus dari MI Sururiyah Siwalan, tahun 2014
penulis dari SMPN 1 Sugihwaras, tahun 2017 penulis lulus dari SMAN 1
Sugihwaras Bojonegoro. Pada tahun 2017 penulis lulus seleksi masuk STIKes
Insan Cendekia Medika Jombang melalui jalur undangan. Penulis memilih
program studi Diploma III Analis Kesehatan dari lima pilihan program studi yang
ada di STIKes ICMe Jombang.
Jombang, 25 Agustus 2020
Nazim Nur Faudiyah
171310032
ix
MOTTO
“CARA BERFIKIRMU MENCERMINKAN DUNIA HIDUPMU”
x
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji syukur penulis panjatkan Kehadirat-Nya, atas segala karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah yang diajukan sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar Diploma III Analis Kesehatan STIkes
ICMe Jombang yang berjudul “ Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada Tubuh
Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang”.
Keberhasilan karya tulis ilmiah ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak , oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin
menghanturkan terimakasih kepada Bapak H. Imam Fathoni, S.KM., M.M selaku
ketua STIKes ICMe Jombang, Ibu Sri Sayekti, S.Si., M.Ked selaku kaprodi DIII
Analis Kesehatan , Ibu Lilis Majidah, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing utama
dan Ibu Ita Ismunanti, S.Si selaku pembimbing anggota karya tulis ilmiah ini yang
banyak memberikan saran dan masukan, Bapak & ibu, kakak, keluarga, teman-
teman serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang dimiliki, karya
tulis ilmiah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran sangat
diharapkan oleh peneliti demi kesempurnaan karya ini. Semoga karya tulis ini
dapat bermanfaat terutama bagi peneliti dan bagi kita semua.
Jombang, Agustus 2020
Penulis,
Nazim Nur Faudiyah
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... v
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. vi
SURAT PERNYATAAN PLAGIASI ........................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... viii
MOTTO........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6
2.1 Bakteri Vibrio cholerae ............................................................... 6
2.1.1 Klasifikasi Vibrio cholerae ............................................ 6
xii
2.1.2 Morfologi Vibrio cholerae ............................................ 7
2.1.3 Fisiologi Vibrio cholerae............................................... 8
2.1.4 Patogenesis dan Patologi Vibrio cholerae ...................... 8
2.1.5 Cara Penyebaran ........................................................... 9
2.1.6 Pencegahan ................................................................... 10
2.2 Lalat ........................................................................................... 11
2.2.1 Klasifikasi Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) ........ 12
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kehadiran Lalat ................ 13
2.2.3 Cara Pencegahan dan Pengendalian Lalat ...................... 13
2.3 Diagnosa Laboratorium .............................................................. 14
2.3.1 Cara Penangkapan Lalat ................................................ 14
2.3.2 Identifikasi Bakteri ....................................................... 15
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................... 18
3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 18
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ................................................ 19
BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................. 20
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 20
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 20
4.2.1 Waktu Penelitian ........................................................... 20
4.2.2 Tempat Penelitian ......................................................... 20
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling penelitian .................................. 21
4.3.1 Populasi ........................................................................ 21
4.3.2 Sampel .......................................................................... 21
4.3.3 Sampling ....................................................................... 22
xiii
4.4 Kerangka Kerja (Framework) ..................................................... 23
4.5 Variabel dan Definisi Operasional .............................................. 24
4.5.1 Variabel Penelitian ........................................................ 24
4.5.2 Definisi Operasional ..................................................... 24
4.6 Pengumpulan Data ...................................................................... 26
4.6.1 Instrumen Penelitian ..................................................... 26
4.6.2 Alat dan Bahan ............................................................. 26
4.6.3 Prosedur Penelitian ....................................................... 27
4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data .......................................... 29
4.7.1 Pengolahan Data ........................................................... 29
4.7.2 Analisa Data ................................................................. 31
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 33
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................... 33
5.2 Data Hasil Penelitian .............................................................................. 33
5.2.1 Penanaman Sampel pada Media TCBS .......................... 33
5.2.2 Penanaman pada Media TSIA ....................................... 35
5.2.3 Persentase Hasil Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae..... 35
5.3 Pembahasan ........................................................................................... 35
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 40
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 40
6.2 Saran ........................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 41
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................... 25
Tabel 5.1 Hasil penanaman sampel pada media TCBS.................................. 33
Tabel 5.2 Penanaman koloni pada media TSIA ............................................ 35
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi hasil Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada
Tubuh Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang .......... 35
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bakteri Vibrio cholerae ............................................................ 7
Gambar 2.2 Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) ..................................... 12
Gambar 3.1 Kerangka konseptual tentang “Identifikasi bakteri Vibrio cholerae
pada tubuh Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang” .. 18
Gambar 4.1 Kerangka kerja Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada Tubuh
Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang ..................... 23
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada Tubuh Lalat Hijau
Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 3. Lembar Konsultasi
Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vibrio cholerae merupakan bakteri penyebab penyakit sistem pencernaan
yang dapat tersebar dari satu manusia ke manusia yang lain. Bakteri Vibrio
cholerae dapat masuk ke dalam tubuh manusia bersama dengan air minum
yang tercemar bakteri Vibrio cholerae, hal ini dapat disebabkan karena
pengolahan air yang kurang baik. Disisi lain, bakteri Vibrio cholerae juga bisa
masuk ke tubuh manusia melalui makanan yang proses pengolahannya buruk
(Setyowati, 2018). Lalat adalah serangga kecil yang termasuk dalam
golongan Diptera. Beberapa jenis lalat mempunyai peran dalam penularan
penyakit yang di derita masyarakat, yaitu sebagai vektor pembawa penyakit.
Lalat dapat menjadi vektor mekanis pada masyarakat dengan cara membawa
bakteri penyebab penyakit melalui bulu-bulu halus di kaki, sayap, badan dan
purbocisnya (Putri, 2015) .
Menurut World Health Organization (WHO) kolera di Yaman merupakan
kasus yang terbesar di dunia, diperkirakan pada tahun 2017 lebih dari
setengah juta orang di Yaman telah terinfeksi kolera dan menewaskan 1.975
orang. Dapat diketahui bahwa wabah kolera di Yaman mendapat sekitar 80%,
Afrika 45%, dan Asia 13% (Astuti, 2019). Menurut data dari (Kemenkes RI,
2019) diare dapat menyebabkan kematian dan juga menimbulkan letupan
KLB (Kejadian Luar Biasa), pada tahun 2018 jumlah CFR telah melebihi
batas yang telah diharapkan yaitu sebanyak 4,76%. Karena tingginya angka
kaematian saat KLB diare Pemerintah Jawa Timur juga melakukan upaya
2
pengendalian penyakit diare dengan mengembangkan pelayanan kesehatan,
hasil program ini didapatkan cakupan pelayanan diare terendah terjadi pada
tahun 2017 yaitu sebesar 79,4% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2017)
. Di Kabupaten Jombang diare juga menjadi penyakit endemis dengan jumlah
penderita diare diperkirakan berjumlah 33.983 orang pada tahun 2018, dimana
34.243 kasus sudah ditemukan dan ditangani, sehingga cakupan kasus diare
yang ditemukan dan ditangani sebesar 100.8%. kasus diare pada tahun 2018 di
Kabupaten Jombang mengalami penigkatan dibandingkan pada tahun 2017
yang berjumlah 28.869 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, 2018).
Lalat memiliki kebiasaan hidup yang selalu berpindah tempat dari kotoran
dan mengkontaminasi seluruh permukaan yang dihinggapinya termasuk
makanan dan minuman manusia. Hal ini menjadikan lalat sebagai vektor
utama foodborne disease yang dapat menyebarluaskan berbagai macam
bakteri, parasit, jamur dan virus. Kebiasaan ini didasari dari kebiasaan lalat
yang suka memakan kotoran dan berbagai bahan organik lainnya, serta
kemampuannya beradaptasi dan dapat hidup berdampingan dengan manusia
hingga masuk kedalam rumah (synanthropic dan endhopilic) (Andiarsa,
2018).
Lalat Hijau atau secara ilmiah dikenal dengan nama Chrysomya
megacephala mempunyai peran penting dalam kesehata masyarakat, yaitu
sebagai agen penyebaran penyakit secara mekanis dan biologis. Penyebaran
penyakit secara mekanis dapat terjadi karena lalat membawa bakteri penyebab
penyakit dianggota tubuhnya seperti pada kepala, perut, sayap dan bulu-bulu
halus pada kaki dan purbocisnya. Sedangkan penyebaran penyakit secara
3
biologis dapat terjadi saat lalat hinggap di permukaan makanan manusia dan
kemudian lalat mengkontaminasi makanan tersebut dengan air liurnya yang
mengandung bakteri penyebab penyakit (Rukmana & Utami, 2019) . beberapa
bakteri berbahaya yang dapat disebarkan oleh lalat yaitu bakteri golongan
Salmonella sp., Vibrio cholerae dan Shigella disentry (Femila et al., 2018) .
Patogenesis bakteri Vibrio cholerae dimulai ketika Vibrio cholerae
mengeluarkan toksin kolera dan Toxin Coregulate Phlius (TCP) yang
diproduksi oleh rambut-rambut halus pada permukaan dinding bakteri dan
outer membran protein (OMP). Dalam proses patogenesis bakteri vibrio
cholerae akan dibantu oleh gen toxR. Gen toxR merupakan gen spesifik yang
dapat dijumpai pada genus Vibrio sp., gen ini dapat mengkontrol gen-gen
lainnya sehingga dapat menghasilkan produk toksin berupa hemolisis seperti
TRH dan TDH. Toksin yang dihasilkan bakteri Vibrio cholerae tersebut dapat
menimbulkan penyakit mutaber akut yang hebat dan dapat menyebabkan
tubuh mengalami dehidrasi berat (Guli, 2016).
Keberadaan lalat sangat mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya
termasuk manusia. Keadaan ini dapat ditanggulangi dengan melakukan
beberapa upaya pengolahan sampah secara rutin, sehingga jumlah makanan
dan tempat bertelur lalat dapat diturunkan. Seperti dengan melakukan
perbaikan fasilitas umum yang mendukung seperti membuat tempat saluran
air dan tempat sampah yang memadai dan tertutup pada tempat-tempat umum
seperti pasar mampu mengurangi kelembaban, dan mencegah lalat
berkembangbiak di area tersebut. Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah
kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan tidak membuang
4
sampah sembarangan. Inti dari perbaikan sanitasi dan perubahan perilaku ini
adalah mengurangi kesempatan lalat makan dan berkembangbiak di
lingkungan sekitar kita (Andiarsa, 2018) .
Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, dari total keseluruhan
sampel lalat hijau yang diteliti yaitu 100% sebagian kecil sampel yaitu 25%
terdapat bakteri Vibrio cholerae dengan ciri secara makroskopis koloni bulat,
cembung dan berwarna kekuningan sedangkan secara mikroskopis didapatkan
bakteri berbentuk batang bengkok berwarna merah, serta pada media TSIA
didapatkan bagian slant berwarna merah, butt berwarna kuning serta tidak
menghasilkan gas. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut peneliti ingin
melakukan identifikasi bakteri Vibrio cholerae pada tubuh lalat hijau
(Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat Bakteri Vibrio cholerae pada Tubuh Lalat Hijau
(Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengidentifikasi adanya bakteri Vibrio cholerae pada Tubuh Lalat
Hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Untuk menambah wawasan lebih dalam serta menjadi referensi
ilmiah untuk orang lain tentang bakteri Vibrio cholerae dapat
disebarkan melalui tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala) di
pasar Legi Jombang.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan
dalam perencanaan pembangunan sanitasi di lingkungan pasar serta
menjadi informasi yang berguna bagi pedagang untuk menjaga
kebersihan lingkungan dan tempat berdagang.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bakteri Vibrio cholerae
Vibrio cholerae merupakan bakteri penyebab infeksi yang dapat
menyebabkan wabah diare dengan angka kematian yang tinggi. Sejak
tahun 1817 penyakit kolera sudah menjadi penyakit endemik yang
menyebar secara luas, dimana pada saat itu sudah terjadi pandemi
sebanyak 7× dan pandemi terakhir terjadi antara tahun 1961 hingga
tahun 1970. penyakit ini dapat menyebar dengan adanya bantuan
perantara seperti kontak langsung dengan orang yang sakit, air, makanan
dan lalat (Soegijanto, 2016) .
2.1.1 Klasifikasi Vibrio cholerae
Bakteri Vibrio cholerae mempunyai klasifikasi berikut ini :
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Vibrionales
Famili : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies : Vibrio cholerae
Anggota Vibrio yang dianggap sebagai bakteri patogen
enterik meliputi : V. cholerae O1, Vibrio non-aglutinasi yang
terbagi menjadi V. cholerae non 0.1, V. parahaemolyticus dan
golongan V. fluvialis, V. mimicus, dan V. hollisae ; Aeromonas
7
spp,; Plesiomonas shigelloides. V. cholerae 01. Vibrio ini di
klasifikasikan menjadi 2 biotip yaitu biotik klasik dan El Tor
(Soegijanto, 2016).
2.1.2 Morfologi Vibrio cholera
Vibrio cholerae merupakan salah satu bakteri yang
termasuk dalam jenis bakteri gram negatif dimana dia memiliki
panjang 1,5-3,0 × 0,5 µm, tidak membentuk spora, bergerak
aktif dengan flagela kutub tunggal dengan pergerakan seperti
anak panah (darting movement). Pada isolasi pertama bakteri
Vibrio cholerae ini berbentuk koma, batang. Pada biakan
yang diperpanjang bakteri ini akan berubah bentuk menjadi
seperti bakteri yang ada pada saluran pencernaan dengan bentuk
batang lurus berwarna merah (Soegijanto, 2016). Bakteri Vibrio
cholerae memiliki koloni cembung, permukaannya halus dan
bulat keruhan dan granulanya terlihat bila terkena cahaya terang
(Jawetz, E, 2005).
Gambar 2.1 Bakteri Vibrio cholerae (Soegijanto, 2016)
8
2.1.3 Fisiologi Vibrio cholerae
Vibrio cholerae dapat hidup dengan baik dengan adanya
oksigen ataupun tanpa oksigen, namun paling baik bakteri ini
tumbuh pada suhu 37oC pada jenis media apapun, apalagi jenis
media khusus yang banyak mengandung asparagin dan gram
mineral yang nantinya akan dijadikan sebagai sumber pertumbuhan
oleh bakteri. Seperti media selektif TCBS (Thiosulfate-Citrate-
Bile-Salt-Sucrose) bakteri Vibrio cholerae dapat tumbuh dengan
baik dan menghasilkan koloni bakteri berwarna kekuningan karena
sifatnya yang memfermentasikan sukrosa dan manosa tetapi
tidak arabinosa. Ciri utama dari bakteri Vibrio sp. yaitu dapat
tumbuh pada pH yang sangat basa yaitu berkisar antara (8,5-9,5)
namun akan cepat mati pada pH asam, selain itu Vibrio
cholerae dapat dibedakan dengan bakteri enterik gram negatif
lainnya karena reaksinya yang positif oksidase (Jawetz, E,
2005).
2.1.4 Patogenesis dan Patologi Vibrio cholerae
Secara alami Vibrio cholerae bersifat patogen pada
manusia. Seseorang yang memiliki asam lambung normal
harus terinfeksi 108-1010 oraganisme Vibrio cholerae agar
dapat terinfeksi dan menjadi sakit. Namun pada orang dengan
kadar asam dalam perut yang menurun mudah terinfeksi bila
mengkonsumsi makanan yang mengandung bakteri Vibrio
cholerae sebanyak 102-104 (Jawetz, E, 2005).
9
Vibrio cholerae berkembang biak didalam usus kecil
yang diikuti dengan pelekatan pada mukosa usus dan
mengeluarkan enterotoksin yang akan dilekatkan pada puncak
vili dan kripta usus halus. Secara klinis terdapat beberapa
pertahanan yang penting terhadap bakteri Vibrio cholerae
seperti keasaman lambung, peristalsis usus dan mekanisme
imunitas. Diantar ketiga pertahanan tersebut asam lambung
merupakan pertahanan yang paling penting terhadap bakteri
Vibrio cholerae, lingkungan usus kecil yang basa dapat
menjadi tempat perkembangan Vibrio yang lolos dari lambung
(Soegijanto, 2016).
Pada umumnya bakteri Vibrio cholerae ini bukanlah
bakteri yang bersifat invasif, oraganisme ini tidak terdapat di
peredaran darah, namun berada di saluran pencernaan. Bakteri
Vibrio cholerae yang berbahaya ini nantinya kan melekat pada
mikrovili di permukaan dinding sel epitelia, disana mereka akan
memperbanyak diri dan melepaskan racun kolera dan mungkin
musinase dan juga endotoksin (Jawetz, E, 2005).
2.1.5 Cara penyebaran
Bakteri Vibrio cholerae adalah bakteri penyebab
penyakit kolera. Kolera dapat tersebar secara luas diwilayah
global khususnya di negara yang minim akan air bersih dan
kurangnya sanitasi lingkungan yang memadai, contohnya seperti di
negara berkembang. Selain itu bakteri Vibrio cholerae dapat
10
menyebar melalui feses manusia, bila feses tersebut terdapat
bekteri dan mencemari air sungai, maka orang yang bersentuhan
langsung dengan air sungai tersebut akan beresiko terkontaminasi
bakteri Vibrio cholerae (Anggaraditya, 2015) . Selain itu bakteri
Vibrio cholerae juga disebarkan melalui serangga seperti lalat
yang merupakan vektor pembawa bibit penyakit karena
sifatnya yang suka menghinggap pada tempat yang kotor
(Putri, 2015).
2.1.6 Pencegahan
Menurut (Setyowati, 2018), penanganan penyakit kolera
dapat dilakukan dengan memberikan larutan cairan pada
penderita kolera. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
dehidrasi akibat diare yang terus menerus dan disertai
muntah-muntah. Tindakan lain yang dapat dilakukan yaitu
dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
secara langsung, dimana masyarakat diperkenalkan tentang cara
mencegah masalah kesehatan dengan membiasakan masyarakat
untuk menerapkan pola hidup sehat dan mengajarkan cara
mengatasi berbagai macam penyakit yang sering menjangkit
mereka. Dalam mencegah diare juga dapat dilakukan dengan
pemberian vaksin, sertifikasi vaksin untuk kolera dari WHO
hanya berlaku 6 bulan (Jawetz, E, 2005).
11
2.2 Lalat
Lalat adalah serangga kecil yang memiliki bulu halus pada kakinya,
serangga ini termasuk dalam anggota Diptera. Hingga saat ini telah
banyak ditemukan jenis lalat diseluruh dunia, dengan jumlah kurang
lebihnya 60.000-10.000 jenis lalat (Noviyani et al., 2019). Dari jumlah
tersebut beberapa spesies lalat merupakn spesies yang berperan dalam
penyebaran bibit penyakit, sebagai serangga yang dapat menyebarkan
penyakit melalui tubuhnya, lalat biasanya membawa bakteri melalui sayap,
badan dan kakinya (Safitri et al., 2017) .
Jenis lalat yang sering menyebabkan kerugian pada manusia selain
lalat rumah (M domestica) yaitu lalat hijau (Chrysomya
megacephala), lalat berwarna biru (Calliphora vomituria) dan lalat
latrine (Fannia canicularis). Lalat hijau dan lalat rumah dapat
menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan tubuh makhluk hidup
khususnya manusia di seluruh dunia, karena perkembangan lalat yang
dapat tersebat secara kosmopolitan dan mempunyai sifat yang
berketergantungan terhadap hidup manusia. Ditambah lagi karena
sebagian nutrisi yang dibutuhkan lalat terdapat pada makanan manusia
(Wahyudi et al., 2015).
12
2.2.1 Klasifikasi Lalat Hijau (Chrysomya megacephala)
Adapun klasifikasi dari lalat hijau atau (Chrysomya
megacephala) adalah berikut ini :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Hexapoda
Ordo : Diptera
Family : Calliphoridae
Genus : Chrysomya
Spesies : Chrysomya megacephala
Gambar 2.2 Lalat Hijau (Chrysomya megacephala)
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, tubuh lalat
hijau (Chrysomya megacephala) memiliki warna hijau kebiru-
biruan, dengan panjang tubuhnya mencapai 9,5 mm, panjang
sayapnya sekitar 5 mm, bagian kepalanya memiliki warna hijau
agak kecokelatan, dimana pada bagian luar tubuh lalat tertutup oleh
bulu rambut pendek yang teksturnya keras dan letaknya berjauhan.
Pubocisnya berwarna kuning dengan mata berukuran besar
sehingga hampir setengah kepalanya berwarna merah gelap, serta
13
sayapnya berwarna bening sehingga urat-uratnya terlihat jelas
(Putri, 2015).
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi kehadiran lalat
Kehadiran lalat dilingkungan sangat mengganggu
kehidupan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Adapun
kondisi yang sangat mendukung perkembangbiakan lalat antara
lain kelembaban tinggi, suhu hangat, serta melimpahnya
sumber makanan bagi lalat seperti sampah organik sisa rumah
tangga dan kotoran hewan. Kondisi seperti itu sangat ideal
bagi perkembangbiakan lalat dimana hal ini hanya bisa terjadi
pada suatu wilayah yang memiliki sanitasi yang buruk dan
cenderung kumuh, seperti wilayah pinggiran kota, daerah
dekat dengan pasar tradisional, daerah dekat dengan
pemukiman padat, daerah peternakan, tempat umum, rumah
sakit dan tempat pembuangan sampah (Andiarsa, 2018).
2.2.3 Cara Pencegahan dan Pengendalian Lalat
Pengendalian populasi lalat sebenarnya dapat dilakukan
dengan bahan kimia insektisida, namun penggunaan insektisida
dapat menimbulkan masalah kesehatan baru terhadap manusia
dan hewan lain yang seharusnya bukan sasaran penggunaan
bahan kimia berbahaya ini. Terdapat beberapa cara sederhana
dan tradisional yang bisa digunakan untuk pencegahan
perkembangan lalat seperti menggunakan perangkap yang
berisi umpan organik berbahan protein, ragi dan insektisida
14
alami dianggap dapat mengendalikan melonjaknya populasi
lalat pada suatu musim tertentu di suatu wilayah (Andiarsa,
2018).
Selain itu perbaikan prasarana umum yang dapat
menunjang kebersihan lingkungan, seperti pembuatan saluran air
yang baik dan tempat pembuangan sampah yang memadai dan
tertutup pada tempat-tempat umum seperti pasar juga dapat
mengurangi perkembangan lalat karena kondisi kelembaban
yang menurun. Dalam melaksanakan pencegahan dan
pengendalian lalat hal yang perlu menjadi perhatian adalah
kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan tidak
membuang sampah sembarangan (Andiarsa, 2018).
2.3 Diagnosa Laboratorium
2.3.1 Cara Penangkapan Lalat
Menangkap lalat dapat dilakukan dengan membuat
perangkap menggunakan botol plastik yang bagian atasnya
dipotong dan dipasangkan kembali dalam posisi terbalik,
selanjutnya meletakkan umpan didalamnya dan diletakkan pada
daerah yang banyak lalatnya (Andiarsa, 2018).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Putri, 2015),
proses penangkapan sampel lalat dilakukan sebanyak 3x dalam 1
minggu dan dilakukan selama 3 minggu berturut-turut dengan
meggunakan kertas lalat berperekat yang diletakkan pada tempat-
15
tempat yang menjadi pusat lokasi pengambilan sampel. Proses
pengambilan sampel dimulai dari pagi hari hingga siang hari.
2.3.2 Identifikasi Bakteri
Identifikasi bakteri pertama kali dilakukan dengan
mengamati koloni bakteri yang tumbuh pada berbagai jenis media
dengan mata telanjang atau tanpa bantuan alat. Perlu di ingat
bahwa bakteri tidak dapat ditetapkan jenisnya berdasarkan ciri-ciri
mikroskopisnya saja, namun harus berdasarkan sifat-sifat biokimia
dari bakteri, untuk itu perlu diteliti lebih lanjut.
a. Pengecatan Gram
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh (Putri,
2018), dalam melakukan proses pengecatan gram diharapkan
umur koloni bakteri tidak lebih dari 24 jam. Adapun langkah-
langkahnya yaitu dengan mengambil secara aseptik satu koloni
tunggal bakteri dari media pertumbuhan dengan ose jarum, lalu
meletakkannnya diatas kaca preparat, kemudian dilakukan fiksasi
kering diatas api bunsen, lalu dinginkan dan segera melakukan
pengecatan gram. Langkah pertama pengecatan gram dilakukan
dengan meneteskan pewarna Kristal violet dengan menggunakan
pipet tetes, teteskan secara merata pewarna tersebut pada kaca
preparat, kemudian tunggu kurang lebihnya 1 menit, setelah itu
lakukan pembilasan pada kaca preparat dengan menggunakan air
mengalir hingga bersih, selanjutnya tetesi pewarna kedua yaitu
lugol iodin yang berfungsi sebagai pengikat antar sel dengan zat
16
warna, diamkan selama 20 detik, lalu bilas lagi dengan air
mengalir. Langkah ketiga yaitu meneteskan pewarna alkohol dan
mendiamkannya selama 1 menit, kemudian cuci kembali
menggunakan air yang mengalir, langkah terakhir pada pewarna
gram yaitu diberikan pewarna safranin yang merupakan pewarna
tandingan bagi pewarna kristal violet, setelah itu diamkan selama
10 detik dan bilas menggunakan air mengalir hingga bersih,
setelah itu lakukan proses pengeringan diudara dan kemudian
lakukan pengamatan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 1000x dengan menambahkan minyak emersi.
Hasil isolat bakteri yang berwarna merah berarti bakteri
menyerap pewarna safranin dan menandakan bahwa bakteri
tersebut termasuk dalam golongan bakteri gram negatif, untuk
isolat yang berwarna ungu menandakan bahwa bakteri tersebut
mengikat pewarna kristal ciolet, berarti bakteri tersebut termasuk
golongan bakteri gram positif (Putri, 2018).
b. Uji Biokimia
Uji biokimia merupakan suatu proses penelitian yang
dilakukan guna untuk melihat sifat-sifat fisiologis dari suatu
bakteri. Uji biokimia pada bakteri sangat berikatan dengan
kecepatan sel bakteri dalam mereaksikan nutrisi untuk
menghasilkan energi atau mereaksikan energi untuk proses
pembentukan bagian sel yang baru dan untuk aktivitas luar
17
lainnya seperti cara geraknya (Afrianti Rahayu & Gumilar,
2017).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Putri,
2018), pengamatan fisiologi melaui uji biokimia antara lain
yaitu Uji kebutuhan oksigen dengan media NB, uji motilitas
bakteri diperlukan untuk menguji kemampuan bakteri dalam
bergerak sehingga dapat diketahui apakah bakteri termasuk
bakteri yang memiliki pergerakan motil atau non motil, uji MR-
VP, uji TSIA berfungsi untuk mengetahui apakah bakteri
menghasilkan gas, H2S dan untuk membedakan apakah bakteri
mampu memecah laktosa dan sukrosa atau tidak, serta uji
Gula-gula.
18
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah keterangan atau penjelasan yang
berisi keterkaitan antara faktor yang mempengaruhi dengan variabel yang
dipengaruhi pada masalah penelitian(B.S, 2017).
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dipaparkan dalam
bentuk bagan seperti berikut :
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konseptual tentang “Identifikasi bakteri Vibrio
cholerae pada tubuh Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) di Penjual
Ikan Laut Pasar Legi Jombang”.
Faktor - faktor yang
mempengaruhi kehadiran
lalat :
1. Kelembaban tinggi
2. Suhu
3. Sumber makanan
Lalat Hijau
Identifikasi
Tidak Langsung Langsung
Penanaman pada
media
Pengecatan Gram dan Uji
Biokimia
Vibrio cholerae
Negatif Positif
19
3.2 Penjelasan kerangka konseptual
Berdasarkan susnan bagan kerangka konseptual tersebut terdapat
variabel yaitu variabel yang diteliti dan tidak diteliti. Variabel yang tidak
diteliti yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran lalat seperti
faktor kelembaban yang tinggi, suhu dan sumber, makanan. Lalat
sebagai vektor mekanis pembawa bibit penyakit perlu dilakukan
identifikasi, dimana identifikasinya dilakukan dengan dua prosedur yaitu
prosedur secara langsung (Tidak diteliti) dan prosedur tidak langsung
(Diteliti). Dalam melakukan identifikasi secara tidak langsung, 10 sampel
lalat hijau di centrifugasi dengan larutan Aquadest steril, kemudian
diambil bagian filtratnya dan digores pada media TCBS, lalu di
biakkan dalam waktu 18-24 jam pada suhu 37oC. Selanjutnya dilakukan
pewarnaan gram dan Uji biokimia (TSIA agar) yang bertujuan untuk
mengetahui adanya bakteri Vibrio cholerae pada tubuh lalat hijau
(Chrysomya megacephala) yang diteliti. Sehingga dapat mengetahui
hasilnya antar positif (Terdapat bakteri Vibrio cholerae) atau negatif
(Tidak terdapat bakteri Vibrio cholerae).
20
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan suatu kerangka penelitian yang
berisi tentang veverapa unsur yang saling terhubung satu sama lain untuk
mendapatkan hasil dan kebenaran dalam menjawab pertanyaan (Lapau,
2013). Jenis penelitian ini bersifat Deskriptif dengan rancangan
penelitian Resepsional, karena peneliti hanya ingin menggambarkan
ada tidaknya bakteri Vibrio cholerae pada tubuh lalat hijau
(Chrysomya megacephala).
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai ketika memulai proses penyusunan
proposal karya tulis ilmiah hingga penyusunan laporan akhir yaitu sekitar
awal bulan februari hingga juli 2020
4.2.2 Tempat Penelitian
Lokasi pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan disekitar
pedagang makanan di Pasar Legi Jombang dan sampel diperiksa di
Laboratorium Bakteriologi kampus B program studi Diploma III Analis
Kesehatan STIKes ICMe Jombang, Jl. Halmahera No.33 Kaliwungu,
Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur
.
21
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan suatu bahan penelitian yang memiliki jumlah
dan ciri khusus yang telah disesuaikan oleh peneliti untuk dipelajari yang
kemudian disimpulkan hasilnya (Siyoto & Sodik, 2015). Bahan penelitian
yang digunakan yaitu seluruh lalat hijau (Chrysomya megacephala) yang
ada di Pasar Legi Jombang.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah jumlah terkecil dari keseluruhan bahan penelitian
yang diambil berdasarkan jumlah dan ciri-ciri khusus yang dapat mewakili
seluruh bahan penelitian (Siyoto & Sodik, 2015). Adapun cara
menentukan jumlah sampel dapat didasarkan pada dua pilihan yaitu untuk
jumlah bahan penelitian yang diketahui jumlahnya dan tidak diketahui
jumlah bahan penelitiannya. Pada penelitian ini jumlah bahan
penelitiannya tidak diketahui secara psti, untuk itu perlu dilakukan
perhitungan terlebih dahulu dengan hitungan Lameshow, adapun
rumusnya yaitu :
𝑛 =
Z1−
a2
2 P (1 − P)
d2
Keterangan :
n : Total sampel
Z : Nilai kepercayaan atau Rentang nilai 95% = 1,96
P : Kesalahan maksimum = 0,5
d : Tingkat Kesalahan 1%, 5%, 10%
(Riyanto & Hatmawan, 2020)
22
Berdasarkan perhitungan dengan rumus Lameshow diatas
didapatkan total sampel yaitu 100 sampel, karena keterbatasan waktu
maka peneliti ingin mengurangi jumlah sampel dengan menghitung
kembali menggunakan perhitungan Slovin seperti dibawah ini :
𝑛 =N
(1 + 𝑁𝑒2)
Keterangan :
n : Total sampel
N : Total bahan penelitian
E : Tingkat kesalahan
(Riyanto & Hatmawan, 2020)
Berdasarkan perhitungan bahan penelitian dengan menggunakan
rumus Slovin didapatkan jumlah sampel menurun menjadi 50 sampel.
4.3.3 Sampling
Sampling yaitu suatu teknik atau proses pemilihan yang dilakukan
untuk pengambilan sampel. Teknik sampling ini menggunakan teknik
dimana sampel diambil berdasarkan jumlah yang telah ditetapkan oleh
peneliti, teknik ini disebut dengan teknik Quota sampling (Siyoto & Sodik,
2015).
23
4.4 Kerangka Kerja (Framework)
Kerangka kerja atau rencana dasar pada penelitian ini sebagai
berikut :
Gambar 4.1 Kerangka karja Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada
Tubuh Lalat hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Jombang.
Penentuan Masalah
Populasi
Seluruh lalat yang ada di penjual ikan laut Pasar legi
Jombang
Sampling
Quota Sampling
Sampel
Sebagian dari Lalat Hijau ( Chrysomya megacephala ) pada
penjual ikan laut di Pasar Legi Jombang
Jenis dan Rancangan Penelitian
Deskriptif (Resepsional)
Analisa Data
Coding dan Tabulating
Penyusunan Laporan
24
4.5 Variabel dan Definisi Operasional
4.5.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu fenomena yang dapat
menjadi bahan penelitian bagi peneliti dalam bentuk apapun sehingga
nantinya akan diperoleh kebenaran mengenai objek yang diteliti (B.S,
2017). Pada penelitian ini digunakan bakteri Vibrio cholerae yang ada di
tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala) sebagai variabelnya.
4.5.2 Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah rangkaian penjelasan tentang cara
mengukur variabel tersebut berdasarkan ciri-ciri yang diteliti sehingga
memudahkan peneliti dalam melakukan proses pengamatan pada bahan
penelitian (B.S, 2017). Definisi operasional pada penelitian ini
ditambilkan dalam tabel berikut :
25
Tabel 4.1 Definisi Operasional Bakteri Vibrio cholerae pada Tubuh Lalat
Hijau (Chrysomya megacephala)
Variabel Definisi
Operasional
Paramete
r
Alat
Ukur
Skala
Data
Kategori
Bakteri
Vibrio
cholerae
pada
tubuh
lalat
hijau.
Merupakan
bakteri
gram
negatif yang
dapat
menyebabk
an infeksi
kolerae dan
penyakit
foodbrone
disease
1. media
TCBS
2.
Pewarna
an gram
3. Uji
Biokimia
(TSIA
agar)
Obser
vasi
Labor
atoriu
m
Nominal Positif :
1. Media TCBS
koloni
berwarnakuning
keruh, berbentuk
cembung dan
granulanya
terlihat bila
disinari oleh caya
terang.
2. Pewarnaan
gram berwarna
merah berbentuk
batang bengkok.
3. TSIA agar
hasil positif
terjadi apabila
memiliki ciri
bagian dasar
media berwarna
kuning dan
permukaannya
berwarna merah,
tidak terjadi
perpecahan
media atau
pembentukan
H2S.
Negatif :
Jika hasil tidak
sesuai
karakteristik
positif bakteri
Vibrio cholerae.
Sumber : (Widyastana et al., 2015)
26
4.6 Pengumpulan Data
4.6.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu patokan yang dipergunakan peneliti
untuk memperoleh evidensi bahan penelitian sesaui dengan metode
pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti (Kristanto, 2018).
Instrumen yang digunakan untuk identifikasi bakteri Vibrio cholerae
pada tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala) yaitu Observasi
Laboratorium.
4.6.2 Alat dan Bahan
A. Alat yang dipergunakan yaitu :
1. Perangkap lalat
2. Pinset
3. Tabung reaksi
4. Sentrifuse
5. Rak tabung reaksi
6. Jarum ose
7. Gelas ukur
8. Pipet tetes
9. Bunsen
10. Kaca preparat
11. Cawan petri kecil
12. Batang pengaduk
13. Hot plate
14. Timbangan Analitik
27
15. Inkubator
16. Mikroskop
17. Oven
B. Bahan yang digunakan :
1. Sampel lalat hijau
2. Serbuk agar TCBS
3. Pewarna gram :
- Crystal violet (gram A)
- Lugol iodin (gram B)
- Alkohol 96% (gram C)
- Safranin (gram D)
4. NaCl 0,9%
5. Minyak imersi
6. Kertas label
7. Aquadest steril
8. Serbuk media TSIA
4.6.3 Prosedur Penelitian
A. Prosedur penangkapan lalat
1. Membuat perangkap lalat dari botol plastik yang dipotong bagian
atasnya dan dipasangkan kembali dengan posisi terbalik
2. Diberikan umpan di dalamnya.
3. Diletakkan pada daerah yang banyak lalatnya (Andiarsa, 2018) .
28
B. Proses Sterilisasi Alat dan Bahan
1. Sterilisasi alat dan bahan dilakukan dengan bantuan autoclave.
2. Atur suhu menjadi 121oC dengan tekanan yang diinginkan dalam
waktu 15 menit (Ihsan & Retnaningrum, 2017).
C. Isolasi Bakteri Vibrio
1. Dimasukkan satu ekor lalat ke dalam tabung reaksi yang sudah diisi
dengan NaCl 0,9% sebanyak 3 ml.
2. Dicentrifuge supaya sampel tercampur secara merata.
3. Diambil suspensi biakan dengan ose.
4. Dilakukan penanaman pada media TCBS dengan menggores
permukaan media dengan ose.
5. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 30oC (Ihsan & Retnaningrum,
2017).
D. Pewarnaan Gram
1. Diambil satu koloni bakteri secara aseptik lalu letakkan diatas kaca
objek.
2. Difiksasi diatas nyala api bunsen.
3. Ditetesi dengan zat warna Kristal Violet lalu diamkan hingga 1
menit.
4. Dibilas hingga bersih dengan air dan keringkan.
5. Diberi larutan Iodin diamkan selama 30 detik.
6. Dibilas dengan air bersih dan biarkan supaya mengering.
7. Dilakukan pencucian lalu meneteskan Alkohol 70% diamkan
selama 1 menit.
29
8. Dicuci lagi dengan air mengalir.
9. Diberi pewarna Safranin pada seluruh permukaan kaca preparat
kemudian diamkan selama 40 detik, lalu bilas dengan air kembali
dan keringkan.
10. Dilakukan pemeriksaan dengan bantuan alat mikroskop, san
menambahkan oil emersi untuk mendapatkan perbesaran (Putri,
2018).
E. Uji biokimia (TSIA)
1. Isolat bakteri di inokulasikan ke dalam media selanjutnya yaitu
media TSIA dengan menusuk bagian dasar media, sedangkan
bagian permukaannya cukup dilakukan penggoresan.
2. Di inkubasi pada suhu 37oC selama ± 20 jam dan lihat perubahan
apa yang terjadi pada media TSIA tersebut (Putri, 2018).
4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
4.7.1 Pengolahan Data
Setelah data yang dijadikan sebagai bahan penelitian terkumpul,
maka selanjutnya dilakukan proses pengolahan pada data tersebut melalui
tahap coding dan tabulating.
a. Tahap Coding
Tahap ini juga disebut dengan tahap pemberian kode. Pemberian
kode ini mempermudah peneliti dalam melakukan tahap-tahap
penelitian seperti pada tahap tabulasi data (Swarjana, 2012). Pada
penelitian ini kode yang digunakan peneliti yaitu :
30
1. Jenis Lalat Hijau
Tabung 1 Kode LH 1
Tabung 2 Kode LH 2
Tabung 3 Kode LH 3
Tabung 4 Kode LH 4
Tabung 5 Kode LH 5
Tabung 6 Kode LH 6
Tabung 7 Kode LH 7
Tabung 8 Kode LH 8
Tabung 9 Kode LH 9
Tabung 10 Kode LH 10
2. Hasil
Positif Kode P
Negatif Kode N
b. Tahap Tabulating
Tahap tabulating merupakan tahap yang diharapkan dapat
memudahkan peneliti melakukan proses menganalisa data secara
statistik (Swarjana, 2012). Dalam penelitian ini akan memaparkan
hasilnya dalam bentuk tabel setelah dilakukan identifikasi bakteri
Vibrio cholerae pada tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala)
di Pasar Legi Jombang.
31
4.7.2 Analisa Data
Analisa data harus dilakukan karena diharapkan dapat memudahkan
peneliti untuk memahami isi dari data yang didapatkan, yang dilakukan
dengan cara membagi dan mengelompokkan hasil menjadi lebih ringkas
sehingga mudah di mengerti, serta menemukan ide baru yang muncul dari
data tersebut (Siyoto & Sodik, 2015).
1. Analisia Univariat
Jenis analisa univariate biasanya digunakan pada penelitian yang
menggunakan variabel tunggal. Analisa ini biasanya digunakan pada jenis
penelitian deskriptif dengan menggunakan metode yang berikatan dengan
penyajian suatu data sehingga dapat memperoleh keterangan yang
bermanfaat (Siyoto & Sodik, 2015). Analisa Uvariate dalam penelitian ini
yaitu untuk mengidentifikasi adanya bakteri Vibrio cholerae pada tubuh
lalat hijau (Chrysomya megacephala).
Setelah hasil diperoleh, selanjutnya yaitu membuat tabel hasil
pemeriksaan sesuai dengan kategori yang sudah ditetapkan yang
dinyatakan dalam persentase. Analisa data dapat dihitung berdasarkan
rumus yang ada dibawah ini :
𝑃 = 𝑓
𝑛 × 100%
Keterangan :
P : Total Persentase
f : Jumlah sampel yang sedang dicari persentasenya
n : Total sampel yang diteliti
32
Setelah dilakukan perhitungan dan diketahui hasil persentasenya,
maka hasil tersebut dapat ditafsirkan pada kriteria yang sudah ditetapkan,
adapun kriteria tersebut sebagai berikut :
a) 0% : Tidak satupun sampel
b) 1% - 24% : Sebagian kecil sampel
c) 25% - 49% : Hampir setengah dari sampel
d) 50% : Setengah sampel
e) 51% - 74% : Lebih dari setengah sampel
f) 75% - 99% : Sebagian besar sampel
g) 100% : Keseluruhan sampel
(Rukajat, 2018)
33
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Laboratorium bakteriologi merupakan salah satu laboratorium unggulan
prodi D3 Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang. Dimana laboratorium ini
dapat menunjang kegiatan praktikum mahasiswa, selain itu juga dapat
menunjang kegiatan penelitian dosen dan mahasiswa prodi D3 Analis
Kesehatan maupun mahasiswa prodi lain yang ada di STIKes ICMe Jombang.
Dilaboratorium ini sudah tersedia berbagai macam alat standart untuk
pemeriksaan bakteri. Laboratorium bakteriologi ini berlokasi di Jl. Halmahera
No.27 Kampus B Kaliwungu-Plandi, Kec. Jombang, Kabupaten Jombang,
Jawa Timur.
5.2 Data Hasil Penelitian
5.2.1 Penanaman sampel Lalat Hijau pada media TCBS
Tabel 5.1 Hasil penanaman sampel lalat hijau pada media TCBS
No Kode Sampel Hasil
1 LH 1 Tidak tumbuh koloni bakteri
2 LH 2 Tumbuh koloni bakteri
3 LH 3 Tumbuh koloni bakteri
4 LH 4 Tumbuh koloni bakteri
5 LH 5 Tumbuh koloni bakteri
6 LH 6 Tumbuh koloni bakteri
7 LH 7 Tumbuh koloni bakteri
8 LH 8 Tumbuh koloni bakteri
9 LH 9 Tumbuh koloni bakteri
10 LH 10 Tumbuh koloni bakteri
11 LH 11 Tumbuh koloni bakteri
12 LH 12 Tumbuh koloni bakteri
13 LH 13 Tumbuh koloni bakteri
14 LH 14 Tumbuh koloni bakteri
15 LH 15 Tumbuh koloni bakteri
16 LH 16 Tumbuh koloni bakteri
34
17 LH 17 Tumbuh koloni bakteri
18 LH 18 Tidak tumbuh koloni bakteri
19 LH 19 Tidak tumbuh koloni bakteri
20 LH 20 Tidak tumbuh koloni bakteri
21 LH 21 Tidak tumbuh koloni bakteri
22 LH 22 Tumbuh koloni bakteri
23 LH 23 Tidak tumbuh koloni bakteri
24 LH 24 Tidak tumbuh koloni bakteri
25 LH 25 Tidak tumbuh koloni bakteri
26 LH 26 Tidak tumbuh koloni bakteri
27 LH 27 Tidak tumbuh koloni bakteri
28 LH 28 Tidak tumbuh koloni bakteri
29 LH 29 Tidak tumbuh koloni bakteri
30 LH 30 Tidak tumbuh koloni bakteri
31 LH 31 Tidak tumbuh koloni bakteri
32 LH 32 Tidak tumbuh koloni bakteri
33 LH 33 Tidak tumbuh koloni bakteri
34 LH 34 Tidak tumbuh koloni bakteri
35 LH 35 Tidak tumbuh koloni bakteri
36 LH 36 Tidak tumbuh koloni bakteri
37 LH 37 Tidak tumbuh koloni bakteri
38 LH 38 Tidak tumbuh koloni bakteri
39 LH 39 Tidak tumbuh koloni bakteri
40 LH 40 Tidak tumbuh koloni bakteri
41 LH 41 Tidak tumbuh koloni bakteri
42 LH 42 Tidak tumbuh koloni bakteri
43 LH 43 Tidak tumbuh koloni bakteri
44 LH 44 Tidak tumbuh koloni bakteri
45 LH 45 Tidak tumbuh koloni bakteri
46 LH 46 Tidak tumbuh koloni bakteri
47 LH 47 Tidak tumbuh koloni bakteri
48 LH 48 Tidak tumbuh koloni bakteri
49 LH 49 Tidak tumbuh koloni bakteri
50 LH 50 Tidak tumbuh koloni bakteri
35
5.2.2 Penanaman koloni pada media TSIA
Tabel 5.2 Penenaman koloni pada media TSIA
No Kode Sampel Reaksi
Slant Butt Gas H2S
1 LH 2 Merah Kuning - +
2 LH 3 Merah Kuning - +
3 LH 4 Merah Kuning - +
4 LH 5 Kuning Kuning + -
5 LH 6 Merah Kuning - +
6 LH 7 Merah Kuning - +
7 LH 8 Merah Kuning - +
8 LH 9 Merah Kuning - -
9 LH 10 Merah Kuning - +
10 LH 11 Merah Kuning - +
11 LH 12 Merah Kuning - +
12 LH 13 Merah Kuning - -
13 LH 14 Merah Kuning - +
14 LH 15 Merah Kuning - +
15 LH 16 Merah Kuning - -
16 LH 17 Merah Kuning - +
17 LH 22 Merah Kuning - +
5.2.3 Persentase Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada Lalat Hijau
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi hasil Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae
pada Tubuh Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi
Jombang.
No Hasil Identifikasi Frekuensi Persentase
1 Vibrio cholerae 3 18 %
2 E. coli 1 6 %
3 Salmonella sp. 13 76 %
Jumlah 17 100 %
5.3 Pembahasan
Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.3 dimana dari total keseluruhan
sampel 100% terdapat sedikitnya 18% sampel yang positif terdapat bakteri
Vibrio cholerae, 6% terdapat bakteri kontaminan yaitu E.coli dan 76%
terdapat bakteri Salmonella sp.
36
Lalat hijau (Chrysomya megacephala) yang dijadikan sampel pada penelitian
ini diambil dari Pasar Legi Jombang. Berdasarkan penelitian tersebut
keberadaan bakteri Vibrio cholerae pada lalat diduga berasal dari sifat lalat
yang dapat memindahkan bakteri melalui rambut tipis pada kakinya. Pakar
kesehatan menyebutkan bahwa lalat ternyata dapat menyebabkan bahaya
kesehatan yang tinggi pada masyarakat, satu ekor lalat dapat membawa
kurang lebihnya 200 jenis bakteri pada tubuhnya. Bakteri-bakteri tersebut
biasanya berasal dari tempat kotor yang dihinggapi oleh lalat, seperti tempat
pembuangan sampah, makan busuk bahkan kotoran manusia dan hewan
(Noviyani et al., 2019).
Langkah awal pada identifikasi ini dilakukan dengan penanaman sampel pada
media TCBS, dari total 50 sampel Lalat Hijau terdapat 17 sampel yang
tumbuh koloninya. Koloni yang tumbuh secara keseluruhan memiliki ciri yang
sama yaitu berbentuk bulat, cembung dan berwarna kuning keruh. Jika dilihat
dari ciri koloni yang tumbuh pada media TCBS menunjukkan bahwa koloni
ini termasuk jenis koloni bakteri yang sejenis. Menurut (Ihsan &
Retnaningrum, 2017) media TCBS merupakan medium yang tergolong dalam
medium selektif, artinya media ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri
yang tidak di inginkan, sehingga hanya bakteri golongan Vibrio sp. yang dapat
tumbuh. Untuk ciri bakteri golongan Vibrio sp. koloninya berwarna kuning
dan hijau, berbentuk circular dan elevasi koloni low convex dan convex.
Warna kuning pada koloni Vibrio sp. itu terjadi karena bakteri mampu
memfermentasikan sukrosa dan dapat menurunkan pH media, sedangkan
koloni Vibrio berwarna hijau menandakan bahwa bakteri tidak mampu
37
memfermentasikan sukrosa. Sementara itu 33 sampel lainnya tidak tumbuh
koloni saat dilakukan penanaman pada media TCBS, hal ini mungkin
dipengaruhi oleh fakor cara kerja atau proses pelaksanaan penelitian. Menurut
(Hikmawati et al., 2019) terdapat dua faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri vibrio dalam suatu daerah, yaitu faktor intrinsik dan
faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi kandungan nutrien, aktivitas air, pH
media, kemampuan mengoksidasi–reduksi dan struktur bahan makanan yang
terdapat dalam media tersebut. Sedangkan faktor ekstrinsiknya meliputi
kondisi atau suhu penyimpanan, kelembapan, tekanan gas dan intensitas sinar
ultraviolet di wilayah tersebut.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan pewarnaan gram dan uji biokimia
(TSIA). Pewarnaan gram dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri tersebut
termasuk dalam golongan bakteri gram negatif ataupun positif. Saat
melakukan pewarnaan gram dari 17 koloni didapatkan 3 sampel yang
memiliki ciri sama dengan bakteri Vibrio cholerae, pada ketiganya didapatkan
bakteri dengan bentuk batang bengkok berwarna merah. Hal ini sesuai dengan
hasil peneliti sebelumya yaitu (Widyastana et al., 2015) yang menyaktakan
bahwa struktur morfologi Vibriosp. Jika dilihat pada mikroskop berbentuk
batang agak bengkok dan termasuk bakteri gram negatif. Saat dilakukan uji
biokimia, ketiga sampel ini pada media TSIA di dapatkan hasil yaitu pada
lerengnya berwarna merah (basa), bagian butt berwarna kuning (asam) dan
tidak menghasilkan gas maupun H2S. Hal ini sesuai dengan ciri dari bakteri
Vibrio cholerae yang diungkapkan oleh peneliti sebelumnya dimana lereng
pada media TSIA berwarna merah dan dasarnya berwarna kuning artinya
38
bakteri Vibrio cholerae mampu memfermentasikan gula (Glukosa dan
Sukrosa) tanpa menyebabkan media menjadi pecah, serta dapat
memfermentasikan laktosa namun dalam waktu yang lama (Widyastana et al.,
2015). Pada 13 koloni lainnya saat melakukan pewarnaan gram hasil yang
didapat yaitu bakteri gram negatif berbentuk batang lurus dan diuji biokimia
didapatkan hasil slant berwarna merah, butt berwarna kuning tetapi
menghasilkan H2S, menurut (Putri, 2015) ciri tersebut sama dengan ciri dari
bakteri Salmonella sp. dimana bakteri Salmonella sp. merupakan bakteri
golongan gram negatif, berbentuk batang, memproduksi H2S dan dapat
memefermentasikan glukosa. Sedangkan pada satu koloni lainnya saat
dilakukan pewarnaan gram ditemukan bakteri gram negatif berbentuk basil
dan hasil uji biokimia didapatkan hasil slant dan butt berwarna kuning, tidak
menghasilkan H2S namun menghasilkan gas, ciri ini merupakan ciri dari
bakteri Eschericia coli. Menurut (Putri, 2015) bakteri Escherichia coli
merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang kecil dan pada media TSIA
bakteri ini tidak menghasilkan H2S serta mampu meragi glukosa dan laktosa.
Ini menunjukan bahwa ada bakteri lain yang masuk pada media pada saat
melakukan proses pengecatan dan penanaman, kesalahan ini bisa dikarenakan
berbagai faktor seperti faktor kebersihan tempat penelitian maupun kondisi
alat-alat yang kurang steril. Menurut (Oratmangun et al., 2017) kontaminasi
bisa terjadi karena faktor eksternal maupun internal, wadah penanaman atau
alat-alat yang digunakan pada proses penanaman kurang steril, tempat
penelitiannya atau bahkan media yang digunakan dalam keadaan kotor.
39
Berdasarkan penelitian ini peneliti menyimpulkan benar adanya bahwa lalat
hijau dapat menjadi vektor pembawa penyakit pada manusia, untuk itu sangat
penting dilakukan pencegahan dan pengendalian lalat. Menurut (Andiarsa,
2018) perbaikan saluran air yang baik dan pembuatan tempat sampah yang
memadai dan memenuhi standar kebersihan pada tempat-tempat umum seperti
pasar mampu mengurangi kelembaban dan mencegah lalat untuk
berkembangbiak diarea tersebut. Selain itu kesadaran masyarakat dalam
berperilaku bersih dan tidak membuang sampah sembarangan juga sangat
penting untuk mencegah perkembangan lalat.
40
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan Identifikasi bakteri Vibrio cholerae pada sampel lalat hijau
yang di ambil dari Pasar Legi Jombang, di dapatkan hasil sebagian kecil
sampel (18%) positif terdapat bakteri Vibrio cholerae,dan sampel lainnya
ditemukan bakteri kontaminan seperti bakteri E. Coli sebanyak (6%) dan
(76%) terdapat bakteri Salmonella sp.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Pedagang Makanan
Diharapkan para pedagang dapat menjaga kebersihan pasar untuk
mengurangi perkembangan lalat dan juga bakteri penyebab penyakit.
6.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut
tentang sifat-sifat bakteri Vibrio cholerae pada uji biokimia yang lain.
41
Daftar Pustaka
Afrianti Rahayu, S., & Gumilar, M. H. (2017). Uji Cemaran air Minum
Masyarakat Sekitar margahayu Raya Bandung dengan Identifikasi Bakteri
Escherichia coli. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and
Technology, 4(2), 50–56. https://doi.org/10.15416/ijpst.v4i2.13112
Andiarsa, D. (2018). Lalat: Vektor yang Terabaikan Program? Balaba: Jurnal
Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara, 14(2),
201–214. https://doi.org/10.22435/blb.v14i2.67
Anggaraditya, B. A. (2015). Menekan Laju Penyebaran Kolera Di Asia Dengan
3Sw (Sterilization, Sewage, Sources, and Water Purification). Intisari Sains
Medis, 3(1), 83–87. https://doi.org/10.15562/ism.v3i1.71
Astuti, D. P. (2019). Peran International Committee Of The Red Cross (ICRC)
dalam Upaya Menangani Wabah Kolera. Jurnal Ilmu Hubungan
Internasional, 7(3), 1379–1394.
B.S, F. E. (2017). Metodologi Penelitian (Statistika Praktis). Zifatama Jawara.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten
Jombang 2018.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. (2017). Profil Kesehatan Propinsi Jawa
Timur 2017. Nucleic Acids Research, 34(11), e77–e77.
Femila, P., Jiwintarum, Y., & Yustin, E. (2018). Identifikasi Bakteri Salmonella
sp pada Lalat Hijau (Chrysomya megacephala). Jurnal Analisa Medika Bio
Sains, 5(1), 25–31.
Guli, M. M. (2016). Patogenesis Penyakit Kolera Pada Manusia. Jurnal
Biocelebes, 10(2), 18–24.
Hikmawati, F., Susilowati, A., & Setyaningsih, R. (2019). Deteksi Jumlah dan Uji
Patogenitas Vibrio spp . pada Kerang Hijau (Perna Viridis) dikawasan
Wisata Pantai Yogyakarta. J Pros Sem Nas Masy Biodiv Indo, 5(2), 334–339.
https://doi.org/10.13057/psnmbi/m050234
Ihsan, B., & Retnaningrum, E. (2017). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Vibrio sp.
pada Kerang kapah (Meretrix meretrix) Di Kabupaten Trenggalek. Jurnal
Harpodon Borneo, 10(1), 23–27.
Jawetz, E, dkk. (2005). Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan Edisi 16,299 303.
Buku Kedokteran EGC.
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile
2018].http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
42
kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-
2018.pdf
Kristanto, V. H. (2018). Metodologi Penelitian Pedoman Penulisan Karya Tulis
Ilmiah (KTI) (1st ed.). Deepublish.
Lapau, B. (2013). Metode Penelitian Kesehatan : Metode Ilmiah Penulisan
Skripsi, Tesis dan Disertasi (2nd ed.). Pustaka Obor Indonesia.
Noviyani, E., Dupai, L., & Yasnani. (2019). Gambaran Kepadatan lalat Di Pasar
Basah Mandonga dan Pasar Sentral Kota Kendari Tahun 2018. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 4(1), 1–6.
Oratmangun, K. M., Pandiangana, D., & Kandou, F. E. (2017). Deskripsi Jenis-
Jenis Kontaminan Dari Kultur KalusCatharanthus roseus (L.) G. Don. Mipa
Unsrat Online, 6(1), 47–52.
Putri, Y. P. (2015). Keanekaragaman Spesies Lalat (Diptera) dan Bakteri pada
Tubuh Lalat Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) dan Pasar. Jurnal
Teknik Lingkungan, 12(2), 79–89. https://doi.org/10.25077/dampak.12.2.79-
89.2015
Putri, Y. P. (2018). Identifikasi Bakteri Pada Tubuh Lalat Rumah (Musca
domestica Linn.) Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) dan Pasar.
Jurnal Biota, 4(1), 29–35. https://doi.org/10.19109/biota.v4i1.1626
Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif
Penelitian Di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan dan Eksperimen.
Deepublish.
Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian Kuantitatif : Quantitative Research
Appoarch (1st ed.). Deepublish.
Rukmana, R. M., & Utami, R. S. (2019). Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Salmonellasp dan Serratia sp Pada Eksoskeleton Lalat Hijau (Chrysomya
megacephala). Biomedika, 12(1), 9–18.
https://doi.org/10.31001/biomedika.v12i1.417
Safitri, V., Hastutiek, P., & Arimbi. (2017). Identifikasi Bakteri pada
Eksoskeleton Lalat di Beberapa Pasar di Surabaya. Journal of Parasite
Science, 1(1), 1–6.
Setyowati, Y. I. (2018). Penyakit Kolera dan Pemberantasannya Di Surabaya
Tahun 1918-1942. Jurnal Ilmu Sejarah, 3(5), 572–584.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian (Ayup (ed.)).
Literasi Media Publishing.
43
Soegijanto, S. (2016). Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di
Indonesia Jilid 7. Airlangga University Press.
Swarjana, I. K. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan (I. Nastiti (ed.); 1st ed.).
Andi.
Wahyudi, P., Soviana, S., & Hadi, U. (2015). “Keragaman Jenis dan Prevalensi
Lalat Pasar Tradisional di Kota Bogor (Diversity and Prevalence Of Flies at
Traditional Markets in Bogor City).” Jurnal Veteriner, 16(4), 474–482.
https://doi.org/10.19087/jveteriner.2015.16.4.474
Widyastana, I. W. Y., Kawuri, R., & Dalem, A. A. G. R. (2015). Keberadaan
Bakteri patogen Vibrio cholerae pada Beberapa Hasil Perikanan yang Dijual
Di Pasar Tradisional Kota Denpasar. Metamorfosa: Journal of Biological
Sciences, 2(1), 16–
22.https://doi.org/10.24843/METAMORFOSA.2015.v02.i01.p03
DAFTAR LAMPIRAAN
Lampiran 1
Hasil Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae pada tubuh Lalat Hijau
No Kode Sampel Keterangan
1 LH 2 Salmonella sp.
2 LH 3 Salmonella sp.
3 LH 4 Salmonella sp.
4 LH 5 Escherichia coli
5 LH 6 Salmonella sp.
6 LH 7 Salmonella sp.
7 LH 8 Salmonella sp.
8 LH 9 Vibrio cholerae
9 LH 10 Salmonella sp.
10 LH 11 Salmonella sp.
11 LH 12 Salmonella sp.
12 LH 13 Vibrio cholerae
13 LH 14 Salmonella sp.
14 LH 15 Salmonella sp.
15 LH 16 Vibrio cholerae
16 LH 17 Salmonella sp.
17 LH 22 Salmonella sp.
Lampiran 2
Dokumentasi Penelitian
Alat dan bahan
Pembuatan suspensi
Pembuatan media
Penanaman sampel pada media
Hasil penanaman
Pada media TCBS
Pada media TSIA
Pewarnaan Gram
Hasil pengamatan secara mikroskopis
(LH 9, LH 13 dan LH 16)
Lampiran 3
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Nazim Nur Faudiyah
Nim : 171310032
Judul : Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae Pada Tubuh Lalat Hijau (Chrysomya
megacephala) Di Pasar Legi Jombang.
No. Tanggal Hasil Konsultasi
1. 26 Februari 2020 Acc Judul
2. 28 Februari 2020 Konsul Bab 1
3. 3 Maret 2020 Revisi Bab 1
4. 9 Maret 2020 Acc Bab 1, Lanjut Bab 2- 4
5. 16 Maret 2020 Acc Bab 2, Revisi Bab 2- 4
6. 9 April 2020 Revisi Bab 3 dan 4
7. 19 April 2020 Acc Bab 3, Revisi Bab 4
8. 5 Mei 2020 Acc Bab 4 dan Persetujuan Sidang Proposal
9. 9 Mei 2020 Revisi Proposal
10. 15 Mei 2020 Acc Bab 1-4, Lanjut Bab 5 dan 6
11. 8 Juni 2020 Konsul Bab 5 dan 6
12. 15 Juni 2020 Revisi Bab 5 dan 6
13. 13 Juli 2020 Acc Bab 5- 6
14. 1 Agustus 2020 Acc Abstrak
Mengetahui,
Pembimbing Utama,
Lilis Majidah, S. Pd., M. Kes
YAYASAN SAMODRA ILMU CENDEKIA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“INSAN CENDEKIA MEDIKA” LABORATORIUM ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
Kampus I : Jl. Kemuning 57a Candimulyo Jombag Jl. Halmahera 33, Kaliwungu Jombang, e-Mail: [email protected]
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Nazim Nur Faudiyah
Nim : 171310032
Judul : Identifikasi Bakteri Vibrio cholerae Pada Tubuh Lalat Hijau (Chrysomya
megacephala) Di Pasar Legi Jombang.
No. Tanggal Keterangan
1. 3 Maret 2020 Konsul bab 1
2. 9 Maret 2020 Revisi bab 1
3. 12 Maret 2020 Acc bab 1
4. 16 Maret 2020 Konsul bab 2- 4
5. 19 Maret 2020 Revisi bab 2-4
6. 13 April 2020 Acc bab 2-3
7. 6 Mei 2020 Acc bab 4 dan Persetujuan Sidang Proposal
8. 9 Mei 2020 Revisi Proposal
9. 18 Mei 2020 Acc bab 1-4, Lanjut bab 5 dan 6
10. 8 Juni 2020 Konsul Bab 5 dan 6
11. 15 Juni 2020 Revisi bab 5 dan 6
12. 14 Juli 2020 Acc bab 5 dan 6
13. 30 Juli 2020 Konsul Abstrak
14. 3 Juli 2020 Acc Abstrak
Mengetahui,
Pembimbing Anggota,
Ita Ismunanti, S.Si
YAYASAN SAMODRA ILMU CENDEKIA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “INSAN CENDEKIA MEDIKA”
LABORATORIUM ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
Kampus I : Jl. Kemuning 57a Candimulyo Jombag Jl. Halmahera 33, Kaliwungu Jombang, e-Mail: [email protected]
Lampiran 4