ISSN: 1979-9101
DAFTAR ISI
Pengaruh Pelayanan Petugas Dan Fasilitas Yang Disediakan Perpustakaan 1
Terhadap Kepuasan Mahasiswa Stie KH. Ahmad Dahlan Lamongan.
Darianto STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Dan Promosi Terhadap Keputusan 10
Pembelian Produk Pada Klinik Kecantikan Dr. Has Skin Care Lamongan
Erna Nur Faizah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Marketing, Promosi Terhadap Tingkat Penjualan Saldo All Operator 19
Pada CV. Tsabitah Telecom Lamongan.
Ninik Masadah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Capital Leasing Terhadap Penilaian Barang Modal Di Pt. Sfi 26
Cabang Lamongan Tahun 2013 – 2015
Annita STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Rekrutmen Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Dikoperasi Jasa 33
Keuangan Syariah Ben Iman Lamongan
Abdul Majid STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Tax Amnesty, Pertumbuhan Ekonomi, Kepatuhan Wajib Pajak, 42
Dan Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Penerimaan
Pajak Tahun Pajak 2015 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lamongan
Rina STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
ISSN : 1979-9101
MELATI
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI
Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan
Lamongan JL. Ahmad Dahlan Lamongan Telp/Fax (0322) 315 987
Terbit tiga kali setahun (April, Agustus dan Desember): 1979-9101 berisi tentang hasil
penelitian, gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori, resensi buku dan tulisan praktis
dalam bidang Ilmu Ekonomi.
Pelindung/Penasehat
Drs. H. Munadji
(Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan)
Drs. H. Mustofa Nur, MM
(Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan)
Ketua Pengarah:
Dr. H. Masram, MM., M.Pd., MMKes
Drs. Arfian Mudayan, SE., M.Pd
Ketua Penyunting:
Dr. Hj. Mu’ah, MM., M.Pd
Penyunting Pelaksana:
Drs. Sugeng Utomo., M.Pd
Drs. Matali, MM
Annita Mahmudah, SE., S.Pd., M.Ak
Drs. Salamun, M.Pd
Drs. Maghfur, M.Pd
Drs. Sukahar, MM
Dra. Yulis Saidah, M.Pd
Heti Nur Aini, SE., M.Si
Drs. H. Muhammad Mahbub, MM
Penyunting Ahli/Mitra Bestari:
Dr. Supriyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Malang)
Dr. Anang Kistyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Surabaya
Alamat Penyunting Pelaksana dan Tata Usaha: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH.
Ahmad Dahlan Lamongan, JL. KH. Ahmad Dahlan Lamongan, Telp/Fax (0322) 315987.
Jurnal ini diterbitkan di bawah pembinaan Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan (Drs.
H. Munadji) dan Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan (Drs. H. Mustofa Nur, MM).
1
PENGARUH PELAYANAN PETUGAS DAN FASILITAS YANG DISEDIAKAN
PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA STIE KH. AHMAD
DAHLAN LAMONGAN
DARIANTO
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pelayanan dan fasilitas terhadap
kepuasan pengguna perpustakaan. Tingkat kualitas pelayanan dan fasilitas dijadikan latar
belakang masalah dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan metode kuesioner dengan
jumlah sampel 54 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan Total sampling dan
metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik, uji
validitas dan reliabilitas, analisis regresi linier berganda, pengujian hipotesis melalui uji t dan
uji F, serta analisis koefisien determinasi (R2).
Data-data yang telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik diolah
sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut:
Y= -2,662+0,479X1+0,547X2+e
Dimana variabel Kepuasan Pengguna (Y), variabel Kualitas Pelayanan (X1) dan
variabel Fasilitas (X2). Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa kedua
variabel independen yang diteliti terbukti secara signifikan berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen Kepuasan Pengguna. Kemudian melalui uji F dapat diketahui
bahwa kedua variabel independen yang diteliti secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen Kepuasan Pengguna. Angka R Square sebesar 0.971 menunjukkan bahwa 97,1
persen variabel Kepuasan Pengguna dapat dijelaskan oleh kedua variabel independen dalam
persamaan regresi. Sedangkan sisanya sebesar 2,9 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar
kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Kata kunci : Pelayanan, Fasilitas, dan Kepuasan Pengguna
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses
yang dialami dalam kehidupan manusia
yang berlangsung secara terus menerus
dimanapun manusia itu tinggal seperti
yang dikemukakan oleh Driyarkara ( Dwi
Siswoyo, dkk, 2007: 62) dimana ada
kehidupan manusia, disitu pasti ada
pendidikan. Teori ini menjukkan betapa
pentingnya peranan pendidikan dalam
kehidupan manusia baik secara individu
maupun dalam kehidupan sosial. Dalam
kehidupan manusia, pendidikan memiliki
fungsi sebagai penyiapan diri seseorang
untuk menjadi manusia secara utuh,
sehingga akan memberikan perubahan
yang lebih baik dan hidup wajar sebagai
manusia serta mampu menunaikan tugas-
tugas dalam kehidupannya (Dwi Siswoyo,
dkk, 2007: 83).
Pendidikan memiliki tujuan
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
UU tentang tujuan pendidikan Nasional
(dalam Dwi Siswoyo dkk, 2007: 87)
adalah untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional tersebut tentu saja harus diikuti
peningkatan sumber-sumber penunjang
pelaksanaan pendidikan salah satunya
dengan kelengkapan dan kualitas sumber
belajar.
2
Buku menjadi salah satu sumber
belajar yang paling sering digunakan
sebagai penunjang proses pendidikan
karena peranan buku secara aktif dalam
memudahkan peserta didik menambah
wawasan dan pengetahuanya, serta
sebagai jendela dunia. Hal ini
menunjukkan betapa besar peranan buku
dalam peningkatan kualitas pendidikan
yang akan berimbas pada peningkatan
kualitas hidup manusia.
Membaca merupakan aktivitas
yang sangat penting dalam belajar dan
langkah awal membina minat baca.
Artinya setiap proses belajar didasarkan
pada kemampuan membaca. Melalui
membaca , informasi atau ilmu apapun
bisa didapat. Tanpa membaca, proses
pembelajaran dan pendidikan tidak akan
mampu berlangsung dengan baik dan
maksimal. Dengan membaca pula, ilmu
pengetahuan dapat bertambah dan
wawasan berfikir juga menjadi luas.
Membaca berarti melakukan
berbagai kegiatan yang dapat memperkaya
pengetahuan serta memperluas wawasan
untuk dapat membentuk watak dan sikap
yang menyebabkan pengetahuan seseorang
bertambah (Kamah, 2001:53). Masih
menurut Kamah (2001:53), seseorang yang
sering membaca, lambat laun akan
tertanam suatu keadaan atau perasaan
selalu ingin tahu. Apabila perasaan ingin
tahu tersebut mendapatkan dorongan yang
kuat dalam batin mulai timbullah minat
baca.
Setelah minat baca timbul pada
diri seseorang, dan apabila aktivitas
membaca dilakukan secara rutin, maka
akan timbul budaya baca dengan
sendirinya. Namun fenomena minat dan
budaya baca hingga saat ini masih
memprihatinkan karena membaca belum
menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat
Indonesia. Menurut Ariningsih (2006:31),
angka melek huruf (literacy rate) di
Indonesia masih belum tinggi, yaitu baru
88%. Menurut Ariningsih (2006:31),
United Nations Development Programme
(UNDP) telah menetapkan bahwa angka
melek huruf dijadikan salah satu indikator
untuk mengukur kualitas suatu bangsa.
Tinggi rendahnya angka melek huruf
menetukan tinggi rendahnya indeks
pembangunan manusia atau human
development index ( HDI). Tinggi
rendahnya HDI menetukan kualitas suatu
bangsa. Menurut Sidik (2006:1), kemajuan
suatu bangsa terletak pada SDM bangsa itu
sendiri. Sementara itu menurut HDI dalam
Sidik (2006:1) Indonesia menempati
peringkat ke 112 dari 175 negara yang
disurvei tiga tingkat dibawah Vietnam.
Menurut Kompas (17 Mei 2004),
dalam Ariningsih (2006:32), Mayoritas
masyarakat Indonesia termasuk anak-anak
usia sekolah belum melakukan kegiatan
membaca secara intens sebagai kebutuhan
hidup. Bahkan dilingkungan sekolah
kegiatan membaca yang sudah masuk
dalam kurikulum, minat baca siswa juga
belum menggembirakan. Dalam sebuah
penelitian, daya baca masyarakat
Indonesia berada diperingkat ke-39 dari 41
negara. Sampai saat ini masyarakat
Indonesia belum menganggap bahwa
membaca buku sebagai kebutuhan primer.
Berdasarkan survey yang telah
diuraikan tersebut, jelas sekali bahwa
kualitas bangsa Indonesia masih belum
maksimal dan masih rendah yang berarti
bahwa minat dan kebiasaan membaca
masyarakat Indonesia masih rendah.
Tinggi rendahnya tingkat minat
baca seseorang dipengaruhi oleh beberapa
faktor baik faktor dari dalam maupun dari
luar orang yang bersangkutan. Faktor dari
dalam yang memengaruhi minat baca
seseorang diantaranya yaitu rasa ingin tahu
yang tinggi dan berprinsip hidup bahwa
membaca merupakan kebutuhan rohani.
Sedangkan faktor dari luar yang dapat
mempengaruhi minat baca seseorang
diantaranya yaitu keadaan lingkungan fisik
yang memadai, dalam artian tersedianya
bahan bacaan yang menarik , berkuwalitas
dan beragam. Selanjutnya, yaitu keadaan
sosial yang kondusif untuk membaca baik
3
lingkungan keluarga maupun lingkungan
masyarakat sekitar (Sutarno, 2003:21).
Menurut Sidik (2006:3),
pembinaan minat baca disekolah maupun
madarasah belumlah cukup. Pembudayaan
minat baca harus berumpuh pada tiga pilar
utama, yaitu keluarga, sekolah dan
lingkungan masyarakat. Lingkungan
keluarga menjadi pilar utama
menumbuhkan minat membaca.
Keteladanan orang tua dalam membaca
turut menentukan perkembangan minat
baca anak. Oleh karena itu budaya
membaca perlu perlu dibina dan
dibudayakan sejak dini dari lingkungan
keluarga yang dimuali dari kita-kita
sendiri. Orang tua yang setiap harinya
membiasakan dirinya membaca, secara
tidak langsung akan memberikan motivasi
dan contoh terhap anak-anaknya akan
pentingnya membaca sehingga munculah
sebuah gerakan, yaitu gerakan membaca.
Buku sebagai salah satu sumber
informasi merupakan salah satu sarana
yang sangat penting dalam menumbuhkan
minat baca. Untuk mengembangkan minat
baca, kesenangan membaca, kebiasaan
membaca dan menciptakan budaya
membaca, selain dilakukan secara terus
menerus, juga diperlukan ketersediaan
bahan bacaan yang memadai, baik jenis,
jumlah dan kualitasnya. Mesti demikian,
menumbuhkan minat baca tidak hanya
mengandalkan ketersedianya koleksi tetapi
juga kesadaran atas pentingnya membaca
dan menanamkan kecintaan membaca
yang dimulai dari diri sendiri ( Sutarno,
2006:109).
Perpustakaan sebagai pengelola
informasi bertugas mengumpulkan,
mengelolah, menyajikan, serta merawat
koleksi untuk dimanfaatkan oleh
pemustaka dalam waktu yang telah
ditentukan secara efektif dan efesien.
Peran perpustakaan memiliki peran yang
sangat sentral dalam membina dan
menumbuhkan minat baca karena kegiatan
membaca tidak akan mungkin dilepaskan
dengan keberadaan koleksi yang secara
pasti telah disediakan oleh perpustakaan.
Menurut Bafadal (2006:189),
penyelenggaraan perpustakaan sekolah
bukan hanya untuk mengumpulan dan
menyimpan bahan-bahan pustaka saja,
tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah
diharapkan murid-murid secara lambat
laun memiliki kesenangan membaca yang
merupakan alat yang fundamental untuk
belajar, baik disekolah dan luar sekolah.
Lembaga pendidikan wajib untuk
memiliki dan menggunakan buku sebagai
sumber belajar. Buku-buku yang
disediakan di tiap-tiap lembaga pendidikan
yang dikumpulkan secara rapi dalam
sebuah tempat khusus yang dinamakan
perpustakaan. Bahkan perpustakaan juga
telah menjadi lembaga khusus dalam
pendidikan.
Perpustakaan merupakan tempat
dimana sumber belajar yang berupa buku-
buku itu berada, itulah mengapa
keberadaan perpustakaan itu dinilai sangat
penting dan wajib di setiap lembaga
pendidikan. Akan tetapi, keberadaan
perpustakaan bisa tidak berarti apabila
perpustakaan tidak berpengunjung.
Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan
dan lembaga penyedia informasi akan
memiliki kinerja yang baik apabila
didukung dengan manajemen yang
memadai, sehingga seluruh aktivitas
lembaga akan mengarah pada upaya
pencapaian tujuan yang telah dicanangkan.
Pengelolaan atau manajemen
perpustakaan ini sesuai dengan teori
manajemen juga harus tertata baik secara
administratif, kelengkapan,
pengorganisasian dan pelayanan.
Manajemen atau pengelolaaan
perpustakaan itu sendiri akan sangat
mempengaruhi minat baca para
pengunjungnya, karena minat baca
seseorang itu tergantung pada kepuasan
yang mereka dapatkan saat saat
berkunjung ke perpustakaan tersebut.
Manajemen perpustakaan ini akan
berfungsi secara baik apabila dilaksanakan
dengan menyesuaikan terhadap kebutuhan,
4
kenyamanan dan kepuasan para
pengunjungnya. Sehingga eksistensi
keberadaan perpustakaan tersebut akan
semakin meningkat dan semakin
bermanfaat bagi pendidikan. Perpustakaan
di STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
dibangun untuk melayani seluruh
mahasiswa dan untuk memperlancar
proses perkuliahan. Tetapi pada
kenyataannya perpustakaan di STIE KH.
Ahmad Dahlan Lamongan belum
maksimal digunakan oleh mahasiswa.
Perpustakaan dilihat dari jumlah
pengunjung perhari masih kurang, ini
dibuktikan oleh peneliti pada saat
berkunjung langsung ke perpustakaan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif atau
kualitatif research yaitu jenis penelitian
yang berusaha menentukan teori, yaitu
teori subtantif atau formal, yang semuanya
jelas berasal dari data (Sadjana, 1996:160).
Data penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif deskriptif. Metode
statistik deskriptif ialah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi (Sugiyono, 2008:147).
Penelitian deskriptif disini menggunakan
metode survei yaitu penyelidikan yang
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta
dari gejala-gejala yang ada dan mencari
ketrangan-keterangan secara faktual, baik
tentang institusi sosial, ekonomi atau
politik dari suatu kelompok ataupun suatu
daerah (Nazir, 1988:65).
Populasi dalam penelitian ini adalah
pengunjung perpusakan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi KH Ahmad Dahlan
Lamongan semester 8. Tehnik penganbilan
sampel menggunakan total sampling
sebanyak 54 mahasiswa.
HASIL PENELITIAN
DISKRIPSI VARIABEL
PENELITIAN
1. Tanggapan Responden terhadap
Variabel Pelayanan (X1)
Tabel Tanggapan Responden
terhadap Variabel Pelayanan (X1)
Tabel menunjukkan bahwa
sebagian besar mahasiswa yang
memberikan tanggapan tentang
pelayananperpustakaan STIE KH.
Ahmad Dahlan Lamongan
memberikan pelayananyang baik,
mahasiswa menilai karakteristik
pelayanan petugasdalam pembuatan
kartu yang mudah, menanggapi
keluhan mahasiswa, menanggapi
pertanyaan mahasiswa, kesabaran
petugas, dan ketenangan di ruang
baca masing-masing berjumlah
55,5% dengan frekuensi 29
mahasiswa. Kemudian ketersediaan
koleksi uku, kecakapan petugas
perpustakaan, dan keramahtamahan
masing – masing berjumlah 53,78
dengan frekuensi 32 mahasiswa.
Kemudian petugas menjaga dengan
baik barang mahasiswa diloker
penitipan berjumlah 80% dengan
frekuensi 45 mahasiswa dan terakhir
kebersihan dan kerapian
perpustakaan berjumlah 87,62%
dengan frekuensi 46 mahasiswa.
2. Tanggapan Responden Terhadap
Variabel Fasilitas (X2)
Tabel tanggapan responden
terhadap variabel fasilitas (X2)
5
T
Tabel diatas menunjukkan
bahwa sebagian besar mahasiswa
yang memberikan tanggapan bahwa
Pepustakaan STIE KH. Ahmad
Dahlan Lamongan memberikan
fasilitas yang baik kepada para
mahasiswa berupa letak
perpustakaan yang dekat dengan
fasilitas umum berjumlah 50,2%
yang memiliki frekuensi user 29
mahasiswa, kemudian ketersediaan
ruang baca yang memadai, koleksi
skripsi banyak di perpustakaan,
koleksi buku tertata rapi,
penampilan baju petugas yang tertata
rapi berjumlah 53,8% degan
frekuensi user 32 mahasiswa,
kemudian ruang perpustakaan yang
luas dan tidak pengap, pengaturan
suhu ruang yang baik berjumlah
63,9% dengan frekuensi 35
mahasiswa, ketersediaan buku asing
diperpustakaan berjumlah 75,8%
dengan frekuensi user 43 mahasiswa
, layout penataan buku memberikan
kemudahan pengguna , keberadaan
perpustakaan di tempat yang
strategis berjumlah 80 % dengan
frekuensi 45 mahasiswa, kemudian
keberadaan perpustakaan yang bebas
banjir dan ketersediaan komputer
untuk pencarian data berjumlah
87,6% dengan frekuensi 46
mahasiswa. Dengan demikian dapat
menunjukkan pengakuan yang baik
mengenai kualitas fasilitas yang diberikan
sediakan oleh perpustakaan STIE KH.
Ahmad Dahlan Lamongan. Maka
mahasiswa akan merasa nyaman
berkunjung ke perpustakaan.
3. Tanggapan Responden Terhadap
Variabel kepuasan mahasiswa (Y)
Tabel tanggapan responden terhadap
variabel kepuasan mahasiswa (Y)
Tabel menunjukkan bahwa
mahasiswamemberikan tanggapan
yang baikterhadap kenyamanan dan
perlakuan yang sopan petugas
perpustakaan berjumlah 50,22%
dengan frekuensi 29 mahasiswa,
keinginan berkunjung kembali
berjumlah 53,78% dengan frekuensi
32 mahasiswa. Mahasiswa merasa
mendapatkan informasi yang
diperlukan setelah mengujungi
perpustakaan berjumlah 63.93%
dengan frekuensi 35 user.
Mahasiswa ingin merekomendasikan
No SKOR
Total PERSENTASE
Total 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 9 45 0 0 0 225 20 80 0 0 0 100
P2 22 32 0 0 0 238 46.218 53.8 0 0 0 100
P3 9 45 0 0 0 225 20 80 0 0 0 100
P4 1 46 7 0 0 210 2.381 87.6 10 0 0 100
P5 1 46 7 0 0 210 2.381 87.6 10 0 0 100
P6 11 43 0 0 0 227 24.229 75.8 0 0 0 100
P7 22 32 0 0 0 238 46.218 53.8 0 0 0 100
P8 22 32 0 0 0 238 46.218 53.8 0 0 0 100
P9 3 32 19 0 0 200 7.5 64 28.5 0 0 100
P10 20 29 5 0 0 231 43.29 50.2 6.49 0 0 100
P11 11 35 8 0 0 219 25.114 63.9 11 0 0 100
P12 11 35 8 0 0 219 25.114 63.9 11 0 0 100
6
ke teman-teman untuk berkunjung
keperpustakaan berjumlah 80%
dengan frekuensi user 45 mahasiswa
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Untuk menguji pengaruh variabel pelayaan
dan fasilitas terhadap kepuasan mahasiwa
pengguna perpustakaan STIEKHAD.
Dengan menggunakan uji t atau parsial.
Apabila nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Sebaliknya apabila thitung <
ttabel maka Ho diterima Ha ditolak maka
pengujian hiposesis secara parsial dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Variab
el
t
hitun
g
t table Keterang
an
X1 10,71
1
2,0066
5
Signifikan
X2 12,24
7
2,0066
5
Signifikan
Adapun langkah – langkah dalam uji t
adalah :
a) Pengaruh Pelayanan
Petugas(X1)terhadap Kepuasan
Mahasiswa(Y)
1. Nilai thitung = 10,711
Tingkat signifikan =5%
dengan derajat bebas (degree of
freedom/df) = (n-2) = 54-2 = 52
Ttabel = 2/ = 0,05/2 = 0,025
2. Kesimpulan :
Karena thitung lebih besar dari ttabel
pada tingkat = 5% maka H0
ditolak dan H1 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel
pelayanan petugas (X1) secara
parsial berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan mahasiswa
(Y).
b) Pengaruh Kualitas (X2)
Terhadap Kepuasan Mahasiswa
(Y)
1. Nilai thitung = 5.112
Tingkat signifikan = 5%
dengan derajat bebas (degree of
freedom/df) = (n-2) = 54-2 = 52
Ttabel = 2/ = 0,05
2. Kesimpulan :
Karena thitung lebih besar
dari ttabel pada tingkat = 5%
maka H0ditolak dan H1 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa
variabel fasilas (X2) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan mahasiswa (Y).
UJI HIPOTESIS II
Untuk menguji pengaruh variabel pelayaan
dan fasilitas terhadap kepuasan
perpustakaan. Dengan menggunakan uji F
Atau simultan. Apabila nilai Fhitung > Ftabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel maka Ho
diterima Ha ditolak maka pengujian
hiposesis secara simultan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regress
ion 276.926 2 138.463
839.9
39 .000a
Residu
al 8.407 51 .165
Total 285.333 53
a. Predictors:
(Constant), X2, X1
b. Dependent
Variable: Y
Dilihat dari tabel diatas diperoleh
gambaran bahwa nilai Fhitung
sebesar 839,939 sedangkan nilai
Ftabel sebesar 3,18. Angka ini
didapat dari tabel F dengan nilai v1
sebesar 2 sebagai residual dan v2
sebesar 51 sebagai df (derajat
kebebasan) dengan taraf kesalahan
0,05 (5%). Oleh karena Fhitung lebih
besar dari Ftabel pada tingkat =
5% (839,939 > 3,18) maka H0
7
ditolak dan H1 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel X1
dan X2 secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
(Y).
Adapun langkah – langkah
dalam uji F adalah :
1. Nilai Fhitung = 839,939
Ftabel (df pembilang/k ; df
penyebut/ n-(k+1)
Ftabel (2 ;51 ; 0.05%) = 3,18
2. Kesimpulan
Karena Fhitung lebih besar dari
Ftabel pada tingkat = 5%
(839,939> 3.18) maka H0
ditolak dan H1 diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa
variabel X1pelayanan petugas,
X2 fasilitas, secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan mahasiswa
(Y).
PEMBAHASAN
Dilihat dari variabel penyusun
Kepuasan yang di teliti di atas didapat nilai
R .0,971 atau sekitar 97,1%. Sedangkan
sisanya disebabkan oleh faktor yang lain.
Dilihat dari model pengujian anova
dapat dianalisis bahwa seluruh variabel
yang menjadi penyusun penggerak
Kepuasan yang terdapat dalam penelitian
ini secara keseluruhan dinilai mampu
menerangkan pergerakan Kepuasan, hal ini
dapat dijelaskan karena nilai signifikan
dari pengujian secara keseluruhan atau
simultan mempunyai nilai < 0,05. Dari
model ini didapat kesimpulan bahwa
model ini dinilai layak untuk menyusun
laju Kepuasan. menunjukkan tingkat
signifikan masing – masing variabel
melalui uji t. Pada variabel pelayanan
menunjukkan bahwa variabel pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan.
Hal ini dikarenakan thitung lebih besar
dari ttabel pada tingkat = 5% maka H0 dit
olak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Pelayanan (X1) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan (Y). Pada variabel Fasilitas
menunjukkan bahwa variabel fasilitas
berpengaruh terhadap kepuasan. Hal ini
dikarenakan Karena thitung lebih besar dari
ttabel pada tingkat = 5% maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Fasilitas (X2) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
(Y).
Dapat dilihat dari variabel
Pelayanan dan Fasilitas, ada dua yang
signifikan terhadap pergerakan Kepuasan,
sehingga dapat dijelaskan tiap-tiap variabel
sebagai berikut:
1. Dari variable tingkat Pelayanan
terdapat pengaruh positif terhadap tingkat
kepuasan pengguna perpustakaan yang
berarti dengan meningkatnya variabel
Pelayanan sebesar satu poin maka
kepuasan akan naik sebesar 0,479 poin
dengan catatan variabel fasilitas tetap. Hal
ini sesuai dengan teori dari Tjiptono yaitu
dengan definisi “kualitas pelayanan
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen serta ketepatan
penyampaiannya dalam mengimbangi
harapan konsumen. Konsumen akan
merasa puas jika suatu perusahaan /
instansi memberikan pelayanan dengan
baik” (Tjiptono, 2004). Tujuan
perpustakaan memberikan pelayanan
kepada para pembaca ialah agar bahan
pustaka yang telah dikumpulkan dan
diolah sebaik – baiknya itu dapat sampai
ke tangan pembaca. Bahan – bahan
pustaka yang dikumpulkan itu terutama
dimaksudkan agar dapat dipakai oleh
pembaca. Variable pelayanan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
kepuasan pengguna perpustakaan. Tingkat
pelayanan meningkat sehingga
mempengaruhi kepuasan terhadap
pengguna perpustakaan. Dengan
meningkatnya pelayanan yang diberikan
kepada penguna maka akan mempengaruhi
tingkat kepuasan seseorang terhadap
pelayanan yang diberikan. Berdasarkan
hasil penelitian ini, jika nilai pelayanan
meningkat, maka maka tingkat kepuasan
akan naik dan sebaliknya. Variabel
8
pelyanan berpengaruh secara signifikan
terhadap pergerakan kepuasan.
2. Dari variable tingkat fasilitas
terdapat pengaruh positif terhadap
kepuasan yang berarti dengan
meningkatnya variable Fasilitas sebesar
satu poin maka kepuasan akan naik sebesar
0,547 poin dengan catatan variable
pelayanan tetap. Hal ini sesuai dengan
teori Suhaisimi Arikunto “fasilitas dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat memudahkan dan memperlancar
pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun
yang dapat memudahkan dan
memperlancarkan usaha ini dapat berupa
benda – benda maupun uang”. Peningkatan
fasilitas berarti mencerminkan tingkat
keinginan masyarakat dalam menggunakan
fasilitas dalam sarana dan prasarana yang
disediakan oleh pemerintah dalam
meningkatkan masyarakat gemar membaca
dengan adanya fasilitas yang ada di
perpustakaan umum. dengan demikian
dapat memberikan kepuasan terhadap
pengguna perpustakaan. Variable Fasilitas
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pengguna perpustakaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa variabel pelayanan memiliki
pengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna perpustakaan. Hal ini
memberikan bukti bahwa pelayanan
dari penyedia jasa yang ditunjukkan
dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat akan menentukan
kepuasan pengguna perpustakaan.
Hasil dari Regresi linier berganda
menunjukkan bahwa variabel
pelayanan memberikan pengaruh
signifikan terhadap kepuasan
pengguna perpustakaan.
2. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa variabel Fasilitas memiliki
pengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna. Hal ini memberikan bukti
bahwa dengan adanya fasilitas yang
memadai akan mempengaruhi tingkat
kepuasan pengguna perpustakaan.
Hasil regresi linier berganda
menunjukkan bahwa variabel fasilitas
berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pengguna perpustakaan.
3. Secara bersama – sama, variabel
pelayanan dan fasilitas memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat kepuasan pengguna
perpustakaan.
SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang dilakukan, maka
saran yang diajukan adalah sebagai
berikut :
1. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa
menurut responden, pelayanan yang ada
di Perpustakaan Umum sudah baik.
Oleh karena itu penulis menyarankan
supaya perpustakaan umum tetap
menjaga kualitas pelayanan dengan
baik agar pengguna perpustakaan
umum merasa puas terhadap pelayanan
yang diberikan, seperti
keramahtamahan petugas, jam
pelayanan, menjaga sopan santun dalam
memberikan pelayanan kepada
masyarakat, serta mengucapkan
terimakasih karena telah berkunjung
dan menggunakan fasilitas yang ada di
perpustakaan umum.
2. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa
menurut responden, fasilitas yang ada
pada perpustakaan umum sudah baik.
Oleh sebab itu, perpustakaan umum
tetap menjaga fasilitas yang ada dan
menambah fasilitas guna untuk
menunjang kebutuhan masyarakat
dalam memperoleh informasi, seperti
menambah koleksi buku, teknologi
informasi (OPAC) yang digunakan
untuk memudahkan mencari buku yang
dicari pengguna perpustakaan.
9
Sehingga pengunjung / pengguna
perpustakaan akan merasa nyaman
berada di perpustakaan umum karena
adanya fasilitas yang memadai dan
merasa puas terhadap fasilitas yang
tersedia.
3. Bagi peneliti lain masih terbuka
peluang dan disarankan untuk
menambah variabel-variabel lain yang
lebih banyak seperti variabel promosi
dan variabel SDM dan adanya variabel
lingkungan kerja sehingga penelitian
dapat berkembang dan dapat
mengungkap lebih banyak
permasalahan yang dapat
mempengaruhi kepuasan pengguna
perpustakaan umum.
DAFTAR PUSTAKA
Ariningsih, 2006. “Minat dan Kebudayaan
Membaca Masyarakat Jawa Timur”.
Dalam Jurnal FKP2T (Forum
Komunikasi Perpustakaan Peguruan
Tinggi Negeri) Tahun 1 No. 1.
Arikunto,Suharsimi. Prosedur
Penelitian.Cet. VIII; Jakarta:
Rineka Cipta, 1992.
Bafadal, Ibrahim. 2005. Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Halim, Delia. 2006. “Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi
Kepuasan Konsumen Restoran
Miramar Medan”. Skripsi.
Irawan, Handi. 2002. 10 Prinsip Kepuasan
Pelanggan. Jakarta: PT. Gramedia.
Kamah, Idris. 200. Pola dan Strategi
Pengembangan Perpustakaan dan
Pembinaan Minat Baca . Jakarta:
Perpustakaan Nasioanl Republik
Indonesia.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2001.
Manajemen Pemasaran Jasa di
Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
----------------, Gary. 2008. Prinsip-prinsip
Pemasaran Edisi 12”. Jakarta:
Erlangga.
Mirmani, Anomi. 2009. Pengantar
Kearsipan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Siregar, A.Ridwan. 2008. Aspek
Pengelolaan Perpustakaan dan Unit
Informasi. Departemen Studi dan
Informasi: Universitas Sumatera
Utara.
Suciati, Asih. 2009. “Pengaruh Harga,
Lokasi dan Kenyamanan terhadap
Loyalitas Konsumen Menggunakan
Kolam Renang Tirtonirmolo”.
Skripsi.
Supranto, Johanes. 2006. Pengukuran
Tingkat Kepuasan Pelanggan,
Jakarta: Rineka Cipta.
W. T., Amin. 1993. Manajemen,
Suatu Pengantar. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Sutarno. 2003. Perpustakaan dan
masyarakat . Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia
W., Erwan. 2007. Manajemen Kualitas
Produksi dan Jasa. Edisi Kesatu.
Ekonisia: Yogyakarta.
Widiasa, I Ketut. 2007. “Manajemen
Perpustakaan Sekolah”. Jurnal
Perpustakaan Sekolah. Tahun 1
Nomor 1 –April 2007, hal 1-14.
10
PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN PROMOSI
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PADA KLINIK KECANTIKAN
DR. HAS SKIN CARE LAMONGAN
ERNA NUR FAIZAH
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Kualitas prodak, kualitas pelayanan
dan promosi dijadikan latar belakang masalah dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan metode kuesioner dengan
jumlah sampel 80 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan simpel randem
sampling dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi
klasik, uji validitas dan reliabilitas, analisis regresi linier berganda, pengujian hipotesis
melalui uji t dan uji F, serta analisis koefisien determinasi (R2).
Dimana variabel Kepuasan Pembelian (Y), variabel Kualitas prodak (X1) variabel
kualitas pelayanan (X2). Dan variabel promosi (X3)Pengujian hipotesis menggunakan uji t
menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang diteliti terbukti secara signifikan
berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen Kepuasan Pengguna. Kemudian
melalui uji F dapat diketahui bahwa kedua variabel independen yang diteliti secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen Kepuasan Pembelian prodak. Angka R Square
sebesar 0.985 menunjukkan bahwa 98,5
Kata kunci: kualitas produk kualitas pelayanan, promosi dan keputusan pembelian
pruduk.
PENDAHULUAN
Keinginan perempuan untuk
mempercantik diri seringkali mendominasi
isi kepala kaum wanita saat ini. Mereka
yang terlalu mengejar sisi kecantikan
lahiriah, menyebabkan wanita menjadi
sangat terobsesi pada penampilan yang
cantik, sehingga banyak sekali upaya yang
dilakukan untuk mempercantik diri.
Seiring dengan perkembangan ekonomi,
teknologi dan budaya di era modern ini,
perawatan kecantikan telah menjadi
kebutuhan yang dianggap penting bagi
sebagian masyarakat khususnya untuk
kaum wanita. Fenomena tersebut
mendukung munculnya banyak klinik-
klinik kecantikan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan perawatan
kecantikan.
Klinik-klinik kecantikan yang muncul
saat ini tidak hanya menawarkan jasa
perawatan yang dapat dilakukan konsumen
saat berada di klinik saja, akan tetapi juga
menawarkan produk- produk sebagai
kelanjutan dari perawatan yang dilakukan
di klinik agar konsumen mendapatkan
hasil sesuai dengan yang diinginkannya.
Produk tersebut biasanya berupa obat-
obatan yang dikemas dalam berbagai
macam bentuk kosmetik untuk digunakan
sehari-hari oleh konsumen.
Kosmetik merupakan produk yang
unik karena selain produk ini memiliki
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
mendasar wanita akan kecantikan, produk
ini juga sesungguhnya memiliki risiko
pemakaian yang perlu diperhatikan
mengingat kandungan bahan-bahan kimia
yang tidak selalu memberi efek yang sama
untuk setiap konsumen (Ferrinadewi,
2005). Kondisi tersebut menyebabkan
klinik-klinik kecantikan dituntut untuk
memperhatikan apa yang dibutuhkan dan
diinginkan konsumen, karena pada
dasarnya konsumen akan membeli suatu
produk yang dapat memuaskan
keinginannya tidak hanya dalam bentuk
11
fisik, tetapi juga manfaat produk itu
sendiri. Usaha tersebut dilakukan dengan
menciptakan inovasi-inovasi dalam
menghasilkan barang dan jasa yang
berkualitas dan berbeda dari produk-
produk klinik kecantikan sejenis.
Kemajuan tekhnologi dan informasi yang
semakin berkembang membuat klinik-
klinik kecantikan berusaha meningkatkan
kualitas produknya menjadi lebih baik.
Menurut Kotler dan Amstrong
(2012:283) Kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk untuk
melaksanakan fungsinya, meliputi daya
tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan
operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai
lainnya. Banyaknya persaingan klinik
kecantikan saat ini memaksa setiap
produsen pandai dalam memilih produk
yang dihasilkan, Persaingan bisnis
kecantikan tersebut mengharuskan
perusahaan meningkatkan kinerja
produknya untuk meningkatkan
keputuasan pembelian produk. Produk
yang berkualitas berperan penting dalam
membentuk keputusan pembelian produk,
selain itu juga erat kaitannya dalam
menciptakan keuntungan bagi perusahaan.
Semakin berkualitas suatu produk
yang diberikan oleh perusahaan maka
keputusan pembelian produk oleh
konsumen akan tinggi. Pada dasarnya
keputusan pembelian ialah suatu tindakan
atau perilaku konsumen jadi atau tidaknya
melakukan suatu pembelian atau transaksi,
banyak tidaknya jumlah konsumen dalam
mengambil keputusan menjadi salah satu
penentu tercapai atau tidaknya tujuan
perusahaan. Konsumen sering dihadapkan
dengan beberapa pilihan dalam
menggunakan suatu produk. Hal tersebut
menyebabkan konsumen harus
mempertimbangkan baik-baik sebelum
mengambil keputusan untuk membeli.
Keputusan pembelian adalah
tindakan dari konsumen untuk mau
membeli atau tidak terhadap suatu produk
(Kotler, 2002). Dalam era kepedulian
perawatan kecantikan saat ini konsumen
tentunya dalam melakukan keputusan
pembelian juga mempertimbangkan faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian.
Faktor yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan seperti kualitas produk,
kualitas pelayanan, dan promosi agar dapat
mempengaruhi konsumen untuk
melakukan keputusan pembelian atas
produknya.
Faktor lain yang mempengaruhi
keputusan pembelian adalah kualitas
pelayanan. Pelayanan yang baik juga
merupakan kunci penting dalam
kesuksesan suatu bisnis atau perusahaan.
Menurut Lovelock (dalam Tjiptono, 2001:
58) mengemukakan bahwa kualitas
pelayanan merupakan tingkatan kondisi
baik buruknya sajian yang diberikan oleh
perusahaan jasa dalam rangka memuaskan
konsumen dengan cara memberikan atau
menyampaikan jasa yang melebihi harapan
konsumen. Jadi penilaian konsumen
terhadap kualitas pelayanan merupakan
refleksi persepsi evaluatif terhadap
pelayanan yang diterimanya pada waktu
tertentu.
Persaingan antar klinik
kecantikan saat ini semakin sengit dimana
muncul berbagai klinik-klinik kecantikan
baru, masing-masing klinik menawarkan
berbagai macam produk kecantikan yang
berkualitas dan diskon yang tinggi untuk
menarik minat beli konsumen. Untuk
memenangkan persaingan dalam dunia
perawatan kecantikan kulit perlu
diterapkan strategi pemasaran yang tepat.
Selain itu, klinik kecantikan harus mampu
mengembangkan berbagai kegiatan
pemasarannya agar tujuan dan sasaran
yang diinginkan tercapai dengan baik,
salah satunya yaitu dengan mengadakan
kegiatan promosi. Menurut Tjiptono
(2002), Promosi merupakan bentuk
komunikasi pemasaran, artinya aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi/membujuk, dan
atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk
yang ditawarkan perusahaan yang
12
bersangkutan.
Untuk menarik minat konsumen
membeli produk yang ditawarkan maka
dibutuhkan adanya promosi yang efektif,
kualitas produk yang bermutu dan juga
kualitas pelayanan yang mampu menarik
minat konsumen dalam memutuskan
pembelian. Menariknya promosi yang
ditawarkan akan mempengaruhi minat
konsumen untuk mencoba memakai
produk tersebut. Maka dengan demikian
produsen akan terus terpacu untuk
membuat iklan dan promosi yang menarik
agar dapat mempengaruhi konsumen untuk
membeli produknya. Setelah melihat
adanya promosi yang menarik, maka
dengan sendirinya konsumen akan
mencoba membandingkan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan tersebut
dibandingkan dengan produk yang
ditawarkan oleh pesaing. Hal yang
kemudian diperhatikan oleh konsumen
setelah mengetahui secara spesifik suatu
produk adalah bagaimana kualitas dari
produk yang mereka beli setelah mencoba
produk tersebut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
survei, dalam penelitian survei, informasi
yang dikumpulkan dari responden dengan
menggunakan kuesioner. Menurut
Sugiyono (2009: 13) “Bahwa metode
survey digunakan untuk mendapatkan data
dari dempat tertentu yang alamiah (bukan
buatan),
Data penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif deskriptif. Metode
statistik deskriptif ialah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi (Sugiyono, 2008:147).
Penelitian deskriptif disini menggunakan
metode survei yaitu penyelidikan yang
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta
dari gejala-gejala yang ada dan mencari
ketrangan-keterangan secara faktual, baik
tentang institusi sosial, ekonomi atau
politik dari suatu kelompok ataupun suatu
daerah (Nazir, 1988:65).
Populasi dalam penelitian ini adalah
pengunjung sebanyak 80 orang. Tehnik
penganbilan sampel menggunakan Sipel
random sampling.
HASIL PENELITIAN
DISKRIPSI VARIABEL PENELITIAN
1. Tanggapan Responden terhadap Variabel kualitas prodak (X1)
Tabel Tanggapan Responden terhadap Variabel kualitas prodak
NO SKOR PRESENTASE (%)
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00
P2 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00
P3 12 68 0 0 0 15,00 85,00 0,00 0,00 0,00
P4 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00
P5 12 68 0 0 0 15,00 85,00 0,00 0,00 0,00
P6 2 69 9 0 0 2,50 86,25 11,30 0,00 0,00
P7 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00
P8 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00
RATA-
RATA 155 428 57 0 0 24,22 66,88 8,91 0,00 0,00
Tabel menunjukkan bahwa
sebagian besar responden menjawab
yang menyatakan sangat setuju
24,22%, menjawab setuju 66,88% ,
yang menjawab ragu-ragu 8,91%,
yang menjawab tidak setuju 0%, yang
menjawab sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukan bahwa pelanggan
13
memiliki pemahaman dan
menggambarkan bahwa kualitas
produk dibutuhkan dalam menunjang
produktivitas dan keputusan
pembelian oleh konsumen.
2. Tanggapan Responden Terhadap Variabel kualitas pelayannan (X2)
Tabel tanggapan responden terhadap variabel kualitas pelayannan (X2)
NO SKOR PRESENTASE (%)
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 2 69 9 0 0 2,50 86,25 11,30 0,00 0,00
P2 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00
P3 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00
P4 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00
P5 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00
P6 12 68 0 0 0 15,00 85,00 0,00 0,00 0,00
P7 2 69 9 0 0 2,50 86,25 11,30 0,00 0,00
P8 21 58 1 0 0 26,30 72,50 1,25 0,00 0,00
RATA-
RATA 131 442 67 0 0 20,47 69,06 10,47 0,00 0,00
Tabel menunjukkan bahwa
sebagian besar responden menjawab
yang menyatakan sangat setuju
20,47% , menjawab setuju 69,09% ,
yang menjawab ragu-ragu 10,47% ,
yang menjawab tidak setuju 0%, yang
menjawab sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukan bahwa pelanggan
memiliki pemahaman dan
menggambarkan bahwa kualitas
pelayanan dibutuhkan dalam
menunjang produktivitas dan
keputusan pembelian oleh konsumen.
3. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Promosi (X3)
Tabel tanggapan responden terhadap variabel Promosi(X3)
NO SKOR PRESENTASE (%)
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00
P2 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00
P3 4 51 25 0 0 5,00 63,75 31,30 0,00 0,00
P4 31 44 5 0 0 38,80 55,00 6,25 0,00 0,00
P5 15 52 13 0 0 18,80 65,00 16,30 0,00 0,00
P6 15 52 13 0 0 18,80 65,00 16,30 0,00 0,00
P7 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00
P8 15 65 0 0 0 18,80 81,25 0,00 0,00 0,00
RATA-
RATA 162 398 80 0 0 25,31 62,19 12,50 0,00 0,00
Tabel menunjukkan bahwa
sebagian besar responden menjawab
yang menyatakan sangat setuju 25,31%,
menjawab setuju 62,19% , yang
menjawab ragu-ragu 12,50%, yang
menjawab tidak setuju 0%, yang
menjawab sangat tidak setuju 0%. Hal
ini menunjukan bahwa pelanggan
memiliki pemahaman dan
menggambarkan bahwa promosi
dibutuhkan dalam menunjang
produktivitas dan keputusan pembelian
oleh konsumen.
14
4. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan pembelian (Y)
Tabel tanggapan responden terhadap variabel Keputusan pembelian (Y)
NO SKOR PRESENTASE (%)
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 29 46 5 0 0 36,30 57,50 6,25 0,00 0,00
P2 15 52 13 0 0 18,80 65,00 16,30 0,00 0,00
P3 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00
P4 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00
P5 12 68 0 0 0 15,00 85,00 0,00 0,00 0,00
P6 2 69 9 0 0 2,50 86,25 11,30 0,00 0,00
P7 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00
P8 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00
RATA-
RATA 152 413 75 0 0 23,75 64,53 11,72 0,00 0,00
Tabel menunjukkan bahwa
responden memberikan tanggapan yang
sangat baik terhadap pengenalan
kebutuhan sebelum melakukan
pembelian dengan menjawab yang
menyatakan sangat setuju 23,75% ,
menjawab setuju 64,53% , yang
menjawab ragu-ragu 11,75% , yang
menjawab tidak setuju 0%, yang
menjawab sangat tidak setuju 0%.
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Untuk menguji pengaruh variabel kualitas
produk, kualitas pelayanan dan promosi.
Dengan menggunakan uji t atau parsial.
Apabila nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Sebaliknya apabila thitung <
ttabel maka Ho diterima Ha ditolak maka
pengujian hiposesis secara parsial dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Dilihat dari tabel diatas,
menunjukkan bahwa X1, X2, dan
X3memiliki t hitung > t tabel. Dapat
disimpulkan bahwa X1, X2 dan
X3berpengaruh signifikan terhadap Y
secara parsial. Adapun langkah – langkah
dalam uji t adalah:
a) PengaruhKualitas
Produk(X1)terhadapKeputusanP
embelian(Y)
1. Nilai thitung = 3.359
Tingkat signifikan =5% dengan
derajat bebas (degree of
freedom/df) = (n-3) = 80-3 = 77
Ttabel = 2/ = (0,025 : 77)≈1,992
2. Kesimpulan :
Karena thitung lebih besar dari
ttabel pada tingkat = 5% maka H0
ditolak dan H1 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel
kualitas produk X1) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian (Y).
b) Pengaruh Kualitas Pelayanan
(X2) Terhadap Keputusan
Pembelian (Y)
1. Nilai thitung = 5,101
Tingkat signifikan =5% dengan
derajat bebas (degree of
freedom/df) = (n-3) = 80-3 = 77
Variabel t
hitung
t
table Keterangan
X1 3,359 1,992 Signifikan
X2 5,101 1,992 Signifikan
X3 10,298 1,992 Signifikan
15
Ttabel = 2/ = (0,025 : 77) ≈1,992
2. Kesimpulan :
Karena thitung lebih besar dari
ttabel pada tingkat = 5% maka
H0ditolak dan H1 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel
kualitas pelayanan (X2) secara
parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y).
c) Pengaruh Promosi (X3)
Terhadap Keputusan
Pembelian (Y) 1. Nilai thitung = 10,298
Tingkat signifikan =5%
dengan derajat bebas (degree of freedom/df) = (n-3) = 80-3 = 77
Ttabel = 2/ = (0,025 : 77) ≈
1,992
2. Kesimpulan :
Karena thitung lebih besar dari
ttabel pada tingkat = 5% maka
H0ditolak dan H1 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel
promosi (X3) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian (Y).
UJI HIPOTESIS II
Untuk menguji pengaruh variabel variabel
kualitas produk, kualitas pelayanan dan
promosi. Dengan menggunakan uji F Atau
simultan. Apabila nilai Fhitung > Ftabel maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya
apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima Ha
ditolak maka pengujian hiposesis secara
simultan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Dilihat dari tabel diatas
diperoleh gambaran bahwa nilai Fhitung
sebesar 1728,472 sedangkan nilai Ftabel
sebesar 2,72. Angka ini didapat dari
tabel F dengan nilai v1 sebesar 3
sebagai residual dan v2 sebesar 76
sebagai df (derajat kebebasan) dengan
taraf kesalahan 0,05 (5%). Oleh
karena Fhitung lebih besar dari Ftabel
pada tingkat = 5% (1728,472
>2,72) maka H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel X1,X2dan X3 secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap (Y).
Adapun langkah – langkah dalam uji F
adalah :
1. Nilai Fhitung = 1728,472
Ftabel (df pembilang/k ; df penyebut/ n-
(k+1)
Ftabel (3 ; 76 ; 0.05%) = 2,72
2. Kesimpulan
Karena Fhitung lebih besar dari
Ftabel pada tingkat = 5%
(1728,472>2,72) maka H0 ditolak dan
H1 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel X1Kualitas Produk,
X2 Kualitas Pelayanan, X3 Promosi,
secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian (Y).
PEMBAHASAN
Dilihat dari variabel penyusun
Kepuasan yang di teliti di atas sesuai
dengan tabel didapat nilai R 0,985 atau
sekitar 98,5%. Sedangkan sisanya
disebabkan oleh faktor yang lain.
Dilihat dari model pengujian anova
pada tabel dapat dianalisis bahwa seluruh
variabel yang menjadi penyusun
penggerak Kepuasan yang terdapat dalam
penelitian ini secara keseluruhan dinilai
mampu menerangkan pergerakan
Keputusan pembelian, hal ini dapat dijelaskan karena nilai signifikan dari
pengujian secara keseluruhan atau
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 897,730 3 299,243 1728,4
72
,000a
Residual 13,158 76 ,173
Total 910,888 79
a. Predictors: (Constant), Promosi (X3), Kualitas
Pelayanan (X2), Kualitas Produk (X1)
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
16
simultan mempunyai nilai < 0,05. Dari
model ini didapat kesimpulan bahwa
model ini dinilai layak untuk menyusun
laju Kepuasan. menunjukkan tingkat
signifikan masing – masing variabel
melalui uji t.
Dapat dilihat dari variabel
kualitas produk, kualitas pelayanan, dan
promosi , ada tiga yang signifikan
terhadap pergerakan keputusan
pembelian, sehingga dapat dijelaskan
tiap variabel sebagai berikut :
1. Dari variabel kualitas produk terdapat
pengaruh positif terhadap keputusan
pembelian terhadap keputusan
pembelian produk pada klinik
kecantikan DR. HAS SKIN CARE
Lamongan yang berarti dengan
meningkatnya variabel kualitas produk
sebesar satu poin maka keputusan
pembelian akan naik 0.257poin, dengan
asumsi variabel bebas yang lain
tetap.Sesuai dengan teori Kotler dan
Amstrong (2008) menyatakan kualitas
produk adalah salah satu yang paling
diandalkan oleh seorang pemasar dalam
memasarkan suatu produk. Menurut
Kotler dan Amstrong (2008)
menyebutkan bahwa semakin baik
kualitas produk yang dihasilkan maka
akan memberikan kesempatan kepada
konsumen untuk melakukan
pembelian.Ketika konsumen akan
mengambil suatu keputusan pembelian,
variabel produk merupakan
pertimbangan paling utama, karena
produk adalah tujuan utama bagi
konsumen untuk memenuhi
kebutuhannya. Konsumen
menginginkan produk yang dibelinya
sesuai dengankeinginannya atau produk
tersebut berkualitas. Semakin tinggi
kualitas suatu produk, maka semakin
tinggi keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian. Berdasarkan
penelitian ini menunjukkan bahwa
kualitas produk berpengaruh terhadap
keputusan pembelian, semakin
baik/tinggi kualitas produk maka
keputusan pembelian terhadap produk
semakin tinggi pula.
2. Dari variabel kualitas pelayanan
terdapat pengaruh yang positif terhadap
keputusan pembelian itu berarti dengan
meningkatnya variabel kualitas
pelayanan sebesar satu poin maka
keputusan pembelian akan naik sebesar
0.375 poin,dengan asumsi variabel
bebas yang lain tetap.Menurut J. Paul
Peter dan Jerry C. Oleson (2000:142)
mendefinisikan pelayanan adalah
perilaku penjual kepada pembeli
dengan memberikan kepuasan kepada
konsumen, agar konsumen merasa
dihargai dan mendapatkan barang atau
jasa sesuai dengan keinginannya.Salah
satu faktor yang menentukan tingkat
keberhasilan perusahaan adalah
kemampuan perusahaan dalam
memberikan kualitas pelayanan kepada
pelanggan. Kualitas pelayanan yang
baik sangat penting dalam industri
kecantikan sehingga pelanggan akan
menyukai pelayanan yang diberikan
oleh klinik tersebut dan pada akhirnya
membeli produk dan pelanggan akan
datang kembali ke klinik
tersebut.Dengan adanya kualitas
pelayanan yang baik, maka pelanggan
akan memperoleh barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhannya sehingga
meningkatkan keputusan pembelian
produk pada konsumen.
3. Dari variabel promosi terdapat
pengaruh positif terhadap keputusan
pembelian produk pada klinik
kecantikan DR. HAS SKIN CARE
Lamonganyang berarti dengan
meningkatnya variabel promosi
penjualan sebesar satu poin maka
keputusan pembelian akan naik 0.453
poin,dengan asumsi variabel bebas yang
lain tetap.. Menurut Fajar Laksana
(2008:134) promosi penjualan adalah
suatu kegiatan komunikasi yang dapat
membentuk kesadaran informasi
tertentu, dan selanjutnya memberikan
pengaruh untuk melakukan sesuatu
yang diharapkan seperti realisasi
17
pembelian. Promosi merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Bagaimanapun
berkualitasnya suatu produk, bila
konsumen belum pernah mendengarnya
dan tidak yakin bahwa produk itu akan
berguna bagi mereka, maka mereka
tidak akan pernah membelinya.
Sehingga secara individual variabel
promosi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Semakin tinggi
promosi maka semakin besar konsumen
dalam keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil penelitian ini, jika
nilai promosi penjualan meningkat
maka tingkat keputusan pembelian akan
naik.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
variabel kualitas produk, kualitas
pelayanan dan promosi secara parsial
berpengaruh positif atau signifikan
terhadap keputusan pembelian produk.
2. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
variabel kualitas produk, kualitas
pelayanan dan promosi secara
simultanberpengaruh positif atau
signifikan terhadap keputusan
pembelian produk.
3. Dari hassil uji statistik menunjukan
bahwasanhya variabel promosi
mempunyai pengaruh yang paling
signifikan
SARAN
1. Promosi merupakan variabel yang
paling berpengaruh jadi dalam
meningkatkan jumlah penjualan
prodak perlu ditingkatkan frekuaensi
promosi
2. Kualias prodak perlu ditingkatkan
sehingga mampu menarik para
pembeli prodak.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pndekatan Praktik, Ed
Revisi VI, Penerbit PT Rineks
Cipta, Jakarta.
Assael, Henry. 2001. Cunsomer
Behavior 6th Edition. New
York: Thomson-
Learning.
Boyd, harper W,dkk, 2000, Manajemen
Pemasaran, Edisi Kedua, Erlangga,
Jakarta.
Dwi Priyatno. 2009. 5 Jam Belajar Oleh
Data dengan SPSS 17. Yogyakarta
: Andi
Ferrinadewi, Erna, 2005. Atribut Produk
yang Dipertimbangkan dalam
Pembelian Kosmetik dan
Pengaruhnya pada Kepuasan
Konsumen di Surabaya.
Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol. 7. No. 2
pp. 139-151.
Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2000.
Consumer behavior: Perilaku
Konsumen Dan Strategi
Pemasaran Jilid 1. Edisi
Keempat. Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip, 2002, “Marketing
Management: Analysis,
Planning,Implementation,
and Control, Tenth Edition”,
Prentice Hall
Kotler, Philip., and Kevin Lane Keller.
2009. Manajemen Pemasaran.
Edisi Kedua Belas. Jilid 2. Jakarta :
PT. Indeks.
Kotler, Philip. Marketing Management,
11th Edition. Prentice Hall Int’l,
New Jersey, 2003, p.84
Kotler, Philip dan Amstrong Gary. (2008).
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Alih
bahasa Bob Sabran M.M. Edisi
Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2.
Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip, 2008. “Marketing
Management: Analysis,
Planning,Implementation, and
Control, Tenth Edition”,
Prentice Hall
International, Inc., New
Jersey.
Kotler, Philip, 2000, Manajemen
18
Pemasaran. Edisi milenium.
Jakata: Salemba Empat
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen
Pemasaran Jasa. Edisi Pertama.
Salemba Empat: Jakarta
Nabhan Faris dan Kresnaini Enlik, 2005.
Faktor-faktor yang
Berpengaruh Terhadap
Keputusan Konsumen dalam
Melakukan PembelianRumah
Makan dikota Batu. Jurnal
Umum dan Manajemen
volume 6 Nomor 3. Malang:
Fakultas Ekonomi Gajayana.
Riduwan. (2010_. Skala Pengukuran
Variabel-variabel Penelitian.
Bandung : ALFABETA
Santoso, Singgih. 2001. Mengolah Data
Statistik Secara Profesional. PT.
Alex Media Komputindo.
Jakarta.
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku
Konsumen. Kencana. Jakarta.
Sevilla, Consuelo G. et. Al (2007).
Research Methods. Rex Printing
Company. Quezon City.
Sugiyono. 2008. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Bisnis
(Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian
Kualitatif’. Bandung :
ALLFABETA.
Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan
Komunikasi Pemasaran.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Stanton, William J. 1993. Prinsip
Pemasaran. Jakarta: Edisi ke
Tujuh, Alih Bahasa Y. Lamarto,
Erlangga.
Swastha dan Irawan. 2000. Manajemen
Pemasaran Modern, (Edisi II,
Get. VHI): Liberty Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy, 2000.Strategi
Pemasaran.Penerbit Andi Yogyakarta.Hal
57
Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi
Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.
Tjiptono,Fandy, 2009, Strategi Pemasaran,
edisi kedua, cetakan ketujuh,
Yogyakarta : Andi Offset
Tedjakusuma, R., dkk. 2001. “Analisis
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Per Minum
Mineral di Kotamadya
Surabaya”. Jurnal Penelitin
dinamika Sosial, Vol.2,No. 3
Hlm. 48-58.
19
PENGARUH HARGA DAN PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN
DI UD “MIXMEX” LAMONGAN
NINIK MAS’ADAH
ABSTRAK
Sesuai masalah pokoknya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
harga dan promosi terhadap volume penjualn di UD “MIXMEX” Lamongan, serta
untuk mengetahui signifikan diantara variabel-variabel yang paling mempengaruhi
volume penjualan di UD “MIXMEX” lamongan.
Sejalan dengan masalah tersebut maka peneliti dalam penelitiannya
menganalisis data menggunakan pendekatan penelitian dengan metode kuantitatif yang
bersifat deskriptif yang diolah menggunakan menggunakan program SPSS for windows
18.
Berdasarkan analisis tersebut diperoleh analisa Regresi Linier Berganda, dengan
persamaan regresi sebagai berikut : Y = 8117,708+ 053+ 009+ e.Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara parsial Harga dan promosi berpengaruh terhadap Volume
Penjualan, Harga dibuktikan dengan perhitungan statistik uji t yang menunjukan tingkat
signifikan (sig) 0,001< 0,05. Promosi dibuktikan dengan uji t yang menunjukan tingkat
signifikan (sig) 0,001< 0,05.
Harga, Promosi, Volume Penjualan
PENDAHULUAN
Pada masa ini dunia usaha
memasuki era globalisasi, dimana
semua pihak dapat secara bebas
memasuki setiap pasar yang
dikehendaki baik dalam negeri maupun
luar negeri tanpa ada batas lagi. Melihat
kondisi yang demikian ini untuk
mengatasi persaingan perusahaan harus
secara jelas menetapkan kearah mana
aktivitas usahanya dijalankan dan
pihak-pihak mana yang akan menjadi
sasaran usahanya, dalam perusahaan
strategi pemasaran sangat penting dalam
mencapai keberhasilan usahanya.
Karena dalam perusahaan pemasaran
adalah sebagai ujung tombak bisnis
melalui kegiatan pemasaran akan
mendapatkan uang, mampu
meningkatkan pendapatan, maka dari
itu seorang manajer pemasaran harus
berhati-hati dan menggunakan analisa
yang tepat dalam mengantisipasi segala
pemasalahan yang mungkin timbul
dalam proses pemasaran.
Pemasaran menurut Kotler dan
Kevin Keller (2008 : 5) pemasaran
adalah sebuah proses kemasyarakatan
dimana individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan secara bebas
mempertahankan produk dan jasa yang
bernilai dengan orang lain.
Menurut Basu Swastha (2008 :
5) pemasaran merupakan kegiatan
manusia yang diarahkan pada usaha
untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan manusia melalui proses
pertukaran.
Menurut William J. Stanton
dalam buku Manajemen Pemasaran
Modern (2008 : 5) menyatakan bahwa
pemasaran adalah suatu sistem
20
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensial.
Definisi pemasaran yang
dikemukakan oleh para ahli tersebut
dapat diketahui bahwa pemasaran
merupakan suatu sistem dari kegiatan
bisnis yang saling berhubungan dan
ditunjukkan untuk merencanakan,
mendistribusikan, dan mempromosikan
barang dan jasa yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memenuhi keinginan
dan kebutuhan konsumen.
Pemasaran juga dapat diartikan
sebagai salah satu kegiatan yang
mengusahakan agar produk yang
dipasarkannya dapat diterima
masyarakat sehingga masyarakat bisa
kenal dan nantinya akan tercipta
kepercayaan dan akan menjadikan suatu
pembelian atas produk yang ditawarkan.
Dalam kegiatan pemasaran ada
lima bauran pemasaran yaitu produk,
harga, promosi, distribusi, riset. Yang
mana ke lima unsur tersebut merupakan
suatu sarana pemasaran perusahaan
yang dapat mempengaruhi konsumen
menjadi tertarik dan pada akhirnya mau
membeli produk yang diproduksi dan
dipasarkan oleh perusahaan yang
akhirnya dapat menumbuhkan rasa
kepercayaan tersendiri atas produk yang
ditawarkan kemasyarakat dan nantinya
pemasaran atas produk kita akan dapat
tempat dihati masyarakat.
Salah satu unsur terpenting
dalam pemasaran adalah harga, dimana
harga juga dapat mempengaruhi volume
penjualan. Dalam kebijakan dan
penetapan harga, perusahaan harus
menentukan harga dasar dari
produknya, kemudian menentukan
kebijaksanaan menyangkut potongan
harga, pembagian ongkos kirim dan hal-
hal lain yang berhubungan dengan
harga.
Menurut Basu Swastha (2008 :
137) harga adalah sejumlah uang yang
dibutuhkan untuk mendapat sejumlah
kombinasi dari barang beserta
pelayanannya.
Menurut Buchari Alma (2006 :
169) mendefinisikan “harga sebagai
nilai suatu barang yang dinyatakan
dengan uang”.
Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa harga merupakan
suatu nilai yang melekat pada suatu
barang dan nilai tersebut dinyatakan
dengan alat tukar.
Faktor lain yang dapat
berpengaruh adalah promosi. Dalam
kegiatan pemasaran, promosi sangat
perlu dilakukan oleh perusahaan yaitu
untuk mempengaruhi konsumen agar
tertarik pada produk yang ditawarkan
agar dapat meningkatkan volume
penjualan.
Menurut Hariani (2008:71)
berpendapat bahwa “promosi adalah
sasuatu tahap satu bentuk komunikasi,
yaitu suatu tahap khusus dimaksudkan
untuk merebut kesediaan menerima dari
orang lain atas ide, barang dan jasa”.
William J. Stanton dalam Basu
Swastha dan Irawan (2003 : 349)
mengungkapkan bahwa “ promosi
adalah arus informasi atau persuasi satu
arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran
dalam pemasaran. Kegiatan promosi
dapat dilakukan antara lain dengan cara
periklanan, promosi penjualan, personal
selling dan publisitas”.
21
METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2010:2)
menjelaskan bahwa “Metode Penelitian
pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu”. Metode
penelitian merupakan sekumpulan
peraturan kegiatan dan prosedur yang
digambarkan oleh pelaku disiplin ilmu,
metode merupakan suatu cara
pemecahan masalah yang sistematis.
HASIL PENELITIAN
DISKRIPSI VARIABEL
PENELITIAN
a. Data Variabel Harga (X1)
Harga dilakukan untuk
mengukur seberapa besar harga jual
sebuah produk shuttlecock di UD
“MIXMEX” dengan melihat biaya
produksi yang dikeluarkan untuk
memproduksi suatu pruduk tersebut,
sehingga nantinya harga jual yang
ditentukan bisa sesuai dengan selera
konsumen dan tidak menimbulkan
kerugian pula dipihak produsen.
BULAN
HARGA
(Rupiah)
2012 2013 2014
Januari 90000 46000 90000
Februari 90000 46000 80000
Maret 90000 46000 50000
April 70000 46000 90000
Mei 50000 75000 50000
Juni 40000 45000 50000
Juli 42000 45000 50000
Agustus 43000 35000 90000
September 70000 55000 90000
Oktober 70000 80000 95000
Nopember 80000 70000 80000
Desember 70000 40000 80000
b. Data variabel Promosi X2
Promosi yang dilakukan oleh
UD “MIXMEX” Lamongan adalah
bertujuan untuk memperkenalkan
produk shuttlecock kepada
masyarakat luas untuk menarik
perhatian serta minat konsumen agar
konsumen tertarik untuk melakukan
pembelian shuttlecock di UD
“MIXMEX” Lamongan.Promosi
22
yang dilakukan melalui program
periklanan yang dilakukan saat ada
pertandingan badminton di berbagai
wilayah selain itu perusahaan juga
menyebarkan brosur-brosur ke
berbagai pihak konsumen yang
bekerjasama dalam setiap turnamen
badminton.
C. Volume Penjualan Y
Untuk memperlancar dalam
proses analisa data, maka
penulis akan menyajikan tabel
data tentang volume penjualan
antara bulan januari 2012 -
desember 2014 yang diperoleh
UD “MIXMEX Lamongan :
BULAN
PROMOSI
(Rupiah)
2012 2013 2014
Januari 400000 560000 700000
Februari 400000 560000 700000
Maret 500000 570000 550000
April 520000 400000 700000
Mei 520000 425000 700000
Juni 500000 560000 720000
Juli 500000 400000 720000
Agustus 550000 620000 720000
September 550000 650000 720000
Oktober 550000 650000 740000
Nopember 500000 650000 760000
Desember 560000 700000 760000
Jumlah 6050000 6745000 8490000
BULAN VOLUME PENJUALAN
2012 2013 2014
Januari 15.000 15.000 18.700
Februari 15.000 15.100 18.200
Maret 17.000 15.500 14.500
April 16.000 12.800 20.100
Mei 17.000 13.300 14.700
Juni 16.000 16.200 14.700
Juli 17.000 14.000 16.110
Agustus 17.000 15.120 21.400
September 18.850 17.950 19.950
Oktober 19.000 16.110 17.000
Nopember 19.500 17.600 19.550
Desember 18.500 16.050 22.800
Jumlah 205.850 184.730 217.710
23
HIPOTESIS I
Untuk menguji hubungan antar variabel dalam
penelitian ini di gunakan uji t
Model
Unstandard
ized
Coefficient
s
Stan
dardi
zed
Coef
ficie
nts
t Sig. B
Std.
Erro
r Beta
1 (Cons
tant)
8117
,708
1627
,982
4,98
6
,000
Harga ,053 ,015 ,449 3,54
9
,001
Prom
osi
,009 ,003 ,459 3,63
4
,001
a. Dependent Variable: Penjualan
a. Pengaruh Harga terhadap Volume
Penjualan
1) Tingkat signifikansi diperoleh
dengan menggunakan statistik uji t
Berdasarkan tabel 4.5, Harga
berpengaruh terhadap volume penjualan
hal ini dibuktikan dengan tingkat
signifikansi (Sig) 0,001 < 0,05.
2) Hipotesis berdasarkan daerah penerimaan
dan daerah penolakan
Berdasarkan tabel 4.5, harga berpengaruh
terhadap volume penjualan dibuktikan
dengan thitung (3,549) >ttabel (2,03).
b. Pengaruh Promosi terhadap Volume
Penjualan
1) Tingkat signifikansi diperoleh dengan
menggunakan statistik uji t
Berdasarkan tabel 4.5, Promosi
berpengaruh terhadap Volume Penjualan
hal ini dibuktikan dengan tingkat
signifikansi (Sig) 0,001< 0,05.
2) Hipotesis berdasarkan daerah penerimaan
dan daerah penolakan
Berdasarkan tabel 4.5, Promosi
berpengaruh terhadap Volume penjualan
dibuktikan dengan thitung (3,634) >ttabel
(2,03).
HIPOTESIS II
Dalam hipotesis II untuk menguji hubungan
semua variabel secara besama digunakan uji F
1) Tingkat signifikansi diperoleh dengan
menggunakan statistik uji f
Berdasarkan tabel 4.6harga dan
promosiberpengaruh terhadap volume
penjualan dibuktikan dengan tingkat
signifikansi (Sig) 0,000 < 0,05.
2) Hipotesis berdasarkan daerah
penerimaan dan daerah penolakan
Berdasarkan tabel 4.6, Harga dan
Promosi terhadap Volume Penjualan hal
ini dibuktikan dengan fhitung (15,974)
>ftabel (3,31).
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Harga terhadap Volume
Penjualan
Dari hasil penelitian yang peneliti
lakukan, menurut tingkat signifikansi yang
diperoleh dengan menggunakan statistik
uji t (parsial) yaitu 0,001< 0,05, maka H0
ada pada daerah penolakan yang berarti Ha
diterima atau Hargaberpengaruh terhadap
volume penjualan di UD “MIXMEX”
Lamongan.
Menurut hipotesis berdasarkan daerah
penerimaan dan daerah penolakan yaitu thitung (3,549) >ttabel (2,03), maka H0 ada
pada daerah penolakan yang berarti Ha
diterima atau harga berpengaruh terhadap
Model Sum
of
Square
s Df
Mean
Squar
e F Sig.
1 Regres
sion
8,951
E7
2 4,476
E7
15,97
4
,000a
Residu
al
9,246
E7
33 2801
817,1
33
Total 1,820
E8
35
a. Predictors: (Constant), Promosi, Harga
b. Dependent Variable: Penjualan
24
volume penjualan di UD “MIXMEX”
Lamongan.
Hargamempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Volume Penjualan di
UD “MIXMEX” Lamongan dikarenakan
harga yang dapat mempengaruhi tingkat
signifikansi volume penjualan, melainkan
ada beberapa faktor diantaranya, strategi
pemasaran, faktor lingkungan, faktor
pemerintaha. hal tersebutdi
kemukakanoleh Philip Kotler dan
Amstrong (2008:442).
Karena Harga sangat berpengaruh
terhadap volume penjualan maka
perusahaan harus mampu memberikan
harga yang tepat sesuai dengan kualitas
barang yang diproduksi.
2. Pengaruh Promosi terhadap Volume
penjualan
Dari hasil penelitian yang peneliti
lakukan, menurut tingkat signifikansi yang
diperoleh dengan menggunakan statistik
uji t (parsial) yaitu 0,001< 0,05, maka H0
ada pada daerah penolakan yang berarti Ha
diterima atau promosi berpengaruh
terhadap Volume Penjualan di UD
“MIXMEX” Lamongan.
Menurut hipotesis berdasarkan daerah
penerimaan dan daerah penolakan yaitu
thitung (3,643) >ttabel (2,03), maka H0 ada
pada daerah penolakan yang berarti Ha
diterima atau Promosi berpengaruh pada
Volume Penjualan di UD “MIXMEX”
Lamongan.
Promosi merupakan salah satu bentuk
komunikasi, yaitu suatu tahap khusus
dimaksudkan untuk dapat merebut
kesediaan menerima dari orang lain atas
ide, barang dan jasa. Hal tersebut
dikemukakan oleh Hariani (2008 : 71).
Promosi dapat mempengaruhi volume
penjualan dikarenakan semakin sering
promosi dilakukan maka semakin meningkatkan Volume Penjualan di UD
“MIXMEX” Lamongan.
3. Pengaruh Harga dan Promosi terhadap
Volume Penjualan
Dari hasil penelitian yang peneliti
lakukan, menurut tingkat signifikansi yang
diperoleh dengan menggunakan statistik
uji f (simultan) yaitu 0,000< 0,05, maka h0
ada pada daerah penolakan yang berarti
haditerima atau Harga dan Promosi
berpengaruh terhadap Volume Penjualan di
UD “MIXMEX” Lamongan.
Menurut hipotesis berdasarkan daerah
penerimaan dan daerah penolakan yaitu
fhitung (15,974) > ftabel (3,31), maka h0 ada
pada daerah penolakan yang berarti ha
diterima atau Harga dan Promosi
berpengaruh terhadap Volume Penjualan di
UD “MIXMEX” Lamongan.
Dengan demikian Semakin tepat
Harga dan Promosi yang diberikan oleh
perusahaan maka Volume penjualan akan
semakin meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan permasalahan yang
diangkat oleh peneliti yaitumengenai pengaruh
Harga dan Promosi terhadap Volume Penjualn
di UD “MIXMEX” Lamongan. Dari hasil uji
statistik diperoleh kesimpulan bahwa :
1) Harga berpengaruh terhadap Volume penjualan
dibuktikan dengan tingkat signifikasi yang
diperoleh dengan menggunakan uji t (parsial)
yaitu 0,001<0,05, maka H0 ada pada daerah
penolakan yang berarti Ha diterima.
2) Promosi berpengaruh terhadap volume
penjualan dibuktikan dengan tingkat
signifikansi yang diperoleh dengan
menggunakan uji t (parsial) yaitu 0,001<0,05,
maka H0 ada pada daerah penolakan yang
berarti Ha diterima.
3) Harga dan Promosi berpengaruh terhadap
volume penjualan diperoleh dengan
menggunakan uji f (simultan) yaitu 0,000<0,05,
maka H0 ada pada daerah penolakan yang
berarti Ha diterima.
SARAN
Setelah mengetahui hasil analisa tersebut
diatas, maka penulis akan mengemukakan
saran-saran yang mungkin bermanfaat dan
25
dapat dijadikan pertimbangan oleh UD
“MIXMEX” Lamongan rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
1. Perusahaan harus menetapkan harga jual yang
tepat sebelum produk di pasarkan ke konsumen
agar perusahaan dapat meningkatkan volume
penjualan dan mendapatkan laba yang sesuai.
2. Perusahaan harus selalu meningkatkan promosi
kepada masyarakat, karena dengan kegiatan
promosi masyarakat semakin menggenal
produk yang dipasarkan oleh UD “MIXMEX”
Lamongan sehingga dapat membantu
meningkatkan volume penjualan.
3. Karena harga dan promosi mempunyai
pengaruh yang besar terhadap volume
penjualan maka UD “MIXMEX” Lamongan
harus selalu memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi harga agar dapat meminimalkan
biaya dan memperoleh harga jual yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Aliminsyah dan pandji, 2005, Kamus
Akuntansi, CV. Yrma Wudya,
Bandung.
Alma Buchari, 2006, Manajemen Pemasaran
Dan Jasa, Alfa Beta, Bandung.
Assaury Sofjan, 2009, Manajemen Produksi
F.E.U.I, Jakarta.
Assegaf Abdullah, 2006, Kamus Akuntansi, PT.
Mario Grafik, Jakarta.
Hariono Agus, 2014,”Pengaruh kualitas dan
harga barang toko tiga nada
Lamongan.Skripsi.STIE KH. Akhmad
Dahlan, Lamongan.
Kotler, Philip dan Amstrong, 2008, Prinsip-
prinsip Pemasaran, Eirlangga, Jakarta.
Kotler, Philip dan Keller Lana Kevin, 2008,
Manajemen Pemasaran, Eirlangga,
Jakarta.
Maftukha, 2013,”Pengaruh Penetapan Harga
dan Promosi Terhadap Volume
Penjualan di UD NIZAS
Lamongan.Skripsi. STIE KH. Akhmad Dahlan, Lamongan.
Rangkuti Fredy, 2009, Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Stanton William J, 2008, Manajemen
Pemasaran Modern Jilid 2, Erlangga,
Jakarta.
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, CV
AlfaBeta, Bandung. Sugiyono, 2011.
Statistika untuk Penelitian. Cetakan Ke-
19, Alfa Beta, Bandung.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Cetakan
Kedelapan, Alfa Beta, Bandung.
Swastha, Basu, 2003, Asas-asas Marketing,
Liberty, Yogyakarta
Swastha, Basu dan Irawan, 2003, Manajemen
Pemasaran Modern, Liberty,
Yogyakarta.
Swasta, Basu dan Irawan, 2008, Manajemen
pemasaran modern, Liberty,
Yogyakarta.
Tanujaya, Lim,2004, Promosi Dan Penjualan,
Salemba Empat, Jakarta.
26
PENGARUH CAPITAL LEASING TERHADAP PENILAIAN BARANG MODAL
DI PT. SFI CABANG LAMONGAN TAHUN 2013 – 2015
ANNITA
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah prosedur pencatatan transaksi kas dan transaksi
bank dapat menunjang efektifitas pengendalian intern aktiva lancar pada toko Mitra Surya Computindo Lamongan.
Variabel independent dalam penelitian ini adalah prosedur pencatatan transaksi kas dan transaksi bank, dengan
pengendalian intern aktiva lancar sebagai variabel dependent. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif dengan mengamati situasi sosial yang ada di tempat penelitian kemudian menentukan
beberapa narasumber sebagai sumber data dan informasi mengenai obyek penelitian dengan memberikan beberapa
pertanyaan yang relevan dengan variabel independent dan variabel dependent, jawaban yang didapatkan kemudian
dianalisa menggunakan skala Guttman.
Perhitungan koefisien reprodusibilitas dan skalabilitas pada variabel prosedur pencatatan transaksi kas
menunjukkan bahwa prosedur pencatatan transaksi kas yang diterapkan oleh toko Mitra Surya Computindo lamongan
telah sesuai dengan standar prosedur pencatatan ilmu akuntansi sebagaimana mestinya. Perhitungan koefisien
reprodusibilitas dan skalabilitas pada variabel prosedur pencatatan transaksi bank menunjukkan bahwa prosedur
pencatatan transaksi bank yang diterapkan oleh toko Mitra Surya Computindo lamongan telah sesuai dengan standar
prosedur pencatatan ilmu akuntansi sebagai mana mestinya. Pada variabel terikat dalam pengujian skala koefisien
reprodusibilitas dan skalabilitas menunjukkan hasil bahwa pengendalian intern aktiva lancar dalam kondisi yang baik.
Ini berarti bahwa “ Prosedur pencatatan transaksi kas dan transaksi bank yang diterapkan oleh toko Mitra Surya
Computindo Lamongan dapat menunjang efektifitas pengendalian intern aktiva lancar”.
Kata Kunci : Prosedur Pencatatan Transaksi Kas, Prosedur Pencatatan transaksi Bank, Pengendalian Intern Aktiva
Lancar.
ABSTRCT
The purpose of this research was to determine does the procedure of recording cash transactions and bank
transactions to support the effectiveness of internal control liquid assets of Surya Mitra Computindo Lamongan.
Independent variable in this research is a procedure of recording cash transactions and recording bank transactions,
internal control current assets as the dependent variable. The research method that used is descriptive qualitative with
the social situation be object observed in the research, and then determine some sources as a source of data and
information regarding the object of research by providing some relevant questions to the independent variable and its
dependent variable, of the answers had obtained be continue analyzed using Guttman scale. Calculating the coefficient
of reproducibility and scalability at a variable cash transaction recording procedure shows that the procedure of
recording cash transactions are implemented by Mitra Surya Computindo lamongan stores in accordance with the
standard procedures of accounting records as it should. Calculating the coefficient of reproducibility and scalability at
variable procedure of bank transaction records showed that the bank transaction recording procedures adopted by Surya
Mitra Computindo lamongan stores in accordance with the standard procedures of accounting records as it should. On
the dependent variable in the testing of the scale coefficient of reproducibility and scalability results show that the
internal control liquid assets is good condition.
Keyword : "The procedure of recording cash transactions and bank transactions are implemented by Mitra Surya
Computindo Lamongan could support the effectiveness of internal control current assets".
PENDAHULUAN
Perusahaan dalam menjalankan usaha
membutuhkan aktiva tetap dan untuk memperolehnya
perusahaan dapat menggunakan cara yang berbeda–
beda. Salah satu yang paling mudah adalah dengan cara
membelinya memperoleh aktiva tetap dengan cara
pembelian menimbulkan berbagai keuntungan dan
kerugian bagi perusahaan dan memerlukan berbagai
pertimbangan. Perusahaan perlu memikirkan apakah
dana yang ada mencukupi atau diperlukan suatu
pinjaman, dan resiko lain seperti ketinggalan zaman
sehingga tidak ekonomis lagi bila dipakai atau ada
resiko kegagalan memakai serta kemungkinan biaya
pemeliharaan yang terlalu tinggi.
Aktiva yang dapat diterapkan adalah cara leasing
berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih
27
umum diartikan sewa menyewa yaitu pembiayaan
peralatan atau barang modal untuk digunakan pada
proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Industri leasing menciptakan
konsep baru untuk mendapatkan barang modal serta
menggunakan sebaik mungkin tanpa harus membeli
atau memiliki barang tersebut. Ditinjau dari ekonomi,
leasing dapat pula dikatakan sebagai salah satu cara
untuk menghimpun dana yang terdapat didalam
masyarakat dan menginvestasikan kembali dalam
sektor-sektor ekonomi tertentu yang dianggap
produktif karena itu sarana leasing merupakan
alternatif yang baik bagi perusahaan yang kurang
modal atau hendak menghemat pemakaiaan tanpa harus
kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi
kembali dalam sektor-sektor ekonomi tertentu yang
dianggap produktif.
Perkembangan perekonomian sumber pembiayaan
tidak hanya berasal dari pinjaman kredit. Dengan
lahirnya leasing di indonesia pada tahun 1974 leasing
telah menjadi salah satu sumber pendanaan yang sangat
penting karena dengan adanya leasing suatu perusahaan
dapat memperoleh dan menggunakan alat-alat produksi
dan barang-barang modal tanpa harus membeli atau
memilikinya. Dalam realitasnya, leasing merupakan
suatu akad untuk menyewa suatu barang dalam kurung
waktu tertentu, leasing ini ada dua kategori global,
yaitu operating lease dan finansial lease. Operating
lease merupakan suatu proses menyewa suatu barang
untuk mendapatkan nilai manfaat barang yang
disewanya, sedangkan barangnya itu sendiri tetap
merupakan milik bagi pihak pemberi sewa-sewa jenis
pertama ini berpandangan dengan konsep sejarah di
dalam syariah islam yang secara hukum islam
diperbolehkan dan tidak ada masalah.
Financial leasing merupakan suatu bentuk sewa
dimana kepemilikan barang tersebut berpindah dari
pihak pemberi sewa kepada penyewa. Bila dalam masa
akhir sewa pihak menyewa tidak dapat melunasi
sewanya, barang tersebut tetap merupakan milik
pemberi sewa (perusahaan leasing) akadnya dianggap
sebagai akad sewa. Sedangkan bila pada masa akhir
sewa pihak penyewa dapat melunasi cicilannya maka
barang tersebut menjadi milik penyewa, biasanya
pengalihan pemilikan ini dengan alasan hadiah pada
akhir penyewaan, pemberian cuma-cuma atau janji dan
alasan lainnya. Intinya, dalam financial lease terdapat
dua proses akad yaitu akad sewa sekaligus beli dan
inilah sebabnya mengapa leasing bentuk ini disebut
sebagai sewa-beli leasing dalam tulisan ini
dikhususkan pada pembahasan financial leasing atau
sewa-beli ini. Leasing atau sewa guna usaha adalah
setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh
suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Dengan
melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh
barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat
langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur
setiap bulan triwulan atau enam bulan sekali kepada
pihak lessor. Munculnya lembaga leasing merupakan
alternatif yang menarik bagi para pengusaha karena
mereka saat ini cenderung menggunakan dana rupiah
tunai untuk kegiatan oprasional perusahaan. Melalui
leasing mereka bisa memperolah dan untuk membiayai
pembelian barang-barang modal dengan jangka waktu
pengembalian antara 3-5 tahun atau lebih.
Pengusaha juga memperoleh keuntungan lainnya
seperti kemudahan dalam pengurusan dan adanya hak
opsi. Suatu keuntungan lain jika ditinjau dari laporan
keuangan fiskal adalah transaksi capital lease
diperhitungkan sebagai, pembayaran lease dianggap
sebagai biaya mengurangi pendapatan kena pajak tetapi
tidak begitu halnya jika ditinjau dari segi komersial.
METODE PENELITIAN
Pengertian Penelitian dan Jenis Penelitian
1. Pengertian Penelitian
Menurut Sanapiah Faisol (2006), penelitian
adalah kegiatan untuk memeriksa masalah dengan
menggunakan metode ilmiah dalam cara yang teratur
dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru
bahwa kebenaran.
Menurut Narbuko dan Achmadi (2010)
mendefinisikan, penelitian adalah suatu kegiatan
untuk mencari, mencatat menganalisis sampai
menyusun laporannya.
2. Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis data dan analisisnya metode
penelitian diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a) Metode penelitian yang bersifat kuantitatif
Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2011),
disebut sebagai positivistic karena berlandaskan pada
filsafat positivistic. Metode ini juga dikenal sebagai
metode ilmiah atau metode scientific karena telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris,
objektif, terukur, rasional, dan sistematis, karena
proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola).
b). Metode penelitian yang bersifat kualitatif
Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono
(2011), sering disebut metode penelitian naturalistic
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
ilmiah, metode ini lebih banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya, disebut metode
kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya
lebih bersifat kualitatif .
28
Y = a + b1X1 + e
Kerangka Kerja
Gambar 2.1 Kerangka Kerja
Penentuan Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010) menerangkan bahwa
terdapat perbedaan yangmendasar dalam pengertian
antara populasi dan sampel dalam penelitian
kuantitatif dan kualitatif.
Menurut Jogianto (2007), Terdapat dua jenis
populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tak
terbatas (tak terhingga). Populasi terbatas yaitu
mempunyai sunber data yang jelas batasnya secara
kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.
Sedangkan populasi tak terbatas yaitu sumber datanya
tidak dapat di tentukan batasan-batasannya sehingga
relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
2. Sampel
Menurut Wahyudi (2010), sampel merupakan
bagian populasi yang terwakili dan akan diteliti
atau sebagian jumlah dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi yang terwakili, dimana
criteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya
sampel yang akan digunakan. Kriteria inklusi
merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat
mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi
syarat sebagai sampel.
Variabel Penelitian
Variabel
Menurut Sekaran ( 2005 ), variabel adalah
apapun yang dapat membedakan atau membawa
variasi nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai
waktu untuk obyek atau orang yang sama, atau
pada waktu yang sama,Variabel yang digunakan
oleh peneliti dalam judul “Pengaruh Capital Leasing
Terhadap Penilaian Barang Modal Pada PT. SFI
Cabang Lamongan adalah:
a. Independent Variabel (X)
Independent variabel (X) atau variabel bebas adalah
variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain. Dalam penelitian ini ada satu
variabel bebas yaitu: Capital Leasing (X).
b. Dependent Variabel (Y)
Dependent variabel (Y) atau variabel terikat adalah
variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh
variabel lain. Dalam penelitian ini terdapat satu
variabel terikat yaitu: Penilaian Barang Modal (Y).
Variabel Operasional
Gambar 2.2 Variabel Operasional
Metode Analisa Data
Uji Statistik
Analisa Regresi sederhana
Sugiono (2007) Uji Regresi sederhana digunakan
untuk mengukur pengaruh lebih dari satu variabel
predictor (variabel bebas) dan terhadap variabel
terikat.
Rumus :
Dimana :
Y = Penilaian Barang Modal
29
a = Konstanta
b1 = Koefisien Korelasi
X = Capital Leasing
Untuk memperkuat pelaksanaan perhitungan regresi
linier sederhana tersebut diatas maka perlu dilakukan
beberapa uji hipotesis yaitu uji t.
a. Uji t
Sugiono (2007) Digunakan untuk mengetahui apakah
secara individu variabel bebas mempunyai pengaruh
yang nyata atau tidak terhadap variabel terikat.
Rumus :
t hitung = ai
Sai
Dimana:
ai = Koefisien Regresi
Sai = Standart eror Koefisiensi Regresi
Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:
Rumus hipotesisnya:
Ho = r = 0, tidak ada pengaruh antara X terhadap Y.
HI = r ≠ 0, ada pengaruh antara X dan Y.
Kreteria pengujian
Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan HI
diterima.
Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan HI
ditolak.
Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Kuncoro (2011) Uji normalitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
variabel dependen memiliki distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah data normal
atau mendekati normal. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji P-P Plot.
Pengambilan keputusan mengenai normalitas
adalah sebagai berikut :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak normalitas.
b) Uji Heteroskedastisitas
Kuncoro (2011) Uji heteroskedastisitas
bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Untuk uji heteroskedastisitas pada
penelitian ini dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel dependen dengan residualnya, dengan
dasar analisis sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Taraf Signifikan (α)
Untuk menentukan penerimaan atau penolakan H0
didasarkan pada taraf signifikan (α) 5% dengan
kriteria:
a. H0 tidak dapat ditolak atau diterima apabila taraf
signifikan > 0,05. Hal ini berarti hipotesis
alternatif ditolak (hipotesis yang menyatakan
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat ditolak).
b. H0 ditolak apabila taraf signifikan < 0,05. Hal ini
berarti hipotesis alternatif diterima atau hipotesis
yang menyatakan variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel terikat diterima.
Pembacaan Uji Statistik
a. Pengaruh variabel independent dan variabel
dependen diuji dengan tingkat kepercayaan
(convidence interval) 95 % atau α =5 %
b. Jika t hitung < t tabel , maka H0 diterima dan Ha
ditolak, dan
Jika t hitung > t tabel , maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
HASIL PENELITIAN
Penyajian Data
Data Variabel Bebas (X)
Dalam penelitian ini Capital Leasing dianalisis
mulai tahun 2013-2015 dan tiap tahunnya diperinci
menjadi 12 bulan sesuai tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Data Variabel Bebas (X)
Data Variabel Terikat (Y)
30
Dalam penelitian ini Barang Modal dianalisis
mulai tahun 2013-2015 dan tiap tahunnya diperinci
menjadi 12 bulan sesuai tabel dibawah ini :
Tabel 3.2 Data Variabel Terikat (Y)
Analisis Data
Hasil dari uji statistik pada laporan leasing dan laporan
baranng modal PT. SFI Cabang Lamongan dari tahun
2013-2015 (36 bulan) dapat dilihat pada tabel dibatwah
ini :
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Sebagai dasar bahwa uji t mengasumsikan
bahwa nilai residu mengikuti distribusi normal.
Gambar 3.1 P-P Plot of Regression Standardized
Residual
Berdasarkan gambar 3.1 P-P Plot of Regression
Standardized Residual Dependent Variable dapat di
lihat bahwa data menyuebar dan mengikuti garis
diagonal, maka dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data menunjukkan pola distribusi normal. Maka
model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.
Uji Heteroskedatisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variabel dari residual satu pengamatan kepengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan yang lain tetap maka disebut
homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas
dalam penelitian ini dengan cara melihat grafik
scatterplot.
Dasar analisis heteroskedastisitas adalah jika ada
pola tertentu, titik-titik membentuk pola tertentu yang
teratur, maka terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak
ada pola titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka
nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas
Gambar 3.2 Scatterplot Dependent Variable
Berdasarkan gambar 3.2 Scatterplot Dependent
Variable diatas dapat dilihat titik-titik tidak
membentuk pola tertentu dan titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka nol pada sumbu Y sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini
tidak mengandung heteroskedastisitas.
Regresi Linier Sederhana
Uji Hipotesis t
31
No Indikator
Pertanyaan
Koefisi
en
Regresi
(B)
T
hitung
Ttabel Sig
1 Constanta (a) 19.977 3,4
36
2,03
2
0,0
02
2 Capital
Leasing
0,547 3,5
02
2,03
2
0,0
01
Tabel 4.3 Uji Hipotesis t pengaruh capital leasing
terhadap penilaaian barang modal
Dari hasil olah data pada tabel 4.3 diketahui
thitung yang diperoleh sebesar 3,502 dan ttabel sebesar
2,032 dimana thitung>ttabel dan tingkat signifikasi
adalah 0,001<0,05 Ha diterima dan Ho ditolak
sehingga capital leasing mempunyai pengaruh terhadap
penilaian barang modal.
Tingkat signifikan uji tadalah Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti capital leasing berpengaruh
terhadap penilaian barang modal.
PEMBAHASAN
Dari penelitian yang dilakukan peneliti dengan
menggunakan metode kuantitatif statistik dan
perhitungan analisis regresi liniear sederhana melalui
uji t.
Nilai thitungyang diperoleh sebesar 3,502 dan ttabel
sebesar 2,032 dimana thitung>ttabel dan tingkat signifikasi
adalah 0,001 <0,05Ha diterimadan Ho ditolak sehingga
capital leasing mempunyai pengaruh terhadap
penilaian barang modal.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh capital
leasing terhadap penilaian barang modal di PT. SFI
cabang Lamongan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti pada kantor Suzuki Finance Indonesia
Cabang Lamongan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Berdasarkan uji hipotesis t diketahui thitung yang
diperoleh sebesar 3,502 dan ttabel sebesar 2,032 dimana
thitung>ttabel dan tingkat signifikasi adalah 0,001 < 0,05
Ha diterima dan Ho ditolak sehingga capital leasing
mempunyai pengaruh terhadap penilaian barang modal.
Saran
Saran yang bisa disampaikan dari hasil penelitian yang
didapat sebagai berikut :
1. Barang modal yang di lease tidak dapat
dicantumkan sebagai unsur aktiva untuk tujuan
“Collateral Credit” dari bank, yaitu “Trade
Creditor” mungkin akan menilai perusahaan
tersebut memiliki posisi keuangan yang lemah.
Untuk itu Perusahaan Leasing dalam pelaporan dan
pengungkapan transaksi capital leasing harus sesuai
dengan PSAK No 30.
2. Resiko yang lebih besar pada lessor, artinya adanya
tanggung jawab yang menuntut pihak ketiga jika
terjadi kecelakaan atau kerusakan atas barang orang
lain yang disebabkan oleh “lease property”
tersebut, dan juga lessor belum tentu yakin bahwa
barang lease tersebut bebas dari berbagai ikatan
atau kepentingan-kepentingan lainnya. Untuk itu
Perusahaan Leasing harus menggunakan kebijakan-
kebijakan untuk mencegah terjadinya kerugian.
DAFTAR PUSTAKA
Albertus. 2006. Pendidikan Karakter Stategi Mendidik
Anak di Zaman Global. PT. Grasino.
Jakarta.
Amin Wijaya. 2005. Aspek Yuridis Dalam Leasing.
Rineka Cipta. Jakarta.
Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Edisi Keempat . BPFE.
Yogyakarta.
Fauzi. 2013. Libatkan Rakyat dalam Pengambilan
Kebijakan. Forum.LSM. Yogyakarta.
Fred Skousen .2006. Akuntansi Manajemen, Informasi
untuk Pengambilan Keputusan
Manajemen. Gramedia. Jakarta.
Gendro, Wiyono. 2006. Merancang penelitian bisnis
dengan alat analisis. TIM
YKPN.Yogyakarta.
Hidayat. 2007. Cara Praktis Membangun Website
Gratis. PT Elex Media Komputindo
Kompas, Granedia. Jakarta.
James D. 2004. Akuntansi Intermediate, Edisi Lima
Belas. Salemba Empat. Jakarta.
M Hanafi. 2005.Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Ketiga. Upp Stim Ykpn. Yogyakarta.
M Smith. 2005. Intermediate Accountin. Eight Edition.
South Western Publishing Company,
Cincinnati, Ohio.
Notoadmodjo. 2006. Metodologi penelitian kesehatan.
Rineka cipta. Jakarta.
R. Subekti. 2005. Jaminan-Jaminan Untuk
Memberikan Kredit Menurut Hukum
Indonesia. Citra Aditya Bakti. Jakarta.
32
S Munawir. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Kedua. YPKN. Yogyakarta.
Sanapiah Faisol. 2006. Format-format penelitian
social. Raja grafindo persada. Jakarta.
Sekara. 2005. Research Methods For Business. A Skill
Building Approach, Secon Edition,
John Willey & Sons, Inc. New York.
Stice. 2007. Akuntansi Keuangan Intermediate
Accounting. Edisi Enam Belas.
Salemba Empat. Jakarta.
Sri Soedewi. 2005. Beberapa Masalah Pelaksanaan
Lembaga Jaminan Khususnya Fidusia
di Dalam Praktek dan Pelaksanaannya
di Indonesia. Fakultas Hukum UGM.
Yogyakarta.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian pendekatan
kuantitatif ,kualitatif dan R&D.
Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi.
Alfabeta. Bandung.
Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga
Keuangan Lain. Salemba empat. Jakarta.
33
` PENGARUH REKRUTMEN DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIKOPERASI
JASA KEUANGAN SYARIAH BEN IMAN LAMONGAN
ABDUL MAJID
ABSTRAK
Rekrutmen adalah proses menarik orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamaran atas
pekerjaan yang belum terisi. Kompensasi adalah semua jenis penghargaan yang berupa uang atau bukan uang yang
diberikan kepada karyawan secara layak dan adil atas jasa mereka dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan
mengetahui pengaruh rekrutmen dan kompensasi terhadap kinerja karyawan maka pihak manajemen akan mampu
mengidentifikasi sistem rekrutmen dan pemberian kompensasi mana yang akan mendorong dan menurunkan kinerja
karyawan. Contohnya seperti pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Ben Iman Lamongan.
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel rekrutmen dan
kompensasiterhadapkinerja karyawan KJKS BEN IMAN Lamongan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan rancangan penelitian korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan KJKS BEN
IMAN Lamongansebanyak 23 orang. Jumlah sampel penelitian yang digunakan sebanyak 23 orang dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan skala likert. Analisis data
menggunakan uji korelasi ganda dan uji asumsi klasik.
Hasil penelitian pada analisis data menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara rekrutmen
terhadap kinerja karyawan dengan thitung < ttabel (1,056<2,079) dan taraf signifikansi 0,298> 0,05. Terdapat hubungan
yang signifikan antara kompensasi terhadap kinerja karyawan dengan thitung > ttabel(4,282>2,079) dan taraf
signifikansi 0,000< 0,05. Kemudian rekrutmen dan kompensasi terhadap kinerja karyawan dapat diketahui
bahwafhitung > ftabel (11,429>3,49) dan taraf signifikansi 0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwarek rutmen
dan kompensasi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan KJKS BEN IMAN Lamongan.
Kata kunci: rekrutmen, kompensasi, dan kinerja karyawan.
PENDAHULUAN
Keberhasilan ataupun kegagalan suatu organisasi
atau unit kerja melaksanakan tugas dan fungsinya
sangat berhubungan erat dengan pelaku-pelaku
organisasi tersebut, atau dengan kata lain sumber daya
manusia mempunyai peran strategis sebagai penentu
berhasil tidaknya pencapaian kinerja dalam suatu
organisasi.
Menurut Sukirno (2004:98) Recruitment
(Pengadaan) adalah proses menarik orang-orang yang
memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamaran atas
pekerjaan yang belum terisi.
Program rekrutmen yang dirancang dengan baik
akan dapat memberikan pengaruh positif terhadap
peningkatan komitmen pegawai, peningkatan
produktivitas pegawai dan kualitas kerja. Dalam al-
qur’an telah diterangkan bahwa dalam menyeleksi para
calon tenaga kerja haruslah memilih mereka yang
memiliki kekuatan, baik kekuatan fisik maupun non
fisik tergantung jenis pekerjaan dan memiliki sifat
amanah (dapat dipercaya).
Menurut Hasibuan (2012:118), kompensasi
adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan
sebagai imbalan balas atas jasa yang diberikan kepada
perusahaan. Program kompensasi harus ditetapkan atas
asas adil dan layak serta dengan memperhatikan
undang-undang perburuhan yang berlaku.
Menurut Sutrisno (2010:187), Kompensasi adalah
semua jenis penghargaan yang berupa uang atau bukan
uang yang diberikan kepada karyawan secara layak dan
adil atas jasa mereka dalam mencapai tujuan
perusahaan
Dengan mengetahui pengaruh rekrutmen dan
kompensasi terhadap kinerja karyawan maka pihak
manajemen akan mampu mengidentifikasi sistem
rekrutmen dan pemberian kompensasi mana yang akan
mendorong dan menurunkan kinerja karyawan.
Perusahaan jasa dibidang keuangan merupakan usaha
yang terkait langsung dengan usaha jasa pelayanan dan
produk. Dan tentu akan lebih banyak dan lebih
komplek hal yang mempengaruhi kinerja karyawannya
contohnya seperti pada Koperasi Jasa Keuangan
Syariah Ben Iman Lamongan.
KJKS Ben Iman merupakan institusi keuangan
yang berskala lokal dengan orientasi kegiatan bisnis
yang lebihdiarahkan kepada usaha berskala mikro kecil
dan menengah pada berbagai sektor, sesuai misi
pendirian. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Ben Iman
34
terletak di pusat kota Lamongan yakni di JalanVeteran
no.80Lamongan.
Sasaran utama kegiatan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah Ben Iman Lamongan berupa pengumpulan
maupun penyaluran dana kepada masyarakat di sekitar
lokasi usaha KJKS Ben Iman baik muslim maupun non
muslim yang terdiri dari masyarakat golongan ekonomi
lemah, pengusaha menengah dan kecil, tokoh
masyarakat dan Ulama juga masyarakat potensial
lainnya
METODE PENELITIAN
Pengertian Penelitian dan Jenis Penelitian
Pengertian Penelitian
Menurut Yvonne dan Robert (2013:5) penelitian
adalah sebuah aktivitas yang memberikan kontribusi
dalam memahami fenomena yang menjadi perhatian.
Menurut Sugiyono (2011:1) mengatakan bahwa
penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Jenis Penelitian
Menurut Lexy J., Moleong, (2000:44) jenis-jenis
penelitian data ada dua yaitu :
a. Penelitian kuantitatif adalah analisa yang
menggunakan alat analisa bersifat kuantitatif, dimana
alat yang digunakan berupa model-model (ex.
Matematika) dengan hasil yang disajikan berupa
angka-angka yang kemudian diuraikan/dijelaskan atau
diinterpretasikan dalam suatu uraian.
b. Penelitian kualitatif adalah analisa kualitatif
terbatas pada teknik pengolahan datanya, seperti
pengecekan data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar
membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka
yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan
penafsiran.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah jenis penelitian menggunakan deskriptif
kuantitatif yaitu mempelajari fakta-fakta yang sudah
ada. Prosesnya berupa mendeskripsikan dengan cara
menginterpretasikan data yang telah diolah.
Kerangka Kerja
Menurut Sugiyono (2008:246) kerangka kerja
adalah penjelasan tentang variabel-variabel apa saja
yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan
bagaimana hubungan diantara variabel-variabel
tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan
indikator untuk mengukur variabel-variabel yang
bersangkutan.
Gambar 2.1 Kerangka Kerja
Penentuan Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono berpendapat (2012:117) bahwa populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan menurut Arikunto (2006: 108)
populasi adalah keseluruhan objek penelitian.
Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat dipahami
bahwa populasi adalah keseluruhan objek atau subjek
yang mempunyai karakter atau sifat yang dimiliki oleh
objek atau subjek tersebut yang kemudian ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik suatu
kesimpulan tertentu mengenai sekumpulan objek yang
lengkap”.
2. Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2012:81) Teknik Sampling
adalah merupakan teknik pengambilan sampel secara
tepat untuk tujuan penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik total sampling yaitu
teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel
sama dengan populasi.
35
Sampel
Menurut Sugiyono (2012:81), sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Penelitian dilakukan terhadap sampel
yang mewakili populasinya.
Variabel Penelitian
Variabel
Menurut Sugiyono (2012:61) Variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Untuk memberikan penjelasan yang kongkrit
terhadap variabel yang digunakan, maka dilakukan
identifikasi variabel yang terdapat dalam model
analisis sebagai berikut:
a. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel terikat.
Variabel bebas yang terdapat dalam penelitian ini
adalah:
X1 = Rekrutmen
X2 = Kompensasi
b. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah Y = Kinerja karyawan
Metode Analisa Data
Uji Statistik
1. Analisa Regresi Linier Berganda
Uji Regresi Linier Berganda digunakan
untuk mengukur pengaruh lebih dari satu variabel
predictor (variabel bebas) dan terhadap variabel
terikat.
Rumus :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana
Y = Kinerja Karyawan
a = Konstanta
b1b2 = Koefisien Korelasi
X1 = Rekrutmen
X2 = Kompensasi
e = Faktor Pengganggu
Untuk memperkuat pelaksanaan perhitungan regresi
linier berganda tersebut di atas maka perlu
dilakukan beberapa uji hipotesis sebagai berikut :
a. Uji F
Digunakan untuk mengetahui pengaruh secara
keseluruhan dari variabel bebas terhadap variabel
terikat.
b. Uji t
Digunakan untuk mengetahui apakah secara
individu variabel bebas mempunyai pengaruh yang
nyata atau tidak terhadap variabel terikat.
c. Uji Asumsi Klasik
Digunakan agar dapat menghasilkan estimator
linier yang akurat dan mendekati atau samadengan
kenyataan.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Sebagai
dasar bahwa uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residu mengikuti distribusi normal.
Jika asumsi ini dilanggar maka model regresi
dianggap tidak valid dengan jumlah sampel
yang ada. Untuk menguji normalitas model
regresi tersebut yaitu dengan analisis grafik
(normal P-P plot) dan analisis statistik (analisis
Z skor skewness dan kurtosis) one sample
Kolmogorov-Smirnov Test.
2) Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dimaksudkan
untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara
anggota serangkaian data yang diurutkan
menurut waktu atau ruang. Hal ini mempunyai
arti bahwa suatu tahun tertentu dipengaruhi oleh
tahun sebelumnya menyebabkan uji F dan uji t
menjadi tidak akurat. Gejala autokorelasi
mengakibatkan hasil analisis regresi tidak lagi
efisien atau varian tidak lagi maksimum. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi,
dapat dilakukan uji “Durbin Watson” dengan
ketentuan sebagai Berikut :
D – W < 1,08 = terdapat autokorelasi
1,08 < D – W < 1,66 = tanpa kesimpulan
1,66 < D – W < 2,34 = tidak terdapat
autokorelasi
2,34 < D – W < 2,92 = tanpa kesimpulan
D – W > 2,92 = terdapat autokorelasi
3) Uji Heterokedastisitas
Gejala heterokedastisitas terjadi
sebagai akibat ketidaksamaan data, atau
bervariasinya data yang diteliti. Salah satu cara
untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya
gejalah tersebut adalah dengan menggunkan uji
korelasi rank spearman dengan teknik pengujian
menggunakan uji t. Apanila nilai t hitung lebih
kecil daripada t tabel, berarti tidak terjadi gejala
36
heterokedastisitas. Sebaliknya apabila t hitung
lebih besar dari t tabel, berarti terjadi gejala
heterokedastisitas.
4) Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas menunjukkan korelasi
antar variabel bebas dalam persamaan regresi
yang menyebabkan standar error menjadi tinggi
dan sensitive terhadap perubahan data, sehingga
koefisien regresi menjadi kurang teliti dan
tingkat signifikansi yang salah juga semakin
besar. Cara mengetahui ada atau tidaknya
gejalah multikolinieritas antara lain dengan
melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF),
apabila VIF kurang dari 10 maka dinyatakan
tidak multikolinieritas.
Taraf Signifikan (α)
Untuk menentukan penerimaan atau penolakan H0
didasarkan pada taraf signifikan (α) 5% dengan
kriteria:
a. H0 diterima apabila taraf signifikan > 0,05. Hal
ini berarti hipotesis alternatif ditolak atau
hipotesis yang menyatakan Rekrutmen dan
Kompensasi berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan Pada KJKS Ben Iman Lamongan
ditolak.
b. H0 ditolak apabila taraf signifikan < 0,05. Hal
ini berarti hipotesis alternatif diterima atau
hipotesis yang menyatakan Rekrutmen dan
Kompensasi berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan Pada KJKS Ben Iman Lamongan
diterima.
Pembacaan Uji Statistik
a. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan
diterima atau ditolak digunakan statistik F (F
test) , jika Fhitung < Ftabel ,maka H0 diterima dan
Ha ditolak ini berarti Rekrutmen dan
Kompensasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan Pada KJKS Ben Iman Lamongan,
dan Jika Fhitung > Ftabel , maka H0 ditolak dan Ha
diterima ini berarti Rekrutmen dan Kompensasi
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Pada
KJKS Ben Iman Lamongan.
b. Jika thitung < ttabel , maka H0 diterima dan Ha
ditolak ini berarti Rekrutmen dan Kompensasi
tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
Pada KJKS Ben Iman Lamongan, dan Jika thitung
> ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima ini
berarti Rekrutmen dan Kompensasi berpengaruh
terhadap Kepuasan Konsumen Pada Distro
Oldcity Lamongan.
Piranti Alat yang Digunakan Untuk Menganalisis
Untuk perhitungan penelitian ini peneliti menggunakan
bantuan program SPSS (Statistical Package for Social
Science) for windows versi 18.0.
HASIL PENELITIAN
Penyajian Data
Tanggapan Responden
Dalam penelitian ini, jumlah kuesioner yang
disebarkan adalah 23 eksemplar kuesioner kepada
karyawan dan menghasilkan data sebagai berikut:
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jeni Kelamin Jumlah
(orang)
%
1 Laki-Laki 14 59,5%
2 Perempuan 9 40,5%
Jumlah 23 100%
Tabel 3.1 Data Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden
yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 orang dan
yang berjenis perempuan berjumlah 9 orang. Dari
keterangan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden adalah laki-laki.
Data Responden Berdasarkan Usia
Hasil penelitian berdasarkan mengenai data pribadi
responden berdasarkan usia akan disajikan pada tabel
dibawah ini:
No Usia Jumlah
(Orang)
%
1 20 -30 10 54,8
2 31 – 40 9 33,3
3 41 – 50 4 11,9
Jumlah 23 100
Tabel 3.2 Data Responden Berdasarkan Usia
Dari tabel 3.2 diatas, diketahui bahwa dari 23
responden pada usia 20 – 30 tahun 10 orang, usia 31 –
40 tahun sebanyak 9 orang dan yang diatas usia 40
tahun 4 orang. Dapat diambil gambaran secara umum
dari bagian besar responden berada pada usia 20 – 30
tahun.
37
Tanggapan Responden atas Variabel Bebas
1. Rekrutmen (X1)
Tabel 3.3 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban
Responden Variabel Rekrutmen
Dari tabel 3.3 di atas menunjukkan rata-rata prosentase
responden yang menjawab sangat setuju sejumlah 31%,
menjawab setuju sejumlah 45%, menjawab netral
sejumlah 24%. Hal ini menunjukkan bahwa Rekrutmen
di Koperasi Syariah BEN IMAN tergolongbaik.
2. Kompensasi (X2)
Tabel 3.4 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden
Variabel Kompensasi
Dari tabel 3.4 di atas menunjukkan bahwa rata-rata
prosentase responden menjawab sangat setuju
berjumlah 47%, menjawab setuju berjumlah 43%,
menjawab netral berjumlah 10%. Hal ini menunjukkan
bahwa Kompensasi di Koperasi Syariah BEN IMAN
tergolong sangat baik.
1. Keputusan Pembelian
Tabel 3.5 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden
Variabel Keputusan Pembelian
Dari tabel 3.5 di atas menunjukkan rata-rata
prosentase responden yang menjawab sangat setuju
sejumlah 48%, menjawab setuju sejumlah 18%,
menjawab netral sejumlah 33%. Hal ini menunjukkan
bahwa Kebijakan Harga di JS Komputer tergolong
baik.
Analisis Data
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisa regresi linier berganda menggunakan
program SPSS untuk mengukur ada tidaknya pengaruh
antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Kinerja Karyawan = 4,949+ 0,161X1 + 0,606X2+ e
Dari persamaan hasil regresi di atas mempunyai
arti yang dapat disampaikan sebagai berikut :
X1 (Rekrutmen) = 0,161
Artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel
Rekrutmen dalam satu satuan, maka dapat
meningkatkan Kinerja Karyawan sebesar 0,161 dimana
faktor lainnya dalam keadaan konstan atau nol.
X2 (Kompensasi) = 0,606
Artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel
Kompensasi dalam satu satuan, maka dapat
38
meningkatkan Kinerja Karyawan sebesar 0,606 dimana
faktor lainnya dalam keadaan konstan atau nol.
Uji F
Digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan tabel diatas nilai fhitung > ftabel
(11,429> 3,49) dan taraf signifikansi 0,000< 0,05 maka
Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa ada
pengaruh Rekrutmen dan Kompensasi terhadap Kinerja
Karyawan.
Uji t
Digunakan untuk mengetahui apakah secara
parsial variabel bebas mempunyai pengaruh yang nyata
atau tidak terhadap variabel terikat.
df = n - 2
df : degree of freedom
n : jumlah sampel
maka df = 23 – 2 = 21
a. Pengaruh Rekrutmen Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan tabel diatas nilai thitung < ttabel
(1,056<2,079) dan taraf signifikansi 0,298> 0,05 maka
Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya bahwa tidak
ada pengaruh Rekrutmen Terhadap Kinerja Karyawan.
b. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja
Karyawan
Berdasarkan tabel diatas nilai thitung > ttabel
(4,282 >2,079) dan taraf signifikansi 0,000< 0,05 maka
Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa ada
pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan.
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal.
Gambar 3.1 P-P Plot of Regression Standardized
Residual
Dari gambar normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual DependentVariable dapat di
lihat bahwa sebaran data membentuk satu garis lurus
diagonal, maka dengan demikian dapat di simpulkan
bahwa data terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adannya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
independen.Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat
dari nilai tolerance dan Varince Inflation Factor (VIF),
jika nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF> 10 berarti
terdapat multikolinieritas.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai
Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing
variabel independent tidak memiliki nilai yang lebih
dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi dalam penelitian ini tidak mengandung
multikolinearitas.
39
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap.
Gambar 3.2 Scatterplot Dependent Variable Y
Dari gambar Scatterplot Dependent Variable
dapat di lihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka dengan demikian dapat di simpulkan
bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
PEMBAHASAN
Dari penelitian yang dilakukan peneliti dengan
menggunakan metode kuantitatif statistik dan
perhitungan analisis regresi liniear berganda melalui uji
f dan uji t, dapat disampaikan sebagai berikut :
1. Pengaruh Rekrutmen Terhadap Kinerja Karyawan.
Berdasarkan olah data diatas nilai thitung < ttabel
(1,056<2,079) dan taraf signifikansi 0,298> 0,05 maka
Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya bahwa tidak
ada pengaruh Rekrutmen Terhadap Kinerja Karyawan.
Pendapat Schuler (1987) yang mengemukakan
bahwa efektivitas rekrutmen atau kegiatan rekrutmen
yang dilakukan dengan baik akan membantu
lembaga/sekolah dalam memperoleh tujuan umum
yang meliputi produktivitas kerja, kualitas kehidupan
kerja dan kepatuhan kerja. Pengaruh yang dihasilkan
oleh variabel rekrutmen adalah sebesar 23.3%,
menunjukkan bahwa variabel rekrutmen bukan satu-
satunya faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
kepala sekolah, tetapi masih ada faktor atau variabel
lain yang mempengaruhinya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ari Kusyono dengan judul “Pengaruh
Rekrutmen dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan”
pada tahun 2013 menunjukkan bahwa Rekrutmen
dinyatakan tidak berpengaruh terhadap kinerja
karyawan PT. Personal Alin Daya wilayah Sumbagut
Sumatra Utara.
Dari hasil olah data dan pembahasan dari teori
peneliti berpendapat bahwa semakin banyaknya
karyawan menyebabkan kinerja karyawan semakin
menurun.
2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan.
Berdasarkan olah data diatas nilai thitung >
ttabel(4,282>2,079) dan taraf signifikansi 0,000< 0,05
maka Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa
ada pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja
Karyawan.
3. Pengaruh Rekrutmen dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Karyawan.
Berdasarkan olah data diatas nilai fhitung > ftabel
(11,429>3,49) dan taraf signifikansi 0,000< 0,05 maka
Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa ada
pengaruh Rekrutmen dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Karyawan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh Rekrutmen Terhadap Kinerja
Karyawan di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BEN
IMAN Lamongan.
2. Ada pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja
Karyawandi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BEN
IMAN Lamongan.
3. Ada pengaruh Rekrutmen dan Kompensasi
Terhadap Kinerja Karyawandi Koperasi Jasa
Keuangan Syariah BEN IMAN Lamongan.
Saran
Saran yang bisa disampaikan dari hasil penelitian
yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan Rekrutmen terus ditingkatkan dengan
pemberian motivasi sehingga dapat meningkatkan
Kinerja Karyawan.
2. Hasil penelitian ini supaya bias memberikan
pengetahuan tentang penerapan pengaruh
rekrutment dan kompensasi terhadap kinerja
karyawan, dan mengimplementasikan pendidikan
yang didapat di perguruan tinggi.
3. Hasil penelitian ini semoga bias sebagai penerapan
pengaruh rekrutment dan kompensasi terhadap
kinerja karyawan bagi mahasiswa dan juga dapat
dijadikan sebagai tambahan referensi
perpustakaan.
40
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan, 2005, Metodologi Penelitian
kuantitatif, Kencana Prenadamedia Group,
Jakarta.
Desler, Gary, 2009, Manajemen Sumber Daya
Manusia, PT. Indeks Anggota IKAPI, Jakarta.
Dharmawan, I Made Yusa, 2011, Pengaruh
Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Non Fisik
Terhadap Disiplin Dan Kinerja Karyawan
Hotel Nikki Denpasar, Tesis, Jurusan
Manajemen Universitas Udayana Denpasar.
Dito, Anoki Herdian, 2010, Pengaruh Kompensasi
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Slamet
Langgeng Purbalingga Dengan Motivasi
Kerja Sebagai Variabel Intervening, Skripsi,
Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Fuadina, Nur, 2014, Pengaruh Rekrutmen Dan
Pengembangan Karyawan Terhadap
Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan
Kjks Bmt Muamalat Limpung, Skripsi, Jurusan
Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Walisongo Semarang.
Handoko, T. Hani, 1988, Manajemen Personalia dan
Sumber Daya manusia, BPFE, Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P, 2000, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.
Kasenda, Ririvega, 2013, Kompensasi Dan Motivasi
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan
Pada PT. Bangun Wenang Beverages
Company Manado, Jurnal EMBA Vo.1 No.3
ISSN 2303-1174.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2013, Manajemen
Sumber Daya Manusia perusahaan, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mangkuprawira, Sjafri, 2002, Manajemen Sumber
Daya Manusia Strategik, Ghalia Indonesia,
Bogor.
Manullang, Marihot, 2001, Manajemen Personalia,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Martoyo, Susilo, 1994, Manajemen Sumber Daya
Manusia, BPFE, Yogyakarta.
Mathis, Robert L, 2011, Human Resource Management
(Manajemen Sumber Daya Manusia),
Salemba Empat, Jakarta.
Meldona, 2012, Perencanaan Tenaga Kerja Tinjauan
Integratif, UIN Maliki Press,Malang.
Moehariono, 2010, Pengukuran Kinerja Berbasis
Kompetensi, Ghalia Indonesia, Bogor.
Mondiani, Tria, 2012, Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional Dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) UPJ
Semarang, Jurnal Administrasi Bisnis Volume
I Nomor 1.
Mondy, Wayne R, 2008, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Erlangga, Jakarta.
Muryanto, Eko, 2011, Pengaruh Kompensasi Terhadap
Kinerja Dengan Motivasi Kerja Sebagai
Variabel Moderating pada kantor
pengawasan dan pelayanan bea dan cukai tipe
Madya Se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta, Skripsi, Jurusan Akutansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Patimah, Siti, 2003, Pengaruh rekrutmen dan seleksi
terhadap kinerja kepala madrasah ibtidaiyah
negeri (min) sekota bandar lampung, Jurnal
Ilmiah PEURADEUN Vol.3 No.1, Januari
2015 ISSN 2338-8617.
Prawirosentono, Suyadi, 1999, Manajemen Sumber
Daya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan,
BPFE, Yogyakarta.
Priyatno, Dwi, 2008, Mandiri Belajar SPSS,
MediaKom, Yogyakarta.
Rahmawati, Kartika Tri, 2009, Pengaruh Kompensasi
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Asuransi
Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912
Cabang Pasuruan Kota, Skripsi, Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang.
Riani, Asri Laksmi, 2011, Budaya Organisasi, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Ristiana, Nunung, 2012, Pengaruh Kompensasi,
Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru Tidak Tetap
(GTT)pada SD/MI Kabupaten Kudus, Skripsi,
41
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
Saydam, Gouzali, 1996, Manajemen Sumber Daya
manusia, Djambatan, Jakarta.
Schuler, Randall S, 1996, Manajemen Sumber Daya
Manuisa, Erlangga, Jakarta.
Siagian, Sondang P, 1997, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.
Siregar, Syofian, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif:
di lengkapi dengan perbandingan perhitungan
manual & SPSS, Kencana Prenadamedia
Group,Jakarta.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta,
Bandung.
Sugiyono, 2012, Metode Pendidikan Pendekatan
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Alfabeta, Bandung.
Sutrisno, Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Kencana Prenadamedia Group,
Jakarta.
Wibawanti, Vina Rani, 2009, Pengaruh Gaji Terhadap
Motivasi Kerja Karyawan pada Karyawan
Home Industri Kripik Buah ‘’Aisyah’’ Batu,
Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.
Wibowo, 2011, Manajemen Kinerja, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
42
Uraian
PENGARUH TAX AMNESTY, PERTUMBUHAN EKONOMI, KEPATUHAN WAJIB
PAJAK, DAN TRANSFORMASI KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL
PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK TAHUN PAJAK 2015
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LAMONGAN
RINA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan membuktikan secara empiris pengaruh tax amnesty, pertumbuhan ekonomi, kepatuhan
wajib pajak, dan transformasi kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak terhadap penerimaan pajak. Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner dan diukur
dengan menggunakan skala likert. Populasi penelitian adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Lamongan sebanyak 47.528 orang. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin
diperoleh jumlah minimal sampel wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
lamongan sebanyak 100 orang. Metode pemilihan sampel menggunakan insidental sampling, yaitu siapa yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti digunakan sebagai sampel serta cocok sebagai sumber data. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial dan simultan tax amnesty, pertumbuhan ekonomi,
kepatuhan wajib pajak, dan transformasi kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan pajak.
Kata Kunci: tax amnesty, ekonomi, pajak, transformasi kelembagaan.
PENDAHULUAN Pajak merupakan sumber pendapatan
negara yang sangat penting bagi
pelaksanaan dan peningkatan
pembangunan nasional untuk mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat. Menurut Mardiasmo (2009),
pajak diartikan sebagai pungutan yang
dilakukan oleh negara kepada warga
negaranya berdasarkan undang-undang,
dimana atas pungutan tersebut negara tidak
memberikan kontraprestasi langsung kepada
warga negaranya. Dominasi pajak dalam
penerimaan negara harus disambut baik,
karena melalui pajak kemandirian negara
dalam membiayai pembangunan dan
pemerintahannya diharapkan dapat
tercapai. Segala biaya pembangunan dan
pengembangan yang dilakukan oleh negara
berasal dari masyarakat sendiri, bukan dari
bantuan negara lain. Keadaan ini
berdampak pada kemandirian negara yang lebih
kuat sehingga negara tidak
bergantung pada negara lain dalam
pembiayaan pembangunan dalam
negaranya. Hal ini menunjukkan bahwa
penerimaan pajak memiliki peran strategis
sehingga harus mendapatkan perhatian penting
dari pemerintah.
Penerimaan negara dari sektor pajak
adalah penerimaan negara yang paling
besar. Hal ini dibuktikan pada Anggaran
Penerimaan Negara dalam APBN 2015
seperti yang tampak pada Tabel 1.
Tabel 1. Anggaran Penerimaan Negara dalam APBN 2015
Jumlah
(dalam Trilyun Rupiah) Presentase
Pajak 1.489,3 83,0% Pendapatan Negara Bukan Pajak 269,1 15,0% Hibah 3,3 0,2%
Total 1.793,6 100%
43
Data pada Tabel 1 menunjukkan
bahwa penerimaan negara dari sektor pajak
memberikan kontribusi sebesar 83% pada
keseluruhan anggaran penerimaan negara atau
senilai Rp 1.489,3 Trilyun. Penerimaan
pajak dalam APBN 2015 sebesar Rp
1489,3 Trilyun merupakan peningkatan
sebesar 29.9% dibandingkan realisasi penerimaan pajak tahun 2014 seperti yang
tampak pada Tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan Penerimaan Pajak dari tahun 2010-2015
Tahun Jumlah
(dalam Trilyun Rupiah
Kenaikan
(dalam Trilyun Rupiah) Persentase
Kenaikan
2010 649,0 - -
2011 837,9 188,8 20,8%
2012 980,5 142,6 12,2% 2013 1.077,3 96,8 9,9%
2014 1.146,5 69,2 9,9%
2015 1.489,3 342,8 29,9%
Sumber : Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2015
Data pada Tabel 2 menunjukkan
bahwa kenaikan penerimaan pajak sebesar
29,9% merupakan kenaikan target penerimaan
pajak terbesar dalam 5 tahun terakhir. Kenaikan
target penerimaan sebesar 29,9% tersebut
dikarenakan kebutuhan pendanaan pemerintah
saat ini untuk menjalankan kebijakan
pemerintahan Presiden baru.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo
mempunyai beberapa program baru, yaitu Kartu
Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, alokasi
dana Desa, dan peningkatan pembangunan
infrastruktur. Hingga tanggal 31 Desembe 2015
realisasi penerimaan pajak nasional tercapai
sebesar Rp 1.155 trilyun atau 89% dari target
penerimaan pajak dalam APBN
2015.
Pemerintah harus dapat mencapai target
penerimaan pajak yang ditetapkan. Apabila
pemerintah gagal dalam mencapai target
penerimaan pajak, maka akan menyebabkan
kegagalan mengelola APBN 2015 yang akan
berpengaruh terhadap pengelolaan APBN tahun
berikutnya. Dengan kata lain, kegagalan
mencapai target penerimaan APBN
2015 akan berdampak pada bertambahnya
defisit utang pada APBN 2016. Salah satu lembaga atau instansi
terkait dan berperan penting dalam
penerimaan pajak pusat masyarakat adalah
Kantor Pelayanan Pajak. Kantor Pelayanan
Pajak berperan penting dalam memberikan
pelayanan pajak kepada wajib pajak yang
membutuhkan bantuan jika terjadi suatu
masalah dalam proses menghitung, menyetor,
dan melaporkan pajak terutangnya. Kantor
Pelayanan Pajak mengupayakan
pelaksanaan semua ketentuan dan aturan
yang telah ditetapkan atau diinstruksikan oleh
Direktorat Jenderal Pajak dengan efektif,
antara lain dengan penyediaan beberapa
fasilitas-fasilitas untuk mempermudah wajib
pajak dalam urusan perpajakannya khususnya
urusan penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT). SPT merupakan bahan
masukan pelaporan kepada pemerintah
mengenai penerimaan negara khususnya dari
sektor pajak. Data perkembangan pelaporan
SPT wajib pajak orang pribadi yang
dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama .
METODE Penelitian dilaksanakan pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Lamongan.
Rancangan penelitian menggunakan
penelitian kuantitatif. Variabel bebas penelitian
adalah tax amnesty, pertumbuhan
ekonomi, kepatuhan wajib pajak, dan
transformasi kelembagaan Direktorat Jenderal
Pajak. Sedangkan, variabel terikat adalah
penerimaan pajak.
Populasi penelitian adalah wajib pajak
orang pribadi yang terdaftar di KPP
Pratama Lamongan sebanyak 47.528 orang. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (dalam Sugiyono, 2013) diperoleh jumlah minimal sampel wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Lamongan sebanyak 100 orang. Metode pemilihan sampel menggunakan insidental sampling, yaitu siapa
44
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti digunakan sebagai sampel serta cocok sebagai sumber data.
Teknik pengumpulan data penelitian
adalah teknik kuesioner. Skala yang
digunakan dalam penyusunan kuesioner
penelitian ini adalah skala likert. Skala likert
yaitu skala yang digunakan untuk
mengukur, sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Setiap pernyataan
disediakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu
sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak
setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS). Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah (1) uji kualitas data
yang terdiri dari uji validitas dan uji
reliabilitas, (2) Uji hipotesis menggunakan uji
regresi linier berganda dengan uji asumsi
klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL Pada Tabel 4 hasil uji normalitas data
menggunakan statistik Kolmogiorov-
Smirnov menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) sebesar 0,467. Nilai tersebut lebih
besar dari 0,05. Berdasarkan kriteria uji
normalitas, data berdistribusi normal jika nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa sebaran data
berdistribusi normal.
Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data
tax amnesty, pertumbuhan ekonomi, kepatuhan
wajib pajak, transformasi kelembagaan
Direktorat Jenderal Pajak, dan penerimaan
pajak berdistribusi normal. Pada Tabel 5 hasil
pengujian multikolinieritas mengunakan Variance
Inflation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF
dari masing-masing variabel bebas lebih kecil
dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1.
Berdasarkan nilai VIF dan tolerance,
korelasi di antara variabel bebas dapat dikatakan
mempunyai korelasi yang lemah. Dengan
demikian, tidak terjadi multikolinearitas
pada model regresi linier
Pada penelitian ini diajukan lima
hipotesis. Pengujian hipotesis digunakan analisis
regresi linier ganda. Hasil regresi berganda
antara tax amnesty, pertumbuhan ekonomi,
kepatuhan wajib pajak, dan
transformasi kelembagaan Direktorat Jenderal
Pajak terhadap penerimaan pajak secara parsial
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Uji t
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -8,710 3,924 -2,219 0,029
X1 0,405 0,124 0,269 3,267 0,002 X2 0,312 0,135 0,193 2,315 0,023 X3 0,361 0,105 0,272 3,433 0,001
X4 0,472 0,125 0,316
3,781 0,000 a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 7
dapat diinterpretasikan sebagai berikut.
1. Variabel tax amnesty (X1) memiliki
koefisien 0,405 dengan nilai signifikansi 0,002. Nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas α = 0,05, maka dapat
dinyatakan bahwa tax amnesty (X1)
berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak (Y). Sedangkan, nilai
koefisien regresi positif menunjukkan
bahwa tax amnesty (X1) berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak (Y).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa H1
diterima sehingga tax amnesty
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan pajak
2. Variabel pertumbuhan ekonomi (X2)
memiliki koefisien 0,312 dengan nilai
signifikansi 0,023. Nilai signifikansi lebih
kecil dari nilai probabilitas α = 0,05,
maka dapat dinyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi (X2) berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan pajak (Y).
Sedangkan, nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi (X2) berpengaruh
positif terhadap penerimaan pajak (Y).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa H2
diterima sehingga pertumbuhan
45
ekonomi berpengaruh positif signifikan
terhadap penerimaan pajak.
3. Variabel kepatuhan wajib pajak (X3)
memiliki koefisien 0,361 dengan nilai
signifikansi 0,001. Nilai signifikansi lebih
kecil dari nilai probabilitas α = 0,05,
maka dapat dinyatakan bahwa
kepatuhan wajib pajak (X3) berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan pajak (Y).
Sedangkan, nilai koefisien regresi positif
menunjukkan bahwa kepatuhan wajib
pajak (X3) berpengaruh positif terhadap
penerimaan pajak (Y). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa H3 diterima sehingga
kepatuhan wajib pajak
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerimaan pajak. 4. Variabel transformasi kelembagaan
Direktorat Jenderal Pajak (X4) memiliki
koefisien 0,472 dengan nilai signifikansi
0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas α = 0,05, maka dapat
dinyatakan bahwa transformasi
kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak (X4)
berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak (Y). Sedangkan, nilai
koefisien regresi positif menunjukkan
bahwa transformasi kelembagaan
Direktorat Jenderal Pajak (X4) berpengaruh positif terhadap
penerimaan pajak (Y). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa H4 diterima
sehingga transformasi kelembagaan
Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh
positif signifikan terhadap penerimaan
pajak.
Hasil analisis pengaruh tax amnesty, pertumbuhan ekonomi, kepatuhan wajib
pajak, dan transformasi kelembagaan
Direktorat Jenderal Pajak terhadap
penerimaan pajak secara simultan dilihat dari
nilai probabilitas pada uji F. Hasil uji F dapat
dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 350,866 4 87,717 21,382 0,000
Residual 389,724 95 4,102 Total 740,590 99 (Sumber: data diolah 2016)
Berdasarkan Tabel 8 ditunjukkan
bahwa nilai F sebesar 21,382 dengan nilai
signifikansi 0,000. Nilai signifikansi 0,000
lebih kecil dari 0,05, sehingga H0 ditolak
dan H5 diterima. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa secara simultan tax amnesty,
pertumbuhan ekonomi, kepatuhan wajib
pajak, dan transformasi kelembagaan
Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan pajak.
PEMBAHASAN
Pengaruh Tax Amnesty terhadap
Penerimaan Pajak
Hasil pengujian hipotesis H1
mengenai pengaruh tax amnesty terhadap
penerimaan pajak menunjukkan
nilai t sebesar 3,267 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,002. Oleh karena
itu, hipotesis H1 dalam penelitian ini diterima.
46
Hal ini menunjukkan bahwa tax amnesty
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penerimaan pajak. Menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Pengampunan Pajak, pengampunan pajak atau
tax amnesty adalah penghapusan pajak yang
seharusnya terutang, tidak dikenai
sanksi administrasi perpajakan dan sanksi
pidana di bidang perpajakan, dengan
cara mengungkap harta dan
membayar uang tebusan sebagaimana
diatur dalam undang-undang ini. Menurut
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak, pengampunan pajak atau tax
amnesty bertujuan untuk: (1) mempercepat
pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi
melalui pengalihan harta, yang antara lain akan
berdampak terhadap peningkatan
likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar
rupiah, penurunan suku bunga, dan
peningkatan investasi, (2) mendorong
reformasi perpajakan menuju sistem
perpajakan yang lebih berkeadilan serta
perluasan basis data perpajakan yang lebih
valid, komprehensif, dan terintegrasi, dan (3)
meningkatkan penerimaan pajak, yang antara
lain akan digunakan untuk
pembiayaan pembangunan. Hal ini sesuai dengan
teori legitimasi bahwa legitimasi organisasi
dapat dilihat sebagai sesuatu yang
diberikan masyarakat kepada
perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau
dicari perusahaan dari masyarakat (O’Donovan
dalam Hadi, 2011). Jika dikaitkan
dengan teori legitimasi,
pemerintah menginginkan pencapaian
target penerimaan pajak dengan melakukan
kebijakan tax amnesty. Penerapan
kebijakan tax amnesty diharapkan dapat
meningkatkan kemauan masyarakat untuk
membayar pajak. Tax amnesty
dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum,
keadilan, kemanfaatan, dan
kepentingan nasional. Dengan demikian,
penerapan tax amnesty dapat
meningkatkan penerimaan pajak.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Ngadiman dan Huslin (2015), yang
menunjukkan bahwa secara parsial tax
amnesty berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian
lainnya dilakukan oleh Pratiwi (2016), yang
menunjukkan bahwa secara parsial tax
amnesty berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi
terhadap Penerimaan Pajak
Hasil pengujian hipotesis H2
mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi
terhadap penerimaan pajak menunjukkan
nilai t sebesar 2,315 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,023. Oleh karena itu,
hipotesis H2 dalam penelitian ini diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan
ekonomi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penerimaan pajak. Menurut Untoro (2010), pertumbuhan
ekonomi adalah perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran
masyarakat meningkat dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah
satu indikator yang sangat penting dalam
melakukan analisis tentang
pembangunan ekonomi yang terjadi pada
suatu negara. Pertumbuhan ekonomi pada
umumnya digambarkan oleh pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
PDRB telah menjadi pendekatan model yang
sering digunakan banyak negara
sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan,
ekonomi penduduk, sehingga ada
kecenderungan pendapatan penduduk
meningkat. Jika pendapatan penduduk
meningkat, maka akan mengubah pola
konsumsinya yang kemudian akan
berpengaruh terhadap penerimaan pajak.
Menurut Hanif (2005), jika PDRB suatu
daerah meningkat, maka kemampuan daerah
dalam membayar pajak (ability to pay) juga
akan meningkat. Jika dikaitkan dengan
teori legitimasi, legitimasi
perusahaan akan diperoleh apabila
terdapat kesamaan antara hasil dengan yang
diharapkan oleh masyarakat dari
perusahaan, sehingga tidak ada tuntuntan dari
masyarakat (Deegan, 2002). Hal ini
menunjukkan bahwa jika pendapatan
masyarakat mengalami peningkatan, maka
syarakat akan melakukan pembayaran pajak
sehingga penerimaan pajak juga meningkat.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi
berpengaruh positif terhadap penerimaan
pajak.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Triastuti (2015), yang menunjukkan bahwa
47
secara parsial pertumbuhan ekonomi
berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak.
Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak
terhadap Penerimaan Pajak Hasil pengujian hipotesis H3
mengenai pengaruh kepatuhan wajib pajak
terhadap penerimaan pajak menunjukkan nilai
t sebesar 3,433 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,001. Oleh karena itu,
hipotesis H3 dalam penelitian ini diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan
wajib pajak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penerimaan pajak.
Menurut Rahman (2010) kepatuhan
perpajakan dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana wajib pajak memenuhi
semua kewajiban perpajakan dan
melaksanakan hak perpajakannya. Menurut
Nasucha (2004) kepatuhan wajib pajak dapat
diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak
dalam mendaftarkan diri, kepatuhan
untuk menyetorkan kembali Surat
Pemberitahuan, kepatuhan dalam
penghitungan dan pembayaran pajak
terutang dan kepatuhan dalam pembayaran
tunggakan. Jadi, kepatuhan wajib pajak
adalah ketika wajib pajak memenuhi semua
kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya, kewajiban perpajakan meliputi
mendaftarkan diri, menghitung dan membayar
pajak terutang, membayar tunggakan
dan menyetorkan kembali surat pemberitahuan.
Tinggi rendahnya penerimaan pajak dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor yang
sangat besar pengaruhnya pada penerimaan
pajak adalah kepatuhan wajib pajak. Menurut
Torgler (2005), salah satu masalah yang paling
serius bagi para pembuat keputusan
kebijakan ekonomi adalah
mendorong tingkat kepatuhan wajib pajak.
Kepatuhan perpajakan sangat
dibutuhkan untuk mengoptimalkan
penerimaan pajak di Indonesia. Menurut
Hasan (2008), kepatuhan perpajakan dapat
dikatakan sebagai tulang punggung self
assessment system, dimana dibutuhkan suatu
kerelaan dari wajib pajak itu sendiri untuk
melaksanakan kewajibannya
sehingga sistem tersebut dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Hal ini
sesuai dengan teori legitimasi, yang
menyatakan bahwa organisasi adalah bagian
dari masyarakat sehingga harus
memperhatikan norma-norma sosial
masyarakat karena kesesuaian dengan
norma sosial (Ghozali dan Chariri, 2007).
Teori legitimasi sangat berpengaruh
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dan
pembayaran wajib pajak. Teori legitimasi
merupakan suatu kondisi dimana suatu
sistem nilai institusi sejalan dengan sistem nilai
dari sistem sosial yang lebih besar dimana
institusi merupakan bagiannya. Dalam hal
kepatuhan wajib pajak atas pembayaraan
pajak dan pelaporan SPT, wajib pajak harus
mengikuti atau sejalan dengan suatu sistem
dimana wajib pajak merupakan bagian
di dalamnya, yaitu kebijakan
atas kewajiban perpajakan. Dengan
demikian, wajib pajak diharapkan dapat
mengikuti kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah, yakni kewajiban
perpajakan yang salah satunya adalah patuh
dalam membayar pajak. Peningkatan
penerimaan pajak disebabkan tingkat
kepatuhan wajib pajak yang melapor.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Divianto (2013), yang menunjukkan bahwa
secara parsial kepatuhan wajib pajak orang
pribadi berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak penghasilan. Penelitian
lainnya dilakukan oleh Sari (2012), yang
menunjukkan bahwa secara parsial
kepatuhan wajib pajak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan pajak
penghasilan. Pengaruh Transformasi Kelembagaan
Direktorat Jenderal Pajak terhadap
Penerimaan Pajak
Hasil pengujian hipotesis H4
mengenai pengaruh transformasi
kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak
terhadap penerimaan pajak menunjukkan nilai
t sebesar 3,781 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena itu,
hipotesis H4 dalam penelitian ini diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa transformasi
kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penerimaan pajak.
Pemerintah melakukan perubahan
organisasi dan pembaharuan proses bisnis
dalam rangka mencapai target penerimaan pajak
melalui Transformasi Kelembagaan
Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan PMK
No.260.2/PMK/2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Menurut Central
48
Transformation Organization Kementerian Keuangan (2015), perubahan organisasi
Direktorat Jenderal Pajak ini merupakan
bagian dari transformasi kelembagaan yang
dijalankan Kementerian Keuangan sebagai
jawaban organisasi terhadap tuntutan
publik terhadap kinerja organisasi.
Perubahan Organisasi Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama sebagaimana
tercantum dalam PMK No.260.2/PMK/2015
meliputi: (1) pemisahan fungsi account
representative menjadi fungsi pelayanan dan
konsultasi, (2) account representative fungsi
pengawasan dan penggalian potensi, pengalihan
fungsi penyuluhan di seksi
ekstensifikasi, pengalihan fungsi
pengawasan wajib pajak baru di seksi
ekstensifikasi, pengalihan fungsi kepatuhan
internal di bagian sub bagian umum dan
kepatuhan internal. Langkah-langkah
tersebut diharapkan dapat mewujudkan
arah kebijakan fiskal 2015 berdasarkan
Undang-Undang APBN dengan mencapai
target penerimaan penerimaan dari sektor
pajak yang dibebankan Undang-Undang. Hal
ini sesuai dengan teori legitimasi bahwa
legitimasi masyarakat merupakan faktor
strategis bagi perusahaan untuk
mengonstruksi strategi perusahaan
terutama terkait dengan upaya
memposisikan diri di tengah lingkungan
masyarakat yang semakin maju (Hadi,
2011). Transformasi kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak merupakan bagian dari proses reformasi pajak
sehingga dapat mengoptimalkan
penerimaan pajak.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fujihana (2012), yang menunjukkan bahwa
secara parsial reformasi pajak berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penelitian lainnya dilakukan oleh
Madayanto (2015), yang menunjukkan bahwa
secara parsial Reformasi
administrasi perpajakan melalui payment
online system berpengaruh terhadap
Kepatuhan wajib pajak PPh badan.
Pengaruh Tax Amnesty, Pertumbuhan
Ekonomi, Kepatuhan Wajib Pajak, dan
Transformasi Kelembagaan Direktorat
Jenderal Pajak terhadap Penerimaan
Pajak. Hasil pengujian hipotesis H5
mengenai pengaruh tax amnesty,
pertumbuhan ekonomi, kepatuhan wajib
pajak, dan transformasi kelembagaan
Direktorat Jenderal Pajak terhadap
penerimaan pajak menunjukkan nilai F
sebesar 21,382 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000. Oleh karena itu, hipotesis H5
dalam penelitian ini diterima.
Menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak, pengampunan pajak atau
tax amnesty bertujuan untuk: (1) mempercepat
pertumbuhan dan restrukturisasi
ekonomi melalui pengalihan harta, yang antara
lain akan berdampak terhadap peningkatan
likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar
rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan
investasi, (2) mendorong reformasi perpajakan
menuju sistem perpajakan yang lebih
berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan
yang lebih valid, komprehensif, dan
terintegrasi, dan (3) meningkatkan penerimaan
pajak, yang antara lain akan digunakan
untuk pembiayaan pembangunan. Pengampunan
pajak dilaksanakan berdasarkan asas
kepastian hukum, keadilan, kemanfaatan, dan
kepentingan nasional. Dengan
demikian, penerapan tax amnesty dapat
meningkatkan penerimaan pajak.
Pertumbuhan ekonomi pada
umumnya digambarkan oleh pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
PDRB telah menjadi pendekatan model
yang sering digunakan banyak negara
sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan,
ekonomi penduduk, sehingga ada
kecenderungan pendapatan penduduk
meningkat. Jika pendapatan penduduk meningkat, maka akan mengubah polan
onsumsinya yang kemudian
akan berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Menurut Hanif (2005), jika PDRB
49
suatu daerah meningkat, maka
kemampuan daerah dalam membayar pajak
(ability to pay) juga akan meningkat. Hal ini meningkatkan daya pajaknya agar
penerimaan pajak meningkat.
Tinggi rendahnya penerimaan pajak
dapat dipen.garuhi oleh beberapa fa.ktor, faktor yang sangat besar pengaruhnya
pada penerimaan pajak adalah kepatuhan wajib
pajak. Menurut Torgler (2005), salah satu masalah yang paling serius bagi para
pembuat keputusan kebijakan ekonomi
adalah mendorong tingkat kepatuhan wajib
pajak. Kepatuhan perpajakan sangat
dibutuhkan untuk mengoptimalkan
penerimaan pajak di Indonesia. Menurut
Hasan (2008), kepatuhan perpajakan dapat
dikatakan sebagai tulang punggung self
assessment system, dimana dibutuhkan suatu
kerelaan dari wajib pajak itu sendiri untuk
melaksanakan kewajibannya
sehingga sistem tersebut dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
Peningkatan penerimaan pajak disebabkan
tingkat kepatuhan wajib pajak yang melapor
pada KPP Pratama.
Pemerintah melakukan perubahan
organisasi dan pembaharuan proses bisnis
dalam rangka mencapai target penerimaan
pajak melalui Transformasi Kelembagaan
Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan PMK
No.260.2/PMK/2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Pajak dan melaksanakan tax
amnesty yang diatur sesuai Peraturan
Menteri Keuangan No. 91/PMK.03/2015
tentang pengurangan atau penghapusan
sanksi administrasi atas keterlambatan
penyampaian surat pemberitahuan. Melalui
langkah-langkah tersebut diharapkan
Direktorat Jenderal Pajak dapat
mewujudkan arah kebijakan fiskal 2015
berdasarkan Undang-Undang APBN
dengan mencapai target penerimaan
penerimaan dari sektor pajak yang
dibebankan Undang-Undang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
(1) Tax amnesty berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penerimaan pajak, yang
ditunjukkan dengan koefisien regresi yang
positif 0,405 dengan nilai signifikansi uji t
0,002 lebih kecil dari α = 0,05. (2)
Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penerimaan pajak, yang
ditunjukkan dengan koefisien regresi yang
positif 0,312 dengan nilai signifikansi uji t
0,023 lebih kecil dari α = 0,05. (3)
Kepatuhan wajib pajak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penerimaan pajak, yang
ditunjukkan dengan koefisien regresi yang
positif 0,361 dengan nilai signifikansi uji t
0,001 lebih kecil dari α = 0,05. (4)
Transformasi kelembagaan Direktorat
Jenderal Pajak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penerimaan pajak, yang
ditunjukkan dengan koefisien regresi yang
positif 0,472 dengan nilai signifikansi uji t
0,000 lebih kecil dari α = 0,05. (5) Tax
amnesty, pertumbuhan ekonomi, kepatuhan wajib pajak, dan transformasi kelembagaan
Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan pajak, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi uji F
0,000 lebih kecil dari α = 0,05.
Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut. (1) Bagi manajemen KPP Pratama
Lamongan disarankan perlu adanya analisa dan
tindak lanjut mengenai tax amnesty,
pertumbuhan ekonomi, kepatuhan wajib pajak,
dan transformasi kelembagaan Direktorat
Jenderal Pajak karena sangat penting dalam
peningkatan penerimaan pajak
sehingga pembangunan nasional dapat
berjalan dengan baik. (2) Bagi peneliti
selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji
aspek yang serupa, yaitu
pengaruh tax amnesty, pertumbuhan
ekonomi, kepatuhan wajib pajak, dan
transformasi kelembagaan Direktorat
Jenderal Pajak terhadap penerimaan pajak
diharapkan untuk mengembangkan
penelitian ini dengan menggunakan
populasi dan sampel yang lebih luas agar hasil
penelitian lebih teruji keandalannya. Di
samping itu, diharapkan untuk menguji
variabel lainyang diduga kuat dapat
mempengaruhi penerimaan pajak seperti
pemahaman perpajakan, tarif pajak, dan
ketepatan pengalokasian.
50
DAFTAR PUSTAKA Deegan, C. 2002. Introduction: The
Legitimising Effect of Social and
Environmental Disclosure: A
Theoritical Foundation. Accounting,
Auditing, and Accountability Journal,
Vol. 5, No. 3, Hal. 282-311.
Divianto. 2013. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan KPP
Pratama Baturaja. Jurnal Ekonomi
Dan Informasi Akuntansi, Vol. 3, No.
3, Hal 317-333.
Fujihana, Yuli. 2012. Pengaruh Reformasi
Pajak dan Sistem Administrasi
Perpajakan Modern Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Survei pada
KPP Pratama Kota Bandung di Kanwil
DJP Jabar 1). Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer
Indonesia.
Ghozali, Achmad dan Anis Chariri. 2007.
Teori Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Hadi, Nor. 2011. Corporate Social
Responsibility.Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Hanif, Nurcholis. 2005. Teori dan Praktek
Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Jakarta: Grasindo.
Hasan, Dahliana. 2008. Pelaksanaan Tax
Compliance Dalam Upaya
Optimalisasi Penerimaan Pajak di
Kota Yogyakarta. Mimbar Hukum
Journal, Vol. 20, No. 2, Hal. 193-410.
Madayanto, Enrico. 2015. Analisis
Pengaruh Reformasi Administrasi
Perpajakan Melalui Payment Online
System Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Badan di KPP Pratama
Manado. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi, Vol. 15, No. 4, Hal. 221-229.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Indonesia.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi
Administrasi Publik. Jakarta: PT.
Grasindo.
Ngadiman dan Daniel Huslin. 2015.
Pengaruh Sunset Policy, Tax
Amnesty, dan Sanksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal
Akuntansi, Vol. 19, No. 2, Hal. 225-
241.
Purnamawati, I Gusti Ayu. 2014.
Pelaksanaan Peraturan Daerah
Nomor 7 Tahun 2011Dalam Menunjang Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Retribusi Parkir
Kendaraan Roda Dua. Pandecta
Journal, Vol. 9, No. 1, Hal. 142-153.
Pratiwi, Ratna. 2016. Pengaruh Reinventing
Policy, Tax Amnesty, Sanksi Pajak, dan
Kepercayaan Terhadap Sistem
Pemerintahan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Sultan
Agung.
Rahman, Abdul. 2010. Panduan
Pelaksanaan Administrasi Pajak
Untuk Karyawan, Pelaku Bisnis, dan
Perusahaan. Bandung: Nuansa.
Sari, Maria M. Ratna. 2012. Pengaruh
Kepatuhan Wajib Pajak dan
Pemeriksaan Pajak Terhadap
Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib
Pajak Badan Pada KPP Pratama
Denpasar Timur. Skripsi. Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV. Alfabeta.
Togler, B. 2005. Taxs Moral and Direct
Democrasy. Eropean Jurnal of
Political Economi, Vol. 21, No. 2, Hal.
525-531.
Triastuti, Dian. 2015. Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi, Belanja
Pembangunan/Modal, dan Tingkat
Inflasi Terhadap Penerimaan Pajak
Daerah (Studi Pada Pemerintah
Daerah Kota Bandung Periode 2007-
2014). Skripsi. Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Telkom.
Untoro, Joko. 2010. Ekonomi. Jakarta:
Kawahmedia.