JOURNAL READING
RUPTUR TENDON ACHILLES
Pembimbing:dr. H. Sunaryo, SpOT, SH, MH.Kes
Oleh:Devi Haryati
NPM. 09310056
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA TASIKMALAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
2013
KASUS
Laki-laki 17 tahun kelas 2 SMA mengeluh kaki kanan bagian belakang sakit
dan bunyi menjepret sehabis loncat ingin memasukkan bola ke ring basket.
Kejadiannya 3 hari yang lalu, tidak ada kesemutan, tidak ada baal.
Diagnosa : Ruptur Tendon Achilles
A. Makroskopik Tendon Achilles
Gambar 1. Makroskopik Tendon Achilles
Makroskopis Tendon Achilles atau tendon calcaneus adalah tendon
pada bagian belakang tungkai bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot
gastrocnemius dan otot soleus ke salah satu tulang penyusunan telapak kaki yaitu,
calcaneus. Tendon achilles berasal dari gabungan otot yaitu gastrocnemius, dan
soleus. Pada manusia, tendo achilles terletak tepat dibagian pergelangan kaki.
Tendon Achilles juga merupakan tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh
manusia, yang panjangnya berukuran sekitar 15 cm yang dimulai dari pertengahan
tungkai bawah. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah
dan belakang tulang calcaneus. Pengertian dari tendon sendiri adalah sebuah pita
jaringan ikat (fibrosa) yang melekat pada otot dan ujung yang lain berinsersi ke
2
dalam tulang. Tendon memiliki sedikit elastisitas. Tendon (a) memungkinkan
massa otot yang besar untuk mengonsentrasikan kekuatannya pada satu daerah
tulang yang relatif kecil, (b)memungkinkan beberapa tendon melalui ruang yang
kecil, misalnya tendon otot lengan bawah ketika lewat di bagian depan dan
belakang pergelangan tangan, dan (c) memiliki fungsi protektif dan suportif di
sekitar sendi. Fungsi dari tendon Achilles sendiri adalah menghubungkan otot betis
dengan tulang tumit. Ketika otot betis berkontraksi (jika berkontraksi otot akan
memendek), otot betis akan menarik tendon Achilles. Kontraksi otot betis ini
menarik tulang tumit, sehingga terjadi gerakan plantar fleksi (posisi kaki dalam
keadaan seperti menjinjit).Kontraksi otot betis yang dibantu tendon Achilles ini
berguna dalam aktivitas sehari-hari seperti berjalan, berlari, dan melompat.1,2
B. Mikroskopik Tendon Achilles
Gambar 2. Mikroskopik Tendon Achilles
Tendon Achilles adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di
bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang
tumit. Tendon adalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang.
Otot ini dalam tubuh adalah petanggung jawab untuk menggerakkan tulang,
sehingga memungkinkan seseorang untuk berjalan, melompat, mengangkat beban,
dan bergerak dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, hal itu menarik pada
3
tulang menyebabkan gerakan ini. Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi
otot ke tulang disebut tendon. Serat kolagen terdapat pada semua jenis jaringan
ikat yang terdiri atas protein-protein kolagen. Dalam keadaan segar, kolagen
berwarna putih. Diameternya berkisar antara 1-12 mikron. Beberapa serabut
bergabung menjadi berkas serabut yang lebih besar.Dalam keadaan segar bersifat
lunak, dan sangat kuat. Susunan serabut kolagen bergelombang, karenannya
bersifat lentur. Benang serabut kolagen yang paling halus yang dapat dilihat
dengan mikroskop cahaya adalah fibril dengan tebal kurang lebih 0,3 µm sampai
0,5 µm. Selanjutnya fibril ini disusun oleh satuan serabut yang lebih kecil yang
disebut miofibril dengan diameter 45 nm sampai 100 nm. Miofibril ini hanya
terlihat dengan mikroskop elekron dan tampak mempunyai garis melintang khas
dengan periodisitas 67 nm. Serabut kolagen memiliki daya tahan tarik tinggi.
Serabut kolagen dijumpai pada tendon, ligamen, kapsula, dll. Serabut ini bening
dan terlihat garis memanjang. Bila kolagen direbus akan menghasilkan gelatin.
Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsindan enzim kolagenase. Paling tidak telah
dikenal 2 jenis serabut kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai
α (alfa). Dari 20 jenis tersebut, ada 6 tipe kolagen yang paling utama dan secara
genetik berbeda.
Keenam tipe kolagen tersebut adalah :
1. Tipe I : tipe kolagen yang paling banyak ditemukan. Terdapat pada
jaringan ikat dewasa, tulang, gigi dan sementum.
2. Tipe II : tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan
unsur utama penyusun matiks tulang rawan. Kolagen ini
ditemukan pada kartilago hyalin dan elastic.
3. Tipe III : Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan
beberapa jenis jaringan ikat. Pada keadaan dewasa kolagen ini
terdapat pada jaringan retikuler.
4
4. Tipe IV : terdapat pada lamina densa pada lamina basalis
dan diperkirakan merupakan hasil sel-sel yang langsung
berhubungan dengan lamina tersebut.
5. Tipe V : terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen
tipe I
6. Tipe VI : terdapat pada basal lamina
a. Tendon Achilles yang ruptur b. Tendon Achilles normal
Gambar 3. Histologis Tendon Achilles
Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari
kolagen tipe-I, tendon Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen
tipe-III. Fibroblast dari tendon Achilles yang putus menghasilkan baik kolagen
tipe-I dan tipe-III pada kultur. Kolagen tipe-III kurang tahan terhadap kekuatan
tarikan dan arena itu dapat mempengaruhi putusnya tendon secara spontan.
Tendon Achilles normal menunjukkan pengaturan selular yang terorganisir
dengan baik, sangat berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit, yang merupakan
fibroblast khusus, muncul pada potongan longitudinal. Pengaturan yang baik ini
disebabkan oleh sekresi kolagen secara sentrifugal yang seragam disekitar kolom
tenosit, yang menghasilkan baik komponen fibriler dan nonfibriler dari matriks
eksraseluler dan juga dapat menyerap kembali serat-serat kolagen.1,2
5
C. Anatomi Musculoskeletal
1. Tulang-tulang ekstermitas bawah
a. Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan
tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu
ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk
artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-
posterior, dan pubister letak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung
ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari
pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu
cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum,
fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.
b. Femur
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal
berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia
melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut
trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis
intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan
condyle medial untuk artikulasi dengan tibia,serta permukaan untuk tulang
patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.
c. Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial
dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial
dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan
condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula
di sisi lateral. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-
tulang tarsal dan malleolus medial.
6
d. Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral
dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan
tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan
facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.
e. Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula
dan tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang
tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3).
Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.
f. Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di
proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus ditulang metatarsal 1
(ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.
g. Tulang-tulang phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs
di ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada
sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksi belibu
jari tangan.3,4
2. Otot pada ekstremitas bawah
a. Otot rangka
Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris
dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
b. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel,
yang terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan
tulang dengan otot atau otot dengan otot.
7
c. Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang
merupakan jaringan elastic penghubung yang terdiri atas kolagen ligamen
membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi, Ligamen dibagi 2
yaitu:
1) Ligamen tipis,
2) Ligamen jaringan elastik kuning.5
3. Articulatio:
a) Articularis Subtalaris (Talocalcanea)
Tulang : Os. Talus & os. Calcaneus
Jenis sendi : Gliding Gerak sendi : Geser
Sumbu gerak : Mempunyai sumbu gerak yang berjalan dari posterior inferior
menuju anterosuperior os. Calcaneus
Memperkuat sendi : Ligamentum talocalcaneum laterale, ligamentum
talocacaneum mediale, anterior, posterior & ligamentum
talocalcaneuminteroseum.
Pada articulatio subtalaris dapat dilihat gerak eversi dimana telapak
kaki bergerak ke lateral, sedangkan gerak inversi bergerak ke medial. Seringkali
istilah inversi & eversi digantikan dengan istilah pronasi dan supinasi. Eversi 5
derajat terjadi akibat dorso fleksi dan abduksi.Sedangkan inversi 20 derajat
akibat plantar fleksi dan adduksi.
b) Articularis Talocalcaneonavicularis
Tulang : Os. Talus, Os. Calcaneus, Os. Cuboideum
Jenis sendi : Gliding
Gerak sendi : Geser & Rotasi
Memperkuat sendi : Ligamentum talonaviculare & ligamentum
calcaneonaviculare
8
c) Articularis Calcaneocuboidea
Tulang : Os. Calcaneus & Os. Cuboideum
Jenis sendi : Plana
Gerak sendi : Geser & sedikit rotasi
Memperkuat sendi: Ligamentum calcaneocuboideum dorsale at plantare,
ligamentum plantar longum & articulationes
tarsometatarsales.6
D. Fisiologi Muskuloskeletal
Sistem musculoskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus
pergerakan. Komponen utama dari sistem musculoskeletal adalah jaringan ikat.
Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, bursa, dan
jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
a. Fungsi umum tulang:
Secara umum, fungsi tulang adalah sebagai berikut:
1) Formasi kerangka
Tulang-tulang membentuk rangka tubuh untuk menentukan ukuran
tulang dan menyokong struktur tubuh yang lain.
2) Formasi sedi-sendi
Tulang-tulang membentuk persendian yang bergerak dan tidak
bergerak tergantung dari kebutuhan fungsional. Sendi yang bergerak
menghasilkan bermacam-macam pergerakan.
3) Perlekatan otot
Tulang-tulang menyediakan permukaan untuk tempat melekatnya
otot, tendo, dan ligamentum. Untuk melaksanakan pekerjaan yang layak
dibutuhkan suatu tempat melekat yang kuat dan untuk itu disediakan oleh
tulang.
4) Sebagai pengungkit
Untuk bermacam-macam aktivitas selama pergerakkan.
9
5) Penyokong berat badan
Memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan gaya tarikan
dan gaya tekanan yang terjadi pada tulang sehingga dapat menjadi kaku
dan lentur.
6) Proteksi
Tulang membentuk rongga yang mengandung dan melindungi
struktur-struktur yang halus seperti otak, medulla spinalis, jantung, paru-
paru, alat-alat dalam perut, dan panggul.
7) Haemopoiesis
Sum-sum tulang merupakan tempat pembentukan sel-sel darah,
tetapi terjadinya pembentukan sel-sel darah sebagian besar terjadi
disumsum tulang merah.
8) Fungsi immunologi
Limfosit B dan makrofag-makrofag dibentuk dalam system
retikuloendotelial sum-sum tulang. Limfoist B diubah menjadi sel-sel
plasma yang membentuk antibody guna keperluan kekebalan kimiawi,
sedangkan makrofag merupakan fagositotik.
9) Penyimpanan kalsium
Tulang mengandung 97% kalsium tubuh, baik dalam bentuk
anorganik maupun dalam bentuk garam-garam, terutama kalsium fosfat.
Sebagian besar fosfor disimpan dalam tulang dan kalsium dilepas dalam
darah bila dibutuhkan.
b. Fungsi khusus tulang
Secara khusus mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Sinus-sinus paranasalis dapat menimbulkan nada khusus pada suara.
2) Email gigi dikhususkan untuk memotong, menggigit, dan menggilas
makanan. Email merupakan struktur yang terkuat dari tubuh manusia.
3) Tulang-tulang kecil telinga berfungsi sebagai pendengaran dalam
mengonduksi gelombang suara.
10
4) Panggul wanita dikhususkan untuk memudahkan proses kelahiran bayi.
c. Sendi
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa,
ligamen, tendon, fasia, atau otot. Terdapat tiga tipe sendi yaitu:
1) Sendi fibrosa (sinatrodial),
Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak, Sendi fibrosa tidak
memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan tulang lainnya
dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. Terdapat dua tipe sendi
fibrosa yaitu:
i. Sutura diantara tulang-tulang tengkorak.
ii. Sindesmosis dan terdiri dari suatu membran introseus atau suatu
ligamen diantara tulang. Serat-serta ini memungkinkan sedikit
gerakan tetapi bukan merupakan gerakan sejati. Perlekatan tulang
tibia dan fibula bagian distal adalah suatu contoh dari tipe sendi
fibrosa ini.
2) Sendi kartilaginosa (amfiatrodial)
Merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak. Sendi Kartilaginosa
adalah sendi dimana ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh tulang rawan
hialin, disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua
tipe sendi kartilaginosa :
Ø Sinkondrosis adalah sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi
oleh tulang rawan hialin.
Ø Simfisis adalah sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu
hubungan fibrokartilago dan selapis tipis tulang rawan hialin yang
menyelimuti permukaan sendi. Simfisis fubis dan sendi-sendi pada
tulang punggung adalah contoh-contohnya.
11
3) Sendi sinovial (diartrodial)
Merupakan sendi yang dapat digerakkan dengan bebas. Sendi
sinovial adalah sendi-sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi-sendi ini
memiliki rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi tulang rawan
hialin.5,6,7
E. Definisi
Tendon achilles adalah tendon yang paling kuat dan paling besar dalam
tubuh manusia yang panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai
bawah. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah –
belakang tulang calcaneus.. Terdiri dari stuktur tendinous (melekatnya otot ke
tulang) yang dibentuk oleh gabungan antara otot gastronemius dan otot soleus
yang terdapat di betis. Tendon ini melekat pada tulang tumit (calcaneus) dan
menyebabkan kaki berjinjit (plantar flexi) ketika otot-otot betis berkontraksi.
Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari dan melompat secara normal.7,8
Tendon achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang
tungkai bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot gastronemius dan otot soleus
kesalah satu tulang penyusunan pegelangan kaki, calcaneus.2,5
Gambar 4. Anatomis Tendon Achilles
12
Putusnya tendon Achilles itu adalah keadaan dimana tendon besar itu di
belakang pergelangan kaki itu pecah atau terputusnya tendon. Tendon merupakan
jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot
betis dengan tulang tumit.
Rupture tendon Achilles adalah robek atau putusnya hubungan tendon
(jaringan penyambung) yang disebabkan oleh cidera dari perubahan posisi kaki
secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal.4
F. Etiologi
1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes,
2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat
meningkatkan risiko pecah,
3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga
badminton, tenis, basket dan sepak bola,
4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis, dan
5. Obesitas.9
G. Tanda dan Gejala
1. Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan
kaki atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di
atas tulang tumit. daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah
sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh
sepatu yang menyebabkan iritasi.
2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya
kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan
robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon.
3. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit.
4. Tumit tidak bisa digerakan turun naik.
5. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas
tulang tumit.
13
6. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan
kaki.
Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.
7. Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan
kegiatan, khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet
mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar
tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul
dibawah selaput peritenon.
8. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon
dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat
menyarankan diagnosis.9
H. Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan cedera pada tendo Achilles adalah
sebagai berikut:
a) Meningkatnya aktivitas (jarak, kecepatan, tinggi/curam tanjakan),
b) Berkurangnya waktu relaksasi di antara sesi latihan,
c) Perubahan permukaan,
d) Perubahan/pergantian alas kaki (alas kaki bertumit rendah/tinggi),
e) Kondisi alas kaki yang buruk (ukuran tumit yang tidak sesuai, dan
pelebaran sisi sepatu),
f) Berkurangnya fleksibilitas kaki,
g)Terlalu banyak tiarap (meningkatnya beban pada kompleks
gastrocnemius/soleus untuk menelentangkan kaki dan jemari kaki dengan
bebas),
h) Fleksibilitas otot yang rendah (gastrocnemius yang rapat), dan
i) Berkurangnya ruang gerak sendi (dorsifleksi yang terbatas).
Orang-orang yang biasa jatuh korban pecah Achilles atau robek termasuk
atlet rekreasi, orang-orang usia tua, air mata Achilles tendon sebelumnya atau
pecah, suntikan tendon sebelumnya atau penggunaan kuinolon, perubahan ekstrim
14
dalam intensitas pelatihan atau tingkat aktivitas, dan partisipasi dalam aktivitas
baru.Sebagian besar kasus pecah Achilles tendon yang traumatis olahraga cedera.
Umur rata-rata pasien adalah 30-40 tahun dengan rasio laki-perempuan hampir
20:1. Antibiotik fluorokuinolon, seperti ciprofloxacin, dan glukokortikoid telah
dikaitkan dengan peningkatan risiko pecah Achilles tendon. Suntikan steroid
langsung ke tendon juga telah dikaitkan dengan pecah.
Kuinolon telah dikaitkan dengan Achilles tendinitis dan ruptur tendon
Achilles untuk beberapa waktu sekarang. Kuinolon adalah agen-agen antibakteri
yang bertindak pada tingkat DNA dengan DNA girase menghambat. DNA girase
merupakan enzim yang digunakan untuk bersantai DNA beruntai ganda yang
penting untuk Replikasi DNA. Kuinolon adalah khusus dalam fakta bahwa ia
dapat menyerang DNA bakteri dan mencegah mereka dari replikasi dengan proses
ini, dan sering diresepkan untuk lansia. Sekitar 2% sampai 6% dari semua orang
tua di atas usia 60 yang telah memiliki Achilles pecah dapat dikaitkan dengan
penggunaan kuinolon.7,9
I. Patofisiologi
Ruptur traumatik tendon Achilles, biasanya terjadi dalam selubung tendo
akibat perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan
dorsifleksi pasif maksimal sehingga terjadi kontraksi mendadak otot betis dengan
kaki terfiksasi kuat kebawah dan diluar kemampuan tendon Achilles untuk
menerima suatu beban.
Ruptur tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari
atau melompat. Kondisi klinik rupture tendon Achilles menimbulkan berbagai
keluhan, meliputi nyeri tajam yang hebat, penurunan fungsi tungkai dalam
mobilisasi dan ketidakmampuan melakukan plantarfleksi, dan respons ansietas
pada klien.
Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di
fibrilkolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini,
hal ini yang menyebabkan pada daerah jari kaki adanya kurva regangan-regangan.
15
Saat serat kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan
beban tendon. Jika renggangan yang ditempatkan pada tendon tetap kurang dari 4
persen yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli
mereka pada penghapusan beban. Pada tingkat ketegangan antara 4-8 persen, serat
kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena jalinan antar molekul rusak.
Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara makroskopik
karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan
interfibriller.
Penyebab pasti pecah Achilles tendon dapat terjadi tiba-tiba, tanpa
peringatan, atau akibat tendinitis Achilles. Tampaknya otot betis yang lemah dapat
menyebabkan masalah. Jika otot-otot menjadi lemah dan lelah, mereka dapat
mengencangkan dan mempersingkat kontraksi. Kontraksi berlebihan juga dapat
menjadi masalah dengan mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot betis,
maka semakin pendek dan akan menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini
dapat meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan kerobekan.
Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki anterior bawah dan otot-otot
kaki belakang yang lebih rendah juga dapat mengakibatkan cedera pada tendon
Achilles. Achilles tendon robek lebih mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar
dari kekuatan tendon. Jika kaki yang dorsofleksi sedangkan kaki bagian bawah
bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat terjadi. Kerobekan banyak
terjadi selama peregangan kuat dari tendon sementara otot betis berkontraksi.3,4,6,9
J. Diagnosa Banding
1. Ruptur tendon Achilles
Yaitu putusnya tendon achilles secara paksa, karena terlalu sering di beri
tekanan, periode tendon achilles di dahului tahap tendonisitis yang membuat
tendo semakin lemah.
2. Tendo calcaneal bursitis
Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan.
Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah
16
peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi
gesekan. Dimana achilles tendon fibrosatebal di belakang tumit meluncur turun
naik.
3. Achilles tendoncitis
Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/
berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat
trauma tendonachilles dan betis.
4. Achilles tendinopathy atau tendonosis
Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang
juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.
K. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Pemeriksaan fisik :
Dari pergerakan tumit dan otot. Apabila pergerakannya lemah atau tidak
ada pergerakan maka dicurigai tendo achilles mengalami rupture.
1. Anamnesis:
Keluhan
- Nyeri di daerah pergelangan kaki, kadang hingga ke betis dan kaki
- Tidak dapat atau kurang mampu menggerakan kaki (terutama gerakan plantar
fleksi)
- Kaku di pagi hari
2. Inspeksi• Pembengkakan di daerah pergelangan kaki• Deformitas / perubahan bentuk
Gambar 5. Inspeksi Tendon Achilles
17
3. Palpasi
Gambar 6. Palpasi Tendon Achilles
• Lokasi Tenderness/nyeri tekan, di tendo achilles
• Temperatur lokal
• Spasme otot terutama m. gastrocnemius
4. Thompson test
Gambar 7. Thompson Test
dilakukan dengan meremas di dasar otot betis dan mencari ankle plantar
fleksi
18
5. Obrien’s Test
Gambar 8. Obrien Test
a. Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal
dari calcaneus masukkan jarum berukuran 25.
b.Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum
seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera.
Bila jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur.
c. Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar.
3. Copeland Test
Gambar 9. Copeland Test
19
a. Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket.
b. Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif.
c. Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60
mmHg. Namun bila tendo mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit ata
u tidak bergerak sama sekali.10,11
Pemeriksaan penunjang lainnya :
1. Foto Rountgen
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan
tendon Achilles. Radiografi menggunakan sinar X untuk menganalisis
titik cedera. Temuan radiografi pada ruptur tendon Achilles meliputi:
a. Penggelapan tendon Perdarahan, edema dan hilangnya
tendonmengakibatkan penggelapan margin anterior tendon Achilles pada
tampak lateral.
b. Gangguan posterior pada Kager pad lemak Darah dan edema
mengganggu Kager pad lemak. Pad lemak dipersempit oleh edema.
c. Lekukan kulit pada bagian robekan lesung pipit kecil dapat dilihat
pada bagian robekan. Biasanya tertutup oleh pembengkakan dan
perdarahan.
d. Gumpalan jaringan lunak di ujung tendon ujung ruptur tendon
menarik kembali dan bergelung, mengakibatkan bengkak pada ujung
tendon.
e. Mengidentifikasi ujung yang terputus Ujung proksimal biasanya
dikaburkan oleh pembengkakan dan perdarahan, tetapi ujung distal dapat
dipisahkan dari lemak sekitarnya dalam 50% kasus.
20
Gambar 10. Foto Rontgen Tendon Achilles
2. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )
Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari
degenerasi tendon Achilles,dan MRI juga dapat membedakan antara
paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet
yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melaluit ubuh. Proton
ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang merubuhkan
beberapa dari proton tsb keluar dari garis (alignment). Ketika proton kembali
proton memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat
dianalisis oleh komputer dalam 3D untuk membuat gambar tajam penampang
silang dari area penting. MRIdapat memberikan kontras yang tak tertandingi
dalam jaringan lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga mudah
untuk teknisi menemukan robekan dan cedera lainnya.
21
Gambar 11. MRI Tendon Achilles
3. Ultrasonografi
Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter,
danadanya robekan. Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat
tinggidari suara melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali
dariruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-
gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu
gambar.Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat membantu
dalammendeteksi pergerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan
cedera atau robek.6,10
L. Penatalaksanaan
1. Stabilisasi awal
Setelah diagnosis dibuat, pergelangan kaki harus splinted dalam jam dengan
baik untuk membantu elevasi mengendalikan pembengkakan.
2. Non-operative
Orthosis pergelangan kaki
22
Indikasi treatment harus individual kepada pasien Selama 10 minggu
berikutnya, pergelangan kaki secara bertahap dibawa ke posisi plantigrade
dengan perubahan cor kira-kira setiap 2 minggu. Berat tubuh diperbolehkan
setelah 6 minggu.Setelah casting, angkat tumit biasanya dipakai selama
beberapa bulan.
3. Operative
a. Perbaikan langsung
Indikasi lebih sering terjadi pada cedera akut (<6 minggu)
b. Rekonstruksi dengan interposisi EDL atau plantaris.
Terapi Fisik
Banyak rehabilitasi tersedia. Umumnya, terapi awalnya melibatkan
progresif, gerakan kaki aktif dan berkembang menjadi berat tubuh dan
memperkuat. Ada tiga hal yang perlu diingat saat merehabilitasi sebuah
Achilles pecah:
Ø Rentang gerak, Rentang gerak ini penting karena dibutuhkan ke dalam
pikiran ketatnya tendon diperbaiki. Ketika awal rehabilitasi pasien harus
melakukan peregangan ringan dan meningkatkan intensitas sebagai waktu
mengizinkan dan nyeri.
Ø Kekuatan fungsional, tendon ini penting karena merangsang perbaikan
jaringan ikat, yang dapat dicapai saat melakukan “peregangan pelari,”
(menempatkan jari-jari kaki beberapa inci sampai dinding sementara tumit
Anda ada di tanah). Melakukan peregangan untuk mendapatkan kekuatan
fungsional juga penting karena meningkatkan penyembuhan pada tendon,
yang pada gilirannya akan menyebabkan kembali cepat untuk kegiatan.
Peregangan ini harus lebih intens dan harus melibatkan beberapa jenis
berat bantalan, yang membantu reorientasi dan memperkuat serat kolagen di
pergelangan kaki terluka. Sebuah hamparan populer digunakan untuk tahap
rehabilitasi adalah menaikkan kaki pada permukaan yang tinggi.
23
Ø Kadang-kadang dukungan orthotic. Ini tidak ada hubungannya dengan
peregangan atau memperkuat tendon, melainkan di tempat untuk menjaga
pasien nyaman. Ini adalah menyisipkan dibuat custom yang sesuai ke dalam
sepatu pasien dan membantu dengan pronasi tepat kaki, yang merupakan
yang dapat menyebabkan masalah dengan Achilles.
Operasi
Ø Tindakan operasi dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus
disambungkan kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan pembedahan
dianggap paling efektif dalam penatalaksanaan tendon yang terputus.
Ø Tindakan non operasi dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut
biasanya dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya
menolak untuk dilakukan tindakan operasi.
Ada dua jenis operasi, operasi terbuka dan operasi perkutan.
Ø Operasi terbuka sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendon Achilles
dijahit bersama-sama. Dalam pecah lengkap atau serius tendon plantaris atau
otot vestigial lain dipanen dan melilit tendon Achilles, meningkatkan
kekuatan tendon diperbaiki. Jika kualitas jaringan buruk, misalnya cedera
telah diabaikan, ahli bedah mungkin menggunakan mesh penguatan
(kolagen, Artelon atau bahan lainnya degradable).
Ø Perkutan operasi, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil, bukan satu
sayatan besar, dan menjahit tendon kembali bersama-sama melalui sayatan.
Pembedahan mungkin tertunda selama sekitar satu minggu setelah pecah
untuk membiarkan pembengkakan turun. Untuk pasien menetap dan mereka
yang memiliki vasculopathy atau risiko untuk penyembuhan miskin,
perkutan bedah perbaikan mungkin pilihan pengobatan yang lebih baik
daripada perbaikan bedah terbuka.11,12
24
M. Komplikasi
Komplikasi rupture tendon Achilles yaitu infeksi. Infeksi adalah adanya
suatu organism pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan gejala klinis,
masuk dan berkembang biaknya bibit penyakit atau parasit, mikroorganisme
kedalam tubuh manusia. Penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit
seperti bakteri, virus, jamur dan lain-lainnya.4,6
25
KESIMPULAN
Sistem sirkulasi darah yang relatif dan rendahnya tingkat metabolisme dapat
mengakibatkan proses penyembuhan pada tendo setelah cedera berlangsung relative
lama dan cedera pada tendo achilles timbul karena beban yang diterima tendo, baik
hanya sekali-kali maupun berkali-kali dalam waktu yang relatif lama melampaui
kemampuan tendo untuk menahan beban tersebut yang bisa berakibat cedera pada
tendo Achilles berupa tendinitis, paratendinitis, degenerasi focal, dan putus sebagian.
Achilles tendinitis erat kaitannya dengan perkembangan edema lokal dan
gangguan pada otot bagian dasar dengan gangguan yang lebih kecil pada jaringan-
jaringan otot. Hal ini dapat mengakibatkan pemisahan jaringan-jaringan tendo dan
nantinya akan mengakibatkan kemerosotan dan penurunan fungsi pusat (degenerasi
focal).
Upaya perawatan cedera Achilles tendinitis agar cepat sembuh seperti semula
adalah tergantung dari cara perawatan secara intensif, disiplin, tekun dan istirahat yang
cukup dari kegiatan-kegiatan yang megganggu kesembuhan, bahkan dapat membaik
dengan relarif lebih cepat (4 s/d 5 minggu) khususnya jika rasa sakit tidak muncul
selama lebih dari satu atau dua bulan.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Tambajong J,Wonodirekso S.1996.Buku Teks Histologi. Jakarta : EGC
2. Syamsuhidajat R,Wim de Jong.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi.Jakarta: EGC
3. Anonym. 2012. www.askep muskuloskelatal.com
4. Muttaqin, A. 2011. Buku saku gangguan musculoskeletal. EGC. Jakarta
5. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi Bahasa Indonesia,Jakarta, EGC
6. Anonym. 2011. Diakses tgl 15 september 2013 http://www.scribd.com/doc/53134449/6/A-KONSEP-DASAR-PENYAKIT-1-Anatomi-Fisiologi-Sistem- Muskuloskeletal
7. Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi konsep klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC
8. Dorland, 1994. kamus kedokteran. Jakarta. EGC
9. Anderson Silvia Prince. (1996). Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran. EGC, Jakarta.
10. Ningsih, lukman nurna. 2011. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system musculoskeletal Jakarta. Diakses tgl 18 september 2013 http://www.scribd.com/doc/ Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system musculoskeletal
11. Syaifuddin, Drs.H (2002). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3. Diakses tgl 18 september 2013 http://www.scribd.com/doc/Anatomi-Fisiologi-untuk-Mahasiswa-Keperawatan
12. V. sammarco. 2009. Perbaikan bedah tibialis anterior rupture tendon akut dan kronis. Diakses tgl 18 september 2013 http://www.scribd.com/doc/Perbaikan bedah tibialis anterior rupture tendon akut dan kronis.
27