A. Pengertian kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain.Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang
bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Dalam kehidupan sehari - hari, kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang
menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut
“berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel”
dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak
punya kepribadian.
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu
organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus
proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport
menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
B. Kepribadian yang positif
1. Mampu menilai diri sendiri secara realisitik. Mampu menilai diri apa adanya
tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan
dan sebagainya.
2. Mampu menilai situasi secara realistik. Dapat menghadapi situasi atau kondisi
kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak
mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik. Dapat menilai
keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi
sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh
prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak
mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
4. Menerima tanggung jawab. Dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya
untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
5. Kemandirian. Memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
6. Dapat mengontrol emosi. Merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi
situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak
destruktif (merusak)
7. Berorientasi tujuan. Dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan
kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas
dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara
mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
8. Berorientasi keluar (ekstrovert). Bersifat respek, empati terhadap orang lain,
memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan
bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti
dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan
dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang
lain, karena kekecewaan dirinya.
9. Penerimaan sosial. Mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki
sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
10. Memiliki filsafat hidup. Mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang
berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
11. Berbahagia. Situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh
faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection
(kasih sayang).
C. Sifat - sifat pribadi positif
Sifat - sifat kepribadian positif yang akan membantu kita untuk mewujudkan cita -
cita, serta memberikan kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman jiwa.
1. Beriman, memohon bantuan dan tawakal kepada alloh. Kepribadian positif
adalah kepribadian yang beriman kepada alloh, tawakal kepadanya dan
meminta pertolongan kepadanya di setiap waktu. Alloh berfirman: Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad maka tawakallah kepada alloh.
Sesungguhnya alloh menyukai orang orang yang tawakal kepadanya (Ali
Imron: 159)
2. Nilai Nilai luhur. Pribadi yang sukses hidup dengan nilai nilai luhur. Sebesar
apa pun pengaruh dan godaan, ia akan menjauh dari perilaku negatif, dan
segala perbuaatan yang membahayakan kesehatan dan perbuatan yang menjauh
dari alloh. Pribadi yang sukses akan menyukai kebaikan, murah hati bergantung
pada alloh dan selalu meneladani akhlak rosulallah dan orang - orang shaleh.
3. Cara pandang yang Jelas. Pribadi yang sukses tahu betul apa yang diinginkan
dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Ia tahu alasan menginginkan
sesuatu, kapan menginginkannya dan bagaimana cara mendapatkannya dengan
mengarahkan seluruh potensi serta kemungkinan yang ada. Ia selalu
merencanakan aktivitasnya dengan fleksible hingga berhasil mewujudkan apa
yang diinginkan.
4. Keyakinan dan proyeksi positif. Pribadi positif tahu betul kekuatan hukum
keyakinan dan prediksi. Ia menyadari sepenuhnya bahwa segala sesuatu yang
diyakini dan diproyeksikan mewujud sesuai dengan keyakinan dan proyeksi itu.
Keyakinan dan proyeksi ini terkait erat dengan iman pada alloh dan dengan
pengetahuan bahwa alloh tidak akan menyia nyiakan pahala bagi orang yang
berbuat baik.
5. Selalu mencari jalan keluar dari berbagai masalah. Pribadi yang sukses
mengetahui kekuatan hukum konsentrasi dan cara mengesampingkan hal-hal
lain agar tetap fokus pada sesuatu yang diinginkan. Karena itu, ia menyiapkan
konsentrasi pada berbagai kemungkinan jalan keluar. Ia mengetahui bahwa
segala masalah pasti ada penyelesaiannya secara spiritual. Ia hadapi segala
sesuatu dengan santai kemudian dipahami secara positif. Ia terus berpikir
seperti itu, apa pun pandangan orang lain dan pengaruh yang ada, sampai ia
benar-benar berhasil menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
6. Belajar dari masalah dan kesulitan. Pribadi yang sukses tidak hanya fokus pada
pemecahan masalah, tapi bagaimana dapat mengambil pelajaran dari setiap
masalah yang dihadapi. Pelajaran itu akan ia gunakan untuk merencanakan
masa depan. Dengan demikian, ia mengolah masalah menjadi keahlian,
ketrampilan, dan pengalaman yang dapat diandalkan.
7. Tidak membiarkan masalah dan kesulitan memengaruhi kehidupannya. Ada
tujuh aspek kehidupan utama, yaitu spiritualitas, kesehatan, individual,
keluarga, sosial, karier, dan finansial. Ketika pribadi positif menghadapi
masalah keuangan atau karier, ia tidak akan rela membiarkan masalah tersebut
memengaruhi aspek kehidupan yang lain. Ia sikapi segala masalah dengan
wajar dan tidak berlebihan. Karena itu, hidupnya menyenangkan dan selalu
dapat menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
8. Percaya diri, menyukai perubahan, dan berani menghadapi tantangan. Pribadi
yang sukses tahu betul bahwa perubahan tidak dapat dihindari. Karena tahu
tujuan yang diinginkan, ia menyusun rencana berdasarkan segala kemungkinan,
lalu direalisasikan dalam tindakan nyata. Ia juga selalu melakukan evaluasi dan
memperbaiki: belajar dari kesalahan lalu melakukan sesuatu dengan
kepercayaan pada Allah sepenuhnya.
9. Hidup dengan cita-cita, perjuangan, dan kesabaran. Pribadi yang sukses tahu
betul bahwa tanpa cita-cita pasti hidup ini terasa sangat sempit. Tanpa cita-cita
seseorang akan hilang ditelan gelombang kesulitan, perasaan negatif, pikiran
negatif, dan berbagai aneka penyakit kejiwaan atau fisik. Pribadi yang sukses
tahu bahwa cita-cita adalah fondasi kemajuan. Tanpa cita-cita, segala sesuatu
akan terhenti. Tanpa perbuatan dan perjuangan, kemajuan tidak akan pernah
terjadi. Karena itu pribadi yang sukses selalu berusaha keras dalam mengejar
cita-cita dan menghadapi tantangan hidup. Ketika ia berpikir tentang segala
kemungkinan, ia bersabar menghadapi kesulitan yang terjadi. Karena, dasar
kepribadiannya adalah cinta pada Allah, tawakal pada-Nya, dan yakin bahwa
Dia tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang yang berbuat baik.
10. Pandai bergaul dan suka membantu orang lain. Pribadi yang sukses suka
bergaul dengan siapa saja dan ia dekat di hati siapa saja. Ia juga menyukai cara-
cara positif, seperti menghormati orang lain hingga mudah diterima, dan tidak
pernah berusaha menguasai orang lain. Ia mencintai orang lain dan suka
membantu mereka. Tangannya selalu terulur untuk membantu siapa saja,
bantuan harta, waktu, atau pelajaran.
Kepribadian yang sukses tahu betul bahwa orang bisa mati, tapi pikirannya akan
tetap hidup dan membantu orang lain. Karena itu, ia tidak pelit untuk memberikan
bantuan. Sudah barang tentu masih banyak sifat terpuji yang dimiliki oleh orang dengan
kepribadian yang sukses.
D. Ciri Ciri Kepribadian Positif
Menurut kutipan buku dari Dr. Ibrahim Elfiky Ada sepuluh sifat utama yang menjadi
ciri khas kepribadian positif. Sifat - sifat itu akan membantu kita mewujudkan cita-cita,
serta memberi kebahagian, ketenangan, dan ketentraman jiwa.
1. Beriman, memohon bantuan, dan tawakal kepada Allah.
Kepribadian positif adalah kepribadian yang beriman kepada Allah, tawakal
kepada-Nya, dan meminta pertolongan kepada-Nya, disetiap waktu. Allah
berfirman, Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka tawakallah
kepada Allah. Sesungguh-nya Allah menyukai orang-orang yang tawakal
kepada-Nya (Ali Imron : 159).
2. Nilai - Nilai Luhur.
Pribadi yang sukses hidup dengan nilai - nilai luhur. Sebesar apa pun
pengaruh dan godaan, ia akan selalu menjauh dari perilaku negatif, seperti
bohong, menggunjing, mengadu domba, memfitnah, merokok, serta segala yang
membahayakan kesehatan dan menjauhkan dari Allah. Kepribadian yang sukses
memiliki ciri jujur, amanah, menyukai kebaikan, murah hati, bergantung pada
Allah, dan selalu meneladani akhlak Rasulullah SAW. dan orang orang saleh.
3. Cara pandang yang jelas.
Pribadi yang sukses tahu betul apa yang diinginkan dalam jangka pendek,
menengah, dan panjang. ia tahu alasan menginginkan sesuatu, kapan
menginginkannya, dan bagaimana cara mendapatkannya dengan mengerahkan
seluruh potensi serta kemungkinan yang ada. ia selalu merencanakan
aktivitasnya dengan fleksibel hingga berhasil mewujudkan apa yang ia
inginkan.
4. Keyakinan dan proyeksi positif.
Pribadi positif tahu betul kekuatan hukum keyakinan dan prediksi. ia
menyadari sepenuhnya bahwa segala sesuatu yang diyakini dan diproyeksikan
mewujud sesuai dengan keyakinan dan proyeksi itu. keyakinan dan proyeksi ini
terkait erat dengan iman pada Allah dan dengan pengetahuan bahwa Allah tidak
akan menyia - nyiakan pahala bagi orang - orang yang berbuat baik.
5. Selalu mencari jalan keluar dari berbagai masalah.
Pribadi yang sukses mengetahui kekuatan hukum konsentrasi dan cara
mengesampingkan hal-hal lain agar tetap fokus pada sesuatu yang diinginkan.
Karena itu, ia menyiapkan konsentrasi pada berbagai kemungkinan jalan keluar.
Ia mengetahui bahwa segala masalah pasti ada penyelesaiannya secara spiritual.
ia hadapi segala sesuatu dengan santai kemudian dipahami secara positif. ia terus
berpikir seperti itu, apa pun pandangan orang lain dan pengaruh yang ada,
sampai ia benar - benar berhasil menemukan jalan keluar dari masalah yang
dihadapi.
6. Belajar dari masalah dan kesulitan.
Pribadi yang sukses tidak hanya fokus pada pemecahan masalah, tapi
bagaimana dapat mengambil pelajaran dari setiap masalah yang dihadapi.
Pelajaran itu akan ia gunakan untuk merencanakan masa depan. Dengan
demikian, ia mengolah masalah menjadi keahlian, keterampilan, dan pengalaman
yang dapat diandalkan.
7. Tidak membiarkan masalah dan kesulitan memengaruhi kehidupannya.
Ada tujuh aspek kehidupan utama, yaitu spiritualitas, kesehatan, individual,
keluarga, sosial, karier, dan finansial. Ketika pribadi positif menghadapi masalah
keuangan atau karier, ia tidak akan rela membiarkan masalah tersebut
memengaruhi aspek kehidupan yang lain. ia sikapi segala masalah dengan wajar
dan tidak berlebihan. Karena itu, hidupnya menyenangkan dan selalu dapat
menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
8. Percaya diri, menyukai perubahan, dan berani menghadapi tantangan.
Pribadi yang sukses tahu betul bahwa perubahan tidak dapat di hindari.
karena tahu tujuan yang diingingkan, ia menyusun rencana berdasarkan segala
kemungkinan, lalu direalisasikan dalam tindakan nyata. ia juga selalu melakukan
evaluasi dan memperbaiki: belajar dari kesalahan lalu melakukan sesuatu dengan
kepercayaan pada Allah sepenuhnya.
9. Hidup dengan Cita - cita, perjuangan, dan kesabaran.
Pribadi yang sukses tahu betul bahwa tanpa cita-cita pasti hidup ini terasa
sangat sempit. tanpa cita-cita seseorang akan hilang di telan gelombang
kesulitan, perasaan negatif, pikiran negatif, dan berbagai aneka penyakit
kejiwaan atau fisik. Pribadi yang sukses tahu bahwa cita - cita adalah fondasi
kemajuan. tanpa cita-cita, segala sesuatu akan terhenti. Tanpa perbuatan dan
perjuangan, kemajuan tidak akan pernah terjadi. Karena itu pribadi yang sukses
selalu berusaha keras dalam mengejar cita-cita dan menghadapi tantangan hidup.
ketika ia berpikir tentang segala kemungkinan, ia bersabar menghadapi kesulitan
yang terjadi. karena, dasar kepribadiannya adalah cinta pada Allah, tawakal
pada-Nya, dan yakin bahwa Dia tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang
yang berbuat baik.
10. Pandai bergaul dan suka membantu orang lain.
Pribadi yang sukses suka bergaul dengan siapa saja dan ia dekat di hati siapa
saja. ia juga menyukai cara-cara positif, sperti menghormati orang lain hingga
mudah diterima, dan tidak pernah berusaha menguasai orang lain. ia mencintai
orang lain dan suka membantu mereka. tangannya selalu terulur untuk
membantu siapa saja, bantuan harta, waktu atau pelajaran. Kepribadian yang
sukses tahu betul bahwa orang bisa mati, tapi pikirannya akan tetap hidup dan
membantu orang lain. Karena itu, ia tidak pelit untuk memberikan bantuan.
E. langkah - langkah membangun kepribadian positif
1. Langkah 1 Terimalah tanggung jawab
“Tanggung jawab hanya menghampiri orang-orang yang mampu
memikulnya,” begitu orang bijak selalu berkata. Pada saat seseorang menerima
tanggung jawab tambahan, pada dasarnya mereka mempromosikan diri untuk naik
kelas.
Perilaku bertanggung jawab adalah menerima akuntabilitas dan
mencerminkan adanya kematangan. Penerimaan tanggung jawab adalah cerminan
dari sikap kita dan lingkungan dimana kita berada. Kebanyakan manusia begitu
cepat mengklaim telah berbuat bilamana sesuatu berjalan sesuai rencana, namun
sangat sedikit manusia yang mau menerima tanggung jawab bila sesuatu berjalan
salah. Seorang yang tidak bertanggung jawab tidak perlu diberi tanggung jawab.
Perilaku bertanggung jawab harus ditanamkan secara benar sejak masa kanak-
kanak. Ia tidak bisa diajarkan tanpa kepedulian.
Untuk menjadi orang yang bertanggung jawab, maka manusia harus
menghentikan kebiasaan suka melempar kesalahan. Manusia yang tidak
bertanggung jawab biasanya suka menyalahkan orang tua mereka, guru, genetik,
Tuhan, nasib, keberuntungan, dn sebagainya atas kesalahan yang muncul.
2.Langkah 2 Penuh Pertimbangan
Ada sebuah cerita tentang seorang anak laki-laki yang mampir di kedai es
krim. Di sebuah meja ia duduk dan bertanya kepada pelayan: “Berapa harga
sebuah ice cream cone?” Pelayan itu menjawab: “Lima ribu rupiah.” Anak laki-
laki itu menghitung uang di kantungnya. Kemudian ia bertanya, berapa harga es
krim yang lebih kecil. Si pelayan dengan tidak sabar menjawab, “Tiga ribu
rupiah.” Lantas si anak itu mengatakan, “Saya pesan es krim yang kecilsaja.”
Setelah mendapatkan es krim yang dipesan dan membayar, dia pergi. Saat si
pelayan mengambil nampan yang sudah kosong, dia tersentuh. Di bawah bukti
pembayaran terdapat uang tip Rp 1000. Rupanya, si anak laki-laki tadi memiliki
pertimbangan terhadap si pelayan sebelum memesan es krim. Ia menunjukkan
adanya sensitivitas dan kepedulian. Dia berpikir tentang orang lain pertama kali
ketimbang dirinya.
Sungguh dunia ini akan sangat indah bila semua orang berpikir seperti si
anak kecil tadi. Orang-orang akan menunjukkan adanya pertimbangan,
penghormatan, dan kesopanan terhadap orang lain.
3. Langkah 3 Berpikir sama-sama menang
Perilaku lebih lanjut dari sikap penuh pertimbangan membuat setiap orang
berpikir dan bertindak dengan prinsip sama-sama menang (win-win). Saat kita
melayani pelanggan, keluarga kita, bos perusahaan dn karyawan, saat itulah
secara otomatis kita meraih kemenangan. Hasilnya adalah kebahagiaan,
kesejahteraan, kegembiraan, dn ketulusan.
4. Langkah 4 Pilihlah kata-kata secara hati-hati
Orang-orang yang bercerita tentang apa yang disukainya biasanya diakhiri
dengan apa yang tidak ia sukai. Tapi cobalah untuk bertindak taktis. Taktik adalah
memilih kata-kat secara hati-hati danmengetahui sampai sejauh mana ia sebaiknya
diucapkan. Itu juga berarti, mengetahui apa yang harus diucapkan dan apa yang
sebaiknya tidak perlu diucapkan. Kata-kata mencerminkan sikap. Ucapan bisa
melukai perasan danmenghancurkan hubungan. Lebih banyak jumlah orang yang
terluka karena pemilihan kata-kata yang tidak tepat daripada bencana
alam.pilihlah apa yang akan anda ucapkan ketimbang mengucapkan apa yang and
pilih. Itulah perbedaan antara kebijakan dan kedunguan.
Pembicaraaan berlebihan tidak berarti komunikasi. Berbicaralah lebih sedikit;
berkatalah lebih banyak.
5. Jangan selalu mengkritik dan komplain
Umumnya kritik bermakna negative, oleh sebab itu orang yang melulu
mengkritik tidak baik. Saat irang dikrituk, ia akan menjadi defensive. Tidak
berarti kita tidak boleh mengkritik. Kritik haruslah bersifat positif, kritik yang
membangun.
Kritik positif adalah Kritik yang disampaikan dengan semangat penuh
utnukmembantu, bukan untuk menjatuhkan. Tawarkan solusi dalam kritik yang
anda sampaikan. Kritiklah perilaku bukan pribadi seseorang. Sebab, saat kita
mengkritik pribadi seseorang, kita melukai kepercayaan dirinya. Selama tindakan
mengkritik tidak menimbulkan kenikmatan kepada pengkritik itu sendiri, hal itu
tidak masalah. Tapi, kalau anda merasa nikmat dengan menyampaikan kritik,
berhentilah melakukannya.
Ada beberapa usulan dalam memberikan kritik membangun: jadilah pelatih
untuk meningkatkan kinerja orang lain, landasi tindakan anda dengan pengertian
dan kepedulian, bersikap korektif bukan memvonis, cobalah spesifik (hindarkan
ucapan “Anda selalu…” atau “Anda tidak pernah…”), kritiklah dengan benar,
jangan mengkritik di depan publik, kritiklah kinerjanya bukan orangnya, dan
seterusnya.
Menerima kritik. Sangat mungkin kita menerima kritik dari orang lain, baik
yang bisa diterima maupun yang tidak. Orang-orang terhebat di dunia pasti pernah
dan, bahkan, kenyang dikritik. Kritik yang bisa diterima akan sangat berguna
sebagai umpan balik yang positif. Kritik yang tidak bisa diterima sebetulnya
sebuah komplimenn tersembunyi. Umumnya orang membenci pemenang. Jika
seseorang tidak suskes, biasanya tidak banyak kritik yang meluncur karena tidak
ada yang perlu dikritik.
Jika anda tidak mau dikritik, itu sama artinya anda tidak berbuat apa-apa,
tidak berkata apa-apa atau tidak memiliki apa-apa. Anda akan benar-benar tidak
menjadi apa-apa.
Kritik yang tidak bisa diterima biasanya bersumber dari dua hal:
a. Pengabaian. Jika kritik muncul dari sikap pengabaian, itu dengan mudah
bisa dihapus atau dikoreksi dengan membangun kesadaran;
b. Iri. Bilamana kritik muncul dari sikap iri, ambilah dia sebagai pujian
tersembunyi. Kritik yang tidak bisa diterima muncul karena orang lain
ingin berada pada posisi anda saat ini.
Ketidakmampuan menerima kritik membangun adalah sinyal rendahnya
kepercayaan diri. Biasakan untuk menerima kritikan dengan menganggapnya
sebagai penyemangat, belajarlah dari kritik, terimalah denagn pikiran terbuka, dan
berterima kasihlah kepada orang yang menyampaikan kritik positif. Orang yang
memiliki kepercayaan diri tinggi menerima kritik positif untuk menjadi lebih baik,
bukan malah menjadi sewot. Persoalannya, manusia lebih suka dipuji,dan merasa
kalah bila kemudian dikritik.
Komplain. Beberapa orang menjadi tukang komplain yang akut. Setiap hari
adalah hari yang buruk. Semua serba terlalu, tidak ada yang pas. Mereka bahkan
tetap komplain kendati semuanya berjalan baik. Kenapa tabiat suka komplain itu
tidak baik, Karena 50% manusia tidak peduli jika anda mendpatkan masalah dan
50% lagi merasa gembira jika anda mendapat masalah. Tidak ada manfaat dari
sikap suka komplain. Ia sudah menjadi sifat bawaan. Sama seperti kritik, bukan
berarti kita tidak boleh mengkomplain. Komplain pun ada yang bersifat
membangun dengan menunjukkan kepedulian dan memberikan kesempatan kedua
untuk memperbaiki diri.
6.Tersenyum dan bersikap baik
Keriangan mengalir dari orang yang sehat. Sebuah senyuman bias palsu tapi
juga bias sangat tulus. Kuncinya bagaimana memiliki senyuman yang tulus. Lebih
banyak energi atau tenaga yang dibutuhkan untuk bersikap cemberut ketimbang
tersenyum. Senyuman meningkatkan nilai seseorang. Ia cara termurah untuk
meningkatkan nilai seseorang. Wajah yang selalu tersenyum selalu disambut
hangat. Pokoknya, untuk tersenyum itu tidak butuh biaya, tetapi sebaliknya
menghasilkan banyak hal.
7.Terjemahkan secara positif perilaku orang lain
Dalam keadaan dimana ketiadaan fakta-fakta memadai, manusia secara
inisiatif membuat interpretasi negative terhadap tindakan atau sikap tidak
bertindak orang lain. Banyak orang menderita paranoia. Mereka berpikir dunia
tidak bersahabat. Itu nggak bener. Dengan memulai secara positif, kita memiliki
kesempatan yang lebih baik untuk membangun kepribadian yang menyenangkan
dan berujung pada terciptanya hubungan yang baik.
Misalnya, sering kita mencoba menghubungi seseorang ke ponsel mereka,
maupun dengan mengirim pesan singkat, tetapi tidak kunjung ditelpon balik atau
dijawab. Setelah beberapa hari, secara otomatis kita menyimpulkan, orang itu
mengabaikan diri kita, tidak peduli, dan sebagainya. Semuanya serba negative.
Tapi, kita tidak pernah berpikir dengan sikap empati. Bias saja ia sudah
berusaha menghubungi balik, tetapi gagal; pesan balasan yang dikirim tidak
sampai; dia dalam keadaan darurat; pesan tersebut justru tidak pernah
diterimanya. Ada banyak kemungkinan di balik itu.
8. Jadilah pendengar yang baik
Apa perasaan anda saat anda ingin didengarkan orang lain, orang tersebut
malah lebih banyak menyerocos dengan menyampaikan pikirannya sendiri?
Banyak sekali kejadian di mana mereka melakukan interupsi di setiap penggalan
ucapan anda, mereka tidak sabar dan langsung saja mengakhiri setiap kalimat
yang anda sampaikan, mereka secara fisik ada tetapi secara mental tidak ada,
mereka mendengarkan tetapi tidak memperhatikan, mereka membuat
kesimpulan yang tidak terkait dengan fakta yang ada.
Saat semua kejadian di atas terjadi, Anda pasti merasa diingkari
keberadaannya, ditolak, dicuekin, tidak penting, kecil, diabaikan, bodoh, tidak
berharga, dihina, dan seterusnya. Scenario buruk ini harus diubah total. Jangan
ikuti perilaku seperti ini. Jadilah pendengar yang baik. Anda akan merasa
penting, disambut hangat, puas, dipedulikan, hebat, gembira, dan termotivasi bila
apa yang anda bicarakan didengarkan orang lain.
Mau mendengarkan orang lain menunjukkan kepedulian. Saat anda
menunjukkan kepedulian kepada orang lain, orang itu akan merasa penting. Saat
ia merasa penting, ia akan termotivasi dan lebih mudah menerima ide anda.
9. Bersemangatlah
Antusiasme dan sukses adalah dua hal yang saling terkait, tetapi antusiasme
harus lebih dulu ada. Antusiasme memunculkan percaya diri, meningkatkan
semangat, membangun loyalitas, dan tidak ternilai harganya. Antusiasme itu
bersifat menyebar. Anda akan merasa antusias dengan cara orang berbicara,
berjalan, atau berjabatan tangan. Antusiasme adalah kebiasaan yang bias
diperoleh dan dipraktikkan oleh setiap orang. Hiduplah saat masih merasa hidup.
Jangan merasa mati sebelum anda mati betulan. Antusiasme dan hasrat adalah
factor utama yang mampu mengubah sesuatu yang bersifat biasa-biasa saja
menjadi ekselen.
10. Berikan apresiasi jujur dan tulus
Psikolog terkemuka William James mengatakan, “Satu hasrat terdalam dari
manusia adalah keinginan untuk dihargai. Perasaan menjadi orang yang tidak
diharapkan sangat menyakitkan.”
Seringkali kita memberikan sesuatu kepada orang lain karena tidak bisa
menghabiskan waktu dengan mereka. Barang-barang berharga sebagai
pemberian tak ubahnya hanya sebuah kompensasi. Namun, pemberian yang
sesungguhnya adalah bilamana Anda memberikan sesuatu yang paling dalam
dari diri Anda.
Penghargaan yang tulus adalah salah satu pemberian terbesar yang bisa
diberikan kepada orang lain. Hal itu membuat seseorang merasa penting. Hasrat
untuk merasa penting itu merupakan hal paling mendasar di dalam kemanusiaan.
Hasrat semacam itu bisa menjadi sebuah motivator besar.
Supaya efektif, sebuah apresiasi harus memenuhi kriteria berikut :
a. Harus bersifat spesifik.
Bila Anda berkata kepada seorang karyawan karena telah bekerja
dengan baik, dan dia lantas pergi, apa yang ada di dalam pikirannya?
Pasti dia bertanya-tanya di bidang apa dia telah bekerja dengan baik.
Dia akan bingung. Tetapi kalau dikatakan, “Cara Anda menangani
nasabah yang sulit sangat hebat,” maka dengan pasti dai tahu alasan
kenapa ia mendapat penghargaan.
b. Harus segera.
Efektivitas penghargaan akan sirna dengan berjalannya waktu.
Jangan memberi penghargaan terlalu lama selangnya dengan kejadian.
c. Harus dilakukan dengan tulus.
Penghargaan itu harus berasal dari hati. Buatlah setiap patah kata
menjadi penuh arti. Apa bedanya penghargaan dengan sanjungan?
Perbedaannya terletak pada ketulusan. Penghargaan datang dari hati,
dan sanjungan berasal dari mulut.
d. Jangan masukkan kata-kata tetapi saat memberi pujian.
Dengan menghilangkan kata-kata penghubung tetapi, Anda berarti
menghilangkan penghargaan. Gunakan dan, sebagai tambahan terhadap
hal itu, atau kata penghubung yang pas lainnya. Katakanlah, “Saya
menghargai usaha Anda dan maukah Anda….” ketimbang “Saya hargai
upaya Anda tetapi….”
e. Setelah memberikan penghargaan, janganlah Anda mengharapkan
ucapan terima kasih atau balasan lainnya. Mengharapkan balasan
bukanlah tujuan dari penghargaan.
11. Saat berbuat kesalahan, seseorang mengakui dan mengubahnya
Beberapa orang hidup dan belajar, sementara orang lain hidup dan tidak
pernah belajar. Kesalahan untuk dipelajari. Kesalahan terbesar yang dibuat
seseorang adalah dengan mengulangi perbuatannya. Jangan suka menyalahkan
dan mencari-cari alasan. Jika Anda sadar berbuat salah, terimalah kesalahan itu
dan minta maaflah. Jangan menolaknya mati-matian.
12. Saat orang lain meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya, ucapkan
selamat dan jangan permalukan. Kalau kita tidak mempermalukan, maka harga
diri orang itu tidak diusik.
13. Berdiskusi tetapi bukan adu argumentasi
Ada beberapa orang yang dicap suka berargumentasi yang terlihat dalam
perilaku dan hubungan mereka. Argumentasi bisa dihindari dan banyak sakit hati
yang bisa dicegah dengan sedikit sikap hati-hati. Cara terbaik memenangkan
argumen adalah dengan menghindarinya. Sebuah argumen adalah sesuatu yang
tidak pernah dimenangkan. Bilamana Anda menang, maka Anda kalah.
Sebaliknya, jika Anda kalah, Anda kalah. Suka berargumentasi menunjukkan
ego yang tinggi.
Adu argumentasi mirip pertempuran di wilayah kekalahan. Kendati Anda
menang, biayanya boleh jadi lebih besar daripada nilai kemenangan itu.
Pertempuran emosional meninggalkan bekas-bekas luka, meskipun Anda
memenangkannya.
14. Jangan menggosip
Ingatlah, orang yang bergosip dengan Anda juga akan menggosipkan Anda
saat Anda tidak bersamanya. Menggosip dan berbohong sangat berhubungan
erat. Gosip lebih peduli tentang apa yang dilebih-lebihkan daripada apa yang
sebenar-benarnya didengar. Gosip adalah seni menyampaikan kebohongan.
Gosip bisa mengarah kepada pembunuhan karakter. Orang yang mendengar
gosip sama bersalahnya dengan orang yang menggosip. Biasanya, orang yang
menggosip akan termakan ocehannya sendiri.
15. Ubah janji menjadi komitmen
Apa perbedaan antara sebuah janji dengan sebuah komitmen? Sebuah janji
adalah pernyataan keinginan. Sebuah komitmen adalah janji yang selalu
dipegang apapun yang terjadi – selama tidak ilegal dan amoral. Komitmen
menunjukkan karakter dan menuju kepada kepastian.
Hubungan yang tidak didasari komitmen sangat dangkal dan bias. Sifatnya
hanya sesaat. Tidak ada yang berusia panjang tanpa adanya komitmen.
Ringkasnya, komitmen identik dengan pernyataan berikut : “Saya bisa diprediksi
meskipun dalam kondisi masa depan yang tidak bisa diprediksi.”
16. Berterimakasihlah tetapi jangan berharap balasan
Berterimakasih adalah sebuah kata-kata indah. Kita harus terbiasa berterima
kasih. Kebiasaan ini akan meningkatkan kepribadian dan membangun karakter.
Biasa berterima kasih tidak membuat diri kita menjadi rendah. Ia disalurkan
dalam bentuk sikap kita terhadap orang lain dan tercermin dalam perilaku kita.
Suka berterima kasih tidak berarti mengharapkan orang lain akan membalasnya.
Sebab, sejatinya, berterima kasih bukanlah sebuah tindakan memberi dan
menerima. Tindakan-tindakan seperti kebaikan, pengertian, dan kesabaran tidak
bisa dibayar kembali.
Apa pelajaran terpenting dari suka berterima kasih? Ia mengajarkan kita
tentang seni bekerja sama dan memahami orang lain. Berterima kasih haruslah
tulus. Sebuah ucapan terima kasih yang tulus sungguh berharga. Seringkali kita
lupa berterima kasih kepada orang-orang terdekat dengan kita, seperti pasangan,
sanak famili dan teman-teman. Sikap berterima kasih berada pada posisi teratas
dalam pembentukan karakter dan kepribadian seseorang dengan integritas. Sikap
ego bertolak belakang dengan sikap suka berterima kasih. Dengan suka
berterima kasih dan rendah hati, tindakan-tindakan terbaik akan datang dengan
sendirinya.
17. Jadilah orang yang memiliki ketergantungan dan bersikap loyallah
Pepatah kuno mengatakan, satu kilogram loyalitas jauh lebih berharga
daripada puluhan kilogram kepintaran. Kebisaan atau kemampuan adalah
penting, tetapi sikap saling ketergantungan jauh lebih penting. Bila Anda punya
orang yang memiliki semua kebisaan, tetapi dia tidak merasa tergantung dengan
orang lain, apakah Anda mau menjadikannya sebagai bagian dari tim Anda?
Tentu saja tidak, bukan?
18. Mau memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain
Sering kita mendengar ungkapan, saya bisa memaafkan tetapi saya tidak
bisa melupakannya. Pada saat seseorang menolak untuk memaafkan, ia menutup
pintu-pintu yang suatu kali harus dia buka. Jika kita mempertahankan sikap
enggan memaafkan, itu sama artinya dengan membiarkan diri kita tersakiti oleh
sikap itu.
19. Praktikkan kejujuran, integritas, dan ketulusan
Kejujuran berarti apa adanya, tidak melebih-lebihkan, tidak mengurangi,
tidak pula berdusta. Jadilah oang yang punya reputasi terpercaya. Jika ada satu
kunci dalam membangun hubungan di rumah, di kantor, atau di masyarakat,
maka itu adalah integritas. Kejujuran menginspirasikan keterbukaan,
kehandalan, dan ketulusan. Hal itu menunjukkan adanya rasa hormat terhadap
orang lain.
Kejujuran berada di dalam diri manusia, bukan sesuatu yang bisa dibuat-
buat. Kebohongan bisa saja memiliki kecepatan, tetapi kebenaran memiliki daya
tahan. Integritas adalah hal yang ditemukan dalam karakter seseorang, bukan
pada pernyataan-pernyataan.
20. Bersikaplah rendah hati
Rasa percaya diri tanpa sikap rendah hati sama artinya dengan arogan. Sikap
rendah hati adalah fondasi dari berbagai karakter baik dari manusia. Ia adalah
pertanda kebesaran seseorang.
Kesuksesan dan sikap rendah hati berjalan saling beriringan. Kesuksesan
dengan arogansi hanya berumur pendek, dan akan berakhir dengan kehinaan.
Namun kesuksesan dan sikap rendah hati akan bersifat langgeng dan menghantar
manusia kepada kebesaran. Sering orang mengatakan, manusia-manusia besar
selalu mempraktikkan dua hal : bersikap sederhana dan selalu rendah hati.
21. Berusahalah menjadi orang yang mengerti dan peduli
Dalam berhubungan dengan orang lain, seringkali kita membuat kesalahan
dan kadang-kadang tidak peka dengan kebutuhan orang lain – utamanya kepada
orang-orang terdekat dengan kita. Semuanya ini hanya menyebabkan
kekecewaan dan kebencian. Kunci dalam menangani kekecewaan adalah dengan
mengerti terhadap orang lain.
Ada banyak kelebihan dari sikap peduli terhadap orang lain, melebihi
sekadar menjadi orang yang baik. Kepedulian akan mengembangkan niat baik
sebagai salah satu jaminan seseorang memilikinya, dan hal itu tidak
menimbulkan biaya apapun.
Banyak orang yang mengganti kepedulian dan pemahaman dengan uang.
Memahami orang lain jauh lebih penting dari sekadar uang, dan cara terbaik
untuk dimengerti adalah dengan memahami orang lain. Dan basis utama
komunikasi juga kemauan untuk memahami orang lain.
22. Untuk punya kawan, jadilah kawan yang baik
Dalam keseharian, kita selalu berusaha mencari perusahaan yang tepat,
karyawan yang tepat, pasangan, ayah, anak yang tepat, dan seterusnya. Kita lupa
bahwa diri kita juga harus menjadi orang yang tepat. Pengalaman menunjukkan,
tidak seorangpun yang sempurna. Kalau Anda hidup mencari yang serba
sempurna, Anda akan kecewa karena setiap orang memiliki kelebihan dan
kekurangan. Banyak orang yang bercerai dan menikah lagi menemukan bahwa
masalah pada pasangan pertama tidak terdapat pada pasangan terbaru, tetapi
muncul masalah baru yang tidak ditemukan pada pasangan pertama. Dalam
setiap hubungan harus ada pengorbanan, saling mengerti, dan saling mendukung.
E. Asyiknya Punya Kepribadian Positif
1. Mampu mengendalikan emosi
Tingkat stabilnya seseorang yang ketika ia terpancing oleh emosi yang dapat
menjatuhkannya itu bisa dikatakan ia semakin matang, semakin matang ia bisa
mengendalikan emosinya maka semakin stabil pula kepribadiannya. Coba lihat
sebuah contoh orang yang ketika ia tidak dapat mengendalikan emosinya ketika
marah, apa yang akan terjadi? Pasti ia akan terhalang untuk berkomunikasi
dengan orang sekitarnya.
2. Mampu memupuk kepercayaan diri
Jika hal ini ada maka kualitas seseorang itu akan semakin bagus. Dengan
kepercayaan diri yang tinggi bisa membuat seseorang bisa menghadapi sesuatu
hal itu tanpa ada tekanan, karena ia percaya dengan dirinya. Apalagi bila sebuah
tantangan menghadangnya tanpa diketahui, ia pasti bisa menghadapinya.
3. Mampu bersosialisasi dan beradaptasi
Sepanjang apa kesuksesan seseorang bisa diukur dari hal ini. Coba lihat
bagaimana ISLAM akan tersebar jika tidak ada kata “Sosialisasi”, kemampuan
seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Orang yang mampu bersosialisa
dan beradaptasi takkan stress,
4. Mampu mengatasi konflik/masalah
Tidak bisa dipungkiri kalau masalah/konflik itu selalu ada di setiap
lingkungan, baik di lingkungan umum maupun di dalam sebuah keluarga.
Semakin bagus dia bisa mengatasi konflik dengan jalan keluar yang terbaik
maka semakin positif kepribadiannya.
5. Bersikap Fleksibel
Bersikap fleksibel atau tidak kaku. Artinya, Seseorang itu tidak boleh
bersikap kaku. Hal ini sangat penting ketika sebuah masalah datang dan
membuat kita kehilangan kendali dan bingung untuk mengatasinya.
Bingung dimasukin atau enggak
Pribadi Positif Memiliki Penghargaan Diri yang Sehat
Penghargaan diri memengaruhi cara seseorang memandang dirinya, secara negatif
atau positif. Selain juga turut memengaruhi hubungannya dengan orang lain. Setiap
individu, mengalami pasang surut penghargaan diri. Terkadang seseorang menghargai
dirinya terlalu berlebihan, sehingga merasa ia lebih baik dari orang lain. Ada kalanya,
individu melihat dirinya dari sudut pandang negatif, sehingga ia memiliki
penghargaan diri rendah.
Penghargaan diri memengaruhi cara seseorang memandang dirinya, secara negatif atau
positif. Selain juga turut memengaruhi hubungannya dengan orang lain. Setiap individu,
mengalami pasang surut penghargaan diri. Terkadang seseorang menghargai dirinya
terlalu berlebihan, sehingga merasa ia lebih baik dari orang lain. Ada kalanya, individu
melihat dirinya dari sudut pandang negatif, sehingga ia memiliki penghargaan diri
rendah. Nah, setiap individu perlu memiliki penghargaan diri yang sehat.
Individu dikatakan memiliki penghargaan diri yang sehat, jika ia tidak menempatkan
dirinya superior dibandingkan orang lain dan cenderung arogan. Selain juga ia tidak
melihat dirinya lebih rendah, hanya melihat sisi kelemahan dalam dirinya dan
menganggap orang lain lebih baik darinya. Kepribadian positif dengan penghargaan diri
yang sehat artinya, Anda memiliki keseimbangan diri. Anda memiliki persepsi positif
terhadap diri sendiri, mampu melihat kemampuan diri, dan punya penghargaan atas orang
lain.
Setiap individu perlu mengupayakan agar memiliki penghargaan diri yang sehat.
Pasalnya, penghargaan diri memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Setiap orang penting
untuk belajar menyintai dan menghargai dirinya, menerima kelemahan dan kesalahan.
Dengan begitu, ia lebih mampu menghargai orang lain di sekitarnya. Penghargaan atas
orang lain ini jelas memengaruhi relasi sosialnya.
Sejumlah hal positif didapatkan dengan memiliki penghargaan diri yang sehat di
antaranya:
* Cenderung tidak mengalami perasaan putus asa, tak berharga, rasa bersalah
berkepanjangan dan perasaan rendah diri.
* Lebih tegas dalam mengekspresikan kebutuhan dan pendapat.
* Lebih percaya diri dalam membuat kebutuhan.
* Memiliki hubungan yang lebih sehat, jujur dan nyaman,
* Lebih realistis dalam mewujudkan mimpi, dan tidak menuntut diri sendiri berlebihan.
* Berkepribadian lebih tenang, mampu menghadapi stres.
* Memiliki mental yang lebih sehat, sehingga tak mengalami berbagai masalah yang
dipengaruhi masalah mental seperti gangguan makan, depresi, kecemasan dan kecanduan
terhadap sesuatu.
Menjadi Pribadi yang Positif Itu Tidak Mudah
Ketika seorang dokter menyatakan, bahwa beberapa bagian dari anggota tubuh kita sudah
tidak berfungsi lagi, maka jalan satu-satunya adalah membuangnya secara paksa.
Misalnya, kedua tangan dan kaki kita harus diamputasi karena sudah tidak berfungsi lagi
akibat penyakit tertentu. Jika tidak, maka hal itu dapat menyebabkan anggota tubuh yang
lain mengalami nasib yang sama atau bahkan dapat merenggut nyawa, yaitu membawa
seseorang kepada jalan kematian.
Menyakitkan memang tapi harus dilakukan demi sebuah kebaikan. Bahkan mungkin
sebelum team dokter melakukan proses operasi, pribadi yang bersangkutan pasti
merasakan tekanan batin yang sangat mendalam, menyesali nasibnya, menangis dan
merintih dengan suara yang keras, dan bahkan kehilangan harapan hidup. Saya kira
begitulah gambaran ekstrimnya tentang sebuah proses seseorang untuk menjadi pribadi
yang positif.
Untuk menjadi pribadi yang positif, seseorang harus berani membayar harga sebuah
penderitaan yang sangat menyakitkan dirinya. Menjadi pribadi yang positif adalah sama
halnya dengan memangkas ranting-ranting yang tidak menghasilkan buah kebaikan
dalam diri pribadi yang bersangkutan. Jika kebiasaan buruk atau negatif sudah menjadi
sabahat karib dalam kurun waktu tertentu, yang dipelihara dan dilindungi, tetapi tiba-tiba
harus dipangkas secara paksa, kemudian harus diganti dengan kebiasaan-kebiasaan yang
positif atau yang mendatangkan kebaikan dalam pribadi yang bersangkutan.
Mengganti pikiran yang negatif dengan pikiran yang positif adalah tidak semudah
melepaskan pakaian yang kotor kemudian mengantinya dengan pakaian yang bersih dan
baru. Melainkan harus berani mengambil sebuah keputusan pribadi, yaitu merendam
pakaian yang kotor tersebut dengan deterjen supaya kotorannya terangkat, kemudian
menyikatnya dengan sikat kain dan mencucinya berulang-ulang dengan air yang jernih
hingga menjadi bersih.
Pada intinya, hidup manusia itu bersih, tetetapi kecenderungan manusia untuk
mengotorinya adalah lebih besar dari pada memeliharanya. Misalnya, nilai kebaikan
seorang perampok adalah setara dengan nilai kebaikan orang-orang yang suka berbuat
baik sebelum mereka menjadi seorang perampok. Tetapi dalam perjalanan selanjutnya,
kedua kelompok tersebut memilih jalan yang berbeda, yaitu ada yang menyimpang ke
kiri dan ada yang menyimpang ke kanan. Tetapi mereka yang memilik ke kanan telah
menemukan jalan yang lurus dan membahagiakan. Sedangkan mereka yang memilih ke
kiri pada akhirnya mengalami jalan buntu atau stagnasi. Maka tidak ada jalan lain selain
berbalik arah dan mencari persimpangan di mana mereka terpisah sebelumnya. Tetapi
tidak semua dari mereka yang memilih jalan ke kiri itu bersedia untuk kembali ke jalan
semula dan mengikuti jalan ke kanan. Melainkan ada yang memilih untuk tetap bertahan
dan tinggal di jalan buntu tersebut karena sudah terlanjur jauh untuk kembali.
Dalam kehidupan manusia Tuhan telah menanamkan sifat-sifat atau nilai-nilai kebaikan
yang mulia dan luhur. Tetapi serentak dengan itu, Tuhan tidak membuang kecenderungan
jahat atau buruk yang ada pada manusia, dan itulah yang disebut dengan keterbatasan.
kemungkinan hal itulah membedakan antara manusia dan Tuhan, yaitu manusia terbatas
dan Tuhan tak terbatas.
Selanjutnya, karena Tuhan memperlakukan manusia sebagai makhluk yang demokratis,
yaitu memiliki kebebasan untuk memilih. Selanjutnya, karena Tuhan telah menanamkan
nilai tanggung jawab dalam diri manusia, jadi apapun yang dilakukannya harus
dipertanggungjawabkannya kepada dirinya sendiri, kepada sesamanya dan terlebih
kepada Tuhan. Artinya, apapun risiko atau akibatnya manusia harus berani dan bersedia
menerimanya demi sebuah pribadi yang positif. Saya kira ketiga alasan itu sangat masuk
akal dan dapat dipertanggung jawabkan secara teologis, tetapi tidak menutup
kemungkinan juga akan berbeda dengan maksud Tuhan.
Untuk menjadi pribadi yang positif adalah dibutuhkan kecerdasan intelektual yang tinggi,
kecerdasan emosional yang melibatkan hati nurani, dan sikap pemberani untuk
menyatakan ini baik dan itu jahat bagi diri sendiri dan sesama serta ajaran Tuhan. Untuk
menjadi pribadi yang positif juga dibutuhkan cara pandang yang tajam, visioner, luas dan
beragam, tetapi fokusnya tetap satu, yaitu nilai kebaikan yang tidak merugikan pihak
manapun. Karena segala sesuatu yang baik adalah berasal dari kebaikan. Dengan kata