35
A. Pengertian kepribadian Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Dalam kehidupan sehari - hari, kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin- plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian. Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan. B. Kepribadian yang positif 1. Mampu menilai diri sendiri secara realisitik. Mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. 2. Mampu menilai situasi secara realistik. Dapat

Kepribadian Positif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kepribadian

Citation preview

A. Pengertian kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi

dengan individu lain.Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang

bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.

Dalam kehidupan sehari - hari, kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang

menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut

“berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel”

dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak

punya kepribadian.

Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu

organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus

proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport

menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

B. Kepribadian yang positif

1. Mampu menilai diri sendiri secara realisitik. Mampu menilai diri apa adanya

tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan

dan sebagainya.

2. Mampu menilai situasi secara realistik. Dapat menghadapi situasi atau kondisi

kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak

mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.

3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik. Dapat menilai

keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi

sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh

prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak

mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.

4. Menerima tanggung jawab. Dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya

untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

5. Kemandirian. Memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu

mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta

menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

6. Dapat mengontrol emosi. Merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi

situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak

destruktif (merusak)

7. Berorientasi tujuan. Dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan

kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas

dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara

mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.

8. Berorientasi keluar (ekstrovert). Bersifat respek, empati terhadap orang lain,

memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan

bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti

dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan

dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang

lain, karena kekecewaan dirinya.

9. Penerimaan sosial. Mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki

sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.

10. Memiliki filsafat hidup. Mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang

berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.

11. Berbahagia. Situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh

faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection

(kasih sayang).

C. Sifat - sifat pribadi positif

Sifat - sifat kepribadian positif yang akan membantu kita untuk mewujudkan cita -

cita, serta memberikan kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman jiwa.

1. Beriman, memohon bantuan dan tawakal kepada alloh. Kepribadian positif

adalah kepribadian yang beriman kepada alloh, tawakal kepadanya dan

meminta pertolongan kepadanya di setiap waktu. Alloh berfirman: Kemudian

apabila kamu telah membulatkan tekad maka tawakallah kepada alloh.

Sesungguhnya alloh menyukai orang orang yang tawakal kepadanya (Ali

Imron: 159)

2. Nilai Nilai luhur. Pribadi yang sukses hidup dengan nilai nilai luhur. Sebesar

apa pun pengaruh dan godaan, ia akan menjauh dari perilaku negatif, dan

segala perbuaatan yang membahayakan kesehatan dan perbuatan yang menjauh

dari alloh. Pribadi yang sukses akan menyukai kebaikan, murah hati bergantung

pada alloh dan selalu meneladani akhlak rosulallah dan orang - orang shaleh.

3. Cara pandang yang Jelas. Pribadi yang sukses tahu betul apa yang diinginkan

dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Ia tahu alasan menginginkan

sesuatu, kapan menginginkannya dan bagaimana cara mendapatkannya dengan

mengarahkan seluruh potensi serta kemungkinan yang ada. Ia selalu

merencanakan aktivitasnya dengan fleksible hingga berhasil mewujudkan apa

yang diinginkan.

4. Keyakinan dan proyeksi positif. Pribadi positif tahu betul kekuatan hukum

keyakinan dan prediksi. Ia menyadari sepenuhnya bahwa segala sesuatu yang

diyakini dan diproyeksikan mewujud sesuai dengan keyakinan dan proyeksi itu.

Keyakinan dan proyeksi ini terkait erat dengan iman pada alloh dan dengan

pengetahuan bahwa alloh tidak akan menyia nyiakan pahala bagi orang yang

berbuat baik.

5. Selalu mencari jalan keluar dari berbagai masalah. Pribadi yang sukses

mengetahui kekuatan hukum konsentrasi dan cara mengesampingkan hal-hal

lain agar tetap fokus pada sesuatu yang diinginkan. Karena itu, ia menyiapkan

konsentrasi pada berbagai kemungkinan jalan keluar. Ia mengetahui bahwa

segala masalah pasti ada penyelesaiannya secara spiritual. Ia hadapi segala

sesuatu dengan santai kemudian dipahami secara positif. Ia terus berpikir

seperti itu, apa pun pandangan orang lain dan pengaruh yang ada, sampai ia

benar-benar berhasil menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

6. Belajar dari masalah dan kesulitan. Pribadi yang sukses tidak hanya fokus pada

pemecahan masalah, tapi bagaimana dapat mengambil pelajaran dari setiap

masalah yang dihadapi. Pelajaran itu akan ia gunakan untuk merencanakan

masa depan. Dengan demikian, ia mengolah masalah menjadi keahlian,

ketrampilan, dan pengalaman yang dapat diandalkan.

7. Tidak membiarkan masalah dan kesulitan memengaruhi kehidupannya. Ada

tujuh aspek kehidupan utama, yaitu spiritualitas, kesehatan, individual,

keluarga, sosial, karier, dan finansial. Ketika pribadi positif menghadapi

masalah keuangan atau karier, ia tidak akan rela membiarkan masalah tersebut

memengaruhi aspek kehidupan yang lain. Ia sikapi segala masalah dengan

wajar dan tidak berlebihan. Karena itu, hidupnya menyenangkan dan selalu

dapat menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

8. Percaya diri, menyukai perubahan, dan berani menghadapi tantangan. Pribadi

yang sukses tahu betul bahwa perubahan tidak dapat dihindari. Karena tahu

tujuan yang diinginkan, ia menyusun rencana berdasarkan segala kemungkinan,

lalu direalisasikan dalam tindakan nyata. Ia juga selalu melakukan evaluasi dan

memperbaiki: belajar dari kesalahan lalu melakukan sesuatu dengan

kepercayaan pada Allah sepenuhnya.

9. Hidup dengan cita-cita, perjuangan, dan kesabaran. Pribadi yang sukses tahu

betul bahwa tanpa cita-cita pasti hidup ini terasa sangat sempit. Tanpa cita-cita

seseorang akan hilang ditelan gelombang kesulitan, perasaan negatif, pikiran

negatif, dan berbagai aneka penyakit kejiwaan atau fisik. Pribadi yang sukses

tahu bahwa cita-cita adalah fondasi kemajuan. Tanpa cita-cita, segala sesuatu

akan terhenti. Tanpa perbuatan dan perjuangan, kemajuan tidak akan pernah

terjadi. Karena itu pribadi yang sukses selalu berusaha keras dalam mengejar

cita-cita dan menghadapi tantangan hidup. Ketika ia berpikir tentang segala

kemungkinan, ia bersabar menghadapi kesulitan yang terjadi. Karena, dasar

kepribadiannya adalah cinta pada Allah, tawakal pada-Nya, dan yakin bahwa

Dia tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang yang berbuat baik.

10. Pandai bergaul dan suka membantu orang lain. Pribadi yang sukses suka

bergaul dengan siapa saja dan ia dekat di hati siapa saja. Ia juga menyukai cara-

cara positif, seperti menghormati orang lain hingga mudah diterima, dan tidak

pernah berusaha menguasai orang lain. Ia mencintai orang lain dan suka

membantu mereka. Tangannya selalu terulur untuk membantu siapa saja,

bantuan harta, waktu, atau pelajaran.

Kepribadian yang sukses tahu betul bahwa orang bisa mati, tapi pikirannya akan

tetap hidup dan membantu orang lain. Karena itu, ia tidak pelit untuk memberikan

bantuan. Sudah barang tentu masih banyak sifat terpuji yang dimiliki oleh orang dengan

kepribadian yang sukses.

D. Ciri Ciri Kepribadian Positif

Menurut kutipan buku dari Dr. Ibrahim Elfiky Ada sepuluh sifat utama yang menjadi

ciri khas kepribadian positif. Sifat - sifat itu akan membantu kita mewujudkan cita-cita,

serta memberi kebahagian, ketenangan, dan ketentraman jiwa.

1. Beriman, memohon bantuan, dan tawakal kepada Allah.

Kepribadian positif adalah kepribadian yang beriman kepada Allah, tawakal

kepada-Nya, dan meminta pertolongan kepada-Nya, disetiap waktu. Allah

berfirman, Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka tawakallah

kepada Allah. Sesungguh-nya Allah menyukai orang-orang yang tawakal

kepada-Nya (Ali Imron : 159).

2. Nilai - Nilai Luhur.

Pribadi yang sukses hidup dengan nilai - nilai luhur. Sebesar apa pun

pengaruh dan godaan, ia akan selalu menjauh dari perilaku negatif, seperti

bohong, menggunjing, mengadu domba, memfitnah, merokok, serta segala yang

membahayakan kesehatan dan menjauhkan dari Allah. Kepribadian yang sukses

memiliki ciri jujur, amanah, menyukai kebaikan, murah hati, bergantung pada

Allah, dan selalu meneladani akhlak Rasulullah SAW. dan orang orang saleh.

3. Cara pandang yang jelas.

Pribadi yang sukses tahu betul apa yang diinginkan dalam jangka pendek,

menengah, dan panjang. ia tahu alasan menginginkan sesuatu, kapan

menginginkannya, dan bagaimana cara mendapatkannya dengan mengerahkan

seluruh potensi serta kemungkinan yang ada. ia selalu merencanakan

aktivitasnya dengan fleksibel hingga berhasil mewujudkan apa yang ia

inginkan.

4. Keyakinan dan proyeksi positif.

Pribadi positif tahu betul kekuatan hukum keyakinan dan prediksi. ia

menyadari sepenuhnya bahwa segala sesuatu yang diyakini dan diproyeksikan

mewujud sesuai dengan keyakinan dan proyeksi itu. keyakinan dan proyeksi ini

terkait erat dengan iman pada Allah dan dengan pengetahuan bahwa Allah tidak

akan menyia - nyiakan pahala bagi orang - orang yang berbuat baik.

5. Selalu mencari jalan keluar dari berbagai masalah.

Pribadi yang sukses mengetahui kekuatan hukum konsentrasi dan cara

mengesampingkan hal-hal lain agar tetap fokus pada sesuatu yang diinginkan.

Karena itu, ia menyiapkan konsentrasi pada berbagai kemungkinan jalan keluar.

Ia mengetahui bahwa segala masalah pasti ada penyelesaiannya secara spiritual.

ia hadapi segala sesuatu dengan santai kemudian dipahami secara positif. ia terus

berpikir seperti itu, apa pun pandangan orang lain dan pengaruh yang ada,

sampai ia benar - benar berhasil menemukan jalan keluar dari masalah yang

dihadapi.

6. Belajar dari masalah dan kesulitan.

Pribadi yang sukses tidak hanya fokus pada pemecahan masalah, tapi

bagaimana dapat mengambil pelajaran dari setiap masalah yang dihadapi.

Pelajaran itu akan ia gunakan untuk merencanakan masa depan. Dengan

demikian, ia mengolah masalah menjadi keahlian, keterampilan, dan pengalaman

yang dapat diandalkan.

7. Tidak membiarkan masalah dan kesulitan memengaruhi kehidupannya.

Ada tujuh aspek kehidupan utama, yaitu spiritualitas, kesehatan, individual,

keluarga, sosial, karier, dan finansial. Ketika pribadi positif menghadapi masalah

keuangan atau karier, ia tidak akan rela membiarkan masalah tersebut

memengaruhi aspek kehidupan yang lain. ia sikapi segala masalah dengan wajar

dan tidak berlebihan. Karena itu, hidupnya menyenangkan dan selalu dapat

menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

8. Percaya diri, menyukai perubahan, dan berani menghadapi tantangan.

Pribadi yang sukses tahu betul bahwa perubahan tidak dapat di hindari.

karena tahu tujuan yang diingingkan, ia menyusun rencana berdasarkan segala

kemungkinan, lalu direalisasikan dalam tindakan nyata. ia juga selalu melakukan

evaluasi dan memperbaiki: belajar dari kesalahan lalu melakukan sesuatu dengan

kepercayaan pada Allah sepenuhnya.

9. Hidup dengan Cita - cita, perjuangan, dan kesabaran.

Pribadi yang sukses tahu betul bahwa tanpa cita-cita pasti hidup ini terasa

sangat sempit. tanpa cita-cita seseorang akan hilang di telan gelombang

kesulitan, perasaan negatif, pikiran negatif, dan berbagai aneka penyakit

kejiwaan atau fisik. Pribadi yang sukses tahu bahwa cita - cita adalah fondasi

kemajuan. tanpa cita-cita, segala sesuatu akan terhenti. Tanpa perbuatan dan

perjuangan, kemajuan tidak akan pernah terjadi. Karena itu pribadi yang sukses

selalu berusaha keras dalam mengejar cita-cita dan menghadapi tantangan hidup.

ketika ia berpikir tentang segala kemungkinan, ia bersabar menghadapi kesulitan

yang terjadi. karena, dasar kepribadiannya adalah cinta pada Allah, tawakal

pada-Nya, dan yakin bahwa Dia tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang

yang berbuat baik.

10. Pandai bergaul dan suka membantu orang lain.

Pribadi yang sukses suka bergaul dengan siapa saja dan ia dekat di hati siapa

saja. ia juga menyukai cara-cara positif, sperti menghormati orang lain hingga

mudah diterima, dan tidak pernah berusaha menguasai orang lain. ia mencintai

orang lain dan suka membantu mereka. tangannya selalu terulur untuk

membantu siapa saja, bantuan harta, waktu atau pelajaran. Kepribadian yang

sukses tahu betul bahwa orang bisa mati, tapi pikirannya akan tetap hidup dan

membantu orang lain. Karena itu, ia tidak pelit untuk memberikan bantuan.

E. langkah - langkah membangun kepribadian positif

1. Langkah 1 Terimalah tanggung jawab

“Tanggung jawab hanya menghampiri orang-orang yang mampu

memikulnya,” begitu orang bijak selalu berkata. Pada saat seseorang menerima

tanggung jawab tambahan, pada dasarnya mereka mempromosikan diri untuk naik

kelas.

Perilaku bertanggung jawab adalah menerima akuntabilitas dan

mencerminkan adanya kematangan. Penerimaan tanggung jawab adalah cerminan

dari sikap kita dan lingkungan dimana kita berada. Kebanyakan manusia begitu

cepat mengklaim telah berbuat bilamana sesuatu berjalan sesuai rencana, namun

sangat sedikit manusia yang mau menerima tanggung jawab bila sesuatu berjalan

salah. Seorang yang tidak bertanggung jawab tidak perlu diberi tanggung jawab.

Perilaku bertanggung jawab harus ditanamkan secara benar sejak masa kanak-

kanak. Ia tidak bisa diajarkan tanpa kepedulian.

Untuk menjadi orang yang bertanggung jawab, maka manusia harus

menghentikan kebiasaan suka melempar kesalahan. Manusia yang tidak

bertanggung jawab biasanya suka menyalahkan orang tua mereka, guru, genetik,

Tuhan, nasib, keberuntungan, dn sebagainya atas kesalahan yang muncul.

2.Langkah 2 Penuh Pertimbangan

Ada sebuah cerita tentang seorang anak laki-laki yang mampir di kedai es

krim. Di sebuah meja ia duduk dan bertanya kepada pelayan: “Berapa harga

sebuah ice cream cone?” Pelayan itu menjawab: “Lima ribu rupiah.” Anak laki-

laki itu menghitung uang di kantungnya. Kemudian ia bertanya, berapa harga es

krim yang lebih kecil. Si pelayan dengan tidak sabar menjawab, “Tiga ribu

rupiah.” Lantas si anak itu mengatakan, “Saya pesan es krim yang kecilsaja.”

Setelah mendapatkan es krim yang dipesan dan membayar, dia pergi. Saat si

pelayan mengambil nampan yang sudah kosong, dia tersentuh. Di bawah bukti

pembayaran terdapat uang tip Rp 1000. Rupanya, si anak laki-laki tadi memiliki

pertimbangan terhadap si pelayan sebelum memesan es krim. Ia menunjukkan

adanya sensitivitas dan kepedulian. Dia berpikir tentang orang lain pertama kali

ketimbang dirinya.

Sungguh dunia ini akan sangat indah bila semua orang berpikir seperti si

anak kecil tadi. Orang-orang akan menunjukkan adanya pertimbangan,

penghormatan, dan kesopanan terhadap orang lain.

3. Langkah 3 Berpikir sama-sama menang

Perilaku lebih lanjut dari sikap penuh pertimbangan membuat setiap orang

berpikir dan bertindak dengan prinsip sama-sama menang (win-win). Saat kita

melayani pelanggan, keluarga kita, bos perusahaan dn karyawan, saat itulah

secara otomatis kita meraih kemenangan. Hasilnya adalah kebahagiaan,

kesejahteraan, kegembiraan, dn ketulusan.

4. Langkah 4 Pilihlah kata-kata secara hati-hati

Orang-orang yang bercerita tentang apa yang disukainya biasanya diakhiri

dengan apa yang tidak ia sukai. Tapi cobalah untuk bertindak taktis. Taktik adalah

memilih kata-kat secara hati-hati danmengetahui sampai sejauh mana ia sebaiknya

diucapkan. Itu juga berarti, mengetahui apa yang harus diucapkan dan apa yang

sebaiknya tidak perlu diucapkan. Kata-kata mencerminkan sikap. Ucapan bisa

melukai perasan danmenghancurkan hubungan. Lebih banyak jumlah orang yang

terluka karena pemilihan kata-kata yang tidak tepat daripada bencana

alam.pilihlah apa yang akan anda ucapkan ketimbang mengucapkan apa yang and

pilih. Itulah perbedaan antara kebijakan dan kedunguan.

Pembicaraaan berlebihan tidak berarti komunikasi. Berbicaralah lebih sedikit;

berkatalah lebih banyak.

5. Jangan selalu mengkritik dan komplain

Umumnya kritik bermakna negative, oleh sebab itu orang yang melulu

mengkritik tidak baik. Saat irang dikrituk, ia akan menjadi defensive. Tidak

berarti kita tidak boleh mengkritik. Kritik haruslah bersifat positif, kritik yang

membangun.

Kritik positif adalah Kritik yang disampaikan dengan semangat penuh

utnukmembantu, bukan untuk menjatuhkan. Tawarkan solusi dalam kritik yang

anda sampaikan. Kritiklah perilaku bukan pribadi seseorang. Sebab, saat kita

mengkritik pribadi seseorang, kita melukai kepercayaan dirinya. Selama tindakan

mengkritik tidak menimbulkan kenikmatan kepada pengkritik itu sendiri, hal itu

tidak masalah. Tapi, kalau anda merasa nikmat dengan menyampaikan kritik,

berhentilah melakukannya.

Ada beberapa usulan dalam memberikan kritik membangun: jadilah pelatih

untuk meningkatkan kinerja orang lain, landasi tindakan anda dengan pengertian

dan kepedulian, bersikap korektif bukan memvonis, cobalah spesifik (hindarkan

ucapan “Anda selalu…” atau “Anda tidak pernah…”), kritiklah dengan benar,

jangan mengkritik di depan publik, kritiklah kinerjanya bukan orangnya, dan

seterusnya.

Menerima kritik. Sangat mungkin kita menerima kritik dari orang lain, baik

yang bisa diterima maupun yang tidak. Orang-orang terhebat di dunia pasti pernah

dan, bahkan, kenyang dikritik. Kritik yang bisa diterima akan sangat berguna

sebagai umpan balik yang positif. Kritik yang tidak bisa diterima sebetulnya

sebuah komplimenn tersembunyi. Umumnya orang membenci pemenang. Jika

seseorang tidak suskes, biasanya tidak banyak kritik yang meluncur karena tidak

ada yang perlu dikritik.

Jika anda tidak mau dikritik, itu sama artinya anda tidak berbuat apa-apa,

tidak berkata apa-apa atau tidak memiliki apa-apa. Anda akan benar-benar tidak

menjadi apa-apa.

Kritik yang tidak bisa diterima biasanya bersumber dari dua hal:

a. Pengabaian. Jika kritik muncul dari sikap pengabaian, itu dengan mudah

bisa dihapus atau dikoreksi dengan membangun kesadaran;

b. Iri. Bilamana kritik muncul dari sikap iri, ambilah dia sebagai pujian

tersembunyi. Kritik yang tidak bisa diterima muncul karena orang lain

ingin berada pada posisi anda saat ini.

Ketidakmampuan menerima kritik membangun adalah sinyal rendahnya

kepercayaan diri. Biasakan untuk menerima kritikan dengan menganggapnya

sebagai penyemangat, belajarlah dari kritik, terimalah denagn pikiran terbuka, dan

berterima kasihlah kepada orang yang menyampaikan kritik positif. Orang yang

memiliki kepercayaan diri tinggi menerima kritik positif untuk menjadi lebih baik,

bukan malah menjadi sewot. Persoalannya, manusia lebih suka dipuji,dan merasa

kalah bila kemudian dikritik.

Komplain. Beberapa orang menjadi tukang komplain yang akut. Setiap hari

adalah hari yang buruk. Semua serba terlalu, tidak ada yang pas. Mereka bahkan

tetap komplain kendati semuanya berjalan baik. Kenapa tabiat suka komplain itu

tidak baik, Karena 50% manusia tidak peduli jika anda mendpatkan masalah dan

50% lagi merasa gembira jika anda mendapat masalah. Tidak ada manfaat dari

sikap suka komplain. Ia sudah menjadi sifat bawaan. Sama seperti kritik, bukan

berarti kita tidak boleh mengkomplain. Komplain pun ada yang bersifat

membangun dengan menunjukkan kepedulian dan memberikan kesempatan kedua

untuk memperbaiki diri.

6.Tersenyum dan bersikap baik

Keriangan mengalir dari orang yang sehat. Sebuah senyuman bias palsu tapi

juga bias sangat tulus. Kuncinya bagaimana memiliki senyuman yang tulus. Lebih

banyak energi atau tenaga yang dibutuhkan untuk bersikap cemberut ketimbang

tersenyum. Senyuman meningkatkan nilai seseorang. Ia cara termurah untuk

meningkatkan nilai seseorang. Wajah yang selalu tersenyum selalu disambut

hangat. Pokoknya, untuk tersenyum itu tidak butuh biaya, tetapi sebaliknya

menghasilkan banyak hal.

7.Terjemahkan secara positif perilaku orang lain

Dalam keadaan dimana ketiadaan fakta-fakta memadai, manusia secara

inisiatif membuat interpretasi negative terhadap tindakan atau sikap tidak

bertindak orang lain. Banyak orang menderita paranoia. Mereka berpikir dunia

tidak bersahabat. Itu nggak bener. Dengan memulai secara positif, kita memiliki

kesempatan yang lebih baik untuk membangun kepribadian yang menyenangkan

dan berujung pada terciptanya hubungan yang baik.

Misalnya, sering kita mencoba menghubungi seseorang ke ponsel mereka,

maupun dengan mengirim pesan singkat, tetapi tidak kunjung ditelpon balik atau

dijawab. Setelah beberapa hari, secara otomatis kita menyimpulkan, orang itu

mengabaikan diri kita, tidak peduli, dan sebagainya. Semuanya serba negative.

Tapi, kita tidak pernah berpikir dengan sikap empati. Bias saja ia sudah

berusaha menghubungi balik, tetapi gagal; pesan balasan yang dikirim tidak

sampai; dia dalam keadaan darurat; pesan tersebut justru tidak pernah

diterimanya. Ada banyak kemungkinan di balik itu.

8. Jadilah pendengar yang baik

Apa perasaan anda saat anda ingin didengarkan orang lain, orang tersebut

malah lebih banyak menyerocos dengan menyampaikan pikirannya sendiri?

Banyak sekali kejadian di mana mereka melakukan interupsi di setiap penggalan

ucapan anda, mereka tidak sabar dan langsung saja mengakhiri setiap kalimat

yang anda sampaikan, mereka secara fisik ada tetapi secara mental tidak ada,

mereka mendengarkan tetapi tidak memperhatikan, mereka membuat

kesimpulan yang tidak terkait dengan fakta yang ada.

Saat semua kejadian di atas terjadi, Anda pasti merasa diingkari

keberadaannya, ditolak, dicuekin, tidak penting, kecil, diabaikan, bodoh, tidak

berharga, dihina, dan seterusnya. Scenario buruk ini harus diubah total. Jangan

ikuti perilaku seperti ini. Jadilah pendengar yang baik. Anda akan merasa

penting, disambut hangat, puas, dipedulikan, hebat, gembira, dan termotivasi bila

apa yang anda bicarakan didengarkan orang lain.

Mau mendengarkan orang lain menunjukkan kepedulian. Saat anda

menunjukkan kepedulian kepada orang lain, orang itu akan merasa penting. Saat

ia merasa penting, ia akan termotivasi dan lebih mudah menerima ide anda.

9. Bersemangatlah

Antusiasme dan sukses adalah dua hal yang saling terkait, tetapi antusiasme

harus lebih dulu ada. Antusiasme memunculkan percaya diri, meningkatkan

semangat, membangun loyalitas, dan tidak ternilai harganya. Antusiasme itu

bersifat menyebar. Anda akan merasa antusias dengan cara orang berbicara,

berjalan, atau berjabatan tangan. Antusiasme adalah kebiasaan yang bias

diperoleh dan dipraktikkan oleh setiap orang. Hiduplah saat masih merasa hidup.

Jangan merasa mati sebelum anda mati betulan. Antusiasme dan hasrat adalah

factor utama yang mampu mengubah sesuatu yang bersifat biasa-biasa saja

menjadi ekselen.

10. Berikan apresiasi jujur dan tulus

Psikolog terkemuka William James mengatakan, “Satu hasrat terdalam dari

manusia adalah keinginan untuk dihargai. Perasaan menjadi orang yang tidak

diharapkan sangat menyakitkan.”

Seringkali kita memberikan sesuatu kepada orang lain karena tidak bisa

menghabiskan waktu dengan mereka. Barang-barang berharga sebagai

pemberian tak ubahnya hanya sebuah kompensasi. Namun, pemberian yang

sesungguhnya adalah bilamana Anda memberikan sesuatu yang paling dalam

dari diri Anda.

Penghargaan yang tulus adalah salah satu pemberian terbesar yang bisa

diberikan kepada orang lain. Hal itu membuat seseorang merasa penting. Hasrat

untuk merasa penting itu merupakan hal paling mendasar di dalam kemanusiaan.

Hasrat semacam itu bisa menjadi sebuah motivator besar.

Supaya efektif, sebuah apresiasi harus memenuhi kriteria berikut :

a. Harus bersifat spesifik.

Bila Anda berkata kepada seorang karyawan karena telah bekerja

dengan baik, dan dia lantas pergi, apa yang ada di dalam pikirannya?

Pasti dia bertanya-tanya di bidang apa dia telah bekerja dengan baik.

Dia akan bingung. Tetapi kalau dikatakan, “Cara Anda menangani

nasabah yang sulit sangat hebat,” maka dengan pasti dai tahu alasan

kenapa ia mendapat penghargaan.

b. Harus segera.

Efektivitas penghargaan akan sirna dengan berjalannya waktu.

Jangan memberi penghargaan terlalu lama selangnya dengan kejadian.

c. Harus dilakukan dengan tulus.

Penghargaan itu harus berasal dari hati. Buatlah setiap patah kata

menjadi penuh arti. Apa bedanya penghargaan dengan sanjungan?

Perbedaannya terletak pada ketulusan. Penghargaan datang dari hati,

dan sanjungan berasal dari mulut.

d. Jangan masukkan kata-kata tetapi saat memberi pujian.

Dengan menghilangkan kata-kata penghubung tetapi, Anda berarti

menghilangkan penghargaan. Gunakan dan, sebagai tambahan terhadap

hal itu, atau kata penghubung yang pas lainnya. Katakanlah, “Saya

menghargai usaha Anda dan maukah Anda….” ketimbang “Saya hargai

upaya Anda tetapi….”

e. Setelah memberikan penghargaan, janganlah Anda mengharapkan

ucapan terima kasih atau balasan lainnya. Mengharapkan balasan

bukanlah tujuan dari penghargaan.

11. Saat berbuat kesalahan, seseorang mengakui dan mengubahnya

Beberapa orang hidup dan belajar, sementara orang lain hidup dan tidak

pernah belajar. Kesalahan untuk dipelajari. Kesalahan terbesar yang dibuat

seseorang adalah dengan mengulangi perbuatannya. Jangan suka menyalahkan

dan mencari-cari alasan. Jika Anda sadar berbuat salah, terimalah kesalahan itu

dan minta maaflah. Jangan menolaknya mati-matian.

12. Saat orang lain meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya, ucapkan

selamat dan jangan permalukan. Kalau kita tidak mempermalukan, maka harga

diri orang itu tidak diusik.

13. Berdiskusi tetapi bukan adu argumentasi

Ada beberapa orang yang dicap suka berargumentasi yang terlihat dalam

perilaku dan hubungan mereka. Argumentasi bisa dihindari dan banyak sakit hati

yang bisa dicegah dengan sedikit sikap hati-hati. Cara terbaik memenangkan

argumen adalah dengan menghindarinya. Sebuah argumen adalah sesuatu yang

tidak pernah dimenangkan. Bilamana Anda menang, maka Anda kalah.

Sebaliknya, jika Anda kalah, Anda kalah. Suka berargumentasi menunjukkan

ego yang tinggi.

Adu argumentasi mirip pertempuran di wilayah kekalahan. Kendati Anda

menang, biayanya boleh jadi lebih besar daripada nilai kemenangan itu.

Pertempuran emosional meninggalkan bekas-bekas luka, meskipun Anda

memenangkannya.

14. Jangan menggosip

Ingatlah, orang yang bergosip dengan Anda juga akan menggosipkan Anda

saat Anda tidak bersamanya. Menggosip dan berbohong sangat berhubungan

erat. Gosip lebih peduli tentang apa yang dilebih-lebihkan daripada apa yang

sebenar-benarnya didengar. Gosip adalah seni menyampaikan kebohongan.

Gosip bisa mengarah kepada pembunuhan karakter. Orang yang mendengar

gosip sama bersalahnya dengan orang yang menggosip. Biasanya, orang yang

menggosip akan termakan ocehannya sendiri.

15. Ubah janji menjadi komitmen

Apa perbedaan antara sebuah janji dengan sebuah komitmen? Sebuah janji

adalah pernyataan keinginan. Sebuah komitmen adalah janji yang selalu

dipegang apapun yang terjadi – selama tidak ilegal dan amoral. Komitmen

menunjukkan karakter dan menuju kepada kepastian.

Hubungan yang tidak didasari komitmen sangat dangkal dan bias. Sifatnya

hanya sesaat. Tidak ada yang berusia panjang tanpa adanya komitmen.

Ringkasnya, komitmen identik dengan pernyataan berikut : “Saya bisa diprediksi

meskipun dalam kondisi masa depan yang tidak bisa diprediksi.”

16. Berterimakasihlah tetapi jangan berharap balasan

Berterimakasih adalah sebuah kata-kata indah. Kita harus terbiasa berterima

kasih. Kebiasaan ini akan meningkatkan kepribadian dan membangun karakter.

Biasa berterima kasih tidak membuat diri kita menjadi rendah. Ia disalurkan

dalam bentuk sikap kita terhadap orang lain dan tercermin dalam perilaku kita.

Suka berterima kasih tidak berarti mengharapkan orang lain akan membalasnya.

Sebab, sejatinya, berterima kasih bukanlah sebuah tindakan memberi dan

menerima. Tindakan-tindakan seperti kebaikan, pengertian, dan kesabaran tidak

bisa dibayar kembali.

Apa pelajaran terpenting dari suka berterima kasih? Ia mengajarkan kita

tentang seni bekerja sama dan memahami orang lain. Berterima kasih haruslah

tulus. Sebuah ucapan terima kasih yang tulus sungguh berharga. Seringkali kita

lupa berterima kasih kepada orang-orang terdekat dengan kita, seperti pasangan,

sanak famili dan teman-teman. Sikap berterima kasih berada pada posisi teratas

dalam pembentukan karakter dan kepribadian seseorang dengan integritas. Sikap

ego bertolak belakang dengan sikap suka berterima kasih. Dengan suka

berterima kasih dan rendah hati, tindakan-tindakan terbaik akan datang dengan

sendirinya.

17. Jadilah orang yang memiliki ketergantungan dan bersikap loyallah

Pepatah kuno mengatakan, satu kilogram loyalitas jauh lebih berharga

daripada puluhan kilogram kepintaran. Kebisaan atau kemampuan adalah

penting, tetapi sikap saling ketergantungan jauh lebih penting. Bila Anda punya

orang yang memiliki semua kebisaan, tetapi dia tidak merasa tergantung dengan

orang lain, apakah Anda mau menjadikannya sebagai bagian dari tim Anda?

Tentu saja tidak, bukan?

18. Mau memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain

Sering kita mendengar ungkapan, saya bisa memaafkan tetapi saya tidak

bisa melupakannya. Pada saat seseorang menolak untuk memaafkan, ia menutup

pintu-pintu yang suatu kali harus dia buka. Jika kita mempertahankan sikap

enggan memaafkan, itu sama artinya dengan membiarkan diri kita tersakiti oleh

sikap itu.

19. Praktikkan kejujuran, integritas, dan ketulusan

Kejujuran berarti apa adanya, tidak melebih-lebihkan, tidak mengurangi,

tidak pula berdusta. Jadilah oang yang punya reputasi terpercaya. Jika ada satu

kunci dalam membangun hubungan di rumah, di kantor, atau di masyarakat,

maka itu adalah integritas. Kejujuran menginspirasikan keterbukaan,

kehandalan, dan ketulusan. Hal itu menunjukkan adanya rasa hormat terhadap

orang lain.

Kejujuran berada di dalam diri manusia, bukan sesuatu yang bisa dibuat-

buat. Kebohongan bisa saja memiliki kecepatan, tetapi kebenaran memiliki daya

tahan. Integritas adalah hal yang ditemukan dalam karakter seseorang, bukan

pada pernyataan-pernyataan.

20. Bersikaplah rendah hati

Rasa percaya diri tanpa sikap rendah hati sama artinya dengan arogan. Sikap

rendah hati adalah fondasi dari berbagai karakter baik dari manusia. Ia adalah

pertanda kebesaran seseorang.

Kesuksesan dan sikap rendah hati berjalan saling beriringan. Kesuksesan

dengan arogansi hanya berumur pendek, dan akan berakhir dengan kehinaan.

Namun kesuksesan dan sikap rendah hati akan bersifat langgeng dan menghantar

manusia kepada kebesaran. Sering orang mengatakan, manusia-manusia besar

selalu mempraktikkan dua hal : bersikap sederhana dan selalu rendah hati.

21. Berusahalah menjadi orang yang mengerti dan peduli

Dalam berhubungan dengan orang lain, seringkali kita membuat kesalahan

dan kadang-kadang tidak peka dengan kebutuhan orang lain – utamanya kepada

orang-orang terdekat dengan kita. Semuanya ini hanya menyebabkan

kekecewaan dan kebencian. Kunci dalam menangani kekecewaan adalah dengan

mengerti terhadap orang lain.

Ada banyak kelebihan dari sikap peduli terhadap orang lain, melebihi

sekadar menjadi orang yang baik. Kepedulian akan mengembangkan niat baik

sebagai salah satu jaminan seseorang memilikinya, dan hal itu tidak

menimbulkan biaya apapun.

Banyak orang yang mengganti kepedulian dan pemahaman dengan uang.

Memahami orang lain jauh lebih penting dari sekadar uang, dan cara terbaik

untuk dimengerti adalah dengan memahami orang lain. Dan basis utama

komunikasi juga kemauan untuk memahami orang lain.

22. Untuk punya kawan, jadilah kawan yang baik

Dalam keseharian, kita selalu berusaha mencari perusahaan yang tepat,

karyawan yang tepat, pasangan, ayah, anak yang tepat, dan seterusnya. Kita lupa

bahwa diri kita juga harus menjadi orang yang tepat. Pengalaman menunjukkan,

tidak seorangpun yang sempurna. Kalau Anda hidup mencari yang serba

sempurna, Anda akan kecewa karena setiap orang memiliki kelebihan dan

kekurangan. Banyak orang yang bercerai dan menikah lagi menemukan bahwa

masalah pada pasangan pertama tidak terdapat pada pasangan terbaru, tetapi

muncul masalah baru yang tidak ditemukan pada pasangan pertama. Dalam

setiap hubungan harus ada pengorbanan, saling mengerti, dan saling mendukung.

E. Asyiknya Punya Kepribadian Positif

1. Mampu mengendalikan emosi

Tingkat stabilnya seseorang yang ketika ia terpancing oleh emosi yang dapat

menjatuhkannya itu bisa dikatakan ia semakin matang, semakin matang ia bisa

mengendalikan emosinya maka semakin stabil pula kepribadiannya. Coba lihat

sebuah contoh orang yang ketika ia tidak dapat mengendalikan emosinya ketika

marah, apa yang akan terjadi? Pasti ia akan terhalang untuk berkomunikasi

dengan orang sekitarnya.

2. Mampu memupuk kepercayaan diri

Jika hal ini ada maka kualitas seseorang itu akan semakin bagus. Dengan

kepercayaan diri yang tinggi bisa membuat seseorang bisa menghadapi sesuatu

hal itu tanpa ada tekanan, karena ia percaya dengan dirinya. Apalagi bila sebuah

tantangan menghadangnya tanpa diketahui, ia pasti bisa menghadapinya.

3. Mampu bersosialisasi dan beradaptasi

Sepanjang apa kesuksesan seseorang bisa diukur dari hal ini. Coba lihat

bagaimana ISLAM akan tersebar jika tidak ada kata “Sosialisasi”, kemampuan

seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Orang yang mampu bersosialisa

dan beradaptasi takkan stress,

4. Mampu mengatasi konflik/masalah

Tidak bisa dipungkiri kalau masalah/konflik itu selalu ada di setiap

lingkungan, baik di lingkungan umum maupun di dalam sebuah keluarga.

Semakin bagus dia bisa mengatasi konflik dengan jalan keluar yang terbaik

maka semakin positif kepribadiannya.

5. Bersikap Fleksibel

Bersikap fleksibel atau tidak kaku. Artinya, Seseorang itu tidak boleh

bersikap kaku. Hal ini sangat penting ketika sebuah masalah datang dan

membuat kita kehilangan kendali dan bingung untuk mengatasinya.

Bingung dimasukin atau enggak

Pribadi Positif Memiliki Penghargaan Diri yang Sehat

Penghargaan diri memengaruhi cara seseorang memandang dirinya, secara negatif

atau positif. Selain juga turut memengaruhi hubungannya dengan orang lain. Setiap

individu, mengalami pasang surut penghargaan diri. Terkadang seseorang menghargai

dirinya terlalu berlebihan, sehingga merasa ia lebih baik dari orang lain. Ada kalanya,

individu melihat dirinya dari sudut pandang negatif, sehingga ia memiliki

penghargaan diri rendah.

Penghargaan diri memengaruhi cara seseorang memandang dirinya, secara negatif atau

positif. Selain juga turut memengaruhi hubungannya dengan orang lain. Setiap individu,

mengalami pasang surut penghargaan diri. Terkadang seseorang menghargai dirinya

terlalu berlebihan, sehingga merasa ia lebih baik dari orang lain. Ada kalanya, individu

melihat dirinya dari sudut pandang negatif, sehingga ia memiliki penghargaan diri

rendah. Nah, setiap individu perlu memiliki penghargaan diri yang sehat.

Individu dikatakan memiliki penghargaan diri yang sehat, jika ia tidak menempatkan

dirinya superior dibandingkan orang lain dan cenderung arogan. Selain juga ia tidak

melihat dirinya lebih rendah, hanya melihat sisi kelemahan dalam dirinya dan

menganggap orang lain lebih baik darinya. Kepribadian positif dengan penghargaan diri

yang sehat artinya, Anda memiliki keseimbangan diri. Anda memiliki persepsi positif

terhadap diri sendiri, mampu melihat kemampuan diri, dan punya penghargaan atas orang

lain.

Setiap individu perlu mengupayakan agar memiliki penghargaan diri yang sehat.

Pasalnya, penghargaan diri memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Setiap orang penting

untuk belajar menyintai dan menghargai dirinya, menerima kelemahan dan kesalahan.

Dengan begitu, ia lebih mampu menghargai orang lain di sekitarnya. Penghargaan atas

orang lain ini jelas memengaruhi relasi sosialnya.

Sejumlah hal positif didapatkan dengan memiliki penghargaan diri yang sehat di

antaranya:

* Cenderung tidak mengalami perasaan putus asa, tak berharga, rasa bersalah

berkepanjangan dan perasaan rendah diri.

* Lebih tegas dalam mengekspresikan kebutuhan dan pendapat.

* Lebih percaya diri dalam membuat kebutuhan.

* Memiliki hubungan yang lebih sehat, jujur dan nyaman,

* Lebih realistis dalam mewujudkan mimpi, dan tidak menuntut diri sendiri berlebihan.

* Berkepribadian lebih tenang, mampu menghadapi stres.

* Memiliki mental yang lebih sehat, sehingga tak mengalami berbagai masalah yang

dipengaruhi masalah mental seperti gangguan makan, depresi, kecemasan dan kecanduan

terhadap sesuatu.

Menjadi Pribadi yang Positif Itu Tidak Mudah

Ketika seorang dokter menyatakan, bahwa beberapa bagian dari anggota tubuh kita sudah

tidak berfungsi lagi, maka jalan satu-satunya adalah membuangnya secara paksa.

Misalnya, kedua tangan dan kaki kita harus diamputasi karena sudah tidak berfungsi lagi

akibat penyakit tertentu. Jika tidak, maka hal itu dapat menyebabkan anggota tubuh yang

lain mengalami nasib yang sama atau bahkan dapat merenggut nyawa, yaitu membawa

seseorang kepada jalan kematian.

Menyakitkan memang tapi harus dilakukan demi sebuah kebaikan. Bahkan mungkin

sebelum team dokter melakukan proses operasi, pribadi yang bersangkutan pasti

merasakan tekanan batin yang sangat mendalam, menyesali nasibnya, menangis dan

merintih dengan suara yang keras, dan bahkan kehilangan harapan hidup. Saya kira

begitulah gambaran ekstrimnya tentang sebuah proses seseorang untuk menjadi pribadi

yang positif.

Untuk menjadi pribadi yang positif, seseorang harus berani membayar harga sebuah

penderitaan yang sangat menyakitkan dirinya. Menjadi pribadi yang positif adalah sama

halnya dengan memangkas ranting-ranting yang tidak menghasilkan buah kebaikan

dalam diri pribadi yang bersangkutan. Jika kebiasaan buruk atau negatif sudah menjadi

sabahat karib dalam kurun waktu tertentu, yang dipelihara dan dilindungi, tetapi tiba-tiba

harus dipangkas secara paksa, kemudian harus diganti dengan kebiasaan-kebiasaan yang

positif atau yang mendatangkan kebaikan dalam pribadi yang bersangkutan.

Mengganti pikiran yang negatif dengan pikiran yang positif adalah tidak semudah

melepaskan pakaian yang kotor kemudian mengantinya dengan pakaian yang bersih dan

baru. Melainkan harus berani mengambil sebuah keputusan pribadi, yaitu merendam

pakaian yang kotor tersebut dengan deterjen supaya kotorannya terangkat, kemudian

menyikatnya dengan sikat kain dan mencucinya berulang-ulang dengan air yang jernih

hingga menjadi bersih.

Pada intinya, hidup manusia itu bersih, tetetapi kecenderungan manusia untuk

mengotorinya adalah lebih besar dari pada memeliharanya. Misalnya, nilai kebaikan

seorang perampok adalah setara dengan nilai kebaikan orang-orang yang suka berbuat

baik sebelum mereka menjadi seorang perampok. Tetapi dalam perjalanan selanjutnya,

kedua kelompok tersebut memilih jalan yang berbeda, yaitu ada yang menyimpang ke

kiri dan ada yang menyimpang ke kanan. Tetapi mereka yang memilik ke kanan telah

menemukan jalan yang lurus dan membahagiakan. Sedangkan mereka yang memilih ke

kiri pada akhirnya mengalami jalan buntu atau stagnasi. Maka tidak ada jalan lain selain

berbalik arah dan mencari persimpangan di mana mereka terpisah sebelumnya. Tetapi

tidak semua dari mereka yang memilih jalan ke kiri itu bersedia untuk kembali ke jalan

semula dan mengikuti jalan ke kanan. Melainkan ada yang memilih untuk tetap bertahan

dan tinggal di jalan buntu tersebut karena sudah terlanjur jauh untuk kembali.

Dalam kehidupan manusia Tuhan telah menanamkan sifat-sifat atau nilai-nilai kebaikan

yang mulia dan luhur. Tetapi serentak dengan itu, Tuhan tidak membuang kecenderungan

jahat atau buruk yang ada pada manusia, dan itulah yang disebut dengan keterbatasan.

kemungkinan hal itulah membedakan antara manusia dan Tuhan, yaitu manusia terbatas

dan Tuhan tak terbatas.

Selanjutnya, karena Tuhan memperlakukan manusia sebagai makhluk yang demokratis,

yaitu memiliki kebebasan untuk memilih. Selanjutnya, karena Tuhan telah menanamkan

nilai tanggung jawab dalam diri manusia, jadi apapun yang dilakukannya harus

dipertanggungjawabkannya kepada dirinya sendiri, kepada sesamanya dan terlebih

kepada Tuhan. Artinya, apapun risiko atau akibatnya manusia harus berani dan bersedia

menerimanya demi sebuah pribadi yang positif. Saya kira ketiga alasan itu sangat masuk

akal dan dapat dipertanggung jawabkan secara teologis, tetapi tidak menutup

kemungkinan juga akan berbeda dengan maksud Tuhan.

Untuk menjadi pribadi yang positif adalah dibutuhkan kecerdasan intelektual yang tinggi,

kecerdasan emosional yang melibatkan hati nurani, dan sikap pemberani untuk

menyatakan ini baik dan itu jahat bagi diri sendiri dan sesama serta ajaran Tuhan. Untuk

menjadi pribadi yang positif juga dibutuhkan cara pandang yang tajam, visioner, luas dan

beragam, tetapi fokusnya tetap satu, yaitu nilai kebaikan yang tidak merugikan pihak

manapun. Karena segala sesuatu yang baik adalah berasal dari kebaikan. Dengan kata

lain, kebaikan tidak mungkin dihasilkan oleh kejahatan, sebab keduanya memiliki

substansi yang sangat berbeda atau tidak ada kesamaan sedikitpun. Itulah sebabnya,

pribadi yang positif adalah pribadi yang berfokus pada hal-hal yang positif, baik, kuat,

dan mulia atau luhur.