LAPORAN
UJI KANDUNGAN GLUKOSA DALAM URINE DENGAN BENEDICT
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Semester II Diploma
IV Keperawatan
Disusun Oleh :
Ad Dieni Ulya Sholicah ( P07120214001 )
Endah Novitasari ( P07120214008 )
Haffisa Alfit Linasih ( P07120214010 )
Herlina Tri Astuti ( P07120214013 )
Nissa Kurniasih ( P07120214023 )
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2015
UJI KANDUNGAN GLUKOSA DALAM URINE DENGAN BENEDICT
A. Tujuan
Untuk mengetahui kandungan glukosa dalam urin
B. Dasar Teori
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga
beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin
disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya
dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut
berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan
dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial.
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang
penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul
pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan
berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar
tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis.
Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk
tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.
Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin
seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan
dalam urin orang yang sehat. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa
seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.Urin atau air seni adalah cairan yng
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi.
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa
disakarida seperti laktosa dan maltosa. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi
dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi
keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena
memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa
dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi
benedict. Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan
glukosa. Urine yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit
diabetes. Jika urine diketahui mengandung gula pereduksi, pengujian lebih jauh
harus dilakukan untuk memastikan jenis gula pereduksi apa yang terdapat dalam
urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit diabetes.
Prinsip uji benedict adalah glukosa yang memiliki gugus aldehid/ keton bebas
mereduksi ion kupri dalam suasana alkalis membentuk kuprooksida yang tidak larut
dan berwarna merah bata. Banyaknya endapan merah bata sebanding dengan
jumlah glukosa yang terdapat didalam urin.
C. Alat dan Bahan
1. Lampu Bunsen
2. Korek api
3. Pipet tetes
4. Urin segar
5. Rak tabung reaksi
6. Tabung reaksi
7. Reagen benedict
8. Penjepit tabung reaksi
D. Cara Kerja
a. Untuk urin penderita Diabetes Militus
1. Memasukkan urin sebanyak 2 ml ( 8-12 tetes ) ke dalam tabung reaksi
2. Menambahkan 15 tetes reagen benedict ke dalam urin.
3. Melakukan pemanasan selama 1-2 menit.
4. Mengamati perubahan warna dan endapan yang terjadi.
b. Untuk urin normal
1. Memasukkan urin sebanyak 2 ml ( 8-12 tetes ) ke dalam tabung reaksi
2. Menambahkan 15 tetes reagen benedict ke dalam urin.
3. Lalu, menambahkan larutan glukosa 4 tetes ke dalam urin
4. Melakukan pemanasan selama 1-2 menit.
5. Mengamati perubahan warna dan endapan yang terjadi.
E. Hasil Pengamatan
SampelWarna
Sebelum ditetesi benedict Setelah ditetesi benedict
I Kuning jernih Orange
II Kuning jernih Orange
Keterangan :
Sampel I : urin penderita Diabetes Militus
Sampel II : urin normal + larutan glukosa 2 %
F. Pembahasan
Praktikum kali ini memeriksa kadar glukosa dalam urin
dengan uji Benedict. Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui
kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis
monosakarida salah satunya adalah glukosa. Sehingga uji Benedict dapat
dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine yang
mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes.
Prinsip uji benedict adalah glukosa yang memiliki gugus aldehid atau keton
bebas yang dapat mereduksi ion kupri dalam suasana alkalis membentuk
kuprooksida yang tidak larut dan berwarna merah bata. Banyaknya endapan merah
bata sebanding dengan jumlah glukosa yang terdapat didalam urin. Seperti dalam
tabel di bawah ini yang menjelaskan bahwa warna yang diciptakan dari uji Benedict
menggambarkan kadar glukosa yang terdapat dalam urin.
WarnaPenilai
anKadar Keterangan
Biru jernih - 0 Negative diabetes
Hijau + < 0,5% Berpotensi Diabetes
Endapan kuning
kehijauan++ 0,5-1% Waspada Diabetes
Endapan jingga +++ 1-2% Diabetes
Endapan merah
bata++++ >2% Diabetes berat
Dari hasil praktikum yang didapat warna dari urin yang telah
diberi perlakuan uji Benedict, menunjukkan bahwa pada sampel I
urin menunjukkan perubahan warna menjadi warna merah bata
dan ada endapannya yang berarti urin tersebut kadar glukosanya
>2%. Hal ini menandakan bahwa sampel I memiliki penyakit
diabetes tipe berat. Namun, pada percobaan sampel II didapat
hasil perubahan warna dari kuning jernih menjadi jingga da nada
endapannya, itu berarti menunjukkan bahwa kadar glukosa dalam
urin tersebut adalah 1-2%. Hal ini menandakan bahwa sampel II
memiliki penyakit diabetes.
G. Kesimpulan
1. Untuk menentukan kadar glukosa dalam urin dapat dilakukan
uji Benedict
2. Kadar glukosa yang didapat pada urin normal yang telah
ditambah glukosa 2% sebanyak 4 tetes adalah 2%. Sedangkan
urin pada klien penyakit Diabetes Militus tanpa ditetesi glukosa
2% kadarnya sama yaitu 2%.
DAFTAR PUSTAKA