KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa, karena atas
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ‘’INTERAKSI SOSIAL
dalam KEPERAWATAN’’ ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini di buat dengan sumber dari buku Komunikasi dalam
Keperawatan:Teori dan Aplikasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini .
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
kita semua, dan dapat menambah pengetahuan serta pemahaman kita tentang konsep
interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam keperawatan.
Palangka Raya , 11 Oktober 2011
Penyusun
i
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial sekaligus individual. Sebagai makhluk sosial,
manusia memiliki keinginan atau dorongan sosial untuk hidup dan berhubungan dengan
orang lain dalam rangka mempertahankan hidupnya. Sebagai makhluk individual,
manusia memiliki dorongan untuk mengadakan hubungan dengan diri sendiri dalam
rangka mengevaluasi dirinya sendiri. Selain itu, manusia juga harus berinteraksi dengan
lingkungan tempat ia berada karena lingkungan memengaruhi seseorang dalam
mengembangkan, memenuhi sesuatu yang ia butuhkan.
Demikian pula di lingkungan pelayanan kesehatan, ada beberapa macam jenis
karakter dan sifat manusia, baik sebagai klien perawat maupun sebagai keluarga klien.
Disinilah perawat sebagai makhluk individual harus mampu berhubungan dengan diri
sendiri, untuk mengintropeksi diri dan mengevaluasi dirinya sendiri. Bagaimana
seharusnya “dia” menempatkan diri sebagai seorang pelayan kesehatan, serta apa
tindakan yang harus “dia” lakukan dalam memberikan pelayanan kepada orang banyak
dengan karakter yang berbeda-beda agar pelayanannya dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu, seorang perawat harus mampu berinteraksi secara baik
dengan kliennya, dirinya sendiri, serta juga dengan lingkungannya. Berlangsungnya
hubungan individu dengan individu lain dan lingkungannya adalah untuk menyesuaikan
diri secara timbal balik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang dapat dibahas dalam
makalah ini yaitu tentang “Bagaimana interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam keperawatan ?”.
1
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami
tentang interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari dan dalam keperawatan.
1.4 Metode Penulisan
Makalah ini dibuat dengan studi kepustakaan, serta sumber-sumber lain dari
internet.
2
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 INTERAKSI SOSIAL DALAM KEPERAWATAN
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara sesama manusia yang saling
memengaruhi satu sama lain baik dalam hubungan antar individu, kelompok, maupun
antar individu dan kelompok.
Di tempat pelayanan kesehatan dimana perawat bekerja, ada beberapa macam
jenis manusia. Ada klien, keluarga klien, dokter, petugas laboratorium, maupun petugas
kesehatan di tempat itu. Hubungan antar perawat-klien, dan hubungannya dengan orang
lain diwujudkan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan yaitu
pelayanan keperawatan yang prima untuk mempercepat kesembuhan klien, sedangkan
untuk mencapai keinginan itu perlu diwujudkan dalam bentuk tindakan melalui hubungan
timbal balik. Hubungan timbal balik diperlukan dalam upaya kerja sama dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Untuk mencapai Helping Relationship yaitu hubungan kerja sama yang saling
menguntungkan, dimana klien mendapatkan pelayanan yang baik dan memuaskan, dan
perawat mendapat pengalaman yang baik dalam rangka memperbaiki kinerja pelayanan
keperawatan. Hal tersebut memberikan kesan pada perawat maupun kliennya, yang
kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukan. Inilah yang disebut sebagai
interaksi sosial atau proses sosial, yang merupakan syarat utama terjadinya aktivitas
sosial.
3
2.2 REINFORCING DALAM INTERAKSI SOSIAL
Hal yang perlu diperhatikan dalam interaksi sosial adalah adanya upaya dalam
mencapai hubungan timbal balik, yang di harapkan mampu diserap dan di aplikasikan
sebagai sesuatu yang perlu diterima dan dijalankan. Perlu dorongan agar proses interaksi
sosial berjalan dengan baik seperti hubungan saling percaya dan suportif, karena interaksi
sosial yang positif hanya akan terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai,
menghargai, dan saling mendukung.
2.2.1 Hubungan saling Percaya
Hubungan saling percaya diawali dengan saling mengenal diantara keduanya
yang dilanjutkan dengan harapan dan tujuan yang dikehendaki dalam proses interaksi.
Dalam mencapai hubungan saling percaya, juga perlu ditekankan agar satu sama lain
saling menjaga privasi supaya apa yang didiskusikan menjadi terbuka dan tidak saling
menutupi.
Dalam proses keperawatan, hubungan saling percaya menjadi kunci
keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan karena data yang valid
merupakan data yang sangat diperlukan dalam proses keperawatan dan data tersebut
didapat apabila klien menceritakan keluhan atau masalah yang sebenarnya dan
seakuratnya, maka keterbukaan klien sangat diharapkan.
4
2.2.2 Suportif
Sikap suportif merupakan sikap dimana seseorang berusaha menerima pesan
orang lain dengan mengedepankan hubungan saling menghargai. Ada perasaan untuk
melindungi diri saat menyampaikan masalah kepada orang lain. Hal ini dilakukan karena
tidak semua informasi tentang dirinya boleh diketahui orang lain.
2.3 BENTUK INTERAKSI SOSIAL
2.3.1 Kerja Sama (Coorperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antar orang perorang atau kelompok
manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Dalam mempercepat
kesembuhan klien, perawat dan tenaga kesehatan lainnya harus bekerja sama dan saling
mengisi dalam memberikan pelayanan kesehatan agar pelayanan yang diberikan dapat
berjalan dengan baik.
Timbulnya kerja sama merupakan kesadaran adanya kepentingan bersama.
Kualitas pelayanan keperawatan menjadikan masyarakat mengakui keberadaan perawat di
tengah-tengah masyarakat sehingga seluruh perawat berkepentingan untuk
meningkatkannya.
2.3.2 Persaingan (Competition)
Persaingan adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia
yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang kehidupan yang menjadi pusat
perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik.
5
Tipe persaingan terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Persaingan pribadi
Persaingan pribadi yaitu persaingan yang dilatarbelakangi untuk memuaskan
kebutuhan pribadi, dan dilandasi untuk memenuhi kepentingan pribadi tanpa
memikirkan orang lain, implikasinya adalah timbulnya persaingan sehat dan
persaingan tidak sehat.
2. Persaingan tidak pribadi
Persaingan tidak pribadi adalah persaingan yang ditunjukkan dengan meningkatkan
kualitas organisasi kelompok melalui peningkatan kualitas hubungan organisasi
kelompok tertentu, dengan meningkatkan tali persaudaraan dan persekutuan di antara
anggota kelompok, agar mampu bertahan di tengah persaingan global.
Fungsi persaingan antara lain sebagai berikut :
1. Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif.
2. Sebagai jalan agar keinginan, kepentingan, dan nilai-nilai tersalurkan dengan baik.
3. Untuk mengadakan seleksi atas dasar jenis kelamin dan sosial.
4. Untuk menyaring golongan fungsional.
2.3.3 Pertentangan atau Pertikaian (Conflict)
Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana individu atau
kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan menentang pihak lain, akibat
adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar. Penyebab terjadinya
pertentangan yaitu perbedaan antar individu, kebudayaan, serta kepentingan dan
perubahan sosial. Adanya pertentangan mengakibatkan bertambahnya solidaritas,
goyahnya persatuan kelompok, dan perubahan kepribadian individu.
6
2.3.4 Akomodasi atau Penyesuaian Diri (Accomodation)
Ada beberapa definisi dari akomodasi adalah sebagai berikut.
1. Menunjuk pada suatu keadaan bahwa akomodasi berarti adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antar-orang perorangan atau kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
2. Akomodasi sebagai proses yang menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai suatu kestabilan.
3. Secara umum, akomodasi adalah suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga pihak lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Dengan demikian akomodasi merupakan upaya menyeimbangi suatu
perbedaan dalam rangka menciptakan stabilitas internal melalui kesepakatan dan
negosiasi dengan jalan musyawarah untuk mufakat tanpa kehilangan kepribadian
sesama anggota kelompok. Akomodasi merupakan pencarian solusi yang tepat ketika
suatu pertentangan atau percobaan sulit disatukan demi menjaga keutuhan kelompok.
Beberapa tujuan akomodasi adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengurangi pertentangan.
2. Mencegah meledaknya pertentangan secara temporer.
3. Memungkinkan tejadinya kerja sama.
4. Mengusahakan peleburab antar kelompok sosial.
2.4 HUBUNGAN INDIVIDU DENGAN LINGKUNGAN
Perilaku individu selalu dibentuk oleh representasi bersama baik dari individu
yang lain,kelompok, maupun lingkungan. Hal ini bersifat alamiah karena repotasi yang
dirasakan dan dialami memengaruhi perilaku sehari-hari.
7
Ada empat macam hubungan individu dengan lingkungannya :
1. Individu bertentangan dengan lingkungannya.
Terjadi apabila individu merasa lingkungan di sekelilingnya bertentangan dengan
dirinya, mungkin karena norma atau nilai yang dimiliki berbeda dengan nilai atau
norma yang berlaku di masyarakat.
2. Individu memanfaatkan lingkunganya.
Individu berinteraksi dengan lingkungannya karena individu merasa bahwa
lingkungannya dapat member manfaat bagi perkembangan dirinya. Sebelum
memanfaatkan lingkungan, sebaiknya dilakukan pengamatan terlebih dahulu dalam
rangka mengidentifikasi area yang akan dimanfaatkan sehingga kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
3. Individu berpartisipasi dalam kegiatan lingkungannya.
Individu meleburkan diri dan berbaur dalam masyarakat apabila ia merasakan ada
manfaat bagi dirinya maupun lingkungannya.
4. Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya
Bentuk penyesuian diri individu antara lain :
1. Autoplastis, sifatnya pasif yaitu individu menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungannya. Misalnya seorang perawat yang dinas diruangan menunjukan
sopan santun, berpakaian rapi dan lain-lain.
2. Alloplastis, sifatnya aktif yaitu individu mengubah lingkungan agar sesuai dengan
keadaan atau keinginan dirinya.
2.5 HAKEKAT INTERAKSI SOSIAL
Hakekat interaksi sosial terletak pada kesadaran yang mengarahkan pada
tindakan orang lain. Disini, hakekatnya harus ada orientasi timbale balik antara pihak-
pihak yang bersangkutan tanpa menghirauka isi perbuatannya.
8
2.6 JENIS INTERAKSI SOSIAL
2.6.1 Interaksi Antara Individu dan Individu
Interaksi ini terjadi pada saat dua individu bertemu, walaupun bisa juga
pertemuan tersebut tanpa tindakan apa-apa. Di sini yang penting individu sadar bahwa
ada pihak lain yang menimbulkan perubahan pada diri tersebut, yang dimungkunkan ole
factor-faktor tertentu, bau keton yang menyengat pada klien dengan KAD,
mendengarkan klien merintih kesakitan, bunyi sepatu/sandal yang dipakai keluarga, dan
lain-lain.
2.6.2 Interaksi Antara Individu dan Kelompok
Interaksi jenis ini mencolok apabila terjadi benturan antara kepentingan
perorangan dengan kepentingan kelompok. Sebagai contoh, ketika perawat
berkepentingan untuk menjelaskan penyakit yang diderita oleh klien yang memerlukan
tindakan segera kepada seluruh keluarga baik terkait pelaksanaan tindakan maupun
biaya yang diperlukan.
2.6.3 Interaksi Antara Kelompok dan Kelompok
Kelompok sebagai suatu persatuan bukan pribadi sehingga kelompok
melaksanakan kegiatan atas nama kelompok, tidak membawa nama pribadi.Misalnya,
pertandingan sepak bola antara kesebelasan X dan kesebelasan Y.
2.7 PROSES INTERAKSI SOSIAL
Ada dua syarat agar terjadi interaksi sosial, yaitu kontak sosial dan
komunikasi.
9
2.7.1 Kontak sosial
Istilah kontak berasal dari bahasa latin, yaitu Cum atau Con, yang artinya
bersama-sama dan Tangere artinya menyentuh. Secara harfiah kontak artinya bersama-
sama menyentuh. Menyentuh bisa diartikan sebagai melihat, mendengar, dan merasakan.
Beberapa jenis kontak sosial adalah sebagai berikut:
1. Kontak langsung dan tidak langsung
2. Kontak antar individu, antar kelompok, serta individu dan kelompok
3. Kontak positif dan negatif
4. Kontak primer dan sekunder
2.7.2 Komunikasi
Didalam komunikasi dituntut adanya pemahaman makna dari pesan yang
disampaikan oleh komunikator. Komunikasi hampir sama dengan kontak, tetapi adanya
kontak belum tentu terjadi komunikasi. Kontak tanpa komunikasi tidak memiliki arti.
Kontak lebih ditekankan pada orang atau kelompok yang berinteraksi,sedangkan
komunikasi yang dipentingkan adalah pemrosesan pesan.
10
BAB IIIPENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara sesama manusia yang saling
memengaruhi satu sama lain baik dalam hubungan antar individu, kelompok, maupun
antar individu dan kelompok. Interaksi sosial yang positif hanya akan terjadi apabila
terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung.
Dalam proses keperawatan, hubungan saling percaya menjadi kunci
keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Sehingga kita harus saling
mempercayai antara satu dengan yang lainnya, supaya kita tidak ada perselisihan atau
perbedaan paham dalam berinteraksi.
3.2 SARAN
Dalam hal ini kita sebagai mahasiswa, kita harus meningkatkan cara belajar
agar kita meraih cita-cita menjadi seorang perawat yang professional dan dapat
diandalkan. Sesuai dengan konteks bahwa manusia sebagai mahluk sosial yang memilki
keinginan untuk hidup dan berinteraksi dengan sesama. sehingga kita diharapkan agar
lebih memahami tentang interaksi sosial antar sesama maupun dengan orang lain.
11
DAFTAR PUSTAKA
Nasir, Abdul dkk.2009.Komunikasi dalam Keperawatan:Teori dan
Aplikasi.Jakarta:Salemba Medika.
www.google.com
MAKALAH
INTERAKSI SOSIAL dalam KEPERAWATAN
Disusun oleh :Kelompok 5
1. ELLA SASMITA2. FITER WILLIS3. JONLI4. NOVERA WIDIASTUTY5. SUMAWAN6. SUSMANTI7. WINEY ADELIA8. WIWI SRINATA
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
JL. BELIANG NO. 110 TELP/FAX (0536) 3227707
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2011 / 2012
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………….1
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………...2
1.4 Metode Penulisan ……………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Interaksi Sosial dalam Keperawatan…………………………………………………..3
2.2 Reinforcing dalam Interaksi Sosial …………………………………………………...4
2.2.1 Hubungan saling percaya………………………………………………………..4
2.2.2 Suportif…………………………………………………………………………..5
2.3 Bentuk Interaksi Sosial…………………………………………………………….......5
2.3.1 Kerja sama (Coorperation)……………………………………………………....5
2.3.2 Persaingan (Competition)………………………………………………………..5
2.3.3 Pertentangan atau pertikaian (Conflict)………………………………………….6
2.3.4 Akomodasi atau penyesuaian (Accomodation)………………………………….7
2.4 Hubungan Individu dengan Lingkungan……………………………………………....7
2.5 Hakekat Interaksi Sosial……………………………………………………………….8
2.6 Jenis Interaksi Sosial…………………………………………………………………..9
2.6.1 Interaksi antara Individu dan Individu…………………………………………..9
2.6.2 Interaksi antara Individu dan Kelompok………………………………………...9
2.6.3 Interaksi antara Kelompok dan Kelompok………………………………………9
2.7 Proses Interaksi Sosial…………………………………………………………………9
2.7.1 Kontak Sosial…………………………………………………………………..10
2.7.2 Komunikasi…………………………………………………………………..10
ii
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………..11
3.2 Saran………………………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA
iii
Recommended