MAKALAH
PEMBELAJARAN PENDEKATAN SAINTIFIK
“Pembelajaran Inovatif”
Oleh;
Nama : Silvia Yulianti
NIM : P2A614003
Dosen Pengampu : - Dr. Yantoro, M.Pd
- Dr. Dra. Nazurty, M.Pd
Program Magister Pendidikan
Jurusan Pendidikan Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia
atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan
mutu bangsa secara menyeluruh. Dalam hal ini, faktor yang mempunyai
peranan yang sangat penting yaitu guru. Sehubungan dengan hal tersebut
profesionalisme guru harus diutamakan seiring dengan meningkatnya
tuntutan akan mutu pendidikan. Guru akhirnya menjadi sorotan karena
merekalah yang menjadi patokan terdepan yang berinteraksi langsung
dengan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini, guru
dituntut untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan dan melahirkan hal-
hal baru yang mampu memberikan ruang kreatifitas bagi siswa dalam
mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran
inovatif berimplikasi dapat meningkatkan gairah mengajar bagi guru itu
sendiri dan gairah belajar bagi siswa. Menyikapi hal tersebut, penulis
mencoba untuk mengangkat beberapa strategi serta model pembelajaran
yang bisa dijadikan rujukan oleh guru dalam menerapkan pembelajaran
yang bersifat inovatif dan berorientasi pada prinsip-prinsip konstruktifis
yang saat ini sangat dianjurkan bagi setiap guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas. Pembelajaran inovatif ini dilengkapi dengan
strategi pengimplementasian pembelajaran serta model-model yang
sangat variatif dengan sintaks atau langkah-langkahnya. Di antaranya
model pembelajaran langsung, kooperatif, pembelajaran berdasarkan
masalah, inkuiri, atau belajar melalui penemuan. Demikianlah makalah ini
dibuat dengan harapan dapat menjadi salah satu referensi bagi setiap
pembaca dalam mengembangkan kemampuannya dalam
mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berdasarkan prinsip-
prinsip pembelajaran yang inovatif.
BAB II
PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang penulis angkat dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian pembelajaran inovatif?
2. Apa tujuan dan manfaat dari pembelajaran inovatif bagi siswa dan
guru?
3. Strategi apa yang digunakan guru untuk mengimplementasikan
pembelajaran inovatif?
4. Bagaimanakah contoh-contoh model pembelajaran inovatif yang
cocok untuk anak SD?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pembelajaran Inovatif
Menurut kamus bahasa Indonesia (2003) kata “inovasi”
mengangdung arti pengenalan hal-hal yang baru atau pembaharuan”.
Inovasi juga berarti penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada
atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Jadi
pembelajaran inovatif dapat diartikan sebuah pembelajaran yang
menggunakan strategi/metode baru yang dihasilkan dari penemuannya
sendiri atau menerapkan metode baru yang ditemukan oleh para pakar
dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan pembelajaran
yang kondusif. Definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan
pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional).
Perbedaan ini mengarah pada proses dan hasil yang lebih baik dari
sebelumnya
Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang
dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan
atau teknik yang dipandang baru agar mampu menfasilitasi siswa untuk
memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar. Pembelajaran
inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.
“Learning is fun” merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran
inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan
ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan, kemungkinan
kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan
dikondisikan untuk siswa agar belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat
pada siswa, pemahaman konteks siswa menjadi bagian yang sangat
penting, karena dari seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai.
Hubungan antara guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar
dan saling membangun.
Syah dan Kariadinata (2009: 16) Pembelajaran inovatif dapat
menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan
cara mengintegrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi
baru/maju ke dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi
proses renovasi mental di antaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Penggunaan bahan pelajaran, software multimedia, dan microsoft
powerpoint merupakan salah satu alternatif. Pembelajaran yang inovatif
diharapkan mampu membuat siswa yang mempunyai kapasitas berpikir
kritis dan terampil dalam memecahkan masalah. Siswa yang seperti ini
mampu menggunakan penalaran yang jernih dalam proses memahami
sesuatu dan mudah dalam mengambil pilihan serta membuat keputusan.
Hal itu dimungkinkan karena pemahaman interkoneksi di antara system
atau subsistem terkait dengan persoalan yang dihadapinya. Juga terlihat
kemampuan mengidentifikasi dan menemukan pertanyaan tepat yang
dapat mengarah kepada pemecahan masalah secara lebih baik. Informasi
yang diperolehnya akan dikerangkakan dan dianalisis sehingga akan
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan baik.
Pembelajaran yang inovatif juga tercermin dari hasil yang diperlihatkan
siswa yang komunikatif dan kolaboratif dalam mengartikulasikan pikiran
dan gagasan secara jelas dan efektif melalui tuturan lisan dan tulisan.
Siswa dengan karakteristik semacam ini dapat menunjukkan kemampuan
untuk bekerja secara efektif dalam tim yang beraneka, untuk memainkan
fleksibilitas dan kemauan berkompromi dalam mencapai tujuan bersama.
2. Strategi Mengimplementasikan Pembelajaran Inovatif
Menurut Burhanuddin (2010), salah satu faktor yang cukup berperan
dalam peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan kualitas
pembelajaran. Langkah yang dapat dilakukan yakni perbaikan cara
mengajar guru dengan menggunakan metode baru yang inovatif. Adapun
strategi mengimplementasi pembelajaran inovatif sebagai berikut:
2.1 Kuasai teori pembelajaran
Guru sebagai tenaga pendidik profesional dituntut memiliki
kemampuan dalam menguasai teori pembelajaran. Untuk dapat mencapai
tujuan tersebut hendaknya guru mempelajari beberapa teori pembelajaran
yang dikemukakan oleh para ahli sebelumnya. Penguasaan terhadap
beberapa teori belajar sangat berguna bagi guru dalam membuat
perencanaan pembelajaran. Selanjutnya perencanaan akan direalisasikan
dalam kegiatan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran tidak lepas dari
konsep teori belajar yang ada didalamnya. Konsep belajar inovatif
didasarkan pada teori belajar yang membentuknya dan tentunya sesuai
dengan kontek pembelajaran itu sendiri. Dengan kata lain pembelajaran
inovatif dapat dibentuk melalui formulasi dari beberapa teori belajar.
2.2 Perkaya pemahaman pada metode pembelajaran
Penguasaan metode pembelajaran bukan hanya sebatas saran
tetapi hal ini merupakan tugas yang harus dilakukan oleh seorang guru
sebagai tenaga pendidik. Kemampuan tersebut masuk dalam ranah
kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru. Keberhasilan
kegiatan pembelajaran disekolah salah satunya ditentukan oleh metode
pembelajaran atau lebih tepatnya metode penyampaian materi yang
digunakan. Metode penyampaian materi merupakan kemasan yang dibuat
untuk membungkus materi agar lebih mudah dipahami, menarik, tidak
menjenuhkan sehingga tujuan dari pengajaran yang dilakukan dapat
tercapai. Untuk itu guna mengimplementasikan pembelajaran inovatif,
seorang guru harus selalu memperkaya pemahaman pada berbagai
metode pembelajaran.
2.3 Pelajari kembali materi yang akan diajarkan
Sejalan dengan tugasnya sebagai tenaga pendidik professional, guru
harus memiliki kemampuan dalam mengusasi materi pelajaran yang akan
diajarkan kepada peserta didiknya. Kemampuan seamacam ini berkaitan
dengan kompetensi professional yang harus dimiliki oleh guru.
Penguasaan materi pelajaran merupakan modal berharga yang harus
dimiliki oleh guru karena guru disini berperan sebagai sumber belajar. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa materi merupakan sebuah ilmu yang akan
ditransfer kepada peserta didik. Untuk dapat mentransfer ilmu dengan
baik, materi yang akan diajarkan harus jelas dan mudah dipahami.
Ketidakjelasan atas materi yang akan diajarkan tentunya akan membuat
peserta didik bingung dan sulit untuk memahami materi tersebut. Pada
akhirnya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya tidak
akan tercapai. Untuk itulah pemahaman atas materi yang akan diajarkan
menjadi poin yang harus dipahami dengan baik oleh setiap guru demi
terciptanya pembelajaran inovatif.
2.4 Kenali kondisi kelas dan peserta didiknya
Sebelum mengimpelementasikan pembelajaran inovatif, guru harus
mengenal kondisi kelas dan peserta didiknya. Hal ini menjadi penting
karena setiap peserta didik memiliki keunikan serta karakteristik yang
berbeda antara satu dengan lainnya. Untuk mengetahui kondisi kelas
secara umum, seorang guru harus mengidentifikasi dan
mengorganisasikan kelas baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Identifikasi dapat dilakukan dengan membuat daftar hadir kelas, daftar
peserta didik, daftar nilai, dan lain sebagainya. Dari daftar hadir peserta
didik, guru dapat mengetahui kehadiran atau tingkat keaktifan peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya dari daftar peserta didik,
guru dapat mengetahui jumlah peserta didik dilihat dari jenis kelamin.
Sementara dalam daftar nilai, guru dapat mengetahui tingkat kecerdasan
awal yang dimiliki oleh peserta didik. Kegiatan identifikasi tersebut
selanjutnya dianalisa dan diinterpretasikan secara kualitatif dalam catatan
pribadi guru. Singkatnya ketiga contoh identifikasi di atas dapat dijadikan
acuan dalam rangka mengimplementasikan pembelajaran inovatif.
2.5 Lakukan observasi pada pembelajaran sebelumnya
Dalam konteks ini, kegiatan pengamatan dapat dilakukan dengan
mengamati situasi dan kondisi pengajaran sehingga akan diperoleh
deskripsi tentang kejadian yang muncul selama pembelajaran
berlangsung. Guna mengimplementasikan pembelajaran inovatif, guru
harus melakukan kegiatan observasi harian tentang kondisi pembelajaran.
Langkah yang dapat dilakukan yakni membuat lembar / buku observasi
kelas berisikan tentang situasi selama kegiatan berlangsung dan
membuat laporan perkembangan kegiatan pembelajaran. Data lembar
lembar / buku observasi kelas mencakup partisipasi peserta didik dalam
pembelajaran, kebisingan kelas dan perilaku siswa selama pembelajaran.
Sementara dalam laporan perkembangan kegiatan pembelajaran meliputi
perkembangan hasil belajar peserta didik yang didukung dengan hasil
ulangan harian secara secara periodik. Dengan kata lain laporan
perkembangan kegiatan pembelajaran memuat target pencapaian/
penguasaan peserta didik pada materi yang diajarkan oleh guru.
2.6 Evaluasi pada pembelajaran sebelumnya
Guna mendapatkan pembelajaran yang benar - benar inovatif,
selanjutnya guru harus mengadakan evaluasi secara komprehensif.
Kegiatan evaluasi membahas tentang kelebihan dan kekurangan
pembelajaran sebelumnya. Kedua aspek tersebut meliputi perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran. Apabila ditemukan kelebihan maka guru
harus mempertahankannya dan apabila mendapatkan kekurangan maka
guru harus merencanakan perbaikan pada pembelajaran selanjunya.
Kedua aspek penilaian di atas secara adminitratif ditransformasikan dalam
bentuk catatan pribadi guru.
2.7 Mengadakan perbaikan pada pembelajaran sebelumnya
Setelah mengetahui kelebihan dan kekuarangan pada pembelajaran
sebelumnya, seorang guru diharapkan dapat memperbaikinya guna
mendapatkan pembelajaran yang inovatif. Perbaikan pembelajaran dapat
dilakukan dengan mendopsi pembelajaran sebelumnya dan memunculkan
ide–ide baru yang dianggap dapat memperbaiki pembelajran sebelumnya.
3. Model-model Pembelajaran Inovatif
3.1Pengertian
Sebenarnya makna teknik, metode, pendekatan,strategi,dan model
pembelajaran adalah berbeda. Namun istilah-istilah ini dalam
prakteknya sering dipertukarkan atau digunakan silih berganti. Istilah
model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada
keempat istilah yang lain. Model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang menggambarkan prosedur sistimatis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
tertentu serta berfungsi sebagai pedoman dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran. Menurut Arends (1997), model
pembelajaran mempunyai 4 (empat) ciri, yaitu:
1. rasional teoretik; pandangan dan landasan berpikir bagaimana
hakikat peserta didik dapat belajar dengan baik,
2. tujuan pembelajaran; apa tujuan peserta didik belajar
3. sintaks; bagaimana pola urutan perilaku siswa-guru dan
4. bagaimana lingkungan belajar yang mendukung
Sedangkan Sudiarta (2010) menguraikan lebih rinci mengenai
model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistimatis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar peserta didik yang meliputi hal-hal sbb:
1. rasional teoretik; landasan berpikir bagaimana hakikat peserta
didik dapat belajar dengan baik,
2. sintaks; bagaimana pola urutan perilaku siswa-guru
3. prinsip interaksi; bagaiman guru memposisikan diri terhadap siswa,
maupun sumber-sumber belajar
4. sistem sosial; bagaimana cara pandang antar komponen dalam
komunitas belajar
5. sistem pendukung; bagaimana lingkungan belajar yang mendukung
6. dampak pembelajaran; bagaimana hasil dan dampak
pembelajaran yang diharapkan dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang
Sudiarta (2010) menekankan bahwa parameter untuk dapat
dikatakan sebagai ”pembelajaran inovatif” paling tidak hendaknya
mengadopsi paling tidak 10 prinsip sbb:
1. student-centered: menekankan pada pembelajaran siswa aktif
daripada sekedar siswa mencatat, menghafal
2. multiple intellegence: mengakomodasi seluruh potensi dan
aspek belajar, karena siswa memiliki kecerdasan yang multi dan
bervariasi.
3. Holistic education: memandang siswa sebagai mahluk belajar
secara utuh
4. experiencial learning: mengedepankan pengalaman belajar bermakna
5. problem based learning: membuka ruang untuk pemecahan masalah
6. cooperative learning: membuka kesempatan belajar melalui kerjasama
7. contextual teaching and learning: membuka ruang belajar
dari kehidupan nyata
8. constructivis teaching and learning: membuka belajar bermakna
secara bertanggungjawab sebagai pebelajar yang otonom
9. metacognitif : membuka ruang untuk belajar bermakna melalui proses
berpikir secara utuh, sistemik dan sistematik
10. learning with understanding: mengedepankan belajar bermakna
dengan pemahaman yang mendalam
3.2 Model pembelajaran Inovatif
A. Model pembelajaran langsung
Ruang lingkup pengajaran langsung
a. Istilah dan pengertian
Menurut Arends (1997) Model pengejaran langsung adalah salah satu
pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang
dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah. Istilah lain model pengajaran langsung antara lain training
model, active teaching model, mastery teaching, explicit instruction.
Ciri-ciri model pengajaran langsung menurut Kasdi & Nur (2000) adalah
sebagai berikut:
1) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa
termasuk prosedur penilaian belajar.
2) Sintaks atau pola keseluruhan dan luar kegiatan pembelajaran;
dan
3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar, model yang
diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat
berlangsung dengan baik.
b. Tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa
Para pakar teori belajar pada umumnya membedakan dua macam
pengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan kata-kata) adalah
pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural
adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu. Sebagai contoh
pengetahuan deklaratif yaitu: tekanan adalah hasil bagi antara gaya dan
luas bidang benda yang dikenai gaya(p=F/A). Pengetahuan prosedural
yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif di atas adalah cara
memperoleh rumus / persamaan tekanan tersebut.
Menghafal hukum atau rumus tertentu dalam bidang studi fisika , kimia,
matematika merupakan contoh pengetahuan deklaratif sederhana atau
informasi faktual. Pengetahuan yang lebih tinggi tingkatannya memerlukan
penggunaan pengetahuan dengan cara tertentu, misalnya
membandingkan dua rancangan penelitian, menilai hasil karya seni dan
lain-lain. Seringkali penggunaan pengetahuan prosedural memerlukan
penguasaan pengetahuan prasyarat yang berupa pengetahuan deklaratif.
Para guru selalu menghendaki agar siswa-siswa memperoleh kedua
macam pengetahuan tersebut, supaya mereka dapat melakukan suatu
kegiatan dan melakukan segala sesuatu dengan berhasil.
c. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat
penting. Guru mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan
latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima
penjelasan guru.
Pengajaran langsung, menurut Kasdi & Nur (2000) dapat berbentuk
ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok.
Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang
ditransformasikan langsung oleh guru kepada siwa. Penyusunan waktu
yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien
mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang
digunakan.
Model pembelajaran ini cocok diterapkan pada aspek Berbicara, kelas
VI semester 2
Standar Kompetensi : mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi dengan berpidato, melaporkan isi buku dan baca puisi.
Kompetensi Dasar : membacakan Puisi karya sendiri dengan ekspresi
yang tepat
Sintaks Model pengajaran langsung tersebut disajikan dalam 5 (lima)
tahap, seperti pada tabel berikut:
Fase Peran Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan TPK, informasi latar
belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa untuk belajar.
Fase 2
Mendemonstrasi
pengetahuan dan
ketrampilan
Guru mendemonstrasikan ketrampilan
dengan benar, atau menyajikan informasi
tahap demi tahap.
Fase 3
Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberikan
pelatihan awal.
Fase 4
Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
Mencek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan balik.
Fase 5
Memberikan kesempatan
untk pelatihan lanjutan dan
penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan
melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan kepada
situasi lebih kompleks dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Model pembelajaran Diskusi Kelas
Diskusi merupakan komunikasi-sesorang berbicara satu dengan yang
lain, saling berbagi gagasan dan pendapat. Kamus bahasa mendefinisikan
diskusi hampir identik dengan diskursus yaitu melibatkan saling tukar
pendapat secara lisan, teratur, dan untuk mengekspresikan pikiran
tentang pokok pembicaraan tertentu (Arends, 1997).
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli, pemanfaat diskusi oleh
guru mempunyai arti untuk memahami pikiran siswa dan memproses
gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi yang terjadi
selama pembelajaran berlangsung baik antara siswa maupun komunikasi
guru dengan siswa. Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial yang
dapat membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka. Contoh
model pembelajaran diskusi kelas adalah:
Berpikir – Berpasangan – Berbagi (Think-Pair-Share).
Langkah-langkah penyelenggaraan model diskusi Think-Pair-ShareTahap Kegiatan Guru
Tahap 1 menyampaikan
tujuan dan mengatur siswa
1)Menyampaikan pendahuluan, (a)
motivasi, (b) menyampaikan tujuan
dasar diskusi, (c) apersepsi;
Tahap 2 mengarahkan diskusi 1) Menjelaskan tujuan diskusi
Tahap 3 menyelenggarakan 1) Mengajukan pertanyaan
diskusi. awal/permasalahan;
2) Modeling
Tahap 4 mengakhiri diskusi 1) Membimbing/mengarahkan siswa
dalam mengerjakanLKS secara
mandiri (think)
2) Membimbing/mengarahkan siswa
dalam berpasangan(pair);
3) Membimbing/mengarahkan siswa
dalam berbagi(share)
4) Menerapkan waktu tunggu;
5) Membimbing kegiatan siswa,
Tahap 5 melakukan Tanya
jawab singkat tentang proses
diskusi
1) Menutup diskusi.
2) Membantu siswa membuat rangkuman
diskusi dengan Tanya-jawab singkat
Sumber: Tjokrodihardjo, (2003)
C. Model Pembelajaran Kooperatif
Pakar-pakar yang memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengembangan model pembelajaran kooperatif adalah John Dewey dan
Herbert Thelan. Menurut Dewey kelas seharusnya merupakan cerminan
masyarakat yang lebih besar. Thelan telah mengembangkan prosedur
yang tepat untuk membantu para siswa bekerja secara berkelompok.
Tokoh lain adalah ahli sosiologi Gordon Alport yang mengingatkan kerja
sama dan bekerja dalam kelompok akan memberikan hasil lebih baik.
Shlomo Sharan mengilhami peminat model pembelajaran kooperatif untuk
membuat seting kelas dan proses pengajaran yang memenuhi tiga kondisi
yaitu (a) adanya kontak langsung, (b) sama-sama berperan serta dalam
kerja kelompok dan (c) adanya persetujuan antar anggota dalam
kelompok tentang setting kooperatif tersebut.
Hal penting dalam model pembelajaran kooperatif adalah bahwa
siswa dapat belajar cara bekerja sama dengan teman. Teman yang lebih
mampu dapat menolong teman yang lemah. Dan setiap anggota
kelompok tetap memberi sumbangan pada prestasi kelompok. Para siswa
juga mendapat kesempatan untuk bersosialisasi.
Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif seperti tipe
STAD (Student Teams Achievement Division), tipe jigsaw dan investigasi
kelompok dan pendekatan struktural. Keempat tipe tersebut mempunyai
perbandingan seperti pada Tabel 2 disamping.
Tabel 2. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran
Kooperatif
Aspek Tipe STAD Tipe Jigsaw Investigasi
Kelompok
Pendekatan
Struktural
Tujuan
kognitif
Informasi
akademik
sederhana
Informasi akademik
sederhana
Informasi
akademik
tingkat tinggi
dan
keterampilan
inkuiri
Informasi
akademik
sederhana
Tujuan
sosial
Kerja kelompok
dan kerja sama
Kerja kelompok dan
kerja sama
Kerjasama
dalam
kelompok
kompleks
Keterampilan
kelompokan
keterampilan
sosial
Struktur timKelompok
heterogen
dengan 4-5
orang anggota
Kelompok belajar
heterogen dengan 5-
6 orang anggota
menggunakan pola
kelompok ”asal” dan
kelompok ”ahli”
Kelompok
belajar dengan
5-6 anggota
heterogen
Bervariasi,
berdua, bertiga,
kelompok dengan
4-6 anggota.
Pemilihan
topik
pelajaran
Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya guru
Tugas
Utama
Siswa dapat
menggunakan
lembar kegiatan
dan saling
membantu
untuk
menuntaskan
materi
Siswa mempelajari
materi dalam
kelompok” ahli”
kemudian membantu
anggota kelompok
asal mempelajari
materi itu
Siswa
menyelesaikan
inkuiri kompleks
Siswa
mengerjakan
tugas-tugas yang
diberikan sosial
dan kognitif
belajarnya
Penilaian
Tes mingguan Bervariasi dapat
berupa tes
mingguan
Menyelesaikan
proyek dan
menulis
laporan, dapat
menggunakan
tes essay
Bervariasi
Pengakuan Lembar
pengetahuan
dan publikasi
lain
Publikasi lain Lembar
pengetahuan
dan publikasi
lain
Bervariasi
D. Contoh-contoh model pembelajaran Inovatif dan langkah-langkah
penerapannya.
Berikut beberapa contoh model pembelajaran Inovatif yang bisa
dijadikan rujukan dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran di
kelas dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya di
kelas Lanjut:
a. Role Playing
Langkah-langkah :
1) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari
sebelum KBM
3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
skenario yang sudah dipersiapkan
6) Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing
memperhatikan skenario yang sedang diperagakan
7) Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas
sebagai lembar kerja untuk membahas
8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9) Guru memberikan kesimpulan secara umum
10)Evaluasi
11)Penutup
b. Group Investigation (Sharan, 1992)
Langkah-langkah :
1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3) Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu
kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari
kelompok lain
4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada
secara kooperatif berisi penemuan
5) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan
hasil pembahasan kelompok
6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi
kesimpulan
7) Evaluasi
8) Penutup
c. Talking Stick
Langkah-langkah :
1) Guru menyiapkan sebuah tongkat
2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk untuk membaca dan
mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
3) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya
mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
4) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah
itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang
tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai
sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru
5) Guru memberikan kesimpulan
6) Evaluasi
7) Penutup
d. Bertukar Pasangan
Langkah-langkah :
1) Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjukkan
pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya)
2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya
3) Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan
yang lain
4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing
pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan
jawaban mereka
5) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian
dibagikan kepada pasangan semula
e. Snowball Throwing
Langkah-langkah :
1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-
masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang
materi
3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada temannya
4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja,
untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut
materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu
siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7) Evaluasi
8) Penutup
f. Facilitator And Explaining
Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta
lainnya.
Langkah-langkah :
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3) Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada
peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui
bagan/peta konsep maupun yang lainnya
4) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6) Penutup
g. Course Review Horay
Langkah-langkah :
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3) Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25
sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan
seler masing-masing siswa
5) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di
dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung
didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda
silang (x)
6) Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau
diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang
diperoleh
8) Penutup
h. Demonstration
(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan
misalnya Gussen)
Langkah-langkah :
1) Guru menyampaikan TPK
2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan
3) Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
4) Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai
skenario yang telah disiapkan
5) Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisa
6) Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan
juga pengalaman siswa didemontrasikan
7) Guru membuat kesimpulan
i. Explicit Intruction/Pengajaran Langsung (Rosenshina &
Stevens, 1986)
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif
yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangklah
Langkah-langkah :
1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3) Membimbing pelatihan
4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
j. Cooperative Integrated Reading And Composition
(CIRC)/Kooperatif Terpadu Membaca Dan Menulis (Steven &
Slavin, 1995)
Langkah-langkah :
1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara
heterogen
2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik
pembelajaran
3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide
pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis
pada lembar kertas
4) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5) Guru membuat kesimpulan bersama
6) Penutup
k. Inside-Outside-Circle/Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar (Spencer
Kagan)
“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan,
dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”
Langkah-langkah :
1) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap
keluar
2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran
pertama, menghadap ke dalam
3) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi
informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua
pasangan dalam waktu yang bersamaan
4) Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat,
sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu
atau dua langkah searah jarum jam.
5) Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi
informasi. Demikian seterusnya
l. Tebak Kata
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya
yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.Buat
kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau
ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi atau diselipkan
ditelinga.
Langkah-langkah :
1) Jelaskan TPK atau materi ± 45 menit
2) Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan berpasangan
3) Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti
dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi
kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca
(dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
4) Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-
kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak
apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila
sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
5) Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka
pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah
ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan
langsung memberi jawabannya.
CONTOH KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas
Dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasinya tidak resmi Bila untung dimiliki,diambil sendiri
NAH … SIAPA … AKU ?
JAWABNYA : PERUSAHAAN PERSEORANGAN
m. Word Square
MEDIA : Buat kotak sesuai keperluan dan buat soal sesuai TPK
Langkah-langkah :
1) Sampaikan materi sesuai TPK
2) Bagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
3) Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam
kotak sesuai jawaban
4) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak :
CONTOH SOAL
1) Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara
…….
2) ……. Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3) Uang ……. Saat ini banyak di palsukan
4) Nilai bahan pembuatan uang disebut …….
5) Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa
disebut nilai …….
6) Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang asing
disebut …….
7) Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai …….
8) Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli
disebut motif …….
T Y E N I O K N
R A U A N K U O
A B A R T E R M
N A N I R R S I
S D G I I T G N
A O N L S A I A
K L A A I S R L
S A C E K B O S
I R I N G G I T
9) Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening ke bank
untukmembayar sejumlah uang disebut …….
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang menggunakan
strategi/metode baru yang dihasilkan dari penemuannya sendiri atau
menerapkan metode baru yang ditemukan oleh para pakar dan didesain
sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang
kondusif.
Pembelajaran Inovatif bertujuan untuk merubah kebiasaan mengajar
guru yang monoton menjadi lebih kreatif agar mampu meningkatkan
gairah belajar siswa. Sedangkan bagi siswa, pembelajaran inovatif
ditujukan untuk merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
Guru dapat menggunakan berbagai strategi pengimplementasian
pembelajaran inovatif diantaranya seperti penguasaan teori, materi dan
bahan ajar serta pemahaman kondisi kelas guna meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Model pembelajaran inovatif merupakan salah satu model
pembelajaran yang patut dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang mengacu pada teori konstruktifisme yang dibangun
dari siswa dalam belajar dan berinteraksi dengan lingkungan belajarnya.
Berbagai macam pembelajaran inovatif seperti permainan mendidik
dengan berpasangan maupun kelompok sangat cocok diterapkan bagi
anak SD.
B. Saran
Penulis mengharapkan agar pembaca juga mampu menerapkannya
dalam pelaksanaan proses pembelajaran langsung di kelas, karena model
pembelajaran inovatif merupakan model yang sangat dianjurkan oleh
banyak kalangan guna meningkatkan pola konstruktif berbagai aspek
perkembangan anak, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor yang
seimbang. Dengan berbagai kekurangan, penulis juga menghimbau
kepada pembaca agar tetap berusaha mencari referensi lain baik dari
makalah lain, buku, maupun dari internet tentang materi atau hal yang
berkaitan dengan model pembelajaran yang baik bagi pembelajaran.
Dengan rendah hati, penulis juga selalu mengharapkan kritik dan saran
yang menunjang kesempurnaan makalah ini dari setiap pembaca, atas
partisipasinya, penulis mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Arend, Richardl. 1997. Classroom Instruksional Management. New York:
The Mc Graw-Hill Company.
Kasdi,S. Dan Nur, M. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University
Press.
Sudiarta. 2010. Makalah Model Pemngembangan Pembelajaran Inovatif