BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kalimantan juga lebih dikenal dengan sebutan pulau borneo, dan terbagi
menjadi empat provinsi yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur dan Kalimantan Selatan.
Kalimantan Tengah merupakan provinsi terbesar ketiga di Indonesia setelah
Papua dan Kalimantan Timur, dengan luas wilayah 153.564 kilometer persegi
atau 1,5 kali luas Pulau Jawa. Provinsi ini memiliki hutan tropis yang mencapai
68,7% wilayahnya dan terluas di Kalimantan, sehingga menjadi paru-paru
Kalimantan, Indonesia, bahkan dunia.
Provinsi Kalimantan Tengah dibelah secara membujur dari utara ke selatan
oleh sebelas sungai besar dan ratusan sungai kecil atau danau. Sebagian besar
Suku Dayak Ngaju tinggal di desa-desa, sepanjang pinggir sungai, sebagian lagi
di perkotaan
Provinsi Kalimantan Tengah sebagian besar berupa kawasan hutan namun
kawasan hutan tersebut makin berkurang karena adanya illegal loging . Kawasan
hutan yang semakin berkurang ini juga disebabkan oleh penebangan liar yang
tidak bertanggung jawab sehingga menimbulkan masalah multidimensi yang
dirasakan masyarakat setempat. Kawasan yang dulunya hijau berubah menjadi
hamparan yang kering, gundul dan bersuhu ekstrim.
Ditambah lagi dengan pembukaan lahan dari para pemilik HPH dan
perorangan yang membuka lahan kelapa sawit, pertambangan batubara,
penambangan emas yang tidak berwawasan lingkungan, dan banyak lahan
mengalami perubahan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya, seperti lahan
terbuka hijau, pertanian dan perkebunan berubah menjadi bangunan-bangunan
sentra bisnis dan industri yang tidak memperhatikan lingkungan.
1
Dewasa ini di kalimantan Tengah sangat marak pembukaan lahan tambang,
umumnya perusahaan tambang yang telah memiliki ijin menjalankan peraturan
dengan benar. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan masih terdapat kelalaian
sehingga terjadi kecelakaan kerja kepada para pekerja tambang.
Penambangan emas yang menggunakan metode tambang semprot, secara
tidak langsung menyebabkan banyak dampak negatif apabila dilakukan tanpa
memperhatikan prosedur yang berlaku, padahal telah mendapat ijin dari aparatur
daerah setempat. Kurangnya kesadaran akan keselamatan kerja juga menjadi
permasalahan utama seringnya terjadi kecelakaan di areal tambang semprot. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk mengangkat judul “Prosedur Keamanan Pekerja
Tambang Semprot dalam Penambangan Emas”.
Penulis berharap makalah ini dapat menjadi literatur yang bermanfaat bagi
setiap pembacanya. Juga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya
keselamatan pekerja dalam pertambangan.
2
1.2. Tujuan
Tujuan umum dalam makalah ini adalah memaparkan tentang prosedur keselamatan kerja tambang semprot dalam penambangan emas.
Sedangkan tujuan khusus, berkaitan dengan judul dapat dirintis sebagai berikut.
a. Menjelaskan tentang prosedur keselamatan kerja b. Menjelaskan pengertian tambang semprotc. Menjelaskan pengertian penambangan emas d. Menjelaskan dampak positif dan negatif dari penambangan emas tambang
semprot.
1.3. ManfaatBerdasarkan latar belakang, dan tujuan penulisan. Manfaat dari penulisan
makalah ini dapat dikelompokan menjadi.
a. Manfaat Edukatif
Manfaat edukatif adalah manfaat yang memberikan kontribusi
pengetahuan bagi pembacanya sehingga makalah ini sangat
disarankan untuk dibaca berbagai kalangan.
b. Manfaat Apresiasi
Manfaat apresiasi adalah manfaat yang diberikan bagi penulis untuk
mengemukakan pendapat, ide, gagasan, dan perencanaan dengan
harapan disambut baik oleh berbagai pihak.
c. Manfaat Informatif
Manfaat informatif adalah bagaimana makalah ini dapat memberikan
informasi mengenai berbagai permasalahan yang sesuai dengan
pembahasan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kerangka Acuan Teoritis
2.1.1. Prosedur Keselamatan Kerja
Setiap orang pastilah mengharapkan memiliki kehidupan yang layak dan pekerjaan yang layak pula. Harapan tersebut tidak dapat terwujut tanpa adanya campur tangan pemerintah. Semua hal tersebut sebenaranya telah diatur didalam Undang-undang dasar 1945 pada bab X tentang warga negara dan penduduk yang terdapat dipasal 27 ayat 2 yang berbunyi “ tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Pada saat seseorang telah mendapatkan pekerjaan, tidak menutup kemungkinan ada pihak yang tidak memperhatikan prosedur keselamatan kerja. Akibat dari hal tersebut terjadi kecelakaan kerja, dan hak yang dimaksud dalam undang-undang dasar tersebut tidak terpenuhi dengan baik.
Prosedur keselamatan kerja tersusun dari tiga kata yaitu prosedur, keselamatan, dan kerja. Prosedur mempunyai arti cara kerja, atau cara menjalankan. keselamatan berasal dari kata dasar selamat yang diberi imbuhan ke- sehingga memiliki arti terhindar dari bahaya. Sedangkan kerja mempunyai arti kegiatan melakukan sesuatu. Sehingga, prosedur keselamatan kerja mempunyai arti cara menjalankan kegiatan dengan terhindar dari bahaya.
Dalam kegiatan penambangan para pekerja sangat ditekankan pada personal safety atau keselamatan pribadi. Karena dalam pertambangan sangat sering terjadi personal aciden atau kecelakaan kerja. Semua hal yang mengatur tentang ketenagakerjaan diatur dalam undang-undang RI nomor 13 tahun 2003. Undang-undang RI nomor 13 tahun 2003 tersusun atas 18 bab 193 pasal dan 514 ayat.
Dalam undang-undang RI nomor 13 tahun 2003 bab 1 pasal 1 ayat 2 yang
dimaksud dengan tenaga kerja adalah “Tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.” Dari hal tersebut jelas
bahwa pekerja memiliki andil bagian dalam pembangunan perekonomian bangsa.
Selain untuk memenuhi kebutuhanan hidupnya para pekerja juga menopang
kehidupan orang lain dalam hal ini para pengusaha.
4
Sedangkan yang dimaksud dengan pekerja/buruh dalam UU RI no 13
tahun 2003 pada pasal 1 ayat 3 yaitu “ Pekerja/buruh adalah setiap orang yang
bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.” Maksud dari
pasal ini adalah pekerja memiliki hak atas pekerjaan yang telah dilakukannya
dengan bayaran berupa upah berdasarkan kesepakatan bersama.
Dalam dunia kerja lapangan pekerjaan diciptakan oleh para pemberi kerja.
Adapun pengertian pemberi kerja dalam UU RI no 13 tahun 2003 pasal 1 ayat 4
yaitu “Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau
badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah
atau imbalan dalam bentuk lain.” Dapat ditanggapi bahwa pemberi kerja dapat
berupa badan swasta ataupun negeri. Dalam ruang lingkup lapangan pekerjaan
swasta sang pemberi kerja dikenal dengan nama pengusaha. Biasanya pengusaha
memberi lapangan pekerjaan pada perusahaaan yang dimilikinya.
Pengertian mengenai pengusaha dan perusahaan juga tercantum dalam UU
RI nomor 13 tahun 2003 pada pasal 1 ayat 5 dan 6. Dalam pasal 1 ayat 5 yang
dimaksud dengan pengusaha adalah:
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan
suatuperusahaan milik sendiri;
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri
sendirimenjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
Indonesiamewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b
yangberkedudukan di luar wilayah Indonesia.
Sedangkan perusahaan dalam pasal 1 ayat 6 adalah :
a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan,
milikpersekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik
negara yangmempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuklain;
b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk
lain.
5
Dengan peran pekerja, pemberi kerja, pengusaha, dan perusahaan
diharapkan dapat mensejahterakan pekerja dan masyarakat. Pekerja juga sebagai
penunjang pembangunan bangsa memiliki peran yang sangat penting dalam
pembangunan bangsa. Oleh karena itu mengenai kesejahteraan pekerja juga telah
diatur dalam UU RI nomor 13 yang tersebar dari pasal 2-6. Secara spesifik telah
diatur tentang perlindungan, pengupahaan, dan kesejahteraan pada bab 10. Pada
bab 10 terdapat 34 pasal yaitu dari pasal 67-101. Keseluruhan pasal tersebut
mengatur tentang perlindungan, pengupahan dan kesejahteraan pekerja.
Seperti yang telah diketahui bahwa keselamatan kerja merupakan hal yang
harus diperhatikan dalam dunia kerja. Keselamatan kerja mencakup juga
kesehatan kerja dan diatur dalam UU RI nomor 13 tahun 2003 pasal 86 dan 87.
Adapun isi dari pasal 86 ini adalah
1. Setiap pekerja/buruh mempnyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Moral dan kesusilaan; dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
niulaji-nilai agama.
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehataan kerja.
3. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai denganm peratuan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan pasal 87 berbunyi :
1. Setiap peerusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
peraturan pemerintah.
6
Upaya keselamabtan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh
dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian
bahaya ditempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi.
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari
sistem manajemen pereusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses, dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapaan, pencapaian,
pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamantan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
2.1.2. Tambang Semprot
Dalam dunia pertambangan dikenal sistem penambangan. Sistem tersebut
dibagi menjadi dua yaitu tambang terbuka (surface mining) dan tambang bawah
tanah/tambang dalam (underground mining). Tambang terbuka dibagi menjadi
beberapa metode, yaitu:
1. Open Pit/Open Cast
2. Strip Mining
3. Kuari (Quarry)
4. Alluvial mining
Sedangkan alluvial Mining dibedakan menjadi 3 metode, yaitu :
a) Tambang Semprot (Hydraulicking)
b) Penambangan dengan Kapal Keruk (Dredging)
c) Manual mining method
7
Tambang semprot merupakan tempat penambangan yang menggunakan
bantuan alat penyemprot bertekanan tinggi. Pada tambang semprot penggalian
endapan alluvial dilakukan dengan menggunakan semprotan air yang bertekanan
tinggi yang berasal dari penyemprotan yang disebut monitor atau water jet atau
giant.Tekanan aliran air yang dihasilkan oleh monitor dapat diatur sesuai dengan
keadaan material yang akan digali atau disemprot yang biasanya bisa mencapai
tekanan sampai 10 atm.
Penyemprotan dengan monitor tidak hanya dilakukan pada bidang rata,
tetapi juga pada gundukan tanah. Umumnya pekerjaan tambang semprot
dilakukan pada tanah aluvial. Tanah aluvial umumnya terdapat di dataran atau
lembah, juga di sepanjang aliran sungai. Tanah Alluvial pada proses
pembentukannya sangat tergantung dari bahan induk asal tanah dan topografi,
punya tingkat kesuburan yang bervariasi dari rendah sampai tinggi, tekstur dari
sedang hingga kasar, serta kandungan bahan organik dari rendah sampai tinggi
dan pH tanah berkisar masam, netral, sampai alkalin, kejenuhan basa dan
kapasitas tukar kation juga bervariasi karena tergantung dari bahan induk
(Hardjowigeno, 1985).
Kata Alluvial berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti tanah dari
endapan karena air atau tanah endapan lumpur. Menurut kamus besar bahasa
indonesia (2005), aluvial mempunyai arti berhubungan dengan yang terdapat di
dalam. Sedangkan tanah aluvial memiliki pengertian tanah yang terbentuk dari
material halus hasil pengendapan aliran sungai. Umumnya terdapat di dataran
rendah atau lembah. Berdasarkan uraian tersebut, pengertian tambang aluvial atau
alluvial mining adalah tempat untuk mengambil bahan tambang dari tanah hasil
endapan aliran sungai.
Tanah aluvial memiliki pH yang sangat rendah yaitu kurang dari 4,
sehingga sulit untuk dibudidayakan. Alluvial atau Inceptisol yang bermasalah
adalah sulfaquepts yang mengandung horizon sulfuric ( cat clay ) yang sangat
masam (Munir, 1996).
8
Sarief (1987) menyatakan bahwa tanah Aluvial berwarna kelabu sampai
kecoklat-coklatan. Tekstur tanahnya liat atau liat berpasir, mempunyai konsistensi
keras waktu kering dan teguh pada waktu lembab. Kandungan unsur haranya
relatif kaya dan banyak tergantung pada bahan induknya. Reaksi tanahnya dari
asam, netral sampai basa. Berdasarkan bahan induknya terdapat tanah Aluvial
pasir, lempung, kapur, basa,asam dan lain-lain (Darmawijaya, 1990).
Secara geologi, lokasi penambangan emas dihuni oleh endapan-endapan
aluvial muda dan aluvial tua yang secara umum terdiri dari fragmen-fragmen
kuarsa putih susu, batuan ultramafik, batuan malihan dan batuan sedimen.
Umumnya potensi kandungan emas dalam endapan aluvial tua akan meningkat
seiring dengan peningkatan ukuran butiran endapan tersebut yang relatif lebih
dalam dan dekat dengan batuan dasarnya.
2.1.3. Penambangan Emas
Sebelum jauh mengenal pengertian penambangan emas alangkah baiknya
mengerti pengertian pertambangan dan penambangan terlebih dahulu.
Pertambangan dan penambangan memiliki pengertian yang berbeda.
Penambangan merupakan pekerjaan mengambil bahan tambang dari bumi,
sedangkan pertambangan adalah usaha untuk mengambil bahan tambang. Tetapi
kedua kata tersebut memiliki kata dasar tambang. Tambang merupakan tempat
untuk melakukan pekerjaan penambangan.
Sedangkan dalam KBBI (2005) emas memiliki arti logam mulia yang
memiliki harga yang tinggi. Emas adalah unsur kimia dlm tabel periodik yang
memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam
transisi (trivalen dan univalen) yang sifat fisik lembek, mengkilap, kuning, berat,
"malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi
terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget
emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam
9
coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu
sekitar 1000 derajat celcius.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,
kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung
pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa
emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral
ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil
mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan
sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ,
elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur
belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ,
hanya kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga
digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang
moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri
terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa
komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika.
Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau
batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.
Harga emas di prediksi akan terus mengalami kenaikan karena tidak
adanya kepastian kapan berakhirnya krisis hutang yang melilit negara-negara
eropa, dan penurunan tingkat ekonomi dari 9 negara anggota uni-Eropa, sehingga
harga saham di berbagai bursa di dunia mengalami kejatuhan. sehingga banyak
masyarakat yang mengalihkan dananya untuk berinvestasi dalam bentuk emas.
Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia,
seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
10
Perusahaan pertambangan yang mengeksploitasi cadangan emas di
Indonesia antara lain:
1. PT Aneka Tambang, merupakan BUMN
2. PT Freeport Indonesia
3. PT Newmont Nusa Tenggara
Berdasarkan paparan di atas, jadi pengertian dari penambangan emas
merupakan pekerjaan mengambil mineral emas dari dalam bumi. Pekerjaan
tersebut dilakukan oleh para pekerja dengan bantuan alat semprot.
2.1.4. Dampak Positif dan Negatif Tambang Semprot
Dalam kegiatan yang terjadi pada siklus kehidupan manusia, pasti terdapat
dampak dari kegiatan tersebut. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif
maupun negatif. Sama halnya dengan kegiatan penambangan dengan metode
tambang semprot. Sebelum mengetahui dampak dari tamabang semprot alangkah
baiknya mengetahui dampak positif dan negatif dari pertambangan secara umum.
Adapun dampak tersebut adalah sebagai berikut:
Dampak positif pertambangan adalah :
1. Menambah pendapatan negara.
2. Ikut meningkatkan perkembangan sosial, ekonomi dan budaya daerah
setempat.
3. Memberikan kesempatan kerja (lapangan pekerjaan baru).
4. Memberikan kesempatan ahli teknologi dan informasi.
5. Memantapkan keamanan lingkungan.
11
Sedangkan dampak negatif industri pertambangan adalah :
1. Merubah morfologi dan fisiologi tanah (tata guna tanah).
2. Merusak lingkungan, karena tanah yang subur hilang, vegetasi dibabat
sehingga daerah menjadi gundul dan mudah tererosi serta longsor, flora
dan fauna rusak sehingga ekologi rusak, polusi sungai, udara dan suara.
3. Dapat menimbulkan kesenjangan sosial, ekonomi dan budaya.
Dampak Positif dari tambang semprot :
1. Mempertinggi taraf pendapatan kehidupan
2. Mempertinggi taraf ekonomi suatu daerah
3. Membuka lapangan pekerjaan
4. Mengurangi tingkat pengangguran produktif
Sedangkan Dampak Negatif dari tambang semprot :
1. Merusak tanah, karena mengkikis lapisan tanah.
2. Merusak betang alam.
3. perubahan topografi lahan, hilangnya vegetasi alami, berkurangnya
habitat satwa liar Kegiatan penambangan menyebabkan terjadinya
kerusakan ekosistem yang besar.
4. taraf kecelakaan yang tinggi akibat kurangnya pengetahuan akan
keselamatan kerja.
12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Analisis Data
3.1.1. Prosedur Keselamantan Kerja
Prosedur keselamatan kerja tersusun dari tiga kata yaitu prosedur,
keselamatan, dan kerja. Prosedur mempunyai arti cara kerja, atau cara
menjalankan. keselamatan berasal dari kata dasar selamat yang diberi imbuhan
ke- sehingga memiliki arti terhindar dari bahaya. Sedangkan kerja mempunyai
arti kegiatan melakukan sesuatu. Sehingga, prosedur keselamatan kerja
mempunyai arti cara menjalankan kegiatan dengan terhindar dari bahaya.
Dalam undang-undang RI nomor 13 tahun 2003 bab 1 pasal 1 ayat 2
yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah “Tenaga kerja adalah setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.” Dari hal
tersebut jelas bahwa pekerja memiliki andil bagian dalam pembangunan
perekonomian bangsa. Selain untuk memenuhi kebutuhanan hidupnya para
pekerja juga menopang kehidupan orang lain dalam hal ini para pengusaha.
Sedangkan yang dimaksud dengan pekerja/buruh dalam UU RI no 13
2003 pada pasal 1 ayat 3 yaitu “ Pekerja/buruh adalah setiap orang yang
bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.” Maksud dari
pasal ini adalah pekerja memiliki hak atas pekerjaan yang telah dilakukannya
dengan bayaran berupa upah berdasarkan kesepakatan bersama.
13
Dalam kegiatan tambang semprot prosedur keselamatan kerja sangat
lah penting karena risiko yang ada pada pekerjaan ini sangatlah besar.
Biasanya tambang semprot dimiliki oleh seorang pengusaha yang memiliki
alat penyemprot yang disebut monitor. Dalam melakukan kegiatannya sang
pengusaha memerlukan tenaga para pekerja/buruh. Tetapi sampai saat ini para
pengusaha masih lalai dalam menjalankan prosedur keselamatan kerja
sehingga banyak para pekerja yang menjadi korban dalam pertambangan
dengan metode ini.
Sangatlah perlu disadari baik oleh para pekerja maupun para
pengusaha bahwa keselamatan menjadi hal utama yang harus diutamakan.
Belum lagi dalam usaha penambangan ini banyak pekerja dibawah umur dan
wanita yang turut bekerja.
Dalam praktek perundang-undangan yang mengatur tentang
keselamatan kerja semua hal tersebut diatas tertuluis jelas memiliki dasar
hukum yang kuat. Seharusnya para penghusaha memperhatikan keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan pekerjanya. Karena dalam praktek timbal balik
hubungan antara pekerja dan pengusaha sangat mempengaruhi produktivitas.
Undang-undang nomor 13 tahun 2003 merupakan undang-undang
yang mengatur tentang ketenagakerjaan. Dalam bab 10 tentang perlindungan,
pengupahan, dan kesejahteraan. Pada bab 10 terdapat 34 pasal yaitu dari pasal
67-101. Maksud dari perlindungan ini diberikan kepada pekerja yang
menyandang cacat seperti terdapatdalam pasal 67 ayat 1 yang berbunyi “
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib
memberikan perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya”.
Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat ini misalnya penyedian
aksesibilitas, pemberian alat kerja, dan alat pelindung diri yang disesuaikan
dengan jenis dan derajat kecacatannya.
14
Selain perlindungan diberikan kepada penyandang cacat, perlindungan
juga diberikan kepada anak dan perempuan. Ada pun pasal yang mengatur
tentang mempekerjakan anak terdapat dalam pasal 68-75. Ketentuan dalam
pasal ini diamaksudkan untuk melindungi anak agar pengembangan bakat dan
minat anak yang pada umumnya muncul pada usia ini terhambat.
Penanggulangan anak yang bekerja diluar hubungan kerja dimaksudkan untuk
menghapuskan atau mengurangi anak yang bekerja diluar hubungan kerja.
Upaya tersebut harus dilakukan secara terncana, terpadu, dan terkoordinasi
dengan intansi terkait. Pasal yang mengatur tentang mempekerjakan
perempuan terdapat pada pasal 76 ayat 1-5. Adapaun bunyi dalam ayat 1
adalah sebagai berikut “ Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari
18 ( delapan belas ) tahun dilarang dipekerjakan anatara pukul 23.00 sampai
dengan pukul 07.00”. Yang bertanggung jawab atas pelanggaran ayat ini
adalah pengusaha. Apabila pekerja/buruh perempuan yang dimaksud dalam
ayat ini dipekerjakan antara pukul 23.00 samapai dengan pukul 07.00 maka
yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut adalah pengusaha.
Seperti yang telah diketahui bahwa keselamatan kerja merupakan hal
yang harus diperhatikan dalam dunia kerja. Keselamatan kerja mencakup juga
kesehatan kerja dan diatur dalam UU RI nomor 13 tahun 2003 pasal 86 dan
87. Adapun isi dari pasal 86 ini adalah :
1. Setiap pekerja/buruh mempnyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Moral dan kesusilaan; dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai agama.
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehataan kerja.
15
3. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peratuan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan pasal 87 berbunyi :
1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
peraturan pemerintah.
Selain perlindungan yang berupa keselamatan dan kesehatan kerja,
salah satu hak yang dimiliki pekerja/buruh adalah pengupahan. Hal tersebut
telah diatur dalam pasal 88-98 UU RI No. 13 tahun 2003. Salah satu pasal
yang dapat dijadikan acuan adalah pasal 88 ayat 1 yang berbunyi “ Setiap
pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang
layak bagi kemanusian”. Maksud dari penghasilan yang memenuhi penghidupan yang
layak adalah jumlah penerimaan atau pendapatan pekerja/buruh dari hasil
pekerjaannya sehingga mampu memenuhhi kehidupan pekerja/buruh dan keluarganya
secara wajar yang meliputi pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, rekreasi,
dan jaminan hari tua.
Bagian terakhir dari bab X adalah mengenai kesejahteraan dan telah diatur
dalam pasal 99-101. Kesejahteraan merupakan hak dari setiap pekerja/buruh dan
keluarganya yang harus dimiliki. Hal tersebut jelas tertulis didalam pasal 99 ayat 1
yang berbunyi “ setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh
jaminan sosial tenaga kerja”.
16
3.1.2. Tambang Semprot
Tambang Semprot adalah kegiatan penambangan yang mengupas
permukaan tanah dengan menggunakan tenaga air. peralatan yang biasa
digunakan yaitu :
1. Water Pump
2. Selang
3. Monitor/jet spray
4. Mesin pengerak
Dalam proses kerjanya alat-alat ini saling berkaitan satu sama lain, fungsi
dari water pump adalah untuk memompa air dengan bantuan monitor/jet spray,
mesin penggerak dan selang. Kemampuan semprotan mesin ini dapat mencapai 10
atm, sehingga dapat dengan mudah mengupas permukaan tanah.
Tanah yang menjadi tempat penambangan adalah tanah aluvial yang
banyak mengandung kandungan emas. Tetapi sangat disayangkan pekerjaan
penambangan ini dilakukan secara berpindah-pindah. Sehingga mengakibatkan
banyaknya lobang-lobang bekas pekerjaan penambangan yang tidak ditutup
kembali oleh para pengusaha.
Bukan menjadi hal yang aneh apabila dalam pekerjaan penambangan ini
banyak terdapat korban jiwa. Semua pihak baik pengusaha maupun pekerja sama-
sama tidak menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Bukti nyata
dari pernyataan tersebut dapat dilihat dari equipment atau apa yang mereka
kenakan. Bukan hanya jauh dari standar tetapi sangat tidak layak pakai. Bahkan
ada pekerja yang bekerja hanya menggunakan celana dalam saja. Padahal
pekerjaan yang mereka lakukan sangat beresiko.
17
Dewasa ini para pekerja tambang semprot bukan hanya orang dewasa
melainkan anak-anak usia sekolah yang seharusnya mengenyam bangku sekolah.
Tetapi ada juga yang bekerja setelah pulang dari sekolah. Keadaan ini sangat
memperihatinkan karena kurangnya kesadaraan pemberi kerja bahwa anak-anak
usia sekolah adalah pemimpin masa depan.
3.1.3. Penambangan Emas
Sebelum jauh mengenal pengertian penambangan emas alangkah baiknya
mengerti pengertian pertambangan dan penambangan terlebih dahulu.
Pertambangan dan penambangan memiliki pengertian yang berbeda.
Penambangan merupakan pekerjaan mengambil bahan tambang dari bumi,
sedangkan pertambangan adalah usaha untuk mengambil bahan tambang. Tetapi
kedua kata tersebut memiliki kata dasar tambang. Tambang merupakan tempat
untuk melakukan pekerjaan penambangan.
Sedangkan dalam KBBI (2005) emas memiliki arti logam mulia yang
memiliki harga yang tinggi. Emas adalah unsur kimia dlm tabel periodik yang
memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam
transisi (trivalen dan univalen) yang sifat fisik lembek, mengkilap, kuning, berat,
"malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi
terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget
emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam
coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu
sekitar 1000 derajat celcius.
18
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,
kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung
pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa
emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral
ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil
mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan
sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ,
elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur
belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ,
hanya kandungan perak di dalamnya >20%.
Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia,
seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Dalam penambangan emas juga ada hal-hal yang dipercaya oleh para
pengusaha yang ingin membuka lahan ini, seperti adanya mitos bahwa saat
bekerja dalam lahan yang terdapat emas para pekerja tidak boleh melakukan hal-
hal yang berbau negatif atau macam-macam. Khususnya masyarakat daerah pulau
Kalimantan yang masih mempeercayai hal tersebut hingga sekarang.
3.1.4. Dampak Positif dan Negatif dari Penambangan Emas Tambang
Semprot.
Dampak Positif dari tambang semprot :
1. Mempertinggi taraf pendapatan kehidupan
2. Mempertinggi taraf ekonomi suatu daerah
3. Membuka lapangan pekerjaan
4. Mengurangi tingkat pengangguran produktif
19
Sedangkan Dampak Negatif dari tambang semprot :
1. Merusak tanah, karena mengkikis lapisan tanah.
2. Merusak betang alam.
3. perubahan topografi lahan, hilangnya vegetasi alami, berkurangnya
habitat satwa liar Kegiatan penambangan menyebabkan terjadinya
kerusakan ekosistem yang besar.
4. Taraf kecelakaan yang tinggi akibat kurangnya pengetahuan akan
keselamatan kerja.
3.1.5. Prosedur Keselamatan Kerja Tambang Semprot
Prosedur keselamatan kerja mempunyai arti cara menjalankan kegiatan
dengan terhindar dari bahaya. Sedangkan tambang semprot merupakan
kegiatan penambangan yang mengupas permukaan tanah dengan
menggunakan tenaga air. Jadi prosedur keselamatan kerja tambang semprot
merupakan cara menjalankan kegiatan penambangan dengan menggunakan
tenaga air dengan aman.
Prosedur tentang keselamatan kerja telah diatur dalam undang-undang
RI nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam pasal 86 dan 87 jelas
tertulis bahwa:
1. Setiap pekerja/buruh mempnyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
d. Keselamatan dan kesehatan kerja;
e. Moral dan kesusilaan; dan
f. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
niulaji-nilai agama.
20
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehataan kerja.
3. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai denganm peratuan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan pasal 87 berbunyi :
1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
peraturan pemerintah.
Walaupun ketentuan telah dibuat dalam peraturan perundang-
undangan tetapi praktek pelaksanaannya belum dilaksanakan semaksimal
mungkin. Salah satu buktinya adalah masih kurangnya kesadaran akan
keselamatan kerja baik dari pengusaha maupun para pekerjanya. Pemerintah
dalam hal ini seharusnya memberikan sosialisasi tentang bahaya apabila
prosedur keselamatan kerja tidak dilaksanakan dengan benar. Berdasarkan
uraian diatas penulis menggagas sebuah pemikiran bahwa pemerintah
khususnya dinas terkait harus bekerja sama dengan pengusaha dan pekerja
dalam mewujudkan sebuah sistem pertambangan yang berwawasan
keselamatan dan kesehatan kerja.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1. KesimpulanProsedur keselamatan kerja mempunyai arti cara menjalankan
kegiatan dengan terhindar dari bahaya. Sedangkan tambang semprot merupakan kegiatan penambangan yang mengupas permukaan tanah dengan menggunakan tenaga air. Jadi prosedur keselamatan kerja tambang semprot merupakan cara menjalankan kegiatan penambangan dengan menggunakan tenaga air dengan aman.
4.2. Saran
Saran yang pertama ditujukan kepada pemerintah khususnya dinas terkait harus bekerja sama dengan pengusaha dan pekerja dalam mewujudkan sebuah sistem pertambangan yang berwawasan keselamatan dan kesehatan kerja. Saran kepada pembaca khusus kalangan pelajar dan mahasiswa, agar dapat lebih bermasyarakat sehingga dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat awam agar lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja.
22
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. 2010. The Windows Of Business Investment In Central Kalimantan. Palangka Raya: PT Anggrek Bulan.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Pelajar.
Seri Hukum dan Perundangan. 2011. Undang-undang ketenagakerjaan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Jakarta: SL Media.
Wikipedia.com
23
Makalah Unpar Students Mining Competition ( USMC )
Prosedur keselamantan Kerja Tambang Semprot dalam Penambangan Emas
Disusun oleh:
- Hendra Wijaya (DBD 112 035)
- Beni Sawito ( DBD 112 154)
- Achmad Dasuki ( DBD 112 006)
- Achmad Syafriansyah ( DBD 112 001)
- Rizky Riva’i (DBD 112 053 )
- Dhony Pranata ( DBD 112 076)
- Waltisep ( DBD 112 060)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
SEPTEMBER 2012
24
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN DAFTAR ISI........................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan ................................................................. 3
1.3. Manfaat Penulisan ............................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Kerangka AcuanTeoritis ....................................................... 4
2.1.1. Prosedur Keselamatan Kerja .................................... 4
2.1.2. Tambang semprot ...................................................... 7
2.1.3. Penambangan Emas ................................................... 9
2.1.4. Dampak Positif dan Negatif Tambang Semprot .... 11
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Analisis Data .......................................................................... 13
3.1.1. Prosedur keselamatan kerja .................................... 13
3.1.2. Tambang semprot ..................................................... 17
3.1.3. Penambangan emas .................................................. 18
3.1.4. Dampak positif dan negatif tambang semprot ....... 19
3.1.5. Prosedur keselamatan kerja tambang semprot ..... 20
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ........................................................................... 22
4.2. Saran ..................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
25ii
Recommended