Apr16
Makalah Praktikum Mikrobiologi Inokulasi
MAKALAH AKHIR PRAKTIKUMMIKROBIOLOGI PETERNAKAN
INOKULASI
Disusun Oleh:1. Eko Purwanto 2. Dede Masopah3. Beatul Muarifah4. Nur Safri F5. Aprilia6. Nur Rohmah7. Tri Indah8. Reyzan9. Tri Rachmanto10. Rakhmat Arifin11. Rani Puspaningrum12. Jalu
LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN DASAR PETERNAKANFAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang
kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah akhir praktikum mikrobiologi dengan judul ” INOKULASI”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dan motivasi dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada asisten
praktikum mikrobiologi Ariani Lepena atas bimbingan dan kepercayaan yang begitu besar
kepada penulis. Semoga semua ini bisa menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Purwokerto, April 2013
Penyusun
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Untuk dapat meneliti mikroorganisme di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan
mikroorganisme tersebut . Mikroorganisme dapat berkembang secara alami ataupun buatan.
Substrat yang digunakan manusia dalam dalam mengembangkan dan menumbuhkan
mikroorganisme disebut media . Untuk itu harus dipahami jenis – jenis nutrien yang diisyaratkan
oleh bakteri dan lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Alat – alat yang digunakan dalam perkembangbiakan ini harus disterilkan terlebih dulu , supaya
mikroorganisme yang tidak diinginkan tidak tumbuh , sehingga menghambat pertumbuhan
mikroorganisme .
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan
yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Inokulasi
dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba
yang murni . Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi . Agar biakan bakteri dapat dibuat , maka alat – alat harus
disterilisasi sebelum inokulasi . Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang terdapat pada suatu benda . Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu , penggunaan panas ( pemijaran dan udara panas ) , penyaringan , penggunaan
bahan kimia ( etilena oksida , asam perasetat , formal dehida dan glutaraldehida alkalin ) .
Pencemaran biasanya berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme .
Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur
laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi . Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi
biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur
murni saja . Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan
segar tanpa terjadi pencemaran . Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik
aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Identifikasi
biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi
pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk
mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui macam inokulasi
2. Mengetahui jenis inokulasi
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi inokulasi
4. Mengetahui metode inokulasi
5. Mengetahui macam media untuk inokulasi
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa Pengaruh dari inokulasi
2. Bagaimana cara kerja inokulasi
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi inokulasi
4. Metode seperti apa yang digunakan untuk inokulasi
5. Media apa saja yang digunakan dalam inokulasi
II. LANDASAN TEORI
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat
yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari
terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998)
Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar
memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap
selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan
mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan
menginokulasi medium agar nutrien (nutrien agar) dengan metode agar tuang atau media agar
sebar, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba
individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah
massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang.
Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).
Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih
mudah untuk diamati. Selain itu teknik untuk memisahkan dan mendapatkan koloni tunggal
serta pemeliharannya terdapat beberapa jenis. Teknik-teknik tersebut memiliki kelebihan dan
kelemahan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada
bahan pemeriksaan. Cara yang paling sering digunakan adalah cara penghitungan koloni pada
lempeng pembiakan (plate count) atau juga dapat dilakukan penghitungan langsung secara
mikroskopis (Burrows, 2004).
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang
penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba. Berikut ini faktor-faktor penting yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba, suplai energi, suhu/temperatur, keasaman atau kebasaan
(ph), ketersediaan oksigen (Suriawiria, 2005).
Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme
yaitu :
1.Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,
tetapimemerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan
yangsempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di
permukaanmedia agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di
antaragaris-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat
tumbuhmenjadi koloni (Winarni, 1997).Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan
padat bentuk lempeng. Biladilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam
pengerjaannya terkadangberbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu
untuk membuatgoresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan (Kus Irianto,
2006)
2.Metode tebar/ sebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petri dan
dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam
medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat
menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul
koloni koloni yang terpisah-pisah. Metode tuang Isolasi menggunakan media cair dengan cara
pengenceran. Metode tuang ini dilakukan dengan cara nutrient agar terlebih dahulu di tuang lalu
diberi mikroba (Prescott,2009)
3.Teknik Aseptik
Sebelum benar-benar dilakukan proses kultur mikroorganisme, pertama kali kitaharus
mempertimbangkan bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Mikroorganisme adadimana-
mana. Karena ukurannya yang sangat kecil, mereka mudah lepas dalam udara danpermukaan.
Maka dari itu, kita harus mensterilisasikan medium kultur secepatnya setelahpreparasi untuk
pemindahan mikroorganisme siap dikontaminasikan, ini biasanya terbunuh.Bagaimanapun, itu
sama pentingnya untuk tindakan pencegahan sampai penangananberikutnya mediun kultur harus
tetap steril. Demikian materi yang lain yang akan kontak juga harus tetap terjaga kesterilannya
(Cappuccino, 1983).Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur
manipulasidan media kultur steril disebut teknik aseptik. Keunggulan itu dibutuhkan
keberhasilandalam laboratorium mikrobiologi, dan salah satu cara belajar dengan
pendampingmikrobilogi. Kontaminasi udara paling sering menjadi masalah karena udara selalu
kontak dengan partikel debu dan umumnya banyak komunitas mikroorganisme
didalamnya.Ketika wadah dibuka maka segera ditangani agar tidak terkontaminasi dengan udara
sekitar.Transfer aseptik pada kultur dari salah satu medium ke medium yang lain harus
lihaidengan loop inokulasi atau jarum harus disterilkan oleh pembakaran pada nyala api.
Dalampertumbuhan kultur dibutuhkan tempat yang mudah dipindahkan ke permukaan agar
datar,dimana pertumbuhan suatu koloni berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel
tunggal(Cappuccino, 1983).
Bakteri yang digunakan dalam proses inokulasi Escherichia coli Menurut Kenneath
tahun (2008),termasuk dalam familiEnterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan
berbentuk batang yang fermentatif. E.coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia,
yaitu membantu sistem pencernaanmanusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi
pada strain baru dari E.colimerupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan
sindrom diarelanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang mengguntungkan adalah
dapatdijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta
mendeteksipatogen pada feses manusia yang disebabkan oleh
Salmonella typhi (Mikrolibrary, 2008)
III. PEMBAHASAN
Inokulasi atau penanaman bakteri adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium
yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan
penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar tetap steril, hal ini agar
menghindari terjadinya kontaminasi. Pernyataan tersebut dikemukakan Dwijoseputro (1998).
Ada beberapa teknik / metode dalam proses inokulasai yaitu:
a. Metode gores, metode ini lebih menguntungkan jika dilihat dari sudut ekonomi dan waktu
tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yan di peroleh dengan latihan.
b.Metode tebar, Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama untuk dapat
menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.
c.Metode tuang, metode ini bekerja dengan cara menuangkan inokulum dan media pada cawan
petri secara bersamaan.
d.Metode tusuk, Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung
jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.
Sedangkan, dalam praktikum yang praktikan lakukan menggunakan metode pour plat,
dan satu penginokulasian menggunakan metode streak plat pada, yaitu pada media PDA.
Dasar mkanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium yang
mengandung zat-zat organik (Dwidjoseputro,1990). Media yang digunakan dalam praktikum
inokulasi ini adalah media NA(Nutrient Agar), Media PDA(Potato Dextrose Agar), Media
TEA(Tauge Estrak Agar), dan Media TRS (de Man’s Rugosa Stack Agar). Mikroba yang
terbentuk adalah bakteri, jamur, bakteri asam laktat, dan yeast. Pembentukan fungi (jamur) bisa
juga menggunakan media BLA (Banana Leaf Agar) digunakan untuk perbanyakan dan memacu
pembentukan struktur reproduksi atau morfologinya (Wilarso. dkk, 2010). Kandungan yang
terdapat pada media NA adalah : beef extract 3 gram,Tryptone 5 gram, agar 15 gram, akuades
1000 ml. Pada media PDA terdiri dari kentang 200 gram, glukosa 10 gram, agar 15 gram, dan
aquades 1000 ml. Pada media TEA terdiri dari tauge 200 gram, glukosa 10 gram, agar 15 gram,
larutan akuades 1000 ml. Pada media MRS terdiri dari bahan-bahan khusus dan merupakan
media khusus tumbuhnya hanya bakteri asam laktat saja. Bahan-bahan yang terdapat pada media
tersebut mengandung Carbon (C), Hydrogen(H), Oksigen(O) dan Nitrogen(N). Ada beberapa
bahan pada media tersebut yang dapat digantikan dengan bahan lain asalkan memiliki fungsi
yang yang sama, seperti glucose bisa digantikan dengan Dextros karena sama-sama berfungsi
sebagai Carbon.
Pada media NA seharusnya tumbuh bakteri, pada media PDA dan TEA tumbuh jamur
dan pada media MRS tumbuh bakteri asam laktat. Sedangkan, pada praktikum yang dilakukan
pada media NA tumbuh bakteri dan yeast, pada media PDA tumbuh bakteri dan yeast, pada
media MRS tumbuh bakteri, jamur, dan yeast. Terdapat kesalahan pada praktikum yang
praktikan lakukan karena hasil tidak sesuai dengan apa yang seharusnya, itu dikarenakan telah
terkontaminasinya media ketika proses inokulasi, bisa jadi terkontaminasi oleh udara. Bentuk
bakteri bulat mengkilat, bentuk yeast tak beraturan berwarna samar-samar atau memudar dan
pada jamur terdapat serabut. Pernyataan tersebut digunakan untuk membedakan jenis mikroba
yang tumbuh pada media (Suriawira,1983).
Untuk melakukan penginokulasian dilakukan pengenceran dari produk hasil ternak yaitu
daging sapi, menurut Susilowati (2011), pengenceran dihitung sebagai pengenceran 10 min1,
selanjutnya dilakukan dengan melarutkan 1ml larutan hasil pengenceran 10min1 dengan 9ml
laretan garam fisiologis dan dihitung sebagai pengenceran 10 min2 . Metode pengenceran
tersebut sama dengan yang telah dilakukan dalam praktikum kali ini hanya saja pada praktikum
kali ini praktikan membuat pengenceran sampai 10 min3dan menggunakan aquades yang telah
di swab dengan daging.
Pada hakekatnnya bakteri tumbuh karena factor lingkungan yaitu: kelembabannya, ada
tidaknya udara, pH lingkungan,tekana osmotic suhu, kandungan bahan makanan, dan kandungan
bahan-bahan yang merusak. Sedangkan pada jamur tumbuh karena tingkat kelembaban udara
tinggi, ada senyawa karbon dan nitrogen, ada oksigen, dan suhu lingkungan sedang (20-40
derajat C). Yeast atau ragi criteria tumbuhnya hamper sama dengan bakteri.
Inokulum yang kami gunakan adalah bakteri yang diambil dari daging dengan metode
pencairan. Media sreak plate diberi ekstak 10 min3 dan menghasilkan jumlah bkteri 33.000 dan
jumlah yeast 3000, pada media MRS diberi ekstrak 10 min2 dengan tekhnik pour plate
menghasilkan jumlah bakteri 3200, jamur sebanyak 200 dan jumlah yeast 200, pada media PDA
diberi ekstrak 10 min3 dengan tekhnik poure plate menghasilkan jumlah bakteri 17000 dan yeast
sebanyak 7000, dan pada media NA juga menggunakan tekhnik pourplate dengan diberi ekstrak
10 min2 menghasilkan jumlah bakteri 2100 dan yeast sebanyak 1000.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan1) Semua alat dan bahan harus steril sebelum inokulasi2) Inokulasi digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang diinginkan/ yang bukan merugikan3) Tujuan pengenceran untuk mempermudah pengamatan dan penghitungan koloni 4) Bakteri tumbuh membutuhkan nutrient
4.2 Saran 1) Praktikum sebaiknya dilaksanakan secara lebih teliti agar hasil yang didapat akurat2) Saat praktikum hendaknya memakai perlengkapan sebagaimana mestinya3) Dalam mengiokulasi selalu dilakukan dengan aseptis
DAFTAR PUSTAKA
Burrows, 2004. Prinsip-prinsip Fisiologi Mikoba. Biologi FMIPA ITB : Bandung
Cappuccino. 1983.“ Isolasi menggunakan Actinase E dan EDTA” Studi tentang
Chitin Cangkang Udang (Penaeus merguiensis) I. Agritech 10 (3)
Dwijoseputro. 1998. Biologi – Jilid 2.ed.2. Erlangga: Jakarta
Dwidjoseputro,D.1990.Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan.jakarta
Gaharu dari Batang Aquilaria spp”.Jurnal silvikultur tropika,vol 01,no 1,desembe,hal 1-5
ISSN:2086-8227
Irianto Kus. 2006. Buku Pegangan Kuliah Patologi Klinik I Jilid 1. Bagian Patologi
Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro: Semarang
Irianto Kus. 2006. Kamus Biologi. Edisi Pertama. Bumi Aksara : Jakarta
Mikrolibrary. 2008. Molecular and Biotechnological Aspects of Microbial Proteases
Microb. Mol. Biol.Rev.62
Pelczar dan Chan. 2007. Analisis Mikroba pada Inokulasi . Edisi Kelima.Erlangga: Jakarta
Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassr : Makasar
Prescott,2009. Comprehensive Tutorial and Reference. Prentice Hall: New Jersey
Suriawiria 2005. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Jurasan Farmasi
Suriawira.1983.Pengantar Mikrobiologi umum.Angkasa.Bandung
Wilarso,sri.dkk.2010.”Identifikasi Jenis-Jenis Fungi yang Potensial terhadap Pembentukan
Winarni.1997 . Telaah Formulasi Aditif di dalam Peningkatan Daya Simpan Protease
Bacillus sp., Laporan Penelitian. Fateta IPB
Geplaas 16th April deur Elko Pentom 0
Add a comment
Kampung Kita Inspirasi Indonesia
Classic Flipcard Magazine Mosaic Sidebar Snapshot Timeslide
1.
Apr
16
Makalah Praktikum Mikrobiologi Inokulasi
MAKALAH AKHIR PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI PETERNAKAN
INOKULASI
Disusun Oleh:
1. Eko Purwanto 2. Dede Masopah3. Beatul Muarifah4. Nur Safri F5. Aprilia6. Nur Rohmah7. Tri Indah8. Reyzan9. Tri Rachmanto10. Rakhmat Arifin11. Rani Puspaningrum12. Jalu
LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN DASAR PETERNAKANFAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMANPURWOKERTO
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas
segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah akhir praktikum mikrobiologi dengan judul ”
INOKULASI”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada asisten praktikum mikrobiologi Ariani Lepena atas bimbingan dan kepercayaan
yang begitu besar kepada penulis. Semoga semua ini bisa menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Purwokerto, April
2013
Penyusun
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Untuk dapat meneliti mikroorganisme di laboratorium kita harus dapat
menumbuhkan mikroorganisme tersebut . Mikroorganisme dapat berkembang secara
alami ataupun buatan. Substrat yang digunakan manusia dalam dalam mengembangkan
dan menumbuhkan mikroorganisme disebut media . Untuk itu harus dipahami jenis –
jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan lingkungan fisik yang menyediakan
kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Alat – alat yang digunakan dalam
perkembangbiakan ini harus disterilkan terlebih dulu , supaya mikroorganisme yang tidak
diinginkan tidak tumbuh , sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme .
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu
biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari
luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan
mendapatkan populasi mikroba yang murni . Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi . Agar biakan
bakteri dapat dibuat , maka alat – alat harus disterilisasi sebelum inokulasi . Sterilisasi
merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu
benda . Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu , penggunaan panas (
pemijaran dan udara panas ) , penyaringan , penggunaan bahan kimia ( etilena oksida ,
asam perasetat , formal dehida dan glutaraldehida alkalin ) .
Pencemaran biasanya berasal dari udara yang mengandung banyak
mikroorganisme . Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan
mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi . Pada praktikum ini
akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk
mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja . Identifikasi biakan
mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi
pencemaran . Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk
mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Identifikasi biakan
mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi
pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk
mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui macam inokulasi
2. Mengetahui jenis inokulasi
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi inokulasi
4. Mengetahui metode inokulasi
5. Mengetahui macam media untuk inokulasi
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa Pengaruh dari inokulasi
2. Bagaimana cara kerja inokulasi
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi inokulasi
4. Metode seperti apa yang digunakan untuk inokulasi
5. Media apa saja yang digunakan dalam inokulasi
II. LANDASAN TEORI
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih
dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap
steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998)
Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar
memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan
setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat
dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut
inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrien agar) dengan metode agar
tuang atau media agar sebar, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri.
Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga
dalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan
koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni
satu macam mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).
Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih
mudah untuk diamati. Selain itu teknik untuk memisahkan dan mendapatkan koloni
tunggal serta pemeliharannya terdapat beberapa jenis. Teknik-teknik tersebut memiliki
kelebihan dan kelemahan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah
bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling sering digunakan adalah
cara penghitungan koloni pada lempeng pembiakan (plate count) atau juga dapat
dilakukan penghitungan langsung secara mikroskopis (Burrows, 2004).
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal
yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba. Berikut ini
faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba, suplai
energi, suhu/temperatur, keasaman atau kebasaan (ph), ketersediaan oksigen (Suriawiria,
2005).
Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni
mikroorganisme yaitu :
1.Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,
tetapimemerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan
yangsempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di
permukaanmedia agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi).
Di antaragaris-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat
tumbuhmenjadi koloni (Winarni, 1997).Cara penggarisan dilakukan pada medium
pembiakan padat bentuk lempeng. Biladilakukan dengan baik teknik inilah yang paling
praktis. Dalam pengerjaannya terkadangberbeda pada masing-masing laboratorium tapi
tujuannya sama yaiitu untuk membuatgoresan sebanyak mungkin pada lempeng medium
pembiakan (Kus Irianto, 2006)
2.Metode tebar/ sebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petri
dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan
dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan
kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada
beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah. Metode tuang Isolasi
menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Metode tuang ini dilakukan dengan
cara nutrient agar terlebih dahulu di tuang lalu diberi mikroba (Prescott,2009)
3.Teknik Aseptik
Sebelum benar-benar dilakukan proses kultur mikroorganisme, pertama kali
kitaharus mempertimbangkan bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Mikroorganisme
adadimana-mana. Karena ukurannya yang sangat kecil, mereka mudah lepas dalam udara
danpermukaan. Maka dari itu, kita harus mensterilisasikan medium kultur secepatnya
setelahpreparasi untuk pemindahan mikroorganisme siap dikontaminasikan, ini biasanya
terbunuh.Bagaimanapun, itu sama pentingnya untuk tindakan pencegahan sampai
penangananberikutnya mediun kultur harus tetap steril. Demikian materi yang lain yang
akan kontak juga harus tetap terjaga kesterilannya (Cappuccino, 1983).Teknik yang
digunakan dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur manipulasidan media kultur
steril disebut teknik aseptik. Keunggulan itu dibutuhkan keberhasilandalam laboratorium
mikrobiologi, dan salah satu cara belajar dengan pendampingmikrobilogi. Kontaminasi
udara paling sering menjadi masalah karena udara selalu kontak dengan partikel debu dan
umumnya banyak komunitas mikroorganisme didalamnya.Ketika wadah dibuka maka
segera ditangani agar tidak terkontaminasi dengan udara sekitar.Transfer aseptik pada
kultur dari salah satu medium ke medium yang lain harus lihaidengan loop inokulasi atau
jarum harus disterilkan oleh pembakaran pada nyala api. Dalampertumbuhan kultur
dibutuhkan tempat yang mudah dipindahkan ke permukaan agar datar,dimana
pertumbuhan suatu koloni berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel
tunggal(Cappuccino, 1983).
Bakteri yang digunakan dalam proses inokulasi Escherichia coli Menurut
Kenneath tahun (2008),termasuk dalam familiEnterobacteraceae yang termasuk gram
negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E.coli hidup dalam jumlah besar di dalam
usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaanmanusia dan melindunginya dari
bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.colimerupakan patogen berbahaya
yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diarelanjutan serta hemolitik uremic
(hus). Peranan yang mengguntungkan adalah dapatdijadikan percobaan limbah di air,
indikator pada level pencemaran air serta mendeteksipatogen pada feses manusia yang
disebabkan oleh
Salmonella typhi (Mikrolibrary, 2008)
III. PEMBAHASAN
Inokulasi atau penanaman bakteri adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar tetap
steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi. Pernyataan tersebut dikemukakan
Dwijoseputro (1998).
Ada beberapa teknik / metode dalam proses inokulasai yaitu:
a. Metode gores, metode ini lebih menguntungkan jika dilihat dari sudut ekonomi dan
waktu tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yan di peroleh dengan latihan.
b.Metode tebar, Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama untuk dapat
menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.
c.Metode tuang, metode ini bekerja dengan cara menuangkan inokulum dan media pada
cawan petri secara bersamaan.
d.Metode tusuk, Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan
ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam
media.
Sedangkan, dalam praktikum yang praktikan lakukan menggunakan metode pour
plat, dan satu penginokulasian menggunakan metode streak plat pada, yaitu pada media
PDA.
Dasar mkanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium yang
mengandung zat-zat organik (Dwidjoseputro,1990). Media yang digunakan dalam
praktikum inokulasi ini adalah media NA(Nutrient Agar), Media PDA(Potato Dextrose
Agar), Media TEA(Tauge Estrak Agar), dan Media TRS (de Man’s Rugosa Stack Agar).
Mikroba yang terbentuk adalah bakteri, jamur, bakteri asam laktat, dan yeast.
Pembentukan fungi (jamur) bisa juga menggunakan media BLA (Banana Leaf Agar)
digunakan untuk perbanyakan dan memacu pembentukan struktur reproduksi atau
morfologinya (Wilarso. dkk, 2010). Kandungan yang terdapat pada media NA adalah :
beef extract 3 gram,Tryptone 5 gram, agar 15 gram, akuades 1000 ml. Pada media PDA
terdiri dari kentang 200 gram, glukosa 10 gram, agar 15 gram, dan aquades 1000 ml.
Pada media TEA terdiri dari tauge 200 gram, glukosa 10 gram, agar 15 gram, larutan
akuades 1000 ml. Pada media MRS terdiri dari bahan-bahan khusus dan merupakan
media khusus tumbuhnya hanya bakteri asam laktat saja. Bahan-bahan yang terdapat
pada media tersebut mengandung Carbon (C), Hydrogen(H), Oksigen(O) dan
Nitrogen(N). Ada beberapa bahan pada media tersebut yang dapat digantikan dengan
bahan lain asalkan memiliki fungsi yang yang sama, seperti glucose bisa digantikan
dengan Dextros karena sama-sama berfungsi sebagai Carbon.
Pada media NA seharusnya tumbuh bakteri, pada media PDA dan TEA tumbuh
jamur dan pada media MRS tumbuh bakteri asam laktat. Sedangkan, pada praktikum
yang dilakukan pada media NA tumbuh bakteri dan yeast, pada media PDA tumbuh
bakteri dan yeast, pada media MRS tumbuh bakteri, jamur, dan yeast. Terdapat kesalahan
pada praktikum yang praktikan lakukan karena hasil tidak sesuai dengan apa yang
seharusnya, itu dikarenakan telah terkontaminasinya media ketika proses inokulasi, bisa
jadi terkontaminasi oleh udara. Bentuk bakteri bulat mengkilat, bentuk yeast tak
beraturan berwarna samar-samar atau memudar dan pada jamur terdapat serabut.
Pernyataan tersebut digunakan untuk membedakan jenis mikroba yang tumbuh pada
media (Suriawira,1983).
Untuk melakukan penginokulasian dilakukan pengenceran dari produk hasil
ternak yaitu daging sapi, menurut Susilowati (2011), pengenceran dihitung sebagai
pengenceran 10 min1, selanjutnya dilakukan dengan melarutkan 1ml larutan hasil
pengenceran 10min1 dengan 9ml laretan garam fisiologis dan dihitung sebagai
pengenceran 10 min2 . Metode pengenceran tersebut sama dengan yang telah dilakukan
dalam praktikum kali ini hanya saja pada praktikum kali ini praktikan membuat
pengenceran sampai 10 min3dan menggunakan aquades yang telah di swab dengan
daging.
Pada hakekatnnya bakteri tumbuh karena factor lingkungan yaitu:
kelembabannya, ada tidaknya udara, pH lingkungan,tekana osmotic suhu, kandungan
bahan makanan, dan kandungan bahan-bahan yang merusak. Sedangkan pada jamur
tumbuh karena tingkat kelembaban udara tinggi, ada senyawa karbon dan nitrogen, ada
oksigen, dan suhu lingkungan sedang (20-40 derajat C). Yeast atau ragi criteria
tumbuhnya hamper sama dengan bakteri.
Inokulum yang kami gunakan adalah bakteri yang diambil dari daging dengan
metode pencairan. Media sreak plate diberi ekstak 10 min3 dan menghasilkan jumlah
bkteri 33.000 dan jumlah yeast 3000, pada media MRS diberi ekstrak 10 min2 dengan
tekhnik pour plate menghasilkan jumlah bakteri 3200, jamur sebanyak 200 dan jumlah
yeast 200, pada media PDA diberi ekstrak 10 min3 dengan tekhnik poure plate
menghasilkan jumlah bakteri 17000 dan yeast sebanyak 7000, dan pada media NA juga
menggunakan tekhnik pourplate dengan diberi ekstrak 10 min2 menghasilkan jumlah
bakteri 2100 dan yeast sebanyak 1000.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1) Semua alat dan bahan harus steril sebelum inokulasi2) Inokulasi digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang diinginkan/ yang
bukan merugikan3) Tujuan pengenceran untuk mempermudah pengamatan dan penghitungan
koloni 4) Bakteri tumbuh membutuhkan nutrient
4.2 Saran
1) Praktikum sebaiknya dilaksanakan secara lebih teliti agar hasil yang didapat akurat
2) Saat praktikum hendaknya memakai perlengkapan sebagaimana mestinya3) Dalam mengiokulasi selalu dilakukan dengan aseptis
DAFTAR PUSTAKA
Burrows, 2004. Prinsip-prinsip Fisiologi Mikoba. Biologi FMIPA ITB : Bandung
Cappuccino. 1983.“ Isolasi menggunakan Actinase E dan EDTA” Studi tentang
Chitin Cangkang Udang (Penaeus merguiensis) I. Agritech 10
(3)
Dwijoseputro. 1998. Biologi – Jilid 2.ed.2. Erlangga: Jakarta
Dwidjoseputro,D.1990.Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan.jakarta
Gaharu dari Batang Aquilaria spp”.Jurnal silvikultur tropika,vol 01,no 1,desembe,hal 1-5
ISSN:2086-8227
Irianto Kus. 2006. Buku Pegangan Kuliah Patologi Klinik I Jilid 1. Bagian Patologi
Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro: Semarang
Irianto Kus. 2006. Kamus Biologi. Edisi Pertama. Bumi Aksara : Jakarta
Mikrolibrary. 2008. Molecular and Biotechnological Aspects of Microbial Proteases
Microb. Mol. Biol.Rev.62
Pelczar dan Chan. 2007. Analisis Mikroba pada Inokulasi . Edisi Kelima.Erlangga:
Jakarta
Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassr : Makasar
Prescott,2009. Comprehensive Tutorial and Reference. Prentice Hall: New Jersey
Suriawiria 2005. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Jurasan Farmasi
Suriawira.1983.Pengantar Mikrobiologi umum.Angkasa.Bandung
Wilarso,sri.dkk.2010.”Identifikasi Jenis-Jenis Fungi yang Potensial terhadap
Pembentukan
Winarni.1997 . Telaah Formulasi Aditif di dalam Peningkatan Daya Simpan
Protease Bacillus sp., Laporan Penelitian. Fateta IPB
Geplaas 16th April deur Elko Pentom
0
Add a comment
Laai Stuur terugvoer
Makalah ">
powered by
Jumat, 03 Desember 2010
Makalah isolasi dan kultivasi mikroba
http://heldaluvchemeng.blogspot.com/2010/11/isolasi-dan-kultivasi-mikroba.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari teknik-teknik isolasi dan kultivasi (pemeliharaan) mikroba.
1.2 Latar Belakang
Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya sangat memerlukan energi dan bahan-bahan untuk membangun tubuhnya, seperti dalam sintesis protoplasma dan bagian-bagian sel lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel melakukan suatu kegiatan-kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia
di dalam selnya. Semua reaksi yang teratah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut juga biokatalisator yang dinamakan enzim (Djide, 2006).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Jawetz, 2001).
Saat ini media agar merupakan media yang sangat umum digunakan dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Media agar ini memungkinkan untuk dilakukannya isolasi bakteri dari suatu sampel, karakterisasi morfologi, sampai penghitungaan bakteri yang dikenal dengan nama total plate count. Bentuk koloni bakteri dan warna-warninya mudah sekali dikenali dengan media ini dengan cara mengubah komposisi nutrien atau menambahkan indikator (Achmad, 2007).
BAB II
DASAR TEORI
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrien) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain : harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik (Sutedjo, 1990).
Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging sapi, ekstrak khamir, tripton, dan darah disebut sebagai medium buatan atau medium kompleks (artificial or complex medium). Sebagai lawannya, kita acu medium yang rumus kimia masing-masing ramuannya dapat dituliskan sebagai medium sintesis (synthtetical medium) atau medium yang ditentukan (difined medium). Medium sintesis mungkin sangat rumit dan sangat berbeda sesuai dengan organisme tertentu
yang hendak ditumbuhkan. Untuk sebagian besar, medium sintesis hanya digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium penelitian (Volk & Wheeler, 1993).
Agar-agar, gelatin atau gel silika merupakan bahan untuk membuat medium menjadi padat. Namun, yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar adalah gelatin, yaitu suatu kompleks karbohidrat yang diekstraksi dari alga marin genus gelidium, namun sebagian mikroorganisme tidak dapat menggunakannya sebagai makanan sehingga agar-agar dapat berlaku hanya sebagai pemadat (Hadioetomo, 1993).
Untuk perhitungan mikroorganisme mungkin yang paling sering digunakan adalah prosedur penumbuhan dalam agar. Secara sederhana suatu contoh suspensi sel atau bahan pangan homogenat diinokulasi ke dalam atau ke atas media nutrien agar dan setelah diinkubasi, jumlah koloni yang terbentuk dihitung. Karena satu koloni menunjukkan jumlah sel dalam larutan asalnya (Buckle, 1985).
Perhitungan secara penumbuhan dalam cawan petri dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu : dalam metode penuangan, 1,0 ml contoh dipindahkan ke dasar cawan dan dituangkan diatasnya 15-20 ml media agar yang telah didinginkan sampai 45o – 50oC dan dicampur serata mungkin. Setelah inkubasi, koloni baik yang tumbuh di dalam agar atau dipermukaannya dihitung. Prosedur ini termasuk yang paling peka, sampai sejumlah 20 sel/ml dapat dihitung. Metode ini tidak dapat diterapkan dalam studi lapangan karena dibutuhkan alat-alat untuk mencairkan dan mendinginkan media agar. Berikutnya metode penyebaran pada permukaan cawan dilakukan dengan menggunakan 0,1 ml larutan contoh disebaratakan di permukaan media agar yang tersedia dengan tongkat gelas yang melengkung (bent glass rod) yang telah disterilkan. Setelah inkubasi, koloni yang tumbuh di permukaan dari media dihitung. Karena penggunaan volume larutan yang sedikit yaitu 0,1 ml, maka kepekaannya sekitar 300 sel/ml. Oleh karena media agar dalam cawan telah disiapkan lebih dahulu, maka metode ini dapat diterapkan dalam studi lapangan. Dan terakhir adalah metode penetesan pada cawan, media yang dipersiapkan terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi 3 atau 4 sektor dan setetes larutan contoh (0,02 ml) dipindahkan ke masing-masing sektor. Setelah tetesan tersebut dibiarkan kering, cawan petri kemudian diinkubasi. Suatu pipet penetes yang telah dikalibrasi dipergunakan untuk mengukur dan memindahkan tetesan. Pengenceran contoh diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh antara 5 sampai 20 koloni terbentuk dari setiap tetesan pada permukaan media agar. Satu keuntungan metode ini adalah bahwa perhitungan dapat dilakukan 3-4 kali ulangan sekaligus dalam satu cawan, sehingga dapat menghemat bahan-bahan untuk uji mikrobiologi. Contoh bahan yang mengandung sekecil 250 sel setiap ml masih dapat dihitung dan teknik ini dapat diterapkan dalam percobaan-percobaan lapangan (Buckle, 1985).
Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi diantara mikroorganisme diimbangi oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberhasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai. Perkembangbiakkan bakteri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu ;
a. Suhu
b. Cahaya
c. Pengeringan (kelembaban)
d. Keasaman (pH)
e. Pengaruh O2 dari udara
f. Pengaruh tekanan osmotik
g. Pengaruh mikroorganisme disekitarnya
h. Pengaruh zat kimia
Koloni bakteri memiliki beberapa ciri berdasarkan bentuk, tepian, dan elevasinya:
1. Berdasarkan bentuk, contohnya
a. Bundar
b. Bundar dengan tepian kerang
c. Bundar dengan tepian timbul
d. Keriput
e. Tak beraturan dan menyebar
2. Berdasarkan tepian, contohnya :
a. Licin
b. Berombak
c. Berlekuk
d. Tak beraturan
e. Siliat
3. Berdasarkan elevasi, contohnya :
a. Datar
b. Timbul
c. Cembung
d. Seperti tetesan
e. Seperti tombol
Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh dipermukaan medium yaitu :
a. Besar kecilnya koloni
b. Bentuk
c. Kenaikan permukaan
d. Halus kasarnya permukaan
e. Wajah permukaan
f. Warna
g. Kepekaan
Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Sedangkan sifat-sifat koloni pada agar-agar miring berisikan pada bentuk dan tepi koloni. Jamur merupakan salah satu anggota dari fungi. Kadang pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena tampak berserabut seperti kapas. Mula-mula berwarna putih jika sudah ada spora terbentuk warna (tergantung jenis jamurnya). Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :
a. Aseptat atau senosit
b. Septat dengan sel-sel uninukleat
c. Septat dengan sel-sel multinukleat
Nama jenis jamur yang sering ditemui adalah sebagai berikut :
1. Penicillium : hijau kebiruan, susunan konidia seperti sapu
2. Aspergillus : hijau kebiruan dengan area kuning sulfur pada permukaannya
3. Verticillium : coklat merah muda, konidia berbentuk elips
4. Irichoderma : hijau, secara makroskopis menyerupai penicillium
5. Gliocladium : hijau kehitaman, tumbuh lebih cepat dari 1 dan 2
6. Hormodendrum : permukaan hijau muda sampai kelabu, permukaan bagian bawah berwarna kelabu sampai hitam
7. Pleopora : permukaan sawo matang sampai hijau dengan permukaan belakang coklat sampai hitam, memperlihatkan oskospora
8. Scopulariopsisi : coklat muda, konidia berdinding kasar
9. Paecilomyces : coklat kekuningan, konidia berbentuk elips
10. Alternaria : permukaan hitam dengan tepian kelabu, permukaan belakang berwarna hitam
11. Helminthosporium : permukaan hitam dengan tepian kelabu
12. Pullularia : permukaan hitam, mengkilat, seperti kulit, berdinding tebal dengan spora menguncup
13. Oospora : permukaan berwarna kulit hifa pecah menjadi sel-sel berbentuk persegi panjang dan berdinding tipis.
Di alam bebas tidak ada bakteri yang hidup sendiri terlepas dari spesies lainnya. Di laboratorium, supaya kita hanya mendapat satu spesies saja dalam suatu biakan campuran menjadi biakan murni memerlukan teknik-teknik untuk mengisolasi. Populasi campuran menjadi satu populasi sel. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu populasi jenis mikroba yang semuanya berasal dari satu sel induk. Isolasi bakteri artinya memisahkan satu jenis bakteri dari biakan campuran menjadi biakan murni. Untuk mengisolasi suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu :
1. Cara cawan gores
2. cara cawan tuang
3. Cara cawan sebar
(Caray, 2008).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cawan petri steril, tabung reaksi steril, jarum ose dan lampu bunsen.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades, alkohol 70 %, medium NA, PDA , MEA dan biakan murni.
3.3 Prosedur Kerja
1. Disiapkan jarum ose.
2. Diambil 2 tabung reaksi, tabung 1 sebagai medium steril dan tabng 2 sebagai biakan murni. Dipegang tabung tersebut di tangan kiri dan ose di tangan kanan.
3. Dipanaskan ose dengan bunsen sampai pijar. Digerakkan naik turun supaya pemanasan terjadi sampai batas jarum.
4. Dinginkan ose selama 30 detik untuk mencegah mikroba mati.
5. Diangkat sumbat kedua tabung satu demi satu dengan kelingking kanan untuk tabung dua dan jari manis untuk tabung satu.
6. Dipanaskan mulut tabung dengan bunsen bolak-balik sebanyak 2 kali.
7. Digoreskan ose dengan metode gores untuk biakan E.Coli dan Saccaharomyces sp. dan untuk Aspergillus sp. hanya di titik kan saja pada media.
8. Panaskan kembali mulut tabung reaksi dan tutup lagi dengan sumbat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1.1 Kultivasi Bakteri E. coli
No. Gambar Kode Isolat
Jumlah Koloni
Bentuk Tepian Warna Elevasi
1.
NA1 (1) 35Berbenang-
benangBercabang
Putih susu
Cembung
2.
NA2 (1) 45 RizoidTak
beraturanPutih susu
Cembung
3.
NA3 (1) 25
Tak beraturan
dan menyebar
BerombakPutih susu
Cembung
4.
NA1 (4) 8Bundar dan
tepian menyebar
BercabangPutih susu
Datar
5.NA2 (4) 19 Konsentris Tak
beraturanPutih susu
Cembung
6.
NA3 (4) 49
Tak beraturan
dan menyebar
Berombak Putih susu
Seperti kawah
Tabel 4.1.2 Kultivasi Jamur Aspergillus sp.
No. Gambar Kode Isolat Jumlah Koloni
Bentuk Tepian Warna Elevasi
1.
PDA1 (2) 50 Filiform Wol Hitam Tombol
2.
PDA2 (2) 79 L Wol Hitam Tombol
3.
PDA3 (2) 111 Filiform Wol Hitam Kawah
4. PDA1 (5) 66 Bundar menyebar
Wol Hitam Kawah
Tabel 4.1.3 Kultivasi Khamir Saccaromyces
No. Gambar Kode Isolat Jumlah Koloni
Bentuk Tepian Warna Elevasi
1.
MEA1 (3) 130 L Licin Putih susu mengkilap Tombol
2.
MEA2 (3) 43 L LicinPutih susu mengkilap Tombol
3.
MEA3 (3) 53 L LicinPutih susu mengkilap Tombol
4.MEA1 (6) 68 L Licin Putih susu
mengkilapTombol
5.
MEA2 (6) 116 L LicinPutih susu mengkilap
Tombol
6.
MEA3 (6) 93 L LicinPutih susu mengkilap
Tombol
4.2 Pembahasan
Isolasi suatu mikroba adalah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam bebas dan menumbuhkannya sebagai kultur murni atau biakan murni dalam medium buatan. Pada saat isolasi mikroba perlu dilakukan inokulasi mikroba. Sebelum dan sesudah menginokulasikan mikroba jarum ose
yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar jarum ose yang digunakan bersifat steril dan bebas kontaminasi dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan petri, setelah sampel dimasukan kedalam cawan petri setiap membuka dan menutup cawan petri harus terlebih dahulu dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya sampel. Wadah media yang menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi mikroba pada cawan petri selalu dalam posisi terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah mikroba terkena uap air yang dihasilkan pada saat inkubasi. Sehingga kualitas mikroba tidak rusak atau mengalami gangguan.
Teknik-teknik dalam mengisolasi mikroba terbagi menjadi beberapa metode, yaitu :
1. Teknik Penggoresan (steak plate)
Teknik Penanaman dengan teknik Goresan (Streak) bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru. Ada beberapa teknik goresan yang biasa dipakai yaitu :
A. Goresan Sinambung
Seperti gambar di bawah ini :
B. Goresan T
Seperti gambar di bawah ini :
C. Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Seperti gambar di bawah ini :
Prinsip teknik penggoresan yaitu pengenceran dimana goresan pertama paling pekat kemudian menjadi semakin encer sampai pada goresan ke empat yang terletak ditengah-tengah media. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.
2. Teknik Taburan (pour plate)
Teknik isolasi mikroba dengan cara menaburkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan.
3. Teknik Sebar (spread plate)
Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan.
4. Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
5. Teknik Micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan.
Dalam proses isolasi dan kultivasi dibutuhkan suatu media yang digunakan sebagai tempat tumbuhnya mikroba. Media yang digunakan berbeda-beda sesuai jenis mikroba yang ditumbuhkan. Untuk mikroba bakteri digunakan media NA (Nutrient Agar), untuk fungi digunakan Potato Destroxe Agar (PDA) dan untuk khamir digunakan media Malt Extract Agar (MEA). Media yang digunakan berbeda-beda karena untuk mengisolasi mikroba perlu memperhatikan media yang tepat untuk mikroba tersebut. Dilihat dari pH, suhu dan ketersediaan nutrien yang cocok pada media bagi mikroba yang ditumbuhkan.
Pada percobaan ini menggunakan teknik goresan pada petridish dan tabung reaksi dan juga
menggunakan metode zig-zag. Ini merupakan cara sterilisasi umum secara aseptik, yang di buat ada 4
kuadran zig-zag, supaya koloni bakteri yang terbentuk bisa tumbuh dan bisa dilihat dengan jelas. Teknik
ini digunakan untuk mikroba bakteri dan khamir. Sedangkan untuk jamur menggunakan metode titik
karena jamur memiliki spora yang akan rusak jika digunakan metode gores. Dari hasil percobaan
didapatkan hasil untuk untuk isolasi dan kultivasi bakteri E. coli, jumlah koloni terbanyak didapatkan
pada isolat dengan kode NA3 (4) sebanyak 49. Sementara untuk bentuk koloni berbeda-beda untuk
setiap sampel, yaitu ada yang berbentuk berbenang-benang, rhizoid, konsentris, tak beraturan dan
menyebar, serta tak berbentuk dan menyebar. Perbedaan bentuk ini diakibatkan perbedaan pada saat
penggoresan mikroba. Bentuk tepiannya berbentuk bercabang, tak beraturan dan berombak. Sedangkan
warna untuk setiap koloni adalah putih susu. Sementara bentuk koloninya berbentuk cembung dan
seperti kawah.
Sedangkan untuk isolasi dan kultivasi jamur Aspergillus sp. dengan media PDA, jumlah koloni
terbanyak didapatkan pada isolat dengan kode PDA3 (2) sebanyak 111. Bentuk koloni ada yang
berbentuk filiform, L, bundar dan menyebar. Warna untuk setiap koloni adalah hitam dan tepian untuk
semua sampel adalah berbentuk wol. Sementara bentuk elevasinya adalah tombol dan kawah. Untuk
isolasi dan kultivasi khamir yaitu Saccaromyces menggunakan media MEA, jumlah koloni terbanyak
didapatkan pada isolat dengan kode MEA1 (3) dengan jumlah koloni sebanyak 130. Bentuk koloni
berbentuk L untuk setiap sampel. Warna untuk setiap koloni adalah putih mengkilap dan tepian untuk
semua sampel adalah berbentuk licin. Sementara bentuk elevasinya adalah tombol. Pengamatan untuk
bentuk koloni dilihat dari atas, permukaan koloni dilihat dari samping dan tepi koloni dilihat dari atas.
Sedangkan jumlah koloni dihitung dari colony counter.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:.
1. Komposisi media bahan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri demi mengoptimalkan pertumbuhannya, yang mana tiap-tiap komposisi harus setimbang jumlahnya.
2. Teknik penanaman dapat dilakukan dengan cara gores dan titik.
3. Media NA untuk bakteri, PDA untuk jamur dan MEA untuk khamir.
4. Pada kultivasi mikroba, harus dilakukan sterilisasi terlebih dahulu untuk mencegah kontaminasi
5.2 Saran
Saran-saran untuk percobaan ini adalah hendaknya praktikan lebih teliti saat penanaman media agar jangan sampai sampel terkontaminasi dan praktikan harus lebih teliti dalam menghitung jumlah koloni dengan mengunakan colony counter.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad. Dinoto. 2007. Media Agar: Ide Besar Istri Peneliti.
Http://www.nvtech.com
Diakses tanggal 3 November 2008.
Buckle, K.A, dkk. 1985. Ilmu Pangan. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.
Caray. 2008. Pembuatan Media Agar dan Sterilisasi.
http://makalahdanskripsi.blogspot.com
Diakses pada tanggal 10 November 2010
Hadioetomo, R. S.. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Gramedia: Jakarta.
Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta: Jakarta.
Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar, Jilid 1, Edisi kelima. Erlangga:
Jakarta.
Diposkan oleh Cinta Safrizal-Ernawati-Erza di 08.47
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Tidak ada komentar:
Poskan KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Photo Iam
">
Arsip Blog
► 2011 (1)
▼ 2010 (26) o ▼ Desember (10)
DOWNLOAD Cinta Yang Suci ♥ Final Fantasy ♥ (Lyrics)- Nakalist... MAKALAH BIMBINGAN KONSELING ANAK BERKEBUTUHAN KHUS... MAKALAH ILMU PENDIDIKAN TENTANG BELAJAR DAN PEMBEL... MAKALAH INOVASI PENDIDIKAN MAKALAH ILMU PENDIDIKAN TENTANG EVALUASI HASIL BEL... MAKALAH SOSIAL PENDIDIKAN TENTANG AGAMA DAN GOLONG... MAKALAH PPKN TENTANG LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA... Contoh BAB II Makalah isolasi dan kultivasi mikroba
o ► November (16)
Pengikut
Mengenai Saya
Cinta Safrizal-Ernawati-Erza
Hanya Orang yang dekat yang tahu juga sang Pencifta Sekalian Alam
Lihat profil lengkapku
Baris Video
powered by
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.
Recommended