PEMANFAATAN KOLEKSI BUDAYA NUSANTARA DI
PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Skripsi
Disusun oleh :
PANJI ALAM
NIM. 11150251000097
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2020 M
i
ABSTRAK
Peneliti Alam (NIM 11150251000097) Pemanfaatan
Koleksi Budaya Nusantara di Perpustakaan
Nasional RI. Dibawah bimbingan Dr. Ida
Farida , MLIS. Program Studi Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2020.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana pemanfaatan koleksi budaya nusantara di
Perpustakaan Nasional RI dan segala hal yang
berhubungan dengan koleksi dan layanan yang ada.
Penelitian ini menggunakan meotde penelitian mix yaitu
kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, dokumentasi, dan wawancara. Pengolahan data
dilakukan dengan pengelompokan data, verifikasi data,
tabulasi, reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan.
Data pada penelitian kuantitatif merupakan data kunjungan
pemustaka dari bulan Juli – September 2019 lalu
dilanjutkan dengan pengunpulan data untuk penelitian
kualitatif dengan melakukan wawancara kepada pemustaka
dengan kriteria tertentu untuk memperdalam data yang
tersirat yang ada pada penelitian kuantitatif. Hasil dari
penelitian diketahui bahwa selama bulan Juli – September
2019 rata-rata pengunjung berasal dari kalangan
mahasiswa, pelajar, dan umum. Rata-rata kunjungan
perharinya pada bulan Juli-September 2019 lebih banyak
pada weekday dari pada weekend dengan perbandingan
153 : 122 pengunjung per harinya. Lebih dari setengah
pemustaka memiliki tujuan yang jelas untuk datang ke
layanan koleksi budaya nusantara yaitu belajar (9,48%),
membaca (7,36%), dan melihat-lihat (38,18%). Sementara
sisanya (44,99%) datang tanpa memberitahukan
keterangan yang jelas mengenai tujuan kunjungan mereka.
ii
Lalu 3 tema / kelas yang paling banyak digunakan adalah
kelas 900 ( Sejarah dan geografi), 700 (Seni dan rekreasi),
dan 300 (Ilmu pengetahuan sosial).
Pemustaka datang memanfaatkan koleksi untuk
mengenal budaya indonesia yang beragam atau menjadikan
koleksi budaya nusantara sebagai referensi belajar dan
mengerjakan tugas. Begitu pun pemustaka yang tidak
memanfaatkan koleksi dikarenakan beberapa alasan seperti
hanya memanfaatkan fasilitas dan ruangan yang ada, tidak
tertarik koleksi budaya nusantara, dan mejadikan layanan
sebagai tempat rekreasi. Ada pemustaka yang sering
mengunjungi layanan hanya sampai kebutuhan data yang
dia butuhkan terpenuhi, ada juga pemustaka yang jarang
datang dikarenakan lokasi perpustakaan nasional jauh dari
tempat tinggal dia,dan ada juga yang jarang mengunjungi
dikarenakan tidak memiliki alasan yang kuat untuk
mengunjungi layanan koleksi budaya nusantara. Koleksi
yang dimiliki perpustakaan pun menurut pemustaka yang
berkunjung belum lengkap. Informan yang berpartisipasi
memberikan keterangan bahwa mereka tidak menggunakan
katalog dalam pencarian informasi melainkan mencari
langsung ke rak koleksi yang mereka angap lebih
memudahkan pencarian dengan sistem penataan koleksi
yang menempatkan koleksi sesuai daerah (provinsi).
Informan yang sedang melakukan penelitian pun mengaku
bahwa dia memilih perpustakaan nasioan dengan alasan
bahwa koleksi yang tersedia lebih baik dibandingkan
perpustakaan lain disekitaran Kota Jakarta. Dan terakhir
pustakawan pada layanan ini sangat aktiif membantu
pemustaka yang berkunjung dan membutuhkan bantuan.
Kata kunci : pemanfaatan, budaya, adat istiadat, koleksi
perpustakaan, perpustakaan nasional, Perpustakaan
Nasional RI
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT., karena telah memberikan kekuatan iman dan
Islam, taufik, hidayah, dan serta inayahnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pemanfaatan Koleksi Budaya Nusantara di Perpustakaan
Nasional RI”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah
memimpin, membimbing dan memberikan fatwa kepada
seluruh umatnya hingga akhir.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tanpa
adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari beberapa
pihak maka skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penuli
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga terwujud penulisan skripsi
ini, pihak tersebut daintaranya adalah:
1. Saiful Umam, M.A, Ph.D. selatu Dekan Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Siti Maryam, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
3. Amir Fadhilah, S.Sos.M.Si selaku Sekertaris Jurusan
Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Ida Farida , MLIS. selaku pembimbing skripsi yang
begitu sabar memberikan ilmu dan meluangkan waktu
untuk membimbing penulis hingga terselesaikannya
skripsi ini.
5. Kepada kedua dosen penguji skripsi saya yaitu bapak
Pungki Purnomo, MLIS sebagai dosen penguji I dan
bapak Amir Fadhilah, M.Hum sebagai dosen penguji II
saya yang telah membimbing hingga tahap akhir
pengelesaian penelitian ini.
6. Segenap staf dan pustakawan yang bertugas di
Perpustakaan Nasional RI yang telah membantu dan
meluangkan waktunya untuk memberikan informasi
hingga terselesaikanya skripsi ini
7. Seluruh pemustaka yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk diwawancarai sebagai informan dalam
penelitian skripsi ini.
8. Seluruh dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terlebih
kepada dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segala
ilmunya kepada penulis.
9. Kepada Syahrial, S.Pd dan Elvia kedua orang tua ku
yang telah memberi dukungan dan kasih sayang
terhadap ku semenjak aku dilahirkan hingga saat ini.
v
10. Kepada para sahabat yang selalu memberikan
dukungan dan selalu menjadi penyemangat.
11. Kepada saudara ku terutama Yuli Andrea yang sedikit
banyaknya telah membantu penyelesaian peneltian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan Tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna,
hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dari penulis, dan
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau perbedaan
informasi dari yang sebenarnya maka dari itu penulis
berharap atas keritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, 23 Januari 2020
Penulis
vi
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................. vii
DAFTAR TABEL ....................................................................... xi
DAFTAR DIAGRAM ............................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................1
B. Pembahasan dan Perumusan Masalah ............................9
1. Pembahasan masalah ...................................................9
2. Rumusan masalah ......................................................10
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .....................................10
1. Tujuan Penelitian.......................................................10
2. Manfaat dari Penelitian .............................................10
D. Definisi Istilah ...............................................................11
E. Sistematika Penulisan ...................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................... 15
A. Perpustakaan Nasional ..................................................15
1. Defisini perpustakaan nasional..................................15
2. Fungsi perpustakaan nasional....................................17
viii
3. Tugas dan tanggung jawab perpustakaan Nasioanl...19
B. Kebudayaan ..................................................................20
1. Definisi kebudayaan ..................................................20
2. Unsur-unsur kebudayaan ...........................................21
3. Wujud kebudayaan ....................................................22
C. Koleksi Perpustakaan ....................................................23
D. Pemanfaatan ..................................................................27
1. Pemanfaatan Bahan Pustaka......................................27
2. Cara Memanfaatkan Koleksi Perpustakaan...............29
3. Tujuan Memanfaatkan Koleksi Budaya Nusantara ...32
E. Penelitian Relevan ........................................................32
BAB III METODE PENELITIAN ........................................... 35
A. Format dan Pedekatan Penelitian ..................................35
B. Sumber data ..................................................................37
C. Populasi Dan Sampel ....................................................38
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................39
E. Teknik Pengelolahan Dan Analisa ................................41
F. Tempat dan Jadwal Penelitian ..........................................43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......... 45
A. Profil .............................................................................45
1. Perpustakaan Nasional RI .........................................45
ix
2. Layanan Koleksi Budaya Nusantara .........................46
B. Hasil Penelitian Kuantitatif ...........................................50
1. Kunjungan .................................................................50
2. Keperluan (Tujuan Kunjungan) ................................56
3. Penggunaan/ peminjaman .........................................77
C. Hasil Penelitian Kualitatif .............................................88
1. Manfaat / memanfaatkan ...........................................88
2. Tidak memanfaatkan .................................................94
3. Frekuensi kunjungan .................................................98
4. Koleksi ....................................................................100
5. Alasan memilih layanan koleksi budaya nusantara
Perpustakaan Nasional RI ..................................................104
6. Sikap pustakawan ....................................................105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................. 107
A. Kesimpulan .................................................................107
B. Saran ...........................................................................109
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 111
LAMPIRAN ............................................................................. 115
x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian ....................................44
Tabel 4.1 Jumlah Koleksi Budaya Nusantara Daerah
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ....................47
Tabel 4.2 Jumlah Koleksi Budaya Nusantara Umum
Perpustanaan Nasional Republik Indonesia ....................49
Tabel 4.3 Kunjungan Juli-September..............................52
Tabel 4.4 Rata-Rata Kunjungan.......................................54
Tabel 4.5 Rata-Rata Kunjungan Perbulan.......................54
Tabel 4.6 Kunjungan Baca Perbulan...............................62
Tabel 4.7 Kunjungan Belajar Perbulan............................65
Tabel 4.8 Kunjungan Melihat-Lihat Perbulan.................71
Tabel 4.9 Kunjungan Tanpa Keterangan Bulanan...........74
Tabel 4.10 Penggunaan Koleksi......................................79
Tabel 4.11 Penggunaan Koleksi Perbulan.......................80
Tabel 4.12 Pengunaan Ruang Diskusi.............................82
Tabel 4.13 Penggunaan Ruang Diskusi Perbulan............82
Tabel 4.14 Tema Yang Paling Sering Digunakan...........84
Tabel 4.15 Peminjaman Teratas Dalam 3 Bulan.............86
xii
xiii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Kunjungan Perbulan...................................50
Diagram 4.2 Keperluan Kunjungan................................56
Diagram 4.3 Keperluan Kunjungan Perbulan.................57
Diagram 4.4 Kunjungan baca..........................................61
Diagram 4.5 Kunjungan belajar......................................64
Diagram 4.6 Kunjungan lihat-Lihat................................69
Diagram 4.7 Kunjungan tanpa Keterangan.....................73
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Tugas Menjadi Pembimbing .........115
Lampiran 2 : Surat izin wawancara ..............................116
Lampiran 3 : Izin Wawancara Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia .......................................................117
Lampiran 4 :Dokumentasi Lapangan ...........................118
Lampiran 5 : Hasil Wawancara ....................................121
Lampiran 6 : Contoh isi buku tamu ..............................137
Lampiran 7 : Reduksi data ............................................141
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Ibnu Ahmad Saleh, perpustakaan adalah
tempat pengumpulan pemustaka atau kumpulan pustaka
yang diatur dan disusun dengan sistem tertentu, sehingga
sewaktu-waktu diperlukan dapat ditemukan dengan mudah
dan cepat.1 Menurut Lasa, perpustakaan adalah kumpulan
atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan
disusun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai.2
Perpustakaan adalah sebuah lembaga yang menyediakan
informasi untuk masyarakat umum, pelajar, anak-anak,
remaja, dewasa, kaum terpelajar dan pengguna
perpustakaan lainya. Jadi perpustakaan adalah sebuah
lembaga yang mengumpulkan dan menyediakan informasi
yang disusun menurut sistem tertentu berdasarkan
kebutuhan pemakai, tempat ini berupa sebuah bangunan
dimana pemustaka dan sumber informasi yang telah
dikumpulkan perpustakaan bertemu.
Perpustakaan bukan hanya menjadi tempat mencari
sebuah informasi, perpustakaan juga bisa menjadi sarana
pendidikan, pelestarian kebudayaan, tempat rekreasi,
1 Ibnu Ahmad Saleh. Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: PT.
Hidakarya Agung, 2006) hal. 11. 2 Lasa H.S. Manajemen Perpustakaan Sekolah (Yogyakarta: Pinus Book
Publisher, 2007) hal.12.
2
sarana yang menyediakan informasi bagi peneliti dan
khusus untuk Perpustakaan Nasional RI bisa memiliki
fungsi deposit yaitu berkewajiban menyimpan dan
melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang
diterbitkan di wilayah Indonesia. Hal ini juga diatur dalam
UU RI No.4 Tahun 1990 tentang Undang-undang serah
simpan karya cetak dan karya rekam untuk menghimpun,
menyimpan, melestarikan, dan menyedayagunakan semua
karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di wilayah
Republik Indonesia3, atau karya cetak dan karya rekam
tentang Indonesia yang diterbitkan di luar negeri dan oleh
lembaga atau importir diedarkan di wilayah Republik
Indonesia.
Ada berbagai jenis perpustakaan mulai dari
perpustakaan nasional, perpustakaan daerah, perpustakaan
perguruan tinggi, perpustakaan sekolah dan perpustakaan
khusus. Perpustakaan nasional sendiri merupakan
perpustakaan tingkat nasional yang menjadi pusat
perpustakaan di Indonesia dan menjadi dapat contoh untuk
perpustakaan yang lainya. Perpustakaan nasional memiliki
beraneka ragam jenis informasi dan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat penting
bagi setiap orang di seluruh dunia. Ilmu pengetahuan
menigkatkan pemahaman manusia bagaimana suatu hal
3 Undang-undang Serah terima karya cetak No.4 Tahun 1990 pasal 1
3
terjadi atau bagaimana suatu hal dilakukan. Ilmu
pengetahuan berasal dari penelitian dan kajian panjang
yang menghasilkan teori-teori yang dapat dibuktikan
keaslianya.
Salah satunya ilmu pengetahuan adalah ilmu tentang
budaya. Budaya adalah suatu pola kebiasaan yang menjadi
cara hidup sekelompok orang disebuah tempat atau wilayah
yang diwariskan secara turun temurun baik itu dalam
bentuk adat istiadat, bahasa, agama, sistem politik, pakaian,
bangunan, karya seni, cara hidup. Seperti yang kita ketahui
budaya adalah warisan kebiasaan turun temurun dari nenek
moyang, tapi apakah warisan ini benar atau salah
tergantung cara kita memandangnya.
Menurut Ki Hajar Dewantara, Kebudayaan sifatnya
bermacam-macam, akan tetapi oleh karena semuanya
adalah buah adab (keluhuran budi), maka semua
kebudayaan selalu bersifat tertib, indah berfaedah, luhur,
memberi rasa damai, senang, bahagia, dan sebagainya.
Sifat kebudayaan menjadi tanda dan ukuran tentang
rendah-tingginya keadaban dari masing-masing bangsa.4
Setiap daerah memiliki budayanya masing-masing
yang berarti budaya setiap daerah berbeda-beda tetapi tetap
ada beberapa budaya dari berbagai daerah yang terlihat
4 Ki Hadjar Dewantara. Karya Ki Hadjar Dewantara bagian II : Kebudajaan
(Yogayakarta : Majelis Luhur Persatuan Tamam Siswa, 1994)
4
mirip atau memang benar-benar sama disebabkan beberapa
faktor kebiasaan yang sama. Namun tidak semua budaya
dapat disama ratakan. Ada beberapa budaya daerah yang
betolak belakang dengan budaya daerah lainya, hal ini
menjadikan kita harus memahami budaya kita sendiri dan
budaya disekitar kita.
Perbedaan budaya yang saling bertolak belakang ini
dapat menimbulkan masalah besar seperti salah paham
hingga perpecahan. Sebuah budaya bisa jadi menjunjung
tinggi sebuah kebiasaan yang mungkin ditolak oleh budaya
lainya.
Budaya suatu daerah atau bangsa bisa berubah seiring
perubahan zaman dan perkembangan waktu. Semakin lama
manusia hidup mereka akan mempelajari hal yang baru,
banyak hal baru yang ditemukan menggantikan yang lama,
oleh karena itu beberapa mengalami perubahan dan
pergeseran termasuk budaya. Budaya yang dianggap tidak
patut lagi dipertahankan biasanya akan diganti atau
diperbarui dengan budaya baru sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan zaman,dan pengaruh budaya asing. Budaya
baru belum tentu lebih baik dari budaya yang lama.
Terkadang budaya baru diciptakan hanya untuk
mengimbangi gaya hidup saat ini yang terkadang dapat
mengurangi norma-norma yang ada budaya itu sendiri.
Dalam hal ini ada contoh sederhana seperti pesta
5
pernikahan yang sekarang tren menikah di gedung dan
hanya mengundang beberapa orang terdekat saja bahkan
sampai tidak mengundang orang-orang yang hidup
disekitar kita seperti tetangga demi menghemat
pengeluaran. Hal ini dapat mengurangi norma sosial
dimana dahulu kala para tetangga akan bergotong royong
membantu persiapan untuk pesta dan ini akan
menumbuhkan hubungan sosial yang baik antara seseorang
dengan masyarakat sekitarnya dan secara tidak langsung
kebiasaan ini menjadi budaya sengan sendirinya.
Masalah budaya ini sering terjadi di kota-kota besar di
Indonesia yang mana masyarakat di kota besar memiliki
pemikiran untuk melakukan sesuatu seefektif dan efisien
mungkin sehingga mereka menghilangkan budaya yang
menurut mereka tidak efektif dan efisien. Semua masalah
ini tidak terjadi secara tiba-tiba, masalah budaya ini mulai
ada semenjak berkembangnya akses ke dunia luar melalui
media massa seperti televisi dan media sosial seperti
instagram, facebook, dan lainnya hingga saat ini. Media-
media ini banyak memberikan akses untuk mengetahui
berbagai hal tentang dunia luar termasuk budaya luar yang
pada akhirnya sedikit-demi sedikit mempengaruhi budaya
yang ada di Indonesia.
Dalam UU RI No.43 Tahun 2007 pasal 1
menyebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi
6
pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya
rekam secara profesional dengan sistem yang berlaku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi para pemustaka.5
Hakikat pemaknaan nilai-nilai warisan budaya
sebenarnya memberikan kontribusi secara nurani untuk
selalu menjaga kesadaran dan pengetahuan dan sebagai
bentuk mempertahankan dalam menghadapi hegemoni
budaya asing agar tidak dihilangkan dan diabaikan.6
Maka dari itu Perpustanaan Nasional RI mengadakan
layanan koleksi budaya nusantara dimana mereka
menyediakan koleksi buku budaya dari berbagai daerah di
Indonesia. Koleksi budaya nusantara sendiri adalah koleksi
yang berisikan karya tulis atau informasi mengenai
keberanekaragaman budaya dari berbagai suku yang ada di
Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke dari Aceh
Sampai Papua. Koleksi budaya nusantara ini sendiri
memiliki berbagai macam jenis informasi mulai dari
budaya, adat, kesenian, keindahan alam, alat-alat
tradisional dan berbagai hal yang berhubungan dengan
budaya itu sendiri. Koleksi-koleksi budaya yang berbeda-
5 Undang-undang Perpustakaan No.43 Tahun 2007 pasal 1 6 Khoirul Huda, Yoga Ardian Feriandi. Pendidikan Konservasi Perspektif
Warisan Budaya nntuk Membangun History For Life. Jurnal aristo, Vol. 6.
No.2. Tahun 2018. Hal 331
7
beda dari berbagai daerah di Indonesia ini lah yang
disimpan dan dilayankan oleh Perpustakaan Nasional RI.
Secara garis besar tujuan dari Perpustakaan Nasional
RI sendiri mengadakan layanan koleksi budaya nusantara
ini adalah untuk memperkenalkan dan melestarikan
pengetahuan mengenai budaya-budaya yang ada. Koleksi
budaya yang ada di Perpustakaan Nasional RI terbagi dua
yaitu koleksi budaya nusantara daerah dan koleksi budaya
nusantara umum. Koleksi budaya nusantara daerah sendiri
adalah koleksi yang berisikan budaya satu daerah tertentu
seperti budaya Sumatra Barat, Jakarta, Jawa Tengah,
Kalimantan Barat, dan yang lainya, sedangkan untuk
koleksi budaya nusantara umum lebih menyeluruh kepada
satu daerah besar yang menyeluruh seperti koleksi budaya
Sumatra, Kalimantan, Jawa, Papua, dan yang lainya. Tidak
hanya buku, layanan koleksi budaya nusantara ini juga
menyediakan beberapa cendra mata dan alat-alat
tradisional khas dari berbagai daerah yang di pajang dalam
rak khusus sebagai pelengkap agar pemustaka tidak hanya
dapat mendapatkan informasi dari buku tetapi ada wujud
fisik beberapa benda yang dapat di lihat secara langsung
dan sebagai hiasan untuk mempercantik ruangan.
Menyimpan koleksi dari berbagai daerah dalam satu
tempat dapat mempermudah pemustaka yang datang dapat
mengetahui sedikit banyak tentang budaya di daerah baik
8
itu untuk penelitian, tugas ataupun hanya untuk sekedar
menambah wawasan. Dengan banyaknya pengetahuan
tentang budaya disetiap daerah di Indonesia akan
menjadikan kita lebih mengharagai budaya-budaya yang
ada, dapat menambah persatuan dan kesatuan serta dapat
meminimalisir perpecahan karena salah paham terhadap
budaya yang berbeda.
Hingga saat ini koleksi budaya nusantara ini sering
dikunjungi oleh pemustaka terutama pada hari-hari libur
dan jam pulang sekolah. Layanan koleksi budaya nusantara
dapat di kunjungi oleh anggota perpustakaan maupun yang
belum termasuk anggota perpustakaan dengan aturan harus
mengisi buku tamu dan untuk kunjungan selanjutnya harus
memiliki kartu anggota. Layanan ini dikunjungi oleh
berbagai kalangan dan biasanya dikunjungi oleh pelajar,
mahasiswa, dosen, peneliti dan masyarakat umum. Banyak
dari mereka yang datang untuk mencari informasi tentang
budaya dan ada juga sebagian dari mereka hanya datang
untuk memanfaatkan fasilitas yang ada untuk bersantai dan
menikmati pemandangan karena di layanan koleksi budaya
nusantara yang bedara di lantai paling atas gedung
Perpustakaan Nasional RI ini juga menyediakan ruangan
yang memiliki pemandangan langsung kearah Monumen
Nasional.
9
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk
mengetahui bagaimana pemanfaatan koleksi budaya
nusantasa di Perpustakaan Nasional RI oleh pemustaka
anggota Perpustakaan Nasional RI. Apakah dengan adanya
koleksi budaya nusantara ini akan berdampak positif
membantu pemustaka untuk lebih mengetahui tentang
budaya nusantara ataukah hanya menjadi sebagai
pelengkap sebuah perpustakaan. Maka dari itu peneliti
tertarik mengangkat judul penelitian “Pemanfaatan
Koleksi Budaya Nusantara di Perpustakaan Nasional
RI”
B. Pembahasan dan Perumusan Masalah
1. Pembahasan masalah
Perpustakaan Nasional RI dengan sistem yang
baru memiliki beberapa tambahan/perubahan
dibandingkan dengan sistem yang lama, maka peneliti
memfokuskan penelitian ini pada koleksi budaya
nusantara agar hasil yang didapatkan sesuai dengan
rumusan masalah. Hal yang menjadi pokok perhatian
adalah manfaat koleksi budaya nusantara bagi anggota
Perpustakaan Nasional RI. Bagaimana tingkat
kunjungan, penggunaan, dan koleksi atau subjek apa
yang paling banyak digunakan.
10
2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembahasan
masalah yang telah peneliti kemukakan, maka
rumusan masalah yang dibahas yaitu bagaimana
tingkat pemanfaatan koleksi budaya nusantara di
layanan koleksi budaya nusantara Perpustakaan
Nasional RI?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penelitian
Penelitian mengenai pemanfaatan koleksi
budaya nusantara ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai tingkat pemanfaatan koleksi
yang ada pada layanan koleksi budaya nusantara
Perpustanaa Nasional RI
2. Manfaat dari Penelitian
• Bagi Perpustakaan Nasional RI diharapkan menjadi
gambaran terhadap manfaat layanan koleksi budaya
nusantara agar dapat menjadi evaluasi kedepannya
agar kualitas layanan ini dapat ditingkatkan demi
terwujudnya tujuan awal kenapa layanan ini di
adakan.
• Bagi peneliti penelitian ini memiliki manfaat
menambah wawasan mengenai koleksi budaya
nusantara khususnya di Perpustakaan Nasioanl
Republik Indonesia.
11
D. Definisi Istilah
Latar belakang penelitian dengan judul “Pemanfaatan
Koleksi Budaya Nusantara Bagi Pemustaka Lokal di
Perpustakaan Nasional RI”, maka variabel dalam
penelitian ini adalah:
1. Pemanfaatan Bahan Pustaka
Pemanfaatan bahan pustaka adalah sebuah
kegiatan dimana pemustaka menggunakan buku atau
koleksi bahan pustaka lainya untuk memenuhi
kebutuhannya baik itu memenuhi kebutuhan informasi
ilmu pengetahuan ataupun informasi yang bersifat
hiburan.
2. Koleksi Budaya Nusantara
Koleksi perpustakaan adalah semua informasi
dalam bentuk karya tulis, cetak, dan/atau karya rekam
dalam berbagai media yang mempunyai nilai
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi pemustaka.7
Koleksi budaya nusantara sendiri adalah koleksi
perpustakaan yang memuat berbagai informasi yang
berhubungan dengan budaya ataupun daerah tertentu di
wilayah Indonesia.
7 Undang-Undang Perpustakaan No.43 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 2.
12
3. Anggota Perpustakaan (pemustaka)
Pemustaka adalah orang atau kelompok
masyarakat yang memakai dan memanfaatkan layanan
perpustakaan, baik anggota maupun bukan anggota.8
Anggota adalah bagian dari kelompok tertentu
yang memiliki syarat-syarat tertentu untuk dianggap
sebagai anggota. Jadi Anggota perpustakaan adalah
pemustaka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu
dari perpustakaan hingga akhirnya resmi menjadi
anggota perpustakaan melalui proses tertentu.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan hasil penelitian ini diurai secara
sistematis dari Bab I sampai Bab V dengan penjelasan per
babnya, yaitu:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang pokok pikiran pembahasan
skripsi ini yang meliputi latar belakang, pembatasan
dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, landasan teori, metode penelitian,
definisi istilah dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Bab ini berisi landasan teori dan tinjauan pustaka
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: definisi
8 Sutarno N.S. Kamus Perpustakaan dan Informasi(Jakarta: Jala Permata,
2008) hal. 145.
13
perpustakaan nasional, fungsi perpustakaan
nasional, tugas dan tanggung jawab perpustakaan
nasional. koleksi perpustakaan, pemanfaatan bahan
pustaka, cara pemanfaatan koleksi, tujuan
pemanfaatan koleksi, dan penelitian terdahulu.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang pembahasan jenis dan
pendekatan penelitian, sumber data dan sampel,
informan dan teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penyelesaian proses penelitian
pada anggota Perpustakaan Nasional RI.
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Pada bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian
dan pembahasan mengenai pemanfaatan koleksi
budaya nusatara di Perpustakaan Nasional RI.
Bab V Penutup
Bab ini menjelaskan Kesimpulan dan saran dari
laporan hasil penelitian ini. Pada bagian akhir
terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang
mendukung data dan hasil kegiatan penelitian ini.
14
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perpustakaan Nasional
1. Defisini perpustakaan nasional
Perpustakaan nasional adalah sebuah
perpustakaan besar yang didirikan oleh pemerintah
untuk menyimpan informasi berharga negara tersebut
yang ruang lingkupnya secara nasional. Perpustakaan
nasional biasanya juga menyimpan koleksi langka dan
bersejarah dari negara yang bersangkutan.
Pada Undang-undang perpustakaan No.43 Tahun
2007 Bab VII pasal 21 ayat 1 menjelaskan bahwa
perpustakaan nasional adalah lembaga pemerintah non
departemen (LPND) yang menjelaskan tugas
pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang
berfungsi sebagai perpustakaan pembina,
perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit,
perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian dan
pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di
ibukota negara.9
Pada tahun 1970, UNESCO dalam konfrensi
umumnya yang ke-16 memberikan definisi
perpustakaan nasional sebagai perpustakaan yang
9 Undang-Undang Perpustakaan No.43 Tahun 2007 Pasal 21 Ayat 1
16
bertanggung jawab atas akuisisi dan pelestarian kopi
semua terbitan yang signifikan yang diterbitkan di
sebuah negara dan berfungsi perpustakaan deposit,
baik menurut undang-undang maupun kesepakatan
lain, dengan tidak memandang nama perpustakaan10
Menurut Maurice B. Line didalam Blasius Sudarsono,
bahwa perpustakaan nasional diartikan sebagai
perpustakaan:11
• dengan koleksi literatur yang dihasilkan suatu
bangsa;
• yang menampung sebagian besar kekayaan
warisan budaya bangsa;
• pemimpin atau koordinator dari seluruh
perpustakaan yang dimiliki oleh suatu bangsa;
• yang melaksanakan layanan secara nasional baik
untuk perpustakaan lain atau masyarakatnya.
Blasius Sudarsono dalam sebuah artikel,
menyimpulkan bahwa suatu perpustakaan nasional
10 Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2010) hal. 2.5. 11 Blasius Sudarsono. Seperempad Abad Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia: Menatap Peran Pada Masa Mendatang. Visi Pustaka : Jurnal
Nasional Bidang Kepustakaan ; vol. 7 No. 1 Tahun 2005.
17
dikembangkan berdasar konsep yang berdimensi 3
(tiga) yaitu:12
• Warisan budaya, penekanan pada kekayaan
literatur yang dihasilkan suatu bangsa. Kelestarian
atas koleksi ini menjadi perhatian utama.
• Infrastruktur, penekanan pada koordinasi nasional,
fasilitasi kepemimpinan, dan jasa. Perhatian
utamanya adalah pada pengembangan dan layanan
pada perpustakaan lain dalam satu negara.
• Layanan nasional yang komprehesif, penekanan
pada layanan pada pemakai di seluruh penjuru
negara. Perhatian utamanya adalah palayanan
masyarakat umum.
2. Fungsi perpustakaan nasional
Menurut UNESCO dalam buku Sulistyo Basuki,
fungsi perpustakaan nasional dibagi menjadi 3
kategori yaitu fungsi utama, fungsi yang diinginkan,
dan fungsi yang dilaksanakan : 13
a. Fungsi utama atau pokok dari perpustakaan
nasional
12 Blasius Sudarsono. Seperempad Abad Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia: Menatap Peran Pada Masa Mendatang. Visi Pustaka : Jurnal
Nasional Bidang Kepustakaan ; vol. 7 No. 1 Tahun 2005. 13 Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan (Tanggerang Selatan :
Universitas Terbuka, 2013) hal. 2.5-2.7.
18
1) Mengumpulkan dan melestarikan literatur
nasional dengan sarana selengkap mungkin.
2) Menerbitkan bibliografi nasional.
3) Melaksanakan jasa pinjam antar pepustakaan.
4) Bertindak sebagai jasa bibliografis nasional
menerbitkan atau menunjang penerbitan
bibliografi khusus.
b. Fungsi yang diinginkan dari perpustakaan nasional
1) Bertindak sebagai pusat penelitian dan
pengembangan dalam pekerjaan perpustakaan
dan informasi;
2) Menyediakan pendidikan dan pelatihan dalam
pekerjaan perpustakaan dan informasi;
3) Bertindak sebagai pusat perencanaan bagi
perpustakaan sebuah negara.
c. Fungsi yang dimungkinkan dari perpustakaan
nasional
1) Bertindak sebagai pusat pertukaran materi
perpustakaan antara perpustakaan;
2) Menyediakan jasa perpustakaan khusus untuk
lembaga pemerintahan;
3) Bertindak sebagai museum buku.
19
3. Tugas dan tanggung jawab perpustakaan Nasioanl
Dalam Undang-undang No. 43 Tahun 2007 pada
Bab VII pasal 21 ayat 2 menyebutkan bahwa
Perpustakaan Nasional bertugas:14
a) Menetapkan kebijakan nasional, kebijakan umum,
dan kebijakan teknis pengelolaan perpustakaan;
b) Melaksanakan pembinaan, pengembangan,
evaluasi, dan koordinasi terhadap pengelolaan
perpustakaan;
c) Membina kerja sama dalam pengelolaan berbagai
jenis perpustakaan; dan
d) Mengembangkan standar nasional perpustakaan.
Dan tanggung jawab perpustakaan nasional
dalam Undang-undang No. 43 Tahun 2007 pasal 21
ayat 3:15
1) Mengembangkan koleksi nasional yang
memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar
sepanjang hayat;
2) Mengembangkan koleksi nasional untuk
melestarikan hasil budaya bangsa;
3) Melakukan promosi perpustakaan dan gemar
membaca dalam rangka mewujudkan masyarakat
pembelajar sepanjang hayat; dan
14 Undang-Undang Perpustakaan No.43 tahun 2007 pasal 21 ayat 2 15 Undang-Undang Perpustakaan No.43 tahun 2007 pasal 21 ayat 3
20
4) Mengidentifikasi dan mengupayakan
pengembalian naskah kuno yang berada di luar
negeri.
B. Kebudayaan
1. Definisi kebudayaan
Kebudayaan berasar dari kata budaya yang artinya
pikiran,akal budi, adat istiadat, susuatu yang sudah
menjadi kebiasaan dan sukar dirubah. Lalu kebudayaan
sendiri artinya adalah hasil kegiatan dan penciptaan
batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian,
dan adat istiadat serta keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk
memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang
menjadi pedoman tingkah lakunya.
Lalu menurut para ahli16 :
a. Sir Edward B. Tylor menggunakan kata
kebudayaan untuk menunjuk “keseluruhan
kompleks dari ide dan segala sesuatu yang
dihasilkan manusia dalam pengalaman
historinya”. Termasuk disini ialah
“pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, kebiasaan, dan kemampuan serta
16 Rafael Raga Maran. Manusia Dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu
Budaya Dasar (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) hal. 26.
21
perilaku lainnya yang diperoleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
b. Gillin, beranggapan bahwa “kebudayaan terdiri
dari kebiasaan-kebiasaan yang terpola dan
secara fungsional saling bertautan dengan
individu tertentu yang membentuk grup-grup
atau kategori sosial tertentu.
c. Koentjaraningrat, kebudayaan adalah
“keseluruhan system gagasan , tindakan, dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
Jadi budaya adalah kebiasaan berdasarkan akal,
budi dan adat istiadat yang terus berkembang dan sukar
dirubah. Lalu kebudayaan adalah hasil kegiatan dan
penciptaan manusia dari pengalamannya baik itu berupa
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum,
kebiasaan,dan kemapuan yang diperoleh dan digunakan
untuk hidup pada sebuah masyarkat.
2. Unsur-unsur kebudayaan
Kebudayaan diwariskan turun temurun dengan
diajarkan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari
sebuah masyarakat. Hampir dari setiap tindakan dari
manusia adalah sebuah kebudayaan. Luasnya persepsi
22
tentang kebudayaan menimbulkan pemikiran mengenai
apa isi sebenarnya dari sebuah kebudayaan.
Koentjaraningrat menyusun tujuh unsur-unsur
kebudayaan yang bersifat universal berdasarkan
pendapat para ahli antropologi. Tujuh unsur kebudayaan
yang dimaksud adalah : 17
a. Bahasa
b. Sistem pengetahuan
c. Organisasi sosial
d. Sistem peralatan hidup dan terknologi
e. Sistem mata pencarian hidup
f. Sistem religi
g. Sistem kesenian
Di sini dapat kita lihat bahwa sebuah kebudayaan
tidak dilihat hanya dari kebiasaan yang banyak orang
kenal dengan adat dan istiadat. Sesuatu disebut sebagai
sebuah kebudayaan apabila memiliki unsur-unsur
kebudayaan yang jelas pada sebuah masyarakat.
3. Wujud kebudayaan
Koenjtaraningrat, wujud kebudayaan dibedakan
menjadi tiga bagian yaitu:
17 Wahyuni. Perilaku Beragama Studi Sosiologi Terhadap Asimilasi Agama
dan Budaya Di Sulawesi Selatan (Makassar: Alauddin University Press, 2013),
h. 39-41.
23
a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-
ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan
dan sebagainya.
b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
serta tindakan berpola dari manusia
dalammasyarakat.
c. Wujud kebudayaan berupa benda-benda hasil karya
manusia.
Ketiga wujud diatas saling berkaitan satu sama lain
dan tidak dapat dipisankan dalam kehidupan
bermasyarakat. Pikiran, ide-ide, tindakan dan karya
manusia melahirkan sebuah kebudayaan. Dan
kebudayaan membentuk suatu lingkungan hidup
tertentu yang semakin lama semakin menjauhkan
manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga
memperngaruhi perbuatannya, bahkan juga cara
berpikirnya.
C. Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan adalah unsur terpenting untuk
terbentuknya sebuah perpustakaan dimana koleksi tersebut
akan dilayankan kepada pemustaka agar pemustaka bisa
mendapatkan informasi yang mereka butuhkan saat datang
ke perpustakaan. Perpustakaan tidak akan dapat
memberikan layanan terbaiknya apabila mereka tidak
memberika koleksi yang baik. Sejalan dengan tujuan
24
perpustakaan, koleksi perpustakaan mempunyai fungsi
sebagai berikut:18
1. Fungsi pendidikan
Untuk menunjang program pendidikan sepanjang
masa, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yagn
sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat
pendidikan masyarakat pemakai.
2. Fungsi umum
Perpustakaan merupakan pusat informasi bagi
masyarakat sekitarnya. Fungsi ini berhubungan
dengan tugas perpustakaan untuk menyediakan
berbagai macam subjek untuk pemakai aktif, maupun
pemakai yang belum aktif, yang diharapkan pada suatu
saat mereka akan datang untuk memanfaatkan
perpustakaan.
Sedangakan Koleksi perpustakaan sendiri adalah yang
mencakup berbagai format bahan sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai
perpustakaan terhadap media rekam informasi. Untuk itu
ada beberapa kriteria pokok yang harus dimiliki sebuah
perpustakaan.
18 Siti Sumarningsih. Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Al-Maktabah.
Vol. 3, No.1 Tahun 2005, Hal. 1
25
Adapun kriteria pokok tersebut adalah19:
1. Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan
pustaka tercetak seperti : buku, majalah, dan surat
kabar,bahan pustaka terekam dan eketronik
seperti : kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain.
2. Pengelompokan bahan pustaka di perpustakaan
umum terdiri dari: kelompok bahan pustaka anak-
anak, remaja, pandang dengar, rujukan (
Referens), bahan pustaka berkala (majalah dan
surat kabar), bahan pustaka untuk orang dewasa,
bahan pustaka braille dan bahan pustaka khusus
seperti foto, lukisan dan lain-lain.
3. Koleksi mencakup bahan pustaka terpilih yaitu
informasi yang terkadung harus cocok dengan
keperluan dan mampu dibaca atau didengan dan
dimengerti oleh masyarakat pemakai.
4. Setiap bahan pustaka yang diterima perpustakaan
harus diregistrasi terlebih dahulu.
5. Setiap bahan pustaka ditempatkan di ruang koleksi
adalah bahan pustaka yang sudah siap dipinjam
oleh masyarakat pemakai. Oleh karenanya bahan
pustaka itu sudah siap pakai dalam arti sudah
mengalami pengolahan dan penyiapan.
19 Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpsutakaan
Umum (Jakarta: Perpustanaan Nasional RI, 2001) hal. 5.
26
Menurut Sutarno, Koleksi perpustakaan merupakan
salah satu faktor utama yang menentukan kriteria dan jenis
sebuah perpustakaan.20 Lalu di dalam sebuah artikel
disebutkan, Koleksi perpustakaan merupakan salah satu
faktor utama yang menentukan kriteria dan jenis
perpustakaan. Artinya, bahwa koleksi perpustakaan selalu
dikaitkan dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan
dalam rangka mencapai misi dan mewujudkan visi
perpustakaan yang bersangkutan. 21Disini dapat ditarik
kesimpulan bahwa jenis dan koleksi perpustakaan sejalan
dengan tugas dan fungsi yang telah dicita-citakan sesuai
dengan visi dan misi perpustakaan yang bersangkutan.
Sebagai contoh layanan koleksi budaya nusantara di
Perpustakaan Nasional RI yang seluruh koleksinya
berhubungan dengan keanekaragaman budaya di Indonesia
tidak hanya tentang budaya tetapi juga bidang ilmu lain
selama itu memiliki kaitan dengan Indonesia dan
membahas tentang keberanekaragaman Indonesia maka itu
akan dimasukan sebagai koleksi di layanan koleksi budaya
nusantara.
20 Sutarno N.S. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta
: Samitra Media Utama, 2004) hal. 66. 21 Ricie Hijrahtul Hazmi dan Desriyeni. Pemanfaatan Koleksi Umum Oleh
Pemustaka Di Kantor Perpustakaan, Arsip, Dan Dokumentasi Kabupaten
Pesisir Selatan. Jurnal informasi ilmu perpustakaan dan kearsipan. Vol. 3. No.
1. Tahun 2014. hal 88
27
Berdasarkan perspektif perpustakaan nasional,
warisan budaya adalah apa yang dihasilkan oleh sebuah
negara dan penduduknya sebagai kenangan dalam teks,
suara, dan visi, tidak peduli dalam medium apa.22 Hal ini
sesuai dengan misi Perpustakaan Nasional RI yaitu
“terwujudnya perpustakaan sebagai pelestarian khazanah
budaya bangsa.
D. Pemanfaatan
1. Pemanfaatan Bahan Pustaka
Menurut KBBI, pemanfaatan berasal dari kata
manfaat yang berarti guna dan atau faedah.23 Dalam
hal ini memanfaatkan berarti menjadikan sesuatu itu
berguna. Jadi, pemanfaatan adalah proses, cara
perbuatan dalam memanfaatkan.
Menurut Sutarno N.S., pemanfaatan koleksi di
perpustakaan merupakan salah satu cara
memberdayakan koleksi bahan pustaka yang ada
tergantung dari kebutuhan pemustaka tersebut dalam
pencarian pemenuhan kebutuhan informasi yang
diinginkan, dengan cara dibaca, dipinjam, diteliti, atau
22 Barbara Signori. Preserving Culture Heritage : Better Together. IFLA WLIC 2017 . Akses http://library.ifla.org/1801/1/S08-2017-signori-en.pdf 23 https://KBBI.web.id/manfaat
28
dikaji isinya, serta dikembangkan dan disebarluaskan
kepada pemustakanya.24
Pemanfaatan bahan pustaka/koleksi perpustakaan
adalah sebuah kegiatan dimana pemustaka
menggunakan buku atau koleksi bahan pustaka lainya
untuk memenuhi kebutuhannya baik itu memenuhi
kebutuhan informasi ilmu pengetahuan ataupun
informasi yang bersifat hiburan. Pemanfaatan koleksi
dapat diketahui dari seberapa banyak jumlah maupun
jenis bahan pustaka yang terpakai. Keterpakaian
berhubungan dengan masalah kebutuhan atau
permintaan.25
Pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan
nasional tergantung dari tujuan seseorang datang ke
perpustakaan tersebut. Banyak layanan yang
disediakan Perpustakaan Nasional RI juga
memberikan banyak manfaat di setiap layanan yang
ada mulai dari layanan umum, layanan referensi,
layanan anak, layanan koleksi budaya nusantara dan
berbagai layanan lainya yang ada di Perpustakaan
Nasional RI.
24 Sutarno N.S. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta
: Sagung Seto, 2006) hal. 109. 25 Frederick Wilfrid Lancaster. If You Want to Evaluate your Library (London:
The Library Assosiation, 1988) hal. 33
29
Data mengenai pemafaatan perpustakaan sendiri
dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan koleksi. Tingkat pemanfaatan juga
mempengaruhi pengadaan di perpustakaan, karena
kembali lagi bahwa tujuan diadakan koleksi
perpustakaan adalah untuk pengguna jadi
perpustakaan mengadakan koleksi sesuai dengan topik
apa yang selalu dimanfaatkan oleh pengguna.
2. Cara Memanfaatkan Koleksi Perpustakaan
Koleksi di perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh
pemustaka yang datang dengan beberapa cara antara
lain :
a. Membaca ditempat
Membaca ditempat merupakakan cara paling
praktis bagi pemustaka untuk mendapatkan
berbagai macam informasi, pemustaka hanya cukup
mencari informasi yang mereka butuhkan di
perpustakaan. Dengan membaca di perpustakaan
mereka bisa mendapatkan banyak sumber informasi
sekaligus karena membaca di perpustakaan tidak
ada batasan berapa koleksi yang boleh dibaca.
Ruang baca yang nyaman juga akan membuat
pemustaka betah berlama-lama di perpustakaan
30
b. Mencatat informasi yang tersedia
Mencatat informasi adalah salah satu langkah
yang dapat dilakukan oleh pemustaka untuk
merangkum semua informasi penting yang telah dia
baca dan dia butuhkan menjadi satu tanpa harus
meminjam koleksi yang mereka butuhkan.
c. Meminjam koleksi
Meminjam koleksi adalah membawa koleksi
keluar perpustakaan dalam jangka waktu tertentu
sesuai kebijakan perpustakaan. Meminjam koleksi
biasanya melalui meja sirkulasi dengan syarat yang
telah ditetapkan oleh perpustakaan. Tujuan
meminjam koleksi ini adalah agar memiliki lebih
banyak waktu untuk memanfaatkan koleksi
perpustakaan dimana didalam koleksi tersebut
banyak informasi yang dibutuhkan yang tidak
mungkin untuk dicatat satu per satu.
d. Mencgopy koleksi
Mengcopy dilakukan karena beberapa alasan
seperti pemustaka tidak memiliki banyak waktu
datang ke perpustakaan, pemustaka membutuhkan
buku tersebut untuk waktu yang lama namun
peminjaman di perpustakaan memiliki jangka
waktu terbatas, koleksi di perpustakaan tidak boleh
di pinjam atau dibawa pulang tetapi boleh untuk di
31
fotocopy, serta pemustaka menginginkan koleksi
tersebut tetapi koleksi yang bersangkutan tidak di
produksi atau tidak terbit lagi.
Diluar cara memanfaatkanya sendiri, ada beberapa
hal yang mempengaruhi pemanfaatan koleksi di
perpustakaan :26
a. Frekuensi Penggunaan
Frekuensi penggunaan koleksi adalah
kekerapan pemustaka menggunakan koleksi untuk
mencari informasi.
b. Tujuan pemustaka
Setiap pemustaka mempunyai tujuan yang
berbeda dalam memanfaatan koleksi perpustakaan.
c. Kemampuan pemustaka dalam menelusur
informasi
Seorang pemustaka perlu memiliki
pengetahuan dalam menggunakan suatu system
pangkalan data yang digunakan untuk penelusuran
sehingga informasi yang dibutuhkan dapat ditemu
kembali secara efektif dan efesien. Mengingat
tingkat kemampuan penelusuran pemustaka yang
berbeda.
26 Aan prabowo dan Heriyanto. Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik (E-
Book) Oleh Pemustaka Di Perpustakaan SMAN 1 Semarang. Jurnal Ilmu
Perpustakaan. Vol. 2. No. 2. Tahun 2013. Hal. 4-5
32
d. Peranan pustakawan
Peranan pustakawan adalah kewajiban atau
tugas pustakawan dalam pelayanan kepada
pengguna pepustakaan dimana salah satu tugasnya
adalah memberikan pendidikan, bimbingan, dan
kerjasama kepada pemustaka dalam memilih
sumber informasi yang di butuhkan dan cara
penelusurannya.
3. Tujuan Memanfaatkan Koleksi Budaya Nusantara
Koleksi budaya nusantara memenuhi kebutuhan
pemustaka dalam bidang budaya, adat dan kebiasaan
baik itu untuk tugas, pengetahuan, atau hiburan.
Koleksi budaya nusantara ini meningkatkan minat
pemustaka untuk mengetahui berbagai budaya yang
ada dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Oleh
karena itu, dalam mengadakan dan mengelola koleksi
budaya nusantara perlu penanganan yang baik dalam
menyediakan informasi dan koleksi yang relevan agar
nantinya dapat dimanfaatkan untuk memperluas
wawasan setiap orang menggunakannya.
E. Penelitian Relevan
Agar terhindar dari duplikasi maka peneliti mencari
penelitian-penelitian terdahulu dengan permasalahan yang
berkaitan dengan topik yang akan diteliti oleh peneliti,
yaitu:
33
1. Penelitian skripsi berjudul Pemanfaatan Koleksi
Referensi di Perpustakaan Umum Jakarta Barat yang
diteliti oleh Mohamad Ainur Rofiq pada tahun 2008
mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan,
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Perbedaan skripsi ini dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah jenis koleksi
yang diteliti dan tempat penelitian. Tempat penelitian
yang dipilih oleh saudara Muhamad Ainur Rofiqoh
adalah Perpustakaan Umum Jakarta Barat dengan
tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana
pemanfaatan koleksi referensi di Perpustakaan Umum
Jakarta Barat oleh pengunjung yang datang ke ruang
referensi. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti bertempat di Perpustakaan Nasional RI
dengan tujuan untuk mengetahuin pemanfaatan
koleksi budaya nusantara di Perpustakaan Nasional RI
yang datang ke Layanan Koleksi Budaya Nusantara.
Terdapat juga persamaan pada penelitian ini dengan
skripsi saudara Mohamad Ainur Rofiq yaitu
menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
metode penelitian deskriptif.
2. Jurnal Pustaka loka, Volume 9 No.1 Tahun 2017 yang
berjudul Pemanfaatan Koleksi Referensi di
Perpustakaan IAIN Purwokerto oleh Indah Wijaya
34
Antasari seorang pustakawan di IAIN Purwokerto.
Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah tempat dan jenis koleksi referensi
yang diteliti dimana saudari Indah Wijaya Astasari
meneliti koleksi referensi yang ada di Perpustakaan
IAIN Purwokerto sedangkan penelitian ini memilih
koleksi referensi budaya nusantara di Perpustakaan
Nasional RI. Persamaan jurnal dengan penelitian yang
akan dilakukan adalah tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui sejauh mana pemanfaatan koleksi referensi
dimanfaatkan oleh pemustaka yang datang berkunjung
ke layanan referensi di perpustakaan dengan
menggunakan jenis pendekatan kuantitatif deskriptif.27
27 Indah Wijaya Antasari. Pemanfaatan Koleksi Referensi Di Perpustakaan
IAIN Purwokerto. Pustaka Loka : Jurnal Kajian informasi Dan Perpustakaan ;
Vol. 9 No.1 Tahun 2017
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Format dan Pedekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau
menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.28 Pendekatan
yang digunakan adalah mixed model research dimana
peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dan kuatitatif
dalam satu proses penelitian.29 Pada penelitian ini
menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif
dan kualitatif. Penelitian kuantitatif digunakan untuk
menfasilitasi penelitian kualitatif, agar peneliti dapat
mengungkat apa yang tersirat dalam penelitian kuantitatif
maka peneliti melakukanpenelitian kuantitatif dengan cara
melakukan wawancara dengan permasalahan yang
bersangkutan.30
Pada penelitian kuantitatif, teori atau paradigma teori
digunakan untuk peneliti menemukan masalah penelitian,
hipotesis, menemukan konsep-konsep, menemukan
metodologi, dan menemukan alat analisis data. Untuk
28 Prasetya irawan. Logika Dan Prosedur Penelitian : Pengantar Dan Panduan
Traktis Penelitian Pemula (Jakarta: STIA-LAN, 1999) 29 A. Muri Yusuf. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatis & penelitian
gabungan (Jakarta : Kencana, 2014) Hal. 428. 30 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
(Yogyakarya: Graha Ilmu, 2006). Hal. 256.
36
memenuhi kebutuhan informasi maka dilakukan
pengolahan data mentah menjadi data jadi untuk
melengkapi kebutuhan informasi. Format penelitian
kuantitatif tergantung pada permasalahan dan tujuan
penelitian,oleh karena itu penelitian ini termasuk pada
penelitian kuantitatif dengan format deskriptif. Penelitian
kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk
menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai
situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat
yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang
terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau
gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel
tersebut.31
Penelitian kualitatif, pada penelitian kualitatif peneliti
mencari makna pemahaman, pengertian, verstehen
tentangsuatu fenomena,kejadian, maupun kehidupan
manusia dengan terlibat langsung dan/atau tidak langsung
kedalam setting yang diteliti, kontekstual, dan
menyeluruh.32 Penelitian kualitatif digunakan untuk
memperkuat dan memperdalam data yang ada pada
penelitian kuantitatif. Secara keseluruhan penelitian ini
31 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif : komunikasi, ekonomi,
dan kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainya (Jakarta : KENCANA,
2014) Hal. 44. 32 A. Muri Yusuf. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatis & penelitian
gabungan (Jakarta : Kencana, 2014) Hal. 328.
37
bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai
pemanfaatan koleksi budaya nusantara yang disediakan
Perpustakaan Nasional RI.
B. Sumber data
Dalam penelitian ini ada 2 sumber data yang
digunakan, yaitu:
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah data yang diambil
langsung tanpa perantara dari sumbernya. Dalam
penelitian ini data diperoleh langsung dari pemustaka
mahasiswa yang berkunjung ke layanan koleksi
budaya nusantara Perpustakaan Nasional RI yang
didapatkan melalui wawancara.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diambil
secara tidak langsung dari sumbernya dari
kepustakaan, yang diteliti dari letaratur-literatur, buku,
dokumen, serta artikel yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti.33
Sumber data sekunder pada penelitian ini didapat
langsung dari perpustakaan melalui pustakawan yang
bertugas pada layanan koleksi budaya nusantara
33 Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian, Pengantar dan panduan
praktis penelitian sosial bagi mahasiswa dan peneliti pemula (Jakarta: STIA-
LAN, 199) Hal. 86-87.
38
Perpustakaan Nasional RI berupa data kunjungan
pemustaka di layanan koleksi budaya nusantara pada
bulan Juli – September 2019.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian populasi digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang
menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi
penelitian merupakan keseluruhan(universum) dari
objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
tumbuh- tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,
sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini
menjadi sumber penelitian.34 Populasi dalam
penelitian ini adalah data keseluruhan data kunjungan
pemustaka yang datang ke layanan koleksi budaya
nusantara Perpustakaan Nasional RI pada bulan Juli –
September 2019.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang
karakteristiknya akan diselidiki dan dianggap bisa
mewakili keseluruhan populasi-jumlah lebih sedikit
34 Burhan bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif : komunikasi, ekonomi,
dan kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainya (Jakarta : KENCANA,
2014) Hal. 109.
39
dari jumlah populasinya.35 Penelitian ini
menggunakan data sekunder berasal dari perpustakaan
dan data tersebut merupakan gambaran keseluruhan
data kunjungan anggota di layanan tersebut maka
penarikan sampel menggunakan Exhausitive
Sampling(Sampling Jenuh). Exhausitive Sampling,
adalah bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.36
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati lingkungan dan mencatat secara sistematis
peristiwa yang dijadikan bahan penelitian oleh
peneliti. Menurut Hasan observasi ialah pemilihan,
pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian
perilaku dan suasana yang berkenaan dengan
organisasi, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.37
Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk
menemukan gambaran permasalahan. Obervasi
dilakukan denga melihat dan mengamati pemanfaatan
35 Djarwanto dan Subagyo,p. Statistik Induktif. BPFE-UGM. Yogyakarta.
2008. 36 Sulistyaningsih. Menotologi Penelitian Kebidanan : Kuantitatif-Kualitatif
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) Hal. 75. 37 Hasan dan M Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002). Hal. 86
40
layanan yang dilakukan oleh pemustaka di layanan
koleksi budaya nusantara Perpustakaan Nasional RI.
2. Dokumentasi
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam
bahan yang berbentuk dokumentasi. Sifat utama data
ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga
memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui
hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.38
Data berasal dari dokumen yang telah disiapkan
oleh perpustakaan yang memuat informasi khusus
yang kemudian diolah sedemikian rupa sehingga
mendapatkan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti
untuk melanjutkan penelitian.
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu kejadian atau suatu
proses interaksi antara pewawancara dan sumber
informasi atau yang diwawancarai melalui komunikasi
langsung.39 Wawancara dilakukan dengan cara
memilih secara acak beberapa informan pemustaka
yang memenuhi kriteria dan diberi pertanyaan yang
telah disiapkan mengenai segala hal yang berhubungan
dengan pemanfaatan koleksi budaya nusantara.
38 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: KENCANA, 2017).
Hal.141 39 A. Muri Yusuf. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatis & penelitian
gabungan (Jakarta : Kencana, 2014) Hal. 372.
41
Dalam hal ini pemilihan informan menggunakan
teknik purposive sampli, merupakan teknik
pengumpulan sampel(informan) dengan pertimbangan
khusus.40 Adapun kriteria pemustaka yang dijadikan
informan adalah sebagai berikut:
a. Pemustaka yang telah terdaftar dan memiliki kartu
anggota perpustakaan nasional
b. Mengujungi layanan koleksi budaya nusantara dan
berada di lokasi saat penelitian dilakukan.
c. Pernah/tidak pernah memanfaatkan koleksi di
layanan koleksi budaya nusantara.
Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan, maka
peneliti mengambil beberapa informan sampai
kebutuhan data untuk penelitian terpenuhi.
E. Teknik Pengelolahan Dan Analisa
1. Pengelompokan dan pengolahan
Data yang telah didapatkan lalu diolah dan
dikelompokan sesuai subjek kebutuhan penelitian dan
dihitung agar nantinya data yang ada dapat dibaca,
diolah dan digunakan untuk penelitian.
2. Verifikasi data
Data yang telah dikelompokan selanjutanya di
cek kembali pada setiap point agar sesuai dengan
40 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: KENCANA, 2017).
Hal.155
42
ketetapan yang telah ditentukan demi menghindari
kesalahan, ketidaksesuaian, ketidaklengkapan, dan
kepalsuan.
3. Tabulasi
Tabulasi yaitu memindahkan semua data yang
telah diolah kedalam tabel yang kemudian dicari untuk
dianalisa. Data yang telah ditabulasikan lalu
dipersentasekan dengan menggunakan rumus:
P = f/n x 100%
Keterangan:
P = persentase yang dicari
f = frekuensi jawaban
n = jumlah subjek yang diolah.41
4. Reduksi
Reduksi adalah proses analisis untuk memilih,
memusatkan perhatian, menyederhanakan, serta
mentransformasikan data yang muncul dari catatan-
cacatan lapangan. Reduksi dilakukan dengan
merangkum, memilih hal pokok, fokus pada hal
penting, mencari tema dan pola, serta membuang hal
yang dianggap tidak perlu. Tujuan dari reduksi adalah
agar peneliti mendapat gambaran jelas dari data yang
diperoleh.
41 Sudiyono. Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003)
43
5. Penyajian data
Data yang telah direduksi selanjutnya
diorganisasikan serta disusun dalam pola hubungan
sehingga mudah dipahami. Penyajian data dapat
berbentuk naratif, bagn, hubungan antar kategori,
diagram alur, dan lainya. Hal tersebut agar hasil
penelitian lebih mudah dipahami oleh pembaca.
6. Penarikan kesimpulan
Langkah berikutnya adalah penarikan kesimpulan
berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.
Data yang telah disajikan dalam bentuk narasi atau
bentuk lainnya digunakan untuk menjawab rumusan
masalah yang telah dirumuskan sejak awal
F. Tempat dan Jadwal Penelitian
Tempat penelitian diadakan yaitu:
Tempat : Perpustakaan Nasional RI
Alamat : Jalan Medan Merdeka Sel. No.11,
RT.11/RW.2, Gambir, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Adapun jadwal penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
44
Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Waktu
1 Pengajuan Proposal Skripsi Agustus 2019
2 Pengujuan Proposal Skripsi September 2019
3 Awal Bimbingan September 2019
4 Penyusunan Laporan Skripsi Oktober 2019
5 Penelitian Oktober dan November 2019
6 Bimbingan Skripsi Desember 2019 dan Januari 2020
7 Pengajuan Sidang Februari 2020
8 Sidang Skripsi Februasi 2020
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil
1. Perpustakaan Nasional RI
Perpustanaan nasional adalah lembaga
pemerintah nonkementrian yang melaksanakan tugas
pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang
berfungsi sebagai perpustakaan pembina,
perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit,
perpustakaan penelitian, perpustakaan perlestarian,
dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di
ibu kota negara.
Sebelumnya Perpustakaan Nasional RI berada di
Jl. Salemba Raya No. 28A. Pada tanggal 14 September
2017 presiden meresmikan gedung perpustakaan
nasional yang baru yang beralamat di Jl. Medan
Merdeka Sel. No.11, RT.11/RW.2, Gambir, Kec.
Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta. Gedung baru ini terdiri dari 24 lantai yang
masing-masing lantai memiliki fasilitas masing-
masing, salah satunya adalah lantai 24 yang menjadi
layanan koleksi budaya nusantara.
Perpustakaan nasional adalah perpustakaan yang
berskala nasional mana ia tidak hanya menjadi
46
perpustakaan yang hanya menyediakan satu ilmu
pengetahuan tertentu saja atau melayani satu kelompok
saja. Perpustakaan nasional memberikan berbagai
macam informasi yang ada dan melayani masyarakat
dari semua lapisan dan golongan. Perpustakaan
Nasional RI memiliki visi dan misi sebagai berikut :
VISI : “terwujudnya Indonesia cerdas melalui
gemar membaca dengan memberdayakan
perpustakaan”
MISI : - Terrwujudnya layanan prima.
- Terwujudnya perpustakaan sebagai
pelestari khazanah budaya bangsa
- Terwujudnya perpustakaan sesuai
standar nasional perpustanaan
2. Layanan Koleksi Budaya Nusantara
Layanan ini merupakan salah satu layanan baru
yang ada di Perpustakaan Nasional RI semenjak
pindah ke gedung baru. Pada layanan koleksi budaya
nusantara bisa ditemukan berbagai macam koleksi
buku dan beberapa benda-benda tradisional. layanan
koleksi budaya nusantara memiliki interior yang bagus
dan memiliki berbagai fasilitas penunjang didalamnya.
Fasilitas yang ada pada layanan koleksi budaya
nusantara sendiri mulai dari penerangan ruangan yang
47
bagus, koneksi internet melalui wifi yang disediakan
Perpustakaan Nasional RI, tempat mengisi daya laptop
dan perangkat seluler yang banyak (listrik), ruangan
yang luas disertai tempat baca yang cukup, ruangan
eksekutif lounge, ruangan diskusi, fotocopy gratis
dengan syarat tertentu, dan ada pentas yang biasa
digunakan apabila ada acara tertentu.
Meski tergolong masih baru koleksi yang
disediakan belum cukup banyak. Berikut daftar jumlah
koleksi pada layanan koleksi budaya nusantara
terhitung awal Oktober 2019 :
Tabel 4.1 Jumlah Koleksi Budaya Nusantara
Daerah Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia
No Kode Wilayah Total
Judul
Total
Eksemplar
1 Aceh 188 258
2 Sumut 231 349
3 Sumbar 174 217
4 Riau 131 157
5 Kepri 48 59
6 Jambi 50 60
7 Bengkulu 37 46
8 Sumsel 34 42
9 Kep Babel 7 7
10 Lampung' 20 24
11 Banten 20 29
48
12 Dki Jakarta 84 104
13 Jabar 357 509
14 Jateng 169 199
15 Diy 141 124
16 Jatim 152 181
17 Bali 307 367
18 Ntb 90 109
19 Ntt 85 93
20 Kalut 0 0
21 Kalbar 62 74
22 Kalteng 22 27
23 Kalsel 85 114
24 Kaltim 37 45
25 Gorontalo 16 20
26 Sulut 22 25
27 Sulbar 6 12
28 Sulteng 22 26
29 Sulsel 159 204
30 Sultenggara 21 27
31 Malut 12 14
32 Maluku 32 35
33 Papua Barat 2 3
34 Papua 88 103
Total 2911 3663 Sumber : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Oktober
2019
Terdapat berbagai koleksi budaya nusantara
daerah yang terdiri dari 34 provinsi yang ada di
Indonesia mulai dari Aceh sampai Papua, setelah
dikelompokan berdasarkan daerah barulah disusun
berdasarkan DDC mulai dari kelas 000 - 900. Jumlah
49
koleksi pada tiap provinsinya beraneka ragam dengan
jumlah koleksi paling banyak ada pada provinsi Jawa
Barat yaitu sebanyak 357 judul dengan total 509
eksemplar. Sedangkan koleksi paling sedikit adalah
Kalimantan Utara dengan nol judul dan nol eksemplar.
Tabel 4.2 Jumlah Koleksi Budaya Nusantara
Umum Perpustanaan Nasional Republik Indonesia
No Kode
Wilayah
Total
Judul
Total
Eksemplar
1 000 112 165
2 100 37 38
3 200 18 21
4 300 158 116
5 400 10 11
6 500 1 1
7 600 61 65
8 700 445 466
9 800 534 700
10 900 261 322
Total 1637 1905 Sumber : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Oktober
2019
Ada juga koleksi budaya nusantara umum yang
mencakup daerah lebih menyeluruh tidak hanya pada
satu provinsi saja. Pada koleksi budaya nusantara
umum kelas 800 sastra memikili koleksi terbanyak
yaitu sebanyak 534 judul dengan total 700 eksemplar.
Sedangkan kelas 500 sains memiliki koleksi paling
sedikit yaitu satu judul dengan satu eksemplar.
50
B. Hasil Penelitian Kuantitatif
Hasil penelitian terbagi dua yaitu penelitian yang
bersumber dari data dokumen yang telah diolah yang
menjadi hasil kuantitatif dan data dari hasil wawancara
terhadap beberapa narasumber yang menjadi hasil
kualitatif. Berikut adalah hasil penelitian yang berasal dari
data dokumen yang telah diolah :
1. Kunjungan
a. Jumlah Kunjungan
Ada banyak kunjungan pada setiap bulannya
pada layanan koleksi budaya nusantara yang
berasal dari berbagai kalangan, berikut diagram
kunjungan perbulan selama bulan Juli –
September 2019 :
Diagram 4.1 Kunjungan Perbulan
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
5 0
3151
1470
0
1338
3 1
2267
969
1
1102
1 1
1674
504
0
820
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Karyawan Kehormatan Mahasiswa Pelajar Peneliti Umum
Juli Agustus September
51
Diagram diatas menampilkan data kunjungan
layanan koleksi budaya nusantara di Perpustakaan
Nasional RI oleh pemustaka atau pengunjung
yang telah menjadi anggota Perpustakaan
Nasional RI. Berbagai status keanggotaan yang
mengunjungi layanan koleksi budaya nusantara
diantaranya yaitu : kayawan, kehormatan,
mahasiswa, pelajar, peneliti, dan Umum.
Pada setiap bulan mahasiswa selalu
menempati urutan tertinggi kunjungan dari setiap
status keanggotaan, dimana pada bulan Juli
menempati posisi terbanyak kunjungan
mahasiswa yaitu sebanyak 3.151 kunjungan, lalu
diikuti oleh bulan Agustus sebanyak 2.267, dan
paling sedikit bulan September 1674 kunjungan.
Selanjutnya urutan kunjungan terbanyak adalah
anggota perpustakaan yang berstatus keanggotaan
umum dan kembali bulan Juli menempati urutan
tertinggi yaitu 1.338, lalu bulan Agustus 1.102 dan
bulan September sebanyak 820 kunjungan.
Terkhir adalah pelajar dimana bulan Juli memiliki
kunjungan sebanyak 1.470 kunjungan, menurun
pada bulan bulan Agustus menjadi 969
kunjungan, dan pada bulan September 504
kunjungan.
52
Kunjungan teratas pada setiap bulannya
dilakukan oleh mahasiswa, lalu pada setiap
bulannya keanggotaan umum selalu menempati
urutan kedua dan pelajar selalu menempati urutan
ketiga. Lalu ada keanggotaan karyawan,
kehormatan, dan peneliti yang tidak melebihi 5
kunjungan pada setiap bulannya. Dari data di atas
dapat kita lihat bahwa mahasiswa, umum dan
pelajar menjadi mayoritas pengunjung pada setiap
bulannya di layanan koleksi budaya nusantara
Perpustakaan Nasional RI.
Tabel 4.3 Kunjungan Juli-September
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Tabel diatas berisikan total kunjungan setiap
status keanggotaan selama 3 bulan (Juli – Agustus
– September). Pada tabel ini kunjungan terbanyak
No Status keanggotaan Jumlah (%)
1 Karyawan 9 0,07%
2 Kehormatan 2 0,02%
3 Mahasiswa 7092 53,29%
4 Pelajar 2943 22,11%
5 Peneliti 1 0,01%
7 Umum 3261 24,50%
Total 13308 100,00%
53
dilakukan oleh mahasiswa 7092 kunjungan
(53,29%), lalu diurutan kedua pada keanggotaan
umum 3261 kunjungan (24,50%), lalu selanjutnya
keanggotaan pelajar sebanyak 2943 kunjungan
(22,11%). Selain 3 kunjungan teratas yang sudah
dipaparkan jumlah kunjungan dari status
keanggotaan lain tidak melebihi 10 dimana
karyawan vuma 9 kunjungan (0,07%),
kehormatan 2 kunjungan (0,02%), dan peneliti
memiliki 1 kunjungan (0,01%). Dari data di atas
dapat kita lihat bahwa mahasiswa, umum dan
pelajar menjadi mayoritas pengunjung pada setiap
bulan dan secara keseluruhan kunjungan di
layanan koleksi budaya nusantara di Perpustakaan
Nasional RI.
b. Rata-rata kunjungan
Secara lebih detailnya kita dapat mengetahui
berapa banyak rata-rata pengunjung pada setiap
harinya dan juga dapat membandingkan berapa
banyak rata-rata pengunjung yang datang di
weekday dan weekend. Untuk lebih lanjutnya
dapat dilihat pada tabel penjelasan dibawah ini :
54
Tabel 4.4 Rata-Rata Kunjungan
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Di dalam tabel 4 diatas secara keseluruhan
diperlihatkan bahwa total dan rata-rata kunjungan
layanan koleksi budaya nusantara selama bulan
Juli – September 2019 adalah sebanyak 13308
kunjungan dengan rata-rata 145 kunjungan
perharinya, sedangakan untuk total dan rata-rata
kunjungan weekday lebih tinggi dari pada
weekend, dengan perbandingan 10129 kunjungan
dengan rata-rata 153 kunjungan perhari untuk
weekday dan 3179 kunjungan dengan rata-rata 122
kunjungan perhari untuk weekend. Dengan jumlah
dan rata-rata kunjungan pada setiap bulanya :
Tabel 4.5 Rata-Rata Kunjungan Perbulan
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
No Bulan Jumlah Rata-Rata Per Hari
Weekday Weekend Total Weekday Weekend Total
1 Juli –
September 10129 3179 13308 153 122 145
No Bulan Jumlah Rata-Rata Per Hari
Weekday Weekend Total Weekday Weekend Total
1 Juli 4798 1167 5965 209 146 192
2 Agustus 3236 1107 4343 147 123 140
3 September 2095 905 3000 100 101 100
55
Berdasarkan tabel diatas rata-rata kunjungan
terbanyak dilakukan pada bulan Juli yaitu
sebanyak total 5.965 kunjungan dengan rata-rata
192 kunjungan perhari, lalu diikuti oleh bulan
Agustus sebanyak 4.343 kunjungan dengan rata-
rata 140 kunjungan perhari dan terakhir bulan
September sebanyak 3.000 kunjungan dengan
rata-rata kunjungan 100 kunjungan perhari.
Perbedaan rata-rata kunjungan pada weekday
dan weekend kecuali di bulan Juli – September
selalu menipis dimana pada bulan Juli dan
Agustus kunjungan weekday selalu lebih banyak
dari pada weekend dan pada akhirnya pada bulan
September rata-rata kunjungan pada weekend
lebih banyak dari pada weekday walaupun
perbedaannya cuma satu point.
Berikut penjelasan jumlah kunjungan
weekday pada bulan Juli 4.798 dengan rata-rata
209 kunjungan perhari dan weekend 1.167
kunjungan dengan rata-rata 146 kunjungan
perhari. Pada bulan Agustus 3.236 kunjungan
pada weekday dengan rata-rata 147 kunjungan
perhari dan 1107 kunjungan pada weekend dengan
rata-rata 123 kunjungan perhari. Dan terakhir pada
bulan September sebanyak 2.095 kunjungan
56
dengan rata-rata 100 kunjungan perhari pada
weekday dan sebanyak 905 kunjungan dengan
rata-rata 101 kunjungan perhari pada weekend.
Dari semua data tersebut setiap bulannya
mengalami penurunan kunjungan baik itu pada
weekday dan weekend, serta weekday mengalami
penurunan rata-rata kunjungan lebih besar dari
pada weekend.
2. Keperluan (Tujuan Kunjungan)
a. Keperluan kunjungan
Diagram 4.2 Keperluan Kunjungan
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Berdasarkan diagram 4.2, dari 13.308
kunjungan, pemustaka yang datang tanpa
keterangan memiliki jumlah paling banyak yaitu
5.987 pemustaka (44,99%) dan pemustaka yang
9791261
5081
5987
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
Baca Belajar Lihat-Lihat TanpaKerangan
57
datang membaca memiliki jumlah paling sedikit
hanya 979 pemustaka (7,36%). Sisanya adalah
pemustaka yang datang untuk belajar sebanyak
1.261 pemustaka (9,48%) dan pemustaka yang
datang untuk melihat-lihat sebanyak 5081
pemustaka (38,18%). Kalau dilihat secara
keseluruhan pemustaka yang datang tanpa
keterangan memiliki persentase paling tinggi dan
pemustaka yang datang untuk membaca memiliki
Diagram 4.3 Keperluan Kunjungan Perbulan
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Tidak keseluruhan pemustaka yang datang
memberitahukan tujuan mereka untuk
mengunjungi layanan koleksi budaya nusantara.
Sebagian dari mereka mendatangi layanan ini
71
39
1
20
41
34
62
12
3 43
8
19
22
18
60
78
5
43
2
11
18
66
5
B A C A B E L A J A R L I H A T - L I H A T T A N P A K E T E R A N G A N
Juli Agustus September
58
hanya untuk membaca dimana terjadi peningkatan
setiap bulannya untuk pemustaka yang datang
untuk membaca, pada saat bulan Juli ada 71
pemustaka yang datang untuk membaca lalu ada
sedikit peningkatan pada bulan Agustus menjadi
123 pemustaka yang datang untuk membaca dan
terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada
bulan September menjadi 785 pemustaka yang
datang untuk membaca.
Selanjutnya ada pemustaka yang datang
untuk belajar dimana setiap bulannya tidak
memiliki perbedaan yang tidak begitu menonjol.
Pada bulan Juli terdapat 391 pemustaka yang
belajar, pada bulan Agustus terdapat 438
pemustaka yang datang dengan tujuan belajar, dan
terakhir pada bulan September sebanyak 432
pemustaka yang datang untuk belajar serta hanya
pada bulan September pemustaka yang datang
untuk belajar lebih sedikit dari pada pemustaka
yang datang untuk membaca.
Berikutnya ada pemustaka yang hanya
datang untuk melihat-lihat, biasanya orang-orang
yang datang melihat-lihat ini memang tidak
memiliki tujuan khusus untuk datang. Terkadang
ada dari mereka yang datang untuk memanfaatkan
59
fasilitas yang ada di layanan koleksi ini seperti
menggunakan ruangan eksekutif lounge untuk
menikmati pemandangan yang lansung menuju
kearah monumen nasional, melihat koleksi benda-
benda tradisional, namun ada juga yang akhirnya
meminjam koleksi hanya untuk sekedar
melepaskan rasa keingintahuan.
Adapun dari pemustaka yang datang hanya
untuk melihat-lihat statistiknya menurun pada
setiap bulannya diamana yang awalnya pada bulan
Juli ada 2.041 pemustaka yang datang untuk
melihat lihat, lalu sedikit menurun menjadi 1.922
pemustaka pada bulan Agustus dan pada akhirnya
mengalami penurunan drastis pada bulan
September menjadi 1.118 pemustaka yang datang
untuk hanya sekedar melihat-lihat.
Selain pemustaka yang datang untuk
membaca, belajar atau pun hanya sekedar lihat-
lihat, ada juga pemustaka yang tidak memiliki
keterangan tujuan kenapa mereka mengujungi
layanan koleksi budaya nusantara di Perpustakaan
Nasional RI. Terdapat 3.462 pemustaka pada
bulan Juli yang tidak memilik keterangan
mengenai tujuan mereka datang ke perpustakaan,
60
lalu 1860 pemustaka pada bulan Agustus dan
paling sedikit 665 pada bulan September.
Menurut statistik diatas dapat dilihat kalau
pemustaka yang datang tanpa keterangan
menurun, ini menandakan bahwa terjadi
peningkatan kesadaran pemustaka untuk
berkomunikasi dengan pemustaka dan
memberitahukan tujuan mereka mengunjungi
layanan koleksi budaya nusantara pada setiap
bulannya. Pustakawan pun juga lebih aktif dalam
membantu dan melihat tujuan setiap pemustaka
yang datang ke layanan ini. Berdasarkan statistik
kunjungan dan keperluan dilihat bahwa walaupun
terjadi penurunan kunjungan tertapi terdapat
peningkatan kinerja pustakawan dan peningkatan
kesadaran pemustaka yang datang untuk
memberitahukan maksud dan tujuan mereka untuk
datang.
61
b. Keperluan yang membaca
Diagram 4.4 Kunjungan Baca
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Pada bulan Juli – September 2019 ini
pembaca hanya ada dari kalangan mahasiswa,
pelajar, peneliti, dan umum. Tidak ada pembaca
dari kalangan karyawana, dan kehormatan. Dari
keseluruhan pengunjung yang datang untuk
membaca lebih dari setengahnya adalah
mahasiswa yaitu sebanyak 520 orang (53%) dari
keseluruhan pembaca selama bulan Juli –
September 2019. Selanjutnya yang paling sedikit
adalah peneliti dimana hanya terdapat 1 orang
(0%) , sedikitnya peneliti yang datang untuk
membaca karena peneliti memang bukan
mayoritas pengunjung layanan koleksi budaya
1
520
132
324
Kehormatan
Mahasiswa
Pelajar
Umum
0 100 200 300 400 500 600
62
nusantara di Perpustakaan Nasional RI. Lalu ada
masyarakat umum dengan jumlah pembaca
selama bulan Juli – September sebanyak 324
orang (33%) dan pelajar sebanyak 132 orang
(14%).
Orang yang datang dengan tujuan membaca
biasanya mereka datang dan mencari sebuah buku
yang mereka minati untuk mendapatkan informasi
yang mereka butuhkan demi memuaskan rasa
ingin tau mereka tentang budaya nusantara.
Pada setiap bulannya ada peningkatan jumlah
pembaca di layanan koleksi budaya nusantara
seperti yang akan dijabarkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.6 Kunjungan Baca Perbulan
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Berdasarkan keseluruhan data bulan Juli
memiliki paling sedikit pembaca di layanan
koleksi budaya nusantara di Perpustakaan
No Status
Anggota
Juli Agustus September
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
1 Kehormatan 0 0% 0 0% 1 0%
2 Mahasiswa 41 58% 66 55% 413 53%
3 Pelajar 11 15% 27 22% 94 12%
4 Umum 19 27% 28 23% 277 35%
total 71 100% 121 100% 785 100%
63
Nasional RI dimana dalam satu bulan hanya ada
71 pembaca. Mahasiswa memiliki 41 orang (58%)
pembaca yang menjadikannya pembaca terbanyak
pada bulan Juli lalu selanjutnya ada pemustaka
umum sebanyak 19 orang (27%) pembaca dan ada
pelajar 11 orang (15%) yang datang untuk
membaca di layanan koleksi budaya nusantara di
Perpustakaan Nasional RI.
Pada bulan Agustus terjadi sedikit
peningkatan dimana total pembaca pada satu
bulan meningkat menjadi 121 orang dengan
penjabaran 66 orang (55%) mahasiswa sebagai
pembaca terbanyak, lalu ada pemustaka umum 28
orang (23%) dan pelajar sebanyak 27orang ( 22%)
yang selisihnya hanya terpaut satu orang.
Terakhir pada bulan September dimana
terjadi penigkatan yang sangat besar dari total
jumlah pembaca 121 orang pada bulan Agustus
menjadi 785 orang pada bulan September.
Mahasiwa kembali menjadi penyumbang
pembaca terbanyak pada layanan koleksi budaya
nusantara yaitu sebanyak 413orang (53%),
pemustaka umum sebanyak 277 orang (35%) dan
pelajar sebanyak 94 orang (12%). Perubahan yang
sangat signifkan ini bukan tanpa sebab. Hal ini
64
terjadi karena perubahan format pengisian buku
tamu yang ada di layanan koleksi budaya
nusantara di Perpustakaan Nasional RI.
c. Keperluan belajar
Diagram 4.5 Kunjungan Belajar
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Sama seperti pembaca, dari total keseluruhan
pemustaka yang datang untuk belajar selama
bulan Juli - September hampir setengahnya adalah
mahasiswa yaitu sebanyak 618 orang (49%). Hal
ini menunjukan bahwa tingginya minat
mahasiswa untuk mengetahui lebih dalam
mengenai budaya nusantara. Masyarakat atau
pemustaka umum juga memiliki antusias tinggi
dibandingkan pelajar, pemustaka umum memiliki
kunjungan sebanyak 354 orang (28%) untuk
belajar mengenai budaya nusantara. Sedangkan
2
618
287
354
Karyawan
Mahasiswa
Pelajar
Umum
0 200 400 600 800
65
pelajar hanya memiliki 287 orang (23%) yang
datang untuk belajar. Dan terakhir ada karyawan
sebanyak 2 orang (0%) kunjungan.
Lalu ada penjabaran kunjungan pemustaka
untuk belajar pada setiap bulannya selama 3 bulan
Juli - September 2019, sebagai berikut:
Tabel 4.7 Kunjungan belajar perbulan
No Status
Anggota
Juli Agustus September
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
1 Karyawan 0 0% 1 0% 1 0%
2 Mahasiswa 206 53% 179 41% 233 54%
3 Pelajar 87 22% 153 35% 47 11%
4 Umum 98 25% 105 24% 151 35%
total 391 100% 438 100% 432 100%
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Dalam keperluan kunjungan untuk belajar
ini dapat kita lihat bahwa tidak terdapat banyak
perbedaan total kunjungan dari bulan Juli –
September 2019. Pada bulan Juli terdapat 206
orang (3%) per bulan mahasiswa yang datang
untuk belajar lalu menurun pada bulan Agustus
menjadi 179 orang (41%) per bulan dan akhirnya
naik lagi menjadi 233 orang (54%) per bulan pada
bulan September. Ini menjadikan mahasiswa
menjadi pemustaka yang paling banyak datang
66
untuk belajar dibandingkan pemustaka yang lain
dimana hampir setiap bulannya setengahnya
adalah mahasiswa.
Ada juga pemustaka umum yang datang
untuk belajar dimana pada bulan Juli ada 98 orang
(25%) per bulan pemustaka datang untuk belajar.
Lalu pada bulan berikutnya meningkat menjadi
105 orang tapi persentasenya menurun menjadi
24% pada bulan Agustus. Lalu jumlah kunjungan
pemustaka umum yang datang untuk belajar
paling banyak pada bulan September yaitu 151
orang (35%) per bulan. Walaupun tidak memiliki
status masih belajar seperti mahasiswa atau pelajar
tapi minat pemustaka umum untuk memperlajari
budaya nusantara bisa dibilang cukup tinggi
karena menempati posisi kedua setelah mahasiswa
untuk tujuan kunjungan belajar.
Selanjutnya pelajar, sebagai pelajar tentunya
perlu memperlajari berbagai budaya agar tetap
bisa mempertahankan budaya dan warisan
leluhur. Walaupun minat pelajar yang datang
untuk belajar tidak sebanyak mahasiswa atau
umum tetapi masih banyak pelajar yang datang
untuk mempelajari budaya nusantara di layanan
koleksi budaya nusantara di Perpustakaan
67
Nasional RI. Pada bulan Juli ada 87 orang (22%)
per bulan yang datang untuk belajar di layanan
koleksi budaya nusantara dan naik menjadi 135
orang (35%) per bulan pada bulan Agustus namun
mengalami penurunan yang besar pada bulan
September yakni menjadi 47 orang (11%) per
bulan yang datang pada bulan September ini.
Yang terakhir adalah kunjungan karyawan
yang datang untuk membaca yaitu cuman satu
orang pada bulan Agustus dan juga satu orang
pada bulan September. Sedikitnya kunjungan
karyawan dikarenakan karyawan memang jarang
dan bukan mayoritas pengunjung di layanan
koleksi budaya nusantara di Perpustakaan
Nasional RI ini.
d. Kunjungan lihat-lihat
Berdasarkan banyak pemustaka yang datang
ke layanan koleksi budaya nusantara selain
mencari informasi untuk dibaca ataupun dipelajari
ada juga pemustaka yang datang untuk melihat-
lihat. Pemustaka yang datang untuk meilhat-lihat
ini biasanya memiliki alasan tertentu kenapa
tujuan utama mereka datang tidak untuk mencari
informasi.
68
Beberapa alasan seperti mereka mencari
ruangan yang sepi untuk bersantai ataupun
mengerjakan tugas karena layanan koleksi budaya
nusantara ini ruangannya cukup luas dan nyaman
serta biasanya pengunjung pada layanan ini tidak
seramai seperti layanan koleksi umum atau
layanan multimedia. Alasan lain seperti mereka
datang untuk menikmati pemandangan karena
layanan koleksi budaya nusantara berada di lantai
teratas Perpustakaan Nasional RI republik
Indonesia dan memiliki balkon kecil yang biasa
digunakan pemustaka untuk melihat keadaan kota
Jakarta dan pemandangan langsung menuju
monumen nasional. Ada juga pemustaka yang
datang memang karena baru pertama kali
mengunjungi layanan ini jadi mereka tidak
memiliki tujuan awal untuk mencari imformasi
melainkan untuk mengetahui apa yang ada di
lantai 24 layanan koleksi budaya nusantara ini.
Berikut adalah grafik pemustaka yang datang
hanya untuk melihat-lihat di layanan koleksi
budaya nusantara,yaitu :
69
Diagram 4.6 Kunjungan Lihat-Lihat
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Jumlah pemustaka yang datang untuk
melihat-lihat terbilang sangat besar bahkan
mencapai 3-4 kali lipat dibanding pemustaka yang
datang untuk membaca atau belajar.
Banyaknya mahasiswa yang mengunjungi
layanan ini juga menjadikan mahasiswa sebagai
pemustaka terbanyak yang datang hanya untuk
melihat-lihat yaitu sebanyak 2.735 orang (54%)
dari kunjungan selama bulan Juli – September.
Kebanyakan dari mahasiswa ini memiliki alasan
karena mereka telah jauh-jauh datang ke
Perpustakaan Nasional RI mereka mengunjungi
setiap lantainya untuk mengetahui apa saja
layanan yang disediakan oleh Perpustakaan
Nasional RI.
Karyawan. 5
Mahasiswa. 2735
Pelajar. 1201
Umum. 1134
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Karyawan Mahasiswa Pelajar Umum
70
Banyak juga pelajar yang datang untuk hanya
sekedar melihat-lihat. Alasan mereka adalah
hanya untuk bersantai dan menghabiskan waktu
luang sepulang seklolah. Dan mayoritas pelajar
yang datang adalah pelajar dari sekolah-sekolah
yang lokasinya tidak jauh dari Perpustakaan
Nasional RI. Ada sebanyak 1.201 orang (24%)
dari seluruh pemustaka yang berkunjung selama
bulan Juli – September datang hanya untuk
melihat lihat. Jumlah pelajar yang datang untuk
melihat-lihat ini bahkan sama banyak dengan
seluruh pemustaka yang datang untuk belajar.
Berikutnya adalah pemustaka dari kalangan
masyarakat umum. Tidak jauh berbeda dengan
pelajar, pemustaka umum juga memiliki angka
kunjungan yang cukup tinggi untuk hanya sekedar
melihat lihat. Ada sekitar 1134 orang (22%)
pemustaka yang datang untuk melihat-lihat.
Kebanyakan dari pemustaka ini datang
rombongan atau lebih dari satu orang.
Dan karyawan hanya ada 5 orang (0%) yang
berkunjunguntuk melihat-lihat. Sedikitnya
jumlah karyawan karena karyawan memang
bukan pemustaka yang sering datang
71
mengunjungi layanan koleksi budaya nusantara
untuk melakukan aktivitas.
Selanjutnya rincian pemustaka yang
berkunjung untuk melihat-lihat pada setiap
bulannya selama Juli – September 2019 :
Tabel 4.8 Kunjungan melihat-lihat perbulan
No Status
Anggota
Juli Agustus September
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
1 Karyawan 4 0% 1 0% 0 0%
2 Mahasiswa 1095 54% 1002 52% 638 57%
3 Pelajar 546 27% 423 22% 232 21%
4 Umum 396 19% 490 26% 248 22%
total 2041 100% 1916 100% 1118 100%
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Pada bulan Juli ada empat orang karyawan
yang datang hanya untuk melihat-lihat di layanan
koleksi budaya nusantara dan satu orang pada
bulan Agustus. Sedangkan pada bulan September
tidak ada kunjungan karyawan yang datang untuk
melihat-lihat.
berikutnya pemustaka mahasiswa pada bulan
Juli ada 1.095 orang (54%) per bulan yang datang
mengunjungi layanan koleksi budaya nusantara.
Jumlah ini sedikit menurun pada bulan Agustus
menjadi 1.002 orang (52%) per bulan. Sedangkan
72
pada bulan September untuk segi persentase
mahasiswa yang berkunjung meningkat menjadi
54% per bulannya tapi dengan jumlah pemustaka
yang menurun yaitu hanya 638 orang.
Pelajar juga banyak yang datang untuk
melihat-lihat. Pada bulan Juli ada 546 orang (27%)
per bulan pelajar datang untuk belihat lihat.
Sedikit menurun pada bulan Agustus menjadi 423
orang (22%) per bulan dan menurun lagi pada
bulan September menjadi 232 orang (21%) per
bulan.
Pemustaka umum pada bulan Juli memiliki
kunjungan untuk lihat-lihat sebanyak 396 orang
(19%) per bulan dan meningkat pada bulan
Agustus menjadi 490 orang (26%) per bulan.
Dalam 3 bulan terakhir pemustaka umum yang
datang untuk melihat-lihat paling sedikit adalah
pada bulan September yaitu 248 orang (22%) per
bulannya.
e. Tanpa keterangan
Selain pemustaka yang datang dan
memberitahukan tujuan kunjungan mereka, ada
pemustaka yang datang tanpa keterangan
kunjungan. Hal ini disebabkan karena pemustaka
sendiri tidak melaporkan alasan mereka datang,
73
mereka datang memberikan kartu keanggotaan
sebagai bukti kunjungan lalu langsung pergi
sehingga pustakawan tidak sempat untuk
menanyakan apa keperluan mereka datang ke
layanan koleksi budaya nusantara tersebut.
Sebenarnya tujuan mereka itu sama dengan 3
keperluan kunjungan sebelumnya, ada yang
membaca, belajar atau melihat lihat tetapi tidak
terdata karena memang tidak melaporkan tujuan
kunjungan.
Hampir setengah pemustaka atau lebih
tepatnya 5.987 orang/ 45% dari keseluruhan
pemustaka yang datang ke layanan koleksi budaya
nusantara selama bulan Juli – September 2019
tidak memberitahukan tujuan atas kunjungan
mereka, untuk lebih rincinya dapat dilihat pada
statistik dibawah:
Diagram 4.7 Kunjungan Tanpa Keterangan
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
2 1
1809
826
1
1449
0
500
1000
1500
2000
74
Ada lebih dari seribu mahasisa atau lebih
tepatnya 1.809 mahasiwa datang tidak
memberitahukan alasan mereka berkunjung ke
layanan koleksi budaya nusantara. Lalu ada 1.149
pemustaka umum dan 826 pelajar tidak memiliki
keterangan kunjungan. Terakhir ada 2 karyawan,
1 kehormatan, dan 1 peneliti yang datang tanpa
memberitahukan alasan mereka datang ke layanan
koleksi budaya nusantara. Data kunjungan tanpa
keterangan sebanyak ini tentu bukan hal yang
bagus demi lebih berkembangnya layanan koleksi
budaya nusantara.
Hal baiknya adalah terjadi penurunan yang
sangat signifikan pada pemustaka yang datang
tanpa keterangan ini pada setiap bulannya selama
bulan Juli – September 2019. Ini tidak terlepas
dari usaha pustakawan dan kesadaran pemustaka
itu sendiri. Berikut statistik pemustaka yang
datang tanpa keterangan pada bulan Juli –
September 2019 :
Tabel 4.9 Kunjungan Tanpa Keterangan
Perbulan
No Status Juli Agustus September
1 Karyawan 1 1 0
2 Kehormatan 0 1 0
75
3 Mahasiswa 1809 1020 390
4 Pelajar 826 366 120
5 Peneliti 0 1 0
6 umum 825 479 145
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Pada statistik ini saya hanya akan
memfokuskan perubahan pada pemustaka
mahasiswa, pelajar dan umum. sedangakan untuk
pemustaka karyawan, kehormatan, dan peneliti
tidak teralalu saya bahas karena kunjungan pada
setiap bulannya tidak lebih dari satu kunjungan
dan menurut peneliti itu tidak terlalu menonjol.
Pertama peneliti akan memulai dari
pemustaka mahasiswa. Pada bulan Juli ada 1.809
orang mahasiswa yang tidak memiliki keterangan
kunjungan. Pada bulan Agustus jumlah ini
menurun hampir setengahnya menjadi 1.020
orang mahasiswa saja yang tidak memiliki
keterangan kunjungan. Tapi pada bulan
September secara angka memang tidak melebihi
jumlah pengurangan pada bulan Juli – Agustus,
tapi secara persetase mengalami pengurangan
yang cukup besar sebanyak 61,7% atau 630 orang.
Ini merupakan pencapaian yang luar biasa dapat
meningkatkan kesadaran pemustaka dari kalangan
76
mahasiswa untuk memberikan informasi kepada
pustakawan mengenai tujuan kunjungan mereka
ke layanan koleksi budaya nusantara.
Pelajar, sebanyak 826 pelajar yang datang
pada bulan Juli tidak memberitahukan tujuan
kunjungan mereka ke layanan koleksi budaya
nusantara. Jumlah ini menurun pada bulan
Agustus menjadi 326 orang pelajar yang tidak
memberitahukan tujuan mereka mengunjungi
layanan koleksi budaya nusantara dan pada bulan
September mengalami penurunan lagi sebanyak
246 orang menjadi 120 pelajar saja yang tidak
memberitahukan tujuan kunjungan mereka ke
Perpustakaan Nasional RI.
Terakhir pemustaka umum, jumlah
pemustaka umum yang berkunjung tanpa
keterangan tidak jauh berbeda dengan pelajar
dimana pada bulan Juli terdapat 825 orang
pemustaka umum yang datang ke layanan koleksi
budaya nusantara tanpa keterangan. Pada bulan
Agustus ada 479 pemustaka umum yang datang
tanpa ketenganan dan 145 orang pada bulan
September.
77
3. Penggunaan/ peminjaman
Banyaknya pemustaka yang datang sudah pasti
bertujuan untuk menggunakan fasilitas yang ada pada
sebuah perpustakaan. Selain dari berbagai fasilitas
yang ada di layanan koleksi budaya nusantara ada 2 hal
yang dapat dipinjam yaitu koleksi dan ruangan dikusi.
Ruangan diskusi sendiri adalah ruangan khusus yang
dapat dipinjam untuk pemustaka dengan syarat yang
telah diberikan oleh Perpustakaan Nasional RI.
Berikutnya kita harus mengetahui bahwa koleksi
yang dapat dipinjam di layanan koleksi budaya
nusantara ini hanya berupa koleksi cetak berupa buku.
Di layanan ini koleksi diklasifikasikan berdasarkan
berdasarkan bidang ilmu pengetahuannya dan diberi
notasi. Klasifikasi sendiri adalah suatu sistem untuk
mengorganisasi pengetahuan yang diwujudkan dalam
setiap bentuk, misalnya buku, dokumen atau sumber
elektronik.42 Sedangakn notasi adalah simbol dari
sistem yang digunakan untuk mewakili kelas dalam
sistem klasifikasi.43
42 Perpustanaan Nasioanl RI, Terjemahan Klasifikasi Desimal Dewey : DDC
ringkas Edisi ke-14. Hal. xxi. 43 Perpustanaan Nasioanl RI, Terjemahan Klasifikasi Desimal Dewey : DDC
ringkas Edisi ke-14. Hal. xxi.
78
Perpustakaan Nasional RI sendiri menggunakan
sistem klasifikasi DDC (Dewey Decimal
Classification) adalah suatu sistem untuk
mengorganisasi pengetahuan secara umum, yang
secara terus menerus direvisi untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan.44 Dalam DDC ada
10 kelas utama dalam pengklasifikasiannya, yaitu :
- 000 Ilmu komputer, informasi dan karya umum
- 100 Filsafat dan psikologi
- 200 Agama
- 300 Ilmu pengetahuan sosial
- 400 Bahasa
- 500 Sains
- 600 Teknologi
- 700 Seni dan Rekreasi
- 800 Sastra
- 900 Sejarah dan geografi
Ddilihat dari data penggunaan kita dapat
mengehaui seberapa banyak orang yang menggunakan
koleksi dan ruangan diskusi, lalu koleksi apa saja yang
sering dipinjam, tema koleksi apa yang diminati
pemustaka dan judul buku apa yang paling sering
44 Perpustanaan Nasioanl RI, Terjemahan Klasifikasi Desimal Dewey : DDC
ringkas Edisi ke-14. Hal. xxi.
79
dipinjam, serta siapa saja yang melakukan peminjaman
baik koleksi maupun ruangan diskusi.
a. Pengunaan koleksi
Penggunaan koleksi pada setiap kelas selama
bulan Juli-September 2019 sebagai berikut :
Tabel 4.10 Penggunaan Koleksi
No Kelas Jumlah (%)
1 000 70 2%
2 100 67 2%
3 200 93 3%
4 300 643 20%
5 400 7 0%
6 500 13 0%
7 600 98 3%
8 700 822 26%
9 800 286 9%
10 900 1012 32%
11 R.Diskusi 101 3%
total 3212 100%
80
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Penggunaan koleksi pada bulan Juli,
Agustus, dan September 2019 adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.11 Penggunaan Koleksi Perbulan
No Kelas Juli Agustus September
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
1 000 34 2% 20 2% 16 2%
2 100 36 3% 15 2% 16 2%
3 200 44 3% 26 3% 23 2%
4 300 253 18% 178 22% 212 21%
5 400 2 0% 1 0% 4 0%
6 500 1 0% 6 1% 6 1%
7 600 49 4% 29 4% 20 2%
8 700 378 27% 184 22% 260 26%
9 800 126 9% 78 10% 82 8%
10 900 400 29% 274 33% 338 34%
11 R.Diskusi 68 5% 8 1% 25 3%
total 1391 100% 819 100% 1002 100%
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Pada setiap bulannya koleksi yang paling
banyak digunakan selalu kelas 300 ( ilmu
pengetahuan sosial), 700 (seni dan rekreasi) dan
900 (sejarah dan geografi). Ketiga kelas ini selalu
memiliki persentase peminjaman melebihi >10%
81
pada setiap bulannya. Lalu kelas 400 (bahasa) dan
500 (sains) tidak pernah mencapai <1% atau tidak
lebih dari 10 peminjaman pada setiap bulannya.
Sedangkan kelas 000 (Ilmu komputer, informasi
dan karya umum), 100 (Filsafat dan psikologi) 200
(Agama) dan 600 (Teknologi) memiliki
persentase peminjaman tidak lebih dari <5% pada
setiap bulannya. Dan terakhir kelas 800 (sastra)
memiliki peminjaman melebihi 5% > 10% namun
tidak melebihi.
Untuk ruangan diskusi tidak ada angka atau
persentase yang rata pada setiap bulannya karena
pengguna ruang diskusi biasanya tidak datang
untuk memanfaatkan koleksi melaikan hanya
untuk memanfaatkan ruangan diskusi saja. Lalu
tidak setiap saat orang menggunakan ruangan
diskusin dan juga terdapat banyak ruangan diskusi
yang tersedia di layanan lain yang ada di
Perpustakaan Nasional RI republik Indonesia.
b. Pengguna ruangan diskusi
Penggunaan ruangan diskusi pada layanan
koleksi budaya nusantara di Perpustakaan
Nasional RI pada bulan Juli-September adalah
sebagai berikut :
82
Tabel 4.12 Pengunaan Ruang Diskusi
No Status Anggota Jumlah (%)
1 Mahasiswa 63 62%
2 Pelajar 21 21%
3 Umum 17 17%
Total 101 100%
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Datang pengguna ruang diskusi pada setiap
bulan pada bulan Juli, Agustus, dan September
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.13 Penggunaan Ruang Diskusi
Perbulan
No Status
Anggota
Juli Agustus September
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
1 Mahasiswa 43 63% 3 38% 17 68%
2 Pelajar 15 22% 5 63% 1 4%
3 Umum 10 15% 0 0% 7 28%
total 68 100% 8 100% 25 100%
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Untuk ruang diskusi hanya digunakan oleh
pemustaka mahasiswa, pelajar dan umum saja.
Mahasiswa paling sering meminjam ruangan
diskusi dengan total 63 kali peminjaman dengan
jumlah paling banyak pada bulan Juli sebanyak 43
83
peminjaman,pada bulan Agustus 3 peminjaman
dan pada bulan September sebanyak 17
peminjaman ruang diskusi.
Pelajar juga ada yang menggunakan ruangan
diskusi. Selama bulan Juli – September 2019 ada
21 peminjaman ruang diskusi. Pada bulan Juli 15
peminjaman ruang diskusi, lalu 5 peminjaman
pada bulan Agustus dan 1 peminjaman pada bulan
September.
Pemustaka umum walaupun mereka tidak
seperti pelajar atau mahasiswa yang sering
melakukan diskusi mengenai pelajaran atau hal
lainya, pemustaka umum juga punya alasan
tersendiri untuk menggunakan ruangan diskusi.
Dalam rentang waktu 3 bulan (Juli – September
2019) hanya ada 17 peminjaman dengan detail
peminjaman pada bulan Julis sebanyak 10
peminjaman dan 7 peminjaman pada bulan
September. Sedangkan untuk bulan Agustus tidak
ada pemustaka umumyang menggunakan ruang
diskusi.
c. kelas/ tema koleksi yang paling sering
digunakan
kelas/tema koleksi yang paling banyak
digunakan pada pada setiap bulannya selama
84
bulan Juli – September 2019 adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.14 Tema Yang Paling Sering Digunakan
No Juli Agustus September
Jumlah Kelas Jumlah Kelas Jumlah Kelas
1 191 915 122 915 140 959
2 153 959 117 959 135 915
3 124 899 78 899 82 746
4 98 398 72 398 82 899
5 70 746 34 746 68 398
6 50 791 28 791 40 910
7 41 390 22 641 26 392
8 39 641 21 306 25 390
9 35 910 21 392 24 391
10 33 091 21 910 24 791 Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Keterangan kelas :
- 091 Manuskrip
- 306 Kebudayaan dan pranata
- 390 Adat resam, folklor, etiket
- 391 Pakaian dan penampilan pribadi
- 392 Adat resam yang bertautan dengan siklus
kehidupan dan kehidupan rumah tangga
- 398 Folklor
- 641 Makanan dan minuman
- 746 Seni tekstil
- 791 Pertunjukan publik
- 899 Sastra Austronesia, Oceania non-
Austronesia, berbagai bahasa lainya
85
- 910 Geografi dan perjalanan
- 915 Geografi dan perjalanan di Asia
- 959 sejarah asia tenggara
Dalam kurun waktu Juli-September 2019 10
kelas/tema koleksi yang paling banyak digunakan
rata-rata sama dan tidak banyak perubahan untuk
koleksi yang paling sering digunakan pada setiap
bulannya. Dapat dilihat pada tabel diatas ada 7
kelas yaitu : 398, 746, 791, 899,910, 915 dan 959
selalu menempati 10 teratas kelas/tema koleksi
yang sering digunakan. Selain dari ketujuh kelas
diatas yang selalu menempati posisi 10 teratas,
sisanya selalu berubah setiap bulannya.
Kelas 091, kelas ini sendiri hanya satu kali
menempati posisi 10 teratas penggunaan yaitu
pada bulan Juli menepati posisi kesepuluh
sebanyak 33 pengunaan. Setelah itu pada bulan
Agustus dan September tidak masuk lagi kedalam
10 kelas yang paling sering digunakan.
Sama seperti kelas 091, kelas 306 juga hanya
satu kali menempati 10 besar penggunaan selama
bulan Juli-September 2019 yaitu hanya pada bulan
Agustus sebanyak 21 penggunaan.
Kelas 390 pernah masuk delam 10 besar
penggunaan sebanyak 2 kali yaitu pada bulan Juli
86
dan September. pada bulan Juli sendiri terdapat 41
penggunaan lebih banyak dibandinkan pada bulan
September sebanyak 25 pengunaan.
Selanjutanya kelas 391 yang hanya masuk 10
penggunaan teratas sebanyak satu kali pada bulan
September dengan 24 penggunaan. Setelah 391
ada kelas 392 yang masuk 10 teratas tetapi hanya
dua bulan berturut-turut yaitu pada bulan Agustus
sebanyak 21 penggunaan dan pada bulan
September 26 pengunaan.
Terakhir kelas 641 yang juga menempati
posisi 10 penggunaan teratas walau hanya dua
bulan berturut-turu. Pada bulan Juli ada 39
penggunaan dan pada bulan Agustus menurun
hanya menjadi 22 pengunaan saja untuk kelas 641
ini.
Diluar 10 penggunaan koleksi teratas pada
setiap bulannya, sepanjang bulan Juli-September
2019 ada 5 koleksi yang paling banyak digunakan.
Yaitu :
Tabel 4.15 Peminjaman teratas dalam 3 bulan
No Juli – September
Jumlah Kelas
1 448 915
2 410 959
87
3 284 899
4 238 398
5 186 746
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
Selama tiga bulan terakhir kelas/tema yang
paling banyak digunakan adalah kelas 915 yaitu
sebanyak penggunakaan. Ada berbagai judul yang
digunakan oleh pemustaka salah satunya “Jelajah
Sumatra Utara” dan “Jelajah Kota”.
Pada posisi kedua berasal dari kelas 959
dengan penggunaan sebanyak 410 selama Juli-
September 2019. Terdapat judul seperti “Seni
Budaya Dan Warisan Indonesia” dan “Indonesia
Dalam Arus Sejarah" serta berbagai judul lainya
yang digunaka pada kelas 959.
Selanjutnya kelas 899 dengan 284 pengunaan
selama julan Juli-September 2019. Judul yang
digunakan pada kelas 899 ini seperti “Rahvayana
Aku Lala Padamu” dan “Serat Centhini”.
Pada posisi 4 teratas ada kelas 398 dengan
banyak penggunaan 238 penggunaan selama
bulan Juli-September 2019. Banyak judul yang
ada pada kelas ini seperti “Kumpulan Dongeng
Rakyat Indonesia” dan “Koleksi Terbaik Cerita
Rakyat Nusantara 34 Provinsi”.
88
Dan pada posisi terakhir yaitu posisi kelima
adalah dari kelas 746 dengan penggunaan
sebanyak 186 selama bulan Juli-September 2019.
Judul yang adapa pada kelas 746 ini salah satunya
adalah “Indonesia Textiles” dan “Batik
Yogyakarta dan perjalanannya dari masa ke
masa”.
C. Hasil Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan
wawancara semi terstruktur dimana peneliti memberikan
pertanyaan yang sudah tercatat dan pertanyaan spontan,
pertanyaan tersebut berhubungan dengan penelitian serta
ditanyakan langsung kepada beberapa pemustaka yang
datang sampai kebutuhan data terpenuhi. Wawancara
dilakukan untuk mendukung data dari penelitian
kuantitatif. Maka dari itu peneliti menjabarkan hasil
wawancara yang telah dilakukan saat penelitian.
1. Manfaat / memanfaatkan
a. Mengenal budaya Indonesia yang beragam
Berdasarkan hasil wawancara, salah satu
manfaat koleksi budaya nusantara adalah
mengenal budaya Indonesia yang beragam. Ada
beberapa pilihan untuk mengenal budaya
Indonesia yang beragam seperti wujud dari
89
budaya (gagasan, aktivitas, dan karya) dan daerah
dari kebudayaan itu sendiri.
1) Aktivitas (Tindakan)
Merupakan wujud kebudayaan sebagai
suatu aktivitas tindakan yang berpola dalam
masyarakat, salah satunya adalah silat.
“Tadi sudah jelas kalau saya tertarik
dengan silat...” Roby Kurnia
Ada beberapa wujud budaya ada di
Nusantara Indonesia ini salah satunya adalah
budaya yang berwujud sebuah aktivitas. Salah
satu dari aktivitas tersebut adalah budaya
silat, silat sendiri adalah beladiri yang ada di
berbagai daerah di Indonesia dan sudah
menjadi kebudayaan pada daerah tersebut.
2) Karya (Artefak)
Merupakan kebudayaan hasil karya
manusia yang memiliki wujud fisik dapat
dilihat dan diraba langsung. Contoh seperti
makanan/kuliner, benda tradisional, dan
jenis-jenis kain.
“....saya tertarik budaya luar kayak
kuliner-kuliner,...” Hantoro
“...sama satu lagi saya tertarik sama
makanan daerah gitu.” Roby Kurnia
90
Wujud budaya yang lain adalah karya
(artefak) sebagai sesuatu yang diciptakan
manusia dan dapat dilihat, dirasakan,dan
disentuh seperti halnya makanan atau kuliner
yang ada di berbagai daerah di Indonesia.
Selanjutnya ada benda tradisional.
“...benda-benda tradisional....” Hantoro
Wujud budaya yang lain adalah karya
(artefak) sebagai sesuatu yang diciptakan
manusia dan dapat dilihat, dirasakan,dan
disentuh seperti halnya makanan atau kuliner
yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Dan
ada juga jenis-jenis kain.
“...saya itu tertariknya sama kain-kain
gitu loh kyk batik atau tenun pokonya
yang berhubungan sama kain - kain
gitu....” Andita Sutrista
Kain/ batik/ tenun juga termasuk
kedalam wujud budaya yang berbentuk karya.
Beberapa daerah memiliki batik/ kain/ tenun
yang menjadi ciri dari daerah masing-masing.
Banyak wujud budaya yang diminati oleh
pemustaka yang datang seperti silat, makanan,
kain, dan benda tradisional. Ini berarti banyak hal
yang bisa digali dari budaya itu sendiri. Selain dari
91
wujud budaya itu sendiri, budaya yang ada di
Indonesia juga beragam berdasarkan daerahnya.
Pemustaka juga memiliki pilihan masing-masing
terhadap budaya yang mereka minati naik itu
daerah yang mereka minati secara umum atau
daerah tertentu.
1) Daerah umum
“...daerahnya juga mana aja yang
kayaknya bagus...” Andita Sutrista
“...semuanya kayaknya bagus soalnya
kan beda-beda ya di setiap
daerahnya....” Hantoro
Ragam budaya Indonesia tidak haya dari
wujud budaya saja. Ragam budaya Indonesia
juga banyak berdasarkan daerah. Ada
pemustaka yang menyukai budaya dari
berbagai daerah di Indonesia tanpa
mengkhususkan sebuah daerah tertentu.
2) Daerah khusus
“Karena saya orang surabaya ya, saya
minatnya budaya dari daerah Jawa.”
Roby Kurnia
Selain daerah secara umum tentu juga
ada orang atau pemustaka yang lebih tertarik
dengan daerah tertentu mungkin saja daerah
92
pulau , provinsi, kota atau kabuaten, atau
daerah yang lebih kecil dan spesifik. Disini
dalam hal ini salah satu pemustaka lebih ingin
mengenal budaya yang berasal dari daerah
Jawa .
Beberapa pemustaka lebih memilih atau
tertarik dengan budaya setiap daerah yang ada di
Indonesia dan pemustaka lain lebih tertarik pada
satu daerah khusus. Hal ini tergantung pada
masing-masing individu mengenai apa yang
mereka suka dan mereka minati.
b. Sumber referensi belajar/tugas
Selain untuk mengenal budaya-budaya yang
ada di Indoensia. Koleksi budaya nusantara juga
dapat dijadikan sebagai referensi pemustaka baik
itu sekedar untuk belajar atau mengerjakan tugas
atau penilitan. Berikut adalah beberapa orang
yang belajar dan melakukan penelitain
menggunakan koleksi budaya nusantara :
1) Penelitian
“saya datang kesini untuk memenuhi data
untuk penelitian skripsi saya.” Hantoro
Manfaat koleksi budaya nusantara tidak
hanya sebatas untuk mengenal budaya yang
ada di Indonesia. Koleksi budaya nusantara
93
juga dijadikan sebagai sumber referensi bagi
pemustaka untuk melakukan penelitian
seperti contohnya saja skripsi. Informan
Hantoro ini juga mengungkapkan alasannya
memilih meneliti tentang budaya nusantara,
berikut alasanya:
“Memang banyak tema lain yang bisa
dijadikan tema penelitian. Saya memilih
tema ini karena keren aja, kita harus
mengenal budaya yang ada di Indonesia
salah satunya tentang pakaian adat Yogya
ini.” Hantoro
Informan memberi alasan bahwa dia
meneliti karena menganggap tema budaya
keren. Dia beranggapan bahwa kita harus
lebih mengenal budaya-budaya yang ada di
Indonesia salah satunya dia mengambil
contoh pakaian adat Yogya yang dia jadikan
sebagai tema penelitiannya.
2) Belajar
“...saya ingin tau sejarah tentang silat itu
sendiri asalnya dari mana dan lainya
tentang silat...” Roby Kurnia
Selain untuk tugas atau penelitian tentu
koleksi yang ada di layanan koleksi budaya
94
nusantara dapat dipelajari karena banyak
informasi-informasi yang disajikan di
layanan koleksi budaya nusantara melalui
koleksi yang mereka miliki seperti halnya
salah satu pemustaka yang mencari koleksi
mengenai sejarah tentang silat yang ada di
Indonesia.
Baik untuk penelitian ataupun mengerjakan
tugas, koleksi budaya nusantara ini termanfaatkan
dengan baik oleh pemustaka. Layanan ini menjadi
pilihan pemustaka untuk mendapatkan referensi
yang mereka butuhkan untuk keperluan-keperluan
mereka.
2. Tidak memanfaatkan
Meski tujuan adanya perpustakaan dan koleksi
perpustakaan agar digunakan dan dimanfaatkan, tetapi
ada sebagian pemustaka yang datang tidak
menggunakan dan memanfaatkan koleksi. Tentu
mereka memiliki alasan tersendiri tidak memanfaatkan
koleksi yang ada pada layanan koleksi budaya
nusantara ini. Berikut beberapaalasan tersebut:
a. Menggunakan ruangan / fasilitas
Pemustaka yang datang tidak selalu
menggukana koleksi. Ada kalanya orang datang
hanya untuk memanfaatkan sesuatu yang ada pada
95
sebuah perpustakaan seperti ruangan dan fasilitas
yang ada di dalamnya. Berikut beberapa alasan
kenapa hal itu terjadi :
“Gak ada baca koleksinya cuma make
ruangan aja buat bikin tugas karena disini
sepi...” Sari
Alasan orang atau pemustaka tidak
menggunakan dan memanfaatkan koleksi pada
layanan koleksi budaya nusantara adalah karena
mereka hanya memanfaatkan fasilitas yang ada
seperti contohnya saja ruangan. Mungkin saja ini
terjadi karena ruangan yang ada pada layanan
tersebut membuat pemustaka yang datang merasa
nyaman.
b. Tidak tertarik
Ada juga pemustaka yang memang tidak
tertarik menggunakan koleksi. Alasan tidak
tertariknya ini adalah karena memang pemustaka
tersebut tidak berminat dengan koleksi budaya
nusantara. Berikut adalah penuturan pemustaka
yang tidak tertarik dengan koleksi budaya
nusantara :
“Saya gak pernah menggunakan atau baca-
baca koleksi disini karena gak minat aja.” Sari
96
Tidak selalu pemustaka yang mendatangi
sebuah perpustakaan atau layanan yang ada pada
sebuah perpustakaan menggunakan dan
memanfaatkan koleksi yang ada. Ada juga
pemustaka yang datang tidak memanfaatkan
koleksi karena berbagai alasan seperti mereka
tidak tertarik dengan koleksi yang ada karena
memang tidak berminat dengan koleksi budaya
nusantara. Namun informan S memperjelas alasan
dia tidak tertarik dengan koleksi budaya nusantara
dengan penjelasan sebagai berikut:
“Bukannya saya tidak tertarik, untuk saat ini
saya tidak tertari karena saya sibuk kuliah tau
aja kedokteran kuliahnya gimana beratnya.”
Sari
Informan ini tidak tertarik kepada koleksi
budaya nusantara karena dia terlalu sibuk dan
fokus terhadap kuliahnya pada jurusan kedokteran
sehingga munkin dia tidak memiliki waktu lebih
untuk mempelajari hal-hal tentang budaya
nusantara.
c. Rekreasi
Tidak selalu perpustakaan itu menjadi temat
belajar dan membaca buku.ada kalanya
perpustakaan bisa menjadi tempat rekreasi dimana
97
seseorang bisa bersantai menikmati hari dan
menhabiskan waktu di perpustakaan. Pada
layanan koleksi budaya nusantara ini ada juga
pemustaka yang ada untuk hanya sekerdar
rekreasi. Berikut adalah beberapa pemustaka
tersebut :
“Saya datang hanya untuk menghabiskan
waktu luang aja main...”, “...Disini gak rame
banget terus bisa ke balkon liat-liat
pemandangan kota Jakarta.” Andita Sutrista
“Pernah bareng temen-temen cuman liat-liat
aja duduk-duduk foto-foto diluar.” Roby
Kurnia
Tidak selalu orang yang tidak menggunakan
dan memanfaatkan koleksi tidak berminat dengan
koleksi yang ada. Ada alasan lain mereka tidak
menggunakan koleksi yang ada seperti hanya
melakukan rekreasi dikarenakan mereka
menganggap perpustakaan atau layanan pada
sebuah perpustakaan merupakan tempat yang
bagus untuk melakukan rekreasi dan sejenak
bersantai menikmati suasana yang ada pada
perpustakaan tersebut.
98
3. Frekuensi kunjungan
Kunjungan pada layanan koleksi budaya
nusantara memang tidak sebanyak layanan koleksi
umum. hal ini dikarenakan layanan koleksi budaya
nusantara hanya memiliki koleksi yang berhubungan
dengan budaya khususnya tentang Indonesia dimana
secara umum tidak semua bidang ilmu mempelajari
segala hal yang berhubungan dengan budaya. Lantas
seberapa sering pemustaka mengunjungi layanan
koleksi budaya nusantara dan apa alasan mereka
terhadap hal itu, berikut beberapa alasan dari informan
:
“Saya menggunakan koleksi hanya saat
membutuhkan data untuk penelitian aja, mungkin
seminggu 2-3 kali. Kalau gak ya gak datang
kesini.” Hantoro
Berdasarkan pengakuan diatas dapat kita ambil
kesimpulan bahwa informan H ini bisa sangat sering
datang ke layanan koleksi budaya nusantara yaitu
sebanyak 2-3 kali seminggu. Tetapi tingkat kunjungan
yang tinggi ini didasari sebuah alasan yaitu karena
kebutuhan data informasi untuk penelitian, selain itu
informan H tidak mengunjungi layanan koleksi budaya
nusantara.
99
Berikutnya ada informan AS yang memiliki
tingkat kunjungan dan alasan yang berbeda :
“Jarang banget kayaknya dalam 1 bulans atu kali
doang, pokoknya jarang deh soalnya saya tinggal
di Bogor kan jauh. Kalo lagi main kejakarta aja
mampir kesini itupun gak setiap ke Jakarta
mampir kesini, kalo pengen aja.” Andita Sutrista
“Jarang banget sepertinya 1 bulan sekali gak ada
kayaknya.” Roby Kurnia
Informan Andita Sutrista dan Hantoro mengaku
hanya mengunjungi layanan koleksi budaya nusantara
hanya satu kali satu bulan atau mungkin lebih sedikit
dari itu. Informan AS beralasan karena dia tinggal di
daerah Bogor, Jawa Barat yang lokasinya jauh dari
Perpustakaan Nasional RI sehingga tidak dapat
mengujungi layanan koleksi budaya nusantara lebih
sering. Serta informan AS tidak memiliki alasan
khusus yang membuat dia lebih sering datang ke
layanan koleksi budaya nusantara.
Berikutnya informan Sari mengaku bahwa hanya
mengunjungi layanan koleksi budaya nusantara hanya
kalau layanan lain yang dia kunjungi ramai, berikut
penjelasannya :
100
“Jarang banget sih, kalau layanan
multimedia(lantai 19 Perpustakaan Nasional RI)
lagi rame aja.” Sari
Di sini dapat kita lihat informan Sari
mengunjungi layanan koleksi budaya nusantara hanya
apabila layanan lain yaitu layanan multimedia yang dia
kunjungi ramai pengunjung. Oleh karena itu tidak ada
rentan waktu yang jelas mengenai seberapa sering dia
mengunjungi layanan koleksi budaya nusantara.
4. Koleksi
a. Kelengkapan koleksi
Kelengkapan koleksi tentu menjadi salah
satu faktor yang menentukan tinggal penggunaan
dan pemanfaatan koleksi. Semakin lengkap
koleksi semakin lengkap dan beragam pula
informasi yang tersedia dan semakin sering pula
orang memanfaatkan informasi yang tersedia
tersebut. karena layanan koleksi budaya nusantara
ini baru dibuka sejalan dengan diresmikannya
gedung baru perpustkaan nasional pada tahun
2017, apakah koleksi di layanan koleksi budaya
nusantara ini sudah lengkap atau belum tentu
semua itu dirasakan oleh pemustaka yang mencari
dan menggunakan koleksi. Berikut salah satu
pendapat pemustaka yang menggunakan koleksi:
101
“Ya, ada tetapi tidak lengkap, hanya ada.”
Hantoro
Dilihat dari pernyataan singkat diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa informan H
berpendapat bahwa dirinya dapat menemukan
koleksi yang dia cari dan dia butuhkan. Tetapi
koleksi yang dia temukan tidak sebanyak apa yang
ia butuhkan
b. Temu kembali informasi
1) Penggunaan katalog
Perpustakaan yang baik tentu memiliki
sistem temu kembali yang baik juga demi
memudahkan pemustaka yang datang dalam
menelusur informasi. Apalagi Pepustakaan
Nasional RI yang tentunya memiliki sistem
yang standarnya sudah nasional. Lalu
bagaimana dengan katalog yang dimili
perpustakaan nasional, apakah membantu
pemustaka dalam memanfaatkan koleksi
yang ada, berikut penjelasan beberapa
pemustaka yang menggunakan koleksi:
“Kalau untuk katalog saya tidak
menggunakan. Saya hanya langsung
mencari ke rak koleksi liat-liat apa yang
sekiranya dibutuhin.” Hantoro
102
“Kalo make sih gak karena waktu itu
kesini cuman iseng jadi gak ada tujuan
buat nyari apa-apa cuman liat-liat aja
kalo ada yang bagus ya baca.” Andita
Sutrista
Berdasarkan dua pendapat informan
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
beberapa pemustaka tidak menggunakan
katalog dalam mencari koleksi yang mereka
butuhkan. Mereka lebih memilih untuk
langsung menelusur langsung koleksi pada
rak dan menggunakan koleksi yang mereka
temukan yang sekiranya merka butuhkan.
2) Pencarian koleksi di rak
Pada pembahasan pencarian
menggunakan katalog beberapa pemustaka
tidak menggunakan katalog dalam mencari
koleksi. Lalu apakah dengan langsung
menelusur informasi langsung pada rak dapat
lebih memudahkan mereka dalam mencari
koleksi mengingat penempatan koleksi pada
layanan koleksi budaya nusantara ini tidak
seperti panempatan pada koleksi umum. Pada
layanan koleksi budaya nusantara ini koleksi
ditempatkan berdasarkan daerah. Berikut
103
pendapat pemustaka dalam menelusur
informasi dengan penempatan koleksi yang
berbeda ini:
“Enakan gini , jadi kalo nyari tentang
sumatra utara misalnya ada semua di
rak sumatra utara atau provinsi
lain....” Andita Sutrista
“Menurut saya penempatannya
mendingan seperti ini karena
perdaerah itu dibagi-bagi,jadi kita gak
harus nyari dari A sampai Z sesuai
judul buku. Biasanya perpustakaan
disusun berdasarkan judul buku dan
penomoran. Kalau disini kan enak saya
menemukan Yogyakarta ya semua
tentang Yogyakarta disitu semua. Jadi
menurut saya ini lebih memudahkan
pencarian koleksi....” Hantoro
Menurut kedua informan yang
menggunakan koleksi dan menelusur
langsung koleksi ke rak ini penempatan
koleksi dengan sistem yang baru ini lebih
memudahkan. Saat mereka mencari koleksi
maka mereka menemukan semua koleksi
pada satu daerah tanpa perlu mencari disetiap
104
rak yang berbeda karena satu rak telah diatur
agar memuat informasi pada satu daerah
(Provinsi).
5. Alasan memilih layanan koleksi budaya nusantara
Perpustakaan Nasional RI
Perpustakaan yang berisikan koleksi tentang
budaya tentu tidak hanya perpustakaan nasional.
Masih banyak perpustakaan lain baik itu perpustakaan
umum, perpustakaan perguruan tinggi, atau
perpustakaan yang lainya yang memiliki koleksi
tentang budaya. Lantas apa alasan seseorang memilih
layanan koleksi budaya nusantara Perpustakaan
Nasioanl RI dibandingkan perpustakaan lain, berikut
penjelasnnya:
“Saya memilih disini karena dibandingkan
beberapa perpustakaan disini koleksinya lebih lah
dibandikan perpustakaan lain disekitaran sini
(Jakarta).” Hantoro
Berdasarkan penurutan informan Hantoro diatas,
dia beranggapan bahwa koleksi budaya yang ada di
Perpustakaan Nasioal RI lebih baik dibandingkan
perpustakaan lain yang berada di sekitaran Kota
Jakarta.
105
6. Sikap pustakawan
Pustakawan yang baik dan ramah tentu dapat
meningkatkan pemanfaatan koleksi yang ada pada
sebuah perpustakaan. Pustakawan yang aktif
membantu pemustaka yang datang berkunjung tentu
menjadi nilai lebih pada sebuah perpustakaan. Lalu
bagaimana sikap pustakawan yang bertugas di layanan
koleksi budaya nusantara Perpustakaan Nasional RI.
Berikut pengkauan beberpa informan :
“Dari awal dari saya belum tau tentang layanan
pustakawannya ramah. Pada awalya saya belum
tau dimana rak-rak koleksi pustakawan
membantu dan menjelaskan dengan detail
dimana tempatnya. Bagaimana penomorannya
bahkan saya dikasih tau bagaimana cara
mencari koleksi dengan penomoran tersebut.”
Hantoro
“Pustakawannya ramah banget. Pas pertama
datang kesini gara-gara saya baru jadi gak tau
dan saya kan kek orang bingung gitu liat-liat
trus pustakawannya nyapa nanya gitu ada yg
bisa dibantu pokoknya baik deh.” Andita
Sutrista
Menurut kutipan wawancara diatas dapat kita
simpulkan bahwa pustakawan yang bertugas di
106
layanan koleksi budaya nusantara Perpustakaan
Nasioanl RI sangat ramah. Pustakawan yang berjaga
memperhatikan pemustaka yang datang dan apabila
pemustaka terlihat kebingunan mereka datang dan
menawarkan bantuan, bahkan pustakawan
menjelaskan seluk beluk tentang layananan disana dan
mengajarkan cara membaca penomoran klasifikasi
buku.
107
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Layanan koleksi budaya nusantara adalah layanan
yang memuat berbagai informasi tentang budaya. Layanan
ini bisa dibilang unik karena hanya memuat koleksi yang
berhubungan dengan Indonesia berbeda dengan koleksi
umum yang membahas ilmu dari manapun itu. Banyak
orang berfikiran kalau layanan ini hanya berisikan koleksi
tentang budaya yang dalam artian budaya dalam bentuk
kebiasaan. Padahal tidak hanya budaya tentang sebuah
kebiasaa atau adat istiadat tetapi semua hal yang
berhubungan dengan Indonesia baik itu kesenian,
makanan, sosiologi, sejarah, keindahan alam, dan berbagai
ilmu lainya selama itu berhubungan dengan Indonesia
maka itu termasuk koleksi budaya nusantara.
Berdasarkan data yang ada lebih selama bulan Juli –
September 2019 2019 rata-rata pengunjung berasal dari
kalangan mahasiswa, pelajar, dan umum. Rata-rata
kunjungan perharinya pada bulan Juli-September 2019
lebih banyak pada weekday dari pada weekend dengan
perbandingan 153 : 122 pengunjung per harinya. Lebih dari
setengah pemustaka memiliki tujuan yang jelasn untuk
datang ke layanan koleksi budaya nusantara yaitu belajar
(9,48%), membaca (7,36%), dan melihat-lihat (38,18%).
108
Sementara sisanya (44,99%) datang tanpa memberitahukan
keterangan yang jelas mengenai tujuan kunjungan mereka.
Banyak pemustaka yang berminat datang untuk
mempelajari menganai budaya nusantara. Koleksi yang
paling banyak diminati oleh pemustaka yang menggunakan
koleksi adalah ilmu pengetahuan sosial, kesenian, dan
sejarah. Ada banyak hal seperti tarian, silat, makanan,
benda tradisional dan berbagai hal lainya yang diminati
oleh pemustaka. Begitupun juga daerah dari kebudayaan itu
sendiri. menurut beberapa pemustaka semua daerah bagus,
semua balik lagi kepada minat masing-masing individu.
Beberapa orang mengunjungin layanan ini tanpa
menggunakan koleksi yang ada dengan beberapa alasan
alasan seperti hanya memanfaatkan fasilitas dan ruangan
yang ada, tidak tertarik dengan koleksi budaya nusantara
dan menjadikan layanan ini tempat mengerjakan tugas lain
yang tidak berhubungan dengan koleksi budaya nusantara,
serta hanya menjadikan layanan sebagai tempat rekreasi
dan bersatai. Ada pemustaka yang sering mengunjungi
layanan hanya sampai kebutuhan data yang dia butuhkan
terpenuhi, ada juga pemustaka yang jarang datang
dikarenakan lokasi perpustakaan nasional jauh dari tempat
tinggal dia,dan ada juga yang jarang mengunjungi
dikarenakan tidak memiliki alasan yang kuat untuk
mengunjungi layanan koleksi budaya nusantara. Koleksi
109
yang dimiliki perpustakaan pun menurut pemustaka yang
berkunjung belum lengkap. Informan yang berpartisipasi
memberikan keterangan bahwa mereka tidak menggunakan
katalog dalam pencarian informasi melainkan mencari
langsung ke rak koleksi yang mereka angap lebih
memudahkan pencarian dengan sistem penataan koleksi
yang menempatkan koleksi sesuai daerah (provinsi).
Informan yang sedang melakukan penelitian pun mengaku
bahwa dia memilih perpustakaan nasioan dengan alasan
bahwa koleksi yang tersedia lebih baik dibandingkan
perpustakaan lain disekitaran Kota Jakarta. Dan terakhir
pustakawan pada layanan ini sangat aktiif membantu
pemustaka yang berkunjung dan membutuhkan bantuan.
B. Saran
• Layanan koleksi budaya nusantara perlu melakukan
strategi promosi yang baik agar lebih banyak pemustaka
mengetahui tentang layanan ini karena banyak dari
pemustaka yang datang tidak mengerti apa itu
sebenarnya layanan koleksi budaya nusantara.
• Kelengkapan dan keberagaman koleksi perlu
ditingkatkan agar pemustaka yang datang memiliki
banyak pilihan informasi dan itu akan membuah
pemustaka lebih bersemangat untuk selalu datang dan
mendapatkan informasi-informasi baru.
110
• Perlu adanya pengisian buku tamu yang lebih lengkap
dan jelas dimana pada buku tamu tersebut termuat
informasi pemustaka yang datang mulai dari identitas
lengkap, tujuan kunjungan, informasi mengenai koleksi
yang digunakan, dan request koleksi yang mereka
inginkan.
• Sejalan dengan point diatas perlu diadakan komputer
khusus dimana para pemustaka wajib mengisi form
tamu yang ada agar setiap data yang ada bisa digunakan
perpustakaan untuk perkembangan yang lebih baik. Dan
pustakawan juga harus mengarahkan pemustaka untuk
mengisi form tamu tersebut.
111
DAFTAR PUSTAKA
Antasari, Indah Wijaya. Pemanfaatan Koleksi Referensi Di
Perpustakaan IAIN Purwokerto. Pustaka Loka :
Jurnal Kajian informasi Dan Perpustakaan ; Vol. 9
No.1 Tahun 2017.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif :
komunikasi, ekonomi, dan kebijakan publik serta
ilmu-ilmu sosial lainya. Jakarta : KENCANA, 2014.
Dewantara, Ki Hadjar. Karya Ki Hadjar Dewantara bagian
II : Kebudajaan. Yogayakarta : Majelis Luhur
Persatuan Tamam Siswa, 1994.
Djarwanto dan Subagyo,p. Statistik Induktif. BPFE-UGM.
Yogyakarta. 2008.
Hasan, dan M Iqbal. Pokok-pokok Materi Metodologi
Penelitian dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia,
2002.
Hazmi, Ricie Hijrahtul dan Desriyeni. Pemanfaatan
Koleksi Umum Oleh Pemustaka Di Kantor
Perpustakaan, Arsip, Dan Dokumentasi Kabupaten
Pesisir Selatan. Jurnal informasi ilmu perpustakaan
dan kearsipan. Vol. 3. No. 1. Tahun 2014.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaa. Definisi kata
manfaat. Diakses melalui
https://KBBI.web.id/manfaat . Pada 13 Oktober
2019.
Huda, Khoirul dan Yoga Ardian Feriandi. Pendidikan
Konservasi Perspektif Warisan Budaya nntuk
Membangun History For Life. Jurnal aristo, Vol. 6.
No.2. Tahun 2018.
112
Indonesia. Undang-Undang Perpustakaan No.43 Tahun
2007.
Indonesia. Undang-undang Serah terima karya cetak No.4
Tahun 1990.
Irawan, Prasetya. Logika Dan Prosedur Penelitian :
Pengantar Dan Panduan Traktis Penelitian Pemula.
Jakarta: STIA-LAN, 1999.
Lancaster, Frederick W. If You Want to Evaluate your
Library. London: The Library Assosiation, 1988.
Lasa-Hs. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta:
Pinus Book Publisher,2007.
Maran, Rafael Raga. Manusia Dan Kebudayaan Dalam
Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka
Cipta, 2007.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta:
KENCANA, 2017.
Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Umum
Penyelenggaraan Perpsutakaan Umum. Jakarta:
Perpustanaan Nasional RI, 2001.
Prabowo, Aan dan Heriyanto. Analisis Pemanfaatan Buku
Elektronik. (E-Book) Oleh Pemustaka Di
Perpustakaan SMAN 1 Semarang. Jurnal Ilmu
Perpustakaan. Vol. 2 No. 2. Tahun 2013.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Yogyakarya: Graha Ilmu, 2006.
Saleh, Ibnu Ahmad. Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2006.
Signori, Barbara. Preserving Culture Heritage : Better
Together. IFLA WLIC 2017 . Akses
113
http://library.ifla.org/1801/1/S08-2017-signori-
en.pdf. Pada. Pada 13 Oktober 2019.
Sudarsono, Blasius. Seperempad Abad Perpustakaan
Nasional RI: Menatap Peran Pada Masa
Mendatang. Visi Pustaka : Jurnal Nasional Bidang
Kepustakaan ; vol. 7 No. 1 Tahun 2005.
Sulistyaningsih. Menotologi Penelitian Kebidanan :
Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011.
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan.
Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka, 2010.
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan.
Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka, 2013.
Sumarningsig, Siti. Pengembangan Koleksi Perpustakaan.
Al-Maktabah. Vol. 3, No.1 Tahun 200
Suryani dan Hendryadi. Metode Riset Kuantitatif : Teori
Dan Aplikasi Pada Penelitian Bidang Manajemen
Dan Ekonomi Islam. Jakarta : Kencana, 2016.
Sutarno-N.S. Kamus Perpustakaan dan Informasi. Jakarta:
Jala Permata, 2008.
Sutarno N.S. Manajemen Perpustakaan : Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : Sagung Seto, 2006.
Wahyuni. Perilaku Beragama Studi Sosiologi Terhadap
Asimilasi Agama dan Budaya Di Sulawesi Selatan.
Makassar: Alauddin University Press, 2013.
Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian:
Buku Pedoman Mahasiswa. Jakarta: Gramedia
Pustaka, 1992.
114
Yusuf. A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatis
& penelitian gabungan. Jakarta : Kencana, 2014.
115
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Tugas Menjadi Pembimbing
116
Lampiran 2 : Surat Izin Wawancara
117
Lampiran 3 : Izin Wawancara Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia
118
Lampiran 4 Dokumentasi Lapangan
1. Koleksi Cetak
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Keterangan :
- Gambar 1 : Rak Koleksi Budaya Nusantara Umum
- Gambar 2 : Rak Koleksi Budaya Nusantara Daerah
(Provinsi)
- Gambar 3 : Penataan Koleksi Di Rak (1)
- Gambar 4 : Penataan Koleksi di Rak (2)
Sumber: Data Lapangan, Januari 2020
119
2. Koleksi Non Cetak
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Keterangan :
- Gambar 1 : Koleksi Alat Musik Tradisional Angklung
- Gambar 2 : Koleksi Alat Musik Tradisional Kecapi
- Gambar 3 : Koleksi Kerajinan Patung
- Gambar 4 : Koleksi Kain Batik Betawi
Sumber : Data Lapangan, Januari 2020
120
3. Ruangan
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Keterangan :
- Gambar 1 : Meja Sirkulasi
- Gambar 2 : Ruang Baca Layanan Koleksi Budaya Nusantara
- Gambar 3 : Pentas Layanan Koleksi Budaya Nusantara
- Gambar 4 : Balkon Layanan Koleksi Budaya Nusantara
Sumber : Data Lapangan, Januari 2020
121
Lampiran 5 : Hasil Wawancara
Nama : Hantoro
Status : Mahasiswa
Wawancara dikalukan pada tangga 25 Desember 2019,
pukul 09.00 WIB.
No Pertanyaan
/Jawaban Deskripsi
1 Tanya Dari dimanakah anda saat ini tinggal dan
apa suku asli anda?
Jawab
Saya asli orang Depok, kalau suku gak tau
ya soalnya lahir dan besar di Depok udah
gitu aja.
2 Tanya Anda berasal dari mana? Kuliah, sekolah,
atau masyarakat umum?
Jawab
Saya kuliah di salah satu Universitas
Swasta di Jakarta, angkatan 2015 jurusan
Ilmu Komunikasi.
3 Tanya
Apa tujuan anda mengunjungi layanan
koleksi budaya nusantara di Perpustakaan
Nasional RI ini?
Jawab
Saya datang kesini untuk memenuhi data
untuk penelitian skripsi saya. Saya memilih
disini karena dibandingkan beberapa
perpustakaan disini koleksinya lebih lah
122
dibandikan perpustakaan lain disekitaran
sini (Jakarta).
4 Tanya
Selain untuk mengerjakan skripsi
pernahkah datang untuk alasan lain seperti
baca-baca atau kepo tetang budaya?
Jawab Tidak ada cuman untuk memenuhi tugas
aja dari kampus.
5 Tanya Kalo boleh tau mas Hantoro sendiri sedang
meneliti tentang apa?
Jawab Saya lagi meneliti tentang pakaian adat
Yogya.
6 Tanya
Apakah mas menemukan banyak informasi
dalam menggunakan koleksi budaya
nusantara ini?
Jawab Banyak sih informasi yang saya temukan
tetapi tidak sebanyak yang saya harapkan.
7 Tanya
Bagaimana dengan kelengkapan koleksi
yang mas butuhkan dalam hal ini tentang
pakaian adat Yogya?
Jawab Ya, ada tetapi tidak lengkap, hanya ada.
8 Tanya
Kenapa lebih memilih mengangkat tema
pakaian adat Yogya ini sedangkan banyak
tema lain yang bisa diangkat untuk
dijadikan tema penelitian?
123
Jawab
Memang banyak tema lain yang bisa
dijadikan tema penelitian. Saya memilih
tema ini karena keren aja, kita harus
mengenal budaya yang ada di Indonesia
salah satunya tentang pakaian adat Yogya
ini.
9 Tanya Tapi kenapa pakaian, sedangkan banyak
budaya yang lain?
Jawab
Memang banyak budaya Indoesia seperti
pakain, tarian, dan lainya yang bisa saya
angkat sebagai tema penelitian, tetapi saya
lebih tertarik kepada pakaian adat.
10 Tanya
Apakah saat mencari koleksi mas Hantoro
menggunakan katalog/ opac perpustakaan
untuk mencari koleksi tentang budaya
Yogyakarta?
Jawab
Kalau untuk katalog saya tidak
menggunakan. Saya hanya langsung
mencari ke rak koleksi liat-liat apa yang
sekiranya dibutuhin.
11 Tanya
Kalau mas mencari informasi berarti mas
mencari buku/ koleksi yang ada.
Sedangkan pembagian/penempatan koleksi
sendiri tidak sama dengan di kampus.
Karena disini dikelompokan dulu
124
berdasarkan daerah/provinsi baru
menggunakan angga yang biasa kita lihat
di perpustakaan kampus. Bagi mas sendiri
lebih menyusahkan atau memudahkan mas
untuk mencari informasi?
Jawab
Menurut saya penempatannya mendingan
seperti ini karena perdaerah itu dibagi-
bagi,jadi kita gak harus nyari dari A
sampai Z sesuai judul buku. Biasanya
perpustakaan disusun berdasarkan judul
buku dan penomoran. Kalau disini kan
enak saya menemukan Yogyakarta ya
semua tentang Yogyakarta disitu semua.
Jadi menurut saya ini lebih memudahkan
pencarian koleksi.
12 Tanya
Mas kan berasal dari Depok, adakah
keinginan untuk mempelajari budaya
daerah sendiri/ daerah asal dalam hal ini
budaya daerah Depok?
Jawab
Kalo untuk daerah Depok sendiri sudah
banyak informasinya di beberapa
perpustakaan daerah Depok. Saya kesini
mencari koleksi Yogyakarena karena di
perpustakaan Depok koleksi tentang
Yogyakarta lebih sedikit/tidak ada. Karena
125
menurut saya koleksi disini(Perpustakaan
Nasional RI) lebih lengkap dibanding di
perpustakaan daerah.
13 Tanya
Adakah keinginan untuk mengetahui atau
mempelajari budaya selain budaya asli
mas. Misalkan budaya batak, budaya
minang, atau budaya lain yang ada di
Indonesia? Gak harus untuk mempelajari
lebih dalam tetapi bisa buat sekedar ingin
tau saja.
Jawab Ada sih saya tertarik budaya luar kayak
kuliner-kuliner, benda-benda tradisional.
14 Tanya Lalu budaya dari daerah mana yang
misalkan membuat mas Hantoro tertarik?
Jawab
Gak tau ya, semuanya kayaknya bagus
soalnya kan beda-beda ya di setiap
daerahnya. Apalagi lihat-lihat di sosmed
gitu makanan daerah terus budayanya
kayak festival kayaknya seru aja liatnya.
15 Tanya
Seberapa sering mas Hantoro
menggunakan layanan koleksi budaya
nusantara, dalam jangka waktu sebulan?
Jawab Saya menggunakan koleksi hanya saat
membutuhkan data untuk penelitian aja,
126
mungkin seminggu bisa 2-3 kali. Kalau
gak ya gak datang kesini.
16 Tanya
Terakhir pustakawan, bagaimana menurut
mas tentang sikap pustakawan? Baik kah
atau ramah atau bagaimana?
Jawab
Dari awal dari saya belum tau tentang
layanan pustakawannya ramah. Pada
awalya saya belum tau dimana rak-rak
koleksi pustakawan membantu dan
menjelaskan dengan detail dimana
tempatnya. Bagaimana penomorannya
bahkan saya dikasih tau bagaimana cara
mencari koleksi dengan penomoran
tersebut.
127
Nama : Andita Sutrista
Status : Umum
Wawancara dilakukan pada 25 Desember 2019, pukul
09.30 WIB.
No Pertanyaan
/Jawaban Deskripsi
1 Tanya Kenapa mba Sutrista datang mengunjungi
layanan koleksi budaya nusantara?
Jawab
Saya datang hanya untuk menghabiskan
waktu luang aja soalnya saya juga belum
bekerja.
2 Tanya Kenapa memilih layanan ini padahal
banyak layanan lain?
Jawab
Soalnya disini gak rame banget terus bisa
ke balkon liat-liat pemandangan kota
Jakarta.
3 Tanya
Tapi selama kesini pernah gak
menggunakan koleksi yang ada disini? Apa
cuma bersantai menghabiskan waktu luang
saja?
Jawab
Pernah kok, awalnya saya datang kesini
karena emang penasaran aja sama koleksi
budaya nusantara. Baru setelah itu datang
untuk bersantai karena saya udah nyoba
semua layanan nah disini tempatnya enak
128
gk rame jadi santai aja. Trus disini wifinya
kenceng.
4 Tanya Make katalog gak pas nyari koleksi disini?
Jawab
Kalo make sih gak karena waktu itu kesini
cuman iseng jadi gak ada tujuan buat nyari
apa-apa cuman liat-liat aja kalo ada yang
bagus ya baca.
5 Tanya
Tapi mba ngomong soal nama provinsi di
rak koleksi, itu kan kebijakan layanan ini
untuk mengelompokan koleksinya
berdasarkan daerah provinsi baru dipake
nomor seperti di perpustakaan kampus.
Mba udah tau kan gimana buku dikasih
nomor dikampus, bagi mba langkah ini
bagus gak untuk mengelompokan
perprovinsi baru diurut berdasarkan nomor,
kan bisa dibandingin dengan perpustakaan
kampus mba dulu tuh cara nyarinya?
Jawab
Enakan gini , jadi kalo nyari tentang
sumatra utara misalnya ada semua di rak
sumatra utara atau provinsi lain.
6 Tanya
Kalo gitu apa pendapat mba Sutrista
tentang layanan ini atau apa first
impression pas datang kelayanan ini?
129
Jawab
Awalnya dari namanya layanan koleksi
budaya itu saya kira cuma centang budaya
kayak kebiasaan aja, ternyata ada kayan
manan, pakaian, keindahan alam, sejarah,
dan lain-lainya banyak deh pokoknya gak
cuma tentang kayak adat-adat gitu.
7 Tanya
Koleksi tentang apa yang mba cari disini
atau koleksi dari daerah mana? Trus mba
sendiri asli orang mana?
Jawab
Banyak, kadang saya cari tentang
makanan, kadang tentang sejarah, kadang
tentang budaya tergantung pengennya
gimana aja sih, daerahnya juga mana aja
yang kayaknya bagus. Trus saya sendiri
orang Bogor.
8 Tanya
Jadi adakah tema khusus seperti pengen
cari tentang makanan atau kerajinan? lalu
pengennya cari tentang daerah tertentu aja
atau bagaimana?
Jawab
Ada, saya itu tertariknya sama kain-kain
gitu loh kyk batik atau tenun pokonya yang
berhubungan sama kain-kain gitu. Trus
kalo daerah tertentu atau khusus gitu gak
ada karena juga semua daerah yang
130
keliatan menarik bikin penasaran untuk
dicari tau.
9 Tanya
Menurut mba lengkap gak koleksi buku
bacaan disini atau beragam gk koleksi
disini?
Jawab
Gimana ya, saya gak tau lengkap atau
gaknya, tapi dilihat dari raknya masih
sedikit dan banyak yang kosong trus juga
ada rak ada tulisan nama provinsinya tapi
gak ada bukunya. Jadi kayaknya
koleksinya masih dikit kali ya.
10 Tanya Seberapa sering mba datang kesini? Dalam
satu bulan aja misalkan.
Jawab
Jarang banget kayaknya dalam 1 bulan satu
kali doang, pokoknya jarang deh soalnya
saya tinggal di Bogor kan jauh. Kalo lagi
main kejakarta aja mampir kesini itupun
gak setiap ke Jakarta mampir kesini, kalo
pengen aja.
11 Tanya Untuk pustakawan disini bagaimana ramah
atau pemarah atau kaku atau bagaimana?
Jawab
Pustakawannya ramah banget. Pas pertama
datang kesini gara-gara saya baru jadi gak
tau dan saya kan kek orang bingung gitu
liat-liat trus pustakawannya nyapa nanya
131
gitu ada yg bisa dibantu pokoknya baik
deh.
12 Tanya Terkhir, seberapa penting koleksi budaya
nusantara menurut mba Sutrista?
Jawab
Untuk menambah wawasan pengetahuan
kita tentang budaya-budaya yang ada di
Indonesia. Jadi kita tau kalau di Indonesia
ini punya beragam budaya yang unik-unik.
Terus kadang kan ada orang yang salah
paham tentang budaya dari daerah lain
dikira yang aneh-aneh gitu, nah kita bisa
tau kalau sebenarnya itu sebuah budaya
bukan hal yang aneh sebenarnya
132
Nama : Sari
Status : Mahasiswa
Wawancara dilakukan pada 25 Desember 2019, pukul
10.00 WIB.
No Pertanyaan
/Jawaban Deskripsi
1 Tanya
Tujuan datang kelayanan ini(layanan
koleksi budaya nusantara) buat apa baca
koleksi, belajar atau lainya?
Jawab Belajar sih.
2 Tanya
Itu belajar mengenai budaya nusantara
menggunakan koleksi yang ada atau cuma
make ruangan doang?
Jawab
Gak ada baca koleksinya cuma make
ruangan aja buat bikin tugas karena disini
sepi, biasanya di lantai 19 (layanan multi
media) tapi lantai 19 rame banget.
3 Tanya
Tapi pernah gak baca atau menggunaakan
koleksi di layanan koleksi budaya
nusantara?
Jawab
Saya gak pernah menggunakan atau baca-
baca koleksi disini karena gak minat aja
baca koleksi tentang budaya.
4 Tanya Apa alasan anda tidak tertarik
menggunakan koleksi budaya nusantara?
133
Jawab
Bukannya saya tidak tertarik, untuk saat ini
saya tidak tertari karena saya sibuk kuliah
tau aja kedokteran kuliahnya gimana
beratnya.
5 Tanya Seberapa sering mba sari datang ke lantai
24 ini (layanan koleksi budaya nusantara)?
Jawab
Jarang banget sih, kalau layanan
multimedia(lantai 19 Perpustakaan
Nasional RI) lagi rame aja.
134
Nama : Roby Kurnia
Status : Mahasiswa
Wawancara dilakukan pada 27 Januari 2020, pukul 10.30
WIB.
No Pertanyaan
/Jawaban Deskripsi
1 Tanya
Mas namanya siapa? Sekolah, kuliah, atau
kerja? Tinggal di mana? Dan asli orang
mana?
Jawab
Nama saya Roby Kurnia. Saya masih
kuliah smester 5 Hubungan Internasional.
Saya tinggal di Tangerang Selatan. Saya
asli Surabaya.
2 Tanya
Seberapa sering mas mengunjungi layanan
koleksi budaya nusantara? Dalam rentang
waktu satu bulan aj gitu berapa kali?
Jawab Jarang banget sepertinya 1 bulan sekali gak
ada kayaknya.
3 Tanya Apa tujuan mas mengunjungi layanan
koleksi budaya nusantara ini?
Jawab
Saya baca – baca buku tentang silat
sekalian menghabiskan waktu luang aja
abis main dari Monas.
4 Tanya Kenapa membaca buku tentang pencak
silat bulan yang lain?
135
Jawab
Saya kebetulan suka silat jadi saya ingin
tau sejarah tentang silat itu sendiri asalnya
dari mana dan lainya tentang silat. Soalnya
silat kan ada banyak ya di indonesia
5 Tanya Apakah banyak mas temukan koleksi
tentang silat disini?
Jawab
Ada kok saya ketemu koleksi tentang silat,
kalau banyak gak tau deh saya cuman baca
satu aja.
6 Tanya
Mas Roby tertarik mempelajari budaya
tentang apa selain dari silat atau cuman
silat?
Jawab
Tadi sudah jelas kalau saya tertarik dengan
silat sama satu lagi saya tertarik sama
makanan daerah gitu.
7 Tanya Bagi mas lengkap gak koleksi disini?
Jawab
Wah gak tau ya,saya ngambil satu buku
disini. Saya kesini kan cuman
menghabiskan waktu luang aja
8 Tanya Lalu koleksinya beragam gak?
Jawab Gak tau sih kalau itu, karena saya cuma
mencari tentang silat aja.
9 Tanya Sebelumnya pernah kesini juga gak untuk
baca-baca?
136
Jawab Pernah bareng temen-temen cuman liat-liat
aja duduk-duduk foto-foto diluar
10 Tanya
Bagi mas atau menurut mas apa pentingnya
atau apa manfaatnya koleksi budaya
nusantara ini?
Jawab
Pertama untuk mengenal budaya. Lalu apa
lagi kayaknya itu doang, ya untuk lebih
mengenal budaya yang ada di indonesia.
137
Lampiran 6 Contoh Isi Buku Tamu
No Tanggal Nomor
Anggota Nama Status Nomor Panggil Judul Keperluan Petugas
Ketera-
ngan
1 1 Juli 2019 ***** Yaumil Akbar Umum 791.53 TIR w Wayang Ilmu
Pengetahuan Hidup Nuryani
2 1 Juli 2019 ***** Stevie Leonard
Harison Umum Pr
3 1 Juli 2019 ***** Ladya L.Q Giffari Pelajar Shidiq
138
4 1 Juli 2019 ***** Dony Putra Umum 746.662 SME b Batik Nusantara Arien
5 1 Juli 2019 ***** Muhammad
Abdur Rojak Mahasiswa Darma
6 1 Juli 2019 ***** Ester Gayuh
Rahayu Umum Nuryani
7 22 Agustus
2019 ***** Sri Lestari Mahasiswa Lihat – Lihat
8 22 Agustus
2019 ***** Fitriani Guci Mahasiswa Lihat – Lihat
139
9 22 Agustus
2019 *****
Zhafirah Yanda
Masya Umum Lihat – Lihat
10 22 Agustus
2019 ***** Ossy Dewanti Umum Belajar
11 22 Agustus
2019 ***** Shafira Hendari Mahasiswa Baca
12 22 Agustus
2019 *****
Risma Syifa
Malik Mahasiswa 899.221 9 DAR
Dari Babad dan
Hikayat Sampai
Sejarah Kritis
13 2 September
2019 ***** Jodi Saputra Umum 915.98 REU w
World Crafts and
Recipes: Recipes and
Craft Guide to
Indonesia
Baca
140
14 2 September
2019 *****
Savira Qurrata
Aini Umum 398.209 CER
Cerita Rakyat Nama-
Nama Tempat
Bersejarah Di
Kabupaten Sumba
Barat Daya
Baca
15 2 September
2019 ***** Owren Kwan Mahasiswa 398.209 TIN
The Tiny Boy: and
Others Tales From
Indonesia
Baca
16 2 September
2019 *****
Dionisius Agung
Sulistio Mahasiswa Belajar
17 2 September
2019 *****
Muhamad Kumbo
Lasmono Umum Belajar
18 2 September
2019 ***** Marisa Umum Belajar
Sumber : Data lapangan, Oktober 2019
141
Lampiran 7 Reduksi hasil wawancara pemanfaatakn koleksi budaya nusantara.
No Kategori Sub-kategori 1 Sub- kategori
2 Sub - kategori 3 Informan
1 Manfaat /
memanfaatkan
Mengenal budaya
Indonesia yang
beragam
Aktivitas
(Tindakan) Silat
Roby Kurnia : “Tadi sudah jelas kalau saya tertarik
dengan silat...”
Karya
(Artefak)
Makanan/kuliner
Hantoro : “....saya tertarik budaya luar kayak
kuliner-kuliner,...”
Roby Kurnia : “...sama satu lagi saya tertarik sama
makanan daerah gitu.”
Benda tradisional Hantoro : “...benda-benda tradisional....”
Kain/ batik/
tenun
Andita Sutrista : “...saya itu tertariknya sama kain-
kain gitu loh kyk batik atau tenun
pokonya yang berhubungan sama kain
- kain gitu....”
142
Daerah
Umum
Andita Sutrista : “...daerahnya juga mana aja yang
kayaknya bagus...”
Hantoro : “...semuanya kayaknya bagus soalnya
kan beda-beda ya di setiap
daerahnya....”
Khusus
Roby Kurnia : “Karena saya orang surabaya ya,
saya minatnya budaya dari daerah
Jawa.”
Sumber referensi
belajar/tugas
Penelitian Hantoro : “saya datang kesini untuk memenuhi
data untuk penelitian skripsi saya.”
Belajar
Roby Kurnia : “...saya ingin tau sejarah tentang silat
itu sendiri asalnya dari mana dan
lainya tentang silat...”
2 Tidak
memanfaatkan
Hanya
menggunakan
Fasilitas
Sari : “...Cuma make ruangan aja buat bikin
tugas karena disini sepi...”
143
Tidak tertarik
dengan koleksi
Sari : “Saya gak pernah menggunakan atau
baca-baca koleksi disini karena gak
minat aja baca koleksi tentang
budaya”
rekreasi
Andita Sutrista : “Saya datang hanya untuk
menghabiskan waktu luang aja
main...”
“...Disini gak rame banget terus bisa
ke balkon liat-liat pemandangan kota
Jakarta.”
Roby Kurnia : “Pernah bareng temen-temen cuman
liat-liat aja duduk-duduk foto-foto
diluar.”
3 Kunjungan Frekuansi
kunjungan
Hantoro : “Saya menggunakan koleksi hanya
saat membutuhkan data untuk
144
penelitian aja, mungkin seminggu 2-3
kali. Kalau gak ya gak datang kesini.”
Andita Sutrista : “Jarang banget kayaknya dalam 1
bulans atu kali doang, pokoknya
jarang deh soalnya saya tinggal di
Bogor kan jauh. Kalo lagi main
kejakarta aja mampir kesini itupun gak
setiap ke Jakarta mampir kesini, kalo
pengen aja.”
Sari : “Jarang banget sih, kalau layanan
multimedia(lantai 19 Perpustakaan
Nasional RI) lagi rame aja.”
4 Koleksi Kelengkapan
koleksi
Hantoro : “Ya, ada tetapi tidak lengkap, hanya
ada”
Temu kembali
informasi
Penggunaan
katalog
Hantoro : “Kalau untuk katalog saya tidak
menggunakan. Saya hanya langsung
145
mencari ke rak koleksi liat-liat apa
yang sekiranya dibutuhin.”
Andita Sutrista : “Kalo make sih gak karena waktu itu
kesini cuman iseng jadi gak ada tujuan
buat nyari apa-apa cuman liat-liat aja
kalo ada yang bagus ya baca.”
Pencarian
koleksi di rak
Andita Sutrista : “Enakan gini , jadi kalo nyari tentang
sumatra utara misalnya ada semua di
rak sumatra utara atau provinsi
lain....”
Hantoro : “Menurut saya penempatannya
mendingan seperti ini karena
perdaerah itu dibagi-bagi,jadi kita gak
harus nyari dari A sampai Z sesuai
judul buku. Biasanya perpustakaan
disusun berdasarkan judul buku dan
146
penomoran. Kalau disini kan enak
saya menemukan Yogyakarta ya semua
tentang Yogyakarta disitu semua. Jadi
menurut saya ini lebih memudahkan
pencarian koleksi....”
5
Alasan
memilih
layanan di
Perpustakaan
Nasional RI
Hantoro : “Saya memilih disini karena
dibandingkan beberapa perpustakaan
disini koleksinya lebih lah dibandikan
perpustakaan lain disekitaran sini
(Jakarta).”
6 Sikap
pustakawan
Hantoro : “Dari awal dari saya belum tau
tentang layanan pustakawannya
ramah. Pada awalya saya belum tau
dimana rak-rak koleksi pustakawan
membantu dan menjelaskan dengan
detail dimana tempatnya. Bagaimana
147
penomorannya bahkan saya dikasih
tau bagaimana cara mencari koleksi
dengan penomoran tersebut.”
Andita Sutrita : “Pustakawannya ramah banget. Pas
pertama datang kesini gara-gara saya
baru jadi gak tau dan saya kan kek
orang bingung gitu liat-liat trus
pustakawannya nyapa nanya gitu ada
yg bisa dibantu pokoknya baik deh.”
148
BIODATA PENULIS
PANJI ALAM. Lahir di Payakumbuh, 24 Agustus 1997.
Terlahir dari pasangan Bapak Syahrial dan Ibu Elvia, yang
merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Islam
Raudhatul Jannah (2003-2009), SMPN 1 Tanjung Pati
(2009-2012), dan SMAN 3 Payakumbuh (2012-2015). Pada tahun 2015
melanjutkan pendidikan (S1) pada program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas
Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Jakarta. Menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pemanfaatan Koleksi Budaya Nusantara di Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia”. Penulis pernah melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada bulan
Januari – Februari 2018 dan Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Desa Belimbing, Tangerang selama satu bulan pada Juli – Agustus 2018.