Transcript

1

PERALATAN KERJA BENGKEL

Pendahuluan

Dalam melakukan suatu pekerjaan, manusia memiliki keterbatasan dimana

terdapatnya pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan sevara efektif dan efisien

tanpa adanya factor penunjang. Oleh karena itu dibutuhkan yang namanya

fasilitas penunjang agar pekerjaan yang rumit bisa menjadi lebih mudah dan

dapat terselesaikan dengan waktu yang relative singkat.

Peralatan Kerja bengkel adalah sekumpulan alat/perkakas yang sering dipakai

oleh mekanik dalam melakukan pekerjaan di bengkel, misalnya dalam kegiatan-

kegiatan produksi, perawatan, perbaikan dan reparasi. Bagi seorang mekanik

yang sehari-harinya melakukan aktifitas tersebut, jelas memerlukan peralatan

guna membantu agar pekerjaannya bisa terselesaikan secara efektif dan efisien.

Penggunaan peralatan yang benar dan sesuai fungsinya merupakan keharusan.

Secara umum peralatan kerja dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga)

bagian utama, yaitu : alat-alat tangan (basic hand tools), alat-alat ukur

(measuring tools) dan alat-alat khusus (special service tools-SST).

A. Alat-alat Tangan (Basic Hand Tool)

Alat-alat tangan merupakan peralatan sederhana yang biasa digunakan

dalam pekerjaan di bengkel, baik itu dalam kegiatan kerja bangku maupun

kegiatan perawatan/reparasi kendaraan, yang penggunaannya cukup sederhana.

Alat tangan di bengkkel otomotif merupakan alat yang paling sering dipakai,

sebab itu disimpan dalam tool box agar mudah dijangkau. Terdapat banyak

ragam alat-alat tangan, akan tetapi yang biasa dipakai dalam pengerjaan

pemeliharaan dan perbaikan kendaraan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pembuka baut/mur (Kunci)

Komponen kendaraan seperti sepeda motor dapat dilepas dan

dipisahkan karena komponen tersebut umumnya dirakit satu sama

2

lainnya. Melepaskan/ merakit komponen atau bagian-bagian kendaraan

tersebut membutuhkan alat pembukan baut/ mur.

Alat pembuka baut/ mur terdiri dari kunci yang dirancang secara

khusus untuk dapat lebih memudahkan dalam membuka dan

mengencangkan baut. Konstruksinya dapat terdiri dari 6 sudut dan 12

Sudut. Sedangkan ukurannya juga bervariasi mulai dari yang terkecil

sampai yang terbesar sesuai kebutuhan, namun yang umum dipakai pada

bengkel kendaraan adalah ukuran 6 mm s/d 32 mm. terdapat beberapa

bentuk kunci pembuka baut/ mur, diantaranya:

a. Kunci pas

Merupakan kunci yang berfungsi untuk membuka baut/ mur yang

tidak membutuhkan momen pengencangan tinggi. Ukuran kunci pas

bervariasi dalam satuan metric (mm) dan inchi (in). pada sebuuah kunci

pas terdapat dua ukuran mulut kunci pas yang berbeda misalnya 6mm

dan 8mm, 10mm dan 12mm, dan sebagainya.

Sesuai bentuk mulutnya, pada waktu digunakan sebuah kunci pas

dengan kuat akan memegang dua sisi kepala baut/ mur. Pada saat

digunakan pastikan bahawa kunci pas yang dipilih sesuai atau tepat

dengan ukuran baut/ mur. Masukkan mulut kunci pas ke kepala baut.

Penjepitan yang tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan pada kepala

baut dan mulut kunci pas.

Gambar 1.1 Kunci Pas

3

Gambar 1.2 Penggunaan Kunci Pas. A) Penggunaan yang salah. b) Penggunaan yang

benar

Mulut kunci pas dibuat miring 15° terhadap pegangannya sehingga

dalam penggunaannya dapat dipakai secara bolak-balik pada posisi

menarik kea rah dalam atau posisi mendorong keluar.

Penting:

tidak benar menggunakan kunci pas berukuran lebih kecil atau lebih

besar dibandngkan ukuran baut atau mur yang akan dipasang/dilepas.

Dalam usaha untuk membuka baut/ mur, jangan memperpanjang

kunci pas dengan sambungan atau memukulnya kunci pas akan slip

dan merusakkan kepala baut/ mur sebaliknya dapat mematahkan

mulut kunci pas itu sendiri.

b. Kunci Ring

Kunci ring adalah juga berfungsi mengendorkan/mengencangkan

baut/mur dengan momen kekencangan yang tidak terlalu tinggi. Bedanya

adalah mulut kunci jenis ini berbentuk bulat dan memiliki 12 lekukan

((sudut) yang dapat memegang dengan kuat 6 sisi mur atau kepala baut

sehingga tidak mudah slip ketika digunakan.

A B

4

Gambar 1.3 Kunci Ring

c. Kunci shock

Kunci shock berfungsi untuk mengendorkan/ mengencangkan

baut/mur. Biasanya kunci socket terdiri dari Socket, Sambungan, dan

handle yang terpaket dalam satu set (box) dengan ukuran shocket yang

bermacam-macam dalam satuan mm atau inchi. Setiap kunci shock

memiliki ukuran sendiri-sendiri. Set kunci shick terdiri atau ukuran 10-33

mm.

Model kunci shock bervariasi seperti mulut kunci shock standar

(standart point) dengan 6, 8, atau 12 lekukan (point deep). Ketiga model

kunci shock pada saat digunakan dapat memegang dengan kuat 6 sisi

baut/mur.

Gambar 1.4 Kunci shock normal

Gambar 1.5 Kunci Shock panjang

5

Gambar 1.6 Bentuk Mulut Kunci Shock

Berbeda dengan kunci ring dan kunci pas, karena tidak memiliki pasangan

langsung, kunci shock bisa digunakan setelah disambungkan dengan

pegangannya. Adapun model handle kunci shock antara lain:

Rachet Handle

Gambar 1.7 Rachet handle

Handle kunci shock ini arah putarannya dapat disetel sesuai dengan

keperluan (arah untuk mengencangkan atau mengendorkan baut/mur)

tanpa mengubah arah putaran tangan. Sehingga rachet handle sangat

cocok dipakai untuk memutar baut/mur pada tempat yang sempit.

Speed handle

6

Gambar 1.8 Speed Handle

Speed handle merupakan tangkai kunci shockpanjang untuk melepaskan

atau mengencangkan baut yang ulirnya panjang dan dalam.

Sliding Handle

Gambar 1.9 Slidiing Handle

Sliding handle merupakan tangkai yang biasa digunakan untuk

melepaskan atau mengencangkan mur/baut yang memiliki momen

pengencangan yang cukup tinggi.

L Handle

Gambar 1.10 “L” handle

Kunci shock yang dipasangkan pada L handle dapat bergerak bebas

sehingga kemungkinan untuk digunakan pada posisi-posisi rumit.

Set shock juga telah dilengkapi dengan penyambung (extension).

Model penyambung kunci shock adalah universal joint, adaptor solid

extension bar, dan flexible extension bar. Penyambung (extension) ini

diggunakan untuk menghubungkan handle dengan kunci shock jika

mur/baut tidak dapat dijangkau tangkai yang ada.

7

Gambar 1.11 Model-model penyambung (extension)

d. Kunci L (Allen Wrench)

Kunci L biasanya digunakan untuk membuka/ mengencangkan baut

yang yang pada kepala bautnya menjorok ke dalam. Terdapat berbagai

ukuran kunci L yang biasanya terdiri dari 2-22mm. Penampang kunci L

yang banyak di pasaran adala penampang berbentuk segi enam

(hexagonal) dan berbentuk gerigi (L bintang).

Gambar 1.12 Kunci L dan penggunaannya

e. Kunci Inggris (adjustable wrench)

Kunci Inggris (adjustable wrench) merupakan kunci untuk mebuka/

mengencangkan baut yang ukurannya dapat diubah-ubah sesuai dengan

limit maksimumnya. Kunci ini memiliki rahang tetap dan rahang yang

8

dapatt disetel. Salah satu bentuk kunci inggris dibuat bersudut 15° antara

mulut kunci dengan pegangannya dengan lebar mulut 13-35 mm. pada

model lain, mulut kunci dibuat besudut 45° terhadap pegangannya dan

mempunyai ukuran mulut 26-83mm.

Cara penggunaannya dengan jalan memutarkan penyetel rahang

sementara mulut kunci ditempatkanpada kepala baut atau mur. Mulut

kunci disetel membesar dan mengecil sesuai ukuran baut/mur.

Gambar 1.13 Kunci inggris

f. Kunci kombinasi/pas-ring

Kunci kombinasi adalah gabungan dari kunci pas dan kunci ring

dimana pada kedua bagiannya terdiri dari kunci pas dan knci ring

Gambar 1.14 Kunci Kombinasi

2. Obeng

Obeng merupakan alat yang berfungsi untuk membuka sekrup atau

baut yang kekuatan momennya relative rendah. Terdapat 3 (tiga) jenis

obeng yaitu obeng biasa, obeng offset dan obeng Tumbuk (obeng ketok).

Sedangkan ditinjau dari segi penampangnya, terdapat bentuk plus (+)

dan obeng pipih/min (-).

9

a. Obeng Biasa

Gambar 1.15 Obeng biasa dan baut

Obeng biasa terdiri dari tangkai dan bilah obeng. Ada obeng biasa

yang tangkai dan bilah obengnya tidak dapat dilepas, namun ada pula

yang bilahnya dapat dilepas dan diganti-ganti. Obeng biasa digunakan

untuk mengendorkan/mengencangkan sekrup atau baut sesuai

ukurannya. Pilihlah mata obeng yang sesuai dengan alur kepala

baut/sekrup. Penggunaan mata obeng yang besar dari alur kepala baut

dapat menyebabkan kerusakan alur baut dan juga kerusakan mata

oobeng itu sendiri.

b. Obeng Offset

Gambar 1.16 Obeng Offset

Obeng offset mempunyai bilah yang sekaligus sebagai tangkainya.

Obeng ini memiliki mata pada kedua ujungnya berbentuk kembang/Philips

(+) atau minus (-). Obeng offset berfungsi untuk mengencangkan baut

dangan kepala beralur atau sekrup yang letaknya tidak dapat dijangkau

oleh jenis obeng biasa.

c. Obeng Ketok

10

Obeng ketok berfungsi untuk mengeraskan atau mengendoorkan

baut kepala beralur atau sekkrup yang momen pengencangannya relative

lebih tinggi. Obeng ini terdiri dari tangkai dan bilah yang dapat dilepas.

Bila digunakan, maka perlu dipilih bilah obeng ketok yang sesuai dengan

ukuran dan bentuk sekrup atau bautnya.

Gambar 1.17 Obeng Ketok dan Palu

Cara menggunakan obeng ketok dengan jalan memukul ujung bodi

obeng dengan palu sambil tangkai obeng ketok diputar sehingga blade

dapat memutar ke kanan atau ke kiri (mengeraskan atau mengendorkan).

Posisi antara biilah obeng dengan sekrup atau baut diupayakan harus

tetap tegak. Dengan memutar blade obeng secara tiba-tiba, maka baut

atau sekrup yang kencang dapat dikendorkan dengan mudah. Begitu pula

sebaliknya pada saat mengencangkan.

3. Tang

Tang dalam bengkel otomotif digunakan untuk bermacam-macam

pekerjaan misalnya untuk memegang, memotong, melepas dan

memasang komponen. Penggunaan tang menyesuaikan dengan bentuk

11

mulut, pisau potong dan penyetel. Penggunaan tang yang tidak sesuai

dapat menyebabkan kerusakan pada komponen.

Jenis-jenis tang yang digunakan dalam servis kendaraan bervariasi

sepperti tang potong, tang kombinasi, tang snap ring, tang pegas torak,

tang kuat, dan sebagainya. Perawatan tang sangat mudah yakni dengan

selalu membersihkan permukaan, sedangkan sambungan yang

bergesekan harus senantiasa diberi pelumas.

a. Tang Kombinasi

Adalah tang yang berfungsi ganda karena dapat digunakan sebagai

alat menjepit dan memotong. Tang kombinasi memiliki sisi potong,

rahang bergerigi sehingga dapat dipakai untuk membengkokkan kawat

ukuran tertentu, memegang benda berpenampang bulat, memotong

kabel, kawat lunak dan dapat berfungsi sebagai kunci pipa kecil. Tang

kombinasi tidak berfungsi sebagai pangganti kunci pas untuk membuka/

mengencangkan baut/mur.

Gambar 1.18 Tang Kombinasi

b. Tang Poligrip (griping pliers)

Tang poligrip berfungsi untuk memegang/menahan benda kerja. Tang

ini dilengkapi dengan pengatur rahang yang berfungsi untuk mengatur

besar kecilnya rahang sehingga memungkinkan untuk memegang

benda kerja dalam berbagai ukuran. Tang poligrip tidak digunakan

untuk mengencangkan/mengendorkan baut/murk arena akan

mengakibatkan kerusakan pada sisi-sisi baut/mur itu.

12

Gambar 1.19 Tang poligriph

c. Tang kuat (vice grip)

Vice grip berfungssi untuk mengendorkan mur/baut yang telah rusak

dan tidak dapat lagi dibuka dengan kunci ring atau kunci shock. Daya

cengkraman mulut tang jenis ini relative lebih kuat dari tang lainnya

karena memiliki penyetel yang mengatur besar kecilnya mulut tang

kuat. Tang ini juga sering disebut tang bethet.

Gambar 1.20 Tang Kuat (Vice Grip)

d. Tang Potong

Adalah jenis tang yang dapat digunakan untuk memotong logam lunak

misalnya; kabel/kawat, atau plat tipis. Tang potong dibedakan menjadi

tang potong khusus kelistrikan (multipurpose electrician’s), tang potong

diagonal, tang potong ujung (end cutting), tang potong sisi (side cutting),

dan tang potong baut.

13

Gambar 1.21 Tang diagonal. a) tang diagonal; b) Multipurpose electrician’s; c)

side cutting; d) end cutting.

e. Tang Ring Torak (Piston ring expander)

Tang ini dibuat dengan bentuk khusus untuk melepas dan memasang

ring piston/torak. Rahang tang ini didesain dengan bentuk khusus agar

dapat menahan kedua ujung ring piston dengan aman pada saat

dipasang atau dilepas dari alur piston.

Karena sifat yang mudah patah, maka saat memasang dan

melepas diupayakan ring torak tidak boleh melengkung terlalu lebar.

A

B

C

D

14

Gambar 1.22 Piston ring ekspander dan penggunaannya

Ketika digunakan, sisi penahan tang ring torak harus dipasangkan

tepat pada kedua ujung ring torak. Kedua tangkai tang ditekan

perlahan, bersamaan dengan itu ring torak melebar. Tetap pada posisi

ini keluarkan ring torak dari alurnya. Untuk pemasangan ring torak,

tempatkan ring torak pada rahang tang ring torak dan pasanglah ring

torak pada alur ring torak.

f. Tang Snap Ring

Tang Snap Ring merupakan tang yang khusus digunakan untuk

membuka/ memasang snap ring. Snap ring merupakan penahan atau

cincin pengunci dari baja. Tang snap ring terdiri dari tang snap ring buka

(eksternal snap ring) dan tang snap ring tutup (internal snap ring).

a

15

Gambar 1.22 Tang snap ring. a) internal snap ring; b) eksternal snap ring.

g. Tang Moncong panjang (long nose)

Tang moncong panjang (long nose pliers) berfungsi Manahan atau

memegang, meletakkan dan mengambil benda-benda kecil di

kedalaman tertentu tanpa merusak benda kerja. Tang moncong

panjang mempunyai bentuk rahang panjan dan sempit. Tang ini ada

yang berbentuk lurus dan bengkok.

Gambar 1.23 Tang moncong panjang model lurus

Gambar 1.24 Tang moncong panjang model bengkok (curved long nose)

b

16

4. Pembuka katup (valve spring compressor)

Adalah alat yang khusus digunakan untuk membuka/ memasang katup

pada motor 4 tak. Konstruksi dan ukuran alat ini bermacam-macam

bentuk. Terdapat model rahang (jaw) dapat dilepas dan digantikan

dengan ukuran yang sesuai dan model expansion.

Gambar 1.25 valve spring compressor dann penggunaannya

Cara penggunaannya adalah dengan cara menekan ujung penekan

valve spring kompresor pada pegas katup dan rahang dipasangkan pada

sisi dalam daun katup. Atur posisi penekan pegas (thread adjustment)

pegas katup yang baik, kemudian tuas/ gagang (clamping lever) ditekan

penuh. Pada kondisi ini pegas katup ikut memendek sehinggakuku

penehan dan pegas katup dapat dilepas dengan mudah, selanjutnya katup

dapat dikeluarkan.

5. Ring compressor

Piston ring compressor adalah alat yang dipakai untuk menekan

ring piston pada waktu pemasangan ring piston dan pisto ke dalam

17

silinder. Piston ring compressor dibuat dalam berbagai ukuran,

menyerupai silinder linear yang telah dilengkapi dengan penyetel.

Penyetel berfungsi menyesuaikan diameter piston ring compressor

(membesar dan mengecil) ketika digunakan

Gambar 1.26 Piston ring compressor dan penggunaannya

6. Palu

Palu merupakan alat yang dipakai sebagai pemukul untuk memasang

dan melepaskan komponen-komponen mesin seperti pada pemasangan

bearing, melepas sambungan pada propeller shaft, dan sebagainya. Pada

bengkel otomotif palu bisa dikategorikan ke dalam 2 (dua) kategori besar

yaitu; palu keras dan palu lunak.

a. Palu keras/ palu besi

18

Kepala palu dibuat dari baja yang kedua ujungnya dikeraskan.

Ukuran palu ditentukan oleh berat, biasanya antara 0,3 – 1,4 kg.bagian

muka palu dibuat dalam berbagai bentuk seperti bulat, rata, dan

menyilang pada kedua ujungnya. Palu kepala bulat seperti konde

dimaksudkan agar waktu digunakan untuk memukul, dapat berhenti di

tengah-tengahpada satu titik pukulan. Palu kepala rata digunakan untuk

membentuk pemukulan benda kerja menjadi rata. Sedangkan palu kepala

menyilang dimaksudkan untuk membentuk tekukan pada benda kerja.

Gambar 1.27 berbagai bentuk kepala palu besi. a) kepala bulat; b) kepala

menyilang; c) kepala rata

a b

c

19

Gambar 1.28 Penggunaan palu besi

b. Palu Lunak

Palu lunak (malet) dibuat dari bahan kayu, plastic, karet dan

tembaga. Kapala palu lunak plastic dapat dilepas atau diganti karena

menggunakan sekrup sebagai pengikat palu. Palu lunak dipakai untuk

memasang dan membongkar komponen mesin yang dihindarkan dari

bekas pukulan, misalnya bearing, poros komponen, kepala blok silinder,

kepala silinder, dan komponen lainya. Penggunaan palu lunak yang tidak

benar dapat mengakibatkan kerusakan pada muka palu, mengembang

seperti cendawan. Jika ditemukan hal seperti ini terlebih dahulu gerinda

atau kikir sisi-sisi permukaan palu sebelum digunakan.

a b

c d

20

Gambar 1.29 Berbagai jenis palu lunak. a) palu kayu; b) palu karet; c) palu tembaga; d) palu

plastic.

7. Tap dan Snai

Tap dan snai adalah alat yang digunakan untuk membuat ulir. Tap

digunakan untuk membuat ulir dalam sadangkan snai digunakan untuk

membuat ulir luar.

Gambar 1.30 Tap dan Snai. Kiri; tap. Kanan; snai

Tap terdiri dari 3 bagian yaitu tap pembentuk (tap 1), tap menengah

(tap 2), dan tap akhir (tap 3). Pembuatan ulir dengan menggunakan tap

adalah terlebih dahulu melubangi benda kerja dengan bor dengan ukuran

yang tepat. Lubang pengeboran yang terlalu kecil akan mengakibatkan

kerusakan pada alat tap selama proses penguliran. Sebaliknya lubang bor

yang terlalu besar akan menghasilkan pembuatan bentuk ulir dalam yang

tidak sempurna.

Agar menghasilkan ulir yang sempurna, tap dipakai secara berurutan

pada pembuatan ulirnya. Tahap awal pembentukan ulir kasar gunakan tap

pembentuk, pembentukkan ukuran dan bentuk ulir dengan tap menengah,

kemudian untuk menyempurnakan ukuran dan bentuk ulir dengan

menggunakan tap akhir.

21

B. Alat-alat ukur

Alat ukur (measuring tool) merupakan suatu alat untuk mengetahui besaran

baik itu besaran, ukuran atau dimensi dan kondisi fisik suatu komponen. Sacara

umum alat ukur yang sering digunakan terdiri atas alat ukur mekanik dan alat

ukur listrik.

1. Alat Ukur Mekanik

Alat ukur mekanik adalah alat ukur yang biasanya digunakan untuk

mengetahui ukuran atau dimensi dan kondisi fisik suatu komponen seperti

panjang, lebar, tinggi, kerataan, dan sebagainya. Dalam penggunaannya

pembacaan hasil pengukuran dengan alat ukur mekanik dapat langsung dibaca

pada skala alat ukurnya atau dengan bantuan alat ukur lain yang memiliki skalau

ukur. Adapun alat ukur mekanik diantaranya adalah:

a. Mistar Baja

Mistar baja digunakan di bengkel untuk panjang, lebar atau tebal

suatu benda. Mistar baja juga bisa dipakai menggantikan straight edge

untuk memeriksa kerataan, misalnya kerataan kepala silindermotor/mobil.

Permukaan dan bagian sisi rata mistar baja terdapat guratan-guratan

sebagai sisi ukur. Untuk ukuran metrik : 1 cm dibagi dalam 10 bagian atau

20 bagian yang sama, sedangkanpada ukuran inchi/ dim, 1 inchi dibagi

menjadi 16 atau 32 bagian sehingga berjarak 1/8”, 1/16”, 1/32”. Selain

mistar baja, di bengkel juga sering digunakan mistar gulung untuk

mengukur bagian yang cembung, menyudut, cekung dan benda-benda

yang panjang dan tak bisa diukur dengan mistar baja.

22

Gambar 1.31 Mistar baja

b. Straight Edge

Straight edge merupakan alat ukur untuk mengukur kerataan atau

kebengkokan permukaan dari suatu komponen. Bentuk straight edge

tampak seperti mistar baja, tetapi tidak terdapat skala ukuran pada

permukaannya serta lebih tebal. Dalam bidang otomotif, straight edge

digunakan misalnya untuk mengukur kerataan permukaan blok silinder

dan kepala silinder sepeda motor atau mobil. Untuk mengetahui kerataan

dan keausan dari plat penekan, masukkan feeler gauge ukuran tertentu di

antara permukaan plat dan straight edge .

Gambar 1.32 Straight edge

c. Kunci Momen

Kunci momen (torgue wrench) digunakan untuk mengukur gaya

punter pada baut dan mur agar mencapai momen kekencangan tertentu.

Jenis kunci momen yang ada terdiri atas model deflecting beam (batang

23

jarum), model dial indicator, dan model setting micrometer. Kunci momen

model deflecting beam, menunjukkan besar ukuran momen kekencangan

oleh sebuah batang penunjuk. Batang oenunjuk akan bergerak dan

menunjuk pada skala tertentu seiring dengan besarnya momen

pengencangan yang dilakukan. Pada model lain, momen kekencangan

yang diinginkan dapat diatur dengan cara menyetel ukuran kekencangan

(setting micrometer) pada tangkai kunci momen. Kunci shock dengan

ukuran tertentu mengencangkan baut atau mur.

Gambar 1.33 Kunci momen

Agar kunci momen dapat digunakan sesuai fungsinya, pada tahap

awal pengerasan sebuah baut atau mur gunakanlah kunci biasa seperti

kunci ring, pas atau shock. Kunci momen hanya dipakai pada pengerasan

akhir serta mengetahui besarnya momen kekencangan yang diharapkan

sesuai spesifikasi kekencangan baut atau mur. Contoh penggunaan kunci

momen misalnya pada penyetelan baut kepala silinder dan baut-baut

pada unit differensial (pada mobil). Penyetelan momen kekencangan

baut/mur yang baik dilakukan secara bertahap sampai diperoleh momen

kekencangan yang sesuai.

Cara menggunakan kunci momen adalah kepala kunci momen

ditahan agar kunci shock tetap pada posisi yang benar sambil menarik

gagang kunci momen searah jarum jam.

24

Setiap kunci momemn memiliki momen maksimum (maximum

torque), yang merupakan batas tertinggi kekencangan yang dapat diukur

oleh kunci momen. Agar penggunaannya sesuai dengan fungsinya dan

supaya alat ini tetap awet, gunakan kunci momen dengan ukuran

kekencangan di bawah batas maksimum momen kekencangannya. Untuk

ukuran kekencangan baut atau mur yang lebih besar, mekanik dapat

menggunakan kunci momen lain dengan momen maksimum lebih besar.

Gambar 1.34 Penggunaan Kunci momen

d. Micrometer

Micrometer adalah alat ukur untuk mengukur diameter (dalam/luar)

maupun kedalaman lubang dangan tingkat akurasi bisa mencapai 3

(empat) angka di belakang koma (0,001 mm). Micrometer terbagi dalam 3

(tiga) jenis, yaitu:

- outside micrometer, digunakan untuk mengukur diameter luar

sepperti pada piston, pin, poros engkol, dll.

Konstruksi micrometer luar secara umum sama, tetapi untuk setiap

jenisnya dilengkapi dengan perangkat tambahan yang membantu

menunjukkan tingkat ketelitian pengukuran alatnya. Tingkat

ketelitian micrometer luar bervariasi, yaitu 1/100 mm (0,01 mm)

dan 1/1000 mm (0,001 mm).

25

Gambar 1.35 Outside Micrometer

Pembacaan hasil pengukuran dilakukan dengan memperhatikan

penunjukan antara skala pada tabung ukur dengan skala nonius pada

tabung putar yang segaris dengan skala tabung ukur.

- Mikrometer Dalam (Inside Micrometer), digunakan untuk

mengukur diameter dalam misalnya pada silinder, tromol rem dll.

Inside Mikrometer terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu micrometer dalam

dengan dua titik dan mikrometer dalam pengukur tiga titik. Tingkat

ketelitian mikrometer dalam pengukur dua titik adalah sampai 0,01

mm sedangkan mikrometer dalam pengukur tiga titik memiliki

tingkat ketelitian sampai dengan 0,005 mm.

Jika diperhatikan, konstruksi mikrometer dalam pengukur dua titik

tampak seperti mikrometer dalam tanpa rangka. Tingkat

pengukuran sebuah mikrometer dalam pengukur dua titik ialah 25

mm. Bila disambungkan dengan alat bantu tongkat ukuran tertentu

dalam dapat diperoleh batas ukur sampai 1500 mm.

26

Gambar 1.36 inside micrometer

- Mikrometer Kedalaman (Micrometer depth Gauge),

digunakan untuk mengukur kedalaman lubang. Agar diperoleh hasil

pengukuran yang tepat, ujung ukur harus menyentuh bagian

terdalam lubang yang diukur. Landasan micrometer ini harus tepat

berada pada permukaan lubang komponen. Gambar berikut

memperlihatkan konstruksi mikrometer kedalaman.

Gambar 1.37 Micrometer pengukur kedalaman

Prinsip Pengukuran dan Pembacaan Hasil Pengukuran Mikrometer.

Pada bagian tabung ukur maupun tabung putar terdapat garis-garis dan

angka yang berfungsi membantu pembacaan ukuran pengukuran. Skala

tetap pada bagian tabung ukur (outer Sleeve) memiliki pembagian dalam

ukuran milimeter (mm). Jarak antara masing-masing garis sebesar 1 mm.

27

Di antara jarak tiap mm terdapat gurat ukur sebesar 0,5 mm. Garis 1 mm

terdapat pada bagian atas sedangkan garis 0,5 mm diletakkan di tengah

bawah antara gurat (strip) bawah skala milimeter. Jumlah garis dan angka

pengukuran pada tabung putar dibagi dalam 50 bagian yang sama.

Prinsip pengukuran mikrometer adalah inner sleeve bergerak dan

memutarkan spindle melalui ulirnya. Jadi, jika inner sleeve bergerak satu

kali, spindle bergerak sebanyak satu ulir. Jarak ulir inner sleeve ialah 0,5

mm sehingga apabila tabung putar (thimble) diputar satu kal, maka poros

geser atau landasan (spindel) akan bergerak sejauh 0,5 mm.

Di sekeliling tabung putar terdapat skala ukur yang terbagi dalam

50 bagian (50 gurat ukur), maka satu bagian gurat ukur pada tabung

putar (thimlbe) jaraknya 0,5 mm : 50 bagian = 0,01 mm. Jadi, besarnya

nilai skala pada tabung putar adalah 0,01 mm. Jika tabung putar bergerak

satu kali, landasan bergerak sebanyak satu gurat garis). Landasan

bergerak satu gurat (garis) dari tabung putar yang berarti telah bergerak

sebesar 0,01 mm (0,5 x 1/50).

Hasil pengukuran pada mikrometer diketahui dari penunjukan

ukuran skala ukur pada tabung ukur dan tabung putar. Perhatikan contoh

pembacaan di bawah ini :

Gambar 1.37a Pembacaan hasil pengukuran pada mikrometer

e. Vernier Caliper/ sketmat/ Jangka Sorong

Vernier caliper atau sketmat merupakan alat ukur yang dapat

digunakan untuk mengukur diameter (luar dan dalam) dan/atau

kedalaman lubang. Vernier caliper mempunyai 2 skala pengukuran, yaitu

skala utama dan skala vernier atau skala nonius.

28

Berdasarkan konstruksinya, jangka sorong dapat dibedakan seperti

jangka sorong universal, jangka sorong dengan ujung yang dapat

berputar, jangka sorong pengukur ketinggian, jangka sorong penukur

kedalaman, jangka sorong pengukur jarak sumbu dll. Tingkat ketelitian

jangka sorong yang ada adalah 0,1 mm, 0,05 mm, dan 0,02 mm.

gambar 1.38 Vernier caliper (universal vernier Caliper)

Gambar 1.39 Vernier Caliper pengukur ketinggian

29

Gambar 1.40 Vernier Caliper pengukur kedalaman

Metode pengukuran jangka sorong menggunakan skala utama dan

skala vernier (skala nonius). Skala vernier digunakan untuk mengukur

jarak kecil dengan cara mencari perbedaan antara dua tanda. Metode ini

disebut pengukuran vernier. Untuk menentukan hasil pengukuran tetap

harus memperhatikan pembacaan dua skala tersebut. Di bawah ini

gambar skala ukur pada jangka sorong.

Gambar 1.41 Skala ukur Vernier caliper dengan ketelitian 0,1 mm

Dari gambar di atas, hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka

sorong ketelitian 0,1 mm adalah sebagai berikut :

1. skala utama : 19 mm x 1 = 19 mm

2. Skala vernier : 6 x 0,1 mm = 0,6 mm +

Hasil Pengukuran = 19,6 mm

f. Dial Indicator

Dial indikator digunakan untuk mengukur atau memeriksa karataan,

kesejajaran, kebundaran, kehalusan, kebengkokan, kelurusan, dan

ketirusan dari suatu benda. Dial indicator dapat melakukan pengukuran

dengan ketelitian hingga mencapai 0,0005 mm.

30

Gambar 1.42 Dial indikator

Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada gambar di

atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat

penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan

baut penjepit. Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0

agar lurus dengan penunjuk. Penghitung putaran ukur jam berfungsi

menghitung jumlah putaran penunjuk. Ukuran yang dapat dibaca oleh

sebuah dial indikator ditentukan oleh besar garis tengahnya, kemampuan

putaran, dan jarak pembagian garis ukuran. Pada dial indikator jarak garis

ukurannya berbeda-beda seperti 0,0005mm, 0,002mm, dan 0,001mm.

Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah

keadaan permukaan benda yang akan diukur harus bersih, posisi spindel

dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan komponen yang

diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.

Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah

sebagai berikut:

- benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi

diam.

31

- Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi

diam.

- Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.

Gambar 1.42a salah satu bentuk penggunaan dial indikator untuk mengukur kebengkokan

poros engkol sepeda motor

g. Cylinder Bore Gauge

Cylinder bore gauge termasuk dalam jenis alat ukur yang

menggunakan jam ukur (dial gauge). Dalam pengukuran komponen-

komponen otomotif, alat ini biasanya digunakan untuk mengukur

32

diameter silinder dan komponen lain secara teliti. Diameter daerah

pengukuran yang dapat dijangkau oleh cylinder bore gauge berkisar

antara 50 mm sampai dengan 300 mm.

Gambar 1.43 Cylinder bore gauge

Seperti terlihat pada gambar di atas konstruksi alat ini terdiri dari

sebuah jam ukur dan pada ujung lain terdapar runcing pengukur

(measuring point). Adapun komponen lain adalah cincin pengganti

(replacement washer) dan batang pengganti (replacement rod). Kedua

kompenen ini baik cincin pengganti maupun batang pengganti tealah

memiliki spesifikasi ukuran tertentu. Oleh karana itu, kejelian dalam

memilih spesifikasi ukuran kedua komponen ini sangat membantu dan

mempermudah kita dalam melakukan pengukuran itu sendiri.

Contoh penggunaan cylinder bore gauge adalah dalam pengukuran

diameter silinder. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah

mengukur diameter silinder dengan jangka sorong (vernier caliper)

untuk mengetahui ukuran dari silinder dan untuk pemilihan spesifikasi

cincin pengganti dan batang pengganti. Selanjutnya, lihat angka di

belakang koma jangka sorong apakah lebih besar atau lebih kecil dari

0,5 mm. Misalnya setelah dilakukan pengukuran hasil akhir

pengukurannya diketahui diameter silinder adalah 52,86 mm, maka

33

pilihan untuk batang pengganti adalah spesifikasi 50 mm, sedangkan

cincin pengganti adalah 3 mm. Bila hasil pengukuran dengan jangka

sorong dalam pengukuran ini adalah 52,22 mm maka alternative

pilihan batang pengganti adalah ukuran 50 mm dan cincin pengganti 2

mm.

Tetapi, bila setelah pemilihan hasil pengukuran pertama dari cincin

pengganti 3 mm dan batang pengganti 50 mm, maka langkah

selanjutnya adalah kalibrasi cylinder bore gauge dengan menggunakan

micrometer luar (outside micrometer). Caranya adalah micrometer luar

diset pada ukuran 52,86 mm. Tempatkan batang pengganti dan

runcing pengukur ke dalam micrometer luar tersebut dan dial gauge

alat ini diset pada nol ke jarum penunjukannya.

Gambar 1.44 Penggunaan Cylinder bore gauge pada silinder

Seperti terlihat pada gambar di atas, cylinder bore gauge dimasukkan

ke dalam silinder yang hendak di ukur, gerakkan cylinder bore gauge

secara perlahan-lahan sampai diperoleh hasil angka pengukuran

terkecil. Misalnya diperoleh angka pengukuran terkecil 0,03 mm, hal ini

berarti diameter silinder yang diukur tersebut 0,03 lebih kecil dari

34

52,86 mm. Dengan demikian, hasil pengukuran adalah 52,83 mm

(52,86 – 0,03 mm).

h. Feeler Gauge

Feeler gauge atau lidah ukur sering dipakai untuk mengukur celah

yang sulit dijangkau oleh alat ukur lainnya, misalnya celah katup, celah

bantalan, celah samping ring piston, dsb. Feeler gauge sering juga disebut

dengan thicknes gauge. Alat ini terdiri dari beberapa lembaran baja tipis

yang memiliki presisi ukuran sampai 0,01 mm. Umumnya thicknes gauge

memiliki ketebalan antara 0,03 mm sampai 1,00 mm.

Gambar 1.45 feeler Gauge

Cara menggunaka feeler gauge sangat mudah, yaitu dengan

menyisipkan bilah atau lembar feeler gauge ukuran tertentu di antara dua

komponen yang akan diukur. Bila feeler gauge terasa mudah masuk dan

keluar, hal tersebut menunjukkan bahwa ukuran celah tersebut masih

belum sesuai.

Gantilah ukuran feeler gauge dengan lembaran yang berbeda

hingga dirasakan ukuran adanya hambatan berupa gesekan antara lembar

feeler gauge dengan sisi komponen yang diukur saat ditarik keluar.

35

Ukuran tebal feeler gauge sama dengan besar celah di antara dua

komponen tersebut.

i. Screw Picth Gauge

Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jarak ulir baut. Sama

seperti feeler gauge, satu set alat ini terdiri dari beberapa bilah dengan

bentuk yang berbeda. Ukuran setiap bilah tercantm pada tiap bilahnya.

Gambar 1.46 screw pitch gauge dan penggunaannya

j. Hidrometer

Hydrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis

elektrolit dalam aki. Ketika aki digunakan untuk starter, lampu, dan

sebagainya, terjadi reaksi pengosongan atau baterai mengeluarkan

arus listrik yang menyebabkan asam sulfat (H2So4) sedikit demi sedikit

36

berubah menjadi H2O. Akibatnya berat jenis turun karena konsentrasi

elektrolitnya berkurang. Bentuk sebuah hidrometer lengkap dengan

pengukur aero dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.47 Hidrometer

Untuk mengukur berat jenis baterai, masukkan hidrometer ke

dalam sel baterai, lalu hisaplah elektrolit ke dalam tabung gelas

hidrometer sampai pelampung tidak menyentuh tabung gelas. Bacalah

hasil berat jenis elektorlit setinggi mata.

37

Gambar 1.48 Pengukuran berat jenis aki

Berat jenis elektrolit yang diijinkan untuk aki antara 1,220 – 1,229. bila

aki dalam keadaan isi penuh, berat jenisnya harus 1,26 sampai 1,28 pada

suhu 20°C. Jika ditemukan berat jenis elektrolit dari hasil pengukuran

kurang dari 1,220, maka hal yang perlu dilakukan adalah aki perlu diisi

atau di-charge sampai penuh. Namun bila berat jenis aki melebihi batas

maksimum atau di atas 1,290 maka tambahkan air suling untuk

menurunkan berat jenis aki sampai kondisi normal.

k. Pengukur Tekanan kompresi Compression Tester)

Untuk mengukur tekanan kompresi piston digunakan Compression

tester. Alat ini dibedakan menjadi pengukur tekanan kompresi untuk

motor bensin dan pengukur tekanan kompresi motor diesel. Manometer

pada alat ini berfungsi untuk menunjukkan besar tekanan kompresi

silinder ketika dilakukan pengukuran.

38

Gambar 1.49 Compression Tester

Di dalam manometer terdapat jarum penunjuk dan skala tekanan

kompresi dalam beberapa satuan ukuran. Gambar model alat pengukur

tekanan kompresi ddan cara penggunaan dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 1.50 Pengukuran tekanan kompresi

Prosedur pengukuran tekanan kompresi adalah sebagai berikut :

- Lepaskan busi dari rumahnya, masukkan ujung slang compression

tester pada rumah busi

- Starter mesin beberapa saat sampai mesin berputar 200 rpm, lalu

baca besar tekanan kompresi pada manometer

- Tekanan kompresi yang rendah menunjukkan ring piston yang aus,

kebocoran pada packing, dan penyetelan celah katup yang terlalu

renggang.

39

2. Alat Ukur Elektrik

Alat ukur listrik adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur besaran

listrik seperti tegangan (V), Arus (I), tahanan (Ω) dan daya (W). alat ukur listrik

yang biasa digunakan pada bengkel otomotif adalah multimeter/ Avometer

(Ampere-Volt-Ohm meter).

a. Ampreremeter

Gambar 1.51 Amperemeter

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar arus

listrik pada jaringan atau instalasi kelistrikan. Pemakaian amperemeter

40

yang benar adalah dihubungkan secara seri dengan rangkaian yang

hendak diukur arusnya.

Gambar 1.52 Penggunaan Amperemeter

Tahanan dalam amperemeter sangat kecil sehingga apabila

dihubungkan secara paralel pada pengukuran arus listrik akan terjadi

hubungan singkat yang mengakibatkan rrusaknya amperemeter.

Sebagai contoh lihat gambar 1.52, amperemeter, amperemeter

akan digunakan untuk mengukur kuat arus aki sebuah sepeda motor.

Tidak dibenarkan menghubungkan langsung terminal positif aki dengan

salah satu kabel terminal amperemeter dan menghubungkan kabel

terminal amperemeter lain dengan terminal negatif aki (dihubungkan

secara paralel). Penyambungan secara langsung ini akan mengakibatkan

terjadinya hubungan singkat yang menyebabkan kerusakan pada

amperemeter.

Jika hendak mengukur arus aki, terlebih dahulu harus memeriksa

rangkaian listrik sepeda motor seperti sistem penerangan, klakson, dan

sebagainya yang menggunakan aki sebagai sumber arus, baru kemudian

dapat diukur arus baterai yang dipakai untuk sistem penerangan itu.

Penggunaan amperemeter yang benar adalah dengan menghubungkan

terminal negatif amperemeter pada kabel arus positif aki. Kemudian

41

hubungkan terminal positif amperemeter dengan kabel sistem

penerangan.

b. Voltmeter

Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar

tegangan listrik yang mengalir dalam sebuah rangkaian listrik pada

sebuah sumber arus seperti aki, generator, alternator, dan sebagainya.

Berbeda dengan amperemeter yang dihubungkan secara seri,

penggunaan voltmeter dilakukan dengan menghubungkan secara paralel

terhadap kedua ujung rangkaiannya. Terminal positif voltmeter

dihubungkan dengan sumber arus listrik, sedangkan terminal negative

dihubungkan dengan massa atau terminal negative.

Gambar 1.53 Voltmeter

42

Gambar 1.54 Penggunaan Voltmeter

Pada contoh pengukuran seperti pada gambar di atas, untuk

mengetahui besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian sistem

penerangan maka prosedur pengukurannya dengan menghubungkan

kabel terminal positif voltmeter pada kabel arus sistem penerangan.

Sedangkan kabel negatif voltmeter dihubungkan dengan massa atau

terminal negatif aki.

c. Ohm-meter

Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan atau tahanan suatu

komponen. Pengukuran hambatan ini dilakukan pada saat mesin mati,

dalam keadaan tanpa arus listrik, atau sumber arus listriknya telah

diputuskan.

Gambar 1.55 Ohmmeter

Pemakaian ohmmeter yang lama akan membuat baterainya menjadi

lemah dan mengakibatkan pembacaan pengukuran menjadi tidak tepat.

Sebab itu, ketika dipakai untuk mengukur tahanan suatu rangkaian

komponen listrik atau lainnya, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi

ohmmeter.

43

Penggunaan ohmmeter untuk pemeriksaan tahanan system kelistrikan

otomotif cukup banyak, seperti mengukur tahanan kabel tegangan tinggi,

tahanan lilitan dalam alternator, tahanan resistor pada system pengapian

konvensional (pada mbil), dsb.

Gambar 1.56 salah satu penggunaan ohmmeter

Misalnya pengukuran resistor pada koil pengapian. Selector tahanan

alat ohmmeter diarahkan pada nilai tahanan yang sesuai, kemudian

hubungkan terminal positif dan negative ohmmeter pada kedua ujung

resistor. Bacalah nilai tahanan resistor hasil pengukuran dan sesuaikan

dengan spesifikasi pabrik.

d. Multimeter (AVO)

44

Gambar 1.57 Multimeter

Multitester atau multimeter sering juga disebut AVO meter yang

dimana AVO ini merupakan singkatan dari Ampere-Volt-Ohm. Avo

meter adalah alat uku yang berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik,

tegangan dan tahanan rangkaian kelistrikan, dan hubungan singkat

komponen system kelistrikan. Terdapat dua jenis multimeter, yaitu

jenis digital yang penunjukan hasil pengukurannya langsung dengan

angka-angka, dan multimeter analog yang menggunakan jarum

penunjuk sebagai penunjuk hasil pengukuran. Multimeter merupakan

alat yang peka terhadap medan magnet. Dengan demikian, multimeter

tidak boleh disimpan dalam suatu lapangan magnit yang kuat sebab

dapat mengurasingi sensitivitas alat ukur. Baterai yang telah habis

yang dibiarkan tinggal dalam alat multimeter dapat menyebabkan

masuknya elektrolit ke dalam komponen sehingga menyebabkan

kerusakan.

Gambar 1.58 multimeter digital

45

Gambar 1.59 Multimeter Analog

Ketika hendak menggunakan multimeter terlebih dahulu selector

diarahkan pada pilihan jenis pengukuran yang akan dilakukan misalnya

tahanan (Ω), arus (A), voltase (V) dan sesuaikan dengan pilihan range

nilai pengukuran tiap-tiap jenispengukuran misalnya 25 V, 50 V, 250

mA, X1 Ω, X10 Ω, lalu kalibrasi agar alat penunjukan ukuran hasil

pengukuran dengan tepat. Selanjutnya pembacaan hasil pengukuran

pada skala ukur disesuaikan dengan pilihan pengukuran yang

diarahkan selector.

C. Alat-alat khusus

Pemilihan alat dalam servis kendaraan sebaiknya disesuaikan dengan tingkat

kesulitan kerja. Seorang mekanik akan menggunakan alat-alat tangan (basic hand tools)

pada pekerjaan yang relatif mudah dikerjakan, sedangkan menghadapi pekerjaan yang

sukar, mekanik dapat menggunakan alat-alat khusus yang disebut special service tool

(SST). Dengan menggunakan SST, pekerjaan servis kendaraan di bengkel dapat

diselesaikan dengan cepat, tepat, dan efisieen tanpa merusak bagian-bagian yang

46

dikerjakan. Pemilihan SST dalam kerja servis kendaraan di bengkel sagat ditentukan oleh

jenis kendaraan dan model serta spesifikasi kendaraannya. Jenis pekerjaan yang

dimaksudkan adalah pekerjaan pembongkaran, pekerjaan perakitan, penyetelan, dan

sebagainya.

Alat Pembongkar

Alat pembongkar (remover) adalah alat khusus (SST) yang dipakai untuk melepas

atau membongkar komponen seperti bearing, sil oli (oil seal), bushing, dan sebagainya.

Contoh SST pembongkar adalah bearing remover, puller, bearing separator, dan

sebagainya. Sedangkan replacer adalah alat yang dipakai untuk memasang atau

mengganti. Kedua kategori alat tersebut dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan

ukuran bagian yang akan dikerjakan.

1. Bearing Splitter

Bearing Splitter adalah puller khusus yang didesain untuk melepas bantalan yang

berada pada posisi tidak dapat dijangkau oleh kaki puler biasa. Bantalan ini dapat dilepas

dengan cara bearing spliter dipasang sedemikian rupa hingga memisahkan bantalan ini.

Keraskan baut pengikat bearing spliter hingga mendesak bantalan lepas dari tempatnya.

2. Puler Perapat Oli (Oil Seal Puller)

Puller jenis ini berfungsi melepas perapat oli pada transmisi, poros belakang (pada

kendaraan roda empat) dsb. Kaki (jaw) puller jenis ini dibuat dengan bentuk

khusus untuk dapat menegeluarkan perapat oli (oil seal) yang dipasangkan. Puller

dimasukkan pada tempat pemasangan perapat oli, atau kaki (jaw) puller pada

posisi yang benar, kemudian lepas perapat oli.

3. Puller Bantalan (Bearing Puller)

47

Terlebih dahulu kaki puler dipasangkan pada sisi-sisi roda gigi. Putarlah baut

penekan yang ujungnya telah dipasangkan tepat di tengah roda gigi sampai

bentalan terlepas dari poros cam.

4. Universal Puller

Universal puller atau tracker poros roda belakang dan tromol dipakai untuk

pekerjaan umum seperti melapas tromol roda depan (pada kendaraan roda empat)

dan sebagainya.

5. Kunci Khusus

Selain kunci umum seperti kunci pas, ring, shock, terdapat beberapa kunci yang

dibuat khusus untuk mengencangkan /membuka mur/baut dengan bentuk khusus.

Bentuk kunci khusus ini agak berbeda dengan kunci-kunci biasa lainnya. Jenis-

jenis kunci khusus (wrench) ada bermacam-macam dengan fungsi yang berbeda-

beda pula. Torque wrench atau kunci momen untuk mengencangkan baut atau

mur pada momen.

6. Punch

Punch biasanya dipakai untuk menandai suatu kmponen. Fungsi punch dapat

langsung diketahui dari bentuk ujungnya. Macam-macam punch dengan

fungsinya :

a. Punch Pena (pin punch), digunakan untuk membuka atau memasang pin.

b. Punch dengan unjung runcingn (long tapered punch) digunakan untuk

menggaris permukaan benda kerja, misalnya permukaan plat baja yang

akan dipotong.

c. Solid Punch digunakan untuk mendorong keluar komponen dari

tempatnya. Banyak digunakan pada pembongkaran komponen transmisi.

d. Center punch, digunakan untuk membuat titik guna mempermudah

pengerjaan oengeboran. Penandaan dengan center punch dimaksudkan

agar posisi mata bor pada saat awal pengeboran tidak melenceng dan tetap

berada pada posisi tengah (center) komponen yang akan dilubangi.

48

II

PEMELIHARAAN PERALATAN BENGKEL

A. Tujuan

1) Peserta diklat dapat menjelaskan jenis-jenis pemeliharaan peralatan

2) Peserta diklat dapat menjelaskan tujuan pemeliharaan rutin.

3) Peserta diklat dapat menjelaskan sistem pemeliharaan rutin

4) Peserta diklat dapat menjelaskan rambu-rambu pemeliharaan peralatan

Pendahuluan

Pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar

untuk menjaga agar suatu peralatan selalu dalam keadaan siap pakai atau

tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi peralatan tersebut dapat

bekerja kembali. Secara garis besar pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu : pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana.

B. Pemeliharaan Terencana (planned maintenance)

Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan

diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan

di waktu yang akan datang.

Dalam pemeliharaan terencana terdapat unsur pengendalian dan unsur

pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari sistem manajemen

pemeliharaan yang terdiri atas pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif,

dan pemeliharaan korektif.

Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu

tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria

yang dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi

kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang

49

dilakukan dalam pemeliharaan preventif adalah : mengecek, melihat, menyetel,

mengkalibrasi, melumasi, dan pekerjaan lain yang bukan penggantian suku

cadang berat. Pemeliharaan preventif membantu agar peralatan dapat bekerja

dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik pembuatnya.

Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan preventif dilakukan

secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari

pekerjaan pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik pembuat alat

tersebut. Apabila pemeliharaan preventif dikelola dengan baik maka akan dapat

memberikan informasi tentang kapan mesin atau alat akan diganti sebagian

komponennya.

Proses peralihan dari pemeliharaan yang bersifat kadang-kadang dan

sembarangan atau bahkan tidak ada pemeliharaan sama sekali menuju kepada

pemeliharaan terencana yang dengan sengaja melakukan pemeliharaan secara

rutin memerlukan waktu, tenaga, dan pekerjaan tambahan di luar pekerjaan

biasanya. Namun berdasarkan pengalaman, hal tersebut akan terjadi pada awal

pekerjaan saja dan selanjutnya apabila sistem tersebut telah berjalan, maka

akan lebih mudah dalam menangani pemeliharaan setiap peralatan sehingga

diharapkan dapat memiliki efisiensi yang tinggi.

B. Pemeliharaan tak terencana

Pemeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara

tiba-tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera digunakan. Seringkali

terjadi bahwa peralatan baru digunakan sampai rusak tanpa ada perawatan yang

berarti, baru kemudian dilakukan perbaikan apabila akan digunakan. Dalam

manajemen system pemeliharaan, cara tersebut dikenal dengan pemeliharaan

tak terencana atau darurat (emergency maintenance).

Pada umumnya metode yang digunakan dalam penerapan pemeliharaan adalah

metode darurat dan tak terencana. Metode tersebut membiarkan kerusakan alat

yang terjadi tanpa atau dengan sengaja sehingga untuk menggunakan kembali

peralatan tersebut harus dilakukan perbaikan atau reparasi. Pemeliharaan tak

50

terencana jelas akan mengganggu proses produksi dan biasanya biaya yang

dikeluarkan untuk perbaikan jauh lebih banyak disbanding dengan pemeliharaan

rutin.

C. Tujuan Pemeliharaan Rutin

Dalam setiap tindakan pemeliharaan, tujuan pokoknya adalah untuk

mencegah terjadinya kerusakan peralatan dan mencegah adanya perubahan

fungsi alat serta mengoptimalkan usia pakai peralatan. Reliabilitas alat dan

kinerja yang baik hanya dapat dicapai dengan melakukan program pemeliharaan

yang terencana. Selain untuk alasan reliabilitas dan kinerja alat, program

pemeliharaan terencana juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu dalam hal

efisiensi keuangan, perencanaan, standardisasi, keamanan kerja dan semangat

kerja.

Pada aspek keuangan sudah jelas bahwa kerusakan yang terlalu cepat pada

peralatan akan mengakibatkan pengeluaran yang tidak terencana. Hal tersebut

juga akan berakibat terhadap perencanaan fasilitas lainnya tidak mungkin dapat

berjalan tanpa didukung peralatan yang bekerja secara efisien.

Apabila peralatan dioperasikan hingga mendekati rusak atau bahkan rusak sama

sekali tanpa adanya pemeliharaan, maka mungkin saja dapat membahayakan

dan mencelakakan.

Banyak kerugian yang timbul akibat kecelakaan, bukan hanya manusia, tetapi

hilangnya waktu, tenaga dan biaya. Rendahnya tingkat pemeliharaan dan

tingginya resiko kecelakaan berakibat kurang bergairahnya orang lain untuk

melanjutkan pekerjaan dan akan menurunkan produktivitas kerja.

Secara garis besar terdapat empat tujuan pokok pemeliharaan preventif yaitu :

1. Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut sangat penting

terutama apabila dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli

satu peralatan jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan

memelihara sebagian dari peralatan tersebut. Walaupun disadari

51

bahwa kadangkadang untuk jenis barang tertentu membeli dapat

lebih murah apabila alat yang akan dirawat sudah sedemikian

rusak.

2. Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal untuk mendukung

kegiatan kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil yang

optimal pula

3. Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama

dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam

kebakaran dan penyelamat.

4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan

tersebut.

D. Sistem Pemeliharaan Rutin

Untuk memenuhi prosedur pemeliharaan baku, harus disiapkan data

pemeliharaan dan mulai dengan pertanyaan sederhana yaitu : peralatan apa

yang akan dirawat ? dimana lokasi penyimpanan alat ? bagaimana merawatnya ?

dan kapan akan dirawat ?

1. Peralatan yang perlu pemeliharaan

Sebelum sistem pemeliharaan terencana diterapkan, harus diketahui peralatan

apa saja yang sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk itu, pekerjaan dapat

dimulai dengan suatu daftar inventaris yang lengkap untuk menjawab

pertanyaan di atas. Hal tersebut merupakan persyaratan utama dan layak

dijadikan sebagai tugas pertama untuk menyusun system pemeliharaan yang

baik. Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan sangat berguna

untuk sistem pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris peralatan

tersebut dikelompokkan menjadi sejumlah kelompok yang sesuai dengan

jenisnya.

52

Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service

tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya.

2. Lokasi penyimpanan alat

Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan pengelompokannya

sehingga memudahkan dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi

pemindahan alat hendaknya bersifat sementara dan setelah selesai digunakan

dapat dikembalikan pada tempat semula. Penyimpanan alat dan perkakas dapat

dilakukan pada : panel alat, ruang gudang, ruang pusat penyimpanan, dan kit

alat-alat.

(1) Panel alat (tool panel)

Banyak pekerja yang lebih senang menggunakan panel alat untuk menyimpan

dan meletakkan alat-alat. Pada umumnya yang diletakkan pada panel alat adalah

sekelompok alat sejenis tetapi yang berbeda ukurannya misal obeng atau tang

dari berbagai ukuran. Dengan panel alat tersebut petugas peminjaman alat lebih

mudah mengontrolnya. Panel alat dapat diatur letaknya menurut keseringan

penggunaan yang disusun dalam rentangan warna yang kontras atau dalam

warna-warna kombinasi yang serasi.

(2) Ruang gudang alat

Kadang-kadang tidak cukup dinding untuk meletakkan panel alat tersebut.

Disamping itu penggunaan panel alat juga tidak sesuai dengan sifat alat karena

ada alat yang tidak baik untuk disimpan di udara terbuka. Untuk menyimpan alat

yang mempunyai sifat demikian diperlukan almari kecil atau ruangan

penyimpanan.

(3) Ruang pusat penyimpanan

Cara lain untuk menyimpan alat dan perkakas adalah menggunakan ruang pusat

penyimpanan alat dan perkakas. Ruangan tersebut dapat digunakan untuk

53

menyimpan berbagai alat untuk keperluan semua jenis alat yang ada.

Penyimpanan dengan cara ini lebih baik karena petugas peminjaman alat dapat

dengan mudah mengadakan pengawasan.

Kelemahannya ruang pusat tersebut tidak dapat dekat dengan semua jenis

kegiatan yang memerlukan.

(4) Kit alat-alat

Kit alat-alat didesain untuk pekerja secara individual, berisi sejumlah alat yuang

lengkap untuk suatu kegiatan perbaikan/servis. Kebaikan kit alat alat tersebut

bahwa siapa saja yang membutuhkan dapat dipenuhi dengan segera tanpa harus

memilih jenis-jenis alat yang diperlukan untuk saat itu.

3. Prosedur pemeliharaannya

Pemeliharaan preventif memerlukan suatu daftar seperti halnya pekerjaan rutin,

mencakup : jadwal pemeliharaan peralatan, data hasil pengetesan, peralatan

khusus (apabila diperlukan), keterangan pengisian pelumas, buku petunjuk

pemeliharaan, tingkat pengetahuan pekerja terhadap pekerjaan tersebut.

Untuk memberikan informasi kepada bagian pemeliharaan, maka tiap jadwal

pemeliharaan dibuat pada kartu control atau formulir yang dapat memberi

informasi dengan jelas. Pada setiap jadwal pemeliharaan dituliskan identifikasi

alat dengan nomor sandi, nama alat, nomor pengganti, dan tanggal pemasangan

pertama serta pengerjaan perawatan yang telah dilakukan.

4. Waktu pemeliharaan

Pemeliharaan rutin dilakukan secara periodic dengan selang waktu tertentu

berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Selang waktu hari atau bulanan

dicatat seperti : periodik 1 bulanan = 1 B, 3 bulanan = 3 B, 6 bulanan = 6 B

atau periodik waktu 120.000 jam, 5.000 jam, atau 1.000 jam. Tanggal pekerjaan

54

pemeliharaan dicatat pada papan kontrol yang diletakkan di ruang penaggung

jawab dan pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada lembar data

peralatan.

Informasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang diganti, dan

kinerja peralatan. Dari data yang dicatat tersebut dapat diproyeksikan dan

diramalkan waktu pakai alat, sehingga dapat direncanakan untuk menggantinya

pada saat yang ditentukan.

5. Rambu-rambu Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan peralatan sangat erat kaitannya dengan masalah pemakaian,

perbaikan, dan penyimpanan serta pengadministrasiannya.

a) Perbaikan alat dibedakan antara perbaikan ringan yang dapat dikerjakan

sendiri oleh pekerja dan perbaikan khusus yang harus dilakukan oleh

ahlinya. Peralatan yang diketahui rusak harus dipisahkan dan

ditindaklanjuti.

b) Penyimpanan peralatan berorientasi pada prinsip kebersihan dan prinsip

identifikasi. Kebersihan mencakup persyaratan sifat kering dan tidak

lembab. Rambu-rambu penyimpanan peralatan adalah sebagai berikut :

(1) Peralatan percobaan disimpan menurut jenisnya (alat percobaan

Fisika, Kimia, dsb.)

(2) Peralatan percobaan yang bersifat umum sebagai alat aneka guna

disimpan di tempat khusus yang mudah dan cepat mendapatkannya.

(3) Peralatan yang memerlukan perlindungan dengan lapisan cat atau

pelumas perlu selalu diperiksa fungsi pelapisannya.

(4) Peralatan yang mempersyaratkan kondisi kering harus selalu

diperiksa tentang kelembaban tempat peyimpanannya.

55

(5) Peralatan yang terbuat dari logam, plastik, atau kayu yang pipih dan

relatif panjang disimpan dalam posisi terletak mendatar/tidur untuk

menghindari pelengkungan tetap.

(6) Peralatan yang berbentuk memanjang dan rapuh, dalam mobilitas

pemindahannya harus selalu dibawa dalam posisi tegak.

c) Pemeliharaan dan pencegahan kerusakan dilakukan dengan pemeriksan

secara rutin dengan penjadwalan yang pasti. Dibedakan antara

pemeriksaan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Dengan

pemeriksaan yang rutin dan terus menerus, maka setiap gejala kerusakan

akan segera dapat dideteksi dan ditindaklanjuti.

d) Pengadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah

pengendalian dalam hal pemakaian/penggunaan, penyimpanan,

perbaikan, perawatan dan pengadaan peralatan baru. Pengendalian

pengelolaan dan pengadmistrasian memerlukan perangkat instrument

yang berupa buku, lembar dan kartu, meliputi :

6. Kartu stok ; warna kartu dibedakan untuk masingmasing jenis peralatan

sesuai dengan pengelompokkannya.

7. Buku inventaris ; memuat nomor sandi, nama alat, ukuran, merek/tipe,

produsen, asal tahun, jumlah dan, kondisi

8. Daftar peralatan ; memuat kode, nama alat, dan jumlah alat

9. Buku harian ; digunakan untuk mencatat setiap kejadian yang terjadi

dan yang berkaitan dengan kegiatan di tempat kerja.

10. Label ; memuat kode alat, nama alat, jumlah dan kondisi alat. Label

dipasang di tempat penyimpanan alat.

11. Format permintaan alat

56

E. Rangkuman

1) Secara garis besar pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana. Pemeliharaan

terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk

mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang

akan datang. Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari sistem

manajemen pemeliharaan yang terdiri atas pemeliharaan preventif,

pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif. Pemeliharaan tak

terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara tiba-tiba karena

suatu alat atau peralatan akan segera digunakan. Dalam manajemen sistem

pemeliharaan, cara tersebut dikenal dengan pemeliharaan tak terencana atau

darurat. Pemeliharaan tak terencana jelas akan mengganggu proses produksi

dan biasanya biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan jauh lebih banyak

dibanding dengan pemeliharaan rutin.

2) Secara garis besar terdapat empat tujuan pokok pemeliharaan preventif

yaitu:

a) Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut sangat penting

terutama apabila dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli satu

peralatan jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan memelihara

sebagian dari peralatan tersebut.

b) Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal untuk mendukung

kegiatan kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil yang

optimal pula.

c) Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama

dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam kebakaran

dan penyelamat.

d) Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.

57

3) Sistem pemeliharaan rutin meliputi :

a) Peralatan yang perlu pemeliharaan

Sebelum sistem pemeliharaan terencana diterapkan, pekerjaan dapat dimulai

dengan suatu daftar inventaris yang lengkap. Daftar inventaris yang akurat dan

rinci dari segi teknis akan sangat berguna untuk sistem pemeliharaan terencana.

Selanjutnya daftar inventaris peralatan tersebut dikelompokkan menjadi

sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya.

Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service

tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya.

b) Lokasi penyimpanan alat

Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan pengelompokannya

sehingga memudahkan dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi

pemindahan alat hendaknya bersifat sementara dan setelah selesai digunakan

dapat dikembalikan pada tempat semula. Penyimpanan alat dan perkakas dapat

dilakukan pada : panel alat, ruang gudang, ruang pusat penyimpanan, dan kit

alat-alat.

c) Prosedur pemeliharaannya

Pemeliharaan preventif memerlukan suatu daftar seperti halnya pekerjaan rutin,

mencakup : jadwal pemeliharaan peralatan, data hasil pengetesan, peralatan

khusus (apabila diperlukan), keterangan pengisian pelumas, buku petunjuk

pemeliharaan, tingkat pengetahuan pekerja terhadap pekerjaan tersebut.

d) Waktu pemeliharaan

Pemeliharaan rutin dilakukan secara periodic dengan selang waktu tertentu

berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Tanggal pekerjaan pemeliharaan

dicatat pada papan kontrol yang diletakkan di ruang penaggung jawab dan

pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan.

Informasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang diganti, dan

kinerja peralatan.

58

4) Rambu-rambu Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan peralatan sangat erat kaitannya dengan masalah pemakaian,

perbaikan, dan penyimpanan serta pengadministrasiannya.

a) Perbaikan alat dibedakan antara perbaikan ringan yang dapat dikerjakan

sendiri oleh pekerja dan perbaikan khusus yang harus dilakukan oleh

ahlinya. Peralatan yang diketahui rusak harus dipisahkan dan

ditindaklanjuti.

b) Penyimpanan peralatan berorientasi pada prinsip kebersihan dan prinsip

identifikasi. Kebersihan mencakup persyaratan sifat kering dan tidak

lembab.

c) Pemeliharaan dan pencegahan kerusakan dilakukan dengan pemeriksan

secara rutin dengan penjadwalan yang pasti. Dibedakan antara

pemeriksaan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya.

d) Pengadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah

pengendalian dalam hal pemakaian/penggunaan, penyimpanan,

perbaikan, perawatan dan pengadaan peralatan baru. Pengendalian

pengelolaan dan pengadmistrasian memerlukan perangkat instrument

yang berupa buku, lembar dan kartu.


Recommended