SKRINING FITOKIMIATresna Lestari
SKRINING FITOKIMIAMerupakan langkah awal dalam penelitian mengenai tumbuhan obatMeliputi pemeriksaan golongan alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin dan steroid/triterpenoid
Tujuan Skrining FitokimiaMengetahui golongan senyawa yang terdapat dalam simplisia, ekstrak, fraksi, subfraksi dan isolatMenetukan metode yang akan digunakan dalam mengisolasi senyawa dari simplisiaPencarian senyawa aktif baru, prekursor bagi sintesis obat-obat baru atau prototipe senyawa obat berkeaktifa tertentu yang berasal dari tanaman
AlkaloidBersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada atom nitrogennya Mampu membentuk senyawa kompleks tidak larut dengan logam beratMayer : KI dan HgCl2 putihDragendorff : Bi(NO3)3 jingga-coklat
Beberapa senyawa non alkaloid juga dapat mengendap dengan pereaksi-pereaksi tersebut reaksi positif palsuContoh : protein, kumarin, dllAlkaloid kuaterner tidak dapat diubah menjadi basa dan tetap berada dalam sel (tidak tertarik oleh pelarut) reaksi negatif palsu
Pemeriksaan Alkaloid
Pereaksi MayerPembuatan pereaksi Mayer
Reaksi dengan alkaloid
Pembuatan pereaksi Dragendorff
Reaksi dengan alkaloidPereaksi Dragendorff
FlavonoidPengenalan flavonoid dilakukan dengan uji Wilstater sianidinReaksi didasarkan pada reduksi gugus karbonil pada lingkar -lakton menjadi alkohol yang berwarna-warna (garam flavilium) tergantung gugus fungsi pada lingkar A atau BWarna merah sampai jingga flavon, warna merah tua flavonol atau flavonon, warna hijau sampai biru aglikon atau glikosidaWarna ini dapat ditarik oleh amil alkohol
Pemeriksaan Flavonoid
Reaksi Uji WilstaterMg + 2HCl MgCl2 + H2
SaponinPada umumnya saponin merupakan suatu glikosidaBila dihidrolisis akan menghasilkan bagian glikon (gula) dan aglikon (non gula)Dengan pengocokan kuat glikosida mampu membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi gula dan senyawa lainPemeriksaan saponin dilakukan dengan uji Forth berdasarkan kemampuannya membentuk buih dalam air
Pemeriksaan saponin
Reaksi hidrolisis saponin
KuinonSenyawa kuinon umumnya merupakan turunan p-benzokuinonPemeriksaan dilakukan dengan uji BrontagerDidasarkan pada kemampuannya membentuk garam berwarna antara hidrokuinon dengan larutan alkali kuat Gugus keton pada hidrokuinon terionisasi oleh NaOH membentuk ikatan rangkap terkonjugasi berwarna merah terang karena adanya garam alkali (kuinoid)
Pemeriksaan kuinon
Reaksi uji Brontager
Tanin dan polifenolatTanin merupakan suatu senyawa polifenolatGugus fenol akan memberikan warna hijau, biru atau hitam dengan FeCl3Ciri khas tanin mengendapkan protein dan makromolekul lain
Dua jenis tanin : Tanin galat : terhidrolisis dengan asam, basa atau enzimTanin katekat : membentuk warna merah coklat (flobafen) dengan penambahan asam dan pemanasan
Pemeriksaan tanin
Reaksi Polifenol dengan FeCl3
Reaksi Tanin dengan Gelatin
Reaksi Tanin dengan SteasnyPereaksi stesny terdiri dari formalin 3% : HCl (2:1)Tanin katekat (polimer katekin) dapat berkondensasi dengan formaldehidDengan penambahan HCl dan panas akan memutuskan ikatan antara karbon-karbon penghubung dalam tanin melepaskan monomer antosianidin (endapan merah)
Steroid dan TriterpenoidGolongan steroid dan terpenoid merupakan senyawa yang mirip karena tersusun dari satuan isopren
Reagen Liebermann-Burchard dapat digunakan untuk membedakan kedua golongan senyawaGugus yang berperan pada steroid adalah adanya dua ikatan rangkap terkonjugasi di cincin B atau satu ikatan rangkap dan gugus metilen di C7 yang dapat mengalami oksidasi dan dehidrogenasi Pada triterpenoid gugus yang berperan adalah metilen di C11 pada cincin C
Pemeriksaan Steroid dan Triterpenoid
TERIMAKASIH