PENGARUH EPS, PER DAN DER TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR
TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2007 - 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi Sarjana (S1)
Oleh :
DEWI ANIKE PERTIWI
NIM = 111310746
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA BANGSA
BEKASI –2017
ii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Yang Utama Dari Segalanya...
Sembah sujud serta syukur kepada allah SWT.
Taburan cinta dan kasih sayang-mu telah memberikanku kekuatan.
Membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta.
Dari semua yang telah engkau tetapkan baik itu rencana indah yang engkau
siapkan untuk masa depanku sebagai harapan kesuksesan. Atas karunia serta
kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rosulullah Muhammad
SAW.
Ku Persembahkan Skripsi ini Teruntuk...
Ayah dan Ibuku Tercinta
Tanpa kalian aku tak akan pernah berada pada saat sekarang ini.
Takkan pernah cukup ucapan terima kasih bahkan dunia beserta isinya
Untuk membalas semua yang telah engkau berikan kepadaku, engkaulah sumber
semanggat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Keluarga besarku
Yang tiada henti memberikan dorongan motivasi dan selalu memberikan
dukungan dengan penuh cinta.
Dosen Pelita Bangsa
Yang selalu memberikan nasehat dan ilmu pengetahuan dengan penuh kesabaran.
Andrian Pratama, dan sahabat sekaligus kakak buat aku Mahmud, Krisna
Ardayanti, Munif Lutfi, Anis Kurniatun, Dewi Handayani, Faturohman, yang
selalu ada disaat aku sedih, senang. Tak perduli atas sikap dan tingkah laku aku
yang tidak menyenangkan. Aku bahagia sudah menjadi bagian dari kalian.
Terima kasih
.
iii
SURAT PERNYATAAN
Bersama ini saya,
Nama : Dewi Anike Pertiwi
Nim : 111310746
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah
hasil karya sendiri yang belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar pada
progran sarjana ini ataupun pada program lain. Karya ini adalah milik saya,
karena itu pertanggung jawabanya berada dipundak saya. Apabila dikemudian
hari ternyata pernyataan ini tidak bener, maka saya bersedia ditinjau dan
menerima sanksi sebagaimana mestinya.
Bekasi, Agustus 2017
Dewi Anike Pertiwi
NIM :111310746
iv
LEMBAR PERSETUJUAN DOSENBIMBINGAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN STIE PELITA BANGSA
Nama : DEWI ANIKE PERTIWI
NIM : 111310746
Angkatan/Kelas : 2013/D.3
Konsentrasi : MANAJEMEN KEUANGAN
Judul Skripsi : PENGARUH EPS, PER DAN DER
TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN SUB SEKTOR
TELEKOMUNIKASI PERIODE 20017 -
2016
Bekasi, Agustus 2017
Dosen pembimbing
Elsye Fatmawati.,SE.,MM
NIDN : 0409097907
v
PENGARUH EPS, PER DAN DER TERHARDAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR TELEKOMUNIKASI DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007 - 2016
DEWI ANIKE PERTIWI
NIM = 111310746
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada hari ... tanggal ... bulan
Agustus tahun 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
sebagai Skripsi Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE) Pelita Bengsa
Ketua tim penguji Tanda tangan
Nama :
NIDN : .....................
Anggota penguji Tanda tangan
Nama :
NIDN : .....................
Anggota penguji Tanda tangan
Nama :
NIDN : .....................
Menetujui,
Ketua program, Ketua STIE,
Hj. Surya binarti.,SE.,MM Ir. H. Moch. Mardiana.,MM
NIDN :0423107203 NIDN :0\
402086602
vi
ABSTRAK
PENGARUH EPS, PER DAN DER TERHARDAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR
TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2007 – 2016
Oleh
Dewi Anike Pertiwi
NIM : 111310746
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share,
Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio terhadap harga saham sub sektor
telekomunikasi pada Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2016, baik secara
parsial maupun secara simultan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahan sub sektor telekomunikasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian sebanyak 5 perusahaan
sub sektor telekomunikasi yang diperoleh dengan menggunakan metode purposive
sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi data
sekunder. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis regresi berganda dengan
SPSS 16.0.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial variabel EPS, dan PER
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan DER tidak berpengaruh
terhadap harga saham. secara simultan variabel EPS, PER, dan DER berpengaruh
terhadap harga saham. variabel EPS, PER, dan DER dapat menjelaskan variabel
harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2007 – 2016 sebesar 29,7%.
Kata kunci : Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt To
Equity (DER), Harga Saham.
vii
ABSTRACT
This study aims to find the partially and simultaneously effect of Earning
Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio on stock price of sub
sector telekomunication companies listed in indonesia Stock Exchange at 2007 –
2016.
The populations in this study are sub sector telecomunication in BEI.
Purposive sampling method to the determine sample with some criteria and got
five samples used in this study, and 49 data observation. The observation data is
secondary data from the financial statement of each company. Regression
analysis test with SPSS 16.0 program used in the data analisys.
The result from data analysis partially EPS and PEE have effect on stock
price, while DER have no effect on stock price. Simultaneously effect this study is
EPS, PER, and DER have effecton stock price with the value coefisien of
determinations is 29,7%.
Keyword : : Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt To
Equity (DER), Stock Price.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Pengaruh EPS, PER, DER Terhadap Harga Saham Sub Sektor
Telekomunikasi Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2007 – 2016” skripsi ini
disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) pada Prodi
Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Bangsa.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Elsye Fatmawati., SE., MM. Selaku dosen pembimbing skripsi yang
dengan sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
2. Ir. H. Moch. Mardiana.,MM, selaku ketua STIE Pelita Bangsa.
3. Hj. Surya Bintarti., SE., MM, selaku ketua program sarjana – program
studi manajemen STIE Pelita Bangsa.
4. Civitas akademik STIE Pelita Bangsa.
5. Rekan-rekan mahasiswa program sarjana STIE Pelita Bangsa.
6. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan dorongan
semangat.
7. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak keterbatasan pada susunan skripsi.
Karena hal tersebut penulis dengan tangan terbuka menerima segala kritik dan
saran sangat diharapkan demi perbaikan penulisan laporan penelitian di kemudian
hari. Namun demikian, penulis tetap berharap semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat maupun menginspirasi bagi pihak yang berkepentingan.
Bekasi, Agustus 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman judul .................................................................................... i
Halaman Persembahan............................................................................ ii
Halaman Orisinalitas /Pernyataan........................................................... iii
Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing.............................................. iv
Halaman Pengesahan Skripsi .................................................................. v
Abstrak ................................................................................................ vi
Abstract ................................................................................................ vii
Kata pengantar ........................................................................................ viii
Daftar isi ................................................................................................. ix
Daftar Tabel ............................................................................................ xii
Daftar Gambar ........................................................................................ xiii
Daftar Lampiran...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ......................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................ 5
1.5 Kegunaan/Manfaat Penelitian .................................... 6
1.6 Sistematika Penulisan ................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .......................................................... 9
2.1.1 Laporan Keuangan ........................................... 9
2.1.2 Analisis Keuangan ............................................ 10
2.1.3 Rasio Keuangan ................................................ 10
2.1.4 Jenis-jenis Rasio Keuangan ............................... 13
2.1.5 Pengertian Saham .............................................. 14
2.1.6 Jenis Saham ....................................................... 15
2.1.7 Harga Saham ..................................................... 17
2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................... 18
2.3 Hipotesis ................................................................... 25
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian ........................................................... 28
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................... 28
3.3 Kerangka Konsep ....................................................... 29
3.3.1 Desain Penelitian/Rancangan Penelitian ........... 29
3.3.2 Definisi Operasional Variabel ........................... 30
3.4 Populasi dan Sampel .................................................. 32
3.5 Metode Pengumpulan Data ........................................ 34
3.6 Metode Analisa Data .................................................. 34
3.6.1 Uji Stastik Deskriptif ......................................... 34
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ............................................. 35
3.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda ..................... 38
3.6.4 Uji Hipotesis ...................................................... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1 Sejarah Obyek Penelitian ........................................... 42
4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia ........................... 42
4.1.2 Sektor Telekomunikasi Indonesia ..................... 43
4.2 Struktur Organisasi Obyek Penelitian ........................ 47
4.3 Kegiatan operasional Obyek Penelitian ..................... 48
BAB V Hasil Penelitian
5.1 Analisis Data Penelitian ............................................. 51
5.1.1 Uji Statistik Deskriptif ...................................... 51
5.1.2 Uji Asumsi Klasik ............................................. 53
5.1.1.1 Uji Normalitas ....................................... 53
5.1.1.2 Uji Autokorelasi .................................... 55
5.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas ......................... 57
5.2.2.3 Uji Multikolinieritas ............................. 59
5.1.2 Analisis Regresi Linier Berganda ..................... 60
5.1.3 Uji Hipotesis ...................................................... 61
5.1.3.1 Keofisien Determinasi R2 ..................... 61
xi
5.1.3.2 Uji t ....................................................... 62
5.2.4.2 Uji F ...................................................... 64
5.2 Interprestasi Data / Pembahasan ................................ 65
5.2.1 Pengaruh Variabel EPS Terhadap harga Saham .65
5.2.2 Pengaruh Variabel PER Terhadap harga Saham.66
5.2.3 Pengaruh Variabel DER Terhadap harga Saham.68
5.2.4 Pengaruh Variabel EPS, PER dan DER Terhadap
harga Saham ...................................................... 69
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................. 70
6.2 Saran .......................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 72
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu .................................................... 18
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ........................................................ 29
Tabel 3.2 Deskrisi Oprasional Variabel Penelitian .................... 31
Tabel 3.3 Sample Sub Sektor Telekomunikasi 2007 – 2016 ..... 33
Tabel 4.1 Daftar Obyek Penelitian ............................................ 43
Tabel 5.1 Uji Normalitas ........................................................... 51
Tabel 5.2 Uji Autokorelasi ......................................................... 53
Tabel 5.4 Uji Heterokedastistas ................................................. 54
Tabel 5.5 Uji Multikoliniearitas ................................................ 56
Tabel 5.6 Uji Regresi Liniear Berganda ..................................... 57
Tabel 5.7 Koefisien Determinasi ................................................ 59
Tabel 5.8 Uji T ........................................................................... 60
Tabel 5.9 Uji F ............................................................................ 61
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Survey Variabel Independen ...................................... 3
Gambar 3.1 Desain Penelitian ........................................................ 30
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ..................................................... 47
Gambar 5.1 Uji Normalitas ............................................................ 52
Gambar 5.2 Uji Heterokedastistas .................................................. 55
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi sekarang ini telah banyak menunjukkan kemajuan yang luar
biasa. Banyak hal dari sektor kehidupan yang telah menggunakan keberadaan
dari teknologi itu sendiri. Kehadirannya telah memberikan dampak yang
cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan
dimensi. Demikian halnya dengan teknologi komunikasi, semula dengan
ditemukannya berbagai perangkat sederhana, mulai dari telepon, yang
berbasis analog, maju dan berkembang terus hingga muncul berbagai
perangkat elektronik lainnya. Indonesia merupakan negara konsumsi
komunikasi terutama internet tertinggi dengan menduduki peringkat nomor
enam di dunia dengan populasi mencapai 83,7 juta orang pada tahun 2014. E-
Marketer memperkirakan Indonesia bakal mencapai 112 juta orang di tahun
2017 dan akan menduduki peringkat ke 5 di dunia setelah Tiongkok,
Amerika Serikat, India, Brazil, dan Jepang. (kompas.com, 24-11-2014)
Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah pasar modal di Indonesia, yang
merupakan penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya (BES) pada tahun 2007. Penggabungan dua bursa efek ini bertujuan
untuk menghemat biaya yang dikeluarkan investor maupun emiten, sehingga
dapat mendorong peningkatan daya tarik dan daya saing ditingkat
15
internasional. Hingga tahun 2016 sudah terdapat 537 emiten yang terdaftar di
BEI terbagi dalam sembilan sektor.
Perusahaan telekomunikasi merupakan salah satu jenis bisnis yang
berkembang pesat di Indonesia. Hal ini sangat terlihat dengan penyebaran di
seluruh propinsi di Indonesia dari kota sampai daerah pelosok, yang semakin
tinggi permintaan. Peran perusahaan telekomunikasi dalam kehidupan
masyarakat maupun perekonomian nasional. Pertumbuhan sektor jasa
telekomunikasi merupakan yang tertinggi dalam perekonomian nasional
dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
Dalam Bursa Efek Indonesia perusahaan sub sektor telekomunikasi
menjadi sektor investasi yang sangat diminati, hal ini dikarenakan oleh
perusahaan-perusahaan sektor telekomunikasi sanantiasa menghasilkan
inovasi guna memajukan perusahaan. Terdapat enam perusahaan yang
tercatat bergerak di sector telekomunikasi hingga tahun 2016 di BEI antara
lain : PT. Bakri Telecom, Tbk, PT. XL Axiata, Tbk, PT. Smartfren Telecom,
Tbk, PT. Inovisi Infracom, Tbk, PT. Indosat, Tbk, PT. Telekomunikasi, Tbk.
Tetapi penulis hanya mengambil lima sampel perusahaan telekomunikasi
yaitu : PT. Bakri Telecom, Tbk, PT. XL Axiata, Tbk, PT. Smartfren Telecom,
Tbk, Tbk, PT. Indosat, Tbk, PT. Telekomunikasi, Tbk dengan alasan kelima
perusahaan ini sama-sama bergerak dalam bidang jasa yang sama, merupakan
perusahaan telekomunikasi terbaik di Indonesia dan mendominasi pangsa
pasar telekomunikasi di Indonesia
Rasio keuangan merupakan suatu angka yang menunjukkan hubungan
antara suatu unsur dengan unsur lainnya yang menggunakan formula-formula
seacara maksimal untuk diterapkan. Rasio ini akan dapat menjelaskan atau
memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi
keuangan suatu perusahaan.
Faktor internal yang mempengaruhi harga saham salah satunya adalah
pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba, Earning
Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price Earning Rasio (PER), Net
Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE)
(Alwi, 2003). Namun dalam penelitian ini penulis tertarik mengkaji pengaruh,
Earning Per Share (EPS), Price Earning Rasio (PER)) dan Price Earning
Rasio (PER) Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham.
Hasil penelitian yang dilakukan Dorothea, Apriatni dan Saryadi (2013)
melakukan penelitian tentang “ Pengaruh EPS, PER, DER, ROE Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia”, bahwa secara parsial EPS dan PER terhadap harga saham
menunjukan secara signifikan dan berpengaruh positif, sedangakan pengaruh
DER terhadap harga saham menunjukan secara signifikan berpengaruh
16
negatif. Hasil penelitian Puput (2015) melakukan penelitian tentang “
Pengaruh PER, EPS, ROA dan DER Terhadap Harga Saham LQ45 Di Bursa
Efek Indonesia”, bahwa secara parsial rasio PER berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham, EPS berpengaruh signifikan terhadap harga
saham, sedangakan DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
harga saham LQ45. Hal ini dapat dijelaskan bahwa berfluktuatifnya saham
LQ45 di Bursa Efek Indonesia sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh rasio-
rasio keuangan pada perusahaan LQ45 langsung berpengaruh terhadap harga
sahamnya. Sehingga akan sangat membantu seorang investor untuk membuat
pilihan dalam berinvestasi. Kemudian hasil penelitian Rendra dan Suwitho
(2014), tentang “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Rokok Di Bursa Efek Indonesia”, bahwa ada pengaruh simultan
antara ROA, EPS, dan PER terhadap harga saham, namun secara parsial EPS
dan PER masing-masing berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga
saham. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“PENGARUH EPS, PER DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM
PERUSAHAAN SUB SEKTOR TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2007 - 2016”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Earning Per Share (EPS) secara parsial berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor Telekomunikasi
pada BEI periode 2007 - 2016?
2. Bagaimana Price Earning Ratio (PER) secara parsial berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor Telekomunikasi
pada BEI periode 2007 - 2016?
3. Bagaimana Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor Telekomunikasi
pada BEI periode 2007 - 2016?
17
4. Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) , Price Earning
Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor
Telekomunikasi pada BEI periode 2007 - 2016?
1.3 Batasan Penelitian
Agar penelitian ini tidak menjadi luas dan lebih jelas ruang lingkupnya,
maka berikut adalah batasan masalah penelitian, yaitu:
1. Penelitian ini berfokus pada pengaruh Earning Per Share (EPS) ,
Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap
harga saham pada perusahaan sub sektor Telekomunikasi pada BEI
periode 2007 – 2016 baik secara parsial maupun simultan.
2. Penelitian dilakukan di perusahan sub sektor Telekomunikasi di
Bursa Efek Indonesia (BEI ) periode 2007 - 2016.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) Dept to Equity Ratio
(DER) secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan sub
sektor Telekomunikasi pada BEI periode 2007 - 2016.
2. Mengetahui pengaruh Price Earning Ratio (PER) secara parsial
terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor Telekomunikasi
pada BEI periode 2007 - 2016.
18
3. Mengetahui pengaruh Dept to Equity Ratio (DER) secara parsial
terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor Telekomunikasi
pada BEI periode 2007 - 2016.
4. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) , Price Earning
Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor
Telekomunikasi pada BEI periode 2007 – 2016.
1.5 Kegunaan/Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis yang diharapkan dari hasil penulisan penelitian
ini ialah untuk pengembangan keilmuan di bidang manajemen
keuangan, terutama yang berkaitan pada rasio keuangan yang
berpengaruh pada harga saham.
2. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis bagi penulis dapat menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian dan merupakan
wujud dari aplikasi ilmu pengetahuan yang diperolah selama masa
perkuliahan. Bagi pembaca dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang dapat lebih memperluas pola pikir pembaca
khususnya mengenai rasio keuangan yang termasuk pada faktor
fundamental, dan pengaruhnya terhadap harga saham. Serta bagi
investor dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat
keputusan saat melakukan investasi saham.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, batasan
masalah, rumusan masalah, manfaat dan sistematika penulisan.
19
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan tentang teori – teori yang mendukung
penyusunan ini, yang disertai hipotesis dan penelitian yang relevan.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
desain penelitian, definisi operasional variabel, gambaran umum
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa
data.
BAB IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bab ini meliputi tentang sejarah objek penelitian, struktur
organisasi, kegiatan objek penelitian.
BAB V. HASIL PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang analisis data yang merupakan analisis
penelitian yang membahas hasil pengumpulan data, pengujian
asumsi klasik, pengujian hipotesis dan penjelasan dalam rangka
menyusun kesimpulan serta interpretasi data.
BAB VI. PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran yang
diambil dari seluruh pembahasan sebelumnya, keterbatasan dan
implikasi yang diajukan sebagai bahan pertimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan biasanya dalam bentuk neraca saldo dan laporan
laba-rugi yang telah mencakupi semua informasi yang menggambarkan
kondisi keuangan perusahaan.
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh
informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan
perusahaan tersebut ( Fahmi, 2014 ).
Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuanangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi ( Suhayati dan
Anggadini, 2009 ). Dengan diperolehnya laporan keuangan, maka
diharapkan laporan keuangan bisa membantu dalam tujuan untuk
menghindari analisis yang keliru dalam melihat kondisi perusahaan.
Dalam laporan keuangan dibuat dan disusun oleh akuntan. Para akuntan
10
memahami dengan benar bahwa laporan keuangan yang dibuat tersebut
akan menjadi informasi keuangan bagi banyak pihak ( Fahmi, 2014 ).
2.1.2 Analisis Keuangan
Analisis keuangan mencangkup analisis rasio keuangan, analisis
kekuatan dan kelemahan financial akan sangat membantu dalam
menilai prestasi manajemen di masa lalu dan prospeknys di masa
datang. Denan analisis keuangan, dapat diketahui kekuatan serta
kelemahan yang dimiliki, oleh seorang pembisnis. Rasio dapat
memberikan indikasi apakah perusahaan masih memiliki kas yang
cukup untuk memenuhi kewajiban financialnya, besarnya piutang yang
rasional, efisiensi menejemen persediaan, perencanaan pengeluaran
investasi, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan
memaksimalkan kemakmuran bagi pemegang saham dapat tercapai (
Mandasari, 2014).
2.1.3 Rasio Keuangan
Rasio operasional keuangan yang terkadang disebut rasio
manajemen aset, mengukur efisiensi dengan mana perusahaan
mengelolah dan mengendalikan asetnya (memanfaatkan modal) dalam
menghasilkan penjualan dan pendapatan,. Investor bisa menggunakan
ini untuk menganalisa perusahaan atau kemampuan manajemen untuk
11
menggunakan sumber daya secara efisien dan seberapa efektif
mengubah pembeliannya dan persediaan ke penjualan dan kemudian
penjualannya ke kas (Arkan, 2016).
Rasio keuangan adalah suatu kajian yang melihatkan perbandingan
antara jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan
mempergunakan formula-formula yang dianggap representatif untuk
diterapkan. Rasio keuangan atau financial ratio ini sangat penting
gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan
perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan menengah pada umumnya
lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka pendek dan
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang memadai.
Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana
yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan
keinginan ( Fahmi, 2014 ).
Menurut Fahmi (2014) rasio keuangan dipergunakan oleh pihak
manajemen perusahaan untuk membandingkan rasio pada saat sekarang
dengan rasio pada saat akan datang. Adapun bagi investor adalah
membandingkan rasio keuangan satu perusahaan/industri dengan
perusahaan/industri lain yang sejenis dengan maksud nantinya akan
bisa memberikan suatu analisis perbandingan yang memperlihatkan
perbedaan dalam kinerja keuangan. Jenis rasio keuangan yang paling
12
dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu
perusahaan yaitu:
a. Rasio Likuiditas adalah kemapuan suatu perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat.
b. Rasio Leverage adalah mengukur seberapa besar
perusahaan dibiayai dengan utang.
c. Rasio Aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh
mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang
dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan, dimana
penggunaan aktivitas dilakukan secara sangat maksimal
dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal.
d. Rasio Profitabilitas adalah mengukur efektivitas manajemen
secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya
tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya
dengan penjualan maupun investasi.
e. Rasio Pertumbuhan adalah rasio yang mengukur seberapa
besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan
ekonomi secara umum.
f. Rasio Nilai Pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi
yang terjadi di pasar.
Berdasarkan beberapa jenis rasio keuangan tersebut peneliti
menggunakan 2 jenis rasio keuangan yaitu:
13
a. Rasio Leverage yang diukur dengan Debt to Equity Ratio
dan,
b. Rasio Nilai Pasar yang diukur dengan Earning Per Share
dan Price Earning Ratio.
2.1.4 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Fahmi (2014) jenis rasio keuangan yang dijadikan rujukan
untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan bagi investor:
1. Rasio Leverage
Rasio Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai dengan utang. Penggunaa utang yang terlalu tinggi akan
membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam
kategori extreme leverage (utang ekstrim) yaitu perusahaan
terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk
melepaskan beban utang tersebut. Dalam arti luas dikatakan rasio
ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibannya. Jenis rasio leverage yang
digunakan yaitu :
a. Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebagai ukuran yang
dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk
memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk
kreditor, rasio ini dicari dengan membandingkan antara
seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh
ekuitas.
14
2. Rasio Nilai Pasar
Rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi
yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu memberi pemahaman bagi
pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang
akan dilakasanakan dan dampaknya pada masa yang akan datang.
Jenis rasio nilai pasar yang digunakan yaitu :
a. Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar
saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang
diberikan kepada para pemegang saham dari setiap
lembar saham yang dimiliki.
b. Price Earning Ratio (PER), bagi para investor semakin
tinggi Price Earning Ratio maka pertumbuhan laba
diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Dengan
begitu Price Earning Ratio adalah perbandingan antara
market price pershare (harga pasar perlembar saham)
dengan earning pershare (laba perlembar saham).
15
2.1.5 Pengertian Saham
Saham adalah sekuritas yang paling umum dan aktif
diperdagangkan di pasar keuangan, hal itu dianggap sebagai sumber
pendanaan jangka panjang. Saham memberi pemegang hak untuk
menerima pemegang hak untuk menerima keuntungan dalam entitas
untuk mencapai keuntungan atau menanggung kerugian sebanyak
saham (Arkan, 2016).
Saham adalah surat berharga yang menunjukan kepemilikan modal
pada suatu perusahaan, yang tercantum jelas dengan nilai nominal,
nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan
kepada pemegangnya. Jika perusahaan mendapatkan keuntungan, maka
pemilik saham berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk
dividen.
Menurut Fahmi (2014:323) saham adalah :
a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu
perusahaan
b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama
perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang
dijelaskan kepada setiap pemegangnya
c. Pesediaan yang siap dijual.
2.1.6 Jenis Saham
16
Jenis saham terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Common Stock (Saham Biasa)
Common Stock (Saham biasa) adalah saham yang berada di
urutan paling terakhir dalam pembagian dividen jika perusahaan di
liquidasi. Pemegang saham tidak dapat memperoleh dividen jika
perusahaan tidak mendapatkan laba dan pemegang saham memiliki
hak suara dalam RUPS tetapi memiliki tangung jawab atas
perusahaan sesuai dengan saham yang di milikinya. Saham biasa
dapat dipindah alihkan kepemilikannya kepada orang lain.
2. Preferred Stock (Saham Istimewa)
Preferred Stock (Saham Istimewa) adalah saham gabungan dari
obligasi dan saham biasa. Saham preferen memiliki keistimewan
dalam pembagian hak dividen yaitu pembagian dividen yang tetap.
Saham ini lebih aman dibandingkan dengan saham biasa
dikarenakan pemegang saham memiliki klaim atas perusahaan
yang mengeluarkan saham tersebut.
Menurut Fahmi (2014:324), Preffered Stock (saham istimewa)
adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang
menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya)
dimana pemegangmya akan memperoleh pendapatan tetap dalam
bentuk deviden yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).
Macam dari saham preferen ini diantaranya adalah saham preferen
yang dapat dikonversikan ke saham biasa (convertible preffered
17
stock), saham preferen yang dapat ditebus (callable preffered stock)
saham preferent dengan tingkat deviden yang mengambang
(floating atau adjustable-rate preffered stock).
2.1.7 Harga Saham
Harga Harga saham adalah suatu saham pada pasar yang sedang
berlangsung di Bursa Efek Indonesia. Harga saham dapat dipengaruhi
oleh situasi pasar antara lain harga saham dipasar perdana ditentukan
oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten),
berdasarkan analisis fundamental perusahaan. Peranan penjamin emisi
pada pasar perdana selain menentukan harga saham, juga melaksanakan
penjualan saham kepada masyarakat sebagai calon modal.
Untuk menetukan harga saham yang tepat, kita perlu mendasarkan
diri atas estimasi arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham
tersebut. Arus kas tersebut terdiri dari dua komponen, yaitu deviden dan
penjualan kembali saham tersebut. Dengan demikian sejauh kita tidak
mampu menaksirkan arus kas dengan akurat (dan tidak akan ada
seorangpun yang bisa) maka selalu ada kemungkinan analisis kita salah
dan karenanya kita selalu menanggung risiko (Suad:2005:304).
Harga pasar saham atau nilai itu sendiri dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Harga Bid adalah harga dimana investor bisa membeli sahamnya.
Nilai Bid berasala dari harga aktual dimana market marker
18
melakukan tawaran atas saham yang investor miliki. Dengan kata
lain, harga Bid adalah harga yang dibayarkan untuk transaksi
pembeli saham.
2. Harga Offer adalah harga dimana investor menjual saham, pada
dasarnya ini adalah harga dimana market marker meminta investor
untuk menawarkan saham yang dimilikinya.
3. Harga penutupan (Closing Price) adalah harga transaksi terakhir
dari suatu saham sebelum bursa ditutup.
2.2 Penelitian Dahulu yang Relevan
Penelitian tentang rasio keuangan telah banyak dilakukan oleh para
peneliti baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Berikut adalah
beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan rasio keuangan:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Nama, Th,
Intitusi
Penelitian
Judul Variabel Kesimpulan/Hasil
Tempat/Jur
nal
Publikasi
1 Aulia
Mandasari
,
Sugiyono/
2014/
STIESIA
Surabaya
Analisis
Rasio
Keuanga
n dan
Pengaruh
nya
Terhadap
harga
Saham
X=
Quick
Ratio,
Debt to
Equity
Ratio
(DER),
Return
on Assets
Hasil penelitian
tersebut ialah
secara parsial
Debt To Equity
Ratio terhadap
harga saham tidak
ada pengaruh
yang signifikan
antara rasio
Jurnal Ilmu
dan Riset
Manajemen.
Volume 3,
No. 10
19
No
Nama, Th,
Intitusi
Penelitian
Judul Variabel Kesimpulan/Hasil
Tempat/Jur
nal
Publikasi
Perusaha
an
Transpor
tasi
(ROA) Y=
Harga
Saham
levarge terhadap
harga saham
perusahaan.
Besarnya
kepemilikan
hutang yang tidak
dimanfaatkan
dengan baik
meyebabkan
penurunan laba
pada perusahaan
sehingga minat
investor terhadap
perusahaan
tersebut menurun
dan menyebabkan
harga saham juga
mengalami
perubahan.
2 Dorothea
Ratih,
Apriatni
E.p,
Saryadi/20
13/Univer
sitas
Diponegor
o
Pengaruh
EPS,
PER,
DER,
ROE
Terhadap
Harga
Saham
Pada
Perusaha
an Sektor
Pertamba
ngan
Yang
terdaftar
Di Bursa
Efek
indonesi
a (BEI)
Tahun
2010-
X =
Earning
Per
Share,
Price
Earning
Ratio,
Debt To
Equity
Ratio,
Return
On
Equity
Y =
Harga
Saham
Menyimpulkan
penagruh Earning
Per Share
terhadap harga
saham
menunjukan
secara signifikan
berpengaruh
positif, artinya
jika EPS
mengalami
kenaikan maka
harga saham juga
mengalami
kenaikan dan
sebaliknya jika
EPS mengalami
penurunan maka
maka harga
saham mengalami
penurunan. Price
Diponegoro
Journal Of
Social And
Politic
20
No
Nama, Th,
Intitusi
Penelitian
Judul Variabel Kesimpulan/Hasil
Tempat/Jur
nal
Publikasi
2012 Earning Ratio
terhadap harga
saham
menunjukan
secara signifikan
berpanguruh
positif, artinya
jika PER
mengalami
kenaikan maka
harga saham juga
mengalami
kenaikan dan
sebaliknya jika
PER mengalami
penurunan maka
harga saham
menagalami
penurunan.
Sedangkan
pengaruh Debt
Equity Ratio
terhadap harga
saham
menunjukan
secara signifikan
berpengaruh
negatif, artinya
jika DER
mengalami
kenaikan maka
harga saham
mengalami
penurunan dan
sebaliknya jika
DER mengalami
penurunan maka
harga saham
mengalami
kenaikan.
21
No
Nama, Th,
Intitusi
Penelitian
Judul Variabel Kesimpulan/Hasil
Tempat/Jur
nal
Publikasi
3 Puput
Rarindra
Adi
Saputra/20
15/Univer
sitas
Mulawarm
an
Pengaruh
PER,
EPS,
ROA dan
DER
Terhadap
Harga
Saham
LQ45 Di
Bursa
Efek
Indonesi
a
X =
Price
Earning
Ratio,
Earning
Per
Share,
Return
On
Asset,
Debt To
Equity
Ratio
Y =
Harga
Saham
Menyimpulkan
secara parsial
bahwa PER
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap harga
saham dengan
nilai rendah,
sehingga semakin
rendah nilai PER
maka semakin
murah saham
tersebut untuk
dibeli dan
semakin baik pula
kinerja perlembar
saham dalam
menghasilkan
laba bersih
perusahaan. EPS
berpengaruh
secara signifikan
terhadap harga
saham dengan
nilai tinggi,
sehingga investor
tertarik untuk
berinvestasi di
perusahan.
Sedangkan DER
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan
terhadap harga
saham, dengan
hasil analisis
bahwa nilai DER
tergolong tinggi,
artinya hal ini
menandakan
struktur
permodalan usaha
eJournal
Administras
i Bisnis,
2015, 3 (1):
40-54. ISSN
2355-5408,
ejournal.adb
isnis.fisip-
unmul.ac.id
22
No
Nama, Th,
Intitusi
Penelitian
Judul Variabel Kesimpulan/Hasil
Tempat/Jur
nal
Publikasi
lebih banyak
memanfaatkan
hutang-hutang
relatif terhadap
ekuitas.
4 Rendra
Yuli
Aditya,
Suwitho/2
014/Sekol
ah Tinggin
Ilmu
Ekonomi
Indonesia
Surabaya
Pengaruh
Kinerja
Keuanga
n
Terhadap
Harga
saham
Pada
Perusaha
an
Rokok
Di BEI
X=
Return
On asset
(ROA),
Earning
Per
share
(EPS),
Price
Earning
Ratio
(PER)
Y=
Harga
Saham
Menyimpulkan
bahwa ada
pengaruh
simultan antara
EPS, dan PER
terhadap harga
saham, namun
secara parsial
EPS dan PER
masing-masing
berpengaruh
signifikan dan
positif terhadap
harga saham.
Sehingga laba
bersih yang
dihasilkan
perusahan dan
perbandingan
antara harga
saham dari setiap
lembar saham
dapat
memberikan
indikasi jangka
waktu yang
diperlukan untuk
mengembalikan
dana pada tingkat
harga saham dan
keuntungan.
Jurnal Ilmu
dan Riset
Manajemen.
Volume 3,
No. 5
(2014)
5 Reni
Wuryanin
Pengaruh
Rasio
X=
Current
Menyimpulkan
Debt To Equity
Jurnal Ilmu
dan Riset
23
No
Nama, Th,
Intitusi
Penelitian
Judul Variabel Kesimpulan/Hasil
Tempat/Jur
nal
Publikasi
grum,
Anindhyta
Budiarti/2
015/STIE
SIA
Surabaya
Keuanga
n
Terhadap
Harga
Saham
Pada
Perusaha
an
Farmasi
Di BEI
Ratio,
Debt to
Equity
Ratio,
Debt to
Asset
Ratio,
Return
On
Equity,
Earning
Per
Share
Y=
Harga
Saham
Ratio mempunyai
pengaruh tidak
signifikan
terhadap harga
saham. Nilai
koefisien regresi
yang terjadi
dalam penelitian
ini adalah positif.
Karena semakin
kecil Debt To
Equity Ratio
maka , semakin
baik perusahaan
farmasi berjalan
dan sebaliknya
jika nilai Debt To
Equity Ratio
meningkat maka
semakin buruk
nilai perusahaan
farmasi berjalan.
Sedangkan
Earning Per
Share mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap harga
saham, artinya
kemampuan
perusahaan
farmasi dalam
memperoleh laba
dan
mendistribusikan
laba yang diraih
perusahaan
kepada pemegang
saham baik.
Manajemen.
Volume 4,
No. 11
24
No
Nama, Th,
Intitusi
Penelitian
Judul Variabel Kesimpulan/Hasil
Tempat/Jur
nal
Publikasi
6 Thomas
Arkan/
2016/Univ
ersity Of
Szczecin
(Departme
nt of
Economic
s)
The
Importan
ce of
Financial
Ratios in
Predictin
g Stock
Price
Trend :
A Case
study in
Emergin
g
Markets
X=
Market
to Book
Value
Ratio,
Book
Value
Ratio,
Price
Earning
Ratio,
Short
term
liabilities
to Equity
Ratio,Net
Profit
Ratio,
Return
On Asset
Y=
Harga
Saham
(Stock
Price)
Hasil penelitian
tersebut adalah
menunjukan
bahwa ada
beberapa rasio
dapat
memberikan
hubungan positif
dan signifikan
yang kuat dan
paling efektif
terhadap harga
saham untuk
sektor industri
adalah return on
asset, return on
equity, dan net
rofit ratio.
Sedangkan rasio
yang paling
berpengaruh
terhadap harga
saham untuk
sektor jasa dan
sektor investasi
adalah return on
asset, return on
equity, price
earning ratio.
University
of Szczein,
Department
of
Economics
7 Ursula
Tamuntua
n/2015/Un
iversitas
Sam
Ratulangi
Manado
Analysin
g The
Effect Of
Return
On
Equity,
Return
On
Assets
And
Earnings
Per
Share
X=
Return
On
Equity,
Return
On
Assets,
Earning
Per
Share
Y=
Share
Price
Hasil penelitian
tersebut adalah
menunjukan
bahwa EPS
ditemukan
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham. hal ini
menunjukan
bahwa sebagai
nilai dari EPS
perusahaan
Jurnal
Berkala
Ilmiah
Efisiensi,
Volume 15
no. 05 tahun
2015
25
No
Nama, Th,
Intitusi
Penelitian
Judul Variabel Kesimpulan/Hasil
Tempat/Jur
nal
Publikasi
Toward
Share
Price :
An
Emperic
al Study
Of Food
And
Beverage
Compani
es Listed
On
Indonesi
a Stock
Exchang
e
makanan dan
minuman yang
terdaftar di
Indonesia terus
meninglkat, harga
saham perusahaan
meningkat juga.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan teori yang digunakan dan penelitian – penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya, maka pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai
hipotesis dalam penelitian.
2.3.1 Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham
EPS adalah rasio pasar yang merupakan hasil pendapatan yang
akan diterima oleh para pemegang saham untuk setiap lembar saham
yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam perusahaan. Dengan
demikian, semakin tinggi EPS maka kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan
kepada pemegang saham baik. Penelitian Dorothea, Spriatni, Saryadi
26
(2013), mengahasilkan bukti Earning Per Share berpengaruh terhadap
harga saham.
H01 : Tidak ada pengaruh EPS yang signifikan terhadap harga
saham;
Ha1 : Ada pengaruh EPS yang signifikan terhadap harga saham.
2.3.2 Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham
PER adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan
perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang
ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Dengan
demikian, semakin tinggi PER maka pertumbuhan laba yang
diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Penelitian Puput (2015),
mengahasilkan bukti Price Equity Ratio berpengaruh terhadap harga
saham.
H02 : Tidak ada pengaruh PER yang signifikan terhadap harga
saham;
Ha2 : Ada pengaruh PER yang signifikan terhadap harga saham.
2.3.3 Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham
DER adalah rasio yang membandingkan jumlah utang terhadap
ekuitas. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk
melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas
yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin
27
tinggi angka DER maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang
semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya. Dengan demikian
semakin rendah DER semakin baik karena aman bagi kreditor saat
likuidiasi. Penelitian Aulia Mandasari, Sugiyono (2014), mengahasilkan
bukti Debt to Equity Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap harga
saham.
H03 : Tidak ada pengaruh DER yang signifikan terhadap harga
saham;
Ha3 : Ada pengaruh DER yang signifikan terhadap harga saham.
2.3.4 Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan
Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dan Price Earning Ratio
(PER) secara bersama-sama (simultan) terhadap harga saham.
Penelitian Rendra dan Suwitho (2014), Aulia dan Sugiyono (2014),
Puput (2015), Dorothea et al (2013). Keempat menyatakan bahwa
secara bersama-sama (simultan) variabel-variabel rasio keuangan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Ho4 : Tidak ada pengaruh EPS, PER dan DER yang signifikan
terhadap harga saham;
Ha4 : Ada pengaruh EPS, PER dan DER yang signifikan terhadap
harga saham.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
6.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab
permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-
variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat
digeneralisasikan, lepas dari itu konteks waktu dan situasi serta jenis data
yang dikumpulkan terutama data kuantitatif (Bintarti, 2015). Pendekatan
kuantitatif merupakan proses analisa terhadap permasalahan yang ada dengan
menggunakan ilmu statistik memanfaatkan program komputer yaitu SPSS
16.0.
6.2 Tempat dan Waktu Penelitian/Jadwal Penelitian
Berikut adalah detail dari waktu rencana penelitian yang dilakukan pada
Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.
29
Tabel 3.1
Rencana Penelitian
NO KEGIATAN PERIODE
Mar Apr Mei Juni Juli Agust
1 Menentukan Tema dan Judul
Penelitian
2 Menentukan Tempat dan Waktu
Penelitian
3 Menyusun Proposal Penelitian
4 Mengajukan Proposal Penelitian
kepada Pembimbing
5 Proses Penelitian
6 Mengumpulkan data hasil
Penelitian
7 Menyusun hasil penelitian
8
Menyampaikan hasil penelitian
kepada Pembimbing dan
Perusahaan
6.3 Kerangka Konsep
6.3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan, beberapa
kajian teori yang telah dibahas, serta hipotesis yang telah diutarakan
sebelumnya, maka penulis dapat menggambarkan kerangka pemikiran
sebagai berikut:
30
Diagram 3.1
Desain Penelitian
6.3.2 Deskripsi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Bintarti, 2015). Penelitian ini menggunakan dua macam
variabel penelitian, variabel terikat (dependen) dan variabel bebas
(independen)., yaitu:
1. Variabel dependen adalah variabel output, merupakan variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel
bebas. Variabel dependen pada penelitian ini adalah harga
saham (Y).
H3
H2
H1
Earning Per
Share / EPS (X1)
Debt to Equity
Ratio / DER (X3)
Harga Saham (Y)
Close Price
Price Earning
Ratio / PER (X2)
H4
31
2. Variabel independen adalah variabel stimulus, atau variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen. Pada penelitian ini variabel
independen yang digunakan ialah, Earning Per Share / EPS
(X1), Price Earning Ratio / PER (X2), Debt to Equity Ratio /
DER (X3).
Tabel 3.2
Deskripsi Operasional Variabel Penelitian
Variab
el
Deskripsi
Operasional Indikator Skala
Harga
Saham
(Y)
Harga
terakhir
dalam
transaksi jual
– beli Bursa
Efek pada
saat
penutupan
Harga saham penutupan (Clossing
price) Rasio
Earnin
g Per
Share
(X1)
Rasio yang
mengukur
besarnya laba
yanag
diperoleh
perusahaan
perlembar
saham yang
beredar
Rasio
Price
Earnin
g Ratio
(X2)
Rasio ini
menghitung
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
laba.
Rasio
Debt
To
Equity
Ratio
Rasio yang
membanding
kanjumlah
hutang
Rasio
32
Variab
el
Deskripsi
Operasional Indikator Skala
(X3) terhadap
ekuitas
6.4 Populasi dan Sampel
6.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Bintarti, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub
sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka penelitian dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Bintarti, 2015).
Metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive
sampling maka peneliti menentukan sektor infrastruktur, utilitas dan
transportasi sebagai sampel dalam penelitian, hal ini dikarenakan:
33
1. Sub sektor telekomunikasi merupakan penggerak index untuk sektor
jasa. Sub sektor telekomunikasi (PT. Bakrie Telecom, Tbk, PT. XL
Axiata, Tbk, PT. Smartfren Telecom, Tbk, PT. Indosat, Tbk, PT.
Telekomunikasi, Tbk) merupakan salah satu perusahaan dengan
likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebar di Indonesia.
2. Merupakan perusahaan yang tidak terkena hukuman penghentian
sementara (suspensi) perdagangan saham yang tercatat di pasar
reguler dan pasar tunai oleh Bursa Efek Indonesia yaitu : PT. Bakrie
Telecom, Tbk, PT. XL Axiata, Tbk, PT. Smartfren Telecom, Tbk,
PT. Indosat, Tbk, PT. Telekomunikasi, Tbk.
3. Laporan keuangan sub sektor telekomunikasi periode 2007 – 2016
tahunan yang sudah tersedia.
Berdasarkan data dari www.sahamok.com pada tahun 2007 sampai
dengan tahun 2016 terdapat 5 emiten yang bergerak di sub sektor
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nama
perusahaan tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 3.3
Sample Sub Sektor Telekomunikasi dari 2007-2016
No Kode Nama Perusahaan Emiten
1 BTEL Bakri Telecom, Tbk
2 EXCL XL Axiata, Tbk
3 FREN Smartfren Telecom, Tbk
34
4 ISAT Indosat, Tbk
5 TLKM Telekomunikasi, Tbk
6.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini ialah menggunakan
metode dokumentasi data sekunder. Dimana data sekunder yang dimaksud
adalah laporan keuangan sub sektor telekomunikasi yang diperoleh dari
www.idx.co.id, serta histori harga saham sub sektor telekomunikasi yang
diperoleh dari www.finance.yahoo.com. Semua data – data tersebut diambil
dalam rentang waktu tahun 2007 – 2012.
6.6 Metode Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh variabel - variabel bebas yaitu rasio
keuangan berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu harga saham, maka
peneliti melakukan beberapa pengujian untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan. Pengujian – pengujian tersebut adalah : uji deskriptif, uji asumsi
klasik, analisa regresi berganda dan uji hipotesis.
6.6.1 Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif merupakan pengujian yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran atau deskripsi masing-masing variabel dalam
35
penelitian yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
maksimum dan nilai minimum.
6.6.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik merupakan pengujian asumsi-asumsi
statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda
(Nurdiansyah, 2013). Adapun beberapa uji asumsi klasik yang akan
dilakukan adalah : Multikolinearitas, autokorelasi, heterokedasitas, dan
normalitas.
6.6.2.1 Uji Normalitas
Pengujian regresi yang bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel bebas dan terikat terdistribusi normal atau tidak, dimana hasil
yang diharapkan dalam pengujian ini adalah, model regresi
terdistribusi normal atau mendekati normal. Salah satu cara untuk
menguji normalitas adalah dengan cara uji Kolmogorov Smirnov.
Dimana hasil pengujian Kolmogorov Smirnov jika signifikansi lebih
kecil dari 0,05 maka data yang diuji tidak normal, sebaliknya jika
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data yang diuji normal dan
dapat digunakan .
36
6.6.2.2 Uji Autokorelasi
Suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi
korelasi antara deret waktu, dimana data pada periode tertentu
berkorelasi dengan periode sebelumnya (Priyatno, 2016). Model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi autokorelasi, jika terjadi
autokorelasi maka data tidak layak untuk dipakai prediksi. Uji Durbin-
Watson adalah salah satu cara untuk mengetahui autokorelasi dalam
regresi yang diuji. Dengan jumlah T(n) = 49 dan k = 3 maka nilai dL
= 1,4136 dan dU = 1,6723. Dengan demikian ketentuan dalam
pengujian Durbin Watson sebagai berikut:
1. dU < DW < 4-dU maka H0 diterima (tidak terjadi
autokorelasi).
2. DW < dL atau DW < 4-dL maka H0 ditolak (terjadi
autokorelasi).
3. dL < DW < dU atau 4-dU < DW < 4-dL maka tidak ada
keputusan yang pasti.
Pembahasan ini dilakukan dengan uji Autokorelasi Cohcrane
Orcutt dimana setelah koefisien autokorelasi diketahui, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan transformasi. Kemudian dari data hasil
transformasi, dilakukan pendeteksi ulang untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi. Dimana nilai residual sampel ke-i (sampel yang
bersangkutan) dikurangi sampel ke-i-1 (sampel sebelumnya), dengan
37
catatan regresi untuk mendapatkan nilai t tanpa mengikut sertakan
konstanta. Kemudian langkah berikutnya adalah melakukan
transformasi Lag pada variabel residual yang baru di dapat. Lag
artinya mengembalikan variabel baru yang merupakan hasil
pengurangan nilai dari sampel ke-i dikurangi sampel ke-i-1 (Hidayat,
2015).
6.6.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokodastisitas untuk mengetahui apakah ada
ketidaksamaan varian residual satu pengamatan ke pengamatan lainya,
dimana hasil yang diharapkan dari pengujian ini adalah terjadi
homokedastisitas. Homokedastisitas adalah model regresi yang ada
kesamaan varian residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Pengujian heterokedastisitas dapat dilakukan dengan metode
scatterplot, dimana prinsip dari metode ini adalah melihat grafik
scatterplot antara nilai prediksi (ZPRED) dengan nilai residu nya
(SPESID). Homokedastisitas terjadi jika hasil dari grafik yang
ditampilkan tidak ada pola yang jelas, seperti titik – titik yang
menyebar. Pengujian heterokedastisitas juga dapat dilakukan dengan
metode rank spearman. Metode uji heteroskedastisitas dengan
korelasi Spearman’s rho yaitu mengkorelasikan variabel independen
dengan nilai unstandardized residual. Pengujian menggunakan tingkat
signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variabel
38
independen dengan residual di dapat signifikansi lebih dari 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada
model regresi (Binus, 2015).
6.6.2.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikorelasi yang dimaksud ialah suatu pengujian untuk
melihat apakah diantara variabel bebas saling berkolerasi atau tidak.
Hasil yang diharapkan dalam pengujian ini adalah dari masing –
masing variabel tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
gejala multikorelasi dalam model regresi dapat dilihat dari nilai
tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), dimana nilai tolerance
< 0,1 dan nilai VIF > 10 (Priyatno, 2016).
6.6.3 Analisa Model Regresi Linear Berganda
Menurut Priyatno, 2016 untuk mengetahui pengaruh antara variabel
bebas yaitu rasio keuangan yang terdiri dari tiga variabel dengan satu
variabel terikat yaitu harga saham, maka dilakukan analisa model linear
regresi berganda dengan menggunakan SPSS 16, analisa tersebut dapat
memberikan gambaran yang objektif dari masalah yang dianalisis.
Dimana persamaan dari model linear regresi berganda yang dimaksud
sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3
39
Keterangan :
Y : Harga Saham (Closing Price)
α : Konstanta
β1, β2... β5 : Koefisien regresi dari masing – masing variabel bebas
X1 : Earning Per Share (EPS)
X2 : Price Earning Ratio (PER)
X3 : Debt To Equity Ratio (DER)
6.6.3.1 Uji Koefisen Determinasi R2
Analisis R2 (R Square) atau koefisien determinasi digunakan
untuk mengetahui seberapa besar presentase sumbangan pengaruh
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Dari output tabel Model Summary dapat diketahui nilai R2 (Adjustes R
Square) (Priyatno, 2016). Menurut Sugiyono, 2015 dalam Reni dan
Anindhyta, 2015 uji koefisien determinasi digunakan untuk menguji
atau mengukur tingkat korelasi atau pengukuran antara variabel bebas
(EPS, PER, DER) secara bersama-sama (simultan) dengan variabel
terikat (harga saham) sehingga untuk mengetahui koefisien
determinasi berganda.
3.6.3 Uji Hipotesis
40
Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab hipotesis yang telah dibuat
sebelumnya, pengujiannya melalui dua metode berikut (Aditya, Suwitho,
2014).
1.6.3.1 Uji t
Tujuan dari uji t ialah untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya
pengaruh secara parsial dari masing – masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Langkah – langkah uji t setelah di bab
sebelumnya dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut:
1. Menentukan tingkat signifikasi (α)
Tingkat signifikansi ialah nilai kesalahan dimana α = 5%,
yang selanjutnya digunakan untuk mencari nilai ttabel.
2. Menghitung nilai thitung
Untuk mengetahui nilai thitung dapat dilakukan dengan
menggunakan SPSS 16.
3. Mengambil Kesimpulan
Setelah nilai ttabel dan thitung diketahui, maka dapat diambil
kesimpulan dari hipotesis yang telah dirumuskan dengan
syarat sebagai berikut :
Ho diterima jika, ttabel > thitung
Ho ditolak jika, ttabel < thitung
6.6.3.2 Uji F
41
Uji F dalam pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui
apakah ada atau tidaknya pengaruh secara simultan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Langkah – langkah uji f
setelah di bab sebelumnya dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut:
1. Menentukan tingkat signifikasi (α)
Tingkat signifikansi ialah nilai kesalahan dimana α = 5%,
yang selanjutnya digunakan untuk mencari nilai ftabel.
2. Menghitung nilai fhitung
Untuk mengetahui nilai fhitung dapat dilakukan dengan
menggunakan SPSS 16.
3. Mengambil Kesimpulan
Setelah nilai ftabel dan fhitung diketahui, maka dapat diambil
kesimpulan dari hipotesis yang telah dirumuskan dengan
syarat sebagai berikut :
Ho diterima jika, ftabel > fhitung
Ho ditolak jika, ftabel < fhitung
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1 Sejarah Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika
itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC. Perkembangan dan pertumbuhan pasar
modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa
periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia I dan II.
Pemerintahan Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal
pada tahun1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah.
Bursa Efek Indonesia merupakan bursa hasil penggabungan dari
Bursa Efek Jakarta dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi
dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1
desemeber 2007. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama
Jakarta Automated Trading System sejak 22 mei 1995, menggantikan
43
sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009 sistem
JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-
NextG yang disediakan OMX (idx.co.id).
4.1.2 Sektor Telekomunikasi Indonesia
Sektor telekomunikasi merupakan sub sektor dari sektor industri
jasa. Pada awalnya hanya terdaftar dua perusahaan, yaitu PT. Indosat,
Tbk pada tahun 1994 dan PT. Telekomunikasi, Tbk di tahun 1995. Pada
tahu 2005 listing PT. XL Axiata, Tbk, kemudian di tahun 2006 listing
PT. Bakri Telecom, Tbk dan Smartfren Telecom, Tbk, dan di tahun
2009 listing PT. Inovisi Infracom, Tbk.
Berikut ini adalah nama perusahaan emiten yang menjadi obyek
penelitian :
Tabel 4.1
Daftar objek penelitian perusahaan emiten
No Kode Nama Perusahaan Emiten
1 BTEL Bakri Telecom, Tbk
2 EXCL XL Axiata, Tbk
3 FREN Smartfren Telecom, Tbk
4 ISAT Indosat, Tbk
5 TLKM Telekomunikasi, Tbk
44
1. PT. Indosat, Tbk
Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai perusahaan penanaman
modal asing pertama di Indonesia yang menyediakan layanan
telekomunikasi international melalui satelit internasional. Indosat
berkembang menjadi perusahaan telekomunikasi internasional pertama
yang dibeli dan dimiliki 100% oleh Pemerintah Indonesia tahun 1980.
Pada tahun 1994 indosat menjadi perusahaan publik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan New York stock Exchange
(sejarah.blogspot.co.id).
Indosat adalah salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi
dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan ini menawarkan
saluran komunikasi untuk pengguna telepon gemgam dengan pilihan pra
bayar maupun pascabayar dengan merek jual Matrix, Mentari dan IM3.
Jasa lainnya yang disediakan adalah saluran komunikasi via suara untuk
telepon tetap termasuk sambungan langsung intenasional IDD
(Intenational Direct Dialing), serta jasa nirkabel dengan merk dagang
StraOne. Perusahaan ini juga meyediakan layanan multimedia, internet,
dan komunikasi data MIDI (Multimedia, Internet & Data Communication
Service).
2. PT. Telekomunikasi, Tbk
Telekomunikasi adalah perusahaan penyediaan layanan
telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM
45
menyediakan layanan InfoComm, telepon tidak bergerak kabel (fixed
wireline) dan telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), layanan
telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik
secara langsung maupun melalui anak perusahaan.
Pada tanggal 14 November 1995 di resmikan PT. Telekomunikasi
Indonesia sebagai nama perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia.
TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa
telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile
service), data/internet serta jasa multimedia lainnya. Telkomsel memiliki
tiga produk GSM yaitu Simpati dan Kartu As yang merupakan layanan
prabayar serta Kartu Halo yang merupakan layanan pascabayar.
3. PT. XL Axiata, Tbk
PT XL Axiata Tbk. (“XL” atau “Perseroan”) didirikan pada tanggal 6
Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari, bergerak di bidang
perdagangan dan jasa umum. Enam tahun kemudian, Perseroan mengambil suatu
langkah penting seiring dengan kerja sama antara Rajawali Group – pemegang
saham PT Grahametropolitan Lestari – dan tiga investor asing (NYNEX, AIF,
dan Mitsui). Nama Perseroan kemudian berubah menjadi PT Excelcomindo
Pratama Tbk dengan bisnis utama di bidang penyediaan layanan teleponi dasar.
PT XL Axiata Tbk (dahulu PT Excelcomindo Pratama Tbk), atau
disingkat XL, adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di
Indonesia. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober
1996, dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menyediakan
layanan telepon seluler di Indonesia. XL memiliki dua lini produk GSM,
46
yaitu XL Prabayar dan XL Pascabayar. Selain itu XL juga menyediakan
layanan korporasi yang termasuk Internet Service Provider (ISP) dan
VoIP. (sejarah.blogspot.co.id)
4. PT. Bakri Telecom, Tbk
Bakri Telecom, Tbk dahulu bernama PT. Radio Telepon Indonesia
(BTEL) didirikan 13 Agustus 1993 dan mulai melakukan kegiatan
komersialnya pada 01 Novemper 1995. Pada tahun 2006, BTEL
memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham BTEL (IPO) kepada masyarakat dan
go-public dengan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta. PT.
Bakri Telcom, Tbk merupkan perusahaan operator telekomunikasi
berbasis CDMA di Indonesia, dengan merek dagang yang dimilik BTEL
adalah produk layanan Esia dan Wifone (britama.com, 2012).
5. PT. Smartfren Telecom, Tbk
PT. Mobile-8 Telecom adalah perusahaan operator seluler berbasis
CDMA di Indonesia yang didirikan pada bulan Desember 2002. PT.
Mobile-8, Tbk berganti nama menjadi PT. Smartfren Telecom, Tbk setalah
terlebih dahulu megakusisi PT. Smart Telecom pada 23 Maret 2011.
Sepanjang 2011, Smartfren akan membangun infastruktur guna
memperluas jaringan. Jumlah pemancar (BTS) akan digandakan menjadi
3.000 unit. Produk PT. Smartfren Telecom, Tbk adalah Fren dan Smart
yang hadir dengan menggunakan teknologi CDMA 2000-1x dan EVDO-
47
RevA. Produk ini melayani pelanggan dengan dua produk yakni pra bayar
dan pasca bayar (Tempo.co, 2 Juli 2017).
4.2 Struktur Organisasi Obyek Penelitian
Secara keseluruhan struktur organisasi lima perusahaan sub sektor
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI) ini hampir
semuanya sama, hanya sedikit perbedaan pada divisi tertentu. Berikut
merupakan struktur organisasi secara umum pada lima emiten sub sektor
telekomunikasi :
Gambar 4.2
Struktur Organisasi
48
4.3 Kegiatan Operasional Obyek Penelitian
Setiap bagian dari struktur organisasi memiliki berbagai jenis tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan posisinya masing-masing. Berikut ini adalah
uraian pekerjaan secara garis besar dari tugas masing-masing bagian pada
perusahaan sub sektor Telekomunikasi di Indonesia:
1. Direksi
Tugas utama dari direksi menentukan usahan sebagai pimpinan umum
dalam mengelolah perusahaan, memegang kekuasaan secara penuh dan
tanggung jawab terhadap pengembangan perusahaan secara keseluruhan,
menentukan kebijakan yang dilaksanakan perusahaan, melakukan
penjadwalan seluruh kegiatan perusahaan. Tanggung jawab dari direksi
adalah untuk mengelola usaha perseroan sesuai anggaran dasar.
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah sekelompok orang yang dipilih atau ditunjuk
untuk mengawasi kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. Kegiatan
dewan pengawas ditentukan oleh kekuasaan, tugas-tugas, dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya oleh suatu otoritas yang berada
diluarnya. Biasanya, hal-hal ini dijelaskan dalam anggaran dasar (AD)
organisasi tersebut. Anggaran dasar biasanya juga menyebutkan jumlah
anggota dewan, bagaimana mereka dipilih, dan kapan mereka mengadakan
pertemuan.
49
3. Komite Audit
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
dengan tujuan untuk membantu dewan komisaris dalam melaksanakan
tugas pengawasannya. Pada saat ini komite audit merupakan satu-satunya
komite yang berada dibawah dewan komisaris.
4. Internal Audit
Internal audit adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada
di dalam suatu organisasi, dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan organisasi tersebut.
5. Direktorat Keuangan
Fokus pada pengelolaan keuangan Perusahaan serta mengendalikan
operasi keuangan secara terpusat melalui unit Finance, Billing &
Collection Center.
6. Direktorat Human Capital and General Affair
Fokus pada manajemen SDM Perusahaan serta penyelenggaraan
operasional SDM secara terpusat melalui unit Human Resources Center,
serta pengendalian operasi unit: Learning Center, HR Assessment Center,
Management Consulting Center dan Community Development Center.
7. Direktorat Networ & Solution
Fokus pada pengelolaan Infrastructure Planning & Development,
Network Operation Policy, dan pengendalian operasional infrastruktur
melalui Divisi Infrastruktur Telekomunikasi, Divisi Access, dan
Maintenance Service Center.
50
8. Direktorat Konsumer
Fokus dalam pengelolaan bisnis segmen konsumer serta pengendalian
operasi Divisi Consumer Services Barat dan Divisi Consumer Services
Timur serta Divisi Telkom Flexi.
9. Direktrat Enterprise & Wholesale
Fokus pada pengelolaan bisnis segmen Enterprise & Wholesale serta
pengelolaan Divisi Enterprise Service, Divisi Business Service dan Divisi
Carrier & Interconnection Service.
10. Direktorat Compliance & Risk
Fokus pada pengelolaan fungsi Risk Management, Legaldan
Compliance, Business Effectiveness, Security & Safety,dan Supply
Planning & Control, serta pengendalian operasi unit Supply Center.
11. Direktorat IT, Solution and Stratigic Portofolio
Fokus pada pengelolaan IT Strategy & Policy, Service Strategy &
Tariff, dan pengelolaan fungsi Strategic Investment & Corporate
Planning, serta pengendalian operasi unit-unit: Divisi Multimedia,
Information System Center serta R&D Center.
51
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Analisis Data
5.1.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik
sampel dalam penelitian yang meliputi rata-rata, nilai maksimum, nilai
minimum dan standar deviasi. Berikut merupakan hasil uji deskripsi
dari hasil seluruh sampel penelitian dengan total 49 observasi dari 5
sampel penelitian yang merupakan perusahaan yang termasuk pada sub
sektor Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2016.
Tabel 5.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EPS 49 -5.119700E2 6.691900E2 1.04601224E2 2.549106255E2
PER 49 -1.208330E3 1.500000E3 1.51661766E1 3.060453999E2
DER 49 -3.852513E1 5.711329 .91407737 6.190805270
Harga Saham 49 50 7100 2526.41 2206.182
Valid N (listwise) 49
Sumber : Data penelitian yang diolah, SPSS 16.0, 2017
Berdasarkan data statistik deskriptif diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
52
1. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) memiliki rata-rata sebesar 1,046
dan standar deviasi sebesar 2,549. Nilai maksimum sebesar
6,691 yang terjadi pada tahun 2012 di PT. Telekomunikasi,
tbk, sedangkan nilai minimum sebesar -5,119 yang terjadi di
PT. Indosat, tbk pada tahun 2013.
2. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) memiliki rata-rata sebesar 1,516
dan standar deviasi sebesar 3,060. Nilai maksimum sebesar
1,500 yang terjadi pada tahun 2007 di PT. Smartfren
Telecom, tbk, sedangkan nilai minimum sebesar -1,208 yang
terjadi di PT. XL Axiata, tbk pada tahun 2015.
3. Debt To Equity Ratio (DER)
Debt To Equity Ratio (DER) memiliki rata-rata sebesar 0,914
dan standar deviasi sebesar 6,190. Nilai maksimum sebesar
5,711 yang terjadi pada tahun 2008 di PT. XL Axiata, tbk,
sedangkan nilai minimum sebesar -3,852 yang terjadi di PT. .
Smartfren Telecom, tbk pada tahun 2010.
4. Harga Saham
Harga saham memiliki rata-rata sebesar 2526,41 dan standar
deviasi sebesar 2206,182. Nilai maksimum sebesar 7100
yang terjadi pada tahun 2007 di PT. Indosat, tbk, sedangkan
nilai minimum sebesar 50 yang terjadi di PT. Smartfren
53
Telecom, tbk pada tahun 2015 dan PT. Bakri Telcom, tbk
pada tahun 2012 - 2016.
5.1.2 Uji Asumsi Klasik
5.1.2.1 Uji Normalitas
Berikut hasil uji normalitas dengan Regression Standardized
Residual yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 5.1
Sumber : Data penelitian yang diolah, SPSS 16.0, 2017
Berdasarkan gambar 5.1, terlihat bahwa nilai residual dinyatakan
normal dan asumsi normalitas terpenuhi. Hal tersebut terlihat dari kurve
yang membentuk lengkung dan posisi ditengah.
Berikut hasil uji normalitas dengan kurva normal probability plot
yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
54
Gambar 5.2
Sumber : Data penelitian yang diolah, SPSS 16.0, 2017
Sedangkan hasil dari kurva normal probability plot menunjukan
bahwa data penelitian yang digunakan berdistribusi normal, hal tersebut
dapat dilihat dari titik-titik pada gambar kurva normal probability plot
yang menyebar mendekati serta mengikuti arah garis diagonal,
menunjukan bahwa analisis regresi layak digunakan dalam penelitian ini
karena memenuhi asumsi normalitas.
Berikut hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov yang
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
55
Tabel 5.2
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 49
Normal Parametersa Mean 1.9477754E3
Std. Deviation 2.31423558E3
Most Extreme
Differences
Absolute .124
Positive .124
Negative -.083
Kolmogorov-Smirnov Z .870
Asymp. Sig. (2-tailed) .435
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data penelitian yang diolah, SPSS 16.0, 2017
Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui Asymp. Sig.(2-tailed)
sebesar 0,435 > 0,05, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
maka dapat disimpulkan bahwa berdistribusi normal sehingga layak
untuk digunakan dalam penelitian.
5.1.2.2 Uji Autokorelasi
Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan uji Durbin
Watson. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui model regresi yang baik
adalah yang tidak terjadi autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka data
tidak layak untuk dipakai prediksi. Pembahasan ini dilakukan dengan uji
56
Autokorelasi Cohcrane Orcutt dimana setelah koefisien autokorelasi
diketahui, maka langkah selanjutnya adalah melakukan transformasi.
Berikut hasil transformasi uji autokorelasi terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.3
Hasil Uji Autokorelasi Cohcrane Orcutt
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .545a .297 .249 1049.69150 1.991
a. Predictors: (Constant), lag_x3, lag_x1, lag_x2
b. Dependent Variable: lag_y
Sumber : Data penelitian yang diolah, SPSS 16.0, 2017
Pada hasil tabel 5.3 menunjukan nilai DW sebesar 1,991, nilai ini
kemudian dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai
signifikan 5%, jumlah sampel (n) 49, jumlah variabel independen (k) 3,
maka nilai di tabel Durbin Watson didapat nilai dL = 1,4136 dan dU =
1,6723.
Berdasarkan kriteria durbin watson yang telah ditentukan, dimana
nilai dU 1,672 < dW 1,991 < 4-dU 2,327, yang berarti tidak terdapat
masalah autokorelasi positif, sedangkan nilai dW 1,991 < 4-dL 2,586,
yang berarti terjadi autokorelasi positif. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi.
57
5.1.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokodastisitas untuk mengetahui apakah ada ketidaksamaan
varian residual. Pembahasan ini dilakukan dengan metode
uji heteroskedastisitas dengan korelasi Spearman’s rho yaitu
mengkorelasikan variabel independen dengan nilai unstandardized
residual. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual di
dapat signifikan lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
Tabel 5.4
Hasil Uji Heterokedastistas Spearman's rho
Correlations
EPS PER DER abs_res
Spearman's rho EPS Correlation Coefficient 1.000 .526** -.356
* .127
Sig. (2-tailed) . .000 .012 .386
N 49 49 49 49
PER Correlation Coefficient .526** 1.000 -.373
** .147
Sig. (2-tailed) .000 . .008 .313
N 49 49 49 49
DER Correlation Coefficient -.356* -.373
** 1.000 -.014
Sig. (2-tailed) .012 .008 . .924
N 49 49 49 49
abs_re
s
Correlation Coefficient .127 .147 -.014 1.000
Sig. (2-tailed) .386 .313 .924 .
N 49 49 49 49
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
58
Correlations
EPS PER DER abs_res
Spearman's rho EPS Correlation Coefficient 1.000 .526** -.356
* .127
Sig. (2-tailed) . .000 .012 .386
N 49 49 49 49
PER Correlation Coefficient .526** 1.000 -.373
** .147
Sig. (2-tailed) .000 . .008 .313
N 49 49 49 49
DER Correlation Coefficient -.356* -.373
** 1.000 -.014
Sig. (2-tailed) .012 .008 . .924
N 49 49 49 49
abs_re
s
Correlation Coefficient .127 .147 -.014 1.000
Sig. (2-tailed) .386 .313 .924 .
N 49 49 49 49
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Data penelitian yang diolah, SPSS 16.0, 2017
Berdasarkan hasil dari tabel 5.4 diatas diketahui bahwa nilai Sig.
(2-tailed) EPS sebesar 0.386, PER sebesar 0.313, dan DER sebesar 0.924
lebih besar dari 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi
ini tidak terjadi adanya masalah heteroskedastisitas.
Berikut uji heterokedastistas menggunakan scatterplot adalah :
Gambar 5.4
Hasil Uji Heterokedastistas Scatterplot
59
Sumber : Data penelitian yang diolah, SPSS 16.0, 2017
Hasil dari scatterplot terlihat pada gamabar 5.4 bahwa model
regresi tidak mengalami gangguan heterokedastistas. Hal ini tampak titik-
titik menyebar dengan pola yang tidak jelas. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terdapat gejala
heterokedastisitas.
5.1.2.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikorelasi yang dimaksud ialah suatu pengujian untuk
melihat apakah diantara variabel bebas saling berkolerasi atau tidak.
Hasil yang diharapkan dalam pengujian ini adalah dari masing – masing
variabel tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
multikorelasi dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan
60
Variance Inflation Factor (VIF), dimana nilai tolerance > 0,1 dan nilai
VIF < 10. Berdasarkan hasil Uji Multikolinearitas dapat dilihat pada
tabel 5.5 untuk kasus Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt
To Equity Ratio.
Tabel 5.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa,b
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 EPS 4.657 1.632 .381 2.853 .006 .989
1.01
1
PER .683 1.463 .062 .467 .643 .998
1.00
2
DER 88.811 71.948 .165 1.234 .223 .989
1.01
1
a. Dependent Variable: Harga Saham
b. Linear Regression through the Origin
Sumber : Data penelitian yang diolah, SPSS 16.0, 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai VIF pada
EPS sebesar 1.011, PER sebesar 1.002 dan DER sebesar 1.011 lebih
besar dari 0.1 dan lebih kecil dari 10, sehingga nilai EPS 1.011 > 0.1,
PER 1.002 > 0.1, DER 1,011 > 0.1 dan VIF < 10 dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini mengidentifikasikan bahwa
semua variabel bebas terhindar dari masalah multikolinearitas.
61
5.1.3 Analisa Model Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu: dari Earning Per Share
(EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Debt to Equity Ratio (DER)
terhadap variabel terikat yaitu: harga saham. model rgresi berganda yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3.
Hasil pengujian data dengan model regresi linear berganda dapat dilihat
dalam tabel 5.6.
Tabel 5.6
H
a
s
i
l
U
j
i
R
e
g
resi Linear Berganda
62
Dari hasil pengolahan data menunjukkan persamaan regresi linear
yang menjelaskan ada atu tidaknya hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Dari data tabel dapat diperoleh hasil persamaan linear
berganda sebagi berikut:
Y = 238.326 +3,483 EPS + 0,869 PER + (0,151) DER.
Dari persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 238,26. Dimana jika variabel harga
saham tidak dipengaruhi (konstan) oleh variabel EPS, PER, DER
maka harga saham senilai Rp. 238.
2. Variabel EPS memiliki nilai 3,483 dimana jika ada kenaikan 1
satuan terhadap variabel EPS maka akan diikuti kenaikan harga
saham sebesar Rp. 3,483 variabel lain dianggap konstan.
3. Variabel PER senilai 0,869 dimana jika PER naik 1 satuan maka
akan dikuti kenaikan harga saham sebesar Rp. 0,869 dimana
variabel lain dianggap konstan.
4. Variabel DER senilai 0,151 dimana jika DER naik sebesar 1 %
maka akan dikuti penurunan harga saham sebesar Rp. 15,1
variabel lain dianggap konstan.
5.1.4 Uji Hipotesis
5.1.4.1 Koefisien Determinasi R2
Analisis R2 (R Square) atau koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar presentase sumbangan pengaruh variabel
63
independen yaitu: dari Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio
(PER), dan Debt to Equity Ratio (DER secara bersama-sama terhadap
variabel dependen yaitu harga saham. Dari output tabel Model
Summary dapat diketahui nilai R2 (Adjustes R Square).
Tabel 5.7
Hasil Uji keofisien determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .545a .297 .249 1049.69150 1.991
a. Predictors: (Constant), lag_x3, lag_x1, lag_x2
b. Dependent Variable: lag_y
Sumber : Data penelitian yang diolah, SPSS 16.0, 2017
Hasil dari tabel diatas menunjukan nilai Adjusted R2 sebesar 0,249
(adalah kuadrat dari R adalah 0,545). Hal ini dapat dijelaskan bahwa
harga saham dipengaruhi sebesar 24,9% oleh variabel independen yang
terdiri dari EPS, PER, dan DER, sedangkan sisanya dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu sebesar 75,1%.
5.1.4.2 Uji t
Tujuan dari uji t ialah untuk mengetahui apakah signifikan atau
tidak signifikan berpengaruh secara parsial dari masing – masing variabel
independen yaitu Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER)
64
dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap variabel dependen yaitu harga
saham dengan tingkat signifikan 0,05 (a = 5%). Adapun hasil pengolahan
data yang terlihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standard
ized
Coefficie
nts t
Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constan
t)
238.32
6
151.75
8
1.570 .123
lag_x1 3.483 1.014 .435 3.434 .001 .994 1.006
lag_x2 .869 .370 .298 2.347 .023 .990 1.010
lag_x3 -.151 17.617 -.001 -.009 .993 .994 1.006
a. Dependent Variable: lag_y
Sumber : Data penelitian yang diolah, SPSS 16.0, 2017
Berdasarkan tabel 5.8 diatas dapat dijelaskan bahwa dengan
analisis uji t diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Earning Per Share perusahaan secara parsial diperoleh tingkat
signifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05, maka menunjukan bahwa
Earning Per Share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
65
2. Price Earning Ratio perusahaan secara parsial diperoleh tingkat
signifikan 0,023 lebih kecil 0,05, maka menunjukan bahwa Price
Earning Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
3. Debt to Equity Ratio perusahaan secara parsial diperoleh tingkat
signifikan 0,993 lebih besar 0,05, maka menunjukan bahwa Debt to
Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
5.1.4.3 Uji F
Uji F dalam pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui
apakah ada atau tidaknya pengaruh secara simultan antara variabel
independen yaitu Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER)
dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap variabel dependen yaitu harga
saham dengan tingkat signifikan 0,05 (a = 5%). Adapun hasil pengolahan
data yang terlihat pada tabel 5.9.
Tabel 5.9
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.049E7 3 6829016.667 6.198 .001a
Residual 4.848E7 44 1101852.247
66
Total 6.897E7 47
a. Predictors: (Constant), lag_x3, lag_x1, lag_x2
b. Dependent Variable: lag_y
Sumber : Data penelitian yang diolah, SPSS 16.0, 2017
Dari hasil pengolahan data maka dapat diketahui bahwa secara
bersama-sama atau simultan variabel independen dapat dikatakan layak
terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai tingkat
signifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, variabel bebas
yang terdiri dari Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER)
dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
5.2 Interprestasi Data / Pembahasan
5.2.1 Pengaruh Variabel Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga
Saham
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan bahwa EPS nilai t-
hitung dengan nilai sig. 0,01 < 0,05 yang berati bahwa EPS berpengaruh
positif terhadap harga saham. Dengan nilai koefiesien regresi sebesar
3,843, maka setiap kenaikan EPS satu satuan akan diikuti dengan
kenaikan harga saham sebesar Rp. 3,843. Semakin besar nilai EPS akan
berpengaruh pada kenaikan harga saham. Sebaliknya semakin kecil EPS
akan berpengaruh pada penurunan harga saham.
67
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Dorothea et al (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh EPS,
PER, DER, ROE Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor
Pertambangan Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010
– 2012” menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh
signifikan positif terhadap harga saham. Kemudian hasil penelitian yang
dilakukan Puput (2015) yang berjudul “Pengaruh PER, EPS, ROA dan
DER Terhadap Harga Saham LQ45 Di Bursa Efek Indonesia”
menyatakan bahwa rasio Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
Earning Per Share (EPS) merupakan gambaran perusahaan dalam
memperoleh laba dalam perusahaan. Semakin tinggi Earning Per Share
(EPS) maka kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan
mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham.
Hal ini sejalan dengan tujuan investor untuk berinvestasi yaitu untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi dari investasi yang dilakukan.
Semakin tinggi keuntungan laba menyebabkan nilai perusahaan dimata
investor semakin tinggi. Dengan demikian semakin tinggi permintaan
terhadap harga saham perusahaan maka harga saham akan semakin
tinggi.
5.2.2 Pengaruh Variabel Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga
Saham
68
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan bahwa PER nilai t-
hitung dengan nilai sig. 0,023 < 0,05 yang berati bahwa PER
berpengaruh positif terhadap harga saham. Dengan nilai koefiesien
regresi sebesar 0,869 maka setiap kenaikan PER satu satuan akan diikuti
dengan kenaikan harga saham sebesar Rp. 0,869. Semakin tinggi Price
Earning Ratio maka pertumbuhan laba diharapkan juga akan mengalami
kenaikan. Sebaliknya semakin kecil PER akan berpengaruh pada
penurunan harga saham.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Dorothea et al (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh EPS,
PER, DER, ROE Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor
Pertambangan Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010
– 2012” menyatakan bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh
signifikan dan positif terhadap harga saham. Sedangkan hasil penelitian
Rendra dan Suwitho (2014) menunjukan bahwa Price Earning Ratio
(PER) berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham.
Kemudian penelitian Puput (2015) yang berjudul “Pengaruh PER, EPS,
ROA dan DER Terhadap Harga Saham LQ45 Di Bursa Efek Indonesia”
hasil penelitiannya menyatakan bahwa Price Earning Ratio (PER)
berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham LQ45 Di Bursa
Efek Indonesia.
PER merupakan suatu ukuran yang penting bagi perusahaan maupun
investor dalam berinvestasi yang digunakan untuk menunjukkan nilai
69
yang mencangkup dari keseluruhan termasuk dalam memperkirakan
harga saham. Dengan demikian, semakin tinggi PER maka pertumbuhan
laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Sehingga para
investor berkeinginan untuk berinvestasi disuatu perusahaan.
5.2.3 Pengaruh Variabel Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga
Saham
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan bahwa DER nilai t-
hitung dengan nilai sig. 0,993 < 0,05 yang berati bahwa Debt to Equity
Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan nilai
koefisien regresi sebesar 0,151 dimana jika DER naik sebesar 1 % maka
akan dikuti penurunan harga saham sebesar Rp. 15,1. Semakin tinggi
Debt to Equity Ratio (DER) maka harga saham akan mengalami
penurunan. Sebaliknya semakin rendah Debt to Equity Ratio (DER)
maka harga saham akan mengalami kenaikan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Reni et al (2015)
dengan judul penelitiannya “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Farmasi DI BEI” menyatakan bahwa Debt to
Equity Ratio (DER) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.
Penelitian Dorothea et al (2013) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh EPS, PER, DER, ROE Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Sektor Pertambangan Yang terdaftar Di Bursa Efek
70
Indonesia (BEI) Tahun 2010 – 2012” menyatakan hasil penelitiannya
bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh tidak signifikan dan
negatif terhadap harga saham. Kemudian Puput (2015) yang berjudul
“Pengaruh PER, EPS, ROA dan DER Terhadap Harga Saham LQ45 Di
Bursa Efek Indonesia” hasil penelitiannya menunjukan bahwa Debt to
Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
harga saham.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan ukuran yang digunakan para
analis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan
jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para
pemegang saham. Semakin tinggi angka DER maka diasumsikan
perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas
perusahaannya. Dengan demikian semakin rendah DER semakin baik
karena aman bagi kreditor saat likuidiasi.
5.2.4 Pengaruh Variabel Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio
(PER), dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan bahwa EPS, PER
dan DER terhadap harga saham secara bersama-sama, nilai F-hitung
dengan nilai sig. 0,001 < 0,05 maka Earning Per Share (EPS), Price
Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan menunjukan
nilai Adjusted R2 sebesar 0,249 (adalah kuadrat dari R adalah 0,545).
71
Hal ini dapat dijelaskan bahwa harga saham dipengaruhi sebesar 24,9%
yang berati bahwa perubahan yang terjadi pada harga saham yang
dijelaskan oleh variabel independen yang terdiri dari Earning Per Share
(EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Debt To Equity Ratio (DER),
sedangkan sisanya dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak diajukan dalam penelitian in, yaitu sebesar 75,1%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Rendra dan Suwitho (2014), Aulia dan Sugiyono
(2014), Puput (2015), Dorothea et al (2013). Keempat menyatakan
bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel-variabel rasio
keuangan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
71
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap
harga saham pada perusahaan sub sektor Telekomunikasi pada BEI periode
2007 – 2016 yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian
ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis H1 diterima, dimana
Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham.
Semakin besar nilai EPS akan berpengaruh pada kenaikan harga
saham. Sebaliknya semakin kecil EPS akan berpengaruh pada
penurunan harga saham.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis H2 diterima, dimana
Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap harga saham.
Semakin tinggi Price Earning Ratio maka pertumbuhan laba
diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Sebaliknya semakin
kecil PER akan berpengaruh pada penurunan harga saham.
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis H3 ditolak, dimana
Debt To Equty Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham.
Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) maka harga saham
72
akan mengalami penurunan. Sebaliknya semakin rendah Debt to
Equity Ratio (DER) maka harga saham akan mengalami kenaikan.
4. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis H4 diterima, dimana
Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt To
Equty Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Investor
Dalam melakukan investasi para investor sebaiknya dapat
mengolah segala informasi baik variabel Earning Per Share, Price
Earning Ratio dan Debt To Equity juga memperhatikan variabel
lainnya dalam informasi keuangan perusahaan baik itu fakta atau
rumor, agar dapat bertindak secara rasional sehingga mampu
memperkecil kerugian dalam investasi.
2. Bagi akademis dan penelitian selanjutnya
Dengan penelitian yang sama, disarankan melakukan
pendalaman kajian lebih lanjut dengan menambahkan variabel
rasio keuangan lainnya dan menggunakan banyak sampel agar
memperbesar populasi penelitian.
73
73
DAFTAR PUSTAKA
Aditya dan Suwitho. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Rokok di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen, Vol. 3 No. 10. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia
Arkan, Thomas. 2016. The Importance of Financial Ratios in Predicting Stock
Price Trends ( A Case Study in Emerging Markets ). Finanse, Rynki
Finansowe. Ubezpieczenia: University of Szczecin.
Asmirantho dan Yuliawati. 2015. Pengaruh Dividen Per Share (DPS), Dividen
Payout Ratio (DPR), Price To Book Value (PBV), Debt To Equity
Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA)
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Makanan Dan Minuman Dalam Kemasan Yang Terdaftar Di BEI.
Jurnal Ilmiah Akuntasi Fakultas Ekonomi, Vol. 1 No. 2, 2015, hal 95-
117. E-ISSN 2502-4159. Universitas Pakuan.
Bintari, Surya. 2015. Metodologi Penelitian Ekonomi Manajemen. Jakarta : Mitra
Wacana Media.
Deitiana, Tita. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan
Dividen Terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.
13 No. 1, April 2011, hlm. 57 - 66. STIE Trisakti
Fahmi, Irham. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta
Hanafi, Mamduh. 1997. Informasi Laporan Keuangan ( Studi Kasus Pada Emiten
BEJ ). Kelola No. 16/VI/1997
Mandasari dan Sugiyono. 2014. Analisi Rasio Keuangan Dan Pengaruhnya
Terhadap Harga Saham Perusahaan Transportasi. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen. Vol. 3 No. 10. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia.
Najmiyah, et al. 2014. Pengaruh Price To Book Value (PBV), Price Earning Ratio
(PER) dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham
Pada Industri Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2009 – 2013. E-Jurnal S1 Ak Universitas
74
74
Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntasi Program S1, Vol. 2 No. 1,
2014. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Novasari, Ema. 2013. Pengaruh PER, EPS, ROA, Dan DER Terhadap Harga
Saham Perusahaan Sub-Sektor Indutri Tekstile Yang Go Public Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011. Skripsi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Priyatno, Rifki. 2014. Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengelolaannya
Dengan SPSS. Yogyakarta : Gava Media
Rachmawati, Rizki Putri. 2013. Analisis Rasio Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Tegak Kecamatan
Sentolo Kulonprogo. Tugas Akhir. Universitas Yogyakarta.
Ratih, Dorothea et al. 2013. Pengaruh EPS, PER, DER, ROE, Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012. Journal of Social and
Politic. Universitas Diponegoro.
Safitri. 2016. Pengaruh PER, ROA, Dan DER Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan Di Bursa Efek
Indonesia. E-Jurnal Administrasi Bisnis. ISSN 2355-5408. Universitas
Mulawarman.
Sanjaya, et al. 2015. Pengaruh Return On Equity, Debt Ratio, Debt To Equity
Ratio, Earning Per Share Terhadap Harga Saham (Studi Pada
Perusahaan Food dan Beverage yang terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011 – 2013). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 23
No. 1, Juni 2015. Universitas Brawijaya.
Saputra, Puput R.A. 2015. Pengaruh PER, EPS, ROA Dan DER Terhadap Harga
Saham LQ45 Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Administrasi Bisnis.
ISSN 2355-5408, Vol. 3 No. 1. Universitas Mulawarman.
Stella. 2009. Pengaruh Price To Earnings Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On
Asset dan Price To Book Value Terhadap Harga Pasar Saham. Jurnal
Bisnis dan Akuntasi. Vol. 11 No. 2, Agustus 2009. STIE Trisakti.
Suhayati dan Anggadini. 2009. Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiarto dan Khusaini. 2014. Pengaruh DER, DPS, ROA Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Telekomunikasi Di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset
75
75
Manajemen, Vol. 3 No. 9. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia.
Turk, Adam F. 2006. The Effect of Financial Rations and Market Hype on Short
Term Stock Prices. Honors Projects. Economics Department. Illinois
Wesleyan University
Wuryaningrum dan Budiarti. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Farmasi Di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen. Vol. 4 No. 11. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia
https://www.statistikian.com/2015/01/cochrane-orcutt.html
http://tekno.kompas.com/read/2014/11/24/07430087/Pengguna.Internet.Indonesia.
Nomor.Enam.Dunia
http://sbm.binus.ac.id/2015/11/20/uji-asumsi-klasik-uji-heteroskedastisitas/
http://yes-sejarah.blogspot.co.id/
http://britama.com
73
73