PERAN PENGURUS ASRAMA DALAM
PEMBENTUKKAN AKHLAK SANTRI
( Studi Kasus di Pondok Pesantren Baitul Qurra Perumahan Ciputat Baru)
Proposal Skripsi Ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Khairunisah
NIM. 14311363
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
1439 H/2018 M
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Peran Pengurus Asrama dalam
Pembentukan Akhlak Santri (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-
Qur’an Baitul Qurra Perumahan Ciputat Baru)” yang disusun
oleh khairunisah dengan nomor induk mahasiswi 14311363 telah
melalui proses bimbingan telah memenuhi syarat ilmiah untuk di
ujikan di sidang munaqasah.
Jakarta 13 Agustus 2018
Pembimbing
Ali Mursyid M.Ag
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Peran Pengurus Asrama dalam
Pembentukan Akhlak Santri (Studi Kasus Peran di Pondok
Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurra Pondok Perumahan Ciputat
Baru)” yang disusun oleh khairunisah dengan nomor induk
mahasiswi 14311363telah diujikan dalam sudang Munaqasah
Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta (IIQ) Jakarta pada
Agustus 2018. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd).
Jakarta, 23 Agustus 2018
Dekan Fakultas Tarbiyah
Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M. Ag
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekertaris Sidang
Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M. Ag Wasmini
Penguji I Penguji II
Sri Tuti Rahmawati, MA Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M.Ag
Pembimbing.
Ali Mursyid, M.Ag
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Khairunisah
NIM : 1431163
Tempat /Tgl Lahir : Bima, Mei 14, 1995
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peran Pengurus Asrama dalam
Pembentukan Akhlak Santri (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-
Qur’an Baitul Qurra Perumahan Ciputat Baru)” adalah benar-benar asli
karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan
kekurangan didalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 14 Agustus 2018
Khairunisah
NIM 14311363
iv
MOTTO
Agar sukses, kemauanmu untuk berhasil harus lebih besar dari ketakutanmu
akan kegagalan
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Atas
segala nikmat dan karunia Nya,sehingga peneliti mampu meneyelesaikan
skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1)
dalam program Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah di Institut
Ilmu Al-Qur‟an Jakarta. Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada
tauladan umat manusia sepanjang zaman, yaitu junjungan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang selalu setia
mengikuti jejak langkah tauladanya.
Setelah melalui berbagai proses dan usaha, serta dukungan dari
berbagai pihak, ahirnya skripsi yang berjudul Strategi Mahasiswa
Dalam meningkatkan Kualiatas hafala Al-Qur‟an (Pondok Pesantren
Al-Qur’an Baitul Qurra) dapat diselesaikan, yang merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar strata 1 di Institut Ilmu Al-Qur‟an
Jakarta. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Rektor Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta Prof. Dr. Huzaimah T.
Yanggo.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah Dr. Hj. Umi Khusnul Khatimah, M. Ag.
yang banyak membantu dan memberikan kemudahan kepada
mahasiswinya dalam menyelasaikan skripsi.
3. Dosen pembimbing Bapak Ali Mursyid, M. Ag. yang selalu
mengarahkan dan senatiasa sabar dalam membimbing peneliti
selama menyusun skripsi ini.
vi
4. Seluruh dosen dan Fakultas Tabiyah yang telah membantu saya
dari proses awal sampai ahir perkuliahan.
5. Staf perpustakann diantaranya:
a. Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta
b. Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Kedua orang tua tercinta Bapak Abdullah dan Ibu Kalsom, yang
selalu bekerja keras, memberikan kasih saying dKeluarga pondok
pesantren Sbulussalam, Ibu wandoima, M. Ag, Murliana, S.Pd,an
yang tidak pernah putus mendo‟akan ananda setiap saat..
7. Kepada saudara-saudaraku tercinta, kakak Sri Rahmawati, abang
Ruslan, Ahmadin, Amir serta adik Uswatun Hasanah yang selalu
mendukung dan memeberikan semangat dalam segala hal baik itu
berupa do,a maupun materi.
8. Kepada kakak iparku Muhamad Fudian, Itha Puspita Sari, Juhria
yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam
menyusun skripsi ini.
9. Terima kasih kepada Ibunda Hj. Maria Ulfa, MA beserta
keluraga yang turut memotivasi, menodorong, serta mendoakan
peneliti mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10. Kepada sahabat-sahabatku tercinta Miss Lastari agustina, Feti
Vera, Nurul Inayah, Sarini Dapi, Ahyani Zakiani, M. Lutfi
Assidiqi, dan Ahmd Syauqi Hilman yang selalu setia menemani
dimana pun dan kapanpun, memotivasi, membantu, menghibur
dalam proses penyususnan skripsi
11. Teriama kasi kepada Keluarga Pondok Pesantren Al-Qur‟an
Baitul Qurra yang telah membantu serta mendo‟akan saya dalam
proses penulisan skripsi.
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad
yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini :
1. Konsonan
th : ط a : أ
zh : ظ b : ب
‘ : ع t : ت
gh : غ ts : ث
f : ف j : ج
q : ق h : ح
k : ك kh : خ
l : ل d : د
m : م dz : ذ
n : ن r : ر
w : و z : ز
h : ه s : س
viii
‘ : ء zy : ش
y : ي sh : ص
dh : ض
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Tunggal Vokal Rangkap
Fathah : a أ: â ي: ai
Kasrah : i :ي î و: au
Dhammah : u :و û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan dengan bunyinya. Contoh :
al-Baqarah : انبقزة
al-MadĬnah : انمديىت
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah di
transliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan
sesuai dengan bunyinya.
Contoh :
ar-Rajul : انزجم
asy-Syams : انشمس
asy-Sayyidah : انسيدة
ix
ad-DârimĬ : اندارمي
c. Syaddah (Tasydid)
Syaddah (Tasydid) dengan sistem aksara Arab digunakan lambang ( _),
sedangkan utnuk alih aksara ini di lambangkan dengan huruf, yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydid yang berada di tengah kata, di
akhir kata, ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti
oleh huruf-huruf syamsiyah.
Contoh :
Âmannâ billâhî : امىب ببلل
فهبء Âmannâ as-Sufahâ’u : امه س
Inna al-Ladzîna : إن انذيه
كع Wa ar-rukka’i : وان
d. Ta Marbutha(ة)
Ta Marbutha (ة) apabila berdiri sendiri, waqab atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
فئدة ال : al-Af’idah
سلاميت al-JâmĬ’ah al-Islâmiyyah : انجبمعت ال
Sedangkan Ta Marbutha (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”.
Contoh :
وبصبتعبمهت : „Âmilatun Nâshibah
بزى al-Âyat al-Kubrâ : اليت انك
e. Huruf Kapital
x
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang
Disempurnaan (EYD) Bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-
lain. Ketentuan yang berlakupada EYD berlaku pula dalam alih aksara
ini, sesperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang,
maka huruf yang ditulis capital adalah awal namadiri, bukan kata
sandangnya. Contoh : Ali Hasan al-Aridh, al-Asqallani, al-Farmawi
dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur‟an dan nama-
nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh : Al-Qur‟an, Al-
Baqarah, Al-Fatihah dan seterusnya.
xi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... i
PERNYATAAN PENULIS ............................................................... ii
MOTTO ............................................................................................. iii
PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ...................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................ vi
DAFTAR ISI ...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................ viii
ABSTRAK ......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 7
D. Perumusan Masalah ............................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 7
F. Tinjauan Pustaka................................................................... 7
G. Manfaat Penelitian .............................................................. 8
H. Sistematika Penulisan .......................................................... 12
xii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Peran Pengurus Asrama ...................................................... 14
1. Peran ............................................................................... 14
2. Pengurus .......................................................................... 14
3. Asrama ............................................................................ 16
B. Akhlak .................................................................................. 26
1. Akhlak menurut islam ........................................................... 18
2. Ruang Lingkup Akhlak Dalam Islam ................................... 24
3. Kedudukan dan keistimewaan Akhlak dalam Islam ............. 27
4. Model pembentukkan Akhlak ............................................... 30
5. Manfaat Mempelajari Akhlak ............................................... 31
6. Ciri-ciri perbuatan Akhlak .................................................... 33
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembinaan Akhlak ........ 36
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian .............................................. 34
B. Jenis Penelitian ..................................................................... 34
C. Variabel ................................................................................ 34
D. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 37
F. Teknik Analisis Data ............................................................ 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Baitul Qurra .............. 45
B. Visi, Misi dan Tujuan ........................................................... 45
C. Struktur Organisasi............................................................... 45
xiii
D. Kegiatan Pondok .................................................................. 46
E. Peraturan Tata Tertib ............................................................ 47
F. Data Tenaga Pengajar ........................................................... 48
G. Deskripsi Data ...................................................................... 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 72
B. Saran ..................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skor jawaban angket
Tabel 2.2 Interpretasi Korelasi
Tabel 2.3 Sarana dan Prasarana
Tabel 2.4 Kegiatan- kegiatannya
Tabel 2.5 Data Tenaga Pengajar
Tabel 2.7 Tabel Perhitungan Angket
xv
ABSTRAK
Khairunisah, “Peran pengurus Asrama dalam Membentuk
Akhlak Santri (studi kasus Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul
Qurra)” Nim. 14311363, diajukan sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.pd), Fakultas Tarbiyah
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta tahun 2018
Akhlak merupakan gambaran jiwa yang tersembunyi yang
timbul pada manusia ketika menjalankan perbuatan-perbuatan yang
tidak di buat-buat dan perbuatan yang dapat di lihat sebenarnya
adalah gambaran dari sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, maka
sejak dini pendidikan akhlak harus ditanamkan pada setiap anak agar
dia tumbuh dan berkembang bersama akhlak terpuji, karena dalam
konteks pendidikan, pesantren tidak hanya sebagai lembaga , tetapi
sekaligus mendidik akhlatul Karimah yang sekarang ini dalam
sekuralisasi dalam dunia akademik.maka Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui adakah peran pengurus asrama dalam
pembentukan akhlak santri, penelitian ini dilaksanakan pada bulan
april sampai dengan bulan agustus. Untuk mencapai tujuan tersebut
digunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan
datanya, menggunakan observasi, angket, wawancara serta
dokumentasi. Adapun jumlah populasinya adalah 80 santri, maka
sampel yang diambil adalah sejumlah populasi tersebut yakni 80
santri. Maka sampel yang diambil adalah sejumlah populasi tersebut
yakni 80 santri. Sedangkan wawancara dilakukan kepada Muhamad
Lutfi Assyidiqi sebagai ketua pengurus Asrama. Adapun teknik
analisis data menggunakan product moment. Hasil analisis data
penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang cukup
signifikan antara variabel X dan variabel Y,hal ini di tunjukkan
dengan lebih besar dari pada pada taraf signifikan
5% yaitu 0,61 0,325, dan demikian juga pada taraf
signifikan 1% lebih besar dari pada =
yaitu 0,61 0,418. Jadi dapat disimpulkan ada peran positif
pengurus Asrama dalam pembentukkan Akhlak santri.
Kata kunci : peran pengurus Asrama
xvi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam
tertua di Indonesia didirikan kerana adanya kebutuhan masyarakat.
Sebagai komunitas dan lembaga pendidikan yang besar jumlahnya,
luas peredarannya dan penyeberannya diberbagai pelosok tanah air,
pesantren telah banyak memberikan saham dalam pembentukan
manusia di indonesia yang relegius. Lembaga tersebut telah banyak
memberikan pemimpin bangsa di masa lalu, kini dan agaknya juga
masa mendatang.
Peranan pesantren dimasa akan datang akan tetap besar.
Gejala yang ada sekarang dapat dijadikan indikoator untuk meramal
demikian. Himpitan kesulitan hidup yang menyebkan sesaknya dada,
bimbingan pemikiran, kesulitan hidup yang menyebkan hilangnya
pertimbangan akal dan pertimbangan hati, ini yang mengakibatkan
terpuruknya ahklak seseorang.
Totalitas akhlak yang dihadapkan kepada manusia merupakan
sikap dan tingkah laku yang menunjukkan cinta perdamaian, kasih
mengasihi dan hormat menghormati, serta memberikan konstribusi
kedamaian yang melahirkan ketenangan dan kedamaian hidup
sehingga tercipta suasana dan kondisi yang aman sejahtera. Di
samping itu, juga mampu memberikan dan membelanjakan rezeki
yang diperolehnya dari Allah untuk keperluan bersama, sehingga
melahirkan bentuk rasa solidaritas yang konstruktif baik kepada
dirinya sendiri maupun kepada orang lain atau masyarakat umum
2
yang pada giliran finalnya melahirkan manusia yang dapat terhindar
dari kemaslahatan individual maupun kolektif.
Karena itu, Akhlak yang baik dan sempurna menunjukkan
akan keutamaan keimanan yang telah terpatri di dalam batinnya.
Untuk mempraktekkan keutamaan Akhlak dalam pergaulan dengan
sesama manusia ini, tidak lain adalah mendalami sifat-sifat “Al-
Asma‟ al-Husna”.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an Surah Al-Baqarah
Ayat 112:
ب لى من أسلم وجهو للو وىو مسن ف لو أجره عند ربو ولا خوف
ليهم ولا ىم يزنون ع Yang artinya: Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang
menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka
baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Q.S Al-
Baqarah [2 ]: 112)
Akhlak merupakan gambaran jiwa yang tersembunyi yang
timbul pada manusia ketika menjalankan perbuatan-perbuatan yang
tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan. Perbuatan yang dimaksud di
sini adalah amal perbuatan lahir yang dijelmakan oleh anggota lahir
manusia. Oleh karena itu, akhlak meliputi sifat amal batin, yaitu yang
dilakukan oleh anggota batin manusia, yakni hati. Maka akhlak bagi
manusia dapat menutupkan segala perbuatan manusia, yang baik atau
buruk, yang benar dan yang salah, yang haq dan yang bathil.
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa Akhlak
sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya, yakni tidak dibuat-
buat, dan perbuatan yang dapat kita lihat sebenarnya adalah
3
merupakan gambaran dari sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, jadi
seorang yang berakhlak tinggi seharusnya ia merasa senang akan
nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Dan karenanya seseorang
harus terkendali berdasarkan akhlak yang Islami.
Di samping istilah akhlak, juga dikenal istilah etika dan
moral. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk
sikap dan perbuatan manusia, perbedaannya hanya terletak pada
standar masing-masing. Bagi akhlak standarnya adalah Al-Qur‟an
dan sunnah, sehingga baik dan buruknya suatu perbuatan ditentukan
berdasarkan ketentuan dalam Al-Qur‟an dan sunnah. Sedangkan etika
menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan berdasarkan standar
pertimbangan akal pikiran. Demikian pula dengan moral standar yang
digunakan dalam menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan
adalah adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat.1
Dalam konteks tersebut, tampak bahwa dalam akhlak yang
menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela suatu
perbuatan adalah Al-Qur‟an dan sunnah, sebagaimana dengan ajaran
Islam secara keseluruhan. Oleh karena itu, konsep akhlak adalah
segala sesuatu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-
mata karena syara‟. Sifat sabar, syukur, pemaaf, pemurah dan jujur
dinilai baik, karena syara‟ menilai semua sifat-sifat itu baik.
Demikian pula sebaliknya, pemarah, tidak bersyukur, dendam, kikir
dan dusta dinilai buruk, karena syara‟ menilainya demikian.
Rumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang
memungkinkan adanya hubungan baik antara Khaliq dan makhluk
serta antara makhluk dan makhluk sebagaimana Rasulullah SAW
bersabda:
1Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, ( Jakarta: Rajawali Pers, 1992), Cet ke-1, hlm 9
4
اللأخلق م ار ك م م ت ل ثت ع ا ب نم إ ”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik
” (HR. Bukhari Muslim).2
Oleh karena itu, pendidikan akhlak merupakan bagian dari
permasalahan-permasalahan utama yang tidak bisa disepelekan.
Untuk meletakkan akhlatul hasana (akhlah baik) pada pribadi
manusia, maka sejak dini pendidikan akhlak harus ditanamkan pada
setiap anak agar dia tumbuh dan berkembang bersama akhlak terpuji.
Maka dari itu, eksistensi pendidikan akhlak masih dan harus dominan
dilaksanakan oleh masing-masing pesantren. Karena dalam konteks
pendidikan, pesantren tidak hanya sebagai lembaga, tetapi sekaligus
mendidik Akhlatul karimah yang sekarang ini dalam sekularisasi
dunia akademik semakin terpuruk. Kebutuhan akan terpenuhnya
pendidikan akhlak mendorong para orang tua untuk memasukkan
anak-anak mereka kedalam pesantren yang bertolak dari pemikiran
bahwa kunci keberhasilan pendidikan terletak pada pendidikan
agama.
اكرموا اولا دكم واحسنوا أدب هم فانم اولادكم ىديمة اليكم )رواه ابن ماجة(
“Hormatilah anak-anakmu sekalian dan perhatikanlah pendidikan
mereka, karena anak-anakmu sekalian adalah karunia Allah
kepadamu.” (HR, Ibnu Majah)3
2Muhammad Fuad „Abdul Baqi, Kumpulan Hadits Shohih Bukhari Muslim,(Solo:
Insan Kamil,2010), Cet ke-1 hlm 707 3 Al-Khafiz Abi Abdillah Muh Bin Yazid Sunan Ibnu Majjah, (Beirut : Dar Al-Fikr
tth ,) hal. 391
5
Hadist di atas mengandung suatu perintah pada orang tua
untuk memperhatikan pendidikan dan mengarahkan anak-anak
kepada terbentuknya ahlak mulia sesuai dengan ajaran-ajaran agama
Islam.
Keberhasilan pendidikan akhlak dipesantren tidak lepas dari
peranan elemen yang ada dipesantren itu sendiri. Mengingat
pesantren Baitul Qurra sebagai lembaga pendidikan Islam yang
bercirikan Asrama (Boarding school) yaitu santri tinggal dan
menetap dalam pondok atau asrama sehingga terlepas dari tanggung
jawab orang tua, maka dalam hal ini Pembina asrama memegang
peranan penting. Mereka tidak hanya sebagai pengontrol dalam
memotivasi anak mancapai prestasi belajar yang gemilang, tetapi
juga sebagai orang tua kedua yang akan mendidik dan mengarahkan
agar anak senantiasa berakhlakul karimah. Sehubungan hal tersebut,
Pembina asrama dituntut memberikan perhatian yang lebih terhadap
santrinya karena mereka tempat berbagi duka dan kasih sayang.
Mengingat peranannya sebagai orang tua kedua , untuk mewujudkan
yang harmoni layakanya sepeti keluarga mereka dirumah.
Peneliti melakukan penelitian di Pondok Pesatren Biatul
Qurra karna pondok pesantren Baitul Qurra merupakan Pondok
Pesatren satu-satunya yang berada di tengah tengah komplek
perumahan ciputat baru dipimpin oleh Hj. Maria Ulfa, pondok
Pesatren Baitul Qurra tiap tahun selalu melahirkan para Qori/Qori‟ah
dan hafidz/Hafidzah serta beberapa kegiatan keagamaan yang tidak
heran banyak ayah dan bunda memasukkan anaknya di pondok
Pesatren Baitul Qurra bahkan anak-anak yang ada disekitar pondok
pesantren ikut serta dalam kegiatan sore walaupun mereka tidak
mondok.
6
Dari hasil Observasi peneliti Pondok pesatren Baitul Qurra
dari segi kegiatan sudah sangat bagus namun dari segi pendidikan
Ahklak, pembiasaan dan keteladan perilaku masih kurang untuk itu
peneliti mengidentifikasi beberapa masalah di Pondok Pesantren
Baitul Qur‟an yaitu:
Kurangnya pemahaman orang tua santri dalam menanamkan
nilai Akhlak kepada anaknya, rendanya motivasi orang tua kepada
anaknya kurangnya pemahaman pengurus asrama Pondok Pesantren
Baitul Qurra dalam membentuk nilai-nilai akhlak santri, kurangnya
kerja sama antara orang tua santri dengan pembina asrama,
kurangnya tenaga pembina asrama, kurangnya kontrol pembina
asrama ketika kegiatan Ekstrakurikuler, Kurangnya Evaluasi anatara
pengurus asrama dengan pimpinanan Pondok Pesatren.4
Peran Pengurus asrama yang cukup besar itu akan
mewujudkan harapan orang tua agar anak mereka tidak hanya bisa
diandalkan atas prestasi belajar yang dimiliki akan tetapi bisa tumbuh
dan berkembang sebagaimana manusia yang religius yang senantiasa
yang berakhlak mulia. Karena begitu besarnya peran Pengurus
asrama terhadap peningkatan prestasi belajar serta pembentukan
akhlak, maka penulis berinisiatif penulis skripsi yang berjudul”
Peran Pengurus Asrama Dalam Membentukan Akhlak Santri (
Study Di Pondok Pesantren Baitul Qurra)”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan, peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman orangtua santri dalam menanamkan nilai
Akhlak kepada anaknya.
4Hasil Observasi di Pondok Pesantren Baitul Qurra tanggal 11 Juli 2018
7
2. Rendahnya motivasi orangtua kepada anaknya.
3. Kurangnya pemahaman pengurus asrama dalam dalam membentuk
nilai-nilai akhlak santri
4. Kurangnya kerja sama antara orang tua santri dengan pengurus
asrama
5. Kurangnya tenaga pengurus asrama
6. Kurangnya kontrol pengurus asrama ketika kegiatan Ekstrakurikuler
C. Pembatasan Masalah
Agar penulisan terfokus dan terarah maka penulis membatasi
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: Peran
pengurus asrama dalam pembentukan Akhlak santri Pondok
Pesantren Baitul Qurra.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah Pembentukan Akhlak santri Pondok Pesantren Baitul
Qurra ?
2. Sejauhmana Peran Pengurus Asrama dalam membentuk akhlak santri
Pondok Pesantren Baitul Qurra ?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian.
Searah dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas,
maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Ingin mengetahui pembentukan Akhlak santri pada pondok
pesantren baitul Qurra‟
b. Ingin mengetahui peran Pengurus Asrama dalam Pembentukan
akhlak Santri Pondok Pesantren Baitul Qurra
2. Manfaat Penelitian.
8
Searah dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas,
maka penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:
a. Kajian teoritik akademis.
Untuk kajian dan pengembangan Ilmu Pendidikan Islam antara
lain sebagai acuan penelitian dan jadi dasar kajian dalam
pembentukan akhlak bagi santri
b. Kegunaan praktis.
1). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan input pemikiran dalam
kajian pengurusan akhlak bagi anak yang berada di lingkungan
Pondok Pesantren Baitul Qurra dalam mengambil kebijakan yang
berhubungan dengan pembentukan akhlak santri.
2). Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para penyelenggara
pendidikan agar tetap eksis dan dapat memberikan kontribusi positif
dalam pengembangan pembentukan akhlak santri.
F. Tinjauan Pustaka
Kajian pustaka adalah kajian literatur yang relevan dengan pokok
pembahasan penelitian yang akan dilakukan atau bahkan memberikan
Inspirasi dan mendasari dilakukanya penelitian. Dalam berbagai
literatur yang penulis telah baca. Adapun bahan-bahan bacaan yang
berkaitan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan bahan telaah
penulis antara lain:
1. Dalam penelitian ini dilakukan oleh padAli Ma‟sum Tahun 2008,
mahasiswa Fakultas Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama
Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Muhamadiyah (STAIM)
Semarang program strata satu dengan Judul “Ideologi Pendidikan
Pesantren Dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Ibadah Di Pondok
Pesantren Rodhotul Mutaallimin. Dalam skripsi ini penulis
menyimpulkan bahwa pengaruh perilaku ibadah terhadap idiologi
9
santri itu sendiri. Perbedaan dengan penelitiaan yang penulis teliti
adalah Ali Mas‟um meneliti tentang Ideologi Pendidikan Pesantren
Dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Ibadah Di Pondok Pesantren
Rodhotul Mutaallimin sedangkan penulis meneliti mengenai budaya
pesantren.
2. Dalam penelitian ini dilakukan oleh Muhammad Asrofi pada Tahun
2013, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, program Studi
Pendidikan Agama Islam, Sunan Kali jaga Yokyakarta program strata
satu dengan judul “Peran Pondok Pesantren Fadlun Minalloh Dalam
Menanamkan Pendidikan Karakter Santri Di Wonokromo Pleret.
Dalam skripsi tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa
kurangnya kesadaran dari para santri untuk melaksanakan segala
sesuatu dengan hati yang ikhlas, timbulnya persepsi masyarakat yang
bermacam-macam, kurangnya pengetahuan dari mayoritas
ustadz/dzah terhadap metode-metode pembelajarannya.Penulis
Perbedaan dengan penelitian yang penulis teliti adalah Muhammad
Asrofi meneliti mengenai peran pondok pesantren Fadlun Minalloh
dalam menanamkan pendidikan karakter santri Di Wonokromo
sedangkan penulis meneliti mengenai pengaruh pengurus asrama
dalam membentuk akhlak santri.
3. Dalam penelitian ini dilakukan oleh Suprapti Wulaningsih judul
pada Tahun 2014, Mahasiswi Fakultas Ilmu dan Keguruan Program
Studi Pendidikan Agama Islam, Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta Program strata satu dengan judul Peran Pondok
Pesantren As-Salafiyyah dalam Membentuk Karakter Remaja di
Desa Wisata Religi Mlangi. Penulis mengambil kesimpulan bahwa
pembentukan karakter remaja dilakukan dengan cara penanaman
nilai-nilaik karakter santri dengan menggunakan pola hubungan
10
antara santri satu dengan santri yang lainnnya adanya Pola
pendidikan yang digunakan dalam pembentukan karakter bagi santri
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pembentukan pola
hubungan baik, yaitu pola yang digunakan dalam pembiasaan
berhubungan antara santri dengan santri, antara santri dengan
pengurus dan hubungan antara pengurus dengan pengurus dalam
menanamkan nilai-nilai karakter dan Peran pesantren sebagai
lembaga pendidik. Perbedaan dengan penelitian yang penulis
Suprapti Wulaningsih meneliti mengenai Membentuk Karakter
Remaja di Desa Wisata Religi Mlangi sedangkan penulis meneliti
mengenai pengaruh pengurus dalam membentuk akhlak santri.
4. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wahda Dewi Mawaddah
(NIM: 10311027) Pada Tahun 2014, Mahasiswi Fakultas Tarbiyah,
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta program strata satu dengan judul “ pengaruh institusi
pesantren terhadap pembentukan karakter santri di Pondok pesantren
Al-Falah Kediri”. Dalam skripsi tersebut Wahda Dewi Mawaddah
mengambil kesimpulan bahwa twrdapat korelasi positif yang lemah
antara pengaruh institusi pesantren terhadap pembentukan karakter
santri di pondok Pesantren Al-Falah Kediri. Hal ini didasarkan pada
asumsi interpretasi nilai yang dihasilkan dari perhitungan manual dan
pengujian korelasi dengan menggunakan program SPSS 19, di
temukan hasil yang besar nya rxy (0,289) ternyata angka korelasi
antara variable X dab variable Y bertanda positif dan besarnya antara
0,20-0,40 maka berarti korelasi antara kedua variable terdapat
korelasi yang lemah. Perbedaan dengan penelitian yang penulis teliti
adalah wahda Dewi Mawaddah meneliti mengenai pengaruh institusi
11
pesantren sedangkan penulis meneliti mengenai pengaruh pengurus
asrama dalam membentuk akhlak santri.
5. Dalam penelitian ini dilakukan oleh Mulyadin Darmin pada Tahun
2015, Mahasiswa fakultas Tarbiyah, program Studi Pendidikan
Agama Islam, sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) palu program
strata satu dengan judul Pembentukan Kepribadian Melalui
Pengembangan Intelektual dan Spiritual Santri Di Pondok Pesantren
Modern Al-Istiqomah Ngata Baru. Biromaru Palu. Dalam skripsi
tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa pembentukan
kepribadian santri mendiskripsikan tentang pembentukan
kepribadian melalui pengembangan intelektual dan spiritual santri
pada Pondok Pesantren Modern Al-Istiqomah Ngata Baru Biromaru
Palu. Perbedaan dengan penelitian yang penulis teliti adalah tempat
penelitiannya, bahwa penelitian tersebut di Pondok Pesantren Modern
Al-Istiqomah Ngata Baru sedang penulis akan meneliti di pondok
pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurra Perumahan Ciputat Baru.
6. Dalam penelitian ini lakukan oleh Zahrotul Ummah Al-Mahsuni
(NIM : 12311145) pada Tahun 2016, Mahasiswi Fakultas Tarbiyah,
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta program strata satu denga judul “ korelasi kultur
Sekolah Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Bait Qur‟ani,
Gunung Putri, Bogor”. Dalam skripsi tersebut penulis mengambil
kesimpulan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kultur
sekolah terhadap pembentukan akhlakul karimah siswa SDIT Bait
Qur‟ani Bogor. Oleh karena itu, kultur sekolah cukup dapat
membentuk akhlakul karimah siswa. Sehingga dari sini dapat
memunculkan anggapan bahwa salah satu cara pembentukan
akhlakul karimah dapat ditingkatkan dengan adanya kultur sekolah
12
yang baik dan terorganisir. Perbedaan dengan penelitian yang penulis
teliti adalah Zahrotul Ummah Al-Mahsuni meneliti mengenai
korelasi kultur sekolah sedangkan penulis meneliti mengenai
pengaruh budaya pesantren.
G. Teknik dan Sistematika Penulisan
Adapun sistematika pembahasan dalam penyusunan ini,
akan merujuk pada buku yang disusun oleh Prof. Dr. Hj. Huzaemah
T. Yanggo. MA,et al. penulis telah mengaturnya dengan mengacu
pada pedoman (ketentuan) yang berlaku pada Institut Ilmu Al-
Qur‟an. Adapun sistematika pembahasannya terdiri dari 3 (tiga)
bagian yaitu bagian muka, isi (volume) dan lampiran.5
BAB 1 PENDAHULUAN. yang terdiri dari Latar
Belakang, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka,
Sistematika Pembahasan.
BAB 11 KAJIAN TEORI. yang meliputi sejumlah teori
kerangka penelitian. Sub-sub dari bab ll terdiri atas pengertian
pengurus asrama,pengertian pendidikan akhlak dalam islam, ruang
lingkup pendidikan akhlak.
BAB 111 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini
berisi uraian tentang tempat dan waktu penelitian, jenis dan
pendekatan penelitian, proses pengumpulan data, sumber data,
variabel penelitian, populasi dan sampel, hipotesis, dan teknik
analisis data.).
5 Huzaimah T Yanggo, et al, petunuk teknis penulis proposal dan skripsi,
(Tangerang LPPI IIQ Jakarta, 2017 )
13
BAB 1V HASIL PENELITIAN. Bab ini menguraikan
hasil penelitian yang diperoleh melalui teknik observasi, studi
dokumentasi, dan angket.
BAB V PENUTUP. Bab ini menguraikan kesimpulan
yang meliputi : kesimpulan dan saran.
73
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan
bahwa peran pengurus Asrama dalam Membentuk Akhlak santri
ditemukan df=80-2=78. Dengan demikian dapat dicari besarnya r yang
tercantum dalam table nilai r product moment, karena df adalah 78.
Dengan df sebesar 78, diperoleh pada taraf signifikan 50% yaitu
0,325 dan pada taraf signifikan 1% yaitu 0,418
Maka dengan demikian hipotesa terdahulu telah terbukti yaitu,
hipotesa Alternatif (Ha) yang menyatakan terdapat “peran yang
signifikan antara pengurus Asrama dalam membentuk Akhlak santri
Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurra Perumahan Ciputat Baru
Tangerang Selatan, Banten” diterima/disetujui sedangkan hipotesis nol
(Ho) yang menyatakan “tidak ada peran antara pengurus asrama dan
akhlak santri Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurra Perumahan
Ciputat Baru Tangerang Selatan, Banten” ditolak, dengan adanya peran
yang signifikan antara pengurus asrama dalam membentuk akhlak
santri.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Pondok Pesantren
Al-Qur’an Baitul Qurra Perumahan Ciputat Baru Tangerang Selatan,
Banten. Penulis menyimpulkan pondok pesantren merupakan lembaga
pendidikan, dengan adanya lembaga ini,mampu pembina para santri-
santri dengan akhlah yang baik, kesuksesan seorang santri tidak lepas
74
dari peran seorang pengasuh, pengurus, serta ustadz dan ustdzah itu
sendiri. Dengan adanya peran pengurus asrama mampu mengajarkan
akhlak yang baik, perlu adanya evaluasi kembali untuk mengetahui
perkembangan akhlak santri, dan bagi santri hendaknya lebih baik lagi
menaati peraturan-peraturan Asrama.
75
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Baqi Fuad Muhammad ,Kumpulan Hadits Shohih Bukhari
Muslim,Solo: Insan Kamil,2010.
Al-Ghazali Imam, ihya ‘ulum al-Diin, Jeddah: Dar al-Minhaj, 2015.
Anas Sudijono, Pengantar Stastistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014.
Anggoro Toha M , dkk, metode penelitian, Jakarta: Universitas Terbuka,
2004.
Anis, Ibrahim Anis, al-Mu’jam al-Wasith, Kairo: Dar al-Ma’arif, 1972
Anshari, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi, institut ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta, Jakarta: 2009
Arifin H.M., Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara, 2000.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1998
Barmawie Umary, Materi Akhlak, Solo: Ramadhani, 1995
Consuelo G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Universitas
Indonesia UI. 1993.
Dimyati Jhoni, Metodologi Penelitian & Aplikasinya Jakarta: PT Raja
Grafindo persada, 2010.
Hadi Amirul , Metodologi Penelitian, Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Haidari Amin, masa depan pesantren, Jakarta: IRD PRES, 2004.
Hamalik Oemar Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo,
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo
Persada,1995.
76
Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Logos, 1999.
Ilyas Yunahar, kuliah Akhlak, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam LPPI 2014.
Iman Muslim Ibn Al- Hujaj Al-Qusyairi An Naisaburiy, Shahih Muslim,
Jerman: Jam’iyah Al Maknaz Al Islami, 2000
Irwan Prasetyo, Metode Penelitian, Jakarta: Universitas Terbuka, 2004.
Jumanning, Masa Remaja Dengan Masa Depan Modern, dalam A. Mahie
Tonra, Dari Remaja Untuk Remaja Ujung Pandang :SKM Pos
Makassar, 1991.
Kartono, Kartini Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta : Rajawali,
1992
Nasution Harun, dkk, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1992
Nata Abuddi, Akhlak Tasawuf dan karakter mulia, Jakarta: Rajawali Pers,
2015.
Ritonga Rahman, Akhlak Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia,
Surabaya: Amelia Surabaya, 2005.
Shihab Qurais Shiha, wawancara Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1996 .
Sudjana Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru,
1989
Sudrajat Subana M, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif kuantitatif dan R & D
Sukmadinata Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007.
Suprayogo Iman, Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2001
77
Sutikno Sobry, Model Pembelajaran Interaksi Sosial, Pembelajaran Efektif
dan Retorika, Mataram: Ntb Press, 2004.
Syah, Darwan, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada
Press, 2007
Tatapangarsa Humaidi, Pengantar Kuliah Akhlak. Surabaya: Bina Ilmu,
1990
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989
Yanggo, Huzaimah T. et al. Petunjuk teknis Penulis Proposal dan Skripsi.
Tangerang: LPPI IIQ, Jakarta, 2017.